PENGARUH PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS
TUTORIAL TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA
PELAJARAN TIK KELAS XII IPA 2 SMAN 4 BULUKUMBA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan Pada Jurusan Teknologi Pendidikan
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar
TRI WAHYUDI
10531207913
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN
2020
MOTTO
“MAKA NIKMAT TUHANMU YANG MANA LAGI YANG KAU
DUSTAKAN?”
– QS AR-RAHMAN (55:13)
Skripsi ini saya dedikasikan kepada Orang Tua saya.
ABSTRAK
Tri Wahyudi, 2019. Pengaruh Penerapan Media Pembelajaran Berbasis
Tutorial Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran TIK Kelas XII
IPA 2 SMAN 4 Bulukumba. Skripsi. Jurusan Teknologi Pendidikan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.
Pembimbing 1 Nurdin dan Pembimbing 2 Ridwan Daud Mahande.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penggunaan media
berbasis tutorial lebih baik dari pada tanpa menggunakan media berbasis tutorial
pada pembelajaran TIK pada siswa kelas XII SMAN 4 Bulukumba.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan design pre-
experiment dengan satu grup model pre-test dan post-test. Menggunakan rubric
dan instrument mengumpulkan data menggunakan tes, menganalisis data
menggunakan statistic deskriptif dan statistic inferensial dan bantuan SPSS.
Teknik pengambilan sampel penelitian menggunakan teknik total sampling.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh media pembelajaran
berbasis tutorial meningkat secara signifikan. Hal ini dapat dibuktikan dengan
rata-rata nilai sebelum dilakukan perlakuan adalah 55.3%, dan setelah diberikan
perlakuan menjadi 75.3%. Terjadi peningkatan 20% dengan nilai t-tes lebih
rendah dibanding t-table (1.9 < 2.03) pada siswa kelas XII SMAN 4 Bulukumba
Kata Kunci: Media Pembelajaran Berbasis Tutorial, TIK
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi Robbil Alamin. Segala puji bagi ALLAH SWT berkat
rahmat dan hidayah-NYA, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
Pengaruh Penerapan Media Pembelajaran Berbasis Tutorial Terhadap Hasil
Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran TIK Kelas XII IPA 2 SMAN 4 Bulukumba. ini
dengan sebaik-baiknya.
Salawat dan salam, semoga tetap tercurahkan kepaa junjungan kita umat
manusia Nabi Muhamma SAW. Sebagai suri tauladan yang merupakan sumber
inspirasi dan motivasi dalam berbagai aspek kehidupan setiap insan termasuk
penulis, Amiin. Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak dapat diselesaikan
tanpa bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak.
Melalui tulisan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada
Prof. Dr. H. Abd. Rahman Rahim, MM., selaku rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar. Erwin Akib, M.Pd., Ph.D., selaku dekan FKIP
Universitas Muhammadiyah Makassar. Dr. Muhammad Nawir, M.Pd. ketua
jurusan Teknologi Pendidikan FKIP Unismuh Makassar. Drs. H. Nurdin, M.Pd
dan Dr. Ridwan Daud Mahande, M.Pd. yang memberikan waktu dan kesabaran
untuk mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Kepada keluarga yang
selalu memberikan dukungan, motivasi dan saran untuk menyelesaikan skripsi ini
dan kepada orang-orang yang memberikan arahan, saran, dan bimbinngan untuk
menyelesaikan skripsi ini. semoga Allah S.W.T. bersama kita sekarang dan dihari
akhir nanti..
Amin.
Billahi Fi Sabillil Haq Fastabiqul Khaerat
Makassar, Februari 2020
Peneliti
Tri Wahyudi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. iii
SURAT PERNYATAAN................................................................................. iv
SURAT PERJANJIAN .................................................................................... v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... vi
ABSTRAK .......... ............................................................................................ vii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii
DAFTAR ISI .................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiv
BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang .............................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................... 7
C. Tujuan Penelitian .......................................................... 8
D. Manfaat Penelitian ........................................................ 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR
DAN HIPOTESIS PENELITIAN ............................................................... 10
A. Kajian Pustaka............................................................... 10
B. Kerangka Pikir .............................................................. 37
C. Hipotesis Penelitian....................................................... 39
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................. 49
A. Rancangan Penelitian .................................................... 40
B. Defenisi Operasional Variabel Penelitian ..................... 40
C. Populasi dan Sampel Penelitian .................................... 41
D. Instrumen Penelitian ..................................................... 42
E. Defenisi Operasional Variabel Penelitian ..................... 43
F. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data ... 43
G. Validasi Instrumen ........................................................ 44
H. Teknik Analisis Data ..................................................... 45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN........................... . 50
A. Hasil Penelitian............................................................ . 50
B. Pembahasan .................................................................. 54
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN............................. .......................... 56
A. Kesimpulan................................................................... 56
B. Saran............................................................................. 56
DAFTAR PSUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Kerangka Berpikir…………… .......................................... 38
Gambar 4.1 Grafik rata-rata nilai pre-test dan post-test ........................... 51
DAFTAR TABEL
Table 3.1 Desain Penelitian ....................................................................... 41
Table 3.2 Jumlah Populasi ......................................................................... 42
Table 3.3 Klasifikasi Nilai Siswa .............................................................. 46
Table 3.4 Percobaan Hipotesa .................................................................. 47
Table 4.1 Nilai siswa pada Pre-test dan Post-test ..................................... 50
Table 4.2 Klasifikasi Nilai Pre-test ........................................................... 52
Table 4.3 Klasifikasi Nilai Post-Test ...................................................... 52
Table 4.4 Perbandingan Nilai T-test dan T-Table ..................................... 53
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I Total Nilai Siswa pada Pre-Test .................................... 59
Lampiran II Total Nilai Siswa pada Post-Test .................................. 60
Lampiran III Nilai Pretest dan Posttest .............................................. 61
Lampiran IV Klasifikasi Nilai Pre-Test Dan Post-Test Siswa .......... 62
Lampiran V Nilai Rata-Rata Pre-Test dan
Post-Test dan Pencapaian (D) ..................................... 63
Lampiran VI Presentasi Kemampuan Siswa ..................................... 64
Lampiran VII Tes Signifikan ............................................................. 65
Lampiran VIII Tabel Distribusi Nilai T ................................................... 66
Lampiran IX Rancangan Proses Pembelajaran .......................................... 67
Lampiran X Instrumen Tes ...................................................................... 68
Lampiran XI Dokumentasi......................................................................... 69
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan proses humanisasi (memanusiakan
manusia). Melalui pendidikan manusia dapat saling mengembangkan diri
bersama orang lain. Dalam konteks itulah pendidikan hanya mungkin
dipahami bila kebersamaan manusia dilihat sebagai sosok individual dan
sosial secara interaktif. Interaksi tersebut menyebabkan masalah investasi
sumber daya manusia tidak dapat dipisahkan dari kepentingan masyarakat dan
bangsa secara keseluruhan. Bentuk-bentuk praksis pendidikan tidak lepas dari
tujuan pendidikan, nilai-nilai, dan permasalahan identitas kebudayaan yang
dianut. Pendidikan minjadi bagian dliri proses kehidupan masyarakat. Oleh
karena itu, pengembangan pendidikan tidak lepas dari perubahan sosial suatu
bangsa.
Pendidikan merupakan salah satu tugas pokok dari negara.
Pemerintah berkewajiban untuk mengatur secara kelembagaan melalui sekolah
dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi. Pembangunan bangsa dan
perubahan masyarakat akan saling ketergantungan dengan program
pendidikan yang dicanangkan oleh pemerintah. Pemerintah daerah dalam
mengantisipasi perkembangan di era global. Salah satu akibat dari globalisasi
ialah adanya kemajuan sains dan teknologi yang pesat yang akan mengubah
sacara radikal terhadap tuntutan dunia pendidikan, kemajuan teknologi
menyebabkan pekerjaan-pekerjaan tertentu tidak diperlukan lagi, dan
menuntut pekerjaan baru yang menuntut kecakapan baru. Mereka yang tidak
mampu untuk menyesuaikan akan tersisihkan dan sekolah-sekolah bisa
dikatakan ketinggalan. Untuk itu lembaga pendidikan harns melakukan
perubahan terhadap proses pembelajaran yang antisipatoris terhadap
perkembangan tuntutan global.
Perkembangan sains dan teknologi juga berimbas pada pasar
tenaga kerja. Dalam jangka menengah/panjang, peningkatan mutu tenaga kerja
hanya dapat dicapai melalui penyesuaian-penyesuaian program pendidikan
nasional dengan kebutuhan pengembangan ekonorni global. Peningkatan mutu
tenaga kerja merupakan salah satu fungsi pendidikan nasional. Fungsi
pendidikan di samping dapat memenuhi pasar tenaga kerja, juga harus dapat
menanamkan kemampuan intelektual, spiritual dan emotional/sikap pada
generasi muda untuk mencegah pendangkalan kehidupan. Karena gaya hidup
modern akibat arus global mengandung ekses-ekses dekadensi moral, orientasi
pendidikan, harus marnpu mengantisipasi akibat tersebut.
Pendidikan dapat dipandang sebagai transformasi kebudayaan,
yaitu memindahkan nilai-nilai, pengetahuan, kearifan dan keterampilan yang
mengkristal dalam masyarakat dari masyarakat yang terdahulu ke masyarakat.
Pendidikan, dikemukakan oleh ahli pendidikan, sebagaimana ditulis oleh The
Liang Gie (1998: 44) merupakan "any process, formal or in formal, that helps
develop the potentialities ofhuman beings, including their knowledge,
capabilities, behaviourpattems and values". Dengan demikian, pendidikan
mempunyai tugas pokok: mengembangkan sikap ilmiah, pemikiran ilmiah,
nilai-nilai dan membentuk perilaku manusia bernalar untuk dapat berperan
dalam dunia modern. Oleh karena itu, melalui pendidikan, pemerintah
bertanggung jawab terhadap masa depan bangsa Indonesia.
Pendidikan menjadikan manusia yang cerdas, berilmu, humanis,
mandiri, bermoral, bertaqwa dan populis. Sementara itu, pendidikan
mengalami dekadensi orientasi dalam mencapai tujuannya. Kecenderungan
pendidikan hanya berorientasi untuk pemenuhan lapangan kerja. Sisi
pembentukan karakter bangsa kurang mendapat sentuhan yang berarti.
Pendidikan sering diartikan sebagai transfser of knowledge. Kalau demikian
adanya, pendidikan hanya mampu mencerdaskan saja, belum sampai pada
tujuan pendidikan sebagaimana termaksud dalam Undang Undang RI No. 20
Tahun 2003 pasal 1, "pendidikan berusaha mengembangkan potensi anak
didik untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan pengendalian diri.
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara".
Kurikulum dengan berbagai perubahan dalam sajian materi
pembelajaran belum optimal memenuhi tuntutan dalam memberi bekal bagi
anak didik untuk bisa hidup mandiri dan adaptif dalam era global. Kenyataan
menunjukkan bahwa angka pengangguran dari tahun ke tahun semakin
meningkat. Menurut pemberitaan Suara Pembaharuan, Senin 10 Juni 2002,
jumlah pengangguran terdidik terus bertarnbah, diperkirakan setiap tahun
jumlah penganggur akan bertarnbah 2,5 juta. (www.nakertrans.go.id/berita
mass media). Dari keterangan di atas maka untuk menuju masa depan
pembangunan bangsa, reformasi pendidikan merupakan kebutuhan yang
mendesak untuk dilakukan.
Teknologi Informasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk
mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan,
memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang
berkualitas. Informasi yang dimaksudkan adalah informasi yang relevan,
akurat dan tepat waktu dan dapat digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis,
serta pemerintahan. Hal ini juga merupakan informasi yang strategis untuk
pengambilan keputusan.
Perkembangan teknologi informasi memacu suatu cara baru dalam
kehidupan, dari kehidupan dimulai sampai dengan berakhir, kehidupan seperti
ini dikenal dengan e-life, artinya kehidupan ini sudah dipengaruhi oleh
berbagai kebutuhan secara elektronik. Sekarang ini sedang semarak dengan
berbagai huruf yang dimulai dengan awalan “e” seperti e-commerce, e-
government, e-education,e-library, e-journal, e-medicine, elaboratory,e-
biodiversiiy, dan yang lainnya lagi yang berbasis elektronika.
Kecanggihan teknologi dan ilmu pengetahuan yang sangat pesat
pada era ini membuat kebutuhan untuk berkomunikasi dan memperoleh
informasi secara cepat dan mudah juga semakin meningkat. Ponsel atau
telepon genggam merupakan alat komunikasi yang paling populer dan sudah
menjadi kebutuhan bagi masyarakat. Banyak penemuan-penemuan baru dalam
perkembangan telefon genggam (handphone) yang diciptakan untuk
memudahkan pekerjaan manusia.
Kemajuan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) semakin
pesat dan produk teknologi informasi semakin murah. Saat ini perangkat
smartphone atau tablet computer terjangkau untuk dimiliki oleh berbagai
kalangan karena dijual dalam rentang harga yang sangat lebar (tentu saja
dengan kandungan teknologi yang disesuaikan). Melalui perangkat TIK inilah
semakin mudah untuk menjangkau berbagai lapisan masyarakat yang berada
dibagai lokasi dan pada saat kapan pun. Teknologi telekomunikasi digunakan
agar data dapat disebar dan diakses secara global.
Telekomunikasi memberikan peran yang dapat memudahkan
mendapat informasi untuk kehidupan pribadi seperti informasi tentang
kesehatan, hobi, rekreasi, dan rohani. Kemudian untuk profesi seperti sains,
teknologi, perdagangan, berita bisnis, dan asosiasi profesi. Sarana kerjasama
antara pribadi atau kelompok yang satu dengan pribadi atau kelompok yang
lainnya tanpa mengenal batas jarak dan waktu, negara, ras, kelas ekonomi,
ideologi atau faktor lainnya yang dapat menghambat bertukar pikiran.
Menurut Tearle (dalam Marwan & Sweeney, 2010) kesuksesan
integrasi teknologi pendidikan dalam kegiatan belajar dan mengajar bersifat
kompleks dan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Dalam konteks sekolah
menengah di Inggris teridentifikasi tiga tema yang menonjol yaitu segi
individu, proses implementasi dan organisasi sekolah (Tearle dalam Marwan
& Sweeney, 2010). Tema individu terbagi dalam empat faktor yaitu
keterbukaan terhadap teknologi, sikap guru, pengetahuan dan ketrampilan, dan
waktu dan beban kerja guru. Berbagai faktor ini menunjukkan bila terdapat
satu atau lebih yang tidak mendukung akan menyebabkan efektivitas integrasi
pembelajaran terganggu malah sampai gagal (Abubakar et al., 2008; Marwan
& Sweeney, 2010).
Media pendidikan adalah media yang penggunaannya
diintegrasikan dengan tujuan dan isi pengajaran dan dimaksudkan untuk
mempertinggi mutu mengajar dan belajar. Pemakaian media pengajaran dalam
proses pembelajaran dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru,
membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar dan bahkan
membawa pengaruh psikologis terhadap siswa. Pendapat lain dikemukakan
oleh Arsyad (2011: 26) bahwa fungsi media pembelajaran diantaranya: (1)
Memperjelas penyajian pesandan informasi sehingga dapat memperlancar dan
meningkatkan proses dan hasil belajar, (2) Meningkatkan motivasi dan
efisiensi penyampaian informasi, (3) Meningkatkan efektivitas dan efisiensi
penyampaian informasi, (4) Menambah variasi penyajian materi, (5)
Pemilihan media yang tepat akan menimbulkan semangat, gairah, dan
mencegah kebosanan siswa untuk belajar, (6) Kemudahan materi untuk
dicerna dan lebih membekas, sehingga tidak mudah dilupakan siswa, (7)
Memberikan pengalaman yang lebih kongkrit bagi hal yang mungkin abstrak,
(8) Meningkatkan keingintahuan siswa, (9) Memberikan stimulus dan
mendorong respon siswa.
Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti, Peneliti
menemukan permasalahan yang dihadapi di SMAN 4 Bulukumba pada mata
pelajaran TIK adalah (1) tidak tersedianya jaringan internet di sekolah, (2)
kurangnya tenaga pendidik pada mata pelajaran tersebut, (3) kurangnya
kompetensi, (4) kurangnya akses ke sumber daya, (5) fasilitas belum
memadai, (6) peserta didik kurang memahami teknologi, (7) peserta didik
mengabaikan hal penting disebebkan konsen/sibuk yang tak penting. Hal
tersebut mengakibatkan keinginan dan minat belajar siswa tpada mata
pelajaran TIK tidak se euforia pelajaran yang lain.
Media pembelajaran menggunakan tutorial merupakan salah satu
alternatif yang dapat di terapkan guna mendukung kegiatan belajar mengajar
serta dapat lebih meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa. Setiap siswa
dapat dengan mudah mengakses setiap materi dalam suatu mata ajar dengan
menggunakan komputer yang tersedia di labor atau mengakses sendiri jika
mahasiswa mempunyai komputer/laptop sendiri. Informasi tentang materi
yang di ajarkan telah dimasukkan ke dalam tutorial.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis ingin melakukan
penelitian terkait dengan penggunaan tutorial dengan judul: “Pengaruh
Penerapan Media Pembelajaran Berbasis Tutorial Terhadap Hasil
Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran TIK Kelas XII SMAN 4
Bulukumba”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka masalah yang dapat
diambil dari penelitian ini adalah “apakah ada pengaruh penerapan media
pembelajaran berbasis tutorial terhadap hasil belajar siswa pada mata
pelajaran TIK kelas XII IPA 2 SMAN 4 Bulukumba?”.
C. Tujuan Penelitian
Ada pun tujuan penelitian ini adalah: “Untuk mengetahui pengaruh
penerapan media pembelajaran berbasis tutorial terhadap hasil belajar siswa
pada mata pelajaran TIK kelas XII SMAN 4 Bulukumba”.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai
pihak, baik siswa itu sendiri, guru, maupun pihak-pihak lain diluar dari
sekolah. Lebih jelasnya, pihak – pihak tersebut antara lain:
1. Manfaat Teoritis
Manfaat teoretis kegiatan penelitian adalah menambah wawasan
tentang media pembelajaran berbasis tutorial untuk meningkatkan hasil
belajar siswa.
2. Manfaat Praktis
a. Manfaat Bagi Siswa
Dapat memberikan informasi tentang pengaruh penerapan media
pembelajaran berbasis tutorial terhadap hasil belajar siswa pada mata
pelajaran TIK kelas XII SMAN 4 Bulukumba.
b. Manfaat Bagi Guru
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
guru untuk dapat mengefektifkan belajar dengan menerapkan strategi
media pembelajaran tutorial sesuai dengan kemampuan siswa dan juga
memberikan pengalaman yang berarti dengan melaksanakan penelitian
untuk meningkatkan kemampuan hasil belajar siswa.
c. Manfaat Bagi Lembaga/Sekolah
Hasil penelitian ini bisa bermanfaat bagi sekolah dan juga bisa
menjadi pendorong bagi guru-guru lain untuk melaksanakan
penelitian.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN
A. Kajian Pustaka
1. Penelitian Yang Relevan
Berikut beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian yang telah
peneliti lakukan, diantaranya :
a. Arda, Rayandra (2015) pada Kreatif Mengembangkan Media
Pembelajaran mengatakan bahwa Media merupakan salah satu faktor
yang mendukung keberhasilan proses pembelajaran di sekolah karena
dapat membantu proses penyampaian informasi dari guru kepada siswa
ataupun sebaliknya. Penggunaan media secara kreatif dapat
memperlancar dan meningkatkan efesiensi pembelajaran sehingga
tujuan pembelajaran dapat tercapai.
b. Fadhlul Amdhi Yul (2016) pada Pengaruh Penggunaan Media
Pembelajaran CD Tutorial Terhadap Hasil Belajar pada Mata Kuliah
Desain Web di AMIK DP Kerinci mengatakan bahwa pembelajaran
menggunakan media CD Tutorial dapat menumbuhkan kreatifitas dan
motivasi mahasiswa untuk belajar, sehingga dapat meningkatkan niat
belajar mahasiswa.
Berdasarkan hal diatas, Peneliti menarik kesimpulan bahwa penggunaan
CD tutorial sebagai media pembelajaran pada pelajaran TIK patut untuk dicoba
karena selain meningkatkan nilai siswa, hal tersebut juga dapat meningkatkan
kreativitas dan motivasi belajar siswa sehingga pembelajaran tidak hanya
bertumpu pada penjelasan guru tapi juga dapat mengasah critical thinking siswa
untuk lebih memahami pembelajaran.
2. Media Pembelajaran
a. Pengertian Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak
dari kata medium yang secara harafiah berarti perantara atau pengantar.
Medόё adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima
pesan. Asosiasi Teknologi Dan Komunikasi Pendidikan (Association Of
Education And Communication Technologi/ AECT) di amerika,
membatasi media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan orang
untuk menyalurkan pesan/informasi. Gagne (1970) menyatakan bahwa
media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang
dapat merangsangnya untuk belajar. Sementara itu Briggs (1970)
berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan
pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Buku, filem, kaset,
audiovisual adalah contoh-contohnya.
Asosiasi Pendidikan Nasional (National Education Association/NEA)
memiliki pengertian yang berbeda. Media adalah bentuk-bentuk
komunikasi baik tercetak maupun audiovisual serta peralatannya. Media
hendaknya dapat dimanipulasi, dapat dilihat, didengar dan dibaca. Apa pun
batasan yang diberikan, ada persamaan diantara batasan tersebut yaitu
media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan
pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran,
perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa
sehingga proses belajar terjadi dan tujuan pembelajaran tercapai (Sadiman,
dkk 2010: 7).
Media pembelajaran merupakan suatu alat/ wahana yang jika tidak
digunakan dengan baik dapat menjadikan pembelajaran menjadi 7
verbalisme, salah tafsir, perhaian tidak terpusat, dan tidak terjadinya
pemahaman yang baik oleh siswa. Sedangkan media pembelajaran jika
digunakan dengan baik dapat menjadikan pembelajaran menjadi
peransang, mempersamakan pengalaman, dan menimbulkan presepsi yang
sama oleh semua siswa, sehingga hakikat dari media yaitu untuk
menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima benar-benar memenuhi
fungsinya. Berdasarkan definisi tersebut, Peneliti menyimpulkan bahwa
media pembelajaran (Power Point Presentation) adalah suatu alat/
wahana yang dapat memudahkan siswa dalam mempelajari materi
pelajaran. Media pembelajaran yang digunakan harus dapat menarik
perhatian siswa pada kegiatan belajar mengajar dan lebih merangsang
kegiatan belajar siswa.
b. Jenis Media Pembelajaran
Untuk menyampaikan pesan pembelajaran kepada siswa, biasanya
guru menggunakan alat bantu mengajar (teaching aids) berupa gambar,
model, atau alat-alat lain yang dapat memberikan pengalaman konkrit,
motivasi belajar, serta mempertinggi daya serap dan retensi belajar. Inilah
yang disebut dengan media pembelajaran.
Media pembelajaran juga merupakan komponen intruksional yang
meliputi pesan, orang, dan peralatan. Yaitu wahana penyalur informasi
belajar atau informasi pesan. Media pembelajaran banyak sekali jenis dan
macamnya. Kita bisa memanfaatkan berbagai jenis media yang ada untuk
menunjang proses belajar, apalagi di zaman sekarang ini peran teknologi
sudah terasa dan telah masuk ke berbagai aspek, termasuk dunia
pendidikan.
Tak heran jika sekarang banyak ditemui para pendidik dan guru
mengajar siswanya menggunakan bermacam macam media pembelajaran,
contoh media pembelajaran yang biasa ditemui misalnya proyektor, video,
DVD dan lain sebagainya.
Seseorang guru harus dapat memilih salah satu media
pembelajaran yang akan digunakan dalam proses pembelajaran.
Penggunaan atau pemilihan media harus disesuaikan dengan materi dan
tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Terdapat enam jenis dasar dari
media pembelajaran menurut Heinich and Molenda (2005) (Dadang, 2009)
yaitu:
a) Teks.
Merupakan elemen dasar bagi menyampaikan suatu informasi yang
mempunyai berbagai jenis dan bentuk tulisan yang berupaya memberi
daya tarik dalam penyampaian informasi.
b) Media Audio.
Membantu menyampaikan maklumat dengan lebih berkesan.
Membantu meningkatkan daya tarikan terhadap sesuatu persembahan.
Jenis audio termasuk suara latar, musik, atau rekaman suara dan
lainnya.
c) Media Visual
Media yang dapat memberikan rangsangan-rangsangan visual seperti
gambar/foto, sketsa, diagram, bagan, grafik, kartun, poster,papan
buletin dan lainnya.
d) Media Proyeksi Gerak.
Termasuk di dalamnya film gerak, film gelang, program TV,
videokaset (CD, VCD, atau DVD).
e) Benda-bendaTiruan/miniature
Seperti benda-benda tiga dimensi yang dapat disentuh dan diraba oleh
siswa. Media ini dibuat untuk mengatasi keterbatasan baik obyek
maupun situasi sehingga proses pembelajaran tetap berjalan dengan
baik.
f) Manusia.
Termasuk di dalamnya guru, siswa, atau pakar/ahli di bidang/materi
tertentu.
3. Kelebihan dan Kekurangan Penelitian
a. Kelebihan Media Pembelajaran berbasis CD Tutorial
Berdasarkan dari hasil pengamatan selama penelitian,
peneliti menemukan beberapa kelebihan dari penggunaan
media pembelajaran berbasis CD turorial diantaranya :
a) Siswa mampu berinteraksi langsung dengan computer.
Berinteraksi dengan computer tentu akan terdapat
perbedaan yang signifikan dengan berhadapan dengan
manusia. Dengan sering berinteraksinya siswa dengan
computer, maka mereka bisa memanfaatkan kelebihan
komunikasi di era yang sangat canggih seperti saat ini.
b) Menambah Pengetahuan.
Pengetahuan yang dimaksud adalah materi pembelajaran
yang disajikan dalam bentuk CD Berbasis Tutorial, di mana
materi tersebut dirancang sedemikian rupa sehingga dapat
memberikan kemudahan dalam menyamoaikan proses
pembelajaran melalui CD Tutorial terhadap siswa.
c) Tampilan audio visual yang menarik.
Menarik disini tentu saja jika dibandingkan dengan media
konvensional seperti buku atau media dua dimensi lainnya.
Terlihat bahwa CD tutorial lebih menarik bagi siswa dari
sisi tampilan audio visualnya karena menggunakan gambar
animasi gerak yang menarik dan mempunyai sistem
interaksi yang bersifat langsung yang tidak dimiliki oleh
media cetak seperti buku atau media elektronik yang lain
seperti TV, film, dan audio.
d) Siswa dapat belajar secara mandiri, tidak harus tergantung
kepada guru.
Siswa dapat mulai belajar kapan saja dan dapat mengakhiri
sesuai dengan keinginannya. Selain itu materi-materi yang
diajarkan dalam CD tersebut dapat langsung dipraktekkan
oleh siswa. Terdapat juga fungsi repeat, bermanfaat untuk
mengulangi materi secara berulang-ulang untuk penguasaan
secara menyeluruh. Dengan menggunakan aplikasi
mutimedia, kita dapat menggabungkan berbagai elemen
diantanya gambar, teks, suara, animasi, maupun video. CD
interaktif dapat membantu mempertajam pesan yang
disampaikan dengan indera dan menarik minat, karena
merupakan gabungan antara pandangan, suara, dan gerakan.
b. Kekekurangan Media Pembelajaran berbasis CD Tutorial
Namun dalam penggunaannya terdapat beberapa
kendala seperti dibutuhkan keterampilan khusus untuk
menyusun CD Tutorial, selain itu keterbatasan persediaan
komputer yang ada di sekolah juga mempengaruhi kelancaran
pembelajaran menggunakan CD Tutorial.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa keunggulan
menggunakan CD Tutorial yaitu siswa tidak terpacu pada guru
tetapi siswa dapat belajar mandiri, maksudnya siswa tidak
harus menunggu informasi yang diberikan dari guru tetapi
siswa berinteraksi langsung dengan media. Selain itu CD
tutorial disusun dengan menggabungkan gambar, animasi, teks
dan suara sehingga lebih menarik. Disisi lain penggunaan CD
tutorial sangat dibatasi oleh ketersediaan komputer sebagai
sarana dan keterampilan serta kreatifitas guru untuk menyusun
CD tutorial semenarik mungkin
4. Pengertian Video CD Tutorial
Jarice Hanson (1987: 23) mengungkapkan pengertian video dalam
kutipan sebagai berikut:
“video is a unique form of visual communication that has been
influenced by historical factors, technical development, and criticism
given to other form of media. Defining video is difficult because
we have been introduced to the medium through a number of
related technologies– most of which grew from the development of
other form of media. The term „video‟ relates to a process, and can
denote either the actual visual image.”
Sementara itu, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001: 1230),
tutorial adalah (1) Pembimbingan kelas oleh seorang pengajar (tutor) untuk
seorang mahasiswa atau sekelompok kecil mahasiswa, (2) Pengajaran
tambahan melalui tutor. Selanjutnya Cheppy Riyana (2007: 2) menjelaskan
bahwa media video pembelajaran adalah media yang menyajikan audio dan
visual yang berisi pesan-pesan pembelajaran baik yang berisi konsep, prinsip,
prosedur, teori aplikasi untuk membantu pemahaman terhadap suatu materi
pembelajaran.
Selanjutnya Smaldino, Lowther, dan Russell (2011: 404-406)
menjelaskan bahwa video tersedia untuk hampir seluruh jenis topik dan untuk
jenis pemelajar di seluruh ranah pengajaran kognitif, afektif, kemampuan
motorik, interpersonal. Mereka bisa membawa para pembelajar hampir ke
mana saja memperluas minat siswa melampaui dinding ruang kelas. Benda-
benda yang besar untuk dibawa ke dalam kelas, peristiwa yang berbahaya
untuk diamati seperti gerhana matahari. Waktu dan biaya dari kunjungan
lapangan bisa dihindari.
Dari beberapa pendapat ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa
video tutorial adalah adalah rangkaian gambar hidup yang ditayangkan oleh
seorang pengajar yang berisi pesan-pesan pembelajaran untuk membantu
pemahaman terhadap suatu materi pembelajaran sebagai bimbingan atau
bahan pengajaran tambahan kepada sekelompok kecil peserta didik.
5. Hasil Belajar
e) Pengertian Hasil Belajar Siswa
Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran.
Nana Sudjana (2009: 3) mendefinisikan hasil belajar siswa pada
hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam
pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Dimyati dan Mudjiono (2006: 3-4) juga menyebutkan hasil
belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak
mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi
hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya
pengajaran dari puncak proses belajar. Benjamin S. Bloom (Dimyati dan
Mudjiono, 2006: 26-27) menyebutkan enam jenis perilaku ranah kognitif,
sebagai berikut:
a) Pengetahuan, mencapai kemampuan ingatan tentang hal yang telah
dipelajari dan tersimpan dalam ingatan. Pengetahuan itu berkenaan
dengan fakta, peristiwa, pengertian kaidah, teori, prinsip, atau metode.
b) Pemahaman, mencakup kemampuan menangkap arti dan makna
tentang hal yang dipelajari.
c) Penerapan, mencakup kemampuan menerapkan metode dan kaidah
untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru. Misalnya,
menggunakan prinsip.
d) Analisis, mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam
bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan
baik. Misalnya mengurangi masalah menjadi bagian yang telah kecil.
e) Sintesis, mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru.
Misalnya kemampuan menyusun suatu program.
f) Evaluasi, mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang
beberapa hal berdasarkan kriteria tertentu. misalnya, kemampuan
menilai hasil ulangan.
Berdasarkan pengertian hasil belajar di atas, disimpulkan bahwa
hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah
menerima pengalaman belajarnya. Kemampuan-kemampuan tersebut
mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar dapat
dilihat melalui kegiatan evaluasi yang bertujuan untuk mendapatkan data
pembuktian yang akan menunjukkan tingkat kemampuan siswa dalam
mencapai tujuan pembelajaran. Hasil belajar yang diteliti dalam penelitian ini
adalah hasil belajar kognitif TIK yang mencakup tiga tingkatan yaitu
pengetahuan (C1), pemahaman (C2), dan penerapan (C3). Instrumen yang
digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa pada aspek kognitif adalah tes.
f) Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Siswa
Hasil belajar sebagai salah satu indikator pencapaian tujuan
pembelajaran di kelas tidak terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhi
hasil belajar itu sendiri. Sugihartono, dkk. (2007: 76-77), menyebutkan
faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar, sebagai berikut:
a) Faktor Internal
Factor internal adalah faktor yang ada dalam diri individu yang
sedang belajar. Faktor internal meliputi: faktor jasmaniah dan faktor
psikologis. Faktor internal yang mempengaruhi Hasil belajar yang pertama
adalah Aspek fisiologis. Untuk memperoleh hasil Hasil belajar yang baik,
kebugaran tubuh dan kondisi panca indera perlu dijaga dengan cara :
makanan/minuman bergizi, istirahat, olah raga. Tentunya banyak kasus
anak yang prestasinya turun karena mereka tidak sehat secara fisik.
Faktor internal yang lain adalah aspek psikologis. Aspek
psikologis ini meliputi : inteligensi, sikap, bakat, minat, motivasi dan
kepribadian. Factor psikologis ini juga merupakan factor kuat dari Hasil
belajar, intelegensi memang bisa dikembangkang, tapi sikap, minat,
motivasi dan kepribadian sangat dipengaruhi oleh factor psikologi diri kita
sendiri. Oleh karena itu, berjuanglah untuk terus mendapat suplai motivasi
dari lingkungan sekitar, kuatkan tekad dan mantapkan sikap demi masa
depan yang lebih cerah. Berprestasilah.
b) Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang ada di luar individu. Selain
faktor internal, Hasil belajar juga dipengaruhi oleh faktor eksternal. Faktor
eksternal meliputi beberapa hal, yaitu:
(1) Lingkungan Sosial, Meliputi : Teman, Guru, Keluarga Dan
Masyarakat.
Lingkungan sosial, adalah lingkungan dimana seseorang
bersosialisasi, bertemu dan berinteraksi dengan manusia disekitarnya.
Hal pertama yang menjadi penting dari lingkungan sosial adalah
pertemanan, dimana teman adalah sumber motivasi sekaligus bisa
menjadi sumber menurunnya prestasi. Posisi teman sangat penting,
mereka ada begitu dekat dengan kita, dan tingkah laku yang mereka
lakukan akan berpengaruh terhadap diri kita. Kalau kalian sudah
terlanjur memiliki lingkungan pertemanan yang lemah akan motivasi
belajar, sebisa mungkin arahkan teman-teman kalian untuk belajar.
Setidaknya dengan cara itu kaluan bisa memposisikan diri sebagai
seorang pelajar.
Guru, adalah seorang yang sangat berhubungan dengan
Hasil belajar. Kualitas guru di kelas, bisa mempengaruhi bagaimana
kita balajar dan bagaimana minat kita terbangun di dalam kelas.
Memang pada kenyataanya banyak siswa yang merasa guru mereka
tidak memberi motivasi belajar, atau mungkin suasana pembelajaran
yang monoton. Hal ini berpengaruh terhadap proses pembelajaran.
Keluarga, juga menjadi faktor yang mempengaruhi Hasil
belajar seseorang. Biasanya seseorang yang memiliki keadaan keluarga
yang berantakan (broken home) memiliki motivasi terhadap prestasi
yang rendah, kehidupannya terlalu difokuskan pada pemecahan konflik
kekeluargaan yang tak berkesudahan. Maka dari itu, bagi orang tua,
jadikanlah rumah keluarga kalian surga, karena jika tidak, anak kalian
yang baru lahir beberapa tahun lamanya, belum memiliki konsep
pemecahan konflik batin yang kuat, mereka bisa stress melihat tingkah
kalian wahai para orang tua yang suka bertengkar, dan stress itu
dibawa ke dalam kelas.
Yang terakhir adalah masyarakat, sebagai contoh seorang
yang hidup dimasyarakat akademik mereka akan mempertahankan
gengsinya dalam hal akademik di hadapan masyarakatnya. Jadi
lingkungan masyarakat mempengaruhi pola pikir seorang untuk
berprestasi. Masyarakat juga, dengan segala aktifitas
kemasyarakatannya mepengaruhi tidakan seseorang, begitupun juga
berpengaruh terhadap siswa dan mahasiswa.
(2) Lingkungan Non-Sosial, Meliputi : Kondisi Rumah, Sekolah,
Peralatan, Alam (Cuaca).
Non-sosial seperti hal nya kondiri rumah (secara fisik),
apakah rapi, bersih, aman, terkendali dari gangguan yang menurunkan
Hasil belajar. Sekolah juga mempengaruhi Hasil belajar, dari
pengalaman saya, ketika anak pintar masuk sekolah biasa-biasa saja,
prestasi mereka bisa mengungguli teman-teman yang lainnya. Tapi,
bila disandingkan dengan prestasi temannya yang memiliki kualitas
yang sama saat lulus, dan dia masuk sekolah favorit dan berkualitas,
prestasinya biasa saja. Artinya lingkungan sekolah berpengaruh. cuala
alam, berpengaruh terhadap hasil belajar.
g) Macam-macam Hasil
a) Kognitif
Hasil belajar kognitif mengacu pada hasil belajar yang berkenaan
dengan pengembangan kemampuan otak dan penalaran siswa. Menurut
Bloom, domain kognitif ini memiliki enam tingkatan, yaitu ingatan,
pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi.
(1) Ingatan (recall)
Hasil belajar pada tingkat ingatan ditunjukkan dengan kemampuan
mengenal atau menyebutkan kembali fakta-fakta, istilah-istilah,
hukum, rumus yang telah dipelajarinya. Misalnya, dibahas materi
tentang jenis-jenis danau ditinjau dari segi pembentukannya. Hasil
belajar yang diharapkan adalah siswa dapat menyebutkan jenis-jenis
danau ditinjau dari segi pembentukannya. Kemampuan-kemampuan
seperti menyebutkan kembali, menunjukkan, menuliskan merupakan
kemampuan-kemampuan dalam tingkat hasil belajar ingatan. Seperti
yang dikemukakan tadi, yaitu siswa dapat menyebutkan jenis-jenis
danau dari segi pembentukannya hanya kemampuan mengingat atau
menghafal nama atau jenis danau berdasarkan pembentukannya.
(2) Pemahaman (comprehension)
Hasil belajar yang dituntut dari tingkat pemahaman adalah kemampuan
menangkap makna atau arti dari sesuatu konsep. Apabila kita
membahas tentang lambang negara, kemudian hasil belajar yang
dicapai siswa adalah dapat menjelaskan arti lambang negara. Hasil
belajar tersebut merupakan contoh kemampuan pemahaman. Siswa
dapat menjelaskan lambang negara artinya siswa tersebut dapat
menjelaskan makna yang terkandung dalam lambang negara tersebut.
Hasil belajar pemahaman terdiri atas tiga tingkatan, yaitu pemahaman
terjemahan, penafsiran, dan eksrapolasi.
(a) Pemahaman Terjemahan
Kemampuan menjelaskan lambang negara merupakan salah
satu contoh hasil belajar pemahaman terjemahan. Contoh lain
dari hasil belajar pemahaman jenis terjemahan adalah dalam
belajar Bahasa Inggris. Pada saat pembelajaran berlangsung,
guru menyajikan suatu cerita. Setelah selesai mengikuti
pelajaran ini guru mengharapkan para siswa dapat menjelaskan
cerita yang disajikan tersebut. Dengan kata lain, kemampuan
siswa menerjemahkan kalimat atau cerita Bahasa Inggris
kedalam Bahasa Indonesia merupakan contoh hasil belajar
pemahaman jenis terjemahan.
(b) Pemahaman Penafsiran
Seorang siswa dikatakan telah mencapai tingkat pemahaman
penafsiran apabila siswa tersebut telah dapat menjelaskan atau
menarik kesimpulan dari apa yang diberikan. Misalnya,
seorang guru memberikan sebuah tabel tentang keadaan curah
hujan di Indonesia. Setelah mempelajari tabel tersebut siswa
dapat menyimpulkan keadaan curah hujan di indonesia. Hasil
belajar tersebut merupakan hasil belajar tingkat penafsiran.
Mungkin anda bertanya, mengapa kemampuan menyimpulkan
keadaan curah hujan merupakan hasil belajar pemahaman
tingkat penafsiran. Kemampuan siswa menyimpulkan keadaan
curah hujan di Indonesia merupakan contoh hasil belajar
pemahaman tingkat penafsiran karena hasil belajar tersebut
menuntut siswa untuk menafsirkan data curah hujan di
Indonesia. Kemudian, berdasarkan penafsiran tersebut siswa
dituntut untuk mampu menetukan curah hujan di Indonesia
sesuai dengan kriteria kering, basah, lembab, atau sangat
lembab. Jadi, seorang siswa dikatakan telah mencapai hasil
belajar pemahaman tingkat penafsiran apabila siswa tersebut
telah mampu menjelaskan suatu konsep.
(c) Pemahaman Ekstrapolasi
Pemahaman ekstrapolasi adalah kemampuan melihat dibalik
yang tertulis. Misalnya, seorang guru sedang membahas
perkembangan Koperasi Unit Desa (KUD) di Indonesia.
Setelah mempelajari materi tersebut siswa dapat menunjukkan
jumlah KUD di Indonesia yang akan berbadan hukum pada
waktu tertentu. Hasil belajar yang dicapai siswa tersebut
termasuk kedalam hasil belajar pemahaman tingkat
ekstrapolasi karena siswa telah dapat meramalkan sesuatu.
(d) Penerapan (application)
Hasil belajar penerapan adalah kemampuan menerapkan suatu
konsep, hukum, atau rumus pada situasi baru. Kemampuan
penerapan atau aplikasi menuntut adanya konsep, teori,
hukum, dalil, rumus, prinsip, dan yang sejenisnya. Kemudian,
konsep, rumus, dalil, hukum tersebut diterapkan dalam
pemecahan suatu masalah dalam situasi tertentu. Sebagai
contoh, hasil belajar yang diharapkan dikuasai siswa adalah
siswa dapat menghitung jumlah penduduk Indonesia pada
tahun 2005. Untuk memperoleh atau mencapai kemampuan
menghitung jumlah penduduk, siswa harus memahami rumus
yang digunakan untuk menghitung jumlah penduduk terlebih
dahulu, baru kemudian siswa menerapkan rumus tersebut
dalam menghitung jumlah penduduk Indonesia pada tahun
2005. Contoh lain, misalnya seorang guru dalam pelajaran
Matematika akan membahas mengenai persamaan kuadrat.
Setelah mengikuti pembelajaran diharapkan siswa dapat
menghitung persamaan kuadrat dengan menggunakan rumus
ABC. Apakah hasil belajar tersebut merupakan hasil belajar
penerapan?. Kemampuan menggunakan rumus ABC dalam
menghitung persamaan kuadrat merupakan hasil belajar
penerapan. Dalam kemampuan tersebut siswa dituntut untuk
tidak hanya memahami rumus ABC, tetapi lebih dari itu, yaitu
siswa harus dapat menggunakan rumus tersebut dalam
menghitung persamaan kuadrat.
(e) Analisis (analysis)
Hasil belajar analisis adalah kemampuan untuk memecahkan,
manguraikan suatu integritas atau kesatuan yang utuh menjadi
unsur-unsur atau bagian-bagian yang mempunyai arti. Hasil
belajar analisis ditunjukkan dengan kemampuan menjabarkan
atau menguraikan atau merinci suatu bahan atau keadaan
kedalam bagian-bagian yang lebih kecil, unsur-unsur atau
komponen-komponen sehingga terlihat jelas hubungan antara
komponen yang satu dengan yang lain. Pada hasil belajar
analisis terdapat tiga tingkatan, yaitu sebagai berikut.
(i) Analisis Elemen
Analsis elemen adalah kemampuan merumuskan asumsi-
asumsi serta mengidentifikasi unsur-unsur penting yang
mendukung asumsi yang telah ditentukan. Contoh hasil
belajar pada tingkat analisis elemen adalah kemampuan
mengenal asumsi-asumsi yang tidak ditetapkan dalam
suatu uraian, kemampuan membedakan pernyataan-
pernyataan faktual dengan pernyataan normatif.
(ii) Analisis Hubungan
Hasil belajar pada tingkat analisis hubungan adalah hasil
belajar yang menuntut kemampuan mengenal unsur-unsur
dan beberapa pola hubungan serta sistem atau hipotesisnya.
Kalau pada tingkat analsis elemen, siswa hanya
menjelaskan apa yang ingin disampaikan dari sebuah
komunikasi maka pada analisis hubungan, siswa sudah
mampu menghubungkan bagian-bagian atau elemen-
elemen dari suatu komunikasi. Misalnya, siswa mampu
menemukan sebab-sebab menurunnya daya beli
masyarakat berdasarkan data yang tersedia.
(iii) Analisis Prinsip-Prinsip Yang Terorganisasi
Kemampuan atau hasil belajar pada tingkat analisis
prinsip-prinsip terorganisasi adalah hasil belajar yang
menunjukkan kemampuan memisahkan dasar-dasar yang
dipergunakan dalam organisasi suatu komunikasi.
Kemampuan-kemampuan yang tergolong dalam tingkat
analisis prinsip-prinsip yang terorganisasi adalah
kemampuan mengenal bentuk dari pola suatu karya sastra
atau karya seni, kemampuan mengenal inti pandangan.
Misalnya, siswa mampu menentukan nasihat yang tersirat
dari suatu cerita.
(f) Sintesis (synthesis)
Hasil belajar sintesis adalah hasil belajar yang menunjukka
kemampuan untuk menyatukan beberapa jenis informasi yang
terpisah-pisah menjadi satu bentuk komunikasi yang baru dan
lebih jelas dari sebelumnya. Hasil belajar sintesis juga
dikelompokkan ke dalam tiga tingkatan, yaitu sebagai berikut.
(i) Kemampuan Melahirkan Suatu Komunikasi Yang Baik
Kemampuan melahirkan suatu bentuk komunikasi yang
unik adalah hasil belajar yang mencerminkan kemampuan
siswa untuk membuat karya tulis. Kemampuan ini disebut
unik karena suatu karya tulis tentang topik yang sama yang
ditulis oleh dua orang akan menunjukkan hasil yang
berbeda. Hasil belajar yang termasuk pada tingkatan ini
adalah kemampuan menulis cerita, esei untuk kesenangan
pribadi atau untuk menghibur orang lain, kemampuan
menceritakan perjalanan pribadi secara efektif, kemampuan
menulis komposisi musik yang sederhana.
(ii) Kemampuan Membuat Rancangan
Contoh kemampuan pada tingkat ini adalah kemampuan
menentukan rencana atau langkah yang baru. Kalau dalam
hasil belajar penerapan, yang dituntut adalah kemampuan
menerapkan pengetahuan dalam situasi yang baru. Dalam
hasil belajar penerapan, yang baru adalah masalah yang
dihadapi. Sedangkan dalam hasil belajar sintesis, yang baru
adalah usaha penyelesaiannya. Contoh rumusan tujuan pada
tingkat ini adalah siswa mampu menyimpulkan langkah-
langkah yang harus ditempuh masyarakat untuk mencegah
penyebaran penyakit.
(iii) Kemampuan Mengembangkan Suatu Tatanan (Set)
Hubungan Yang Abstrak
Kemampuan pada tingkat ini adalah hasil belajar yang
menunjukkan kemampuan merumuskan hipotesis
berdasarkan gejala dan fakta yang diobservasi, menarik
kesimpulan yang bersifat generalisasi, mengubah hipotesis
berdasarkan hal-hal yang baru, dan sebagainya.
(g) Penilaian (evaluation)
Hasil belajar evaluasi adalah hasil belajar yang menunjukkan
kemampuan memberikan keputusan tentang nilai sesuatu
berdasarkan pertimbangan yang dimiliki atau kriteria yang
digunakan. Ditinjau dari sudut siswa, ada dua sumber kriteria
yang dapat digunakan, yaitu kriteria yang dikembangkan
sendiri oleh siswa dan kriteria yang diberikan oleh guru.
Bloom membagi hasil belajar evaluasi atas pertimbangan yang
didasarkan bukti-bukti dari dalam dan berdasarkan kriteria dari
luar. Evaluasi yang didasarkan pada pertimbangan dengan
bukti-bukti dari dalam berhubungan dengan masalah-masalah
ketepatan alur logika, konsistensi, dan kriteria internal lainnya.
Sedangkan evaluasi dengan pertimbangan kriteria dari luar
berkenaan dengan kriteria yang dapat diterima secara
universal. Hasil belajar yang didasarkan pada kesetimbangan
dengan kriteria dari luar menuntut kemampuan siswa untuk
menyeleksi atau mengingat kriteria. Misalnya, ketika
dihadapkan pada suatu kasus, siswa mampu
mempertimbangkan langkah-langkah yang harus ditempuh
untuk mengatasi kasus tersebut. Dalam mencapai kemampuan
ini siswa harus mempertimbangkan langkah yang diambil
berdasarkan ketepatgunaan, ketepatan waktu, dampaknya.
b) Afektif
Hasil belajar efektif mengacu kepada sikap dan nilai yang
diharapkan dikuasai siswa setelah mengikuti pembelajaran. Bloom, dkk.
mengemukakan 5 tingkatan hasil belajar afektif.
(1) Menerima (receiving)
Kemampuan menerima mengacu pada kepekaan individu dalam
menerima rangsangan (stimulus) dari luar. Siswa dianggap telah
mencapai sikap menerima apabila siswa tersebut mampu menunjukkan
kesadaran, kemauan dan perhatian terhadap sesuatu, serta mengakui
kepentingan dan perbedaan. Contoh rumusan tujuan yang termasuk
kategori sikap menerima adalah menyadari pentingnya belajar,
memperhatikan tugas yang diberikan guru, menunjukkan perhatian
pada penjelasan temannya.
(a) Menanggapi (responding)
Kemampuan menanggapi mengacu pada reaksi yang diberikan
individu terhadap stimulus yang datang dari luar. Siswa dianggap
telah memiliki sikap menanggapi apabila siswa tersebut telah
menunjukkan kepatuhan pada peraturan, tuntutan atau perintah
serta berperan aktif dalam berbagai kegiatan. Contoh rumusan
tujuan yang menuntut kemampuan siswa untuk bersikap
menanggapi adalah melaksanakan kerja kelompok,
menyumbangkan pendapat dalam diskusi kelompok, menolong
teman yang mengalami kesulitan.
(b) Menghargai (valuing)
Kemampuan menghargai mengacu pada kesediaan individu
menerima nilai dan kesepakatan terhadap nilai tersebut. Seorang
siswa dianggap telah memiliki sikap menghargai apabila siswa
tersebut telah menunjukkan perilaku menerima suatu nilai,
menyukai suatu objek atau kegiatan, menyepakati pejanjian,
menghargai karya seni, pendapat atau ide, bersikap positif atau
negatif terhadap sesuatu, mengakui. Contoh rumusan tujuan yang
menunjukkan sikap menghargai adalah mengumpulkan tugas
dengan tepat waktu, menolak diajak kerja sama dalam hal yang
tidak baik, tidak menertawakan pendapat temannya.
(c) Mengatur Diri (Organizing)
Kemampuan mengatur diri mengacu pada kemampuan membentuk
atau mengorganisasikan bermacam-macam nilai serta menciptakan
sistem nilai yang baik. Siswa dianggap telah menguasai sikap pada
tahap mengatur diri apabila siswa tersebut telah menunjukkan
kemampuannya dalam membentuk sistem nilai, menangkap
hubungan antar-nilai, bertanggung jawab dalam melakukan
sesuatu. Contoh rumusan tujuan yang termasuk dalam kategori ini
diantaranya menyadari kelebihan dan kelemahan dirinya,
mempertanggung jawabkan kegiatan yang telah dilakukannya,
menyelaraskan hak dan kewajibannya.
(d) Menjadikan Pola Hidup (Characterization)
Menjadikan pola hidup mengacu kepada sikap siswa dalam
menerima sistem nilai dan menjadikannya sebagai pola kepribadian
dan tingkah laku. Siswa dianggap telah menguasai kemampuan ini
a/pabila siswa tersebut telah menunjukkan kepercayaan diri,
disiplin pribadi, serta mampu mengontrol perilakunya sehingga
tercermin dalam pola hidupnya. Contoh rumusan tujuan yang
termasuk kategori ini diantaranya adalah siswa disiplin dalam
menggunakan waktu luangnya, mengemukakan pendapat dengan
sopan, membiasakan hidup sehat.
c) Psikomotorik
Hasil belajar psikomotorik mengacu pada kemampuan bertindak. Hasil
belajar psikomotorik terdiri atas 5 tingkatan sebagai berikut.
(1) Persepsi
Kemampuan persepsi mengacu kepada kemampuan individu dalam
menggunakan indranya, memilih isyarat, dan menerjemahkan isyarat
tersebut ke dalam bentuk gerakan. Siswa dikatakan telah menguasai
kemampuan persepsi apabila siswa tersebut telah menunjukkan
kesadarannya akan adanya objek dan sifat-sifatnya. Misalnya,
kemampuan memukul bola. Pada tahap ini siswa hanya mampu
memukul bola tanpa memperhatikan faktor apapun.
(2) Kesiapan
Pada tahap ini individu dituntut untuk menyiapkan dirinya untuk
melakukan suatu gerakan. Kesiapan ini meliputi kesiapan mental, fisik,
dan emosional. Kesiapan mental mencakup kesiapan menentukan
gerakan, memperkirakan waktu, memusatkan perhatian. Kesiapan fisik
mengacu pada kesesuaian anatomis, misalnya posisi berdiri, posisi
tangan. Sedangkan kesiapan emosional berkaitan dengan
keseimbangan emosi agar gerakannya terkontrol dengan baik. Kembali
pada gerakan memukul bola, siswa dianggap telah menguasai
kemampuan ini apabila siswa tersebut telah menunjukkan sikap badan
yang tepat untuk memukul bola.
(3) Gerakan terbimbing
Kemampuan melakukan gerakan terbimbing mengacu pada
kemampuan individu melakukan gerakan yang sesuai dengan prosedur
atau mengikuti petunjuk instruktur atau pelatih. Siswa dianggap telah
menguasai kemampuan pada tahap ini apabila siswa tersebut telah
meniru gerakan yang dicontohkan atau mencoba-coba sampai gerakan
yang benar dikuasainya. Kita ambil contoh kemampuan memukul bola.
Apabila pada tingkatan kesiapan siswa hanya memukul bola dengan
sikap yang benar maka pada tingkatan gerakan terbimbing siswa sudah
dapat meniru gerakan pelatih dalam memukul bola yang benar.
(4) Bertindak secara mekanis
Kemampuan motorik pada tingkat ini mengacu pada kemampuan
individu untuk melakukan tindakan yang seolah-olah sudah otomatis.
Kemampuan bertindak secara mekanis ditunjukkan oleh kelancaran,
kemudahan, serta ketetapan melakukan tindakan tersebut. Berkenaan
dengan kemampuan memukul bola, siswa dianggap telah menguasai
kemampuan ini apabila siswa tersebut telah menunjukkan kemampuan
memukul bola dengan lancar, mudah, dan tetap. Tindakan tersebut
seolah-olah sudah menjadi kebiasaannya.
(5) Gerakan kompleks
Kemampuan ini merupakan kemampuan bertindak yang paling tinggi
pada ranah psikomotorik. Gerakan yang dilakukan sudah didukung
oleh suatu suatu keahlian. Siswa dianggap telah menguasai
kemampuan pada tingkatan ini apabila siswa tersebut telah melakukan
tindakan tanpa keraguan dan otomatis. Tanpa keraguan di sini
mengacu pada tindakan yang terampil, halus, efisien dalam waktu,
serta usaha yang minimal. Otomatis di sini mengacu pada kemampuan
individu untuk bertindak sesuai dengan situasi atau masalah yang
dihadapi. Misalnya, dalam suatu pertandingan, siswa mampu memukul
bola yang dapat mengecoh lawan mainnya. Oleh karena itu, tingkatan
ini menuntut kreativitas siswa dalam bertindak.
B. Kerangka Pikir
Belajar adalah suatu yang kegiatan kompleks. Tiap orang
mempunyai ciri yang unik untuk belajar, hal itu terutama di sebabkan ciri
efesiensi mekanisme penerimanya dan kemampuan tanggapannya. Seorang
pelajar yang normal akan dapat memperoleh pengertian dengan cara mengolah
rangsangan dari luar yang ditanggapi.
Siswa di dalam belajar membutuhkan sesuatu yang menarik agar
apa yang disampaikan oleh guru dapat diperhatikannya. Dalam hal ini media
dalam proses belajar sesuatu yang sangat penting. Begitu pentingnya media
dalam keberlangsungan proses pembelajaran, maka guru dituntut untuk
memiliki keterampilan mengelola media pembelajaran. Agar pesan-pesan
yang ingin disampaikan dapat dengan mudah dipahami oleh siswa. Semakin
kreatif guru mengelola media pembelajaran, maka semakin mudah
mentransfer materi pelajaran kepada peserta didik, dan semakin jelas yang
ingin dicapai.
Penerapan media pembelajaran power point terhadap hasil belajar
siswa dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan
motivasi dan rangsangan kegiatan belajar dan bahkan membawa pengaruh-
pengaruh psikologis terhadap siswa.
Gambar 2.1 Pola kerangka pikir
Pembelajaran TIK
Model pembelajaran
tutorial
CD Tutorial
Posttest Pretest
Rekomendasi
Pengruhpengaruh
Hasil Belajar
Analisis
Temuan
PengaPruhPengpengar
C. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan yang diharapkan tersebut,
maka peneliti menentukan hipotesis penelitian ini adalah ada pengaruh
penerapan media pembelajaran berbasis tutorial terhadap hasil belajar siswa
pada mata pelajaran TIK kelas XII SMAN 4 Bulukumba.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang diambil adalah penelitian pre-eksperimen
dengan model pendekatan quantitative. Penelitian pre-eksperimen merupakan
suatu penelitian yang menjawab pertanyaan “jika kita melakukan sesuatu
pada kondisi yang dikontrol secara ketat maka apakah yang akan terjadi?”.
Untuk mengetahui apakah ada perubahan atau tidak pada suatu keadaan yang
di control secara ketat maka kita memerlukan perlakuan (treatment) pada
kondisi tersebut dan hal inilah yang dilakukan pada penelitian eksperimen.
Menurut Solso & MacLin (2002), penelitian eksperimen adalah
suatu penelitian yang di dalamnya ditemukan minimal satu variabel yang
dimanipulasi untuk mempelajari hubungan sebab-akibat. Oleh karena itu,
penelitian eksperimen erat kaitanya dalam menguji suatu hipotesis dalam
rangka mencari pengaruh, hubungan, maupun perbedaan perubahan terhadap
kelompok yang dikenakan perlakuan.
B. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah one
group pre test and post test design. Desain penelitian ini hanya dilaksanakan
satu kelompok saja yang dipilih secara random dan tidak dilakukan test
kestabilan dan kejelasan keadaan kelompok sebelum diberi perlakuan. Pada
rancangan penelitian ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol satu
kelas/kelas yang sama. Langkah pertama dalam pengambilan data adalah
melakukan test awal (pretest). Tes ini dilakukan untuk mengetahui skor murid
sebelum diberi perlakuan (treatment).
Setelah dilakukan tes awal, langkah selanjutnya yaitu memberikan
perlakuan, dalam hal ini bentuk perlakuannya adalah hasil belajar siswa
dengan menggunakan metode pembelajaran berbasis tutorial sesuai dengan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Setelah Perlakuan selesai dilakukan,
selanjutnya dilakukan tes akhir (posttest) kemudian menganalisis dengan uji-t
dan mendeskripsikan pengaruh penerapan media pembelajaran berbasis
tutorial terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran TIK kelas XII SMAN
4 Bulukumba.
Adapun urutan desain penelitian terlihat jelas pada tabel di bawah ini:
Pretest Treatment Posttest
T1 X T2
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Keterangan:
T1 : Tes awal (Pretest) sebelum perlakuan diberikan
T2 : Posttest setelah perlakuan diberikan
X : Perlakuan (Treatment) Pembelajaran TIK dengan menggunakan
media pembelajaran berbasis tutorial.
C. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah SMAN 4 Bulukumba, Kecamatan
Bontotiro, Kabupaten Bulukumba, Kode Pos: 92653.. Penelitian eksperimen
ini dilakukan di SMAN 4 Bulukumba.
D. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Dalam setiap penelitian, populasi yang dipilih sangat erat
kaitannya dengan suatu masalah yang ingin diteliti, populasi adalah
wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (sugiyono, 2015:117).
Jadi populasi adalah seluruh individu yang akan dijadikan objek
penelitian yang paling sedikit memiliki sifat yang sama. Populasi
penelitian ini adalah siswa kelas XII SMAN 4 Bulukumba.
Tabel 3.2. Jumlah Siswa Kelas XII IPA 2 SMAN 4 Bulukumba
No. Kelas Jenis Kelamin
Jumlah Ket. Laki - Laki Perempuan
1. XII IPA 2 8 24 32
Jumlah 8 24 32
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang hendak diteliti
(Suharsimi Arikunto, 2006:131). Sedangkan menurut Sugiyono
(2015:118) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah teknik total sampling. Menurut Sugiyono (2013: 118) total
sampling adalah teknik pengambilan sampel dimana jumlah sampel sama
dengan populasi. Penentuan sampel dilakukan dengan hanya satu kelas
yang memiliki kesamaan karakter, baik dari aspek kognitif, afektif dan
psikomotoriknya.
E. Defenisi Operasional Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2013: 61) Operasional variabel adalah segala
sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal te rsebut, kemudian
ditarik kesimpulannya. Variabel penelitian menurut Sugiyono (2013: 61)
adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan
yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini
terdapat dua variabel yang digunakan yaitu variabel bebas (X) dan variabel
terikat (Y).
1) Variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi
sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono 2013:
61). Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu penggunaan media
pembelajaran berbasis tutorial.
2) Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono 2013: 61). Variabel
terikat dalam penelitian ini yaitu hasil belajar siswa.
F. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk
mengukur fenomena yang diamati. Instrumen penelitian yang digunakan
adalah tes tertulis yang terdiri dari 30 butir soal. Instrumen tes yang
digunakan dalam penelitian ini adalah intstrumen hasil belajar TIK peserta
didik yang di buat dan di kembangkan sendiri oleh peneliti dengan
menggunakan indicator hasil.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
cara-cara memperoleh data yang dipergunakan untuk penelitian. Teknik
pengumpulan data ini menggunakan tes yang terdiri dari pilihan ganda, fill in
the blank dan essay. Instrumen tes berupa soal-soal hasil belajar TIK peserta
didik.
Pengumpulan data dilakukan pada setiap aktivitas, situasi atau
kejadian yang berkaitan dengan tindakan penelitian yang dilakukan. Hal ini
dimaksudkan untuk menjawab pertanyaan penelitian. Secara rinci teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Skor hasil belajar peserta didik diperoleh dari tes yang di lakukan..
2) Dokumentasi berupa foto-foto yang diambil selama proses pembelajaran
yang diperoleh dari setiap pertemuan penelitian.
G. Validasi Instrumen
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat
keandalan atau kesahihan suatu alat ukur (Arikunto, 2009: 67). Sementara
Sugiyono (2013: 173) mengatakan jika instrumen dikatakan valid berarti
menunjukkan alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data itu valid
sehingga valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur
yang seharusnya diukur.
Dalam penelitian ini, instrument yang digunakan adalah hasil
belajar siswa. Berdasarkan hal itu maka validitas yang digunakan adalah
pengujian validitas konstruksi. Sebuah tes dikatakan memiliki validitas
konstruksi apabila 15 butir soal yang membangun tes tersebut mengukur
setiap aspek berpikir seperti yang disebutkan dalam Tujuan Instruksional
Khusus. Untuk menguji validitas konstruksi, dapat digunakan pendapat dari
ahli (judgment experts).
Setelah instrument dikonstruksi tentang aspek-aspek yang akan
diukur dengan berdasarkan teori tertentu, maka selanjutnya dikonstruksikan
dengan para ahli dengan cara meminta pendapatnya tentang instrumen yang
telah disusun itu. Dalam hal ini, ahli yang dimintai pendapatnya adalah dosen
pembimbing penulisan proposal yang telah ditentukan dari jurusan.
H. Teknik Analisis Data
Peneliti menganalisa data menggunakan metode sebagai berikut :
1. Menghitung rata-rata skor pre-tes dan post-tes.
2. Menghitung presentasi peningkatan pencapaian.
3. Menghitung perbedaan signifikan antara hasil pre-test dan post-test
siswa.
4. Menghitung t-test dari nilai Pre-test dan post-test untuk menemukan
perbedaan diantara mereka.
Metode analisis data adalah proses untuk menemukan data di dala
penelitian. Teknik analisis data menggunakan t-test. Dalam menganalisa
nilai menggunakan t-test, penulis harus menemukan mean, modus, median
dan standar deviasi kedua tes (pre dan post)
1. Rumus Mean
Dimana: = Nilai rata-rata (mean)
∑ = Total Nilai
N = Jumlah Siswa
(Subana, et al, 2005 dalam Andriani, 2019)
2. Presentasi peningkatan pencapaian:
X2-X1
P =
Where: P= Presentase
X2= Rata-rata skor Post-test
X1= Rata-rata skor of Pre-test
(Gay in Goestina, 2016 dalam Andriani, 2019)
3. Setelah mengumpulkan data siswa, pengelasan nilai siswa dapat dilakukan
melalui kriteria :
Table 3.3. Klasifikasi Nilai Siswa
Nilai Klasifikasi
96 – 100 Menakjubkan
86 – 95 Sangat Bagus
76 – 85 Bagus
66 – 75 Cukup Bagus
56 – 65 Cukup
36 – 55 Buruk
00 – 35 Sangat Buruk
(Depdikbud 2010 dalam Andriani, 2019)
4. Perbedaan signikan antara hasil pre-tes dan post-tes menggunakan
T =
1
2
2
NN
N
dd
Md
Dimana:
T = Signifikan Tes
D = Perbedaan antara Pre-tes dan Post-tes (X1–X2)
Md = Rata-rata Ds
∑
∑ ∑
N = Jumlah siswa
(Subana, et al, 2005 dalam Andriani, 2019)
5. Kriteria dari Percobaan Hipotesis sebagai berikut:
Table 3.4. Percobaan Hipotesis
Perbandingan Hipotesis
H0 H1
= Jumlah square
= The square of
t-test < t-table Diterima Diterima
t-test > t-table Ditolak Ditolak
(Subana, et al, 2005 dalam Andriani, 2019)
Data yang diperoleh melalui instrumen penelitian, kemudian diolah
dan dianalisis agar hasilnya dapat menjawab pertanyaan peneliti dan menguji
hipotesis. Teknik analisis data yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah
analisis uji-t..
Penggunaan teknik analisis dengan menggunakan uji-t
dimaksudkan untuk mengetahui perbedaan kemampuan hasil belajar siswa
antara kelompok eksperimen yang menggunakan media pembelajaran berbasis
tutorial dengan tidak menggunakan media pembelajaran berbasis tutorial.
Sebelum melakukan uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan pengujian
prasyarat analisis data, yaitu uji normalitas dan homogenitas guna mengetahui
data yang diperoleh terdistribusi normal dan mempunyai ragam yang homogen
atau tidak.
Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam analisis data
sebagai berikut:
Uji Hipotesis
Setelah melakukan pengujian prasyarat, langkah selanjutnya
adalah melakukan uji hipotesis dengan menggunakan uji-t. Uji-t ini
digunakan untuk menguji nilai rata-rata dari kelompok tersebut memiliki
perbedaan atau tidak. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan bantuan
program SPSS untuk menghitung uji-t.
Kriteria pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:
Jika probabilitas > 0,05 maka Ho diterima, artinya rata-rata pretest dan
posttest hasil belajar siswa adalah sama.
Jika probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak, artinya rata-rata pretest dan
posttest hasil belajar siswa adalah berbeda.
Hipotesis statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
H0 : μ1 = μ2
H1 : μ1 ≠ μ2
Keterangan:
H0 : Tidak terdapat pengaruh media pembelajaran berbasis tutorial
terhadap hasil belajar siswa pada kelas XII SMAN 4 Bulukumba.
H1 : Terdapat pengaruh media pembelajaran berbasis tutorial terhadap
hasil belajar siswa pada kelas XII SMAN 4 Bulukumba.
μ1 : Rata-rata Keterampilan menulis karangan siswa dengan menggunakan
media pembelajaran berbasis tutorial.
μ2 : Rata-rata hasil belajar siswa pada mata pelajaran TIK.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENELITIAN
Berikut adalah penelitian pengaruh penerapan media pembelajaran
berbasis tutorial terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran TIK kelas XII
SMAN 4 Bulukumba
1. Analisis Deskriptif.
Setelah dilakukan penelitian pada kelas eksperimen. Dimana data
yang diolah pada penelitian ini adalah data tes akhir penelitian dengan
diberikannya perlakuan. Siswa diberikan pre-test dan post-test dengan
jumlah soal yang sama yaitu 20 butir soal untuk masing-masing tes uji
coba yang sebelumnya telah dilakukan uji validitas soal
Pengaruh penerapan media pembelajaran berbasis tutorial terhadap
hasil belajar siswa pada mata pelajaran TIK kelas XII SMAN 4
Bulukumba Berdasarkan hasil observasi dalam kelas selama proses
pembelajaran, peneliti memperoleh data dari instrument tersebut
dirangkum pada setiap akhir pembelajaran.
Table 4.1 Nilai siswa pada Pre-test dan Post-test
Nilai Siswa Improvement
(%) Pre-test Post-test
55.3 75.3 20%
Berdasarkan analisis hasil belajar siswa yang ditunjukkan pada
Table 4.1, presentasi pencapaian siswa dalam penerapan media
pembelajaran berbasis tutorial meningkat hingga 20%. Dengan skor rata-
rata pre-test adalah 55.3 % dan post-test 75.3% yang berarti terdapat
peningkatan yang baik pada minat belajar siswa menggunaka media
pembelajaran berbasis tutorial.
Gambar 4.1 Grafik rata-rata nilai pre-test dan post-test
Gambar 4.1 menunjukkan bahwa peningkatan pengaruh penerapan
media pembelajaran berbasis tutorial terhadap hasil belajar siswa dari pre-
test dengan skor 55.3% (Buruk) dan post-test dengan skor 75.3% (Cukup
Bagus). Hal tersebut menunjukkan bahwa penggunaan media
pembelajaran berbasis CD tutorial dapat diimplementasikan guru mata
pelajaran TIK karena dapat meningkatkan minat belajar siswa.
Dari gambar 4.1 pada histogram terlihat bahwa kurva normal
membentuk seperti gunung melenceng ke kanan yang berarti bahwa data
yang diperoleh positif, sehingga dapat dikatakan data terdistribusi normal.
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Pre-test Post-test
Pembelajaran Berbasis Tutorial
Table 4.2 Klasifikasi penerapan media pembelajaran
berbasis tutorial (Pre-test)
No Classification Score Frequency Percentage
1 Menakjubkan 96-100 0 0%
2 Sangat Bagus 86-95 0 0%
3 Bagus 76-85 1 3%
4 Cukup Bagus 66-75 5 15%
5 Cukup 56-65 9 27%
6 Buruk 36-55 15 45%
7 Sangat Buruk 00-35 2 6%
Total 32 100%
Table 4.2 menunjukkan pada pre-test tidak ada siswa yang
mendapatkan nilai menakjubkan dan sangat bagus. 1 siswa mendapatkan
bagus (3%). 5 orang mendapat cukup bagus (15%). 9 orang mendapatkan
cukup (27%). 15 orang mendapatkan skor buruk (45%) dan 2 orang
mendapatkan sangat buruk (6%).
Table 4.3 Klasifikasi penerapan media pembelajaran
berbasis tutorial (Post-test)
No Classification Score Frequency Percentage
1 Menakjubkan 96-100 0 0%
2 Sangat Bagus 86-95 4 13%
3 Bagus 76-85 12 36%
4 Cukup Bagus 66-75 10 30%
5 Cukup 56-65 4 13%
6 Buruk 36-55 2 6%
7 Sangat Buruk 00-35 0 0%
Total 32 100%
Table 4.2 menunjukkan pada pre-test tidak ada siswa yang
mendapatkan nilai menakjubkan. Kemudian pada nilai sangat bagus dan
cukup terdapat masing-masing 4 siswa (12%). 10 orang mendapat cukup
bagus (30%). 2 orang mendapatkan skor buruk (2%) dan tidak ada yang
mendapat skor sangat buruk
2. Uji Hipotesis
Uji hipotesis menggunakan Analisis inferensial. Pada kasus ini,
Peneliti menggunakan t-test (signifikas tes) untuk sampel tes sendiri, itu
adalah sebuah tes untuk mengetahui perbedaan signikan antara hasil nilai
rata-rata siswa di pretest dan posttest. Peneliti menggunakan analisa t-tes
pada level signifikan (α) = 0.05 dengan degree of freedom (df) = N – 1, di
mana N = jumlah subjek (32 siswa) kemudian nilai dari t-table 2.06
statistial t-test, analisa sample independen digunakan.
Hasil dari t-test data analisis siswa dengan menggunakan di CD
Tutorial dapat dilihat pada table 4.4.
Table 4.4 Perbandingan Nilai T-test dan T-table
Variabel T-test T-table Description
CD Tutorial 1.9 2.03 Significance
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa nilai t-test lebih tinggi dibanding
nilai t-table. Nilai t-test lebih rendah dibanding t-table 1.9<2.06 (1.9 lebih
kecil dibanding 2.06). Bisa dikatakan bahwa null hypothesis (Ho) ditolak
dan alternative hypothesis (H1) diterima.
Jika nilai t-test lebih tinggi dibanding t-table pada level signifikan
0.05 dan degree freedom (df) 32 (N-1=32-1), kemudian Alternative
hypothesis (H1) diterima dan null hypothesis (HO) diterima. Sebaliknya,
jika nilai lebih rendah dibanding t-table pada level signifikan 0.05 dan
degree freedom 32, alternative hypothesis ditolak dan null hypothesis
diterima
B. Pembahasan
Peneliti menemukan indikasi bahwa pengaruh penerapan media
pembelajaran berbasis tutorial menunjukkan peningkatan yang signifikan.
Dari peningkaan tersebut menunjukkan bahwa proses pre-test dan post-test,
hasil pretest pengaruh penerapan media pembelajaran berbasis tutorial
rendahm khususnya menemukan jawaban yang benar.
Berdasarkan masalah di atas, peneliti memberikan perlakuan dengan
menggunakan media pembelajaran berbasis tutorial, jadi siswa dapat
menunjukkan peningkatan pada post-test. Pada pre-test, peneliti hanya
memberikan tugas untuk mengetahui pengetahuan kemampuan mereka
sebelum menggunakan media pembelajaran berbasis tutorial.
Pada awalnya, pemahaman mereka tentang materi yang disampaikan
masih sangat kurang (buruk). Hampir setengah dari mereka merasa bingung
dan menghabiskan banyak waktu untuk berpikir tentang jawaban yang tepat.
Peneliti memberikan perlakuan dengan menggunakan media
pembelajaran berbasis tutorial. Dengan hasil, siswa menjadi lebih aktif dan
menikmati aktifitas pembelajaran. Mereka lebih mudah memahami materi
terlebih rata-rata dari siswa bisa mengakses media tersebut menggunakan
perangkat computer masing-masing.
Dengan menggunakan media pembelajaran berbasis tutorial, peneliti
menemukan bahwa nilai rata-rata pencapaian post-test siswa lebih baik
dibanding pre-test. Pada table 4.1 menunjukkan bahwa skor rata-rata pre-test
adalah 55.3 dan setelah menggunakan media pembelajaran berbasis tutorial
berubah menjadi 73.4 pada post-test. oleh karena itu, peneliti
mengidentifikasi bahwa ada perkembangan signifikan setelah melakukan
perlakuan dengan menggunakan pembelajaran berbasis tutorial.
Menurut (Arda 2015) Media merupakan salah satu faktor yang
mendukung keberhasilan proses pembelajaran di sekolah karena dapat
membantu proses penyampaian informasi dari guru kepada siswa ataupun
sebaliknya. Penggunaan media secara kreatif dapat memperlancar dan
meningkatkan efesiensi pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat
tercapai.
Jadi, berdasarkan pernyataan diatas, peneliti percaya bahwa pengaruh
media pembelajaran berbasis tutorial bisa membantu siswa untuk
meningkatkan minat dalam pembelajaran. Kemudian pengaruh media
pembelajaran berbasis tutorial lebih memberikan kontribusi yang bagus untuk
mengeksplor kemampuan siswa dan pemahaman mereka.
Pada penelitian ini, tidak ada perbedaan yang begitu signifikan dengan
penelitian-penelitian sebelumnya, karena semua penelitian berhasil dalam
penggunaan media pembelajaran terkait. Hanya saja, pada penelitiaan ini
Peneliti menemukan pengaruh minat belajar siswa pada mata pelajaran TIK
begitu pesat dibanding sebelumnya. Dapat kita telaah melalui hasil pre-test
dan post-test, hasil level signifikan nilai t-test = 0.05, degree of the freedom
(df) = 31 mengindikasikan bahwa nilai t-table adalah 2.03 dan nilai t-test
adalah 1.9. oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa secara statis hipotesis
HI diterima dan Hipotesis HO ditolah. Hal tersebut membuktikan bahwa
pengaruh media pembelajaran berbasis tutorial baik untuk digunakan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penemuan pada bab sebelumnya menyatakan bahwa
:
Pengaruh media pembelajaran berbasis tutorial meningkat secara
signifikan. Itu dapat dibuktikan dengan rata-rata nilai sebelum dan sesudah
dilakukan perlakuan adalah 55.3 menjadi 75.3, meningkat 20% dengan nilai t-
tes lebih rendah dibanding t-table (1.9 < 2.03) pada siswa kelas XII SMAN 4
Bulukumba. .
B. SARAN
Berdasarkan hasil kesimpulan di atas, peneliti memberikan saran
sebagai berikut :
1. Disarankan kepada guru mata pelajaran TIK untuk menggunakan media
pembelajaran berbasis tutorial sebagai alternative pembelajaran.
2. Disarankan kepada guru mata pelajaran TIK untuk menggunakan media
pembelajaran berbasis tutorial karena efektif dalam meningkatkan minat
belajar siswa.
3. Disarankan kepada peneliti selanjutnya sebagai acuan untuk referensi
penilitian.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, A. (2009). Psikologi Belajar. Jakarta: Rieka Cipta.
Andriani. (2019). The Use SPOTIFY Application to Improve Students Ability in Listening
Through English Song. Makassar: Universitas Muhammadiyah Makassar.
Arifin, Z. (2012). Penelitian Pendidikan - Metode dan Paradigma Baru.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Arsyad, A. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Arda, Rayandra (2015). Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran
Benny, A. P. (2009). Model-Model Desain System Pembelajaran. Jakarta: UNJ.
Djaali. (2008). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Djamarah, B. S. (2002). Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif Suatu
Pendekatan Teoritis Psikologis. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Djamarah, B. S. (2004). Pola Komunikasi Orang Tua & Anak Dalam Keluarga.
Jakarta: PT. Reneka Cipta.
Djamarah, B. S. (2011). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Gie, T. L. (1998). Cara Belajar yang Efisien. Bandung: ITB.
Heinich, d. (1986). Teknologi Pembelajaran Landasan dan Aplikasinya. New
York: Macmillan Publishing Company.
Hibama, S. R. (2002). Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta:
Galah.
Khodijah, N. (2014). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.
Marwan, A., & Sweeney, T. (2010). Teacher Perception of Educational
Technology Integration in an Indonesian Polytechnic. Asia Pacific Journal
of Education: Vol. 3, No 4. Pp. 463-476.
Musbikin, I. (2009). Kehebata Musik Untuk Mengasah Kecerdasan Anak.
Jogjakarta: Power Books (Ihdiana).
Nuryanti, L. (2008). Psikologi Anak. Jakarta: PT Indeks.
Semiawan, R. C. (2002). Belajar dan Pembelajaran dalam Taraf Usia Dini.
Jakarta: PT Ikrar Mandiri Abadi.
Slameto. (2010). Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
Cipta.
Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Suhana, C. (2014). Konsep Strategi Pembelajaran (Edisi Revisi). Bandung:
Refika Aditama.
Suharsimi, A. (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, Edisi
Revisi VI. Jakarta: PT Rieka Cipta.
Sukmadinata, N. S. (2003). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Sumiati, & Asra. (2009). Metode Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima.
Susanto, A. (2013). Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Syah, M. (2003). Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakara.
Syaiful, S. (2012). Supervisi Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Udin, S. W. (2006). "Makna dan Tahap-Tahap Proses Belajar" Psikologi Belajar.
Jakarta: Universitas Terbuka.
Yul, Fadhlul Amdhi. (2016). Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran CD
Tutorial Terhadap Hasil Belajar pada Mata Kuliah Desain Web. AMIK
DP Kerinci
Walgito, B. (2010). Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi
LAMPIRAN I
Total Nilai Siswa Pada Pre-Test
No Respondents Pre-test
1 EN 60
2 NJ 50
3 SDP 50
4 TNI 60
5 YIIF 50
6 RA 60
7 MS 70
8 AA 70
9 S 70
10 AA1 50
11 PIPS 30
12 YMY 40
13 RHR 40
14 MAR 60
15 FSS 70
16 DAMJ 80
17 MY 50
18 F 60
19 MARR 60
20 NN 70
21 RA1 50
22 NI 60
23 AYM 50
24 NAD 50
25 AP 40
26 WS 50
27 A 40
28 WH 60
29 TWS 50
30 WS 30
31 II 50
32 AK 60
Total ∑ = 1770
Mean Score (X) 55.3
LAMPIRAN II
Total Nilai Siswa Pada Post-Test
No Respondents Post-test
1 EN 90
2 NJ 70
3 SDP 70
4 TNI 80
5 YIIF 60
6 RA 80
7 MS 80
8 AA 80
9 S 80
10 AA1 60
11 PIPS 50
12 YMY 50
13 RHR 70
14 MAR 80
15 FSS 90
16 DAMJ 90
17 MY 70
18 F 70
19 MARR 70
20 NN 80
21 RA1 80
22 NI 80
23 AYM 70
24 NAD 90
25 AP 70
26 WS 80
27 A 80
28 WH 70
29 TWS 70
30 WS 80
31 II 90
32 AK 80
Total ∑ = 2410
Mean Score (X) 75.3
LAMPIRAN III
Nilai pre-tes (X1) dan Post-Tes (X2), pencapaian/perbedaan antara metode
persamaan (D) dan Pencapaian (D2)
No Respondents -
Pre-test Post-test D(X2-X1) D2
1 EN 60 90 30 900
2 NJ 50 70 20 400
3 SDP 50 70 20 400
4 TNI 60 80 20 400
5 YIIF 50 60 10 100
6 RA 60 80 20 400
7 MS 70 80 10 100
8 AA 70 80 10 100
9 S 70 80 10 100
10 AA1 50 60 10 100
11 PIPS 30 50 20 400
12 YMY 40 50 10 100
13 RHR 40 70 30 900
14 MAR 60 80 20 400
15 FSS 70 90 20 400
16 DAMJ 80 90 10 100
17 MY 50 70 20 400
18 F 60 70 10 100
19 MARR 60 70 10 100
20 NN 70 80 10 100
21 RA1 50 80 30 900
22 NI 60 80 20 400
23 AYM 50 70 20 400
24 NAD 50 90 40 1600
25 AP 40 70 30 900
26 WS 50 80 30 900
27 A 40 80 40 1600
28 WH 60 70 10 100
29 TWS 50 70 20 400
30 WS 30 80 50 2500
31 II 50 90 40 1600
32 AK 60 80 20 400
Total ∑ = 1770 ∑ = 3250 ∑ = 560 ∑ = 17700
LAMPIRAN IV
Klasifikasi Nilai Pre-Test dan Post-Test Siswa
No Respondents Phoneme Words
Pre-test Classification Post-test Classification
1 EN 60 Cukup 90 Sangat Bagus
2 NJ 50 Buruk 70 Cukup Bagus
3 SDP 50 Buruk 70 Cukup Bagus
4 TNI 60 Cukup 80 Bagus
5 YIIF 50 Buruk 60 Cukup
6 RA 60 Cukup 80 Bagus
7 MS 70 Cukup Bagus 80 Bagus
8 AA 70 Cukup Bagus 80 Bagus
9 S 70 Cukup Bagus 80 Bagus
10 AA1 50 Buruk 60 Cukup
11 PIPS 30 Sangat Buruk 50 Buruk
12 YMY 40 Buruk 50 Buruk
13 RHR 40 Buruk 70 Cukup Bagus
14 MAR 60 Cukup 80 Bagus
15 FSS 70 Cukup Bagus 90 Sangat Bagus
16 DAMJ 80 Bagus 90 Sangat Bagus
17 MY 50 Buruk 70 Cukup Bagus
18 F 60 Cukup 70 Cukup Bagus
19 MARR 60 Cukup 70 Cukup Bagus
20 NN 70 Cukup Bagus 80 Bagus
21 RA1 50 Buruk 80 Cukup
22 NI 60 Cukup 80 Cukup
23 AYM 50 Buruk 70 Cukup Bagus
24 NAD 50 Buruk 90 Sangat Bagus
25 AP 40 Buruk 70 Cukup Bagus
26 WS 50 Buruk 80 Bagus
27 A 40 Buruk 80 Bagus
28 WH 60 Cukup 70 Cukup Bagus
29 TWS 50 Buruk 70 Cukup Bagus
30 WS 30 Sangat Buruk 80 Bagus
31 II 50 Buruk 90 Sangat Bagus
32 AK 60 Cukup 80 Bagus
LAMPIRAN V
Nilai rata-rata Pre-test dan Post-test dan pencapaian (D)
Pre-test Post-test
1 2
= 1770 = 3250
32 32
= 55.3 (Buruk) = 73.4(Cukup Bagus)
Rata-rata nilai pencapaian (D)
Md = Ʃd
N
Md = 560
32
Md = 17.5
LAMPIRAN VI
Presentasi Kemampuan Siswa
P = X2-X1 x 100%
X1
P = 73.4-55.3 x 100%
55.3
P = 18.1 x 100%
55.3
P = 32.7%
LAMPIRAN VII
Tes Signifikan
T =
1
2
2
NN
N
dd
Md
T =
13232
32
56017700
5.17
2
T =
3132
32
31360017700
5.17
T =
992
980017700
5.17
T =
992
7900
5.17
T = 9.7
5.17
T = 17.5
8.8
T = 1.9
LAMPIRAN VIII
Tabel distribusi nilai T
Degree of freedom (df) = N – 1=32 – 1= 31, T- table= 2.03951
Pr 0.25 0.10 0.05 0.025 0.01 0.005 0.001
Df 0.50 0.20 0.10 0.050 0.02 0.010 0.002
1 1.0000
0
3.07768 6.31375 12.7062
0
31.82052 63.65674 318.30
884 2 0.8165
0
1.88562 2.91999 4.30265 6.96456 9.92484 22.327
12 3 0.7648
9
1.63774 2.35336 3.18245 4.54070 5.84091 10.214
53 4 0.7407
0
1.53321 2.13185 2.77645 3.74695 4.60409 7.1731
8 5 0.7266
9
1.47588 2.01505 2.57058 3.36493 4.03214 5.8934
3 6 0.7175
6
1.43976 1.94318 2.44691 3.14267 3.70743 5.2076
3 7 0.7111
4
1.41492 1.89458 2.36462 2.99795 3.49948 4.7852
9 8 0.7063
9
1.39682 1.85955 2.30600 2.89646 3.35539 4.5007
9 9 0.7027
2
1.38303 1.83311 2.26216 2.82144 3.24984 4.2968
1 10 0.6998
1
1.37218 1.81246 2.22814 2.76377 3.16927 4.1437
0 11 0.6974
5
1.36343 1.79588 2.20099 2.71808 3.10581 4.0247
0 12 0.6954
8
1.35622 1.78229 2.17881 2.68100 3.05454 3.9296
3 13 0.6938
3
1.35017 1.77093 2.16037 2.65031 3.01228 3.8519
8 14 0.6924
2
1.34503 1.76131 2.14479 2.62449 2.97684 3.7873
9 15 0.6912
0
1.34061 1.75305 2.13145 2.60248 2.94671 3.7328
3 16 0.6901
3
1.33676 1.74588 2.11991 2.58349 2.92078 3.6861
5 17 0.6892
0
1.33338 1.73961 2.10982 2.56693 2.89823 3.6457
7 18 0.6883
6
1.33039 1.73406 2.10092 2.55238 2.87844 3.6104
8 19 0.6876
2
1.32773 1.72913 2.09302 2.53948 2.86093 3.5794
0 20 0.6869
5
1.32534 1.72472 2.08596 2.52798 2.84534 3.5518
1 21 0.6863
5
1.32319 1.72074 2.07961 2.51765 2.83136 3.5271
5 22 0.6858
1
1.32124 1.71714 2.07387 2.50832 2.81876 3.5049
9 23 0.6853
1
1.31946 1.71387 2.06866 2.49987 2.80734 3.4849
6 24 0.6848
5
1.31784 1.71088 2.06390 2.49216 2.79694 3.4667
8 25 0.6844
3
1.31635 1.70814 2.05954 2.48511 2.78744 3.4501
9 26 0.6840
4
1.31497 1.70562 2.05553 2.47863 2.77871 3.4350
0 27 0.6836
8
1.31370 1.70329 2.05183 2.47266 2.77068 3.4210
3 28 0.6833
5
1.31253 1.70113 2.04841 2.46714 2.76326 3.4081
6 29 0.6830
4
1.31143 1.69913 2.04523 2.46202 2.75639 3.3962
4 30 0.6827
6
1.31042 1.69726 2.04227 2.45726 2.75000 3.3851
8 31 0.6824
9
1.30946 1.69552 2.03951 2.45282 2.74404 3.3749
0 32 0.6822
3
1.30857 1.69389 2.03693 2.44868 2.73848 3.3653
1 33 0.6820
0
1.30774 1.69236 2.03452 2.44479 2.73328 3.3563
4 34 0.6817
7
1.30695 1.69092 2.03224 2.44115 2.72839 3.3479
3 35 0.6815
6
1.30621 1.68957 2.03011 2.43772 2.72381 3.3400
5 36 0.6813
7
1.30551 1.68830 2.02809 2.43449 2.71948 3.3326
2 37 0.6811
8
1.30485 1.68709 2.02619 2.43145 2.71541 3.3256
3 38 0.6810
0
1.30423 1.68595 2.02439 2.42857 2.71156 3.3190
3 39 0.6808
3
1.30364 1.68488 2.02269 2.42584 2.70791 3.3127
9
40 0.6806
7
1.30308 1.68385 2.02108 2.42326 2.70446 3.3068
8 LAMPIRAN XI
DOKUMENTASI
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Tri Wahyudi adalah anak terakhir dari Bapak Akhmad
Subhan BA dan Ibu Syamsiah. Dia lahir pada tanggal 23
Agustus 1995 di Para-para, Sulawesi Selatan. Dia
memiliki dua saudara perempuan (Emmi Rosmila dan
Ratna Hemrini). Dia memulai pendidikan dasarnya di
SDN 146 Mattoanging dan lulus pada tahun 2007.
Kemudian, dia melanjutkan pendidikan menengah
pertama di SMPN 30 Bulukumba dan lulus pada tahun
2010. Setelah itu, Dia melanjutkan pendidikan ke
jenjang selanjutnya di SMAN 4 Bulukumba dan lulus
pada tahun 2013. Pada tahun yang sama, dia
melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi dan terdaftar
sebagai mahasiswa aktif pada Jurusan Teknologi Pendidikan, Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar. Dia juga sempat
aktif dalam beberapa organisasi seperti Pramuka SMPN 30 Bulukumba, PMR
SMAN 4 Bulukumba, IPMAH Bontotiro, KKMB Bulukumba, IPMB Kec.
Bontotiro Kab. Bulukumba dan menjabat sebagai Ketua Bidang Seni dan
Olahraga Per. 2015-2016 di Himpunan Mahasiswa Jurusan Teknologi Pendidikan.
Pada penghujung kisahnya sebagai seorang mahasiwa, Dia bisa menyelesaikan
skripsimya dengan judul Pengaruh Penerapan Media Pembelajaran Berbasis
Tutorial Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran TIK Kelas XII
IPA 2 SMAN 4 Bulukumba.