PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, FREE CASH FLOW
TERHADAP INISIASI DIVIDEN DENGAN GOODCORPORATE
GOVERNANCE SEBAGAI VARIABEL MODERASI
Skripsi
Oleh
Yusi Herawati
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
ABSTRACT
THE EFFECT OF PROFITABILITY, LEVERAGE, FREE CASH FLOW ON
DIVIDEND INITIATION WITH GOOD CORPORATE GOVERNANCE AS
MODERATION VARIABLES
By
YUSI HERAWATI
This research aims to examine profitability, leverage, free cash flow and good
corporate governance as moderating variables towards dividend initiation policies.
The method used to measure profitability is return on assets, leverage is measured
using the debt to assets ratio and good corporate governance is measured by an
independent commissioner. The sample in this study was selected using a purposive
sampling method and obtained 113 samples of companies registered in the
Indonesian Securities Bureau in 2010 - 2017.
The results of hypothesis testing with logistic regression analysis using the SPSS 24
application indicate that profitability, free cash flow, good corporate governance and
good corporate governance moderate profitability positively influences dividend
initiation. While leverage, good corporate governance moderates leverage, good
corporate governance moderates free cash flow has no effect on dividend initiation.
Keywords: Profitability, leverage, free cash flow, good corporate governance,
dividend initiation.
ABSTRAK
PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, FREE CASH FLOW
TERHADAP INISIASI DIVIDEN DENGAN GOOD CORPORATE
GOVERNANCE SEBAGAI VARIABEL MODERASI
Oleh
YUSI HERAWATI
Penelitian ini berujuan untuk menguji profitabilitas, leverage, free cash flow dan
good corporate governance sebagai variabel pemoderasi terhadap kebijakan inisiasi
dividen. Metode yang digunakan untuk mengukur profitabilitas adalah return on
assets, Leverage diukur menggunakan debt to assets ratio dan good corporate
governance diukur dengan komisaris independen. Sampel dalam penelitian ini dipilih
menggunakan metode purposive sampling dan didapatkan 113 sampel perusahaan
yang terdaftar di Burs Efek Indonesia tahun 2010 – 2017.
Hasil pengujian hipotesis dengan analisis regresi logistik menggunakan aplikasi SPSS
24 menunjukkan bahwa profitabilitas, free cash flow, good corporate governance dan
good corporate governance memoderasi profitabilitas berpengaruh positif terhadap
inisiasi dividen. Sementara leverage, good corporate governance memoderasi
leverage, good corporate governance memoderasi free cash flow tidak berpengaruh
terhadap inisiasi dividen.
Kata kunci: Profitabilitas, leverage, free cash flow, good corporate governance,
inisiasi dividen.
PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, FREE CASH FLOW
TERHADAP INISIASI DIVIDEN DENGAN GOOD CORPORATE
GOVERNANCE SEBAGAI VARIABEL MODERASI
Oleh
Yusi Herawati
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar
SARJANA EKONOMI
Pada
Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Lampung
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Sukadana 25 September 1996. Penulis merupakan anak ketiga
pasangan bapak Ahmad Sukri dan ibu Hauriah. Pada tahun 2002 penulis menempuh
pendidikan di Taman Kanak-Kanak (TK) Pertiwi Catur Swako. Tahun 2009 penulis
menyelesaikan pendidikan di Sekolah Dasar Negeri Catur Swako, kemudian penulis
lulus dari Sekolah Menengah Pertama (SMP) PGRI 1 Bumi Agung pada tahun 2012,
selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMA
Kartikatama Metro dan lulus tahun 2015.
Penulis terdaftar sebagai mahasiswi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Lampung pada tahun 2015 melalui jalur SNMPTN. Selama menjadi
mahasiswi penulis aktif sebagai anggota UKM Koperasi Mahasiswa Universitas
Lampung dibidang Pengembangan Sumber Daya Anggota pada tahun 2016 sampai
2018.
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahirobbil’alamin
Puji syukur hanya dipanjatkan kepada Allah SWT yang atas kehendak dan segala
nikmat yang telah berikan, sehingga terselesaikannya skripsi ini. Kupersembahkan
karya sederhana ini kepada:
Kedua Orangtuaku tercinta,
Bapak Ahmad Sukri dan Ibu Hauriah
sebagai tanda bakti dan wujud terima kasih atas semua doa, pengorbanan, semangat,
kasih sayang, dan nasihat yang diberikan kepada penulis.
Seluruh keluarga besarku yang selalu memotivasi dan memberikan doa.
Seluruh sahabat dan teman-teman yang selalu memberikan semangat.
Almamater tercinta Universitas Lampung.
MOTTO
“ Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, sebelum mereka
mengubah keadaan diri mereka sendiri”
(QS: Ar-Ra’d 11)
“ Berlomba-lombalah dalam kebaikan ”
(QS: Al-Baqarah 148)
“ Musuh yang paling berbahaya di atas dunia ini adalah penakut dan bimbang. Teman
yang paling setia hanyalah keberanian dan keyakinan yang teguh “
(Andrew Jackson)
“Jadikan hidup lebih hidup”
(Sutarto)
SANWACANA
Bismillahirrohmaanirrohiim,
Alhamdulillah, puji syukur atas kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
judul “ Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Free cash flow terhadap Inisiasi
Dividen dengan Good corporate governance sebagai variabel Moderasi”, sebagai
salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan dan memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi Program Studi S1 Akuntansi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Lampung.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis memperoleh bantuan dan bimbingan serta
petunjuk dari semua pihak, maka dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan
ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Hi. Satria Bangsawan, S.E., M.Si. selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
2. Ibu Dr. Farichah, S.E., M.Si., Akt., selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
3. Ibu Yuztitya Asmaranti, S.E., M.Si., selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
4. Bapak Dr. Tri Joko Prasetyo, S.E., M.Si., Akt. Selaku dosen pembimbing utama
atas kesediaanya yang telah memberikan waktu, arahan, bimbingan, pengetahuan,
masukan, dan nasihat yang telah diberikan selama proses penyelesaian skripsi ini.
5. Bapak Basuki Wibowo, S.E., M.S.Ak., Akt., C.A.selaku dosen Pembimbing
Pendamping atas kesediaannya yang telah memberikan waktu, arahan, bimbingan
selama proses penyelesaian skripsi ini.
6. Dr. Einde Evana, S.E., M.Si., CPA., Ak. selaku dosen Penguji Utama dan dosen
pembimbing akademik atas saran dan kritik yang telah diberikan dalam
membangun baik penyelesaian skripsi dan penyempurnaan skripsi ini serta
bimbingan dan nasihat selama proses perkuliahan.
7. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan ilmu yang
sangat bermanfaat selama proses perkuliahan berlangsung.
8. Seluruh staff Akademik, Administrasi, Tata Usaha, para pegawai Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung yang telah membantu baik selama
proses perkuliahan maupun penyusunan skripsi.
9. Program Bidikmisi yang sudah membantu mewujudkan mimpiku.
10. Kedua Orangtuaku, Bapak Ahmad Sukri dan Ibu Hauriah yang selalu mendoakan,
memberikan nasihat dan dukungannya untuk tercapainya cita-citaku.
11. Kakak – kakakku Yeni Rosa, Kurnia Difebrian, Andi yang telah mendukung dan
mendoakan.
12. Saudari – saudariku Devi Ratnasari, Lia Putriana, Nanda Nuzuliza, Noordiana
Sari, Nuri Wulan Fitriana, Nurul Umi Khumairoh terimakasih untuk selalu
menjadi pengisi setiap harinya, semoga persaudaraan kita tidak berhenti saat
perkuliahan saja.
13. Sahabat tercinta Mahesti Pamungkas, Nadya Ulfa, Merti Risayanti, Khafifah
Puspa, Lilis Diana terimakasih sudah selalu berbagi dan membantu apapun itu
dimasa perkuliahan ini.
14. Teman – teman demisioner pengurus kopma 2018/2019 Ikhwan, Kak Gugun, Kak
Windu, Erin, Rini, Dafit, Elen, Naufal, Beni, Rizkikur, Iqbal, Rahma, Bayu,
RizkiR, Toni, Merti, Mahes, Nadya, Ayu, Iza terimakasih untuk pengalaman,
kesempatan dan berbagi ilmu nya semoga kita semua bisa sukses bersama.
15. Seluruh Keluarga besar Koperasi Mahasiswa Universitas Lampung.
16. Teman – teman yang sudah mau berbagi saran dan kritik untuk penulisan skripsi
ini Rona Majidah, Ardita, Agnes Fitria, terimakasih sudah banyak membantu
dalam penyelesaian skripsi ini.
17. Teman – teman akuntansi yang sudah banyak berbagi cerita dan saling
menyemangati Nuri, Agnes, Susi, Fera, Hana, Alan, Anti, Reza terimaksih untuk
canda tawa dan semoga kita semua bisa sukses.
18. Teman – teman satu pembimbing akademik Andreas Wibowo, Fendi Alansyah,
Anisa Febriana, Resti Fahira terimaksih kebersamaannya.
19. Teman-teman seperbimbingan Ardita, Ilma, Erik, Anti, Resti, Fame terimakasih
sudah sering berbagi informasi.
20. Teman – teman KKN periode 1 tahun 2018 Pekon Neglasari, Kecamatan
Pagelaran Utara, Kabupaten Pringsewu. Kak Fadhil Eka, Opung Daniel, Andre,
Eva Fajriah, Fitria Maharani, Hairunnisa terimakasih 40 hari nya.
21. Semua teman – teman Akuntansi angkatan 2015, see you on top.
22. Almamaterku yang kubanggakan, Universitas Lampung.
23. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini, yang tidak bisa
penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam proses penyelesaian
skripsi ini. Oleh karena itu, penulis menerima semua saran dan kritik yang
membangun.
Bandar Lampung, 14 Juni 2019
Penulis
Yusi Herawati
i
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ................................................................................................ i
DAFTAR TABEL ....................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2 Perumusan Masalah .......................................................................... 7
1.3 Tujuan Penelitian .............................................................................. 7
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................ 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori .................................................................................. 9
2.1.1 Teori Kebijakan Dividen .......................................................... 9
2.1.2 Teori Agensi ............................................................................. 12
2.1.3 Trade Off Theory ...................................................................... 13
2.1.4 Pengertian Dividen ................................................................... 14
2.1.5 Profitabilitas ............................................................................. 16
2.1.6 Leverage ................................................................................... 18
2.1.7 Free Cash Flow ........................................................................ 18
2.1.8 Good Corporate Governance ................................................... 20
2.2 Penelitian Terdahulu ......................................................................... 23
2.3 Kerangka Pemikiran .......................................................................... 26
2.4 Pengembangan Hipotesis .................................................................. 26
ii
2.4.1 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Inisiasi Dividen .................. 27
2.4.2 Pengaruh Leverage Terhadap Inisiasi Dividen ........................ 28
2.4.3 Pengaruh Free Cash Flow Terhadap Inisiasi Dividen ............. 29
2.4.4 Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Inisiasi
Dividen ..................................................................................... 30
2.4.5 Pengaruh Good Corporate Governance sebagai Variabel
Moderasi dalam Memoderasi Pengaruh dari Profitabilitas
Terhadap Inisiasi Dividen ........................................................ 31
2.4.6 Pengaruh Good Corporate Governance sebagai Variabel
Moderasi dalam Memoderasi Pengaruh dari Leverage Terhadap
Inisiasi Dividen ........................................................................ 32
2.4.7 Pengaruh Good Corporate Governance sebagai Variabel
Moderasi dalam Memoderasi Pengaruh dari Free Cash Flow
Terhadap Inisiasi Dividen ........................................................ 33
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Sumber Data ...................................................................................... 35
3.2 Populasi dan Sampel ......................................................................... 35
3.3 Variabel Penelitian ............................................................................ 36
3.3.1 Variabel Dependen ................................................................... 36
3.3.2 Variabel Independen ................................................................ 37
3.3.3 Variabel Moderasi .................................................................... 39
3.4 Metode Analisis Data ........................................................................ 40
3.4.1 Analisis Statistik Deskriptif .................................................... 40
3.4.2 Analisis Regresi Logistik ........................................................ 40
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Populasi dan Pemilihan Sampel ........................................................ 43
4.2 Hasil Analisis Statistik Deskriptif ..................................................... 44
4.3 Hasil Uji Analisis Regresi Logistik .................................................. 49
iii
4.3.1 Hasil Uji Kelayakan Model Regresi (Goodness of Fit) ........... 49
4.3.2 Hasil Uji Kesesuaian Keseluruhan Model (Oferall Model Fit) 49
4.3.3 Hasil Uji Koofesien Determinasi (Nagelkerke R. Square)....... 50
4.3.4 Hasil Uji Hipotesis ................................................................... 50
4.4 Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................ 55
4.4.1 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Inisiasi Dividen .................. 55
4.4.2 Pengaruh Leverage Terhadap Inisiasi Dividen ........................ 56
4.4.3 Pengaruh Free Cash Flow Terhadap Inisiasi Dividen ............. 56
4.4.4 Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Inisiasi
Dividen ..................................................................................... 57
4.4.5 Pengaruh Good Corporate Governance sebagai Variabel
Moderasi dalam Memoderasi Pengaruh dari Profitabilitas Terhadap
Inisiasi Dividen ........................................................................ 58
4.4.6 Pengaruh Good Corporate Governance sebagai Variabel
Moderasi dalam Memoderasi Pengaruh dari Leverage Terhadap
Inisiasi Dividen ........................................................................ 60
4.4.7 Pengaruh Good Corporate Governance sebagai Variabel Moderasi
dalam Memoderasi Pengaruh dari Free Cash Flow Terhadap
Inisiasi Dividen ........................................................................ 61
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ....................................................................................... 62
5.2 Keterbatasan Penelitian ..................................................................... 64
5.3 Saran .................................................................................................. 65
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ..................................................................... 23
Tabel 4.1 Sampel Penelitian .......................................................................... 43
Tabel 4.2 Hasil Uji Statistik Deskriptif ......................................................... 44
Tabel 4.3 Uji Kelayakan Model .................................................................... 49
Tabel 4.4 Uji Keseluruhan Model ................................................................. 49
Tabel 4.5 Uji Koefisien Determinasi ............................................................ 50
Tabel 4.6 Hasil Uji Hipotesis ........................................................................ 51
Tabel 4.7 Kesimpulan Hasil Penelitian ......................................................... 54
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Penelitian .................................................................. 26
1
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pasar modal mempunyai peranan penting untuk dapat memenuhi kebutuhan modal
bagi dunia usaha agar tetap eksis dan sebagai wahana investasi bagi investor dalam
maupun luar negeri (Sartono, 2010). Pasar modal adalah tempat dimana berbagai pihak
khususnya perusahaan menjual saham dan obligasi dengan tujuan dari hasil penjualan
tersebut nantinya akan dipergunakan sebagai tambahan dan atau memperkuat modal
perusahaan (Fahmi, 2013).
Dalam melakukan aktivitas investasi di pasar modal, investor akan mempertimbangkan
dengan sebaik-baiknya ke perusahaan mana modal yang mereka miliki akan ditanamkan.
Hal ini karena kondisi ketidakpastian dan penuh risiko dalam pasar modal, untuk itulah
para investor memerlukan laporan keuangan perusahaan di mana mereka
menanamkan modalnya guna melihat prospek keuntungan di masa mendatang dan
perkembangan perusahaan.
Menurut Tandelilin (2010) investor yang membeli sejumlah saham saat ini pada
hakikatnya bertujuan untuk mendapatkan dividen (bagian laba setelah pajak yang
dibagikan) dan capital gain (selisih dari penjualan saham), sebagai imbalan atas waktu
2
dan risiko yang terkait dengan investasi tersebut. Dalam hal pendapatan dividen
perusahaan dihadapkan pada sebuah keputusan yaitu kebijakan dividen. Kebijakan
dividen adalah keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada
pemegang saham sebagai dividen atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan guna
pembiayaan investasi dimasa yang akan datang (Syahyunan, 2013). Keputusan tersebut
merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kesejahteraan pemegang saham,
karena salah satu tujuan perusahaan adalah memaksimum kan kesejahteraan pemilik
perusahaan melalui kebijakan dividen.
Pada umumnya pemegang saham mengharapkan pembagian dividen yang relatif stabil
karena hal tersebut akan mengurangi ketidakpastian akan hasil yang diharapkan dari
investasi yang mereka lakukan dan juga dapat meningkatkan kepercayaan
pemegang saham terhadap perusahaan sehingga nilai saham juga dapat meningkat
dan investasi cenderung ditanamkan pada perusahaan-perusahaan yang mempunyai
kebijakan dividen stabil atau cenderung naik dari waktu ke waktu.
Dalam menentukan kebijakan dividen masing – masing perusahaan memiliki
pertimbangan masing – masing. Dengan berbagai alasan perusahaan dapat
melakukan perubahan kebijakan, seperti kebijakan pembayaran dividen pertama
kali setelah beberapa tahun tidak membayar dividen atau biasa disebut inisiasi
dividen. Menurut Sharma (2001) inisiasi dividen merupakan indikasi pertama
bersifat publik tentang kesediaan manajer untuk mendistribusikan kelebihan kas
kepada pemegang saham dibandingkan ditanam dalam proyek-proyek baru.
3
Dengan dibagikan dividen untuk pertama kali setelah beberapa tahun tidak
membagikan dividen, tentunya perusahaan mengharapkan para pemegang saham
dapat melihat prospek baik bagi perusahaan dimasa yang akan datang. Kebijakan
inisiasi dividen merupakan kebijakan keuangan yang bersifat strategik
dibandingkan kebijakan dividen periodik (regular). Kebijakan inisiasi dividen
membawa tanggung jawab perusahaan yang cukup fundamental. Dikatakan
fundamental karena perusahaan memulai membayar dividen secara periodik, maka
perusahaan harus melakukan pembayaran yang konsisten untuk setiap periode
kedepan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen adalah posisi solvabilitas dan
likuiditas perusahaan, rencana perluasan, kebutuhan untuk melunasi hutang,
stabilitas dividen, kesempatan investasi (Syahyunan, 2013). Namun dalam
penelitian ini menggunakan faktor – faktor seperti profitabilitas, likuiditas, dan
leverage.
Menurut Sartono (2010) yang menyatakan Profitabilitas adalah kemampuan
perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva
maupun modal sendiri. Sedangkan Menurut Kasmir (2011) yang menyatakan bahwa
profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam
mencari keuntungan. Dalam pengukuran profitabilitas digunakan alat ukur yaitu
ROA yang merupakan ukuran dari pembagian keuntungan dalam perusahaan,
karena rasio ini melihatkan bahwa keuntungan dari keseluruhan dana yang
diinvestasikan.
4
Pengertian Return On Aset (ROA) menurut Kasmir (2011) ROA adalah rasio yang
menunjukkan hasil atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. Rasio ini
mencerminkan seberapa efektif perusahaan dikelola dan mencerminkan hasil bersih
dari serangkaian kebijakan pengelolaan modal perusahaan. Profitabilitas merupakan
daya tarik utama bagi pemilik perusahaan (pemegang saham) karena profitabilitas
adalah hasil usaha yang diperoleh manajemen atas dana yang di investasikan para
pemegang saham dan juga mencerminkan pembagian laba yang menjadi hak pemegang
saham yaitu seberapa banyak yang di investasikan kembali dan seberapa banyak yang
dibayarkan sebagai dividen tunai ataupun dividen saham kepada mereka.
Menurut Harahap (2013) leverage adalah rasio yang menggambarkan hubungan antara
utang perusahaan terhadap modal, rasio ini dapat melihat seberapa jauh perusahaan
dibiayai oleh utang atau pihak luar dengan kemampuan perusahaan yang digambarkan
oleh modal. Sedangkan dalam arti luas, Kasmir (2012) mengatakan bahwa rasio
leverage digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh
kewajibannya, baik jangka panjang maupun jangka pendek apabila perusahaan
dilikuidasi. Apabila perusahaan tidak memiliki leverage, maka perusahaan beroperasi
sepenuhnya dengan menggunakan modal sendiri tanpa menggunakan hutang. Leverage
dapat memengaruhi keuntungan para pemegang saham perusahaan, namun dapat tidak
memengaruhi biaya permodalan keseluruhan dalam suatu perusahaan.
Perhitungan untuk mengukur leverage yang digunakan yaitu Debt to Total Assets Ratio
menurut Hanafi dan Halim (2012) Debt to Total Assets Ratio merupakan rasio utang
5
yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total hutang dengan total aktiva,
atau seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang.
Menurut Kieso et al. (2007), free cash flow merupakan jumlah dari discretionary cash
flow yang dimiliki perusahaan untuk membeli tambahan investasi, melunasi hutang,
membeli treasury stock atau penambahan sederhana atas likuiditas perusahaan. Cash
flow sendiri merupakan cerminan dari kegiatan perusahaan dalam operasional,investasi,
dan pendanaannya, dengan begitu investor dapat mengukur bagaimana kemampuan
keuangan suatu perusahaan untuk kemajuan perusahaan tersebut. Free cash flow pada
perusahaan juga menunjukkan kas yang bebas untuk digunakan sebagai pelunasan
hutang atau imbal hasil ke pemegang saham, dengan demikian ketersediaan dana dari
free cash flow akan mempengaruhi kebijakan dividen.
Setelah perusahaan menempatkan seluruh investasinya pada aktiva tetap, produk –
produk baru dan modal kerja yang dibutuhkan untuk mempertahankan operasi yang
sedang berjalan, sementara arus kas bebas yang tersisa dibagikan kepada seluruh
pemegang saham dan pemilik hutang (Prihadi, 2012). Pembayaran dividen suatu
perusahaan juga dapat dipengaruhi oleh free cash flow yang merupakan aliran arus kas
yang menggambarkan tentang keuangan perusahaan, free cash flow yang besar
menunjukkan bahwa perusahaan dapat melakukan pengembalian modal baik dalam
bentuk hutang maupun ekuitas (Mangundap, 2018)
Good Corporate Governance atau tata kelola perusahaan merupakan seperangkat
peraturan dalam rangka pengendalian perusahaan untuk menghasilkan value added
6
bagi para pemangku kepentingan. Keberadaan tata kelola perusahaan akan memebntuk
pola kerja manajemen yang transparan, bersih dan professional (Effendi, 2009). KNKG
(2006) menyatakan bahwa melakukan tata kelola perusahaan yang baik adalah dengan
memastikan bahwa asas GCG diterapkan pada setiap aspek bisnis dan disemua jajaran
perusahaan. Asas GCG ada lima menurut KNKG yaitu, asas transparansi, akuntabilitas,
responsibilitas, independensi, serta kewajaran.Pemegang saham mayoritas memiliki
pengaruh yang sangat besar terhadap penerapan kebijkan dividen dalam perushaan.
Pemegang saham mayoritas dapat menetapkan kebijakan dividen yang bertentangan
dengan pemegang saham minoritas. Oleh sebab itu, untuk melindungi kepentingan
pemegang saham minoritas diperlukan penerapan good corporate governance
(Wulandari, 2013)
Beberapa pandangan mengenai kebijakan dividen. Penelitian yang dilakukan Dewi
(2008) menyatakan bahwa profitabilitas yang tinggi menurunkan dividen karena
perusahaan mempunyai laba yang semakin tinggi, maka perusahaan akan
menggunakan laba tersebut untuk kegiatan operasi perusahaan atau investasi sehingga
mengurangi pembagian dividen kepada para pemegang saham.
Penelitian yang dilakukan Arilaha (2009) variabel profitabilitas memiliki pengaruh
positif signifikan terhadap kebijakan dividen. Menurut Marietta & Sampurno (2013)
leverage dalam bentuk debt equity ratio mengalami kenaikan, maka akan berdampak
ke dividen yang diberikan kepada investor, sehingga leverage berpengaruh negatif
dan signifikan terhadap kebijakan dividen. Setiyowati (2017) mengemukakan bahwa
7
kepemilikan manajerial, komite audit, dewan komisaris independen dan kinerja
keuangan terbukti berpengaruh terhadap kebijakan dividen.
Berdasarkan uraian masalah yang disampaikan diatas maka peneliti mengembangkan
penelitian terhadap kebijakan dividen dengan menggunakan variabel inisiasi dividen
sebagai variabel dependen. Dengan adanya perbedaan hasil dari penelitian terdahulu
maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ Pengaruh
Profitabilitas, Leverage, Free cash flow terhadap Inisiasi Dividen dengan Good
corporate governance sebagai variabel moderasi“
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan diatas maka peneliti merumuskan
masalah sebagai berikut :
1. Apakah Profitabilitas,Leverage, Free Cash Flow berpengaruh terhadap terhadap
Inisiasi Dividen?
2. Apakah good corporate governance memperkuat hubungan antara profitabilitas,
leverage, free cash flow terhadap inisiasi dividen?
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk mencapai tujuan sebagai berikut :
1. Membuktikan secara empiris pengaruh Profitabilitas, Leverage, free cash flow
terhadap Inisiasi Dividen.
8
2. Membuktikan secara empiris good corporate governance dapat memperkuat
hubungan antara profitabilitas, leverage, free cash flow terhadap Inisiasi Dividen
1.4. Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut :
a. Bagi Perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai
pertimbangan dalam mengambil keputusan inisiasi dividen.
b. Bagi Investor, sebagai masukan dalam mempertimbangkan pengambilan
keputusan investasi sehubungan dengan dividen yang diharapkan.
c. Bagi Akademisi, menambah informasi pengetahuan dan pemahaman tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi inisiasi dividen.
9
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Teori Kebijakan Dividen
1. Teori Ketidak Relevanan Dividen
Teori ini dikembangan oleh Merton Miller dan Fanco Modigliani (1961) dikenal
dengan teori MM, suatu perusahaan hanya ditentukan oleh kemampuan dasarnya
untuk menghasilkan laba dan resiko bisnisnya. Brigham dan Houston (2006)
menyatakan bahwa kebijakan dividen sebuah perusahaan tidak memiliki pengaruh
pada baik nilai maupun biaya modalnya. Jika kebijakan dividen tidak memiliki
pengaruh yang signifikan, maka kebijakan tersebut akan irrelevan.
Teori ini menggunakan asumsi sebagai berikut :
1) Tidak ada pajak pendapatan.
2) Tidak ada biaya transaksi.
3) Leverage keuangan tidak mempengaruhi biaya modal.
4) Investor dan manajer memiliki informasi yang sama tentang prospek masa depan
perusahaan.
5) Distribusi pendapatan untuk dividen dan laba ditahan tidak mempengaruhi biaya
ekuitas perusahaan.
10
Dengan kata lain suatu nilai perusahaan tidak ditentukan oleh besar kecilnya dividen
tetapi ditentukan dengan besar kecilnya laba bersih sebelum pajak. Kebijakan dividen
tidak relevan untuk dipersoalkan karena nilai suatu perusahaan tergantung hanya pada
pendapatan yang dihasilkan oleh aktiva nya.
2. Teori Bird in The Hand
Menurut Brigham dan Houston (2006) nilai sebuah perusahaan dapat dilakukan
dengan menetapkan rasio pembayaran dividen yang tinggi. Investor lebih memilih
pendapatan yang diperoleh dari dividen dibandingkan dengan pendapatan dari
keuntungan modal (capital gain). Harapan pembayaran dividen saat ini terjadi karena
investor beranggapan bahwa mendapat dividen saat ini resikonya lebih kecil daripada
mendapat capital gain dimasa yang akan datang meskipun capital gain dimasa
mendatang dapat memberikan pengembalian yang lebih tinggi daripada dividen saat
ini, selain risiko juga adanya ketidakpastian arus kas perusahaan dimasa depan
(Atmaja, 2008). Teori ini menjelaskan bahwa investor menginginkan pembayaran
dividen yang tinggi dari keuntungan yang didapat perusahaan, hal ini sesuai dengan
tujuan dari penanaman modal saham yang dilakukan investor yaitu untuk
mendapatkan dividen.
Investor akan lebih tertarik untuk berinvestasi pada perusahaan yang membayarkan
dividen saat ini dibandingkan perusahaan yang butuh jangka waktu lama untuk
membayarkan dividen nya.
11
3. Teori Preferensi Pajak
Ada tiga alasan yang berkaitan dengan pajak untuk beranggapan bahwa investor
mungkin lebih menyukai pembagian dividen yang rendah daripada yang tinggi
sehingga investor lebih suka perusahaan menahan laba daripada memberi dividen
yaitu :
a) Keuntungan Modal (Capital Gain) dikenakan tarif pajak lebih rendah daripada
pendapatan dividen. Untuk itu, investor yang memiliki sebagian besar saham
mungkin lebih suka perusahaan menahan dan menanam kembali laba
kedalam perusahaan. Pertumbuhan laba mungkin dianggap menghasilkan
kenaikkan harga saham dan keuntungan modal yang pajaknya rendah akan
menggantikan dividen yang pajaknya tinggi.
b) Pajak atas keuntungan tidak dibayarkan sampai sahamnya terjual, sehingga
ada efek nilai waktu.
c) Jika selembar saham dimiliki oleh seseorang sampai ia meninggal sama
sekali tidak ada pajak keuntungan modal yang terutang.
4. Teori Signaling Hypotesis
MM berpendapat bahwa suatu kenaikan dividen biasanya menunjukkan sinyal kepada
para investor bahwa manajemen perusahaan meramalkan suatu penghasilan yang baik
dividen di waktu mendatang. Sebaliknya, jika penurunan dividen atau kenaikan
dividen dibawah kenaikan normal, diyakini investor bahwa perusahaan menghadapi
masa sulit dividen di masa mendatang.
12
Jika ada kenaikan dividen sering diikuti oleh kenaikan harga saham. Sebaliknya
penurunan dividen pada umumnya menyebabkan harga saham turun. Fenomena ini
dapat dianggap sebagai bukti bahwa para investor lebih menyukai dividen daripada
capital gains.
5. Teori Clientele Effect
Teori ini menyatakan bahwa adanya perbedaan dalam besaran dividen yang
dibagikan akan membentuk klien yang berbeda-beda juga ( Jensen dan Meckling,
1976). Kelompok pemegang saham yang membutuhkan penghasilan pada saat ini
akan lebih menyukai suatu presentase laba yang dibayarkan Dividend Payout Ratio
(DPR) yang tinggi. Sebaliknya kelompok pemegang saham yang tidak begitu
membutuhkan uang saat ini lebih senang jika perusahaan menahan sebagian besar
laba bersih perusahaan. Bukti empiris menunjukkan bahwa efek dari clientele ini ada.
Tapi menurut teori MM hal ini tidak menunjukkan bahwa dividen kecil lebih baik,
demikian sebaliknya.
2.1.2 Teori Agensi
Menurut pendapat Brigham & Houston (2006) agency theory merupakan manajer
yang diberi kekuasaan oleh pemegang saham (investor) untuk membuat keputusan,
dimana hal ini menciptakan potensi konflik kepentingan. Hubungan keagenan terjadi
ketika satu atau lebih individu yang disebut sebagai organisasi lain (agen) untuk
melakukan sejumlah jasa dan mendelegasikan kewenangan untuk membuat
keputusan kepada agen tersebut. Perbedaan pandangan antara pemegang saham dan
13
manajer sering memicu terjadinya konflik atau pertentangan di perusahaan. Biasanya
terjadi karena agency cost yaitu konflik yang terjadi karena kurang terbuka manajer
terhadap para pemegang saham mengenai dividen yang mereka tanamkan.
Inisiasi dividen menunjukkan pergeseran laporan keuangan secara signifikan dalam
kebijakan dividen perusahaan. Bagi investor penerimaan dividen pertama kali
memberikan pandangan dan ekspektasi awal tentang perkembangan kinerja dimasa
yang akan datang, sehingga inisiasi dividen merupakan pemandu pertama bagi
investor untuk menentukan keputusan dalam berinvestasi atau tidak dalam suatu
perusahaan. Kebijakan inisiasi dividen merupakan suatu poin penting dalam
perjalanan finansial perusahaan yang berdampak pada jangka panjang ke depan.
Perusahaan yang memutuskan untuk memulai pembayaran dividen secara perodik,
maka investor diharapkan dapat menjaga sustainabilitas perusahaan dalam membayar
dividen periodik yang sudah dimulai sebelumnya. Sustainabilitas merupakan
terbayarnya dividen secara konsisten atau dipertahankan dividend payout ratio yang
ditetapkan sebelumnya agar terhindar dari penurunan atau penghentian pembayaran
dalam periode selanjutnya (Sugeng, 2009).
2.1.3 Trade-Off Theory
Teori ini membahas tentang hubungan antara struktur modal dengan nilai perusahaan.
Model trade-off mengasumsikan bahwa struktur modal perusahaan merupakan hasil
trade-off dari keuntungan pajak dengan menggunakan hutang dengan biaya yang akan
14
timbul sebagai akibat penggunaan hutang tersebut. Esensi trade-off theory dalam
struktur modal adalah menyeimbangkan manfaat dan pengorbanan yang timbul sebagai
akibat penggunaan hutang. Sejauh manfaat lebih besar, tambahan utang masih
diperkenankan. Apabila pengorbanan karena penggunaan hutang sudah lebih besar,
maka tambahan hutang sudah tidak diperbolehkan.
Biaya lain dari tingginya utang adalah peningkatan biaya keagenan (agency cost) antara
pemegang utang dengan pemegang saham karena potensi kerugian yang dialami oleh
pemegang utang dalam meningkatkan pengawasan terhadap perusahaan. Pengawasan
bisa dilakukan dalam bentuk biaya-biaya monitoring (Persyaratan yang lebih ketat) dan
bisa dalam bentuk kenaikan tingkat bunga.
Tingkat hutang yang optimal tercapai ketika penghematan pajak (tax shields)
mencapai jumlah yang maksimal terhadap biaya kesulitan keuangan (costs of
financial distress). Trade-off theory mempunyai implikasi bahwa manajer akan berpikir
dalam kerangka trade-off antara penghematan pajak dan biaya kesulitan keuangan
dalam penentuan struktur modal. Perusahaan-perusahaan dengan tingkat profitabilitas
yang tinggi tentu akan berusaha mengurangi pajaknya dengan cara meningkatkan rasio
hutangnya, sehingga tambahan hutang tersebut akan mengurangi pajak.
2.1.4 Pengertian Dividen
Dividen adalah pembayaran dari perusahaan kepada pemegang saham atas keuntungan
yang diperolehnya. Menurut (Ross et al., 2003) dividen adalah suatu bentuk
15
pembayaran yang dilakukan oleh perusahaan kepada para pemiliknya baik dalam
bentuk kas maupun saham. Dividen dikatakan juga komponen pendapatan dari
return investasi dari saham.
Inisiasi dividen merupakan indikasi pertama yang bersifat publik tentang manajer
perusahaan untuk mendistribusikan kelebihan dana kepada para pemegang saham
dibandingkan menginvestasikan ke dalam proyek-proyek baru (Sharma, 2001) dalam
Sugeng (2009). Peningkatan perusahan yang semakin baik membuat perusahaan
meningkatkan laba untuk dibagikan kepada pemegang saham secara konsisten untuk
pendistribusian kas dividen regular dalam waktu yang tidak terbatas.
Kebijakan dividen merupakan keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan
pada akhir tahun akan dibagi pada pemegang saham dalam bentuk dividen atau
akan ditahan untuk menambah modal guna pembiayaan investasi dimasa yang akan
datang (Martono dan Harjito, 2012). Apabila perusahaan memilih untuk membagikan
laba sebagai dividen, maka akan mengurangi laba yang ditahan dan selanjutnya
mengurangi total sumber dana internal, sebaliknya jika perusahaan memilih untuk
menahan laba yang diperoleh, maka kemampuan pembentukan dana internal akan
semakin besar (Rosdini, 2009).
Kebijakan dividen optimal menurut Brigham dan Houston (2005) yaitu kebijakan
dividen yang dapat menciptakan keseimbangan antara saat ini dengan pertumbuhan
pada masa mendatang yang memaksimumkan harga saham perusahaan.
16
Keputusan mengenai jumlah laba yang ditahan dan dividen yang dibagikan
diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Menurut (Warsono, 2003), terdapat beberapa jenis dividen yang dapat dibayarkan
kepada pemegang saham yaitu :
1. Dividen Tunai (Cash Dividend)
Dividen tunai merupakan jenis dividen yang umum digunakan oleh banyak
perusahaan. Dividen tunai diterima oleh pemegang saham biasa melalui cek atau
terkadang para pemegang saham menginvestasikan kembali dividen yang
diperoleh ke dalam saham biasa perusahaan.
2. Dividen Saham (Stock Dividend)
Dividen saham merupakan dividen yang dibagikan oleh perusahaan dalam bentuk
lembar saham tambahan dan tidak berbentuk uang tunai.
3. Dividen Kekayaan (Property Dividend)
Property dividend adalah dividen yang diberikan kepada para pemegang saham
dalam bentuk aset fisik, aset tersebut berupa produk yang dihasilkan perusahaan.
2.1.5 Profitabilitas
Menurut Sartono (2010) yang menyatakan Profitabilitas adalah kemampuan
perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva
maupun modal sendiri. Sedangkan Menurut Kasmir (2011) yang menyatakan bahwa
17
Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam
mencari keuntungan.
Rasio ini mencerminkan seberapa efektif perusahaan dikelola dan mencerminkan hasil
bersih dari serangkaian kebijakan pengelolaan modal perusahaan. Profitabilitas
merupakan daya tarik utama bagi pemilik perusahaan (pemegang saham) karena
profitabilitas adalah hasil yang diperoleh melalui usaha manajemen atas dana
yang di investasikan para pemegang saham dan juga mencerminkan pembagian laba
yang menjadi haknya yaitu seberapa banyak yang di investasikan kembali dan seberapa
banyak yang dibayarkan sebagai dividen tunai ataupun dividen saham kepada mereka.
Laba yang diperoleh perusahaan inilah yang akan menjadi dasar dalam membuat
kebijakan untuk menentukan jumlah pembayaran dividen kepada pemegang saham dan
jumlah laba yang akan diinvestasikan kembali pada perusahaan sebagai laba ditahan.
Hal ini berarti profitabilitas pasti dibutuhkan oleh perusahaan apabila perusahaan akan
melakukan pembayaran dividen. Ditinjau dari sudut pandang investor, salah satu
indikator penting untuk menilai prospek perusahaan dimasa datang adalah dengan
melihat sejauh mana pertumbuhan profitabilitas perusahaan. Indikator ini sangat
penting diperhatikan untuk mengetahui sejauh mana investasi yang akan dilakukan
investor di suatu perusahaan mampu memberikan return yang sesuai dengan tingkat
yang disyaratkan investor.
18
2.1.6 Leverage
Menurut Harahap (2013) leverage adalah rasio yang menggambarkan hubungan antara
utang perusahaan terhadap modal, rasio ini dapat melihat seberapa jauh perusahaan
dibiayai oleh utang atau pihak luar dengan kemampuan perusahaan yang digambarkan
oleh modal. Sedangkan dalam arti luas Kasmir (2012) mengatakan bahwa rasio
leverage digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh
kewajibannya.
Leverage diukur dengan Debt to Total Assets Ratio yang merupakan rasio utang yang
digunakan untuk mengukur perbandingan antara total hutang dengan total aktiva, atau
seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang (Hanafi dan Halim, 2012)
2.1.7 Free Cash Flow
Menurut Kieso et al. (2007), free cash flow merupakan jumlah dari discretionary cash
flow yang dimiliki perusahaan untuk membeli tambahan investasi, melunasi hutang,
membeli treasury stock atau penambahan sederhana atas likuiditas perusahaan. Arus
kas bebas yang berarti arus kas yang benar-benar tersedia untuk didistribusikan kepada
seluruh investor (pemegang saham dan pemilik utang) setelah perusahaan
menempatkan seluruh investasinya pada aktiva tetap, produk-produk baru, dan modal
kerja yang dibutuhkan untuk mempertahankan operasi yang sedang berjalan (Brigham
& Houston, 2001).
Perusahaan dengan arus kas bebas tinggi bisa diduga lebih survive dalam situasi yang
buruk, Sebaliknya jika arus kas bebas negatif berarti sumber dana internal tidak
19
mencukupi untuk memenuhi kebutuhan investasi perusahaan, sehingga memerlukan
tambahan dana eksternal baik dalam bentuk hutang maupun penerbitan saham baru
(Rosdini, 2009). Menurut White et al (2003) free cash flow didefinisikan sebagai
aliran kas diskresioner yang tersedia bagi perusahaan. Arus kas diskresioner
merupakan arus kas yang tersedia setelah seluruh pendanaan proyek dari semua nilai
net present value positif dan dapat digunakan untuk pembayaran dividen,
pembayaran utang, maupun untuk akuisisi. Semakin besar free cash flow yang
tersedia dalam sutau perusahaan, semakin sehat perusahaan tersebut karena memiliki
kas yang tersedia untuk pertumbuhan, pembayaran hutang, dan dividen (Rosdini,
2009).
Bagi perusahaan yang melakukan pengeluaran modal, free cash flow akan
mencerminkan dengan jelas mengenai perusahaan manakah yang masih mempunyai
kemampuan di masa depan dan yang tidak (Uyara dan Tuasikal,2003). Free cash flow
merupakan kas perusahaan yang dapat di distribusikan kepada kreditur atau pemegang
saham yang tidak digunakan untuk modal kerja atau investasi pada asset tetap ( Ross et
al, 2000). Free cash flow menunjukkan gambaran bagi investor bahwa dividen yang
dibagikan oleh perusahaan tidak sekedar “strategi” menyiasati pasar dengan maksut
meningkatkan nilai perusahaan (Rosdini, 2009).
Perusahaan dengan free cash flow yang tinggi akan berpeluang untuk melakukan
inisiasi dividen, karena semakin besar free cash flow yang tersedia dalam sutau
perusahaan, semakin sehat perusahaan tersebut karena memiliki kas yang tersedia
untuk pertumbuhan, pembayaran hutang, dan dividen (Rosdini, 2009).
20
2.1.8 Good Corporate Governance
Corporate governance merupakan suatu sistem yang mengatur dan mengendalikan
perusahaan yang diharapkan dapat memberikan dan meningkatkan nilai perusahaan
kepada para pemegang saham (Herawati, 2008). KNKG (2006) menyatakan bahwa
melakukan tata kelola perusahaan yang baik adalah dengan memastikan bahwa asas
GCG diterapkan pada setiap aspek bisnis dan di semua jajaran perusahaan. Hutchison
dan Gul (2004) menyatakan bahwa GCG diterapkan dalam perusahaan untuk
mengawasi manajer agar tidak mengejar kepentingan pribadi dan gagal
memaksimalkan kemakmuran pemegang saham. GCG hadir sebagai mekanisme
pengendalian dan pengawasan untuk menyelaraskan kepentingan manajer dan
pemegang saham.
Prinsip-prinsip Good Corporate Governance Menurut Komite Nasional
Kebijakan Governance (KNKG), yaitu:
1. Transparansi (Tranparency)
Transparansi berhubungan dengan kualitas informasi yang disampaikan perusahaan.
Kepercayaan investor akan sangat tergantung dengan kualitas informasi yang
disampaikan perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan dituntut untuk menyediakan
informasi yang jelas, akurat, tepat waktu dan dapat dibandingkan dengan indikator-
indikator yang sama. Penyampaian informasi kepada publik secara terbuka, benar,
kredibel dan tepat waktu akan memudahkan untuk menilai kinerja dan resiko yang
dihadapi perusahaan. Praktek yang dikembangkan dalam rangka transparansi
diantaranya perusahaan diwajibkan untuk mengungkapkan transaksi-transaksi
21
penting yang terkait dengan perusahaan, resiko-resiko yang dihadapi dan rencana atau
kebijakan perusahaan yang akan dijalankan. Selain itu, perusahaan juga perlu untuk
menyampaikan kepada seluruh pihak struktur kepemilikan perusahaan serta perubahan
terjadi.
2. Akuntabilitas (Accountability)
Akuntabilitas berhubungan dengan adanya sistem yang mengendalikan hubungan
antara organ-organ yang ada di perusahaan. Akuntabilitas diperlukan sebagai
salah satu solusi mengatasi masalah keagenan yang timbul antara pemegang saham dan
direksi serta pengendaliannya oleh komisaris. Oleh karena itu, akuntabilitas dapat
diterapkan dengan mendorong seluruh organ perusahaan menyadari tanggung jawab,
wewenang dan hak kewajibannya.
Praktek-praktek yang diharapkan muncul dalam menerapkan akuntabilitas diantaranya
pemberdayaan dewan komisaris, memberikan jaminan perlindungan kepada pemegang
saham khususnya pemegang saham minoritas dan pembatasan kekuasaan yang jelas di
jajaran direksi. Pengangkatan komisaris independen merupakan bentuk implementasi
prinsip akuntabilitas, dengan tujuan untuk meningkatkan pengendalian oleh pemegang
saham terhadap kinerja perusahaan.
22
3. Responsibilitas (Responsibility)
Responsibilitas menekankan pada adanya sistem yang jelas untuk mengatur mekanisme
pertanggungjawaban perusahaan kepada pemegang saham dan pihak-pihak lain yang
berkepentingan. Hal tersebut untuk merealisasikan tujuan yang hendak dicapai dalam
good corporate governance yaitu mengakomodasi kepentingan pihak-pihak yang
berkaitan dengan perusahaan.
Responsibilitas juga berkaitan dengan kewajiban perusahaan untuk mematuhi semua
peraturan dan hukum yang berlaku. Kepatuhan terhadap ketentuan yang ada akan
menghindarkan dari sanksi, baik sanksi hukum maupun sangsi moral masyarakat akibat
dilanggarnya kepentingan mereka. Implementasi prinsip-prinsip good corporate
governance dalam pengelolaan perusahaan (corporate governance) mencerminkan
bahwa perusahaan tersebut telah dikelola dengan baik dan transparan. Hal tersebut
dapat merupakan modal dasar bagi timbulnya kepercayaan publik sehingga perusahaan
yang telah go public saham perusahaannya akan lebih diminati oleh para investor dan
berdampak positif terhadap peningkatan nilai perusahaan atau harga saham (Arif, 2008)
4. Independensi (Independency)
Untuk melancarkan pelaksanaan asas GCG perusahaan harus dikelola independen
sehingga masing – masing organ perusahaan tidak saling mendominasi dan dapat
diintervensi pihak lain. Masing – masing organ perusahaan harus menghindari
terjadinya dominasi oleh pihak manapun, tidak terpengaruh oleh kepentingan tertentu,
23
bebas dari benturan kepentingan (conflict of interest) dan dari segala pengaruh tekanan,
sehingga pengambilan keputusan dapat dilakukan secara obyektif.
5. Kewajaran (Fairness)
Prinsip ini menekankan pada jaminan perlindungan hak-hak para pemegang saham,
termasuk hak-hak pemegang saham minoritas dan para pemegang saham asing serta
perlakuan yang setara terhadap semua investor. Praktek kewajaran ini juga mencakup
adanya sistem hukum dan peraturan serta penegakannya yang jelas dan berlaku bagi
semua pihak. Hal ini penting untuk melindungi kepentingan pemegang saham
khususnya pemegang saham minoritas dari praktek kecurangan dan praktek-praktek
insider trading.
2.2 Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
NO Nama
Peneliti Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian
1 Azizah Ayu
Shielva
(2009)
Pengaruh Dividen
Inisiasi dan Dividen
Omisi Terhadap
Return Saham di
Bursa Efek Indonesia
Variabel Independen :
Inisasi Dividen, Omisi
Dividen
Variabel Dependen :
Abnormal Return
1. Inisiasi Dividen
berpengaruh positif
signifikan terhadap
abnormal return.
2. Omisi Dividen
berpengaruh negatif
signifikan terhadap
abnormal return.
24
2 Dini
Rosdini
(2009)
Pengaruh Free Cash
Flow terhadap
Dividend payout
Ratio
1. Variabel
independen : Free
cash flow. 2.
Variabel dependen :
Dividend payout ratio
Free cash flow
memiliki pengaruh
terhadap dividend
payout ratio
3 Supami
Wahyu
Setiyowati
(2017)
Pengaruh corporate
governance dan
kinerja keuangan
terhadap kebijakan
dividen
1. Variabel
independen :
kepemilikan
manajerial,
kepemilikan
institusional, komite
audit dan dewan
komisaris independen,
kinerja keuangan
2. Variabel dependen
: Kebijakan Dividen
1. kepemilikan
manajerial, komite
audit dan dewan
komisaris
independen, kinerja
keuangan
berpengaruh secara
parsial terhadap
kebijakan dividen
2. Kepemilikan
Instutisional tidak
berpengaruh
4 Sanjay
Sharma
(2001)
Do Dividend
Initiation Signal
Prosperity?
1. Variabel
Independen :
Profitabilitas
2. Variabel Dependen
: Dividend Initiation
Profitabilitas
menurun setelah
inisiasi dividen.
5 Puspitasari
dan
Darsono
(2014)
Faktor-Faktor
yang
Berpengaruh
Terhadap
Kebijakan
Dividen
Variabel Independen :
Arus Kas Bebas,
Collateral Assets,
Leverage,Profitabilitas
Variabel Dependen :
Kebijakan
Dividen
1.Arus Kas Bebas
tidak
berpengaruh
terhadap kebijakan
dividen.
2.Collateral Assets
tidak
berpengaruh
terhadap kebijakan
dividen.
3. Leverage
berpengaruh negatif
terhadap kebijakan
dividen.
4. Profitabilitas
berpengaruh
positif terhadap
kebijakan
dividen.
25
6 Jannati
(2010)
Pengaruh
Profitabilitas,
Leverage, dan
Growth terhadap
Kebijakan Dividen
Variabel
Independen:
Profitabilitas,
Leverage,Growth
Variabel Dependen :
Kebijakan Dividen
1. Profitabilitas
berpengaruh positif
dan signifikan
terhadap kebijakan
Dividen.
2. leverage dan
growth berpengaruh
negatif dan
signifikan terhadap
kebijakan dividen.
7 Andriyanti
&
Wirakusuma
2014 Variabel Independen :
Profitabilitas,
Leverage, Arus kas
bebas Good corporate
Governance
Variabel Dependen :
Kebijakan Dividen
1. Profitabilitas,
Leverage, Arus kas
bebas tidak
berpengaruh
terhadap kebijakan
dividen
2. GCG tidak dapat
berpengaruh
Profitabilitas,
Leverage, Arus kas
bebas dengan
kebijakan dividen. Sumber: Data diolah peneliti, 2019
26
2.3 Kerangka Pemikiran
Gambar 2.1
Kerangka Penelitian
2.4 Pengembangan Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di
mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan.
Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang
relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui
pengumpulan data (Sugiyono, 2012).
Profitabilitas
(X1)
Leverage
(X2)
Free cash flow
(X3)
Inisiasi Dividen
(Y)
Good Corporate
Governance
(Z)
27
2.4.1 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Inisiasi Dividen
Menurut Sartono (2010) yang menyatakan Profitabilitas adalah kemampuan
perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva
maupun modal sendiri. Sedangkan Menurut (Kasmir, 2011) yang menyatakan
bahwa Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan
dalam mencari keuntungan.
Rasio ini mencerminkan seberapa efektif perusahaan dikelola dan mencerminkan hasil
bersih dari serangkaian kebijakan pengelolaan modal perusahaan. Profitabilitas
merupakan daya tarik utama bagi pemilik perusahaan (pemegang saham) karena
profitabilitas adalah hasil yang diperoleh melalui usaha manajemen atas dana
yang di investasikan para pemegang saham dan juga mencerminkan pembagian laba
yang menjadi haknya yaitu seberapa banyak yang di investasikan kembali dan seberapa
banyak yang dibayarkan sebagai dividen tunai ataupun dividen saham kepada mereka.
Laba yang diperoleh perusahaan inilah yang akan menjadi dasar dalam membuat
kebijakan untuk menentukan jumlah pembayaran dividen kepada pemegang saham dan
jumlah laba yang akan diinvestasikan kembali pada perusahaan sebagai laba ditahan.
Hal ini berarti profitabilitas pasti dibutuhkan oleh perusahaan apabila perusahaan akan
melakukan pembayaran dividen. Ditinjau dari sudut pandang investor, salah satu
indikator penting untuk menilai prospek perusahaan dimasa datang adalah dengan
melihat sejauh mana pertumbuhan profitabilitas perusahaan. Indikator ini sangat
penting diperhatikan untuk mengetahui sejauh mana investasi yang akan dilakukan
28
investor di suatu perusahaan mampu memberikan return yang sesuai dengan tingkat
yang disyaratkan investor.
Jika tingkat profitabilitas perusahaan tinggi artinya laba yang dihasilkan perusahaan
tinggi. Tersedia nya laba yang besar akan membuat dividen yang dibagikan kepada
investor pun meningkat. Hal ini didukung dengan hasil penelitian Jannati (2006) yang
menyatakan Profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan
dividen.
Berdasarkan hal tersebut maka penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut :
H1 = Profitabilitas berpengaruh positif terhadap inisiasi dividen
2.4.2 Pengaruh Leverage Terhadap Inisiasi Dividen
Menurut Harahap (2013) leverage adalah rasio yang menggambarkan hubungan antara
utang perusahaan terhadap modal, rasio ini dapat melihat seberapa jauh perusahaan
dibiayai oleh utang atau pihak luar dengan kemampuan perusahaan yang digambarkan
oleh modal. Dengan demikian artinya perusahaan yang memiliki tingkat leverage yang
tinggi menggunakan banyak hutang dibandingkan dengan modal sendiri untuk
operasional perusahaan.
Perusahaan yang tidak membayar dividen diprediksi memiliki rasio hutang yang tinggi
karena harus berkosentrasi membayar bunga dan pokok pinjamannya, sedangkan
perusahaan yang membayar dividen diprkirakan memiliki rasio hutang yang rendah
(Hardianto dan Herlina, 2010).
29
Peningkatan hutang pada gilirannya akan mempengaruhi besaran laba bersih yang
tersedia bagi para pemegang saham termasuk dividen yang diterima (Marlina dan
Danica, 2009). Penelitian yang dilakukan Puspitasari dan Darsono (2014) mendapatkan
hasil bahwa leverage berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen. Berdasarkan hal
tersebut maka peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut :
H2 = Leverage berpengaruh negatif terhadap inisiasi dividen
2.4.3 Pengaruh Free Cash Flow Terhadap Inisiasi Dividen
Menurut Kieso et al. (2007), free cash flow merupakan jumlah dari discretionary cash
flow yang dimiliki perusahaan untuk membeli tambahan investasi, melunasi hutang,
membeli treasury stock atau penambahan sederhana atas likuiditas perusahaan. Arus
kas bebas yang berarti arus kas yang benar-benar tersedia untuk didistribusikan kepada
seluruh investor (pemegang saham dan pemilik utang) setelah perusahaan
menempatkan seluruh investasinya pada aktiva tetap, produk-produk baru, dan modal
kerja yang dibutuhkan untuk mempertahankan operasi yang sedang berjalan (Brigham
& Houston, 2001).
Perusahaan dengan arus kas bebas tinggi bisa diduga lebih survive dalam situasi yang
buruk, Sebaliknya jika arus kas bebas negatif berarti sumber dana internal tidak
mencukupi untuk memenuhi kebutuhan investasi perusahaan, sehingga memerlukan
tambahan dana eksternal baik dalam bentuk hutang maupun penerbitan saham baru
(Rosdini, 2009). Penelitian yang dilakukan Rosdini (2009) menunjukkan bahwa free
30
cash flow berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Berdasarkan hal tersebut maka
peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut :
H3 = Free cash flow berpengaruh positif terhadap inisiasi dividen
2.4.4 Pengaruh Good Corporate Governance terhadap Inisiasi Dividen
Good Corporate Governance atau tata kelola perusahaan merupakan seperangkat
peraturan dalam rangka pengendalian perusahaan untuk menghasilkan value added
bagi para pemangku kepentingan. Keberadaan tata kelola perusahaan akan memebntuk
pola kerja manajemen yang transparan, bersih dan professional (Effendi, 2009). KNKG
(2006) menyatakan bahwa melakukan tata kelola perusahaan yang baik adalah dengan
memastikan bahwa asas GCG diterapkan pada setiap aspek bisnis dan disemua jajaran
perusahaan. Asas GCG ada lima menurut KNKG yaitu, asas transparansi, akuntabilitas,
responsibilitas, independensi, serta kewajaran.
Hutchison dan Gul (2004) dalam Abor dan Fiador (2013) menyatakan bahwa GCG
diterapkan dalam perusahaan untuk mengawasi manajer agar tidak mengejar
kepentingan pribadi dan gagal memaksimalkan kemakmuran pemegang saham.
Penelitian yang dilakukan Setiyowati (2017) mendapatkan hasil bahwa good
corporate governance dengan proksi kepemilikan manajerial, komite audit dan
dewan komisaris independen berpengaruh secara parsial terhadap kebijakan dividen,
sedangkan kepemilikan institusional tidak berpengaruh. Berdasarkan hal tersebut
maka peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut :
H4 = Good Corporate Governance berpengaruh positif terhadap Inisiasi Dividen
31
2.4.5 Pengaruh Good Corporate Governance sebagai Variabel Moderasi dalam
Memoderasi Pengaruh dari Profitabilitas terhadap Inisiasi Dividen
Kusumawati (2007) menyebutkan bahwa perusahaan yang cenderung memiliki
profitabilitas yang kecil lebih dominan untuk mengungkapkan penerapan
prinsip-prinsip corporate governance dengan tujuan untuk mengurangi tekanan
pasar. Jika perusahaan berkomitmen dan konsisten dalam menjalankan prinsip-
prinsip GCG dalam aktivitasnya maka dengan sendirinya akan menumbuhkan
kepercayaan investor.
Good Corporate Governance atau tata kelola perusahaan merupakan seperangkat
peraturan dalam rangka pengendalian perusahaan untuk menghasilkan value added
bagi para pemangku kepentingan. Keberadaan tata kelola perusahaan akan memebntuk
pola kerja manajemen yang transparan, bersih dan professional (Effendi, 2009).
Penelitian yang dilakukan oleh Andriyanti & Wirakusuma (2014) mendapatkan hasil
bahwa good corporate governance memoderasi hubungan antara profitabilitas dengan
kebijakan dividen. Berdasarkan hal tersebut maka peneliti mengajukan hipotesis
sebagai berikut :
H5 = Good Corporate Governance memperkuat pengaruh profitabilitas terhadap inisiasi
dividen
32
2.4.6 Pengaruh Good Corporate Governance sebagai Variabel Moderasi dalam
Memoderasi Pengaruh dari Leverage terhadap Inisiasi Dividen
Semakin besar komposisi hutang terhadap modal sendiri terdapat kecenderungan
kurang prioritasnya kebijakan dividen (Sumiadji, 2011). Semakin banyak hutang
yang yang harus dibayar, semakin besar dana yang harus disediakan sehingga akan
mengurangi jumlah dividen yang akan dibayarkan kepada pemegang saham
(Puspaningsih & Pratiwi, 2017). Perusahaan dengan tingkat hutang yang tinggi akan
berakibat pada pemegang saham yang menekan agen untuk meningkatkan kinerja
agar dapat mengurangi rasio hutang perusahaan. Seperti yang tertera dalam teori
agensi pemegang saham sebagai principal mengharapkan pengembalian atas
investasi yang dilakukan. Adanya tekanan dari prinsipal membuat manajer
menerapkan good corporate governance yang lebih baik. Leverage mampu
mengungkapkan suatu pengendalian eksternal dari corporate governance (Faisal,
2006). Penerapan GCG dalam perusahan diharapkan tingkat leverage
mengalami penurunan. Semakin tinggi leverage menandakan bahwa adanya suatu
tata kelola yang salah didalam perusahaan.
Penelitian yang dilakukan oleh Setiyowati (2017) mendapatkan hasil bahwa good
corporate governance dengan proksi kepemilikan manajerial, komite audit dan
dewan komisaris independen berpengaruh secara parsial terhadap kebijakan dividen,
sedangkan kepemilikan institusional tidak berpengaruh. Dan penelitian yang
dilakukan Puspitasari dan Darsono (2014) mendapatkan hasil bahwa leverage
33
berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen. Berdasarkan hal tersebut maka peneliti
mengajukan hipotesis sebagai berikut :
H6 = Good Corporate Governance memperkuat pengaruh leverage terhadap inisiasi
dividen
2.4.7 Pengaruh Good Corporate Governance sebagai Variabel Moderasi dalam
Memoderasi Pengaruh dari Free Cash Flow terhadap Inisiasi Dividen
Arus kas bebas yang berarti arus kas yang benar-benar tersedia untuk didistribusikan
kepada seluruh investor (pemegang saham dan pemilik utang) setelah perusahaan
menempatkan seluruh investasinya pada aktiva tetap, produk-produk baru, dan modal
kerja yang dibutuhkan untuk mempertahankan operasi yang sedang berjalan (Brigham
& Houston, 2001). Semakin besar arus kas bebas yang tersedia dalam perusahaan
maka dapat dikatakan perusahaan tersebut dalam keadaan sehat (Rosdini, 2009).
KNKG (2006) menyatakan bahwa melakukan tata kelola perusahaan yang baik adalah
dengan memastikan bahwa asas GCG diterapkan pada setiap aspek bisnis dan disemua
jajaran perusahaan. Asas GCG ada lima menurut KNKG yaitu, asas transparansi,
akuntabilitas, responsibilitas, independensi, serta kewajaran. Suatu tata kelola
perusahaan (good corporate governance) yang baik akan menciptakan iklim kerja
yang baik antara para manajemen dengan pemilik sehingga konflik yang terjadi dapat
diminimalisir serta dapat mengurangi agency cost yang dapat meningkatkan arus kas
bebas.
34
Penelitian yang dilakukan oleh Rosdini (2009) menunjukkan bahwa free cash flow
berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Dan penelitian Setiyowati (2017)
mendapatkan hasil bahwa good corporate governance dengan proksi kepemilikan
manajerial, komite audit dan dewan komisaris independen berpengaruh secara parsial
terhadap kebijakan dividen, sedangkan kepemilikan institusional tidak berpengaruh.
Berdasarkan hal tersebut maka peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut :
H7 = Good Corporate Governance memperkuat pengaruh free cash flow terhadap
inisiasi dividen
35
III. METODELOGI PENELITIAN
3.1 Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data sekunder,
karena dalam penelitian ini tidak melakukan observasi langsung ke Bursa Efek
Indonesia (BEI), tetapi sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari situs resmi
Bursa Efek Indonesia melalui www.idx.co.id
3.2 Populasi dan Sampel
Dalam penelitian ini, populasi yang digunakan adalah perusahaan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2010 - 2017 yang telah mempublikasikan laporan
keuangannya. Metode purposive sampling dipilih dengan tujuan mendapatkan sampel
yang representatives sesuai dengan kriteria yang ditentukan.
Kriteria sampel yang akan digunakan sebagai berikut:
1. Perusahaan yang terdaftar di BEI selama periode 2010 - 2017.
2. Perusahaan yang membagikan inisiasi dividen selama periode 2010 – 2017.
3. Perusahaan yang memiliki seluruh data yang dibutuhkan penelitian.
36
4. Sampel control adalah perusahaan yang sejenis namun tidak membagikan inisiasi
dividend an memiliki ukuran yang sama dengan jalur sampel.
3.3 Variabel Penelitian
3.3.1 Variabel Dependen
Variabel Dependen dalam penelitian ini adalah inisiasi dividen (Variabel Y).
Kebijakan dividen merupakan keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan
pada akhir tahun akan dibagi pada pemegang saham dalam bentuk dividen atau akan
ditahan untuk menambah modal guna pembiayaan investasi perusahaan memilih
untuk membagikan laba sebagai dividen, maka akan mengurangi laba yang ditahan
dan selanjutnya mengurangi total sumber dana internal, sebaliknya jika perusahaan
memilih untuk menahan laba yang diperoleh, maka kemampuan pembentukan dana
internal akan semakin besar (Rosdini, 2009).
Inisiasi dividen merupakan indikasi pertama yang bersifat public tentang manajer
perusahaan untuk mendistribusikan kelebihan dana kepada para pemegang saham
dibandingkan menginvestasikan ke dalam proyek-proyek baru (Dhaliwal et al., 2003)
dalam Sugeng (2009). Dalam hal ini pengukuran untuk inisiasi dividen menggunakan
variable dummy yaitu untuk perusahaan yang membagikan dividen inisiasi diberikan
skor 1 dan perusahaan yang tidak membagikan inisiasi dividen diberikan skor 0.
37
3.3.2 Variabel Independen
Variabel independen dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Profitabilitas
Menurut Sartono (2010) yang menyatakan Profitabilitas adalah kemampuan
perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva
maupun modal sendiri. Sedangkan Menurut (Kasmir, 2011) yang menyatakan
bahwa Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan
perusahaan dalam mencari keuntungan.
Yang digunakan untuk mengukur profitabilitas yaitu return on asset (ROA) Oleh
karena itu, dividen diambil dari keuntungan bersih yang berhasil diperoleh
perusahaan, maka keuntungan tersebut akan mempengaruhi besarnya dividend
payout ratio yang dibagikan perusahaan. Rumus (ROA) adalah sebagai berikut :
ROA : Laba sebelum pajak
Total aset × 100 %
Return on assets (ROA) yang positif menunjukkan bahwa dari total aktiva yang
dipergunakan untuk beroperasi, perusahaan mampu memberikan laba bagi
perusahaan. Sebaliknya apabila Return On assets yang negatif menunjukkan
bahwa dari total aktiva yang dipergunakan, perusahaan mendapatkan kerugian.
38
2. Leverage
Menurut Harahap (2013) leverage adalah rasio yang menggambarkan hubungan
antara utang perusahaan terhadap modal, rasio ini dapat melihat seberapa jauh
perusahaan dibiayai oleh utang atau pihak luar dengan kemampuan perusahaan
yang digambarkan oleh modal. Sedangkan dalam arti luas (Kasmir, 2012)
mengatakan bahwa rasio leverage digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya.
Leverage diukur dengan Debt to Total Assets Ratio yang merupakan rasio utang
yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total hutang dengan total
aktiva, atau seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang (Hanafi dan
Halim, 2012). Leverage dapat di hitung dengan rumus sebagai berikut :
DER : Total Hutang
Total Aset × 100 %
3. Free cash flow
Arus kas bebas yang berarti arus kas yang benar-benar tersedia untuk
didistribusikan kepada seluruh investor (pemegang saham dan pemilik utang)
setelah perusahaan menempatkan seluruh investasinya pada aktiva tetap, produk-
produk baru, dan modal kerja yang dibutuhkan untuk mempertahankan operasi
yang sedang berjalan (Brigham & Houston, 2001).
Menurut White et al (2010) free cash flow didefinisikan sebagai aliran kas
diskresioner yang tersedia bagi perusahaan. Arus kas diskresioner merupakan arus
kas yang tersedia setelah seluruh pendanaan proyek dari semua nilai net present
value positif dan dapat digunakan untuk pembayaran dividen, pembayaran utang,
39
maupun untuk akuisisi. Bagi perusahaan yang melakukan pengeluaran modal, free
cash flow akan mencerminkan dengan jelas mengenai perusahaan manakah yang
masih mempunyai kemampuan di masa depan dan yang tidak (Uyara dan
Tuasikal,2003). Free cash flow dirumuskan sebagai berikut :
FCF : 𝐶𝑎𝑠ℎ 𝐹𝑙𝑜𝑤 𝑓𝑟𝑜𝑚 𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛− 𝐶𝑎𝑝𝑖𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑥𝑝𝑒𝑛𝑑𝑖𝑡𝑢𝑟𝑒
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡
3.3.3 Variabel Moderasi
Variabel moderasi dalam penelitian adalah good corporate governance (variabel Z).
Corporate governance merupakan suatu sistem yang mengatur dan mengendalikan
perusahaan yang diharapkan dapat memberikan dan meningkatkan nilai
perusahaan kepada para pemegang saham (Herawati, 2008). KNKG (2006)
menyatakan bahwa melakukan tata kelola perusahaan yang baik adalah dengan
memastikan bahwa asas GCG diterapkan pada setiap aspek bisnis dan di semua
jajaran perusahaan. Dalam hal ini good corporate governance yang akan diukur
adalah komisaris independen, komisaris independen merupakan sebuah badan dalam
perusahaan yang biasanya beranggotakan dewan komisaris independen yang berasal
dari luar perusahaan yang berfungsi untuk menilai kinerja perusahaan secara luas dan
keseluruhan (Susiana dan Herawaty, 2007). Rumus untuk menghitungnya adalah
sebagai berikut :
Komisaris Independen : Anggota Dewan Komisaris Independen
Total Dewan Komisaris
40
3.4 Metode Analisis Data
3.4.1 Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskriptif tentang suatu data yang
dilihat melalui nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum,
sum, range, kurtosis dan skewness (Ghozali, 2013). Sanusi (2016) mengatakan bahwa
ukuran yang paling sering digunakan untuk mendeskripsikan data penelitian adalah
frekuensi rata – rata, sedangkan untuk analisis kecenderungan bisasanya digunakan
analisis trend. Alat analisis ini digunakan untuk menjelaskan hasil dari perhitungan
variabel yang diteiliti, sehingga pembaca lebih mudah dalam memahami hasil
penelitian.
3.4.2 Analisis Regresi Logistik
Penelitian ini menggunakan regresi logistik sebagai alat analisis data. Penggunaan
alat analisis ini dikarenakan variabel dependen merupakan variabel dummy dan data
tidak terdistribusi secara normal.
Variabel dependen yang sekaligus menjadi variabel dummy adalah inisiasi dividen,
dimana nilai 1 digunakan untuk menunjukkan perusahaan yang membagikan inisiasi
dividen dan nilai 0 digunakan untuk perusahaan yang tidak membagikan inisiasi
dividen. Persamaan regresinnya adalah sebagai berikut :
Y = α + β1.X1 + β2.X2 + β3.X3 + β4.Z + β5. X1.Z + β6. X2.Z+ β7. X3.Z + e
Keterangan:
α = Konstanta
41
β = Koefisien regresi
Y = Inisiasi Dividen (Y1 : membagikan inisiasi dividen, Y0 : tidak membagikan)
X1 = Profitabilitas
X2 = Leverage
X3 = Free cash flow
Z = good corporate governance
e = error
Menurut Ghozali (2013), analisis pengujian dengan regresi logistik memperhatikan
hal-hal sebagai berikut:
a. Menilai Kelayakan Model Regresi
Analisis pertama dilakukan dengan cara menilai kelayakan model regresi logistik
yang akan digunakan. Pengujian kelayakan model regresi logistik dilakukan
dengan menggunakan Goodness of fit test yang diukur dengan nilai Chi-Square
pada bagian bawah uji Homser and Lemeshow. Perhatikan output dari Hosmer and
Lemeshow dengan hipotesis:
H0 : Model yang dihipotesiskan fit dengan data
Ha : Model yang dihipotesiskan tidak fit dengan data
Dasar pengambilan keputusan:
Perhatikan nilai goodness of fit test yang diukur dengan nilai chi square pada
bagian bawah uji Hosmer and Lemeshow:
- Jika probabilitas > 0,05 maka H0 diterima
- Jika probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak
42
b. Penilaian Keseluruhan Model (overall model fit)
Langkah selanjutnya adalah menguji keseluruhan model regresi (overall model fit).
Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai antara -2 Log Likelihood (-
2LL) pada awal (Block Number = 0) dengan nilai -2 Log Likelihood (-2LL) pada
akhir (Block Number = 1). Adanya pengurangan nilai antara -2LL awal dengan
nilai –2LL pada langkah berikutnya menunjukkan bahwa model yang
dihipotesakan fit dengan data (Sukoco, 2013).
c. Menguji koefisien Regresi
Dalam pengujian koefisien regresi perlu memperhatikan beberapa hal berikut:
a) Tingkat signifikasi (α) yang digunakan sebesar 5 persen. Masonn (1999)
menyatakan bahwa tidak terdapat satu level signifikansi yang dapat
diaplikasikan untuk semua pengujian.
b) Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis didasarkan pada signifikansi
p-value (probabilitas value). Jika p-value > α, maka hipotesis alternatif
ditolak, sebaliknya jika p-value < α maka hipotesis alternatif diterima.
62
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh profitabilitas, leverage, free cash
flow terhadap inisiasi dividen dengan good corporate governance sebagai variabel
moderasi. Dari sampel yang digunakan dalam penelitian sebanyak 113 perusahaan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010 – 2017 menghasilkan
kesimpulan sebagai berikut :
1. Variabel profitabilitas berpengaruh positif terhadap inisiasi dividen. Dengan
kata lain, ketika profitabilitas menurun maka kebijakan perusahaan untuk
membayarkan inisiasi dividen juga semakin mengalami penurunan.
2. Variabel leverage tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap inisiasi
dividen. Hal ini dikarenakan perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi
akan tetap melakukan inisiasi dividen. Sehingga besar kecilnya tingkat
leverage tidak mempengaruhi inisiasi dividen yang dilakukan perusahaan.
3. Variabel free cash flow berpengaruh positif terhadap inisiasi dividen. Hal ini
menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat free cash flow yang dimiliki
63
perusahaan maka semakin meningkat kemampuan perusahaan untuk
melakukan inisiasi dividen.
4. Variabel good corporate governance berpengaruh positif terhadap inisiasi
dividen. Hal ini berarti semakin baik penerapan tata kelola perusahaan yang
baik maka kemampuan perusahaan untuk membagikan inisiasi dividen juga
akan meningkat.
5. Variabel good corporate governance mampu memperkuat pengaruh antara
profitabilitas terhadap inisiasi dividen. Hal ini menunjukkan bahwa semakin
baik tata kelola perusahaan maka semakin besar tingkat profitabilitas yang
dimiliki perusahaan sehingga akan meningkatkan kemampuan perusahaan
untuk melakukan inisiasi dividen.
6. Variabel good corporate governance tidak mampu memperkuat pengaruh
antara leverage terhadap inisiasi dividen. Ha ini berarti penerapan good
corporate governance tidak mempengaruhi tingkat leverage yang dimiliki
perusahaan sehingga tidak mempengaruhi perusahaan dalam melakukan
inisiasi dividen.
7. Variabel good corporate governance tidak mampu memperkuat pengaruh
antara free cash flow terhadap inisiasi dividen. Hal ini menunjukkan bahwa
penerapan good corporate governance tidak mempengaruhi tingkat free cash
flow yang dimiliki perusahaan sehingga tidak berpengaruh terhadap kebijakan
inisiasi dividen yang dilakukan perusahaan.
64
5.2 Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini mempunyai keterbatasan-keterbatasan yang dapat dijadikan bahan
pertimbangan bagi peneliti berikutnya agar mendapatkan hasil yang lebih presisi dan
akurat, keterbatasan tersebut sebagai berikut :
1. Penelitian ini hanya menggunakan periode selama 8 tahun dan hanya
mendapatan 113 sampel untuk dijadikan objek penelitian.
2. Penelitian ini tidak dapat melihat kenaikan atau penurunan data perusahaan,
karena perusahaan yang diteliti berbeda-beda selama periode 2010-
2017
3. Penelitian ini hanya menggunakan variabel profitabilitas, leverage, free cash
flow dan good corporate governance. Proksi yang digunakan dalam variabel
corporate governance hanya komisaris independen yang tentunya belum
mewakili pengukuran corporate governance secara penuh.
65
5.3 Saran
Saran yang diberikan peneliti dari hasil penelitian ini sebagai berikut :
1. Bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian dengan topik yang
sama diharapkan dapat menambah periode pengamatan agar dapat
memperbanyak sampel dan mendapatkan hasil penelitian yang lebih baik dan
signifikan.
2. Penelitian selanjutnya sebaiknya dapat menambahkan variabel yang dapat
menjelaskan pengaruhnya terhadap inisiasi dividen seperti likuiditas,
rentabilitas modal sendiri, corporate life cycle, ukuran perusahaan dan
sebagainya agar mendapatkan hasil yang lebih signifikan.
DAFTAR PUSTAKA
Aduardus, Tandelilin. 2010. Fortofolio dan Investasi. Yogyakarta: Konisius
Agus Harjito dan Martono. 2012. Manajemen Keuangan. Edisi ke-2. Ekonisia,
Yogyakarta.
Agus Sartono. 2010. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi Edisi
Empat.Yogyakarta: BPFE.
Andriyanti, Lina dan Wirakusuma, Made Gede.2014.Good Corporate Governance
Memoderasi Profitabilitas,Leverage, Arus Kas Bebas Dengan Kebijkan
Dividen.E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 8.2
Arilaha, Muhammad Asril. 2009.Pengaruh Free Cash Flow, Profitabilitas, Likuiditas
dan Leverage terhadap Kebijakan Dividen.Jurnal Keuangan dan Perbankan.
Vol. 13 No. 1
Atmaja, Lukas Setia.2008. Teori dan Praktek Manajemen Keuangan.Yogyakarta :
Penerbit ANDI
Bhattacharya, S.1979. Imperfect Information, Dividend Policy and “The Bird in The
Hand” Fallacy. Chicago: University of Chicago. The Bell Journal of
Economics, Vol. 10, No. 1
Boyd, Thomas C. and Mason, Charlotte H. 1999. The Link Between Attractiveness of
“Extranrand” Attributes and Adaption of Innovations. Journal of academy of
marketing research, Vol 27 No 3
Brigham, Eugene F., dan Joel F Houston, 2005. Manajemen Keuangan, Edisi 8,
Erlangga, Jakarta.
Dewi, S. C., 2008. Pengaruh Kepemilikan Managerial, Kepemilikan Institusional,
Kebijakan Hutang, Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan
Dividen.Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 10, No. 1 : 48-57.
Dini Rosdini (2009). Pengaruh Free Cash Flow Terhadap Dividend Payout Ratio.
Jurnal Akuntansi dan Keuangan, 3(2), 14-26.
2
Djumahir, (2009). Pengaruh Biaya Agensi, Tahap Daur Hidup Perusahaan, dan
Regulasi terhadap Kebijakan Dividen pada Perusahaan Manufaktur di Bursa
Efek Indonesia. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol 11, No 2.
Effendi, Muh. Arief.2009.The power of corporate governance :Teori dan
implementasi. Jakarta : Salemba Empat.
Fahmi, Irham. 2013. Analisis Laporan Keuangan. Bandung: Alfabeta.
Faisal.2006.Hubungan antara set kesempatan investasi, tata kelola perusahaan, dan
kinerja. Wahana Akuntansi Jurnal Ilmiah 1(2)
Ghozali, Imam, 2013. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program IBM SPSS 21.
Edisi 7, Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang
Hanafi, Mahduh dan Abdul Halim.2012.Analisis Laporan Keuangan.
Yogyakarta:UPP STIM YKPN
Hani, Syafrida. 2015. Teknik Analisa Laporan Keuangan. Medan :In Media.
Harahap, Sofyan Syafri. 2013. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan Edisi 11.
Rajawali Pers, Jakarta.
Hartono, J.2006. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi.Yogyakarta : Andi
Offest
Herawati, Vinola.2008.Peran praktek corporate governance sebagai moderating
variabel dari pengukuran earnings management terhadap nilai perusahaan.
Pontianak: SNA XI.
Husnan, Suad dan Enny Pudjiastuti. 2012. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Edisi
Keenam. Cetakan Pertama. Yogyakarta: UPP STIM YPKN
Hutchinson, M dan Gull, FA.2004.Investment Opportunity Set, Corporate
Governance Practice and Firm Performance. Journal of Corporate finance
Vol. 10 No. 5 pp. 595-614
Jannati, Attina. (2010). Pengaruh Profitabilitas, Leverage, dan Growth Terhadap
Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Consumer Goods Industry
yang Listing di Bursa Efek Indonesia.Tasikmalaya: Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi
3
Kasmir. 2012. Analisis Laporan Keuangan. Raja Grafindo, Jakarta
Kieso, Donald E., Jerry J. Weygandt, dan Terry D. Warfield. 2007. Intermediate
Accounting 12th ed. Asia: John Wiley & Sons (Asia) Pte Ltd.
Komite Nasional Kebijakan Governance. (2006). Pedoman Umum Good Corporate
Governance Indonesia. Jakarta
Kusumawati, Dwi Novi.2007.Profitability and Corporate Governance Disclousure :
an Indonesian Study.Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol. 10
Lisa Marlina, & Clara Danica. 2009. Analisis Pengaruh Cash Position, Debt To
Equity Ratio, Dan Return On Assets Terhadap Dividen Payout Ratio.
Jurnal Manajemen Bisnis, Vol. 2, No. 1, Januari 2009: 1-6
Mangundap, Siska. Ventje, Ilat. Rudy, Pusung.2018.Pengaruh free cash flow terhadap
kebijakan dividen pada perusahaan lq45 yang terdaftar di BEI. Jurnal Riset
Akuntansi Going Concern 13(2), 2018, 569-577
Marietta, Unzu dan Djoko Sampurno.2013. Analisis Pengaruh Cash Ratio, Return On
Assets, Growth, Firm Size, Debt to Equity Ratio Terhadap Dividend Payout
Ratio : (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2008-2011). Diponegoro Journal Of Management, Vol. 2,
No.3
Miller, Merton H dan Modigliani, Franco.1961. Dividend Policy, Growth, and The
Valuation of shares.The Journal of Bussinnes, Vol 34, No. 4
Prihadi, Toto.2012.Analisis Laporan Keuangan Lanjutan Proyeksi dan Valuasi.
Jakarta : PPM
Purwanto,Joko.2013.Pengaruh pengumuman dividen inisiasi dan dividen omisi
terhadap abnormal return pada (perusahaan manufaktur yang terdaftar di
BEI periode 2008 – 2011). Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang
Puspaningsih, Abriyani dan Pratiwi, Rizqi Gusti.2017.Detterminan Kebijakan
Dividen di Indonesia : good corporate governance sebagai variabel
intervening. Jurnal akuntansi & Auditing Indonesia 21 (2)
Ross et. Al., 2003, Corporate Finance. 5 th, Mc Graw-Hill.
Sanusi, Anwar.2016.Metodelogi Penelitian dan Bisnis.Jakarta : Salemba Empat
4
Setiyowati, Supami Wahyu. Sari, Ati Retna.2017.Pengaruh corporate governance dan
kinerja keuangan terhadapkebijakan dividen. Jurnal AKSI (Akuntansi dan
Sistem Informasi) Vol 1 2017
Sharma, S. 2001. Do Dividend Initiation Signal Prosperity?.Journal of Finance 51:1–
36.
Sielvia, Azizah Ayu.2009. Pengaruh dividen inisiasi dan dividen omisi terhadap
return saham di bursa efek Indonesia. Jurnal Siasat Bisnis Vol. 13 No. 2,
Agustus 2009 Hal: 113–128. Universitas Islam Indonesia Yogyakarta
Sugeng, Bambang.2009. Pengaruh struktur kepemilikan dan struktur modal terhadap
inisiasi dividen di Indonesia. Jurnal Ekonomi Bisnis.No 1. Maret 2009
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sumiadji.2011.Analisis Variabel keuangan yang mempengaruhi kebijakan
dividen.Jurnal Dinamika Akuntansi 3(2)
Susanto, Susanti, Sufiyati dan Sriwahyuni.2013.Pengaruh Liquidity,Profitability,
Leverage, Size, Collateral Assets, Growth, dan Institusional Ownership,
Terhadap Dividend Policy.Jurnal Akuntansi Volume XVII, No. 01 : 149-162
Syahyunan. 2013. Manajemen Keuangan: Perencanaan, Analisis, dan Pengendalian
Keuangan. Medan: USU Press
Uyara, Ali Sani dan Askam Tuasikal. 2003. Moderasi Aliran Kas Bebas terhadap
Hubungan Rasio Pembayaran Dividen dan Pengeluaran Modal dengan
Earnings Response Coefficients. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol 6, No.
2.
Warsono. 2003. Manajemen Keuangan Perusahaan. Jilid 1. Bayu Media Publishing.
Malang
White, Gerald I., Sondhi, Ashwinpul C., dan Fried, Dov.2003.The analysis and use of
financial statements.John wiley and sons, Inc. New York.
Wulandari, Etty Retno.2013.Good corporate governance : konsep, prinsip dan
praktik.Jakarta : LKDI.