PENGARUH SUMBER – SUMBER PENDANAAN DALAM ISLAM
TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA 2012-2017
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat – Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh :
Abyan Naufal Asyhar
NIM 11140860000048
JURUSAN EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1439 H / 2018
ii
PENGARUH SUMBER – SUMBER PENDANAAN DALAM ISLAM
TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA 2012 - 2017
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh
ABYAN NAUFAL ASYHAR
NIM: 11140860000048
Di Bawah Bimbingan
Dr. M. Nur Rianto Al Arif, M.Si
NIP. 19811013 200801 1 006
JURUSAN EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H/2018 M
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini, Kamis 12 April 2018 telah dilakukan ujian komprehensif atas mahasiswa:
Nama : Abyan Naufal Asyhar
NIM : 11140860000048
Jurusan : Ekonomi Syariah
Judul Skripsi : Pengaruh Sumber – Sumber Pendanaan dalam Islam terhadap
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2012-2017
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan serta kemampuan yang
bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa
tersebut dinyatakan LULUS dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke tahap Ujian
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 12 April 2018
1. Nurul Ichsan, MA (…………………….)
NIP. 19731128 200501 1004 Penguji I
2. Dr. M. Nur Rianto Al Arif, M.Si (……………………..)
NIP. 19811013 200801 1 006 Penguji II
iv
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini Jumat Tanggal 6 Bulan Juli Tahun Dua Ribu Delapan Belas telah diadakan
Ujian Skripsi atas mahasiswa:
1. Nama : Abyan Naufal Asyhar
2. NIM : 11140860000048
3. Jurusan : Ekonomi Syariah
4. Judul Skripsi : Pengaruh Sumber – Sumber Pendanaan dalam Islam terhadap
Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia 2012 – 2017
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut diatas
dinyatakan LULUS dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 6 Juli 2018
1. Yoghi Citra Pratama, M.Si (___________________)
NIP. 19830717 201101 1 011 Ketua
2. Dr. M. Nur Rianto Al Arif, M.Si (___________________)
NIP. 19811013 200801 1 006 Sekretaris
3. Dr. Sofyan Rizal, M.Si (___________________)
NIP. 19760430 201101 1 002 Penguji Ahli
4. Dr. M. Nur Rianto Al Arif, M.Si (___________________)
NIP. 19811013 200801 1 006 Pembimbing I
v
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Abyan Naufal Asyhar
No.Induk Mahasiswa : 11140860000048
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Jurusan : Ekonomi Syariah
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan
mempertanggung jawabkan
2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah orang lain
3. Tidak menggunakan kaya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli
atau tanpa ijin pemilik karya
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas
karya ini
Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah
melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang ditemukan
bukti bahwa saya melanggar pernyataan diatas, maka saya siap dikenakan sanksi
berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, 30 Mei 2018
Yang Menyatakan,
(Abyan Naufal Asyhar)
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Identitas Pribadi
Nama : Abyan Naufal Asyhar
Jenis Kelamin : Laki – laki
Tempat, Tanggal Lahir : Wonosobo, 7 April 1996
Kewarganegaraan : Indonesia
Status : Belum Menikah
Tinggi / Berat : 165 cm / 59 kg
Agama : Islam
Alamat : Jl. Kancil VII Blok D No. 127, CIkarang Baru,
Kelurahan Sertajaya, Kecamatan Cikarang Timur,
Kabupaten Bekasi, Jawa Barat
No. HP : 08561863875
E-mail : [email protected]
Pendidikan Formal
2001 – 2002 : SDIT AL-Ichwan, Cikarang
2002 – 2007 : SDIT Thariq Bin Ziyad, Bekasi Timur
2007 – 2010 : MTs Assalaam, Sukoharjo
2010 – 2013 : MA Assalaam, Sukoharjo
vii
2013 – 2014 : Program Sarjana (S1) Jurusan Sistem Informasi,
Extention
Program, President University, Cikarang
2014 – 2018 : Program Sarjana (S1) Jurusan Ekonomi Syariah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Pengalaman Organisasi
1. Ketua Panitia WeShare – Temilreg Jabodetabek 2018 di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
2. Koordinator Divisi Keilmuan KSEI LiSEnSI masa amanah 2017 – 2018
3. Koordinator Divisi Keilmuan LDK KomDa FEB masa amanah 2016 – 2017
4. Anggota Divisi Sosial Agama Himpunan Mahasiswa Jurusan Ekonomi
Syariah 2016 – 2017
5. Anggota Divisi Eksternal Himpunan Mahasiswa Jurusan Ekonomi Syarih
2015 – 2016
Seminar dan Workshop
1. Seminar Pasar Modal Syariah, Galeri Investasi Syariah UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, dengan tema “Investasi Solusi Cerdas Masa Kini”.
Gedung FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2018
2. Seminar Internasional WeShare-Temilreg 2018, dengan tema”Optimizing The
Capability of Technology Based SME in The Global Competition Era”.
Gedung Auditorium Harun Nasution UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
viii
3. Sekolah Pasar Modal Syariah KSEI LiSEnSi UIN Syarif Hidayatulah Jakarta
dengan tema “Invest Your Future in Sharia Capital Market”. Gedung FEB
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2017
4. Company Visit to Direktoral Jendral Penglolaan Pembiayaan dan Risiko
Kementrian Keuangan, 2017
5. Kuliah Kerja Nyata (KKN) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Kelurahan Karet
Kabupaten Tangerang, 2017
6. Seminar Masyarakat Ekonomi Syariah, 4th
Indonesia Islamic Economic
Forum, Menara BTN, 2017
7. National Training for Trainer FoSSEI Nasional, Bandung 2016
8. Indonesia – Malaysia Symposium on Shouteast Asia Studies, Perhimpunan
Alumni Malaysia, Universitas Trilogi, 2016
9. Dauroh Islam dan Bahasa Arab Universitas Islam Madinah – Universitas
Negeri Makassar, 2013
10. TOEFL Preparation, ENTER Sukoharjo, 2013
Pengalaman Kerja
1. Pengajar Studia Center, Rempoa dan Bintaro 2015 – Sekarang
2. Staff Pengajar Komputer SMPIT An-Nur, Cikarang Baru, 2013-2014
Latar Belakang Keluarga
Ayah : Ir. Choirul Asyhar
Tempat, Tanggal Lahir : Sidoarjo, 12 November 1965
Ibu : Dewindra Suwita Saleh, M.Pd
Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 14 Desember 1968
ix
Alamat : Jl. Kancil VII Blok D No. 127, Cikarang Baru,
Kelurahan Sertajaya, Kecamatan Cikarang Timur,
Kabupaten Bekasi, Jawa Barat
Anak ke dari : 2 dari 4 bersaudara
x
ABSTRACT
Zakat, Islamic Bond and Financing Islamic Banking are the instruments that
can develop Economic Growth of Indonesia. Zakat can increase aggregate
consumption and make poor people more prosperous. Islamic bond can build the
infrastructure as a medium that used for income distribution and Financing Islamic
Banking as a instrument that giving a capital for funding the economic sector. This
research was conducted with a view to determine the contribution of Zakat, Islamic
Bond and Financing Islamic Banking in short term, long term and dynamic
relationship to increase Economic Growth of Indonesia. This research uses data
including quarterly data from 2012 until 2017. The data were analyzed using Vector
Error Correction Model (VECM) with Eviews software. The result showed that
Zakat is positively influenced on Economic Growth of Indonesia in short and long
term. Financing Islamic Banking is positively influenced on Economic Growth of
Indonesia in long term. Islamic Bonds is negatively influenced on Economic Growth
in long term.
Keywords: Zakat, Islamic Bonds, Financing Islamic Banking, Economic Growth and
VECM
xi
ABSTRAK
Dana Zakat, Sukuk Negara (SBSN) dan Pembiyaan Bank Syariah merupakan
instrumen – instrument yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Zakat dapat meningkatkan agregat konsumsi dan mensejahterakan orang – orang
miskin, Sukuk Negara dapat membangun infrastruktur sebagai sarana untuk
pemerataan pendapatan dan Pembiayaan Bank Syariah sebagai instrumen permodalan
Bank Syariah untuk membiayai sektor ekonomi. Penelitian ini bertujuan untuk
menguji hubungan jangka panjang dan jangka pendek serta hubungan dinamis antara
variabel Dana Zakat, SBSN dan Pembiayaan Bank Syariah terhadap pertumbuhan
ekonomi Indonesia. Data yang digunakan meliputi data triwulan sejak 2012 sampai
2017. Teknik analisis darta menggunakan regresi Vector Error Correction Model
(VECM) dengan bantuan software Eviews. Penelitian ini menemukan adanya
hubungan positif antara Dana Zakat terhadap pertumbuhan ekonomi dalam jangka
panjang dan jangka pendek. Kemudian hubungan positif antara Pembiayaan Bank
Syariah terhadap Pertumbuhan Bank Syariah dalam jangka panjang dan hubungan
negatif Sukuk Negara terhadap Pertumbuhan Ekonomi dalam jangka panjang.
Kata Kunci: Dana Zakat, Sukuk Negara, Pembiayaan Bank Syariah, Pertumbuhan
Ekonomi Indonesia, VECM
xii
KATA PENGANTAR
Assalaamualaikum Wr.Wb.
Segala puji dan syukur penulis panjatkan Kehadirat Allah SWT, berkat
rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
Shalawat dan salam tercurahkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW
yang telah berjuang hingga kita dapat menikmati indahnya Islam hingga saat ini.
Skripsi ini bertujuan untuk memenuhi sebagai syarat mencapai gelar Sarjana
Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Skripsi ini berjudul “Pengaruh Sumber – sumber Pendanaan dalam Islam
terhadap Pertumbuhan Ekonomi 2012 – 2017”. Semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak dan menambah wawasn serta pengetahuan bagi
pembaca.
Proses penyuun skripsi ini juga tidak terlepas dari doa, bimbingan, bantuan,
dukungan dan motivasi dari orang – orang yang terbaik yang ada di sekeliling
penulis. Karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan rasa terimakasih
sebesar – besarnya kepada:
1. Allah SWT yang telah memberikan segala nikmat yang belum tentu
didapatkan oleh orang lain. Atas nikmatnya penulis dapat
menyelesaikan studi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Segala nikmat
xiii
yang Allah berikan patut disyukuri tanpa bantuan Allah semua ini sulit
terjadi.
2. Keluarga The Asyhar tercinta yang selalu mensupport di segala
keadaan. Ayah Ir. Choirul Asyhar dan Ibu Dewindra Suwita Saleh,
M.Pd, Kakak Ahsana Nabila Asyhar, S.Pi, Adik Athaya Nadiya Asyhar
dan Adik Adnan Nawawi Asyhar sebagai inspirator dan motivator
penulis untuk selalu semangat dalam segala kegiatan. Terimakasih atas
kasih sayang dan doa yang selalu dipanjatkan. Semoga senantiasa dalam
lindungan Allah dan kita bisa berkupul bersama di surga nya Allah.
3. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc., M.Si selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
memberikan ilmu yang berharga selama masa perkuliahan.
4. Bapak Dr. Amilin, SE, M.Si, Ak, CA, BKP selaku Wadek Bidang
Akademik, Bapak Dr. Ade Sofyan Mulazid, S.Ag, M.H selaku Wadek
Bidang Administrasi Umum, Bapak Dr. Desmadi Saharudin, MA selaku
Wadek Bidang Kemahasiswaan.
5. Bapak Yoghi Citra Pratama, M.Si selaku Ketua Jurusan Ekonomi
Syariah dan Ibu RR. Tini Anggraini, M.Si selaku Sekertaris Jurusan
Ekonomi Syariah.
6. Bapak Dr. M. Nur Rianto Al Arif, M.Si selaku dosen pembimbing
akademik dan dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan
waktunya untuk memberikan arahan dan motivasi setiap semester serta
selalu memberikan ilmu yang bermanfaat selama penyusunan skripsi
ini. Semoga Allah senantiasa memberkahi dan membalas kebaikan
bapak.
xiv
7. Seluruh jajaran dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah
memberikan ilmu yang sangat berharga dan bermanfaat bagi penulis.
Serta karyawan dan staff UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
memberikan pelayanan terbaik dan membantu selama perkuliahan.
Semoga Allah memberikan pahala yang banyak atas kebaikan bapak
dan ibu semua.
8. Terimakasih kepada orang – orang terdekat penulis Selvina Helviani,
S.H, sahabat – sahabat penulis Ilham dan Azmi dan teman – teman
seperjuangan Angga, Debby, Iqbal, Aam, Aulia, Adzkiya, Intan atas
semua supportnya. Semoga selalu dilindungi dan diberkahi Allah.
9. Terimakasih banyak kepada teman-teman terbaik Ekonomi Syariah A
dan B 2014 yang tidak bisa saya sebutkan satu – persatu. Sukses untuk
kalian semua.
10. Terimakasih kepada teman-teman LiSEnSi Bella, Riska, Fitri, Ulfi,
Ratna, Syania,Firman, Sidik dan lain – lain. Terus semangat dan sukses
selalu.
Penulis menyadari bahwa hasil penelitian ini masih memiliki banyak
kekurangan sehubungan dengan keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman yang
dimiliki penulis. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta
masukan, baik kritik yang membangun dari berbagai pihak.
Wassalaamualaikum Wr Wb
Jakarta, 27 Mei 2018
Abyan Naufal Asyhar
xv
DAFTAR ISI
COVER
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI .................................................... iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ............................ v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................. vi
ABSTRACT ........................................................................................................... x
ABSTRAK ............................................................................................................. xi
KATA PENGANTAR ........................................................................................... xii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... xv
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xviii
DAFTAR GRAFIK ............................................................................................... xix
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xx
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 12
C. Tujuan Penulisan ............................................................................................ 12
D. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 13
E. Sistematika Penulisan .................................................................................... 14
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori ............................................................................................... 16
1. Pertumbuhan Ekonomi ....................................................................... 16
xvi
2. Sukuk ................................................................................................. 21
3. Zakat ................................................................................................... 23
4. Pembiayaan Bank Syariah.................................................................. 24
B. Penelitian Terdahulu ...................................................................................... 31
C. Keterkaitan Antar Variabel ............................................................................ 36
D. Kerangka Pemikiran ....................................................................................... 38
E. Hipotesis ......................................................................................................... 41
BAB III METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian .............................................................................. 42
B. Jenis dan Sumber Data ................................................................................... 42
C. Metode Pengumpulan Data ............................................................................ 43
D. Metode Analisis Data ..................................................................................... 44
1. Uji Stasioneritas ................................................................................. 44
a. Uji Akar Unit ......................................................................... 44
b. Uji Derajat Integrasi ............................................................... 46
c. Uji Lag Length ....................................................................... 47
d. Uji Kointegrasi Johansen ....................................................... 47
2. Uji Vector Error Correction Model (VECM) ................................... 48
3. Uji Impulse Response Function ......................................................... 50
4. Uji Variance Decomposition .............................................................. 51
E. Operasional Variabel Penelitian ..................................................................... 51
1. Variabel Independen .......................................................................... 54
2. Variabel Dependen ............................................................................. 54
xvii
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ............................................................... 55
1. Pertumbuhan Ekonomi ....................................................................... 55
2. Zakat ................................................................................................... 61
3. Sukuk Negara ..................................................................................... 65
4. Pembiayaan Bank Syariah.................................................................. 66
B. Analisis Data .................................................................................................. 68
1. Uji Stationeritas Data ......................................................................... 68
2. Penetapan Lag Optimal ...................................................................... 70
3. Uji Kointegrasi ................................................................................... 71
4. Uji Kausalitas Granger ....................................................................... 72
5. Estimasi VECM ................................................................................. 73
6. Hasil IRF ............................................................................................ 76
7. Hasil FEVD ........................................................................................ 79
C. Pembahasan .................................................................................................... 80
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................................... 87
B. Saran ............................................................................................................... 88
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 91
LAMPIRAN ............................................................................................................... 95
xviii
DAFTAR TABEL
No. Keterangan Halaman
1.1 Tabel Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2012 - 2017 3
1.2 Tabel Data Perbandingan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia,
Dana Zakat, Sukuk Negara, dan Pembiayaan Bank Syariah
7
2.1 Penelitian Terdahulu 31
4.1 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 56
4.2 Penghimpunan Dana Zakat oleh BAZNAS 64
4.3 Outstanding Sukuk Negara 66
4.4 Pembiayaan Bank Syariah 67
4.5 Hasil Uji Stationer pada Data Level 69
4.6 Hasil Uji Stationer pada First Difference 69
4.7 Hasil Uji Stationer pada Second Difference 70
4.8 Hasil Pengujian Lag Optimal 71
4.9 Hasil Uji Kointegrasi 72
4.10 Hasil Uji Kausalitas Granger 73
4.11 Hasil Uji VECM Jangka Panjang 74
4.12 Hasil Uji VECM Jangka Pendek 75
4.13 Hasil Uji IRF 77
4.14 Hasil Uji FEVD 79
xix
DAFTAR GAMBAR
No. Keterangan Halaman
2.1 Ibnu Khaldun Circle 17
2.2 Desain Penelitian 40
4.1 Hasil Uji IRF 78
4.2 Hasil Uji FEVD 79
xx
DAFTAR LAMPIRAN
No. Keterangan Halaman
1 Data Mentah Penelitian 95
2 Uji Stationeritas Data Level 96
3 Uji Stationeritas Data First Difference 98
4 Uji Stationeritas Data Second Difference 99
5 Hasil Uji Lag Optimal 100
6 Hasil Uji Kointegrasi 101
7 Hasil Uji Kausalitas Granger 102
8 Uji Hasil Estimasi VECM 103
9 Hasil Uji IRF 105
10 Hasil Uji FEVD 107
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembangunan merupakan sebuah alat yang digunakan untuk mencapai
tujuan bangsa dan pertumbuhan ekonomi menjadi salah satu indikator untuk
menilai kesuksesan pembangunan suatu negara. Pembukaan Undang-Undang
Dasar (UUD) 1945 tercantum bahwa untuk negara mempunyai tujuan untuk
memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam
pelaksanaan pembangunan, pertumbuhan ekonomi yang tinggi adalah tujuan
utama bagi negara – negara berkembang. Hal ini disebabkan pertumbuhan
ekonomi berkaitan erat dengan peningkatan tingkat produktivitas dalam
masyarakat sehingga semakin banyak barang dan jasa yang diproduksi, maka
kesejahteraan masyarakat akan meningkat.
Pertumbuhan ekonomi dapat dicapai melalui beberapa indikator.
Menurut Abidin (2012) Indikator pertumbuhan ekonomi adalah dengan
meningkatnya produksi (output), terciptanya lapangan kerja baru,
meningkatnya iklim investasi dan lain sebagainya. Hal ini dipertegas oleh
pendapat beberapa ahli. Menurut Sukirno (2012) berpendapat bahwa
pertumbuhan ekonomi merupakan perubahan tingkat kegiatan ekonomi yang
berlaku dari tahun ke tahun. Sehingga untuk mengetahuinya harus diadakan
perbandingan pendapatan nasional dari tahun ketahun, yang dikenal dengan
laju pertumbuhan. Menurut Sukirno (2012) faktor-faktor penting yang dapat
2
mewujudkan pertumbuhan ekonomi adalah tanah dan kekayaan alam
lainnya, jumlah dan mutu dari penduduk dan tenaga kerja, barang-barang
modal dan tingkat teknologi serta sistem sosial dan sikap masyarakat.
Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu syarat penting bagi
terpenuhinya kebutuhan manusia. Menurut Abidin (2012), tidak adanya
pertumbuhan berarti terjadi stagnansi dalam aktivitas kehidupan ekonomi
yang itu akan berakibat kepada berkurangnya untuk tidak mengatakan
hilangnya pendapatan yang merupakan kebutuhan dasar manusia.
Pertumbuhan ekonomi bisa dilihat dari berbagai indikator. Indikator-indikator
tersebut di antaranya adalah meningkatnya produksi (output), terciptanya
lapangan kerja baru, meningkatnya iklim investasi dan lain – lain.
Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas
produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan
pendapatan nasional. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi
keberhasilan pembangunan ekonomi. Infrastruktur, barang-barang modal dan
kemajuan teknologi dalam suatu negara menjadi salah satu faktor penunjang
bagi tumbuhnya perekonomian. Sehingga, ketika pertumbuhan Produk
Domestik Bruto (PDB) yang positif dapat dikatakan sebagai salah satu
indikator perekonomian yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Ketika kondisi makro ekonomi domestik dalam keadaan baik, maka
pertumbuhan ekonomi meningkat. Tabel 1.1 menunjukkan pertumbuhan
ekonomi Indonesia dalam kurun waktu 2012-2017 :
3
Tabel 1. 1
Tabel Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2012 - 2017
Tahun PDB (%)
2012 6,03
2013 5,56
2014 5,01
2015 4,88
2016 5,02
2017 5,07
Sumber : www.worldbank.org (2012-2017)
Berdasarkan Tabel 1.1 pertumbuhan ekonomi diatas, menunjukkan
bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia turun di angka 6,03 persen pada
tahun 2012 dan 4,88 persen pada tahun 2015. Kemudian di tahun 2016
berada pada angka kisaran 5,02 persen. Fenomena tersebut menunjukkan
adanya pelemahan ekonomi Indonesia. Pelemahan ini terjadi disebabkan
oleh berbagai faktor antara lain faktor politik. Menurut Perotti dan Benabou
(1996) bahwa faktor – faktor politik merupakan variabel yang kompeten
dalam menjelaskan pertumbuhan ekonomi. Adanya ketidakstabilan politik
memiliki pengaruh negatif terhadap pertumbuhan ekonomi.
Pada tahun 2014 keadaan demokrasi politik di Indonesia sedang
mengalami masa transisi perpindahan kepemimpinan kepala pemerintahan
4
Indonesia. Ternyata keadaan politik menjadi salah satu indikator yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di suatu negara. Sebagai negara
demokrasi, Proses demokratisasi memosisikan Indonesia sebagai negara
demokrasi terbesar ketiga di dunia. Demokrasi telah memberikan ruang
kebebasan yang lebih besar termasuk di bidang ekonomi. Namun keadaan
perkonomian saat ini tidak selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh
Sen (1996), menurutnya dari data statistik seratus negara terbukti bahwa
dampak positif sebuah rezim pemerintahan yang otoriter terhadap
pertumbuhan ekonomi sangat kecil. Dengan kata lain, negara yang menganut
sistem demokrasi cenderung memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi yang
lebih tinggi. Dari fenomena pelemahan ekonomi yang sudah dipaparkan
diatas bahwasanya perlu adanya dorongan untuk dapat menggenjot kembali
kondisi perkonomian yang melemah.
Pemerintah selalu berupaya untuk meningkatkan pertumbuhan
ekonomi dengan memenuhi berbagai faktor yang menunjang pertumbuhan
ekonomi seperti meningkatkan produktivitas, pembangunan infrastruktur,
pengembangan teknologi dan pembukaan lapangan pekerjaan. Tentunya hal
tersebut membutuhkan dana yang cukup besar. Pendapatan pemerintah yang
dijadikan APBN berasal dari pajak, laba BUMN, PNBP dan lain sebagainya.
Dana APBN digunakan untuk memenuhi kebutuhan negara yang
dianggarkan selama satu tahun. Akan tetapi, ketika APBN tidak dapat
memenuhi semua kebutuhan belanja negara, pemerintah membutuhkan
5
pemasukan tambahan. Pemerintah dapat memperoleh pemasukan berupa
pendanaan seperti investasi, zakat, wakaf, pajak, retribusi, hasil pengelolaan
kekayaan daerah dan pendapatan lain – lain yang dianggap sah. Sehingga
dengan adanya pendanaan tersebut dapat memberikan pemasukan kepaa
negara dan dapat memberikan dampak kepada pertumbuhan ekonomi.
Kemudian terdapat pula peran lembaga keuangan yang dapat meningkatkan
produktivitas dengan memberikan pembiayaan kepada sektor riil.
Zakat merupakan salah satu instrumen filantropi yang penghimpunan
dan penyalurannya dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Hal ini
didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Anggraini (2017) bahwasanya
penyaluran zakat berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan
ekonomi. Hal senada juga disampaikan oleh Sarea (2012) dalam
penelitiannya. Bahwa, dengan membayar zakat ke delapan golongan
penerima zakat dapat berdampak pada pembangunan yang berkelanjutan
sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Selain sektor filantropi, instrumen keuangan syariah juga dijadikan
sebagai sumber pendanaan negara. Salah satu bentuknya adalah dengan
melakukan investasi. Pertumbuhan ekonomi secara terus menerus tentunya
membutuhkan dana yang besar. Menurut Yahya (2015), untuk mempercepat
pembangunan diperlukan investasi yang besar dan dana yang besar pula.
Apabila dana dalam negeri tidak mencukupi, biasanya negara melakukan
pilihan dengan meminjam ke luar negeri.
6
Tentunya salah satu bentuk investasi yang dilakukan berdasarkan
dengan syariat islam adalah sukuk sesuai dengan Fatwa DSN: No 32/DSN-
MUI/IX/2002. Menurut Rosyidah (2015) Sukuk juga dapat berkontribusi
dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan menjadi salah satu
instrumen yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Sektor keuangan syariah memiliki peran yang strategis dalam
peningkatan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Salah satunya adalah
perbankan syariah. Menurut Putra (2017) Bank dapat dikatakan sebagai nadi
dari perekonomian. Semakin tinggi kemampuan bank dalam menyalurkan
pembiayaan, maka akan semakin tinggi pula usaha-usaha baru yang
didirikan oleh masyarakat. Menurut Rama (2010) perbankan syariah
memiliki pengaruh hubungan jangka panjang terhadap pertumbuhan
ekonomi Indonesia.
Variabel perbankan syariah yang mempengaruhi pertumbuhan
ekonomi Indonesia menurut Hayati (2014) variabel total aset dan total
pembiayaan bank syariah mampu menjelaskan pengaruhnya sebesar 33,8%
terhadap variabel PDB. Hal ini menunjukkan bahwa perbankan syariah
memiliki peran sangat kecil terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Berdasarkan kondisi market share yang berada pada kisaran angka 5%,
maka perbankan syariah perlu meningkatkan market share dan
meningkatkan kualitas perbankan syariah tersebut.
7
Penelitian ini membahas faktor- faktor yang memiliki pengaruh
terhadap meningkatnya pertumbuhan ekonomi di antaranya adalah
Penghimpunan Dana Zakat, Sukuk dan Pembiayaan Bank Syariah. Berikut
gambaran umum faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di
Indonesia:
Tabel 1.2
Tabel Data Perbandingan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia (%), Dana Zakat
(Rupiah), Sukuk Negara(Rupiah) dan Pembiayaan Bank Syariah (Rupiah)
Tahun PDB
(%) Dana Zakat (Juta) Sukuk (Juta)
Pembiayaan
Bank
Syariah
(Milyar)
2012 6,03 2.212.398 63.034.775 147.505
2013 5,56 2.639.604 137.758.140 184.122
2014 5,01 3.300.000 172.903.725 199.330
2015 4,88 3.650.369 255.794.255 212.996
2016 5,02 5.017.293 373.350.380 248.007
2017 5,07 6.000.000 512.339.302 285.695
Sumber : Worldbank.org, pid.baznas.go.id, kemenkeu.djppr.go.id dan ojk.go.id, data
diolah (2012-2017).
Berdasarkan Tabel 1.2 menunjukkan bahwasanya dana zakat dari
tahun ke tahun mengalami kenaikan yang signifikan. Peningkatan yang
sangat signifikan berada pada tahun 2012 ke tahun 2017. Penghimpunan
dana zakat pada tahun 2016 mengalami peningkatan dua kali lebih besar dari
tahun 2013. Namun, dengan meningkatnya penghimpunan dana zakat ini,
tidak dibarengi dengan pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Terdapat
8
ketidakkonsistenan antara peningkatan dana zakat dengan peningkatan
pertumbuhan perekonomian Indonesia. Hal ini terlihat dalam Tabel 1.2 pada
tahun 2012-2015. Dana zakat selalu mengalami peningkatan yang signifikan
akan tetapi pertumbuhan ekonomi malah cenderung menurun pada periode
yang sama.
Berdasarkan uraian di atas menunjukkan bahwasanya terdapat
ketidakkonsistenan antara penghimpunan dana zakat dengan pertumbuhan
ekonomi Indonesia. hal ini tidak selaras dengan penelitian yang dilakukan
bahwasanya Penghimpunan dan Penyaluran Dana ZIS ini sebagai pendorong
pertumbuhan ekonomi, menurut Ryandono (2008), dalam Islam diwajibkan
untuk mengeluarkan zakat, yang memiliki fungsi untuk memaksa seseorang
untuk menjadikan hartanya agar senantiasa produktif atau selalu berputar.
Artinya apabila penghimpunan dana zakat meningkat maka akan
meningkatkan produktivitas yang dapat meningkatkan pertumbuhan
ekonomi Indonesia.
Selain mengandalkan sektor filantropi sebagai sumber pendanaan
negara dan peningkatan pertumbuhan ekonomi. Sumber pendanaan dapat
mengandalkan instrumen keuangan yaitu investasi. Investasi dapat diartikan
sebagai suatu kegiatan menempatkan dana pada satu atau lebih aset selama
periode tertentu dengan harapan dapat memperoleh penghasilan atau
peningkatan nilai investasi (husnan, 1998). Ini menunjukkan bahwa sektor
investasi juga menjadi sumber pendanaan untuk meningkatkan produktivitas.
9
Hal ini sesuai dengan penelitian menurut Yahya (2015), untuk mempercepat
pembangunan diperlukan investasi yang besar dan dana yang besar pula.
Apabila dana dalam negeri tidak mencukupi, biasanya negara melakukan
pilihan dengan meminjam ke luar negeri. Pilihan ini diambil untuk
menghindari pembebanan warga negara apabila kekurangan itu ditutup
melalui penarikan pajak. Negara memang dibebani tanggung jawab yang
besar dalam meningkatkan kesejahteraan warga negaranya.
Salah satu investasi yang dapat berkontribusi bagi peningkatkan
pertumbuhan ekonomi adalah sukuk. Hal ini sesuai dengan penelitian menurut
Rosyidah (2015) Sukuk juga dapat berkontribusi dalam meningkatkan
pertumbuhan ekonomi. Di beberapa negara, sukuk telah menjadi instrumen
pembiayaan anggaran negara yang sangat penting. Pada saat ini ada beberapa
negara yang menjadi issuer sukuk yaitu Malaysia, Bahrain, Uni Emirat Arab,
Qatar, Pakistan, Brunei Darussalam dan Jerman (Riyan, 2014).
Berdasarkan Tabel 1.2 menunjukkan bahwasanya sukuk dari tahun
2012-2017 sukuk selalu mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Hal ini
menunjukkan bahwa iklim investasi di Indonesia dari tahun ke tahun
mengalami perbaikan. Menurut Rosyidah (2015) Sukuk memiliki peran
penting dalam industri keuangan syariah sebagai instrumen pembiayaan,
instrumen investasi, dan instrumen likuiditas (pasar uang). Popularitas sukuk
sebagai alternatif sumber pembiayaan terus meningkat karena berbagai
keunggulan yang dimilikinya: sesuai prinsip syariah, diversifikasi basis
10
investor, fleksibel (struktur, tenor, underlying, dll.), dan potensi
pertumbuhan pasar keuangan syariah. Ditinjau dari sektor makro ekonomi
penerbitan sukuk sebagai instrumen investasi dimanfaatkan oleh pemerintah
untuk mengurangi masalah makroekonomi, yaitu inflasi dan pengangguran.
Sukuk juga dapat berkontribusi dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Dalam rangka memenuhi kebutuhan dan faktor penunjang pertumbuhan
ekonomi, yaitu infrastruktur, barang-barang modal dan kemajuan teknologi
dalam suatu negara, pemerintah membutuhkan dana yang tidak sedikit. Dana
tersebut dapat diraih pemerintah dengan kegiatan penghimpunan dana
investasi melalui instrumen pembiayaan seperti Surat Berharga Syariah
Negara.
Berdasarkan Tabel 1.2 dapat dilihat bahwa sukuk mengalami
peningkatan yang cukup signifikan dari tahun 2012-2017. Namun, hal ini
tidak diikuti dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Pertumbuhan ekonomi menurun dari tahun 2012-2015 dari angka 6,03
persen ke 4,88 persen. Kemudian kembali meningkat menjadi 5,02 persen
pada tahun 2016 dan 5,07 persen di 2017.
Berdasarkan uraian di atas bahwasanya terdapat ketidakkonsistenan
antara pertumbuhan sukuk dengan pertumbuhan ekonomi. Hal ini sesuai
pada penelitian yang dilakukan oleh Ryandini (2013), bahwasanya Surat
Berharga Syariah Negara (SBSN) atau Sukuk memiliki pengaruh negatif
terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam jangka pendek maupun
11
jangka panjang. Artinya apabila terjadi peningkatan pada sukuk maka akan
mengakibatkan penurunan pertumbuhan ekonomi.
Kemudian, selain sukuk sebagai instrumen keuangan yang dijadikan
sumber pembiayaan. Instrumen keuangan yang lainnya adalah pembiayaan
bank syariah. Menurut Terminanto dan Rama (2017) pembiayaan bank
syariah berpengaruh positif signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.
Artinya adalah apabila pembiayaan perbankan syariah mengalami
peningkatan maka pertumbuhan ekonomi akan mengalami peningkatan.
Berdasarkan Tabel 1.2 bahwasanya pembiayaan bank syariah dari
tahun ketahun mengalami peningkatan. Pembiayaan perbankan syariah dari
tahun 2012 – 2016 selalu mengalami kenaikan yang signifikan Namun,
peningkatan pembiayaan bank syariah ini tidak diikuti dengan peningkatan
pertumbuhan ekonomi. Ketika pembiayaan bank syariah mengalami
peningkatan pada 2012 – 2015, pertumbuhan ekonomi cenderung mengalami
penurunan dari angka 6,03 persen ke angka 4,88 persen.
Berdasarkan uraian di atas bahwasanya terdapat ketidakkonsistenan
antara pembiayaan bank syariah dengan pertumbuhan ekonomi. Hal ini tidak
sesuai dengan penelitian Rama (2010) bahwasanya terdapat pengaruh positif
antara perbankan syariah dengan pertumbuhan ekonomi dalam jangka
panjang. Artinya apabila pembiayaan bank syariah mengalami peningkatan
maka pertumbuhan ekonomi juga meningkat.
12
Berdasarkan uraian di atas, bahwasanya variabel Sukuk, Dana Zakat
dan Pembiayaan Perbankan Syariah mengalami peningkatan yang signifikan.
Namun tidak diikuti dengan Pertumbuhan Perekonomian Indonesia.
Fenomena tersebut mendorong peneliti untuk melakukan penelitian
mengenai pengaruh variabel-variabel tersebut terhadap Pertumbuhan
Ekonomi di Indonesia, maka penulis tertarik unutk melakukan penelitian
dengan judul “Pengaruh Sumber – Sumber Pendanaan dalam Islam
terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia 2012 – 2017”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah ketidakkonsistenan hubungan antara
Penghimpunan dana Zakat, Sukuk dan Pembiayaan Bank Syariah terhadap
pertumbuhan ekonomi, menjadi sebuah masalah yang perlu untuk dilakukan
penelitian lebih lanjut. Oleh sebab itu penelitian ini berfokus pada variabel
Dana Zakat, Sukuk dan Pembiayaan Bank Syariah terhadap Pertumbuhan
Ekonomi Indonesia pada periode 2012-2017.
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan maka diperlukan
penelitian lebih lanjut, sehingga dapat dirumuskan sebuah masalah yang akan
dibahas adalah “Bagaimanakah Pengaruh Dana Zakat, Sukuk dan Pembiayaan
Bank Syariah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2012-2017?”.
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:
13
1. Menguji secara empiris pengaruh Dana Zakat, Sukuk dan Pembiayaan
Perbankan Syariah secara jangka pendek terhadap pertumbuahan
ekonomi.
2. Menguji secara empiris pengaruh Dana Zakat, Sukuk dan Pembiayaan
Perbankan Syariah secara jangka panjang terhadap pertumbuahan
ekonomi.
3. Menguji secara empiris pengaruh Dana Zakat, Sukuk dan Pembiayaan
Perbankan Syariah secara dinamis terhadap pertumbuahan ekonomi.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai saran implementasi ilmu
pengetahuan bagi perkembangan dunia pendidikan dan perekonomian serta
memberikan pembuktian yang empiris hubungan antara variabel-variabel
Dana Zakat, Sukuk dan Pembiayaan Bank Syariah terhadap Pertumbuhan
Ekonomi Indonesia.
a. Manfaat Akademis
Dari penelitian ini karena sangat erat hubungannya dengan bidang
ilmu ekonomi islam, sehingga dengan penulisan penelitian ini pihak-pihak
yang berkepentingan dapat lebih mudah memahami, dan sebagai tambahan
referensi dan rujukan bagi penelitian selanjutnya mengenai Pertumbuhan
Ekonomi.
b. Manfaat Bagi Peneliti
14
Penelitian ini merupakan sarana bagi peneliti untuk mengaplikasikan
ilmu yang telah diperoleh selama proses pembelajaran di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Jurusan Ekonomi Syariah. Serta penelitian ini bisa
memberikan manfaat sebagai referensi bagi peneliti lain yang akan meneliti
pengaruh Dana Zakat, Sukuk dan Pembiayaan Bank Syariah terhadap
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia.
E. Sistematika Penulisan
Penulisan skripsi ini terdiri dari 5 Bab. Masing-masing bab memiliki sub
–bab yang memberikan penjelasan secara terperinci dan sistematis serta
berkesinambungan sehingga dapat dipahami, adapun sistematika penulisan
penelitian ini adalah sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini mencaup latar belakang permasalahan yang merupakan landasan
pemikiran secara garis besar baik secara teoritis maupun fakta yang
menimbulkan keinginan penulis untuk melakukan penelitian. Selain itu, bab ini
juga memuat rumusan masalah yang memuat pokok masalah yang diteliti, tujuan
penelitain, manfaat penelitian serta sistematika penelitian.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menjelaskan tentang landasan pustaka yang digunakan yaitu penjelasan
tentang zakat, sukuk, pembiayaan bank syariah serta pertumbuhan ekonomi
BAB III : METODE PENELITIAN
15
Bab ini terdiri dari pendekatan penelitian, identifikasi komponen penelitian,
definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, prosedur pengumpulan data
dan teknik analisis.
BAB IV: HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi hasil dan analisis dari penelitian yang meliputi gambaran umum
objek penelitian, gambaran informasi, deskripsi hasil penelitian yang mencakup
studi kasus dalam penelitian serta analisis dari studi kasus yang diambil dari
objek penelitian ini.
BAB V : SIMPULAN DAN SARAN
Bab ini merupakan bab terakhir dari skripsi, yang berisi simpulan yang diperoleh
dari penelitian, berupa pernyataan singkat dan merupakan jawaban dari
pertanyaan yang telah dirumuskan serta saran-saran sebagai bahan masukan yang
berguna bagi berbagai pihak yang berkepentingan terhadap objek penelitian.
16
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi merupakan perkembangan kegiatan dalam
perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam
masyarakat bertambah sehingga akan meningkatkan kemakmuran
masyarakat (Sukirno,1994). Menurut Lincoln (1997) pertumbuhan
ekonomi diartikan sebagai kenaikan GDP/GNP tanpa memandang apakah
kenaikan tersebut lebih besar atau lebih kecil dari tingkat pertumbuhan
penduduk, dan apakah terjadi perubahan struktur ekonomi atau tidak
Pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai proses kenaikan output
per kapita dalam jangka panjang. Ada tiga aspek yang perlu diperhatikan
dalam definisi tersebut, yaitu : (1) proses, (2) output per kapita, dan (3)
jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi adalah suatu proses, bukan suatu
gambaran ekonomi pada suatu saat (Samuelson dan Nordhaus, 2004).
Dalam prinsip Ekonomi Islam pengertian pertumbuhan ekonomi
dijelaskan oleh model dinamika Ibnu Khaldun yang di mana
menggambarkan hubungan antara rakyat akan berpengaruh terhadap
syariah, akan berpengaruh terhadap pemerintah, akan berpengaruh
terhadap kesejahteraan atau ekonomi, akan berpengaruh terhadap
keadilan, akan berpengaruh terhadap pembangunan. Konsep dari Ibnu
17
Khaldun tersebut dapat digambarkan sebagai berikut (Huda, 2008)
Gambar 2.1
Ibnu Khaldun Circle
W N
Penjelasan dari gambar di atas, bisa dikatakan bahwa seluruh
komponen tersebut menurut Ibnu Khaldun saling berhubungan.
G : Pemerintah
S : Syariah
N : Rakyat
W : Kesejahteraan
J : Keadilan
g : Pembangunan
Dari kedua definisi pertumbuhan di atas, kita dapat melihat
perbedaan mendasar antara pandangan ilmu ekonomi konvensional
dengan ilmu ekonomi Islam. Perbedaan mendasar tersebut terletak pada
J & g
18
tujuan akhir dari pertumbuhan ekonomi itu sendiri. Ilmu ekonomi
konvensional hanya berorientasi kepada pertumbuhan yang tinggi dari
suatu aktivitas kehidupan ekonomi, tanpa menyertainya dengan distribusi
yang merata dari output yang dihasilkan, yang berakhir pada
kesejahteraan materi yang pendistribusiannya tidak merata untuk
kesejahteraan manusia. Sedangkan, ilmu ekonomi Islam memandang
pertumbuhan ekonomi sebagai sebuah sarana untuk meningkatkan
kesejahteraan materi manusia tanpa memandang ras, agama, dan bangsa.
Lebih dari itu, ilmu ekonomi Islam mempunyai orientasi ganda dalam hal
ekonomi yaitu kesejahteraan materi (duniawi) dan kepuasan batin
(ukhrawi).
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai kenaikan PDB tanpa
memandang bahwa kenaikan itu lebih besar atau lebih kecil dari
pertumbuhan penduduk dan tanpa memandang apakah ada perubahan
dalam struktur ekonominya (Suryana, 2000). Samuelson (2004)
mendefinisikan bahwa pertumbuhan ekonomi menunjukkan adanya
perluasan atau peningkatan dari PDB potensial/output dari suatu negara.
Ada empat faktor yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi (Samuelson,
2004) :
1). Sumber daya manusia.
19
Kualitas input tenaga kerja, atau sumber daya manusia
merupakan faktor terpenting bagi keberhasilan ekonomi. Hal ini
dikarenakan dalam suatu proses produksi, peran sumber daya manusia
sangat vital yaitu sebagai tenaga kerja yang bertugas
mengombinasikan atau mengolah beberapa faktor produksi dalam
kegiatan menghasilkan barang dan jasa. Selain itu, sumber daya
manusia juga berperan dalam penciptaan teknologi baru dan modern
untuk mendukung pekerjaan dan mengoptimalkan hasil produksi.
2). Sumber daya alam.
Faktor produksi kedua adalah tanah. Tanah yang dapat
ditanami merupakan faktor yang paling berharga. Selain tanah, sumber
daya alam yang penting antara lain minyak-minyak, gas, hutan, air,
tambang dan bahan-bahan mineral lainnya.
3). Pembentukan modal.
Untuk pembentukan modal, diperlukan pengorbanan berupa
pengurangan konsumsi, yang mungkin berlangsung selama beberapa
puluh tahun. Pembentukan modal modal dan investasi ini sebenarnya
sangat dibutuhkan untuk kemajuan cepat di bidang ekonomi.
4). Perubahan teknologi dan inovasi.
Salah satu tugas kunci pembangunan ekonomi adalah memacu
semangat kewiraswastaan. Perokonomian akan sulit untuk maju
apabila tidak memiliki para wiraswastawan yang bersedia
20
menanggung resiko usaha dengan mendirikan berbagai pabrik atau
fasilitas produksi, menerapkan teknologi baru, mengadapi berbagai
hambatan usaha, hingga mengimpor berbagai cara dan teknik usaha
yang lebih maju (Samuelson, 2004).
Penelitian-penelitian terdahulu telah banyak dilakukan untuk
menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan
Ekonomi. Beik (2011) menggunakan variabel sukuk negara dalam
penelitiannya. Kemudian, menurut Sarea (2012) dalam penelitiannya
menggunakan variabel zakat sebagai sistem keuangan dalam rangka
meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Menurut Terminanto dan Rama
(2017) pembiayaan bank syaraih memiliki pengaruh positif terhadap
pertumbuhan ekonomi.
Pada beberapa penelitian terdahulu menjelaskan bahwa sukuk
memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. Datuk (2014)
menggunakan variabel sukuk sebagai bentuk akumulasi modal yang
dapat menimbulkan akselerasi pertumbuhan ekonomi. Menurut Beik
(2011) sukuk memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi.
Pada beberapa penelitian terdahulu yang telah disebutkan
bahwasannya zakat memiliki pengaruh dalam meningkatkan
pertumbuhan ekonomi. Menurut Anggraini (2014) bahwasanya zakat
berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Kemudian
menurut Suprayitno, Kader dan Harun (2013) menjelaskan bahwa
21
zakat memiliki pengaruh terhadap agregat konsumsi yang dapat
berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi.
Beberapa penelitian terdahulu terkait pembiayaan bank syariah,
bahwasanya variabel tersebut memiliki pengaruh terhadap pertumbuan
ekonomi. Menurut Terminanto dan Rama (2017) pembiayaan bank
syariah berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi.
Kemudian menurut Ibrahim (2015) pembiayaan bank syariah bersama
DPK memiliki pengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi.
Berdasarkan uraian diatas, variabel yang digunakan untuk
melihat faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi
dalam penelitian ini adalah Sukuk, Dana Zakat dan Pembiayaan Bank
Syariah.
3. Sukuk
Sukuk merupakan bentuk jamak dari kata sakk. Sukuk
dipergunakan oleh para pedagang pada masa itu sebagai dokumen
yang menunjukkan kewajiban finansial yang timbul dari usaha
perdagangan dan aktivitas komersial lainnya. Namun demikian,
sejumlah penulis Barat yang memiliki concern terhadap sejarah Islam
dan bangsa Arab, menyatakan bahwa sakk inilah yang menjadi akar
kata “cheque” dalam bahasa latin, yang saat ini telah menjadi sesuatu
yang lazim dipergunakan dalam transaksi dunia perbankan
kontemporer (Beik, 2006).
22
Departemen Keuangan 2012 mendefinisikan “Sukuk adalah
sertifikat yang merepresentasikan bukti bagian kepemilikan yang tak
terbagi atas suatu asset berwujud, nilai manfaat (usufruct), jasa
(services), atau kepemilikan asset dari suatu proyek atau kegiatan
investasi tertentu (AAOFI Sharia Standard No.17).”
Menurut Dewan Syariah Nasional MUI, 2002 Fatwa DSN: No
32/DSN-MUI/IX/2002 bahwasannya, Obligasi syariah (atau disebut
sukuk) adalah surat berharga jangka panjang berdasarkan prinsip
syari'ah yang dikeluarkan pihak emiten. Sukuk merupakan instrument
moneter syariah. Emiten berkewajiban membayar pendapatan atau
keuntungan kepada pemegang obligasi syari'ah berupa bagi hasil /
margin / fee serta membayar kembali dana obligasi pada saat jatuh
tempo. Munculnya hasil atau keuntungan (revenue / profit)
diakibatkan adanya kegiatan bisnis. Keuntungan dan/atau hasil inilah
yang dapat dibagikan (share) kepada pihak-pihak shohibul maal dan
mudhorib.
Sukuk dapat diartikan pula dengan efek syari’ah berupa a)
sertifikat atau bukti kepemilikan yang bernilai sama dan mewakili
bagian penyertaan yang tak terpisahkan, yang paling tidak terbagi
atas:a.kepemilikan asset berwujud tertentu; b) nilai manfaat dan jasa
atas asset proyek tertentu; atau c) kepemilikan atas asset proyek
tertentu atau aktifitas investasi tertentu (Wikipedia Indonesia, 2010).
23
Sedangkan Sukuk Negara atau Surat Berharga Syariah Negara
adalah Surat Berharga Syariah Negara yang diterbitkan berdasarkan
prinsip syariah, sebagai bukti atas bagian penyertaan terhadap Aset
SBSN, baik dalam mata uang rupiah maupun valuta Asing
(Solahuddin, 2011).
4. Zakat
Zakat merupakan salah satu dari rukun islam, zakat diwajibkan
di Madinah pada awal bulan Syawal tahun kedua Hijriyah setelh
diwajibkannya puasa Ramadhan dan Zakat Fitrah. Didalam Al-Qur’an
terdpat dua puluh tujuh ayat yang menyejajarkan kewajiban sholat
dengan kewajiban zakat dalam bentuk kata (Ali, 1988). Zakat
merupakan kewajiban bagi orang yang beriman (muzakki) yang
mempunyai harta yang telah mencapai ukuran tertentu (nishab) dan
waktu tertentu (haul) untuk diberikan kepada orang yang berhak
(mustahiq). Kewajiban zakat dalam islam memiliki makna yang sangat
fundamental, saling berkaitan erat dengan aspek-aspek ketuhanan, juga
ekonomi sosial (Nuruddin, 2016).
Berdasarkan Undang – undang Republik Indonesia Nomor 23
tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat pasal 1 ayat 2, definisi zakat
adalah harta yang wajib dikeluarkan oleh seorang muslim atau badan
usaha untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya sesuai
dengan syariat Islam.
24
Perintah zakat dan sekaligus mendefiniskan zakat antara lain
disebutkan dalam surat At-Taubah ayat 103 sebagai berikut:
Artinya : Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu
kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendo’alah untuk
mereka. Sesungguhnya doa ku itu (menjadi) ketentraman jiwa bagi
mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
5. Pembiayaan Bank Syariah
Menurut Ichsan (2011) kredit dalam sistem perbankan Islam
lebih diartikan dengan pembiayaan. Dalam sistem pembiayaan ini
terdapat beberapa konsep yang diterapkan oleh bank syariah dalam
memberikan modal ataupun kredit bagi nasabah perbankan, antara lain
dengan menggunakan sistem kerja sama atau bagi hasil, sistem
pemberian barang modal dan sistem pemberian barang konsumtif yang
akan dijelaskan di bawah ini. kesemuanya itu menggunakan akad yang
disesuaikan dengan akad yang ada dalam hukum fiqh Islam.
A. Pembiayaan Kerja sama/Penyertaan Modal
Pembiayaan dengan penyertaan modal atau kerja sama
menggunakan prinsip bagi hasil, dalam perbankan syariah hal ini dapat
dilakukan dalam empat akad utama, yaitu :
1) Aqd Al-musyarakah
Musyarakah adalah akad kerjasama antara dua pihak atau
suatu usaha tertentu dimana masing-masing pihak memberikan
25
kontribusi dana atau keahlian (expertise) dengan kesepakatan
bahwa keuntungan dan resiko akan ditanggung bersama sesuai
dengan kesepakatan. Al-Musyarakah dikenal juga dengan istilah
Partnership, Project Financing Participation.
Adapun jenis-jenis musyarakah ada dua jenis yaitu :
musyarakah pemilikan dan musyarakah akad (kontrak).
Musyarakah pemilikan tercipta karena warisan, wasiat atau kondisi
lainnya yang mengakibatkan pemilikan satu aset oleh dua orang
atau lebih. Akad Musyarakah tercipta dengan cara kesepakatan
dimana dua orang atau lebih setuju bahwa tiap orang dari meeka
memberikan modal musyarakah. Mereka pun sepakat berbagi
keuntungan dan kerugian. Musyarakah akad terbagi meliputi : al-
‘inan, al-mufawadhah, al-abdan, al-wujuh dan al-mudharabah.
Adapun aplikasi akad Musyarakah dalam perbankan syariah
biasanya diaplikasikan untuk pembiayaan proyek dimana nasabah
dan bank sama-sama menyediakan dana untuk membiayai proyek
tersebut. Setelah proyek itu selesai, nasabah mengembalikan dana
tersebut bersama bagi hasil yang telah disepakati untuk bank.
Selain itu, musyarakah dapat diaplikasikan dalam skema
modal ventura. Penanaman modal dilakukan untuk jangka waktu
tertentu setelah itu bank melakukan divestasi atau menjual bagian
sahamnya, baik secara singkat maupun bertahap.
26
2) Aqd Al-mudharabah
Mudharabah adalah bentuk kerjasama antara dua atau lebih
pihak dimana pemilik modal (shahibul maal) mempercayakan
sejumlah modal kepada pengelola (mudharib) dengan sesuatu
perjanjian pembagian keuntungan. Bentuk ini menegaskan kerjasama
dengan kontribusi 100% modal dari shahibul maal dan keahlian dari
mudharib.
Perbedaan yang esensial dari musyarakah dan mudharabah
terletak pada besarnya kontribusi atas manajemen dan keuangan atau
salah satu diantara itu. Musyarakah dan mudharabah dalam literature
fiqih berbentuk perjanjian kepercayaan (Uqud al-amanah) yang
menuntut tingkat kejujuran yang tinggi dan menjunjung keadilan.
Karenanya masing-masing pihak harus menjaga kejujuran untuk
kepentingan bersama dan setiap usaha dari masing-masing pihak untuk
melakukan kecurangan dan ketidak adilan pembagian pendapatan
betul-betul merusak ajaran Islam.
3) Aqd Al-muzara’ah
Al-Muzara’ah adalah kerja sama pengelolaanpertanian antara
pemiliklahan dan penggarap, dimana pemilik lahan memberika lahan
pertanian kepada si pengggarap untuk ditanami dan dipelihara dengan
imbalan bagian tertentu (presentase) dari hasil panen.
27
Dalam konteks ini lembaga keuangan Islam dapat memberikan
pembiayaan bagi nasabah yang bergerak dalam bidang plantation atas
dasar prinsip bagi hasil dari hasil panen
4) Aqd Al-Musaqah
Al-musaqah adalah bentuk yang lebih sederhana dari
muzara’ah dimana si pengarap hanya bertanggung jawab atas
penyiraman dan pemeliharaan. Sebagai imbalan, si penggarap berhak
atas nisbah tertentu dari hasil panen.
Prinsip yang paling banyak dipakai dalam pembiayaan
penyertaan modal adalah al-musyarakah dan al-mudharabah,
sedangkan al-muzara’ah dan al-musaqah dipergunakan khusus untuk
plantation financing atau pembiayaan pertanian oleh beberapa bank
Islam saja.
B. Pembiayaan Pemberian Barang Modal dan Konsumtif
1) Bai’ Al-Murabahah
Murabahah adalah perjanjian jual-beli antara bank dengan
nasabah kemudian menjualnya kepada nasabah yang bersangkutan
sebesar harga perolehan ditambah dengan margin keuntungan yang
disepakati antara bank syariah dan nasabah.
Aplikasi al-murabahah dalam perbankan sering digunakan
untuk modal kerja, padahal sebenarnya al-murabahah adalah kontrak
kerja jangka pendek dengan sekali akad. Al-murabahah tidak tepat
28
diterapkan untuk skema modal kerja. Akad al-murabahah lebih sesuai
dengan skema tersebut. Hal ini mengingat prinsip al-murabahah
memiliki fleksibelitas yang tinggi.
Nasabah berjanji akan membeli komoditi dari Bank syariah
dengan menggunakan akad wa’ad (janji). Lalu bank mewakilkan
pembelian komoditi tersebut kepada nasabah menggunakan akad
wakalah, dengan akad wakalah itu, nasabah pergi ke
supplier/dealer/developer untuk membeli komoditi atas nama bank.
Setelah bank mendapatkan barang yang dibeli nya lewat nasabah, lalu
bank menjualnya kembali kepada nasabah menggunakan akad . al-
murabahah.
2) Bai’ As-Salaam
Salam adalah transaksi jual beli di mana barang yang
diperjualbelikan belum ada atau pembelian barang yang diserahkan di
kemudian hari, sedangkan pembayaran dilakukan di muka. Bank
bertindak sebagai pembeli, sementara nasabah sebagai penjual. Sekilas
transaksi ini mirip jual beli ijon, namun dalam transaksi ini kuantitas,
kualitas, harga, dan waktu penyerahan barang harus ditentukan secara
pasti.
Dalam praktek perbankan, ketika barang telah diserahkan
kepada bank, maka bank akan menjualnya kepada rekanan nasabah
atau kepada nasabah itu sendiri secara tunai atau secara cicilan. Harga
29
jual yang ditetapkan bank adalah harga beli bank dari nasabah
ditambah keuntungan. Dalam hal bank menjualnya secara tunai
biasanya disebut pembiayaan talangan. Sedangkan dalam hal bank
menjualnya secara cicilan. Kedua pihak harus menyepakati harga jual
dan jangka waktu pembayaran. Harga jual dicantumkan dalam akad
jual – beli dan jika disepakati tidak dapat berubah selama berlakunya
akad. Umumnya transaksi ini diterapkan dalam pembiayaan barang
yang belum ada seperti pembelian komoditi pertanian oleh bank untuk
kemudian dijual kembali secara tunai atau secara cicilan.
3) Bai’ Al-Istishna’
Transaksi bai’ al-istishna merupakan kontrak penjualan antara
pembeli dan pembuat barang. Menurut jumhur fuqoha, bai’ al-istishna
merupakan suatu jenis khusus dari akad bai’ as-salam. Produk istishna
menyerupai produk salam, namun dalam istishna pembayarannya
dapat dilakukan oleh bank dalam beberapa kali (termin) pembayaran.
Skim Istisna dalam bank syariah umumnya diaplikasikan pada
pembiayaan manufaktur dan konstruksi. Ketentuan umumnya,
spesifikasi barang harus jelas seperti jenis, macam ukuran, mutu dan
jumlah. Harga jual yang telah disepakati dicantumkan dalam akad dan
tidak boleh berubah selama berlakunya akad.
C. Pembiayaan dengan Sistem Sewa
1) Al-Ijarah
30
Al-Ijarah adalah akad pemindahan hak guna atas barang atau
jasa, melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan
kepemilikan atas barang itu sendiri. Akad Ijarah dapat diaplikasikan
dalam perbankan degan mengoperasikan produk ijarah, dapat
melakukan leasing, baik dalam bentuk operating lease maupun
financial lease. Akan tetapi, pada umumnya bank – bank tersebut ebih
banyak menggunakan ijarah Muntahiya bit – Tamlik, karena lebih
sederhana dari sisi pembukuan. Selain itu bank tidak direpotkan untuk
mengurus pemeliharaan aset, baik pada saat leasing maupun
sesudahnya.
2) Al-Ijarah Muntahiya bit-Tamlik
Ijarah muntahiya bit – tamlik ini disebut juga dengan ijarah wa
iqtina’ yaitu perpaduan antara kontrak jual beli dan sewa atau lebih
tepatnya akad sewa yang di akhiri dengan kepemilikan barang di
tangan si penyewa, biasa dikenal dengan sebutan sewa beli.
Ijarah ini merupakan konsep hire purchase, yang oleh
lembaga-lembaga keuangan Islam disebut lease – purchase financing.
Ijarah ini merupakan suatu gabungan dari kegiatan leasing atas barang
– barang bergerak (moveable) dan barang – barang tidak bergerak
(immovable) dengan emberikan kepada penyewa (lessee) suatu pilihan
atau opsi (option) untuk pada akhirnya membeli barang yang disewa.
Berbeda dengan ijarah, pada akhir masa perjanjian kepemilikan atas
31
barang tersebut dapat beralih jadi penyewa apabila nasabah bank yang
bersangkutan menggunakan hak opsinya untuk membeli barang itu.
Namun, apabila nasabah tidak menggunakan hak opsinya, kepemilikan
barang itu berada di tangan bank.
B. Penelitian Terdahulu
Penelitian – penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini
adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No Peneliti / Judul
Penelitian
Metode Variabel yang
Digunakan
Hasil Penelitian
1. Bahril Datuk /
Sukuk, Dimensi
Baru Pembiayaan
Pemerintah untuk
Pertumbuhan
Ekonomi
Analisis
Deskriptif
Sukuk dan
Pertumbuhan
Ekonomi
Pengembangan sukuk di
Indonesia
diperlukan untuk
melahirkan sumber
pembiayaan
pembangunan. Sukuk
merupakan
investasi yang aman dan
cukup menguntungkan.
Sukuk dianggap sebagai
sumber-sumber
pendanaan jangka
panjang dan berdampak
pada pertumbuhan
32
ekonomi.
2. Irfan Syauqi
Beik/
Memperkuat
Peran Sukuk
Negara Dalam
Pembangunan
Ekonomi
Indonesia
Analisis
Deskriptif
Sukuk dan
Pertumbuhan
Ekonomi
Sukuk Negara memiliki
pengaruh terhadap
pertumbuhan ekonomi
Indonesia. Dalam rangka
untuk memberikan efek
yang banyak terhadap
ekonomi, sukuk negara
harus fokus dalam tiga
hal seperti, pembanguan
infrastruktur, sektor
tenaga kerja dan
optimalisasi potensi dari
suatu tempat.
3. Tya
Ryandini/Pengaru
h Dana Investasi
Melalui
Instrumen SUN
dan SBSN
Terhadap
Pertumbuhan
Ekonomi
Indonesia
Vector
Error
Correction
Model
(VECM)
Surat Utang
Negara (SUN),
Surat Berharga
Syariah
Negara
(SBSN) dan
Pertumbuhan
Ekonomi
Surat Utang Negara
berpengaruh positif
terhadap pertumbuhan
ekonomi dalam jangkap
panjang dan jangka
pendek. Surat Berharga
Syariah Negara memiliki
pengaruh negative
terhadap pertumbuhan
ekonomi Indonesia
dalam jangka pendek dan
jangka panjang.
4. Ali Rama /
Analisis
Vector
Error
Gross
Domestic
Penelitian ini
menemukan bahwa
33
Kontribusi
Perbankan
Syariah terhadap
Pertumbuhan
Ekonomi
Indonesia
Correction
Mode
(VECM)
Product
(GDP), Total
Pembiayaan
(TP), Total
Deposit (TD),
Consumer
Price Index
(INF), dan
Rasio total
ekspor dan
impor terhadap
GDP
terdapat hubungan
jangka panjang antara
sektor perbankan syariah
dengan pertumbuhan
ekonomi Indonesia.
5. Ade Ananto
Terminanto, Ali
Rama /
Pengaruh Belanja
Pemerintah dan
Pembiayaan Bank
Syariah Terhadap
Pertumbuhan
Ekonomi: Studi
Kasus Data Panel
Provinsi di
Indonesia
common
effect,
fixed
effect, dan
random
effect
Belanja
Pemerintah
dan
Pembiayaan
Bank Syariah
terhadap
Pertumbuhan
Ekonomi
Penelitian ini
menemukan bahwa
belanja pemerintah,
pembiayaan bank
syariah, investasi dan
jumlah tenaga kerja
berpengaruh positif
signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi
regional di Indonesia
6. Zaini Ibrahim
Kontribusi
Perbankan
Syariah terhadap
Regresi
Linier
Berganda
PDRB, DPK
dan
Pembiayaan
Perbankan
Hasil pengolahan data
menunjukkan bahwa
DPK dan pembiayaan
tidak berpengaruh secara
34
Perekonomian
Banten
Syariah parsial terhadap
peningkatan PDRB
Banten. Namun DPK dan
pembiayaan secara
bersama-sama/ simultan
berpengaruh terhadap
PDRB Banten.
7. Rachmasari
Anggraini
/Pengaruh Dana
ZIS dan Inflasi
terhadap
Pertumbuhan
Ekonomi
Indonesia Tahun
2011-2015
Regresi
Linier
Berganda
Dana ZIS,
Inflasi
pertumbuhan
ekonomi
Hasil dari penelitian ini
adalah Dana ZIS
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi
Indonesia.
8. Eko Suprayitno,
Radiah Abdul
Kader, Azhar
Harun /The
Impact of Zakat
on Agregate
Consumption in
Malaysia
fixed
model
effect
Distribusi
zakat dan
agregat
konsumsi
. Penelitian ini
menemukan adanya
pengaruh positif dari
distribusi zakat terhadap
agregat konsumsi yang
akan berimplikasi pada
pertumbuhan ekonomi.
9. Dr. Adel Sarea /
Zakat as a
Benchmark to
Analisis
Deskriptif
dan
Zakat dan
Pertumbuhan
ekonomi
Penemuan dalam
penelitian ini
menunjukkan bahwa,
35
Evaluate
Economic Growth
: An Alternative
Approach
Kualitatif zakat sebagai standar
yang dapat digunakan
untuk memperkirakan
pertumbuhan ekonomi
dan berkontribusi dalam
pembangunan ekonomi
dalam hal menurangi
kemiskinan. mengatasi
pengangguran dan
mengurangi tingkat
bunga.
10. Amalia dan
Kasyful Mahalli/
Potensi dan
Peranan Zakat
dalam
mengentaskan
Kemiskinan di
Kota Medan
Spearman
Rank
Correlatio
n Analysis
Zakat dan
Kemiskinan
Distribusi dan
penggunaan zakat,
khususnya dalam bentuk
pinjaman-pinjaman dan
modal serta ditunjang
dengan pelatihan dan
peningkatan
keterampilan untuk
kemajuan usaha.
36
C. Keterkaitan Antar Variabel
Berikut ini akan dijelaskan hubungan antar variabel-variabel
independen dengan variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini:
1. Sukuk terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Salah satu faktor yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi
suatu negara adalah terciptanya iklim investasi yang positif di negara tersebut.
Sukuk menjadi salah satu macam investasi yang berbasis syariah yang dapat
meningkatkan akumulasi modal untuk pembangunan infrastruktur. Dengan
meningkatnya peembangunan infrastruktur, maka akan berdampak pada
pertumbuhan ekonomi.
Menurut Rosyidah (2015) sukuk memiliki peran dalam industri
keuangan syariah sebagai instrumen investasi, instrument pembiayaan dan
instrument likuiditas. Pemerintah juga menggunakan sukuk untuk
menyelesaikan masalah makroekonomi pengangguran dan inflasi. Sehingga,
sukuk juga memiliki kontribusi dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
2. Dana Zakat Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Zakat merupakan rukun Islam yang menjadi kewajiban bagi seorang
muslim. Zakat juga menjadi instrument filantropi dengan memberikan dana
bantuan dari muzakki yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan
kemampuan daya beli para mustahiq. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan
agregat konsumsi. Dengan meningkatnya produktivitas dan agregat konsumsi
mustahiq tentunya berdampak pada pertumbuhan ekonomi.
37
Menurut Rahardjo (1987) dalam Amalia dan Mahalli (2012) melalui
pendekatan ekonomi, zakat bisa berkembang menjadi konsep kemasyarakatan
(muamalah), yaitu konsep tentang cara manusia melakukan kehidupan
bermasyarakat termasuk dalam bentuk ekonomi. Menurut Amalia dan Mahalli
(2012) zakat merupakan sarana pembentukan modal yang dilegalkan oleh
agama. Zakat dianggap mampu memaksimalkan kualitas SDM melalui
peningkatan sarana dan prasarana bagi masyarakat, peningkatan produktifitas
serta peningkatan pendapatan masyarakat.
3. Pembiayaan Bank Syariah terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Salah satu instrument keuangan syariah yang menjadi salah satu faktor
yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi adalah Perbankan Syariah.
Perbankan Syariah dapat melakukan pembiayaan bank syariah kepada pelaku
usaha dalam meningkatkan sektor riil. Pembiayaan bank syariah memiliki
pengaruh dalam peningkatan modal bagi pelaku usaha yang terkendala dalam
penyertaan modal. Dengan adanya pembiayaan ini tentunya memberikan
suntikan modal bagi pelaku usaha untuk mengmbangkan usaha di sektor riil.
Menurut Abduh dan Omar (2012) dalam Hayati (2014) bahwa
pembiayaan syariah dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia memiliki peran
untuk mendorong perkembangan perbankan syariah dan merangsang
pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Karena, Pembiayaan yang diberikan
sektor perbankan syariah telah terbukti efektif sebagai perantara yang
memfasilitasi peralihan dana dari rumah tangga yang surplus keuangannya
38
kepada yang defisit. Ini merupakan kontribusi untuk merangsang
pertumbuhan ekonomi Indonesia.
D. Kerangka Pemikiran
Menurut Rodoni (2010), kerangka pemikiran merupakan sintesa dari
serangkaian teori yang tertuang dalam tinjauan pustaka, yang pada dasarnya
merupakan gambaran sistematis dari kinerja teori dalam memberikan solusi
atau alternatif solusi dari serangkaian masalah yang ditetapkan. Kerangka
pemikiran dapat berupa bagan, deskriptif kualitatif, atau bahkan gabungan
keduanya. Berdasarkan landasan teori dan hasil dari penelitian sebelumnya
serta permasalahan yang telah dikemukakan, maka kerangka pemikiran dari
penelitian ini adalah sebagai berikut:
Nilai Pertumbuhan Ekonomi mengalami fluktuasi seperti yang telah
diungkapkan sebelumnya. Terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi
Pertumbuhan ekonomi. Dalam penelitian ini variabel dependen yang
digunakan adalah Sukuk, Dana Zakat dan Pembiayaan Bank Syariah. Sukuk
adalah salah satu bentuk investasi berprinsip syariah yang dapat menambah
modal pemerintah untuk pembangunan infrastruktur. Variabel.Dana Zakat
adalah instrumen filantropi yang kegunaannya dapat meningkatkan agregat
konsumsi yang akan meningkatkan produktivitas sehingga meningkatkan
pertumbuhan ekonomi, dan pembiayaan bank syariah adalah bentuk lain dari
kredit dalam sistem perbankan Islam lebih diartikan dengan pembiayaan.
Pembiayaan yang diterapkan oleh bank syariah dalam memberikan modal
39
ataupun kredit bagi nasabah perbankan, antara lain dengan menggunakan
sistem kerja sama atau bagi hasil.
Berdasarkan tujuan dalam penelitian ini secara garis besar ingin
mendapatkan gambaran penuh melihat pengaruh variabel – variabel independen
Dana Zakat, Sukuk dan Pembiayaan Bank Syariah dalam jangka panjang dan
jangka pendek terhadap variabel dependen yaitu Pertumbuhan Ekonomi
Indonesia. Oleh karena itu, untuk mengetahui pengaruh tersebut penelitian ini
menggunakan metode penelitian VECM. Langkah pertama yang harus
dilakukan untuk melihat tahapan pengolahan data dengan menggunakan VECM
adalah mengumpulkan data yang akan digunakan. Selanjutnya melakukan uji
stasioneritas dan uji kointegrasi yang digagas oleh Englegranger, yang
dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan jangka panjang antar
variabel. Langkah terakhir adalah melihat persamaan jangka panjang dan
jangka pendek. Suatu model ekonomi dengan variabel-variabel yang
berkointegrasi pada jangka panjang berarti variabel – variabel tersebut
mengalami keseimbangan dalam jangka panjang. Namun, kondisi ini tidak
menjamin bahwa variabel – variabel tersebut mengalami keseimbangan dalam
jangka pendek, hubungan suatu variabel tersebut mengalami suatu masalah
ketidakseimbangan (disequilibrium), namun dalam jangka panjang, hubungan
variabel tersebut mengalami keseimbangan, maka perbedaan ini perlu dikoreksi
oleh VECM dengan suatu penyesuaian yang lebih dikenal dengan istilah Error
Correction (ECI).
40
Nilai ECI digunakan untuk menangkap nilai perbedaan koefisien jangka
pendek dan jangka pendek. Dalam hal ini, nilai ECI memberikan informasi
tentang penyesuaian estimasi jangka pendek dengan kondisi keseimbangannya.
Gambar 2.2
Desain Penelitian
E.
Pengaruh Smber-sumber Pendanaan dalam Islam terhadap Pertumbuhan
Ekonomi
Sukuk
(X1)
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2012-2017
Dana Zakat
(X2)
Pembiayaan Bank
Syariah (X3)
(X3)
Uji Stationeritas
Uji Lag Length
Uji Kointegrasi
Estimasi VECM
Uji Kausalitas Granger
Analisis IRF
Kesimpulan dan Hasil
Analisis FEVD
41
F. Hipotesis Penelitian
Menurut Lind yang dikutip oleh Suharyadi dan Purwanto (2013)
Hipotesis adalah suatu pernyataan mengenai nilai suatu parameter populasi
yang dimaksudkan untuk pengujian dan berguna untuk pengambilan keputusan.
Hipotesis yang baik mempunyai ciri-ciri menyatakan hubungan, sesuai dengan
fakta, sederhana dan dapat diuji, dan dapat menerangkan fakta dengan baik.
Sehubungan dengan rumusan masalah yang di kemukakan, maka
terdapat tiga hipotesis dalam penelitian ini yang perlu dibuktikan kebenarannya
yaitu :
1. Diduga terdapat pengaruh jangka pendek antara Sukuk, Dana Zakat,
Pembiayaan Bank Syariah terhadap Pertumbuhan Ekonomi 2012-2017
2. Diduga terdapat pengaruh jangka panjang antara Sukuk, Dana Zakat,
Pembiayaan Bank Syariah terhadap Pertumbuhan Ekonomi 2012-2017
3. Diduga terdapat pola dinamis akibat pengaruh antara Sukuk, Dana Zakat,
Pembiayaan Bank Syariah terhadap Pertumbuhan Ekonomi 2012-2017
42
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini merupakan fokus penulis dalam pertumbuhan ekonomi
di Indonesia sebagai variabel dependen serta tiga variabel independen yaitu
dana zakat, sukuk negara dan pembiayaan bank syariah. Dalam metode ini
penulis menggunakan metode penelitian Vector Error Correction Model
(VECM) yang merupakan metode pengujian yang digunakan untuk melihat
hubungan jangka pendek dan jangka panjang.
Sebagai langkah awal penelitian ini adalah dengan mempelajari teori-
teori yang berhubungan dengan Pertumbuhan ekonomi, dana zakat, sukuk
negasa (SBSN) dan pembiayaan bank syariah. Kemudian menganalisis
hubungan antar variabel dan teori-teori tersebut dengan permasalahan actual
yang ada pada saat ini. Tahap selanjutnya adalah pengumpulan data – data
yaitu berupa data sekunder yang di dapat dari Bank Indonesia, Badan Pusat
Statistik, Badan Amil Zakat Nasional, dan Otoritas Jasa Keuangan. Setelah
data diperoleh maka data tersebut dilakukan pengujian – pengujian dengan
menggunakan uji statistika dan ekonometrika.
B. Jenis dan Sumber Data
Jenis dan sumber data penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Data Badan Pusat Statistik (PDB)
2) Data Badan Amil Zakat Nasional (Dana Zakat)
43
3) Data Kementrian Keuangan (SBSN)
4) Data Otoritas Jasa Keuangan dan Bank Indonesia (Pembiayaan Bank
Syariah)
C. Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan dalam pengumpulan data untuk melakukan
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Field Research
Data yang digunakan penelitian ini adalah data yang bersifat
sekunder yaitu data yang diperoleh dari pihak-pihak yang berkaitan
dengan penelitian ini seperti Bank Indonesia, Badan Pusat Statistik,
Otoritas Jasa Keuangan, dan Badan Amil Zakat Nasional.
2) Library Research
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang
diperoleh dari membaca literatur, buku, artikel, jurnal dan sejenisnya
yang berhubungan dengan aspek yang diteliti sebagai upaya untuk
memperoleh data yang valid.
3) Internet Research
Terkadang buku referensi atau literatur yang dimiliki atau
pinjam di perpustakaan tertinggal selama beberapa kurun waktu atau
sudah kadaluarsa, karena ilmu pengetahuan selalu berkembang. Maka
dari itu, untuk mengantisipasi hal tersebut penulis melakukan
penelitian dengan teknologi yang juga berkembang yaitu internet
44
sehingga data yang diperoleh merupakan data yang sesuai dengan
perkembangan zaman.
D. Metode Analisis Data
Metode analisis yang dipakai untuk penelitian ini adalah Vector error
Correction Model (VECM). VECM merupakan bentuk VAR yang
terekstriksi. Restriksi diberikan karena data tidak stasioner namun
terkointegrasi (Bambang, 2012). Spesifikasi VECM merestriksi hubungan
jangka panjang antar variabel yang ada agar kovergen ke dalam hubungan
kointegrasi namun tetap memberikan perubahan dinamis di dalam jangka
pendek (Widarjono, 2009). Vector Autoregressive (VAR) merupakan salah
satu bentuk khusus dari sistem persamaan simultan. Model VAR dapat
diterapkan apabila semua peubah yang digunakan telah stasioner, akan tetapi
jika ada beberapa peubah di dalam vektor Z, tidak stasioner maka model
Vector Error Correction Model (VECM) yang akan digunakan dengan syarat
terdapat satu atau lebih hubungan kointegrasi antar peubah (Gujarati, 2004).
Vector Error Correction Model (VECM) adalah VAR terbatas yang dirancang
untuk digunakan pada data non-stasioner yang diketahui memiliki hubungan
kointegrasi.
1. Uji Stasioneritas
a. Uji Akar Unit
Langkah pertama yang harus dilakukan dalam estimasi model
ekonomi dengan data time series adalah dengan menguji stasioneritas
45
data atau disebut juga stasionaty stochastic process. Uji stasioner data
ini dapat dilakukan dengan uji akar unit (unit root test) yang pertama
kali di dikembangkan oleh Dicke-Fuller. Uji ini dilakukan untuk
mengetahui apakah data dapat mencapai kestasioneran pada level.
Data yang stasioner memiliki varians yang tidak terlalu besar dan
mempunyai kecenderungan untuk mendekati tingkat rata-ratanya
(tidak lancung). Apabila data tidak stasioner dan terbebas dari regresi
lancung. Pada uji stasioneritas data, pengujian hipotesis dilakukan
dengan membandingkan antara nilai ADF (Augmented Dickey-Fuller)
hitung dengan nilai ADF Tabel. Jika pada tingkat kepercayaan tertentu
nilai hitung DF dan ADF lebih besar dari nilai table DF dan ADF,
maka tolak Ho dan terima Ha. Hipotesis yang diajukan presisi ini
adalah :
Ho = δ = 0 (terdapat unit roots, variabel didalam model tidak
stasioner)
Ha = δ ≠0 (tidak terdapat unit roots, variabel didalam model stasioner)
Dengan mengikuti pernyataan bahwa :
Nilai t-statistik ADF < Nilai kritis ADF pada level 5% maka data
stasioner, H0 diterima
Nilai t-statistik ADF > Nilai kritis ADF pada level 5% maka data
stasioner, H1 diterima
46
b. Uji Derajat Integrasi
Dalam uji akar unit ADF bila menghasilkan kesimpulan bahwa data
tidak stasioner, maka diperlukan proses diferensiasi data. Uji stasioner data
melalui proses diferensiasi ini di sebut dengan derajat integrase.
Seperti uji akar unit ADF, keputusan sampai pada derajat keberapa
suatu data akan stasione dapat diliat dengan membandingkan antara nilai
ADFstatistic yang diperoleh dari koefisien Y dengan nilai kritis distribusi
statistic Mac Kinnon. Jika nilai absolut dari data statistic ADF lebih besar dari
nilai kritisnya pada diferensi tingkat pertama, maka data dikatakan stasioner
pada derajat satu. Akan tetapi jika dilanjutkan pada diferensiasi yang lebih
tinggi sehingga diperoleh data stasioner.
Hipotesis :
H0 : data stasioner
H1 : data tidak stasioner
Dengan mengikuti pernyataan bahwa :
Nilai t-statistik ADF < Nilai kritis ADF pada level 5% maka data
stasioner, H0 diterima
Nilai t-statistik ADF > Nilai kritis ADF pada level 5% maka data
stasioner, H1 diterima
47
c. Uji Lag Length
Penentuan lag length yang tepat pada suatu cukup diperlukan. Hal ini
dikarenakan apabila lag yang dipakai terlalu sedikit akan berpotensi
menimbulkan masalah bias spesifikasi sedangkan apabila terlalu banyak akan
menghabiskan degree of freedom sehingga estimasi menjadi tidak efisien
(Ariefianto, 2012). Penentuan jumlah lag dalam model VAR ditentukan pada
kriteria informasi yang direkomendasikan oleh Final Prediction Error (FPE),
Akaike Information Criterion (AIC), Schwarz Criterion (SC), dan Hannan-
Quinn (HQ).
d. Uji Kointegrasi Johansen
Kestasioneran data melalui diferensiasi dinilai masih belum cukup
apabila peneliri menruskan uji VECM. Model harus memiliki koinegrasi atau
hubungan jangka pendek dan panjang. Hubungan jangka pendek yang
dimaksud adalah untuk melihat bagaimana hubungan antar variabel dalam
kurun waktu lebih kurang 1 tahun dan hubungan jangka panjang untuk
melihat bagaimana hubungan antar variabel dalam waktu kurun leih dari 1
tahun. Pendeteksian ini dapat dilakukan dengan metode Johansen. Uji yang
dikembangkan oleh Johansen ini dapat digunakan untuk. Menentukan
kointegrasi sejumlah variabel (vektor). Pengujian kointegrasi dalam penelitian
ini dilaksanakan pada derajat kepercayaan 5% dengan cara membandingkan
trace statistics atau eigen statistics dengan critical value-nya (Widarjono,
2009).
48
Hipotesis :
H0 : Terdapat hubungan jangka panjang antara variabel independen dan
variabel dependen
H1 : Tidak terdapat hubungan jangka panjang antara variabel independen
dan variabel dependen
Dengan mengikuti pernyataan bahwa :
Jika nilai trace statistics > nilai critical value maka H0 diterima, model
terkointegrasi
Jika nilai trace statistics < nilai critical value maka H1 diterima, model
terkointegrasi.
2. Uji Vector Error Correction Model (VECM)
Menurut Kostov dan Lingard, VECM (Vector Error Correction
Model) merupakan suatu model analisis ekonometrika yang digunakan untuk
mengetahui tingkah laku jangka pendek dari suatu variabel jangka panjangnya
(Ajija, 2011). Insukindro (1992) berpendapat VECM dapat digunakan pada
variabel runtun waktu yang tidak stasioner dan regresi atau korelasi lancung.
Gujarati berpehusnanndapat VECM ini dinilai kurang cocok jika digunakan
dalam menganalisis suau kebijakan. Hal ini karena analisis VECM yang teori
dan terlalu menekankan pada forecasting atau peramalan dari suatu model
ekonometrika (Gujarati, 2003)
49
Estimasi persamaan jangka panjang persamaan jangka panjang
pada VECM adalah persamaan regresi biasa dengan variabel y dan x, yang
tidak stasioner pada level. Kemudian, error (e) pada persamaan regresi jangka
panjang inilah yang menentukan adanya kountegrasi atau tidak pada variabel
y atau x tersebut. Apabila e stasioner pada level, maka ya dan x saline
kointegrasi. Persamaan jangka panjang ini sering disebut sebagai persamaan
keseimbangan dan hanya dapat digunakan apabila residual/error (e)-nya
stasioner pada level.
Yt = β0 + β1 + et Persamaan Jangka Panjang
et = Yt - β0 - β1 Residual
Persamaan jangka pendek e yang stasioner pada persamaan jangka
panjang, tidak digunakan hanya untuk mengetahui ada tidaknya kointegrasi
tapi juga digunakan sebagai salah satu variabel pada persamaan jangka
pendek. Persamaan jangka pendek juga menggunakan variabel – variabel yang
sama dengan variabel – variabel yang ada pada persmaan jangka panjang,
hanya saja pada variabel – variabel tersebut telah distasionerkan, semuanya
pada orde yang sama. mungkin akan lebih dimengerti lewat persamaan berikut
:
ΔYt = β0 + β1 + γet-1 + vt Persamaan Jangka Pendek
ΔYt : Variabel y yang di difference-kan pada orde pertama
Δxt : Variabel x yang di difference-kan pada orde pertama
50
et : Residual/error persamaan jangka panjang pada periode t-1
vt : Kesalahan (error) pada persamaan jangka pendek
Koefisien γ pada persamaan diatas juga sering disebur sebagai speed
of adjustment merupakan kecepatan residual/error (e) pada periode
sebelumnya untuk mengoreksi perubahan variabel y menuju keseimangan
pada periode sebelumnya.
Apabila variabel – variabel tidak terkointegrasi pada stasioner atau
ordo yang sama, maka VECM tidak dapat diterapkan. Sebagai penggantinya
peneliti dapat menggunakan VAR standar yang hasilnya akan identic dengan
OLS. Perilaku dinamis VECm dapat dilihat dari respon dari setiap variabel
terikat terhadap shock pada variabel tersebut maupun terhadap variabel bebas
lainnya. ada dua cara untuk melihat karakteristik dinamis VECM, yaitu
melialui analisis IRF (Impulse Response Function) dan Variance
Decomposition.
3. Impulse Response Function
Analisis IRF dapat melacak respon daei variabel terikat dalam sistem
VECM karena adanya shock dari variabel bebas pada persamaan variabel
terikat dalam suatu sistem VECM. Misalnya variabel bebas mengalami
kenaikan sebesar x maka akan mempengaruhi variabel terikat untuk saat ini
atau masa depan. Menurut Sims (1992) fungsi IRF menggambarkan
ekspektasi k- periode ke depan dari kesalahan prediksisuatu variabel akibat
inovasi dari variabel yang lain. Sehingga lamanya pengaruh shock pada suatu
51
variabel terhadap variabel lain sehingga pengaruhnya hilang/kembali pada
titik keseimbangan, dapat dilihat (Ajija, 2011).
4. Variance Decomposition
Disebut juga forecast error variance decomposition, merupakan
perangkat yang dapat mengambarkan relative pentingnya variabel – variabel
bebas pada model VECM karena shock dan menjelaskan seberapa kuat
peranan variabel tertentu terhadap lainnya. Analisis ini dilaksanakan dengan
cara pemisahan variasi dari sejumlah variabel – variabel yang diestimasi
menjadi komponen – komponen shock, dengan asumsi bahwa komponen –
komponen tidak saling berkorelasi.
E. Operasional Variabel Penelitian
1. Variabel Dependen
Variabel dependen adalah variabel yang dijelaskan atau terikat
(Kuncoro, 2009). Pada Penelitian ini, variabel terikatnya adalah pertumbuhan
ekonomi yang di proxy kan dengan Produk Domestik Bruto (PDB).
Pertumbuhan ekonomi adalah suatu kondisi terjadinya perkembangan GNP
potensial yang mencerminkan adanya pertumbuhan output per kapita serta
meningkatnya standar hidup di masyarakat tersebut. Pertumbuhan Produk
Domestik Bruto (PDB) yang positif menjadi indikator bahwa perekonomian
yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Didalam perekonomian di
52
suatu negara, Produk Domestik Bruto (PDB) merupakan nilai pasar semua
barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu negara pada periode tertentu. PDB
juga digunakan sebagai salah satu metode menghitung metode nasional. Data
operasional yang digunakan dalam penulisan ini menggunakan data yang
diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang diambil dari triwulan 1 tahun
2012 – Triwulan 1 tahun 2017 kemudian data tersebut diolah dengan program
eviews untuk dijadikan data bulanan.
2. Variabel Independen
Variabel Independen identik dengan variabel bebas, penjelas,
explanatory variabel. Variable ini biasanya dianggap sebagai variabel
predictor atau penyebab karena memprediksi atau menyebabkan variabel
dependen (Kuncoro, 2009). Dalam Penelitian ini yang menjadi variabel
independen adalah sebagai berikut :
a) Surat Berharga Syariah Negara (X1)
Surat berharga Syariah Negara (SBSN) atau yang lebih dikenal dengan
Sukuk Negara adalah surat berharga negara yang diterbitkan berdasarkan
prinsip syariah, sebagai bukti atas bagian penyertaan terhadap aset sbsn baik
dalam mata uang rupiah maupun valuta asing. Penerbitan sukuk dikeluarkan
oleh Pemerintah Pusat Republik Indonesia dan dijual melalui Bank ataupun
perusahaan efek yang telah ditunjuk oleh Kementrian keuangan untuk menjual
53
sukuk. Tujuan Penertbitan Surat Berharga Syariah Negara adalah salah
satunya untuk membiayai proyek yang diselenggarakan pemerintah. Berbeda
dengan SUN, pada SBSN terdapat underlying asset yang dapat dijadikan
jaminan. Data operasional yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari
data yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia. data dimulai dari Januari 2012-
Desember 2017.
b) Dana Zakat
Zakat adalah harta yang wajib dikeluarkan oleh seorang muslim atau
badan usaha untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya sesuai dengan
syariat Islam. Data operasional dana zakat diperoleh dari data Badan Amil
Zakat Nasional (BAZNAS) dimulai dari Januari 2012-2017
c) Pembiayaan Perbankan Syariah
Pembiayaan merupakan salah satu konsep pemberian modal dalam
perbankan syariah. Dalam sistem pembiayaan ini terdapat beberapa konsep
yang diterapkan oleh bank syariah dalam memberikan modal ataupun kredit
bagi nasabah perbankan, antara lain dengan menggunakan sistem kerja sama
atau bagi hasil, sistem pemberian barang modal dan sistem pemberian barang
konsumtif yang akan dijelaskan di bawah ini. kesemuanya itu menggunakan
akad yang disesuaikan dengan akad yang ada dalam hukum fiqh Islam. Data
54
Operasional yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari data Otoritas
Jasa Keuangan (OJK) dimulai dari Januari 2012-Desember 2017.
55
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu tolak ukur dari
keberhasilan pembangunan ekonomi. Berdasarkan Tabel 4.1, dapat
diketahui bahwa pertumbuhan ekonomi yang tertinggi terjadi pada tahun
2012 kuartal pertama sebesar 6,11 persen. Menurut Bank Indonesia
(2012) hal ini cukup menggembirakan di tengah perekonomian dunia
yang sedang melemah dan diliputi ketidakpastian. Melemahnya
perekonomian dunia ternyata juga mempengaruhi kegiatan ekspor
Indonesia. akan tetapi pertumbuhan ekonomi banyak ditopang oleh
permintaan domestik dan didukung oleh kondisi ekonomi makro dan
sistem keuangan yang kondusif sehingga memungkinkan sektor rumah
tangga dan sektor usaha melakukan kegiatan ekonominya dengan lebih
baik. Namun, kuatnya permintaan domestik ditengah melemahnya kinerja
ekspor mengakibatkan ketidakseimbangan neraca transaksi berjalan.
Tentunya, jika tidak diperbaiki akan mempengaruhi pertumbuhan
ekonomi Indonesia di masa mendatang.
Berdasarkan Tabel 4.1 di tahun 2013 Pertumbuhan Ekonomi
Indonesia pada kuartal ketiga 2013 lebih lambat. Pada kuartal ketiga,
pertumbuhan Ekonomi Indonesia sebesar 5,55 persen. Faktor penyebab
56
melambatnya Pertumbuhan Ekonomi adalah pelemahan nilai tukar rupiah
di bulan Juni 2013 sebesar Rp 9.929 per USD menjadi 11.977 per USD
pada Oktober 2013 berdampak pada perdagangan Indonesia. Sementara,
kenaikan BI rate dari 6 persen pada Juni 2013 menjadi 7,25 persen pada
September 2013 berpengaruh terhadap invesrasi biaya produksi.
Kemudian, daya beli masyarakat juga terpengaruh dengan tingginya
kenaikan inflasi dari 5,90 persen pada Juni 2013 menjadi 8,37 persen
pada Oktober 2013.
Tabel 4.1
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia (Persen)
Tahun Periode Pertumbuh
an Ekonomi
Tahun Periode Pertumbuh
an
Ekonomi
2012
Q1 6,11 2015 Q1 4,83
Q2 6,16 Q2 4,78
Q3 6,08 Q3 4,78
Q4 6,03 Q4 4,88
2013
Q1 5,54 2016 Q1 4,94
Q2 5,57 Q2 5,08
Q3 5,55 Q3 5,06
Q4 5,56 Q4 5,03
2014
Q1 5,12 2017 Q1 5,01
Q2 5,02 Q2 5,01
Q3 4,99 Q3 5,03
Q4 5,01 Q4 5,07
Sumber: bps.go.id
Tentunya pelemahan ini berdampak kepada berbagai sisi. Dari sisi
lapangan usaha, sektor yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah
57
sektor Pengangkutan dan Komunikasi sebesar 10,46 persen , padahal
kuartal sebelumnya mampu tumbuh 11,45 persen. Sektor Real Estate dan
Jasa Perusahaan tumbuh 8,09 persen melambat dari kuartal kedua 2013
sebesar 8,11 persen. Sektor Konstruksi di kuartal ketiga sebesar 6,24
persen turun dibanding kuartal sebelumnya 6,46 persen. Secara umum
hanya sektor Jasa-jasa yang tumbuh sebesar 5,62 persen pada kuartal
ketiga, meningkat dari kuartal sebelumnya yang mencapai 4,48 persen.
Dari sisi pengeluaran, faktor utama penyebab melemahnya
pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah merosotnya laju investasi dalam
negeri. Hal ini seiring dengan meningkatnya suku bunga dan melemahnya
nilai tukar rupiah yang menurunkan laju pertumbuhan investasi. Selain
itu, kenaikan suku bunga acuan serta kondisi perekonomian global yang
masih dibayangi ketidakpastian yang tinggi turut berdampak atas
melemahnya laju investasi.
Pelemahan ekonomi nasional tentunya menimbulkan dampak atas
melambatnya penyerapan tenaga kerja. Menurut BPS (2013), jumlah
angkatan kerja meningkat dari 118,05 juta orang pada Agustus 2012
menjadi 118,09 juta orang pada Agustus 2013. Sementasr jumlah
penduduk yang bekerja pada Agustus 2013 menurun sebesar 10.000 oang
dibandingkan Agustus 2012 sebesar 118,81 juta orang. Hal ini
mengakibatkan angka pengangguran meningkat sebanyak 150.000 orang
dari 7,24 juta orang pada Agustus 2012 menjadi 7,39 juta orang pada
58
Agustus 2013. Penurunan ini terjadi pada sektor pertanian, industry
pengolahan dan konstruksi.
Menurut BPS (2014) perekonomian Indonesia tahun 2014 yang
diukur berdasarkan Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga
berlaku mencapai Rp 542,7 triliun dan PDB perkapita mencapai Rp 41,8
Juta atau US$3.531,5. Kemudian pada tahun 2014 Ekonomi Indonesia
tumbuh 5,02 persen melambat dibandung tahun 2013 sebesar 5,58 persen.
Dari sisi produksi pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Lapangan Usaha
Informasi dan Komunikasi sebesar 10,02 persen. Dari sisi pengeluaran
pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Komponen Lembaga Non Profit
Rumah Tangga (LNPRT) sebesar 12,34 persen. Secara spasial,
pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2014 didorong oleh aktivitas
perekonomian di Pulau Jawa yang tumbuh 5,59 persen dan Pulau Sumatra
4,66 persen.
Pada Tabel 4.1 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia kuartal keempat
pada 2014 bila dibandingkan kuartal keempat 2013 tumbuh sebesar 5,01
persen melambat bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun
sebelumnya sebesar 5,61 persen. Hal ini disebabkan adanya faktor
kondisi ekonomi global tidak secerah perekonomian semula. Menurut BI
(2014), tahun 2014 masih dalam masa pemulihan ekonomi global yang
belum maksimal sehingga berdampak ke perekonomian domestik.
Sehingga, harga komoditas dunia terus melemah karena permintaan yang
59
belum cukup kuat, khususnya dari Tiongkok. Di sektor keuangan,
ketidakpastian kebijakan The Fed telah meningkatkan kerentanan dan
volatilitas di pasar keuangan dunia. Sebagai negara berkembang, kita
turut merasakan adanya pergeseran arus modal asing keluar dari
Indonesia.
Semakin tahun pertumbuhan ekonomi Indonesia semakin menurun
hingga 2015 berada di titik terendah dengan 4,78 persen di kuartal kedua.
Namun mengalami peningkatan pada kuartal keempat menjadi 5,01
persen. Artinya terjadi percepatan geliat ekonomi pada kuartal keempat
2015. Namun, jika dilihat secara tahunan, perekonomian Indonesia terus
melambat. Kondisi ini merupakan yang terendah sejak 2012.
Menurunnya pertumbuhan ekonomi sebenarnya tidak hanya dialami
Indonesia. Lesunya perekonomian global pada beberapa tahun terakhir
membuat pertumbuhan ekonomi beberapa negara melambat. Selain itu
menurut INDEF (2016), penyebab utama perlambatan pertumbuhan
ekonomi tahun 2015 adalah anjloknya konsumsi rumah tangga. Di tahun
2015 konsumsi rumah tangga hanya mampu tumbuh 4,96 persen. Angka
tersebut lebih rendah dibanding dua tahun sebelumnya,yang mencapai
5,43 persen di 2013 dan 5,16 persen di tahun 2014. Anjloknya konsumsi
rumah tangga tidak terlepas dari kenaikan harga pangan. Kenaikan ini
menjadikan masyarakat menurun daya belinya. Padahal 50 – 60 persen
60
masyarakat adalah golongan menengah kebawah yang daya belinya
sangat rentan terhadap fluktuasi harga pangan.
Sayangnya, kenaikan harga tidak juga mendongkrak daya beli
produsen atau petani, hanya dinikmati oleh pedagang. Penurunan daya
beli ini juga dipicu oleh kebijakan Kementrian Pertanian dan Kementrian
Perdagangan yang membuat kebijakan impor tidak tepat. Sehingga,
anjloknya konsumsi rumah tangga ini juga menyebabkan kesenjangan
ditandai dengan rasio gini 2015 sebesar 0,44 meningkat dari tahun
sebelumnya sebesar 0,42.
Pada 2016 pertumbuhan ekonomi Indonesia berdasarkan Tabel 4.1
mengalami perbaikan pada kuartal kedua berada pada angka 5,08%
meningkat dari tahun sebelumnya di kuartal yang sama sebesar 4,78%.
Menurut BI (2016), pertumbuhan ekonomi 2016 didukung oleh
pertumbuhan konsumsi rumah tangga, perbaikan kinerja investasi dan
peningkatan ekspor. Konsumsi Rumah Tangga tumbuh cukup kuat
didukung oleh terkendalinya inflasi. Peningkatan kinerja investasi
didorong oleh pertumbuhan investasi nonbangunan dalam bentuk
kendaraan dan peralatan lainnya di sektor pertambangan dan perkebunan
yang meningkat. Sementara itu, kinerja ekspor menunjukkan perbaikan
seiring dengan meningkatnya beberapa komoditas seperti batubara dan
CPO. Bank Indonesia bersama pemerintah akan terus memonitor
perkembangan domestik maupun eksternal serta mendorong pertumbuhan
61
ekonomi dengan tetap menjaga stabilitas makroekonomi agar dapat
tumbuh ke tingkat yang lebih tinggi dan berkesinambungan.
Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2017 terus mengalami perbaikan,
pada Tabel 4.1 sebesar 5,07 persen di kuartal keempat lebih baik dari
tahun 2016 sebesar 5,03 persen di kuartal yang sama. Menurut BI (2017),
hal ini disebabkan oleh meningkatnya kinerja investasi bangunan dan
nonbangunan. Kemudian, konsumsi rumah tangga kuartal kedua 2017
relatif terjaga di pengaruhi faktor lebaran. Sementara, konsumsi
pemerintah melemah seiring dengan adanya pergeseran pengeluaran. Di
sisi eksternal, ekspor tumbuh melambat terutama karena ekspor
manufaktur yang mengalami tekanan sejalan dengan belum pulihnya
kondisi perekonomian global.
2. Zakat
Dana zakat merupakan salah satu cara yang digunakan dalam
distribusi pendapatan sejak jaman Rasulullah SAW hingga sekarang.
Prinsip utamanya adalah mendorong peningkatan hasil kekayaan disertai
dengan sirkulasi kekayaan yang lancar yang mengarah kepada pembagian
kekayaan secara merata di kalangan masyarakat. Dalam rangka
pemberantasan kemiskinan dan pemberdayaan ekonomi umat Islam perlu
adanaya lembaga yang bertanggung jawab dalam penghimpunan dan
pendistribusian zakat. Dengan demikian terbentuklah UU RI No. 38 tahun
1999 tentang pengelolaan zakat dari tingkat pusat hingga daerah – daerah.
62
UU RI No. 38 tahun 1999 tentang pengelolaan zakat merupakan
undang – undang yang menjadi landasan legal formal pelaksanaan zakat
di Indonesia. Pemerintah memfasilitasi dengan dibentuknya lembaga
pengelolaan zakat di tingkat pusat yakni Badan Amil Zakat Nasional
(BAZNAS) dan untuk tingkat daerah yakni Badan Amil Zakat Daerah
(BAZDA). Baznas dibentuk berdasarkan Keputusan Presiden No. 8tahun
2001 tanggal 17 Januari 2001.
Terbentuknya BAZNAS ditujukan agar penghimpunan dan
pemberdayaan zakat yang merupakan suatu upaya atau proses kegiatan
mengumpulkan dana zakat dari masyarakat baik individu, kelompok,
organisasi, perusahaan ataupun pemerintah dapat dikelola dengan
profesional, transparan dan teroganisir dengan baik serta dilakukan oleh
amil resmi yang ditunjuk oleh pemerintah. Oleh karena itu,
pengawasannya pun dilakukan oleh ulama, tokoh masyarakat dan
pemerintah sendiri. Sehingga, apabila terjadi kelalaian atau kesalahan
dalam pencatatan akan mendapatkan sanksi. Karena, dana zakat
merupakan sumber dana umat yang potensial dan dapat dimanfaatkan
untuk meningkatkan kesejahteraan hidup umat manusia dan dapat
meningkatkan produktifitas.
Tabel 4.2 menunjukkan gambaran kondisi penghimpunan dana
zakat yang dihimpun oleh Badan Amil Zakat Nasional pada tahun 2012-
2017. Dana zakat yang dihimpun oleh BAZNAS menunjukkan
63
peningkatan yang sangant signifikan pada periode ini. Hal ini
menunjukkan bahwasanya kesadaran umat muslim dalam menunaikan
zakat semakin meningkat. Dengan meningkatnya dana zakat yang
dihimpun oleh BAZNAS menunjukkan sistem yang cukup efektif dalam
upaya menghimpun dana zakat dan memberdayakannya.
Dana zakat yang terhimpun oleh BAZNAS sudah termasuk dalam
kategori baik. Karena semakin tahun, penghimpunannya semakin
meningkat. Berdasarkan tabel 4.2, terlihat bahwasannya dana zakat yang
terhimpun pada tahun 2012 – 2015 pada kuartal ketiga lebih besar
dibandingkan dengan kuartal – kuartal yang lain. Hal ini disebabkan
banyaknya dana yang terhimpun ketika Bulan Ramadhan. Sementara di
kuartal – kuartal lainnya cenderung menurun. Begitu juga dengan tahun
2016 – 2017 yang ada di kuartal kedua yang terlihat sangat jauh jaraknya
dari kuartal lainnya. Maka, dapat disimpulkan bahwa kesadaran
masyarakat hanya sebatas kesadaran membayar zakat fitrah di Bulan
Ramadhan.
Peningkatan penghimpunan dana zakat ini masih dikatakan jauh
dari potensi zakat yang bisa didapatkan di Indonesia. Indonesia
merupakan negara dengan jumlah mayoritas muslim terbesar di dunia.
Dana zakat yang terkumpul oleh BAZNAS, BAZDA dan LAZ pada tahun
2016 hanya sekitar 5,017 Trilyun. Padahal, dengan jumlah masyarakat
lebih dari 250 juta jiwa menurut sensus 2015, dan sekitar 85 persen
64
memeluk agama Islam atau sebesar 212 juta jiwa penghimpunan dana
zakat di Indonesia memiliki potensi sebesar Rp 217 Trilyun menurut
BAZNAS. Hal ini dapat disimpulkan bahwa dana zakat yang saat ini
dihimpun oleh BAZNAS hanya sekitar 2,3 persen dari potensi zakat yang
ada.
Tabel 4.2
Penghimpunan Dana Zakat oleh BAZNAS
Tahun Periode Dana Zakat Tah
un
Periode Dana Zakat
2012
Q1 Rp 7.195.956.804 2015 Q1 Rp 13.619.109.297
Q2 Rp 6.884.477.090 Q2 Rp 20.400.598.390
Q3 Rp 17.421.456.297 Q3 Rp 28.361.349.217
Q4 Rp 7.901.953.984 Q4 Rp 17.152.012.156
2013
Q1 Rp 7.791.699.891 2016 Q1 Rp 16.392.196.109
Q2 Rp 11.049.198.719 Q2 Rp 33.201.503.810
Q3 Rp 22.098.497.318 Q3 Rp 28.659.029.774
Q4 Rp 8.913.378.344 Q4 Rp 19.173.273.687
2014
Q1 Rp 11.307.410.658 2017 Q1 Rp 24.901.557.389
Q2 Rp 11.355.092.980 Q2 Rp 54.906.788.862
Q3 Rp 31.506.975.893 Q3 Rp 27.729.984.197
Q4 Rp 14.813.594.726 Q4 Rp 31.707.301.107
Sumber : pid.baznas.go.id
Untuk dapat memaksimalkan penghimpunan dana zakat,
pemerintah dan lembaga – lembaga zakat dapat mengoptimalkan
penghimpunan zakat dari sektor – sektor produktif seperti zakat
perdagangan, zakat barang tambang, zakat deposito, zakat investasi, zakat
saham yang masih sebagian besar orang belum tunaikan. Sektor produktif
65
tidak hanya menyelesaikan masalah mustahiq dalam jangka pendek
namun jangka panjang.
3. Sukuk Negara (SBSN)
Paska krisis ekonomi tahun 1998, pemerintah menerapkan
kebijakan untuk lebih mengutamakan pembiayaan defisit APBN yang
bersumber dari dalam negeri. Instrumen pembiayaan yang menjadi
pilihan adalah Penjualan Surat Berharga Negara agar mengurangi risiko
nilai tukar. Sejak tahun 2000 pemerintah berangsur – angsur menambah
jumlah penerbitan SBN dan mengurangi jumlah utang luar negeri secara
langsung.
Di tahun 2008, pemerintah menerbitkan SBN berbasis syariah yaitu
Sukuk Negara yang seiring berjalannya waktu peran sukuk negara
sebagai instrumen fiskal semakin meningkat. Sukuk negara saat ini tidak
hanya digunakan untuk mengatasi defisit APBN, tetapi lebih diarahkan
untuk pembiayaan proyek infrastruktur yang bukan hanya sejalan dengan
program kabinet kerja. Akan tetapi, juga sejalan dengan tujuan keuangan
syariah yang memberikan multiplier-effect bagi pertumbuhan ekonomi
dan mendorong berkembangnya sektor riil.
Tabel 4.3 memperlihatkan pertumbuhan Sukuk Negara dari tahun
2012 – 2017 yang selalu mengalami peningkatan. Tahun 2012 Sukuk
Negara senilai Rp 63 Triliun dan meningkat di tahun 2013 menjadi
66
Rp137 triliun. Hingga di tahun 2017, Sukuk Negara sebesar Rp 512
Triliun.
Tabel 4.3
Outstanding Sukuk Negara (Juta)
Tahun Periode SBSN Tahun Periode SBSN
2012
Q1 Rp 53.132.775 2015 Q1 Rp 210.648.760
Q2 Rp 60.207.775 Q2 Rp 249.700.760
Q3 Rp 62.030.775 Q3 Rp 253.263.255
Q4 Rp 63.034.775 Q4 Rp 255.794.255
2013
Q1 Rp 99.940.140 2016 Q1 Rp 330.344.380
Q2 Rp 106.061.640 Q2 Rp 344.158.380
Q3 Rp 135.883.740 Q3 Rp 362.912.380
Q4 Rp 137.758.140 Q4 Rp 373.350.380
2014
Q1 Rp 144.090.325 2017 Q1 Rp 440.941.802
Q2 Rp 143.220.225 Q2 Rp 463.911.802
Q3 Rp 170.503.725 Q3 Rp 497.339.302
Q4 Rp 172.903.725 Q4 Rp 512.339.302
Sumber : djppr.kemenkeu.go.id
4. Pembiayaan Bank Syariah
Pembiayaan Bank Syariah pada Tabel 4.4 menunjukkan
adanya peningkatan yang signifikan pada periode 2012 sampai 2017.
Peningkatan yang paling signifikan ada pada tahun 2012 sebesar
147.505 Milyar ke tahun 2013 sebesar 184.122 Milyar. Kemudian
meningkat hingga tahun 2016 sebesar 248.007 Milyar dan 2017
sebesar 285.695. Tabel 4.4 menunjukkan data Pembiayaan Bank
Syariah yang disalurkan kepada sektor-sektor ekonomi yang ada di
Indonesia:
67
Tabel 4.4
Pembiayaan Bank Syariah (Milyar)
Tahun Periode
Pembiayaan
Bank
Syariah
Tahun Periode Pembiayaan
Bank
Syariah
2012
Q1 Rp 109.116 2015
Q1 Rp 200.712
Q2 Rp 117.592 Q2 Rp 206.056
Q3 Rp 130.357 Q3 Rp 208.143
Q4 Rp 147.505 Q4 Rp 212.996
2013
Q1 Rp 161.081 2016 Q1 Rp 213.482
Q2 Rp 171.227 Q2 Rp 222.175
Q3 Rp 174.486 Q3 Rp 235.005
Q4 Rp 184.122 Q4 Rp 248.007
2014
Q1 Rp 184.964 2017 Q1 Rp 250.536
Q2 Rp 193.196 Q2 Rp 265.317
Q3 Rp 196.563 Q3 Rp 271.576
Q4 Rp 199.330 Q4 Rp 285.695
Sumber: Ojk.go.id dan Bank Indonesia.
Hal ini menunjukkan bahwasanya perbankan syariah yang ada
di Indonesia sudah mulai fokus dalam mengembangkan sektor riil dan
produktif, baik sektor usaha mikro kecil menengah ataupun yang
bukan di Indonesia. Menurut Terminanto dan Rama (2017), perbankan
memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. Kinerja positif
sektor keuangan dan perbankan akan berkorelasi positif terhadap
kinerja ekonomi suatu negara. Sektor keuangan dan perbankan bisa
menjadi sumber utama pertumbuhan sektor riil ekonomi. Semakin
banyak alokasi dana pihak ketiga perbankan yang dialokasikan pada
sektor-sektor riil maka akan semakin berkurang tingkat pengangguran
68
dan kemiskinan dalam sebuah perekonomian. Sistem perbankan
melalui kebijakan pembiayaan yang diberikan kepada sektor-sektor
ekonomi menjadi penopang terjadinya pertumbuhan ekonomi.
B. Analisis Data
1. Uji Stationeritas Data
Syarat pertama dalam mengolah data time series yaitu dengan uji
akar unit (unit root test) yang berguna untuk melihat apakah data yang
digunakan stasioner atau tidak. Untuk dapat menghasilkan regresi yang
baik dan benar. maka data yang digunakan harus stasioner. Data yang
digunakan dalam penelitian ini berpotensi tidak stasioner karena adanya
unit root pada tingkat level. maka harus dilakukan uji stasioneritas.
Adapun panduan yang diambil adalah jika nilai ADF lebih besar
dari nilai kritis (5%). maka Hipotesis Nol (Ho) diterima. Artinya terdapat
akar unit dan tidak stasioner. Sebaliknya. jika nilai ADF lebih kecil dari
nilai kritis maka Ho ditolak. artinya tidak ada akar unit root dan data telah
stasioner. Penjelasan detail mengenai hasil uji stationer pada data level
dapat dilihat dalam Tabel 4.5.
Tabel 4.5 menjelaskan hasil uji yang diperoleh terdapat data yang
stasioner pada data level yaitu Pembiayaan Bank Syariah. Adapun data
Pertumbuhan Ekonomi, SBSN dan Zakat menunjukkan tidak stasioner
dalam data level. Sehingga perlu dilanjutkan pengujian stasioneritas pada
tingkat data first difference-nya. Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4.6.
69
Tabel 4.5
Hasil Uji Stationer pada Data Level
Variabel Nilai
ADF
Nilai Kritis MacKinnon Ket.
1% 5% 10%
PERTUMBUHAN_EKONOMI -2.521966 -3.857386 -3.040391 -2.660551 Tidak
Stationer
ZAKAT 0.248429 -3.808546 -3.020686 -2.650413 Tidak
Stationer
SBSN -1.254141 -3.752964 -2.998064 -2.638752 Tidak
Stationer
PEMBIAYAAN_BANK_SYARIAH -3.469995 -3.752946 -2.998064 -2.638752 Stationer
Sumber : Hasil Pengolahan Penulis
Hasil uji stasioner pada Tabel 4.6 menunjukkan bahwa variabel
Zakat dan SBSN telah stationer pada tingkat first difference. Namun. pada
variabel Pertumbuhan Ekonomi tidak stationer. Maka perlu dilakukan uji
stationer pada tingkat second difference. Hasilnya dapat dilihat pada
Tabel 4.6.
Tabel 4.6
Hasil Uji Stationer pada First Difference
Variabel NilKai
ADF
Nilai Kritis MacKinnon Ket.
1% 5% 10%
PERTUMBUHAN_EKONOMI -0.966137 -3.857386 -3.040391 -2.660551 Tidak
Stationer
ZAKAT -14.53437 -3.808546 -3.020686 -2.650413 Stationer
SBSN -3.051436 -3.857386 -3.040391 -2.660551 Stationer
Sumber : Hasil pengolahan penulis
Hasil uji stationeritas pada Tabel 4.7 menunjukkan bahwa
variabel Pertumbuhan Ekonomi telah stationer pada tingkat second
70
difference. Setelah semua data dinyatakan stationer maka data dapat
diproses ke tahap berikutnya. Dikarenakan hasil uji stationeritas yang
diperoleh tidak semua stationer pada data level, maka akan dilakukan
estimasi dengan menggunakan model Vector Error Correction Model
(VECM).
Tabel 4.7
Hasil Uji Stationer pada Second Difference
Variabel Nilai
ADF
Nilai Kritis MacKinnon Ket.
1% 5% 10%
PERTUMBUHAN_EKONOMI -11.43225 -3.831511 -3.029970 -2.655194 Stationer
Sumber : Hasil pengolahan penulis
2. Penetapan Lag Optimal
Dalam uji stasioneritas. seringkali penetapan lag optimal menjadi
permasalahan yang terjadi. Jika lag yang digunakan terlalu sedikit, maka
residual dari regresi tidak akan menampilkan hasil yang diinginkan.
sehingga model tidak dapat mengestimasi actual error secara tepat.
Dalam menentukan lag optimal, terdapat kriteria yang mempunyai final
prediction error correction (FPE) atau jumlah dari AIC, SIC, dan HQ
yang paling kecil di antara berbagai lag yang diajukan. Tabel 4.8 ini
menunjukkan hasil pengujian lag optimal.
Tabel 4.8 di atas menunjukkan bahwa berdasarkan hasil
penetapan lag optimal dengan beberapa kriteria dengan jumlah dari
AIC, SIC, dan HQ yang paling kecil serta banyaknya tanda asterik (*)
71
berada pada lag tiga (3). Sehingga dalam penelitian ini lag yang
digunakan adalah lag tiga.
Tabel 4.8
Hasil Pengujian Lag Optimal
Lag LogL LR FPE AIC SC HQ
0 21.50372 NA 1.86e-06 -1.842497 -1.643668 -1.808847
1 89.69324 100.4898 8.06e-09 -7.336131 -6.341985 -7.167882
2 136.9475 49.74129* 3.96e-10 -10.62605 -8.836586 -10.32320
3 171.1651 21.61111 1.42e-10* -12.54369* -9.958910* -12.10624*
Keterangan ; tanda asterik (*) menunjukkan lag optimal yang dipilih
Sumber : Hasil pengolahan penulis
3. Uji Kointegrasi
Uji Kointegrasi melihat hubungan jangka panjang atau
ekuilibrium antar variabel-variabel yang tidak stasioner. Namun
kombinasi linier antara variabel tersebut menjadi stasioner. Pada
penelitian ini, pengujian hubungan kointegrasi menggunakan metode
Johansen Cointegration Test. Adapun hasil pengujian uji kointegrasi
secara detail dapat dilihat dalam Tabel 4.9.
Uji kointegrasi pada Tabel 4.9 di atas menggunakan metode uji
johansen . dimana nilai trace statistic 0 (none) sebesar 113.6357 >
critical value at 5% sehingga terjadi kointegrasi. Dari hasil uji
kointegrasi tersebut dapat diindikasikan bahwa terdapat hubungan
jangka panjang dan jangka pendek antara variabel Zakat, Sukuk
Negara dan Pembiayaan Bank Syariah terhadap Pertumbuhan
Ekonomi. Dikarenakan terdapat kointegrasi antar variabel dan data
72
yang tidak stasioner pada data level maka langkah selanjutnya adalah
melakukan estimasi dengan menggunakan model VECM.
Tabel 4.9
Hasil Uji Kointegrasi
Hypothesized Trace 0.05
No. of CE(s) Statistic Critical Value
None * 113.6357 47.85613
At most 1 * 40.68950 29.79707
At most 2 18.93586 15.49471
At most 3 0.228620 3.841466
Sumber : Hasil pengolahan penulis
4. Uji Kausalitas Granger
Untuk melihat hubungan sebab-akibat antar variabel-variabel
digunakanlah Uji Kausalitas Granger. yakni dengan membandingkan
probabilitas masing-masing variabel dengan nilai kritis 5%. Jika
probabilitas lebih kecil dari 5% maka dapat disimpulkan terjadi
hubungan kausalitas, begitupun sebaliknya. Tabel 4.10 menjelaskan
hasil uji kausalitas granger.
Tabel 4.10 menjelaskan bahwa antara variabel Zakat dengan
Pertumbuhan Ekonomi terjadi hubungan kausalitas. hal ini dapat
dilihat dari probabilitasnya sebesar 0.03 yang lebih kecil dibandingkan
nilai α = 5%. Di sisi lain, tidak terdapat hubungan kausalitas antara
variabel Pembiayaan Bank Syariah dan SBSN terhadap Pertumbuhan
Ekonomi dikarenakan nilai probabilitas masing-masing hubungan
lebih besar dari α = 5%.
73
Tabel 4.10
Hasil Uji Kausalitas Granger
Null Hypothesis Obs F-Statistic Prob.
DSBSN does no Granger Cause
DPERTUMBUHAN EKONOMI
19 2.09943 0.1538
DPERTUMBUHAN EKONOMI does no
Granger Cause DSBSN
0.91044 0.4649
DZAKAT does no Granger Cause
DPERTUMBUHAN EKONOMI
19 3.96548 0.0354
DPERTUMBUHAN EKONOMI does no
Granger Cause DZAKAT
8.13075 0.0032
PEMBIAYAAN BANK SYARIAH does
no Granger Cause DPERTUMBUHAN
EKONOMI
19 1.22615 0.3428
DPERTUMBUHAN EKONOMI does no
Granger Cause PEMBIAYAAN BANK
SYARIAH
0.94010 0.4517
Sumber: Hasil Pengolahan Penulis
5. Estimasi VECM
Langkah untuk mengestimasi VECM ditentukan oleh uji
kointegrasi sebelumnya yang menyatakan bahwa terdapat kointegrasi
pada sistem VAR. Model VECM mengukur keseimbangan hubungan
jangka pendek dan jangka panjang antar variabel, serta mengukur
error-correction atau kecepatan variabel-variabel tersebut dalam
bergerak menuju keseimbangan jangka panjangnya.
Cara mengetahui apakah variabel Y mempengaruhi variabel X
dan sebaliknya, maka hal yang perlu dilakukan adalah
membandingkan antara nilai t-statistic dengan t-Tabel. Jika nilai t-
74
statistic lebih besar daripada nilai t-Tabelnya dapat dikatakan bahwa
variabel Y mempengaruhi variabel X begitupula sebaliknya.
Tabel 4.11 akan menyajikan hasil estimasi VECM. Tabel 4.11
membandingkan hasil antara t-statistic dengan t-Tabel. Hasil yang
diperoleh dari Tabel t untuk df = 24 sebesar 1.71066, maka dapat
dilihat bahwa pada jangka pendek tidak ada variabel yang berpengaruh
terhadap pertumbuhan ekonomi. Karena t-statistic nya lebih kecil dari
t-Tabel.
Tabel 4.11
Hasil Uji VECM Jangka Panjang
Jangka Panjang
Variabel Koefisien t-statistik
DPEMBIAYAAN_BANK_SYARIAH 12.77938 4.22633
DSBSN -6.029010 -5.70193
DAKAT 2.840969 2.82864
Sumber: Hasil Pengolahan Penulis
Dalam jangka panjang, variabel Pembiayaan Bank Syariah,
Zakat berpengaruh positif sedangkan SBSN berpengaruh negative
terhadap Pertumbuhan Ekonomi dikarenakan nilai t-statistic masing-
masing variabel Zakat dan Pembiayaan Bank Syariah lebih besar dari
t-Tabel dengan besaran 4.22633 > 1.71066, dan 2.82864 > 1.71066.
Sedangkan SBSN sebesar -5.70193 > 1.71066.
Pada Tabel 4.12 menunjukkan hasil Uji VECM dalam jangka
pendek. Hasilnya adalah pada lag 1 dan lag 2 menunjukkan bahwa
75
zakat berpengaruh positif dalam jangka pendek. Karena t-statistics >
dari t-Tabel sebesar 2.65424 dan 2.25893 lebih besar dari 1.71066.
Tabel 4.12
Hasil Uji VECM Jangka Pendek
Jangka Pendek
Lag Variabel Koefisien t-statistics
Lag
1
DPEMBIAYAAN_BANK_SYARIAH 1.957042 1.12837
DSBSN -0.784275 -1.49104
DZAKAT 0.207387 2.65424
Lag
2
DPEMBIAYAAN_BANK_SYARIAH 2.829255 1.21573
DSBSN 0.192675 0.69659
DZAKAT 0.205930 2.25893
Sumber: Hasil Pengolahan Penulis
Namun pada Tabel 4.12, variabel Pembiayaan Bank Syariah
menunjukkan hasil t-statistics sebesar 1.12837 dan 1.21573 dan SBSN
menunjukkan hasil t-statistics sebesar -1.49104 dan 0.69659.
Keduanya tidak mempengaruhi variabel Pertumbuhan Ekonomi pada
jangka pendek pada lag 1 dan lag 2. Ditandai dengan nilai t-
statisticnya yang lebih kecil dari t-Tabel atau < 1.71066. Berdasarkan
hasil estimasi model dapat diketahui:
a. Zakat dalam jangka panjang dan pendek berpengaruh terhadap
pertumbuhan ekonomi.
b. SBSN dalam jangka pendek tidak berpengaruh terhadap
pertumbuhan ekonomi. Sedangkan dalam jangka panjang
berpengaruh negatif dimana apabila pertumbuhan ekonomi
76
meningkat sebesar satu persen maka akan meningkatkan Sukuk
Negara sebesar -6.029010 persen atau sebaliknya.
c. Pembiayaan bank syariah dalam jangka pendek tidak
berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. Namun dalam
jangka panjang berpengaruh positif apabila pertumbuhan
ekonomi meningkat sebesar satu persen maka akan
meningkatkan Pembiayaan Bank Syariah sebesar 12.77938
atau sebaliknya.
6. Hasil IRF
Langkah selanjutnya adalah melakukan Uji Impulse Response
Function (IRF) yang berfungsi untuk menggambarkan tingkat laju
shock dari variabel yang digunakan dalam penelitian. Perilaku dinamis
dari model VECM dapat dilihat melalui respon dari setiap variabel
terhadap shock dari variabel tersebut maupun terhadap variabel
endogen lainnya. Secara mendasar dalam analisis ini akan diketahui
respon positif atau negatif dari suatu variabel terhadap variabel
lainnya. Respon tersebut dalam jangka pendek biasanya cukup
signifikan dan cenderung berubah. Namun, dalam jangka panjang
cenderung konsisten dan terus mengecil. Pengujian IRF memberikan
hasil sebagaimana pada Tabel 4.13.
77
Hasil IRF pada Tabel 4.13 menunjukkan respon Pertumbuhan
Ekonomi terhadap guncangan Pembiayaan Bank Syariah, Zakat dan
Sukuk Negara (SBSN). Guncangan SBSN pada periode pertama
belum memberikan dampak terhadap Pertumbuhan Ekonomi.
mengalami respon positif pada periode ke-2 sebesar 0,07 persen dan
berfluktuatif pada periode – periode selanjutnya. Di akhir periode,
Pertumbuhan Ekonomi berada, pada angka 0,02 persen. Respon
Pertumbuhan Ekonomi terhadap SBSN pada periode ke-2 pada angka
0,05 persen dan terus berfluktuatif hingga periode ke-10 pada angka
0,2 persen. Hal ini menyebabkan apabila SBSN yang dialokasikan
untuk pembangunan infrastruktur meningkat maka pertumbuhan
ekonomi akan meningkat.
Tabel 4.13
Hasil Uji IRF
Periode DPERTUM
BUHAN_E
KONOMI
DSBSN DZAKAT DPEMBIA
YAAN_BA
NK_SYARI
AH
1 0,107383 0,000000 0,000000 0,000000
2 0,077809 0,047223 -0,015549 -0,001981
3 0,084135 0,098012 -0,020192 -0,008616
4 0,027271 0,164975 -0,040355 -0,004818
5 0,036694 0,133431 -0,039854 -0,027284
6 0,031606 0,164043 -0,046809 -0,011671
7 0,018376 0,164955 -0,043113 -0,025925
8 0,004579 0,203995 -0,053201 -0,011858
9 0,008185 0,155038 -0,047529 -0,033877
10 0,021057 0,180783 -0,050455 -0,013561
78
Sumber: Hasil Pengolahan Penulis
Guncangan Zakat pada periode pertama belum memberikan
dampak terhadap Pertumbuhan Ekonomi. Pada periode kedua dan
ketiga guncangan pada variabel zakat direspon negatif oleh
Pertumbuhan ekonomi sebesar 0,015 persen dan 0,02 persen. Respon
Pertumbuhan Ekonomi terhadap guncangan yang diberikan Zakat
mengalami fluktuasi hingga periode 10 sebesar -0,05 persen.
Gambar 4.1
Grafik Hasil Uji IRF
Sumber: Hasil Pengolahan Penulis
Guncangan Pembiayaan Bank Syariah pada periode pertama
belum memberikan dampak terhadap Pertumbuhan Ekonomi. Respon
Pertumbuhan Ekonomi terhadap Pembiayaan Bank Syariah pada
periode kedua dan ketiga sebesar -0,002 persen dan 0,008 persen.
-.1
.0
.1
.2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Response of DPERTUMBUHAN_EKONOMI to DPERTUMBUHAN_EKONOMI
Response to Cholesky One S.D. Innovations
-.1
.0
.1
.2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Response of DPERTUMBUHAN_EKONOMI to DSBSN
Response to Cholesky One S.D. Innovations
-.1
.0
.1
.2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Response of DPERTUMBUHAN_EKONOMI to DZAKAT
Response to Cholesky One S.D. Innovations
-.1
.0
.1
.2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Response of DPERTUMBUHAN_EKONOMI to PEMBIAYAAN_BANK_SYARIAH
Response to Cholesky One S.D. Innovations
79
Repson Pertumbuhan Ekonomi terhadap guncangan yang diberikan
Pembiayaan Bank Syariah mengalami fluktuasi hingga periode ke
sepuluh sebesar -0.01 persen. Penjelasan di atas dapat juga
digambarkan secara jelas dalam Gambar 4.1.
7. Hasil FEVD
Uji Forecast Error Variance Decomposition (FEVD) atau
Variance Decomposition (VD) merupakan perangkat pada model
VAR/VECM yang akan memisahkan variasi dari sejumlah variabel
yang diestimasi menjadi komponen-komponen shock atau menjadi
variabel innovation.dengan asumsi bahwa variabel-variabel innovation
tidak saling berkorelasi. Kemudian, VD akan memberikan informasi
mengenai proporsi dari pergerakan pengaruh shock pada sebuah
variabel terhadap shock variabel lainnya pada periode saat ini dan
periode yang akan datang, sebagaimana dijelaskan dalam Tabel 4.14
hasil uji FEVD.
Tabel 4.14 menunjukkan hasil Uji FEVD yang menyajikan
bahwa variabel SBSN terhadap Pertumbuhan ekonomi mengalami
peningkatan pada periode pertama hingga ke-10. Pada periode kedua
Pertumbuhan Ekonomi dipengaruhi sebesar 11,1 persen. Kemudian
pada periode ke-10 sebesar 81,5 persen. Kemudian variabel Zakat
terhadap Pertumbuhan Ekonomi mengalami peningkatan pada periode
80
ke-2 sebesar 1,2 persen dan mengalami fluktuasi dan diakhiri periode
ke-10 sebesar 6,06 persen.
Tabel 4.14
Tabel Hasil Uji FEVD
Period S.E. DPERTUMB
UHAN_EKO
NOMI
DSBSN DZAKAT DPEMBIAY
AAN_BANK
_SYARIAH
1 0,107383 100,0000 0,000000 0,000000 0,000000
2 0,141636 87,65921 11,11606 1,205165 0,019567
3 0,192945 66,25119 31,79423 1,744628 0,209952
4 0,258534 38,01255 58,42759 3,408192 0,151673
5 0,297192 30,29119 64,37365 4,377552 0,957605
6 0,344325 23,40856 70,65395 5,109222 0,828269
7 0,385536 18,89876 74,66259 5,325806 1,112842
8 0,439595 14,54727 78,96291 5,561092 0,928726
9 0,469845 12,76473 80,01104 5,891377 1,332856
10 0,506567 11,15394 81,56752 6,060250 1,218286
Sumber: Hasil Pengolahan Penulis
Gambar 4.2
Hasil Uji FEVD
Sumber: Hasil Pengolahan Penulis
0
20
40
60
80
100
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Percent DPERTUMBUHAN_EKONOMI variance due to DPERTUMBUHAN_EKONOMI
Variance Decomposition
0
20
40
60
80
100
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Percent DPERTUMBUHAN_EKONOMI variance due to DSBSN
Variance Decomposition
0
20
40
60
80
100
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Percent DPERTUMBUHAN_EKONOMI variance due to DZAKAT
Variance Decomposition
0
20
40
60
80
100
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Percent DPERTUMBUHAN_EKONOMI variance due to PEMBIAYAAN_BANK_SYARIAH
Variance Decomposition
81
Selanjutnya variabel Pembiayaan Bank Syariah mengalami
peningkatan pada periode ke-2 sebesar 0,01 persen dan mengalami
fluktuasi dan diakhiri pada periode ke-10 sebesar 1,22 persen.
Penjelasan di atas dapat juga digambarkan secara jelas dalam Gambar
4.2.
C. Pembahasan
Hasil regresi alat uji estimasi VECM menunjukkan bahwa hipotesis
pertama yang berbunyi. “Diduga adanya pengaruh jangka pendek antara
Zakat. SBSN dan Pembiayaan Bank Syariah terhadap Pertumbuhan Ekonomi
(PDB)” tidak dapat diterima. Hal ini dapat dilihat dalam hasil Uji VECM
dengan membandingkan antara nilai t-statistics dengan nilai t-Tabel.
Bahwasannya t-statistic dana zakat < dari t Tabel 1.71066. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa besarnya volume penghimpunan dana zakat
mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi. Namun. outstanding Sukuk Negara
dan besarnya Pembiayaan Bank Syariah tidak mempengaruhi Pertumbuhan
Ekonomi dalam jangka pendek karena t-statistics < dari t-Tabel 1.71066.
Hal ini menunjukkan bahwa untuk dapat melihat pengaruh Zakat
terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia memerlukan penghimpunan dana
zakat yang cukup besar dan juga dialokasikan kepada sektor-sektor produktif.
Kemudian untuk melihat pengaruh investasi dalam bentuk SBSN tentunya
harus dialokasikan dalam bentuk pembangunan infrastruktur yang
pembangunannya membutuhkan waktu yang tidak singkat. Selain itu, dalam
82
hal investasi, tentunya pemerintah membutuhkan suntikan dana yang besar
untuk sebuah pembangunan infrastruktur yang dapat meningkatkan
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia. Selanjutnya dalam variabel Pembiayaan
Bank Syariah, perbankan syariah dalam menyalurkan modalnya memerlukan
waktu untuk menganalisa sektor mana yang dapat diberikan pembiayaan dan
sektor mana yang dapat memberikan keuntungan bagi perbankan syariah.
Sehingga untuk melihat pengaruh pembiayaan bank syariah terhadap
pertumbuhan ekonomi tidak dapat dilihat dalam jangka waktu yang pendek.
Selain itu, terdapat inefisiensi alokasi sektor pendanaan di sektor primer
dengan kemungkinan resiko tinggi yang ada di sektor tersebut sehingga
menyebabkan pembiayaan bank syariah berpengaruh positif namun tidak
signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.
Pada jangka panjang variabel Zakat. Sukuk Negara (SBSN) dan
Pembiayaan Bank Syariah berpengaruh terhadap Pertumbuhan Ekonomi
(PDB). Maka hipotesis yang kedua berbunyi. “Diduga adanya pengaruh
jangka panjang antara Zakat. Sukuk Negara (SBSN) dan Pembiayaan Bank
Syariah terhadap Pertumbuhan Ekonomi” secara jelas diterima dan dibuktikan
pengaruhnya melalui estimasi VECM. Adanya pengaruh positif dalam jangka
panjang dapat dilihat dari perbandingan t-statistics dengan t-Tabel Zakat
sebesar 2.82864 > 1.71066, dan nilai t-statistics Pembiayaan Bank Syariah
sebesar 4.22633 > 1.71066. Sedangkan, nilai t-statistics SBSN sebesar -
5.70193 > 1.71066 menunjukkan adanya pengaruh negatif dalam jangka
83
panjang terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia. Diterimanya hasil
hipotesis ini sesuai dengan hasil penelitian Ryandini (2013). Terminanto dan
Rama (2017). dan Anggraini dan Widiastuti (2017) yang menyatakan bahwa
Zakat, Sukuk Negara dan Pembiayaan Bank Syariah mempunyai pengaruh
dalam Pertumbuhan Ekonomi.
Hal ini menunjukkan bahwa untuk dapat melihat pengaruh instrumen
Zakat terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia membutuhkan waktu yang
cukup panjang. Ini disebabkan untuk dapat meningkatkan pertumbuhan
ekonomi Indonesia, zakat perlu disalurkan kepada sektor-sektor produktif.
Bukan hanya sektor konsumtif. Karena pada dasarnya zakat dihimpun dan
disalurkan untuk meningkatkan produktivitas mustahiq agar di kemudian hari
seorang mustahiq dapat menjadi seorang muzakki. Sehingga, untuk seluruh
pihak yang bersentuhan langsung dengan zakat dapat lebih memaksimalkan
potensi zakat yang ada di Indonesia karena dapat meningkatkan kesejahteraan
dan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Pembiayaan bank syariah yang dilakukan oleh perbankan
menunjukkan pengaruh yang positif terhadap pertumbuhan ekonomi
Indonesia dalam jangka panjang. Hal ini disebabkan, perkembangan sektor
keuangan mengikuti pertumbuhan ekonomi atau aktivitas wirausaha
(enterprise) mendorong pertumbuhan sektor keuangan. Pembiayaan yang
diberikan oleh perbankan syariah ditujukan kepada sektor produktif dan non
produktif, khusunya kepada pelaku usaha mikro kecil dan menengah.
84
Kemudian, untuk melihat profit dari pembiayaan yang diberikan kepada
nasabah pada sektor produktif membutuhkan waktu yang tidak singkat.
Tentunya, semakin besar pembiayaan yang diberikan akan berdampak pada
pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang.
SBSN menunjukkan pengaruh yang negatif terhadap pertumbuhan
ekonomi Indonesia dalam jangka panjang. Berarti, ketika outstanding SBSN
meningkat maka pertumbuhan ekonomi Indonesia menurun dan sebaliknya.
Pengaruh negatif ini bertentangan dengan teori maupun pendapat yang
mengemukakan bahwa investasi dapat menjadi pendorong pertumbuhan
ekonomi suatu negara. Dengan pengaruh negatif Ini mengindikasikan bahwa
belum terwujudnya iklim investasi yang baik dan belum terserapnya dana
SBSN dengan baik di Indonesia.
Ada berbagai kemungkinan yang menyebabkan SBSN berpengaruh
negatif terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pertama, SBSN
berpengaruh negative terhadap pertumbuhan ekonomi dikarenakan sukuk
terutama sukuk mudharabah ataupun sukuk yang berbasis proyek (Project-
Based Sukuk) membutuhkan waktu yang tidak sedikit untuk bisa menjadi
produktif. Pada penelitian ini periode penelitiannya hanya pada tahun 2012-
2017, sehingga belum dapat melihat seberapa besar pengaruh SBSN terhadap
pertumbuhan ekonomi Indonesia atau bahkan berpengaruh negatif.
Adapun pengaruh negatif SBSN terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Indonesia dikarenakan belum terserapnya dana Sukuk secara maksimal. Oleh
85
karena itu, alokasi SBSN harus digunakan untuk meningkatkan pembangunan
infrastruktur yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Mengingat pembangunan infrastruktur Indonesia masih tertinggal
dibandingkan beberapa negara tetangga seperti Malaysia dan Thailand. Maka,
hendaknya SBSN berorientasi pada sektor ekonomi yang bersifat padat karya
seperti pertanian dan kelautan. Dua sektor ini memiliki daya serap tenaga
kerja yang sangat tinggi, yaitu sekitar 40,3% (BPS, 2010). Oleh karena itu
implementasi model - model sukuk dalam sektor-sektor ini harus menjadi
prioritas nasional. Karena, ketika investasi yang tidak berorientasi pada
penyerapan tenaga kerja yang maksimal, hanya akan menyebabkan
meningkatnya tingkat pengangguran. Dan pada akhirnya akan memberikan
pengaruh negatif terhadap pertumbuhan ekonomi di masa yang akan datang.
Selanjutnya pada hipotesis yang ketiga menyatakan. “Diduga adanya
pola dinamis akibat pengaruh antara Zakat. Sukuk Negara dan Pembiayaan
Bank Syariah terhadap Pertumbuhan Ekonomi (PDB)” dapat diterima
sebagaimana hasil uji Impulse Response Function (IRF). Uji IRF ini
menunjukkan adanya respon variabel Pertumbuhan Ekonomi akibat adanya
shock atau dinamika dari variabel Zakat, SBSN dan Pembiayaan Bank
Syariah. Berdasarkan hasil uji IRF pada Tabel 4.12, dapat disimpulkan bahwa
guncangan ini direspon positif pada SBSN periode ke-2 dan ke-8 sebesar 0,04
persen dan 0,2 persen kemudian di akhir periode yaitu sebesar 0,18 persen.
Hal ini menunjukkan bahwa respon positif dari Sukuk Negara menandakan
86
pengumpulan dana Sukuk Negara yang semakin besar dan jika dialokasikan
ke bidang yang sesuai, dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Pada variabel Zakat dan Pembiayaan Bank Syariah terjadi guncangan
ini direspon negatif dan mengalami fluktuasi dan masih dalam kondisi yang
terbilang stabil. Pada periode ke-2 Zakat sebesar -0,02 persen dan di akhir
periode ada pada angka -0,05 persen. Hal ini menunjukkan bahwa respon
negative dari zakat bukan berarti zakat menurunkan pertumbuhan ekonomi,
namun adanya beberapa faktor yang mengakibatkan dana zakat tidak
tersalurkan dengan baik kepada mustahiq. Kemudian, walaupun zakat juga
terus meningkat akan tetapi kesenjangan juga terus meningkat sehingga
mengakibatkan pertumbuhan ekonomi menjadi menurun.
Selanjutnya Pembiayaan Bank Syariah pada periode ke-2 sebesar -
0,002 persen dan di akhiri pada periode ke-10 sebesar -0,01 persen. Ini
menunjukkan bahwa respon negatif ini bukan berarti pembiayaan tidak dapat
meningkatkan sektor riil. Namun, hal ini menunjukkan adanya penerapan
kebijakan moneter kontraktif yang kurang tepat dan tentunya dapat
mengurangi kemampuan perbankan dalam menyalurkan pembiayaan sehingga
berdampak pada penyusutan sektor riil dan penurunan pertumbuhan ekonomi.
87
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan hasil analisis data dengan metode Vector
Autoregression (VAR) dan Vector Error Correction Model (VECM)
mengenai pengaruh Zakat, SBSN dan Pembiayaan Bank Syariah terhadap
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2012-2017, maka dapat disimpulkan
sebagai berikut:
Berdasarkan hasil estimasi model dapat diketahui:
1. Variabel Zakat dalam jangka pendek berpengaruh terhadap
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia. Sedangkan SBSN dan
Pembiayaan Bank Syariah tidak berpengaruh terhadap Pertumbuhan
Ekonomi Indonesia 2012-2017.
2. Variabel Zakat dan Pembiayaan Bank Syariah dalam jangka
panjang berpengaruh positif terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Indonesia 2012-2017. Sedangkan SBSN berpengaruh negatif
terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2012-2017.
3. Berdasarkan analisis Impulse Response Function (IRF),
menunjukkan variabel SBSN mengalami guncangan paling besar
dibandingkan dengan variabel Zakat dan Pembiayaan Bank Syariah
terhadap Pertumbuhan Ekonomi. Variabel SBSN cenderung
mengalami peningkatan terhadap Pertumbuhan
88
Ekonomi mencapai 0.2% pada periode ke-10. Adapun pada variabel
Zakat dan Pembiayaan Bank Syariah pada periode ke-10 mencapai -
0.05% dan -0.01%.
4. Hasil Variance Decomposition (VD) menunjukkan bahwa hingga
akhir periode variabel yang berkontribusi terbesar adalah SBSN
sebesar 81.6%, selanjutnya diikuti oleh Zakat sebesar 6.1% dan
yang terakhir yaitu Pembiayaan Bank Syariah sebesar 1.2%
B. Saran-saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan, maka penulis mencoba
mengemukakan saran yang mungkin bermanfaat, di antaranya:
1. Pada penelitian ini variabel SBSN berpengaruh negatif dalam jangka
panjang dan jangka pendek terhadap pertumbuhan ekonomi.
Pengaruh negatif ini bertentangan dengan teori maupun pendapat
yang menyatakan bahwa investasi menjadi pendorong pertumbuhan
ekonomi suatu negara.
2. Untuk melihat pengaruh positif antara SBSN terhadap Pertumbuhan
Ekonomi Indonesia maka disarankan untuk lebih mengalokasikan
dana SBSN pada lahan – lahan produktif seperti pertanian dan
kelautan ataupun lahan lain yang dapat memberikan dampak
langsung bagi pertumbuhan ekonomi dan dapat membuka lapangan
pekerjaan bagi para pengangguran. Sehingga investasi dan
pertumbuhan ekonomi dapat berjalan beriringan.
89
3. Pada penelitian ini menunjukkan bahwa variabel Zakat memiliki
pengaruh positif dalam jangka panjang terhadap Pertumbuhan
Ekonomi Indonesia 2012-2017. Maka dapat dikatakan bahwa
kebijakan lembaga-lembaga zakat baik yang swasta ataupun negeri
dinilai efektif dalam menghimpun dan menyalurkan dana zakat.
Sehingga, disarankan dalam penghimpunan dana zakat untuk lebih
dimaksimalkan menghimpun dana zakat, baik itu zakat fitrah ataupun
zakat maal. Kemudian dapat mengalokasikan dana zakat di lahan –
lahan produktif. Maka, dengan maksimalnya penghimpunan dan
alokasi yang tepat dapat mengurangi kemiskinan dan dapat
meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
4. Melihat pengaruh positif pembiayaan bank syariah terhadap
pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat dikatakan bahwa kebijakan
otoritas perbankan syariah dinilai efektif dalam mengembangkan
sistem keuangan Islam yang komprehensif. Karena selama ini,
perkembangan sektor keuangan dan pertumbuhan ekonomi atau
sektor riil saling berhubungan secara kuat. Maka diharapkan
perbankan syariah untuk tetap konsisten pada pola pembiayaan sektor
riil dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang selama ini
digelutinya. Pola ini telah berkontribusi pada pengurangan tingkat
pengangguran dan kemiskinan serta mendorong pertumbuhan
ekonomi sektor riil. Adapun caranya dengan meningkatkan
90
infrastruktur keuangan seperti kualitas dan kuantitas sumber daya
manusia untuk memenuhi permintaan industri keuangan syariah di
masa mendatang. Kemudian menyediakan perangkat hukum yang
memadai bagi pelaku industri keuangan syariah. Serta manajemen
risiko dan memastikan stabilitas pasar keuangan syariah menjadi hal
penting untuk mendukung perkembangan industri dalam jangka
panjang.
5. Disarankan bagi peneliti selanjutnya disarankan agar dapat
melakukan penelitian tentang pertumbuhan ekonomi ini dengan
menambah variabel-variabel lainnya seperti angkatan tenaga kerja
yang bekerja, industri, usaha mikro kecil dan menengah, IPM serta
pendidikan yang terindikasi dapat mempengaruhi pertumbuhan
ekonomi dengan kurun waktu yang lebih lama, dan cakupan
penelitian yang lebih luas, guna memperoleh gambaran yang lebih
tentang pertumbuhan ekonomi serta cara untuk dapat meningkatkan
pertumbuhan ekonomi.
91
DAFTAR PUSTAKA
Abduh, Muhammad dan Mohd Azmi Omar. (2012). Islamic Banking and Economic
Growth : The Indonesian Experience. International Journal of Islamic and
Middle Eastern Finance and Management, 5(1), Hal. 35-47
Abidin, Zainal. (2012). Meneropong Konsep Pertumbuhan Ekonomi. Jurnal Al –
Ihkam Vol. 7 No. 2 Desember 2012 Hal. 356-367
Ajija, Shochrul R. dkk. (2011). Cara Cerdas Menguasai Eviews. Jakarta: Salemba
Empat
Ali, Muhammad Daud. (1988). Sistem Ekonomi Islam: Zakat dan Wakaf. Jakarta: UI
– Press
Amalia dan Kasyful Mahalli. (2012). Potensi dan Peran Zakat dalam Mengentaskan
Kemiskinan di Kota Medan. Jurnal Ekonomi dan Keuangan, Vol. 1, No. 1,
Desember 2012: 70 – 87
Anggraini, Rachmasari. (2017). Penyaluran Dana ZIS dan Tingkat Inflasi
Berpengaruh terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Periode 2011-
2015. Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 4 No. 8 Agustus 2017
: 630-641
AAOIFI Sharia Standard No.17
Ariefianto, Moch Doddy. (2012). Ekonometrika Esensi dan Aplikasi Dengan
Menggunakan Eviews. Jakarta: Penerbit Erlangga
Arsyad, Lincoln. (1997). Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta: Bagian Penerbitan
STIE YKPN
Badan Pusat Statistik. (2017). Pendapatan Nasional Indonesia 2012-2016. Jakarta:
Badan Pusat Statistik
Bambang, Juanda dan Junaidi. (2012). Ekonometrika Deret Waktu. Bogor: PT
Penerbit IPB Press
Beik, Irfan Syauqi. (2011). Memperkuat Peran Sukuk dalam Pembangunan Ekonomi
Indonesia. Jurnal Ekonomi Islam Al-Infaq, Vol. 2 No. 2, September 2011,
Hal. 65-72
Beik, Irfan Syauqi. (2006). Tentang Sukuk. Majalah Hidayatullah edisi Juli, Jakarta
92
Datuk, Bahril. (2014). Sukuk, Dimensi Baru Pembiayaan Pemerintah Untuk
Pertumbuhan Ekonomi. Jurnal Riset Akuntansi dan Bisnis Vol. 14 No.
1/Maret 2014: 111 – 124
Fatwa – Fatwa DSN-MUI, 2013, Yogyakarta: Armas Duta Jaya
Gujarati, Damodar N. (2004). Dasar-dasar Ekonometrika. Edisi 3 Jilid 2.
Terjemahan oleh Julius A. Mulyadi. Jakarta: Erlangga
Hayati, Safaah Restuning. (2014). Peran Perbankan Syariah terhadap Pertumbuhan
Ekonomi Indonesia. Indo-Islamika, Vol. 4, No. 1, Hal. 41 - 66
Hafidhuddin, D. (2002). Zakat dalam Perekonomian Modern. Jakarta: Gema Insani
Hasan, Nurul Ichsan. (2014). Perbankan Syariah (Sebuah Pengantar), Ciputat:
Gaung Persada Press Group
Huda, Nurul dkk. (2008). Ekonomi MakroIslam Pendekatan Teoritis. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group
Husnan, Suad. (1998). Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Edisi
Kedua. Yogyakarta: UPP-AMP YKPN
Ibrahim, Zaini. (2015). Kontribusi Perbankan Syariah Terhadap Perekonomian
Banten. Jurnal Islamiconomic Vol.6 No. 1 Januari – Juni 2015, Hal. 103-127
Insukindro. (1992). Insukindro Error Correction Model. Yogyakarta: BPFE UGM
Kuncoro, Mudrajad. (2009). Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi, Jakarta:
Penerbit Erlangga
Nuruddin, Ali. (2016). Zakat sebagai Instrumen dalam Kebijakan Fiskal. Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada
Putra, Firmansyah dan Muhammad Nafik H.R. (2017). Pengaruh Perkembangan
Bank Umum Syariah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Periode
2011-2015. Jurnal Ekonomi Syariah dan Terapan Vol. 4 No. 12 Desember
2017: 952-967
Pusat Kajian Strategis BAZNAS. (2016). Statistik Zakat Nasional 2016. Jakarta:
Badan Amil Zakat Nasional
Pusat Kajian Strategis BAZNAS. (2017). Outlook Zakat Nasional 2017. Jakarta:
Badan Amil Zakat Nasional
Rahardjo, Dawam. (1987). Perspektif Deklarasi Makkah Menuju Ekonomi Islam,
Bandung: Mizan
93
Rama, Ali. (2010). Analisis Kontribusi Perbankan Syariah terhadapPertumbuhan
Ekonomi Indonesia. Jurnal Internasional Islamic University Malaysia, Hal. 1
- 27
Riyan, Kalingga. (2014). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi tingkat Spread Harga
(Market Value dan Intrinsic Value) pada Sukuk Negara Ritel Indonesia.
Skripsi UIN Sunan Kalijaga. Yogyakarta
Rosyidah, Norma. (2015). Optimalisasi Fungsi Barang Milik Negara (BMN) Melalui
Sukuk sebagai Instrumen Pembiayaan Nasional. JEBIS Vol. 1, No. 2, Juli-
Desember 2015, Hal. 161 – 172
Ryandini, Tya. (2013). Pengaruh Dana Investasi melalui Instumen SUN dan SBSN
terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, Jakarta: DPP Ikatan Ahli
Ekonomi Islam Indonesia (IAEI), Hal. 59 – 69
Ryandono, Muhammad Nafik Hadi. (2008). Ekonomi ZISWAQ (Zakat, Infaq,
Shodaqoh dan Wakaf). Surabaya : IFDI dan Cenforis
Sarea, Adel. (2012). Zakat as a Benchmark to Evaluate Economic Growth: an
Alternative Approach. Vol 3 (18), Hal. 242-245
Samuelson dan Nordhaus (2004), Ilmu Makro Ekonomi, edisi Tujuh Belas. Amerika:
PT. Media Global Edukasi
Sen, A. (1996). Rationalitiy, Joy and Freedom. Critical Review: A Journal of
Politics and Society, 10 (4), Hal. 481-494
Simanjuntak, Payaman J. (1998). Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia.
Jakarta: LPFEUI
Suharyadi dan Purwanto. (2013). Statistika Untuk EKonomi dan Keuangan Modern.
Jakarta: Salemba Empat
Sukirno, Sadono. (2007). Ekonomi Pembangunan: Proses, Masalah dan Dasar
Kebijaksanaan. Jakarta: LPFE-UI
Sukirno, Sadono. (2015). Pengantar Ekonomi Makro. Jakarta: Raja Grafindo
Sukirno, Sadono. (2012). Makroekonomi Modern: PerkembanganPemikiran dari
Klasik hingga Keynesian Baru. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada
Suprayitno, Eko, Radiah Abdul Kader dan Azhar Harun. (2013). The Impact of Zakat
on Aggregate Consumption in Malaysia. Journal of Islamic Economics,
Banking and Finance, Vol. 9 No. 1, Hal. 39 - 62
94
Suryana. (2000). Ekonomi Pembangunan: Problematika dan Pendekatan, edisi
Pertama. Jakarta: Penerbit Salemba Empat
Terminanto, Ade Ananto dan Ali Rama. (2017). Pengaruh Belanja Pemerintah dan
Pembiayaan Bank Syariah terhadap Pertumbuhan Ekonomi: Studi Kasus
Data Panel Provinsi di Indonesia. Jurnal Kajian Ekonomi dan Bisnis Islam
IQTISHADIA Vol. 10 No.1 Hal. 98-129.
Undang-undang Republik Indonesia no 23 tahun 2011
Widarjono, Agus. (2009). Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya. Yogyakarta:
UPP STIM YKPN
Yahya, Muchlis. (2015). Analisis Normatif Kritis Kebijakan Pemanfaatan Obligasi
Syariah (Sukuk) Dalam Menutup Defisit APBN. Jurnal Economica Vol VI /
Edisi 2 / Oktober 2015: 37 – 56
www.bi.go.id
www.bps.go.id
www.kemenkeu.djppr.go.id
www.pid.baznas.go.id
www.ojk.go.id
www.id.wikipedia.org
www.worldbank.org
95
LAMPIRAN
Lampiran 1 Data Mentah Penelitian
Tahun Pertumbuhan
Ekonomi Zakat SBSN
Pembiayaan
Bank Syariah
2012
Q1 6.11 22.70 31.60 11.60
Q2 6.16 22.65 31.73 11.67
Q3 6.08 23.58 31.76 11.78
Q4 6.03 22.79 31.77 11.90
2013
Q1 5.54 22.78 32.24 11.99
Q2 5.57 23.13 32.30 12.05
Q3 5.55 23.82 32.54 12.07
Q4 5.56 22.91 32.56 12.12
2014
Q1 5.12 23.15 32.60 12.13
Q2 5.02 23.15 32.60 12.17
Q3 4.99 24.17 32.77 12.19
Q4 5.01 23.42 32.78 12.20
2015
Q1 4.83 23.33 32.98 12.21
Q2 4.78 23.74 33.15 12.24
Q3 4.78 24.07 33.17 12.25
Q4 4.88 23.57 33.18 12.27
2016
Q1 4.94 23.52 33.43 12.27
Q2 5.08 24.23 33.47 12.31
Q3 5.06 24.08 33.53 12.37
Q4 5.03 23.68 33.55 12.42
2017
Q1 5.01 23.94 33.72 12.43
Q2 5.01 24.73 33.77 12.49
Q3 5.03 24.05 33.84 12.51
Q4 5.07 24.18 33.87 12.56
96
Lampiran 2 Uji Stationeritas Data Level
VARIABEL PERTUMBUHAN EKONOMI
Null Hypothesis: PEMBIAYAAN_BANK_SYARIAH has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=5) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -3.469995 0.0186
Test critical values: 1% level -3.752946
5% level -2.998064
10% level -2.638752
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
VARIABEL ZAKAT
Null Hypothesis: ZAKAT has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 3 (Automatic - based on SIC, maxlag=5) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic 0.248429 0.9688
Test critical values: 1% level -3.808546
5% level -3.020686
10% level -2.650413
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
VARIABEL SBSN
Null Hypothesis: SBSN has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=5) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -1.254141 0.6324
Test critical values: 1% level -3.752946
5% level -2.998064
10% level -2.638752
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
97
VARIABEL PEMBIAYAAN BANK SYARIAH
Null Hypothesis: PEMBIAYAAN_BANK_SYARIAH has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=5) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -3.469995 0.0186
Test critical values: 1% level -3.752946
5% level -2.998064
10% level -2.638752
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
98
Lampiran 3 Uji Stationeritas Data First Difference
VARIABEL PERTUMBUHAN EKONOMI
Null Hypothesis: D(PERTUMBUHAN_EKONOMI) has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 4 (Automatic - based on SIC, maxlag=5) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -0.966137 0.7418
Test critical values: 1% level -3.857386
5% level -3.040391
10% level -2.660551
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
VARIABEL ZAKAT
Null Hypothesis: D(ZAKAT) has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 2 (Automatic - based on SIC, maxlag=5) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -14.53437 0.0000
Test critical values: 1% level -3.808546
5% level -3.020686
10% level -2.650413
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
VARIABEL SBSN
Null Hypothesis: D(SBSN) has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 4 (Automatic - based on SIC, maxlag=5) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -3.051436 0.0490
Test critical values: 1% level -3.857386
5% level -3.040391
10% level -2.660551
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
99
Lampiran 4 Uji Stationeritas Data Second Difference
VARIABEL PERTUMBUHAN EKONOMI
Null Hypothesis: D(PERTUMBUHAN_EKONOMI,2) has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 2 (Automatic - based on SIC, maxlag=5) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -11.43225 0.0000
Test critical values: 1% level -3.831511
5% level -3.029970
10% level -2.655194
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
100
Lampiran 5 Hasil Uji Lag Optimal
VAR Lag Order Selection Criteria Endogenous variables: DPERTUMBUHAN_EKONOMI DSBSN DZAKAT PEMBIAYAAN_BANK_SYARIAH
Exogenous variables: C
Date: 05/11/18 Time: 12:58
Sample: 2012Q1 2017Q4
Included observations: 19 Lag LogL LR FPE AIC SC HQ 0 21.50372 NA 1.86e-06 -1.842497 -1.643668 -1.808847
1 89.69324 100.4898 8.06e-09 -7.336131 -6.341985 -7.167882
2 136.9475 49.74129* 3.96e-10 -10.62605 -8.836586 -10.32320
3 171.1651 21.61111 1.42e-10* -12.54369* -9.958910* -12.10624* * indicates lag order selected by the criterion
LR: sequential modified LR test statistic (each test at 5% level)
FPE: Final prediction error
AIC: Akaike information criterion
SC: Schwarz information criterion
HQ: Hannan-Quinn information criterion
101
Lampiran 6 Hasil Uji Kointegrasi
Date: 05/11/18 Time: 12:59
Sample (adjusted): 2013Q1 2017Q4
Included observations: 20 after adjustments
Trend assumption: Linear deterministic trend Series: DPERTUMBUHAN_EKONOMI DSBSN DZAKAT PEMBIAYAAN_BANK_SYARIAH
Lags interval (in first differences): 1 to 1
Unrestricted Cointegration Rank Test (Trace) Hypothesized Trace 0.05
No. of CE(s) Eigenvalue Statistic Critical Value Prob.** None * 0.973939 113.6357 47.85613 0.0000
At most 1 * 0.663003 40.68950 29.79707 0.0019
At most 2 * 0.607556 18.93586 15.49471 0.0145
At most 3 0.011366 0.228620 3.841466 0.6325 Trace test indicates 3 cointegrating eqn(s) at the 0.05 level
* denotes rejection of the hypothesis at the 0.05 level
**MacKinnon-Haug-Michelis (1999) p-values
102
Lampiran 7 Hasil Uji Kausalitas Granger
Pairwise Granger Causality Tests
Date: 05/11/18 Time: 13:00
Sample: 2012Q1 2017Q4
Lags: 3 Null Hypothesis: Obs F-Statistic Prob. DSBSN does not Granger Cause DPERTUMBUHAN_EKONOMI 19 2.09943 0.1538
DPERTUMBUHAN_EKONOMI does not Granger Cause DSBSN 0.91044 0.4649 DZAKAT does not Granger Cause DPERTUMBUHAN_EKONOMI 19 3.96548 0.0354
DPERTUMBUHAN_EKONOMI does not Granger Cause DZAKAT 8.13075 0.0032 PEMBIAYAAN_BANK_SYARIAH does not Granger Cause
DPERTUMBUHAN_EKONOMI 19 1.22615 0.3428
DPERTUMBUHAN_EKONOMI does not Granger Cause PEMBIAYAAN_BANK_SYARIAH 0.94010 0.4517 DZAKAT does not Granger Cause DSBSN 20 1.85470 0.1871
DSBSN does not Granger Cause DZAKAT 10.3748 0.0009 PEMBIAYAAN_BANK_SYARIAH does not Granger Cause DSBSN 20 1.44699 0.2745
DSBSN does not Granger Cause PEMBIAYAAN_BANK_SYARIAH 2.25263 0.1306 PEMBIAYAAN_BANK_SYARIAH does not Granger Cause DZAKAT 20 6.62882 0.0059
DZAKAT does not Granger Cause PEMBIAYAAN_BANK_SYARIAH 0.35590 0.7857
103
Lampiran 8 Uji Hasil Estimasi VECM
Vector Error Correction Estimates
Date: 05/11/18 Time: 13:01
Sample (adjusted): 2013Q2 2017Q4
Included observations: 19 after adjustments
Standard errors in ( ) & t-statistics in [ ] Cointegrating Eq: CointEq1 DPERTUMBUHAN_EKON
OMI(-1) 1.000000
DSBSN(-1) -6.029010
(1.05736)
[-5.70193]
DZAKAT(-1) 2.840969
(1.00436)
[ 2.82864]
PEMBIAYAAN_BANK_SYA
RIAH(-1) 12.77938
(3.02375)
[ 4.22633]
C -30.05236
Error Correction:
D(DPERTUMBUHAN_EKONO
MI) D(DSBSN) D(DZAKAT)
D(PEMBIAYAAN_BANK_SYAR
IAH) CointEq1 -0.165497 -0.019711 -0.119249 -0.010055
(0.06435) (0.06032) (0.10564) (0.01176)
[-2.57196] [-0.32675] [-1.12877] [-0.85536]
D(DPERTUMBUHAN_EKO
NOMI(-1)) 0.058263 -0.281328 -2.835669 0.034525
(0.21611) (0.20260) (0.35481) (0.03948)
[ 0.26960] [-1.38862] [-7.99216] [ 0.87452]
D(DPERTUMBUHAN_EKO
NOMI(-2)) -0.677049 -0.284061 1.646192 -0.035143
(0.51633) (0.48405) (0.84771) (0.09432)
[-1.31127] [-0.58685] [ 1.94192] [-0.37257]
D(DSBSN(-1)) -0.784275 -0.470027 1.368582 -0.091040
(0.52599) (0.49311) (0.86358) (0.09609)
[-1.49104] [-0.95320] [ 1.58478] [-0.94744]
D(DSBSN(-2)) 0.192675 -0.101889 -0.302450 0.058557
(0.27660) (0.25930) (0.45412) (0.05053)
[ 0.69659] [-0.39293] [-0.66601] [ 1.15886]
104
D(DZAKAT(-1)) 0.207387 -0.106504 -0.349970 0.003242
(0.07813) (0.07325) (0.12828) (0.01427)
[ 2.65424] [-1.45401] [-2.72815] [ 0.22710]
D(DZAKAT(-2)) 0.205930 -0.032968 -0.063790 -0.012195
(0.09116) (0.08546) (0.14967) (0.01665)
[ 2.25893] [-0.38576] [-0.42620] [-0.73227]
D(PEMBIAYAAN_BANK_S
YARIAH(-1)) 1.957042 1.338630 7.240417 0.064180
(1.73440) (1.62595) (2.84754) (0.31684)
[ 1.12837] [ 0.82329] [ 2.54269] [ 0.20256]
D(PEMBIAYAAN_BANK_S
YARIAH(-2)) 2.829255 1.796860 -6.389547 0.601659
(2.32720) (2.18169) (3.82081) (0.42514)
[ 1.21573] [ 0.82361] [-1.67230] [ 1.41520]
C -0.223569 0.034448 -0.093375 0.009819
(0.10664) (0.09997) (0.17508) (0.01948)
[-2.09651] [ 0.34458] [-0.53333] [ 0.50404] R-squared 0.773626 0.648744 0.948073 0.545931
Adj. R-squared 0.547252 0.297488 0.896146 0.091861
Sum sq. resids 0.103779 0.091208 0.279740 0.003463
S.E. equation 0.107383 0.100669 0.176302 0.019617
F-statistic 3.417471 1.846926 18.25778 1.202307
Log likelihood 22.53448 23.76120 13.11432 54.83453
Akaike AIC -1.319419 -1.448547 -0.327824 -4.719424
Schwarz SC -0.822346 -0.951474 0.169250 -4.222351
Mean dependent -0.056316 0.108715 0.066074 0.030159
S.D. dependent 0.159590 0.120107 0.547072 0.020585 Determinant resid covariance (dof adj.) 3.57E-11
Determinant resid covariance 1.80E-12
Log likelihood 149.0914
Akaike information criterion -11.06225
Schwarz criterion -8.875131
105
Lampiran 9 Hasil Uji IRF
Response of
DPERTUMBUHAN_EKONOMI:
Period
DPERTUMBUHAN_EKONO
MI DSBSN DZAKAT
PEMBIAYAAN_BANK_SYAR
IAH 1 0.107383 0.000000 0.000000 0.000000
2 0.077809 0.047223 -0.015549 -0.001981
3 0.084135 0.098012 -0.020192 -0.008616
4 0.027271 0.164975 -0.040355 -0.004818
5 0.036694 0.133431 -0.039854 -0.027284
6 0.031606 0.164043 -0.046809 -0.011671
7 0.018376 0.164955 -0.043113 -0.025925
8 0.004579 0.203995 -0.053201 -0.011858
9 0.008185 0.155038 -0.047529 -0.033877
10 0.021057 0.180783 -0.050455 -0.013561 Response of DSBSN:
Period
DPERTUMBUHAN_EKONO
MI DSBSN DZAKAT
PEMBIAYAAN_BANK_SYAR
IAH 1 0.067987 0.074242 0.000000 0.000000
2 0.009462 0.068051 -0.010686 0.013636
3 0.044252 0.030397 -0.003018 0.016296
4 0.041415 0.057646 -0.007738 0.030770
5 0.051278 0.043200 -0.004137 0.022355
6 0.049030 0.062929 -0.010362 0.036367
7 0.054781 0.039996 -0.005827 0.024299
8 0.055305 0.070320 -0.011312 0.039930
9 0.049212 0.051976 -0.008350 0.025867
10 0.054864 0.072977 -0.013197 0.039506 Response of DZAKAT:
Period
DPERTUMBUHAN_EKONO
MI DSBSN DZAKAT
PEMBIAYAAN_BANK_SYAR
IAH 1 0.114918 -0.119626 0.059713 0.000000
2 -0.053597 0.120078 0.013418 0.071726
3 0.035663 -0.117368 0.043745 -0.047261
4 0.091045 -0.069828 0.026243 0.042097
5 0.075642 -0.138220 0.066946 -0.026920
6 0.011498 0.112019 0.019237 0.066926
7 0.008104 -0.143154 0.045528 -0.057739
8 0.108403 -0.055021 0.031814 0.045984
9 0.039352 -0.119642 0.061681 -0.030625
10 0.030578 0.079176 0.023089 0.057107
106
Response of PEMBIAYAAN_BANK_SYARIA
H:
Period
DPERTUMBUHAN_EKONO
MI DSBSN DZAKAT
PEMBIAYAAN_BANK_SYAR
IAH 1 0.015047 0.000407 -0.000904 0.012547
2 0.011729 0.001152 -0.002358 0.011740
3 0.022951 0.010295 -0.004009 0.015449
4 0.016551 0.013683 -0.005979 0.014778
5 0.019602 0.020365 -0.007225 0.016722
6 0.014542 0.024108 -0.008857 0.016083
7 0.016766 0.025404 -0.009411 0.016262
8 0.014452 0.027651 -0.010178 0.016512
9 0.014639 0.029415 -0.010391 0.016454
10 0.012903 0.031209 -0.011097 0.016698 Cholesky Ordering:
DPERTUMBUHAN_EKONOMI DSBSN DZAKAT
PEMBIAYAAN_BANK_SYARIAH
-.1
.0
.1
.2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Response of DPERTUMBUHAN_EKONOMI to DPERTUMBUHAN_EKONOMI
-.1
.0
.1
.2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Response of DPERTUMBUHAN_EKONOMI to DSBSN
-.1
.0
.1
.2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Response of DPERTUMBUHAN_EKONOMI to DZAKAT
-.1
.0
.1
.2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Response of DPERTUMBUHAN_EKONOMI to PEMBIAYAAN_BANK_SYARIAH
-.02
.00
.02
.04
.06
.08
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Response of DSBSN to DPERTUMBUHAN_EKONOMI
-.02
.00
.02
.04
.06
.08
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
R esponse of D SBSN to D SBSN
-.02
.00
.02
.04
.06
.08
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
R es pons e of D SBSN to D ZAKAT
-.02
.00
.02
.04
.06
.08
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
R es ponse of D SBSN to PEMBIAYAAN _BANK_SYAR IAH
-.2
-.1
.0
.1
.2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Response of DZAKAT to DPERTUMBUHAN_EKONOMI
-.2
-.1
.0
.1
.2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
R es pons e of D ZAKAT to D SBSN
-.2
-.1
.0
.1
.2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
R es ponse of D ZAKAT to D ZAKAT
-.2
-.1
.0
.1
.2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
R esponse of D ZAKAT to PEMBIAYAAN _BAN K_SYARIAH
-.02
-.01
.00
.01
.02
.03
.04
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Response of PEMBIAYAAN_BANK_SYARIAH to DPERTUMBUHAN_EKONOMI
-.02
-.01
.00
.01
.02
.03
.04
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
R es ponse of PEMBIAYAAN _BANK_SYAR IAH to D SBSN
-.02
-.01
.00
.01
.02
.03
.04
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
R esponse of PEMBIAYAAN_BAN K_SYAR IAH to D ZAKAT
-.02
-.01
.00
.01
.02
.03
.04
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
R es pons e of PEMBIAYAAN _BAN K_SYAR IAH to PEMBIAYAAN _BAN K_SYAR IAH
Response to Cholesky One S.D. Innovations
107
Lampiran 10 Hasil Uji FEVD
Variance
Decomposition of DPERTUMBUHAN_E
KONOMI:
Period S.E.
DPERTUMBUHAN_EKONO
MI DSBSN DZAKAT
PEMBIAYAAN_BANK_SYAR
IAH 1 0.107383 100.0000 0.000000 0.000000 0.000000
2 0.141636 87.65921 11.11606 1.205165 0.019567
3 0.192945 66.25119 31.79423 1.744628 0.209952
4 0.258534 38.01255 58.42759 3.408192 0.151673
5 0.297192 30.29119 64.37365 4.377552 0.957605
6 0.344325 23.40856 70.65395 5.109222 0.828269
7 0.385536 18.89876 74.66259 5.325806 1.112842
8 0.439595 14.54727 78.96291 5.561092 0.928726
9 0.469845 12.76473 80.01104 5.891377 1.332856
10 0.506567 11.15394 81.56752 6.060250 1.218286 Variance
Decomposition of DSBSN:
Period S.E.
DPERTUMBUHAN_EKONO
MI DSBSN DZAKAT
PEMBIAYAAN_BANK_SYAR
IAH 1 0.100669 45.61085 54.38915 0.000000 0.000000
2 0.123105 31.09131 66.92834 0.753475 1.226877
3 0.135321 36.42530 60.43579 0.673332 2.465577
4 0.156066 34.42720 59.07988 0.752032 5.740893
5 0.171374 37.50444 55.35087 0.681944 6.462747
6 0.192777 36.10747 54.39854 0.827832 8.666162
7 0.205884 38.73636 51.46685 0.805890 8.990901
8 0.228285 37.37630 51.35035 0.901022 10.37233
9 0.240782 37.77437 50.81779 0.930173 10.47767
10 0.260858 36.60739 51.12349 1.048457 11.22066 Variance
Decomposition of DZAKAT:
Period S.E.
DPERTUMBUHAN_EKONO
MI DSBSN DZAKAT
PEMBIAYAAN_BANK_SYAR
IAH 1 0.176302 42.48798 46.04045 11.47157 0.000000
2 0.231729 29.94294 53.50105 6.975357 9.580656
3 0.269987 23.80305 58.31092 7.763896 10.12213
4 0.297521 28.96544 53.52583 7.171379 10.33736
5 0.344313 26.45394 56.08110 9.135103 8.329850
6 0.368892 23.14337 58.07803 8.230292 10.54831
108
7 0.402550 19.47554 61.41841 8.190669 10.91538
8 0.424207 24.06791 56.98955 7.938160 11.00438
9 0.447836 22.36732 58.27166 9.019605 10.34142
10 0.459951 21.64648 58.20548 8.802692 11.34535 Variance
Decomposition of PEMBIAYAAN_BANK
_SYARIAH:
Period S.E.
DPERTUMBUHAN_EKONO
MI DSBSN DZAKAT
PEMBIAYAAN_BANK_SYAR
IAH 1 0.019617 58.83416 0.043128 0.212368 40.91035
2 0.025828 54.55922 0.223866 0.955993 44.26092
3 0.039428 57.29531 6.913346 1.444216 34.34712
4 0.047643 51.30852 12.98306 2.564100 33.14432
5 0.058315 45.54678 20.86109 3.246364 30.34577
6 0.067309 38.85639 28.48733 4.168258 28.48802
7 0.076223 35.13738 33.32205 4.774718 26.76585
8 0.084614 31.43089 37.71925 5.321483 25.52838
9 0.092832 28.59907 41.37697 5.673862 24.35010
10 0.100798 25.89594 44.68188 6.024587 23.39759 Cholesky Ordering:
DPERTUMBUHAN_EKONOMI DSBSN
DZAKAT PEMBIAYAAN_BANK
_SYARIAH
0
20
40
60
80
100
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Percent DPERTUMBUHAN_EKONOMI variance due to DPERTUMBUHAN_EKONOMI
0
20
40
60
80
100
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Percent DPERTUMBUHAN_EKONOMI variance due to DSBSN
0
20
40
60
80
100
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Percent DPERTUMBUHAN_EKONOMI variance due to DZAKAT
0
20
40
60
80
100
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Percent DPERTUMBUHAN_EKONOMI variance due to PEMBIAYAAN_BANK_SYARIAH
0
20
40
60
80
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Percent DSBSN variance due to DPERTUMBUHAN_EKONOMI
0
20
40
60
80
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Percent DSBSN variance due to DSBSN
0
20
40
60
80
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Percent DSBSN variance due to DZAKAT
0
20
40
60
80
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Percent DSBSN variance due to PEMBIAYAAN_BANK_SYARIAH
0
20
40
60
80
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Percent DZAKAT variance due to DPERTUMBUHAN_EKONOMI
0
20
40
60
80
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Percent DZAKAT variance due to DSBSN
0
20
40
60
80
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Percent DZAKAT variance due to DZAKAT
0
20
40
60
80
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Percent DZAKAT variance due to PEMBIAYAAN_BANK_SYARIAH
0
10
20
30
40
50
60
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Percent PEMBIAYAAN_BANK_SYARIAH variance due to DPERTUMBUHAN_EKONOMI
0
10
20
30
40
50
60
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Percent PEMBIAYAAN_BANK_SYARIAH variance due to DSBSN
0
10
20
30
40
50
60
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Percent PEMBIAYAAN_BANK_SYARIAH variance due to DZAKAT
0
10
20
30
40
50
60
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Percent PEMBIAYAAN_BANK_SYARIAH variance due to PEMBIAYAAN_BANK_SYARIAH
Variance Decomposit ion