PENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING
PADA SISWA KELAS V SD INPRES LAYANG TUA I KEC
BONTOALA KOTA MAKASSAR
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh :
ANDI WIRAHANDAYANI
NIM 105401135818
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
ii
PENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING
PADA SISWA KELAS V SD INPRES LAYANG TUA I KEC
BONTOALA KOTA MAKASSAR
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh :
ANDI WIRAHANDAYANI
NIM 1054011135818
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
iii
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi atas nama Andi Wirahndayani, NIM 10540 11358 18
diterima dan disahkan oleh panitia ujian skripsi berdasarkan Surat
Keputusan Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar Nomor : ....
Tahun 1441 H/2021 M pada Tanggal .... 1441, .... Januari 2021 M,
sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar pada hari ......
tanggal ..... Januari 2021.
.... …….
1441 H
Makassar, -------------------------
.... Januari 2021 M
Panitia Ujian
1. Pengawas Umum : ( .......................)
2. Ketua : ( .......................)
3. Sekretaris : ( .......................)
4. Penguji : 1. ( .......................)
2. (........................)
3. (........................)
4. ( .......................)
Disahkan oleh :
Dekan FKIP Unismuh Makassar
Erwin Akib, S. Pd., M. Pd., Ph. D
NBM
iv
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Judul Skripsi : Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Model
Pembelajaran Problem Solving pada siswa kelas V SD
Inpres Layang Tua I Kota Makassar
Mahasiswa yang bersangkutan :
Nama Mahasiswa :Andi Wirahandayani
NIM : 105401135818
Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Setelah diperiksa dan diteliti, maka skripsi ini telah memenuhi persyaratan dan
layak untuk diujikan.
Makassar,
Januari 2021
Disetujui oleh:
Pembimbing I, Pembimbing II
Ernawati, S.Pd., M.Pd Kristiawati,S.Pd.,M.Pd
Diketahui :
Dekan FKIP Ketua Jurusan Pendidikan
Unismuh Makassar Guru Sekolah Dasar
Erwin Akib, S. Pd., M. Pd., Ph. D Aliem Bahri, S. Pd., M. Pd
NBM. NBM.
v
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Andi Wirahandayani
Nim : 105 401135818
Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Judul Skripsi :Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Model
Pembelajaran Problem Solving pada siswa Kelas V SD
Inpres Layang Tua I Kec. Bontoala Kota Makassar
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan di depan tim
penguji adalah hasil karya saya sendiri dan bukan ciptaan orang lain atau
dibuatkan oleh siapapun.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dan saya bersedia menerima
sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.
Makassar,15 Februari 2021
Yang Membuat Pernyataan
Andi Wirahandayani
vi
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
SURAT PERJANJIAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Andi Wirahandayani
Nim : 105 401135818
Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikian
Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut :
1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesai penyusunan skripsi ini, saya
akan menyusun sendiri skripsi saya ( tidak dibuatkan oleh siapapun).
2. Dalam menyusun skripsi, saya akan selalu melakukan konsultasi dengan
pembimbing yang telah ditetapkan oleh pimpinan fakultas.
3. Saya tidak akan melakukan penjiplakan (Plagiat) dalam menyusun skripsi.
4. Apabila saya melanggar perjanjian seperti pada butir 1, 2, dan 3, saya
bersedia menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.
Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.
Makassar,15 Februari 2021
Yang Membuat Perjanjian
Andi Wirahandayani
vii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Mulailah dari mana kamu berada,
Gunakan apa yang kamu miliki,
Dan lakukan apa yang kamu bisa
Untuk menjadi seseorang yang lebih baik
Kupersembahkan karya ini buat :
Kedua orang tuaku, suamiku, anakku, dan saudaraku,
Atas keikhlasan dan doanya dalam mendukung penulis
Mewujudkan harapan menjadi kenyataan.
viii
ABSTRAK
Andi Wirahandayani. 2020. Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui
Model Pembelajaran Problem Solving Pada Siswa Kelas V SD Inpres Layang Tua
I Kecamatan Bontoala Kota Makassar..
Permasalahan penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar siswa pada mata
pelajaran matematika kelas V. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah bagaimana peningkatan hasil belajar matematika melalui model
pembelajaran problem solving pada siswa kelas V SD Inpres Layang Tua I
Makassar. Tujuan penelitian ini Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar
matematika melalui model pembelajaran problem solving pada siswa kelas V SD
Inpres Layang Tua I Makassar. Pendekatan yang digunakan adalah deskriptif
kualitatif dengan jenis penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang
bersiklus yaitu meliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Fokus
penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran problem solving dan hasil
belajar. Setting penelitian ini adalah SD Inpres Layang Tua I Makassar, yang
bertempat di Jalan Tinumbu 149 Kecamatan Bontoala Kota Makassar. Subjek
penelitian adalah guru dan siswa kelas V dengan jumlah siswa 28 orang. Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, tes dan dokumentasi.
Analisis data yang digunakan adalah kualitatif deskriptif. Hasil penelitian
menunjukkan, pada aktivitas mengajar guru dan aktivitas belajar siswa mengalami
peningkatan. Pada siklus I aktivitas mengajar guru berada pada kategori cukup
mengalami peningkatan di siklus II menjadi kategori baik. Demikian pula
aktivitas belajar siswa pada sisklus I berada pada kategori cukup mengalami
peningkatan di siklus II menjadi kategori baik. Peningkatan juga terjadi pada hasil
belajar siswa. Pada siklus I belum berhasil mencapai ketuntasan klasikal yang
telah ditentukan dan berada pada kategori cukup. Pada siklus II hasil belajar siswa
sudah meningkat, hal itu dilihat dari nilai rata-rata yang mengalami peningkatan
dan berada pada kategori baik. Kesimpulan penelitian ini yaitu Model
Pembelajaran Problem Solving dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V
SD Inpres Layang Tua I Kecamatan Bontoala Kota Makassar.
Kata Kunci: hasil belajar, model Problem Solving.
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul
“Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Problem
Solving pada siswa Kelas V SD Inpres Layang Tua I Kec Bontoala Kota Makassar
”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi syarat memperoleh gelar sarjana
pendidikan jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar pada Universitas
Muhammadiyah Makassar. Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan
bimbingan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Prof. DR. H. Ambo Asse., M. Ag., Rektor Universitas Muhammadiyah
Makassar.
2. Dr.Erwin Akib, S. Pd., M. Pd., Ph. D. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
PendidikanUniversitas Muhammadiyah Makassar.
3. Hj. Andi Wahyuni, M.Pd, selaku Kepala UPT SD Inp Layang Tua I
Makassar
4. Aliem Bahri, S. Pd., M.Pd, sebagai ketua Program Studi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar Universitas Muhammadiyah Makassar
5. Ernawati, S.Pd.,M.Pd sebagai dosen pembimbing I dan Kristiawati, S.
Pd., M. Pd sebagai dosen pembimbing II, yang dengan senang hati
memberikan motivasi dan bimbingan kepada kami.
6. Sri Murni, S.Pd sebagai guru Pamong yang telah memberikan begitu
banyak masukan terutama dalam melaksanakan proses belajar mengajar
di kelas.
7. Rekan – rekan mahasiswa yang telah bekerjasama dengan baik. Semoga
kebersamaan itu memberikan hikmah yang bermanfaat bagi kita semua.
Akhirnya, dengan segala kerendahan hati, penulis senantiasa
mengharapkan kritikan dan saran dari berbagai pihak, selama saran dan kritikan
tersebut bersifat membangun karena penulis yakin bahwa suatu persoalan tidak
x
akan berarti sama sekali tanpa adanya kritikan. Mudah-mudahan dapat memberi
manfaat bagi para pembaca, terutama bagi diri pribadi penulis, Aamiin.
Makassar, 15 Februari 2021.
Penulis
viii
ABSTRAK
Andi Wirahandayani. 2020. Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui
Model Pembelajaran Problem Solving Pada Siswa Kelas V SD Inpres Layang Tua
I Kecamatan Bontoala Kota Makassar..
Permasalahan penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar siswa pada mata
pelajaran matematika kelas V. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah bagaimana peningkatan hasil belajar matematika melalui model
pembelajaran problem solving pada siswa kelas V SD Inpres Layang Tua I
Makassar. Tujuan penelitian ini Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar
matematika melalui model pembelajaran problem solving pada siswa kelas V SD
Inpres Layang Tua I Makassar. Pendekatan yang digunakan adalah deskriptif
kualitatif dengan jenis penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang
bersiklus yaitu meliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Fokus
penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran problem solving dan hasil
belajar. Setting penelitian ini adalah SD Inpres Layang Tua I Makassar, yang
bertempat di Jalan Tinumbu 149 Kecamatan Bontoala Kota Makassar. Subjek
penelitian adalah guru dan siswa kelas V dengan jumlah siswa 28 orang. Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, tes dan dokumentasi.
Analisis data yang digunakan adalah kualitatif deskriptif. Hasil penelitian
menunjukkan, pada aktivitas mengajar guru dan aktivitas belajar siswa mengalami
peningkatan. Pada siklus I aktivitas mengajar guru berada pada kategori cukup
mengalami peningkatan di siklus II menjadi kategori baik. Demikian pula
aktivitas belajar siswa pada sisklus I berada pada kategori cukup mengalami
peningkatan di siklus II menjadi kategori baik. Peningkatan juga terjadi pada hasil
belajar siswa. Pada siklus I belum berhasil mencapai ketuntasan klasikal yang
telah ditentukan dan berada pada kategori cukup. Pada siklus II hasil belajar siswa
sudah meningkat, hal itu dilihat dari nilai rata-rata yang mengalami peningkatan
dan berada pada kategori baik. Kesimpulan penelitian ini yaitu Model
Pembelajaran Problem Solving dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V
SD Inpres Layang Tua I Kecamatan Bontoala Kota Makassar.
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................... iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................. iv
SURAT PERNYATAAN ........................................................................... v
SURAT PERJANJIAN ............................................................................. vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................... vii
ABSTRAK .............................................................................................. viii
KATA PENGANTAR ............................................................................... ix
DAFTAR ISI ............................................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 6
C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 7
D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka ..................................................................................... 9
1. Belajar ............................................................................................. 9
2. Hakikat Pembelajaran Matematika ............................................... 12
3. Model Pembelajaran Pemecahan Masalah ................................. 15
B. Kerangka Pikir ................................................................................... 23
C. Hipotesis Tindakan ............................................................................ 25
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ....................................................... 27
B. Fokus Penelitian ................................................................................ 28
C. Setting dan Subjek Penelitian ........................................................... 28
xiii
D. Rancangan Tindakan ......................................................................... 29
E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 32
F. Teknik Analisis Data dan Indikator Keberhasilan ............................ 33
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ................................................................................. 36
1. Paparan Data Siklus I ................................................................... 37
a. Perencanaan ................................................................................ 37
b. Pelaksanaan ................................................................................. 37
c. Observasi ..................................................................................... 41
d. Refleksi ....................................................................................... 47
2. Paparan Data Siklus II ................................................................. 48
a. Perencanaan ................................................................................ 48
b. Pelaksanaan ................................................................................. 50
c. Observasi ..................................................................................... 54
d. Refleksi ....................................................................................... 59
B. Pembahasan dan Hasil Penelitian .................................................... 60
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ........................................................................................... 62
B. Saran ................................................................................................. 62
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 63
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah suatu proses untuk mengubah sikap dan tata laku
manusia menjadi lebih berkualitas. Untuk mencapai hal ini, diperlukan suatu
pendukung yaitu kiat dalam meningkatkan mutu pendidikan. Seperti yang tertulis
dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, Pasal 3:
Tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab (Faturrahman, dkk, 2012:67).
Pendidikan juga dikatakan sebagai proses pembentukan pribadi. Seperti
yang dikatakan Faturrahman, dkk (2012 : 42) “sebagai proses pembentukan
pribadi, pendidikan diartikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat”. Pembentukan kepribadian
siswa tidak terlepas dari pembelajaran apa yang mereka dapatkan di sekolah,
seperti ilmu pengetahuan alam, sosial, bahasa, sampai dengan ilmu matematika.
Matematika berbeda dengan ilmu lain. Matematika adalah ilmu yang
diperoleh dengan cara bernalar karena materi matematika bersifat hierarkis.
Dalam
2
mempelajarinya harus bersifat kontinu, rajin latihan dan disiplin. Apabila sejak awal
siswa sudah tidak senang dengan pelajaran matematika maka siswa akan mengalami
kesulitan pada materi pelajaran selanjutnya. Tidak sedikit juga orang yang
memandang matematika sebagai bidang studi yang sulit. Meskipun demikian orang
harus mempelajarinya karena merupakan sarana untuk memecahkan masalah dalam
kehidupan sehari-hari. Salah satu tujuan mempelajari matematika adalah membentuk
kepribadian dalam diri siswa untuk menggunakan matematika dalam kehidupan
sehari-hari.
Tidak dapat dipungkiri bahwa pelajaran matematika masih merupakan salah
satu mata pelajaran yang sulit dan pada umumnya siswa mempunyai anggapan bahwa
matematika merupakan pelajaran yang tidak disenangi. Salah satu penyebab siswa
beranggapan demikian karena hasil prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran
matematika yang rendah. Hal ini dapat dianggap sebagai indikator bahwa matematika
memang pelajaran yang sulit dipelajari.
Mata pelajaran matematika diperlukan untuk proses perhitungan dan berpikir
yang sangat dibutuhkan siswa dalam menyelesaikan berbagai masalah. Pada
kurikulum Depdiknas 2004 (Susanto, 2014: 184) disebutkan bahwa:
Standar kompetensi matematika di sekolah dasar yang harus dimiliki
siswa setelah melakukan kegiatan pembelajaran bukanlah penguasaan
matematika, namun yang diperlukan ialah dapat memahami dunia
sekitar, mampu bersaing, dan berhasil dalam kehidupan.
Matematika dipandang sebagai mata pelajaran yang memegang peranan
penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Karena dengan
belajar matematika, siswa akan belajar bernalar secara kritis, kreatif, dan aktif.
3
Menurut Jacobsin, dkk (Susanto, 2014: 189) “agar kemampuan komunikasi
matematika siswa dapat berkembang, kemampuan pemahaman matematika siswa
juga perlu ditingkatkan”.
Pembelajaran matematika selama ini kurang berhasil meningkatkan
pemahaman siswa tentang konsep-konsep dan aturan-aturan matematika. Padahal
balajar matematika pada dasarnya merupakan belajar konsep. Selama ini siswa
cenderung menghafal konsep-konsep matematika, tanpa memahami maksud dan
isinya. Jika siswa bersifat terbuka masih ada harapan untuk memperbaikinya sebelum
siswa menerapkannya dalam menyelesaikan soal-soal matematika. Namun jika siswa
bersifat tertutup, maka kesalahan itu akan dibawa terus sampai pada suatu saat
mereka menyadari bahwa konsep-konsep dasar yang mereka miliki adalah keliru.
Oleh karena itu, yang penting adalah bagaimana siswa memahami konsep-konsep
matematika secara bulat dan utuh, sehingga jika diterapkan dalam menyelesaikan
sosal-soal matematika siswa tidak mengalami kesulitan.
Mengetahui kondisi pembelajaran di SD Inpres Layang Tua I Makassar,
peneliti bertemu dengan Kepala Sekolah menyampaikan rencana untuk meneliti di
SD Inpres Layang Tua I Makassar pada kelas V. Setelah berkoordinasi dan mendapat
izin dari Kepala Sekolah, selanjutnya peneliti yang juga sekaligus sebagai guru kelas
V mengadakan observasi.
Berdasarkan hasil observasi di kelas V SD Inpres Layang Tua I Kecamatan
Bontoala Kota Makassar, menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada mata
pelajaran matematika masih rendah. Hal ini disebabkan oleh dua aspek yaitu aspek
4
guru dan aspek siswa. Dari aspek guru, yakni: 1) guru kurang melatih siswa untuk
menghadapi dan memecahkan masalah secara realistis, dan 2) guru kurang
mengarahkan siswa untuk mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan, sedangkan
dari aspek siswa, yakni: 1) siswa kurang dilatih untuk memecahkan masalahnya, dan
2) siswa kurang menghayati kehidupan sehari-hari sehingga menimbulkan kepasifan
siswa dalam menerima pelajaran matematika.
Berdasarkan beberapa faktor diatas menunjukkan bahwa pembelajaran
matematika perlu diperbaiki guna meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep-
konsep matematika. Mengingat pentingnya matematika maka diperlukan pembenahan
proses pembelajaran yang dilakukan guru yaitu dengan menerapkan suatu model
pembelajaran yang dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep-konsep
matematika. Salah satu cara untuk mengatasi yaitu dengan menerapkan model
pembelajaran Problem Solving dalam pembelajaran.
Pemecahan masalah adalah proses yang ditempuh seseorang untuk
menyelesaikan masalah yang dihadapinya sampai masalah itu tidak lagi menjadi
masalah baginya. Model Pembelajaran Problem Solving sangat potensial untuk
melatih siswa berfikir kreatif dalam menghadapi berbagai masalah baik itu masalah
pribadi maupun masalah kelompok untuk dipecahkan sendiri-sendiri atau secara
bersama-sama. Siswa belajar sendiri untuk mengidentifikasi penyebab masalah dan
alternatif untuk memecahkan masalahnya.w
Murray, dkk (Huda, 2013: 27) menjelaskan bahwa Pembelajaran Penyelesaian
Masalah (Problem Solving Learning) merupakan salah satu dasar teoritis dari
5
berbagai strategi pembelajaran yang menjadikan masalah (Problem) sebagai isu
utamanya, termasuk juga PBL (Problem Based Learning) dan PSL (Problem Solving
Learning). Akan tetapi, dalam praktiknya, PSL lebih banyak diterapkan untuk
pelajaran matematika. Menurut mereka, pembelajaran muncul ketika siswa bergumul
dengan masalah-masalah yang tidak ada metode rutin untuk menyelesaikan
masalahnya, dengan demikian harus disajikan pertama kali sebelum metode solusinya
diajarkan.
Sementara menurut Shoimin (2014: 136) Problem Solving merupakan suatu
keterampilan yang meliputi kemampuan untuk mencari informasi, menganalisis
situasi, dan mengidentifikasi masalah dengan tujuan untuk menghasilkan alternatif
sehingga dapat mengambil suatu tindakan keputusan untuk mencapai sasaran. Model
Problem Solving adalah salah satu model mengajar yang digunakan oleh guru dalam
kegiatan proses pembelajaran. Model ini dapat menstimulasi siswa dalam berfikir
yang dimulai dari mencari data sampai merumuskan kesimpulan sehingga siswa
dapat mengambil makna dari kegiatan pembelajaran.
Pemecahan masalah juga merupakan bagian dari kurikulum matematika yang
sangat penting karena dalam proses pembelajaran maupun penyelesaiannya, siswa
dimungkinkan memperoleh pengalaman menggunakan pengetahuan serta
keterampilan yang sudah dimiliki untuk diterapkan pada pemecahan masalah yang
jarang diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Namun kenyataan di lapangan
menunjukkan bahwa kegiatan pemecahan masalah dalam proses pembelajaran
matematika belum dijadikan sebagai kegiatan utama. Bahkan masih banyak yang
6
beranggapan bahwa model pembelajaran Problem Solving merupakan pembelajaran
yang paling sulit dalam matematika, baik bagi siswa dalam mempelajarinya maupun
bagi guru dalam mengajarkannya.
Penerapan model pembelajaran Problem Solving pada pembelajaran
matematika, merupakan salah satu upaya yang tepat dilakukan oleh guru karena
dengan menerapkan model ini dapat memberikan siswa kesempatan seluas-luasnya
untuk memecahkan masalah matematika dengan strateginya sendiri. Untuk
memperbaiki hasil belajar, harus dimulai dengan memperbaiki prosesnya. Proses
yang baik biasanya akan memberikan hasil yang baik pula. Proses yang dimaksud
adalah kegiatan belajar mengajar pada mata pelajaran matematika. Berdasarkan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Akbar (2015: 62), menunjukkan bahwa “penerapan
model pembelajaran Problem Solving pada pelajaran matematika dalam bentuk soal
cerita dapat meningkatkan hasil belajar siswa di kelas V SD Inpres Layang Tua I”.
Berkaitan dengan hal di atas, maka peneliti terinspirasi untuk menerapkan
model pembelajaran Problem Solving sebagai upaya meningkatkan kemampuan
belajar siswa pada mata pelajaran matematika. Oleh karena itu, dalam Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) peneliti mengkaji dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar
Matematika Melalui Model Pembelajaran Problem solving Pada Siswa Kelas V SD
Inpres Layang Tua I Kecamatan Bontoala Kota Makassar”
7
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah “Bagaimanakah peningkatan hasil belajar matematika melalui
penerapan model pembelajaran Problem Solving pada siswa kelas V SD Inpres
Layang Tua I Makassar?”
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah
“Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar matematika melalui penerapan model
pembelajaran Problem Solving pada siswa kelas V SD Inpres Layang Tua I
Makassar.”
D. Manfaat Penelitian
Pembelajaran matematika melalui penerapan model pembelajaran Problem
Solving yang dikembangkan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini diharapkan
bermanfaat untuk:
1. Manfaat Teoretis
a. Bagi lembaga pendidikan, menjadi bahan informasi dalam pengembangan ilmu
pengetahuan khususnya dalam pembelajaran matematika melalui penerapan
model pembelajaran Problem Solving.
b. Bagi peneliti, diharapkan memiliki pengetahuan dan wawasan tentang cara
menerapkan model pembelajaran Problem Solving secara optimal dalam
8
pembelajaran matematika dan dapat dijadikan acuan untuk meningkatkan
proses dan hasil belajar matematika di sekolah dasar.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi guru, diharapkan mendapatkan pengalaman langsung dalam menerapkan
model pembelajaran Problem Solving dalam meningkatkan hasil belajar siswa
terhadap mata pelajaran matematika
b. Bagi siswa, dengan penerapan model pembelajaran Problem Solving siswa
dapat mengembangkan tingkat pemahaman tentang mata pelajaran matematika
serta dapat menghubungkan antara kehidupan nyata dan dapat
mengaplikasikan pengetahuannya dalam kehidupan sehari-hari.
c. Bagi sekolah, sebagai masukan dalam upaya perbaikan dan peningkatan mutu
pembelajaran matematika sehingga dapat menunjang terciptanya target
kurikulum.
9
9
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A. Kajian Pustaka
1. Belajar
a. Pengertian belajar
Belajar merupakan komponen ilmu pendidikan yang berkenaan dengan tujuan
dan bahan acuan interaksi, baik yang bersifat eksplisit maupun implisit (tersembunyi)
(Sagala, 2013: 11). Menurut Faturrahman, dkk (2012: 6) untuk menangkap isi dan
pesan belajar, maka dalam belajar tersebut individu menggunakan kemampuan pada
ranah-ranah:
1) Kognitif yaitu kemampuan yang berkenaan dengan pengetahuan, penalaran atau
pikiran yang terdiri dari kategori pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis,
sisntesis, dan evaluasi
2) Afektif yaitu kemampuan yang mengutamakan perasaan, emosi, dan reaksi-
reaksi yang berbeda dengan penalaran yang terdiri dari kategori penerimaan,
partisipasi, penilaian sikap, organisasi dan pembentukan pola hidup
3) Psikomotorik yaitu kemampuan yang mengutamakan keterampilan jasmani
yang terdiri dari persepsi, kesiapan gerakan terbimbing, gerakan terbiasa,
gerakan kompleks, penyesuaian pola gerak dan kreativitas.
10
Menurut Gagne “belajar adalah perubahan disposisi atau kemampuan yang
dicapai seseorang melalui kativitas. Perubahan disposisi tersebut diperoleh langsung
dari proses pertumbuhan seseorang secara alamiah”. (Suprijono, 2012:2)
Sedangkan menurut Slameto (2010 : 2) “belajar adalah suatu proses usaha
yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksinya dengan
lingkungan”.. Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
belajar adalah suatu proses yang dilakukan oleh seseorang untuk mengetahui apa
yang baik dan yang buruk serta dapat memilih apa yang dilakukannya dengan penuh
tanggung jawab dan mengubah perilaku yang bersifat permanen sebagai hasil dari
pengalaman.
b. Pengertian hasil belajar
Bukti bahwa seseorang telah belajar ialah terjadinya perubahan tingkah laku
pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu dan dari tidak mengerti
menjadi mengerti. Selain itu, sasaran sebenarnya dari kegiatan belajar mengajar
adalah hasil belajar. Apabila hasil belajar mengajar berjalan dengan baik, maka hasil
belajar juga baik. Hasil belajar adalah prestasi yang dicapai oleh siswa setelah
mengikuti proses belajar mengajar yang berkenaan dengan materi suatu mata
pelajaran.
Menurut Nawawi (Susanto, 2014: 5) bahwa “hasil belajar dapat diartikan
sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah
11
yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi
pelajaran tertentu”.
Sedangkan Suprijono (2012: 5) mengemukakan bahwa “hasil belajar adalah
perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi
kemanusiaan saja”. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses
pembelajaran. Proses penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi
kepada guru tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan-tujuan belajarnya
melalui kegiatan belajar. Selanjutnya dari informasi tersebut guru dapat menyusun
dan membina kegiatan-kegiatan siswa lebih lanjut.
Berdasarkan beberapa pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa seseorang
telah dikatakan belajar jika seseorang tersebut telah mengalami suatu proses kegiatan
tertentu sehingga terjadi suatu perubahan tingkah laku yang keliatan dan nampak.
Perubahan inilah yang dinamakan dengan hasil belajar.
Manusia dalam usahanya selalu menginginkan sesuatu hal yang lebih baik
dari sebelumnya. Demikian pula dalam proses pembelajaran, tiap manusia
menginginkan hasil belajar yang lebih baik. Konsekuensi dari keinginan tersebut
terdiri dari dua hal, yaitu berhasil atau tidak berhasil, dimana berhasilnya suatu proses
pembelajaran apabila terjadi perubahan tingkah laku ke arah positif dan tercapainya
tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Susanto (2014: 12) mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil
belajar yaitu:
12
1) Faktor internal; faktor internal merupakan faktor yang bersumber
dalam diri peserta didik, yang mempengaruhi kemampuan belajarnya.
Faktor internal ini meliputi:kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi
belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan
kesehatan, 2) Faktor eksternal; faktor yang berasal dari luar diri peserta
didik yang mempengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah, dan
masyarakat. Keadaan keluarga berpengaruh terhadap hasil belajar
peserta didik. Keluarga yang morat-marot keadaan ekonominya,
pertengkaran suami istri, perhatian orangtua yang kurang terhadap
anaknya, serta kebiasaan-kebiasaan sehari-hari berperilaku yang
kurang baik dari orangtua dalam kehidupan sehari-hari berpengaruh
dalam hasil belajar siswa.
Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor
yang mempengaruhi hasil belajar adalah faktor internal dan faktor eksternal, dimana
faktor internal adalah fisiologis dan psikologis sedangkan faktor eksternal adalah
lingkungan dan instrumental.
2. Hakikat Pembelajaran Matematika
a. Pengertian Matematika
Matematika merupakan ilmu dan bahasa universal yang menjadi dasar
pengembangan berbagai jenis teknologi modern dan memajukan daya pikir manusia.
Menurut Ahmad Susanto (2014 : 183), matematika merupakan salah satu bidang
studi yang ada pada semua jenjang pendidikan, mulai dari tingkat seklah dasar
hingga perguruan tinggi.
Pengertian matematika tidak dapat ditentukan secara pasti. Hal ini
dikarenakan cabang-cabang matematika semakin bertambah dan semakin berbaur
satu dengan yang lainnya. Berikut ini adalah beberapa definisi matematika yang
dikemukakan oleh Johnson & Risin (Runtukahu & Kandou, 2013: 28) yaitu:
13
a) Matematika adalah pengetahuan terstruktur, dimana sifat dan teori
dibuat secara deduktif berdasarkan unsur-unsur yang didefinisikan
atau tidak didefiniskan dan berdasrkan aksioma, sifat, dan teori
yang telah dibuktikan kebenarannya.
b) Matematika ialah bahasa simbol tentang berbagai gagasan dengan
menggunakan istilah-istilah yang didefiniskan secara cermat, jelas,
dan akurat
c) Matematika adalah seni, dimana keindahannya terdapat dalam
keterurutan dan keharmonisan.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa matematika
adalah ilmu yang mempelajari simbol-simbol yang bersifat universal yang
diperlukan manusia untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
b. Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran umum yang di ajarkan
mulai dari jenjang sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Pemusatan pengajaran
matematika di SD sering hanya pada keterampilan berhitung (penjumlahan,
pengurangan, perkalian, pembagian bilangan bulat, pecahan dan desimal) dan
beranggapan bahwa jika anak telah menguasai berhitung ia telah menguasai semua
kompetensi matematika.
Matematika sebagai studi tentang objek abstrak tentu saja sangat sulit untuk
dapat dipahami oleh siswa-siswa SD yang belum mampu berpikir formal. Sebab
orientasinya masih terkait dengan benda-benda konkret. Ini tidak berarti bahwa
matematika tidak mungkin tidak diajarkan di jenjang pendidikan dasar, bahkan pada
hakekatnya matematika lebih baik diajarkan pada usia dini.
14
Mengingat pentingnya matematika untuk siswa-siswa usia dini di SD, perlu
dicari suatu cara mengelola proses belajar-mengajar di SD sehingga matematika
dapat dicerna oleh siswa-siswa SD. Disamping itu, matematika juga harus bermanfaat
dan relevan dengan kehidupannya, karena itu pembelajaran matematika di jenjang
pendidikan dasar harus ditekankan pada penguasaan keterampilan dasar dari
matematika itu sendiri. Keterampilan yang menonjol adalah keterampilan terhadap
penguasaan operasi-operasi hitung dasar (penjumlahan, pengurangan, perkalian dan
pembagian).
Untuk itu dalam pembelajaran matematika terdapat dua aspek yang perlu
diperhatikan, yaitu: (1) matematika sebagai alat untuk menyelesaikan masalah, dan
(2) matematika merupakan sekumpulan keterampilan yang harus dipelajari.
Keterampilan yang cukup membuat siswa mempunyai kesempatan
mengorganisasikan konsep yang sudah dicerna. Konsep yang sudah diterima dengan
baik dalam benak siswa akan memudahkan pemahaman konsep-konsep berikutnya.
Untuk itu dalam penyajian topik-topik baru hendaknya dimulai pada tahapan yang
paling sederhana ketahapan yang lebih kompleks, dari yang konkret menuju ke yang
abstrak, dari lingkungan dekat anak ke lingkungan yang lebih luas.J
Berdasarkan Permendiknas no 22 tahun 2006 (dalam Wardhani, 2011 : 12)
tentang Standar Isi Mata Pelajaran Matematika lingkup Pendidikan Dasar
menyebutkan bahwa mata pelajaran matematika bertujuan agar peserta didik
memiliki kemampuan sebagai berikut : (1) Memahami konsep matematika,
menjelaskan keterkaitan antar konsep, dan mengaplikasikan konsep atau algoritma
15
secara luwes, akurat, efisien dan tepat pemecahan masalah (2) menggunakan
penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat
generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika
(3) memecahkan masalah (4) mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel,
diagram, dan media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah (5) memiliki sikap
menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, sikap rasa ingin tahu, perhatian,
dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam
pemecahan masalah.
Dari tujuan pengajaran matematika di sekolah tersebut dapat di asumsikan
bahwa aspek penting yang terkandung didalam pengajaran matematika adalah
memberikan penekanan pada penataan nalar dan pembentukan sikap siswa, serta
memberikan penekanan dalam penerapan matematika, baik dalam kehidupan sehari -
hari maupun dalam membantu mempelajari ilmu pengetahuan lainnya.
3. Model Pembelajaran Problem Solving
a. Pengertian model pembelajaran Problem Solving
Model pembelajaran merupakan petunjuk bagi guru dalam merencanakan
pembelajaran di kelas, mulai dari mempersiapkan perangkat pembelajaran, media dan
alat bantu, sampai alat evaluasi yang mengarah pada upaya pencapaian tujuan
pelajaran.
Model pembelajaran Problem Solving ukan hanya sekedar model mengajar,
tetapi juga merupakan suatu model berfikir, sebab dalam Problem Solving apat
menggunakan model-model lainnya yang dimulai dengan mencari data sampai
16
kepada menarik kesimpulan. Model ini memberikan kesempatan siswa belajar sendiri
untuk mengidentifikasi penyebab masalah dan alternatif untuk memecahkan
masalahnya. Tugas guru dalam model pembelajaran Problem Solving adalah
memberikan kasus atau masalah kepada siswa untuk dipecahkan.
Untuk dapat memecahkan suatu masalah, seseorang memerlukan
pengetahuan-pengetahuan dan kemampuan-kemampuan yang ada kaitannya dengan
masalah tersebut. Pengetahuan-pengetahuan dan kemampuan-kemampuan itu harus
diramu dan diolah secara kreatif dalam memecahkan masalah yang bersangkutan.
Menurut Pepkin (Shoimin, 2014: 135) “Problem Solving adalah suatu model
pembelajaran yang melakukan pemusatan pada pengajaran dan keterampilan
pemecahan masalah yang diikuti dengan penguatan keterampilan”. Dalam hal ini
masalah didefinisikan sebagai suatu persoalan yang tidak rutin dan belum dikenal
cara penyelesaiannya. Justru problem solving adalah mencari atau menemukan cara
penyelesaian (menemukan pola, aturan).
“Model Problem Solving (PS) adalah suatu model pembelajaran yang
melakukan pemusatan pada pembelajaran dan keterampilan pemecahan masalah,
yang diikuti dengan penguatan keterampilan” (Hamzah, 2014). Ketika dihadapkan
dengan suatu pertanyaan, siswa dapat melakukan pemecahan masalah untuk memilih
dan mengembangkan tanggapannya.
Dari beberapa pernyataan tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa model
pembelajaran Problem Solving sebagai rangkaian tindakan yang tepat digunakan
untuk mencapai tujuan. Untuk memperoleh kemampuan dalam pemecahan masalah,
17
seseorang harus memiliki banyak pengalaman dalam memecahkan berbagai masalah.
Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa yang banyak diberi latihan
pemecahan masalah memiliki nilai lebih tinggi dalam tes pemecahan masalah
dibandingkan siswa yang lebih sedikit latihannya.
b. Langkah-langkah model pembelajaran Problem Solving
Dalam proses pembelajaran, di samping perlunya penalaran yang baik, juga
penting menguasai langkah-langkah memecahkan masalah secara tepat. Belajar
memecahkan masalah itu berlangsung jika siswa menyadari masalah bila ia
dihadapkan kepada situasi keraguan dan kekaburan sehingga merasakan adanya
semacam kesulitan.
Menurut Deb Russell (Huda, 2014: 274) bahwa ada 4 sintak dari Problem
Solving, yaitu:
1) Tahap 1: Clues
a) Bacalah masalah dengan hati-hati
b) Garis bawahi isyarat-isyarat yang menjadi masalah
c) Mintalah siswa untuk menemukan masalah pada isyarat-isyarat yang digaris
bawahi
d) Mintalah siswa untuk merencanakan apa yang akan dilakukan atas masalah
tersebut
e) Mintalah siswa untuk menemukan fakta-fakta yang mendasari masalah
tersebut
f) Mintalah siswa untuk mengemukakan apa yang perlu mereka temukan
18
2) Tahap 2: Game Plan
a) Buatlah rencana permainan untuk menyelesaikan masalah
b) Mintalah siswa untuk menyesuaikan permainan tersebut dengan masalah
yang baru saja disajikan
c) Mintalah siswa untuk mengidentifikasi apa yang telah mereka lakukan
d) Mintalah siswa untuk menjelaskan strategi yang akan mereka gunakan untuk
menyelesaikan masalah
e) Mintalah siswa untuk menguji-coba strategi-strateginya
f) Jika strategi yang mereka gunakan tidak bekerja, mintalah mereka untuk
memikirkan ulang strategi tersebut
3) Tahap 3: Solve
Mintalah siswa untuk menggunakan strategi-strateginya dalam menyelesaikan
masalah awal
4) Tahap 4: Reflect
a) Mintalah siswa untuk melihat kembali solusi yang mereka gunakan
b) Mintalah siswa untuk berdiskusi tentang kemungkinan menggunakan strategi
tersebut di masa mendatang
c) Periksalah apakah strategi-strategi itu benar-benar aplikatif dan solutif untuk
masalah yang sama/mirip.
Pendapat ini sejalan dengan Polya (Wardhani, dkk: 2010) yang mengatakan
bahwa ada empat langkah pokok penerapan model pembelajaran pemecahan masalah
(Problem Solving), yaitu:
19
1) Memahami masalah
Langkah ini sangat menentukan kesuksesan memperoleh solusi masalah.
Langkah ini meliputi: a) apa yang diketahui, keterangan apa yang diberikan, atau
bagaimana keterangan soal; b) apakah keterangan yang diberikan cukup untuk
mencari apa yang ditanyakan; dan c) apakah keterangan tersebut tidak cukup,
atau keterangan itu berlebihan. Biasanya siswa harus menyatakan kembali
masalah dengan bahasanya sendiri. Membayangkan situasi masalah dalam
pikiran juga sangat membantu untuk memahami struktur masalah.
2) Membuat rencana pemecahan masalah
Langkah ini terdiri atas: a) pernahkah Anda menemukan soal seperti ini
sebelumnya, pernahkah ada soal yang serupa dalam bentuk lain; b) rumus mana
yang dapat digunakan dalam masalah ini; c) perhatikan apa yang ditanyakan; dan
d) dapatkah hasil dan metode lalu digunakan disini.
3) Melaksanakan rencana pemecahan masalah
Langkah ini meliputi: a) memeriksa setiap langkah apakah sudah benar atau
belum; b) bagaimana membuktikan bahwa langkah yang dipilih sudah benar; dan
c) melaksanakan perhitungan sesuai dengan rencana yang dibuat.
4) Memeriksa kembali penyelesaian yang telah dilaksanakan
Langkah ini menekankan bagaimana cara memeriksa jawaban yang diperoleh,
yang terdiri dari: a) dapatkah diperiksa kebenaran jawaban; b) dapatkah jawaban
20
itu dicari dengan cara lain; dan c) dapatkah jawaban atau cara teebut digunakan
untuk soal-soal lain.
Berdasarkan pendapat di atas, berarti siswa dituntut untuk memecahkan
masalah, memikirkan cara pemecahannya, sampai dengan melakukan pemecahannya.
Siswa harus berfikir, mencobakan hipotesis dan bila berhasil memecahkan masalah ia
mempelajari sesuatu yang baru. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam model
pembelajaran Problem Solving terdapat empat langkah yang harus dilakukan, yaitu 1)
memahami masalah sesuai dengan petunjuk (Clue) yang diberikan, 2) membuat
rencana pemecahan masalah untuk memecahkan masalah, 3) melaksanakan strategi
pemecahan masalah (Solve), dan 4) memeriksa kembali penyelesaian yang telah
dilaksanakan (Reflect).
c. Model pembelajaran Problem Solving dalam pembelajaran matematika
Pemecahan masalah (Problem Solving) merupakan komponen yang sangat
penting dalam matematika. Secara umum dijelaskan bahwa pemecahan masalah
(Problem Solving) adalah proses menerapkan suatu pengetahuan yang telah diperoleh
siswa ke dalam situasi yang baru. Selain itu, pemecahan masalah (Problem Solving)
merupakan aktivitas yang sangat penting dalam pembelajaran matematika dimana
tujuan belajar yang ingin dicapai dalam pemecahan masalah (Problem Solving)
berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Dengan pemecahan masalah (Problem
Solving) matematika ini, siswa melakukan kegiatan yang dapat mendorong
berkembangnya pemahaman dan penghayatan terhadap prinsip, nilai, dan proses
matematika.
21
Dalam pengajaran matematika, pemecahan masalah berarti serangkaian
operasi mental yang dilakukan seseorang untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Pemecahan masalah matematika menyangkut pemecahan masalah matematika
disekolah maupun di luar sekolah.
Susanto (2014) menyimpulkan bahwa pemecahan masalah (Problem Solving)
dapat dikelompokkan ke dalam tiga bagian dilihat dari aspek kegunaan atau
fungsinya, yaitu 1) pemecahan masalah (Problem Solving) sebagai tujuan,
2) pemecahan masalah (Problem Solving) sebagai proses, dan 3) pemecahan masalah
(problem solving) sebagai keterampilan dasar. Pemecahan masalah (Problem Solving)
merupakan bagian dari kurikulum matematika yang sangat penting karena dalam
proses pembelajaran maupun penyelesaian, siswa dimungkinkan memperoleh
pengalaman menggunakan kemampuan dan keterampilan yang sudah dimiliki untuk
diterapkan dalam pemecahan masalah (Problem Solving) yang bersifat tidak rutin.
Pemecahan masalah (Problem Solving) matematika merupakan salah satu
kegiatan matematika yang dianggap penting, baik oleh para guru maupun siswa
disemua tingkatan sekolah dasar dan menengah. Sebagaimana tercantum dalam
Kurikulum Matematika Sekolah bahwa tujuan diberikannya matematika antara lain
agar siswa mampu menghadapi perubahan keadaan di dunia yang selalu berkembang,
melalui altihan atas dasar pemikiran secara logis, rasional, kritis, cermat, jujur, dan
efektif.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa dengan menerapkan model
pemecahan masalah (Problem Solving) diharapkan dapat menimbulkan minat
22
sekaligus kreativitas dan motivasi dalam mempelajari matematika serta siswa dapat
memperoleh pengalaman langsung dalam mempelajari matematika yang bisa
dikaitkan dengan kehidupan sehari-harinya. Sehingga siswa dapat memperoleh
manfaat dari apa yang dipelajarinya dan dapat dikembangkan dalam kehidupan nyata,
baik dari proses maupun hasil belajarnya.
d. Kelebihan dan kekurangan model pembelajaran Problem Solving
Setiap model pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan. Menurut
Shoimin (2014: 137), model pemecahan masalah (Problem Solving) memiliki
kelebihan dan kekurangan. Adapun kelebihan dari problem solving, yaitu:
1) Dapat membuat siswa lebih menghayati kehidupan sehari-hari
2) Dapat melatih dan membiasakan para siswa untuk menghadapi dan memecahkan
masalah secara realistis
3) Dapat mengembangkan kemampuan berfikir dan bertindak siswa secara kreatif
4) Siswa sudah mulai dilatih untuk memecahkan masalahnya
5) Melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan
6) Mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan
7) Menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan
Sedangkan kekurangan dari model pemecahan masalah (Problem Solving)
antara lain adalah:
1) Memerlukan cukup banyak waktu untuk persiapan
2) Melibatkan lebih banyak orang
23
3) Dapat mengubah kebiasaan siswa belajar dengan mendengarkan dan menerima
informasi guru menjadi belajar dengan banyak berfikir memecahkan masalah
sendiri atau kelompok, yang kadang-kadang memerlukan berbagai sumber belajar
yang merupakan kesulitan tersendiri bagi siswa.
Berdasarkan pernyataan dari teori tersebut, maka peneliti menyimpulkan
bahwa pemecahan masalah (Problem Solving) adalah proses belajar mengajar dengan
menghadapkan siswa pada masalah yang harus dipecahkan sendiri sesuai dengan
kemampuan yang ada pada diri siswa tersebut dan dengan memberi latihan yang
diberikan pada waktu belajar matematika yang bersifat latihan dan masalah yang
menghendaki siswa untuk menggunakan analisa agar siswa memiliki pengetahuan,
keterampilan, dan pemahaman.
B. Kerangka Pikir
Berdasarkan kajian pustaka dan landasan teori yang telah dikemukakan, maka
gambaran kerangka pikir dalam penelitian ini yaitu: hasil belajar siswa di kelas Va
SD Inpres Layang Tua I Makassar masih mengalami beberapa permasalahan, baik
dari guru maupun siswanya. Aspek dari guru: 1.) Guru kurang melatih siswa untuk
menghadapi dan memecahkan masalah secara realistis, dan 2) Guru kurang
mengarahkan siswa untuk mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan. Adapun
aspek dari siswa: 1) Siswa kurang dilatih untuk memecahkan masalahnya, dan 2)
siswa kurang menghayati kehidupan sehari-hari sehingga menimbulkan kepasifan
siswa dalam menerima pelajaran matematika.
24
Model ini dapat diterapkan guru dalam mengembalikan kreativitas siswa, baik
secara perseorangan maupun berkelompok. Keberhasilan dalam proses belajar
mengajar ditentukan oleh model pembelajaran. Guru harus dapat memilih model
pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan diajarkannya agar menunjang
keberhasilan dalam proses belajar mengajar.
Model pemecahan masalah (Problem Solving) sangat efektif untuk proses
pembelajaran, membantu siswa memproses informasi yang telah dimilikinya, serta
memecahkan masalah-masalah yang dimilikinya.
Pada pembelajaran, peneliti menggunakan empat langkah penggunaan model
pembelajaran pemecahan masalah (Problem Solving) yaitu 1) memahami masalah
sesuai dengan petunjuk (Clues) yang diberikan, 2) membuat rencana pemecahan
masalah untuk memecahkan masalah, 3) melaksanakan strategi pemecahan masalah
(Solve), dan 4) memeriksa kembali penyelesaian yang telah dilaksanakan (Reflect).
Dengan diterapkannya model pemecahan masalah diharapkan dapat meningkatkan
hasil belajar siswa khususnya pada pelajaran matematika kelas V SD Inpres Layang
Tua I Makassar.
Adapun skema dari penelitian ini, dapat dilihat dari bagan berikut ini:
Bagan 2.1.Kerangka Pikir Penelitian
25
Hasil Belajar Matematika Tinggi
Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V
SDN Inpres Layang Tua I Makassar
Aspek yang mempengaruhi
Aspek Guru:
1. Guru kurang melatih siswa
untuk menghadapi dan
memecahkan masalah secara
realistis
2. Guru kurang mengarahkan
siswa untuk mengidentifikasi
dan melakukan penyelidikan
Aspek Siswa:
1. Siswa kurang dilatih untuk
memecahkan masalah
2. Siswa kurang menghayati
kehidupan sehari-hari sehingga
menimbulkan kepasifan siswa
dalam menerima pelajaran
matematika
Penerapan Model Pembelajaran
Problem Solving
Langkah-langkah dari model Problem Solving adalah sebagai berikut:
1. Memahami masalah sesuai dengan petunjuk (Clues) yang diberikan
2. Membuat rencana pemecahan masalah untuk memecahkan masalah
3. Melaksanakan strategi pemecahan masalah (Solve)
4. Memeriksa kembali penyelesaian yang telah dilaksanakan (Reflect).
26
C. Hipotesis Tindakan
Adapun hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah jika model
pembelajaran Problem Solving diterapkan di kelas V SD Inpres Layang Tua I
Makassar maka hasil belajar matematika dapat meningkat.
27
27
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif
kualitatif. Pendekatan ini dipilih untuk mendeskripsikan aktivitas mengajar guru dan
aktivitas belajar guru dalam pelaksanaan tindakan pembelajaran. Selain itu, untuk
aspek masalah sosial tertentu metode kualitatif lebih cocok untuk digunakan.
Menurut Mulyasa (2012: 68) bahwa:
Data kualitatif adalah ungkapan yang mengekspresikan peserta didik
tentang proses dan hasil belajar yang diperolehnya (senang - tidak
senang, puas - tidak puas, paham - tidak/kurang paham, dan
seterusnya).
2. Jenis Penelitian
Adapun jenis penelitian yang digunakan yaitu Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) yang bersifat deskriptif. Menurut Kunandar (2012: 45) bahwa: “PTK adalah
penelitian tindakan yang dilakukan dengan tujuam memperbaiki mutu praktik
pembelajaran di kelas”.
Pemilihan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan alasan bahwa
pembelajaran siswa kelas V masih perlu diperbaiki khususnya dalam pembelajaran
matematika dengan mengikuti empat kegiatan utama yang ada pada setiap siklus,
yaitu 1) perencanaan, 2) pelaksanaan tindakan, 3) observasi, 4) refleksi.
28
B. Fokus Penelitian
Adapun yang menjadi fokus dalam penelitian tindakan kelas ini adalah:
a. Penerapan model pembelajaran Problem Solving
Model pembelajaran Problem Solving merupakan suatu pembelajaran yang
memberikan kesempatan kepada siswa untuk menganalisis masalah kemudian
masalah tersebut diselidiki untuk mengetahui solusi dalam memecahkan masalah
tersebut dengan kemampuan dan cara berfikir siswa itu sendiri.
b. Hasil belajar
Hasil belajar merupakan suatu ukuran seseorang dalam proses kegiatan belajar
mengajar. Hasil belajar yang dicapai oleh seseorang dapat menjadi indikator tentang
kemampuan, kesanggupan, dan penguasaan seseorang terhadap pengetahuan
keterampilan dan sikap atau nilai yang dimiliki oleh orang itu dalam suatu pelajaran.
Penelitian ini untuk melihat hasil belajar matematika siswa yang diperoleh setelah
diberikan tes pada setiap akhir siklus penelitian dengan menerapkan model
pembelajaran Problem Solving.
C. Setting dan Subjek Penelitian
a. Setting Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Inpres Layang Tua I Makassar, yang
bertempat di Jalan Tinumbu Kecamatan Bontoala Kota Makassar. Pemilihan sekolah
ini sebagai lokasi penelitian didasari beberapa faktor, diantaranya:
i. Letak sekolah ini strategis serta lokasinya yang mudah dijangkau
29
ii. Adanya masalah dalam proses pembelejaran matematika yang
ditemukan di kelas V, sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut.
iii. Di sekolah ini belum pernah dilakukan penelitian yang
menggunakan model pembelajaran Problem Solving.
iv. Adanya dukungan dari kepala sekolah dan guru terhadap
pelaksanaan penelitian.
b. Subjek Penelitian
Subjek dari penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V SD Inpres Layang
Tua I Makassar. Adapun jumlah siswa 28 orang yang terdiri dari 16 siswa laki-laki
dan 12 siswa perempuan. Alasan memilih kelas V sebagai subjek penelitian karena
masih ada siswa yang mengalami kesulitan belajar matematika.
D. Rancangan Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan rancangan penelitian tindakan
kelas yaitu rancangan secara bersiklus, yang tiap siklusnya terdiri atas 4 komponen
yaitu: 1) tahap perencanaan tindakan, 2) tahap tindakan (pelaksanaan), 3) tahap
obeservasi (pengamatan), dan 4) tahap refleksi (perenungan, pemikiran, dan evaluasi.
Tahap tindakan digambarkan dalam bagan berikut:
30
Perencanaan
Refleksi Pelaksanaan
Observasi
Refleksi Pelaksanaan
Bagan 3.1 Adaptasi siklus penelitian Arikunto
Sumber : Suyadi (2013 : 50).
Berdasarkan gambar siklus, maka dilaksanakanlah Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) ini dengan prosedur sebagai berikut:
a. Gambaran Kegiatan Pada Siklus 1
i. Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan ini meliputi:
1. Menganalisis kurikulum KTSP kelas V semester II
Perencanaan
31
2. Menyamakan persepsi antara guru kelas V dan peneliti
tentang model pembelajaran Problem Solving.
3. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran dengan
menerapkan model pembelajaran Problem Solving untuk
pokok bahasan yang akan diajarkan pada siklus I.
4. Membuat alat bantu mengajar yang diperlukan dalam
rangka membantu siswa menguasai keterampilan-
keterampilan matematika dengan baik.
5. Membuat lembar observasi untuk melihat bagaimana
suasana belajar mengajar di kelas ketika pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran Problem
Solving.
6. Mendesain alat evaluasi berupa LKS yang digunakan
sebagai indikator pelaksanaan kegiatan belajar mengajar
dan tes evaluasi yang disusun berdasarkan materi-materi
yang telah diajarkan pada akhir pertemuan dalam Siklus I
untuk melihat apakah materi matematika telah dikuasai
oleh siswa.
ii. Tindakan (Pelaksanaan)
Pelaksanaan tindakan yang dimaksudkan adalah melaksanakan pembelajaran.
Guru kelas yang bertindak sebagai pengajar akan melaksanakan kegiatan belajar
mengajar sesuai dengan langkah-langkah model pembelajaran Problem Solving
32
dalam peningkatkan hasil belajar Matematika pada siswa kelas V SD Inpres Layang
Tua I Kecamatan Bontoala Kota Makassar, sedangkan peneliti bertindak sebagai
observer. Kegiatan akan berakhir setelah seluruh siswa yang menjadi subjek
penelitian mencapai kriteria keberhasilan yang ditetapkan.
33
iii. Observasi
Kegiatan observasi ini adalah kegiatan mengamati aktivitas mengajar guru
dan aktivitas belajar siswa. Aktivitas mengajar guru antara lain berupa merespon
pendapat siswa, membimbing siswa yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan
Lembar Kerja Siswa (LKS), dan mengecek hasil pekerjaan siswa. Sedangkan
aktivitas belajar siswa berupa bertanya, mengerjakan Lembar Kerja Siswa (LKS), dan
tugas-tugas lain yang diberikan oleh guru. Kegiatan ini dilakukan selama
pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi yang telah
disiapkan oleh peneliti.
iv. Refleksi
Setelah akhir siklus, dilakukan tes untuk mengukur pencapaian hasil belajar
sekaligus sebagai bahan refleksi. Refleksi juga dilakukan terhadap hasil observasi
aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung. Jika hasil refleksi menunjukkan
indikator keberhasilan tindakan belum terpenuhi, maka penelitian akan dilanjutkan
pada siklus berikutnya.
b. Gambaran Kegiatan Pada Siklus II
Apabila berdasarkan hasil pelaksanaan pembelajaran pada siklus I, ternyata
belum mencapai hasil yang maksimal maka selanjutnya dilakukan tindakan siklus II.
Pada dasarnya tindakan yang dilakukan pada siklus II sama dengan siklus I, hanya
saja perubahan tindakan yang dilakukan lebih optimal dan maksimal dari siklus I.
Perubahan tindakan yang dimaksud yaitu pada kegiatan inti di siklus II, guru lebih
menekankan langkah perbaikan terhadap kekurangan atau masalah yang dihadapi
34
dalam menggunakan model pembelajaran Problem Solving pada siklus sebelumnya
yaitu siklus I.
E. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan langkah yang sangat penting dalam penelitian,
karena itu seorang peneliti harus terampil dalam mengumpulkan data agar
mendapatkan data yang valid. Untuk memperoleh suatu data dan informasi yang
dibutuhkan, maka dibutuhkan teknik pengumpulan data. Adapun teknik pengumpulan
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Pengamatan (observasi)
Menurut Kunandar (2012: 143) “pengamatan atau observasi adalah kegiatan
pengamatan (pengambilan data) untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah
mencapai sasaran”. Bentuk observasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah
observasi langsung, yaitu pengamatan yang dilakukan terhadap gejala atau proses
yang terjadi dalam situasi sebenarnya dan langsung diamati oleh pengamat.
b. Tes
Tes sebagai instrumen sangat lazim digunakan dalam penelitian tindakan
kelas. Menurut Kunandar (2012: 186) “tes adalah sejumlah pertanyaan yang
disampaikan pada seseorang atau sejumlah orang untuk mengungkapkan keadaan
atau tingkat perkembangan salah satu atau beberapa aspek psikologis di dalam
dirinya”. Tes digunakan untuk mengukur kemampuan siswa menyelesaikan soal yang
diperoleh dari hasil tes akhir setiap siklus. Tes dapat berupa Lembar Kerja Kelompok
(LKK) dan berupa soal-soal.
35
c. Dokumentasi
Dokumentasi yang dilaksanakan dalam mengumpulkan data adalah
mengumpulkan data-data keadaan awal hasil belajar dan data proses pembelajaran
matematika di kelas. Dokumentasi pada penelitian ini berfungsi untuk memperoleh
data sekolah dan identitas siswa serta foto-foto keadaan pembelajaran di kelas sesuai
dengan langkah-langkah yang diterapkan dalam model pembelajaran Problem
Solving.
F. Teknik Analisis Data dan Indikator Keberhasilan
a. Teknik Analisis Data
Untuk mendukung hasil penelitian dan penilaian, perlu dilakukan analisis
data. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan selama dan sesudah pengumpulan
data. Analisis data dilakukan dengan membandingkan hasil tes, observasi, pada tahap
refleksi dari siklus penelitian. Data hasil observasi dianalisis secara kualitatif
sedangkan kemampuan belajar siswa berupa pemberian tes, dianalisis secara
kuantitatif dengan menggunakan analisis data deskriptif yang terdiri dari 3 tahap
kegiatan yang dilakukan secara berurutan yaitu 1) mereduksi data, 2) menyajikan
data, dan 3) menarik kesimpulan (Kunandar, 2012: 102). Penjelasan dari ketiga tahap
adalah sebagai berikut:
a. Mereduksi data, yaitu proses kegiatan menyeleksi, memfokuskan dan
menyederhanakan semua data yang telah diperoleh mulai dari awal pengumpulan
data sampai penyusunan laporan penelitian.
36
b. Menyajikan data, yaitu proses kegiatan pengorganisasian hasil reduksi dengan
cara menyusun naratif sekumpulan informasi yang telah diperoleh dari hasil
reduksi sehingga dapat memberikan kemungkinan penarikan kesimpulan dan
pengambilan tindakan.
c. Menarik kesimpulan, yaitu memberikan kesimpulan terhadap hasil penafsiran
dan evaluasi yang mencakup pencarian makna data serta memberikan penjelasan
kemudian dilakukan kegiatan verifikasi yaitu menguji kebenaran dan kekokohan
makna-makna yang muncul dari data.
b. Indikator Keberhasilan
i. Indikator Keberhasilan Proses
Indikator keberhasilan dari segi proses pembelajaran adalah penelitian
dikatakan berhasil apabila terjadinya peningkatan pada kegiatan pembelajaran
aktivitas megajar guru dan aktivitas belajar siswa yang diperoleh melalui lembar
observasi berdasarkan taraf keberhasilam aktivitas berikut:
Tabel 3.1 Taraf Keberhasilan Aktivitas
Aktivitas % Kategori
68% - 100% Baik (B)
34% - 67% Cukup (C)
0% - 33% Kurang (K)
Sumber : Akbar (2015 : 33).
37
ii. Indikator Keberhasilan Hasil
Adapun dari indikator keberhasilan hasil adalah penelitian dikatakan berhasil
apabila siswa dianggap tuntas belajarnya jika mendapat skor minimum 70 dan secara
klasikal terdapat 70% siswa yang tuntas dari keseluruhan siswa.
Tabel 3.2 Interval Nilai Ketuntasan Siswa
Interval Nilai Kategori
70 – 100 Tuntas
0 – 69 Tidak Tuntas
Sumber : Akbar (2015 : 3)
38
38
37
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini terdiri dari data aktivitas mengajar guru dan aktivitas
belajar siswa serta data hasil tes akhir di setiap siklus. Adapun pelaksanaannya
dengan menerapkan model pembelajaran Problem Solving dalam pembelajaran
matematika dengan materi pada siklus I bangun datar dan pada siklus II bangun
ruang di kelas V SD Inpres Layang Tua I Kecamatan Bontoala Kota Makassar.
Pada pelaksanaan pembelajaran, peneliti bertindak sebagai observer sekaligus
wali kelas V SD Inpres Layang Tua I Kecamatan Bontoala Kota Makassar.
Tahap-tahap dalam pembelajaran setiap pelaksanaan disesuaikan dengan tahap-
tahap pembelajaran yang berdasarkan model pembelajaran Problem Solving,
yaitu: (1) Memahami masalah sesuai dengan petunjuk (Clue) yang diberikan; (2)
Membuat rencana pemecahan masalah untuk memecahkan masalah; (3)
Melaksanakan strategi pemecahan masalah (Solve); (4) Memeriksa kembali
penyelesaian yang telah dilaksanakan (Reflect).
Deskripsi pembelajaran untuk keefektifan model pembelajaran Problem
Solving dalam meningkatkan hasil belajar siswa dengan materi bangun datar dan
bangun ruang disajikan sebanyak dua siklus dan setiap siklus terdiri dari dua kali
pertemuan. Data setiap pelaksanaan dipaparkan secara terpisah. Adapun paparan
data penelitian mencakup: (1) Paparan data sebelum Pelaksanaan; (2) Paparan
data siklus I dan (3) Paparan data siklus II. Hal ini bertujuan untuk melihat
38
perkembangan alur setiap siklus. Adapun perincian paparan data adalah sebagai
berikut:
1. Paparan Data Hasil Siklus I
Pelaksanaan siklus I dimulai pada tanggal 8 Juni 2020 dan 19 Juni 2020
dengan materi bangun datar segitiga dan materi bangun datar persegi dalam
bentuk soal cerita yang tahapan pelaksanaannya meliputi perencanaan,
pelaksanaan, observasi dan refleksi. Masing-masing tahapan diuraikan sebagai
berikut:
a. Perencanaan
Tahap perencanaan dilakukan pada hari Sabtu, 6 Juni 2020 Pada tahap ini
peneliti yang sekaligus sebagai guru menentukan materi pokok yakni bangun
datar. Perencanaan pertemuan pertama dengan materi pokok keliling dan luas
segitiga. Sedangkan pertemuan kedua dengan materi pokok keliling dan luas
persegi. Perencanaan tersebut disusun dan dikembangkan oleh peneliti yang
berupa rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), lembar kerja siswa, media
pembelajaran dan tes hasil belajar siklus II. Peneliti juga menyiapkan lembar
observasi untuk mengamati aktivitas guru dan siswa dalam menerapkan model
pembelajaran Problem Solving pada pertemuan pertama dan kedua.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan pembelajaran matematika dalam bentuk soal cerita melalui
model pembelajaran Problem Solving di kelas V SD Inpres Layang Tua I untuk
siklus I dilaksanakan dua kali pertemuan. Pelaksanaannya dilakukan pada hari
Senin, 8 Juni 2020 dengan alokasi waktu 3 x 35 menit mulai pukul 13.30-15.15
WITA dan hari Jumat, 19 Juni 2020 dengan alokasi waktu 3 x 35 menit mulai
39
pukul 13.00-14.45 WITA dengan mengadakan tes akhir siklus pada pertemuan
kedua yang diikuti oleh seluruh siswa kelas V SD Inpres Layang Tua I yang
berjumlah 28 orang siswa. Pelaksanaan pembelajaran dilakukan oleh guru yang
juga bertindak sebagai peneliti/ observer.
1) Pertemuan Pertama
Pelaksanaan siklus I pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin, 8
Juni 2020 mulai pukul 13.30-15.15 WITA. Pembelajaran untuk pelaksanaan
siklus I pertemuan pertama berlangsung selama 105 menit atau 3 jam pelajaran.
Dalam pelaksanaan pertemuan pertama ini peneliti bertindak sebagai observer.
Mengawali pelaksanaan pembelajaran ini, guru mengucapkan salam yang
kemudian dibalas oleh siswa dengan antusias, setelah itu guru mengajak siswa
untuk berdoa agar pembelajaran yang akan diterima mendapatkan berkah, setelah
doa selesai guru melanjutkan dengan mengecek kehadiran siswa kemudian
melakukan apersepsi dengan menanyakan benda-benda yang tergolong bangun
datar dalam kelas dan menyampaikan topik yang akan dipelajari yaitu
menyelesaikan soal cerita berkaitan dengan keliling dan luas segitiga serta
menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Kegiatan ini berlangsung
sekitar 15 menit.
Pada kegiatan inti, proses pembelajaran dilaksanakan dengan menerapkan
langkah-langkah dari model pembelajaran problem solving. Tahap pertama yaitu
memahami masalah sesuai dengan petunjuk (clue) yang diberikan, pada tahap ini
guru menjelaskan materi tentang segitiga dengan menunjukkan benda-benda yang
berbentuk segitiga yang berada di dalam kelas dan ditindak lanjuti dengan tanya
jawab seputar materi yaitu rumus keliling dan luas segitiga. Setelah itu guru
40
memunculkan contoh masalah dalam pembelajaran yang berkaitan dengan
segitiga serta mengajak siswa untuk menyelesaikan masalah tersebut. Selanjutnya
guru mengorganisir siswa untuk belajar dengan mengelompokkan siswa menjadi
5 kelompok dan setiap kelompok diberikan lembar kerja siswa, kemudian
membimbing siswa mengumpulkan informasi dalam memecahkan masalah
tentang luas dan keliling segitiga. Siswa secara berkelompok melakukan
pemecahan masalah melalui bimbingan guru. Selanjutnya mengembangkan dan
menanyakan hasil kerja siswa kemudian menganalisis dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah dengan melakukan perbaikan-perbaikan yang dianggap perlu
dan ditindak lanjuti dengan tanya jawab materi pelajaran. Kegiatan ini
berlangsung sekitar 75 menit.
Kegiatan akhir pembelajaran yaitu membuat kesimpulan, melakukan
refleksi, memotivasi siswa agar rajin belajar di rumah dan di sekolah dan
mengemukakan materi yang akan diajarkan pada pertemuan berikutnya, dan
rangkaian kegiatan pembelajaran berakhir dengan ucapan salam penutup dari
guru. Kegiatan ini berlangsung sekitar 15 menit.
2) Pertemuan Kedua
Pelaksanaan siklus I pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Jumat, 19
Juni 2020 mulai pukul 13.00-14.45 WITA. Pembelajaran untuk pelaksanaan
siklus I pertemuan kedua berlangsung selama 105 menit atau 3 jam pelajaran.
Dalam pelaksanaan pertemuan kedua ini peneliti bertindak sebagai observer dan
wali kelas V bertindak sebagai guru.
Mengawali pelaksanaan pembelajaran ini, guru mengucapkan salam yang
kemudian dibalas oleh siswa dengan antusias, setelah itu guru mengajak siswa
41
untuk berdoa agar pembelajaran yang akan diterima mendapatkan berkah, setelah
doa selesai guru melanjutkan dengan mengecek kehadiran siswa kemudian
melakukan apersepsi dengan menanyakan pelajaran pertemuan sebelumnya dan
menanyakan benda-benda yang berbentuk persegi yang ada di dalam kelas dan
menyampaikan topik yang akan dipelajari yaitu menyelesaikan soal cerita
berkaitan dengan keliling dan luas persegi serta menyampaikan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai. Kegiatan ini berlangsung sekitar 15 menit.
Pada kegiatan inti, proses pembelajaran dilaksanakan dengan menerapkan
langkah-langkah dari model pembelajaran problem solving. Tahap pertama yaitu
memahami masalah sesuai dengan petunjuk (clue) yang diberikan, pada tahap ini
guru menjelaskan materi tentang persegi dengan menunjukkan benda-benda di
sekitar siswa yang berbentuk persegi dan ditindak lanjuti dengan tanya jawab
seputar materi yaitu rumus keliling dan luas persegi. Setelah itu guru
memunculkan contoh masalah dalam pembelajaran yang berkaitan dengan
persegi serta mengajak siswa untuk menyelesaikan masalah tersebut. Selanjutnya
guru mengorganisir siswa untuk belajar dengan mengelompokkan siswa menjadi
5 kelompok dan setiap kelompok diberikan lembar kerja siswa, kemudian
membimbing siswa mengumpulkan informasi dalam memecahkan masalah
tentang luas dan keliling persegi. Siswa secara berkelompok melakukan
pemecahan masalah melalui bimbingan guru. Selanjutnya mengembangkan dan
menanyakan hasil kerja siswa dengan mempersilakan setiap kelompok untuk
melaporkan hasil diskusinya kemudian menganalisis dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah dengan melakukan perbaikan-perbaikan yang dianggap
perlu, dan ditindak lanjuti dengan tanya jawab tentang materi pelajaran dan
42
terakhir guru memberikan tes akhir siklus/tes formatif. Kegiatan ini berlangsung
sekitar 75 menit.
Kegiatan akhir pembelajaran yaitu membuat kesimpulan, melakukan
refleksi, memotivasi siswa agar rajin belajar di rumah dan di sekolah dan
mengemukakan materi yang akan diajarkan pada pertemuan berikutnya, dan
rangkaian kegiatan pembelajaran berakhir dengan ucapan salam penutup dari
guru. Kegiatan ini berlangsung sekitar 15 menit.
c. Observasi
Pada saat proses pembelajaran berlangsung, observer/peneliti melakukan
kegiatan pengamatan baik terhadap siswa maupun guru dengan hasil sebagai
berikut:
1) Hasil observasi aktivitas mengajar guru
Lembar observasi kegiatan mengajar guru digunakan untuk mengetahui
aktivitas mengajar guru pada pembelajaran matematika dengan menerapkan
langkah-langkah model pembelajaran problem solving. Pada setiap pertemuan
observer mengamati dan memperhatikan guru dalam proses pembelajaran dengan
menerapkan model pembelajaran problem solving yang teridiri dari 4 tahap yaitu:
(a) Memahami masalah sesuai dengan petunjuk (clue) yang diberikan; (b)
Membuat rencana pemecahan masalah untuk memecahkan masalah; (c)
Melaksanakan strategi pemecahan masalah (solve); (d) Memeriksa kembali
penyelesaian yang telah dilaksanakan (reflect).
Berdasarkan observasi terhadap kegiatan mengajar guru, diperoleh data
bahwa pada pertemuan pertama dan kedua aspek memahami masalah sesuai
dengan petunjuk (Clue) yang diberikan, dikategorikan baik karena ketiga
43
indikator terlaksana yaitu guru menjelaskan materi tentang bangun datar segitiga
dan bangun datar persegi, guru memberikan masalah dalam bentuk LKS tentang
bangun datar segitiga dan bangun datar persegi dalam bentuk soal cerita, dan guru
mempersilahkan siswa berdiskusi untuk menganalisis masalah tentang bangun
datar segitiga dan bangun datar persegi dalam bentuk soal cerita yang terdapat
dalam LKS. Pada aspek membuat rencana pemecahan masalah untuk
memecahkan masalah, pertemuan pertama dan pertemuan kedua dikategorikan
cukup karena hanya dua indikator yang terlaksana yaitu guru membimbing siswa
menyusun pertanyaan pada soal cerita tentang bangun datar segitiga dalam
bentuk kalimat matematika dan guru membantu dan membimbing siswa saling
bekerja sama dalam kelompok tapi indikator guru mendorong siswa untuk
mengemukakan ide dalam kelompoknya tidak terlaksana. Pada aspek
melaksanakan strategi pemecahan masalah (solve), pertemuan pertama
dikategorikan kurang karena hanya satu indikator yang terlaksana yaitu guru
mengarahkan siswa untuk menyelesaikan soal cerita tentang bangun datar
segitiga sesuai langkah-langkah dalam model pembelajaran problem solving
tetapi dua indikator tidak terlaksana yaitu guru tidak membantu siswa dalam
memaparkan hasil diskusi kelompoknya dan guru tidak meminta siswa untuk
menuliskan hasil kerja kelompoknya di papan tulis dan kelompok lain
memperhatikan, sedangkan pertemuan kedua dikategorikan cukup karena dua
indikator terlaksana yaitu guru mengarahkan siswa untuk menyelesaikan soal
cerita tentang bangun datar persegi sesuai langkah-langkah dalam model
pembelajaran problem solving dan guru membantu siswa dalam memaparkan
hasil diskusi kelompoknya, tapi indikator guru meminta siswa untuk menuliskan
44
hasil kerja kelompoknya di papan tulis dan kelompok lain memperhatikan tidak
terlaksana. Pada aspek memeriksa kembali penyelesaian yang telah dilaksanakan
(reflect), pertemuan pertama dan kedua dikategorikan kurang karena hanya satu
indikator yang terlaksana yaitu guru membantu siswa untuk melakukan refleksi
tetapi indikator guru mendorong siswa untuk aktif memberikan tanggapan
terhadap sajian hasil pemecahan masalah dalam bentuk soal cerita dan indikator
guru memberikan saran terhadap sajian hasil pemecahan masalah dalam bentuk
soal cerita oleh kelompok lain tidak terlaksana.
Berdasarkan data dari siklus I dapat disimpulkan bahwa pencapaian
implementasi aktivitas belajar matematika materi bangun datar melalui penerapan
model pembelajaran problem solving untuk aspek guru dikategorikan cukup.
Untuk lebih jelasnya hasil observasi aktivitas mengajar guru dapat dilihat pada
lampiran 4 halaman 79 dan lampiran 10 halaman 103.
2) Hasil observasi aktivitas belajar siswa
Lembar observasi kegiatan belajar siswa digunakan untuk mengetahui
aktivitas belajar siswa pada pembelajaran matematika dengan menerapkan
langkah-langkah model pembelajaran problem solving. Pada setiap pertemuan
observer mengamati dan memperhatikan siswa dalam proses pembelajaran
dengan menerapkan model pembelajaran problem solving yang terdiri atas 4
tahap yaitu: (a) Memahami masalah sesuai dengan petunjuk (clue) yang
diberikan; (b) Membuat rencana pemecahan masalah untuk memecahkan
masalah; (c) Melaksanakan strategi pemecahan masalah (solve); (d) Memeriksa
kembali penyelesaian yang telah dilaksanakan (reflect).
45
Berdasarkan observasi terhadap aktivitas belajar siswa, diperoleh data
bahwa pada pertemuan pertama dan kedua aspek memahami masalah sesuai
dengan petunjuk (clues) yang diberikan dikategorikan baik karena ketiga
indikator terlaksana yaitu siswa mendengarkan penjelasan dari guru tentang
materi bangun datar segitiga dan bangun datar persegi, siswa memahami masalah
dalam bentuk LKS tentang bangun datar segitiga dan bangun datar persegi dalam
bentuk soal cerita, dan siswa berdiskusi untuk menganalisis masalah tentang
bangun datar segitiga dan bangun datar persegi dalam bentuk soal cerita yang
terdapat dalam LKS. Pada aspek membuat rencana pemecahan masalah untuk
memecahkan masalah, pertemuan pertama dan kedua dikategorikan cukup karena
dua indikator yang terlaksana yaitu siswa menyusun pertanyaan pada soal cerita
dalam bentuk kalimat matematika dan siswa saling bekerja sama dalam kelompok
tetapi indikator siswa mengemukakan ide dalam kelompoknya tidak terlaksana.
Pada aspek melaksanakan strategi pemecahan masalah (solve), pertemuan
pertama dikategorikan kurang karena hanya satu indikator yang terlaksana yaitu
siswa mampu menyelesaikan soal cerita tentang bangun datar segitiga sesuai
langkah-langkah dalam model pembelajaran problem solving tetapi indikator
siswa memaparkan hasil diskusi kelompoknya dan siswa menuliskan hasil kerja
kelompoknya di papan tulis dan kelompok lain memperhatikan tidak terlaksana,
sedangkan pertemuan kedua dikategorikan cukup karena dua indikator yang
terlaksana yaitu siswa mampu menyelesaikan soal cerita tentang bangun datar
persegi sesuai langkah-langkah dalam model pembelajaran problem solving dan
siswa memaparkan hasil diskusi kelompoknya tetapi indikator siswa menuliskan
hasil kerja kelompoknya di papan tulis dan kelompok lain memperhatikan tidak
46
terlaksana. Pada aspek memeriksa kembali penyelesaian yang telah dilaksanakan
(reflect), pertemuan pertama dan kedua dikategorikan kurang karena hanya satu
indikator yang terlaksana yaitu siswa melakukan refleksi tetapi indikator siswa
aktif memberikan tanggapan terhadap sajian hasil pemecahan masalah tentang
bangun datar segitiga dalam bentuk soal cerita dan siswa memperhatikan saran
guru terhadap sajian hasil pemecahan masalah tentang bangun datar segitiga
dalam bentuk soal cerita oleh kelompok lain tidak terlaksana.
Berdasarkan data dari siklus I dapat disimpulkan bahwa pencapaian
implementasi aktivitas belajar matematika materi bangun datar melalui penerapan
model pembelajaran problem solving untuk aspek siswa dikategorikan cukup.
Untuk lebih jelasnya hasil observasi aktivitas belajar siswa dapat dilihat pada
lampiran 5 halaman 83 dan lampiran 11 halaman 107.
3) Hasil belajar
Setelah pelaksanaan proses pembelajaran siklus I yang terdiri dari dua kali
pertemuan, maka dilakukan tes hasil belajar. Adapun hasil analisis deskriptif
terhadap skor pemerolehan skor hasil belajar siswa setelah diterapkannya model
pembelajaran problem solving dapat dilihat pada lampiran 12 tabel data hasil tes
siklus I hal 110.
Berdasarkan tabel data hasil tes siklus I menunjukkan bahwa uraian hasil
belajar melalui model pembelajaran problem solving dengan subjek 28 orang
siswa, memperoleh skor rata-rata kelas yaitu 64,28, skor tertinggi 100, skor
terendah 25, dengan skor ideal 100.
47
Deskripsi distribusi frekuensi dan persentase ketuntasan hasil belajar
matematika setelah diterapkan model pembelajaran problem solving pada siklus I
dapat dilihat pada lampiran 13 tabel distribusi frekuensi dan persentase hal 111.
Tabel tersebut menunjukkan bahwa pada subjek 28 orang siswa kelas V
SD Inpres Layang Tua I Kecamatan Bontoala Kota Makassar terdapat 12 orang
siswa (42%) yang tidak tuntas hasil belajarnya dan 16 orang siswa (58%) yang
telah tuntas hasil belajarnya pada pembelajaran matematika. Hal ini berarti bahwa
pada siklus I ketuntasan hasil belajar secara klasikal dalam pembelajaran
matematika belum tercapai karena jumlah siswa yang hasil belajarnya tuntas
kurang dari 70% yaitu 58% berarti masih terdapat 42% siswa yang diharapkan
hasil belajarnya tuntas.
d. Refleksi
Pada Pelaksanaan siklus I, pembelajaran difokuskan pada peningkatan
hasil belajar matematika dengan menerapkan model pembelajaran problem
solving. Untuk memperoleh data tentang pelaksanaan siklus I dilakukan observasi
dan tes.
Hasil observasi dan tes selama pelaksanaan dianalisis dan didiskusikan
oleh peneliti dengan guru kelas V sehingga diperoleh beberapa hal sebagai
berikut:
a) Selama pembelajaran matematika pada siklus pertama melalui model
pembelajaran problem solving, walaupun langkah-langkah pembelajaran
pemecahan masalah telah diterapkan, tetapi masih ada aspek-aspek tertentu
yang perlu dioptimalkan dalam pelaksanaannya, seperti pada aspek membuat
48
rencana pemecahan masalah untuk memecahkan masalah, guru harus
mendorong siswa untuk mengemukakan ide dalam kelompoknya. Demikian
pula pada aspek melaksanakan strategi pemecahan masalah (solve), guru
sebaiknya meminta siswa untuk menuliskan hasil kerja kelompoknya di
papan tulis agar kelompok lain dapat memperhatikan, dan guru lebih
mendorong siswa untuk aktif memberikan tanggapan serta memberikan saran
terhadap sajian hasil pemecahan masalah pada siklus pertama.
b) Aktivitas belajar siswa menunjukkan sebagian siswa telah cukup aktif, tetapi
terdapat pula aspek yang kurang yaitu dalam mengemukakan ide dalam
kelompoknya dan kurang aktif dalam memberikan tanggapan terhadap hasil
sajian kelompok lain. Kondisi tersebut mempengaruhi penguasaan materi
sehingga berdampak terhadap hasil belajar siswa. Oleh karena itu, guru perlu
mendorong siswa agar lebih aktif dan bekerjasama dalam kelompok dan
bertanya jawab agar dapat lebih memahami materi pelajaran matematika.
Serta meningkatkan penguasaan terhadap materi pelajaran.
Berdasarkan analisis dan refleksi di atas dan mengacu kepada kriteria
ketuntasan yang diharapkan, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran untuk
pelaksanaan siklus I belum berhasil dikarenakan keberhasilan siswa selama
proses dan hasil belum sesuai dengan yang diharapkan peneliti yaitu apabila
secara klasikal siswa mencapai tingkat penguasaan 70%. Pada siklus I ini hasil
pencapaian siswa yaitu 58% sehingga pelaksanaan siklus I disimpulkan belum
berhasil dan dengan demikian maka kegiatan pembelajaran pada penelitian ini
dapat dilanjutkan pada siklus berikutnya sebagai perbaikan dari pembelajaran
siklus sebelumnya.
49
2. Paparan Data Siklus II
Pelaksanaan siklus II dimulai tanggal 22 Juni 2020 dan 26 Juni 2020
dengan materi bangun ruang kubus dan materi bangun ruang balok dalam bentuk
soal cerita, yang kegiatan pelaksanaannya meliputi perencanaan, pelaksanaan,
observasi, dan refleksi. Masing-masing kegiatan diuraikan sebagai berikut:
a. Perencanaan
Tahap perencanaan dilakukan pada hari Sabtu, 20 Juni 2020. Pada tahap
ini peneliti bersama guru menentukan materi pokok yakni bangun ruang. Pada
tahap perencanaan guru kelas V SD Inpres Layang Tua I memberikan
kesempatan kepada peneliti untuk bertindak sebagai observer dan wali kelas V
bertindak sebagai guru. Model pembelajaran problem solving adalah model
pembelajaran yang membutuhkan cukup waktu untuk persiapan sehingga peneliti
dan guru harus memanajemen waktunya untuk melakukan persiapan proses
pembelajaran dan guru harus memberikan pemahaman kepada siswa bahwa
masalah yang diberikan harus dicari cara pemecahan masalahnya. Selain itu
peneliti dan guru kembali mendiskusikan indikator-indikator yang
pelaksanaannya belum maksimal pada siklus I untuk dilaksanakan di siklus II
adapun indikator yang pelaksanaannya belum maksimal yaitu pada aspek
membuat rencana pemecahan masalah untuk memecahkan masalah dimana guru
tidak mendorong siswa untuk mengemukakan ide dalam kelompoknya, dan
sebaiknya pada siklus II guru lebih mendorong siswa untuk mengemukakan ide
dalam kelompoknya. Pada aspek melaksanakan strategi pemecahan masalah
(solve) dimana guru tidak meminta siswa untuk menuliskan hasil kerja
kelompoknya di papan tulis dan sebaiknya pada siklus II guru meminta siswa
50
untuk menuliskan hasil kerja kelompoknya di papan tulis agar kelompok lain
dapat memperhatikan hasil sajian kelompok lain. Pada aspek memeriksa kembali
penyelesaian yang telah dilaksanakan (reflect) dengan indikator guru mendorong
siswa untuk aktif memberikan tanggapan terhadap sajian hasil pemecahan
masalah tentang bangun datar persegi dalam bentuk soal cerita, guru tidak
mendorong siswa untuk aktif memberikan tanggapan terhadap sajian hasil
pemecahan masalah dan sebaiknya pada siklus II guru mendorong siswa untuk
aktif memberikan tanggapan terhadap sajian hasil pemecahan masalah. Pada
aspek yang sama dengan indikator guru memberikan saran terhadap sajian hasil
pemecahan masalah tentang bangun datar persegi dalam bentuk soal cerita oleh
kelompok lain, guru tidak memberikan saran sama sekali terhadap sajian hasil
pemecahan masalah dan sebaiknya pada siklus II guru memberikan saran
terhadap sajian hasil pemecahan masalah.
Pada siklus II pertemuan pertama dengan materi pokok yaitu volume
kubus sedangkan pertemuan kedua dengan materi pokok volume balok.
Perencanaan tersebut disusun dan dikemukakan oleh peneliti bersama dengan
guru kelas V berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar kerja
siswa, media pembelajaran dan tes hasil belajar siklus II. Peneliti juga
menyiapkan lembar observasi untuk mengamati aktivitas guru dan siswa dalam
menerapkan model pembelajaran problem solving pada pertemuan pertama dan
kedua.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan pembelajaran matematika dengan materi kubus dan balok
dalam bentuk soal cerita melalui model pembelajaran problem solving di kelas V
51
SD Inpres Layang Tua I untuk siklus II dilaksanakan dua kali pertemuan.
Pelaksanaannya dilakukan pada hari Senin, 22 Juni 2020 dengan alokasi waktu 3
x 35 mulai pukul 13.00-14.45 WITA dan hari Jumat, 26 Juni 2020 dengan alokasi
waktu 3 x 35 menit mulai pukul 07.30-09.15 WITA dengan mengadakan tes
akhir siklus pada pertemuan kedua yang diikuti oleh seluruh siswa kelas V SD
Inpres Layang Tua I yang berjumlah 28 orang siswa. Pelaksanaan pembelajaran
dilakukan oleh guru, sedangkan peneliti bertindak sebagai observer.
1) Pertemuan 1
Pelaksanaan siklus II pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin, 22
Juni 2020 mulai pukul 13.30-14.45 WITA. Pembelajaran untuk pelaksanaan
siklus II pertemuan pertama berlangsung selam 105 menit atau 3 jam pelajaran.
Dalam pelaksanaan pertemuan pertama ini peneliti bertindak sebagai observer.
Mengawali pelaksanaan pembelajaran ini, guru mengucapkan salam yang
kemudian dibalas oleh siswa dengan antusias, setelah itu guru mengajak siswa
untuk berdoa agar pembelajaran yang akan diterima mendapatkan berkah, setelah
doa selesai guru melanjutkan dengan mendata kehadiran siswa kemudian
melakukan dengan menanyakan benda-benda yang tergolong bangun ruang di
dalam kelas dan menyampaikan topik yang akan dipelajari yaitu menyelesaikan
soal cerita berkaitan dengan kubus serta menyampaikan tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai. Kegiatan ini berlangsung sekitar 15 menit.
Pada kegiatan inti, proses pembelajaran dilaksanakan dengan menerapkan
langkah-langkah dari model pembelajaran problem solving. Tahap pertama yaitu
memahami masalah sesuai dengan petunjuk (clue) yang diberikan, pada tahap ini
guru menjelaskan materi tentang kubus dengan menunjukkan benda-benda di
52
sekitar siswa yang berbentuk kubus dan ditindak lanjuti dengan tanya jawab
seputar materi yaitu rumus volume kubus. Setelah itu guru memunculkan contoh
masalah dalam pembelajaran yang berkaitan dengan kubus serta mengajak siswa
untuk menyelesaikan masalah tersebut. Selanjutnya, guru mengorganisir siswa
untuk belajar dengan mengelompokkan siswa menjadi 5 kelompok dan
menjelaskan skenario dan aturan-aturan belajar dengan kelompok kecil serta
setiap kelompok diberikan lembar kerja siswa, kemudian membimbing siswa
mengumpulkan informasi dan memecahkan masalah tentang volume kubus.
Siswa secara berkelompok melakukan pemecahan masalah melalui bimbingan
guru. Selanjutnya, mengembangkan dan menanyakan hasil kerja siswa dengan
mempersilakan setiap kelompok untuk melaporkan hasil diskusinya kemudian
menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah dengan melakukan
perbaikan-perbaikan yang dianggap perlu, dan ditindak lanjuti dengan tanya
jawab tentang materi pelajaran. Kegiatan ini berlangsung sekitar 75 menit.
Kegiatan akhir pembelajaran yaitu membuat kesimpulan, melakukan
refleksi, memotivasi siswa agar rajin belajar dirumah dan disekolah dan
mengemukakan materi yang akan diajarkan pada pertemuan berikutnya, dan
rangkaian kegiatan pembelajaran berakhir dengan ucapan salam penutup dari
guru. Kegiatan ini berlangsung sekitar 15 menit.
2) Pertemuan 2
Pelaksanaan siklus II pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Jumat, 26
Juni 2020 mulai pukul 07.30-09.15 WITA. Pembelajaran untuk pelaksanaan
siklus II pertemuan kedua berlangsung selama 105 menit atau 3 jam pelajaran.
53
Dalam pelaksanaan pertemuan kedua ini peneliti bertindak sebagai observer dan
wali kelas V sebagai guru.
Mengawali pelaksanaan pembelajaran ini, guru mengucapkan salam yang
kemudian dibalas oleh siswa dengan antusias, setelah itu guru mengajak siswa
untuk berdoa agar pembelajaran yang akan diterima mendapatkan berkah, setelah
doa selesai guru melanjutkan dengan mendata kehadiran siswa kemudian
melakukan apersepsi dengan menanyakan pelajaran pertemuan sebelumnya dan
menanyakan benda-benda yang berbentuk balok di dalam kelas dan
menyampaikan topik yang akan dipelajari yaitu menyelesaikan soal cerita
berkaitan dengan volume balok serta menyampaikan tujuan pembelajaran yang
ingin dicapai. Kegiatan ini berlangsung sekitar 15 menit.
Pada kegiatan inti, proses pembelajaran dilaksanakan dengan menerapkan
langkah-langkah dari model pembelajaran problem solving. Pertama tahap
memahami masalah sesuai dengan petunjuk (clue) yang diberikan, pada tahap ini
guru menjelaskan materi tentang balok dan ditindak lanjuti dengan tanya jawab
seputar materi yaitu rumus volume balok. Setelah itu guru memunculkan contoh
masalah dalam pembelajaran yang berkaitan dengan volume balok serta mengajak
siswa untuk menyelesaikan masalah tersebut. Selanjutnya, guru mengorganisir
siswa untuk belajar dengan mengelompokkan siswa menjadi 5 kelompok dan
menjelaskan skenario dan aturan-aturan belajar dengan kelompok kecil serta
setiap kelompok diberikan lembar kerja siswa, kemudian membimbing siswa
mengumpulkan informasi dalam memecahkan masalah tentang volume balok.
Siswa secara berkelompok melakukan pemecahan masalah melalui bimbingan
guru. Selanjutnya mengembangkan dan menanyakan hasil kerja siswa dengan
54
mempersilakan setiap kelompok untuk melaporkan hasil diskusinya kemudian
Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah dengan melakukan
perbaikan-perbaikan yang dianggap perlu, dan ditindak lanjuti dengan tanya
jawab tentang materi pelajaran dan terakhir guru memberikan tes akhir siklus/tes
hasil belajar. Kegiatan ini berlangsung sekitar 75 menit.
Kegiatan akhir pembelajaran yaitu membuat kesimpulan, melakukan
refleksi, memotivasi siswa agar rajin belajar di rumah dan di sekolah dan
mengemukakan materi yang akan diajarkan pada pertemuan berikutnya, dan
rangkaian kegiatan pembelajaran berakhir dengan ucapan salam penutup dari
guru. Kegiatan ini berlangsung sekitar 15 menit.
c. Observasi
Pada saat proses pembelajaran berlangsung, observer/peneliti melakukan
kegiatan pengamatan baik terhadap guru maupun siswa dengan hasil sebagai
berikut:
1) Hasil observasi aktivitas mengajar guru
Lembar observasi kegiatan mengajar guru digunakan untuk mengetahui
aktivitas mengajar guru pada pembelajaran matematika dengan menerapkan
langkah-langkah model pembelajaran problem solving. Pada setiap pertemuan
observer mengamati dan memperhatikan guru dalam proses pembelajaran dengan
menerapkan model pembelajaran problem solving yang terdiri atas 4 tahap yaitu
(a) Memahami masalah sesuai dengan petunjuk (clue) yang diberikan; (b)
Membuat rencana pemecahan masalah untuk memecahkan masalah; (c)
Melaksanakan strategi pemecahan masalah (solve); (d) Memeriksa kembali
penyelesaian yang telah dilaksanakan (reflect).
55
Berdasarkan hasil observasi aktivitas mengajar guru pada pertemuan
pertama dan kedua, diperoleh data bahwa pada aspek guru memahami masalah
sesuai dengan petunjuk yang diberikan dikategorikan cukup karena ketiga
indikator terlaksana yaitu guru menjelaskan materi tentang bangun ruang kubus
dan bangun ruang balok, guru memberikan masalah dalam bentuk LKS tentang
bangun datar segitiga dalam bentuk soal cerita dan guru mempersilahkan siswa
berdiskusi untuk menganalisis masalah tentang bangun ruang kubus dan bangun
ruang balok dalam bentuk soal cerita yang terdapat dalam LKS. Pada aspek
membuat rencana pemecahan masalah untuk memecahkan masalah dikategorikan
baik karena ketiga indikator terlaksana yaitu guru membimbing siswa menyusun
pertanyaan pada soal cerita dalam bentuk kalimat matematika, guru mendorong
siswa untuk mengemukakan ide dalam kelompoknya, dan guru membantu dan
membimbing siswa saling bekerja sama dalam kelompok. Pada aspek
melaksanakan strategi pemecahan masalah (solve), pertemuan pertama dan kedua
dikategorikan cukup karena hanya dua indikator yang terlaksana yaitu guru
mengarahkan siswa untuk menyelesaikan soal cerita tentang bangun ruang sesuai
langkah-langkah dalam model pembelajaran problem solving dan guru membantu
siswa dalam memaparkan hasil diskusi kelompoknya sedangkan indikator guru
meminta siswa untuk menuliskan hasil kerja kelompoknya di papan tulis dan
kelompok lain memperhatikan tidak terlaksana. Pada aspek memeriksa kembali
penyelesaian yang telah dilaksanakan (reflect), pertemuan pertama dan kedua
dikategorikan baik karena ketiga indikator terlaksana yaitu guru membantu siswa
untuk melakukan refleksi guru mendorong siswa untuk aktif memberikan
tanggapan terhadap sajian hasil pemecahan masalah dalam bentuk soal cerita, dan
56
guru memberikan saran terhadap sajian hasil pemecahan masalah tentang bangun
ruang dalam bentuk soal cerita oleh kelompok lain
Berdasarkan data dari siklus II dapat disimpulkan bahwa pencapaian
implementasi aktivitas belajar matematika materi bangun ruang melalui
penerapan model pembelajaran problem solving untuk aspek guru dikategorikan
baik. Untuk lebih jelasnya hasil observasi mengajar guru dapat dilihat pada
lampiran 17 halaman 122 dan lampiran 23 halaman 143.
2) Hasil observasi aktivitas belajar siswa
Lembar observasi kegiatan belajar siswa digunakan untuk mengetahui
aktivitas belajar siswa pada pembelajaran matematika dengan menerapkan
langkah-langkah model pembelajaran problem solving. Pada setiap pertemuan
observer mengamati dan memperhatikan siswa dalam proses pembelajaran dengan
menerapkan pembelajaran pemecahan masalah yang terdiri atas 4 tahap yaitu
(a) Memahami masalah sesuai dengan petunjuk (clue) yang diberikan; (b)
Membuat rencana pemecahan masalah untuk memecahkan masalah; (c)
Melaksanakan strategi pemecahan masalah (solve); (d) Memeriksa kembali
penyelesaian yang telah dilaksanakan (reflect).
Berdasarkan observasi terhadap aktivitas belajar siswa, diperoleh data
bahwa pada aspek memahami masalah sesuai dengan petunjuk (clue) yang
diberikan, pertemuan pertama dan kedua dikategorikan baik karena ketiga
indikator terlaksana yaitu siswa mendengarkan penjelasan dari guru tentang
materi bangun ruang, siswa memahami masalah dalam bentuk LKS tentang
bangun ruang dalam bentuk soal cerita, dan siswa berdiskusi untuk menganalisis
masalah tentang bangun ruang dalam bentuk soal cerita yang terdapat dalam LKS.
57
Pada aspek membuat rencana pemecahan masalah untuk memecahkan masalah,
pertemuan pertama dan kedua dikategorikan baik karena ketiga indikator
terlaksana yaitu siswa menyusun pertanyaan pada soal cerita tentang bangun
ruang kubus dalam bentuk kalimat matematika, siswa mengemukakan ide dalam
kelompoknya, dan siswa saling bekerja sama dalam kelompok. Pada aspek
melaksanakan strategi pemecahan masalah (solve), pertemuan pertama dan kedua
dikategorikan cukup karena hanya dua indikator yang terlaksana yaitu siswa
mampu menyelesaikan soal cerita tentang bangun ruang sesuai langkah-langkah
dalam model pembelajaran problem solving dan siswa memaparkan hasil diskusi
kelompoknya tapi indikator siswa menuliskan hasil kerja kelompoknya di papan
tulis dan kelompok lain memperhatikan tidak terlaksana. Pada aspek memeriksa
kembali penyelesaian yang telah dilaksanakan (reflect), pertemuan pertama dan
kedua dikategorikan baik karena ketiga indikator terlaksana yaitu siswa
melakukan refleksi, siswa aktif memberikan tanggapan terhadap sajian hasil
pemecahan masalah tentang bangun ruang kubus dalam bentuk soal cerita, dan
siswa memperhatikan saran guru terhadap sajian hasil pemecahan masalah tentang
bangun ruang kubus dalam bentuk soal cerita oleh kelompok lain
Berdasarkan data dari siklus II dapat disimpulkan bahwa pencapaian
implementasi aktivitas belajar matematika materi bangun ruang melalui
penerapan model pembelajaran problem solving untuk aspek siswa dikategorikan
baik. Untuk lebih jelasnya hasil observasi aktivitas belajar siswa dapat dilihat
pada lampiran 18 halaman 126 dan lampiran 24 halaman 147.
3) Hasil belajar
58
Setelah pelaksanaan proses pembelajaran siklus II yang terdiri dari dua
kali pertemuan, maka dilakukan tes hasil belajar. Adapun hasil analisis deskriptif
terhadap pemerolehan skor hasil belajar siswa setelah diterapkannya model
pembelajaran problem solving dapat dilihat pada lampiran 25 tabel data hasil
akhir tes siklus II hal 150.
Berdasarkan tabel tersebut, menunjukkan bahwa uraian hasil belajar murid
melalui penerapan model pembelajaran problem solving dengan subjek 28 orang
siswa, memperoleh skor rata-rata kelas yaitu 84,28, skor tertinggi 100, skor
terendah 40 dengan skor ideal 100.
Deskripsi distribusi frekuensi dan presentase ketuntasan belajar hasil
belajar matematika setelah diterapkan model pembelajaran problem solving pada
siklus II dapat dilihat pada lampiran 26 tabel distribusi frekuensi dan persentase
hal 151.
Tabel tersebut menunjukkan bahwa pada subjek 28 orang siswa kelas V
SD Inpres Layang Tua I Kecamatan Bontoala Kota Makassar terdapat 6 orang
siswa (21%) yang tidak tuntas hasil belajarnya dan 22 orang siswa (79%) yang
telah tuntas hasil belajarnya pada pembelajaran matematika. Hal ini berarti bahwa
pada siklus II ketuntasan hasil belajar secara klasikal dalam pembelajaran
matematika sudah tercapai karena jumlah siswa yang hasil belajarnya tuntas lebih
dari 70% yaitu 79%.
d. Refleksi
Hasil pengamatan terhadap proses pembelajaran Pelaksanaan siklus II
menunjukkan bahwa semua siswa secara aktif dalam diskusi dengan teman
kelompoknya dalam menyelesaikan masalah yang telah dikemukakan pada LKS.
59
Mereka sudah berani mengemukakan pendapatnya baik dalam diskusi maupun
dalam mempresentasikan hasil pekerjaannya meskipun belum ada yang
menuliskan jawaban di papan tulis.
Hasil observasi pada subjek penelitian menunjukkan bahwa mereka
senang dalam mengikuti proses pembelajaran karena mereka berinteraksi dengan
teman sekelompoknya. Hal ini terlihat pada saat pembelajaran sedang
berlangsung mereka bersemangat untuk tampil mempresentasikan hasil
diskusinya dan berebut menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru. Pada
akhir pembelajaran siswa diberikan tes hasil belajar. Dari tes ini siswa mampu
menyelesaikan dengan baik.
Berdasarkan hasil analisis data dan refleksi di atas dan mengacu kepada
indikator keberhasilan yang ditetapkan, hasil tes siklus II menunjukkan
peningkatan atau dengan kata lain indikator keberhasilan yang ditetapkan sudah
tercapai karena seluruh siswa yang menjadi subjek penelitian telah memperoleh
nilai rata-rata diatas 84,28. Ditinjau dari hasil diskusi kelompok yang terdiri dari
5 kelompok sudah dapat menyelesaikan LKS dengan baik, maka disimpulkan
bahwa pembelajaran sudah berhasil. Dengan demikian tujuan pembelajaran sudah
tercapai.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Hasil belajar siswa yang diperoleh setelah dilaksanakan siklus I dalam
pembelajaran matematika dengan pokok bahasan bangun datar dengan
menerapkan model pembelajaran problem solving, skor rata-rata yang diperoleh
adalah 64,28 dengan nilai tetinggi 100 dan yang terendah 25 dari skor ideal 100,
60
dan yang tuntas hasil belajarnya 16 orang siswa dan yang tidak tuntas hasil
belajarnya 12 orang siswa. Ini disebabkan karena kurangnya motivasi belajar,
kurangnya pengetahuan siswa dalam menyelesaikan soal cerita sehingga siswa
tidak tertarik dengan mata pelajaran matematika yang diberikan walaupun guru
memberi petunjuk dalam berkelompok, namun dalam mengerjakan tugas masih
didominasi oleh siswa yang aktif (pintar) saja. Siswa yang lainnya hanya
menonton dan bercerita saja, mereka tidak mau bekerja sama. Oleh karena itu
setelah pembelajaran selesai, guru lebih banyak memberikan arahan dan
bimbingan cara menyeleseikan soal cerita matematika.
Pada siklus II pelaksanaan pembelajaran tidak jauh berbeda dengan siklus
I, hanya keaktifan siswa dalam pembelajaran sudah mulai nampak, dilihat dari
keaktifan masing-masing kelompok dalam mengajukan pertanyaan, bekerja sama
dalam menyelesaikan soal-soal yang diberikan oleh guru. Dilihat dari proses dan
hasil belajar tes akhir yang telah dicapai, yaitu skor nilai rata-rata tes akhir
menunjukkan peningkatan pada siklus I yaitu 64,28 sedangkan siklus II nilai rata-
rata skor adalah 84,28.
Keberhasilan Pelaksanaan dari siklus ke siklus dikarenakan guru dapat
melaksanakan rancangan pembelajaran dengan baik sesuai dengan langkah-
langkah dari penerapan model pembelajaran problem solving. Dengan demikian
meningkatnya hasil belajar siswa kelas V SD Inpres Layang Tua I Kecamatan
Bontoala Kota Makassar karena adanya kerja sama yang baik dalam kelompok
dan bimbingan serta arahan dari guru.
61
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan rumusan masalah, hasil temuan dan pembahasan pada bab IV,
maka hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa: Model Pembelajaran Problem
Solving dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Inpres Layang Tua I
Kecamatan Bontoala Kota Makassar begitupun dengan aktivitas mengajar guru
dan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran matematika dengan menerapkan
model pembelajaran problem solving terjadi peningkatan secara signifikan
berdasarkan atas beberapa aktivitas guru dan siswa yang telah diamati. Dengan
nilai rata-rata hasil belajar matematika pada siklus I masuk pada kategori belum
tuntas, selanjutnya pada siklus II nilai rata-rata hasil belajar siswa berada pada
kategori tuntas yang diukur dengan menggunakan tes berbentuk soal cerita.
B. Saran
Sehubungan dengan kesimpulan penelitian di atas, maka diajukan saran
sebagai berikut:
1. Kepala sekolah hendaknya selalu memberikan pembinaan terhadap
pelaksanaan tugas mengajar guru, di antaranya dalam penggunaan model
pembelajaran.
2. Kepala sekolah hendaknya selalu memberikan pengawasan terhadap
pelaksanaan tugas mengajar guru khususnya dalam penggunaan model
pembelajaran.
62
3. Guru hendaknya dalam mengajarkan materi pelajaran matematika berupaya
agar siswa dapat selalu aktif dalam proses pembelajaran dalam bentuk
kerjasama secara kelompok, seperti memecahkan masalah matematika dalam
meningkatkan kemampuan belajar dan hasil belajar siswa.
4. Bagi peneliti yang ingin melakukan penelitian yang sama hendaknya hasil
penelitian ini dapat dijadikan sebagai panduan, dimana kekurangan-
kekurangan dan kelebihan-kelebihan yang terdapat pada penelitian ini dapat
dijadikan sebagai bahan refleksi demi penyempurnaan penelitian di masa-
masa berikutnya.
62
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan rumusan masalah, hasil temuan dan pembahasan pada bab IV,
maka hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa: Model Pembelajaran Problem
Solving dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Inpres Layang Tua I
Kecamatan Bontoala Kota Makassar begitupun dengan aktivitas mengajar guru dan
aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran matematika dengan menerapkan model
pembelajaran problem solving terjadi peningkatan secara signifikan berdasarkan atas
beberapa aktivitas guru dan siswa yang telah diamati. Dengan nilai rata-rata hasil
belajar matematika pada siklus I masuk pada kategori belum tuntas, selanjutnya pada
siklus II nilai rata-rata hasil belajar siswa berada pada kategori tuntas yang diukur
dengan menggunakan tes berbentuk soal cerita.
B. Saran
Sehubungan dengan kesimpulan penelitian di atas, maka diajukan saran
sebagai berikut:
1. Kepala sekolah hendaknya selalu memberikan pembinaan terhadap pelaksanaan
tugas mengajar guru, di antaranya dalam penggunaan model pembelajaran.
2. Kepala sekolah hendaknya selalu memberikan pengawasan terhadap pelaksanaan
tugas mengajar guru khususnya dalam penggunaan model pembelajaran.
63
3. Guru hendaknya dalam mengajarkan materi pelajaran matematika berupaya agar
siswa dapat selalu aktif dalam proses pembelajaran dalam bentuk kerjasama
secara kelompok, seperti memecahkan masalah matematika dalam meningkatkan
kemampuan belajar dan hasil belajar siswa.
4. Bagi peneliti yang ingin melakukan penelitian yang sama hendaknya hasil
penelitian ini dapat dijadikan sebagai panduan, dimana kekurangan-kekurangan
dan kelebihan-kelebihan yang terdapat pada penelitian ini dapat dijadikan
sebagai bahan refleksi demi penyempurnaan penelitian di masa-masa berikutnya.
63
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, Muhammad. 2015. Peningkatan Hasil Belajar Matematika dengan
Penerapan Pendekatan Pemecahan Masalah (problem solving) di Kelas V
SDN 17 Pare- pare. Skripsi. Makassar: Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Universitas Negeri Makassar.
Faturrahman, dkk. 2012. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Prestasi Pustakarya
Hamzah. 2014. Perencanaan Strategi Pembelajaran Matematika. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Huda, Miftahul. 2013. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Malang.
Pustaka Pelajar.
Kunandar. 2012. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai
Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Rajawali Pers.
Mulyasa. 2012. Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja
Rosdakarya. Runtukahu, Tombokan & Kandou, Selpius. 2013.
Pembelajaran Matematika Dasar Bagi Anak Berkesulitan Belajar.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Sagala, Syaiful. 2013.Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alvabeta.
Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013.
Jakarta: Ar-Ruzz Media.
Suprijono, Agus. 2012. Cooperative learning Teori dan Aplikasi PAIKEM.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Susanto, Ahmad. 2014. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.
Jakarta: Rineka Cipta.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Direktorat
Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
Suyadi. 2013. Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Jogjakarta: DIVA
Press Tirtarahardja, Umar. Dkk,. 2008. Pengantar Pendidikan.
Jakarta:RinekaCipta
64
Wardhani, IGHK dan Kuswaya Wihardit. 2011. Penelitian Tindakan Kelas.
Tangerang: Universitas Terbuka.
Wardhani, Sri. Dkk,. 2010. Pembelajaran Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika di SD. Yogyakarta: Pusat Pengembangan dan
Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK)
Matematika
LAMPIRAN 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS I PERTEMUAN I
Sekolah : SD Inpres Layang Tua I Makassar
Mata Pelajaran : Matematika
Materi pokok : Bangun Datar
Kelas / Semester : V / II
Waktu : 3 x 35 menit
A. Standar Kompetensi
6. Memahami sifat-sifat bangun datar dan hubungan antar bangun datar
B. Kompetensi Dasar
6.5 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan bangun datar dan bangun
ruang sederhana
C. Indikator
1. Mengidentifikasi cara menemukan rumus segitiga
2. Mengoperasikan rumus luas dan keliling segitiga dalam pemecahan masalah
sehari-hari
D. Tujuan Pembelajaran
1. Dengan menggunakan model pembelajaran problem solving siswa dapat
mengidentifikasi cara menemukan rumus segitiga
2. Dengan menggunakan model pembelajaran problem solving siswa dapat
mengopersikan rumus luas dan keliling segitiga dalam pemecahan masalah
sehari-hari
E. Materi Pembelajaran
Bangun datar segitiga (Terlampir)
F. Metode dan Model Pembelajaran
1. Metode Pembelajaran:
• Ceramah
• Diskusi
• Tanya jawab
• Pemberian tugas
2. Model Pembelajaran: Pemecahan masalah (Problem solving)
G. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan Langkah Kegiatan Waktu
Kegiatan
Awal
a. Guru mengecek kesiapan belajar siswa
b. Guru memberi salam dan siswa menjawab salam, lalu
berdoa
c. Guru mengabsen kehadiran siswa
d. Guru mengadakan apersepsi
e. Guru menjelaskan tujuan belajar yang akan dicapai
dan langkah kegiatan belajar yang dilakukan siswa
f. Menyampaikan KKM yang ingin dicapai yakni 73
±15
Menit
Kegiatan
inti
1. Tahap Memahami Masalah sesuai dengan
Petunjuk (Clues) yang diberikan
a. Guru menyajikan materi bangun datar segitiga
±75
Menit
b. Guru membentuk siswa ke dalam beberapa
kelompok (dalam 1 kelompok terdiri dari 5-6 orang)
serta membagikan lembar kerja kepada setiap
kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota
kelompoknya
c. Guru mempersilahkan siswa berdiskusi dalam
kelompok untuk menganalisis masalah yang terdapat
dalam LKS, bila siswa mengalami kesulitan dalam
memahami masalah, diberikan beberapa pertanyaan
yang mengarah pada hal-hal yang diketahui dan yang
ditanyakan.
2. Tahap membuat rencana pemecahan masalah
untuk memecahkan masalah
a. Guru membimbing siswa menyusun pertanyaan
pada soal dalam bentuk kalimat matematika
b. Guru mendorong siswa untuk mengemukakan ide
dalam kelompoknya.
c. Guru membantu dan membimbing semua
kelompok.
3. Tahap Melaksanakan Strategi Pemecahan
Masalah (Solve)
a. Guru mengarahkan siswa untuk menyelesaikan soal
sesuai langkah-langkah dalam pemecahan masalah
(problem solving).
b. Guru membantu siswa dalam memaparkan hasil
diskusi kelompoknya.
c. Mempersilahkan salah satu wakil kelompok untuk
menuliskan di papan tulis hasil kerja kelompoknya
dan kelompok lain memperhatikan.
4. Tahap Memeriksa Kembali Penyelesaian yang
telah Dilaksanakan (Reflect)
a. Membantu siswa untuk melakukan refleksi
b. Mendorong siswa untuk aktif memberikan
tanggapan terhadap sajian hasil pemecahan
masalah.
c. Guru memberikan saran terhadap sajian hasil
pemecahan masalah oleh tiap kelompok.
d. Memberikan penilaian dari masing-masing jawaban
kelompok siswa.
Kegiatan
Penutup
o Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran.
o Guru memberikan pesan-pesan moral
o Tindak lanjut
±15
Menit
H. Media dan Sumber Belajar
a. Media :
• Media visual tentang segitiga
• Papan tulis
• Spidol
b. Sumber :
• Soenarjo, RJ. 2008. Matematika 5 untuk SD/MI Kelas V. Jakarta: Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Hal: 56-58.
• KTSP 2006
I. Penilaian
a. Teknik Penilaian : Tes
b. Jenis : Tes Tertulis
c. Instrumen : Soal Uraian (Terlampir)
Makassar, 06 Juni 2020
Guru Kelas, Peneliti,
Andi Wirahandayani, S,Pd Andi Wirahandayani
NIP 19850128 201410 2001
Mengetahui,
Kepala SD Inpres Layang Tua I Makassar
Hj. Andi Wahyuni, M. Pd.
NIP 19711231 199308 2 008
LAMPIRAN 2
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : V/II
Hari/Tanggal : Senin/08 Juni 2020
Alokasi Waktu : 3 x 35 Menit
A. Judul : Menghitung luas dan keliling segitiga
B. Tujuan Pembelajaran : Agar kalian dapat mengghitung luas dan keliling
segitiga
C. Uraian Materi : Luas dan keliling segitiga
1. Luas Segitiga
Bagaimana cara mencari luas bangun segitiga? Kita akan kembali menurunkan
menentukan luas segitiga dari rumus luas persegi panjang. Mari kita perhatikan
gambar di bawah ini.
Dari gambar di atas dapat kita lihat bersama bahwa segitiga ABC terbentuk dari
persegi panjang ABCD yang dibagi menjadi 2 bagian yang sama. Mari kita
bandingkan luasnya.
BAHAN AJAR
Luas persegi panjang ABCD adalah:
L = panjang × lebar
Luas segitiga setengah dari luas persegi panjang, maka diperoleh luas segitiga ABC:
L = 1
2 × panjang × lebar
Dalam segitiga, tidak ada ukuran panjang dan lebar. Sisi bawah disebut alas (a) dan
sisi tegak disebut tinggi (t). Sehingga luas segitiga dirumuskan:
L = 1
2 × alas (a) × tinggi (t)
Contoh:
Tentukan luas segitiga ABC berikut ini.
Jawab:
L =𝑎 𝑥 𝑡
2
= 8 𝑥8
2
= 32 cm2
A. Mari menghitung luas segitiga di samping ini
1. Luas segitiga CDE = . . . .
2. Luas segitiga JKL = . . . .
2. Keliling Segitiga
Seperti telah kita bahas sebelumnya, keliling adalah ukuran panjang sisi yang
mengitari bangun datar. Mari kita tuliskan rumus keliling segitiga bersama-sama
B
A C
Keliling segitiga ABC adalah jumlah panjang sisi-sisinya. Dituliskan sebagai berikut.
K = AB + AC + BC
Contoh:
Tentukan keliling segitiga ABC berikut ini.
a. K = AB + AC + BC
= 3 cm + 4 cm + 2 cm
= 9 cm
b. K = PQ + QR + PR
= 8 cm + 6 cm + 10 cm
= 24 cm
Ayo Berlatih
Mari menghitung keliling segitiga berikut ini
LAMPIRAN 3
LEMBAR KERJA SISWA
SIKLUS I
PERTEMUAN 1
Petunjuk!
• Duduklah bersama teman kelompokmu!
• Amati dan pahamilah soal yang ada di LKS!
• Bekerjasamalah dengan teman kelompokmu, dalam memecahkan masalah
dalam soal cerita dengan menggunakan rumus luas dan keliling segitiga!
• Apabila mengalami kesulitan dalam memecahkan masalah silahkan bertanya
pada guru, atau membaca buku-buku yang sesuai dengan materi!
• Tulislah jawabanmu dengan menggunakan langkah-langkah penyelesaian
dengan jelas!
Soal
1. Ayah Marbun mempunyai segitiga terbuat dari besi dengan
panjang sisi sama.
Hitunglah keliling besi pembentuk segitiga tersebut!
Jawab:
I. Tahap memahami masalah (memahami soal)
o Diketahui dalam soal:
..............................................................................................................
Mata Pelajaran : Matematika
Hari/Tanggal :
Kelompok :
Nama Kelompok : 1. 4.
2. 5.
3.
o Ditanyakan dalam soal:
......................................................................................................................
II. Tahap membuat rencana pemecahan masalah
o Membuat kalimat matematika
...............................................................................................................
III. Tahap Melaksanakan Rencana Pemecahan Masalah
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
........................................................................................................................
IV. Tahap memeriksa kembali penyelesaian yang telah dilaksanakan
Jadi, ............................................................................................................
2. Sebuah papan kayu berbentuk segitiga siku-siku dengan panjang sisi-sisi yang
saling tegak lurus adalah 13 m dan 40 m. Berapa luas papan kayu tersebut?
Jawab:
a. Tahap memahami masalah (memahami soal)
o Diketahui dalam soal:
..............................................................................................................
o Ditanyakan dalam soal:
......................................................................................................................
b. Tahap membuat rencana pemecahan masalah
o Membuat kalimat matematika
...............................................................................................................
c. Tahap Melaksanakan Rencana Pemecahan Masalah
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
........................................................................................................................
d. Tahap memeriksa kembali penyelesaian yang telah dilaksanakan
Jadi, ............................................................................................................
3. Sebuah kapal mempunyai 2 buah layar seperti pada gambar berikut
Hitunglah:
a. Luas msing-masing layar
b. Luas seluruh layar
Jawab:
a. Tahap memahami masalah (memahami soal)
o Diketahui dalam soal:
..............................................................................................................
o Ditanyakan dalam soal:
......................................................................................................................
b. Tahap membuat rencana pemecahan masalah
o Membuat kalimat matematika
...............................................................................................................
c. Tahap Melaksanakan Rencana Pemecahan Masalah
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
........................................................................................................................
d. Tahap memeriksa kembali penyelesaian yang telah dilaksanakan
Jadi, ............................................................................................................
LAMPIRAN 4
HASIL OBSERVASI
AKTIVITAS MENGAJAR GURU
Mata Pelajaran : Matematika
Hari/Tanggal : Senin /08 Juni 2020
Tindakan/Siklus : Siklus I Pertemuan 1
Petunjuk: Daftar pengelolaan pembelajaran berikut berdasarkan langkah-langkah
model Pemecahan Masalah (problem solving) yang dilakukan guru di
dalam kelas. Amatilah pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang
dilakukan guru dengan memberi tanda ceklis (√) pada kolom yang
tersedia sesuai dengan pengamatan anda pada saat guru mengajar.
No. Aspek Yang
Diamati Indikator
Penilaian
Keterangan B
(3)
C
(2)
K
(1)
1.
Memahami
Masalah
sesuai dengan
Petunjuk
(Clue) yang
diberikan
Guru menjelaskan materi
tentang bangun datar
segitiga
Guru memberikan
masalah dalam bentuk
LKS tentang bangun
datar segitiga dalam
bentuk soal cerita
Guru mempersilahkan
siswa berdiskusi untuk
menganalisis masalah
tentang bangun datar
√
Baik √
√
√
segitiga dalam bentuk
soal cerita yang terdapat
dalam LKS
2.
Membuat
Rencana
Pemecahan
Masalah
untuk
Memecahkan
Masalah
Guru membimbing siswa
menyusun pertanyaan
pada soal cerita tentang
bangun datar segitiga
dalam bentuk kalimat
matematika
Guru mendorong siswa
untuk mengemukakan ide
dalam kelompoknya
Guru membantu dan
membimbing siswa
saling bekerja sama
dalam kelompok
√
Cukup
3.
Melaksanakan
Strategi
Pemecahan
Masalah
(Solve)
Guru mengarahkan siswa
untuk menyelesaikan soal
cerita tentang bangun
datar segitiga sesuai
langkah-langkah dalam
pemecahan masalah
(problem solving)
Guru membantu siswa
dalam memaparkan hasil
diskusi kelompoknya
Guru meminta siswa
untuk menuliskan hasil
√
Kurang
√
√
√
kerja kelompoknya di
papan tulis dan kelompok
lain memperhatikan
4.
Tahap
Memeriksa
Kembali
Penyelesaian
yang telah
Dilaksanakan
(Reflect)
Guru membantu siswa
untuk melakukan refleksi
Guru mendorong siswa
untuk aktif memberikan
tanggapan terhadap sajian
hasil pemecahan masalah
tentang bangun datar
segitiga dalam bentuk
soal cerita
Guru memberikan saran
terhadap sajian hasil
pemecahan masalah
tentang bangun datar
segitiga dalam bentuk
soal cerita oleh kelompok
lain
√
Kurang
Jumlah 7
Rata-rata 58%
Kategori Cukup
√
Keterangan/Rubrik:
3 = Baik (Dikatakan baik apabila ke tiga indikator dilaksanakan)
2 = Cukup (Dikatakan cukup apabila hanya dua indikator terlaksana)
1 = Kurang (Dikatakan kurang apabila hanya satu indikator terlaksana)
Makassar, 06 Juni 2020
Mengetahui,
Observer
Andi Wirahandayani
NIM. 105401135818
LAMPIRAN 5
HASIL OBSERVASI
AKTIVITAS BELAJAR SISWA
Mata Pelajaran : Matematika
Hari/Tanggal : Senin/8 Juni 2020
Tindakan/Siklus : Siklus I Pertemuan 1
Petunjuk: Daftar pengelolaan pembelajaran berikut berdasarkan langkah-langkah
model Pemecahan Masalah (problem solving) yang dilakukan siswa di
dalam kelas. Amatilah pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang
dilakukan guru dengan memberi tanda ceklis (√) pada kolom yang
tersedia sesuai dengan pengamatan anda pada saat guru mengajar.
No.
Aspek yang
Dinilai Indikator
Penilaian
Kategori B
(3)
C
(2)
K
(1)
1.
Tahap
Memahami
Masalah sesuai
dengan
Petunjuk
(Clues) yang
diberikan
Siswa mendengarkan
penjelasan dari guru tentang
materi bangun datar segitiga
Siswa memahami masalah
dalam bentuk LKS tentang
bangun datar segitiga dalam
bentuk soal cerita
Siswa berdiskusi untuk
menganalisis masalah
tentang bangun datar
segitiga dalam bentuk soal
cerita yang terdapat dalam
LKS
√
Baik √
√
√
2. Tahap
Membuat
Rencana
Pemecahan
Masalah untuk
Memecahkan
Masalah
Siswa menyusun pertanyaan
pada soal cerita tentang
bangun datar segitiga dalam
bentuk kalimat matematika
Siswa mengemukakan ide
dalam kelompoknya
Siswa saling bekerja sama
dalam kelompok
√
Cukup
3.
Tahap
Melaksanakan
Strategi
Pemecahan
Masalah
(Solve)
Siswa mampu
menyelesaikan soal cerita
tentang bangun datar
segitiga sesuai langkah-
langkah dalam pemecahan
masalah (problem solving)
Siswa memaparkan hasil
diskusi kelompoknya
Siswa menuliskan hasil
kerja kelompoknya di papan
tulis dan kelompok lain
memperhatikan
√
Kurang
4. Tahap
Memeriksa
Kembali
Penyelesaian
yang telah
Dilaksanakan
(Reflect)
Siswa melakukan refleksi
Siswa aktif memberikan
tanggapan terhadap sajian
hasil pemecahan masalah
tentang bangun datar
segitiga dalam bentuk soal
cerita
√
Kurang
√
√
√
√
Siswa memperhatikan saran
guru terhadap sajian hasil
pemecahan masalah tentang
bangun datar segitiga dalam
bentuk soal cerita oleh
kelompok lain
Jumlah 7
Rata-rata 58%
Kategori Cukup
Keterangan/Rubrik:
3 = Baik (B) = Jika 68% - 100% (19-28) siswa melakukan dari aspek yang diamati
2 = Cukup (C) = Jika 34% - 67% (10-18) siswa melakukan dari aspek yang diamati
1 = Kurang (K) = Jika 0% - 33% (0-9) siswa melakukan dari aspek yang diamati
Makassar, 06 Juni 2020
Mengetahui,
Observer
Andi Wirahndayani
NIM. 105401135818
LAMPIRAN 6
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS I PERTEMUAN 2
Sekolah : SD Inpres Layang Tua I Makassar
Mata Pelajaran : Matematika
Materi pokok : Bangun Datar
Kelas / Semester : V / II
Waktu : 3 x 35 menit
A. Standar Kompetensi
6. Memahami sifat-sifat bangun datar dan hubungan antar bangun datar
B. Kompetensi Dasar
6.5 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan bangun datar dan bangun
ruang sederhana
C. Indikator
1. Mengidentifikasi cara menemukan rumus persegi
2. Mengoperasikan rumus luas dan keliling persegi dalam pemecahan masalah
sehari-hari
D. Tujuan Pembelajaran
1. Dengan menggunakan model pembelajaran problem solving siswa dapat
mengidentifikasi cara menemukan rumus persegi
2. Dengan menggunakan model pembelajaran problem solving siswa dapat
mengopersikan rumus luas dan keliling persegi dalam pemecahan masalah
sehari-hari
E. Materi Pembelajaran
Bangun datar persegi (Terlampir)
F. Metode dan Model Pembelajaran
1. Metode Pembelajaran:
• Ceramah
• Diskusi
• Tanya jawab
• Pemberian tugas
2. Model Pembelajaran: Pemecahan masalah (Problem solving)
G. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan Langkah Kegiatan Waktu
Kegiatan
Awal
a. Guru mengecek kesiapan belajar siswa
b. Guru memberi salam dan siswa menjawab salam, lalu
berdoa
c. Guru mengabsen kehadiran siswa
d. Guru mengadakan apersepsi
e. Guru menjelaskan tujuan belajar yang akan dicapai
dan langkah kegiatan belajar yang dilakukan siswa
f. Menyampaikan KKM yang ingin dicapai yakni 73
±15
Menit
Kegiatan
inti
1. Tahap Memahami Masalah sesuai dengan
Petunjuk (Clues) yang diberikan
a. Guru menyajikan materi bangun datar persegi
b. Guru membentuk siswa ke dalam beberapa
±75
Menit
kelompok (dalam 1 kelompok terdiri dari 5-6 orang)
serta membagikan lembar kerja kepada setiap
kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota
kelompoknya
c. Guru mempersilahkan siswa berdiskusi dalam
kelompok untuk menganalisis masalah yang terdapat
dalam LKS, bila siswa mengalami kesulitan dalam
memahami masalah, diberikan beberapa pertanyaan
yang mengarah pada hal-hal yang diketahui dan yang
ditanyakan.
2. Tahap membuat rencana pemecahan masalah
untuk memecahkan masalah
a. Guru membimbing siswa menyusun pertanyaan
pada soal dalam bentuk kalimat matematika
b. Guru mendorong siswa untuk mengemukakan ide
dalam kelompoknya.
c. Guru membantu dan membimbing semua
kelompok.
3. Tahap Melaksanakan Strategi Pemecahan
Masalah (Solve)
a. Guru mengarahkan siswa untuk menyelesaikan soal
sesuai langkah-langkah dalam pemecahan masalah
(problem solving).
b. Guru membantu siswa dalam memaparkan hasil
diskusi kelompoknya.
c. Mempersilahkan salah satu wakil kelompok untuk
menuliskan di papan tulis hasil kerja kelompoknya
dan kelompok lain memperhatikan.
4. Tahap Memeriksa Kembali Penyelesaian yang
telah Dilaksanakan (Reflect)
a. Membantu siswa untuk melakukan refleksi
b. Mendorong siswa untuk aktif memberikan
tanggapan terhadap sajian hasil pemecahan
masalah.
c. Guru memberikan saran terhadap sajian hasil
pemecahan masalah oleh tiap kelompok.
d. Memberikan penilaian dari masing-masing jawaban
kelompok siswa.
Kegiatan
Penutup
o Guru memberikan evaluasi
o Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran.
o Guru memberikan pesan-pesan moral
o Tindak lanjut
±15
Menit
H. Media dan Sumber Belajar
a. Media :
• Media visual tentang persegi
• Papan tulis
• Spidol
b. Sumber :
• Soenarjo, RJ. 2008. Matematika 5 untuk SD/MI Kelas V. Jakarta: Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Hal: 56-58.
• KTSP 2006
I. Penilaian
a. Teknik Penilaian : Tes
b. Jenis : Tes Tertulis
c. Instrumen : Soal Uraian (Terlampir)
Makassar, 6 Juni 2020
Guru Kelas, Peneliti,
Andi Wirahandayani, S,Pd Andi Wirahandayani
NIP 19850128 201410 2001
Mengetahui,
Kepala SD Inpres Layang Tua I Makassar
Hj. Andi Wahyuni, M. Pd.
NIP 19711231 199308 2 008
LAMPIRAN 7
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : V/II
Hari/Tanggal : Jumat/19 Juni 2020
Alokasi Waktu : 3 x 35 Menit
A. Judul : Menghitung luas dan keliling persegi
B. Tujuan Pembelajaran : Agar kalian dapat mengghitung luas dan keliling
persegi
C. Uraian Materi : Luas dan keliling persegi
1. Menghitung Keliling Persegi
a. Menghitung Keliling Persegi dengan Menjumlahkan Sisi-sisinya
Perhatikan persegi ABCD!
Persegi di samping mempunyai empat sisi, yaitu sisi AB, BC,
CD, dan DA. Cara menghitung keliling persegi ABCD adalah
dengan menjumlahkan panjang sisisisinya.
Maka keliling persegi ABCD = sisi AB + sisi BC + sisi CD +
sisi DA
Keliling persegi = sisi 1 + sisi 2 + sisi 3 + sisi 4.
Contoh
Berapakah keliling persegi KLMN berikut?
BAHAN AJAR
Jawab:
Diketahui:
a. Panjang sisi KL = 6 cm
b. Panjang sisi LM = 6 cm
c. Panjang sisi MN = 6 cm
d. Panjang sisi NK = 6 cm
Ditanyakan: Keliling persegi
Keliling persegi = sisi KL + sisi LM + sisi MN + sisi NK
= 6 cm + 6 cm + 6 cm + 6 cm
= 24 cm
Jadi, keliling persegi KLMN = 24 cm.
Latihan
Hitunglah luas persegi berikut
1. 2.
b. Menghitung Keliling Persegi dengan Rumus
Perhatikan kembali persegi ABCD!
Persegi ABCD mempunyai empat buah sisi yang sama
panjang, yaitu sisi AB = sisi BC = sisi CD = sisi DA.
Keliling persegi panjang ABCD = sisi AB + sisi BC + sisi
CD + sisi DA
Karena keempat sisinya sama panjang maka:
Keliling persegi = 4 x panjang salah satu sisinya.
Keliling persegi = 4 x panjang sisi.
Contoh:
1. Persegi KLMN mempunyai panjang sisi-sisinya 7 cm. Berapakah kelilingnya?
Jawab:
Diketahui :
Panjang sisi-sisinya = 7 cm
Ditanyakan : Keliling persegi
Keliling persegi = 4 x panjang sisi
= 4 x 7 cm
= 28 cm
Jadi keliling persegi KLMN = 28 cm
2. Keliling persegi PQRS adalah 32 cm. Berapakah panjang sisi-sisinya?
Jawab:
Diketahui: keliling persegi = 32 cm
Ditanyakan panjang sisi
Keliling persegi = 4 x panjang sisi
32 cm = 4 x panjang sisi
Panjang sisi = 32 cm : 4 = 8 cm
Jadi, panjang sisi-sisi persegi PQRS adalah 8 cm
Menemukan Luas Persegi
Kita telah mempelajari bahwa semua sisi persegi adalah sama. Kita juga telah
mempelajari bahwa luas persegi sama dengan daerah bidang datar dari persegi
tersebut. Perhatikan gambar berikut!
Persegi ABCD dapat ditentukan dengan menghitung jumlah petak pada daerah
persegi
Jika kita hitung jumlah petak pada persegi ada 25. Maka luas
persegi tersebut adalah 25 petak Satuan
Luas persegi juga dapat dihitung dengan cara:
• Menghitung jumlah petak ke arah mendatar, yaitu 5 petak satuan
• Menghitung jumlah petak ke arah menurun, yaitu 5 petak satuan.
• Mengalikan jumlah petak mendatar dengan jumlah petak menurun.
Maka luas persegi = jumlah petak mendatar x jumlah petak menurun
= 5 petak satuan x 5 petak satuan
= 25 petak satuan
Karena jumlah petak menadatar dan jumlah petak menurun merupakan sisi-sisi dari
persegi, maka luas persegi = sisi x sisi
Luas persegi = sisi x sisi
SOAL :
Berapakah luas persegi berikut !
Jawab:
Diketahui:
Sisi persegi = 5 cm
Ditanyakan : luas persegi
Maka luas persegi = sisi x sisi
= 5 cm x 5 cm
= 25 cm2
(cm2 dibaca: sentimeter persegi)
Jadi luas persegi adalah 25 cm2
LAMPIRAN 8
LEMBAR KERJA SISWA
SIKLUS I
PERTEMUAN 2
Petunjuk!
• Duduklah bersama teman kelompokmu!
• Amati dan pahamilah soal yang ada di LKS!
• Bekerjasamalah dengan teman kelompokmu, dalam memecahkan masalah
dalam soal cerita dengan menggunakan rumus luas dan keliling persegi!
• Apabila mengalami kesulitan dalam memecahkan masalah silahkan bertanya
pada guru, atau membaca buku-buku yang sesuai dengan materi!
• Tulislah jawabanmu dengan menggunakan langkah-langkah penyelesaian
dengan jelas!
Soal
1. Andika membeli bingkai foto berbentuk persegi. Panjang sisi-sisinya adalah 40
cm. Berapakah keliling bingkai tersebut?
40 cm
Mata Pelajaran : Matematika
Hari/Tanggal :
Kelompok :
Nama Kelompok : 1. 4.
2. 5.
3.
Jawab:
I. Tahap memahami masalah (memahami soal)
o Diketahui dalam soal:
..............................................................................................................
o Ditanyakan dalam soal:
......................................................................................................................
II. Tahap membuat rencana pemecahan masalah
o Membuat kalimat matematika
...............................................................................................................
III. Tahap Melaksanakan Rencana Pemecahan Masalah
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
........................................................................................................................
IV. Tahap memeriksa kembali penyelesaian yang telah dilaksanakan
Jadi, ............................................................................................................
2. Permukaan meja belajarku berbentuk persegi. Sisi permukaannya 50 cm.
Berapakah luasnya?
Jawab:
a. Tahap memahami masalah (memahami soal)
o Diketahui dalam soal:
..............................................................................................................
o Ditanyakan dalam soal:
......................................................................................................................
b. Tahap membuat rencana pemecahan masalah
o Membuat kalimat matematika
...............................................................................................................
c. Tahap Melaksanakan Rencana Pemecahan Masalah
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
........................................................................................................................
d. Tahap memeriksa kembali penyelesaian yang telah dilaksanakan
Jadi, ............................................................................................................
3. Halaman belakang rumah pak Hardi berbentuk persegi. Jika panjang sisinya 7 m.
Hitunglah:
a. Luas halaman belakang rumah pak Hardi
b. Keliling halaman belakang rumah pak Hardi
Jawab:
a. Tahap memahami masalah (memahami soal)
o Diketahui dalam soal:
..............................................................................................................
o Ditanyakan dalam soal:
......................................................................................................................
b. Tahap membuat rencana pemecahan masalah
o Membuat kalimat matematika
...............................................................................................................
c. Tahap Melaksanakan Rencana Pemecahan Masalah
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
d. Tahap memeriksa kembali penyelesaian yang telah dilaksanakan
Jadi, ............................................................................................................
LAMPIRAN 9
TES HASIL BELAJAR SIKLUS I
Nama :……………….
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : V/ II
Hari/Tanggal :
Jawablah pertanyaan dibawah ini !
1. Siswa kelas V SDN mapala satu regu dalam kegiatan Pramuka di sekolah.
Mereka sedang membuat bendera regu dengan bentuk dan ukuran di gambarkan
sebagai berikut..
Mereka ingin menghias sisi bendera tersebut dengan pita berwarna. Berapa
keliling pita yang dibutuhkan untuk menghias sisi bendera tersebut?
2. Sawah seorang petani berbentuk segitiga siku-siku, seperti terlihat pada gambar.
Ukuran sawah itu adalah AB = 20 m, dan AC = 15 m.
C Berapakah luas sawah petani tersebut?
A B
100 cm
80 cm
60 cm
3. Kebun Pak Mastur berbentuk persegi dengan panjang sisi 45 m. kemudian pak
mastur ingin membuat pagar mengelilingi kebunnya. Berapa meter keliling pagar
tersebut?
4. Sawah pamanku berbentuk persegi. Panjang sisi-sisinya 9 m. Berapakah luas
sawah tersebut?
5. Papan catur berbentuk persegi dengan panjang sisi-sisinya 50 cm. Berapakah
keliling dan luas papan catur tersebut ?
Rambu-rambu Jawaban dan Pedoman Penskoran Lembar Evaluasi
Siklus I Pertemuan I
No. Rambu-rambu Jawaban Skor Bobot Soal
1. Diketahui:
Panjang sisi AB = 80 cm, sisi BC = 60 cm, sisi
AC = 100 cm
Ditanyakan:
Keliling pita untuk menghias bendera = ......?
1
4 Membuat kalimat matematika:
Sisi AB + sisi BC + Sisi AC
Peyelesaian:
80 𝑐𝑚 + 60 𝑐𝑚 + 100 𝑐𝑚 = 140 𝑐𝑚2
2
Jadi, keliling pita untuk menghias bendera adalah
140 cm2 1
2. Diketahui:
Panjang sisi AB (alas) = 20 m dan sisi AC
(tinggi) = 15 m
Ditanyakan:
Berapa luas sawah petani = ...... ?
1
4
Membuat kalimat matematika:
Luas sawah = 1
2 𝑎𝑙𝑎𝑠 × 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖
Penyelesaian:
𝐿𝑢𝑎𝑠 =1
220 × 15
= 10 × 15
= 150 𝑚2
2
Jadi, luas sawah petani adalah 150 m2
1
3. Diketahui:
Panjang sisi kebun = 45 m
Ditanyakan:
Keliling pagar tersebut = ......?
1
4 Membuat kalimat matematika:
4 × Sisi
Penyelesaian:
4 × 45 = 180 𝑚
2
Jadi, keliling pagar tersebut adalah 180 m 1
4. Diketahui:
Panjang sisi sawah paman = 9 m
Ditanyakan:
Berapa luas sawah paman = ?
1
4 Membuat kalimat matematika:
Sisi x sisi
Penyelesaian:
9 𝑚 × 9 𝑚 = 81 𝑚2
2
Jadi, luas sawah paman adalah 81 m2 1
5. Diketahui:
Panjang sisi papan catur 50 cm
Ditanyakan:
Luas dan keliling papan catur = ?
1
4
Membuat kalimat matematika:
a. Luas papan catur = sisi × sisi
b. Keliling papan catur = 4 × sisi
Penyelesaian:
a. Luas = 50 cm x 50 cm
= 2500 cm2
b. Keliling = 4 × 50 cm = 200 cm
2
Jadi, luas papan catur adalah 250 cm2 dan keliling
papan catur adalah 200 cm 1
Jumlah
Keterangan:
Rumus menghitung skor pemerolehan:
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑘𝑜𝑟
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝐾𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢𝑎ℎ𝑎𝑛× 100
LAMPIRAN 10
HASIL OBSERVASI
AKTIVITAS MENGAJAR GURU
Mata Pelajaran : Matematika
Hari/Tanggal : Jumat/19 Juni 2020
Tindakan/Siklus : Siklus I Pertemuan 2
Petunjuk: Daftar pengelolaan pembelajaran berikut berdasarkan langkah-langkah
model Pemecahan Masalah (problem solving) yang dilakukan guru di
dalam kelas. Amatilah pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang
dilakukan guru dengan memberi tanda ceklis (√) pada kolom yang
tersedia sesuai dengan pengamatan anda pada saat guru mengajar.
No. Aspek Yang
Diamati Indikator
Penilaian
Keterangan B
(3)
C
(2)
K
(1)
1.
Memahami
Masalah
sesuai dengan
Petunjuk
(Clue) yang
diberikan
Guru menjelaskan materi
tentang bangun datar
persegi
Guru memberikan
masalah dalam bentuk
LKS tentang bangun
datar persegi dalam
bentuk soal cerita
Guru mempersilahkan
siswa berdiskusi untuk
menganalisis masalah
tentang bangun datar
√
Baik √
√
√
persegi dalam bentuk
soal cerita yang terdapat
dalam LKS
2.
Membuat
Rencana
Pemecahan
Masalah
untuk
Memecahkan
Masalah
Guru membimbing siswa
menyusun pertanyaan
pada soal cerita tentang
bangun datar persegi
dalam bentuk kalimat
matematika
Guru mendorong siswa
untuk mengemukakan ide
dalam kelompoknya
Guru membantu dan
membimbing siswa
saling bekerja sama
dalam kelompok
√
Cukup
3.
Melaksanakan
Strategi
Pemecahan
Masalah
(Solve)
Guru mengarahkan siswa
untuk menyelesaikan soal
cerita tentang bangun
datar persegi sesuai
langkah-langkah dalam
pemecahan masalah
(problem solving)
Guru membantu siswa
dalam memaparkan hasil
diskusi kelompoknya
Guru meminta siswa
untuk menuliskan hasil
√
Cukup
√
√
√
√
kerja kelompoknya di
papan tulis dan kelompok
lain memperhatikan
4.
Tahap
Memeriksa
Kembali
Penyelesaian
yang telah
Dilaksanakan
(Reflect)
Guru membantu siswa
untuk melakukan refleksi
Guru mendorong siswa
untuk aktif memberikan
tanggapan terhadap sajian
hasil pemecahan masalah
tentang bangun datar
persegi dalam bentuk
soal cerita
Guru memberikan saran
terhadap sajian hasil
pemecahan masalah
tentang bangun datar
persegi dalam bentuk
soal cerita oleh kelompok
lain
√
Kurang
Jumlah 8
Rata-rata 66%
Kategori Cukup
√
Keterangan/Rubrik:
3 = Baik (Dikatakan baik apabila ke tiga indikator dilaksanakan)
2 = Cukup (Dikatakan cukup apabila hanya dua indikator terlaksana)
1 = Kurang (Dikatakan kurang apabila hanya satu indikator terlaksana)
Makassar, 06 Juni 2020
Mengetahui,
Observer
Andi Wirahndayani
Nim. 105401135818
LAMPIRAN 11
HASIL OBSERVASI
AKTIVITAS BELAJAR SISWA
Mata Pelajaran : Matematika
Hari/Tanggal : Jumat/19 Juni 2020
Tindakan/Siklus : Siklus I Pertemuan 2
Petunjuk: Daftar pengelolaan pembelajaran berikut berdasarkan langkah-langkah
model Pemecahan Masalah (problem solving) yang dilakukan siswa di
dalam kelas. Amatilah pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang
dilakukan guru dengan memberi tanda ceklis (√) pada kolom yang
tersedia sesuai dengan pengamatan anda pada saat guru mengajar.
No.
Aspek yang
Dinilai Indikator
Penilaian
Kategori B
(3)
C
(2)
K
(1)
1.
Tahap
Memahami
Masalah sesuai
dengan
Petunjuk
(Clues) yang
diberikan
Siswa mendengarkan
penjelasan dari guru tentang
materi bangun datar segitiga
Siswa memahami masalah
dalam bentuk LKS tentang
bangun datar segitiga dalam
bentuk soal cerita
Siswa berdiskusi untuk
menganalisis masalah
tentang bangun datar
segitiga dalam bentuk soal
cerita yang terdapat dalam
LKS
√
Baik √
√
√
2. Tahap
Membuat
Rencana
Pemecahan
Masalah untuk
Memecahkan
Masalah
Siswa menyusun pertanyaan
pada soal cerita tentang
bangun datar segitiga dalam
bentuk kalimat matematika
Siswa mengemukakan ide
dalam kelompoknya
Siswa saling bekerja sama
dalam kelompok
√
Cukup
3.
Tahap
Melaksanakan
Strategi
Pemecahan
Masalah
(Solve)
Siswa mampu
menyelesaikan soal cerita
tentang bangun datar
segitiga sesuai langkah-
langkah dalam pemecahan
masalah (problem solving)
Siswa memaparkan hasil
diskusi kelompoknya
Siswa menuliskan hasil
kerja kelompoknya di papan
tulis dan kelompok lain
memperhatikan
√
Cukup
4. Tahap
Memeriksa
Kembali
Penyelesaian
yang telah
Dilaksanakan
(Reflect)
Siswa melakukan refleksi
Siswa aktif memberikan
tanggapan terhadap sajian
hasil pemecahan masalah
tentang bangun datar
segitiga dalam bentuk soal
cerita
√
Kurang
√
√
√
√
√
Siswa memperhatikan saran
guru terhadap sajian hasil
pemecahan masalah tentang
bangun datar segitiga dalam
bentuk soal cerita oleh
kelompok lain
Jumlah 8
Rata-rata 66%
Kategori Cukup
Keterangan/Rubrik:
3 = Baik (B) = Jika 68% - 100% (19-28) siswa melakukan dari aspek yang diamati
2 = Cukup (C) = Jika 34% - 67% (10-18) siswa melakukan dari aspek yang diamati
1 = Kurang (K) = Jika 0% - 33% (0-9) siswa melakukan dari aspek yang diamati
Makassar, 02 Juni 2020
Mengetahui,
Observer
Andi Wirahandayani
NIM. 105401135818
112
LAMPIRAN 14
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS II PERTEMUAN 1
Sekolah : SD Inpres Layang Tua I Makassar
Mata Pelajaran : Matematika
Materi pokok : Bangun Ruang
Kelas / Semester : V / II
Waktu : 3 x 35 menit
A. Standar Kompetensi
6. Memahami sifat-sifat bangun datar dan hubungan antar bangun datar
B. Kompetensi Dasar
6.5 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan bangun datar dan bangun
ruang sederhana
C. Indikator
1. Mengidentifikasi cara menemukan rumus volume kubus
2. Mengoperasikan rumus volume kubus dalam pemecahan masalah sehari-hari
D. Tujuan Pembelajaran
1. Dengan menggunakan model pembelajaran problem solving siswa dapat
mengidentifikasi cara menemukan rumus volume kubus
2. Dengan menggunakan model pembelajaran problem solving siswa dapat
mengoperasikan rumus volume kubus dalam pemecahan masalah sehari-hari
113
E. Materi Pembelajaran
Bangun ruang kubus (Terlampir)
F. Metode dan Model Pembelajaran
1. Metode Pembelajaran:
• Ceramah
• Diskusi
• Tanya jawab
• Pemberian tugas
2. Model Pembelajaran: Pemecahan masalah (Problem solving)
G. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan Langkah Kegiatan Waktu
Kegiatan
Awal
a. Guru mengecek kesiapan belajar siswa
b. Guru memberi salam dan siswa menjawab salam, lalu
berdoa
c. Guru mengabsen kehadiran siswa
d. Guru mengadakan apersepsi
e. Guru menjelaskan tujuan belajar yang akan dicapai
dan langkah kegiatan belajar yang dilakukan siswa
f. Menyampaikan KKM yang ingin dicapai yakni 73
±10
Menit
Kegiatan
inti
1. Tahap Memahami Masalah sesuai dengan
Petunjuk (Clues) yang diberikan
a. Guru menyajikan materi bangun ruang kubus
b. Guru membentuk siswa ke dalam beberapa
kelompok (dalam 1 kelompok terdiri dari 5-6 orang)
serta membagikan lembar kerja kepada setiap
kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota
±50
Menit
114
kelompoknya
c. Guru mempersilahkan siswa berdiskusi dalam
kelompok untuk menganalisis masalah yang terdapat
dalam LKS, bila siswa mengalami kesulitan dalam
memahami masalah, diberikan beberapa pertanyaan
yang mengarah pada hal-hal yang diketahui dan yang
ditanyakan.
2. Tahap membuat rencana pemecahan masalah
untuk memecahkan masalah
a. Guru membimbing siswa menyusun pertanyaan
pada soal dalam bentuk kalimat matematika
b. Guru mendorong siswa untuk mengemukakan ide
dalam kelompoknya.
c. Guru membantu dan membimbing semua
kelompok.
3. Tahap Melaksanakan Strategi Pemecahan
Masalah (Solve)
a. Guru mengarahkan siswa untuk menyelesaikan soal
sesuai langkah-langkah dalam pemecahan masalah
(problem solving).
b. Guru membantu siswa dalam memaparkan hasil
diskusi kelompoknya.
c. Mempersilahkan salah satu wakil kelompok untuk
menuliskan di papan tulis hasil kerja kelompoknya
dan kelompok lain memperhatikan.
4. Tahap Memeriksa Kembali Penyelesaian yang
telah Dilaksanakan (Reflect)
a. Membantu siswa untuk melakukan refleksi
115
b. Mendorong siswa untuk aktif memberikan
tanggapan terhadap sajian hasil pemecahan
masalah.
c. Guru memberikan saran terhadap sajian hasil
pemecahan masalah oleh tiap kelompok.
d. Memberikan penilaian dari masing-masing jawaban
kelompok siswa.
Kegiatan
Penutup
o Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran.
o Guru memberikan pesan-pesan moral
o Tindak lanjut
±10
Menit
H. Media dan Sumber Belajar
a. Media :
• Media visual tentang kubus
• Papan tulis
• Spidol
b. Sumber :
• Soenarjo, RJ. 2008. Matematika 5 untuk SD/MI Kelas V. Jakarta: Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Hal: 56-58.
• KTSP 2006
116
I. Penilaian
a. Teknik Penilaian : Tes
b. Jenis : Tes Tertulis
c. Instrumen : Soal Uraian (Terlampir)
Makassar, 20 Juni 2020
Guru Kelas, Peneliti,
Andi Wirahandayani, S.Pd Andi Wirahandayani
NIP 19850128 201410 2001
Mengetahui,
Kepala SD Inpres Layang Tua I Makassar
Hj. Andi Wahyuni, M. Pd.
NIP 19711231 199308 2 008
117
LAMPIRAN 15
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : V/II
Hari/Tanggal : Senin /22 Juni 2020
Alokasi Waktu : 3 x 35 Menit
A. Judul : Menghitung volume kubus
B. Tujuan Pembelajaran : Agar kalian dapat menghitung volume kubus
C. Uraian Materi : Volume kubus
Kubus
1. Mengingat kembali bagian-bagian kubus
Titik sudut kubus A, B, C, D, E, F, G, dan H
Rusuk kubus AB, BC, CD, AD, AE, BF, CG, DH, EF, FG, GH, EH
Sisi kubus ABCD, EFGH, ABEF, CDHG, BCGF, ADHE.
Kubus adalah bangun ruang yang semua sisinya sama panjang.
BAHAN AJAR
118
2. Volum kubus satuan
Kamu perhatikan banyaknya kubus satuan dari tumpukan kubus berikut.
Banyaknya kubus satuan 1
Atau sama dengan 1 X 1 X 1 = 1
Banyaknya kubus satuan 8
Atau sama dengan 2 X 2 X 2 = 8
Banyaknya kubus satuan 27
Atau sama dengan 3 X 3 X 3 = 27
Dari banyaknya kubus satuan di atas, maka volum kubus
dengan panjang rusuk (s)
kita rumuskan:
V = S x S x S
119
LAMPIRAN 16
LEMBAR KERJA SISWA
SIKLUS II
PERTEMUAN 1
Petunjuk!
• Duduklah bersama teman kelompokmu!
• Amati dan pahamilah soal yang ada di LKS!
• Bekerjasamalah dengan teman kelompokmu, dalam memecahkan masalah
dalam soal cerita dengan menggunakan rumus volume kubus!
• Apabila mengalami kesulitan dalam memecahkan masalah silahkan bertanya
pada guru, atau membaca buku-buku yang sesuai dengan materi!
• Tulislah jawabanmu dengan menggunakan langkah-langkah penyelesaian
dengan jelas!
Soal
1. Pak Win membeli sekardus sabun untuk persediaan
tokonya. Setiap sabun dikemas dalam bungkus berbentuk
kubus kecil. Di dalam kardus, sabun-sabun itu disusun
dengan panjang 6 bungkus, lebar 6 bungkus, dan tinggi 6
bungkus. Berapa jumlah seluruh sabun dalam kardus itu?
Mata Pelajaran : Matematika
Hari/Tanggal :
Kelompok :
Nama Kelompok : 1. 4.
2. 5.
3.
120
Jawab:
I. Tahap memahami masalah (memahami soal)
o Diketahui dalam soal:
..............................................................................................................
o Ditanyakan dalam soal:
......................................................................................................................
II. Tahap membuat rencana pemecahan masalah
o Membuat kalimat matematika
...............................................................................................................
III. Tahap Melaksanakan Rencana Pemecahan Masalah
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...............................................................................................................
IV. Tahap memeriksa kembali penyelesaian yang telah dilaksanakan
Jadi, ............................................................................................................
2. Andi mengambil pita meteran dan berlari ke kamar mandi kemudian menghitung
bak air. Ternyata panjang semua sisi bak air sama yaitu 3 m. Berapa volume bak
air tersebut?
Jawab:
a. Tahap memahami masalah (memahami soal)
o Diketahui dalam soal:
..............................................................................................................
o Ditanyakan dalam soal:
......................................................................................................................
b. Tahap membuat rencana pemecahan masalah
o Membuat kalimat matematika
...............................................................................................................
121
c. Tahap Melaksanakan Rencana Pemecahan Masalah
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
.................................................................................................................
d. Tahap memeriksa kembali penyelesaian yang telah dilaksanakan
Jadi, ............................................................................................................
3. Sebuah kardus berbentuk kubus dengan panjang sisi 20 cm. Berapakah
volume kubus tersebut?
Jawab:
a. Tahap memahami masalah (memahami soal)
o Diketahui dalam soal:
..............................................................................................................
o Ditanyakan dalam soal:
......................................................................................................................
b. Tahap membuat rencana pemecahan masalah
o Membuat kalimat matematika
...............................................................................................................
c. Tahap Melaksanakan Rencana Pemecahan Masalah
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
.................................................................................................................
d. Tahap memeriksa kembali penyelesaian yang telah dilaksanakan
Jadi, ............................................................................................................
122
LAMPIRAN 17
HASIL OBSERVASI
AKTIVITAS MENGAJAR GURU
Mata Pelajaran : Matematika
Hari/Tanggal :Senin/ 22 Juni 2020
Tindakan/Siklus : Siklus II Pertemuan 1
Petunjuk: Daftar pengelolaan pembelajaran berikut berdasarkan langkah-langkah
model Pemecahan Masalah (problem solving) yang dilakukan guru di
dalam kelas. Amatilah pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang
dilakukan guru dengan memberi tanda ceklis (√) pada kolom yang
tersedia sesuai dengan pengamatan anda pada saat guru mengajar.
No. Aspek Yang
Diamati Deskriptor
Penilaian
Keterangan B
(3)
C
(2)
K
(1)
1.
Memahami
Masalah
sesuai dengan
Petunjuk
(Clue) yang
diberikan
Guru menjelaskan materi
tentang bangun ruang
kubus dalam bentuk soal
cerita
Guru memberikan
masalah dalam bentuk
LKS tentang bangun
ruang kubus dalam
bentuk soal cerita
Guru mempersilahkan
siswa berdiskusi untuk
menganalisis masalah
√
Baik √
√
√
123
tentang bangun ruang
kubus dalam bentuk soal
cerita yang terdapat
dalam LKS
2.
Membuat
Rencana
Pemecahan
Masalah
untuk
Memecahkan
Masalah
Guru membimbing siswa
menyusun pertanyaan
pada soal cerita tentang
bangun ruang kubus
dalam bentuk kalimat
matematika
Guru mendorong siswa
untuk mengemukakan ide
dalam kelompoknya
Guru membantu dan
membimbing siswa
saling bekerja sama
dalam kelompok
√
Baik
3.
Melaksanakan
Strategi
Pemecahan
Masalah
(Solve)
Guru mengarahkan siswa
untuk menyelesaikan soal
cerita tentang bangun
ruang kubus sesuai
langkah-langkah dalam
pemecahan masalah
(problem solving)
Guru membantu siswa
dalam memaparkan hasil
diskusi kelompoknya
√
Cukup
√
√
√
√
√
124
Guru meminta siswa
untuk menuliskan hasil
kerja kelompoknya di
papan tulis dan kelompok
lain memperhatikan
4.
Tahap
Memeriksa
Kembali
Penyelesaian
yang telah
Dilaksanakan
(Reflect)
Guru membantu siswa
untuk melakukan refleksi
Guru mendorong siswa
untuk aktif memberikan
tanggapan terhadap sajian
hasil pemecahan masalah
tentang bangun ruang
kubus dalam bentuk soal
cerita
Guru memberikan saran
terhadap sajian hasil
pemecahan masalah
tentang bangun ruang
kubus dalam bentuk soal
cerita oleh kelompok lain
√
Baik
Jumlah 11
Rata-rata 91%
Kategori Baik
√
√
√
125
Keterangan/Rubrik:
3 = Baik (Dikatakan baik apabila ke tiga indikator dilaksanakan)
2 = Cukup (Dikatakan cukup apabila hanya dua indikator terlaksana)
1 = Kurang (Dikatakan kurang apabila hanya satu indikator terlaksana)
Makassar, 20 Juni 2020
Mengetahui,
Observer
Andi Wirahandayani
NIM. 105401135818
126
LAMPIRAN 18
HASIL OBSERVASI
AKTIVITAS BELAJAR SISWA
Mata Pelajaran : Matematika
Hari/Tanggal : Senin/22 Juni 2020
Tindakan/Siklus : Siklus II Pertemuan 1
Petunjuk: Daftar pengelolaan pembelajaran berikut berdasarkan langkah-langkah
model Pemecahan Masalah (problem solving) yang dilakukan siswa di
dalam kelas. Amatilah pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang
dilakukan guru dengan memberi tanda ceklis (√) pada kolom yang
tersedia sesuai dengan pengamatan anda pada saat guru mengajar.
No.
Aspek yang
Dinilai Indikator
Penilaian
Kategori B
(3)
C
(2)
K
(1)
1.
Tahap
Memahami
Masalah sesuai
dengan
Petunjuk
(Clues) yang
diberikan
Siswa mendengarkan
penjelasan dari guru tentang
materi bangun ruang kubus
Siswa memahami masalah
dalam bentuk LKS tentang
bangun ruang kubus dalam
bentuk soal cerita
Siswa berdiskusi untuk
menganalisis masalah
tentang bangun ruang kubus
dalam bentuk soal cerita
yang terdapat dalam LKS
√
Baik √
√
√
127
2. Tahap
Membuat
Rencana
Pemecahan
Masalah untuk
Memecahkan
Masalah
Siswa menyusun pertanyaan
pada soal cerita tentang
bangun ruang kubus dalam
bentuk kalimat matematika
Siswa mengemukakan ide
dalam kelompoknya
Siswa saling bekerja sama
dalam kelompok
√
Baik
3.
Tahap
Melaksanakan
Strategi
Pemecahan
Masalah
(Solve)
Siswa mampu
menyelesaikan soal cerita
tentang bangun ruang kubus
sesuai langkah-langkah
dalam pemecahan masalah
(problem solving)
Siswa memaparkan hasil
diskusi kelompoknya
Siswa menuliskan hasil
kerja kelompoknya di papan
tulis dan kelompok lain
memperhatikan
√
Cukup
4. Tahap
Memeriksa
Kembali
Penyelesaian
yang telah
Dilaksanakan
(Reflect)
Siswa melakukan refleksi
Siswa aktif memberikan
tanggapan terhadap sajian
hasil pemecahan masalah
tentang bangun ruang kubus
dalam bentuk soal cerita
√
Baik
√
√
√
√
√
√
√
128
Siswa memperhatikan saran
guru terhadap sajian hasil
pemecahan masalah tentang
bangun ruang kubus dalam
bentuk soal cerita oleh
kelompok lain
Jumlah 11
Rata-rata 91%
Kategori Baik
Keterangan/Rubrik:
3 = Baik (B) = Jika 68% - 100% (19-28) siswa melakukan dari aspek yang diamati
2 = Cukup (C) = Jika 34% - 67% (10-18) siswa melakukan dari aspek yang diamati
1 = Kurang (K) = Jika 0% - 33% (0-9) siswa melakukan dari aspek yang diamati
Makassar, 20 Juni 2020
Mengetahui,
Observer
Andi Wirahandayani
NIM. 105401135818
√
129
LAMPIRAN 19
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS II PERTEMUAN 2
Sekolah : SD Inpres Layang Tua I Makassar
Mata Pelajaran : Matematika
Materi pokok : Bangun Ruang
Kelas / Semester : V / II
Waktu : 3 x 35 menit
A. Standar Kompetensi
6. Memahami sifat-sifat bangun datar dan hubungan antar bangun datar
B. Kompetensi Dasar
6.5 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan bangun datar dan bangun
ruang sederhana
C. Indikator
1. Mengidentifikasi cara menemukan volume balok
2. Mengoperasikan rumus volume balok dalam pemecahan masalah sehari-hari
D. Tujuan Pembelajaran
1. Dengan menggunakan model pembelajaran problem solving siswa dapat
mengidentifikasi cara menemukan rumus volume balok
2. Dengan menggunakan model pembelajaran problem solving siswa dapat
mengoperasikan rumus volume balok dalam pemecahan masalah sehari-hari
130
E. Materi Pembelajaran
Bangun ruang balok (Terlampir)
F. Metode dan Model Pembelajaran
1. Metode Pembelajaran:
• Ceramah
• Diskusi
• Tanya jawab
• Pemberian tugas
2. Model Pembelajaran: Pemecahan masalah (Problem solving)
G. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan Langkah Kegiatan Waktu
Kegiatan
Awal
a. Guru mengecek kesiapan belajar siswa
b. Guru memberi salam dan siswa menjawab salam, lalu
berdoa
c. Guru mengabsen kehadiran siswa
d. Guru mengadakan apersepsi
e. Guru menjelaskan tujuan belajar yang akan dicapai
dan langkah kegiatan belajar yang dilakukan siswa
f. Menyampaikan KKM yang ingin dicapai yakni 73
±10
Menit
Kegiatan
inti
1. Tahap Memahami Masalah sesuai dengan
Petunjuk (Clues) yang diberikan
a. Guru menyajikan materi bangun ruang balok
b. Guru membentuk siswa ke dalam beberapa
kelompok (dalam 1 kelompok terdiri dari 5-6 orang)
serta membagikan lembar kerja kepada setiap
kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota
±50
Menit
131
kelompoknya
c. Guru mempersilahkan siswa berdiskusi dalam
kelompok untuk menganalisis masalah yang terdapat
dalam LKS, bila siswa mengalami kesulitan dalam
memahami masalah, diberikan beberapa pertanyaan
yang mengarah pada hal-hal yang diketahui dan yang
ditanyakan.
2. Tahap membuat rencana pemecahan masalah
untuk memecahkan masalah
a. Guru membimbing siswa menyusun pertanyaan
pada soal dalam bentuk kalimat matematika
b. Guru mendorong siswa untuk mengemukakan ide
dalam kelompoknya.
c. Guru membantu dan membimbing semua
kelompok.
3. Tahap Melaksanakan Strategi Pemecahan
Masalah (Solve)
a. Guru mengarahkan siswa untuk menyelesaikan soal
sesuai langkah-langkah dalam pemecahan masalah
(problem solving).
b. Guru membantu siswa dalam memaparkan hasil
diskusi kelompoknya.
c. Mempersilahkan salah satu wakil kelompok untuk
menuliskan di papan tulis hasil kerja kelompoknya
dan kelompok lain memperhatikan.
4. Tahap Memeriksa Kembali Penyelesaian yang
telah Dilaksanakan (Reflect)
a. Membantu siswa untuk melakukan refleksi
132
b. Mendorong siswa untuk aktif memberikan
tanggapan terhadap sajian hasil pemecahan
masalah.
c. Guru memberikan saran terhadap sajian hasil
pemecahan masalah oleh tiap kelompok.
d. Memberikan penilaian dari masing-masing jawaban
kelompok siswa.
Kegiatan
Penutup
o Guru memberikan evaluasi
o Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran.
o Guru memberikan pesan-pesan moral
o Tindak lanjut
±10
Menit
H. Media dan Sumber Belajar
a. Media :
• Media visual tentang balok
• Papan tulis
• Spidol
b. Sumber :
• Soenarjo, RJ. 2008. Matematika 5 untuk SD/MI Kelas V. Jakarta: Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Hal: 56-58.
• KTSP 2006
133
I. Penilaian
a. Teknik Penilaian : Tes
b. Jenis : Tes Tertulis
c. Instrumen : Soal Uraian (Terlampir)
Makassar, 20 Juni 2020
Guru Kelas, Peneliti,
Andi Wirahandayani, S.Pd Andi Wirahandayani
NIP 19850128 201410 2001
Mengetahui,
Kepala SD Inpres Layang Tua I Makassar
Hj. Andi Wahyuni, M. Pd.
NIP 19711231 199308 2 008
134
LAMPIRAN 20
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : V/II
Hari/Tanggal : Jumat 26 Juni 2020
Alokasi Waktu : 3 x 35 Menit
A. Judul : Menghitung volume balok
B. Tujuan Pembelajaran : Agar kalian dapat menghitung volume balok
C. Uraian Materi : Volume balok
Balok
1. Mengingat kembali bagian-bagian balok
Titik sudut balok A, B, C, D, E, F, G, dan H
Rusuk balok AB, BC, CD, AD, AE, BF, CG, DH, EF, FG, GH, EH.
Sisi kubus ABCD, EFGH, ABEF, CDGH, BCFG, ADEH.
BAHAN AJAR
135
2. Volum balok satuan
Perhatikan banyaknya kotak satuan dari tumpukan balok berikut.
Banyaknya kotak satuan 2
Atau kita tulis 2 x 1 x 1 = 2
Banyaknya kotak satuan 8
Atau kita tulis 4 x2 x 2 = 16
Banyaknya kotak satuan 18
Atau kita tulis 3 x 2 x 3 = 18
Dari kubus satuan di atas, maka volum balok dengan panjang (p), lebar (l), dan
tinggi (t)
dirumuskan:
V = p x l x t
136
LAMPIRAN 21
LEMBAR KERJA SISWA
SIKLUS II
PERTEMUAN 2
Petunjuk!
• Duduklah bersama teman kelompokmu!
• Amati dan pahamilah soal yang ada di LKS!
• Bekerjasamalah dengan teman kelompokmu, dalam memecahkan masalah
dalam soal cerita dengan menggunakan rumus volume balok!
• Apabila mengalami kesulitan dalam memecahkan masalah silahkan bertanya
pada guru, atau membaca buku-buku yang sesuai dengan materi!
• Tulislah jawabanmu dengan menggunakan langkah-langkah penyelesaian
dengan jelas!
Soal
1. Sebuah akuarium berbentuk balok. Panjangnya 90 cm, lebarnya 60 cm. Akuarium
tersebut diisi air dengan setinggi 40 cm. Berapa volume air dalam akuarium
tersebut?
Jawab:
I. Tahap memahami masalah (memahami soal)
o Diketahui dalam soal:
..............................................................................................................
Mata Pelajaran : Matematika
Hari/Tanggal :
Kelompok :
Nama Kelompok : 1. 4.
2. 5.
3.
137
o Ditanyakan dalam soal:
......................................................................................................................
II. Tahap membuat rencana pemecahan masalah
o Membuat kalimat matematika
...............................................................................................................
III. Tahap Melaksanakan Rencana Pemecahan Masalah
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
.................................................................................................................
IV. Tahap memeriksa kembali penyelesaian yang telah dilaksanakan
Jadi, ............................................................................................................
2. Pak Eko seorang peternak ikan lele. Dia mempunyai kolam pemeliharaan ikan
lele berbentuk balok. Panjang kolom 5m, lebar 3 m, dan tinggi air 0,6 m. Berapa
volume air di kolam tersebut?
Jawab:
a. Tahap memahami masalah (memahami soal)
o Diketahui dalam soal:
..............................................................................................................
o Ditanyakan dalam soal:
......................................................................................................................
b. Tahap membuat rencana pemecahan masalah
o Membuat kalimat matematika
...............................................................................................................
138
c. Tahap Melaksanakan Rencana Pemecahan Masalah
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
d. Tahap memeriksa kembali penyelesaian yang telah dilaksanakan
Jadi, ............................................................................................................
3. Andi membeli coklat berbentuk balok dengan panjang 15 cm, lebar 3 cm, dan
tinggi 2 cm. Berapakah volume coklat tersebut?
Jawab:
a. Tahap memahami masalah (memahami soal)
o Diketahui dalam soal:
..............................................................................................................
o Ditanyakan dalam soal:
......................................................................................................................
b. Tahap membuat rencana pemecahan masalah
o Membuat kalimat matematika
...............................................................................................................
c. Tahap Melaksanakan Rencana Pemecahan Masalah
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
d. Tahap memeriksa kembali penyelesaian yang telah dilaksanakan
Jadi, ............................................................................................................
139
LAMPIRAN 22
TES HASIL BELAJAR SIKLUS II
Nama :……………….
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : V/ II
Hari/Tanggal :
Jawablah pertanyaan dibawah ini !
1. Abni membeli sebuah mainan berbentuk kubus.panjang sisi mainan tersebut
adalah 11cm. Berapa sentimeter kubik volume mainan abni?
2. Seorang pemborong bangunan akan membangun sebuah monumen berbentuk
kubus. Panjang sisi 7 m. Berapa volume monumen tersebut?
3. Pak Tedi menyusun kardus-kardus berisi gelas di lantai tokonya. Susunan
kardus gelas itu berbentuk balok berukuran panjang 6 kardus, lebar 4 kardus,
dan tinggi 4 kardus. Menurutmu, berapa jumlah kardus gelas yang disusun
Pak tedi?
4. Pak Markus membuat lubang sampah, panjangnya 80 cm, lebarnya 70 cm,
dan dalamnya 60 cm. Berapa centimeter kubik tanah yang digali oleh Pak
Markus?
5.
Gambar di atas adalah sebuah bak mandi. Ukuran bak mandi itu panjang 1 m,
lebar 0,8 m, dan dalam 0,6 m. Jika berisi air penuh, berapa liter volume air isi
bak mandi itu?
140
Rambu-rambu Jawaban dan Pedoman Penskoran Lembar Evaluasi
Siklus 2 Pertemuan 2
No. Rambu-rambu Jawaban Skor Bobot Soal
1. Diketahui:
Sisi kubus = 11 Cm
Ditanyakan:
Volume kubus = .... ?
1
4
Membuat kalimat matematika:
Berapa sentimeter kubik volume mainan Abni?
Peyelesaian:
V = sisi x sisi x sisi
𝑉 = 11 𝐶𝑚 𝑥 11 𝐶𝑚 𝑥 11𝐶𝑚
𝑉 = 1331 𝑐𝑚3
2
Jadi, volume mainan Abni adalah 1331 cm3 1
2. Diketahui:
Sisi kubus = 7 m
Ditanyakan:
Volume kubus = ...... ?
1
4
Membuat kalimat matematika:
Berapa volume monumen tersebut?
Penyelesaian:
V = sisi x sisi x sisi
𝑉 = 7 𝑚 𝑥 7 𝑚 𝑥 7 𝑚
𝑉 = 343 𝑚3
2
Jadi, volume monumen tersebut adalah 343 m3
1
141
3. Diketahui:
Panjang kardus = 6, Lebar kardus = 4, Tinggi
kardus= 4
Ditanyakan:
Volume balok = ......?
1
4
Membuat kalimat matematika:
Berapa jumlah kardus gelas yang disusun Pak
tedi?
Penyelesaian:
V = Panjang x Lebar x Tinggi
𝑉 = 6 𝑘𝑎𝑟𝑑𝑢𝑠 𝑥 4 𝑘𝑎𝑟𝑑𝑢𝑠 𝑥 4 𝑘𝑎𝑟𝑑𝑢𝑠
𝑉 = 96 𝑘𝑎𝑟𝑑𝑢𝑠
2
Jadi, jumlah kardus gelas yang disusun adalah 96
kardus 1
4. Diketahui:
Panjang = 80 cm, Lebar = 70 cm, Tinggi = 60 cm
Ditanyakan:
Volume balok = ?
1
4
Membuat kalimat matematika:
Berapa centimeter kubik tanah yang digali oleh
Pak Markus?
Penyelesaian:
V = Panjang x Lebar x Tinggi
𝑉 = 80 𝑐𝑚 𝑥 70 𝑐𝑚 𝑥 60 𝑐𝑚
𝑉 = 336.000 𝐶𝑚3
2
Jadi, tanah yang digali oleh Pak Markus adalah
336.000 cm3
1
142
5. Diketahui:
Panjang = 1 m, Lebar = 0,8 m, Tinggi = 0,6 m
Ditanyakan:
Volume balok = .... ?
1
4
Membuat kalimat matematika:
Berapa liter volume air isi bak mandi itu?
Penyelesaian:
V = 1 m x 0,8 m x 0,6 m
V = 0,48 m3
V = 0,48 m3 = 480 Liter
2
Jadi, volume air isi bak mandi adalah 480 liter 1
Jumlah 20
Keterangan:
Rumus menghitung skor pemerolehan:
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑘𝑜𝑟
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝐾𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢𝑎ℎ𝑎𝑛× 100
143
LAMPIRAN 23
HASIL OBSERVASI
AKTIVITAS MENGAJAR GURU
Mata Pelajaran : Matematika
Hari/Tanggal : Jumat/26 Juni 2020
Tindakan/Siklus : Siklus II Pertemuan 2
Petunjuk: Daftar pengelolaan pembelajaran berikut berdasarkan langkah-langkah
model Pemecahan Masalah (problem solving) yang dilakukan guru di
dalam kelas. Amatilah pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang
dilakukan guru dengan memberi tanda ceklis (√) pada kolom yang
tersedia sesuai dengan pengamatan anda pada saat guru mengajar.
No. Aspek Yang
Diamati Deskriptor
Penilaian
Keterangan B
(3)
C
(2)
K
(1)
1.
Memahami
Masalah
sesuai dengan
Petunjuk
(Clue) yang
diberikan
Guru menjelaskan materi
tentang bangun datar
segitiga dalam bentuk
soal cerita
Guru memberikan
masalah dalam bentuk
LKS tentang bangun
datar segitiga dalam
bentuk soal cerita
Guru mempersilahkan
siswa berdiskusi untuk
menganalisis masalah
√
Baik √
√
√
144
tentang bangun datar
segitiga dalam bentuk
soal cerita yang terdapat
dalam LKS
2.
Membuat
Rencana
Pemecahan
Masalah
untuk
Memecahkan
Masalah
Guru membimbing siswa
menyusun pertanyaan
pada soal cerita tentang
bangun datar segitiga
dalam bentuk kalimat
matematika
Guru mendorong siswa
untuk mengemukakan ide
dalam kelompoknya
Guru membantu dan
membimbing siswa
saling bekerja sama
dalam kelompok
√
Baik
3.
Melaksanakan
Strategi
Pemecahan
Masalah
(Solve)
Guru mengarahkan siswa
untuk menyelesaikan soal
cerita tentang bangun
datar segitiga sesuai
langkah-langkah dalam
pemecahan masalah
(problem solving)
Guru membantu siswa
dalam memaparkan hasil
diskusi kelompoknya
√
Cukup
√
√
√
√
√
145
Guru meminta siswa
untuk menuliskan hasil
kerja kelompoknya di
papan tulis dan kelompok
lain memperhatikan
4.
Tahap
Memeriksa
Kembali
Penyelesaian
yang telah
Dilaksanakan
(Reflect)
Guru membantu siswa
untuk melakukan refleksi
Guru mendorong siswa
untuk aktif memberikan
tanggapan terhadap sajian
hasil pemecahan masalah
tentang bangun datar
segitiga dalam bentuk
soal cerita
Guru memberikan saran
terhadap sajian hasil
pemecahan masalah
tentang bangun datar
segitiga dalam bentuk
soal cerita oleh kelompok
lain
√
Baik
Jumlah 11
Rata-rata 91%
Kategori Baik
√
√
√
146
Keterangan/Rubrik:
3 = Baik (Dikatakan baik apabila ke tiga indikator dilaksanakan)
2 = Cukup (Dikatakan cukup apabila hanya dua indikator terlaksana)
1 = Kurang (Dikatakan kurang apabila hanya satu indikator terlaksana)
Makassar, 20 Juni 2020
Mengetahui,
Observer
Andi Wirahandayani
NIM. 105401135818
147
LAMPIRAN 24
HASIL OBSERVASI
AKTIVITAS BELAJAR SISWA
Mata Pelajaran : Matematika
Hari/Tanggal : Jumat 26 Juni 2020
Tindakan/Siklus : Siklus II Pertemuan 2
Petunjuk: Daftar pengelolaan pembelajaran berikut berdasarkan langkah-langkah
model Pemecahan Masalah (problem solving) yang dilakukan siswa di
dalam kelas. Amatilah pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang
dilakukan guru dengan memberi tanda ceklis (√) pada kolom yang
tersedia sesuai dengan pengamatan anda pada saat guru mengajar.
No.
Aspek yang
Dinilai Indikator
Penilaian
Kategori B
(3)
C
(2)
K
(1)
1.
Tahap
Memahami
Masalah sesuai
dengan
Petunjuk
(Clues) yang
diberikan
Siswa mendengarkan
penjelasan dari guru tentang
materi bangun ruang kubus
Siswa memahami masalah
dalam bentuk LKS tentang
bangun ruang kubus dalam
bentuk soal cerita
Siswa berdiskusi untuk
menganalisis masalah
tentang bangun ruang kubus
dalam bentuk soal cerita
yang terdapat dalam LKS
√
Baik √
√
√
148
2. Tahap
Membuat
Rencana
Pemecahan
Masalah untuk
Memecahkan
Masalah
Siswa menyusun pertanyaan
pada soal cerita tentang
bangun ruang kubus dalam
bentuk kalimat matematika
Siswa mengemukakan ide
dalam kelompoknya
Siswa saling bekerja sama
dalam kelompok
√
Baik
3.
Tahap
Melaksanakan
Strategi
Pemecahan
Masalah
(Solve)
Siswa mampu
menyelesaikan soal cerita
tentang bangun ruang kubus
sesuai langkah-langkah
dalam pemecahan masalah
(problem solving)
Siswa memaparkan hasil
diskusi kelompoknya
Siswa menuliskan hasil
kerja kelompoknya di papan
tulis dan kelompok lain
memperhatikan
√
Cukup
4. Tahap
Memeriksa
Kembali
Penyelesaian
yang telah
Dilaksanakan
(Reflect)
Siswa melakukan refleksi
Siswa aktif memberikan
tanggapan terhadap sajian
hasil pemecahan masalah
tentang bangun ruang kubus
dalam bentuk soal cerita
√
Baik
√
√
√
√
√
√
√
149
Siswa memperhatikan saran
guru terhadap sajian hasil
pemecahan masalah tentang
bangun ruang kubus dalam
bentuk soal cerita oleh
kelompok lain
Jumlah 11
Rata-rata 91%
Kategori Baik
Keterangan/Rubrik:
3 = Baik (B) = Jika 68% - 100% (19-28) siswa melakukan dari aspek yang diamati
2 = Cukup (C) = Jika 34% - 67% (10-18) siswa melakukan dari aspek yang diamati
1 = Kurang (K) = Jika 0% - 33% (0-9) siswa melakukan dari aspek yang diamati
Makassar, 20 Juni 2020
Mengetahui,
Observer
Andi Wirahndayani
NIM. 105401135818
√
110
LAMPIRAN 12
Data Hasil Tes Siklus I
No. Nama Siswa Skor Skor
Mak. Nilai Kategori
1. ABD. RAHMAN RIZALI
8 20 40 Tidak Tuntas
2. AHMAD NUR
14 20 70 Tidak Tuntas
3. AHSANI TAQWIN
7 20 35 Tidak Tuntas
4. ANDIALIF DAULA ARAFAH
7 20 35 Tidak Tuntas
5. ANDI ASTI TENRI PADA
14 20 70 Tuntas
6. ANDI MUH. REZKI PUTRA
7 20 35 Tidak Tuntas
7. AQHLATUL FIQHA
15 20 75 Tuntas
8. AQIL SAFWAN Z
7 20 25 Tidak Tuntas
9. ATHIRA HUMAYRA
15 20 75 Tuntas
10. FAHIRA
19 20 95 Tuntas
11. ENA TESSA ASMUL
15 20 75 Tuntas
12. GUNTUR TIRTANA ARIFIN
18 20 90 Tuntas
13. KAMILA REGINA PUTRI
18 20 90 Tuntas
14. KEVIN ARYADWI
14 20 70 Tuntas
15. M. FAHRI NABIL
14 20 70 Tuntas
16. M. RISKY ALAMSYAH
20 20 100 Tuntas
17. MUFADAL SAPUTRA M
15 20 75 Tuntas
18. MUH. AKSEL
14 20 70 Tuntas
19. MUH. FARHAN MAHADIKA
9 20 45 Tidak Tuntas
20. MUH. KEISHA
13 20 65 Tidak Tuntas
21. MUH. RIFKI
15 20 75 Tuntas
22. MUH. RISWAN SYAHRUL
13 20 65 Tidak Tuntas
23. MUH. SYAHRUL H
10 20 50 Tidak Tuntas
111
24. MUH.THAREQ ABDILLAH
8 20 40 Tidak Tuntas
25. MUH. WAHYU RAMADHAN
10 20 50 Tidak Tuntas
26. MUHAMMAD ADRICH F
10 20 50 Tidak Tuntas
27. MUHAMMAD FATHAN F
15 20 75 Tuntas
28. MUNIRA
20 20 100 Tuntas
KETIDAK TUNTASAN BELAJAR KLASIKAL 42
KETUNTASAN BELAJAR KLASIKAL 58 Cukup
112
LAMPIRAN 13
Tabel Distribusi Frekuensi dan Presentasi
Rentang Nilai Kategori Frekuensi Presentase (%)
0-69 Tidak Tuntas 12 42 %
70-100 Tuntas 16 58 %
Jumlah 28 100%
150
LAMPIRAN 25
Data Hasil Tes Siklus II
No. Nama Siswa Skor Skor
Mak. Nilai Kategori
1. ABD. RAHMAN RIZALI 14 20 75 Tuntas
2. AHMAD NUR 20 20 100 Tuntas
3. AHSANI TAQWIN 12 20 60 Tidak Tuntas
4. ANDI ALIF DAULA ARAFAH 11 20 55 Tidak Tuntas
5. ANDI ASTI TENRI PADA 20 20 100 Tuntas
6. ANDI MUH. REZKI PUTRA H 12 20 60 Tidak Tuntas
7. AQHLATUL FIQHA 20 20 100 Tuntas
8. AQIL SAFWAN Z 11 20 55 Tidak Tuntas
9. ATHIRA HUMAYRA SANGEA 20 20 100 Tuntas
10. FAHIRA 20 20 100 Tuntas
11. ENA TESSA ASMUL 15 20 75 Tuntas
12. GUNTUR TIRTANA ARIFIN 20 20 100 Tuntas
13. KAMILA REGINA PUTRI 20 20 100 Tuntas
14. KEVIN ARYADWI 20 20 100 Tuntas
15. M. FAHRI NABIL 14 20 70 Tuntas
16. M. RISKY ALAMSYAH 20 20 100 Tuntas
17. MUFADAL SAPUTRA M 20 20 100 Tuntas
18. MUH. AKSEL 18 20 90 Tuntas
19. MUH. FARHAN MAHADIKA M. ISA 18 20 90 Tuntas
20. MUH. KEISHA 20 20 100 Tuntas
21. MUH. RIFKI 17 20 85 Tuntas
22. MUH. RISWAN SYAHRUL 20 20 100 Tuntas
23. MUH. SYAHRUL H 16 20 80 Tuntas
151
24. MUH.THAREQ ABDILLAH R 11 20 55 Tidak Tuntas
25. MUH. WAHYU RAMADHAN R 14 20 70 Tuntas
26. MUHAMMAD ADRICH FARHAN A 8 20 40 Tidak Tuntas
27. MUHAMMAD FATHAN FAHREZA 20 20 100 Tuntas
28. MUNIRA 20 20 100 Tuntas
KETIDAK TUNTASAN BELAJAR KLASIKAL 21
KETUNTASAN BELAJAR KLASIKAL 79 Tuntas
152
LAMPIRAN 26
Tabel Distribusi Frekuensi dan Presentasi
Rentang Nilai Kategori Frekuensi Presentase (%)
0-69 Tidak Tuntas 6 21 %
70-100 Tuntas 22 79 %
Jumlah 28 100%
152
LAMPIRAN 27
Rekapitulasi Nilai Hasil Tes
Siklus I dan Siklus II
No Nama Siswa Hasil Belajar Keterangan
Sik.I Sik.II Kategori Peningkatan
1. ABD. RAHMAN RIZALI 40 75 Tuntas Meningkat
2. AHMAD NUR 70 100 Tuntas Meningkat
3. AHSANI TAQWIN 35 60 Tidak Tuntas Meningkat
4. ANDI ALIF DAULA ARAFAH 35 55 Tidak Tuntas Meningkat
5. ANDI ASTI TENRI PADA 70 100 Tuntas Meningkat
6. ANDI MUH. REZKI PUTRA H 35 60 Tidak Tuntas Meningkat
7. AQHLATUL FIQHA 75 100 Tuntas Meningkat
8. AQIL SAFWAN Z 25 55 Tidak Tuntas Meningkat
9. ATHIRA HUMAYRA SANGEA 75 100 Tuntas Meningkat
10. FAHIRA 95 100 Tuntas Meningkat
11. ENA TESSA ASMUL 75 75 Tuntas Tetap
12. GUNTUR TIRTANA ARIFIN 90 100 Tuntas Meningkat
13. KAMILA REGINA PUTRI 90 100 Tuntas Meningkat
14. KEVIN ARYADWI 70 100 Tuntas Meningkat
15. M. FAHRI NABIL 70 70 Tuntas Tetap
16. M. RISKY ALAMSYAH 100 100 Tuntas Tetap
17. MUFADAL SAPUTRA M 75 100 Tuntas Meningkat
18. MUH. AKSEL 70 90 Tuntas Meningkat
19. MUH. FARHAN MAHADIKA M. ISA 45 90 Tuntas Meningkat
20. MUH. KEISHA 65 100 Tuntas Meningkat
21. MUH. RIFKI 75 85 Tuntas Meningkat
22. MUH. RISWAN SYAHRUL 65 100 Tuntas Meningkat
153
23. MUH. SYAHRUL H 50 80 Tuntas Meningkat
24. MUH.THAREQ ABDILLAH R 40 55 Tidak Tuntas Meningkat
25. MUH. WAHYU RAMADHAN R 50 70 Tuntas Meningkat
26. MUHAMMAD ADRICH FARHAN A 50 40 Tidak Tuntas Meningkat
27. MUHAMMAD FATHAN FAHREZA 75 100 Tuntas Meningkat
28. MUNIRA 100 100 Tuntas Tetap
Jumlah 1800 2360
Rata-rata 64,28 84,28
Ketuntasan Klasikal 58% 79%
Kategori Tidak
Tuntas Tuntas
RIWAYAT HIDUP
ANDI WIRAHANDAYANI, lahir pada tanggal 28 Januari
1985 di Ujung Pandang Provinsi Sulawesi Selatan. Anak
keempat dari lima bersaudara, dari pasangan Alm Drs. H. Andi
Nyompa dan Dra. Hj. Andi Fatimah B. Peneliti memulai
jenjang pendidikan pada tahun 1992 di SD Negeri Mangkura I
Makassar dan tamat pada tahun 1997. Pada tahun itu juga, peneliti melanjutkan
pendidikan ke SMP Negeri 7 Makassar dan tamat pada tahun 2000. lalu melanjutkan
pendidikan ke SMA Negeri 4 Makassar dan menyelesaikan pendidikan tahun 2003.
Dengan izin Allah, pada tahun 2003 penulis kemudian melanjutkan pendidikan ke
Perguruan Tinggi Universitas Hasanuddin tingkat pendidikan S1 jurusan sastra
Inggris dan lulus pada tahun 2007, kemudian penulis memulai karirnya dengan
mengabdi di salah satu sekolah di Makassar sebagai guru honorer sehingga penulis
dituntut untuk melanjutkan pendidikan untuk mendapatkan ijazah pendidikan di
Universitas Negeri Makassar dengan jurusan yang sama yaitu S1 Pendidikan Bahasa
Inggris dan lulus pada tahun 2008 dan Alhamdulillah penulis berhasil diterima
sebagai CPNS di pemkot Makassar pada tahun 2014 di sekolah tempat penulis
mengabdi sebagai honorer. Tapi karena ijazah dengan SK Pengangkatan CPNS tidak
linear sehingga penulis memutuskan untuk melanjutkan pendidikan di Universitas
Muhammadiyah jurusan S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) pada tahun
2018 dan lulus pada tahun 2021.