PENYUSUNAN PROGRAMA PENYULUHAN PERTANIAN
1.Pengenalan Metode PRA2.Penyusunan Programa
3.Sistem LAKU
Tujuan Instruksional Khusus :1)Mahasiswa dapat memahami dan menerapkan metode PRA2)Mahasiswa dapat membuat program penyuluhan3)Mahasiswa dapat memahami penerapan sistem LAKU
Partisipasi Petani?
• Sikap kerjasama petani dalam pelaksanaan program penyuluhan dengan cara menghadiri rapat-rapat, mendemonstrasikan metode baru untuk usahatani mereka dsb.
• Pengorganisasian kegiatan-kegiatan penyuluhan oleh kelompok petani
• Menyediakan informasi yg diperlukan untuk merencanakan program penyuluhan yg efektif
• Petani/organisasinya membayar seluruh/sebagian biaya yang dibutuhkan jasa penyuluhan
Mengapa petani harus berpartisipasi ?
• Memiliki informasi yg sangat penting untuk merencanakan program yg berhasil termasuk tujuan,situasi, pengetahuan serta pengalaman mereka
• Petani lebih termotivasi utk bekerjasama dalam program penyuluhan jika ikut bertanggungjawab di dalamnya
• Sebagai masyarakat yg demokratis secara umum menerima bahwa rakyat yg terlibat berhak berpartisipasi dalam keputusan mengenai tujuan yg akan dicapai
• Banyak permasalahan pembangunan pertanian, tidak mungkin lagi dipecahkan dengan pengambilan keputusan perorangan. Partsispasi kelompok sasaran dalam keputusan kolektif sangat dibutuhkan.
Apa itu PRA (Participatory Rural Appraisal ) ?
• PRAsecara harfiah artinya penilaian/pengkajian/ penelitian (keadaan) desa secara partisipatif
• Dengan demikian PRACara yg digunakan dalam melakukan kajian untuk memahami keadaan atau kondisi desa dengan melibatkan partisipasi masyarakat.
• Metode dan teknik PRA di daerah desa tetapi juga di daerah kotaKajian masyarakat
• Kegiatan PRA bukanlah pelibatan masy dlm sebuah paket penerapan PRA melaikan sebuah proses berkesinambungan selama kegiatan bersama antara penyelenggara progrm dan masyarakat
Lanjutan PRA.......
• Oki PRA dlm penafsiran selanjutnya pendekatan dan teknik-teknik pelibatan masyarakat dalam proses-proses pemikiran yg berlangsung selama kegiatan perencanaan, pelaksanaan serta pemantaun dan evaluasi program pembangunan masy. (secara luas)
• PRA merupakan metode pendekatan belajar mengenai kondisi dan kehidupan pedesaan dari, dengan , oleh masyarakat pedesaan sendiri, meliputi kegiatan menganalisis, merencanakan dan bertindak.
• Dengan demikian PRA diartikan sebagaisekumpulan pendekatan dan metode yang mendorong masy pedesaan utk turut serta meningkatkan dan menganalisis pengetahuan mereka mengenai hidup dan kondisi mereka sendiri, agar mereka dpt membuat rencana dan tindakan.
Mengapa PRA ?
1. Adanya kritik terhadap pendekatan TOP DOWN
2. Munculnya pemikiran pendekatan partisipatory
Prinsip-Prinsip PRA
1. Prinsip mengutamakan yg terabaikan (keberpihakan) Prinsip ini memiliki makna keberpihakan terhadap masyarakat
yang terabaikan, termarjinalisasikan, mungkin tertindas atau terlindas oleh struktur
2. Prinsip pemberdayaan (penguatan) masyarakat, PRA bertujuan- meningkatkan kemampuan masyarakat, dalam
menganalisa keadaannya dan meningkatkan taraf hidupnya secara mandiri dengan menggunakan sumber daya setempat serta menurun ketergantungan kepada pihak luar.
3. Prinsip masyarakat sebagai pelaku, org luar sebagai fasilitator
Menempatkan masyarakat sebagai pusat dari kegiatan pembangunan, (org luar mendorong sebagi proses perubahan)
4. Prinsip saling belajar dan menghargai perbedaan
PRA adalah suatu proses belajar berdasarkan pengalaman.
Lanjutan Prinsip PRA...
5. Santai dan Informal Kegiatan PRA diselenggarakan dalam suasana yang
bersifat luwes, terbuka, tidak memaksa dan informal. 6. Trianggulasi Salah satu kegiatan PRA adalah usaha mengumpulkan dan
menganalisis data atau informasi secara sistematis bersama masyarakat
7. Optimalisasi Hasil Prinsip mengoptimalkan atau memperoleh hasil informasi
yang tepat guna menurut metode PRA adalah :- Lebih baik kita "tidak tahu apa yang tidak perlu kita ketahui" (ketahui secukupnya saja)- Lebih baik kita "tidak tahu apakah informasi itu bisa disebut benar seratus persen, tetap diperkirakan bahwa informasi itu cenderung mendekati kebenaran" (daripada kita tahu sama sekali)
Lanjutan...prinsip-prinsip PRA
8. Orientasi Praktis Artinya bahwa program program yang dikembangkan dengan
metode PRA ini lebih berorientasi pada pemecahan masalah secara praktis
9. Prinsip keberlanjutan dan selang waktu Metode PRA bukanlah kegiatan paket yang selesai setelah
kegiatan penggalian informasi dianggap cukup dan orang luar yang memfasilitasi kegiatan keluar dari desa
10. Belajar dari Kesalahan Dalam PRA kesalahan itu wajar dan sangat manusiawi, oleh
sebab itu perencanaan program jangan terlalu sulit sehingga masyarakat tidak mampu memenuhinya
11. Terbuka Prinsip terbuka menganggap PRA sebagai metode dan
perangkat teknik yang belum selesai, sempurna dan pasti benar
Tiga Pilar/Unsur Utama PRADuduk bersama, Mendengar, Berbaur
Mereka mampu melakukan, Belajar dari kesalahan, Memfasilitasi
Melakukan trianggulasi “SUMBER”Bersikap ‘rendah hati’,Fleksibel
Mengujicoba, Berimprovisasi
SIKAP PRILAKU ORANG LUAR
BERBAGITEKNIK-TEKNIK/METODEPengetahuanPengalaman
Proses belajar
Pemetaan, Transek, Diagram Venn, Alur sejarah, Alur pemasaranAnalisis kehidupan, Ranking, dan lain-lain
Daur Program PRA
Daur program adalah tahapan-tahapan dalam pengembangan program mulai dari: 1.Identifikasi masalah dan kebutuhan, 2.Pencarian alternatif kegiatan, 3.Pemilihan alternatif kegiatan, 4.Pengorganisasian dan pelaksanaan kegiatan serta5.Pemantauan dan evaluasi program
DAUR
PROGRAM
PERENCANAAN KEGIATAN
Kajian Potensi dan Alternatif Kegiatan
PELAKSANAAN KEGIATAN
PRA Sebagai sikap dan perilaku petugas lapangan
PEMANTAUAN KEGIATAN
Teknik PRA untuk melihat perkembangan program
EVALUASI KEGIATAN
Teknik PRA untuk mengkaji hasil akhir program
PENJAJAGAN KEBUTUHAN
Kajian masalah dan kebutuhan
Teknik-Teknik PRA
• Teknik penelusuran alur sejarah• Teknik pembuatan bagan kecendrungan dan
perubahan• Penyusunan kalender musiman• Teknik pembuatan peta desa• Teknik transek (penelusuran lokasi)• Pembuatan sketsa kebun• Diagram Venn (bagan hubungan kelembagaan)• Kajian mata pencaharian• Wawancara semi terstruktur• Dan lain-lain
Adanya kritik terhadap pendekatan TOP DOWN
• Program pembangunan selama ini bersifat diturunkan dari pemimpin lembaga kepada pelaksana dan masyr, walaupun program ini didasarkan pd proses penjajagan kebutuhan (need assessment) masyarakat. Akibatnya :
1. Byk hasil pemb tdk menyentuh kebutuhan yang sesungguhnya dirasakan masyarakat
2. Keterlibatan masyarakat hanyalah sebagai pelaksana, masy bukan sebagai pemilik, sehingga dukungan thd program bersifat pura-pura
3. Keterlibatan masy kurang mendidik dan kurang menjamin keberlanjutan program, karena prakarsa dan keterampilan dimiliki org luar
Munculnya pemikiran pendekatan partisipatory
• Perlu membandingkan pendekatan program yg bersifat top down & pendekatan program yg bersifat partisipatif (Bottom-up)
• Sebagai variabel pembanding antara lain : unsur manajemen, pendekatan model, tujuan, strategi, sumber informasi, peran penyuluh, kedudukan pelaku utama, pendanaan, program penyuluhan , materi penyuluhan, metode pembelajaran
• Menemukan cara untuk mewujudkan pendekatan yg partisipatif secara praktis dilapangan
Pengertian Programa ?
• Programa PP disusun untuk memberikan arah, pedoman dan alat pengendali pencapain tujuan penyelenggaraan PP
• Penyusunan Programa prinsip keterpaduan dan kesinergian program PP pada setiap tingkatan
• Programasuatu pernyataan tertulis tentang keadaan, masalah, tujuan dan cara pencapaian tujuan yang disusun dalam bentuk dan sistematika yg teratur
TAHAPAN PENYUSUNAN PROGRAMA
Penyusunan programa desa dimulai dengan penggalian data dan informasi mengenai potensi desa, monografi desa, jenis komoditas unggulan desa dan tingkat produktivitasnya, keberadaan poktan/gapoktan, keberadaan kelembagaan agribisnis desa, masalah-masalah yang dihadapi oleh pelaku utama dan pelaku usaha. Penggalian data ini dilakukan oleh penyuluh bersama-sama dengan tokoh dan anggota masyarakat guna menjaring kebutuhan nyata, harapan dan aspirasi pelaku utama dan pelaku usaha, antara lain dengan metode Participatory Rural Appraisal (PRA)
Pertemuan-pertemuan dalam rangka penyusunan programa penyuluh di desa/ kelurahan dimotori oleh penyuluh (PNS, swasta, dan swadaya) yang bertugas di desa/kelurahan dan dihadiri oleh kepala desa/kelurahan, tokoh masyarakat, serta pengurus kelembagaan pelaku utama dan pelaku usaha
1. PROGRAMA PENYULUHAN DESA
.
Pertemuan-pertemuan pada akhirnya menghasilkan programa desa yang merupakan sintesa antara kegiatan poktan/gapoktan di tingkat desa dengan kegiatan dinas/cabang dinas lingkup pertanian yang dialokasikan di desa/kelurahan
Programa penyuluhan desa/kelurahan tidak disahkan, namun diketahui oleh kepala desa/kelurahan agar dapat disinergikan dengan program pembangunan di wilayahnya
Naskah programa penyuluhan kemudian dijabarkan oleh masing-masing penyuluh ke dalam Rencana Kerja Tahunan Penyuluh (RKTP)
2. PROGRAMA PENYULUHAN KECAMATAN (BPP)
• Penyusunan programa Kecamatan dimulai dari perumusan keadaan, masalah, tujuan dan cara mencapai tujuan. Dalam proses ini dilakukan pemeringkatan masalah-masalah yang dihadapi oleh pelaku utama dan pelaku usaha sesuai dengan skala prioritas kebutuhan pelaku utama dan pelaku usaha dan fokus pembanguan di kecamatan (BPP);
• Penyusunan programa dilakukan oleh penyuluh pertanian di kecamatan dan perwakilan kelembagaan pelaku utama dan pelaku usaha melalui serangkaian pertemuan-pertemuan untuk menghasilkan draf programa kecamatan (BPP);
.
• Programa yang sudah final ditandatangani oleh koordinator penyuluh kecamatan dan perwakilan kelembagaan pelaku utama dan pelaku usaha, kemudian disahkan oleh Kepala Balai Penyuluhan.
• Naskah programa kemudian dijabarkan oleh masing-masing penyuluh ke dalam RKTP kecamatan, serta disampaikan dalam forum musrenbangtan kecamatan sebagai bahan penyusunan perencanaan pembangunan kecamatan
3. PROGRAMA PENYULUHAN KABUPATEN
• Penyusunan programa kabupaten dimulai dari perumusan keadaan, masalah, tujuan dan cara mencapai tujuan. Dalam proses ini dilakukan pemeringkatan masalah-masalah yang dihadapi oleh pelaku utama dan pelaku usaha sesuai dengan skala prioritas kebutuhan pelaku utama dan pelaku usaha dan fokus pembanguan di masing-masing tingkatan;
• Penyusunan programa dilakukan oleh penyuluh pertanian di kabupaten dan perwakilan kelembagaan pelaku utama dan pelaku usaha melalui serangkaian pertemuan-pertemuan untuk menghasilkan draf programa kabupaten;
• Draf programa kabupaten disajikan dalam pertemuan yang dihadiri oleh pejabat yang membidangi perencanaan dari dinas/instansi lingkup pertanian, perikanan, dan kehuatanan dan perwakilan kelembagaan pelaku utama dan pelaku usaha dalam rangka sintesa kegiatan penyuluhan;
.
• Programa penyuluhan kabupaten yang sudah final ditandatangani oleh koordinator penyuluh di kabupaten dan perwakilan kelembagaan pelaku utama dan pelaku usaha, kemudian disahkan oleh kepala badan pelaksana penyuluhan/kepala kelembagaan penyuluhan kabupaten, dan diketahui oleh pejabat dinas/instansi lingkup pertanian, perikanan, dan kehutahan yang membidangi perencanaan di masing-masing unit kerjanya;
• Naskah programa kemudian dijabarkan oleh masing-masing penyuluh ke dalam RKTP kabupaten, serta disampaikan dalam forum musrenbangtan kabupaten/kota sebagai bahan penyusunan perencanaan pembangunan kabupaten/kota
4. PROGRAMA PENYULUHAN PROVINSI
• Penyusunan programa provinsi dimulai dari perumusan keadaan, masalah, tujuan dan cara mencapai tujuan. Dalam proses ini dilakukan pemeringkatan masalah-masalah yang dihadapi oleh pelaku utama dan pelaku usaha sesuai dengan skala prioritas kebutuhan pelaku utama dan pelaku usaha dan fokus pembanguan di provinsi;
• Penyusunan programa dilakukan oleh penyuluh pertanian di provinsi dan perwakilan kelembagaan pelaku utama dan pelaku usaha melalui serangkaian pertemuan-pertemuan untuk menghasilkan draf programa provinsi;
• Draf programa provinsi disajikan dalam pertemuan yang dihadiri oleh pejabat yang membidangi perencanaan dari dinas/instansi lingkup pertanian, perikanan, dan kehutanan dan perwakilan kelembagaan pelaku utama dan pelaku usaha dalam rangka sintesa kegiatan penyuluhan;
.
• Programa penyuluhan provinsi yang sudah final ditandatangani oleh koordinator penyuluh di provinsi dan perwakilan kelembagaan pelaku utama dan pelaku usaha, kemudian disahkan oleh kepala badan koordinasi penyuluhan/kepala kelembagaan penyuluhan provinsi, dan diketahui oleh pejabat dinas/instansi lingkup pertanian, perikanan, dan kehutahan yang membidangi perencanaan di masing-masing unit kerjanya;
• Naskah programa kemudian dijabarkan oleh masing-masing penyuluh ke dalam RKTP di provinsi, serta disampaikan dalam forum musrenbangtan provinsi sebagai bahan penyusunan perencanaan pembangunan provinsi.
Unsur-Unsur Programa PP
Unsur-Unsur Programa PP
Keadaan
3) Tujuan
1) Keadaan
4) Cara Pencapaian
Tujuan
2) Masalah
KEADAAN
• Keadaan menggambarkan fakta-fakta berupa data dan informasi mengenai potensi, produktivitas dan lingkungan usaha pertanian, perilaku/tingkat kemampuan petani dan kebutuhan pelaku utama dalam usahanya di wilayah (desa/kelurahan, kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, nasional) pada saat akan disusunnya programa penyuluhan pertanian
KEADAAN
• Merupakan fakta yang ditunjukan oleh data yang terdapat pada saat akan disusunnya suatu programa
• Data Aktual dan Data Potensial
Contoh Data Aktual1. Produksi Padi Desa A MT 2010/2011 rata-rata mencapai 62 kwintal/ha2. Telah terbantuk kelompok tani
• Data Potensial1. Hasil demplot pemupukan berimbang padi di desa A MT 2010/2011
mencapai 80 kwintal /ha2. Berdasarkan kemampuan sosial masyarakat dan variasinya
komoditas di Desa A dapat dibentuk kelompok tani minimal 10
Masalah
Suatu wilayah dikatakan mempunyai masalah kalau ada fakta yang belum memuaskan atau fakta tersebut
belum sesuai dengan yang diinginkan
Terdapat perbedaan antara data aktual dan potensial
Faktor-Faktor Penyebab Fakta tidak memuaskan (masalah)
Prilaku dan Non Prilaku
PERMASALAHAN• Permasalahan dalam hal ini terkait dengan faktor-faktor yang
dinilai dapat menyebabkan tidak tercapainya tujuan, atau faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya perbedaan antara kondisi saat ini (faktual) dengan kondisi yang ingin dicapai. Faktor-faktor tersebut antara lain:
Faktor yang bersifat perilaku, yaitu faktor yang berkaitan dengan tingkat adopsi pelaku utama dan pelaku usaha terhadap penerapan suatu inovasi/teknologi baru, misalnya belum yakin, belum mau, atau belum mampu menerapkan dalam usahanya.
Faktor yang bersifat non perilaku, yaitu faktor yang berkaitan dengan ketersediaan dan kondisi sarana dan prasarana pendukung usaha pelaku utama dan pelaku usaha, misalnya ketersediaan pupuk, benih/bibit atau modal.
.
• Dari sekian banyak permasalahan yang diidentifikasi, perlu dibuat pemeringkatan sesuai dengan prioritas pembangunan pertanian di suatu wilayah. Penetapan urutan prioritas masalah tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan teknik identifikasi faktor penentu (impact point), dan teknik pemeringkatan masalah lainnya
TUJUAN• Tujuan dalam hal ini memuat pernyataan mengenai
perubahan perilaku dan kondisi pelaku utama dan pelaku usaha yang hendak dicapai dengan cara menggali dan mengembangkan potensi yang tersedia pada dirinya, keluarga dan lingkungannya untuk memecahkan masalah yang dihadapi dan merespon peluang.
• Prinsip yang digunakan dalam merumuskan tujuan yaitu:
SMART: Specific (khas); Measurable (dapat diukur); Actionary (dapat dikerjakan/dilakukan); Realistic (realistis); dan Time Frame (memiliki batasan waktu untuk mencapai tujuan).
• Hal-hal yang harus diperhatikan dalam merumuskan tujuan adalah: ABCD: Audience (khalayak sasaran); Behaviour (perubahan perilaku yang dikehendaki); Condition (kondisi yang akan dicapai); dan Degree (derajat kondisi yang akan dicapai).
TujuanPernyataan pemecahan masalah atau pernyataan apa
yang ingin dicapai• Ada 2 macam tujuan :1. Tujuan program pernyataan mengenai pemecahan
masalah umum atau pernyataan secara umum apa yang ingin dicapai
2. Tujuan kegiatan pernyataan menganai pemecahan masalah khusus atau pernyataan khusus apa yang ingin dicapaiTujuan ditetapkan berdasarkan masalah yang telah dirumuskan petani dan keluarganyaTujuan dirumuskan untuk menggambarkan perubahan prilaku petani dan keluarganya dalam berusahatani
Cara Mencapai Tujuan
• Kegiatan yang menggambarkan bagaimana tujuan itu bisa dicapai, dengan menggunakan metode dan teknik yang sesuai dengan masalah dan penyebab masalahnya, perubahan perilaku yang diinginkan, potensi yang ada yang dapat mendukung tercapainya tujuan penyuluhan.
• Jadi bentuknya berupa sebuah daftar yg berisi hal-hal mengenai masalah khusus, tujuan kegiatan , metode, lokasi unit, frekuensi, volume dan lain-lain.
• Yg penting dalam penyusunan rencana kegiatan adalah penetapan metode penyuluhan pertanian yg tepat digunakan untuk mencapai tujuan.
RENCANA KEGIATAN• Rencana kegiatan menggambarkan apa yang dilakukan untuk
mencapai tujuan, bagaimana caranya, siapa yang melakukan, siapa sasarannya, dimana, kapan, berapa biayanya, dan apa hasil yang akan dicapai untuk memecahkan masalah yang dihadapi dan merespon peluang yang ada. Untuk merumuskan rencana kegiatan perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
• 1. Tingkat kemampuan (pengetahuan, sikap dan keterampilan) pelaku utama dan pelaku usaha;
• 2. Ketersediaan teknologi/inovasi, sarana dan prasarana, serta sumberdaya lain yang mendukung kegiatan penyuluhan pertanian;
.
3. Tingkat kemampuan (Pengetahuan, Keterampilan dan Sikap) penyuluh pertanian;
4. Situasi lingkungan fisik, sosial dan budaya yang ada; dan
5. Alokasi pembiayaan yang tersedia.
• Rencana kegiatan harus memuat unsur-unsur :
SIADIBIBA : Siapa yang akan melaksanakan?; Apa tujuan yang ingin dicapai?; Dimana dilaksanakan?; Bilamana/kapan waktu pelaksanaan; berapa banyak hasil yang ingin dicapai (kuantitas dan kualitas); berapa korbanan yang diperlukan (biaya, tenaga, dll); serta bagaimana melaksanakannya (melalui kegiatan apa)?.
Rencana kegiatan yang disajikan dalam bentuk
tabulasi/matriks yang berisi masalah, kegiatan, metode, keluaran, sasaran, volume/frekuensi, lokasi, waktu, biaya, sumber biaya, penanggung jawab, pelaksanaan dan pihak terkait.
.
Cara menyususun program• Ditentukan dari atas (predetermined)melaksanakan program pemerintah dan
didasarkan atas apa yg dapat atau ingin dicapai oleh pemerintah
• Disusun sendiri (self-determined) yg didasarkan sepenuhnya pada kebutuhan yg
benar-benar dirasakan oleh anggota masyarakat pedesaan
• Disusun bersama (joint) Penyusunan bersama antara yg berwenang dan
yg berkepentingan yg dianggap terbaik
Manfaat Program PP• Adanya pernyataan tertulis (dokumen) yg dpt
digunkan setiap waktu• Adanya tujuan yg dpt digunakan utk mengukur
kemajuan• Adanya kelangsungan pelaksanaan program• Bila petani diikutsertakan dalam merencanakan
program, mereka menganggap hasil program yg dicapai sebagai pemecahan masalah mereka
• Pengalaman pendidikan bagi petani• Meningkatkan kepercayaan diri petani dan sifat
kepemimpinan
Lingkup Materi Program Penyuluhan
Lingkup materi program penyuluhan harus mencakup segala aspek kegiatan yang berkaitan dengan upaya-upaya peningkatan produksi,
peningkatan pendapatan serta perbaikan kesejahteraan masyarakat penerima manfaatnya.
Tentang hal ini, beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah:
.
1.Optimasi pemanfaatan sumberdaya untuk kegiatan produksi, dengan selalu memperhatikan konservasi sumberdaya alam dan pengelolaan limbah yang ditimbulkannya.
2. Efisien sistem produksi, yang tidak hanya
mempertimbangkan efisiensi teknis saja, tetapi juga efisensi ekonomisnya.
3. Efisiensi sistem pemasaran produksi.
4. Pengelolaan usaha, termasuk pengelolaan ekonomi rumah tangga.
.
5. Pengembangan sumberdaya keluarga
(terutama pemuda dan wanita).
6. Pengembangan kelembagaan-ekonomi dan kelembagaan sosial.
7. Pembinaan kepemimpinan, baik kepemimpinan dalam keluarga, kepemimpinan di lingkungan pekerjaan, maupun kepemimpinan dalam kelembagaan ekonomi dan
kelembagaan sosial.
Selain itu juga :
• Program-pogram yang berkaitan dengan pengembangan sistem penyuluhan yang meliputi:– Pengembangan organisasi dan administrasi
penyuluhan.– Pengembangan sistem-kerja penyuluhan.– Pengembangan proses belajar-mengajar dalam
penyuluhan.– Pengembangan: metoda, materi, dan
perlengakapan penyuluhan.– Pengembangan kelembagaan penunjang kegiatan
penyuluhan.
• Program-program yang berkaitan dengan pengembangan karier penyuluh
Sistem Pelatihan, baik untuk meningkatkan kualifikasi kemampuan penyuluh maupun dalam kaitannya
dengan promosi jabatan/kenaikan pangkat.Sistem pengupahan, termasuk anggaran penunjang
kegiatan penyuluhan yang seringkali harus dikeluarkan dari kantong penyuluh sendiri.
Sistem kenaikan pangkat dan jaminan hari tuanya.
Latar Belakang..sistem LaKu
• Petugas lapang kurang terlatih• Tidak mengikuti teknologi baru• Dan kecendrungan tidak mengunjungi petani
karena lebih banyak dikantorMaksud pendekatan ini :• Membujuk petani pada produksi tanaman/
ternak tertentu• Menerapkan disiplin yg tinggi• Dan melaksanakan pola kerja tertentu
Pengertian Sistem lAkU
• Salah satu sistem penyuluhan yang dilaksanakan dalam rangka mencapai target penyuluhan pertanian
• Latihanpenyuluh mendapat latihan secara kontinyu sebagai bahan penyuluhan
• Kunjunganpenyuluh secara terprogram melakukan kunjungan kepada pelaku agribisnis/petani sebagai sasaran penyuluhan
• LAKUdi Indonesia –Proyek penyuluhan Pertanian tanaman Pangan (1976),--Proyek penyuluhan pertanian (1980)
Langkah-Langkah Persiapan Kunjungan
1. Mencari tahu tentang keadaan pertanian saat ini yg ada di desa tersebut.
2. Perlu dicek dengan kenyataan yg ada dilapangan
3. Identifikasi Wilayah dengan berbagai metode agar data yg didapat lebih akurat
4. Sistem laku dilaksanakan dengan memperhatikan programa yg disusun
Pelaksanaan Kunjungan
• Kunjungan Individuapabila petani membutuhkan pendampingan
teknologi secara khusus• Kunjungan KelompokMengacu pada jadwal yang telah disepakati
antara penyuluh dan kelompok tani• Setiap penyuluh mempersiapakan materi sesuai
dengan kebutuhan di tempat kunjungan• Menyediakan waktu ke lapangan utk melihat
kemajuan pertanian, sekaligus mengidentifikasi masalah yg ada.
Menurut Mardikanto dan Sutarni (1985) Pelaksanaan sistem LAKU mengacu pada hal berikut ini
• Penyuluh lapangan berkewajiban membina sejumlah kelompok secara pasti, teratur, tertib dan berkelanjutan
• Pasti, waktu dan tempat pasti menurut jadwal yg telah disepakati bersama oleh PPL dan klpnya
• Teratur, frekuansi pembinaan (kunjungan) dilakukan secara berkala dan teratur
• Tertib, harus mentaati kesepakatan tentang jadwal yg telah disusun
• Berkelanjutan, agar pembinaan atau kunjungan penyuluh untuk melaksanakan penyuluhan dapat berlangsung secara terus menerus dan berkesinambungan
• PPL wajib mengikuti latihan (training) di BPP yg menjadi pusat pertemuan dan informasi penyuluhan di tingkat kecamatan
Waktu dan Tempat Kunjungan PP
• Beberapa saran dalam kunjungan lapangan yg perlu diperhatikan :
1. Waktu kunjungan lapangan disesuikan dengan kegiatan petani dilapangan
2. Jika ingin dilakukan secara berkelompok dapat disepakati bersama petani,
3. Penetapan waktu penyuluhan akan tergantung :• Metode, media, materi• Keadaan atau situasi sasaran yg dituju• Jenis kegiatan usahatani setempat• Ketersediaan alat dan perlengkapan• Mengikuti kegiatan masyarakat setempat
Latihan Bagi Penyuluh Pertanian
• Latihan bagi penyuluh sama pentingnya dengan kunjungan bagi petani
• Dalam latihan, penyuluh akan mendapatkan tambahan pengetahuan, keterampilan dan informasi terutama dalam rangka mencapai target dan pemecahan masalah yg ditemukan dilapangan
• Latihan bertujuan dalam rangka memberikan pelayanan penyuluhan yg efektif dan profesional
Lanjutan.....
• Dalam latihan penyuluh dapat mempelajari :1. Identifikasi teknologi produksi yg relevan dan
diperlukan petani2. Keterampilan mendiagnosis dan menganalisis
masalah di lapangan3. Teknik komunikasi yag memadai4. Pemecahan masalah yang terjadi di lapangan5. Bimbingan teknis/metode yg akan dilaksanakan6. Peraturan, kebijaksanaan setempat dan lain-
lainiformasi yg dianggap perlu untuk di sampaikan di dalam kunjungan lapangan
Pengukuran keberhasilan sistem LAKU
• Pelaksanaan sistem LAKU cendrung mempunyai target pada komoditas tertentu
• keberhasilan diukur dengan meningkatkan produksi komoditas yg di prioritaskan tersebut
• Pengalaman yg lalu keberhasilan ini di dapat karena :
1.Disebarkannya informasi murah dan sederhana kepada petani
2.Meningkatnya semangat kerja dan pengabdian penyuluh
Keuntungan sistem LAKU
• Penyuluh harus bekerja lebih banyak di lapangan dan selalu berinteraksi dengan cara mengunjungi petani di lahan usahataninya
• Peningkatan disiplin kerja dan efektifitas kegiatan• Dengan latihan teratur penyuluh dianggap
memiliki informasi dan teknologi mutakhir yg dibutuhkan petani
• Penyuluh lapangan menerima pengawasan teknis yg teratur
• Tersedia dukungan logistik bagi kegiatan penyuluhan (transportasi, rungan kerja dan peralatan video)
Kesulitan pelaksanaan sistem LAKU
• Tidak semua pelaku yg terlibat dalam sistem LAKU bekerja untuk kebutuhan sasaran penyuluhan pertanian
• Publikasi hasil penelitian cendrung pada publikasi promosi bukan sebagai pada ilmu terapan yg dibutuhkan petani
• Penyuluh cendrung dianggap rendah karena berkerjasama dengan petani
• Penyusunan program cendrung dikendalikan oleh pusat
• Cendrung Top Down dalam proses pelaksanaannya• LAKU tidak efektif untuk daerah terpencil• Perlu biaya cukup tinggi untuk transportasi dan
pelatihan yang teratur