MAKALAH TEORI PEMBELAJARAN
PRINSIP-PRINSIP BELAJAR
Makalah ini di susun untuk melengkapi tugas Teori Pembelajaran
Dosen pengampu Wahidin,M.Ag.
Disusun oleh:
1. Heri sulistiowati 115-12-033
2. Rosidiana Ma’rufah 115-12-037
JURUSAN TARBIYAH
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SALATIGA 2013
1
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah S.W.T. karena atas rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah Teori pembelajaran yang dibimbing oleh
bapak Wahidin M,Ag. dengan judul prinsip-prinsip belajar sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan.
Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada nabi kita yaitu Nabi Muhammad
S.A.W. yang telah membawa kita dari alam kebodohan menuju ke alam yang penuh dengan ilmu
pengetahuan seperti saat sekarang.
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini terdapat banyak kesalahan dan
kelemahan. Maka dari itu kami mohon saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan
makalah ini.
Hormat kami,
Penulis
2
DAFTAR ISI
Halaman judul……………………………………………………………………...1
Kata Pengantar..........................................................................................................2
Daftar Isi...................................................................................................................3
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.........................................................................................3
B. Rumusan Masalah....................................................................................3
C. Tujuan Masalah........................................................................................4
BAB II. PEMBAHASAN
A. Pengertian Prinsip Belajar…..………….……………………………...6
B. Prinsip-prinsip Belajar…………………...…………………………….7
C. Implikasi Prinsip-prinsip Belajar bagi Siswa dan Guru………………11
BAB III. PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................17
Daftar Pustaka.........................................................................................................19
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Salah satu tugas guru adalah mengajar. Dalam kegiatan mengajar ini tentu saja
tidak dapat di lakukan sembarangan, tetapi harus menggunakan teori-teori dan
prinsip-prinsip belajar tertentu agar bisa bertindak secara tepat. Oleh karenanya,
sebagai calon guru perlu mempelajari teori dan prinsip-prinsip belajar yang dapat
membimbing aktivitas dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar-
mengajar.
Walaupun teori belajar tidak dapat di harapkan menentukan langkah demi
langkah prosedur pembelajaran, namun ia bisa memberi arah prioritas-prioritas
dalam tindakan guru.Dalam perencanaan pembelajaran, prinsip - prinsip belajar
dapat mengungkap batas - batas kemungkinan dalam pembelajaran. Dalam
melaksanakan pembelajaran, pengetahuan tentang prinsip - prinsip belajar dapat
membantu guru dalam memilih tindakan yang tepat.
Guru dapat terhindar dari tindakan-tindakan yang kelihatannya baik tapi
nyatanya tidak berhasil meningkatkan proses belajar siswa. Selain itu dengan
prinsip-prinsip belajar dapat memiliki dan mengembangkan sikap yang di
perlukan untuk menunjang peningkatan belajar siswa.Dalam makalah ini akan
membahas tentang apa saja prinsip-prinsip belajar yang dapat di gunakan untuk
memudahkan dalam proses belajar-mengajar.
B. Rumusan masalah.
1. Apa pengertian prinsip belajar?
2. Apa saja prinsip-prinsip yang digunakan dalam proses belajar?
3. Apa saja implikasi prinsip-prinsip belajar bagi siswa dan guru?
4
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian prinsip belajar.
2. Mengetahui apa saja prinsip-prinsip dalam belajar.
3. Mengetahui apa saja implikasi prinsip-prinsip belajar bagi siswa dan guru.
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN PRINSIP BELAJAR
Prinsip dapat diartikan menjadi beberapa makna yaitu:
1. Sesuatu yang dipegang sebagai panutan yang utama (Badudu&Zein, 2001:1089).
2. Sesuatu yang menjadi dasar dari pokok berpikir, berpijak dsb (Syah Djanilus,
1993)
3. Sesuatu kebenaran yang kebenarannya sudah terbukti dengan sendirinya (Dardiri,
1996)
Jadi pengertian prinsip belajar yaitu:
1. Prinsip Belajar Menurut Gestalt :
Adalah suatu transfer belajar antara pendidik dan peserta didik sehingga
mengalami perkembangan dari proses interaksi belajar mengajar yang dilakukan
secara terus menerus dan diharapkan peserta didik akan mampu menghadapi
permasalahan dengan sendirinya melalui teori-teori dan pengalaman-pengalaman
yang sudah diterimanya.
2. Prinsip Belajar Menurut Robert H Davies :
Suatu komunikasi terbuka antara pendidik dengan peserta didik sehingga
siswa termotivasi belajar yang bermanfaat bagi dirinya melalui contoh-contoh dan
kegiatan praktek yang diberikan pendidik lewat metode yang menyenangkan
siswa.
Berdasarkan Pendapat para Ahli, disimpulkan bahwa :
Prinsip Belajar adalah landasan berpikir, landasan berpijak, dan sumber motivasi
agar Proses Belajar dan Pembelajaran dapat berjalan dengan baik antara pendidik
dengan peserta didik.
Prinsip belajar merupakan petunjuk atau cara yang perlu diikuti untuk melakukan
kegiatan belajar. Perbuatan belajar yang dilakukan oleh siswa merupakan reaksi atau
hasil kegiatan belajar-mengajar yang dilakukan oleh guru. Siswa akan berhasil belajar
jika guru mengajar secara efisien dan efektif. Itu sebabnya, guru perlu mengenal
prinsip-prinsip belajar agar para siswa belajar aktif dan berhasil. 6
B. PRINSIP – PRINSIP BELAJAR
Banyak teori dan prinsip-prinsip belajar yang di kemukakan oleh para ahli yang satu
dengan yang lain memiliki persamaan dan juga perbedaan. Dari berbagai prinsip belajar
tersebut terdapat beberapa prinsip yang relatife berlaku umum yang dapat di pakai
sebagai dasar dalam upaya pembelajaran, baik bagi siswa yang perlu meningkatkan
upaya belajarnya maupun bagi guru dalam upaya meningkatkan mengajarnya. Prinsip-
prinsip itu berkaitan dengan perhatian dan motivasi, keaktifan, keterlibatan langsung atau
berpengalaman, pengulangan, tantangan, balikan dan penguatan, serta perbedaan
individual.
a. Perhatian dan Motivasi
Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan belajar. Dari
kajian teori belajar pengolahan informasi terungkap bahwa tanpa adanya
perhatian tak mungkin terjadi belajar (Gage dan Berliner, 1984: 335). Perhatian
terhadap pelajaran akan timbul pada siswa apabila bahan pelajaran sesuai dengan
kebutuhannya.
Apabila bahan pelajaran itu dirasakan sebagai sesuatu yang dibutuhkan,
diperlukan untuk belajar lebih lanjut atau diperlukan dalam kehidupan sehari-hari,
akan membangkitkan motivasi untuk mempelajarinya. Apabila perhatian yang
dialami ini tidak ada maka siswa perlu dibangkitkan perhatiannya.
Di samping perhatian, motivasi mempunyai peranan penting dalam kegiatan
belajar. Motivasi adalah tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan aktivitas
seseorang. Jika bahan pelajaran disajikan secara menarik besar kemungkinan
motivasi belajar anak didik akan semakin meningkat. Motivasi berhubungan erat
dengan emosi, minat, dan kebutuhan anak didik.
Motivasi ada dua macam, yaitu motivasi yang datang dari dalam diri anak
didik, disebut ‘’motivasi intrinsik’’, dan motivasi yang di akibatkan dari luar diri
anak didik, disebut ‘’motivasi ekstrinsik’’. Motivasi dari dalam dilakukan dengan
mendorong rasa ingin tahu, keinginan mencoba, dan sikap mandiri anak didik.
Adapaun sifat-sifat motiv, yaitu:
a. Instrinsik : Siswa akan serius dan sungguh-sungguh dalam belajar
7
b. Ekstrinsik : Sifatnya formalitas, siswa mau belajar kalau ada yang menyuruh,
memantau, dan sebagainya.Tugas seorang guru adalah memindahkan dari
motiv ekstrinsik ke instrinsik.
b. Keaktifan
Kecenderungan psikologi dewasa ini menganggap bahwa anak adalah
makhluk yang aktif. Anak mempunyai dorongan untuk berbuat sesuatu,
mempunyai kemampuan dan aspirasinya sendiri. Belajar tidak bisa di
paksakan oleh orang lain dan juga tidak bisa dilimpahkan kepada orang lain.
Belajar hanya mungkin terjadi apabila anak aktif mengalami sendiri. John
dewey misalnya mengemukakan, bahwa belajar adalah menyangkut apa yang
harus dikerjakan siswa untuk dirinya sendiri, maka inisiatif harus datang
kepada siswa sendiri. Guru sekedar membimbing dan pengarah(john dewey
1916, dalam davies, 1937: 31).
Dalam kegiatan interaksi edukatif terdapat keterlibatan intelek-emosional
anak didik, biasanya intensitas keaktifan dan motivasi akan meningkat
sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan efektif.
Guru di dalam interaksi edukatif di harapkan benar-benar menerapkan
aktivitas anak didik, yaitu belajar sambil bekerja (learning by doing).
Melakukan aktivitas atau bekerja adalah bentuk pernyataan dari anak didik
bahwa pada hakikatnya belajar adalah perubahan yang terjadi setelah
melakukan aktivitas atau bekerja. Pada kelas-kelas rendah di sekolah dasar,
aktivitas itu dapat dilakukan sambil bermain. Seperti anak didik kelas satu
dalam belajar abjad dan bagian-bagian tubuh dilakukan sambil bernyanyi.
Proses interaksi edukatif di atas menerapkan prinsip belajar sambil
bermain. Kegiatan belajar akan lebih berhasil dalam situasi bermain , anak
didik akan aktif, senang, gembira, kreatif, serta tidak mengikat.
c. Keterlibatan langsung atau berpengalaman
Belajar adalah mengalami, belajar tidak bisa dilimpahkan kepada orang
lain. Edgar Dale dalam penggolongan pengalaman belajar yang dituangkan
dalam kerucut pengalamannya mengemukakan bahwa belajar yang paling
baik adalah belajar melalui pengalaman langsung. Dalam belajar melalui
8
pengalaman langsung siswa tidak sekedar mengamati secara langsung tetapi ia
harus menghayati, terlibat langsung dalam perbuatan, dan bertanggung jawab
terhadap hasilnya.
Keterlibatan siswa didalam belajar jangan diartikan keterlibatan fisik
semata, namun lebih dari itu terutama adalah keterlibatan mental emosional,
keterlibatan dengan kegiatan kognitif dalam pencapaian dan perolehan
pengetahuan, dalam penghayatan dan internalisasi nilai-nilai dalam
pembentukan sikap dan nilai, dan juga pada saat mengadakan latihan-latihan
dalam pembentukan keterampilan.
d. Pengulangan
Prinsip belajar yang menekankan perlunya pengulangan barang kali yang
paling tua adalah yang dikemukakan oleh teori psikologi daya. Menurut teori
ini belajar adalah melatih daya-daya yang ada pada manusia yang terdiri atas
daya mengamat, menanggap, mengingat, mengkhayal, merasakan, berfikir,
dan sebagainya. Dengan mengadakan pengulangan maka daya-daya tersebut
akan berkembang.
Teori lain yang menekankan prinsip pengulangan adalah teori psikologi
asosiasi atau koneksionisme, mengemukakan bahwa belajar yakni
pembentukan hubungan antara stimulus dan respons, serta pengulangan
terhadap pengalaman-pengalaman itu memperbesar peluang timbulnya
respons besar.
Dari teori-teori tersebut menekankan pentingnya prinsip pengulangan
dalam belajar walaupun dengan tujuan yang berbeda. Namun prinsip
pengulangan masih relevan sebagai dasar pembelajaran. Dalam belajar masih
tetap diperlukan latihan atau pengulangan.
e. Tantangan
Teori medan (field theory) dari Kurt Lewin mengemukakan bahwa siswa
dalam situsi belajar berada dalam suatu medan atau lapangan psikologis.
Dalam situasi belajar siswa menghadapi suatu tujuan yang ingin dicapai,
tetapi selalu terdapat hambatan yaitu mempelajari bahan belajar, maka
9
timbullah motif untuk mengatasi hambatan itu yaitu dengan mempelajari
bahan belajar tersebut.
Apabila hambatan itu telah diatasi, artinya tujuan belajar telah tercapai,
maka ia akan masuk dalam medan baru dan tujuan baru, demikian seterusnya.
Agar pada anak timbul motif yang kuat untuk mengatasi hambatan dengan
baik maka bahan belajar haruslah menantang. Tantangan yang dihadapi dalam
bahan belajar membuat siswa bergairah untuk mengatasinya.
f. Balikan atau penguatan
Prinsip belajar yang berkaitan dengan balikan dan penguatan terutama
ditekankan oleh teori belajar operant conditioning dari B.F. Skinner. yang
diperkuatkan tentang responsnya. Namun dorongan belajar menurut
B.F.Skinner tidak saja oleh penguatan yang menyenangkan tetapi juga yang
tidak menyenangkan. Atau dengan kata lain penguatan positif maupun
negative dapat memperkuat belajar (Gage dan Berline, 1984:272).
Nilai yang baik dapat mendorong anak untuk belajar lebih giat lagi. Nilai
tang baik dapat merupakan operant conditioning atau penguatan positif.
Sebaliknya nilai buruk dan rasa takut tidak naik kelas juga bisa mendorong
anak untuk belajar lebih giat. Inilah yang disebut penguatan negative atau
escape conditioning.
g. Perbedaan individual
Siswa merupakan individual yang unik artinya tidak ada dua orang yang
sama persis, tiap siswa memiliki perbedaan satu dengan yang lain. Perbedaan
itu terdapat pada karakteristik psikis, kepribadian, sifat-sifatnya.
Perbedaan individu ini berpengaruh pada cara dan hasil belajar siswa.
Karenanya, perbedaan individu perlu di perhatikan oleh guru dalam upaya
pembelajaran.
10
A. IMPLIKASI PRINSIP-PRINSIP BELAJAR BAGI SISWA DAN GURU
1. Implikasi prinsip-prinsip belajar bagi siswa.
Siswa sebagai “primus motor” (motor utama) dalam kegiatan pembelajaran,harus
menyadari implikasi prinsip-prinsip belajar terhadap diri mereka. Sehingga akan
berhasil dalam pembelajaran.
a. Perhatian dan motivasi
Siswa dituntut untuk memberikan perhatian terhadap semua rangsangan
yang mengarah kearah tujuan belajar.adanya tuntutan untuk selalu
memberikan perhatian ini, menyebabkan siswa harus membangkitkan
perhatiannya kepada segala pesan yang dipelajarinya. Pesan-pesan yang
menjadi isi pelajaran sering kali dalam bentuk rangsangan suara, bentuk,
gerak dan rangsangan lain yang dapat di indra. Dengan demikian siswa
diharapkan selalu melatih indranya untuk memperhatikan rangsangan yang
muncul dalam proses pembelajaran.
Untuk dapat membangkitan dan mengembangkan motivasi belajar mereka
secara terus-menerus, siswa dapat melakukannya dengan menentukan atau
mengetahui tujuan belajar yang hendak dicapai, menanggapi secara positif
pujian atau dorongan dari orang lain, menentukan target atau sasaran
penyelesaian tugas belajar dan yang lainnya.
b. Keaktifan.
Implikasi prinsip keaktifan bagi siswa berwujud perilaku-perilaku seperti
mencari sumber informasi yang dibutuhkan, menganalisis hasil percobaan,
ingin tahu hasil dari suatu reaksi kimia, membuat karya tulis, membuat
klipping, dan perilaku sejenis lainnya.
c. Keterlibatan langsung atau berpengalaman.
Para siswa dituntut agar tidak segan-segan mengerjakan segala tugas
belajar yang telah diberikan.dengan keterlibatan langsung ini, secara logis
akan menyebabkan siswa memperoleh pengalaman atau berpengalaman.
Bentuk-bentuk perilaku misalnya: siswa berdiskusi untuk membuat laporan,
siswa melakukan reaksi kimia dan sejenisnya.
11
d. Pengulangan
Implikasi adanya prinsip pengulangan bagi siswa adalah kesadaran siswa
untuk bersedia mengerjakan latihan-latihan yang berulang untuk satu macam
permasalahan. Dengan kesadaran ini, diharapkan siswa tidak merasa bosan
dalam melakukan pengulangan.
e. Tantangan
Implikasi oada prinsip ini bagi siswa adalah tuntutan yang dimiliki dan
kesadaran pada diri siswa akan adanya kebutuhan untuk selalu memperoleh,
memproses, dan mengolah pesan. Siswa juga harus memiliki keingintahuan
yang besar terhadap segala permasalahan yang dihadapi. Bentuk-bentuk
perilaku: melakukan eksperimen, mencari tahu pemecahan masalah.
f. Balikan dan penguatan
Siswa selalu membutuhkan suatu kepastian dari kegiatan yang dilakukan,
apakah benar atau salah? Dengan demikian siswa akan selalu memiliki
pengetahuan tentang hasil (knowledge of result), yang sekaligus merupakan
penguatan (reinforce) bagi dirinya sendiri. Seorang siswa belajar lebih banyak
bilamana setiap langkah segera diberikan penguatan (reinforcement) (Davies,
1987:32).
Hal ini timbul karena kesadaran adanya kebutuhan untuk memperoleh
balikan dan sekaligus penguatan bagu setiap kegiatan yang dilakukan. Bentuk-
bentuk perilaku dalam memperoleh penguatan: segera mencocokkan jawaban
dengan kunci jawaban, menerima kenyataan terhadap nilai yang di caoai dan
yang lainnya.
g. Perbedaan individual
Implikasi adanya prinsip perbedaan individual bagi siswa diantaranya
adalah menentukan tempat duduk dikelas, menyusun jadwal belajar, adanya
perilaku fisik dan psikis yang berbeda.
2. Implikasi prinsip-prinsip belajar bagi guru.
a. Upaya guru memumbuhkan dan meningkatkan perhatian siswa terhadap pelajaran
dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain: Mengaitkan pelajaran dengan
12
pengalaman, kebutuhan, cita-cita, bakat atau minat siswa. Menciptakan situasi
pembelajaran yang tidak monoton. Umpamanya penggunaan metode mengajar
yang bervariasi, penggunaan media, tempat belajar tidak terpaku hanya didalam
kelas saja.
Agar motivasi belajar siswa dapat tumbuh dengan baik maka guru harus berusaha:
1) Merancang atau menyiapkan bahan ajar yang menarik.Mengkondisikan proses
belajar aktif.
2) Menggunakan metode dan teknik pembelajaran yang menyenangkan.
3) Mengupayakan pemenuhan kebutuhan siswa di dalam belajar (misalnya
kebutuhan untuk dihargai, tidak merasa tertekan, dsb).
4) Meyakinkan siswa bahwa mereka mampu mencapai suatu prestasi.
5) Mengoreksi sesegera mungkin pekerjaan siswa dan sesegera mungkin pula
memberitahukan hasilnya kepada siswa.
6) Memberitahukan nilai dari pelajaran yang sedang dipelajari siswa dan
menghubungkannya dengan kehidupan nyata sehari-hari.
b. Keaktifan
Implikasi prinsip keaktifan atau aktivitas bagi guru di dalam proses pembelajaran
adalah:
1) Memberikan kesempatan melakukan pengamatan, penyelidikan atau inkuiri
dan eksperimen.
2) Memberikan tugas individual dan kelompok melalui kontrol guru.
3) Memberikan pujian verbal dan non verbal terhadap siswa yang memberikan
respons terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.
4) Menggunakan multi metode dan multi media di dalam pembelajaran.
5) Memberikan kesempatan, peluang seluas-luasnya kepada siswa untuk
berkreativitas dalam proses pembelajrannya
c. Keterlibatan langsung atau berpengalaman.
Pentingnya ketelibatan langsung dalam belajar dikemukakan oleh John Dewey
dengan “leaming by doing”-nya. Belajar sebaiknya dialami melalui perbuatan
langsung. Belajar harus dilakukan oleh siswa secara aktif, baik individual maupun
13
kelompok, dengan cara memecahkan masalah (prolem solving). Guru bertindak
sebagai pembimbing dan fasilitator.
Keterlibatan siswa di dalam belajar jangan diartikan keterlibatan fisik semata,
namun lebih dari itu terutama adalah keterlibatan mental emosional, keterlibatan
dengan kegiatan kognitif dalam pencapaian dan perolehan pengetahuan, dalam
penghayatan dan intemalisasi nilai-nilai dalam pembentukan sikap dan nilat, dan
juga pada saat mengadakan latihan-latihan dalam pembentukan keterampilan.
Implikasi prinsip keterlibatan langsung bagi guru adalah:
1) Mengaktifan peran individual atau kelompok kecil di dalam penyelesaian
tugas.
2) Menggunakan media secara langsung dan melibatkan siswa untuk melakukan
berbagai percobaan atau eksperimen.
3) Memberi keleluasaan kepada siswa untuk melakukan berbagai percobaan atau
eksperimen.
4) Memberikan tugas-tugas praktek.
5) Pengulangan.
d. Pengulangan
Pengetahuan adalah paradigma teoritis, apa yang harus dilakukan dan
mengapa. Keterampilan adalah bagaimana melakukannya. Dan keinginan adalah
motivasi, keinginan untuk melakukan. Agar sesuatu bisa menjadi kebiasaan dalam
hidup kita, kita harus mempunyai ketiga hal tersebut.
Implikasi prinsip-prinsip pengulangan bagi guru adalah:
1) Memilah pembelajaran yang berisi pesan yang membutuhkan pengulangan.
2) Merancang kegiatan pengulangan.
3) Mengembangkan soal-soal latihan.
4) Mengimplementasikan kegiatan-kegiatan pengulangan yang bervariasi.
e. Tantangan
Deporter (2000:23) mengemukakan bahwa studi-studi menunjukkan
bahwa siswa lebih banyak belajar jika pelajarannya memuaskan, menantang serta
ramah, dan mereka memiliki peran di dalam pengambilan keputusan. Bilamana
14
anak merasa tertantang dalam suatu pelajaran, maka ia dapat mengabaikan
aktivitas lain yang dapat mengganggu kegiatan belajarnya.
Beberapa bentuk kegiatan berikut dapat dijadikan sebagai acuan bagi guru
untuk menciptakan tantangan dalam kegiatan belajar, yaitu :
1) Merancang dan mengelola kegiatan inkuiri dan eksperimen.
2) Memberikan tugas-tugas pemecahan masalah kepada siswa.
3) Mendorong siswa untuk membuat kesimpulan pada setiap sesi pembelajaran.
4) Mengembangkan bahan-bahan pembelajaran yang menarik.
5) Membimbing siswa menemukan fakta, konsep, prinsip, dan generalisasi.
6) Merancang dan mengelola kegiatan diskusi.
f. Balikan dan penguatan
Memberi penguatan (reinforcement) merupakan tindakan atau respon
terhadap suatu bentuk perilaku yang dapat mendorong munculnya peningkatan
kualitas tingkah laku pada waktu yang lain.
Sumantri dan Permana (1999:274) mengemukakan secara khusus
beberapa tujuan dari pemberian penguatan, yaitu:
Membangkitkan motivasi belajar peserta didik.
Merangsang peserta didik berpikir lebih baik.
Menimbulkan perhatian peserta didik.
Menumbuhkan kemampuan berinisiatif secara pribadi.
Mengendalikan dan mengubah sikap negatif peserta didik dalam belajar ke arah
perilaku yang mendukung belajar.
Implikasi prinsip-prinsip balikan dan penguatan bagi guru antara lain; (1)
memberikan balikan dan penguatan secara tepat, baik tenik, waktu maupun
bentuknya, (2) memberikan kepada siswa jawaban yang benar, (3) mengoreksi
dan membahas pekerjaan siswa, (4) memberikan catatan pada hasil pekerjaan
siswa baik berupa angka maupun komentar-komentar tertentu, (5) memberikan
lembar jawaban atau kerja siswa, (6) mengumumkan atau menginformasikan
peringkat secara terbuka, (7) memberikan penghargaan.
15
g. Perbedaan individual
Guru harus memahami bahwa karakteristik masing-masing peserta didik
atau individu berbeda-beda, baik dari kemampuan, sikap, dan skill. Guru harus
menghargai perbedaan tersebut. Selain itu seorang guru juga harus memiliki
prinsip ‘tidak membeda-bedakan yang sama’ dan ‘tidak menyama-nyamakan
yang beda’.
Implikasi atau penerapan prinsip-prinsip perbedaan individual dalam
proses pembelajaran, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan guru sebagai
berikut:
1) Para siswa harus dapat dibantu untuk memahami kekuatan dan kelemahan dirinya
dan untuk selanjutnya mendapat perlakuan dan layanan kegiatan belajar yang mereka
butuhklan.
2) Para siswa harus terus didorong memahami potensi dirinya dan untuk selanjutnya
mampu merencanakan dan melaksanakan kegiatan.
3) Peserta didik membutuhkan variasi layanan, tugas, bahan dan metode yang selaras
dengan minat, tujuan, dan latar belakang mereka. Hal ini terutama disebabkan para pesrta
didik cenderung memilih kegiatan belajar yang sesuai dengan pengalaman masa lampau
yang mereka rasakan bermakna untuk dirinya.
4) Para siswa harus dapat dibantu untuk memahami kekuatan dan kelemahan dirinya
serta pemenuhan kebutuhan belajar maupun bimbingan yang berbeda dengan siswa-siswa
yang lain.
5) Kesempatan-kesempatan yang tersedia untuk belajar dapat lebih diperkuat
bilamana para siswa tidak merasa terancam oleh proses yang ia ikuti serta lingkungannya
sehingga mereka memiliki keleluasan untuk berpartisipasi secara efektif dalam kegiatan
belajar.
6) Para siswa yang telah memahami kekuatan dirinya akan lebih cenderung memiliki
dorongan dan minat untuk belajar secara lebih sungguh-sungguh.
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Diantara prinsip-prinsip belajar yang penting berkenaan dengan perhatian dan
motivasi belajar siswa, keaktivan belajar, keterlibatan dalam belajar, pengulangan belajr,
tantangan semangat belajar, pemberian balikan dan penguatan belajar, dan adanya
perbedaan individu dalam perilaku belajar. Perhatian dapat memperkuat kegiatan belajar,
menggiatkan perilaku untuk mencapai sasaran belajar.
Perhatian berhubungan dengan motivasi sebagai tenaga penggerak belajar. Motivasi
belajar dapat bersifat internal atau eksternal, maupun intrinsik atau ekstrinsik. Kondisi
perhatian dan motivasi belajar tersebut mempengaruhi rekayasa cara pembelajaran siswa.
Belajar memang bersifat individual , oleh karena itu belajar berarti suatu keterlibatan
langsung atau pemerolehan pengalaman individual yang unik.
Belajar juga tidak terjadi sekaligus , tetapi akan berlangsung penuh pengulangan
berkali-kali, bersinambungan, tanpa henti. Belajar yang berarti terjadi bila bahan belajar
tersebut menantang siswa. Belajar juga menjadi terarah bila ada balikan dan penguatan
dari pembelajar. Betapapun belajar akan terpengaruh oleh karakteristik psikis,
kepribadian, dan sifat-sifat individual pebelajar.
Implikasi Prinsip – Prinsip Belajar :
Implikasi Prinsip Belajar Bagi Siswa Bagi Guru
Perhatian dan Motivasi
Dituntut memberikan perhatian terhadap semua rangsangan yang mengarah pada tercapainya tujuan belajar.
Mengunakan metode yang bervariasi...Memilih bahan ajar yang diminati siswa..
Keaktifan Dituntut dapat memproses dan mengolah hasil belajarnya secara efektif serta aktif baik secara fisik, intelektual dan emosional.
Memberikan kesempatan pada siswa untuk melakukan eksperimen sendiri
Keterlibatan langsung/Pengalaman
Dituntut agar siswa me-ngerjakan sendiri tugas yang
Melibatkan siswa dalam mencari informasi, merang-
17
diberikan guru kepada mereka. kum informasi dan menyim-pulkan informasi.
Pengulangan Kesadaran siswa dalam mengerjakan latihan-latihan yang berulang-ulang
Merancang hal-hal yang perlu di ulang.
Tantangan Diberikan suatu tanggung-jawab untuk mempelajari sendiri dengan melakukan eksperimen, belajar mandiri dan mencari pemecahan sendiri dalam menghadapi perma-salahan.
Memberikan tugas pada siswa dalam memecahan permasa-lahan.
Balikan dan penguatan
Mencocokan jawaban antara siswa dengan guru
Memberikan jawaban yang benar dan memberikan kesimpulan dari materi yang telah dijelaskan atau di bahas.
Perbedaan Individual Belajar menurut tempo kecepa-tan masing-masing siswa
Menentukan metode sehingga dapat melayani seluruh siswa
DAFTAR PUSTAKA18
Djamarah, syaiful bahri.2000.guru dan anak didik dalam interaksi edukatif.jakarta:rineka
cipta
Dimyati . mudjiono.2002.belajar dan pembelajaran.jakarta:rineka cipta
Slameto.1991.belajar dan factor-faktor yang mempengaruhi.jakarta:rineka cipta
http://www.zainalhakim.web.id/7-prinsip-belajar.html
http://matakuliahbelajardanpembelajaran.blogspot.com/2012/10/makalah-prinsip-prinsip-
belajar-dan_7842.html
19