Tugas Hukum Perikatan
PENGERTIAN DAN ASAS-ASAS
SERTA AKIBAT HUKUM DARI PERJANJIAN
Disusun oleh
Abdul Rasyid Tafsir 02101001116
Andri Hadi 02101001184
Devi Gafriansyah 02101001035
Evi Damayanti. S 02101001151
Henry Manumpak 02101001042
Job Fayol Tampubolon 02101001171
Junifer Alexander 02101001117
Kristi Dwi Sarah 02101001194
Kurnia Sembiring 02101001198
Satria Pranata 02101001029
Fakultas Hukum
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2013
Tugas Hukum Perikatan
Pengertian dan Asas-asas serta Akibat Hukum dari Perjanjian i
Fak
ult
as H
uk
um
- U
niv
ersi
tas
Sriw
ijay
a
KATA PENGHANTAR
Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
limpahan Rahmat dan kasih karunia-Nya serta kesempatan kepada penulis sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Makalah ini disusun
untuk memenuhi tugas Hukum Perikatan sebagai salah satu mata kuliah yang diajarkan di
Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya. Makalah ini membahas tentang Pengertian dan
Asas-asas serta Akibat Hukum Dari Perjanjian.
Dalam penulisan makalah ini sesungguhnya penulis mengalami beberapa hambatan
dan kesulitan. Akan tetapi, berkat bantuan para dosen yang telah memberikan ilmunya dan
membimbing penulis serta para teman dan yang lainnya akhirnya penulis dapat
menyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini adalah jauh dari
kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya sehingga penulis sangat
mengharapkan kritik, masukan dan saran yang sifatnya membangun yang dapat memperbaiki
makalah ini.
Akhir kata penulis sampaikan terima kasih dan semoga makalah ini memberikan
manfaat bagi para pembaca terkhususnya kita sekalian.
Inderalaya, 29 Mei 2013
Penulis
Tugas Hukum Perikatan
Pengertian dan Asas-asas serta Akibat Hukum dari Perjanjian ii
Fak
ult
as H
uk
um
- U
niv
ersi
tas
Sriw
ijay
a
DAFTAR ISI
Kata Penghantar …..…………………………………………………………………………. i
Daftar Isi ……………………………………………………………………………………... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ….……………………..………………………...………. 1
B. Tujuan Penulisan ……………………………..………………………….. 5
C. Rumusan Masalah ………..…………………..………………………….. 5
D. Sistematika Penulisan ………………………………………..…………... 5
BAB II PEMBAHASAN
A. Unsur-Unsur Dalam Perjanjian .…………………………………...…….. 7
B. Asas-Asas Dalam Perjanjian ……..…………..……...………..…………. 9
C. Akibat yang timbul apabila tidak terpenuhinya Asas - Asas dalam
Perjanjian …..………………..……...………..…………………...…...... 12
BAB III PENUTUP
Kesimpulan …………………………………………………………………. 14
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………… 16
Tugas Hukum Perikatan
Pengertian dan Asas-asas serta Akibat Hukum dari Perjanjian 1
Fak
ult
as H
uk
um
- U
niv
ersi
tas
Sriw
ijay
a
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari banyak orang-orang yang tidak sadar bahwa
setiap harinya mereka melakukan perikatan. Hal-hal seperti membeli suatu barang atau
menggunakan jasa angkutan umum. Seperti halnya sewa-menyewa hal tersebut merupakan
suatu perikatan. Perikatan di Indonesia diatur pada buku ke III KUHPerdata (BW) yang
bersifat Aanvullenrecht (hukum pelengkap), maksudnya adalah bahwa aturan-aturan yang
terdapat dalam buku III KUHPerdata (BW) dapat dikesampingkan apabila para pihak atau
subjek hukum dalam perikatan atau perjanjian membuat aturan-aturan sendiri yang berlaku
bagi para pihak. Sebaliknya, apabila para pihak tidak membuat aturan-aturan sendiri yang
berlaku bagi para pihak tersebut yang melakukan perjanjian, maka aturan dalam buku III
KUHPerdata berlaku bagi para yang melakukan perjanjian.
Buku III KUHPerdata menganut open system (sistem terbuka), artinya bahwa
para pihak dalam membuat perjanjian di perbolehkan membuat perjanjian baru bila di dalam
buku III tidak mengatur tentang perjanjian tersebut, selama perjanjian tersebut tidak
bertentangan dengan undang-undang, kesusilaan, dan ketertiban umum.
Kitab Undang-undang Hukum Perdata tidak memberikan rumusan, defenisi,
maupun arti istilah “perikatan”. Diawali dengan ketentuan pasal 1233, yang menyatakan
bahwa “Tiap-tiap perikatan dilahirkan baik karena persetujuan, baik karena undang-
undang”, ditegaskan bahwa setiap kewajiban perdata dapat terjadi karena dikehendaki oleh
pihak-pihak yang terkait didalam perikatan yang secara sengaja dibuat oleh mereka, ataupun
karena ditentukan oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dengan demikian
perikatan adalah hubungan hukum antara dua orang atau lebih orang (pihak) dalam
BAB I
Tugas Hukum Perikatan
Pengertian dan Asas-asas serta Akibat Hukum dari Perjanjian 2
Fak
ult
as H
uk
um
- U
niv
ersi
tas
Sriw
ijay
a
bidang/lapangan harta kekayaan, yang melahirkan kewajiban pada salah satu pihak dalam
hubungan hukum tersebut.
Macam-macam Perikatan :
1. Dari sudut isinya, terdiri dari :
- Perikatan Alternatif adalah perikatan yang prestasinya dua atau lebih dari satu, tapi
pihak yang berkewajiban (debitur) hanya mempunyai kewajiban untuk melaksanakan
satu prestasi saja yang dipilih baik oleh pihak yang berhak maupun pihak yang
berkewajiban dan dapat pula pihak ketiga mempunyai hak dalam perikatan tersebut.
- Perikatan Fakultatif adalah perikatan yang objek pretasinya hanya satu saja ,tapi
pihak yang berkewajiban (debitur) dapat mengggantinya dengan objek yang lain
berdasarakan kesepakatan para pihak.
2. Dari sudut jenis-jumlah objek prestasi, terdiri dari :
- Perikatan Generik adalah perikatan yang objeknya ditentukan menurut jenis dan
jumlahnya dari objek prestasi.
- Perikatan Spesifik adalah perikatan yang objeknya ditentukan secara terperinci apa
jenis dan bentuknya.
3. Dari sudut sifat objeknya atau tujuan, terdiri atas :
- Perikatan yang dapat dibagi adalah perikatan yang sifat objek perikatannya dapat
dibagi.
- Perikatan yang tidak dapat dibagi adalah perikatan yang sifat objek perikatannya
tidak dapat dibagi.
4. Dari sudut subjek hukumnya, terdiri atas :
- Perikatan pokok atau Acessoir adalah perikatan yang hanya mempunyai satu debitur
(yang berkewajiban) dan satu kreditur (yang berhak) atas keseluruhan prestasi.
Tugas Hukum Perikatan
Pengertian dan Asas-asas serta Akibat Hukum dari Perjanjian 3
Fak
ult
as H
uk
um
- U
niv
ersi
tas
Sriw
ijay
a
- Perikatan Solider atau Tanggung Renten adalah perikatan yang mempunyai lebih
dari satu debitur dan atau kreditur tetapi masing-masing bertanggungjawab atas
keseluruhan prestasi.
5. Dari sudut saat berlaku dan berakhir, terdiri atas :
- Perikatan Bersyarat adalah perikatan yang tergantung pada hal yang belum pasti
terjadi. Perikatan bersyarat terbagi atas 2, yaitu:
Perikatan Bersyarat batal adalah perikatan yang apabila peristiwa itu terjadi,
maka perikatan tersebut hapus atau berakhir.
Perikatan Dengan Syarat Batal adalah perikatan yang apabila peristiwa itu
terjadi, maka perikatan tersebut dinyatakan berlaku.
Dasar atau Sumber Terjadinya Perikatan
Perikatan yang lahir dari undang-undang dapat dibagi atas :
1) Yang lahir dari undang-undang saja
Yang dimaksud dengan perikatan yang lahir dari undang-undang saja ialah perikatan
yang lahir walaupun tanpa adanya suatu perbuatan karena undang-undang udah
menentukan tentang adanya perbuatan hukum tersebut dalam undang-undang.
Contoh dalam buku III KUHPerdata (BW) tentang cara memperoleh hak milik dengan
bijswaring, yaitu peralihan hak milik karena undang-undang, (beralih secara otomatis
oleh yuridis melalui daluarsa) sebab hukum benda bersifat dwingenrecht yang dengan
sendirinya akan menimbulkan hubungan hukum. Jadi tanpa adanya perbuatan,(undang-
undang) hukum telah menyatakan ada hubungan hukum.
2) Yang lahir karena undang-undang melalui perbuatan (handeling)
Tugas Hukum Perikatan
Pengertian dan Asas-asas serta Akibat Hukum dari Perjanjian 4
Fak
ult
as H
uk
um
- U
niv
ersi
tas
Sriw
ijay
a
Yang dimaksud dengan perikatan yang lahir karena undang-undang melalui perbuatan
ialah adanya suatu perbuatan yang bukan merupakan kewajiban atau dengan kata lain
dengan kata lain ada hubungan hukum yang terjadi atau yang diatur, tetapi menganggap
ada hubungan hukum oleh undang-undang.
Perikatan yang lahir karena undang-undang melalui perbuatan (handeling) dibagi menjadi
2 yaitu :
Perbuatan yang menurut hukum
o Zaakwarneming(perbuatan sukarela) 1354 BW yaitu Melakukan kepentingan
orang lain tanpa adanya perintah tanpa sepengetahuan orang tersebut.
o Onverschuldige betaling 1359 BW (pembayaran tanpa hutang) yaitu
Pembayaran yang diperkirakan adanya hutang tetapi ternyata tidak ada hutang.
o Overeenkomst (perjanjian) pasal 1313 BW yaitu suatu persetujuan adalah
suatu perbuatan di mana satu orang atau lebih mengikatkan diri terhadap satu
orang lain atau lebih.
Perbuatan yang melawan hukum
o Onrechtmatigedaad pasal 1365BW (Perbuatan melawan hukum) yaitu
perbuatan yang menimbulkan kerugian karena adanya unsur kesalahan dan
timbulnya clausal antara perbuatan dan kerugian.
Berbicara mengenai perikatan sangat identik dengan perjanjian atau yang
disebut juga dengan Overeenkomst. Overeenkomst merupakan salah satu dasar terjadinya
perikatan (verbintenis). Apa sajakah yang menjadi asas-asas dalam perjanjian, dan
konsekuensi apa yang timbul apabila asas-asas tersebut tidak terpenuhi, akan dibahas lebih
lanjut dalam bagian pembahasan.
Tugas Hukum Perikatan
Pengertian dan Asas-asas serta Akibat Hukum dari Perjanjian 5
Fak
ult
as H
uk
um
- U
niv
ersi
tas
Sriw
ijay
a
B. Tujuan Penulisan
Makalah ini penulis (kami) buat untuk memenuhi salah satu tugas kelompok
pada mata kuliah Hukum Perikatan, serta untuk megkaji lebih dalam dan memahami tentang
Perjanjian khususnya mengenai Pengertian dan Asas-asas yang ada di dalam Perjanjian serta
akibat hukum dari perjanjian itu sendiri.
C. Rumusan Masalah
Dari berbagai hal yang telah penulis uraikan diatas maka dapat ditarik suatu
kesimpulan mengenai masalah-masalah yang penulis rasa dan perlu untuk dipaparkan dalam
penulisan makalah ini, yaitu:
1. Apa sajakah unsur-unsur dalam perjanjian?
2. Apa sajakah asas-asas dalam perjanjian ?
3. Apa Akibat Hukum yang ditimbulkan apabila Asas - Asas tersebut tidak terpenuhi?
D. Sistematika Penulisan
Pembahasan yang penulis lakukan terdiri dari 3 Bab yang akan diuraikan. Adapun
sistematika penulisan ini adalah sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam penulisan bab ini membahas tentang Latar Belakang dan Tujuan
Penulisan serta Sistematika Penulisan.
BAB II : PEMBAHASAN
Dalam bab ini menguraikan tentang Pembahasan dari Perjanjian, yang mana
agar pemaparan dari makalah yang kami tulis ini tidak meluas, maka kami
membatasi pembahasannya dengan hanya membahas mengenai pengertian,
asa-asas dan serta akibat hukum dari perjanjian.
Tugas Hukum Perikatan
Pengertian dan Asas-asas serta Akibat Hukum dari Perjanjian 6
Fak
ult
as H
uk
um
- U
niv
ersi
tas
Sriw
ijay
a
BAB III : PENUTUP
Bab ini menjelaskan tentang kesimpulan dari penulis (kami) yang
sebagaimana telah di uraikan dalam bab-bab sebelumnya.
________________________
Tugas Hukum Perikatan
Pengertian dan Asas-asas serta Akibat Hukum dari Perjanjian 7
Fak
ult
as H
uk
um
- U
niv
ersi
tas
Sriw
ijay
a
PENGERTIAN DAN ASAS-ASAS
SERTA AKIBAT HUKUM DARI PERJANJIAN
PEMBAHASAN
A. Unsur-Unsur Dalam Perjanjian
Dalam banyak kepustakaan hukum perjanjian, terdapat banyak pendapat yang
membagi perjanjian kedalam perjanjian bernama dan perjanjian tidak bernama. Pembagian
perjanjian kedalam perjanjian bernama dan tidak bernama tidak banyak memberikan banyak
arti, oleh karena pembedaan tesebut pada hakekatnya tidak menyentuh pada konsep maupun
suatu konsepsi tertentu yang dapat digunakan secara konsisten1. Yang terpenting dalam
melakukan pembedaan jenis-jenis perjanjian khusus adalah bagaimana menentukan unsur-
unsur pokok dalam suatu perjanjian. Dengan adanya identifikasi unsur pokok dalam suatu
perjanjian, maka kita akan dengan mudah menggolongkan suatu perjanjian kedalam salah
satu dari ketiga jenis perikatan yang disebutkan dalam pasal 1234 KUHPerdata (BW), yaitu
perikatan untuk menyerahkan sesuatu, perikatan untuk berbuat sesuatu, atau perikatan untuk
tidak berbuat sesuatu dengan segala akibat hukumnya.
1) Unsur Esensialia dalam Perjanjian
Yang dimaksud dengan unsur esensialia dalam perjanjian yaitu berupa
prestasi-prestasi yang wajib dilakukan oleh salah satu atau lebih pihak, yang
mencerminkan sifat dari perjanjian tersebut, yang membedakannya secara prinsip dari
jenis perjanjian lainnya. Umumnya unsur ini dipergunakan dalam memberikan rumusan,
definisi, atau pengertian dari suatu perjanjian. Misalnya pembedaan antara Perjanjian Jual
1 Ibid
BAB II
Tugas Hukum Perikatan
Pengertian dan Asas-asas serta Akibat Hukum dari Perjanjian 8
Fak
ult
as H
uk
um
- U
niv
ersi
tas
Sriw
ijay
a
Beli dengan Perjanjian Tukar Menukar, karena jual beli menurut Pasal 1457 Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata adalah “Suatu perjanjian dengan nama pihak yang satu
mengikatkan dirinya untuk menyerahkan suatu barang, dan pihak yang lain untuk
membayar harga yang dijanjikan,” sedangkan tukar menukar menurut Pasal 1541 Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata adalah “suatu perjanjian, dengan mana kedua belah
pihak mengikatkan dirinya untuk saling memberikan suatu barang secara bertimbal-balik,
sebagai gantinya suatu barang lain.”
Dari rumusan dari Pasal 1457 dan Pasal 1541 Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata di atas, kita mengetahui bahwa jual beli dibedakan dari tukar menukar dalam hal
pembayaran harga. Selain pembayaran harga sebagaimana dimaksud di atas, dapat
dikatakan bahwa seluruh ketentuan mengenai jual beli, yang berhubungan dengan
penyerahan kebendaan yang dijual atau dipertukarkan adalah sama.
Dari penjelasan di atas, telah jelas bahwa unsur esensialia adalah: unsur yang
ada dalam suatu perjanjian, bahwa tanpa keberadaan unsur tersebut, maka perjanjian
dimaksudkan untuk dibuat dan diselenggarakan oleh para pihak dapat menjadi beda, dan
karenanya menjadi tidak sejalan dan sesuai dengan kehendak para pihak.
2) Unsur Naturalia dalam Perjanjian
Unsur naturalia adalah unsur yang pasti ada dalam suatu perjanjian tertentu,
setelah unsur esensialianya diketahui secara pasti. Misalnya yaitu dalam perjanjian yang
mengadung unsur esensialia jual beli, pasti terdapat unsur naturalia berupa kewajiban dari
penjual untuk menanggung kebendaan yang dijual dari cacat-catat tersembunyi. Pembeli
tidak akan menerima bentuk jual beli dimana penjual tidak mau menanggung cacat-cacat
tersembunyi dari kebendaan yang dijual olehnya. Terkait dengan hal dimaksud di atas,
maka yang berlaku yaitu Pasal 1339 KUH Pdt yang menyatakan bahwa:
Tugas Hukum Perikatan
Pengertian dan Asas-asas serta Akibat Hukum dari Perjanjian 9
Fak
ult
as H
uk
um
- U
niv
ersi
tas
Sriw
ijay
a
“Perjanjian-perjanjian tidak hanya mengikat untuk hal-hal yang dengan tegas
dinyatakan didalamnya, tetapi juga untuk segala sesuatu yang menurut sifat
perjanjian, diharuskan oleh kepatutan, kebiasaan, atau undang-undang”.
3) Unsur Aksidentalia dalam Perjanjian
Unsur aksidentalia adalah unsur pelengkap dalam suatu perjanjian, yang
merupakan ketentuan-ketentuan yang dapat diatur secara menyimpang oleh para pihak,
sesuai dengan kehendak para pihak, yang merupakan persyaratan khusus yang ditentukan
secara bersama-sama oleh para pihak.
Unsur ini pada hakekatnya bukan merupakan suatu bentuk prestasi yang harus
dilaksanakan atau dipenuhi oleh para pihak. Misalnya yaitu dalam jual beli, unsur
aksidentalianya yaitu ketentuan mengenai tempat dan saat penyerahan kebendaan yang
dijual atau dibeli.
B. Asas-Asas Dalam Perjanjian
Prof. Subekti menyatakan bahwa perjanjian adalah suatu peristiwa dimana
seseorang berjanji kepada orang lain atau dimana dua orang saling berjanji untuk
melaksanakan suatu hal. Perjanjian menerbitkan suatu keterikatan antara dua orang yang
membuatnya.2.
Wirjono Prodjodikoro mengemukakan perjanjian sebagai suatu perhubungan
hukum mengenai harta benda antara dua pihak, dalam mana satu pihak berjanji atau dianggap
berjanji untuk melakukan sesuatu hal atau tidak melakukan sesuatu hal, sedangkan pihak lain
berhak menuntut pelaksanaan janji itu.3
2 Subekti SH,.Prof., Hukum Pejanjian, cetakan I, pembimbing Masa, Djakarta, 1963, halaman 4.
3 Wirjono Prodjodikoro, Mr.,,Asas-asas hukum perjanjian, Sumur Bandung, 1960, halaman 9.
Tugas Hukum Perikatan
Pengertian dan Asas-asas serta Akibat Hukum dari Perjanjian 10
Fak
ult
as H
uk
um
- U
niv
ersi
tas
Sriw
ijay
a
Pasal 1313 KUHPerdata (BW), menyatakan bahwa suatu perjanjian adalah
suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang
lain atau lebih.4
Secara umum Perjanjian ini diatur dalam Kitab Undang-undang Hukum
Perdata (KUHPerdata) BUKU III Bab VII yang menganut sistem terbuka, yang merupakan
konsekuensi dari asas kebebasan berkontrak. Azas ini diatur dalam Pasal 1338 KUHPerdata.
Ketentuan pasal ini merumusksn sebagai berikut:
1. Semua persetujuan yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka
yang membuatnya.
2. Persetujuan-persetujuan itu tidak dapat ditarik kembali selain dengan sepakat kedua
belah pihak, atau karena alasan-alasan yang oleh undang-undang dinyatakan cukup
untuk itu.
3. Persetujuan-persetujuan harus dilaksanakan dengan itikad baik.
Asas-asas dalam hukum perjanjian diatur dalam Buku III KUH Perdata, yakni
menganut azas konsensualitas dan asas kebebasan berkontrak.
Asas Konsensualitas
Mengenai terjadinya perjanjian, Asas ini terdapat dalam pasal 1320
KUHPerdata yang merumuskan bahwa :
Untuk sahnya persetujuan-persetujuan yang diperlukan 4 syarat, yaitu :
1. Konsensus
Konsensus adalah suatu keadaan tawar menawar antara pihak yang menawarkan
dan pihak yang lain menerima artinya ada pertemuan kehendak antara kedua belah
pihak (yang menawar dan yang menerima).
4 Kitab Undang-undang Hukum Perdata.
Tugas Hukum Perikatan
Pengertian dan Asas-asas serta Akibat Hukum dari Perjanjian 11
Fak
ult
as H
uk
um
- U
niv
ersi
tas
Sriw
ijay
a
Konsensus harus didasari oleh asas itikad baik. Dalam konsensus tidak boleh
didasari dengan asas dwang (paksaan), dwang (kekeliruan), dan bedrog
(penipuan).
2. Bekwaam (cakap)
Bekwaam adalah orang yang dianggap mampu untuk melakukan perbuatan
hukum. Orang yang cakap atau mampu melakukan perbuatan hukum menurut
hukum atau dalam BW dinyatakan sebagai berikut:
Batas umur minimal 21 tahun dan atau,
Sudah memperoleh status menikah.
Orang yang tidak berada dalam pengampuan orang lain (curatelle), yaitu
seperti: orang yang sakit keras (di rumah sakit), pemabuk, pemboros, penjudi,
dan lain sebagainya.
3. Hal tertentu
Hal tertentu adalah syarat mengenai objek perikatan atau perjanjian yang berupa
kepentingan dalam perjanjian yang akan menjadi hak dan kewajiban bagi orang-
orang atau subjek hukum dalam perjanjian tersebut atau paling tidak objeknya
dapat ditentukan.
4. Kausa yang halal.
Kausa yang halal adalah kepentingan yang menjadi objek dari isi perjanjian itu
tidak boleh bertentangan dengan undang-undang, ketertiban umum dan kesusilaan
atau disebut juga sebab yang halal yang merupaka syarat dari perjanjian.
Mengenai akibat perjanjian : Bahwa perjanjian mempunyai kekuatan mengikat
antara pihak-pihak itu sendiri. Azas ini ditegaskan dalam pasal 1338 (1) KUHPerdata yang
menegaskan bahwa perjanjian diantara para pihak, berlaku sebagai undang-undang bagi para
pihak yang melakukan perjanjian tersebut.
Tugas Hukum Perikatan
Pengertian dan Asas-asas serta Akibat Hukum dari Perjanjian 12
Fak
ult
as H
uk
um
- U
niv
ersi
tas
Sriw
ijay
a
Asas Kebebasan Berkontrak
Mengenai isi perjanjian, Asas kebebasan berkontrak (freedom of contract principle),
Maksudnya:
1. Memberikan kebebasan kepada siapa saja untuk membuat overeenkomst.
2. Memberikan kebebasan mengenai isi dari overeenkomst yang dibuat.
3. Memberikan kebebasan membuat aturan dalam overeenkomst yang berlaku bagi pihak
dalam overeenkomst.
4. Memberikan kebebasan membuat bentuk overeenkomst.
Bila dikaji dalam buku III Kuhperdata (BW) yang bersifat aanvullendrecht,
maka asas kebebasan berkontrak ini sesuai dengan sifat buku III BW. Dan asas ini juga
berarti pengakuan terhadap hak asasi dalam kebebasan.
C. Akibat yang timbul apabila tidak terpenuhinya Asas - Asas dalam Perjanjian
(Overeenkomst)
Dapat Dimintakan Pembatalan (vernietigbaar).
Overeenkomst dapat dimintakan pembatalan kepada hakim apabila unsur
subyektif dari overeenkomst tersebut tidak terpenuhi. Yang merupakan unsur subyektif (para
pihak) dalam overeenkomst adalah asas consensus dan asas bekwaam. Maksudnya bahwa
overeenkomst yang dilakukan oleh para pihak harus sesuai dengan yang dikehendaki oleh
undang-undang. Consensus yang dikehendaki oleh undang-undang adalah consensus yang
tanpa dwang (paksaan), dwaling (kekeliruan), bedrog (penipuan). Apabila consensus tidak
sesuai dengan yang dikehendaki oleh undang-undang maka consensus tersebut cacat yuridis
dan dapat dimintakan pembatalan kepada hakim. Begitu juga dengan asas bekwaam apabila
ternyata pihak yang melakukan overeenkomst tidak cakap menurut hukum maka
Tugas Hukum Perikatan
Pengertian dan Asas-asas serta Akibat Hukum dari Perjanjian 13
Fak
ult
as H
uk
um
- U
niv
ersi
tas
Sriw
ijay
a
overeenkomst tersebut dapat dimintakan pembatalan. Tetapi apabila overeenkomst tersebut
tidak dimintakan pembatalan, maka overeenkomst tersebut tetap berlaku dan mengikat bagi
para pihak yang membuat overeenkomst . apabila dimintakan pembatalan apabila
menimbulkan kerugian maka pihak yang dirugikan dapat menuntut ganti rugi.
Batal Demi Hukum (nietigbaar).
Overeenkomst batal demi hukum apabila unsur obyektif (isi) tidak terpenuhi.
Yang merupakan unsur obyektif dari overeenkomst yaitu asas kausa yang halal dan asas hal
tertentu. Apabila tidak sesuai dengan asas tersebut overeenkomst batal demi hukum.
Overeenkomst yang diadakan dianggap tidak pernah ada atau tidak pernah terjadi secara
yuridis dan pihak-pihak dalam overeenkomst tersebut tidak dapat menuntut ganti rugi.
________________________
Tugas Hukum Perikatan
Pengertian dan Asas-asas serta Akibat Hukum dari Perjanjian 14
Fak
ult
as H
uk
um
- U
niv
ersi
tas
Sriw
ijay
a
PENUTUP
KESIMPULAN
Dalam perkembangan doktrin ilmu hukum dikenal adanya tiga unsur dalam
perjanjian. Pada hakikatnya ketiga macam unsur dalam perjanjian tersebut merupakan
perwujudan dari asas kebebasan berkontrak yang diatur dalam pasal 1320 KUHPerdata dan
pasal 1339 KUHPerdata (BW). Rumusan pada kitab 1339 KUHPerdata (BW) menyatakan
bahwa: “perjanjian tidak hanya mengikat untuk hal-hal yang dengan tegas dinyatakan
didalamnya, melainkan juga untuk segala sesuatu yang menurut sifat perjanjiannya
diharuskan oleh kepatutan, kebiasaan, atau undang-undang.”
Secara umum Perjanjian ini diatur dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata
(KUHPerdata) BUKU III Bab VII yang menganut sistem terbuka, yang merupakan
konsekuensi dari asas kebebasan berkontrak. Azas ini diatur dalam Pasal 1338 KUHPerdata
(BW). Asas-asas dalam hukum perjanjian yang diatur dalam Buku III KUH Perdata (BW),
yakni azas kebebasan berkontrak dan azas konsensualitas. Dimana yang dimaksud dengan
asas konsensus atau yang disebut juga asas konsensuil atau kesepakatan, yaitu asas yang
merupakan syarat untuk melakukan perjanjian, karena suatu perjanjian adalah perbuatan dua
pihak.dan yang dimaksud dengan asas kebebasan berkontrak atau disebut juga dengan
Contract Vrijheid Beginsel, yaitu asas yang memberi kebebasan untuk melakukan perjanjian
dengan siapa saja, untuk menentukan isi perjanjian, untuk membuat aturan-aturan dalam
perjanjian yang dibuat dan untuk menentukan bentuk perjanjian yang dibuat.
Perjanjian adalah salah satu sumber perikatan. Perjanjian melahirkan perikatan, yang
menimbulkan hak dan kewajiban pada salah satu pihak atau lebih pihak dalam perjanjian.
BAB III
Tugas Hukum Perikatan
Pengertian dan Asas-asas serta Akibat Hukum dari Perjanjian 15
Fak
ult
as H
uk
um
- U
niv
ersi
tas
Sriw
ijay
a
Kewajiban yang dibebankan pada debitur dalam perjanjian memberikan hak kepada pihak
kreditur dalam perjanjian untuk menuntut pelaksanaan prestasi dalam perikatan yang lahir
dari perjanjian tersebut. Pelaksanaan prestasi dalam perjanjian telah disepakati oleh para
pihak dalam perjanjian adalah pelaksanaan dari perikatan yang terbit dari perjanjian tersebut.
Dalam hal debitur tidak melaksanakan perjanjian yang telah disepakati terbut, maka kreditur
berhak untuk menuntut pelaksanaan kembali perjanjian yang belum, tidak sepenuhnya atau
tidak sama sekali dilaksanakan atau telah dilaksanakan secara bertentangan atau tidak sesuai
dengan yang diperjanjikan, dengan atau tidak disertai dengan penggantian berupa bunga,
kerugian, dan biaya yang telah dikeluarkan kreditur. Dalam hal apabila wanprestasi oleh satu
pihak atau lebih pihak dalam perjanjian maka akibat hukumnya adalah dapat dimintakan
pembatalan serta batal demi hukum. Apabila suatu perjanjian tidak memenuhi syarat
subyektif yakni konsensus dan atau bekwaam, maka akibat hukumnya adalah Dapat
Dimintakan Pembatalan atau Vernietigbaar, dan apabila menimbulkan kerugian maka orang
yang dirugikan dapat meminta ganti rugi. Sedangkan, apabila tidak dimintakan pembatalan
maka perjanjian itu tetap mengikat pihak-pihak yang membuat perjanjian karena adanya
hubungan hukum yang menimbulkan hak dan kewajiban antara para pihak. Dan apabila suatu
perjanjian tidak memenuhi syarat objektif maka akibat hukumnya Batal Demi Hukum atau
Nietigbaar, dan tidak dapat dimintakan ganti rugi karena perjanjian itu dianggap tidak pernah
terjadi, sehingga tidak mengikat pihak yang membuat perjanjian (perjanjian tersebut tidak
berlaku).
________________________
Tugas Hukum Perikatan
Pengertian dan Asas-asas serta Akibat Hukum dari Perjanjian 16
Fak
ult
as H
uk
um
- U
niv
ersi
tas
Sriw
ijay
a
DAFTAR PUSTAKA
Prof. Subekti SH, Hukum Perjanjian, cetakan I, pembimbing Masa, Djakarta, 1963.
Muljadi Kartini, Gunawan Widjaja, Perikatan pada umumnya, Jakarta : PT RajaGrafindo
Persada, 2003.
Mujadi Kartini, Gunawan Widjaja, Perikatan yang Lahir dari Perjanjian, Jakarta : PT
RajaGrafindo Persad, 2010.
Subekti, R. Pokok-pokok Hukum Perdata. Jakarta: Intermasa, 1996
Satrio, J. Hukum Perikatan, Perikatan yang Lahir dari Perjanjian. Buku 1. Bandung: Citra
Aditya Bakti, 2001
Satrio, J. Hukum Perikatan, Perikatan yang Lahir dari Perjanjian. Buku 2. Bandung: Citra
Aditya Bakti, 2001
Wirjono Prodjodikoro. Asas - Asas Hukum Perjanjian. Bandung: Sumur Bandung. 1960.
Peraturan Perundang-undangan:
o Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata)