5/11/2018 Psikoterapi Behavioral - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/psikoterapi-behavioral 1/9
Minggu, 04 Januari 2009
Iyan Afriyani HS
Pendekatan Behavioral
Gerakan modifikasi perilaku
adalah penekanan pada tingkah laku yang bisa
didefenisikan secara operasional, diamati, dan diukur.
Tingkah laku, bukan konstruk2 yang tak bisa diukur yang
vital bagi pendekatan-pendekatan psikodinamik.
Ciri-ciri unik terapi
tingkah laku:o Pemusatan perhatian kepada tingkah laku yang
tampak dan spesifik.
o Kecermatan dan penguraian tujuan2 treatment.
o Perumusan prosedur treatment yang spesifik.
o Penaksiran objektif atas hasil-hasil terapi.
Tingkah laku yang oleh
klien diinginkan berubah, dispesifikasi dengan jelas.
Kondisi-kondisi yang
menjadi penyebab timbulnya tingkah laku masalah
diidentifikasi sehingga kondisi2 baru bisa diciptakan
guna memodifikasi tingkah laku.
Mengisolasi tingkah laku
masalah dan kemudian menciptakan cara-cara untuk
mengubahnya.
Tujuan dari terapi tingkah
laku adalah memperoleh tingkah laku baru, penghapusan
tingkah laku yang maladaptif, serta memperkuat dan
mempertahankan tingkah laku yang diinginkan.
PROSES TERAPEUTIK
Terapi tingkah laku pada
hakikatnya terdiri atas proses penghapusan hasil belajar
yang tidak adaptif dan pemberian pengalaman2 belajar yang
di dalamnya terdapat respon2 yang layak, namun belum
dipelajari.
Apabila seseorang datang
dengan keluhan yang umum, tujuan umum tersebut perlu
diterjemahkan ke dalam perubahan tingkah laku yang
spesifik yang diinginkan klien serta dianalisis ke dalam
5/11/2018 Psikoterapi Behavioral - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/psikoterapi-behavioral 2/9
tindakan-tindakan spesifik yang diharapkan oleh klien
sehingga baik terapis maupun klien mampu
menaksirsecaralebih konkret ke mana dan bagaimana merekabergerak.
FUNGSI DAN PERAN TERAPIS
Terapis menerapkan
pengetahuan ilmiah pada pencarian pemecahan masalah2
klien.
Menentukan prosedur-
prosedur penyembuhan yang diharapkan, mengarah pada
tingkah laku yang baru dan adjustive.
Terlibat dalam pemberian
penguatan2 sosial, baik yang positif maupun yang negatif.
Memanipulasi dan
mengendalikan psikoterapi dengan pengetahuan dan
kecakapannya menggunakan teknik2 belajar dalam suatu
situasi penguatan sosial.
Model bagi klien.Pengalaman langsung juga bisa diperoleh melalui
pengamatan terhadap tingkah laku orang lain. Salah satu
proses fundamental yang memungkinkan klien bisa
mempelajari tingkah laku baru adalah imitasi atau
percontohan sosial yang disajikan oleh terapis. Terapis
sebagai pribadi menjadi model yang penting bagi klien.
Karen aklien sering memandang terapis sebagai orang yang
patut diteladani, klien acap kali meniru sikap2, nilai2,
kepercayaan, dan tingkah laku terapis.
PENGALAMAN KLIEN DALAM TERAPI
Klien boleh jadi berada
dalam peran sebagai “penerima tehnik2 yang pasif”, tapi
ia harus diberi keterangan yang cukup tentang tehnik2
yang digunakan.
Tiga fase yang melibatkan
partisipasi klien secara penuh dan aktif:
o Tingkah laku klien dianalisis dan pemahaman yang
jelas menjangkau tingkah laku akhir dengan partisipasi
aktif dari klien dalam setiap bagian dari proses
pemasangan tujuan2.
5/11/2018 Psikoterapi Behavioral - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/psikoterapi-behavioral 3/9
o Cara2 alternatif yang bisa diambil oleh klien
dalam upaya mencapai tujuan2, dieksplorasi.
o Suatu program treatment direncanakan, yangbiasanya berlandaskan langkah2 kecil yang bertahap.
Klien didorong untuk
bereksperimen dengan tingkah laku baru dengan maksud
memperluas perbendaharaan tingkah laku adaptifnya.
Klien harus berbuat lebih
dari sekedar memperoleh pemahaman2, sebab dalam terapi
tingkah laku, klien harus bersedia mengambil risiko.
HUBUNGAN ANTARA TERAPIS DAN KLIEN
Terapis terlebih dahulu
harus mengembangkan atmosfer kepercayaan dengan
memperlihatkan bahwa:
o Ia memahami dan menerima pasien.
o Mereka akan bekerja sama
o Terapis memiliki alat yang berguna dalam membantu
ke arah yang dikehendaki pasien.
TEKNIK-TEKNIK DAN PROSEDUR-PROSEDUR TERAPEUTIK
Desensitisasi sistematik
o Digunakan untuk menghapus tingkah laku yangdiperkuat secara negatif, dan menyertakan pemunculan
tingkah laku atau respon yang berlawanan dengan
tingkah laku yang hendak dihapuskan.
o Tngkah laku neurotic adalah ungkapan dari
kecemasan dan bahwa respon kecemasan bisa dihapus oleh
penemuan respon2 yang secara inheren berlawanan dengan
respon tersebut.
o Kekuatan stimulus kecemasan bisa dilemahkan,
gejala bisa dikendalikan, dan dihapus melalui
penggantian stimulus.
o DS melibatkan tehnik2 relaksasi.
o Klien dilatih untuk santai dan mengasosiasikan
keadaan santai dengan pengalaman2 pembangkit kecemasan
yang dibayangkan atau yang divisualisasi. Situasi2
yang dihadirkan dalam suatu rangkaian dari yang sangat
tidak mengancam kepada yang sangat mengancam.
Tingkatan2 stimulus penghasil kecemasan dipasangkan
secara berulang-ulang dengan stimulus2 penghasil
keadaan santai sampai kaitan antara stimulus2
penghasil kecemasan dan respon kecemasan itu terhapus.
5/11/2018 Psikoterapi Behavioral - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/psikoterapi-behavioral 4/9
o Prosedur:
Analisis tingkah laku atas stimulus2 yangbisa membangkitkan kecemasan.
Menyusun suatu daftar bertingkat mengenai
situasi2 yang kemunculannya meningkatkan kecemasan
atau penghindaran.
Tingkatan dirancang dalam urutan dari
situasi yang paling buruk yang bisa dibayangkan
oleh klien ke situasi yang membangkitkan kecemasan
yang tarafnya paling rendah.
Selama pertemuan terapeutik pertama, klien
diberi latihan relaksasi yang terdiri atas
kontraksi, dan lambat laun pengenduran otot2 yangberbeda sampai tercapai suatu keadaan santai penuh.
Klien diberi tahu tentang cara relaksasi
yang digunakan yaitu teknik yang digariskan oleh
Jacobsen.
Teknik relaksasinya:
Pemikiran dan pembayangan situasi2 yang
membuat santai seperti duduk dipinggir danau
atau berjalan2 di taman yang indah, sering
digunakan. Mengendurkan segenap otot dengan
titik berat pada otot2 wajah. Otot2 tangan
dikendurkan terlebih dahulu, diikuti oleh
kepala, kemudian leher dan pundak, punggung,perut, dada, dan kemudian anggota2 badan
bagian bawah. Klien diminta mempraktekkan
relaksasi diluar pertemuan terapeutik,
sekitar 30 menit setiap hari. Apabila klien
telah bisa belajar untuk santai dengan cepat,
maka prosedur DS bisa dimulai.
Proses DM melibatkan keadaan dimana klien
sepenuhnya santai dengan mata tertutup.
Terapis menceritakan serangkaian situasi
dan meminta klien untuk membayangkan dirinya berada
dalam situasi yang diceritakan oleg terapis itu.
Terapis bergerak mengungkap situasi2 secara
bertingkat sampai klien menunjukkan bahwa dia
mengalami kecemasan, dan pada saat itulah
pengungkapan situasi diakhiri.
Kemudian relaksasi dimulai lagi, dan klien
kembali membayangkan dirinya berada salam situasi2
yang diungkapkan oleh terapis.
Treatment dianggap selesai apabila klien
mampu untuk tetap santai ketika membayangkan
situasi yang sebelumnya paling menggelisahkan dan
mneghasilkan kecemasan.
5/11/2018 Psikoterapi Behavioral - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/psikoterapi-behavioral 5/9
o DM bisa diterapkan secara efektif pada berbagai
situasi interpersonal, ketakutan menghadapi ujian,
ketakutan2 yang digeneralisasi, kecemasan2 neurotikserta impotensi dan frigiditas seksual.
o Tiga penyebab kegagalan DM:
Kesulitan2 dalam relaksasi, yang bisa jadi
menunjuk pada kesulitan2 dalam komunikasi antara
terapis dan klien.
Tingkatan2 yang menyesatkan atau tidak
relevan, yang ada kemungkinan melibatkan penanganan
tingkatan yang keliru.
Ketidakmemadaian dalam membayangkan.
o Pada terapi kelompok biasanya terdiri atas para
partisipan yang memiliki ketakutan2 dan kecemasan2
yang sama. Iklim kelompok dipandang sebagai agen yang
suportif dan memperkuat. Para anggota kelompok saling
memberikan dukungan dalam kegiatan2 pengambilan
risiko, dan penguatan diberikan bagi keberhasilan2.
Terapi impolsif dan
pembanjiran
o Teknik ini terdiri atas pemunculan stimulus
berkondisi secara berulang-ulang tanpa pemberian
penguatan.
o Dasar terapi ini adalah jika seseorang secara
berulang2 dihadapkan pada suatu situasi penghasil
kecemasan dan konsekuensi2 yang menakutkan tidak
muncul, maka kecemasan tereduksi atau terhapus.
o Terapis memunculkan stimulus2 penghasil
kecemasan, klien membayangkan, dan terapis berusaha
mempertahankan kecemasan klien.
o Prosedur:
Pencarian stimulus2 yang memicu gejala2. Menaksir bagaimana gejala2 berkaitan dan
bagaimana gejala2 itu membentuk tingkah laku klien.
Meminta kepada klien untuk membayangkan
sejelas-jelasnya apa yang dijabarkannya.
Bergerak semakin dekat kepada ketakutan
yang paling kuat yang dialami klien dan meminta
kepadanya untuk membayangkan apa yang paling ingin
dihindarinya.
Mengulang prosedur tersebut sampai
kecemasan tidak lagi muncul dalam diri klien.
5/11/2018 Psikoterapi Behavioral - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/psikoterapi-behavioral 6/9
o Terapi impolsif adalah suatu metode langsung yang
menantang pasien “untuk menatap mimpi2 buruknya”.
Latihan asertif
o Individu mengalami kesulitan menerima kenyataan
bahwa menyatakan dan menegaskan diri adalah tindakan
yang layak atau benar.
o Latihan asertif membantu orang2 yang:
Tidak mampu mengungkapkan kemarahan atau
perasaan tersinggung.
Menunjukkan kesopanan yang berlebihan dan
selalu mendorong orang lain untuk mendahuluinya.
Memiliki kesulitan untuk mengatakan“tidak”.
Mengalami kesulitan untuk mengungkapkan
afeksi dan respon2 positif lainnya.
Merasa tidak punya hak untuk memiliki
perasaan2 dan pikiran2 sendiri.
o contohnya:
pertama-tama klien memainkan peran sebagai atasan,
memberi contoh bagi terapis, sementara terapis
mencontoh cara berpikir dan cara klien menghadapi
atasan. Kemudian, mereka saling menukar peran sambil
klien mencoba tingkah laku baru dan terapis memainkan
peran sambil klien mencoba tingkah laku baru danterapis memainkan peran sebagai atasan. Klien boleh
memberikan pengarahan kepada terapis tentang bagaimana
memainkan peran sebagai atasannya secara realistis,
sebaliknya terapis melatih klien bagaimana bersikap
tegas terhadap atasan. Proses pembentukan terjadi
ketka tingkah laku baru dicapai jika terjadi
penghapusan kecemasan dalam menghadapi atasan dan
sikap klien yang lebih tegas terhadap atasan menjadi
lebih sempurna.
o Diusahakan agar tingkah laku menegaskan diri
dipraktekkan dalam situasi2 kehidupan nyata.
o Terapi kelompok latihan asertif:
Kelompok terdiri atas 8-10 anggota yang
memiliki latar belakang yang sama, dan sesi terapi
berlangsung selama dua jam.
Terapis bertindak pengarah permainan peran,
pelatih, pemberi penguatan, dan sebagai model
peran.
Sesion:
• Sesi 1:
5/11/2018 Psikoterapi Behavioral - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/psikoterapi-behavioral 7/9
Dimulai dengan pengenalan didaktik tentang
kecemasan sosial yang tidak realistis, pemusatan
pada belajar menghapuskan respon2 internal yangtidak efektif yang telah mengakibatkan
kekurangtegasan dan pada belajar peran tingkah
laku baru yang asertif.
• Sesi 2:
Bisa memperkenalkan sejumlah latihan relaksasi,
dan masing2 anggota menerangkan tingkah laku
spesifik dalam situasi2 interpersonal yang
dirasakannya menjadi masalah. Para anggota
kemudian membuat perjanjian untuk menjalankan
tingkah laku menegaskan diri sebelum memasuki
sesi selanjutnya.
• Sesi 3:Para anggota menerangkan tentang tingkah laku
menegaskan diri yang telah dicoba dijalankan oleh
mereka dalam situasi2 kehidupan nyata. Mereka
berusaha mengevaluasi dan jika mereka belum
sepenuhnya berhasil, kelompok langsung
menjalankan permainan peran.
• Sesi 4:
Penambahan latihan relaksasi, pengulangan
perjanjian untuk menjalankan tingkah laku
menegaskan diri, yang diikuti oleh evaluasi.
•
Sesi 5:Sesi terakhir bisa disesuaikan dengan kebutuhan2
individual para anggota.
Terapi aversi
o Melibatkan pengasosiasian tingkah laku simtomatik
dengan suatu stimulus yang menyakitkan sampai tingkah
laku yang tidak diinginkan terhambat kemunculannya.
o Stimulus2 aversi biasanya berupa hukuman dengan
kejutan listrik atau pemberian ramuan yang membuat
mual.
o Teknik2 aversif sering digunakan dalam penanganan
berbagai tingkah laku yang maladaptif, mencakup minum
alkohol secara berlebihan, kebergantungan pada obat
bius, merokok, obsesi2, kompulsi2, fetisisme, berjudi,
homoseksualitas, dan penyimpangan seksual seperti
pedofilia.
o Apabila hukuman digunakan, maka terdapat
kemungkinan terbentuknya efek2 samping emosional
tambahan seperti:
5/11/2018 Psikoterapi Behavioral - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/psikoterapi-behavioral 8/9
Tingkah laku yang tidak diinginkan yang
dihukum boleh jadi akan ditekan hanya apabila
penghukum hadir. Jika tidak ada tingkah laku yang menjadi
alternatif bagi tingkah laku yang dihukum, maka
individu ada kemungkinan menarik diri secara
berlebihan.
Pengaruh hukuman boleh jadi
digeneralisasikan kepada tingkah laku lain yang
berkaitan dengan tingkah laku yang dihukum.
Misalnya, anak dihukum karena kegagalannya
disekolah noleh jadi akan membenci semua pelajaran,
guru, dan bahkan membenci belajar pada umumnya.
Pengondisian operan
o Penguatan positif
Pembentukan suatu pola tingkah laku dengan memberikan
ganjaran atau penguatan segera setelah tingkah laku
yang diharapkan muncul adalah suatu cara yang ampuh
untuk mengubah tingkah laku.
o Pembentukan respon
o Penguatan intermiten
Terapis harus memahami kondisi2 umum dimana
penguatan2 muncul.
Tinkah laku yang dikondisikan oleh
penguatan intermiten pada umumnya lebih tahan
terhadap penghapusan dibanding dengan tingkah laku
yang dikondisikan melalui pemberian penguatan yang
terus menerus.
Pada tahap permulaan terapis harus
mengganjar setiap munculnya perilaku yang tidak
diinginkan. Jika mungkin, penguatan2 diberikan
segera setelah perilaku yang diinginkan itu muncul.
Dengan cara ini, penerima penguatan akan belajar,
tingkah laku spesifik apa yang diganjar.
o Penghapusan
o Pencontohan
Individu mengamati seorang model dan kemudian
diperkuat untuk mencontoh tingkah laku sang model.
o Token economy
Salah satu contoh dari penguatan yang ekstrinsik, yang
menjadikan orang2 melakukan sesuatu untuk meraih uang.
5/11/2018 Psikoterapi Behavioral - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/psikoterapi-behavioral 9/9