RESUME KASUS
NY. E DENGAN PSORIASIS VULGARIS
RUANG THT-KL, BEDAH MULUT LANTAI 5 GEDUNG KEMUNING RSUP DR.
HASAN SADIKIN BANDUNG
Oleh:
Putu Cintia Windan Sari, S.Kep 220112110054
Nova Efrilita , S.Kep 220112110035
Grafita Saraswati, S.Kep 220112110111
Haerul Imam , S.Kep 220112110092
PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN XXII
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
2012
PSORIASIS VULGARIS
A. DEFINISI
Psoriasis ialah penyakit yang penyebabnya autoimun, bersifat kronik dan residif,
ditandai dengan adanya bercak-bercak eritema berbatas tegas dengan skuama yang kasar,
berlapis-lapis dan transparan; disertai fenomena tetesan lilin, Auspitz, dan Kobner. (Adhi
Djuanda, 2002).
Psoriasis merupakan jenis penyakit kulit yang penderitanya mengalami proses
pergantian kulit yang terlalu cepat. Kemunculan penyakit ini terkadang untuk jangka waktu
lama atau hilang timbul, penyakit ini secara klinis sifatnya tidak mengancam jiwa, tidak
menular tetapi karena timbulnya dapat terjadi pada bagian tubuh mana saja sehingga dapat
menurunkan kualitas hidup serta menggangu kekuatkan mental seseorang bila tidak dirawat
dengan baik.
Berbeda dengan pergantian kulit pada manusia normal yang biasanya berlangsung
selama tiga sampai empat minggu, proses pergantian kulit pada penderita psoriasis
berlangsung secara cepat yaitu sekitar 2–4 hari, (bahkan bisa terjadi lebih cepat) pada
psoriasis juga terjadi pergantian sel kulit yang banyak dan menebal.
B. ETIOLOGI
Etiologi belum diketahui, yang jelas ialah waktu pulih (turn over time) epidermis
dipercepat menjadi 3-4 hari, sedangkan pada kulit normal lamanya 27 hari.Berbagai
penyelidikan yang lebih mendalam untuk mengetahui penyebabnya yang pasti masih banyak
dilakukan. Beberapa faktor penting yang disangka menjadi penyebab timbulnya Psoriasis
adalah :
a. Genetik
b. Imunologik
c. Stres Psikik
d. Infeksi fokal. Umumnya infeksi disebabkan oleh Kuman Streptococcus
e. Faktor Endokrin. Puncak insidens pada waktu pubertas dan menopause, pada waktu
kehamilan membaik tapi menjadi lebih buruk pada masa pascapartus.
f. Gangguan Metabolik, contohnya hipokalsemia dan dialisis.
g. Obat-obatan misalnya beta-adrenergic blocking agents, litium, antimalaria, dan
penghentian mendadak korikosteroid sistemik.
h. Alkohol dan merokok.
Walaupun sebabnya sepenuhnya tidak dimengerti, penyakit psoriasis tidak menular.
Psoriasis merupakan penyakit keturunan – penyebab utama ( 1/3 pasien memiliki riwayat
keluarga dengan penyakit yang sama), biasanya diturunkan secara autosomal dominan.
Sering muncul pada usia 15 dan 35 tahun, tapi dapat muncul pada semua umur, baik laki-
laki maupun perempuan.
Sekitar 10 – 15% kasus dengan psoriasis didapat sebelum usia 10 tahun
Para peneliti mempercayai bahwa kegagalan pengirim signal pada sistem imun
mempercepat siklus pertumbuhan di dalam sel.
Secara normal progresi sel dari lapisan sel basal yang ada di epidermis sampai ke
stratum corneum terjadi dalam 26 – 28 tahun. Akan tetapi pada pasien dengan psoriasis
proses ini berlangsung dalam 3 – 4 hari. Akibat hal tersebut maturasi sel kulit tidak dapat
berlangsung secara sempurna.
Beberapa pemicu (precipitating factors) terjadinya psoriasis (psoriasis triggers) :
a) Stress emosional
b) Injury terhadap kulit
c) Beberapa tipe infeksi
d) Reaksi terhadap beberapa obat
e) Iklim
f) Faktor genetik diduga ikut berperan, bila orangtuanya tidak menderita psoriasis resiko
mendapat psoriasis 12%, sedangkan jika salah satu orangtuanya menderita psoriasis
resikonya mencapai 34-39%.
g) Faktor imunologik juga berperan, defek genetik pada psoriasis dapat diekspresikan pada
salah satu dari tiga jenis sel, yakni limfosit T, sel penyaji antigen (dermal), atau keratinosit.
Keratinosit psoriasis membutuhkan stimuli untuk aktivasinya. Lesi psoriasis matang
umumnya penuh dengan sebukan limfosit T pada dermis yang terutama terdiri atas limfosit T
CD4 dengan sedikit sebukan limfosit dalam epidermis.
C. TANDA DAN GEJALA
Penderita biasanya mengeluh adanya gatal ringan pada tempat-tempat predileksi,
yakni pada kulit kepala, perbatasan daerah tersebut dengan muka, ekstremitas bagian
ekstensor terutama siku serta lutut, dan daerah lumbosakral.
Kelainan kulit terdiri atas bercak-bercak eritema yang meninggi (plak) dengan
skuama diatasnya. Eritema berbatas tegas dan merata. Skuama berlapis-lapis, kasar, dan
berwarna putih seperti mika, serta transparan. Pada psoriasis terdapat fenomena tetesan lilin,
Auspitz dan Kobner. Fenomena tetesan lilin ialah skuama yang berubah warnanya menjadi
putih pada goresan, seperti lilin digores. Pada fenomena Auspitz serum atau darah berbintik-
bintik yang disebabkan karena papilomatosis.
Trauma pada kulit , misalnya garukan , dapat menyebabkan kelainan yang sama
dengan kelainan psoriasis dan disebut kobner. Psoriasis juga dapat menyebabkan kelainan
kuku yang agak khas yang disebut pitting nail atau nail pit berupa lekukan-lekukan miliar.
D. JENIS-JENIS
Jenis-jenis psoriasis adalah sebagai berikut :
a. Plaquae psoriasis
Adalah karakteristik lesi terlihat merah, papula yang naik dan berubah menjadi plaque
berwarna silver.
b. Pustular psoriasis
Ada 2 jenis :
1) Pustular Psoriasis Generalisata
Psoriasis ini dapat muncul secara cepat. Dalam hanya beberapa jam kulit menjadi
lunak, terdapat blister (pustula) non infeksiuspus juga dapat muncul. Dapat
menyebabkan demam, menggigil, gatal yang hebat, tachy cardia, kelelahan, animea,
penurunan berat badan dan kelemahan muskuler.
a) Bentuk
Terjadi kulit merah (erythema) yang menjalar ke seluruh permukaan tubuh
Kulit menjadi sangat nyeri dan lembek
Pustula muncul pada kulit, kemudian kering dan mengelupas dalam dua
hari
Pustula bisa muncul dan erupsi setiap beberapa hari atau minggu
2) Pustular Psoriasis Lokal
Bentuk ini meliputi :
a) Palmo – plantar pustulosis (PPP)
PPP secara umum menyerang manusia pada usia 20 dan 60, infeksi dan stres
bisa memicu hal ini. Tipe psoriasis ini lebih sering menyerang wanita dari pada
laki-laki.
(1) Bentuk
Pustula-pustula lebar terbentuk pada area-area yang tebal pada tangan
dan kaki, seperti pada dasar jempol dan sisi tumit.
Pustula-pustula bisa selebar 5 cm
Pustula terlihat dalam bentuk yang bertaburan pada plaque kulit yang
memerah kemudian berubah menjadi coklat dan mengelupas.
b) Acropustulosis
Pada tipe ini, lesi kulit terbentuk pada ujung jari dan kadang-kadang pada
kaki. Lesi ini bisa sangat nyeri dan sangat mengganggu, dengan deformitas kuku,
pada kasus yang parah dapat menjalar ke tulang.
c) Erythrodermic psoriasis
Merupakan bentuk psoriasis inflamasi yang sering terjadi hampir pada
seluruh permintaan tubuh. Jenis ini merupakan yang paling jarang terjadi.
Psoriasis ini kadang-kadang terjadi secara mendadak pada awal psoriasis, atau
datang setelah bertahap pada orang dengan plaque psoriasis.
1) Bentuk
Paling sering terjadi pada orang yang memiliki psoriasis unstabil. Kulit
memerah secara luas dan sangat panas. Gatal berat dan nyeri bisa mengikuti
kelainan pada kulit yang memerah.
2) Komplikasi
Dapat mengganggu kemampuan tubuh untuk mengontrol temperatur dan
dapat menimbulkan sakit berat. Dalam kasus-kasus berat, orang dengan tipe
psoriasis ini mungkin membutuhkan hospitalisasi jika mereka mengalami
kehilangan cairan yang banyak, terjadi infeksi/alirah darah/sirkulasi yang
tidak lancar.
3) Treatmen
Tahap awal :
Topikal steroid dengan potensi medium dan mousturizer liberal digunakan
pada tahap awal, dikombinasikan dengan mandi oatmeal dan bed rest.
Steroid sistemik :
Metotrexate, acitretin (brand name soriatane) atau cyclosporme (brand
name vleoral) dapat menjadikan kasus-kasus berat menjadi terkontrol.
Jika digunakan, penurunan dosis steroid sistemik harus secara perlahan,
penghentian secara mendadak dapat menjadikan psoriasis lebih berat.
Sterold sistemik dikombinasikan dengan methotrexate dapat membantu
kasus-kasus berat. Dokter harus memonitor peningkatan keadaan secara
hati-hati selama periode penurunan dosis dibutuhkan can help severe
cases.
d) Guttate psoriasis
Sering terjadi pada usia anak-anak/dewasa muda, sering terjadi secara
tiba-tiba. Mungkin muncul akibat infeksi tenggorokan akibat streptokokus. Akan
tetapi beberapa kondisi lain seperti flu, chicken pox dan tonsilitis, diyakini
sebagai pemicu serangan psoriasis guttate.
1) Bentuk
Berbentuk kecil, merah dan seperti tetesan yang sendiri-sendiri, lesi ini
umumnya tampak pada kerongkongan dan lengan dan tungkai dan kadang-
kadang kulit kepala, lesi tidak setebal psoriasis plaque. Psoriasis guttate
mungkin dapat sembuh dengan sendirinya. Tanpa meninggalkan bekas.
e) Inverse psoriasis
Lesi halus, area-area kulit kering yang memerah dan terinflamasi tetapi
tidak terjadi sisik, sering pada lipatan tubuh. Disebut juga sebagai flexual
psoriasis.
1) Bentuk
Pada psoriasis ini, area-area kulit kering, halus, merah dan terjadi
inflamasi. Utamanya terjadi pada ketiak, lipat paha, di bawah payudara dan di
area lain sekitar kelamin dan pantat.
1. PATOFISIOLOGI
A. IDENTITAS KLIEN
Nama : Ny. E
Gangguan Citra Tubuh Gangguan Integritas Kulit
Kedinginan (Hipotermia) Kehilangan cairan (Dehidrasi)
Kulit kasar dan bersisik
Kreatinin Menurun
Degenerasi sel kulit
Pelepasan sel tanduk
Skuama FisuraMacula eritema
Pelebaran pembuluh darah kapiler (eritema)
Inflamasi pada kulit
Factor pencetus (penicillin, dll)
Reaksi alergi antibody IgE berikatan dengan allergen
Fungsi ekskresi meningkatSuhu Tubuh ↑
Lesi
Umur : 40 tahun
Tanggal Lahir : 16 September 1971
Agama : Islam
Suku : Sunda
Pendidikan : Sarjana
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Jl. Perum Sukarindik F 67 Rt. 02/07 Kec. Bungursari Tasikmalaya
Tanggal MRS : 01 Februari 2012
No. Medrec : 12110018
Diagnosa Medis : Psoriosis vulgaris
Tanggal Pengkajian : 03 Februari 2012
B. IDENTITAS KELUARGA
Nama : Tn. T
Umur : 42 tahun
Agama : Islam
Suku : Sunda
Pendidikan : Sarjana
Pekerjaan : Pengajar
Alamat : Jl. Perum Sukarindik F 67 Rt. 02/07 Kec. Bungursari Tasikmalaya
C. KELUHAN UTAMA
Klien mengeluh nyeri di bagian lutut kanan dan kiri.
D. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG
Setelah menikah kurang lebih 15 tahun yang lalu (tahun 1986) klien sering
mengalami kesemutan dan pegal-pegal pada kaki. Klien menganggap pegal-pegalnya
disebabkna karena hawa dirumahnya yang dingin dan lembab. Pegal-pegal memuncak
dan sulit digerakkan pada awal bulan Desember tahun 2011. Nyeri dirasakan bertambah
ketika lutut difleksikan. Nyeri yang dirasakan seperti ngilu. Skala nyeri 3 dalam rentang
1-5. Nyeri muncul saat pagi hari dan ketika cuaca dingin.
Sejak 2 hari SMRS, terdapat bercak kemerahan yang timbul di seluruh tubuh
disertai sisik tebal, kemudian semakin bertambah banyak dan bertambah gatal. Pasien
juga mengeluhkan demam disertai menggigil. Klien juga merasakan bertambah nyeri
pada kedua lutut dan sendi-sendi jari kedua tangan serta sulit digerakkan.
Kurang lebih 2 bulan SMRS klien mengeluhkan nyeri pada lutut kanan kemudian
diikuti dengan nyeri pada lutut kiri. Saat itu klien berobat di spesialis orthopedi di RSU
Tasikmalaya dan dilakukan pemeriksaan rontgen dan asam urat namun hasilnya normal.
Oleh dokter orthopedi klien didiagnosis penyakit TB Tulang dan mendapatkan obat-
obatan Parasetamol, Sangobion, dan Mefinal (klien membawa obatnya namun lupa cara
pemakaiannya). Klien juga mendapat obat TBC (Rifampisin 1x1 tab, INH 1x1 tab,
Piratinamid 1x2 tab, dan 1 macam obat tablet putih kecil 1x1 tab dan vitamin B
kompleks).
Kurang lebih 1 bulan SMRS klien mengamati timbulnya bintik-bintik merah pada
lutut dan kedua tungkai yang membesar disertai sisik tebal berwarna putih. Bercak
kemerahan dan sisik tebal meluas ke perut, punggung, kepala, kedua lengan dan kedua
kaki. Klien lalu berobat ke dokter spesialis kulit dan diberi obat oles racikan berwarna
putih, tidak berbau, dan tidak lengket. Setelah menggunakan obat selama 2 minggu
kelainan kulit membaik berupa berkurangnya sisik dan bercak merah. Nyeri pada kedua
lutut bertambah sehingga klien sulit berjalan. Klien juga merasakan nyeri bertambah pada
sendi jari-jari kedua tangan. Kuku tangan klien juga menjadi rusak.
Kurang lebih 1 minggu SMRS timbul bercak-bercak kemerahan yang menimbul
disertai sisik pada wajah, telinga, dan kulit kepala yang terasa gatal. Klien berobat ke
dokter spesialis dan diberi obat racikan berwarna putih untuk kulit kepala dan obat
racikan berwarna oranye untuk dioleskan pada badan dan wajah 2x sehari. Kelainan kulit
tidak mengalami perbaikan lalu klien mengoleskan “panglay” (sejenis kunyit pada
kelainan kulitnya sehingga sisik berubah menjadi kekuningan).
E. RIWAYAT KESEHATAN DAHULU
Sebelumnya klien tidak pernah memiliki riwayat penyakit kulit, termasuk riwayat alergi
yang menyebabkan gatal-gatal pada kulit. Klien mempunyai gastrtitis dan mengonsumsi
obat. Riwayat sering berketombe dan bersisik pada alis disangkal. Riwayat kulit menjadi
merah bila terpapar sinar matahari disangkal, riwayat bersin pada pagi hari (-), riwayat
asma (-).
F. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
Riwayat keluarga dengan keluhan serupa disangkal. Di keluarganya, klien baru pertama
kali mengalami kelainan seperti ini.
G. RIWAYAT PSIKOSOSIAL
Riwayat stress diakui yaitu suami berselingkuh sebelum timbul kelainan kulit.
H. RIWAYAT ADL
Aktivitas Sebelum Sakit Saat Sakit
1. Nutrisi
a. Makan
b. Minum
Makan teratur 3xsehari dengan
nasi, lauk pauk, dan sayuran
serta buah-buahan.
Air putih +- 8 gelas per hari,
kadang-kadang teh.
Nafsu makan dan
frekuensi makan tidak
ada yang berubah, sama
seperi belum sakit.
Hanya perlu dibantu
untuk makan.
Sama seperti saat
sebelum sakit tapi perlu
dibantu.
2. Eliminasi
a. BAB
b. BAK
Frekuensi rutin 1x sehari,
konsistensi lunak
Frekuensi 6-7 sehari, warna
kekuningan
Frekuensi 1x sehari.
Konsistensi padat
6-7x /hari, warna....
3. Istirahat/tidur Tidur malam nyenyak, 7-8 jam
per hari. Tidur siang kadang-
kadang
Istirahat dan tidur
terganggu jika nyeri
dirasakan
4. Kegiatan sehari-
hari
Ibu rumah tangga Terbaring diatas tempat
tidur dan perlu bantuan
untuk melakukan
aktivitas
I. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum : Compos mentis
2. Tanda-Tanda Vital :
HR : 98x/menit
RR : 20x/menit
TD : 120/80mmHg
S : Afebris
3. Kepala
- Mata : Konjunctiva anemis, Skelra Ikterik (-), penglihatan jelas, reaksi pupil
simetris, bola mata simetris.
- Rambut: Ada plak, rambut hitam putih, pendek.
- Telinga: tidak ada keluhan
- Hidung: tidak ada keluhan
- Mulut: Bibir kering, gigi caries (1), lidah (T.A.K)
- Leher: Tidak ada Keluhan
- Thorax:
Dada
Bentuk simetris
Ada bercak merah
Mamae simteris
Puting susu menonjol, tidak ada benjolan, tidak ada lesi
Paru-Paru
Sonor, wheezing (-), ronchi (-)
Jantung
Bunyi jantung teratur, Pembesaran (-)
Ketiak
Tidak ada pembesaran kelenjar
- Abdomen
Bentuk datar, kulit bercak-bercak merah, benjolan (-), Tendernes (-),
BU (+)
- Ekstremitas Atas
Bentuk simetris, sensasi tajam (+), dingin (+), gerakan ROM tidak ade
kuat, refleks trisep (+), pembengkakan (-), kulit kering,
-Ekstremitas Bawah
Bentuk simetris, sensasi tajam (+), dingin (+), gerakan ROM tidak ade
kuat, pembengkakan (-), nyeri di knee (+), varises (+), kulit kering,
akral hangat
- Kulit
Kulit coklat, kering, kasar, eritma di seluruh badan
Warna kuku kuning dan rusak
J. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Pemeriksaan Feses (Tanggal 2 Februari 2012)
Jenis Hasil Nilai Rujukan Satuan
Feses Rutin
a. Makroskopis
Feses
-5 Warna
-6 Konsistensi
-7 Darah
-8 Lendir
-9 Nanah
-10 Parasit
Coklat
Keras
Positif
Negatif
Negatif
Negatif
Lembek
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
-
-
-
-
-
-
b. Mikroskopis
Feses
-11 Eritrosit
-12 Leukosit
-13 Telur cacing
-14 Amoeba
-15 Darah samar
feses
5
Negatif
Negatif
Negatif
Positif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
/lpb
/lpb
2. Pemeriksaan Darah (Tanggal 2 Februari 2012)
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
1. HEMATOLOGI
-16 Jenis Retikulosit 5,77 0,5-2,5 %
Darah Rutin
-17 Hemoglobin
-18 Ht
-19 Leukosit
-20 Eritrosit
-21 Trombosit
4,4
15
9300
1,75
583000
12-16
35-47
4400-11300
3,6-5,8
150000-450000
gr/dl
%
/mm3
Juta/uL
/mm3
Index Eritrosit
-22 MCV
-23 MCH
88
25,1
80-100
26-34
fl
pg
-24 MCHC 28,6 32-36 %
Coombs Test
Direk/Indirek
-25 Coomb Test
Direk
-26 Coomb Test
Indirek
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
2.
IMUNOSEROLOGI
Feritin
202 13-150 ng/ml
3. KIMIA KLINIK
Bilirubin Total
Bilrubin Direk
Asam Urat
G6PD
0,58
0,34
2,9
Menyusul
s/d 10
s/d 0,3
2,4-5,7
146-376
mg/dl
mg/dl
mg/dl
U/101 12
3. Pemerikasaan Thorax
Hasil tanggal 1 februari 2012
Kesan: COR tidak tampak pembesaran, tidak tampak TB paru aktif,
4. Therapy
1. Topikal
Dek kompres NaCl 0,9 % + cream base
Cream Mometasone furoad 1 x/hari (pada wajah)
Ceram urea 10% 2x/hari seluruh tubuh
2. Sisemik
Ringer Laktat 1500/24 jam
Cetrizine 1x10 mg (bila gatal)
Paracetamol PO 1 gram 2x/hari (bila nyeri)
Calos 3x 1 tablet/hari
No Diagnosa keperawatan Tujuan Intervensi Rasional1 Gangguan ADL bd
nyeri sekunder dr rheumatoid arthritis
Tupan: klien dapat melakukan aktivitas sehari hari.
Tupen:Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam klien melaporkan :
1. Nyeri berkurang2. Tidur nyenyak3. Pasien tampak
rileks
Mandiri 1. Ciptakan lingkungan yang
nyaman2. Tingkatkan tirah baring3. Bantu klien dalam
merubah posisi4. Kaji keadaan umum dan
observasi TTV.5. Bantu klien dalam
melakukan aktivitas sehari hari
6. Ajarkan teknik distraksi7. Kolaborasi:
Pemberian kalus 2x1
1. Klien dapat beristirahat2. Klien dapat beristirahat dan
tidur nyenyak3. Posisi yang nyaman dapat
menurunkan nyeri4. Mengetahui perubahan
status kesehatan pasien.5. Klien dapat melakukan
aktivitasnya
6. Mengalihkan nyeri7. Anti peradangan
2 Gangguan integritas kulit bd eritema sekunder dari psoriasis vulgaris
Tupan: Gangguan integritas kulit teratasi.
Tupen : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam klien mengatakan kulitnya sedikitnya menunjukkan perbaikan dengan criteria : Lesi, skuama, dan
fisura berkurang sedikit
Area terbebas dari
Mandiri1. K
aji ulang keadaan kulit secara umum.
2. Kaji perubahan warna kulit.
3. Pertahankan agar daerah yang terinfeksi tetap bersih dan kering.
4. Dek kompres dengan NaCl seluruh tubuh.
Kolaborasi
1) Mengkaji ulang untuk melihat adanya perbaikan
2) Mengetahui keefektifan sirkulasi dan mengidentifikasi terjadinya komplikasi.
3) Membantu mempercepat proses penyembuhan.
4) Memantau dan mencegah terjadinya dehidrasi.
infeksi lanjut.Kulit bersih, kering, dan lembab
1.sistemika.
Kompres oklusif krim base+ NaCl 0.9% (pada kulit kepala)Mometason Furoate 0.1 % (Wajah) 1X/ HariKrim desoksimetason 0,25% 2x/hariKrim urea 10% 3x/hari
3 Risiko Intake nutrisi kurang dari kebutuhan bd Peradangan lambung ditandai oleh Hb 4, Feses berdarah
Tujuan panjang:Tidak terjadi kekurangan nutrsiTupen:Dalam 1x24 jam setelah dilakukan intervensi keperawatan:1. Intake nutrisi bertambah2. Tidak ada perdarahan3. Mual dan muntah tidak ada4. Tidak ada melena5. Nyeri tidak ada
1. Berikan nutrisi sesuai dengan kebutuhan
2. Anjurkan klien makan sedikit tapi sering
3. Anjurkan klien makan makanan yang lunak
4. Lakukan bilas lambung
5. IVFD RL 1500 cc/24 jam6. Terapi Obat:
OMZ 2x1 gramImpepsa 2 sendok 4x/hari.
1. Memenuhi kebutuhan nutrisi klien
2. Mengurangi kerja lambung
3. Mengurangi kerja lambung4. Untuk mengetahui
perdarahan pada lambung.5. Memenuhi kebutuhan
nutrisi klien
6. Menurunkan HCL
Catatan Tindakan Keperawatan
NO. DX TANGGAL
JAM IMPLEMENTASI RESPON PARAF
Pagi 3-02-2012 1. Memberikan terapi obat Calos 1 tablet, sucralfat
2. Mengkaji Nyeri
3. Dek Kompres4. Membantu melatih ROM
5. Menganjurkan klien untuk mobilisasi, miring kanan dan kiri, melakukan aktivitas ringan
6. Mengkaji TTV
1. Klien tidak mual dan tidak ada keluahan pada sistem gastro
2. Scala nyeri 4 (tidak dapat ditoleransi dan dan mengganggu beberapa aktvitas)
3. Klien merasa nyaman.4. Klien tidak dapat menggerakan
secara maksimal5. Klien mengatakan sudah
melakukan namun klien ingin jalan-jalan
6. TD: 120/80 mmHg HR: 98 x/menitRR: 20 x/menit Suhua afebris
1(SORE)
3-02-2012 1. Mencipta[kan lingkungan yang nyaman
2. Mengobservasi TTV3. Menganjurkan klien untuk istirahat4. Menganjurkan klien untuk minnum
obat(Calus 2x1 tablet)
1. Klien kooperatif pada saat dilakukan intervensi dan mau melaksanakan instruksi yang diberikan seperti tidak menggaruk daerah yang gatal dan melakukan alih baring.
2. Pulse: 60RR : 20TD : 110/80 mmHg
Suhu : afebris(PAGI) 4-02-2012
1. Menciptakan lingkungan yang nyaman
2. Menobservasi TTV3. Menganjurkan klien untuk istirahat4. Mengkaji kemampuan ADL5. Menganjurkan untuk minum obat
1. Klien tidur siang2. Klien meminum obat PO
3. Klien kooperatif pada saat dilakukan intervensi dan mau melaksanakan instruksi yang diberikan seperti tidak menggaruk daerah yang gatal dan melakukan alih baring.
4. Pulse: 60RR : 20TD : 110/80Suhu : afebris
5. Klien tidur siang6. Klien meminum obat PO
2.(SORE)
3-02-2012 1. Mengkaji ukuran, warna, kedalaman luka, memperhatikan jaringan nekrotik dan kondisi sekitar luka.
2. Memberikan perawatan luka yang tepat dan tindakan kontrol infeksi.
3. Memberikan terapi obat tipikal- Kompres oklusif krim base+
NaCl 0.9% (pada kulit kepala)- Mometason Furoate 0.1 %
(Wajah) - Krim desoksimetason 0,25%
1. Luka seluruh tubuh kemerahan(eritema) , tidak ada pustule, kering.
2. Klien koorperatif saat dilakukan perawatan
3. Klien tampak rileks
(PAGI)
- Krim urea 10%
1. Mengkaji ukuran, warna, kedalaman luka, memperhatikan jaringan nekrotik dan kondisi sekitar luka.
2. Memberikan perawatan luka yang tepat dan tindakan kontrol infeksi.
3. Memberikan terapi obat tipikal- Kompres oklusif krim base+
NaCl 0.9% (pada kulit kepala)- Mometason Furoate 0.1 %
(Wajah) - Krim desoksimetason 0,25%
- Krim urea 10%
1. Luka seluruh tubuh kemerahan, (eritema) , tidak ada pustule, kering, gatal berkurang2. Klien koorperatif saat dilakukan perawatan3. Klien tampak rileks, koorperatif
3. (SORE)
(PAGI)
3-02-2012
4-02-2012
1. Menganjurkan klien untuk makan makanan lunak sedikit tapi sering.
2. Memotivasi klien untuk makan3. Memberikan terapi OMZ 1 amp4. Menganjurkan klien untuk minum
obat impepsa 2 sendok 1 jam sebelum maka
1. Memberikan terapi OMZ 1 amp2. Menganjurkan klien untuk
minum obat impepsa 2 sendok 1 jam sebelum makan
3. Melakukan lavase lambung4. Menganjurkan klien untuk
1. klien mengatakan sudah makan2. makanan habis 1porsi3. klien menyatakan tidak ada perih lambung
1. Klien menyatakan tidak ada perih lambung3. cairan lambung bersih 4. klien mengatakan sudah makan5. Klien makan roti lunak 1 potong6. klien meringis kesakitan
makan makanan lunak sedikit tapi sering.
5. Memotivasi klien untuk makan
6. Mengambil specimen darah
Sore32
1
2
1
1. Bed Making2. Memberi obat sucralfat3. Mengoleskan obat topical
Mometasonfuroat pada wajah, cream urea pada plak di seluruh tubuh
4. Mengkaji spiturual
5. Melakukan dek kompres
6. Memberi selimut
1. Klien merasa nyaman2. Obatnya enak dan tidak pahit3. Klien merasa nyaman, plak
menjadi lebih kering
4. Klien rajin ibadah baik sebelum atau setelah menderita penyakit psoriasis
5. Pasein merasa sangat nyaman dan plak di bagian rambut menjadi mengelupas dan bersih
6. Klien merasa hangat dan nyeri berkurang
CATATAN PERKEMBANGAN PASIENNO.DX TANGGAL SOAP PARAF
1 4 Februari 2012 S : Klien mengatakan nyeri meningkat ketika cuaca dinginO: Nyeri Skala 4 ketika cuaca dinginA: Nyeri dapat teratasi ketika cuaca hangatP : Modifikasi lingkungan agar tetap hangat seperti pemberian lampu sorot dan selimut Beri Analgetik jika nyeri skala 5 Lakukan mobilisasi dan ROM sesuai kemampuan
2 5 Februari 2012 S : Klien mengatakan tidak gatal dan nyeri pada plakO: Plak terlihat lebih kering Plak di bagian rambut terlihat lebih bersih Plak di bagian tubuh berwarna hitam bersisik dan tekstur kasar serta kering
A: Luka sudah kering Plak masih tersebar di Seluruh tubuhP: Lanjutkan Terapi topikal Jaga keseterilan sebelum dan sesudah melakukan Dek kompres dan pemberian obat Ganti linen minimal maksimal 3x/hari atau sesuai keadaan Pertahankan mobilisasi klien