RUMUSAN HASIL RAKERDA PROGRAM KB NASIONAL
PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM TAHUN 2008
Pertemuan Hasil Rapat Kerja Daerah Program KB Nasional Provinsi Nanggroe
Aceh Darussalam, yang dilaksanakan pada tanggal 13 Agustus 2008 dengan
tema “ Keluarga Berencana Kunci pencapaian Sasaran Pembangunan Milenium
(MDGs)” dihadiri oleh Internal BKKBN Provinsi, lintas sektoral, serta mitra kerja
dan LSOM lainnya serta peserta Kab/Kota yang terdiri dari Asisten yang
menangani bidang KB dan organisasi Perangkat Daerah (OPD) KB Kab/Kota,
merupakan suatu kegiatan pembahasan penyusunan komitmen kegiatan
Program Keluarga Berencana Nasional Tahun 2008. setelah mendengar dan
menyimak :
1. Arahan dan pembukaan Bapak Gubernur Provinsi Nanggroe Aceh
Darussalam
2. Laporan Kepala BKKBN Provinsi Nanggroe Aceh Darussam
3. Hasil Evaluasi Program Keluarga Berencana di Kab/Kota sehubungan
dengan Pelaksanaan Otonomi daerah oleh BPKP Perwakilan Provinsi NAD
4. Keluarga Berencana dan upaya penurunan angka kematian ibu hamil dan
melahirkan oleh Dinas kesehatan Prov. NAD
5. TNI Manunggal KB-Kes oleh aster Kodam Iskandar Muda Prov. NAD
6. Keluarga Berencana dan upaya pelestarian lingkungan hidup oleh
Bappedalda Provinsi NAD
7. Keluarga Berencana, upaya peningkatan keadilan dan kesetaraan gender
oleh Badan Pemberdayaan Perempuandan Perlindungan Anak Provinsi NAD
8. Evaluasi Program KB Nasional tahun 2007 oleh Kabid Supervisi BKKBN
Prov. NAD
Warta Gerakan KB/KS 1
9. Kebijakan dan strategi operasional program KB/KR 2008 oleh Kabid PKB-KR
BKKBN Prov. NAD
10. Kebijakan dan strategi operasional program KS/PK tahun 2008 oleh Kabid
PKS-PK BKKBN Prov. NAD
11. Kebijakan dan kegiatan pokok bidang pendukung tahun 2008 oleh Sekretaris
BKKBN Prov. NAD
Para peserta, menyepakati hasil rumusan kegiatan operasional tahun 2008
sebagai kerangka kerja (Plan of Action) sebagai berikut :
1. Millenium Development Goals (MDGs), sudah menjadi kesepakatan
internasional dan Indonesia telah meratifikasi untuk mengsukseskan
keberhasilan sasaran yang sudah ditetapkan yaitu menanggulangi
kemiskinan dan kelaparan, mewujudkan pendidikan dasar untuk semua,
mendorong kesetaraan gender dan perbedayaan perempuan, menurunkan
angka kematian anak, meningkatkan kesehatan ibu, memerangi HIV dan
AIDS, memastikan kelestarian lingkungan hidup, dan membangun kemitraan
global untuuk pembangunan.
Sasaran MDGs yang satu sama lain saling berkaitan, hanya akan terwujud
apabila sasaran kesehatan reproduksi dan KB dapat dicapai di Indonesia.
Untuk itu pemerintah NAD perlu memberika perioritas yang tinggi pada
program KB guna mencapai sasaran pembangunan nasional global. Untuk
mencapai sasaran tersebut dibutuhkan komitmen yang tinggi dari semua
sector pembangunan, baik legislative, eksekutif maupun sector swasta lain.
Warta Gerakan KB/KS 2
2. Mencermati hasil evaluasi program sampai dengan tahun 2007, hasil survey
RPJM dan yang ditetapkan pada PKP tahun 2007 masih belum memenuhi
target sasaran. Agar sasaran RPJM 2009 dan RKP 2008 dapat tercapai,
perlu disusun inisiatif strategi dan kegiatan terarah serta mempunyai daya
ungkit yang tinggi terhadap keberhasilan program.
3. Isu strategi dalam pelaksanaan Program KB-KR adalah : pertama,
pemahaman dan penerimaan KB sebagai hak-hak reproduksi dan u[paya
pemenuhannnya; kedua, akses pelayanan, terutama akses masyarakat
miskin dan pelayanan KB pria; ketiga, rendahnya kualitas pelayanan; dan
keempat, kesiapan remaja memasuki kehidupan keluarga dan menghadapi
tantangan risiko TRIARD-KRR; yaitu kehamilan yang tidak diinginkan, infeksi
menular seksual,HIV dan AIDS, pemberian kondom bagi ODHA, deteksi dini
canser organ reproduksi, serta penyalahgunaan NAPZA.
4. Untuk menjawab isu-isu pokok tersebut diatas, telah disepakati beebrapa
strategi operasional bidang KB dan KR untuk tahun 2008, antara lain :
pertama, peningkatan kesadaran hak-hak reproduksi dan penerimaan
Keluarga Berencana, melalui pemberian informasi yang paripurna; kedua,
peningkatan akses pelayanan bagi keluarga miskin dari aspek : fisik
(khususnya pelayanan kesehatan dasar, rumah sakit, pasca melahirkan, tim
pelayanan mobile untuk wilayah GALCITAS); Aspek Ekonomi, Psikologi,
Administrative, dan kognitif; ketiga, peningkatkan kualitas pelayanan melalui
pelaksanaan “ informed choice”, ketaatan pada perundang-undangan bagi
provider, peningkatan kompetensi provider KB, penurunan kegagalan
pemakaian kontrasepsi dan komplikasi berat, akreditasi petugas dan fasilitas
pelayana KB, standarisasi pelayanan KB, Supervisi dan peningkatan peran
Tim Jaga Mutu; serta keempat, promosi KRR melalui kesiapan remaja untuk
membentuk keluarga dan menanggulangi resiko TRIAD KRR, peningkatan
Warta Gerakan KB/KS 3
akses informasi dan konseling perluasan jaringan rujukan pelayanan PIK
KRR.
5. Isu strategis bidang KS/PK meliputi: Aktifitas kelompok Tribina BKB, BKR,
BKL dan PKLK serta UPPKS yang relative menurun. Kondisi tersebut
diakibatkan forum-forum pembinaan belum dapat dijangkau serta fasilitas
penyediaan sumber daya, sarana dan metoda, pengembangan kemitraan
dan peningkatan forum pembinaan dengan lintas sektor, LSOM dan swasta
diberbagai tingkatan. Peningkatan kapabilitas para pengelola dan pelaksana,
pengembangan direktori data basis, serta meningkatkan kemitraan.
6. Strategi Operasional yang dikembangkan diantaranya membentuk serta
mengembangkan model-model keterpaduan program pemberdayaan dan
ketahanan keluarga, mengkoordinasi dan mempercepat kerja sama serta
mengembangkan berbagai pola kemitraan, meningkatkan kompetensi
petugas pengelola program dan ketrampilan kader pendamping kelompok,
meningkatkan kerja sama dengan berbagai media serta ekstensifikasi dan
intensifikasi advokasi serta KIE dalam penguatan berbagai konsep dan
pelaksanaan program KB Nasional.
7. Untuk mencapai hasil program yang ditetapkan, diperlukan tenaga lapangan
dengan jumlah dan kualitas yang cukup. Dengan tenaga lini lapangan yang
suda ada perlu diberdayakan dan ditingkatkan kualitasnya. Untuk
menanggulangi tenaga lini lapangan yang sangat terbatas, maka perlu
pemberdayaan tenaga potensial yang ada dilapangan, antara lain pramuka,
karang taruna, Toma da Toga, “tenaga kontrak” yang diperankan sebagai
tenaga lapangan.
8. Nomenklatur OPD- KB yang saat ini masih beragam ternyata mempengaruhi
upaya keberhasilan pencapaian program, searah dengan kondisi tersebut
diperlukan upaya untuk mensosialisasikan PP.38 & PP. 41 di 23
Kabupaten/Kota melalui Advokasi dan KIE terutama pada jajaran legislatif,
Warta Gerakan KB/KS 4
eksekutif maupun parpol dan LSM, agar pada akhir tahun 2008 semua
Kab/Kota membentuk organisasi perangkat daerah bidang KB yang
dikukuhkan dengan peraturan daerah.
9. Mengingat kemampuan pembiayaan pemerintah terhadap program KB yang
semakin terbatas, maka diperlukan upaya meningkatkan kemandirian
masyarakat antara lain melalui revitalisasi program KB mandiri lingkaran biru
yang harus dioperasionalkan sampai lini lapangan.
10. Pelaksanaan RR selama ini secara kuantitas sudah memadai tetapi dari segi
kualitas perlu dicermati tentang validitasnya. Untuk meningkatkan kualitas
data yang terkumpul perlu ditunjang oleh system informasi yang berbasis
teknologi informasi yang dapat diakses setiap saat sampai ketingkat lini
lapangan yang kompeten.
11. Dengan menggunakan pendekatan management berbasis Balanced
Scorecard (BSC) sebagai alat yang membantu organisasi untuk
menjabarkan strategi kedalam tujuan operasional, pengukuran/ indikator,
target dan program yang mengarah pada perilaku dan kinerja organisasi,
maka telah disusun BSC bidang Mission Center dan Service Center sebagai
dasar pelaksanaan program dan kegiatan untuk mencapai sasaran RKP
2008 dan Grand Strategy yang telah ditetapkan.
Demikian hasil rumusan Rapat Kerja Program KB Nasional Provinsi Nanggroe
Aceh Darussalam tahun 2008 untuk dapat menjadi acuan dan ditindaklanjuti
disemua tingkatan pengelolaan dan pelaksana program. Semoga Tuhan Yang
Maha Kuasa, Allah SWT senantiasa meridhoi dan memberkahi usaha- usaha
kita.
Warta Gerakan KB/KS 5
Rumusan Pasca Rapat Kerja Daerah Program Keluarga Berencana Nasional Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam
Tahun 2008
Pertemuan Rapat Kerja Daerah Program KB Nasional Provinsi Nanggroe Aceh
Darussalam tahun 2008 dengan tema “Keluarga Berencana Kunci Pencapaian
Sasaran Pembangunan Milenium (MDGs)” yang diikuti oleh kepala OPD KB
Kab/Kota, Kabid/Kasi KB/KS Kab/Kota, serta mitra kerja/pengelola program KB
tingkat Provinsi Kab/Kota, setelah mencermati :
1. Arahan Bapak Kepala BKKBN Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam pada
Pasca Rakerda
2. Rumusan Rapat Kerja Daerah Program Keluarga Berencana Nasional Prov.
NAD tahun 2008.
3. Semua makalah yang disajikan dalam Rakerda tanggal 13 Maret 2008
4. Semua makalah dan materi yang disajikan dalam pasca Rakerda tanggal 14
Maret 2008
5. Semua pendapat dan saran yang muncul dalam Rakerda dan Pasca Rakerda
6. Hasil diskusi kelompok dengan topic “Strategi Operasional Pencapaian
Sasaran RPJMN Bidang PKB-KR dan PKS-PK
Para peserta menyepakati hasil rumusan kegiatan operasional tahun 2008
sebagai kerangka kerja (plant of action) sebagai berikut :
1. Program KB Nasional memiliki sasaran-sasaran kuantitatif dan kualitatif
dijadikan landasan untuk memfokuskan dan mengevaluasi upaya-upaya
dalam mencapai pembangunan nasional dan global. Sasaran pokok dalam
RPJMN yang telah dituangkan kedalam rencana pembangunan tahun 2008
(RKP tahun 2008) di bidang KB antara lain :
a. Meningkatkan peserta KB aktif menjadi sekitar 315.900 dan peserta KB
baru sekitar 132.350.
Warta Gerakan KB/KS 6
b. Meningkatkan partisipasi pria dalam ber-KB menjadi sekitar 5,05 persen
dari peserta KB aktif; (sampai Desembar 2007, peserta KB aktif pria 4,3%)
c. Menurunnya unmetneed menjadi sekitar 10 % dari total Pasangan Usia
Subur (PUS) yang ada; sampai Desember 2007 unmetneed masih
20,63%)
d. Meningkatnya persentase remaja yang memperoleh informasi tentang
Kesehatan Reproduksi menjadi sekitar 80%.
e. Meningkatnya jumlah Pusat Informasi dan Konseling Kesehatan
Reproduksi Remaja (PIK-KRR) menjadi 209 buah; (sampai Desember
2007 = 67 buah).
f. Meningkatnya jumlah pendidik sebaya dan konselor sebaya yang dilatih
masing-masing menjadi 270 orang dan 120 orang (sampai Desember
2007 = 150 orang dan 0 orang)
g. Meningkatnya jumlah tempat pelayanan KB non Pemerintah menjadi
sekitar 13.492 (PPKBD = 6.344, sub PPKBD = 5.342, klinik = 483, DPS =
227, BPS = 1.096)
h. Terlaksananya Advokasi dan KIE tentang Program KB Nasional di 276
Kecamatan.
2. Isu Pokok Pelaksanaan Program KB-KR
Berbagai isu pelaksanaan Program KB-KR dilapangan muncul, yang dapat
dikelompokkan kedalam 4 isu pokok sebagai berikut :
a. Pemahaman hak-hak reproduksi
b. Akses pelayanan
c. Kualitas pelayanan
d. Kesehatan Reproduksi Remaja
3. Strategi Operasional Pelayanan KB-KR
Strategi Operasional Bidang KB dan Kesehatan Reproduksi adalah
bagaimana meningkatkan kesiapan remaja dalam membentuk keluarga dan
Warta Gerakan KB/KS 7
menghadapi resiko triad KRR. Secara rinci, strategi tersebut dituangkan
kedalam 4 strategi operasional pokok sebagai berikut :
a. Strategi meningkatkan kesadaran hak-hak reproduksi
b. Strategi meningkatkan akses pelayanan KB-KR
c. Strategi promosi KRR
4. Program atau inisiatif strategik KB-KR
Balanced Score Card (BSC) Mission Center yang telah disusun oleh
Kedeputian Bidang KB dan KR yang menghasilkan 10 inisiatif strategic
(pokok program) yang disarikan dari inisiatif lengkap yaitu :
1) Program jaminan terhadap akses fasilitas pelayanan KB dan KR
2) Program jaminan kualitas pelayanan KB dan KR
3) Program peningkatan partisipasi KB pria
4) Program pembiayaan pelayanan KB dan KR
5) Program promosi, advokasi, standarisasi, dan fasilitasi KB dan KR
6) Program integrasi pelayanan KB dengan KIA dan HIV da AIDS
7) Program peningkatan kualitas SDM pengelola dan pelayanan KB dan KR
8) Program monitoring management dan pelayanan KB dan KR
9) Program pengembangan dan peningkatan kualitas PIK KRR
10) Program peningkatan kualitas pelayanan KRR dan sustainability PIK KRR
5. Tercapainya PPM PB sebesar 132.350 dengan rincian yaitu : IUD = 1.900;
MOP = 30; MOW = 155; Implant = 1.900; Suntik = 62.850; Pil = 56.450;
Kondom = 9.065
Tercapainya PPM PA sebesar 315.900 dari PUS sebesar 698.900 (45,2%)
dengan rincian yaitu : IUD = 8.800; MOP = 150; MOW = 6.000; Implant =
7.000; Suntik = 147.500; Pil = 127.300; Kondom = 19.150
Warta Gerakan KB/KS 8
6. Kondisi strategi Program PKS-PK dengan hasil pencapaian hingga akhir
tahun 2007 antar lain :
a. Aktifitas kelompok bina-bina keluarga (BKB, BKR, dan BLK) pada akhir
bulan Desember 2007, untuk BKB = 0,36%, BKR = 0,12, dan BLK =
0,02%
b. Jumlah Bina Lingkungan Keluarga pencapaian masih rendah
c. Kelompok UPPKS pada akhir tahun 2007 sebanyak 2.600 kelompok,
dengan anggota kelompok keluarga Pra-S da KS-I rata-rata berusaha
8.445 keluarga 41, 37% dan data kelompok UPPKS yang terdaftar dalam
direktori Data Basis baru mencapai 423 kelompok (16,27%)
d. Keterbatasan akses modal baik bersumber dari APBN maupun swasta
e. Tenaga pengelola, pendamping dan pembina kelompok semakin
berkurang
7. Sebagai antisipasi kondisi saat ini maka kebijakan pembangunan KS adalah :
a. Penumbuhan dan pengembangan kelompok pemberdayaan dalam
ketahanan keluarga
b. Fasilitasi penyediaan sumber-sumber daya, dana, sarana dan metode
c. Peningkatan kondisi lingkungan keluarga yang kondusif melalui program
ketahanan dan pemberdayaan keluarga (kelompok bina-bina)
d. Pengembangan kemitraan dengan lintas sektor, LSOM dan swasta
diberbagai tingkat.
e. Peningkatan kapabilitas para pengelola dan pelaksana program
pemberdayaan dan ketahanan keluarga.
f. Pengembangan jejaring informasi.
8. Adapun strategi operasional pembangunan KS sebagai berikut :
a. Membentuk dan mengembangkan model-model keterpaduan program
pemberdayaan dan ketahanan keluarga
b. Mengkoordinasi dan mempercepat kerjasama dengan lintas sektor,
LSOM, swasta di berbagai tingkatan
Warta Gerakan KB/KS 9
c. Meningkatkan kuantitas dan kualitas kelompok pemberdayaan dan
ketahanan keluarga
d. Mengembangkan pola kemitraan dengan seluruh sektor terkait dengan
pemerintah maupun swasta
e. Meningkatkan kompetensi para petugas dan pengelola di berbagai
tingkatan
f. Peningkatan kerjasama dengan berbagai media dalam bidang
penyebarluasan informasi Program KB
g. Ekstensifikasi dan Intensifikasi advokasi dan KIE dalam penguatan
penerimaan konsep keluarga kecil bahagia sejahtera
9. Sementara indikator kinerja/sasaran pembangunan KS tahun 2008 sesuai
dengan RKP tahun 2008 (Lamp. I UU No. 45 tahun 2007 tentang APBN TA
2008) bahwa sasaran yang akan dicapai :
a. Peningkatan akses informasi dan pelayanan pendampingan
pemberdayaan ekonomi keluarga dengan sasaran 52,75% keluarga
Para-S dan KS I anggota UPPKS aktif berusaha
b. Peningkatan akses informasi dan pelayanan pendampingan
pemberdayaan keluarga dengan sasaran 45% (32.633) keluarga menjadi
anggota BKB aktif, 38% (9.629) keluarga menjadi BKR aktif dan 41%
(5.983) keluarga menjadi BKL aktif.
c. Peningkatan koalitas lingkungan keluarga melalui percontohan disetiap
kab/kota memiliki 1 kelompok BKL
d. Penguatan jejaring operasional lini lapangan yang berbasis masyarakat
dengan sasaran peningkatan PPLKB dan PLKB/PKB yang terlatih
sebanyak 375 petugas (Data : Diklat)
e. Peningkatan kompetensi petugas dan pengelola Program KB dengan
target 50 PPLKB dan PLKB/PKB memenuhi estándar kompetensi (data :
Diklat)
Warta Gerakan KB/KS 10
f. Intensifikasi advokasi dan komunikasi informasi, dan edukasi (KIE)
program KB nasional dengan target 6.388 desa/kelurahan memiliki Toga,
Toma yang melakukan advokasi dan KIE KB.
10. Pelaksanaan R/R selama ini secara kuantitas sudah memadai, tetapi dari
segi kualitas perlu dicermati tentang validitasnya. Untuk meningkatkan
kualitas data yang terkumpul perlu ditunjang oleh sistem informasi yang
berbasis teknologi informasi, baik menggunakan handphone fasilitas SMS
gateway maupun fasilitas yang lain yang dapat diakses setiap saat sampai
ketingkat lini lapangan dan sistem mekanisme operasional yang didukung
oleh petugas lini lapangan yang kompeten.
11. Peningkatan kompetensi SDM pengelola Program KB diarahkan untuk
memenuhi standar kompetensi pegawai dan tenaga program KB dari tingkat
provinsi sampai lini lapangan, melalui kegiatan LDU, refreshing, pentaloka,
diklat berjenjang, diklat teknis/substansi, teknis medis serta diklat
pengarusutamaan gender. Disamping meningkatkan kualitas pengelola
Litbang maka pokok-pokok kegiatan ini diarahkan untuk meningkatkan
kualitas pelaksanaan penelitian, pengembangan dan kajian sebagai bahan
masukan/pertimbangan, penetapan kebijakan program operacional,
perencanaan.
Warta Gerakan KB/KS 11
SAMBUTAN KEPALA BKKBN PADA
PEMBUKAAN RAPAT KERJA KELUARGA BERENCANA DAERAH ( RAKERDA ) TAHUN 2008
Para Undangan Peserta Rakerda dan hadirin sekalian yang saya hormati;
Assalamualaikum Wr.Wb;
Selamat pagi dan salam sejahtera;
Sebagai umat yang beragama, marilah kita dengan tiada henti mengucapkan
rasa syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas ridho dan perkenan-
Nya kita dapat berkumpul bersama untuk menghadiri acara Rapat Kerja
Keluarga Berencana Daerah (RAKERDA) tahun 2008.
Perkenankanlah pula saya menyampaikan ucapan terima kasih serta
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada seluruh undangan seperti para
mitra kerja Instansi Pemerintah di Provinsi, Swasta, LSOM, Organisasi Profesi,
Tenaga Ahli dan konsultan, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, serta Kepala
Organisasi Perangkat Daerah Pengelola KB dari seluruh Kab/ Kota, yang telah
berkenan hadir dalam forum Rakerda ini.
Bapak, Ibu, Saudara sekalian yang berbahagia;
Kalau kita berbicara tentang masalah kependudukan. Paling tidak ada dua
masalah pokok yang memerlukan perhatian kita, yaitu : masalah kualitas dan
kuantitas penduduk.
Yang pertama, kita harus mengakui bahwa kualitas penduduk Indonesia masih
rendah, jauh tertinggal dari Negara-negara maju di dunia dan bahkan dari
Negara tetangga kita di Asean. Masalah kemiskinan masih belum dapat diatasi
Warta Gerakan KB/KS 12
dengan baik, angka kematian Ibu dan Bayi masih cukup tinggi, indikator
pendidikan masih rendah, dan indeks pembangunan manusia Indonesia juga
masih ada di tataran bawah. Sebagai contoh, angka kematian ibu di Indonesia
saat ini di perkirakan masih diatas 200 per 100 ribu kelahiran hidup, sedangkan
angka kematian bayi diperkirakan masih sekitar 30 per 1000. Indikator ini,
terutama masalah angka kematian ibu, masih jauh diatas angka Negara maju
atau dengan Negara tetangga kita di Asean. Dari sisi pendidikan, nampaknya
lebih dari separuh penduduk Indonesia masih berpendidikan rendah, hanya
berpendidikan tamat sekolah dasar atau kurang. Lebih lanjut, kalau dilihat dari
Human Development Index atau Indeks Pembangunan Manusia, Indonesia
masih berada di rangking bawah yaitu nomor 108 dari 177 negara dan juga
masih kalah dari Negara tetangga kita di Asean.
Untuk mempercepat perwujudan penduduk Indonesia yang lebih sejahtera,
kualitas penduduk memang harus ditingkatkan seiring dengan pengendalian
kuantitas penduduk. Pembangunan ekonomi tanpa dukungan kualitas penduduk
yang memadai tidak akan berkelanjutan. Sebaliknya, peningkatan kualitas
penduduk tidak akan terjadi jika ada pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan
ekonomi dan peningkatan kualitas penduduk akan sulit dilaksanakan jika jumlah
penduduk semakin besar dan rendah kualitasnya. Membiarkan pertumbuhan
penduduk dengan kualitas rendah menjadi tidak terkendali akan mempersulit
persoalan pembangunan baik di pusat maupun di daerah.
Berbagai data empiris menunjukan bahwa ada hubungan antara jumlah anak
dengan tingkat sosial ekonomi penduduk. Penduduk dengan tingkat sosial
ekonomi lebih rendah cenderung memiliki jumlah anak yang lebih banyak
dibandingkan dengan mereka yang berada pada kelompok sosial ekonomi yang
lebih baik. Untuk itu perhatian yang lebih besar harus diberikan kepada
kelompok-kelompok masyarakat dengan status sosial ekonomi rendah ini.
Pemberian pelayanan KB yang lebih berkualitas, disertai dengan upaya-upaya
Warta Gerakan KB/KS 13
untuk meningkatkan ketahanan dan kesejahteraan keluarga telah menjadi suatu
keniscayaan.
Saudara sekalian yang berbahagia;
Para pakar dibidang kependudukan memperkirakan bahwa selama tiga decade
pelaksanaan program KB Nasional di Indonesia kita telah dapat “mencegah”
kelahiran sebanyak 80 juta jiwa. Ini sungguh suatu prestasi yang
membanggakan. Apabila tidak ada program KB, diperkirakan jumlah penduduk
Indonesia tahun 2000 menjadi sekitar 285 juta jiwa. Dapat dibayangkan
bagaimana beratnya beban pemerintah apabila 80 juta “penduduk bertambah” ini
benar-benar terlahir di Indonesia. Berbagai masalah yang kita hadapi dewasa ini,
mulai dari besarnya jumlah pengangguran, kekurangan pangan, masalah
kesehatan dan perumahan serta demikian seterusnya sampai masalah
lingkungan hidup dan bencana alam , nampaknya tidak bisa dilepaskan dari
fakta bahwa jumlah penduduk Indonesia sudah terlalu banyak dan
pertumnbuhannya mesti dikendalikan.
Saudara-saudara yang saya hormati;
Beberapa waktu yang lalu, BKKBN menyelenggarakan Rapat Kerja Nasional
tahun 2008. Dalam Rakernas ini kita ingin menegaskan bahwa Keluarga
Berencana memang bukanlah segalanya; tapi tanpa Keluarga Berencana
pembangunan yang sedang giat-giatnya kita lakukan dapat dipastikan menjadi
tidak bermakna. Hal ini disebabkan karena walaupun laju petumbuhan penduduk
sudah dapat diturunkan dari sekitar 2,32% pada periode 1971-1980 menjadi
sekitar 1,3% saat ini, jumlah kelahiran di Indonesia masih sekitar 4 juta jiwa. Ini
tentu bukan jumlah yang sedikit dan dapat dipastikan akan menyebabkan upaya
pembangunan termasuk pengentasan kemiskinan akan menjadi semakin sulit.
Hal ini disebabkan karena sebagian besar kelahiran ini terjadi pada keluarga-
Warta Gerakan KB/KS 14
keluarga yang kurang mampu yang memang fertilitasnya lebih tinggi dari pada
keluarga dengan tingkat sosial ekonomi yang lebih tinggi.
Di sisi lain, sesuai tema Rakernas “KB Kunci Pencapaian Sasaran
Pembangunan Milenium (MDGs)” dapat dipastikan bahwa tanpa KB akan sulit
mencapai berbagai sasaran seperti tertuang dalam MDGs tersebut. Upaya-
upaya untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi, meningkatkan
pendidikan dasar, melestarikan lingkungan hidup dan lain sebagainya akan sulit
tercapai apabila pengendalian pertumbuhan penduduk tidak dilakukan dengan
sungguh-sungguh.
Saudara-saudara yang saya hormati;saya sangat berbangga dan berterima kasih
oleh karena forum Rakerda ini hadir berbagai kalangan. Program KB ini tentu
tidak bisa dikerjakan sendiri. Keberhasilan program KB di lapangan banyak
ditentukan oleh keikutsertaan berbagai sektor dan program lain, termasuk
swasta, lembaga kemasyarakatan, organisasi profesi, maupun LSOM. Kita
menyadari betul bahwa prisip kemitraan dan kerjasama yang sebaik-baiknya
dengan semua mitra kerja adalah kunci keberhasilan program ini. Secara khusus
saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada Gubernur, Bupati/walikota dan DPRD yang telah memberikan dukungan
penuh bagi suksesnya Program KB di daerah ini. Kami berharap dukungan ini
dapat dipertahankan dan bahkan ditingkatkan pada masa mendatang.
Atas kesempatan yang diberikan kepada saya untuk memberikan sambutan dan
mengutarakan harapan-harapan dalam forum Rakerda ini, saya mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa membimbing kita semua.
Sekian dan Terima Kasih
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Kepala BKKBN, Dr. Sugiri Syarief, MPA
Warta Gerakan KB/KS 15
LAPORAN KEPALA BKKBN PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM
PADA PEMBUKAAN RAKERDA
PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM TANGGAL 13 MARET 2008
ASSALAMU’ALAIKUM RW.WB.
YANG KAMI HORMATI BAPAK GUBERNUR PROINSI NAD
YANG KAMI HORMATI BAPAK KETUA DPRD PROVINSI NAD
YANG KAMI HORMATI ANGGOTA MUSPIDA ROVINSI NAD
YANG KAMI HORMATI BAPAK DIREKTUR INFORMASI KELUARGA
BKKBN PUSAT ( PEMBINA WILAYAH )
YANG KAMI HORMATI KEPALA DINAS /BADAN ATAU YANG
MEWAKILI.
YANG KAMI HORMATI KEPALA SKPD – KB KABUPATEN/KOTA YANG
MEWAKILI
YANG KAMI HORMATI IBU-IBU ORGANISASI WANITA
YANG KAMI HORMATI PARA SESEPUH BKKBN
PARA UNDANGAN PESERTA RAKERDA PROGRAM KULUARGA
BERENCANA NASIONAL SERTA HADIRIN YANG BERBAHAGIA.
PERTAMA-TAMA MARILAH KITA PANJATKAN PUJI DAN SYUKUR
KEHADIRAT ALLAH SWT. KARENA ATAS LIMPAH RAHMAT-NYA KITA
DAPAT HADIR BERSAMA DALAM ACARA PEMBUKAAN RAPAT KERJA
DAERAH (RAKERDA) PROGRAM KELUARGA BERENCANA NASIONAL
PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM TAHUN 2008.
SALAWAT DAN SALAM MARI SAMA-SAMA KITA SAMPAIKAN KEPADA
JUNJUNGAN KITA NABI BESAR MUHAMMAD SAW BESERTA KELUARGA
DAN SAHABAT BELIAU, YANG TELAH MENUNTUN KITA DALAM
Warta Gerakan KB/KS 16
MENGARUNGI HIDUP DALAM KEHIDUPAN INI KEARAH YANG LEBIH BAIK
DAN LEBIH SEMPURNA.
BAPAK GUBERNUR DAN PARA HADIRIN YANG KAMI HORMATI.
KAMI SELURUH JAJARAN BKKBN PROVINSI NANGGROE ACEH
DARUSSALAM BERSAMA 6388 POS KB GAMPONG DAN 422.286 PESERTA
KB AKTIF YANG TERSEBAR DISELURUH PELOSOK NANGGROE ACEH
DARUSSALAM MENYAMPAIKAN TERIMA KASIH ATAS BERKENANNYA
BAPAK GUBERNUR UNTUK DAPAT HADIR MEMBUKA RAKERDA PROGRAM
KELUARGA BERENCANA NASIONAL INI DAN SEKALIGUS MEMBERIKAN
ARAHAN KEPADA KAMI. PERKENANKAN KAMI MEMYAMPAIKAN SELAMAT
DATANG KHUSUSNYA BAGI PARA PESERTA DARI DAERAH, DAN TERIMA
KASIH SERTA PENGHARGAAN YANG SETINGGI-TINGGINYA KEPADA
SELURUH UNDANGAN KHUSUSNYA PARA MITRA KERJA INSTANSI
PEMERINTAHAN, INSTANSI LINTAS SEKTORAL YANG TELAH BERKENAN
HADIR MEMENUHI UNDANGAN KAMI.
BAPAK GUBERNUR DAN PARA HADIRIN YANG KAMI HORMATI
PADA KESEMPATAN INI KAMI LAPORKAN SECARA SINGKAT
PERKEMBANGAN TERKINI MASALAH KEPENDUDUKAN DAN KB,
BERDASARKAN LAPORAN BULANAN DARI KABUPATEN/KOTA,
KESERTAAN PESERTA KB AKTIF TAHUN 2007 DAPAT DICAPAI 422.286
PASANGAN YANG TETAP SETIA MENGGUNAKAN KONTRASEPSI ATAU
66.98 % / PUS 692.580 PASANGAN SEDANGKAN PESERTA KB BARU
DAPAT DI AJAK SEBANYAK 108.898 PASANGAN ATAU 94.88 % DARI
PROYEKSI PPM YANG DITETAPKAN 114.800 PASANGAN.
DIANTARA INDIKATOR KEBERHASILAN PENGENDALIAN PENDUDUK
IALAH ANGKA KELAHIRAN TOTAL (TFR), BERDASARKAN SP’71 TFR ACEH
Warta Gerakan KB/KS 17
6.3 TURUN MENJADI 5.2 PADA SP’80 PADA SP 4.8 DAN MENJADI 2.8 PADA
SP 2000. SEKALIPUN ANGKA KELAHIRAN TOTAL MENUNJUKKAN
PENURUNAN, NAMUN ANGKA KELAHIRAN ATAU PERTAMBAHAN
PENDUDUK TIDAK KURANG DARI 55 – 60.000 JIWA PERTAHUN.
WALAUPUN TELAH MENUNJUKKAN HASIL YANG MENGGEMBIRAKAN,
KITA MASIH MENGHADAPI KENDALA DAN TANTANGAN YANG BERAT.
UNTUK MENCAPAI SASARAN FERTILITAS SEBESAR 2,2 PADA TAHUN
2009, SESUAI PERATURAN PRESIDEN NO. 7 TAHUN 2005 TENTANG
RPJMN. DIPERLUKAN PREVALIENSI KESERTAAN BER KB SEKITAR 67%
PADA TAHUN 2009 SEDANGKAN SAAT INI BARU 60.98%. SELANJUTNYA
KESERTAAN BER KB PERLU DITINGKATKAN MENJADI 71 PERSEN PADA
TAHUN 2015 UNTUK MENCAPAI TINGKAT KELAHIRAN SEBESAR 2,1 AGAR
KONDISI PENDUDUK TUMBUH SEIMBANG TERWUJUD.
PROGRAM KELUARGA BERANCANA MERUPAKAN UPAYA UNTUK
MEWUJUDKAN KELUARGA BERKUALITAS MELALUI KEGIATAN PROMOSI,
PERLINDUNGAN DAN BANTUAN DALAM MEWUJUDKAN HAK-HAK
REPRODUKSI. DISAMPING ITU JUGA UNTUK MEMBERIKAN PELAYANAN,
PENGATURAN DAN DUKUNGAN YANG DIPERLUKAN UNTUK MEMBENTUK
KELUARGA DENGAN USIA KAWIN YANG IDEAL, MENGATUR WAKTU,
JARAK DAN USIA IDEAL MELAHIRKAN ANAK, PENGATURAN KELAHIRAN
SERTA MEMBINA KETAHANAN DAN KESEJAHTERAAN KELUARGA.
UNTUK MEWUJUDKAN HAL TERSEBUT DI ATAS BKKBN TELAH MERUBAH
VISI-MISI DAN STRATEGI DASAR YANG DISESUAI DENGAN LINGKUNGAN
STRATEGI YANG ADA: ARAHAN KEBIJAKAN INI DIPERLUKAN DALAM
RANGKA MEMBANGUN KEMBALI SENDI-SENDI PROGRAM YANG OLEH
BERBAGAI KALANGAN DISINYALIR SANGAT MELEMAH DALAM ERA
DESENTRALISASI SAAT INI. MELALUI PERUMUSAN KEMBALI ARAH
KEBIJAKAN PROGRAM KE DEPAN DIHARAPKAN KINERJA PROGRAM
Warta Gerakan KB/KS 18
DAPAT MENINGKATKAN DAN SASARAN PROGRAM KB NASIONAL
SEBAGAIMANA YANG TERTUANG DALAM RPJMN 2004-2009 DAPAT
DICAPAI DAN SEKALIGUS UNTUK MENDUKUNG TERWUJUDNYA TUJUAN
PEMBANGUNAN YANG DIKENAL DENGAN MILLENIUM DEVELOPTMENT.
BAPAK GUBERNUR DAN HADIRIN YANG KAMI HORMATI ,
KAMI LAPORKAN BAHWA TEMA POKOK RAKERDA PROGRAM KB
NASIONAL TAHUN 2008 ADALAH “KELUARGA BERENCANA KUNCI PENCAPAIAN SASARAN PEMBANGUNAN MILENIUM ( MDGs)”. MELALUI
TEMA TERSEBUT DAN SESUAI DENGAN AMANAT RPJMN 2004-2009, KITA
AKAN MEMBANGUN MASYARAKAT DENGAN MENDORONG DAN
MENUMBUHKAN SIKAP DAN TINGKAH LAKU YANG MAJU DAN MANDIRI.
UPAYA PENINGKATAN KESEJAHTERAAN HARUS MERUPAKAN PROSES
PENDIDIKAN UNTUK MEYIAPKAN PARA KELUARGA MENJADI SUMBER
DAYA MANUSIA BERKUALITAS.
RAKERDA PROGRAM KB NASIONAL KALI INI DIIKUTI OLEH 135 PESERTA,
PESERTA PROVINSI 89 ORANG DARI UNSUR UNIT
PELAKSANAAN/INSTANSI LINTAS SEKTORAL/LSOM, UNSUR PEMDA
KABUPATEN/KOTA 23 ORANG DAN KA. SKPD ATAU SATUAN KERJA
PERANGKAT DAERAH PENGELOLA KB KABUPATEN/KOTA 23 ORANG.
MELALUI RAKERDA PROGRAM KB NASIONAL DIHARAPKAN DAPAT
DIHASILKAN BERBAGAI RUMUSAN OPERASIONAL KERANGKA KERJA
“(PLAN OF ACTIONS)” PENYELENGGARAAN KELUARGA BERENCANA
UNTUK 2008 GUNA MEWUJUDKAN KELUARGA BERKUALITAS. RAKERDA
INI BERLANGSUNG SELAMA 2 HARI TERMASUK PASCA RAKERDA.
PEMATERI PADA RAKERDA INI ADALAH ;
1) BPKB PROVINSI NAD
2) DINAS KESEHATAN PROVINSI NAD
Warta Gerakan KB/KS 19
3) KODAM ISKANDAR MUDA
4) BAPEDALDA PROVINSI NAD
5) BIRO PP PROVINSI NAD
6) KANWIL DJPB PROVINSI NAD
7) DAN BKKBN PROVINSI NAD
DEMIKIAN LAPORAN KAMI DAN AKHIRNYA KAMI MOHON KESEDIAAN
BAPAK GUBERNUR UNTUK DAPAT MEMBERIKAN ARAHAN DAN
BIMBINGAN KEPADA PARA PESERTA SERTA BERKENAN MEMBUKA
SECARA RESMI RAPAT KERJA DAERAH PROGRAM KB NASIONAL
PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM TAHUN 2008 INI, ATAS
BERKENANNYA BAPAK KAMI UCAPKAN TERIMA KASIH.
DEMIKIAN LAPORAN KAMI, DAN MOHON MAAF ATAS KEKURANGAN.
SEMOGA ALLAH SWT SENANTIASA MEMBERIKAN PETUNJUK KEPADA
KITA SEMUA.
AMIN YA RABBAL ‘ ALAMIN
WASSALAMUALAIKU,, WR.WB.
Warta Gerakan KB/KS 20
SAMBUTAN GUBERNUR NANGGROE ACEH DARUSSALAM PADA ACARA PEMBUKAAN RAPAT KERJA DAERAH (RAKERDA)
PROGRAM KELUARGA BERENCANA NASIONAL TAHUN 2008
”Bismillahirrahmanirrahim” Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Alhamdulillahi rabbil ’alamin, wassalatu wassalamu ’ala asyrafil ambia–i
walmursalin. Wa’ala alihi wasahbihi ajma’in.
Yang kami hormati (menyesuaikan) ;
Inspektur Utama BKKBN
Ketua dan Anggota DPR Aceh
Unsur Muspida Provinsi NAD.
Kepala BKKBN Provinsi NAD,
Kepala Dinas dan Lembaga Daerah Terkait,
Kepala Organisasi Perangkat Daerah Keluarga Berencana (OPD-KB)
Kabupaten/Kota
Hadirin para undangan sekalian.
Terlebih dahulu marilah kita mengucapkan rasa syukur kehadirat Allah
SWT, karena atas berkah dan rahmat-Nya, kita pada pagi hari ini masih
diberikan kesehatan dan kesempatan untuk menghadiri acara ”Pembukaan
Rapat Kerja Daerah Program Keluarga Berencana Nasional Provinsi Nanggroe
Aceh Darussalam Tahun 2008”
Selawat beriring salam mari sama-sama kita sampaikan kepangkuan Rasul
akhir zaman Nabi Besar Muhammad SAW, beserta keluarga dan sahabat beliau
sekalian.
Hadirin sekalian,
Warta Gerakan KB/KS 21
Kalau kita tinjau kembali sejarah perjalanan Program KB Nasional di
Aceh, kita patut bersyukur, program nasional yang pada tahun 1970 itu kurang
mendapat perhatian dan bahkan mendapat tantangan yang berat dari
masyarakat, sekarang sudah manjadi semacam norma kehidupan (”way o life)
bagi sebagian besar masyarakat Aceh.
Kalau pada awal berdiri BKKBN pada tahun 1970, kesertaan ber-KB di
Aceh diperkirakan sangat kecil dari pasangan usia subur yang secara aktif
memakai kontrasepsi, saat ini diperkirakan sudah mencapai 60% pasangan usia
subur yang ada.
Pada era Orde Baru, Program Keluarga Berencana merupakan salah satu
program pembangunan nasional yang dinilai paling berhasil dan bahkan
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada tahun 1987 pernah memberikan
penghargaan ”Population Award” kepada Indonesia karena keberhasilan
pembangunan dibidang Keluarga Berencana. Atas keberhasilan ini, Indonesia
kemudian ditunjuk menjadi salah satu dari tiga pusat rujukan atau ”Centers of
Excellence” di bidang kependudukan dan keluarga berencana. Ribuan pejabat
dari negara-negara sahabat setelah itu datang ke Indonesia untuk belajar Kb dari
pengalaman Indonesia, juga pernah ke Aceh.
Memasuki era reformasi dan otonomi daerah, kemudian diakui bahwa
Program KB di Indonesia menjadi melemah. Penyerahan kewenangan yang
besar kepada pemerintah kab/kota nampaknya belum diikuti dengan persepsi
atau pemahaman yang sama dari Bupati dan Walikota tentang pentingnya
Program KB bagi pembangunan dan kemajuan daerah di masa datang. Kelau
kita cermati dengan seksama berbagai tantangan dan masalah yang dihadapi
bangsa kita belakangan ini salah satunya akan mengerucut pada satu masalah
pokok yaitu : ”Jumlah Penduduk yang Terlalu Banyak”.
Warta Gerakan KB/KS 22
Jumlah penduduk yang sangat besar, yaitu nomor empat terbesar didunia,
barangkali tidak akan terlalu merepotkan apabila diimbangi dengan kualitas
yang memadai. Penduduk yang besar tetapi berkualitas memang bisa menjadi
modal atau aset pembangunan, tetapi sebaliknya kalau penduduk kita jumlahnya
lebih besar tetapi tidak berkualitas dapat dipastikan justru akan menjadi beban
pembangunan itu sendiri. Kualitas penduduk Indonesia dapat dipastikan masih
rendah karena baik dari sisi pendidikan, kesehatan dan juga ekonomi masih
sangat lemah. Indeks pembangunan manusia Indonesia masih berada pada
urutan 108 dari 117 negara.
Jumlah yang besar dengan kualitas yang tidak memadai ini diperkirakan
telah menjadi salah satu penyebab mendasar dari timbulnya berbagai masalah,
mulai dari masalah pengangguran, kesehatan, pendidikan, kekurangan pangan
sampai dengan kerusakan lingkungan dan bencana alam akhir-akhir ini sering
terdengar.
Oleh karena itu, disamping upaya pembangunan di bidang ekonomi yang
tentu harus semakin ditingkatkan, upaya-upaya untuk mengendalikan jumlah
penduduk agar tidak bertambah terlalu cepat harus tetap menjadi perhatian kita.
Upaya ini semakin penting artinya apabila setelah kita cermati ternyata jumlah
anak (fertilitas) penduduk miskin secara signifikan lebih tinggi dari penduduk
yang lebih mampu. Kalau ini tidak ditanggulangi pertumbuhan keluarga miskin
akan semakin cepat, dan upaya pengentasan kemiskinan di Aceh akan semakin
sulit.
Saudara-Saudara yang Kami Hormati,
Baru-baru ini tanggal 17 Februari 2008 telah diluncurkan kembali Program
KB Lingkaran Biru (LIBI). Dengan dimulainya kembali Program KB Mandiri dan
peluncuran lingkaran biru KB, kami minta kepada semua pihak khususnya
seluruh jajaran BKKBN dan Organisasi Perangkat Daerah Pengelola KB (OPD-
Warta Gerakan KB/KS 23
KB) di Kabupaten/Kota beserta seluruh mitra kerja dalam Provinsi Nanggroe
Aceh Darussalam untuk memulai kembali melakukan sosialisasi dan promosi KB
mandiri secara berkelanjutan seperti di waktu yang lampau. Dengan demikian
dapat diharapkan kesertaan KB mandiri dapat semakin meningkat, dan beban
pemerintah untuk memberikan pelayanan secara gratis semakin berkurang dan
hanya kepada mereka yang benar-benar tidak mampu atau miskin.
Saudara-saudara yang kami hormati,
Memasuki millenium ini, secara global telah disepakati ada delapan
tujuan pembangunan yang kemudian dikenal sebagai Millenium Development
Goals atau sering disingkat MDGs. Pada dasarnya delapan tujuan pembangunan
ini mencakup upaya-upaya sebagai berikut :
1. Menanggulangi kemiskinan dan kelaparan
2. Mewujudkan pendidikan dasar untuk semua
3. Mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan
4. Menurunkan angka kematian anak
5. Meningkatkan kesehatan ibu
6. Memerangi HIV/AIDS, malaria dan penyakit lainnya
7. Memastikan kelestarian lingkungan hidup, serta
8. Membangun kemitraan global untuk pembangunan
Secara global kita telah bersepakat bahwa prioritas pembangunan paling
tidak harus mencakup pencapaian sasaran-sasaran yang telah ditetapkan dalam
MDGs ini. Tentu tidak mudah dan memerlukan upaya yang sungguh-sungguh,
kerja keras, serta komitmen yang kuat dari segenap komponen bangsa. Salah
satu komponen pembangunan yang sangat terkait dengan upaya untuk
mencapai sasaran MDGs ini adalah Keluarga Berencana. Seperti telah
disampaikan, Pembangunan Bidang Keluarga Berencana memang bukan
segala-galanya, tetapi tanpa Keluarga Berencana sasaran pembangunan bidang
lainnya dapat dipastikan akan sulit tercapai.
Warta Gerakan KB/KS 24
Hadirin sekalian,
Demikian beberapa hal yang saya pandang patut untuk disampaikan pada
kesempatan hari ini, semoga ada manfaatnya. Selamat mengikuti rapat kerja
semoga menghasilkan pokok-pokok pikiran yang brilian bagi berbagai program
yang positif dan konstruktif untuk pembangunan Aceh baru yang kita cita-citakan.
Akhirnya denga mengucapkan ”Bismillahirrahmanirrahim” Rapat Kerja
Daerah Keluarga Berencana Nasional tahun 2008 secara resmi saya nyatakan
dibuka.
Wabillahitaufiq walhidayah
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Gubernur Aceh Irwandi Yusuf
Warta Gerakan KB/KS 25