SATUAN ACARA PENYULUHAN
Hari : Rabu, 8 Oktober 2015
Waktu : Pukul 15.30 – 16.00 WIB
Tempat : Balai Dusun Prambanan
Sasaran : Warga Dusun Prambanan
Penyuluh : Mahasiswa Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
1. Topik
Kekeringan
2. Pokok Bahasan
Pencegahan Kekeringan Untuk Kesejahteraan Bersama
3. Tujuan
a. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit diharapkan semua
warga dapat memahami tentang pencegahan kekeringan.
b. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit, warga dapat:
1) Menjelaskan pengertian kekeringan
2) Menjelaskan penyebab kekeringan
3) Menjelaskan gejala kekeringan
4) Menjelaskan akibat kekeringan
5) Melakukan penanggulangan kekeringan
4. Metode
a. Ceramah
b. Tanya Jawab
5. Media/ Alat
a. Leaflet
b. LCD, laptop, Layar
c. Poster
d. Power Point
e. Video
6. Alokasi dan Analisis Waktu
No. Komunikator Komunikan Waktu
1. Pre interaksi
Memberi salam,
memperkenalkan diri,
menjelaskan tema dan tujuan
penyuluhan
Menjawab salam dan
mendengarkan
3 menit
2. Isi
Menyebarkan leaflet,
menjelaskan materi penyuluhan,
pemutaran video
mendengarkan 15 menit
3. Memberikan kesempatan kepada
komunikan untuk bertanya
tentang materi penyuluhan
Mengajukan
pertanyaan
5 menit
4. Penutup
Memberikan pertayaan akhir
sebagai evaluasi
Menjawab pertanyaan 5 menit
5. Menutup penyuluhan dan
mengucapkan salam
Menjawab salam 2 menit
7. Setting Tempat
Peserta penyuluhan duduk berhadapan dengan penceramah, membentuk huruf
U.
8. Evaluasi
a. Evaluasi Proses
Evaluasi yang dapat ditunjukkan oleh para peserta selama penyuluhan:
1) Keikutsertaan/ partisipasi masyarakat
2) Perhatian yang diberikan oleh masyarakat
3) Keaktifan peserta untuk bertanya
b. Evaluasi Akhir
Menanyakan kepada sasaran:
1) Apa yang dimaksud dengan kekeringan?
2) Apa yang menjadi penyebab kekeringan?
3) Bagaimana dampak kekeringan?
4) Bagaimana cara menanggulangi kekeringan?
9. Lampiran Uraian Materi
a. Pengertian Kekeringan
Kekeringan adalah hubungan antara ketersediaan air yang jauh
dibawah kebutuhan air baik untuk kebutuhan hidup, pertanian, kegiatan
ekonomi dan lingkungan. Kekeringan merupakan salah satu jenis bencana
alam yang terjadi secara perlahan (slow-onset disaster), berlangsung lama
sampai musim hujan tiba, berdampak sangat luas, dan bersifat lintas sektor
(ekonomi, sosial, kesehatan, pendidikan, dan lain-lain). Kekeringan
merupakan fenomena alam yang tidak dapat dielakkan dan merupakan variasi
normal dari cuaca yang perlu dipahami. Variasi alam dapat terjadi dalam
hitungan hari, minggu, bulan, tahun, bahkan abad.
b. Penyebab Kekeringan
1) Akibat Alamiah
a) Kekeringan Meteorologis; berkaitan dengan tingkat curah hujan di
bawah normal dalam satu musim. Pengukuran kekeringan
meteorologis merupakan indikasi pertama adanya kekeringan.
b) Kekeringan Hidrologis; berkaitan dengan kekurangan pasokan air
permukaan dan air tanah. Kekeringan ini diukur berdasarkan elevasi
muka air sungai, waduk, danau, dan elevasi muka air tanah. Terdapat
tenggang waktu mulai berkurangnya hujan sampai menurunnya elevasi
muka air sungai, waduk, danau, dan elevasi muka air tanah.
Kekeringan hidrologis bukan merupakan indikasi awal adanya
kekeringan.
c) Kekeringan Pertanian; berhubungan dengan kekurangan lengas tanah
(kandungan air dalam tanah), sehingga tidak mampu memenuhi
kebutuhan tanaman tertentu pada periode waktu tertentu pada wilayah
yang luas. Kekeringan pertanian ini terjadi setelah gejala kekeringan
meteorologi.
d) Kekeringan Sosial Ekonomi; berkaitan dengan kekeringan yang
memberi dampak terhadap kehidupan sosial ekonomi, seperti:
rusaknya tanaman, peternakan, perikanan, berkurangnya tenaga listrik
dari tenaga air, terganggunya kelancaran transportasi air, dan
menurunnya pasokan air baku untuk industri domestik dan perkotaan.
e) Kekeringan Hidrotopografi; berkaitan dengan perubahan tinggi muka
air sungai antara musim hujan dan musim kering dan topografi lahan.
2) Akibat Ulah Manusia
Kekeringan tidak taat aturan terjadi karena:
a) Kebutuhan air lebih besar daripada pasokan yang direncanakan akibat
ketidak taatan penguna terhadap pola tanam atau pola penggunaan air.
b) Kerusakan kawasan tangkapan air dan sumber-sumber air akibat
perbuatan manusia.
c. Gejala Kekeringan
1) Kekeringan berkaitan dengan menurunnya tingkat curah hujan dibawah
normal dalam satu musim. Pengukuran kekeringan Meteorologis
merupakan indikasi pertama adanya bencana kekeringan.
2) Tahap kekeringan selanjutnya adalah terjadinya kekurangan pasokan air
permukaan dan air tanah. Kekeringan ini diukur berdasarkan elevasi muka
air sungai, waduk, danau dan air tanah. Kekeringan Hidrologis bukan
merupakan indikasi awal adanya kekeringan.
3) Kekeringan pada lahan pertanian ditandai dengan kekurangan lengas tanah
(kandungan air di dalam tanah) sehingga tidak mampu memenuhi
kebutuhan tanaman tertentu pada periode waktu tertentu pada wilayah
yang luas yang menyebabkan tanaman menjadi kering dan mengering.
d. Dampak Kekeringan
1) Fisik
a) Kerusakan terhadap habitat spesies ikan dan binatang.
b) Erosi-erosi angin dan air terhadap tanah.
c) Kerusakan spesies tanaman.
d) Pengaruh-pengaruh terhadap kualitas air (salinisasi).
e) Pengaruh-pengaruh terhadap kualitas udara (debu, polutan,
berkurangnya daya pandang).
f) Kekeringan juga menjadikan tanah menjadi mengeras dan retak-retak,
sehingga sulit untuk dijadikan lahan pertanian.
g) Keadaan suhu siang hari pada saat kekeringan akibat musim kemarau
menjadikan suhu udara sangat tinggi dan sebaliknya pada malam hari
suhu udara sangat dingin. Perbedaan suhu udara yang berganti secara
cepat antara siang dan malam menyebabkan terjadinya pelapukan
batuan lebih cepat.
2) Non fisik
a) Ekonomi
Kerugian-kerugian produksi tanaman pangan, susu, ternak, kayu,
dan perikanan.
Kerugian pembangunan dan pertumbuhan ekonomi nasional.
Kerugian pendapatan petani dan lain-lain yang terkena secara
langsung.
Kerugian-kerugian dari bisnis turisme dan rekreasi.
Kerugian pembangkit listrik tenaga air dan meningkatkan biaya-
biaya energy.
Kerugian-kerugian yang terkait dengan produksi pertanian.
Menurunya produksi pangan dan meningkatnya harga-harga
pangan.
Pengangguran sebagai akibat menurunnya produksi yang terkait
dengan kekeringan.
Kerugian-kerugian pendapatan pemerintah dan meningkatnya
kejenuhan pada lembaga-lembaga keuangan.
b) Sosial Budaya
Saat terjadi kekeringan, tanah menjadi kering dan pasir lembut
atau debu mudah terbawa angin. Hal ini menyebabkan debu ada
dimana, sehingga menimbulkan banyak gejala penyakit yang
berhubungan dengan pernafasan. Banyak orang yang akan sakit flu
dan batuk.
Pengaruh-pengaruh kekurangan pangan ( kekurangan gizi,
kelaparan).
Hilangnya nyawa manusia karena kekurangan pangan atau
kondisi-kondisi yang terkait dengan kekeringan.
Konflik di antara penggunan air.
Masalah kesehatan karena menurunnya pasokan air.
Ketidakadilan dalam distribusi akibat dampak-dampak kekeringan
dan bantuan pemulihan.
Menurunnya kondisi-kondisi kehidupan di daerah pedesaan.
Meningkatnya kemiskinan, berkurangnya kualitas hidup.
Kekacauan social, perselisihan sipil.
Pengangguran meningkat, karena yang tadinya bertani kehilangan
mata pencaharian.
Migrasi penduduk untuk mendapatkan pekerjaan atau bantuan
pemulihan, banyaknya TKI (tenaga kerja indonesia) yang memilih
keluar negeri.
c) Politik
Pemerintah harus bekerja keras untuk membuat kebijakan
penanggulangan bencana kekeringan. Badan khusus penanggulangan
bencana juga harus dibentuk, seperti yang sudah dibentuk di Indonesia
yanitu BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana).
e. Pencegahan Kekeringan
1) Pra Bencana
a) Memanfaatkan sumber air yang ada secara lebih efisien dan efektif.
b) Memprioritaskan pemanfaatan sumber air yang masih tersedia sebagai
air baku untuk air bersih.
c) Menanam pohon dan perdu sebanyak-banyaknya pada setiap jengkal
lahan yang ada di lingkungan tinggal kita.
d) Membuat waduk (embung) disesuaikan dengan keadaan lingkungan.
e) Memperbanyak resapan air dengan tidak menutup semua permukaan
dengan plester semen atau ubin keramik.
f) Kampanye hemat air, gerakan hemat air, perlindungan sumber air
g) Perlindungan sumber-sumber air pengembangannya.
h) Panen dan konservasi air
2) Saat Bencana
Sasaran penanggulangan kekeringan ditujukan kepada ketersediaan air dan
dampak yang ditimbulkan akibat kekeringan. Untuk penanggulangan
kekurangan air dapat dilakukan melalui:
Pembuatan sumur pantek atau sumur bor untuk memperoleh air.
Penyediaan air minum dengan mobil tangki.
Penyemaian hujan buatan di daerah tangkapan hujan.
Penyediaan pompa air.
Pengaturan pemberian air bagi pertanian secara darurat (seperti gilir
giring).
Untuk penanganan dampak, perlu dilakukan secara terpadu oleh sektor
terkait antara lain dengan upaya:
Dampak Sosial:
Penyelesaian konflik antar pengguna air.
Pengalokasian program padat karya di daerah-daerah yang
mengalami kekeringan.
Dampak Ekonomi:
Peningkatan cadangan air melalui pembangunan waduk-waduk
baru, optimalisasi fungsi embung, situ, penghijauan daerah
tangkapan air, penghentian perusakan hutan, dll.
Peningkatan efisiensi penggunaan air melalui gerakan hemat air,
daur ulang pemakaian air.
Mempertahankan produksi pertanian, peternakan, perikanan, dan
kayu/ hutan melalui diversifikasi usaha.
Meningkatkan pendapatan petani, dan perdagangan hasil pertanian
melalui perbaikan sistem pemasaran.
Mengatasi masalah transportasi air a.l dengan menggunakan
alternatif moda transportasi lain atau melakukan stok bahan pokok.
Dampak Keamanan:
Mengurangi kriminalitas melalui penciptaan lapangan pekerjaan.
Mencegah kebakaran dengan meningkatkan kehati-hatian dalam
penggunaan api.
Dampak Lingkungan:
Mengurangi erosi tanah melalui penutupan tanah (land covering).
Mengurangi beban limbah sebelum dibuang kesumber air.
Meningkatkan daya dukung sumber air dalam menerima beban
pencemaran dengan cara pemeliharaan debit sungai.
Membangun waduk-waduk baru untuk menambah cadangan air
pada musim kemarau.
Mempertahankan kualitas udara (debu, asap, dll) melalui
pencegahan pencemaran udara dengan tidak melakukan kegiatan
yang berpotensi menimbulkan kebakaran yang menimbulkan
terjadinya pencemaran udara.
Mencegah atau mengurangi kebakaran hutan dengan pengolahan
lahan dengan cara tanpa pembakaran.
3) Pasca Bencana
Kegiatan pemulihan mencakup kegiatan jangka pendek maupun jangka
panjang akibat bencana kekeringan antara lain:
a) Bantuan sarana produksi pertanian.
b) Bantuan modal kerja.
c) Bantuan pangan dan pelayanan medis.
d) Pembangunan prasarana pengairan, seperti waduk, bendung karet,
saluran pembawa, dll.
e) Pelaksanaan konservasi air dan sumber air di daerah tangkapan hujan.
f) Penggunaan air secara hemat dan berefisiensi tinggi.
g) Penciptaan alat-alat sanitasi yang hemat air.
h) Penertiban penggunaan air.
Recommended