STENOSIS AORTA
Definisi
Stenosis Katup Aorta adalah suatu penyempitan atau penyumbatan pada katup aorta.
Penyempitan pada Katup aorta ini mencegah katup aorta membuka secara maksimal sehingga
menghalangi aliran darah mengalir dari jantung menuju aorta. Dalam keadaan normal, katup
aorta terdiri dari 3 kuncup yang akan menutup dan membuka sehingga darah bisa
melewatinya.
Pada stenosis katup aorta, biasanya katup hanya terdiri dari 2 kuncup sehingga lubangnya
lebih sempit dan bisa menghambat aliran darah. Akibatnya ventrikel kiri harus memompa
lebih kuat agar darah bisa melewati katup aorta.
Etiologi
Stenosis katup aorta adalah suatu penyempitan katup aorta sehingga menghalangi darah
masuk ke aorta. Penyebab atau etiologi dari stenosisi ini bisa bermacam-macam. Namun yang
paling sering adalah RHD (Rheumatic Heart Disease) atau yang biasa kita kenal dengan
demam rematik. Berikut etiologi stenosis katup aorta lebih lengkap :
1. Kelainan kongenital
Tidak banyak bayi lahir dengan kelainan kongenital berupa penyempitan katup aorta .
sedangkan sebagian kecil lainnya dilahirkan dengan katup aorta yang hanya mempunyai dua
daun (normal katup aorta terdiri dari tiga daun). Pada katup aorta dengan dua daun dapat
tidak menimbulkan masalah atauupun gejala yang berarti sampai ia dewasa dimana katup
mengalami kelemahan dan penyempitan sehingga membutuhkan penanganan medis.
2. Penumpukan kalsium pada daun katup
Seiring usia katup pada jantung dapat mengalami akumulasi kalsium (kalsifikasi katup
aorta). Kalsium merupakan mineral yang dapat ditemukan pada darah. Seiring dengan aliran
darah yang melewati katup aorta maka menimbulkan akumulasi kalsium pada katup jantung
yang kemudian dapat menimbulkan penyempitan pada katup aorta jantung. Oleh karena
itulah stenosis aorta yang berasal dari proses klasifikasi banyak terjadi pada lansia di atas 65
tahun, namun gejalanya beru timbul saat klien berusia 70 tahun.
3. Demam rheumatik
Komplikasi dari demam rematik adalah adanya sepsis atau menyebarnya kuman atau
bakteri melalui aliran darah ke seluruh tubuh sehingga menyebabkan sampainya kuman atau
bakteri tersebut ke jantung. Saat kuman tersebut mencapai katup aorta maka terjadilah
kematian jaringan pada katup aorta. Jaringan yang mati ini dapat menyebabkan penumpukan
kalsium yang dikemudian hari dapat menyebabkan stenosis aorta. Demam reumatik dapat
menyebabkan kerusakan pada lebih dari satu katup jantung dalam berbagai cara.Kerusakan
katup jantung dapat berupa ketidak mampuan katup untuk membuka atau menutup bahkan
keduanya.
Manifestasi klinis
Stenosis katup aorta dapat terjadi dari tahap ringan hingga berat. Tipe gejala dari stenosis
katup aorta berkembang ketika penyempitan katup semakin parah. Regurgitasi katup aorta
terjadi secara bertahap terkadang bahkan tanpa gejala hal ini dikarenakan jantung telah dapat
mengkompensasi penurunan kondisi katup aorta. Berikut manifestasi klinis dari stenosis
katup aorta :
1. Nyeri dada
Nyeri dada adalah gejala pertama pada sepertiga dari pasien-pasien dan akhirnya pada
setengah dari pasien-pasien dengan aortic stenosis. Nyeri dada pada pasien-pasien dengan
aortic stenosis adalah sama dengan nyeri dada (angina) yang dialami oleh pasien-pasien
dengan penyakit arteri koroner (coronary artery disease). Pada keduanya dari kondisi-kondisi
ini, nyeri digambarkan sebagai tekanan dibahwah tulang dada yang dicetuskan oleh
pengerahan tenaga dan dihilangkan dengan beristirahat.
Pada pasien-pasien dengan penyakit arteri koroner, nyeri dada disebabkan oleh suplai
darah yang tidak cukup ke otot-otot jantung karena arteri-arteri koroner yang menyempit.
Pada pasien-pasien dengan aortic stenosis, nyeri dada seringkali terjadi tanpa segala
penyempitan dari arteri-arteri koroner yang mendasarinya. Otot jantung yang menebal harus
memompa melawan tekanan yang tinggi untuk mendorong darah melalui klep aortic yang
menyempit. Ini meningkatkan permintaan oksigen otot jantung yang melebihi suplai yang
dikirim dalam darah, menyebabkan nyeri dada (angina).
Ciri-ciri angina :
Biasanya penderita merasakan angina sebagai rasa tertekan atau rasa sakit di bawah tulang
dada (sternum).
Nyeri juga bisa dirasakan di:
- Bahu kiri atau di lengan kiri sebelah dalam.
- Punggung
- Tenggorokan, rahang atau gigi
- Lengan kanan (kadang-kadang).
Banyak penderita yang menggambarkan perasaan ini sebagai rasa tidak nyaman dan bukan
nyeri.
Yang khas adalah bahwa angina:
- dipicu oleh aktivitas fisik
- berlangsung tidak lebih dari beberapa menit
- akan menghilang jika penderita beristirahat.
Kadang penderita bisa meramalkan akan terjadinya angina setelah melakukan kegiatan
tertentu.
Angina seringkali memburuk jika:
- aktivitas fisik dilakukan setelah makan
- cuaca dingin
- stres emosional
2. Pingsan (syncope)
Pingsan (syncope) yang berhubungan dengan aortic stenosis biasanya dihubungkan
dengan pengerahan tenaga atau kegembiraan. Kondisi-kondisi ini menyebabkan relaksasi
(pengenduran) dari pembuluh-pembuluh darah tubuh (vasodilation), menurunkan tekanan
darah. Pada aortic stenosis, jantung tidak mampu untuk meningkatkan hasil untuk
mengkompensasi jatuhnya tekanan darah. Oleh karenanya, aliran darah ke otak berkurang,
menyebabkan pingsan. Pingsan dapat juga terjadi ketika cardiac output berkurang oleh suatu
denyut jantung yang tidak teratur (arrhythmia). Tanpa perawatan yang efektif, harapan hidup
rata-rata adalah kurang dari tiga tahun setelah timbulnya nyeri dada atau gejala-gejala
syncope.
3. Sesak napas
Sesak nafas dari gagal jantung adalah tanda yang paling tidak menyenangkan. Ia
mencerminkan kegagalan otot jantung untuk mengkompensasi beban tekanan yang ekstrim
dari aortic stenosis. Sesak napas disebabkan oleh tekanan yang meningkat pada pembuluh-
pembuluh darah dari paru yang disebabkan oleh tekanan yang meningkat yang diperlukan
untuk mengisi ventricle kiri. Awalnya, sesak napas terjadi hanya sewaktu aktivitas. Ketika
penyakit berlanjut, sesak napas terjadi waktu istirahat. Pasien-pasien dapat menemukannya
sulit untuk berbaring tanpa menjadi sesak napas (orthopnea). Tanpa perawatan, harapan
hidup rata-rata setelah timbulnya gagal jantung yang disebabkan oleh aortic stenosis adalah
antara 6 sampai 24 bulan.
Pemeriksaan Diagnostik
1. Electrocardiogram (EKG)
EKG adalah suatu perekaman dari aktivitas elektrik jantung. Pola-pola abnormal pada
EKG dapat mencerminkan suatu otot jantung yang menebal dan menyarankan diagnosis dari
aortic stenosis. Pada kejadian-kejadian yang jarang, kelainan konduksi elektrik dapat juga
terlihat.
2. Chest x-ray
Chest x-ray (x-ray dada) biasanya menunjukan suatu bayangan jantung yang normal.
Aorta diatas klep aortic seringkali membesar. Jika gagal jantung hadir, cairan di jaringan paru
dan pembuluh-pembuluh darah yang lebih besar di daerah-daerah paru bagian atas seringkali
terlihat.
3. Echocardiography
Echocardiography menggunakan gelombang-gelombang ultrasound untuk memperoleh
gambar-gambar (images) dari ruang-ruang jantung, klep-klep, dan struktur-struktur yang
mengelilinginya. Ii adalah suatu alat non-invasive yang berguna, yang membantu dokter-
dokter mendiagnosa penyakit klep aortic. Suatu echocardiogram dapat menunjukan suatu
klep aortic yang menebal dan kalsifikasi yang membuka dengan buruk. Ia dapat juga
menunjukan ukuran dan kefungsian dari ruang-ruang jantung. Suatu teknik yang disebut
Doppler dapat digunakan untuk menentukan perbedaan tekanan pada setiap sisi dari klep
aortic dan untuk menaksir area klep aortic.
4. Cardiac catheterization
Cardiac catheterization adalah standar emas dalam mengevaluasi aortic stenosis. Tabung-
tabung plastik berongga yang kecil (catheters) dimasukan dibawah tuntunan x-ray ke klep
aortic dan kedalam ventricle kiri. Bersama tekanan-tekanan diukur pada kedua sisi dari klep
aortic. Kecepatan dari aliran darah diseluruh klep aortic dapat juga diukur menggunakan
suatu kateter khusus.