Pada 2 paper sebelumnya yakni “Towards a Positive Theory of the
Determination of Accounting Standards” dan “The Demand for and Supply of
Accounting Theories: The Market for Excuses” yang telah dipublikasikan maka
Jurnal ingin melihat bagaimana perkembangan dan implementasi sebelumnya
setelah adanya kedua jurnal tersebut dengan berbagai perspektif.
Penelitian akuntansi positif telah menjadi panduan bagi penelitian empiris
dalam memprediksi dan menjelaskan kejadian akuntansi yang ada dan lebih
mudah diukur karena berdasarkan data yang relevan dalam penelitian, dalam
perkembangannya akuntansi positif semakin sering digunakan dan semakin
banyak pula penjelasan-penjelasan akuntansi yang saat ini masih dibutuhkan
Meskipun beberapa literatur penelitian akuntansi positif telah mampu menjelaskan
suatu kejadian akuntansi dalam prakteknya, akan tetapi masih banyak pula yang
masih sangat sulit untuk dijelaskan
Tujuan Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti memiliki dua tujuan utama yang akan dibahas,
yakni:
- Menjelaskan perspektif peneliti dalam evolusi dan kondisi saat ini dari
teori akuntansi positif dan merangkum bukti dari penelitian empiris dalam
akuntansi
- Mengevaluasi kritik atas beberapa peneilitian empiris yang telah ada.
- Memberikan pandangan mengenai arah penelitian akuntansi positif
kedepannya
Motivasi Penelitian
Dalam penelitian ini secara implisit peneliti ingin agar beberapa perdebatan
mengenai metodologi dalam penelitian akuntansi dapat dikurangi dengan suatu
pendekatan yang mampu menjelaskan suatu kejadian akuntansi lebih baik dan
peneliti juga ingin memberikan pandangannya mengenai perbaikan dan
pengembangan penelitian akuntansi positif yang telah berkembang saat ini.
Hasil Penelitian
A. Perkembangan Teori Akuntansi Positif
Di dalam bukunya Positive Accounting Theory (1986) Watts dan
Zimmerman menunjukkan dampak negatif pemilihan metoda akuntansi yang
berbeda, akan menguntungkan salah satu fihak dan merugikan fihak yang lain.
Scott (2000) menyebutnya sebagai perilaku oportunistik akibat dimungkinkannya
penggunaan metoda pengukuran yang berbeda. Selain dalam bentuk perilaku
oportunistik yang negatif, teori akuntansi positif juga diinterpretasi positif yang
disebut dengan kontrak efisien (efficient contracting). Di dalam bentuk ini
manajemen memilih metoda akuntansi dengan tujuan kepentingan perusahaan,
dan bukan kepentingan pribadi. Hal tersebut mengarahkan bahwa akuntansi
berhubungan dengan pasar modal, yang teorinya sudah tersusun dan merupakan
kumpulan hipotesis, dengan asumsi saling berhubungan di antara variabel yang
ada.
Kemunculan dan perkembangan teori akuntansi positif memfasilitasi riset
akuntansi yang sampai saat ini telah mendominasi riset akuntansi. Studi Ball dan
Brown (1968) merupakan studi monumental yang mendominasi teori dan riset
akuntansi dan keuangan berbasis pasar sejak tahun 1968. Selanjutnya studi
mereka direplikasi atau dikembangkan oleh peneliti-peneliti berikutnya, seperti
Easton, Harris, dan Ohlson (1992), yang menemukan bahwa hubungan antara
returns sekuritas dan laba berdasarkan kos historis. Selain dari studi hubungan
antara laba dan harga atau return sekuritas, juga berkembang studi hubungan
antara laba dan volume perdagangan saham yang dilakukan oleh Beaver (1968),
dan dikembangkan oleh Bamber dan Cheon (1995), dan Baron (1995), studi rasio
keuangan untuk prediksi kebangkrutan dilakukan oleh Altman (1968), dan
dikembangkan Ohlson (1980), studi rasio keuangan untuk prediksi laba
pertamakali dilakukan oleh Ou dan Penman (1989), studi hubungan antara arus
kas dan returns oleh Wilson (1987), dan Livnat dan Zarowin (1990), studi akrual
akuntansi oleh Sloan (1996), studi manajemen laba oleh Healy (1985), Jones
(1991), Cahan (1992), Sweeney (1994), dan Dechow, Sloan dan Sweeney (1996).
Perkembangan riset akuntansi dan keuangan tersebut tidak dapat
dipisahkan dari muncul dan berkembangnya teori akuntansi positif (Watts dan
Zimmerman, 1986) yang sangat dominan dalam mewarnai riset-riset akuntansi
saat ini. Watts dan Zimmerman tidak menggunakan teori normatif, melainkan
teori positif yang dalil-dalilnya menjelaskan bagaimana bekerjanya dunia nyata.
Teori akuntansi positif adalah teori yang digunakan untuk memprediksi tindakan
pemilihan kebijakan akuntansi yang dilakukan perusahaan, dan bagaimana
perusahaan akan merespon standar akuntansi yang baru (Scott, 2000). Teori
akuntansi tersebut dapat digunakan untuk menjelaskan dan memprediksi
fenomena akuntansi. Teori tidak akan dibuktikan kebenarannya, namun demikian
akan diuji apakah prediksinya dapat ditolak oleh bukti secara empiris.
Isu dari metoda riset meliputi pengujian terhadap berkurangnya isu, dan
kemungkinan hasil yang diperoleh dari literatur akuntansi positif adalah
berhubungan dengan hipotesis alternatif yang tidak dikenali, dan bukan dari
hipotesis yang dinyatakan. Isu dari filsafat ilmu menunjukkan bahwa pendekatan
yang dipergunakan adalah akuntansi sosiologi bukan teori akuntansi, dan metoda
yang tidak sesuai dipergunakan untuk menyusun penjelasan terhadap teori.
Perkembangan teori akuntansi dapat dikelompokkan menjadi teori akuntansi
tradisional dan teori akuntansi positif. Teori akuntansi tradisional merupakan teori
akuntansi yang berkembang sebelum tahun 1970-an. Riset akuntansi adalah
deskripsi dari praktik akuntansi yang dapat diterima umum, namun demikian tak
satupun yang dapat disebut sebagai teori, karena kurang menghubungkan antara
praktik akuntansi dan statemen yang dilaporkan. Teori akuntansi tradisional
adalah normatif, preskriptif dan deskriptif, oleh karenanya disebut non-scientific
(Watts dan Zimmerman, 1979, 1986). Teori akuntansi tradisional menggunakan
pendekatan kos historis (historical cost), sehingga dapat menghasilkan informasi
yang andal (reliable), meskipun tidak serelevan dengan pendekatan penilaian
yang didasarkan pada nilai sekarang (present value). Pendekatan tradisional
mempunyai ciri yaitu tidak adanya proses pembuktian atau konfirmasi yang teliti
dalam upaya untuk mengembangkan teori akuntansi.
Teori akuntansi positif pertamakali diusulkan oleh Watts dan Zimmerman
pada tahun 1978 dan 1979 melalui teori akuntansi positifnya. Di dalam bukunya
Positive Accounting Theory (1986), ditunjukkan dampak negatif dari pemilihan
metoda akuntansi yang berbeda, yang akan menguntungkan salah satu fihak dan
merugikan fihak yang lain. Scott (2000) menyebutnya sebagai perilaku
oportunistik, akibat dimungkinkannya penggunaan metoda pengukuran yang
berbeda. Teori akuntansi positif juga diinterpretasi positif yang disebut dengan
kontrak efisien (efficient contracting), yaitu manajemen memilih metoda
akuntansi dengan tujuan untuk kepentingan perusahaan, dan bukan kepentingan
privat. Hal tersebut mengarahkan bahwa akuntansi berhubungan dengan pasar
modal, yang teorinya sudah tersusun dan merupakan kumpulan hipotesis, dengan
asumsi saling berhubungan di antara variabel yang ada.
Kemunculan dan perkembangan teori akuntansi positif memfasilitasi riset
akuntansi yang sampai saat ini telah mendominasi riset akuntansi. Studi Ball dan
Brown (1968) merupakan studi monumental yang mendominasi teori dan riset
akuntansi dan keuangan berbasis pasar sejak tahun 1968. Selanjutnya studi
mereka direplikasi atau dikembangkan oleh peneliti-peneliti berikutnya, seperti
studi hubungan antara returns sekuritas dan laba berdasarkan kos historis. Selain
dari studi hubungan antara laba dan harga atau return sekuritas, juga berkembang
studi hubungan antara laba dan volume perdagangan saham, studi rasio keuangan
untuk prediksi kebangkrutan, studi rasio keuangan untuk prediksi laba, studi
hubungan antara arus kas dan returns, studi akrual akuntansi, studi manajemen
laba, dan studi-studi lainnya.
Sejauh mana pilihan akuntansi mempengaruhi kesejahteraan kontrak bergantung
pada besaran relatif dari biaya kontrak. Biaya kontrak ini mencakup:
1. Biaya transaksi (contoh biaya komisi perantara)
2. Biaya agensi (contoh biaya pemantauan, biaya obligasi, dan kerugian sisa
akibat keputusan yang disfungsional)
3. Biaya informasi (contoh biaya untuk memperoleh informasi)
4. Biaya negosiasi ulang (misalnya biaya penulisan kembali kontrak yang ada
ketika kontrak dianggap telah tidak sesuai dengan beberapa peristiwa yang
tidak dapat diperkirakan)
5. Biaya kepailitan (contoh biaya hukum untuk memailitkan dan biaya
keputusan yang disfungsional)
Pilihan akuntansi tergantung pada variabel-variabel yang mencerminkan
intensif manajemen dalam memilih metode akuntansi berdasarkan rencana bonus,
kontrak utang, dan proses politik. Sebagai hasilnya ada tiga hipotesis yang
dihasilkan; hipotesis rencana bonus, hipotesis modal hutang, dan hipotesis biaya
politis. Hipotesis ini secara umum dinyatakan dalam bentuk perilaku oportunistis
dari para manajer. Hipotesis tersebut adalah sebagai berikut:
1. Hipotesis rencana bonus berpendapat bahwa manajer perusahaan dengan
rencana bonus kemungkinan besar menggunakan metode akuntansi yang
meningkatkan laporan laba periode di periode berjalan. Dasar pemikirannya
adalah bahwa tindakan seperti itu mungkin akan meningkatkan persentase
nilai bonus jika tidak terdapat penyesuaian terhadap metode terpilih.
2. Hipotesis ekuitas utang berpendapat bahwa semakin tinggi hutang/ekuitas
perusahaan yaitu sama dengan semakin dekatnya (semakin ketatnya)
perusahaan terhadap batasan-batasan yang terdapat di dalam perjanjian
hutang dan semakin besar kesempatan atas pelanggaran perjanjian dan
terjadinya biaya kegagalan teknis, maka semakin besar kemungkinan bahwa
para manajer menggunakan metode-metode akuntansi yang meningkatkan
laba.
3. Hipotesis biaya politis berpendapat bahwa perusahaan besar dan bukannya
perusahaan kecil kemungkinan besar akan memilih akuntansi untuk
menurunkan laporan laba.
B. Kritik Akuntansi Positif
C. Pandangan Peneliti Mengenai Akuntansi Positif di Masa Datang
Artikel Watts dan Zimmerman (1990) memberi tiga arahan riset di masa
mendatang. Pertama, tugas yang paling penting bagi peneliti akuntansi positif
adalah meningkatkan hubungan antara teori dan pengujian empiris. Kedua, pada
saat pilihan akuntansi kehilangan kedudukannya sebagai bagian dari teknologi
kontrak yang efisien, variabel yang sering dipergunakan untuk menjelaskan dan
memprediksi pilihan akuntansi adalah variabel endogin. Ketiga, kesalahan
pengukuran yang sudah terjadi dapat dikurangi dengan meningkatkan kemampuan
uji (power of test).
Literatur akuntansi positif memberi peraturan empiris yang menjelaskan
bidang literatur tersebut, sehingga menjadi jelas bahwa terdapat banyak
kesempatan riset yang mungkin dilakukan. Pengujian terhadap kontrak utang,
bonus, hipotesis biaya politis, menunjukkan betapa terbatasnya eksplorasi yang
telah dilakukan. Menghubungkan antara insentif kontrak efisien ex ante dengan
pengaruh pendistribusian kembali ex post, nampaknya terbukti cukup bermanfaat.
Penelitian terhadap implikasi dari kontrak internal dan kontrak eksternal selain
utang dan bonus, tampaknya menjadi sangat produktif.
Kesimpulan, Keterbatasan, dan Saran Penelitian
A. Kesimpulan
B. Keterbatasan
Penelitian yang dilakukan oleh Watts dan Zimmerman hanya menekankan
pada suatu pendekatan empiris tanpa memperhatikan faktor manusia di
dalamnya
C. Saran