PERATURAN SEKRETARIS JENDERALKEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 17809/A/LL/2013
TENTANGPETUNJUK PELAKSANAAN
PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUSBIDANG PENDIDIKAN DASAR TAHUN ANGGARAN 2013
SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANREPUBLIK INDONESIA
Menimbang : Bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 6 PeraturanMenteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 12 Tahun 2013tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi KhususBidang Pendidikan Dasar Tahun Anggaran 2013, perlumenetapkan Peraturan Sekretaris Jenderal KementerianPendidikandan Kebudayaan tentang Petunjuk PelaksanaanPenggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Pendidikan DasarTahun Anggaran 2013;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang KeuanganNegara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4286);
2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang SistemPendidikan Nasional (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 4301);
3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentangPemerintahan Daerah (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimanatelah beberapa kali diubah terakhir dengan UndangUndang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentangPerimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat danDaerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4438);
5. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2012 tentang AnggaranPendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2013(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor228, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5361);
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANJalan Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta 10270
Telepon No. 5711144 (Hunting)Laman : www.kemdiknas.go.id
2
6. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentangStandar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 4496);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentangDana Perimbangan (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2005 Nomor 137, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4575);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentangPengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2005 Nomor 140, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentangPedoman Pembinaan dan Pengawasan PenyelenggaraanPemerintahan Daerah (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2005 Nomor165, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor4593);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentangPengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 20,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor4609);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentangLaporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah KepadaPemerintah, Laporan Keterangan Kepala Daerah KepadaDewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan InformasiLaporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah KepadaMasyarakat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun2007 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4693);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentangPembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan DaerahKabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4737);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentangOrganisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 4741);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2008 tentangWajib Belajar (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2008 Nomor 90, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4863);
15. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentangPendanaan Pendidikan (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2008 Nomor 91, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 4864);
16. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentangPengelolaandan Penyelenggaraan Pendidikan (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 23,
3
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor5105) sebagaimana telah diubah dengan PeraturanPemerintah Nomor 66 Tahun 2010 (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2010 Nomor 112, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5157);
17. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentangPembentukan dan Organisasi Kementerian Negara,sebagaimana telah diubah dengan Peraturan PresidenNomor 91 Tahun 2011;
18. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentangPengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telahdua kali diubah terakhir dengan Peraturan PresidenNomor 70 Tahun 2012;
19. PeraturanPresidenNomor 54 Tahun 2012tentangRencanaKerja Pemerintah Tahun 2013 (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2012Nomor 119);
20. Peraturan Presiden Nomor 84 Tahun 2012 tentangPengadaan Barang/Jasa Pemerintah Dalam RangkaPercepatan Pembangunan Provinsi Papua danProvinsiPapua Barat;
21. Keputusan Presiden Nomor 84/P Tahun 2009 tentangPembentukan Kabinet Indonesia Bersatu II sebagaimanatelah diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 5/PTahun 2012;
22. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasardan Menengah;
23. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana untukSekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), SekolahMenengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs),dan Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA);
24. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2009tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Dana AlokasiKhusus (DAK) di Daerah sebagaimana telah diubahdengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun2010;
25. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 15 Tahun2010 tentang Standar Pelayanan Minimal PendidikanDasar di Kabupaten/Kota sebagaimana telah diubahdengan Peraturan Menteri Pendidikan dan KebudayaanNomor 23 Tahun 2013;
26. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata KerjaKementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagaimanatelah diubah dengan Peraturan Menteri Pendidikan danKebudayaan Nomor 69 Tahun 2012 tentang PerubahanAtas Peraturan Menteri Pendidikan dan KebudayaanNomor 1 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata KerjaKementerian Pendidikan dan Kebudayaan;
4
27. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 201/PMK.07/2012tentang Pedoman Umum dan Alokasi Dana AlokasiKhusus Tahun Anggaran 2013;
28. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 12Tahun 2013 tentangPetunjuk Teknis Penggunaan DanaAlokasi Khusus Bidang Pendidikan Dasar Tahun Anggaran2013;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIANPENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TENTANG PETUNJUKPELAKSANAAN PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS BIDANGPENDIDIKAN DASARTAHUN ANGGARAN 2013.
Pasal 1
Petunjuk Pelaksanaan Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang PendidikanDasar Tahun Anggaran 2013 yang selanjutnya dalam Peraturan SekretarisJenderal ini disebut Juklak DAK Bidang Pendidikan Dasardan digunakan sebagaipedoman bagi daerah.
Pasal 2
Juklak DAK Bidang Pendidikan Dasar untuk Sekolah Dasar dan SekolahMenengah Pertama sebagaimana tercantum dalam Lampiran I sampai denganLampiran III yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari PeraturanSekretaris Jenderal ini.
Pasal 3
Peraturan Sekretaris Jenderal ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakartapada tanggal 22 Maret 2013
Lampiran I : Peraturan Sekjen 1
LAMPIRAN I
PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN
PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
NOMOR 17809/A/LL/2013
TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENGGUNAAN DANA
ALOKASI KHUSUS BIDANG PENDIDIKAN DASAR TAHUN
ANGGARAN 2013
PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG
PENDIDIKAN DASAR TAHUN ANGGARAN 2013
I. UMUM
A. Sasaran sekolah dalam program Dana Alokasi Khusus
(DAK)Bidang Pendidikan Dasar tahun anggaran 2013 meliputi:
Sekolah Dasar (SD)/Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB), Sekolah
Menengah Pertama (SMP)/Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa
(SMPLB).
B. Target yang akan dicapai dalam program DAK Bidang
PendidikanDasar tahun anggaran 2013 untuk masing masing
jenjang adalah sebagai berikut :
1. Jenjang SD/SDLB
a. tercapainya kebutuhan ruang kelas yang layak;
b. tersedianya ruang perpustakaan beserta perabotnya;dan
c. tersedianya peralatan pendidikan yang memadai.
2. Jenjang SMP/SMPLB
a. tersedianya buku teks pelajaran sesuai kurikulum 2013
sehingga seluruh peserta didik kelas VII terpenuhi
kebutuhan bukunya;
b. bertambahnya ruang belajar dalam kondisi layak
sebagai tempat terselenggaranya proses belajar
mengajar;
c. bertambahnya Ruang Kelas Baru (RKB) beserta
perabotnya; dan
d. bertambahnya sarana pendidikan penunjang
peningkatan mutu pendidikan.
C. Prinsip-prinsip dalam pelaksanaan DAK Bidang Pendidikan Dasar
tahun anggaran 2013 meliputi:
1. efisien, berarti harus diusahakan dengan menggunakan dana
dan daya yang terbatas untuk mencapai sasaran yang
Lampiran I : Peraturan Sekjen 2
ditetapkan dalam waktu sesingkat-singkatnya dan dapat
dipertanggungjawabkan;
2. efektif, berarti harus sesuai dengan kebutuhan yang telah
ditetapkan dan dapat memberikan manfaat yang sebesar-
besarnya sesuai dengan sasaran yang ditetapkan;
3. transparan, berarti menjamin adanya keterbukaan yang
memungkinkan masyarakat dapat mengetahui dan
mendapatkan informasi mengenai pengelolaan DAK Bidang
Pendidikan Dasar;
4. akuntabel, berarti pelaksanaan kegiatan dapat
dipertanggungjawabkan;
5. kepatutan, yaitu penjabaran program/kegiatan harus
dilaksanakan secara realistis dan proporsional;
6. manfaat, berarti pelaksanaan program/kegiatan yang sejalan
dengan prioritas nasional yang menjadi urusan daerah dalam
kerangka pelaksanaan desentralisasi dan secara riil
dirasakan manfaatnya bagi kesejahteraan masyarakat.
II. PENYALURAN DAN PENGGUNAAN DAK BIDANG PENDIDIKAN DASAR
A. Mekanisme Penyaluran DAK Bidang Pendidikan Dasar
Penyaluran DAK dari Rekening Kas Umum Negara ke Rekening
Kas Umum Daerah (Kabupaten/Kota) berpedoman pada
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 201/PMK.07/2012
PedomanUmumdanAlokasi Dana AlokasiKhususTahunAnggaran
2013.
Mekanisme dan tata cara mengenai penyaluran dana dilakukan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
B. Penggunaan DAK Bidang Pendidikan Dasar
1. Jenjang SD/SDLB :
a. Rehabilitasi ruang kelas rusak sedang.
b. Pengadaan sarana prasarana peningkatan mutu
pendidikan terdiri atas:
1) pembangunan ruang perpustakaan beserta
perabotnya;
2) pengadaan sarana untuk peningkatan mutu
pendidikan meliputi:
a) peralatan pendidikan Matematika;
b) peralatan pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam
Lampiran I : Peraturan Sekjen
(IPA);
c) peralatan pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
(IPS);
d) peralatan pendidikan Bahasa;
e) peralatan Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan
Kesehatan;dan/atau
f) peralatan pendidikan Seni Budaya dan
Keterampilan.
c. Alokasi biaya untuk masing-masing kegiatan/komponen
sebagai berikut:
1) Rehabilitasi ruang kelas rusak sedang
a) Jumlah ruang kelas yang direhabilitasi
disesuaikan dengan kebutuhan sekolah
berdasarkan hasil pemetaan sekolah oleh
Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota;
b) Besaran biaya rehabilitasi satu ruang kelas
rusak sedang dengan luas 64 m2 (enam puluh
empat meter persegi) dihitung dengan rumus:
Keterangan:
i. N = Jumla
ruang kelas
ii. Y = Rp. 121
satu juta
satuan b
SD/SDLB
sesuai den
Cipta Karya
nomor B
Februari
Penetapan
Biaya
Pembangun
Lingkungan
Kebudayaa
iii. a = Persent
ruang kel
dihitung
kerusakan
30% dan pa
c) Besaran biaya
N = Y x a x IKK
3
h biaya yang diperlukan satu
.600.000,00 (seratus dua puluh
enam ratus ribu rupiah) yaitu
iaya pembangunan 1 RKB
(64 m2) dengan IKK = 1,0000
gan surat Direktur Jenderal
Kementerian Pekerjaan Umum
U.0106-Dc./47 tanggal 21
2013, tentang Rekomendasi
Harga Satuan Bangunan dan
Konstruksi Fisik untuk
an dan Perawatan Sekolah di
Kementerian Pendidikan dan
n Tahun Anggaran 2013.
ase rata-rata tingkat kerusakan
as pada satu sekolah yang
berdasarkan analisis tingkat
bangunan/ruang (lebih dari
ling banyak sebesar 45%).
rehabilitasi ruang kelas rusak
Lampiran I : Peraturan Sekjen 4
sedang dengan luas kurang dari 64 m2,
dihitung dengan rumus :
Keterangan:
i. N = Jumlah biaya yang diperlukan satu
ruang kelas.
ii. Y = Rp. 121.600.000,00 (seratus dua puluh
satu juta enam ratus ribu rupiah) yaitu
satuan biaya pembangunan 1 RKB
SD/SDLB (64 m2) dengan IKK = 1,0000
sesuai surat Direktur Jenderal Cipta Karya
Kementerian Pekerjaan Umum nomor
BU.0106-Dc./47 tanggal 21 Februari 2013,
tentang Rekomendasi Penetapan Harga
Satuan Bangunan dan Biaya Konstruksi
Fisik untuk Pembangunan dan Perawatan
Sekolah di Lingkungan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Tahun
Anggaran 2013.
iii. n = Luas Ruang Kelas + Luas Selasar.
iv. a = Persentase rata-rata tingkat kerusakan
ruang kelas pada satu sekolah yang
dihitung berdasarkan analisis tingkat
kerusakan bangunan/ruang (lebih dari
30% dan paling banyak sebesar 45%).
v. IKK adalah indeks kemahalan konstruksi
kabupaten/kota yang bersumber dari buku
kegiatan percepatan penyediaan data
statistik dalam rangka kebijakan dana
perimbangan tahun 2012, Badan Pusat
Statistik (BPS) tahun 2012.
d) Sekolah harus memanfaatkan dana yang telah
diterima secara optimal. Bila seluruh
pekerjaan rehabilitasi ruang kelas yang
disepakati sudah selesai tetapi masih terdapat
sisa dana maka sisa dana tersebut harus
digunakan untuk merehabilitasi prasarana lain
sesuai prioritas sekolah.
2) Pembangunan ruang perpustakaan beserta
perabotnya
a) Jumlah ruang perpustakaan yang dibangun
disesuaikan dengan kebutuhan sekolah ber-
dasarkan hasil pemetaan oleh Dinas
N = (Y x n/64) x a x IKK
Lampiran I : Peraturan Sekjen
Pendidikan Kabupaten/Kota. Kegiatan
pembangunan ruang perpustakaan
menggunakan standar bangunan dengan
konstruksi bangunan tahan gempa;
b) Besaran biaya pembangunan satu unit ruang
perpustakaan (60,8 m2) beserta perabotnya
dihitung dengan rumus:
Keterangan
i. Standa
berikut
Standa
dengan
yang te
(7x8) m
ii. N = Ju
pemban
iii. Z = Rp
juta lim
yaitu
perpust
dikalika
perpust
dengan
Karya
nomor
Februa
Penetap
Biaya
Pemban
Lingkun
Kebuda
iv. IKK ad
kabupa
kegiata
statistik
perimb
Statisti
v. Rp.13.0
pengad
perpust
c) Sekolah ha
diterima
5
:
r luas ruang perpustakaan SD
selasar = 60,8 m2, dengan rincian:
r luas lahan minimal 72 m2 (9x8)
luas ruang perpustakaan 60,8 m2
rdiri atas luas ruang perpustakaan2 ditambah selasar (2x2,4) m2.
mlah biaya yang diperlukan untuk
gunan satu ruang perpustakaan.
. 115.520.000 (seratus lima belas
a ratus dua puluh ribu rupiah)
harga satuan bangunan ruang
akaan dengan IKK = 1,0000
n standar luas bangunan
akaan berikut selasar sesuai
surat Direktur Jenderal Cipta
Kementerian Pekerjaan Umum
BU.0106-Dc./47 tanggal 21
ri 2013, tentang Rekomendasi
an Harga Satuan Bangunan dan
Konstruksi Fisik untuk
gunan dan Perawatan Sekolah di
gan Kementerian Pendidikan dan
yaan Tahun Anggaran 2013.
alah indeks kemahalan konstruksi
ten/kota yang bersumber dari buku
n percepatan penyediaan data
dalam rangka kebijakan dana
angan tahun 2012, Badan Pusat
k (BPS) tahun 2012.
00.000,00 adalah satuan biaya
aan perabot untuk satu ruang
akaan.
rus memanfaatkan dana yang telah
secara optimal. Bila seluruh
N = (Z x IKK) + 13.000.000
Lampiran I : Peraturan Sekjen 6
pekerjaan pembangunan ruang perpustakaan
yang disepakati sudah selesai tetapi masih
terdapat sisa dana maka sisa dana tersebut
harus digunakan untuk merehabilitasi/
membangun prasarana lain sesuai prioritas
sekolah.
3) Pengadaan Peralatan Pendidikan
Tabel 1.AlokasiBiaya Peralatan Pendidikan Jenjang
SD/SDLB
No Kegiatan/Komponen Satuan Alokasi Biaya
1 Peralatan PendidikanMatematika
Paket Rp. 9.795.600,-
2 Peralatan Pendidikan IPA Paket Rp. 8.300.000,-
3 Peralatan Pendidikan IPS Paket Rp. 6.000.000,-
4 Peralatan PendidikanBahasa
Paket Rp. 10.550.000,-
5 Peralatan PendidikanJasmani, Olah Raga danKesehatan
Paket Rp. 13.800.000,-
6 Peralatan Pendidikan SeniBudaya dan Keterampilan
Paket Rp. 3.500.000,-
a) alokasi dana pengadaan peralatan pendidikan
yang ditetapkan merupakan besaran patokan
biaya tertinggi yang menjadi dasar acuan bagi
pelaksana DAK Bidang Pendidikan Dasar
dalam penyusunan Harga Perkiraan Sendiri
(HPS) yang ditetapkan oleh Pejabat Pembuat
Komitmen.
b) pelaksanaan pengadaan peralatan pendidikan
dapat dipilih dari daftar peralatan
sebagaimana dimaksud pada huruf II.B.1.b.2)
sesuai kebutuhan sekolah berdasarkan hasil
pemetaan yang dilakukan oleh Dinas
Pendidikan Kabupaten/Kota.
d. Proporsi penggunaan meliputi biaya rehabilitasi ruang
kelas dan sarana peningkatan mutu pendidikan dengan
rentang proporsi antara 35% sampai dengan 65% sesuai
dengan prioritas kebutuhan pemerintah
kabupaten/kota.
2. Jenjang SMP/SMPLB :
a. Membiayai penggandaan dan distribusi buku teks
Lampiran I : Peraturan Sekjen 7
pelajaran sesuaikurikulum 2013 sehingga kebutuhan
seluruh peserta didik kelas VII terpenuhi kebutuhan
bukunya.
b. Apabila masih tersisa alokasi dana maka dapat
digunakan untuk peningkatan prasarana pendidikan
dan pengadaan sarana peningkatan mutu pendidikan
dengan rentang proporsi antara 35% sampai dengan
65% untuk mencapai 100% sesuai dengan kebutuhan
kabupaten/kota:
1) Peningkatan prasarana pendidikan diprioritaskan
untuk rehabilitasi ruang belajar dengan tingkat
kerusakan minimal rusak sedang beserta
perabotnya, pembangunan ruang RKB beserta
perabotnya;
2) Bila butir 1) sudah terpenuhi maka sisa dana bisa
digunakan untuk pembangunan ruang
perpustakaan beserta perabotnya, dan
pembangunan ruang belajar lain (RBL) yaitu ruang
laboratorium IPA dan/atau ruang laboratorium
bahasa beserta perabotnya; dan
3) Jumlah sebagaimana dimaksud pada butir 1) dan
2) tidak boleh lebih dari 65 % dan juga tidak boleh
kurang dari 35 % dari proporsi sisa dana alokasi
DAK SMP setelah dikurangi untuk pembiayaan
pada point II.B.2.a diatas.
4) Peningkatan mutu pendidikan berupa pengadaan
alat pendidikan diprioritaskan untuk peralatan IPS
dan peralatan matematika;
5) Bila seluruh sekolah telah memiliki peralatan IPS
dan Matematika maka sisa dana dapat
dipergunakan untuk pengadaan peralatan
laboratorium IPA, peralatan laboratorium Bahasa,
dan peralatan olah raga.
6) Jumlahsebagaimana dimaksud pada butir 4) dan 5)
tidak boleh lebih dari 65 % dan juga tidak boleh
kurang dari 35 % dari proporsi sisa dana alokasi
DAK SMP setelah dikurangi untuk pembiayaan
pada point II.B.2.a diatas.
c. Alokasi biaya untuk masing-masing kegiatan/komponen
sebagai berikut :
Lampiran I : Peraturan Sekjen 8
Tabel 2. Alokasi biaya masing-masing kegiatan/komponen
Jenjang SMP/SMPLB
No Kegiatan/Komponen Satuan Alokasi Biaya
1 Rehabilitasi Ruang Belajar Paket Rp. 45.000.000,-
2 Ruang Kelas Baru Ruang Rp. 120.000.000,-*)
3 Ruang Perpustakaan Ruang Rp. 210.000.000,-*)
4 Ruang Laboratorium IPA Ruang Rp. 235.000.000,-*)
5 Ruang Laboratorium Bahasa Ruang Rp. 235.000.000,-*)
6 Peralatan Laboratorium IPA Paket Rp. 50.000.000,-
7 Peralatan Laboratorium Bahasa Paket Rp. 125.000.000,-
8 Peralatan IPS Paket Rp. 9.000.000,-
9 Peralatan Olah Raga Paket Rp. 20.000.000,-
10 Peralatan Matematika Paket Rp. 6.000.000,-
*) Biaya satuan rata rata nasional untuk satu lantai dengan IKK = 1,0.Untuk pembangunan lebih dari satu lantai maka biaya satuan diatursebagai berikut:
1) Jika belum ada sama sekali (langsung dibangun 2 lantai)maka harga satuan yang dipakai adalah harga satuan padatabel 2 di atas ditambah 10% per ruang;
2) Jika sudah ada bangunan lantai dasar yang sudah siapuntuk ditingkatkan menjadi dua lantai, maka harga satuanyang dipakai untuk pembanguan lantai kedua harga satuanpada tabel 2 di atas; dan
3) Jika sudah ada bangunan lantai dasar tetapi belum siapuntuk ditingkatkan untuk menjadi dua lantai, maka hargasatuan yang dipakai untuk pembangunan lantai ke duaadalah harga satuan pada tabel 2 di atas ditambah 20 %
Alokasi dana pengadaan peralatan pendidikan yang ditetapkan
merupakan besaran patokan biaya tertinggi yang menjadi dasar
acuan bagi pelaksana DAK Bidang Pendidikan Dasar dalam
penyusunan Harga Perkiraan Sendiri (HPS) yang ditetapkan oleh
Pejabat Pembuat Komitmen.
C. Pelaksanaan
1. Penggandaan dan distribusi Buku Teks Pelajaran sesuai
kurikulum 2013 menggunakan mekanisme pemilihan
penyedia barang/jasa sesuai Peraturan Presiden Nomor 54
Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
sebagaimana telah dua kali diubah terakhir dengan
Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012.
2. Rehabilitasi ruang kelas rusak sedang untuk jenjang
SD/SDLB, rehabilitasi ruang belajar dengan tingkat
kerusakan paling rendah rusak sedang untuk jenjang
Lampiran I : Peraturan Sekjen 9
SMP/SMPLB, pembangunan RKB beserta perabotnya,
pembangunan ruang perpustakaan beserta perabotnya, atau
pembangunan ruang belajar lainnya beserta perabotnya
menggunakan mekanisme Swakelola oleh kelompok
masyarakat di lingkungan sekolah sesuai Pasal 3, Pasal 26,
Pasal 28, dan Pasal 31 Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun
2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah,
sebagaimana telah dua kali diubah terakhir dengan
Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012 dengan
melibatkan partisipasi masyarakat yang diberi nama Panitia
Pembangunan Sekolah (P2S) sesuai dengan prinsip
manajemen berbasis sekolah.
3. Pengadaan peralatan pendidikan menggunakan mekanisme
pemilihan penyedia barang/jasa sesuai Peraturan Presiden
Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah, dan sebagaimana telah diubah dua kali terakhir
dengan Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012.
4. Mekanisme pemilihan penyedia barang/jasa bagi
Kabupaten/Kota yang berada di wilayah Provinsi Papua dan
Provinsi Papua Barat mengacu pada Peraturan Presiden
Nomor 84 Tahun 2012 tentang Pedoman Pengadaan
Barang/Jasa Dalam Rangka Percepatan Pembangunan
Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat.
III. PERENCANAAN TEKNIS
Mekanisme pengalokasian DAK Bidang Pendidikan Dasar Tahun
Anggaran 2013 dilaksanakan melalui tahapan sebagai berikut:
A. Direktorat Pembinaan SD dan Direktorat Pembinaan SMP,
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar, Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan melakukan sosialisasi DAK Bidang Pendidikan
Tahun Anggaran 2013 kepada Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota dan Provinsi;
B. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota melakukan pemetaan kondisi
sarana dan prasarana sekolah;
C. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota melakukan seleksi terhadap
sekolah calon penerima DAK berdasarkan hasil pemetaan sarana
dan prasarana sekolah;
D. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota melakukan verifikasi terhadap
sekolah calon penerima DAK;
E. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota menetapkan sasaran
persekolah sesuai dengan kondisi dan kebutuhan sekolah;
Lampiran I : Peraturan Sekjen 10
F. Kepala Daerah Kabupaten/Kota menetapkan sekolah-sekolah
penerima DAK dengan Surat Keputusan atas usulan dari Dinas
Pendidikan Kabupaten/Kota.
IV. KRITERIA SEKOLAH PENERIMA DAK BIDANG PENDIDIKAN DASAR
A. Jenjang SD/SDLB
1. Kriteria Umum:
a. diprioritaskan bagi sekolah yang memiliki ruang kelas
rusak sedang dan berlokasi di daerah miskin, terpencil,
tertinggal dan terbelakang, serta daerah perbatasan
dengan negara lain;
b. belum memiliki sarana dan/atau prasarana pendidikan
yang memadai; dan
c. mempunyai potensi berkembang dan mempunyai
jumlah siswa stabil atau meningkat.
2. Kriteria Khusus
a. Rehabilitasi ruang kelas:
1) memiliki ruang kelas rusak sedang (lebih dari 30%
dan paling banyak sebesar 45%, sesuai dengan
pasal 18 ayat (2) dan ayat (3) Peraturan Presiden
Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2011 tentang
Pembangunan Bangunan Gedung Negara) ; dan
2) berlokasi di lahan sendiri (milik pemerintah untuk
sekolah negeri, milik yayasan untuk sekolah
swasta) yang dibuktikan dengan bukti kepemilikan
berupa sertifikat atau surat kepemilikan lain yang
disahkan oleh pejabat yang berwenang.
b. Pembangunan ruang perpustakaan beserta perabotnya:
1) memiliki luas lahan yang cukup untuk membangun
ruang perpustakaan seluas minimal 60,8
m2dan/atau ;
2) jika tidak memiliki lahan yang cukup maka ruang
perpustakaan dapat dibangun bertingkat dengan
ketentuan konstruksi lantai 1 (satu) telah
memenuhi persyaratan untuk bangunan bertingkat
yang tidak lebih dari 2 (dua) lantai.
c. Pengadaan peralatan pendidikan
1) memiliki ruang perpustakaan atau sedang
menerima bantuan pembangunan ruang perpus-
takaan DAK Bidang Pendidikan TA 2013; dan
Lampiran I : Peraturan Sekjen 11
2) belummemiliki sarana peralatan pendidikan yang
memadai.
B. Jenjang SMP/SMPLB :
1. Kriteria Umum:
a. diprioritaskan bagi sekolah yang berlokasi di daerah
miskin, terpencil, tertinggal dan terbelakang, serta
daerah perbatasan dengan negara lain;
b. Sekolah mempunyai jumlah siswa yang cenderung stabil
atau meningkat; dan
c. bagi sekolah swasta memiliki status minimal
terakreditasi.
2. Kriteria Khusus Sekolah penerima DAK untuk Rehabilitasi
Ruang belajar:
a. Sekolah mempunyai potensi berkembang dan dalam tiga
tahun terakhir mempunyai kecenderungan jumlah siswa
stabil atau meningkat, kecuali untuk sekolah yang
mengalami kerusakan akibat bencana alam dan
kebakaran;
b. Sekolah dibangun di atas lahan milik sendiri (milik
Pemerintah atau Pemerintah Daerah untuk sekolah
negeri dan/atau milik yayasan (untuk sekolah swasta)
yang dibuktikan dengan bukti kepemilikan berupa
sertifikat atau surat kepemilikan lain yang disahkan
oleh pejabat yang berwenang; dan
c. kondisi fisik ruang belajar dengan tingkat kerusakan
lebih besar dari 30%.
d. besarnya alokasi rehabilitasi ruang belajar untuk tiap-
tiap sekolah dapat berbeda antara satu sekolah dengan
sekolah lainnya sesuai kebutuhan berdasarkan hasil
pendataan.
e. jumlah paket rehabilitasi ruang belajar yang diterima
sekolah dihitung dengan rumus:
jumlah biaya rehabilitasi untuk seluruh ruangJumlah Paket =
Alokasi biaya per paket
f. Sekolah harus memanfaatkan dana yang telah diterima
secara optimal. Bila seluruh pekerjaan rehabilitasi ruang
belajar yang disepakati sudah selesai tetapi masih
terdapat sisa dana maka sisa dana tersebut harus
Lampiran I : Peraturan Sekjen 12
digunakan untuk merehabilitasi prasarana lain sesuai
prioritas sekolah.
3. Kriteria Khusus bagi penerima Pembangunan RKB berikut
perabotannya:
a. sekolah mempunyai potensi berkembang (dalam tiga
tahun terakhir mempunyai jumlah siswa stabil atau
meningkat);
b. sekolah memiliki rasio kelas : siswa rata-rata lebih besar
dari 1:32;
c. memiliki lahan yang luasnya cukup untuk membangun
ruang/gedung RKB dengan ukuran 9 m x 9 m; dan
d. bagi sekolah yang memiliki lahan terbatas, RKB dapat
dibangun bertingkat dengan ketentuan konstruksi
bangunan lantai satu memenuhi persyaratan untuk
bangunan bertingkat yang tidak lebih dari 2 lantai.
4. Kriteria Khusus bagi penerima Pembangunan Ruang
Perpustakaan berikut perabotnya:
a. belum memiliki ruang perpustakaan atau sudah
memiliki ruang perpustakaan yang belum standar;
b. memiliki lahan sendiri (milik Pemerintah atau
Pemerintah Daerah untuk sekolah negeri; milik yayasan
untuk sekolah swasta) yang cukup untuk membangun
ruang perpustakaan;
c. kepemilikan lahan dibuktikan dengan sertifikat atau
surat kepemilikan lain yang disahkan oleh pejabat yang
berwenang;
d. pembangunan ruang perpustakaan yang dapat
dilaksanakan adalah berukuran 9 m x 15 m dengan
rincian sebagaimana tercantum dalam spesifikasi teknis
pada lampiran peraturan ini; dan
e. jika sekolah tidak memiliki lahan yang cukup, maka
ruang perpustakaan dapat dibangun bertingkat dengan
ketentuan konstruksi bangunan lantai satu memenuhi
persyaratan untuk bangunan bertingkat yang tidak lebih
dari 2 lantai.
5. Kriteria Khusus Sekolah Penerima DAK untuk Pembangunan
Ruang Belajar Lainnya (RBL) berikut perabotnya.
a. belum memiliki ruang belajar lainnya yang sesuai
dengan bantuan yang akan diberikan;
b. memiliki luas lahan yang cukup untuk membangun
ruang belajar lainnya, meliputi:
Lampiran I : Peraturan Sekjen 13
1) Ruang laboratorium IPA dengan ukuran minimal 10
m x 15 m.
2) Ruang laboratorium bahasa dengan ukuran
minimal 10 m x 15 m
c. jika sekolah tidak memiliki lahan yang cukup, maka
ruang dapat dibangun bertingkat dengan ketentuan
konstruksi bangunan lantai satu telah memenuhi
persyaratan untuk bangunan bertingkat yang tidak lebih
dari 2 lantai; dan
d. lahan milik sendiri (milik Pemerintah atau Pemerintah
Daerah untuk sekolah negeri, milik yayasan untuk
sekolah swasta) dibuktikan dengan bukti kepemilikan
berupa sertifikat atau surat kepemilikan lain yang
disahkan oleh pejabat yang berwenang.
6. Kriteria Khusus Sekolah penerima DAK untuk Pengadaan
Peralatan Peningkatan Mutu Pendidikan:
a. alat Laboratorium IPA, yaitu diperuntukkan bagi sekolah
yang membutuhkan dan belum mempunyai alat
tersebut atau jumlah alat yang dimiliki kurang dari
kebutuhan, serta sekolah tersebut mempunyai Ruang
Laboratorium IPA;
b. alat Laboratorium Bahasa, yaitu diperuntukkan bagi
sekolah yang membutuhkan dan belum mempunyai
peralatan tersebut, serta sekolah tersebut mempunyai
ruang untuk digunakan sebagai Laboratorium Bahasa;
c. peralatan IPS, yaitu diperuntukkan untuk sekolah yang
membutuhkan dan belum mempunyai peralatan IPS
atau jumlah peralatan yang dimiliki kurang dari
kebutuhan;
d. peralatan Matematika, yaitu diperuntukkan untuk
sekolah yang membutuhkan dan belum mempunyai
peralatan matematika atau jumlah peralatan yang
dimiliki kurang dari kebutuhan; dan
e. peralatan Olah Raga, yaitu diperuntukkan untuk
sekolah yang membutuhkan dan belum mempunyai
peralatan olah raga atau jumlah peralatan yang dimiliki
kurang dari kebutuhan.
V. PELAYANAN INFORMASI DAN PENGADUAN MASYARAKAT
Pengelolaan Pelayanan Informasi dan Penanganan Pengaduan
Masyarakat dalam program DAK Pendidikan Dasar ditujukan untuk
Lampiran I : Peraturan Sekjen 14
mengatur alur informasi pengaduan/temuan masalah agar dapat
diterima oleh pihak yang tepat, memastikan bahwa pengelola program
akan menindaklanjuti setiap pengaduan yang masuk, memastikan
setiap progres penanganan akan didokumentasikan secara jelas,
menyediakan bentuk informasi dan data base yang mudah dipahami
dan dimengerti.
Informasi, pertanyaan, atau pengaduan dapat disampaikan secara
langsung, atau melalui SMS, telepon, surat atau email. Berikut adalah
media yang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi terhadap
program baik yangbersifat masukan/saran, pertanyaan, maupun
keluhan, adalah:
A. Tingkat Pusat
1. Telepon PIH : 177
Dit. PSD : 021-5725632, 5725643
Dit. PSMP : 021-5725980
2. Faksimil
Dit. PSD : 021-5725638, 5725643
Dit. PSMP : 021-5725980
3. Email :
Dit. PSD : [email protected]
Dit. PSMP : [email protected]
B. Tingkat Provinsi
Kantor Dinas Pendidikan Provinsi
C. Tingkat Kabupaten/Kota
Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota
Lampiran II : Pearturan Sekjen 1
LAMPIRAN II
PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN
PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
NOMOR 17809/A/LL/2013
TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENGGUNAAN DANA
ALOKASI KHUSUS BIDANG PENDIDIKAN DASAR TAHUN
ANGGARAN 2013
SPESIFIKASI TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUSBIDANG PENDIDIKAN DASAR JENJANG SD/SDLB
BAB I
SPESIFIKASI TEKNIS
REHABILITASI RUANG KELAS RUSAK SEDANG
I. PENGELOLAAN DANA
Sebagai bentuk pertanggungjawaban dan akuntabilitas pengelolaan
dana, sekolah penerima DAK berkewajiban membuat laporan, baik pada
saat penerimaan dana bantuan, realisasi pemanfaatan dana, dan
perkembangan pelaksanaan serta hasil rehabilitasi ruang kelas. Laporan
tersebut disampaikan ke Bupati/Walikota u.p Dinas Pendidikan
Kabupaten/Kota.
Pada prinsipnya kegiatan pengelolaan dana mencakup pencatatan
penerimaan dan pengeluaran uang sehingga memudahkan proses
pelaporan dan pengawasan penggunaan dana. Adapun pengelolan dana
antara lain meliputi:
A. Pembukuan
1. Setiap transaksi harus didukung dengan bukti yang sah.
2. Bukti pengeluaran uang dalam sejumlah tertentu harus dibubuhi
materai yang cukup, sesuai dengan ketentuan tentang bea
materai.
3. Dalam bukti pengeluaran harus jelas uraian mengenai
barang/jasa yang dibayar, tanggal, dan nomor bukti.
4. Realisasi pengadaan barang, dan Jasa yang diterima tidak boleh
lebih kecil dari uang yang yang dikeluarkan.
5. Seluruh penerimaan dan pengeluaran uang agar
dicatat/dibukukan dalam buku penerimaan dan pengeluaran.
6. Semua transaksi baik penerimaan maupun pengeluaran
dibukukan/dicatat sesuai urutan kejadiannya.
7. Setiap akhir bulan, buku tersebut ditutup, dihitung saldonya,
dicocokkan dengan saldo fisik uang yang ada, baik di kas atau di
bank.
Lampiran II : Pearturan Sekjen 2
8. Buku harian ditulis, penulisan rapih, lengkap dan bersih.
9. Memenuhi semua ketentuan dalam pengelolaan keuangan
termasuk di dalamnya peraturan pajak yang berlaku.
Tata cara pengelolaan keuangan panitia pembangunan secara garis
besar meliputi: pembukuan keuangan, pengelompokan jenis
pengeluaran, cara pengisian buku kas umum, rekapitulasi
pengeluaran, laporan keuangan dan pengarsipan dokumen
keuangan.
B. Dokumen Pendukung Pembukuan
a. Kuitansi/tanda bukti pembayaran/nota/bon asli dari pihak yang
menerima pembayaran.
b. Bukti transaksi keuangan lainnya.
C. Saldo Pembukuan
Dana yang belum dibutuhkan harus tetap disimpan di Bank, tidak
boleh dipindahkan pada rekening lain atau disimpan lain. Jumlah
saldo pembukuan setiap harinya tidak lebih dari Rp. 5 juta.
II. STANDAR DAN SPESIFIKASI TEKNIS REHABILITASI RUANG KELAS
RUSAK SEDANG
Ruang kelas adalah fasilitas umum yang digunakan untuk kegiatan
pembelajaran. Oleh karena itu, bangunan tersebut harus memenuhi
standar kenyamanan dan kekuatan yang dipersyaratkan dalam
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007 tentang
Standar Sarana dan Prasarana untuk SD/MI, SMP/MTs dan SMA/MA.
Untuk memenuhi standar kenyamanan dan keamanan sebagaimana
diatur dalam Permendiknas tersebut, maka proses rehabilitasi ruang
kelas harus memenuhi standar dan spesifikasi yang ditetapkan.
A. Standar rehabilitasi ruang kelas
1. Ukuran ruangan menyesuaikan dengan ukuran ruang kelas yang
akan direhabilitasi.
2. Tinggi plafon ruangan minimal 3.50 meter dari lantai.
3. Kemiringan atap menyesuaikan dengan jenis penutup atap yang
digunakan.
B. Persiapan Pelaksanaan Pekerjaan
Sambil menunggu cairnya dana, sekolah segera melakukan
persiapkan pelaksanaan rehabilitasi, antara lain:
1. Mempelajari petunjuk teknis secara lebih seksama dan
menyiapkan format-format administrasi, keuangan dan teknis
pelaksanaan serta pelaporan;
2. Membuat papan informasi, dengan ketentuan sebagai berikut :
Lampiran II : Pearturan Sekjen 3
a. Papan informasi ukuran minimal 80 x 120 cm.
b. Papan Informasi dipasang/ditempatkan disekitar lokasi
pekerjaan, mudah dilihat oleh masyarakat/pihak yang
berkepentingan dan tidak terkena/tertimpa air hujan,serta
tidak rusak selama pelaksanaan.
3. Papan Informasi paling tidak memuat hal-hal sbb:
a. Lokasi pembangunan pada peta site plan sekolah,
b. Informasi tentang jenis program, besar dana dan sumber dana,
c. Informasi tentang progres pelaksanaan rehabilitasi,
d. Bagan organisasi Panitia dilengkapi dengan nama-nama
anggotanya,
e. Gambar kerja dan rencana biayanya,
f. Jadwal pelaksanaan pekerjaan dan rencana kerja.
4. Mengecek harga bahan, alat bantu kerja dan pemilihan tenaga
kerja yang terdiri atas, mandor, tukang dan pekerja.
5. Membuat rencana keselamatan lingkungan saat pekerjaan
dilaksanakan
Dana yang diperlukan untuk pembiayaan kegiatan persiapan harus
disediakan oleh sekolah dan tidak boleh dibebankan kepada DAK
yang diterima oleh sekolah. Pelaksanaan pekerjaan harus segera
dimulai setelah dana DAK dari pemerintah diterima oleh sekolah.
C. PelaksanaanPekerjaan
Langkah-langkah yang perlu dilakukan oleh sekolah pada saat
pelaksanaan pekerjaan antara lain:
1. Mencairkan dana sesuai dengan kebutuhan rehabilitasi dan jadual
kerja yang telah dibuat;
2. Melaksanakan pembangunan sesuai dengan dokumen teknis yang
telah disusun;
3. Mencatat pengeluaran dan pemasukan dicatat dalam Buku Kas
Umum (BKU) pembangunan sekolah dengan rapi, dilengkapi
bukti-bukti transaksi yang disusun runtut sesuai tanggal
kejadiannya, dan mudah diakses/diperiksa oleh pihak-pihak
terkait dengan pelaksanaan program;
4. Membuat laporan bulanan pelaksanaan pekerjaan secara disiplin
dan tertib sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya (laporan
dibuat rangkap dua, rangkap pertama untuk dikirimkan ke Dinas
Pendidikan Kabupaten/Kota dan yang lain untuk diarsipkan);
5. Membuat dan mengirimkan laporan pertanggunjawaban
pelaksanaan pekerjaan kepada Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota
antara lain :
Lampiran II : Pearturan Sekjen 4
a. Realisasi kemajuan pekerjaan;
b. Catatan lain yang berkenaan dengan pelaksanaan pekerjaan.
6. Sekolah wajib membuat dokumentasi progres selama masa
pelaksanaan pekerjaan, berupa foto-foto kegiatan pembangunan,
minimal :
a. Foto kondisi sebelum pembangunan dimulai (0%);
b. Foto pada saat pelaksanaan pembangunan mencapai progres
fisik 25%, 50%, dan 75%;
c. Foto kondisi akhir setelah pembangunan selesai dikerjakan
(100%).
III. PERSYARATAN TEKNIS REHABILITASI RUANG KELAS RUSAK SEDANG
Rehabilitasi ruang kelas mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana
untuk SD/MI, SMP/MTs dan SMA/MA, Pembakuan Bangunan dan
Perabot Sekolah Dasar yang diterbitkan oleh Direktur Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menengah tahun 2004, dan Pedoman Teknis
Rumah dan Bangunan Gedung Tahan Gempa, dilengkapi dengan,
Metode dan Cara Perbaikan Konstruksi yang dikeluarkan oleh Ditjen
Cipta Karya.
Bangunan sekolah adalah salah satu fasilitas umum yang harus
memiliki tingkat keamanan yang tinggi dan memiliki usia pemakaian
mínimum 20 tahun. Untuk memenuhi persyaratan tersebut, dalam
pelaksanaan rehabilitasi ruang kelas harus memenuhi ketentuan
sebagai berikut :
A. Acuan pedoman pekerjaan dan pemakaian bahan
Peraturan teknis bangunan yang digunakan dalam rehabilitasi ruang
kelas adalah peraturan-peraturan tersebut dibawah ini termasuk
segala perubahan dan tambahannya:
1. Permendiknas Nomor 24 tahun 2007 tentang Standar Sarana
dan Prasarana untuk SD/MI, SMP/MTs dan SMA/MA.
2. Keputusan Dirjen Dikdasmen Nomor 541/C.C3/Kep/MN/2004,
tanggal 30 Desember 2004, tentang Pembakuan Tipe Sekolah
Menengah Pertama.
3. Tatacara Perencanaan Bangunan Gedung Sekolah Menengah
Umum SNI 03-1730-2002.
4. Tatacara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung
SNI 03-2847-2002
5. Tatacara Perhitungan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung
SNI 03-1729-2002
6. Peraturan Perencanaan Kayu Struktur SNI-T-02-2003
Lampiran II : Pearturan Sekjen 5
7. Tatacara-perencanaan ketahan gempa untuk bangunan gedung,
SNI 03-1726-2003
8. Tatacara Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung,
SNI-03-1727-1989
9. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) SNI 04-0225-2000.
10. Peraturan Plumbing Indonesia (PPI).
11. Petunjuk Perencanaan Penanggulangan Longsoran SNI 03-1962-
1990.
12. Peraturan Umum Keselamatan Kerja dari Departemen Tenaga
Kerja.
13. Peraturan dan ketentuan lain yang berlaku di wilayah Indonesia.
B. Komponen Bangunan
1. Pekerjaan Pondasi
Jenis pondasi bermacam-macam tergantung dari kondisi tanah,
beban, dan bahan dimana pondasi tersebut akan dibuat.
Jenis pondasi menurut konstruksi yang dapat digunakan:
a. Pondasi Dangkal, antara lain fondasi setempat dan menerus
b. Pondasi Dalam, antara lain fondasi sumuran, tiang panjang,
dan tiang bor
Jenis pondasi menurut bahan yang digunakan:
a. Pondasi pasangan batu bata,
b. Fondasi pasangan batu kali,
c. Fondasi beton bertulang,
d. Fondasi dari bahan kayu,
e. Fondasi baja antara lain pipa baja, atau gabungan baja dengan
beton (komposit)
2. Pekerjaan Struktur
Bagian-bagian bangunan/ruang yang akan dibangun yang
merupakan pekerjaan struktur adalah sloof, kolom, balok dan
balok ring harus dilaksanakan secara benar sesuai dengan
ketentuan teknis yang berlaku. Jenis struktur yang digunakan
disesuaikan dengan kondisi daerah masing-masing.
Jenis struktur yang dapat digunakan:
a. Struktur beton bertulang (beton mutu K-175, setara dengan
campuran 1 PC: 2 PS: 3KR sesuai SNI)
b. Struktur baja dengan tegangan tarik 1400 kg/cm2
c. Struktur baja ringan (sesuai dengan perhitungan struktur,
spesifikasi bahan, dan jaminan dari pabrik pembuatnya)
Lampiran II : Pearturan Sekjen 6
d. Struktur kayu disesuaikan dengan SNI yang berlaku
e. Struktur beton untuk bangunan tidak bertingkat:
f. Sloof bangunan ukuran minimal 15/20 dengan tulangan 6 Ø
12
g. Sloof selasar ukuran minimal 15/20 dengan tulangan 4 Ø 12
h. Kolom praktis ukuran minimal 15/15 dengan tulangan 4 Ø 10
i. Kolom struktur ukuran minimal 20/25 dengan tulangan 6 Ø
12
j. Ring balk ukuran minimal 15/20 dengan tulangan 4 Ø 12
k. Balok latai (balok diatas kusen) ukuran minimal 12/15 dengan
tulangan 4 Ø 10
Struktur beton untuk bangunan bertingkat:
Ukuran dan jumlah tulangan untuk sloof, kolom, balok dan plat
struktural harus dihitung kekuatannya berdasarkan beban yang
bekerja dan mutu bahan yang digunakan, sehingga diperoleh
kekuatan struktur yang aman.
Pedoman teknis bahan dan pekerjaan, digunakan peraturan (SNI)
yang berlaku.
3. Pekerjaan Dinding
Bahan dinding yang digunakan menyesuaikan kondisi masing-
masing daerah. Pada dasarnya apapun bahan material yang
digunakan untuk pembuatan dinding, semaksimal mungkin
harus dapat memberikan rasa aman dan nyaman bagi pengguna
ruangan tersebut.
Apabila dinding bangunan terbuat dari papan kayu, maka
hendaknya papan-papan kayu tersebut tersusun dengan rapi,
rapat dan kuat sehingga dapat menciptakan rasa aman dan
nyaman bagi pemakai ruangan tersebut serta dapat mengurangi
kebisingan atau gangguan suara sehingga aktivitas pada masing-
masing ruangan tidak saling mengganggu.
Dinding pada umumnya terbuat dari bata, namun pada daerah-
daerah tertentu dinding bangunan dapat dibuat dari bahan lain
yang terdapat disekitar lokasi proyek, misalnya.
Jenis dinding yang dapat digunakan :
a. Pasangan batu bata atau batako (tebal minimal 13 cm,
termasuk plesteran)
b. Papan kayu (minimal kayu kelas kuat 2, dengan tebal minimal
2 cm)
c. Ferosemen/dinding simpai, dengan tebal minimal 3 cm
d. Dinding beton ringan (setara hebel, celcon block dll)
Lampiran II : Pearturan Sekjen 7
e. Dinding komposit ex pabrik, disesuaikan dengan spesifikasi
bahan, perhitungan kekuatan, jaminan dari pabrik
pembuatnya
Pedoman Teknis bahan dan pekerjaan, disesuaikan dengan
peraturan (SNI) yang berlaku.
4. Pekerjaan Kusen, Pintu dan Jendela
Luas total bukaan pintu dan jendela harus memperhatikan
kecukupan pencahayaan dalam proses belajar mengajar. Minimal
luas total pintu dan jendela yang harus disediakan adalah 20%
dari luas total lantai dalam satu bangunan.
Pekerjaan kusen dan daun pintu/jendela merupakan bagian
bangunan yang dipasang bersama-sama atau pararel dengan
pemasangan dinding, namun demikian karena sifatnya yang peka
terhadap gores dan air, maka dalam pemasangannya memerlukan
alat-alat bantu dan alat-alat pelindung. Kusen pintu dan jendela
menggunakan bahan kayu, alumunium, baja, atau PVC.
Sedangkan untuk daun pintu dan jendela menggunakan rangka
dan panel dari kayu, alumunium, baja, PVC, atau kaca.
Semua pekerjaan kayu yang dicat, harus dimeni dan diplamir
terlebih dahulu. Pengecatan dilakukan dengan pelapisan lebih
dari satu kali sehinga diperoleh hasil yang baik, rapi, halus dan
rata.
Jenis kusen kayu yang digunakan:
Bahan kayu minimal kelas kuat 2 (ukuran jadi minimal 5,5/11
cm).
Jenis daun pintu bila digunakan kayu, maka:
Panel pintu kayu solid minimal kelas kuat 2 (tebal rangka
minimal 3,8 cm, tebal panel pengisi minimal 2,5 cm).
Jenis daun jendela bila digunakan kayu, maka:
Bahan kayu minimal kelas kuat 2 (tebal rangka minimal 2,8
cm),
Kaca jendela :
Kaca polos tebal 5 mm.
Pedoman Teknis bahan dan pekerjaan, diseuaikan dengan
peraturan (SNI) yang berlaku.
5. Pekerjaan Kuda-kuda dan Rangka Atap
Pekerjaan Kuda-kuda dan rangka atap merupakan bagian rangka
untuk menopang penutup atap. Bentuk atap dan bahan yang
digunakan dapat menyesuaikan dengan kondisi masing-masing
daerah, antara lain rangka kayu, rangka baja, dan rangka baja
ringan.
Lampiran II : Pearturan Sekjen 8
Jenis bahan untuk rangka atap dan kuda-kuda yang dapat
digunakan:
a. Bahan kayu minimal kelas kuat 2, dilapisi bahan anti
rayap/residu,
b. Bahan baja bisa berupa profil siku atau pipa, dengan mutu baja
minimal ST 37,
c. Baja ringan, atau bahan lain disesuaikan dengan spesifikasi,
perhitungan, dan jaminan dari pabrik pembuatnya.
Bahan listplang yang digunakan,bila digunakan kayu, maka
harus merupakan jenis kelas kuat 2 (tebal minimal 2 cm). Bahan
lain bisa digunakan dengan mempertimbangkan faktor ketahanan
terhadap cuaca, kertersediaan bahan, dan harga pasar setempat.
Pedoman Teknis bahan dan pekerjaan, disesuaikan dengan
peraturan (SNI) yang berlaku.
6. Pekerjaan Penutup Atap
Bahan penutup atap yang digunakan menyesuaikan kondisi
masing-masing daerah. Penggunaan bahan penutup atap yang
mengandung asbes tidak diperkenankan. Bahan penutup atap
yang dapat dipakai:
Genteng (beton atau tanah liat), dipasang di atas reng
Genteng metal (bahan seng, zincalume, baja lapis seng, corrugated
metal sheet) dengan ketebalan minimal 0,28 mm dipasang di atas
rangka atap.
7. Pekerjaan Langit-Langit / Plafon
Plafon atau langit-langit adalah bidang penutup konstruksi atap,
sehingga ruang akan terlihat rapih dan terasa lebih segar karena
plafon juga berfungsi sebagai isolator radiasi panas matahari dari
penutup atap. Ketinggian plafon minimum adalah 3,5 m agar
memenuhi kecukupanpenghawaan bagi pengguna ruang yang
bersangkutan dan disarankan untuk dicat dengan warna terang.
Penggunaan bahan penutup plafon yang mengandung asbes tidak
dipekenankan.
Bahan rangka plafonyang dapat dipakai:
Kayu kelas kuat 3, ukuran 4/6 dan 6/10,
Besi holow (tebal minimal 0,4 mm).
Bahan penutup plafon yang dapat dipakai :
a. Tripleks (tebal minimal 4 mm),
b. Papan gipsum (tebal minimal 0,8 mm),
c. Papan semen fiber (tebal minimal 4 mm).
Lampiran II : Pearturan Sekjen 9
Pedoman Teknis bahan dan pekerjaan disesuaikan dengan
peraturan (SNI) yang berlaku.
8. Pekerjaan Lantai
Bahan lantai yang digunakan menyesuaikan kondisi masing-
masing daerah.
Bahan penutup lantai yang dapat dipakai :
a. Keramik ukuran 30x30 cm (KW 1),
b. Lantai teraso, dengan ketebalan lapisan minimal 1 cm,
c. Papan kayu kelas kuat 2 (tebal minimal 2 cm).
Pedoman Teknis bahan dan pekerjaan disesuaikan dengan
peratran (SNI) yang berlaku.
9. Pekerjaan Penggantung dan Pengunci
Pekerjaan penggantung berupa engsel-engsel pintu dan jendela,
sedangkan pengunci adalah grendel, pengunci untuk pintu, serta
hak angin untuk jendela.
Semua bahan yang digunakan minimal harus memenuhi syarat
kekuatan dan keawetan sehingga dapat menahan beban dan
berfungsi dalam waktu cukup lama. Setiap daun jendela minimal
dipasang 2 (dua) buah engsel dan untuk daun pintu dipasang 3
(tiga) buah engsel. Pada daun pintu dipasang pengunci lengkap
dengan handelnya, sedangkan pada daun jendela dipasang
grendel dan hak angin. Semua pekerjaan harus dilakukan dengan
rapi sehingga pintu dan jendela dapat berfungsi dengan
sempurna.
10. Pekerjaan Instalasi Listrik
Pada prinsipnya pemasangan instalasi listrik harus benar-benar
memenuhi persyaratan teknis, dan semua bahan yang digunakan
hendaknya berkualitas baik sehingga dapat berfungsi dengan baik
dalam waktu cukup lama. Disamping itu perlu diperhatikan
keamanan dan keselamatan bila terjadi genangan air atau banjir.
Titik lampu, saklar, stop kontak harus dipasang dengan rapih,
mudah dikontrol.Panel sikring ditempatkan pada tempat yang
mudah terlihat dan dicapai.
Pedoman Teknis bahan dan pekerjaan sesuai dengan peraturan
(SNI) yang berlaku.
11. Pekerjaan Plumbing dan Drainasi
Pekerjaan plumbing dan drainasi disini dimaksudkan adalah
seluruh pekerjaan pengadaan sumber air bersih, pemasangan
pemipaannya dan air kotor dan wastafel, pemasangan kran-kran
dan wastafel/zink termasuk dalam hal ini adalah penyaluran air
Lampiran II : Pearturan Sekjen 10
hujan secara sistematis sehingga tidak mengganggu kenyamanan
pemakai atau merusak konstruksi bangunan.
Pedoman Teknis bahan dan pekerjaan sesuai dengan peraturan
(SNI) yang berlaku.
12. Pekerjaan Finishing dan Perapihan
Pekerjaan finishing meliputi pekerjaan antara lain: pengecatan
dinding, pengecatan plafon, pengecatan pintu dan jendela,
pengecatan listplang. Sedangkan pekerjaan perapihan pada
dasarnya merupakan penyempurnaan atau perapihan pekerjaan
yang telah selesai namun masih diperlukan penyempurnaan.
Sebagai contoh, misalnya terdapat pintu yang tidak dapat
dibuka/tutup dengan sempurna; jika terdapat cat yang masih
kurang rata, plesteran retak-retak, dan sebagainya.
Pedoman Teknis bahan dan pekerjaan sesuai dengan peraturan
(SNI) yang berlaku.
IV. STANDAR CONTOH RANCANGAN TEKNIS PEMBANGUNAN RKB
Rancangan Teknis pembangunan Ruang Kelas Baru (RKB) berdasarkan
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007. Untuk
memperkirakan standar biaya bangunan gedung SD, maka dibuatlah
rancangan teknis bangunan SD yang terdiri atas 3 (tiga) ruang kelas
sehingga diperoleh rencana anggaran biaya (RAB) bangunan.
RAB yang dihitung ditetapkan sebagai pagu dana untuk menghitung
biaya rehabilitasi ruang kelas rusak sedang di seluruh Indonesia.
Lampiran II : Pearturan Sekjen 11
Lampiran II : Pearturan Sekjen 12
Lampiran II : Pearturan Sekjen 13
Lampiran II : Pearturan Sekjen 14
Lampiran II : Pearturan Sekjen 15
Lampiran II : Pearturan Sekjen 16
Lampiran II : Pearturan Sekjen 17
BAB II
CONTOH SPESIFIKASI TEKNIS PEMBANGUNAN PERPUSTAKAAN
I. Pengelolaan Dana
Sebagai bentuk pertanggungjawaban dan akuntabilitas pengelolaan
dana, sekolah penerima DAK berkewajiban membuat laporan, baik
pada saat penerimaan dana bantuan, realisasi pemanfaatan dana,
dan perkembangan pelaksanaan serta hasil pembangunan
perpustakaan. Laporan tersebut disampaikan ke Bupati/Walikota u.p
Dinas Pendidikan Kabupaten/ Kota.
Pada prinsipnya kegiatan pengelolaan dana mencakup pencatatan
penerimaan dan pengeluaran uang sehingga memudahkan proses
pelaporan dan pengawasan penggunaan dana. Adapun pengelolan
dana antara lain meliputi:
A. Pembukuan
a. Setiap transaksi harus didukung dengan bukti yang sah.
b. Bukti pengeluaran uang dalam sejumlah tertentu harus
dibubuhi materai yang cukup, sesuai dengan ketentuan
tentang bea materai.
c. Dalam bukti pengeluaran harus jelas uraian mengenai
barang/jasa yang dibayar, tanggal, dan nomor bukti.
d. Realisasi pengadaan barang, dan Jasa yang diterima tidak
boleh lebih kecil dari uang yang yang dikeluarkan.
e. Seluruh penerimaan dan pengeluaran uang agar
dicatat/dibukukan dalam buku penerimaan dan
pengeluaran.
f. Semua transaksi baik penerimaan maupun pengeluaran
dibukukan/dicatat sesuai urutan kejadiannya.
g. Setiap akhir bulan, buku tersebut ditutup, dihitung
saldonya, dicocokkan dengan saldo fisik uang yang ada, baik
di kas atau di bank.
h. Buku harian ditulis, penulisan rapih, lengkap dan bersih.
i. Memenuhi semua ketentuan dalam pengelolaan keuangan
termasuk di dalamnya peraturan pajak yang berlaku.
Tata cara pengelolaan keuangan panitia pembangunan secara
garis besar meliputi: pembukuan keuangan, pengelompokan
jenis pengeluaran, cara pengisian buku kas umum, rekapitulasi
pengeluaran, laporan keuangan dan pengarsipan dokumen
keuangan.
Lampiran II : Pearturan Sekjen 18
B. Dokumen Pendukung Pembukuan
a. Kuitansi/tanda bukti pembayaran/nota/bon asli dari pihak
yang menerima pembayaran.
b. Bukti transaksi keuangan lainnya.
C. Saldo Pembukuan
Dana yang belum dibutuhkan harus tetap disimpan di Bank,
tidak boleh dipindahkan pada rekening lain atau disimpan lain.
Jumlah saldo pembukuan setiap harinya tidak lebih dari Rp. 5
juta.
II. STANDAR DAN SPESIFIKASI TEKNIS PEMBANGUNAN PERPUSTAKAAN
SEKOLAH DASAR
Perpustakaan adalah fasilitas umum yang digunakan untuk kegiatan
pembelajaran. Oleh karena itu, bangunan tersebut harus memenuhi
standar kenyamanan dan kekuatan yang dipersyaratkan dalam
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007 tentang
Standar Sarana dan Prasarana untuk SD/MI, SMP/MTs dan SMA/MA.
Untuk memenuhi standar kenyamanan dan keamanan sebagaimana
diatur dalam Permendiknas tersebut, maka dalam proses pembangunan
ruang perpustakaan harus memenuhi standar dan spesifikasi yang
ditetapkan.
A. Standar pembangunan perpustakaan.
1. Luas ruang minimal 56 m2 dengan lebar minimal 5 m.
2. Lebar teras 2.00 m, dengan lebar teritisan 1.00 m.
3. Tinggi plafon ruangan minimal 3.50 meter dari lantai.
4. Kemiringan atap menyesuaikan dengan jenis penutup atap yang
digunakan.
5. Dapat dibangun secara berdiri sendiri, menempel pada
ruang/bangunan yang sudah ada (lama), atau dibangun di atas
ruang/bangunan lantai 1 (struktur bangunan lantai satu sudah
disiapkan untuk bangunan 2 lantai dengan menggunakan dana
selain DAK tahun anggaran 2013).
B. Persiapan Pelaksanaan Pekerjaan
Sambil menunggu cairnya dana, sekolah segera melakukan persiapan
pelaksanaan rehabilitasi, antara lain:
1. Mempelajari petunjuk teknis secara lebih seksama dan
menyiapkan format-format administrasi, keuangan dan teknis
pelaksanaan serta pelaporan;
2. Membuat papan informasi, dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Papan informasi ukuran minimal 80 x 120 cm.
Lampiran II : Pearturan Sekjen 19
b. Papan Informasi dipasang/ditempatkan disekitar lokasi
pekerjaan, mudah dilihat oleh masyarakat/pihak yang
berkepentingan dan tidak terkena/tertimpa air hujan,serta
tidak rusak selama pelaksanaan.
3. Papan Informasi paling tidak memuat hal-hal sbb:
a. Lokasi pembangunan pada peta site plan sekolah,
b. Informasi tentang jenis program, besar dana dan sumber dana,
c. Informasi tentang progres pelaksanaan rehabilitasi,
d. Bagan organisasi Panitia dilengkapi dengan nama-nama
anggotanya,
e. Gambar kerja dan rencana biayanya,
f. Jadwal pelaksanaan pekerjaan dan rencana kerja.
4. Mengecek harga bahan, alat bantu kerja dan pemilihan tenaga
kerja yang terdiri atas, mandor, tukang dan pekerja.
5. Membuat rencana keselamatan lingkungan saat pekerjaan
dilaksanakan
Dana yang diperlukan untuk pembiayaan kegiatan persiapan harus
disediakan oleh sekolah dan tidak boleh dibebankan kepada DAK
yang diterima oleh sekolah. Pelaksanaan pekerjaan harus segera
dimulai setelah dana DAK dari pemerintah diterima oleh sekolah.
C. Pelaksanaan Pekerjaan
Langkah-langkah yang perlu dilakukan oleh sekolah pada saat
pelaksanaan pekerjaan antara lain:
1. Mencairkan dana sesuai dengan kebutuhan rehabilitasi dan jadual
kerja yang telah dibuat;
2. Melaksanakan pembangunan sesuai dengan dokumen teknis yang
telah disusun;
3. Mencatat pengeluaran dan pemasukan dicatat dalam Buku Kas
Umum (BKU) pembangunan sekolah dengan rapi, dilengkapi
bukti-bukti transaksi yang disusun runtut sesuai tanggal
kejadiannya, dan mudah diakses/diperiksa oleh pihak-pihak
terkait dengan pelaksanaan program;
4. Membuat laporan bulanan pelaksanaan pekerjaan secara disiplin
dan tertib sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya (laporan
dibuat rangkap dua, rangkap pertama untuk dikirimkan ke Dinas
Pendidikan Kabupaten/Kota dan yang lain untuk diarsipkan);
5. Membuat dan mengirimkan laporan pertanggunjawaban
pelaksanaan pekerjaan kepada Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota
antara lain :
a. Realisasi kemajuan pekerjaan;
Lampiran II : Pearturan Sekjen 20
b. Catatan lain yang berkenaan dengan pelaksanaan pekerjaan.
6. Sekolah wajib membuat dokumentasi progres selama masa
pelaksanaan pekerjaan, berupa foto-foto kegiatan pembangunan,
minimal :
a. Foto kondisi sebelum pembangunan dimulai (0%);
b. Foto pada saat pelaksanaan pembangunan mencapai progres
fisik 25%, 50%, dan 75%;
c. Foto kondisi akhir setelah pembangunan selesai dikerjakan
(100%).
III. PERSYARATAN TEKNIS PEMBANGUNAN PERPUSTAKAAN
Pembangunan perpustakaan mengacu pada Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana
dan Prasarana untuk SD/MI, SMP/MTs dan SMA/MA, Pembakuan
Bangunan dan Perabot Sekolah Dasar yang diterbitkan oleh Direktur
Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah tahun 2004, dan Pedoman
Teknis Rumah dan Bangunan Gedung Tahan Gempa, dilengkapi
dengan, Metode dan Cara Perbaikan Konstruksi yang dikeluarkan oleh
Ditjen Cipta Karya.
Bangunan sekolah adalah salah satu fasilitas umum yang harus
memiliki tingkat keamanan yang tinggi dan memiliki usia pemakaian
mínimum 20 tahun. Untuk memenuhi persyaratan tersebut,
pelaksanaan pembangunan perpustakaan harus memenuhi ketentuan
sebagai berikut:
A. Acuan pedoman pekerjaan dan pemakaian bahan
Peraturan teknis bangunan yang digunakan dalam pembangunan
perpustakaan adalah peraturan-peraturan tersebut dibawah ini
termasuk segala perubahan dan tambahannya:
1. Permendiknas Nomor 24 tahun 2007 tentang Standar Sarana dan
Prasarana untuk SD/MI, SMP/MTs dan SMA/MA.
2. Keputusan Dirjen Dikdasmen Nomor 541/C.C3/Kep/MN/2004,
tanggal 30 Desember 2004, tentang Pembakuan Tipe Sekolah
Menengah Pertama.
3. Tatacara Perencanaan Bangunan Gedung Sekolah Menengah
Umum SNI 03-1730-2002.
4. Tatacara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung
SNI 03-2847-2002
5. Tatacara Perhitungan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung
SNI 03-1729-2002
6. Peraturan Perencanaan Kayu Struktur SNI-T-02-2003
Lampiran II : Pearturan Sekjen 21
7. Tatacara-perencanaan ketahan gempa untuk bangunan gedung,
SNI 03-1726-2003
8. Tatacara Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung,
SNI-03-1727-1989
9. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) SNI 04-0225-2000.
10. Peraturan Plumbing Indonesia (PPI).
11. Petunjuk Perencanaan Penanggulangan Longsoran SNI 03-1962-
1990.
12. Peraturan Umum Keselamatan Kerja dari Departemen Tenaga
Kerja.
13. Peraturan dan ketentuan lain yang berlaku di wilayah Indonesia.
B. Komponen Bangunan
1. Pekerjaan Pondasi
Jenis pondasi bermacam-macam tergantung dari kondisi tanah,
beban, dan bahan dimana pondasi tersebut akan dibuat.
Jenis pondasi menurut konstruksi yang dapat digunakan:
a. Pondasi Dangkal, antara lain fondasi setempat dan menerus
b. Pondasi Dalam, antara lain fondasi sumuran, tiang panjang,
dan tiang bor
Jenis pondasi menurut bahan yang digunakan:
a. Pondasi pasangan batu bata,
b. Fondasi pasangan batu kali,
c. Fondasi beton bertulang,
d. Fondasi dari bahan kayu,
e. Fondasi baja antara lain pipa baja, atau gabungan baja
dengan beton (komposit)
2. Pekerjaan Struktur
Bagian-bagian bangunan/ruang yang akan dibangun yang
merupakan pekerjaan struktur adalah sloof, kolom, balok dan
balok ring harus dilaksanakan secara benar sesuai dengan
ketentuan teknis yang berlaku. Jenis struktur yang digunakan
disesuaikan dengan kondisi daerah masing-masing.
Jenis struktur yang dapat digunakan:
a. Struktur beton bertulang (beton mutu K-175, setara dengan
campuran 1 PC: 2 PS: 3KR sesuai SNI)
b. Struktur baja dengan tegangan tarik 1400 kg/cm2
c. Struktur baja ringan (sesuai dengan perhitungan struktur,
spesifikasi bahan, dan jaminan dari pabrik pembuatnya)
Lampiran II : Pearturan Sekjen 22
d. Struktur kayu disesuaikan dengan SNI yang berlaku
e. Struktur beton untuk bangunan tidak bertingkat:
f. Sloof bangunan ukuran minimal 15/20 dengan tulangan 6 Ø
12
g. Sloof selasar ukuran minimal 15/20 dengan tulangan 4 Ø 12
h. Kolom praktis ukuran minimal 15/15 dengan tulangan 4 Ø 10
i. Kolom struktur ukuran minimal 20/25 dengan tulangan 6 Ø
12
j. Ring balk ukuran minimal 15/20 dengan tulangan 4 Ø 12
k. Balok latai (balok diatas kusen) ukuran minimal 12/15
dengan tulangan 4 Ø 10
Struktur beton untuk bangunan bertingkat:
Ukuran dan jumlah tulangan untuk sloof, kolom, balok dan plat
struktural harus dihitung kekuatannya berdasarkan beban yang
bekerja dan mutu bahan yang digunakan, sehingga diperoleh
kekuatan struktur yang aman.
Pedoman teknis bahan dan pekerjaan, digunakan peraturan (SNI)
yang berlaku.
3. Pekerjaan Dinding
Bahan dinding yang digunakan menyesuaikan kondisi masing-
masing daerah. Pada dasarnya apapun bahan material yang
digunakan untuk pembuatan dinding, semaksimal mungkin
harus dapat memberikan rasa aman dan nyaman bagi pengguna
ruangan tersebut.
Apabila dinding bangunan terbuat dari papan kayu, maka
hendaknya papan-papan kayu tersebut tersusun dengan rapi,
rapat dan kuat sehingga dapat menciptakan rasa aman dan
nyaman bagi pemakai ruangan tersebut serta dapat mengurangi
kebisingan atau gangguan suara sehingga aktivitas pada masing-
masing ruangan tidak saling mengganggu.
Dinding pada umumnya terbuat dari bata, namun pada daerah-
daerah tertentu dinding bangunan dapat dibuat dari bahan lain
yang terdapat disekitar lokasi proyek, misalnya.
Jenis dinding yang dapat digunakan :
a. Pasangan batu bata atau batako (tebal minimal 13 cm,
termasuk plesteran)
b. Papan kayu (minimal kayu kelas kuat 2, dengan tebal minimal
2 cm)
c. Ferosemen/dinding simpai, dengan tebal minimal 3 cm
d. Dinding beton ringan (setara hebel, celcon block dll)
Lampiran II : Pearturan Sekjen 23
e. Dinding komposit ex pabrik, disesuaikan dengan spesifikasi
bahan, perhitungan kekuatan, jaminan dari pabrik
pembuatnya
Pedoman Teknis bahan dan pekerjaan, disesuaikan dengan
peraturan (SNI) yang berlaku.
4. Pekerjaan Kusen, Pintu dan Jendela
Luas total bukaan pintu dan jendela harus memperhatikan
kecukupan pencahayaan dalam proses belajar mengajar. Minimal
luas total pintu dan jendela yang harus disediakan adalah 20%
dari luas total lantai dalam satu bangunan.
Pekerjaan kusen dan daun pintu/jendela merupakan bagian
bangunan yang dipasang bersama-sama atau pararel dengan
pemasangan dinding, namun demikian karena sifatnya yang peka
terhadap gores dan air, maka dalam pemasangannya memerlukan
alat-alat bantu dan alat-alat pelindung. Kusen pintu dan jendela
menggunakan bahan kayu, alumunium, baja, atau PVC.
Sedangkan untuk daun pintu dan jendela menggunakan rangka
dan panel dari kayu, alumunium, baja, PVC, atau kaca.
Semua pekerjaan kayu yang dicat, harus dimeni dan diplamir
terlebih dahulu. Pengecatan dilakukan dengan pelapisan lebih
dari satu kali sehinga diperoleh hasil yang baik, rapi, halus dan
rata.
Jenis kusen kayu yang digunakan:
Bahan kayu minimal kelas kuat 2 (ukuran jadi minimal 5,5/11
cm).
Jenis daun pintu bila digunakan kayu, maka:
Panel pintu kayu solid minimal kelas kuat 2 (tebal rangka
minimal 3,8 cm, tebal panel pengisi minimal 2,5 cm).
Jenis daun jendela bila digunakan kayu, maka:
Bahan kayu minimal kelas kuat 2 (tebal rangka minimal 2,8
cm),
Kaca jendela :
Kaca polos tebal 5 mm.
Pedoman Teknis bahan dan pekerjaan, diseuaikan dengan
peraturan (SNI) yang berlaku.
5. Pekerjaan Kuda-kuda dan Rangka Atap
Pekerjaan Kuda-kuda dan rangka atap merupakan bagian rangka
untuk menopang penutup atap. Bentuk atap dan bahan yang
digunakan dapat menyesuaikan dengan kondisi masing-masing
daerah, antara lain rangka kayu, rangka baja, dan rangka baja
ringan.
Lampiran II : Pearturan Sekjen 24
Jenis bahan untuk rangka atap dan kuda-kuda yang dapat
digunakan:
a. Bahan kayu minimal kelas kuat 2, dilapisi bahan anti
rayap/residu,
b. Bahan baja bisa berupa profil siku atau pipa, dengan mutu baja
minimal ST 37,
c. Baja ringan, atau bahan lain disesuaikan dengan spesifikasi,
perhitungan, dan jaminan dari pabrik pembuatnya.
Bahan listplang yang digunakan,bila digunakan kayu, maka
harus merupakan jenis kelas kuat 2 (tebal minimal 2 cm). Bahan
lain bisa digunakan dengan mempertimbangkan faktor ketahanan
terhadap cuaca, kertersediaan bahan, dan harga pasar setempat.
Pedoman Teknis bahan dan pekerjaan, disesuaikan dengan
peraturan (SNI) yang berlaku.
6. Pekerjaan Penutup Atap
Bahan penutup atap yang digunakan menyesuaikan kondisi
masing-masing daerah. Penggunaan bahan penutup atap yang
mengandung asbes tidak diperkenankan. Bahan penutup atap
yang dapat dipakai:
Genteng (beton atau tanah liat), dipasang di atas reng
Genteng metal (bahan seng, zincalume, baja lapis seng, corrugated
metal sheet) dengan ketebalan minimal 0,28 mm dipasang di atas
rangka atap.
7. Pekerjaan Langit-Langit / Plafon
Plafon atau langit-langit adalah bidang penutup konstruksi atap,
sehingga ruang akan terlihat rapih dan terasa lebih segar karena
plafon juga berfungsi sebagai isolator radiasi panas matahari dari
penutup atap. Ketinggian plafon minimum adalah 3,5 m agar
memenuhi kecukupanpenghawaan bagi pengguna ruang yang
bersangkutan dan disarankan untuk dicat dengan warna terang.
Penggunaan bahan penutup plafon yang mengandung asbes tidak
dipekenankan.
Bahan rangka plafonyang dapat dipakai:
Kayu kelas kuat 3, ukuran 4/6 dan 6/10,
Besi holow (tebal minimal 0,4 mm).
Bahan penutup plafon yang dapat dipakai :
a. Tripleks (tebal minimal 4 mm),
b. Papan gipsum (tebal minimal 0,8 mm),
c. Papan semen fiber (tebal minimal 4 mm).
Lampiran II : Pearturan Sekjen 25
Pedoman Teknis bahan dan pekerjaan disesuaikan dengan
peraturan (SNI) yang berlaku.
8. Pekerjaan Lantai
Bahan lantai yang digunakan menyesuaikan kondisi masing-
masing daerah.
Bahan penutup lantai yang dapat dipakai :
a. Keramik ukuran 30x30 cm (KW 1),
b. Lantai teraso, dengan ketebalan lapisan minimal 1 cm,
c. Papan kayu kelas kuat 2 (tebal minimal 2 cm).
Pedoman Teknis bahan dan pekerjaan disesuaikan dengan
peratran (SNI) yang berlaku.
9. Pekerjaan Penggantung dan Pengunci
Pekerjaan penggantung berupa engsel-engsel pintu dan jendela,
sedangkan pengunci adalah grendel, pengunci untuk pintu, serta
hak angin untuk jendela.
Semua bahan yang digunakan minimal harus memenuhi syarat
kekuatan dan keawetan sehingga dapat menahan beban dan
berfungsi dalam waktu cukup lama. Setiap daun jendela minimal
dipasang 2 (dua) buah engsel dan untuk daun pintu dipasang 3
(tiga) buah engsel. Pada daun pintu dipasang pengunci lengkap
dengan handelnya, sedangkan pada daun jendela dipasang
grendel dan hak angin. Semua pekerjaan harus dilakukan dengan
rapi sehingga pintu dan jendela dapat berfungsi dengan
sempurna.
10. Pekerjaan Instalasi Listrik
Pada prinsipnya pemasangan instalasi listrik harus benar-benar
memenuhi persyaratan teknis, dan semua bahan yang digunakan
hendaknya berkualitas baik sehingga dapat berfungsi dengan
baik dalam waktu cukup lama. Disamping itu perlu diperhatikan
keamanan dan keselamatan bila terjadi genangan air atau banjir.
Titik lampu, saklar, stop kontak harus dipasang dengan rapih,
mudah dikontrol.Panel sikring ditempatkan pada tempat yang
mudah terlihat dan dicapai.
Pedoman Teknis bahan dan pekerjaan sesuai dengan peraturan
(SNI) yang berlaku.
11. Pekerjaan Plumbing dan Drainasi
Pekerjaan plumbing dan drainasi disini dimaksudkan adalah
seluruh pekerjaan pengadaan sumber air bersih, pemasangan
pemipaannya dan air kotor dan wastafel, pemasangan kran-kran
dan wastafel/zink termasuk dalam hal ini adalah penyaluran air
Lampiran II : Pearturan Sekjen 26
hujan secara sistematis sehingga tidak mengganggu kenyamanan
pemakai atau merusak konstruksi bangunan.
Pedoman Teknis bahan dan pekerjaan sesuai dengan peraturan
(SNI) yang berlaku.
12. Pekerjaan Finishing dan Perapihan
Pekerjaan finishing meliputi pekerjaan antara lain: pengecatan
dinding, pengecatan plafon, pengecatan pintu dan jendela,
pengecatan listplang. Sedangkan pekerjaan perapihan pada
dasarnya merupakan penyempurnaan atau perapihan pekerjaan
yang telah selesai namun masih diperlukan penyempurnaan.
Sebagai contoh, misalnya terdapat pintu yang tidak dapat
dibuka/tutup dengan sempurna; jika terdapat cat yang masih
kurang rata, plesteran retak-retak, dan sebagainya.
Pedoman Teknis bahan dan pekerjaan sesuai dengan peraturan
(SNI) yang berlaku.
V. STANDAR DAN SPESIFIKASI TEKNIS PERABOT RUANG
PERPUSTAKAAN
A. Standar Perabot Ruang Perpustakaan
Persyaratan perabot ruang perpustakaan harus memenuhi
Standarisasi Perabot Sekolah Dasar Tahun 2005, meliputi:
1. Kualitas
2. Keamanan penggunaan
3. Kenyamanan dalam penggunaan
4. Kemudahan dalam pemakaian
5. Kemudahan dalam pemeliharaan
6. Kemudahan dalam perbaikan
Untuk memenuhi persyaratan kenyamanan dan kemudahan dalam
penggunaan serta kemudahan dalam pemeliharaan, maka ukuran
standar ditentukan sebagai berikut:
1. Ukuran standar perabot perpustakaan
NO JENIS PERABOTP
(cm)L
(cm)T
(cm)KET
1 Rak buku 120a = 35b = 45
180
2 Meja baca siswa 53 35 263 Meja ½ biro 120 70 754 Meja komputer 120 70 755 Meja pengolahan 120 70 756 Kursi kerja 45 40 43
7 Karpet 350 200Tepidiobras
Lampiran II : Pearturan Sekjen 27
B. Spesifikasi Teknis Perabot Perpustakaan
1. Spesifikasi teknis perabot perpustakaan
a. Rak buku
1) Bahan menggunakan papan tebal 2 cm atau multiplek tebal
18 mm. untuk merapikan bagian tepi, dapat ditutup dengan
vinil atau vinir jati dengan menggunakan lem kayu.
2) Sambungan menggunakan paku skrup yang diperkuat
dengan lem kayu
3) Finishing menggunakan cat atau politur dengan warna yang
serasi
b. Meja baca siswa
1) Bahan untuk rangka menggunakan kayu atau rotan dengan
daun meja dari papan atau multiplek tebal 18 mm.
2) Sambungan menggunakan konstruksi lubang dan pen yang
diperkuat dengan pasak dan lem kayu
3) Finishing menggunakan cat/politur dengan warna yang
serasi
c. Meja ½ biro
1) Bahan menggunakan papan kayu tebal 20 mm atau multiplek
tebal 18 mm.
2) Sambungan menggunakan dengan paku atau sekrup yang
diperkuat dengan lem kayu
3) Finishing menggunakan cat/politur dengan warna yang
serasi
d. Meja komputer
1) Bahan menggunakan papan kayu tebal 20 mm atau multiplek
tebal 18 mm.
2) Sambungan menggunakan konstruksi dengan paku atau
sekrup yang diperkuat dengan lem kayu.
3) Finishing menggunakan politur dengan warna yang serasi
e. Kursi kerja
1) Bahan untuk rangka menggunakan kayu atau rotan dengan
dudukan dan sandaran dari papan kayu kelas II dengan
tebal 18 mm atau rotan.
2) Sambungan menggunakan konstruksi lubang dan pen yang
diperkuat dengan pasak dan lem kayu. Sedangkan untuk
rangka berbahan rotan menggunakan sambungan yang
sesuai.
Lampiran II : Pearturan Sekjen 28
3) Finishing dapat menggunakan cat atau politur dengan
warna yang serasi.
C. Kebutuhan Perabot Perpustakaan
1. Perabot Perpustakaan
No Jenis Perabot Jumlah Satuan
1 Rak buku 12 buah
2 Meja baca siswa 16 buah
3 Meja ½ biro 1 buah
4 Meja komputer 1 buah
5 Meja pengolahan 1 buah
6 Kursi kerja 2 buah
7 Karpet 2 lembar
Lampiran II : Pearturan Sekjen 29
D. CONTOH GAMBAR
Lampiran II : Pearturan Sekjen 30
Lampiran II : Pearturan Sekjen 31
Lampiran II : Pearturan Sekjen 32
Lampiran II : Pearturan Sekjen 33
Lampiran II : Pearturan Sekjen 34
Lampiran II : Pearturan Sekjen 35
Lampiran II : Pearturan Sekjen 36
Lampiran II : Pearturan Sekjen 37
Lampiran II : Pearturan Sekjen 38
Lampiran II : Pearturan Sekjen 39
Lampiran II : Pearturan Sekjen 40
Lampiran II : Pearturan Sekjen 41
Lampiran II : Pearturan Sekjen 42
COTOH PERABOT PERPUSTAKAAN
Lampiran II : Pearturan Sekjen 43
Lampiran II : Pearturan Sekjen 44
BAB III
CONTOH SPESIFIKASI TEKNIS PERALATAN PENDIDIKAN
I. PENGADAAN PERALATAN PENDIDIKAN PENDIDIKAN
A. Peralatan Pendidikan
Pengadaan peralatan pendidikan yang dibiayai dari dana Dana Alokasi
Khusus (DAK) Bidang Pendidikan Dasar untuk Sekolah Dasar/Sekolah
Dasar Luar Biasa (SD/SDLB) terdiri atas:
1) Peralatan pendidikan matematika, yaitu:
a) peralatan pendidikan matematika pemula (dasar); dan
b) peralatan pendidikan matematika permainan.
2) Peralatan pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
a) kit IPA/Sains;
b) kit IPBA; dan
c) kit simulasi fase bulan.
3) Peralatan pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), yaitu: kit IPS,
gejala alam dan bentang alam.
4) Peralatan pendidikan bahasa, yaitu:
a) kit bahasa Indonesia interaktif dasar; dan
b) kit bahasa Inggris.
5) Peralatan pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan,dan/atau
6) Peralatan pendidikan seni budaya dan keterampilan
B.Alokasi Dana
Alokasi dana untuk pengadaan peralatan pendidikan ditetapkan
dengan merujuk pada Lampiran I Peraturan Sekretaris Jenderal
Kementerian Pendidikan dan Kebudaaan ini. Pengadaan peralatan
pendidikan dapat dipilih sesuai kebutuhan sekolah berdasarkan hasil
pemetaan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.
C.Persyaratan Umum:
a. Pengadaan barang dilaksanakan menurut ketentuan perundang-
undangan yang berlaku;
b. Setiap alat/barang yang dibeli merupakan alat/barang baru;
c. Alat/barang yang dibeli tanpa kerusakan atau cacat;
d. Peralatan harus aman terhadap pemakai dan peralatan itu sendiri;
dan
e. Memiliki kualitas yang baik.
Lampiran II : Pearturan Sekjen 45
D. Persyaratan Teknis
Persyaratan teknis peralatan pendidikan adalah:
a. Mendukung konsep materi dalam kegiatan belajar mengajar;
b. Mudah digunakan baik oleh siswa maupun guru;
c. Sesuai dengan tingkat perkembangan anak;
d. Mendukung pencapaian Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) SD;
e. Pemeliharaan dan perbaikan dapat dilakukan di sekolah;
f. Suku cadang mudah didapat;
g. Penggunaannya aman untuk digunakan oleh siswa maupun guru;
h. Peralatan terbuat dari bahan/material yang bermutu;
i. Peralatan tertentu mempunyai bentuk dan warna yang menarik;
j. Mempunyai perbandingan bentuk yang proporsional;
k. Peralatan yang menggunakan ukuran harus memiliki tingkat
akurasi yang cukup tinggi;
l. Tanda-tanda teknis peralatan harus jelas;
m. Peralatan harus dilengkapi dengan manual/petunjuk penggunaan
alat atau contoh panduan pembelajaran;
n. Peralatan berupa kit/perangkat, setiap item dan komponen
peralatan harus mempunyai tempat/tatakan masing-masing di
dalam kit;
o. Mengutamakan produk yang sudah mendapat
pengesahan/rekomendasi dari lembaga/institusi yang berwenang;
p. Pengepakan peralatan harus rapi sesuai dengan sifat dari
peralatan;
q. Memiliki masa pakai (durability) minimal 3 (tiga) tahun;
r. Mengutamakan produksi dalam negeri.
II SPESIFIKASI TEKNIS PERALATAN PENDIDIKAN
Penggunaan DAK Bidang Pendidikan Dasar untuk peralatan pendidikan
SD/SDLB mengacu pada spesifikasi teknis, sebagaimana
direkomendasikan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP)
Nomor 2046/BSNP/II/2010 tanggal 23 Februari 2010 dan disetujui oleh
Komisi X DPR RI dengan surat nomor 259/KOM.X/DPR-RI/VII/2010
tanggal 26 Juli 2010, serta ditelaah kembali oleh BSNP dengan Laporan
Hasil Penelaahan nomor 2324/BSNP/IX/2010 tanggal 28 September
2010, sebagai berikut:
Lampiran II : Pearturan Sekjen 46
CONTOH STANDAR/SPESIFIKASI TEKNIS
PERALATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA PEMULA (DASAR)
No. Fungsi Alat Nama Alat Standard/Spesifikasi Jumlah
(1) (2) (3) (4) (5)
1. Belajar membilang pada
tahap awal dengan
pendekatan yang menarik
selain juga untuk melatih
motorik siswa.
a. Mata Rantai 250 buah mata rantai ukuran 1 X 2 cm
Bahan : Plastik
Warna : Aneka warna yang menarik
1 set
b. Manik danPola
Terdiri dari 100 manik-manik dengan 4
bentuk dan 5 buah benang besar
Bahan : Plastik
Warna : Aneka warna yang menarik
1 set
c. Kubus Berkait 200 kubus berkait aneka warna
Bahan : Plastik
Warna : Aneka warna yang menarik
1 set
2. Mengenalkan bentuk-bentuk
bangun datar sebagai
pengenalan awal ilmu
bangun/geometri pada siswa
Bangun Datar dan
Bingkainya
10 model bangun datar & papan
berpola.
Bahan : Plastik
Warna : Aneka warna yang menarik
1 set
3. Mengenalkan bentuk-bentuk
bangun datar sebagai
pengenalan awal ilmu
bangun/geometri pada siswa
Macam-macam
Bangun Datar
Papan berukuran 25 x 25 cm tebal 0,5
cm dengan 16 pola bangun. Dimana
bila setiap bangun datar dimasukkan
pada pola bangun datar yang terdapat
pada papan, maka bangun datar yang
ada akan menonjol karena lubang yang
ada lebih dangkal dibanding dengan
tebal bangun datar yang tersedia
dengan maksud agar mudah untuk
dipasang dan dilepas oleh siswa
Bahan : Plastik
Warna : Papan aneka warna yang
menarik
1 set
4. Pengenalan awal bentuk-bentuk berbagai bangun3 (tiga) dimensi,
Bangun ruangsederhana(balok, prisma,tabung, bola, dankerucut)
Bangun 3 Dimensi Papan berpola bangun 3 dimensi
(kecuali bangun bola) Fungsinya untuk
meletakkan 7 macam bangun 3
dimensi. Ukuran : papan 20 x 28 cm,
Kubus 6 x 6 x 6 cm, Balok 6 x 6 x 8 cm,
Tabung dan kerucut diameter alas 8
cm, tinggi 8 cm, Limas alasnya 6 x 6
cm tinggi 8 cm, Prisma Segienam
setiap sisinya 4,5 cm dan tingginya 8
cm, bola dengan diameter 8 cm
Bahan : Plastik Transparan
Warna : Aneka warna yang menarik
1 set
Lampiran II : Pearturan Sekjen 47
No. Fungsi Alat Nama Alat Standard/Spesifikasi Jumlah
(1) (2) (3) (4) (5)
5. Untuk belajar tentangwaktu/jam,dan derajat(sudut)
Untuk mengukur waktudengan satuan jam
Muka Jam/Jam
Analog
Muka jam berbentuk lingkaran dengan
modifikasi kaki berdiameter lingkaran
18 cm. Muka jam dilengkapi dengan
angka penunjuk jam dari jam 1 sampai
dengan jam 24 serta penunjuk menit
dari 5 menit sampai 60 menit. Pada
lingkaran muka jam terdapat lubang-
lubang yang berfungsi untuk mengganti
angka dengan huruf romawi ataupun
derajat, Dimana huruf romawi dan
derajat dicetak diatas plastik berbentuk
lingkaran kecil dengan diameter
lingkaran 2 cm.
Bahan :Plastik
Warna:Muka jam, jarum pendek, jarum
panjang, tulisan pada muka
jam, lingkaran bertuliskan huruf
romawi dan derajat dibuat
dengan aneka warna yang
menarik.
1 set
6. Alat untuk belajar tentangwaktu/jam dengan bentukdigital
Menggunakan alat ukurwaktu dengan satuan jam
Jam Digital Jam Digital dibuat dengan alas jam
berbentuk persegi dengan ukuran
minimal 9 x 6,5 cm, persegi tersebut
bila diletakkan posisinya akan miring
dengan kemiringan 25 derajat. Diatas
alas jam digital berbetuk persegi
menonjol 6 buah tabung kecil sebagai
pijakan angka-angka yang akan
menunjukkan jam. Angka-angka yang
akan menunjukkan jam dibuat dengan
bentuk persegi berukuran 3 X 1,6 cm
sebanyak 40 keping bertuliskan angka
0 - 9 dengan masing-masing angka
sebanyak 4 buah.
Bahan: Plastik
Warna: Alas jam digital, keping
angka,dan cetakan angka
menggunakan aneka warna
yang menarik.
1 set
7. Untuk mengenalkanbentuk-bentuk geometrikepada siswa, namun jugauntuk mengenal warna (3warna dasar, yaitu merah,kuning, dan biru).
Untuk melatih logika anak,mengenalkan bentuk,membandingkan ukuran(besar kecil dan tebaltipis), mengelompokkanbenda sesuai warna,sesuai bentuk, sesuaiukuran, dan lain-lain.
Blok Logika Lingkaran diameter 6 cm, Persegi
Panjang 6 x 4 cm, Persegi 6 x 6 cm &
segitiga sama sisi 6 x 6 x 6 masing-
masing dengan tebal 5 mm & 2 mm
serta Lingkaran diameter 3 cm, Persegi
Panjang 4 x 2 cm,Persegi 3 x 3 cm &
Segitiga sama sisi 3 x 3 x 3 cm masing-
masing dengan tebal 5 mm & 2 mm
Bahan : Plastik
Warna : Merah, kuning, biru
Ditempatkan dalam wadah plastik
transparan.
1 set
Lampiran II : Pearturan Sekjen 48
No. Fungsi Alat Nama Alat Standard/Spesifikasi Jumlah
(1) (2) (3) (4) (5)
8. Sebagai alat bantu siswadalam mengenal tentangpengukuran seperti ukuranpanjang, lebar, tinggi,tebal, termasuk besarsuatu sudut.
Sebagai alat bantu untuksiswa agar dapatmembuat atau menggam-bar bentuk-bentuk bangundatar.
Menggunakan alat ukurpanjang tidak baku danbaku (cm, m) yang seringdigunakan
Mistar dan Jangka Penggaris 20cm, penggaris segitiga
panjang 14cm (sudut 90,45,45
derajat),penggaris segitiga panjang
18cm(sudut 30,60,90 derajat), busur
dengan diameter 14,5cm & jangka
Bahan : Plastik & logam
Warna : Transparan & logam
1 set
9. Alat bantu siswa untuk dapat
belajar tentang penjumlahan
Tabel
Penjumlahan
Lembaran plastik minimal 20 x 20 cm
dengan cetak tabel penjumlahan
Bahan : Plastik
Warna : Full Colour
1 pcs
10. Alat bantu siswa untukdapat belajar tentangperkalian
Alat bantu siswa dalammelakukan perkalianbilangan yangmenghasilkan bilangandua angka
Tabel Perkalian Lembaran plastik minimal 20 x 20 cm
cetak tabel perkalian
Bahan : Plastik
Warna : Full Colour
1 pcs
11. Alat bantu guru dalammengajar di depan kelasuntuk mengajarkankonsep bilangan danmengenalkan bilanganbeserta lambangbilangannya
Kartu Bilangan 1
s.d 10
Kartu Kumpulan Gambar, Kartu Angka,
dan Kartu Nama Bilangan 1 s.d 10
dengan ukuran Kartu Kumpulan
Gambar dan Kartu Nama Bilangan 15 x
8 cm, dan ukuran Kartu Angka 10 x 6
cm.
Bahan: Plastik Bermagnet
Warna: Kartu Kumpulan Gambar
dicetak Full Colour, Kartu
Angka, dan Kartu Nama
Bilangan menggunakan aneka
warna yang menarik.
1 set
12. Alat bantu guru dalammengajar di depan kelasuntuk mengajarkankonsep bilangan danmengenalkan bilanganbeserta lambangbilangannya
Menentukan nilaitempatpuluhan dan satuan
Kartu Bilangan 11
s.d 20
Kartu Angka, dan Kartu Nama Bilangan
11 s.d 20 dengan ukuran Kartu Nama
Bilangan minimal 15 x 8 cm, dan
ukuran Kartu Angka minimal 10 x 6 cm.
Bahan: Plastik Bermagnet
Warna: Kartu Angka dan Kartu Nama
Bilangan menggunakan aneka
warna yang menarik.
1 set
13. Alat bantu guru untukmengajarkan operasibilangan seperti pen-jumlahan, pengurangan,perkalian, dan pembagian
Melakukan penjumlahandan pengurangan bilangan
Menggunakan sifatoperasi pertukaran danpengelompokan
Kartu Operasi
Bilangan
Kartu Operasi Bilangan berukuran
10X6 cm, terdiri dari +, -, X.
Bahan: Plastik
Warna: Kartu Operasi Bilangan
menggunakan aneka warna
yang menarik.
1 set
Lampiran II : Pearturan Sekjen 49
No. Fungsi Alat Nama Alat Standard/Spesifikasi Jumlah
(1) (2) (3) (4) (5)
14. Media bagi guru untukmengajar di depan kelastentang bilangan,membilang, himpunan,kelipatan, dan lain-lain
Membilang banyak benda Mengurutkanbanyak
benda
Kartu Gambar Kartu bergambar binatang, alat rumah
tangga, dan alat tranportasi, dengan
ukuran Kartu minimal 10 x 6 cm,
dimana masing-masing gambar
terdapat minimal 5 buah kartu
Bahan :Plastik
Warna : Kartu bergambar binatang, alat
rumah tangga atau alat
transportasi semua dicetak
Full Colour
1 set
15. Media untuk menempelkan
Kartu Bilangan, Kartu
Gambar, dan Kartu Operasi
Bilangan
Papan Peraga Papan Peraga berbentuk Persegi
dengan ukuran minimal 60 x 60 cm
dengan aneka warna papan terbuat
dari plat dengan list papan terbuat dari
Plastik.
Bahan: Plat, MDF, dan Plastik
Warna: Plat menggunakan aneka
warna yang menarik.
Untuk 2 set
alat
mendapat
1 buah
papan
peraga
16. Alat permainan yang akan
mempercepat siswa dalam
mengerjakan soal-soal
latihan matematika (pen-
jumlahan, pengurangan,
perkalian dan pembagian)
dengan menggunakan alat
bantu tali, guru atau
pembimbingnya akan dapat
langsung mengkoreksi hasil
kerja siswa hanya dengan
melihat bentuk tali pada
kartu bagian di belakang
soal.
Permainan Tali
Lilitan atau sejenis
Kartu Permainan dengan 400 soal
Penjumlahan, Pengurangan, Perkalian,
dan Pembagian yang dicetak diatas
kartu dengan ukuran luar 16,5 x 6 cm,
dimana setiap 10 (sepuluh) lembar
kartu disatukan dengan penjepit Plastik
dan dilengkapi dengan tali.
Bahan: Plastik dan Tali merah
Warna: Kartu Penjumlahan,
Pengurangan, Perkalian, dan
Pembagian menggunakan
aneka warna yang menarik
kesemuanya dicetak Full
Colour.
1 set
17. Mengenal bentuk 2dimensi dan potongannya
Mengenalpecahansederhana
Membandingkan pecahansederhana
Memecahkan masalahyang berkaitan denganpecahan sederhana
Papan Pecahan Papan 25 x 25 cm dengan 3 pola
lingkaran, 2 pola persegi panjang dan 3
pola persegi dilengkapi potongan-
potongan untuk diisikan dalam pola
yang tersedia. Untuk Lingkaran
terdapat potongan ½-an, ¼-an, 1/8-an.
Untuk Persegi Panjang terdapat 2
model potongan ½-an dan 1 model
potongan ¼-an. Untuk Persegi terdapat
2 model potongan ½-an, 2 model
potongan ¼-an, dan 1 model potongan
1/8-an.
Bahan : Plastik
Warna : Aneka warna yang menarik
1 set
18. Kotak tempat menyimpan
Alat Peraga
Kotak Alat Ukuran minimal 60,5 x 40 x 16cm
Bahan: Plastik
1 buah
Lampiran II : Pearturan Sekjen 50
No. Fungsi Alat Nama Alat Standard/Spesifikasi Jumlah
(1) (2) (3) (4) (5)
Warna: Aneka warna yang menarik
dengan cetakan full colour
19 Alat permainan untukmeningkatkan kecepatandan ketepatan siswadalam memahami danmenguasai kemampuanperkalian dan pembagiandengan melibatkan duasampai dengan empatorang siswa, sehinggadapat terjadi kompetisiyang sehat. Alat ini dapatbersuara denganmenggunakan batterai
Memahami dan menggu-nakan sifat-sifat operasihitung perkalian danpembagian
Lantai Permainan
Elektronik
Lantai Permainan berbentuk segi
delapan, dimana masing-masing
sisinya berukuran 25cm, dengan kotak
mesin alat berwarna disalah satu
seginya. Mesin yang ada dapat
menghasilkan suara karena
menggunakan 3(tiga) buah baterai.
Dilengkapi speaker, tombol off/on,
pengatur volume, pemilihan level, dan
lampu merah dan hijau sebagai
penanda jawaban benar atau salah.
Lantai permainan terbuat dari lembaran
plastik yang dicetak full colour dimana
didalamnya terdapat sensor yang
dihubungkan dengan mesin.
Setiap 2
set alat
mendapat
1 Lantai
Permainan
Elektronik
20. Panduan bagi guru dalam
penggunaan peralatan
pendidikan matematika
Buku Petunjuk
Penggunaan
Ukuran : A4/A5/B5
Bahan Cover : Minimal Ivory/AC 210 gr
Bahan Isi : Minimal HVS 70 gr
Jilid : Jahit Kawat, Perfect Binding
Cetak Isi : Minimal 1 (satu) warna
Cetak Cover : Full Color
1 eks.
Keterangan Plastik yang digunakan adalah plastik murni, bukan afal atau daur ulang
sehingga menghasilkan warna-warna cerah dan aman karena tidak
mengandung racun/toxic dan pewarna Anti Toxic.
Lampiran II : Pearturan Sekjen 51
CONTOH STANDAR/SPESIFIKASI TEKNIS
PERALATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA (PERMAINAN)
No Fungsi Alat Nama Alat Standar / Spesifikasi Jumlah
(1) (2) (3) (4) (5)
1. Alat Ini digunakan untukmenunjukkan kebenaranrumus volume denganmenggunakan mediapasir / barang cair
Memahami sifat bangunruang sederhana danhubungan antar bangundatar
PERMAINAN
BANGUN RUANG
BANGUN RUANG TRANSPARAN
Satu set terdiri dari :
Kubus Transparan
Ukuran : 80 x 80 x 80 mm, Berskala
Bahan : Plastik PS (injeck)
Warna : Berwarna, transparan
Deskripsi : Alat Ini digunakan untuk
menunjukkan rumus volume dengan
menggunakan media pasir / barang cair
Balok Transparan
Ukuran : 100 x 80 x 70 mm, Berskala
Bahan : Plastik PS (injeck)
Warna : Berwarna, transparan
Deskripsi : Alat Ini digunakan untuk
menunjukkan rumus volume dengan
menggunakan media pasir/barang cair
Prisma Segi Tiga Transparan
Ukuran : 100 x 80 x 70 mm, Berskala
Bahan : Plastik PS (injeck)
Warna : Berwarna, transparan
Deskripsi : Alat Ini digunakan untuk
menunjukkan volume dengan meng-
gunakan media pasir / barang cair
Limas Segi Empat Transparan
Ukuran : 80 x 80 x 100 mm
Bahan : Plastik PS (injeck)
Warna : Berwarna, transparan
Deskripsi : Alat Ini digunakan untuk
menunjukkan rumus volume dengan
1 Set
Lampiran II : Pearturan Sekjen 52
No Fungsi Alat Nama Alat Standar / Spesifikasi Jumlah
(1) (2) (3) (4) (5)
menggunakan media pasir / barang cair
Limas Segi Tiga Transparan
Ukuran : 80 x 70 x 100 mm
Bahan : Plastik PS (injeck)
Warna : Berwarna, transparan
Deskripsi : Alat Ini digunakan untuk
menunjukkan rumus volume dengan
menggunakan media pasir / barang cair
Tabung Transparan
Ukuran : D = 80 mm T = 100 mm,
Berskala
Bahan : Plastik PS (injeck)
Warna : Berwarna, transparan
Deskripsi : Alat Ini digunakan untuk
menunjukkan rumus volume dengan
menggunakan media pasir / barang cair
Kerucut Transparan
Ukuran : D = 80 mm T = 100 mm
Bahan : Plastik PS (injeck)
Warna : Berwarna, transparan
Deskripsi : Alat Ini digunakan untuk
menunjukkan rumus volume dengan
menggunakan media pasir / barang cair
Bola
Ukuran : D = 80 mm
Bahan : Plastik PS (injeck)
Warna : Berwarna, transparan
menunjukkan rumus volume dengan
menggunakan media pasir / barang cair
Seluruh alat dimasukkan kedalam
stereofoam dengan ukuran 9x27x42 cm
dan diberi sekat untuk masing-masing alat
.
Lampiran II : Pearturan Sekjen 53
No Fungsi Alat Nama Alat Standar / Spesifikasi Jumlah
(1) (2) (3) (4) (5)
Membentuk/ merangkaibangun ruang
Mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang
Menentukan jaring-jaringberbagai bangun ruangsederhana
JARING-JARING BANGUN RUANG
Satu set terdiri dari :
Deskripsi (Kubus, Balok, Prisma, Limas,
Tabung, Kerucut)
Alat ini berbentuk keping-keping dari
plastik yang diberi lubang pada tiap
ujungnya dan dilengkapi tali/karet elastik
untuk mengaitkan masing-masing keeping
untuk membentuk/merangkai bangun
ruang.
Kubus
Ukuran : 80 x 80 x 80 mm
Bahan : Plastik
Warna : Berwarna
Balok
Ukuran : 100 x 80 x 70 mm
Bahan : Plastik
Warna : Berwarna, keping-keping alat ini
terdiri dari 3 warna
Prisma Segi Tiga
Ukuran : 100 x 80 x 70 mm
Bahan : Plastik
Warna : Berwarna, Keping-keping pada
alat ini terdiri dari 4 warna
Limas Segi Empat
Ukuran : 80 x 80 x 100 mm
Bahan : Plastik
Warna : Berwarna, Keping-keping pada
alat ini terdiri dari 2 warna
Limas Segi Tiga
Ukuran : 80 x 70 x 100 mm
1 Set
Lampiran II : Pearturan Sekjen 54
No Fungsi Alat Nama Alat Standar / Spesifikasi Jumlah
(1) (2) (3) (4) (5)
Bahan : Plastik
Warna : Berwarna, keping-keping pada alat
ini terdiri dari 2 warna.
.
Tabung
Ukuran : Ø= 88 mm, T= 100 mm
Bahan : Plastik
Warna : Berwarna, keping-keping pada alat
ini terdiri dari 2 warna
Kerucut
Ukuran: Ø= 88 mm, T= 100 mm
Bahan : Plastik
Warna : Berwarna, keping-keping pada alat
ini terdiri dari 2 warna.
Seluruh alat dimasukkan kedalam
stereofoam dan diberi sekat untuk masing-
masing alat.
BANGUN KERANGKA
Ukuran : Pipa Ø 0,8 cm x 15 cm dan kaki
berbentuk kubus 2 cm x 2 cm dan karet
segi delapan elastis lubang 8
Bahan : Plastik ABS (injeck) dan karet
Warna : Berwarna
Deskripsi : Peragaan rangka bangun terdiri
dari Kubus, Balok, Prisma dan Limas
Seluruh alat dimasukkan kedalam
stereofoam dengan dan diberi sekat untuk
masing-masing alat.
Tempat Penyimpanan:
Bahan : Art Karton Full colour
Deskripsi : sebagai tempat penyimpanan
alat Bangun Ruang Transparan, Jaring-
jaring, Bangun kerangka
1 Set
2 Untuk mempelajarimacam-macam bentukpecahan dan membacadata dalam bentuk
PERMAINAN
PECAHAN
1. PECAHAN PERSEGI 1 Set
Lampiran II : Pearturan Sekjen 55
No Fungsi Alat Nama Alat Standar / Spesifikasi Jumlah
(1) (2) (3) (4) (5)
diagram Menggunakan pecahan
dalam pemecahan Menyederhanakan dan
mengurutkan pecahan Menentukan nilai
pecahan dari suatubilangan atau kuantitastertentu
Landasan
Ukuran : 300 x 300 mm
Bahan : Plastik ABS (Injeck), Spon
Warna : Berwarna
Deskripsi: Sebagai tempat dudukan
rangkaian pecahan persegi.
Isi
Ukuran : 100 x 100 mm
Bahan : Plastik ABS (Injeck)
Warna : Transparan dan warna Doff
Deskripsi : 1 set terdiri dari pecahan
persegi 1,1/2, 1/3, 1/4, 1/5,
1/6, 1/8, 1/10, 1/12., sejumlah
2 set alat
Untuk mempelajarimacam-macam bentukpecahan dan membacadata dalam bentukdiagram
Menggunakan pecahandalam pemecahan
Menyederhanakan danmengurutkan pecahan
Menentukan nilaipecahan dari suatubilangan atau kuantitastertentu
Menyajikan data kebentuk tabel dan diagramgambar, batang danlingkaran
2. PECAHAN LINGKARANLandasan
Ukuran : 300 x 300 mm
Bahan : Plastik ABS (Injeck),MDF, Spon
Warna : Berwarna
Deskripsi : Sebagai tempat dudukan
rangkaian penggunaan
pecahan lingkaran.
Isi
Ukuran : Ø 90 mm
Bahan : Plastik ABS (Injeck)
Warna : Berwarna pelangi
Deskripsi : 1 set terdiri dari bentuk pecahan
lingkaran 1,1/2, 1/3, 1/4, 1/5,
1/6, 1/8, 1/10, 1/12.
3. MODEL STATISTIK
Landasan
1 Set
Lampiran II : Pearturan Sekjen 56
No Fungsi Alat Nama Alat Standar / Spesifikasi Jumlah
(1) (2) (3) (4) (5)
Ukuran : 300 x 300 mm
Bahan : Plastik ABS (Injeck)
Warna : Berwarna
Deskripsi : Sebagai tempat dudukan
pecahan statistik.
Isi
Ukuran : diameter 19 cm
Bahan : Plastik PVC
Warna : Aneka warna yang menarik
Deskripsi : 1 set terdiri dari landasan dan
beberapa pecahan lingkaran
untuk menampilkan data
statistik.
1 Set
4. BLOK LOGIKA
Terdiri dari
Ukuran : tidak beraturan
Bahan : Plastik ABS (inject)
Warna : berwarna
Deskripsi : 1 set terdiri dari berbagai
bentuk bangun datar.
Seluruh alat diatas
dimasukkan kedalam
stereofoam dan diberi sekat
untuk masing-masing alat.
Tempat Penyimpanan :
Bahan : Art Karton Full colour
Deskripsi : sebagai tempat penyimpanan
alat item Pecahan persegi,
Pecahan lingkaran, model
statistik dan blok logika
1 Set
3 Mengenal danmempelajari tentangberat dan massa bendapadat dan cair
Menggunakanpengukuran berat dalampemecahan masalah
MENGHITUNG
MASSA
1. TIMBANGAN WADAH
Satu set terdiri dari :
1 Set
Lampiran II : Pearturan Sekjen 57
No Fungsi Alat Nama Alat Standar / Spesifikasi Jumlah
(1) (2) (3) (4) (5)
Landasan
Ukuran : 120 x 75 x 100 mm
Bahan : Plastik ABS (injeck)
Warna : Biru
Deskripsi : Sebagai tempat dudukan dari
lengan neraca
Lengan Neraca
Ukuran : 300 x 115 x 15 mm
Bahan : Plastik ABS (injeck)
Warna : Berwarna
Deskripsi : Sebagai batang penyeimbang.
Pada ujung lengan terdapat
lekukan oval sebagai tempat
gantungan wadah neraca dan
dilengkapi dengan raider.
Beban Timbangan
Bahan : Plastik ABS (Injek)
Deskripsi : Alat ini untuk menunjukkan
satuan massa atau berat
dengan menggunakan 3 (tiga)
perbandingan yang ditunjuk-
kan dengan warna yang
berbeda.
Wadah Neraca
Ukuran : Ø 75mm, Berskala
Bahan : Plastik PS (Injeck)
Warna : Transparan
Mengenal danmempelajari tentangberat dan massa bendapadat dan cair
Menggunakanpengukuran berat dalampemecahan masalah
2. TIMBANGAN LENGAN
Ukuran : Tiang : 5 cm x 13 cm, Lengan /
Raider : 40cm x 1cm x 2cm, Beban : 2cm
x 2cm, dengan berat yang sama
Bahan : Landasan dan tiang MDF, lengan
dan beban plastik
Warna : Berwarna
Seluruh alat diatas dimasukkan kedalam
stereofoam dan diberi sekat untuk masing-
1 Set
Lampiran II : Pearturan Sekjen 58
No Fungsi Alat Nama Alat Standar / Spesifikasi Jumlah
(1) (2) (3) (4) (5)
masing alat.
Tempat Penyimpanan :
Bahan : Art Karton Full colour
Deskripsi : sebagai tempat penyimpanan
alat item Timbangan wadah dan timbangan
lengan
4 Untuk mempelajari danmenentukan titikkoordinat, membuat danmengenalkan bentukbangun datar
Membuat denah letakbenda
Mengenal koordinatposisi sebuah benda
Menentukan posisi titikdalam sistem koordinatKartesius
Menentukan hasilpencerminan suatubangun datar
MEMBUAT
KOORDINAT
Landasan
Ukuran : 250 x 250 mm
Bahan : Plastik ABS (injeck)
Warna : Kuning
Deskripsi : Sebagai Alat rangkaian
penggunaan papan berpaku, papan
koordinat cartesius, papan kotak untuk
mengenalkan bangun datar
Isi
a.Paku dari bahan plastik ABS (Injeck),sejumlah 100 bh, untuk dirangkaikanpada papan bidang membentuk papanberpaku. Untuk menentukan dalammenggambar bangun datar
b.Paku dari bahan plastik ABS (Injeck),sejumlah 50 bh, untuk meletakkan titikkoordinat dengan tambahan karetsebagai penghubung serta penyekatyang bisa di geser sebagai tata letakkoordinat X, Y
Seluruh alat diatas dimasukkan kedalam
stereofoam dan diberi sekat untuk masing-
masing alat.
Tempat Penyimpanan :
Bahan : Art Karton Full colour
Deskripsi : sebagai tempat penyimpanan
1 Set
Lampiran II : Pearturan Sekjen 59
No Fungsi Alat Nama Alat Standar / Spesifikasi Jumlah
(1) (2) (3) (4) (5)
5 - Untuk mempelajarimenghitung ketepatanwaktu dan mengetahuijarak
- Menggunakan peralatanpendidikan dalampemecahan masalah
- Mengenal hubunganantar satuan waktu, antarsatuan panjang, danantar satuan kecepatan
- Melakukan operasi hitungsatuan waktu
- Menyelesaikan masalahyang berkaitan denganwaktu, jarak, dankecepatan
MENGHITUNG
WAKTU DAN
JARAK
1. MODEL JAM
Ukuran : Ø 300 mm
Bahan : Plastik ABS (Injeck)
Warna : Kuning, Merah, Biru, Putih
Deskripsi : Terdiri dari papan peraga jam
serta jarum penunjuk yang dapat
digerakkan dengan roda gigi dan
dilengkapi dengan peragaan jam digital
dari plastik dengan jumlah 29 keping
2. STOP WATCH
Bahan : plastik
Warna : berwarna
Deskripsi : untuk mengukur banyaknya
waktu yang digunakan terdapat tombol
untuk memulai dan menghentikan hitungan
waktu.
1 Set
1 buah
Mengenal hubungan antar
satuan waktu, antar satuan
panjang, dan antar satuan
kecepatan
3. METERAN GULUNG
Ukuran : 150 cm
Bahan : Plastik
Warna : Berwarna
Seluruh alat diatas dimasukkan kedalam
stereofoam dan diberi sekat untuk masing-
masing alat.
Tempat Penyimpanan :
Bahan : Art Karton Full colour
Deskripsi : sebagai tempat penyimpanan
Model Jam, Stop watch, dan meteran
gulung
1 buah
6 Panduan bagi guru dalam
menggunakan dan
memanfaatkan alat peraga
BUKU
PETUNJUK
Bahan : Cover :Art Paper 310 grm
Bahan Isi : HVS 70 Gram
Ukuran : 14 x 20 cm
Warna : Full Colour, UV
Deskripsi : Terdiri dari 5 macam Buku
5
Eksemplar
Lampiran II : Pearturan Sekjen 60
No Fungsi Alat Nama Alat Standar / Spesifikasi Jumlah
(1) (2) (3) (4) (5)
1.Buku Petunjuk Permainan BangunRuang
2.Buku Petunjuk Permainan Pecahan3.Buku Petunjuk Mempelajari waktu dan
jarak4.Buku Petunjuk Menghitung Massa5.Buku Petunjuk Membuat Koordinat untuk
kelengkapan, buku ini ditempatkan padamasing- masing kotak item alat.
7 Wadah atau tempat untuk
menyimpan setiap set alat
peraga
TEMPAT
PENYIMPANAN
Bahan : Karton Full colour
Deskripsi : sebagai tempat penyimpan
untuk seluruh item Alat Peraga
1 buah
Catatan :
Setiap 1 (satu) paket alat dan kelengkapannya dimasukkan dalam wadah atau terbungkus plastik dan
dimasukkan ke dalam dus yang tercetak nama peralatan pendidikan dan jumlah isi yang terdapat didalamnya.
Lampiran II : Pearturan Sekjen 61
CONTOH STANDAR/SPESIFIKASI TEKNIS
PERALATAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA)/SAINS
No. Fungsi Nama Barang Standar / Spesifikasi Teknis Jumlah(1) (2) (3) (4) (5)
1 Sebagai dudukan cermindatar agar berdiri tegak
Penumpu CerminDatar
Ukuran : + Ø 1,5 ~ 3 CmBahan : Plastik InjekWarna : BerwarnaDiskripsi : Terdapat celah untuk meletakkan
cermin lentur, terdapat pin sistem Ø0,5 mm untuk ditempatkan padalandasan serbaguna
2 Buah
2 Sebagai penjepit selang,pipa plastik, booser/speaker
Penjepit Selang Ukuran : + 1 ~ 2 cm x 2,5 ~ 3 cmBahan : Plastik InjekWarna : BerwarnaDiskripsi : terdapat 2 pin sistem Ø 0,5 cm
dapat diletakakan pada papanserbaguna
4 Buah
3 Model untuk mengubahenergi listrik ke energigerak dan mediaperubahan energi
Dinamo-motor Ukuran : 5,9 Volt (standar) penggunaanumum
1 Buah
4 Listrik menjadi cahaya Bola Lampu Ukuran : 3.8 Volt (ModeL E-10)Bahan : gelas, kuningan
2 Buah
5 Sebagai roda bergandaruntuk menunjukanperubahan energy gerakke bentuk energi lainnya
Tali pada Roda Bahan : Katun, panjang sekitar 1 meterDiskripsi : Tali warna putih, dililitkan pada
Roda Plastik
1 Roll
6 Sebagai soket Spiral Pin Ukuran : + 1~ 2 cm, sistem Ø 0,5 cmBahan : Stenlis Steel
20 Buah
7 Sebagai penghantar aruslistrik
KabelPenghubungPendek
Ukuran : + 7 ~ 10 cm, pada kedua ujung diberi logam/solder
7 Buah
8 Sebagai penghantar aruslistrik
KabelPenghubungPanjang
Ukuran : + 17 ~ 20 cm, pada kedua ujung diberi logam/solder
7 Buah
9 Memahami hubunganantar gaya, gerak danenergi serta fungsinya
Katrol Ø 7 Cm Bahan : Plastik ABSDiskripsi : Pada badan katrol terdapat celah
untuk meletakkan tali, dan terdapatlubang ± Ø 0,7 mm, petunjuk arahdan pin pemutar Katrol.
1 Buah
10 Menjelaskan fungsipesawat sederhana
Katrol Ø 3,5 Cm Bahan : Plastik InjekDiskripsi : Pada badan katrol terdapat celah
untuk meletakkan tali, dan terdapatlubang ± Ø 0,7 mm, petunjuk arahdan pin pemutar Katrol.
1 Buah
11 Pemegang katrol padasaat percobaan
Dudukan Poros Ukuran : + 1 ~ 1,5 cm x 4 ~ 6 cmBahan : Plastik InjekWarna : BerwarnaDiskripsi : Poros terletak pada bagian tengah
dudukan, dilengkapi ring pengunciterdapat dua pin sistem Ø 0,5 cmdapat diletakkan pada papanserbaguna
2 Buah
12 Penghubung antarabaterai dan alat listriklainnya
Jepit Buaya Merah Diskripsi : Terpasang pada kabel listrikUkuran : + Panjang : 25 ~ 35 cm
1 set
13 Penghubung antarabaterai dan alat listriklainnya
Jepit Buaya Hitam Diskripsi : Terpasang pada kabel listrikUkuran : + Panjang : 25 ~ 35 cm
1 set
14 Menunjukkan pesawatsederhana yang dapatmembuat pekerjaan lebihmudah dan lebih cepat
Katrol Ganda Ukuran : + Bingkai 1,5 ~ 2 cm x 3,5 ~ 4 cm,Katrol sekitar Ø 2 cm
Bahan : Plastik Injek PP, ABSWarna : Bingkai dengan katrol berbeda
warna (Kontras)Diskripsi : Bingkai katrol plastik, 2 buah katrol
dapat berputar bebas/lancar, padabagian atas bawah terdapat pengaitdari logam
1 Buah
Lampiran II : Pearturan Sekjen 62
No. Fungsi Nama Barang Standar / Spesifikasi Teknis Jumlah(1) (2) (3) (4) (5)
15 Menunjukkan pesawatsederhana yang dapatmembuat pekerjaan lebihmudah dan lebih cepat
Katrol Tunggal Ukuran : Minimal Bingkai 1,5 ~ 2 cm x 3,5 ~ 4cm, Katrol sekitar Ø 2 cm
Bahan : Plastik Injek PP, ABSWarna : Bingkai dengan katrol berbeda
warna (Kontras)Diskripsi : Bingkai katrol plastik, katrol dapat
berputar bebas/lancar, pada bagianatas bawah terdapat pengait darilogam
1 Buah
16 Tempat dudukan bateraiDudukan baterai dapatterhubung melalui kabeldengan alat lainnya
Tempat Baterai Ukuran : + 7 cm x 7,5 cmBahan : Plastik InjekDiskripsi : Pada bagian bawah ada simbol
kutub baterai secara permanenUntuk meletakkan 4 (empat) buahBaterai AA, 1,5 Volt
1 Buah
17 Mengidentifikasi sifattekanan udara
Pipa Plastik Ukuran : + Ø 5 cm Panjang 15 ~ 20 cmBahan : PlastikWarna : Berwarna
1 Buah
18 Berfungsi sebagaidudukan tabung Kapsul
Cincin kaki tiga Ukuran : Panjang 15 ~ 18 cm x Ø 0,7 cmBahan : Logam
1 Buah
19 Memperaktekkan fungsisaklar sebagai pemutusdan penyambung aruslistrik
Saklar Tekanon/off
Ukuran : + 1 ~ 2 cm x 3 ~ 5 cmBahan : landasan Plastik PP, plat dari logamDiskripsi : saklar tekan on/off terpasang pada
landasan plastik, terdapat dua pinsistem Ø 0,5 cmPlat I dikuatkan dengan baut, plat IImenempel, pada alas sejajardengan plat I dikuatkan denganbaut.
1 Buah
20 Sebagai pengukuranMenyajikan informasitentang perpindahan danperubahan energi listrik
Meter Listrik Ukuran : + 8 ~ 9 cm x 9 ~ 10 cmBahan : Plastik InjekWarna : BerwarnaDiskripsi : Terdapat 4 buah soket spiral pin
1 Buah
21 Pemegang alat/komponenalat pada saat percobaan: penjepit dinamo-meter,Cermin cekung besar.
Penumpu bentukA
Ukuran : + 6 ~ 7 cm x 7 ~ 9 cmBahan : Plastik Injek
2 Set
22 Sebagai penjepitPenumpu bentuk A padasaat percobaanmenggunakan dinamo-meter
Jepit Penumpu Ukuran : + 1 ~ 1,5 cm x 2,5 ~ 3 cmBahan : Plastik Injek
2 Buah
23 Tempat meletakkan lilin Dudukan Lilin Ukuran : + 4 cm x 4 cmBahan : MDF / PlastikDiskripsi : Terdapat lubang/dudukan lilin
1 Buah
24 Menangkap bayanganatau berkas cahaya yangdihasilkan membuktikansifat cahaya merambatlurus
Layar Ukuran : + 11 cm x 9 cmBahan : Plastik InjekWarna : Bening Translusen
1 Buah
25 Tempat meletakkan layar Dudukan Layar Ukuran :+ 4 cm x 4 cmBahan : MDF/PlastikWarna :NaturalDiskripsi : Terdapat dudukan untuk meletakkanLayar
1 Buah
26 Menunjukkan perubahanenergi listrik menjadienergi Cahaya, dll
Dudukan Lampu Ukuran : + 1 ~ 2 cm x 3 ~ 5 cmBahan : Alas Plastik Injek, Plat I dan Plat
IIdari LogamDiskripsi : dudukan lampu terpasang pada
landasan plastik, terdapat dua pinsistem Ø 0,5 cmPlat I dikuatkandengan baut, plat II menempel,pada alas sejajar dengan plat Idikuatkan dengan baut.
2 Buah
27 Berfungsi sebagaipenumpu pada papanserbaguna ketika digunakan pada saatperagaan
Penumpu PapanSerbaguna
Ukuran : 0,5 ~ 1,5 cm x 5 ~ 6 cmBahan : Plastik InjekDiskripsi : Terdapat celah untuk menegakanpapan serbaguna
4 Buah
28 Menyelidiki sifat cahaya Filter warna merah Ukuran : 4 ~ 6 cm x 4 ~ 6 cmBahan : Plastik Transparan BeningWarna : Merah, terdapat tangkai
1 Buah
29 Menyelidiki sifat cahaya Filter warna hijau Ukuran : 4 ~ 6 cm x 4 ~ 6 cmUkuran : Plastik Transparan Bening
1 Buah
Lampiran II : Pearturan Sekjen 63
No. Fungsi Nama Barang Standar / Spesifikasi Teknis Jumlah(1) (2) (3) (4) (5)
Warna : Hijau, terdapat tangkai
30 Menyelidiki sifat cahaya Filter warna biru Ukuran : 4 ~ 6 cm x 4 ~ 6 cmUkuran : Plastik Transparan BeningWarna : Biru, terdapat tangkai
1 Buah
31 Menyelidiki sifat cahaya Filter warnakuning
Ukuran : 4 ~ 6 cm x 4 ~ 6 cmUkuran : Plastik Transparan BeningWarna : Kuning, terdapat tangkai
1 Buah
32 Untuk menjelaskanproses pencerminan/pemantulanMengidentifikasi sifat-sifatBayangan
Lempeng CerminDatar
Ukuran : + 7,5 cm x 15 cmBahan : Plastik Lentur/elastis
1 Buah
33 Mengidentifikasi tenagayang dihasilkan
Tabung Reaksi Bahan : Kaca Borosilikat 1 Buah
34 Alat bantu pemegangtabung reaksi yangterdapat dilingkungan dansifat-sifatnya
Penjepit Tabung Ukuran : + 5 cm x 12 cmBahan : Stenlis SteelDiskripsi : Dapat menjepit tabung Reaksi, di
dudukan pada Cermin CekungBesar
1 Buah
35 Mendiskripsikan energibunyi
Siring Besar Ukuran : 50 cc, berskala 1 Buah
36 Menyelidiki LuasPenampang
Siring Kecil Bahan : 10 cc, berskala 2 Buah
37 Memfokuskan cahaya Kaca Pembesar Ukuran : pembesaran 3 xBahan : Plastik Bening/kaca
1 Buah
38 Menyelidiki pengaruhpanjang pendek kolomudara pada tinggi-rendahbunyi
Pipa Almunium Ukuran : + 14 cm, Ø 8 mmDiskripsi : Salah satu ujung di beri lubang
untuk digantungkan tali
2 Buah
39 Pipa Aluminium Ukuran : + 12 cm, Ø 8 mmDiskripsi : Salah satu ujung di beri lubang
untuk digantungkan tali
1 Buah
40 Pipa Aluminium Ukuran : + 7 cm, Ø 8 mmDiskripsi : Salah satu ujung di beri lubang
untuk digantungkan tali
1 Buah
41 Sebagai papan yangberfungsi ganda denganjarak lubang kompatibeldengan penjepit selang,Saklar tekan on/off, dll
Papan Serbaguna Ukuran : + 20,5 cm x 29,5 cm x 1 cmBahan : Plastik InjekDiskripsi : Pada landasan terdapat lubang
dengan sistem Ø 0,5 cm,sebanyak 330Jarak antar lubang kompatibeldengan Penjepit selang, Saklartekan, dudukan katrol, dll
1 Buah
42 Menyelidiki sifat-sifatcahaya
Lembar PlastikWarna
Ukuran : + 7 cm x 1,5 cmWarna : WarnaBahan : Plastik
1 Buah
43 Mengidentifikasi sifatpemantulan bunyi
Lembar Karet Ukuran : + 8 x 8 cmBahan : Karet
1 Buah
44 Mengidentifikasi sifat gas,pemuaian gas
Balon Bahan : Kualitas baik, standarpenggunaan umum
1 Buah
45 Cermin CekungBesar
Ukuran : + Ø 15 cmBahan : Plastik Injek di krumDiskripsi : Berbentuk parabola terdapat
pegangan pada kanan dan kiri
1 Buah
46 Mengidentifikasi sifat-sifatCahaya
Prisma Siku-siku Bahan : Plastik/Kaca 1 Buah
47 Alat Pengukur suhu padapercobaan tertentu
Thermometer Skala : 0o – 110oCUkuran : + 30 cm, terpasang tali
1 Buah
48 Lilin/plastisin Bahan : Lilin Lembek 1 Buah49 Mengidentifikasi sifat
pemantulan bunyiTabung Kapsul Ukuran : + Ø 6,3 cm T : 16 cm
Bahan : Plastik Transparan1 Buah
50 Mengidentifikasi sifatcahaya merambat lurus
Tutup Senter 1celah
Ukuran : + 10 cm, Ø 3 cmWarna : HitamBahan : Plastik PPDiskripsi : dipasangkan pada senter
(sebagai penutup senter)
1 Buah
51 - Mendiskripsikan sifat-sifat cahaya
- Membuat suatukarya/model dari bahansederhana denganmenerapkan sifat-sifatcahaya
TabungKaleidoskop
Ukuran : + 12,5 cm, Ø 4,5 cmBahan : Plastik
1 Buah
52 TabungPenyambungKaleidoskop
Ukuran : + Ø 4,5 cm x 7 cmBahan : Plastik Bening Transparan
1 Buah
53 Tabung ObyekKaleidoskop
Ukuran : + Ø 4 cm x 2,5 cmBahan : Plastik Bening Transparan
1 Buah
Lampiran II : Pearturan Sekjen 64
No. Fungsi Nama Barang Standar / Spesifikasi Teknis Jumlah(1) (2) (3) (4) (5)
54 Penutup TabungKaleidoskop
Ukuran : + Ø 4,2 cm x 1 cmBahan : Plastik Bening Transparan
1 Buah
55 CerminKaleidoskop
Ukuran : + 3 cm x 12,5 cmDiskripsi : di pasangkan pada tabung
kaleidoskop
3 Buah
56 Lembar Lingkaran Ukuran : + Ø 3,7 cmBahan : Plastik Solid warna Hitam
berlubang
1 Buah
57 Lembar Lingkaran Ukuran : + Ø 3,7 cmBahan : Plastik Bening warna kuning
1 Buah
58 Lembar Lingkaran Ukuran : + Ø 3,7 cmBahan : Plastik Bening warna Merah
1 Buah
59 Manik-manik Ukuran : BermacamBahan : Plastik
1 set
60 Mangkok Neraca Ukuran : + Ø 9,5 cmBahan : Plastik InjekDiskripsi : Terdapat 3 lubang untuk
gantungan mangkok neraca dan 4lubang untuk tali penggantung
1 Buah
61 Menjelaskan pesawatsederhana dapatmembuat pekerjaan lebihmudah dan lebih cepat
Tuas/Neracadenganpenyeimbang
Ukuran : + 40 cmBahan : Plastik InjekDiskripsi : pada posisi tengah terdapat
lubang untuk jepit Tuas/DudukanNeraca
1 Buah
62 JepitTuas/DudukanNeraca
Ukuran : + Ø 8 mm x 2 cmBahan : Plastik Injek
1 Buah
63 PenggantungMangkok Neraca
Ukuran : + 17 cmBahan : Plastik Injek PPDiskripsi : Ditiap ujung terdapat pengait yang
kompatibel dengan mangkokneraca
1 Buah
64 Bak Plastik Ukuran : + 17 cm x 11 cm x 9 cmBahan : Plastik Transparan
1 Buah
65 Perpaduan beberapawarna menjadi warnabaru
Cakram 2 WarnaØ 5 cm
Ukuran : + Ø 5 cmBahan : Plastik InjekDiskripsi : terdapat tangkai untuk memutar
secara manual
1 Buah
66 Cakram 2 WarnaØ 3 cm
Ukuran : + Ø 3 cmBahan : Plastik InjekDiskripsi : terdapat tangkai untuk memutar
secara manual
1 Buah
67 Cakram 6 WarnaØ 5 cm
Ukuran : + Ø 5 cmBahan : Plastik InjekDiskripsi : terdapat tangkai untuk memutar
secara manual
1 Buah
68 Cakram 6 WarnaØ 3 cm
Ukuran : Plastik Injek, ± Ø 3 cmDiskripsi : terdapat tangkai untuk memutar
secara manual
1 Buah
69 Cakram 2 Warna(Elektrik)
Ukuran : + Ø 7,5 cmBahan : karton di VernisDiskripsi : penyambung Plastik ± Ø 1,5 cm
terdapar pin, untuk dipasangkanke dynamo
1 Buah
70 Cakram 6 Warna(Elektrik)
Ukuran : + Ø 7,5 cmBahan : karton di VernisDiskripsi : penyambung Plastik ± Ø 1,5 cm
terdapar pin, untuk dipasangkanke dynamo
1 Buah
71 Pemukul Ukuran : 15 ~ 18 cmBahan : Tangkai Logam berujung bandul
dengan pemegang kayu
1 Buah
72 Menjelaskan berbagaienergi danpenggunaannya.
Baling-baling Ukuran : ± 9.5 cmBahan: : Plastik InjekWarna : Berwarna
1 Buah
73 Menyelidiki bayanganyang dibentuk cermindatar
Batang Bayang-bayang I
Ukuran : ± Ø 0,4 mm, x ±12 cmBahan : Kayu
1 Buah
74 Sebagai objek Batang Bayang-bayang II
Ukuran : ± Ø 0,4 mm, x ± 8 cmBahan : Kayu
1 Buah
75 Menjelaskan dayahubungan dengantekanan air
Papan Skala Ukuran : ± 3 cm x 12 cmBahan : Plastik Injek/KartonDiskripsi : Papan dengan Skala terdapat dua
pin sistem Ø 0,5 cm
1 Buah
Lampiran II : Pearturan Sekjen 65
No. Fungsi Nama Barang Standar / Spesifikasi Teknis Jumlah(1) (2) (3) (4) (5)
untuk diletakkan pada papanserbaguna
76 - Mendeskripsikan bunyiyang terdapat dilingkungan sekitar sertadifat-sifatnya.
- Menjelaskan berbagaienergi alternatif dancara penggunaannya
Garputala Ukuran : 10 ~ 11 cm, Ø 2 ~ 3,5 mmBahan : Logam di krom
1 Buah
77 Menjelaskan gayahubungannya dengantekanan air
Corong Plastik Ukuran : Ø atas 4 ~ 5 cm x T 5 ~ 6 cm, Øbawah 5 ~ 55 mm
Bahan : Plastik InjekWarna : BerwarnaDiskripsi : Mulut Corong berbentuk Kerucut,
Tinggi leher 2 ~ 2,5 cm
2 Buah
78 Selang Plastik Ukuran : ± Ø 0,5 cm, x 1 meterBahan : Plastik PE Lunak
1 gulung
79 Booser/Speaker Ukuran : ± Ø 2 cmDiskripsi : Speaker terpasang pada
landasan plastik ukuran ± 4 cm x5 cm
1 Buah
80 Penggaris Ukuran : Panjang 30 cmBahan : Plastik
1 Buah
81 Busur Derajat Bahan : Plastik 1 Buah82 Penggerak Katrol Tali /karet Ukuran : ± Ø 7,5 cm
Bahan : Karet/PlastikDiskripsi : Sebagai Penggerak roda
1 Buah
83 Resistor/Hambatan Tetap
Ukuran : 100 Ώ Bahan : terpasang pada landasan Plastik
dengan dua pin sistem Ø 0,5 cmPlat I, Plat II dikuatkan dengansystem baut, pada alas sejajar
1 Buah
84 Resistor/Hambatan Tetap
Ukuran : 200 Ώ Bahan : terpasang pada landasan Plastik
dengan dua pin sistem Ø 0,5 cmPlat I, Plat II dikuatkan dengansystem baut, pada alas sejajar
1 Buah
85 Media LempengKuningan
Ukuran : ± 0,8 cm x 6 cmBahan : Plat KuninganDiskripsi : Salah satu ujung terdapat 2
lubang, ujung lainnya 1 lubang Ø2 mm
1 Buah
86 Media LempengTembaga
Ukuran : ± 0,8 cm x 6 cmBahan : Plat TembagaBahan : Salah satu ujung terdapat 2
lubang, ujung lainnya 1 lubang Ø2 mm
1 Buah
87 Media Lempeng Seng Ukuran : ± 0,8 cm x 6 cmBahan : Plat SengDiskripsi : Salah satu ujung terdapat 2
lubang, ujung lainnya 1 lubang Ø2 mm
1 Buah
88 Media Lempeng Plastik Ukuran : ± 0,8 cm x 6 cmBahan : Plat PlastikDiskripsi : Salah satu ujung terdapat 2
lubang, ujung lainnya 1 lubang Ø2 mm
1 Buah
89 Media Lempengaluminium
Ukuran : ± 0,8 cm x 6 cmBahan : Plat AluminiumDiskripsi : Salah satu ujung terdapat 2
lubang, ujung lainnya 1 lubang Ø2 mm
1 Buah
90 Media Lempeng kayu Ukuran : ± 0,8 cm x 6 cmBahan : Plat KayuDiskripsi : Salah satu ujung terdapat 2
lubang, ujung lainnya 1 lubang Ø2 mm
1 Buah
91 Media Lempeng Karet Ukuran : ± 0,8 cm x 6 cmBahan : KaretDiskripsi : Salah satu ujung terdapat 2
lubang, ujung lainnya 1 lubang Ø2 mm
1 Buah
Lampiran II : Pearturan Sekjen 66
No. Fungsi Nama Barang Standar / Spesifikasi Teknis Jumlah(1) (2) (3) (4) (5)
92 Media Lempeng Karton Ukuran : ± 0,8 cm x 6 cmBahan : KartonDiskripsi : Salah satu ujung terdapat 2
lubang dan ujung lainnya 1 lubangØ 2 mm
1 Buah
93 Menentukan besarnyatekanan terhadap benda.
Neraca Pegas Ukuran : 1,5 N 1 Buah
94 Periskop Ukuran : ± 6 cm x 6 cm Panjang 40 cmBahan : Plastik PP, BerwarnaDiskripsi : 2 bh kotak periskop, Terdapat
celah pengintai, dudukan cermin
2 Buah
95 Sebagai Pembiasan Cermin Periskop Ukuran : ± 8 cm x 7 cmBahan : Kaca Cermin
2 Buah
96 Stop watch Digital Diskripsi : Plastik, Standar penggunaanumum
1 Buah
97 Sebagai Pemberat Beban pemberat(Bandul)
Ukuran : ± Ø 8 mm x 1,5 ~ 2,5 mmBahan : KuninganDiskripsi : terdapat pengait logam atas
bawah
4 Buah
98 Sebagai Pengikat Karet Ukuran : Karet gelang 3 Buah99 Pengait Cermin Ukuran : ± 3 cm x 12 cm
Bahan : KawatDiskripsi : Sebagai pengait Cermin Lentur
1 Buah
100 Lilin sumbu Ukuran : Standar 1 Buah101 Penyimpanan Peralatan
KecilKotak PeralatanKecil
Ukuran : ± 8,5 x 8,5 cmBahan : Plastik Transparan Bening
4 Buah
102 Kawat Tembaga Ukuran : ± 500 cm, Ø 0,3 mm ~ 0,5 mmDiskripsi : Kawat berisolasi tergulung pada
klosan Plastik
1 Roll
103 Lampu Senter Ukuran : Memuat 2 buah baterai AA. 1,5 V 1 Buah104 Baterai Ukuran : AA, 1,5 Volt 4 Buah105 Klip Kertas Bahan : Logam 5 Buah106 Sterofoam Ukuran : ± 4 cm x 4 cm 1 Buah107 Mendiskripsikan
hubungan antara gaya,gerak dan energi melalui,percobaan gaya magnet.
Magnet batang Ukuran : StandarBahan : Logam Bermagnet,Diskripsi : Terdiri dari dua kutub magnet
(Kutub Utara, Kutub Selatan)
1 Pasang
108 Milar Mika 347 Diskripsi : terpasang pada landasan Plastikdengan dua pin sistem Ø 0,5 cmPlat I, Plat II dikuatkan dengansystem baut, pada alas sejajar
1 Buah
109 Choke koil Diskripsi : terpasang pada landasan Plastikdengan dua pin sistem Ø 0,5 cmPlat I, II, III dikuatkan dengansystem baut, pada alas sejajar
1 Buah
110 Transistor STN3904
Diskripsi : terpasang pada landasan Plastikdengan dua pin sistem Ø 0,5 cmPlat I, II, III dikuatkan dengansystem baut, pada alas sejajar
1 Buah
111 Plat bentuk L Ukuran : ± 1 cm x 5 cmBahan : Logam
2 Buah
112 Plat bulat Ukuran : ± Ø 3 cmBahan : Logam
1 Buah
113 Katrol Ø 2 cm Ukuran : ± Ø 2 cmBahan : Plastik Injek
1 Buah
113 Lampu LED Bahan : PlastikDiskripsi : terpasang pada landasan Plastik
dengan dua pin sistem Ø 0,5 cmPlat I, Plat II dikuatkan dengansystem baut, pada alas sejajar
1 Buah
115 Pengukur Gelas Ukur 100 ml Bahan : Plastik Bening 1 Buah116 Kotak Persegi
PanjangUkuran : ± 6 x 3 x 3 cm, tebal 1,2 mmBahan : Plastik Bening
1 Buah
117 Double Tip Standar Umum 1 Buah118 Mendiskripsikan
hubungan antara gaya,gerak dan energi melaluigaya magnet
Serbuk /Pasir Besi Ukuran : ± Ø 3 cm x 5 cmDiskripsi : Serbuk berada dalam wadah
plastik transparan
25 gram
119 Amplas Ukuran : ± 8 cm x 8 cmBahan : Standar Umum
1 Lembur
120 Kompas Ukuran : ± Ø 2 cmBahan : Standar Umum
1 Buah
121 Sumber Bunyi Snar Gitar Bahan : Logam/NylonDiskripsi : Salah satu ujung di pasang
pengait
1 Buah
122 Ring Plastik Bahan : PlastikUkuran : ± Ø 2 cm
1 Buah
Lampiran II : Pearturan Sekjen 67
No. Fungsi Nama Barang Standar / Spesifikasi Teknis Jumlah(1) (2) (3) (4) (5)
123 Kertas Saring Ukuran : StandarBahan : Standar
1 Buah
124 Penyelam danpelampung
Ukuran : ± 1 cm x 4 cmBahan : Plastik InjekDiskripsi : Penyelam dengan pelampung
yang dapat di lepas
1 set
125 Ring Poros Bulat Bahan : Plastik Injek 1 Buah126 Karton Bercelah Bahan : Plastik Lentur
Ukuran : ± 20 x 7 cm, tinggi celah 5 cmWarna : HitamDiskripsi : Dapat dikaitkan untuk membentuk
lingkaran
1 Buah
127 Kawat Melingkar Ukuran : ± Ø 1,5 cmBahan : TembagaDiskipsi : 20 x lilitan
1 Buah
128 Bola Sterofoam Ukuran : ± Ø 1,5 cmBahan : Setrofoam
1 Buah
129 Mempraktekkan polapenggunaan danperpindahan energicahaya ke energi listrik.
Solar Sel Ukuran : ± 6,5 cm x 6,5 cmDiskripsi : Terpasang pada landasan Plastik
ABS
1 Buah
130 Dudukan Wadah Bahan : Plastik PVC (Vacum Forming)Bahan : BerwarnaDiskripsi : Memiliki lekukan-lekukan
(coakan)
1 Set
131 Tempat untuk meletakkanalat
Kotak Alat Ukuran : 60 ~ 61 cm x 25 ~ 27 cmBahan : Impraboard PlastikDiskipsi : Terdapat kancing pengunci
1 Buah
132 Panduan perakitan alat Buku Manual Ukuran : A5/B5/A4Bahan : Isi : minimal HVS 70 gr
Cover : minimal Art Carton 210 grCetak : Isi : minimal 1 (satu) warna
Cover : full color di vernis
1 Eksp
133 Untuk menghasilkan nadairama/bunyi
Transdeser Bahan : Plat speaker, plastik
134 Panduan pembelajaranpemanfaatan Kit yangmenunjang pendalamanmateri Ilmu PengetahuanAlam (IPA) / Sains
Buku PanduanPembelajaran IPA
Buku :Ukuran : A4/A5/B5Bahan Cover : Minimal Ivory/AC 210 grBahan Isi : Minimal HVS 70 grJilid : Jahit Kawat, Perfect BindingCetak Isi : Minimal 1 (satu) warnaCetak Cover : Full Color
1 eks
Catatan :
Setiap 1 (satu) paket alat dan kelengkapannya dimasukkan dalam wadah atau terbungkus plastik dan
dimasukkan ke dalam dus yang tercetak nama peralatan pendidikan dan jumlah isi yang terdapat didalamnya.
Lampiran II : Pearturan Sekjen 68
CONTOH STANDAR/SPESIFIKASI TEKNIS
PERALATAN PENDIDIKAN SIMULASI FASE BULAN
No. Fungsi Nama Alat Standar/Spesifikasi Teknis Jumlah
(1) (2) (3) (4) (5)
1.Mendemonstrasikan
kedudukan fase-fase
bulan
Peralatan
pendidikan
Simulasi Fase
Bulan
Bahan : Plastik
Ukuran : Diameter minimal 17 cm
Tinggi minimal 5 cm
Dilengkapi lampu dengan 2 (dua) buah
baterai dan tombol On-Off. Terdapat 8
lubang untuk mengamati fase bulan dimulai
dari bulan baru, bulan sabit muda, bulan
seperempat awal, bulan tiga perempat
pertama, bulan penuh (purnama), bulan tiga
perempat kedua, bulan seperempat akhir,
sampai dengan bulan sabit tua
3 Buah
2. Menunjukkan fase-fase
penampakkan bulan
Poster Fase
Penampakan
Bulan
Bahan : Ivory / Art Carton minimal 250
gram separasi 4 (empat)
warna/full color, vernish.
Ukuran : Minimal 60 x 90 cm
Berisi informasi tentang posisi bumi, bulan
beserta cahaya matahari dan tahapan-
tahapan penampakan bulan.
1 Buah
3. Menunjukkan
kedudukan matahari-
bumi-bulan saat terjadi
gerhana matahari
Poster Gerhana
Matahari
Bahan : Ivory / Art Carton minimal 250
gram separasi 4 (empat)
warna/full color, vernish.
Ukuran : Minimal 60 x 90 cm
Berisi tentang Posisi Gerhana Matahari dan
keterangannya.
1 Buah
Lampiran II : Pearturan Sekjen 69
No. Fungsi Nama Alat Standar/Spesifikasi Teknis Jumlah
(1) (2) (3) (4) (5)
4. Menujukkan kedudukan
matahari-bumi-bulan
saat terjadi gerhana
bulan
Poster Gerhana
Bulan
Bahan : Ivory / Art Carton minimal 250
gram separasi 4 (empat)
warna/full color, vernish.
Ukuran : Minimal 60 x 90 cm
Berisi tentang Posisi Gerhana Bulan dan
keterangannya.
Dilengkapi dengan buku petunjuk
penggunaan
1 Buah
5 Panduan pembelajaran
pemanfaatan Kit yang
menunjang pendalaman
materi Simulasi Fase-fase
Bulan
Buku Panduan
Pembelajaran
IPA
Buku :
Ukuran : A4/A5/B5
Bahan Cover : Minimal Ivory/AC 210 gr
Bahan Isi : Minimal HVS 70 gr
Jilid : Jahit Kawat, Perfect Binding
Cetak Isi : Minimal 1 (satu) warna
Cetak Cover : Full Color
1 eks
Catatan :
Setiap 1 (satu) paket alat dan kelengkapannya dimasukkab dalam wadah atau terbungkus plastik dan
dimasukkan ke dalam dus yang tercetak nama peralatan pendidikan dan jumlah isi yang terdapat didalamnya.
Lampiran II : Pearturan Sekjen 70
CONTOH STANDAR/SPESIFIKASI TEKNIS
KIT IPS, GEJALA ALAM DAN BENTANG ALAM
No. Fungsi Nama Alat Standar/Spesifikasi Isi Jumlah
(1) (2) (3) (4) (5)
MEMAHAMI KIT GEJALA ALAM
Kit tentang Gejala Alam Berfungsi:
1.Memudahkan siswa mengenali gejala-gejala alam gunung berapi2.Memudahkan siswa mengenai proses terjadinya aktivitas alam3.Memotivasi siswa untuk lebih memahami ciri-ciri terjadinya aktivitas alam4.Memperkenalkan kepada siswa daerah-daerah rawan tsunami5.Memperkenalkan kepada siswa daerah-daerah rawan gempa
1 1.Membantu siswa agar dapatmengenali legenda-legendayang terdapat pada gunungberapi
2.Siswa dapat menjelaskanproses aktivitas gunung berapi
3.Siswa dapat mendeskripsikanperistiwa gempa bumi
4.Siswa dapat mendeskripsikanjenis-jenis gempa bumi
5.Siswa dapat mengetahui danmemahami peristiwa sebelumterjadinya gunung meletus
MODEL GUNUNG
BERAPI
Gunung Berapi
Ukuran : 19 X 19 X 6 cm
Bahan : Plastik Inject
Warna : Full colour dengan
pewarnaan menggunakan teknik
paint brush
Pada ke-empat sisi model terdapat
susunan lapisan tanah dan pada
belahan gunung berapi terdapat
lapisan gunung berapi.
Salah satu model dapat digerakkan
untuk melihat penampang melintang
gunung berapi.
Alas:
Ukuran : Disesuaikan dengan
luasnya gunung berapi
Bahan : MDF
Warna : Natural/kontras dengan
model,
Bahan Percobaan :
Asam cuka encer 100 ml,Natrium
Bicarbonat 25 gram, Bubuk Warna
Hitam 25 gram, Pewarna Merah, 30
ml disertai dengan sendok
Tempat penyimpanan
Botol plastic
1
Lampiran II : Pearturan Sekjen 71
No. Fungsi Nama Alat Standar/Spesifikasi Isi Jumlah
(1) (2) (3) (4) (5)
2 1.Siswa dapat mendeskripsikanmacam - macam patahan
2.Siswa dapatmendemonstrasikan proses -proses patahan
3.Siswa dapat menyebutkanpatahan yang ada di Indonesiadan Dunia
MODEL
PATAHAN
PATAHAN
Terdiri dari 3 model patahan bumi.
Masing-masing model terdapat
gambar 3 susunan lapisan batuan
dan aliran sungai dan masing-masing
model patahan dapat diletakkan pada
penopang patahan
Ukuran keseluruhan: 49 x 10 x 17,5
cm
Bahan : Plastik
Warna : Full colour, dan
menarik
PENOPANG PATAHAN
Ukuran : 8 x 6 x 1,5 cm
Bahan : Busa Padat
Warna : Berwarna
1
3 1.Siswa dapat mendeskripsikanmacam - macam pelipatan
2.Siswa dapat mendemonstrasi-kan proses - proses pelipatan
MODEL LIPATAN Ukuran : 49 x 7 x 5 cm
Bahan : Foam
1
4 1. Siswa dapat menyebutkanpulau-pulau di Indonesia yangdi lalui circum mediterania danbersifat vulkanis
2. Siswa dapat menunjukkangunung berapi yang ada diIndonesia
POSTER PETA
SEBARAN
GUNUNG
BERAPI DI
INDONESIA
Ukuran : 60 x 92 cm
Bahan : Art Carton 230 GR, Vernish
UV
Warna : Berwarna,
Poster dilengkapi dengan
bingkai
1
5 1. Siswa dapat mengetahuibentuk-bentuk gunung berapi
2. Siswa dapat mengetahuibentuk-bentuk/jenis letusangunung berapi
POSTER
GUNUNG API
Ukuran : 86 x 60 cm
Bahan : Art Carton, 230 gram,
Vernish UV
Warna : Berwarna, jelas dan menarik
poster dilengkapi dengan
bingkai
1
Lampiran II : Pearturan Sekjen 72
No. Fungsi Nama Alat Standar/Spesifikasi Isi Jumlah
(1) (2) (3) (4) (5)
6 1. Siswa dapat menyebutkanpulau - pulau di Indonesiayang dilalui circummediterania dan bersifatvulkanis
2. Siswa dapat menyebutkandaerah rawan gempa bumi diIndonesia
POSTER PETA
SEBARAN
DAERAH GEMPA
BUMI DI
INDONESIA
Ukuran : 60 x 90 cm
Bahan : Art Carton 230 GR, Vernish
UV
Warna : Berwarna, jelas dan menarik
poster dilengkapi dengan
bingkai
1
7 1. Siswa dapat menyebutkanpulau - pulau di Indonesiayang dilalui circummediterania dan bersifatvulkanis
2. Siswa dapat menyebutkandaerah rawan tsunami diIndonesia
POSTER PETA
SEBARAN
RAWAN
TSUNAMI DI
INDONESIA
Ukuran : 60 x 92 cm
Bahan : Art Carton 230 GR, Vernish
UV
Warna : Berwarna, jelas dan menarik
poster dilengkapi dengan
bingkai
1
8 Model pembelajaran yang
memanfaatkan penggunaan
peralatan pendidikan pada
pembelajaran di kelas
MODUL
PEMBELAJARAN
Ukuran : A4/B5/A5
Bahan isi : HVS 70 gr
Bahan Cover : AC 210 gr
Warna Isi : Berwarna
Warna Cover : Full colour, vernish
1
9 Panduan bagi siswa dalam
memanfaatkan penggunaan
peralatan pendidikan pada
pembelajaran di kelas
LEMBAR KERJA
SISWA
Ukuran : 29.5 x 21 cm
Bahan isi : HVS 70 gr
Bahan Cover : art carton 210 gr
Warna Isi : Berwarna
Warna Cover : Full colour, vernish
1
10 Wadah tempat menyimpan alat TEMPAT
PENYIMPANAN
Bahan : Plastik Corrugated
Warna : Berwarna
Ukuran : 61 x 29 x 20 cm
1
KIT TENTANG BENTANG ALAM
Kit ini Berfungsi :
a. Memudahkan siswa mengenali nama-nama bentukan bumib. Memudahkan siswa mendiskripsikan nama-nama bentukan bumic. Memudahkan siswa mengenali nama bentukan manusiad. Memudahkan siswa mendiskirpsikan bentukan manusia
Lampiran II : Pearturan Sekjen 73
No. Fungsi Nama Alat Standar/Spesifikasi Isi Jumlah
(1) (2) (3) (4) (5)
11 1.Siswa dapat mengenali danmendefinisikan nama - namabentukan alami yang ada dipropinsi tempat tinggalnya(dalam bentuk tiga dimensi)
2.Siswa dapat mengenali danmendefinisikan nama - namabentukan buatan manusia yangada di propinsi tempattinggalnya (dalam bentuk tigadimensi)
3.Siswa dapat mengenalikenampakan alami dan buatankurang lebih 44 legenda
PETA 3 DIMENSI
TENTANG
BENTANG ALAM
Ukuran : 36 X 38 cm
Bahan : Plastik
Warna : Berwarna,
Tempat Penyimpanan : Dus
Corrugated
Menyajikan 44 legenda dalam bentuk
3 dimensi untuk dapat menunjukkan
sauatu bentukan (alam/buatan) dan
tinggi rendah suatu daratan.
Keterangan legenda terdiri dari 2
bahasa.
1
12 1.Siswa dapat mengenali danmendefinisikan nama - namabentukan alami yang ada dipropinsi tempat tinggalnya(dalam bentuk model)
2.Siswa dapat mengenali danmendefinisikan nama - namabentukan buatan manusia yangada di propinsi tempattinggalnya (dalam bentukmodel)
3.Siswa dapat mengenalikenampakan alami dan buatanpaling sedikit 6 legenda
RELIEF
DARATAN
MODEL
Ukuran :28 X 19 X 6 cm
Bahan : Plastik Inject
Warna : Full colour dan menarik,
pewarnaan menggunakan
teknik paint brush
Pada kedua sisi model terdapat
susunan lapisan tanah
ALAS
Ukuran : disesuaikan dengan ukuran
model
Bahan : MDF
Warna : Natural/kontras dengan
model,
1
13 1.Siswa dapat mengenali,mendeskripsikan danmendefinisikan bentuk - bentukrelief dasar laut
2.Siswa dapat mengenali 5legenda relief dasar laut
MODEL RELIEF
DASAR LAUT
Pada permukaan relief dapat diisi air
untuk menggambarkan permukaan
air laut.
Lapisan pada ke 4 sisinya
menggambarkan susunan/lapisan
tanah.
Ukuran : 29 x 18 x 8 cm
Bahan : Raisin/plastik
Warna : Berwarna dengan
pewarnaan menggunakan teknik
paint brush
1
Lampiran II : Pearturan Sekjen 74
No. Fungsi Nama Alat Standar/Spesifikasi Isi Jumlah
(1) (2) (3) (4) (5)
14 1. Siswa dapat mengenali prosesterjadinya gelombang laut
2. Siswa dapat mengenali faktor-faktor terjadinya gelombang laut
POSTER
GELOMBANG
LAUT
Ukuran : 95 X 65 cm
Bahan : Art Carton 230 GR, Vernish
UV
Warna : Berwarna, Jelas dan Menarik
Poster dilengkapi dengan bingkai
1
15 1.Siswa mendapatkan gambarandan mengetahui tentangkehidupan bawah lautberdasarkan kedalamannya
2.Siswa dapat mengetahui zona-zona pada lautan berdasarkankedalaman
POSTER ZONA
KEDALAMAN
LAUT
Ukuran : 95 X 65 cm
Bahan : Art Carton 230 GR, Vernish
UV
Warna : Berwarna, Jelas dan Menarik
Poster dilengkapi dengan bingkai
1
16 Siswa dapat mengenali batas laut
teritorial, landas kontinen, dan
zona ekonomi eksklusif wilayah
negara Indonesia serta
keuntungannya bagi kita
POSTER BATAS
LAUT INDONESIA
Ukuran : 60 X 92 cm
Bahan : Art Carton 230 GR, Vernish
UV
Warna : Berwarna, Jelas dan Menarik
Poster dilengkapi dengan bingkai
1
17 1.Siswa dapat mengenali danmendefinisikan nama - namabentukan alami yang ada dipropinsi tempat tinggalnya
2.Siswa dapat mengenali danmendefinisikan nama - namabentukan buatan manusia yangada di propinsi tempattinggalnya
3.Siswa dapat mengenalikenampakan alami dan buatankurang lebih 40 legenda
4.Poster dapat digunakan olehguru untuk menerangkan didepan kelas
POSTER
TENTANG
BENTANG ALAM
Ukuran : 80 x 65 cm
Bahan : Art Carton, 230 gram,
Vernish UV
Warna : Berwarna,
Poster dilengkapi dengan bingkai
1
18 Alat bantu guru untuk
menerangkan tentang tampilan
irisan kulit bumi di depan kelas
POSTER IRISAN
KULIT BUMI
Jumlah : 1 buah
Ukuran : 80 x 65 cm
Bahan : Art Carton, 230 gram,
Vernish UV
Warna : Berwarna,
Poster dilengkapi dengan bingkai
1
19 Model pembelajaran yang
memanfaatkan penggunaan
peralatan pendidikan pada
pembelajaran di kelas
MODUL
PEMBELAJARAN
Ukuran : A4/B5/A5
Bahan isi : HVS 70 gr,
1
Lampiran II : Pearturan Sekjen 75
No. Fungsi Nama Alat Standar/Spesifikasi Isi Jumlah
(1) (2) (3) (4) (5)
Bahan Cover : art carton 210gr
Warna Isi : Berwarna , Jelas dan
Menarik
Warna Cover : Full colour, vernish
20 Panduan bagi siswa dalam
memanfaatkan penggunaan
peralatan pendidikan pada
pembelajaran di kelas
LEMBAR KERJA
SISWA
Ukuran : A4/B5/A5
Bahan isi : HVS 70 gr
Bahan Cover : art carton 210gr
Warna Isi : Berwarna ,
Warna Cover : Full colour, vernish
1
21 Wadah tempat menyimpan alat TEMPAT
PENYIMPANAN
Bahan : Plastik Corrugated
Warna : Berwarna,
Ukuran : 40 x 38 x 13 cm
1
ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS)
22 1.Menujukkan Negara-negara diwilayah Asia Tenggara
2.Menunjukkan ukuran ukuran(luas dan jarak) wilayah AsiaTenggara dengan skala
3.Menggambarkan bentuk -bentuk di permukaan bumiseperti negara, gunung, sungaidan bentuk - bentuk lainnya diAsia Tenggara
4.Dapat digunakan untukmempelajari hubungan timbalbalik antara fenomena-fenomena geografi dipermukaan bumi khususnyaWilayah Asia Tenggara
PETA ASEAN
PHYSICAL
Ukuran Bahan :125 cm x 95 cm
Ukuran Gambar : 87 x 114 cm
Skala Sekitar : 1 : 5.600.000
Jenis bahan : Plexy 260 gram
Keterangan:
Pada peta harus tertera Nama
Perusahaan dan tahun pembuatan
minimal tahun 2008.
Bingkai : Kayu
1
23 1.Menujukkan posisi atau lokasiAFRIKA di permukaan bumi
2.Memperlihatkan ukuran (luasdan jarak) dan arah wilayahAFRIKA dengan skala
3.Menggambarkan bentuk -bentuk di permukaan bumiseperti negara, gunung, sungaidan bentuk - bentuk lainnya diWilayah AFRIKA
4.Dapat digunakan untukmempelajari hubungan timbalebalik antara fenomena-fenomena geografi dipermukaan bumi khususnyaWilayah AFRIKA
PETA AFRIKA
PHYSICAL
Ukuran Bahan : 129 cm x 85 cm
Ukuran Gambar : 116 cm x 79 cm
Skala : 1 : 13.300.000
Jenis Bahan : Plexy 260 gram
Keterangan : Pada peta harus tertera
Nama Penerbit, tahun
pembuatan minimal
tahun 2006
1
Lampiran II : Pearturan Sekjen 76
No. Fungsi Nama Alat Standar/Spesifikasi Isi Jumlah
(1) (2) (3) (4) (5)
Bingkai : kayu
24 1.Menujukkan posisi atau lokasiwilayah AMERIKA dipermukaan bumi
2.Memperlihatkan ukuran (luasdan jarak) dan arah wilayahAMERIKA dengan skala
3.Menggambarkan bentuk -bentuk di permukaan bumiseperti negara, gunung, sungaidan bentuk - bentuk lainnya diwilayah AMERIKA
4.Dapat digunakan untukmempelajari hubungan timbalebalik antara fenomena-fenomena geografi dipermukaan bumi khususnyaWilayah Amerika
PETA AMERIKA
PHYSICAL
Ukuran Bahan : 116 cm x 101 cm
Ukuran Gambar : 106 cm x 96 cm
Skala : 1 : 16.000.000
Jenis Bahan : Plexy 260 gram
Keterangan : Pada peta harus
tertera Nama
Perusahaan dan
tahun pembuatan
paling lama tahun
2006
Bingkai : Kayu
1
25 1.Menujukkan posisi atau lokasiASIA di permukaan bumi
2.Memperlihatkan ukuran (luasdan jarak) dan arahwilayahASIA dengan skala
3.Menggambarkan bentuk -bentuk di permukaan bumiseperti negara, gunung, sungaidan bentuk - bentuk lainnya diwilayah ASIA
4.Alat untuk mempelajarihubungan timbal balik antarafenomena - fenomena geografidi permukaan bumi khususbyaWilayah Asia
PETA ASIA
PHYSICAL
Ukuran Bahan : 88 cm x 125 cm
Ukuran Gambar : 81 x 119 cm
Skala : 1 : 13.300.000
Jenis Bahan : Plexy 260 gram
Keterangan : Pada peta harus
tertera Nama
Perusahaan dan
tahun pembuatan
paling lama tahun
2006
Bingkai : Kayu
1
26 1.Menujukkan posisi atau lokasiAustralia dan Selandia Baru dipermukaan bumi
2.Memperlihatkan ukuran (luasdan jarak) dan arah Australiadan Selandia Baru denganskala
3.Menggambarkan bentuk -bentuk di permukaan bumiseperti negara, gunung, sungaidan bentuk - bentuk lainnya diAustralia dan Selandia Baru
4.Alat untuk mempelajarihubungan timbal balik antarafenomena - fenomena geografidi permukaan bumi khususnyadi wilayah Australia danSelaindia Baru
PETA
AUSTRALIA DAN
SELANDIA BARU
PHYSICAL
Ukuran Bahan : 92 cm x 124 cm
Ukuran Gambar: 82 x 121 cm
Skala : 1 : 5.000.000
Jenis Bahan : Plexy 260 gram
Keterangan : Pada peta harus tertera
Nama Perusahaan
dan tahun
pembuatan minimal
tahun 2006
Bingkai : Kayu
1
27 1.Menunjukkan posisi atau lokasiDunia di permukaan bumi
2.Memperlihatkan ukuran (luasdan jarak) dan arah Dunia dipermukaan bumi
3.Menggambarkan bentuk -
PETA DUNIA
BESAR
PHYSICAL
Ukuran Bahan : 125 cm x 174 cm
Ukuran Gambar : 115 cm x 162 cm
1
Lampiran II : Pearturan Sekjen 77
No. Fungsi Nama Alat Standar/Spesifikasi Isi Jumlah
(1) (2) (3) (4) (5)
bentuk di permukaan bumiseperti negara, gunung, sungaidan bentuk - bentuk lainnya diDunia
4.Alat untuk mempelajarihubungan timbal balik antarafenomena - fenomena geografidi permukaan bumi
Skala : 1 : 25.000.000
Jenis Bahan : Plexy 260 gram
Keterangan : Pada peta harus tertera
Nama Perusahaan
dan tahun
pembuatan minimal
tahun 2006
Bingkai : Kayu
28 1.Menunjukkan posisi atau lokasiEropa di permukaan bumi
2.Memperlihatkan ukuran (luasdan jarak) dan arah Eropadengan skala
3.Menggambarkan bentuk -bentuk di permukaan bumiseperti negara, gunung, sungaidan bentuk - bentuk lainnya diEropa
4.Alat untuk mempelajarihubungan timbal balik antarafenomena - fenomena geografidi permukaan bumi
PETA EROPA
PHYSICAL
Ukuran Bahan : 101 cm x 131 cm
Ukuran Gambar : 95 x 126 cm
Skala : 1 : 5.000.000
Jenis bahan : Plexy 260 gram
Keterangan : Pada peta harus tertera
Nama Perusahaan dan
tahun pembuatan
minimal tahun 2006
Bingkai : Kayu
1
29 1.Menujukkan posisi atau lokasiIndonesia di permukaan bumi
2.Memperlihatkan ukuran (luasdan jarak) dan arah Indonesiadengan skala
3.Menggambarkan bentuk -bentuk di permukaan bumiseperti negara, gunung, sungaidan bentuk - bentuk lainnya diIndonesia
4.Alat untuk mempelajarihubungan timbal balik antarafenomena - fenomena geografidi permukaan bumi khususnyawilayah Indonesia
PETA
INDONESIA
PHYSICAL
Ukuran Bahan : 87 cm x 118 cm
Ukuran Gambar : 76 cm x 111 cm
Skala : 1 : 4.750.000
Jenis Bahan: Art Carton 230 gram
Keterangan : Pada peta harus tertera
Nama Perusahaan
dan tahun
pembuatan minimal
tahun 2006
Bingkai : Kayu
Catatan :
Setiap 1 (satu) paket alat dan kelengkapannya dimasukkan dalam wadah atau terbungkus plastik dan
dimasukkan ke dalam dus yang tercetak nama peralatan pendidikan dan jumlah isi yang terdapat didalamnya.
Lampiran II : Pearturan Sekjen 78
CONTOH STANDAR/SPESIFIKASI TEKNIS
PERALATAN PENDIDIKAN KIT ILMU PENGETAHUAN BUMI DAN ANTARIKSA (IPBA)
No. Fungsi Nama Barang Standar / Spesifikasi Teknis Jumlah
(1) (2) (3) (4) (5)
1
Untuk memperagakan
sistem peredaran planet
bumi mengitari matahari
Model
Planetarium
Dilengkapi skala dudukan 4 musim, Model
perputaran Bumi mengelilingi Matahari dilakukan
dengan cara memutar tangkai dengan sistem gir
Matahari
Ukuran : ± Ø 140 mm
Bahan : Plastik Inject/Cetak
Warna : Merah
1 Buah
Bumi
Ukuran : ± Ø 60 mm
Bahan : Plastik
Diskripsi : diselimuti Peta Bumi
1 Buah
Bulan
Ukuran : ± Ø 15 mm
Bahan : Plastik
Warna : Putih Mutiara
1 Buah
2Untuk mengenalkan pola
rasi bintang
Model Peta
Langit
Peta Bintang berbentuk bulat/bola dan terdapat
globe kecil di dalamnya. Peta Rasi Bintang
tergambar pada seluruh permukaan
Peta Langit
Ukuran : ± Ø 150 mm
Bahan : Plastik
Warna : Transparan
1 Buah
Bumi
Ukuran : ± Ø 15 mm
Bahan : Plastik
Warna : Biru
1 Buah
3
Untuk mengenali benda-
benda langit dalam
susunan tata surya
Model Tata
Surya
Model surya dan delapan planet, semua planet
dapat beredar lancar mengelilingi surya.1 set
Ukuran Surya : ± Ø 9 cm
Bahan : Plastik, lengan Plastik
Warna : Orange
9 Buah
4Tempat untuk meletakkan
model planetarium.Landasan
Ukuran : ± Ø 200 mm
Bahan : Plastik ABS
Warna : Hitam
Diskripsi : dilengkapi tempat untuk 4
(empat) buah baterai dan
terdapat saklar On/Off
1 Buah
5 Buku Petunjuk
Ukuran : A4/A5/B5
Bahan Cover : Art Karton 210 gr
1 Exp
Lampiran II : Pearturan Sekjen 79
No. Fungsi Nama Barang Standar / Spesifikasi Teknis Jumlah
(1) (2) (3) (4) (5)
Isi : HVS 70 gr
Cetak : Berwarna
6Tempat untuk meletakkan
alatDudukan Alat
Ukuran : Menyesuaikan
Bahan : Sterofom berpola
1 Buah
7Sebagai pelindung
dudukan alatKotak Alat
Ukuran : Menyesuaikan
Bahan : Dus
1 Buah
8
Panduan pembelajaran
pemanfaatan Kit yang
menunjang
pendalaman materi
IPBA
Buku Panduan
Pembelajaran
IPA
Buku :
Ukuran : A4/A5/B5
Bahan Cover : Minimal Ivory/AC 210 gr
Bahan Isi : Minimal HVS 70 gr
Jilid : Jahit Kawat, Perfect Binding
Cetak Isi : Minimal 1 (satu) warna
Cetak Cover : Full Color
1 eks
Catatan :
Setiap 1 (satu) paket alat dan kelengkapannya dimasukkan dalam wadah atau terbungkus plastik dan
dimasukkan ke dalam dus yang tercetak nama peralatan pendidikan dan jumlah isi yang terdapat didalamnya.
Lampiran II : Pearturan Sekjen 80
CONTOH STANDAR/SPESIFIKASI TEKNIS
PERALATAN PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA INTERAKTIF DASAR
No. Fungsi Nama Alat Standard/Spesifikasi Isi Jumlah
(1) (2) (3) (4) (5)
1
2
3
4
Mendukung pengenalanhuruf dan kemampuanmelafalkan alfabet denganucapan yang tepat
Mendorong aktifitas siswauntuk mengenal huruf danbentuk kata secarainteraktif.
Mendukung kemampuanmembaca dengan ucapankata yang benar
Mendukung kemampuanmembaca dengan frasadan ucapan kata yangbenar
Mendukung kemampuanmenyusun kalimatsederhana denganucapan yang tepat
Mendukung kemampuanmembaca kalimatsederhana
Mendukung kemampuanmemahami kalimat, pesantertulis, dan teks deskriptifbergambar sederhanasecara tepat
Kotak Peralatan
pendidikan Siswa
Kotak Peralatan pendidikan adalah
tempat menyimpan lembar (badge)
keping huruf, gambar, kata,
CD/Buku Pengayaan serta CD/Buku
Petunjuk Guru.
Bahan : minimal plastik
Ukuran : minimal 35 x 22 x 15 cm
1 Buah
Lembar Peraga
Mengenal Abjad
Ukuran : minimal 45 x 60 cm
Bahan : minimal kain nylex
System : Bordir
Abjad dibordir dengan system
tatami
Warna : Berwarna dan menarik
1 Buah
Lembar Peraga
Mengenal Kata
Ukuran : minimal 35 x 75 cm
Bahan : minimal kain nylex
System : Bordir
Warna : Berwarna dan menarik
1 Buah
Lembar Keping (Badge)
Huruf Kecil
Ukuran : minimal 7 x 8 cm
Bahan : minimal kain flanel
System : Bordir
Warna : Berwarna dan menarik
Bisa ditempel ke lembar peraga
dengan system lekat
48
Buah
5 Lembar Keping (Badge)
Gambar
Ukuran : minimal 7,5 x 8,5 cm
Bahan : minimal kain flanel
System : Bordir
Warna : Berwarna dan menarik
Bisa ditempel ke lembar peraga
dengan sistem lekat
26
Buah
Lampiran II : Pearturan Sekjen 81
No. Fungsi Nama Alat Standard/Spesifikasi Isi Jumlah
(1) (2) (3) (4) (5)
6 Lembar Keping (Badge)
Kosakata
Ukuran : minimal 4,5 x 19,5 cm
Bahan : minimal kain flanel
System : Bordir
Warna : Berwarna dan menarik
Jumlah minimal : 26 pcs
Bisa ditempel ke lembar peraga
dengan sistem lekat
26
Buah
7 Lembar Keping (Badge)
Suku Kata
Ukuran : minimal 4,5 x 9 cm
Bahan : minimal kain flanel
System : Bordir
Warna : Berwarna dan menarik
Bisa ditempel ke lembar peraga
dengan sistem lekat
190
Buah
8 Papan Klasikal Ukuran : minimal 75 x 80 cm
Bahan:minimal dari impraboard
dilapisi kain perekat dengan bingkai
bahan dari plastik.
1 Buah
9 Tiang Penyangga Papan
Klasikal
Ukuran : minimal 50 x 100 cm
dengan ketinggian bisa disesuaikan.
Bahan : minimal alumunium
1 Buah
10 Panduan bagi guru dalam
memanfaatkan alat.
Buku Petunjuk Guru Ukuran : A4/A5/B5
Bahan Isi : minimal HVS 70 gr
Bahan Cover : minimal Ivory/AC
210 gr
Jilid : Jahit Kawat, Perfect Binding
Cetak Isi : minimal 1 (satu) warna
Cetak Cover : full color
1 Eksp
11 Buku sebagai penunjang
dalam pemanfaatan alat
Buku Penunjang
Pengayaan
Ukuran : A4/A5/B5
Bahan Isi : minimal HVS 70 gr
Bahan Cover : minimal Ivory/AC
210 gr
Jilid : Jahit Kawat, Perfect Binding
Cetak Isi : minimal 1 (satu) warna
Cetak Cover : full color
Jumlah Buku : Minimal 5 Jilid
5 Eksp
Lampiran II : Pearturan Sekjen 82
No. Fungsi Nama Alat Standard/Spesifikasi Isi Jumlah
(1) (2) (3) (4) (5)
12 Panduan bagi guru dalam
memanfaatkan alat
CD Petunjuk Guru Ukuran Compact Disc (CD)
diameter minimal 12 cm
Bahan CD : Polycarbonite
Cetak label CD : Full color
1 CD
13 Panduan bagi guru dalam
memanfaatkan alat dan
merupakan pengayaan
terhadap alat yang ada
CD Petunjuk Pengayaan Ukuran Compact Disc (CD)
diameter minimal 12 cm
Bahan CD : Polycarbonite
Cetak label CD : Full color
3 CD
Catatan :
Setiap 1 (satu) paket alat dan kelengkapannya dimasukkan dalam wadah atau terbungkus plastik dan
dimasukkan ke dalam dus yang tercetak nama peralatan pendidikan dan jumlah isi yang terdapat didalamnya.
Lampiran II : Pearturan Sekjen 83
CONTOH STANDAR/SPESIFIKASI TEKNIS
PERALATAN PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS
No. Fungsi Nama Alat Standard/Spesifikasi Isi
(1) (2) (3) (4)
1 Mendukung kemampuanmelafalkan alfabet denganucapan yang tepat
Mendukung kemampuanmembaca dan menulis katadengan ucapan yang benar
Mendukung kemampuanmembaca dan menulis frasadengan ucapan yang benar
Mendukung kemampuanmembaca dan menuliskalimat sangat sederhanadengan ucapan yang tepat
Mendukung kemampuanmembaca kata, frasa, dankalimat sangat sederhanadengan tekanan dan intonasiyang tepat
Mendukung kemampuanmembaca dan menulis tekssangat sederhana
Mendukung kemampuanmemahami kalimat sangatsederhana
Mendukung kemampuanmemahami pesan tulissederhana
Mendukung kemampuanmemahami kalimat, pesantertulis, dan teks deskriptifbergambar sederhana secaratepat
Kotak Peralatan
pendidikan Siswa
Terbuat dari karton dilapisi vinyl dan di
atasnya terdapat pegangan tangan untuk
menjinjing. Kotak peralatan pendidikan
adalah tempat menyimpan papan alas,
lembar kerja siswa dan keping huruf.
Isi minimal :
1) 5 (lima) buah papan alas siswa,terbuat dari plastik cetakan untukmenempatkan keping huruf.
2) 5 set (lima) keping huruf terbuat dariIvory (800 gram)/Art carton (800 gr)yang dilaminating. Huruf di sablon 2muka (bolak-balik), dengan kombinasiwarna.
3) Keping huruf terdiri dari a sampai zdan tanda-tanda baca. Jumlah kepinghuruf yang tersedia mencukupikebutuhan lembar kerja siswa untukkeperluan cadangan, keping hurufvokal (a,i,u,e,o) masing-masingditambah 3 keping, sedangkan huruflainnya dan tanda baca masing-masing ditambah 1 (satu) keping,sehingga masing-masing warnaminimal berjumlah 160 keping huruf.
4) Lembar Kerja Siswa sebanyak 5(lima) set, masing-masing terdiri dari20 lembar kerja bergambar termasuklembar kerja "Hidden Word", terbuatdari duplex 350 gr, cetak bolak-balik,separasi empat warna.
5) CD Interaktif minimal berisi :pengenalan huruf, soal-soal latihan,numerik, hidden word, thematicvocabulary, soal pilihan ganda, katakerja dan reading time. CD bersifatautorun dan diutamakan yang sudahmemiliki hak cipta.Ukuran : Compact Disc
(CD) diameter 12
cm
Bahan CD : Polycarbonite,
cetak mesin
Bahan Cover CD : Minimal Plastik
Cetak label Cover: Full-Color
CD Original dengan label dan cover
CD yang dicetak full Color
6) Buku PetunjukUkuran : Minimal 19cm x
26cm
Isi Buku : Minimal 10 -15
Halaman
Jenis Kertas Isi : Minimal HVS 70
gram, Full Color
Jenis Kertas Cover : Minimal Art
Carton 150 gr,
Full Color
Lampiran II : Pearturan Sekjen 84
No. Fungsi Nama Alat Standard/Spesifikasi Isi
(1) (2) (3) (4)
2 Mendukung kemampuanmengeja kata bahasa Inggrissangat sederhana
Mendukung kemampuanmengeja frasa bahasa Inggrissangat sederhana
Mendukung kemampuanmengeja kalimat bahasa Inggrissangat sederhana
Mendukung kemampuanmenggunakan tanda bacadengan benar
Mendukung kemampuanmenulis teks fungsional pendekbahasa Inggris
Mendukung kemampuanmenulis bahasa Inggrissederhana, misalnya; ucapanselamat dan pesan tertulis.
Mendukung kemampuanmenulis kartu-kartu ucapansederhana
Papan Klasikal Ukuran : Minimal 115 cm x 75 cm
Terdiri dari dua muka, satu muka terbuat
dari formika warna putih untuk menulis,
dan satu muka terbuat dari triplek/ MDF
terbagi menjadi 5 (lima) baris dari bahan
alumunium dengan panjang minimal 80 cm
untuk menempatkan kartu huruf .
Dilengkapi dengan lembar klasikal minimal
20 lembar, cetak bolak-balik,separasi
empat warna serta iron klip (lebar min. 10
cm) untuk menjepit lembar klasikal.
Catatan :
Setiap 1 (satu) paket alat dan kelengkapannya dimasukkan dalam wadah atau terbungkus plastik dan
dimasukkan ke dalam dus yang tercetak nama peralatan pendidikan dan jumlah isi yang terdapat didalamnya.
Lampiran II : Pearturan Sekjen 85
CONTOH STANDAR/SPESIFIKASI TEKNIS
PERALATAN PENDIDIKAN PENDIDIKAN JASMANI, OLAH RAGA DAN KESEHATAN
No Fungsi Nama Alat Spesifikasi Jumlah
(1) (2) (3) (4) (5)
1 1. Mempraktikkan gerakdasar berbagai gerakanyang bervariasi dalampermainan bola besarberegu denganperaturan yangdimodifikasi, serta nilaikerja sama regu,sportivitas, dan kejujuran
2. Mempraktikkan variasiteknik dasar salah satupermainan dan olahragabola besar, serta nilaikerja sama, sportivitas,dan kejujura
3. Mempraktikkan aktivitasuntuk kecepatan dankualitas gerak yangmeningkat, serta nilaikerja keras, disiplin,kerjasama, dan kejujuran
Bola Kaki No. 5 Bahan : Kulit sintetis Polyurethan
microfiber, dijahit rapi,
menggunakan bola dalam
Butyl 80%.
Bentuk : bulat. Keliling 68 s.d 71 cm,
berat 396 s.d. 453 gr.
SNI ISO9000:2008
2 buah
2
1. Mempraktikkan gerakdasar berbagai gerakanyang bervariasi dalampermainan bola besarberegu denganperaturan yangdimodifikasi, serta nilaikerja sama regu,sportivitas, dan kejujuran
2. Mempraktikkan variasiteknik dasar salah satupermainan dan olahragabola besar, serta nilaikerja sama, sportivitas,dan kejujura
3. Mempraktikkan aktivitasuntuk kecepatan dankualitas gerak yangmeningkat, serta nilaikerja keras, disiplin,kerjasama, dan kejujura
Bola Futsal No. 4 Bahan : Kulit sintetis Polyurethan
Microfiber, dijahit rapi,
menggunakan bola dalam
Hans/Butyl 80%.
Bentuk : bulat. Keliling 63 s.d. 66 cm,
berat 330-370 gr.
SNI ISO 9000:2008
2 buah
3 1. Mempraktikkan gerakdasar berbagai gerakanyang bervariasi dalampermainan bola besarberegu denganperaturan yangdimodifikasi, serta nilaikerja sama regu,sportivitas, dan kejujuran
Bola Voli Bahan : kulit sintetis Polyurethan
microfiber, dilem rapi,
menggunakan bola dalam
Butyl 80%, lunak dan lentur,
Bentuk : Bulat, Keliling 65 s.d 67 cm,
berat 200 s.d. 280 gr. Dikulit
luar tercetak ukuran tekanan
angin.
SNI ISO 9000:2008
2 buah
4
2. Mempraktikkan variasiteknik dasar salah satupermainan dan olahragabola besar, serta nilaikerja sama, sportivitas,
Net Bola Voli Bahan : Terbuat dari bahan nylon
atau katun pada bagian atas
2 buah
Lampiran II : Pearturan Sekjen 86
No Fungsi Nama Alat Spesifikasi Jumlah
(1) (2) (3) (4) (5)
dan kejujuran3. Mempraktikkan aktivitas
untuk kecepatan dankualitas gerak yangmeningkat, serta nilaikerja keras, disiplin,kerjasama, dan kejujuran
ditutup dengan kain plastik
sebagai tempat tali
perentang dengan lebar
4-6 cm.
Bentuk : Berbentuk jaring dengan
lebar net 1 m panjang net 9m
Net direntangkan dengan
kawat sling dan tali untuk
mengikat dan meregangkan
bagian bawah.
Ukuran lubang jaring 15 x 15
cm/10 x 10 cm.
5 1. Mempraktikkan variasigerak dasar ke dalammodifikasi permainanbola kecil, serta nilaikerjasama, sportivitas,dan kejujuran
2. Mempraktikkan variasiteknik dasar ke dalammodifikasi permainanbola kecil, serta nilaikerja sama, sportivitas,dan kejujura
3. Mempraktikkan aktivitasuntuk kecepatan dankualitas gerak yangmeningkat, serta nilaikerja keras, disiplin,kerjasama, dan kejujuran
Shutlekock Bahan : Bulu angsa, jumLah bulu 16
helai,
Ukuran : Panjang 62 s.d. 70 mm,
diameter gabus 2,5 s.d 2,8
cm, berat 4,74 s.d 5,5 gr.
Warna : putih
SNI ISO 9000:2008
Isi : 10 buah
1 slop
6 Raket
bulutangkis
Bahan : Carbon Nanotube.
Ukuran : panjang sekitar 67,5 cm,
lebar 23 cm, panjang area
senar 25 cm dan lebar area
senar 22 cm.
Senar : Sudah terpasang dengan
toleransi tegangan: Main 18-
20lbs (8-9kg) dan Cross 20-
22lbs (9-10kg).
4 buah
7
Net bulutangkis Bahan : Katun
Ukuran : panjang sekitar 645 cm, lebar
70 cm ukuran kotak-kotak
(jaring) 2 cm x 2 cm.
Warna : Net harus berwarna gelap,
kecuali bibir net harus
berwarna putih dengan
ketebalan bibir net 66 mm
dilengkapi tali nylon 0.5cm
untuk mengikat pada bagian
atas dan bawah net.
2 buah
Lampiran II : Pearturan Sekjen 87
No Fungsi Nama Alat Spesifikasi Jumlah
(1) (2) (3) (4) (5)
8 1. Mempraktikkan variasigerak dasar ke dalammodifikasi permainanbola kecil, serta nilaikerjasama, sportivitas,dan kejujuran
2. Mempraktikkan variasiteknik dasar ke dalammodifikasi permainanbola kecil, serta nilaikerja sama, sportivitas,dan kejujuran
3. Mempraktikkan aktivitasuntuk kecepatan dankualitas gerak yangmeningkat, serta nilaikerja keras, disiplin,kerjasama, dan kejujuran
Bad tenis meja Ukuran : tidak ditentukan, termasuk
bentuk atau berat tetapi bat
harus datar (flat) dan kaku
(rigid)
Bahan : Sekurang-kurangnya 85%
dari ketebalan bat harus
terbuat dari kayu alam
(natural wood); sebarang
lapisan-tambahan (adhesive
layer) boleh ditambahkan
sebagai penguat di dalam bat
dengan bahan-berserat
(fibrous material) seperti
serat carbon (carbon fibre),
serat kaca (glass fibre) atau
kertas yg dimampatkan
(compressed paper), tapi
tidak boleh lebih tebal dari
7,5% dari total ketebalan
atau kira-kira 0,35mm, atau
bahkan lebih tipis lagi.
Warna : Permukaan bat berwarna
merah dan hitam.
SNI ISO 9000:2008
4 buah
9 Bola tenis meja Ukuran : Berbentuk bulat berongga 1 Slop
4. dengan diameter 40 mm
Berat 25 gr dari bahan
seluloid atau bahan plastik
serupa
Warna : Putih atau Orange, dan tidak
kasat/tidak licin mengkilap.SNI ISO 9000:2008
(1 slop = 10 buah)
Lampiran II : Pearturan Sekjen 88
No Fungsi Nama Alat Spesifikasi Jumlah
(1) (2) (3) (4) (5)
10
Meja tenismeja Bahan : Kayu, dicat warna hijau, kaki
dari besi.
Model : Dapat dilipat dan terdapat 8
roda untuk memudahkan
penyimpanan dan mudah
dipindah-pindahkan.
Ukuran : Panjang 274 cm, lebar 152,5
cm, tinggi meja dari lantai 76
cm.
Tebal garis sisi dan garis
tengah 2 cm, berwarna putih.
Pantulan bola pada meja
yang diperkenankan 23 cm
dari bola yang dijatuhkan
pada ketinggian 30 cm
1 set
11
1. Mempraktikkan gerakdasar atletik yangdimodifikasi: lompat,dan loncat, denganmemperhatikan nilai-nilaipantang menyerah,sportifitas, percaya diri,dan kejujuran
2. Mempraktikkan variasigerak dasar ke dalammodifikasi atletik, sertanilai semangat,sportivitas, percaya diridan kejujuran
3. Mempraktikkan senamlantai tanpamenggunakan alatdengan koordinasi yangbaik serta nilai kerjasama dan estetika
4. Mempraktikkan senamketangkasan denganmenggunakan alatdengan koordinasi yangbaik serta nilai disiplindan kerja sama
5. Mempraktikkan aktivitasuntuk kekuatan otot-ototanggota badan bagianbawah, serta nilai kerjakeras, disiplin,kerjasama, dan kejujuran
6. Mempraktikkan bentuk-bentuk rangkaian geraksenam ketangkasandengan koordinasi dankontrol yang baik, sertanilai keselamatan,disiplin, dan keberanian
Matras senam Bahan : Busa Super (rebounded)
density 90 % Ketebalan 15
cm dilapisi busa karet atas
dan bawah tebal 2 cm
dibungkus bahan tripolin
Ukuran : 200x 100 x 15 cm, dilengkapi
perekat samping dan
pegangan bahan tripolin.
2 buah
1. Mempraktikkan aktivitasuntuk kekuatan otot-ototanggota badan bagian
Tongkat estafet
(set isi lima)
Bahan : Pipa alumunium
elektroplatting bagian
pangkal dan ujungnya
Lampiran II : Pearturan Sekjen 89
No Fungsi Nama Alat Spesifikasi Jumlah
(1) (2) (3) (4) (5)
12 bawah, serta nilai kerjakeras, disiplin,kerjasama, dan kejujuran
2. Mempraktikkan aktivitasuntuk kelincahan dengankualitas gerak yangmeningkat , serta nilaikerja keras, disiplin,kerjasama, dan kejujuran
ditekuk kedalam, tanpa sisi
tajam dan tanpa tutup
Warna : Masing-masing warna
berbeda
Berat : 20 gram,
Ukuran : Panjang 28 cm,
Diameter luar 2 cm
1 set
13 Catur Bentuk : 64 kotak persegi ( 8 baris
dan 8 kolum) yang disusun
dalam dua warna berselang-
seling (hitam dan putih)
Catur : ukuran 8 inch
Bahan : Kayu
8 buah
Peralatan Olahraga Anak (POA)
14 Tas POA
Kantong
Ukuran : p x l x t = 100 x 20 x 60 cm
Warna : biru – merah
Bahan : Kain sintetik
Ukuran : p x l x t = 25 x 15 x 20 cm
= 25 x 25 x 40 cm
= 60 x 33 cm
= 30 x 29 cm
Bahan : Kain Parasut
Warna : Warna-warni
1
4
15 Bola Soft Tenis Bola soft tenis:
Ukuran : Bola Tenis diameter 7 cm
Warna : Kuning-merah, kuning-
orange, kuning-hijau,
Bahan : Soft tenis ball, karet berlapis
kasa
Daya pantul : 50%
12
16 Bola POA Ukuran : 3, diameter 21 cm, jahit
tangan
Bahan : Kulit sitetis segi lima
Warna : putih-biru
Inflate : 6-8 lbs
Daya pantul : 60%
4
Lampiran II : Pearturan Sekjen 90
No Fungsi Nama Alat Spesifikasi Jumlah
(1) (2) (3) (4) (5)
17 Bola Ayun
Besar
Kecil
Ukuran : diameter 13 cm
Berat : 0,5 kg
Pegangan:32 cm, jahit kuat kanan-kiri
Bahan : Kain sintetik diisi kain perca
Warna : Merah, biru, hijau, kuning,
Ukuran : diameter 10 cm
Berat : 0,3 kg
Pegangan:28 cm, jahit kuat kanan-kiri
Bahan : Kain sintetik diisi kain perca
Warna : Merah, biru, hijau, kuning,
4
4
18 Roket/Rudal Ukuran : Panjang keseluruhan 45 cm
Diameter 3 cm
Berat : + 100 gram
Bahan : Pralon kualitas baik, bagian
ujung dan ekor/sirip dari
karet, pegangan dari karet
Warna : merah-kuning
8
19 Gawang Aman Ukuran : Setel tinggi; 50 cm/ 45 cm/
25 cm. Panjang 50 cm
Bahan : Impraboard
Warna : Merah, biru, kuning (masing-
masing 2 buah)
8
20 Petak Lompat Ukuran : 40 x 40 cm
Tebal : 6 mm
Bahan : spon hati
Warna : merah (5), biru (5)
10
21 Clapper Ukuran : 30 cm x 10 cm
Tebal : 12 mm
Bahan : Kayu
Warna : Biru-merah (kombinasi)
1
22 Bilah Ukuran : Panjang 90 cm, Lebar 2 cm,
Tebal 2 cm
Bahan : Karet
10
Lampiran II : Pearturan Sekjen 91
No Fungsi Nama Alat Spesifikasi Jumlah
(1) (2) (3) (4) (5)
Warna : Biru (5), Merah (5)
23 Cones Ukuran : Tinggi 40 cm, Diameter dasar
19 cm
Bahan : Plastik
Warna : Kuning
10
24 Gelang Raja Ukuran : Diameter 17 cm
Bahan : Karet
Warna : Kuning
25 Buku POA 50 halaman berjudul : Peralatan
Olahraga Anak (POA) untuk
pengembangan Multilateral
1
26 CD POA Berisi audio Visual permainan olahraga
untuk anak dan Kid Altetics
1
Lampiran II : Pearturan Sekjen 92
CONTOH STANDAR/SPESIFIKASI TEKNIS
PERALATAN PENDIDIKAN KESENIAN
No. Fungsi Nama Alat Spesifikasi Jumlah
(1) (2) (3) (4) (5)
1 1. Meningkatkankemampuan pesertadidik untuk menguasaiolah vokal, memainkanalat musik, dan apresiasikarya musik melaluipermainan alat musikkonvensional yakni alatmusik nontradisionalseperti gitar, piano, biola,drum, saxophone, dll.
2. Mengekspresikan dirimelalui karya seni music
3. Menghubungkan antarasimbol nada denganelemen musik
4. Menghubungkan antarasimbol nada dengantempo dalam lagu
5. Memainkan alat musikmelodis sederhana
6. Menyanyikan lagu wajib,daerah dan Nusantaradengan iringan alatmusik
7. Mementaskanpertunjukan nyanyianlagu daerah dan laguNusantara denganiringan musik sederhana
Gitar Akustik Back body:Sengon/Nato/
Meranti
Top body :Plywood (tripleks)/
Spruce
Neck :Mahogany (kayu
mahoni)/Nato
Headstock :MahoganyFingerboard
:Rosewood
(sonokeling)
Bridge :Rosewood
Tuners :Die-cast Crome
Saddle & nut :Hard plastic / tulang
Body Depth :80-110mm (3.00"-
3.94")
Senar :String/Nylon
1,2,3,4,5,6
(terpasang 1 set
dan cadangan 1 set)
Finish : Gloss Finish
3 buah
Lampiran II : Pearturan Sekjen 93
CONTOH FORMAT LAPORAN
DAK BIDANG PENDIDIKAN
TAHUN ANGGARAN
2013UNTUK SD/SDLB
Lampiran II : Pearturan Sekjen 95
LAPORAN KEUANGAN(LAPORAN TRIWULAN)
PROVINSI :…………………………………………………………………..KABUPATEN/KOTA : …………………………………………………………………..TRIWULAN :…………………………………………………………………..
NO NAMA SEKOLAHALOKASI
DANA(Rp)
REALISASI DANAREHABILITASI RUANG KELAS
RUSAK SEDANG(Rp)
REALISASI DANAPENGADAAN SARANA PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN
SALDO(Rp)
PEMBANGUNAN PERPUSTAKAANBESERTA PERABOTNYA
(Rp)
PERALATAN PENDIDIKAN(Rp)
.…………………………………. 2013Walikota/Bupati
(……………………………………….)
FORMAT LAP0RAN DAK-1a
Diisi oleh Kabupaten/Kota dikirim ke Pusat
FORMAT LAP0RAN DAK-1b
Diisi oleh Kabupaten/Kota dikirim ke Pusat
Lampiran II : Pearturan Sekjen 96
LAPORAN KEUANGAN(LAPORAN AKHIR)
PROVINSI :…………………………………………………………………..KABUPATEN/KOTA : …………………………………………………………………..TRIWULAN :…………………………………………………………………..
NO NAMA SEKOLAHALOKASI
DANA(Rp)
REALISASI DANAREHABILITASI RUANG KELAS
RUSAK SEDANG(Rp)
REALISASI DANAPENGADAAN SARANA PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN
SALDO(Rp)
PEMBANGUNANPERPUSTAKAAN BESERTA
PERABOTNYA(Rp)
PERALATAN PENDIDIKAN(Rp)
.…………………………………. 2013Walikota/Bupati
(……………………………………….)
Lampiran II : Pearturan Sekjen 97
LAPORAN REALISASI FISIKREHABILITASI RUANG KELAS RUSAK SEDANG
(LAPORAN TRIWULAN)
PROVINSI :…………………………………………………………………..KABUPATEN/KOTA : …………………………………………………………………..TRIWULAN :…………………………………………………………………..
NO NAMA SEKOLAHREHABILITASI RUANG KELAS RUSAK SEDANG
Satuan(ruang)
Volume Rencana Volume Realisasi
………………………………….2013Walikota/Bupati
(……………………………………….)
FORMAT LAPORAN DAK-2a
Diisi oleh Kabupaten/Kota dikirim ke Pusat
Lampiran II : Pearturan Sekjen 98
LAPORAN REALISASI FISIKPEMBANGUNAN RUANG PERPUSTAKAAN
(LAPORAN TRIWULAN)
PROVINSI :…………………………………………………………………..KABUPATEN/KOTA : …………………………………………………………………..TRIWULAN :…………………………………………………………………..
NO NAMA SEKOLAHPEMBANGUNAN RUANG PERPUSTAKAAN
Satuan(ruang)
Volume Rencana Volume Realisasi
………………………………….2013Walikota/Bupati
(……………………………………….)
FORMAT LAPORAN DAK-2b
Diisi oleh Kabupaten/Kota dikirim ke Pusat
Lampiran II : Pearturan Sekjen 99
LAPORAN REALISASI FISIKPENGADAAN PERABOT PERPUSTAKAAN
(LAPORAN TRIWULAN)
PROVINSI :…………………………………………………………………..KABUPATEN/KOTA :…………………………………………………………………..TRIWULAN :…………………………………………………………………..
NONAMA
SEKOLAH
PENGADAAN PERABOT PERPUSTAKAAN
Rak Buku Meja Baca Siswa Meja ½ Biro Meja Komputer Kursi Kerja Karpet
SatuanVolume
RencanaVolume
RealisasiSatuan
VolumeRencana
VolumeRealisasi
SatuanVolume
RencanaVolume
RealisasiSatuan
VolumeRencana
VolumeRealisasi
SatuanVolume
RencanaVolume
Realisasi
Satuan Volumrencana
VolumeRealisasi
BUAH BUAH BUAH BUAH BUAH M2
…………………………………. 2013Walikota/Bupati
(……………………………………….)
FORMAT LAPORAN DAK-2c
Diisi oleh Kabupaten/Kota dikirim ke Pusat
Lampiran II : Pearturan Sekjen 100
LAPORAN REALISASI FISIKPENGADAAN PERALATAN PENDIDIKAN
(LAPORAN TRIWULAN)
PROVINSI :…………………………………………………………………..KABUPATEN/KOTA :…………………………………………………………………..TRIWULAN :…………………………………………………………………..
NO NAMA SEKOLAH
JENIS PERALATAN PENDIDIKAN
...........................................................................
Satuan Volume Rencana Volume Realisasi
………………………………….2013Walikota/Bupati
(……………………………………….)
FORMAT LAPORAN DAK-2d
Diisi oleh Kabupaten/Kota dikirim ke Pusat
Lampiran II : Pearturan Sekjen 101
LAPORAN REALISASI FISIKREHABILITASI RUANG KELAS RUSAK SEDANG
(LAPORAN AKHIR)
PROVINSI :…………………………………………………………………..KABUPATEN/KOTA : …………………………………………………………………..TRIWULAN :…………………………………………………………………..
NO NAMA SEKOLAHREHABILITASI RUANG KELAS RUSAK SEDANG
Satuan(ruang)
Volume Rencana Volume Realisasi
………………………………….2013Walikota/Bupati
(……………………………………….)
FORMAT LAPORAN DAK-3a
Diisi oleh Kabupaten/Kota dikirim ke Pusat
Lampiran II : Pearturan Sekjen 102
LAPORAN REALISASI FISIKPEMBANGUNAN RUANG PERPUSTAKAAN
(LAPORAN AKHIR)
PROVINSI :…………………………………………………………………..KABUPATEN/KOTA : …………………………………………………………………..TRIWULAN :…………………………………………………………………..
NO NAMA SEKOLAHPEMBANGUNAN RUANG PERPUSTAKAAN
Satuan(ruang)
Volume Rencana Volume Realisasi
………………………………….2013Walikota/Bupati
(……………………………………….)
FORMAT LAPORAN DAK-3b
Diisi oleh Kabupaten/Kota dikirim ke Pusat
Lampiran II : Pearturan Sekjen 103
LAPORAN REALISASI FISIKPENGADAAN PERABOT PERPUSTAKAAN
(LAPORAN AKHIR)
PROVINSI :…………………………………………………………………..KABUPATEN/KOTA :…………………………………………………………………..TRIWULAN :…………………………………………………………………..
NONAMA
SEKOLAH
PENGADAAN PERABOT PERPUSTAKAAN
Rak Buku Meja Baca Siswa Meja ½ Biro Meja Komputer Kursi Kerja Karpet
SatuanVolume
RencanaVolume
RealisasiSatuan
VolumeRencana
VolumeRealisasi
SatuanVolume
RencanaVolume
RealisasiSatuan
VolumeRencana
VolumeRealisasi
SatuanVolume
RencanaVolume
Realisasi
Satuan Volumrencana
VolumeRealisasi
BUAH BUAH BUAH BUAH BUAH M2
…………………………………. 2013Walikota/Bupati
(……………………………………….)
FORMAT LAPORAN DAK-3c
Diisi oleh Kabupaten/Kota dikirim ke Pusat
Lampiran II : Pearturan Sekjen 104
LAPORAN REALISASI FISIKPENGADAAN SARANA PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN
(LAPORAN AKHIR)
PROVINSI :…………………………………………………………………..KABUPATEN/KOTA :…………………………………………………………………..TRIWULAN :…………………………………………………………………..
NO NAMA SEKOLAH
JENIS PERALATAN PENDIDIKAN
...........................................................................
Satuan Volume Rencana Volume Realisasi
………………………………….2013Walikota/Bupati
(……………………………………….)
FORMAT LAPORAN DAK-3d
Diisi oleh Kabupaten/Kota dikirim ke Pusat
Lampiran II : Pearturan Sekjen 105
LAPORAN KEMAJUAN PER TRIWULANDANA ALOKASI KHUSUSTAHUN ANGGARAN 2013
Provinsi :…………………………………………………….Kota/Kabupaten : …………………………………………………….SKPD : …………………………………………………….Bidang : …………………………………………………….
No.Jenis
Kegiatan
Perencanaan Kegiatan Pelaksanaan Kegiatan Realisasi Kesesuaiansasaran dan
lokasi denganRKPD
Kesesuaian antaraDPA-SKPD dengan
Petunjuk TeknisSatuan Volume
JumlahPenerimaManfaat
(*)
JumlahKodefikasi
MasalahDAK
(Rp.juta)Pendamping
(Rp.juta)
TotalBiaya
(Rp.juta)
Swakelola(Rp- juta)
Kontrak(Rp-juta)
Fisik(%)
Keuangan
(%) YA TIDAK YA TIDAK
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13a 13b 14a 14b 15
Total
Kodefikasi Masalah : ……………… , …………… 2013
Kode Masalah Sekda Kabupaten/Kota/Provinsi
1 Permasalahan terkait dengan Peraturan Menteri Keuangan (PMK)
2 Permasalahan terkait dengan Petunjuk Teknis
3 Permasalahan terkait dengan Rencana Kerja dan Anggaran SKPD
4 Permasalahan terkait dengan DPA-SKPD
5 Permasalahan terkait dengan SK Penetapan Pelaksana Kegiatan Nip. ……………………………….
6 Permasalahan terkait dengan Pelaksanaan Tender Pekerjaan Kontrak
7 Permasalahan terkait dengan Persiapan Pekerjaan Swakelola
8 Permasalahan terkait dengan Penerbitan SP2D
9 Permasalahan terkait dengan Pelaksanaan Pekerjaan Kontrak
10 Permasalahan terkait dengan Pelaksanaan Pekerjaan Swakelola
FORMAT LAPORAN DAK-4a
Diisi oleh Kabupaten/Kota dan Provinsidikirim ke Pusat
Lampiran II : Pearturan Sekjen 106
Keterangan
1 Pelaksana DAK adalah SKPD Kabupaten/Kota terkait yang bertanggung jawab terhadap bidang DAK masing-masing
2 Bidang DAK sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan (PMK)
3 Kegiatan sesuai dengan Petunjuk Teknis masing-masing bidang DAK
4 Kolom 14 diisi dengan masalah-masalah yang terjadi di lapangan yang terkait dengan kode masalah yang tersedia
(*) Satuan penerima manfaat disesuaikan dengan kegiatan di masing-masing bidang DAK
Lampiran II : Pearturan Sekjen 107
LAPORAN KEMAJUAN PER TRIWULANCHECKLIST DOKUMEN DAN KEGIATANPELAKSANAANDANA ALOKASI KHUSUS
TAHUN ANGGARAN 2013
No Dokumen/Kegiatan Waktu Keterangan
(1) (2) (3) (4)
I PERENCANAAN1 PMK (Nomor 201/PMK.07/2012 tentang Pedoman
Umum dan Alokasi Dana Alokasi Khusus TahunAnggaran 2013)
2 Petunjuk Teknis (Juknis)
3 Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran SKPD
4 Penetapan DPA-SKPD
II PELAKSANAAN
5 SK Penetapan Pelaksanaan Kegiatan
6 Pelaksanaan Tender Pekerjaan Kontrak
7 Persiapan Pekerjaan Swakelola
8 Pelaksanaan Pekerjaan Kontrak
9 Pelaksanaan Pekerjaan Swakelola
10 Penerbitan Surat Permintaan Pembayaran (SPP)
11 Penerbitan Surat Perintah Membayar (SPM)12 Penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D)
KeteranganKolom 3 Nomor 1, Diisi tanggal diterimanya PMK oleh DaerahKolom 3 Nomor 2, Diisi tanggal diterimanya Juknis oleh DaerahKolom 3 Nomor 3, Diisi tanggal Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran SKPDKolom 3 Nomor 4, Diisi tanggal diterbitkannya DPA-SKPDKolom 3 Nomor 5, Diisi tanggal ditetapkannya SK Penetapan Pelaksana KegiatanKolom 3 Nomor 6, Diisi tanggal (range) dilaksanakannya kegiatan tender untuk
pekerjaan kontrakKolom 3 Nomor 7, Diisi tanggal (range) dilaksanakannya persiapan swakelolaKolom 3 Nomor 8, Diisi tanggal Dilaksanakannya Pekerjaan KontrakKolom 3 Nomor 9, Diisi tanggal dilaksanakannya pekerjaan swakelolaKolom 3 Nomor 10, Diisi tanggal diterbitkannya SPP oleh Pejabat yang
bertanggungjawab atas pelaksanaan kegiatan/bendaharapengeluaran
Kolom 3 Nomor 11, Diisi tanggal diterbitkannya SPM yang diterbitkan olehpengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran
Kolom 3 Nomor 12, Diisi tanggal diterbitkannya SP2D diterbitkan oleh BendaharaUmum Daerah berdasarkan SPM.
FORMAT LAPORAN DAK-4bDiisi oleh Kabupaten/Kota dan Provinsi
dikirim ke Pusat
Lampiran III – Peraturan Sekjen 1
LAMPIRAN III
PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN
PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
NOMOR 17809/A/LL/2013
TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENGGUNAAN DANA
ALOKASI KHUSUS BIDANG PENDIDIKAN DASAR TAHUN
ANGGARAN 2013
SPESIFIKASI TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUSBIDANG PENDIDIKAN DASAR JENJANG SMP/SMPLB
BAB I
SPESIFIKASI PENGGANDAAN DAN DISTRIBUSI BUKU TEKS PELAJARAN
SESUAI KURIKULUM 2013
I. PENJELASAN
A. Peruntukan Dana
DAK Bidang Pendidikan Tahun Anggaran 2013 untuk
SMP/SMPLB digunakan untuk membiayai penggandaan dan
distribusi buku teks pelajaran sesuai kurikulum 2013 sehingga
seluruh peserta didik kelas VII terpenuhi kebutuhan bukunya.
B. Penyediaan Buku
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Pemerintah Daerah
mengupayakan tersedianya buku kurikulum 2013 yang bermutu
dan sesuai dengan standar nasional pendidikan serta mencukupi
kebutuhan pendidikan dan peserta didik. Pemerintah wajib
menyediakan buku teks pelajaran untuk satuan pendidikan dan
pendidik menganjurkan kepada semua peserta didik untuk
meminjam buku teks pelajaran diperpustakaan satuan
pendidikan.
Buku teks digunakan sebagai acuan wajib oleh pendidik dan
peserta didik dalam proses pembelajaran
II. TAHAPAN PELAKSANAAN PEKERJAAN
A. Persiapan Pelaksanaan Pekerjaan
Judul buku dan spesifikasi teknis akan diatur dengan aturan
tersendiri.
Lampiran III – Peraturan Sekjen 2
B. Pelaksanaan Pekerjaan
Penggandaan dan distribusi buku teks pelajaran sesuai kurikulum
2013 sehingga seluruh peserta didik kelas VII terpenuhi
kebutuhan bukunya menggunakan mekanisme pemilihan
penyedia barang/jasa sesuai Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun
2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, dan Peraturan
Presiden Nomor 70 Tahun 2012 Perubahan Kedua Peraturan
Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah.
III. PERSYARATAN
Dalam penggandaan dan distribusi buku teks pelajaran sesuai
kurikulum 2013 sehingga seluruh peserta didik kelas VII terpenuhi
kebutuhan bukunya mempertimbangkan persyaratan sebagai berikut:
A. Persyaratan Penerima
Sekolah yang memiliki siswa klas VII dan belum memiliki buku
teks pelajaran sesuai kurikulum tahun 2013.
B. Persyaratan Proses Pengadaan
Mengikuti tahapan mekanisme pemilihan penyedia barang/jasa
sesuai Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, dan Peraturan Presiden
Nomor 70 Tahun 2012 Perubahan Kedua Peraturan Presiden
Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah.
Lampiran III – Peraturan Sekjen 3
BAB II
SPESIFIKASI PENINGKATAN PRASARANA PENDIDIKAN
Kegiatan pembangunan prasarana pendidikan yang dimaksud adalah
pembangunan ruang belajar dengan urutan skala prioritas sebagai berikut:
1. Ruang kelas baru beserta perabotnya;
2. Ruang perpustakaan beserta perabotnya;
3. Ruang laboratorium IPA beserta perabotnya;
4. Ruang laboratorium bahasa beserta perabotnya.
Besarnya dana swakelola yang dialokasikan untuk tiap-tiap sekolah dapat
berbeda antara satu sekolah dengan sekolah yang lain dan disesuaikan
dengan besaran kegiatan yang dilaksanakan di sekolah.
I. TAHAPAN PELAKSANAAN PEKERJAAN
A. Persiapan Pelaksanaan Pekerjaan
Sambil menunggu cairnya dana, sekolah segera melakukan
persiapan pelaksanaan rehabilitasi/pembangunan prasarana
pendidikan, antara lain :
1. Mempelajari buku panduan pelaksanaan dan teknis secara
lebih seksama dan menyiapkan format-format administrasi,
keuangan dan teknis pelaksanaan serta pelaporan;
2. Membuat papan informasi, dengan ketentuan sebagai berikut:
a) Papan informasi ukuran minimal 80 x 120 cm.
b) Papan Informasi dipasang/ditempatkan disekitar lokasi
pekerjaan, mudah dilihat oleh masyarakat/pihak yang
berkepentingan dan tidak terkena/tertimpa air hujan,
serta tidak rusak selama pelaksanaan.
3. Papan Informasi paling tidak memuat hal-hal sebagai berikut:
a) Lokasi pembangunan pada gambar site plan sekolah,
b) Informasi tentang jenis program, besar dana dan
sumber dana,
c) Informasi tentang progres pelaksanaan rehabilitasi/
pembangunan prasarana pendidikan,
d) Bagan organisasi Panitia dilengkapi dengan nama-nama
anggotanya,
e) Gambar kerja dan rencana biayanya,
f) Jadwal pelaksanaan pekerjaan dan rencana kerja.
Lampiran III – Peraturan Sekjen 4
4. Mengecek harga bahan, alat bantu kerja dan pemilihan
tenaga kerja yang terdiri atas, mandor, tukang dan pekerja.
5. Membuat rencana keselamatan lingkungan saat pekerjaan
rehabilitasi/pembangunan dilaksanakan.
Dana yang diperlukan untuk pembiayaan kegiatan persiapan
harus disediakan oleh sekolah dan tidak boleh dibebankan kepada
DAK yang diterima oleh sekolah. Pelaksanaan pekerjaan harus
segera dimulai setelah DAK dari pemerintah diterima oleh sekolah.
B. Pelaksanaan Pekerjaan
Langkah-langkah yang perlu dilakukan oleh sekolah dengan
panitia pembangunan sekolah pada saat pelaksanaan pekerjaan
rehabilitasi atau pembangunan prasarana pendidikan antara lain:
1. Mencairkan dana sesuai dengan kebutuhan pembiayaan dan
jadual kerja yang telah dibuat;
2. Melaksanakan pembangunan sesuai dengan dokumen teknis
yang telah disusun;
3. Mencatat pengeluaran dan pemasukan dicatat dalam buku
bank/buku kas umum (BKU)/buku kas tunai dengan rapi,
dilengkapi bukti-bukti transaksi yang disusun runtut sesuai
tanggal kejadiannya, dan mudah diakses/diperiksa oleh
pihak-pihak terkait dengan pelaksanaan program;
4. Membuat laporan bulanan pelaksanaan pekerjaan secara
disiplin dan tertib sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya
(laporan dibuat rangkap dua, rangkap pertama untuk
dikirimkan ke Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dan yang
lain untuk diarsipkan);
5. Membuat dan mengirimkan laporan pertanggunjawaban
pelaksanaan pekerjaan kepada Dinas Pendidikan Kabupaten/
Kota antara lain :
b. Realisasi kemajuan pekerjaan;
c. Catatan lain yang berkenaan dengan pelaksanaan
pekerjaan.
6. Sekolah wajib membuat dokumentasi progres selama masa
pelaksanaan rehabilitasi ruang belajar/pembangunan
prasarana pendidikan (ruang kelas/perpustakaan/laborato-
rium IPA/laboratorium bahasa) berupa foto-foto kegiatan,
minimal:
a. Foto kondisi sebelum pembangunan dimulai (0%).
b. Foto pada saat pelaksanaan pembangunan mencapai
progres fisik 30% dan 60%.
Lampiran III – Peraturan Sekjen 5
c. Foto kondisi akhir setelah pembangunan selesai
dikerjakan (100%).
II. PERSYARATAN TEKNIS BANGUNAN
A. Persyaratan Teknis
Pembangunan RKB/RBL dan rehabilitasi ruang belajar untuk SMP
mengacu pada Permendiknas nomor 24 tahun 2007 tentang
Standar Sarana dan Prasarana untuk SD/MI, SMP/MTs dan
SMA/MA serta Pembakuan Bangunan dan Perabot Sekolah
Menengah Pertama yang diterbitkan oleh Direktur Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menengah tahun 2004 dan Pedoman Teknis
Rumah dan Bangunan Gedung Tahan Gempa, Dilengkapi dengan,
Metode dan Cara Perbaikan Konstruksi yang dikeluarkan oleh
Ditjen Cipta Karya tahun 2006.
Dalam pelaksanan rehabilitasi ruang belajar, sekolah yang
memiliki ukuran ruang belajar yang belum sesuai dengan
Pembakuan Bangunan dan Perabot Sekolah Menengah Pertama
diperbolehkan untuk menyesuaikan ruang belajar tersebut sesuai
yang terdapat dalam buku panduan.
Bangunan sekolah adalah salah satu fasilitas umum yang harus
memiliki tingkat keamanan yang cukup tinggi dan memiliki usia
pemakaian yang cukup lama. Untuk memenuhi persyaratan
tersebut, dalam pelaksanaan rehabilitasi ruang belajar harus
memenuhi ketentuan sebagai berikut :
1. Pemahaman Teknis
a. Pemahaman Tentang Gambar Teknis
Pemahaman mengenai “Gambar Teknis” sangat penting.
Hal ini dimaksudkan agar P2S dapat mengetahui
komponen bangunan apa saja yang akan
dikonstruksikan dan bahan apa saja yang perlu
dipersiapkan untuk setiap komponen bangunan. Dengan
demikian selain bisa membaca gambar teknis,
diharapkan P2S mampu pula melakukan kontrol
terhadap realisasi pelaksanaan pekerjaan di lapangan
termasuk kontrol penggunaan bahan maupun
pemakaian biayanya.
Lampiran III – Peraturan Sekjen 6
Tabel 1
Pemahaman Terhadap Gambar Teknis
No. Keterangan Gambar Penjelasan
1. Denah Lokasi (Site) Gambar lokasi keberadaan tanah miliksekolah yang bersangkutan.
2. Rencana Tapak(Site Plan)
Tata letak bangunan-bangunan yang adadalam lokasi bidang tanah sekolah.
3. Gambar Denah Gambar yang menunjukkan bagian-bagian ruangan pada bangunan yangakan dikerjakan dilengkapi denganberbagai keterangan antara lain ukuranruang, ketinggian lantai, tata letap pintudan jendela dll.
4. TampakDepan/Belakang
Gambar yang menunjukkan bentukbangunan dilihat dari arah depan danbelakang.
5. Tampak Samping(Kiri/Kanan)
Gambar yang menunjukkan bentukbangunan dilihat dari arah sebelah kiridan kanan denah bangunan.
6. Gambar Potongan Gambar yang menunjukkan bentuk danbagian-bagian bangunan pada posisipotongan, pada gambar denah umumnyaditunjukkan dengan tanda:
A
A
Arah panah menunjukkan arah pandangbidang potongan
7. Gambar Detail Gambar mengenai bagian bangunan(seperti: pondasi, kusen pintu/jendela,sambungan konstruksi kayu dan lain-lain yang dianggap perlu. Gambartersebut dibuat berskala besar misal 1banding 10 (1:10), atau 1 banding 5 (1:5),untuk menunjukan detail-detail bagianbangunan tersebut.
8. Petunjuk Arah Gambar/simbol yang menunjukkanposisi bangunan terhadap arah mataangin (Utara), misalnya:
U
Lampiran III – Peraturan Sekjen 7
b. Pemahaman Tentang Bahan Bangunan
Pemahaman tentang bahan bangunan meliputi
bagaimana melihat dan mengetahui kualitas dan
manfaat bahan bangunan. Untuk lebih jelasnya secara
ringkas disajikan pada tabel berikut:
Tabel 2
Pemahaman Terhadap Bahan Bangunan
No. Jenis Bahan Penjelasan
1. Pasir Urug atau
Timbunan
Kegunaan:
- Pasir urug digunakan sebagai bahan
pengisi dan dudukan suatu komponen
struktur bangunan, antara lain: pasangan
pondasi batu kali, bahan penutup lantai,
dan buis beton untuk saluran air.
- Berfungsi sebagai bahan
pengering/pematus (drainase).
- Sebagai bahan penambah kestabilan
konstruksi.
Jenis pasir yang digunakan:
- Pasir berkualitas sedang atau pasir
oplosan.
2. Pasir Pasang Kegunaan:
- Digunakan untuk bahan campuran
spesi/adukan pasangan, baik pasangan
pondasi batu kali maupun dinding bata,
dan plesteran dinding.
Jenis pasir yang digunakan:
- Pasir sungai, yaitu pasir yang diambil dari
dasar sungai. Memiliki ciri-ciri butiran
keras dan bersisi tajam. Jenis pasir ini
sangat baik terutama untuk bahan
campuran spesi/adukan untuk pekerjaan
pasangan.
- Pasir gunung, yang diperoleh dari hasil
galian. Memiliki ciri-ciri butiran kasar dan
tidak terlalu keras, sisi-sisinya tidak
terlalu tajam. Jenis pasir ini sangat baik
terutama untuk pekrejaan plesteran.
- Untuk dipergunakan pasir pasang harus
Lampiran III – Peraturan Sekjen 8
diayak dahulu.
- Disarankan pasir harus bersih dari
butiran tanah liat maupun kotoran
organik lain yang dapat menurunkan
kualitas pekerjaan.
3. Pasir Cor Kegunaan:
- Digunakan untuk bahan campuran
pembuatan struktur beton.
Jenis pasir yang digunakan:
- Pasir yang memiliki butiran keras dan
bersisi tajam. Butirannya lebih besar dari
butiran pasir pasang.
- Apabila digenggam dalam keadaan basah
tidak lengket di tangan karena jenis pasir
ini memiliki kadar lumpur sangat kecil.
- Umumnya berwarna lebih hitam
dibandingkan jenis pasir yang lainnya.
4. Batu belah Kegunaan:
- Digunakan sebagai bahan utama pondasi,
baik aanstamping (pasangan batu kosong)
maupun pasangan pondasi batu dengan
pengikat spesi.
Jenis batu yang digunakan:
- Batu kali yang dibelah dengan ukuran
sesuai kebutuhan (berdiamater ± 25 cm).
Jenis batu ini paling baik digunakan
untuk pekerjaan pondasi karena apabila
tertanam dalam tanah kekuatannya relatif
tidak berubah.
- Dipersyaratkan batu yang akan
digunakan tidak berbentuk bundar
(bersisi tumpul). Oleh karena itu harus
dibelah.
- Disarankan batu kali yang akan
digunakan harus bersih dari kotoran yang
dapat menurunkan kualitas pekerjaan
5. Kerikil/split Kegunaan:
- Digunakan untuk bahan campuran
pembuatan struktur beton
- Untuk membantu meningkatkan
kekuatan tanah.
Lampiran III – Peraturan Sekjen 9
Jenis kerikil/split yang digunakan:
- Kerikil/split berasal dari batu alam
dipecah (manual/masinal).
- Untuk bahan campuran pekerjaan beton
(sloof, kolom, dan balok) digunakan
kerikil ø 0,5 cm s/d 2 cm
- Untuk pekerjaan beton yang lain (plat,
rabat) dapat digunakan kerikil/split
dengan butiran lebih besar, yaitu ø 3 cm
s/d 5 cm.
- Dipersyaratkan kandungan lumpur
sesedikit mungkin.
6. Batu Bata Kegunaan:
- Digunakan bahan utama pasangan
dinding bata.
- Bisa digunakan untuk pondasi pada
konstruksi yang bersifat ringan.
Jenis bata yang digunakan:
- Terbuat dari tanah liat dicetak dan
dibakar cukup matang (berwarna merah
kehitaman).
- Terbuat dari batuan putih (alam).
- Terbuat dari tanah padas/keras (alam).
- Berbentuk prisma segi empat panjang
dengan ukuran standar setempat.
- Cukup padat dan tidak banyak porous
(berpori besar).
- Memiliki rusuk-rusuk yang siku-siku dan
tajam.
- Memiliki bidang datar dengan permukaan
kasar dan tidak menunjukkan tanda-
tanda retak dan mudah patah.
- Bata cetak (batako), batu tela, dan lain
sebagainya hanya digunakan untuk
pekerjaan dinding yg berfungsi sebagai
partisi (bukan pemikul beban).
7. Semen Portland
(PC)
Kegunaan:
- Sebagai bahan perekat spesi maupun
adonan beton).
Jenis semen yang digunakan:
- Semen produksi pabrik dengan tipe
sesuai kebutuhan.
Lampiran III – Peraturan Sekjen 10
- Jika menggunakan semen curah, harus
memiliki tempat dan alat penyimpan
standar sehingga semen tidak mengeras
sebelum digunakan.
8. Air Kegunaan:
- Sebagai bahan utama pelarut campuran/
adukan spesi dan beton.
Jenis air yang digunakan:
- Air bersih, tidak mengandung kotoran
organik ataupun kimia.
- Air laut, air selokan, dan air limbah
industri tidak diperkenankan
dipergunakan untuk pekerjaan beton.
9. Kayu Kegunaan:
- Digunakan sebagai bahan konstruksi
(Kap: kuda-kuda, nok, gording, usuk dan
reng, balok tembok).
- Digunakan sebagai bahan kusen dan
daun pintu/jendela.
- Digunakan sebagai bahan perabot.
- Digunakan untuk pondasi tiang pancang.
- Digunakan untuk struktur dan dinding
bangunan kayu.
- Digunakan untuk lantai bangunan kayu.
- Digunakan untuk cetakan/acuan atau
bekisting.
Jenis kayu yang digunakan:
- Untuk pondasi tiang pancang, minimal
jenis kayu besi atau yang setara (kelas
kuat I, kelas awet I).
- Untuk struktur bangunan atau struktur
kap, minimal kayu kelas kuat II, seperti
kamper, keruing yang berasal dari
Kalimantan atau kayu lokal dengan
kualitas setara.
- Memiliki tingkat kekeringan yang cukup
sehingga tidak mudah berubah bentuk
yang dapat mengakibatkan menurunya
kualitas pekerjaan.
- Seyogyanya digunakan kayu mutu A
(lurus, tidak banyak memiliki cacat kayu
seperti: mata kayu, retak, dan
Lampiran III – Peraturan Sekjen 11
sebagainya).
- Untuk pekerjaan bekisting dapat
digunkan kayu papan lunak (kayu kelas
III) atau multiplek.
10. Besi beton Kegunaan:
- Digunakan untuk tulangan pada
pekerjaan beton bertulang.
- Digunakan sebagai angkur pada
pemasangan kusen.
Jenis besi yang digunakan:
- Besi standar untuk beton bertulang (SII),
ukuran diameter penuh/tepat (tidak
banci) dan tidak berkarat.
11. Cat Dinding Jenis cat yang digunakan:
- Halus, rata dan tidak luntur apabila
terkena air (dapat dilap dengan lap
basah).
- Untuk bagian luar yang langsung
berhubungan dengan cuaca (matahari
dan hujan), digunakan jenis cat yang
tahan terhadap perubahan cuaca
(weathershield).
Disarankan sebelum pengecatan, dinding
dilapisi plamir dengan kualitas baik sehingga
cat tidak mudah mengelupas atau luntur.
12. Cat Kayu/Besi Jenis cat yang digunakan:
- Halus, rata dan berwarna cerah (tidak
kusam).
- Tahan terhadap perubahan cuaca (tidak
mudah mengelupas akibat perubahan
cuaca).
- Cepat kering dan tidak luntur.
Disarankan permukaan bidang yang akan dicat
dilapisi plamir berkualitas baik sehingga cat
tidak mudah mengelupas atau kusam
13. Politur Kayu Jenis politur yang digunakan:
- Halus, rata, cepat kering dan tidak
mudah luntur atau warna pudar.
- Sebelum dipolitur, permukaan kayu
harus diratakan dengan menggunakan
dempul kayu.
Lampiran III – Peraturan Sekjen 12
14. Vernis Digunakan sebagai bahan finishing setelah
dipolitur sehingga lebih mengkilat dan tahan
terhadap cuaca ataupun goresan.
15. Penutup Atap Jenis penutup atap yang digunakan:
- Genteng tanah, seng gelombang, atau
jenis penutup atap yang lain.
- Masing-masing jenis penutup atap harus
memiliki ukuran yang sama, tidak retak
yang menyebabkan bocor atau rembesan
air, tidak mudah pecah dan cukup kuat
menahan injakan kaki pada saat
dikerjakan/dipasang, dan tidak mudah
berjamur/lumut.
16. Penutup Lantai Jenis penutup lantai yang digunakan:
- Keramik, tegel, atau jenis penutup lantai
lainnya yang memiliki kualitas setara,
papan kayu.
- Dipakai kualitas No. 1/kw-1/kw-A
(memiliki ukuran yang seragam/sama,
sudut-sudutnya siku/presisi, permukaan
bidang datar/tidak baling).
17. Kaca Jenis kaca yang digunakan:
- Kaca dengan ketebalan 5 mm, berwarna
bening atau jenis rayban (maks 40%) satu
sisi, permukaan bidang rata/tidak
bergelombang).
18. Kualitas Beton - Untuk beton struktur (sloof, kolom, balok,
dan ringbalk) dingunakan perbandingan
campuran 1 bagian semen : 2 bagian
pasir : 3 bagian kerikil dengan mutu
beton minimal K.175.
- Untuk beton non struktur atau beton
rabat, digunakan perbandingan
campuran 1 bagian semen : 3 bagian
pasir : 5 bagian kerikil dengan mutu
beton minimal K.125.
- Untuk mempercepat proses dan
meningkatkan kualitas pekerjaan,
dimungkinkan pemakaian bahan aditif.
Lampiran III – Peraturan Sekjen 13
c. Pemahaman Tentang Item Pekerjaan Pembangunan
Dalam pembangunan konstruksi gedung/ruang
termasuk pekerjaan rehabilitasi dikenal istilah item
pekerjaan pembangunan, item pekerjaan pembangunan
ini adalah pengelompokan kegiatan yang diklasifikasikan
sesuai komponen-komponen yang ada didalam
konstruksi bangunan. Pemahaman terhadap item
pekerjaan akan mempermudah P2S dalam menyusun
RAB dan menyusun rencana kerja. Item-item pekerjaan
tersebut antara lain adalah:
1) Pekerjaan Persiapan
Pada tahap persiapan ini kegiatan yang
dilaksanakan antara lain adalah:
a) Mempersiapkan gambar dan Jadwal Kerja
b) Pembersihan lokasi (site clearing).
c) Pembuatan bedeng kerja (direksi keet) untuk
gudang bahan dan los kerja untuk melakukan
pembuatan dan perakitan komponen-
komponen bangunan.
d) Membuat papan informasi untuk penempelan
informasi proses pelaksanaan rehabilitasi yang
dipasang di depan direksi keet dan terlindung
dari hujan.
e) Pengukuran bagian-bagian rencana bangunan
(setting out).
2) Pekerjaan Galian dan Urugan Tanah (jika ada)
Pekerjaan galian dan urugan (untuk pemasangan
fondasi) dilaksanakan setelah pengukuran dan
pemasangan bouwplank atau patok (tanda) selesai.
Kedalaman galian tanah untuk pondasi tergantung
struktur kekerasan tanah. Pekerjaan galian dan
urugan tanah ini biasanya dilakukan dengan tenaga
manusia dan dilaksanakan mengikuti tanda/
bouwplank yang sudah dipasang. Pelaksanaan
pekerjaan ini harus hati-hati, terutama apabila ada
dinding atau lantai yang tetap dipertahankan,
untuk itu perlu disiapkan perancah atau penopang
untuk pengamanan konstruksi. Detail pekerjaan
galian dan urugan tanah dapat dilihat pada bagian
Rencana Kerja dan Syarat (RKS).
Lampiran III – Peraturan Sekjen 14
3). Pekerjaan Fondasi (jika ada)
Setelah pekerjaan galian selesai pekerjaan
selanjutnya adalah pemasangan fondasi. Pekerjaan
fondasi memakan biaya yang cukup besar, bila
bangunan baru maka volume pekerjaan fondasi ini
berkisar antara 8-12% dari total biaya
pembangunan, namun setelah selesai tidak terlihat
karena tertimbun didalam tanah. Jenis fondasi
bermacam-macam tergantung dari kondisi tanah
dimana pondasi tersebut akan dibuat.
Jenis fondasi yang paling umum dipakai adalah
fondasi batu kali atau tiang pancang kayu atau
tongkat untuk daerah-daerah tertentu yang kondisi
tanahnya berlumpur atau berair. Detail pekerjaan
fondasi dapat dilihat dalam RKS.
4) Pekerjaan Beton
Bagian-bagian bangunan/ruang yang akan
dibangun yang merupakan pekerjaan beton
terutama adalah sloof, kolom, balok dan balok ring
harus dilaksanakan secara hati-hati sesuai dengan
ketentuan teknis yang berlaku. Campuran yang
dipakai untuk pembuatan beton yaitu Semen, Pasir
dan kerikil dengan perbandingan 1:2:3. Ukuran besi
tulangan sesuai dengan gambar pelaksanaan. Detail
pekerjaan beton dapat dilihat pada RKS.
5). Pekerjaan Pemasangan Dinding
Dinding pada umumnya terbuat dari pasangan batu
bata, namun pada daerah-daerah tertentu dinding
bangunan dapat dibuat dari bahan lain yang
terdapat disekitar lokasi proyek, misalnya papan
kayu, ferosemen/dinding simpai, dinding sandwich
fibersemen, atau bahan yang lainnya.
Pada dasarnya apapun bahan material yang
digunakan untuk pembuatan dinding, semaksimal
mungkin harus dapat memberikan rasa aman dan
nyaman bagi pengguna ruangan tersebut.
Apabila dinding bangunan terbuat dari papan kayu,
maka hendaknya papan-papan kayu tersebut
tersusun dengan rapi, rapat dan kuat sehingga
dapat menciptakan rasa aman dan nyaman bagi
pemakai ruangan tersebut serta dapat mengurangi
kebisingan atau gangguan suara sehingga aktivitas
Lampiran III – Peraturan Sekjen 15
pada masing-masing ruangan tidak saling
mengganggu.
6) Pekerjaan Kusen, Pintu dan Jendela
Pekerjaan kusen dan daun pintu/jendela merupa-
kan bagian bangunan yang dipasang bersama-sama
atau parallel dengan pemasangan dinding, namun
demikian karena sifatnya yang peka terhadap gores
dan air, maka dalam pemasangannya memerlukan
alat-alat bantu dan alat-alat pelindung. Pada saat
pekerjaan fondasi dimulai, sebaiknya kusen pintu
dan jendela sudah mulai dipesan atau diproduksi.
Dengan demikian pada saat dinding mulai
dikerjakan, kusen pintu dan jendela sudah siap
untuk dipasang.
Semua pekerjaan kayu yang dicat, harus dimeni
dan diplamir terlebih dahulu. Pengecatan dilakukan
dengan pelapisan lebih dari satu kali sehinga
diperoleh hasil yang baik, rapi, halus dan rata.
7) Pekerjaan Atap
Penutup atap yang biasa dipakai adalah genteng
tanah (liat), dipasang diatas reng, sedangkan atap
metal (seng gelombang, corrugated sheet, atap multi
roof dll) dipasang diatas rangka atap (biasanya
diatas gording). Bentuk atap jika masyarakat
menghendaki, dapat disesuaikan dengan budaya
daerah masing-masing lokasi sekolah.
8) Pekerjaan Langit-Langit /Plafond
Plafond atau langit-langit adalah bidang penutup
konstruksi atap, sehingga ruang akan terlihat rapih
dan terasa lebih segar karena plafond juga berfungsi
sebagai isolator radiasi panas matahari dari
penutup atap. Ketinggian plafond minimum adalah
3,5 m atau menyesuaikan dengan fungsi ruangan
agar memenuhi kecukupan penghawaan bagi
pengguna ruang yang bersangkutan dan disarankan
untuk dicat dengan warna terang.
Pemasangan plafond hendaknya dilakukan setelah
penutup atap selesai dipasang.
Lampiran III – Peraturan Sekjen 16
9) Pekerjaan Lantai
Lantai pada umumnya berupa permukaan tanah
yang diratakan dan diberi perkuatan, kemudian
dilapisi dengan penutup lantai, lantai bisa berupa
beton rabat (beton tanpa tulangan), plester semen
PC/acian, tegel abu-abu, keramik, lantai papan
kayu, atau bahan lainnya.
Beberapa catatan penting dalam urutan
pelaksanaan pakerjaan lantai antara lain: pekerjaan
lantai dilaksanakan setelah pekerjaan atap, plafond,
plesteran dan acian dinding selesai.
10) Pekerjaan Penggantung dan Pengunci
Pekerjaan penggantung berupa engsel-engsel pintu
dan jendela, sedangkan pengunci adalah grendel,
pengunci untuk pintu, serta hak angin untuk
jendela.
Semua bahan yang digunakan minimal harus
memenuhi syarat kekuatan dan awet sehingga
dapat menahan beban dan berfungsi dalam waktu
cukup lama. Setiap daun pintu/jendela minimal
dipasang 2 (dua) buah engsel dan untuk daun pintu
dipasang 3 (tiga) buah engsel. Pada daun pintu
dipasang pengunci lengkap dengan handelnya (lock
case, back plate, handle), sedangkan pada daun
jendela dipasang grendel dan hak angin. Semua
pekerjaan harus dilakukan dengan rapi sehingga
pintu dan jendela dapat berfungsi dengan
sempurna.
11) Pekerjaan Instalasi Listrik
Pekerjaan instalasi listrik adalah seluruh pekerjaan
yang berkaitan dengan pemasangan kabel-kabel,
lampu-lampu, switch/skaklar dan stop kontak serta
sistim pemutus arus termasuk pentanahannya.
Pada prinsipnya pemasangan instalasi listrik harus
benar-benar memenuhi persyaratan teknis, dan
semua bahan yang digunakan hendaknya
berkualitas cukup sehingga dapat berfungsi dengan
baik dalam waktu cukup lama.
Lampiran III – Peraturan Sekjen 17
12) Pekerjaan Plumbing dan Drainasi (jika ada)
Pekerjaan plumbing dan drainasi disini
dimaksudkan adalah seluruh pekerjaan
pamasangan pipa air bersih dan air kotor dari
wastafel atau zink/bak cuci yang ada di ruang
laboratorium IPA, pemasangan kran-kran dan
wastafel/zink termasuk dalam hal ini adalah
penyaluran air hujan secara sistematis sehingga
tidak mengganggu kenyamanan pemakai atau
merusak konstruksi bangunan.
13) Pekerjaan Finishing dan Perapihan
Pekerjaan finishing meliputi pekerjaan antara lain:
pengecatan dinding, pengecatan plafond,
pengecatan pintu dan Jendela, pengecatan
Listplang, sedangkan pekerjaan perapihan pada
dasarnya merupakan penyempurnaan atau
perapihan pekerjaan yang pada hakekatnya telah
selesai namun masih diperlukan penyempurnaan.
Sebagai contoh, misalnya terdapat pintu yang tidak
dapat dibuka/tutup dengan sempurna, cat yang
masih kurang rata, plesteran retak-retak, plafond
melendut dan sebagainya.
d. Menyusun Rencana Anggaran Biaya (RAB)
Untuk menghitung perkiraan biaya rehabilitasi atau
Rencana Anggaran Biaya (RAB), Panitia Pembangunan
Sekolah harus mempunyai perkiraan volume pekerjaan.
Berdasarkan perkiraan volume setiap item pekerjaan
panitia bisa membuat penyesuaian perhitungan
berdasarkan kondisi maupun bahan-bahan yang
dipakai.
Tahap pekerjaan yang ditempuh untuk mendapatkan
volume pekerjaan adalah sebagai berikut:
1) Merinci seluruh jenis pekerjaan yang akan
dilaksanakan berdasarkan, hasil survai lapangan,
gambar dan spesifikasi teknis/RKS.
2) Mengelompokkan jenis pekerjaan berdasarkan
kelompok pekerjaan sejenis, dimulai dari pekerjaan
persiapan, pekerjaan bongkaran, pekerjaan tanah
dan galian pondasi, pekerjaan struktur, pekerjaan
finishing (lantai, dinding, kusen dan plafond),
pekerjaan atap, pekerjaan M/E dan lain-lain
Lampiran III – Peraturan Sekjen 18
3) Memulai perhitungan jenis pekerjaan di atas dengan
satuan m, m2, m3, kg, buah, unit dan lumpsum
yang didasarkan jenis pekerjaan sesuai dengan
gambar kerja.
4) Daftar harga bahan/material yang dipakai dalam
setiap item pekerjaan yang berlaku disekitar wilayah
dimana pekerjaan dilaksanakan.
5) Rumus perhitungan harga satuan item pekerjaan,
disajikan pada Tabel “Analisa Harga Satuan
Pekerjaan”.
Analisa harga satuan pekerjaan adalah perhitungan
harga satuan setiap jenis pekerjaan dalam satuan
tertentu (m’, m2, m3, kg, buah). Analisis
harga satuan ini terdiri dari analisis harga bahan
bangunan, harga upah dan harga alat bantu yang
disesuaikan dengan banyaknya kebutuhan dalam satu
satuan pekerjaan tersebut. Banyaknya keperluan bahan,
upah dan alat dihitung berdasarkan pada formula SNI
yaitu indeks atau faktor pengali pada masing-masing
jenis satuan pekerjaan.
Panitia bisa menambahkan item analisa di sesuaikan
dengan kondisi dan bahan-bahan yang dipakai
dimasing-masing lokasi pembangunan. Perhitungan
anggaran biaya adalah hasil perkalian antara volume
pekerjaan dengan harga satuan pekerjaan dari masing-
masing jenis pekerjaan. Untuk lebih jelas, pengertian di
atas dapat dijabarkan dalam rumus berikut :
RAB = Volume Pekerjaan x Harga Satuan Pekerjaan
Dengan format yang disediakan, Panitia dapat menyusun
perkiraan biaya dalam format Rencana Anggaran Biaya
(RAB) untuk melaksanakan pekerjaan pembangunan.
e. Menyusun Jadual Pelaksanaan Pekerjaan
Penjadwalan merupakan penerjemahan tahapan-tahapan
pekerjaan konstruksi yang digambarkan dalam skala
waktu. Dalam penyusunan jadwal perlu ditentukan
kapan masing-masing kegiatan dimulai dan diselesaikan,
sehingga pembiayaan dan pemakaian sumber daya dapat
diatur waktunya sesuai keperluannya.
Lampiran III – Peraturan Sekjen 19
Selain itu penjadwalan ini dapat digunakan untuk
pengendalian atau pengawasan pelaksanaan pekerjaan
di lapangan.
Dari beberapa cara yang biasa digunakan untuk
mengontrol dan memonitor kemajuan pekerjaan di
lapangan, salah satu cara yang sederhana dan cukup
dikenal adalah diagram balok (Bar Chart) seperti
dicontohkan berikut:
Tabel 3JADWAL PELAKSANAN PEMBANGUNAN RKB/RBL
Nama Sekolah : .......................................
Desa : .......................................
Kecamatan : .......................................
Kabupaten/Kota : .......................................
Provinsi : .......................................
No. URAIAN PEKERJAAN
B U L A N ke
I II III
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
I Pekerjaan Persiapan
II Pekerjaan Galian dan Urugan
III Pekerjaan Pondasi
IV Pekerjaan Dinding
V Pekerjaan Kusen, Pintu dan
Jendela
VI Pekerjaan Atap
VII Pekerjaan Plafond
VIII Pekerjaan Lantai
IX Pekerjaan Penggantung dan
Pengunci
X Pekerjaan Instalasi Listrik
XI Pekerjaan Instalai Plumbing &
Drainasi
XII Pekerjaan Finishing dan
Perapihan
Lampiran III – Peraturan Sekjen 20
Dalam Tabel 3. diatas bisa dilihat bahwa ada beberapa
pekerjaan yang dilaksanakan dalam waktu bersamaan.
Akan tetapi yang dimaksud adalah misalnya pekerjaan
pondasi dapat dilakukan setelah pekerjaan galian tanah
mencapai hasil tertentu dan tidak harus menunggu
sampai pekerjaan galian tanah selesai semuanya.
Pekerjaan dinding misalnya, dapat dilakukan pada saat
pekerjaan pondasi mencapai hasil tertentu (tidak harus
selesai semuanya). Contoh lain; pembuatan/fabrikasi
kusen pintu/jendela dapat dilakukan lebih awal
sehingga pada saat harus dipasang sudah siap.
Demikian pula pekerjaan-pekerjaan yang lain dapat
dilakukan dengan cara yang sama sehingga tidak saling
ketergantungan satu sama lainnya dan waktu
penyelesaian pekerjaan lebih efisien.
2. Rencana Kerja dan Syarat Teknis
a. Uraian Umum
1) Pengelolaan Pekerjaan
Pengelolaan pekerjaan yang dilakukan oleh pihak
Panitia Pembangunan Sekolah (P2S), meliputi
antara lain mendatangkan semua bahan,
pengerahan tenaga kerja, mengadakan alat bantu
dan sebagainya. Mekanisme pengadaannya
langsung atau tidak langsung termasuk dalam
usaha penyelesaian dan penyerahan pekerjaan
dalam keadaan sempurna dan lengkap. Termasuk
pekerjaan yang tidak ditentukan dengan jelas dalam
persyaratan teknis dan gambar, tetapi masih dalam
lingkup pekerjaan yang harus dilaksanakan sesuai
dengan panduan pelaksanaan kegiatan perluasan
akses, Direktorat Pembinaan SMP, Ditjen Dikdas,
Kemdikbud.
2). Lapangan pekerjaan, termasuk segala sesuatu yang
berada didalamnya diserahkan sebagai tanggung
jawab P2S.
3). P2S harus menyerahkan pekerjaan dengan
sempurna dan dalam keadaan selesai, termasuk
pembersihan lokasi pekerjaan.
4). Pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh P2S secara
swakelola tidak boleh diborongkan kepada pihak
ketiga (pemborong/rekanan) meliputi pekerjaan :
a) Pekerjaan Persiapan, Pembongkaran.
Lampiran III – Peraturan Sekjen 21
b) Pekerjaan Pelaksanaan.
c) Pekerjaan Administrasi dan Pelaporan.
d) Pekerjaan Perawatan, termasuk pembersihkan
lokasi sebelum penyerahan pekerjaan antara
lain pembersihan bahan-bahan bangunan yang
tidak terpakai, sampah, kerusakan-kerusakan
atau hal-hal yang merupakan akibat dari
pekerjaan P2S.
e) Pekerjaan lain yang tercantum ataupun yang
dimaksudkan dalam Juklak, gambar-gambar
dan spesifikasi teknis.
5). Ukuran-Ukuran.
a) Ukuran-ukuran telah ditetapkan seperti dalam
gambar.
b) Jika terdapat perbedaan antara ukuran yang
terdapat didalam gambar utama dengan
ukuran yang terdapat didalam gambar detail,
maka yang mengikat adalah ukuran yang
berada didalam gambar detail.
c) Pengambilan dan pemakaian ukuran-ukuran
yang keliru dan tidak sesuai dengan gambar
perencanaan baik sebelum dan selama
pelaksanaan pekerjaan ini adalah menjadi
tanggung jawab P2S sepenuhnya.
d) Sebagai patokan/ukuran pokok ± 0.00 diambil
dilapangan, yaitu diambil tinggi lantai (± 60 cm
dari muka jalan raya).
e) Ukuran tinggi yang tetap terhadap ukuran
pokok (± 0.00) ditentukan oleh patok yang
sudah ada diatas lahan sekolah, dan tanda
patokan ini harus terlindung dan jangan
sampai berubah.
b. Syarat-syarat Pelaksanaan Teknis Bahan
1). Air.
Untuk seluruh pelaksanaan pekerjaan dipakai air
tawar bersih dan tidak mengandung minyak, asam
alkali, garam, bahan-bahan organis atau bahan-
bahan lain yang merusak bangunan, memenuhi
syarat-syarat pelaksanaan yang ditentukan dalam
PUBI-1970/NI-3.
Lampiran III – Peraturan Sekjen 22
2). Pasir Urug.
Pasir untuk pengurugan, peninggian, dan lain-lain
tujuan, harus bersih dan keras atau memenuhi
syarat-syarat pelaksanaan yang ditentukan dalam
PUBI-1970/NI-3 pasir laut untuk maksud-maksud
tersebut tidak dapat digunakan.
3). Pasir Pasang.
Pasir untuk adukan pasangan, adukan plesteran
dan beton bitumen, harus memenuhi syarat-syarat
pelaksanaan yang ditentukan dalam PUBI-1970/NI-
3. Butiran-butiran harus tajam dan keras, tidak
dapat dihancurkan dengan jari. Kadar lumpur tidak
boleh melebihi 5%. Butiran butirannya harus dapat
melalui ayakan berlubang 3 mm persegi. Pasir laut
tidak boleh digunakan.
4). Portland Cement (PC).
a) Portland Cement (PC) yang digunakan harus PC
sejenis (NI-8) dan masih dalam kantong utuh
atau baru serta memenuhi persyaratan yang
ditentukan dalam SNI 03-2847-2002.
b) Bila mengunakan Portland Cement (PC) yang
telah disimpan lama harus diadakan pengujian
terlebih dahulu oleh laboratorium yang
berkompeten.
c) Dalam pengankutan Portland Cement (PC).
ketempat pekerjaan harus dijaga agar tidak
menjadi lembab, dan penempatannya harus
ditempat yang kering.
d) Portland Cement (PC) yang sudah membatu
(menjadi keras) tidak boleh dipakai.
5). Pasir Beton.
Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih dan
bebas dari bahan-bahan organik lumpur dan
sebagainya. Kadar lumpur tidak boleh melebihi 5%.
6). Koral Beton/Split.
a) Digunakan koral yang bersih, bermutu baik,
tidak berpori serta mempunyai gradasi
kekerasan sesuai dengan syarat-syarat
pelaksanaan Tatacara Perhitungan Struktur
Lampiran III – Peraturan Sekjen 23
Beton untuk Bangunan Gedung SNI 03-2847-
2002.
b) Butiran-butiran split harus dapat melelaui
ayakan berlubang persegi 76 mm dan tertinggal
diatas ayakan berlubang 20 mm.
c) Koral/split hitam mengkilap keabu-abuan.
7). Kayu.
a) Pada umumnya kayu bersifat baik dan sehat
dengan ketentuan, bahwa segala akibat dari
kekurangan-kekurangan yang berhubungan
dengan pemakaian tidak akan merusak atau
mengurangi nilai konstruksi, memenuhi syarat-
syarat pelaksanaan yang ditentukan dalam
Peraturan Perencanaan Kayu Struktur SNI-T-
02-2003.
b) Mutu kayu ada 2 (dua) macam yaitu mutu A
dan mutu B.
c) Yang dimaksud kayu mutu A adalah memenuhi
syarat-syarat pelaksanaan sebagai berikut:
Harus kering udara (kadar lengas 5%).
Besar mata kayu tidak melebihi 1/6 dari
lebar balok dan juga tidak boleh lebih dari
3,5 cm.
Balok tidak boleh mengandung lubang radial
kayu yang lebih besar dari 1/10 dari tinggi
balok.
Retak dalam arah radial tidak boleh melebihi
¼ tebal kayu, dan retak-retak menurut
lingkaran tidak melebihi 1/5 tebal kayu.
Miring arah serat (tangensial) tidak melebihi
1/10.
d) Yang dimaksud dengan kayu mutu B, kayu
yang tidak termasuk dalam mutu A, tetapi
memenuhi syarat-syarat Pelaksanaan sebagai
berikut :
Kadar lengas kayu 30%.
Besar mata kayu tidak melebihi ¼ dari lebar
balok dan juga tidak boleh lebih dari 5 cm.
Lampiran III – Peraturan Sekjen 24
Balok tidak boleh mengandung lubang radial
kayu radial kayu yang lebih besar 1/10 dari
tinggi balok.
Retak dalam arah radial tidak boleh melebihi
1/3 tebal kayu, dan retak-retak menurut
lingkaran tidak melebihi ¼ tebal kayu.
Miring arah serat (tangensial) tidak melebihi
1/7.
8). Beton Non Struktural.
a) Pekerjaan ini meliputi beton sloof, kolom
praktis, beton ring balok untuk pekerjaan
beton bukan struktur, seperti yang ditunjukan
dalam gambar.
b) Mutu campuran beton yang dicapai dalam
pekerjaan non struktur/ struktur pendukung
menggunakan campuran1 Pc : 2 Psr : 3 Split.
hingga setara dengan mutu beton K-175 dan
harus memenuhi persyaratan dalam Tatacara
Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan
Gedung SNI 03-2847-2002.
c) Campuran beton menggunakan perbandingan
volume.
d) Untuk mencapai mutu Beton setara K-175
pada umumnya menggunakan campuran 1 pc:
2 psr: 3 split.
9). Besi Beton.
a) Besi beton yang digunakan mutu U-24, dan
seterusnya sesuai yang ditentukan, yang
penting harus dinyatakan oleh test
laboratorium resmi dan sah.
b) Besi harus bersih dan tidak mengandung
minyak/lemak, asam, alkali dan bebas dari
dari cacat seperti serpi-serpi. Penampung besi
harus bulat serta memenuhi persyaratan NI-2
(PBI-1971).
10). Batu Bata Merah.
Persyaratan bata merah harus melalui persyaratan
seperti tertera dalam NI-10 atau dengan
persyaratan-persyaratan sebagai berikut :
Lampiran III – Peraturan Sekjen 25
a) Bata merah harus satu pabrik, satu ukuran,
satu warna, satu kualitas.
b) Ukuran yang digunakan disesuaikan dengan
ketersediaan di lapangan
c) Penyimpangan terbesar dari ukuran seperti
tersebut diatas adalah panjang maksimal 3%,
lebar maksimal 4% tebal maksimal 5% dengan
selisih maksimal ukuran antara bata terkecil.
d) Warna, satu sama lain harus sama, dan
apabila dipatahkan warna penampang harus
sama merata kemerah-merahan.
e) Bentuk, bidang-bidang harus rata atau rusuk-
rusuknya harus siku atau bersudut 90 derajat.
Bidangnya tidak boleh retak-retak.
f) Suara apabila dipukul oleh benda keras
suaranya nyaring.
g) Pemasangan batu bata setiap maksimal 12 m2
= (3m x 4m) luas bidang harus diberi kolom
praktis.
h) Batako atau batu tela, bisa dipakai sepanjang
dipakai sebagai dinding pengisi yang tidak
bersifat struktural.
11). Multipleks.
Kayu lapis tebal 4 mm, ukuran 120x240 cm,
potongan tepi multipleks rapih tidak ada yang retak.
Permukaan tidak cacat dan bekas dempulan.
12). Keramik.
Ukuran 30 x 30 cm atau 40 x 40 cm untuk lantai
dan 20 x 20 cm untuk meja laboratorium,
Ketebalan minimum 8 mm, Kuat tekan minimu 900
kg/cm, produk roman, diamond, asia tile, mulia
atau yang setara
13). Kaca
Kaca bening, jenis float glass, tebal 5 mm, produk
Sinar Rasa, Asahi Glass atau setara.
Lampiran III – Peraturan Sekjen 26
c. Pekerjaan Galian dan Urugan
Meliputi penggalian tanah untuk pondasi dan pekerjaan
lainnya yang memerlukan penggalian tanah, kemudian
mengurug kembali galian disisi kanan-kiri pondasi atau
bagian lain dari bangunan.
Pengurugan yang tebalnya lebih dari 20 cm harus
dilaksanakan selapis demi selapis setiap 10 cm, dan
setiap lapisan harus dipadatkan menggunakan alat
pemadat (misal mesin compactor) ataupun dikerjakan
secara manual sehingga tidak terjadi penurunan tanah
yang dapat mengakibatkan kerusakan pada pondasi,
seperti pondasi patah/putus, pondasi menggantung,
ataupun kerusakan pada lantai bangunan.
d. Pekerjaan Fondasi dan Beton
1). Lingkup Pekerjaan.
a) Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan seperti dinyatakan
dalam gambar, dengan hasil yang baik dan
rapih.
b) Pengadaan dan pemasangan fondasi batu kali,
pelat fondasi beton beton bertulan, sloof, rollag,
stek besi untuk kolom, dibawah pasangan
dinding batu bata dan selasar.
c) Pengadaan besi beton dan merakit tulangan
untuk sloof, pelat fondasi beton, kolom dan
lain-lain komponen yang ditunjukkan pada
gambar antara lain wastafel, meja
laboratorium, dan lain-lain
2). Syarat-syarat Bahan (lihat syarat-syarat
pelaksanaan teknis bahan).
3). Syarat-syarat Pelaksanaan.
a) Pondasi Batu Kali
Sebelum memasang pondasi, Kondisi
tanah dibawah fondasi perlu mendapat
perhatian, bila kurang baik/berlumpur/
berair, tanah didasar fondasi diperbaiki
dengan urugan sirtu (pasir batu)
Lampiran III – Peraturan Sekjen 27
Agar pondasi benar-benar stabil, maka
galian tanah untuk pondasi harus
mencapai tanah keras dan sekurang-
kurangnya sesuai dengan gambar teknis.
Pada bagian bawah galian diberi lapisan
pasir setebal ± 10 cm, kemudian dihampar
aanstamping (pasangan batu kosong),
baru diatasnya dipasang pondasi batu
dengan menggunakan spesi sebagai
perekat.
b) Beton
Kualitas beton yang digunakan adalah
dengan campuran/perbandingan 1 Pc : 2
Psr : 3 Split hingga mempunyai kekuatan
tekan setara dengan mutu beton K. 175
dan harus memenuhi ketentuan-
ketentuan lain sesuai dengan Peraturan
Beton Bertulang’ 1971 (PBI-1971) dan SK.
SNI. T-15. 1991-03
Pembuatan tulangan untuk batang-batang
yang lurus atau dibengkokkan, (tiap ujung
besi diberi hak/tekukan) sambungan dan
kait-kait dalam pembuatan sengkang-
sengkang harus sesuai dengan
persyaratan yang tercantum pada PBI-
1971 dan SK.SNI.T. T-15. 1991-03
Pemasangan tulangan besi beton harus
sesuai dengan gambar konstruksi.
Tulangan besi beton harus diikat dengan
kawat beton untuk menjamin besi tersebut
tidak berubah anyamannya selama
pengecoran, dan tebal selimut beton ±
2cm.
Pengecoran Beton.
- Cara pengadukan bisa menggunakan
mesin molen atau diaduk dengan cara
manual.
- Sebelum pengecoran, cetakan harus
bersih dari kotoran baik sampah
bekas bekisting maupun kotoran.
Lampiran III – Peraturan Sekjen 28
- Ukuran-ukuran dan ketinggian,
penulangan dan penempatan
penahanan jarak harus selalu
diperiksa sebelum pengecoran
dilaksanakan.
- Pengecoran harus dilakukan sebaik
mungkin dengan menggunakan alat
penggetar untuk menjamin beton
cukup padat dan harus dihindarkan
terjadinya cacat pada beton seperti
kropos yang dapat memperlemah
konstruksi.
- Pekerjaan Bekisting.
- Bekisting harus dipasang sesuai
dengan bentuk dan ukuran-ukuran
yang telah ditetapkan dalam gambar.
- Bekisting harus dipasang sedemikian
rupa dengan perkuatan-perkuatan
cukup kokoh dan dijamin tidak
berubah bentuk dan tetap pada
kedudukan selama pengecoran.
Bekisting harus rapat dan tidak bocor
permukaanya, bebas dari kotoran
seperti serbuk gergaji, potongan-
potongan kayu, tanah dan
sebagainya, agar mudah pada saat
dibongkar tanpa merusak permukaan
beton.
- Pembukaan bekisting baru dilakukan
setelah memenuhi syarat-syarat yang
dicantumkan dalam PBI-1971 dan
SNI.T-15-1991-01.yaitu kurang lebih
21 hari.
4). Syarat-syarat Pengiriman dan Penyimpanan
a) Bahan didatangkan ke tempat pekerjaan dalam
keadaan utuh dan tidak cacat.
b) Bahan harus disimpan ditempat terlindung,
kering, tidak lembab dan bersih sesuai dengan
persyaratan yang telah ditentukan oleh pabrik.
Lampiran III – Peraturan Sekjen 29
c) Tempat penyimpanan harus cukup, bahan
ditempatkan dan dilindungi sesuai dengan
jenisnya.
d) Panitia Pembangunan Sekolah (P2S)
bertanggung jawab terhadap kerusakan selama
pengiriman dan penyimpanan, bila ada
kerusakan P2S wajib mengganti.
5). Syarat-syarat Pengamanan Pekerjaan
a) Beton yang telah dicor dihindarkan dari
benturan benda keras selama 3x24 jam setelah
pengecoran.
b) Beton harus dilindungi dari kemungkinan
cacat yang diakibatkan dari pekerjaan-
pekerjaan lain.
c) Bila terjadi kerusakan, P2S diwajibkan untuk
memperbaiki dengan tidak mengurangi kualitas
pekerjaan.
d) Bagian-bagian beton setelah dicor selama
dalam masa pengerasan harus selalu dibasahi
dengan air terus menerus selama 1 mingu atau
lebih sesuai ketentuan dalam peraturan beton
bertulang, PBI-1971 dan SK.T-15.1991-03.
e. Pekerjaan Dinding
1). Lingkup Pekerjaan.
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja,
bahan dan alat bantu untuk:
a) Pekerjaan pasangan batu bata dinding
bangunan dan didinding didalam ruangan,
b) Pekerjaan pemasangan kolom dan ring balk
beton dan kolom beton praktis dan balok latai,
c) Plesteran dibagian luar dan dalam ruang serta
nat, acian dan sekonengan di seluruh bagian
dinding ruang/bangunan,
d) Peralatan yang diperlukan termasuk alat bantu
dan alat angkut yang diperlukan untuk
melaksanakan pekeerjaan ini sesuai dengan
yang ditentukan.
Lampiran III – Peraturan Sekjen 30
e) Sesuai dengan gambar yang telah disepakati
untuk dilaksanakan.
2). Persyaratan Bahan (lihat syarat-syarat pelaksanaan
teknis bahan).
3). Syarat-syarat Pelaksanaan.
a) Pasangan Bata
Sebagian besar dinding dari batu bata
merah, dengan menggunakan adukan
campuran 1 pc : 4 pasir.
Untuk semua dinding luar maupun dalam,
dilantai dasar maupun lantai tingkat,
mulai dari permukaan sloof/balok sampai
ketinggian 30 cm, diatas permukaan lantai
dan daerah basah digunakan adukan
kedap air dengan campuran 1 pc : 3 pasir.
Sebelum digunakan batu bata merah
harus direndam dalam bak air atau drum
hingga basah merata.
Setelah batu bata merah terpasang dengan
adukan, nat/siar-siar harus dikorek
sedalam 1 cm dan dibersihkan dengan
sapu lidi dan kemudian disiram air.
Pasangan dinding bata sebelum diplester
harus dibasahi dengan air terlebih dahulu
dan siar telah dikorek serta dibersihkan
dari aduk yang tersisa.
Pemasangan dinding dilakukan bertahap,
setiap tahap terdiri maksimum 24 lapis
atau maksimum tinggi 1 m, diikuti dengan
cor kolom praktis.
Bidang dinding ½ bata yang luasnya lebih
besar 9 m2 = (3m x 3m) maksimal 12 m2 =
(3m x 4m) harus ditambahkan kolom dan
balok penguat (kolom praktis) dengan
ukuran 15x15 cm dengan tulangan pokok
4 Ø– 12 m begel Ø 8 – 12 mm, jarak antara
kolom 3-3,5 m.
Bagian pasangan bata yang berhubungan
dengan setiap bagian pekerjaan beton
Lampiran III – Peraturan Sekjen 31
(kolom) harus diberi penguat stek-stek
besi beton Ø – 8 mm, jarak 40 cm, yang
terlebih dahulu ditanam dengan baik pada
bagian pekerjaan beton dan bagian yang
terlebih dahulu ditanam dalam pasangan
bata sekurang-kurangnya 30 cm.
Pasangan batu bata merah untuk dinding
½ batu harus menghasilkan dinding finis
setebal 15 cm dan untuk dinding 1 (satu)
batu finis adalah 25 cm. Pelaksanaan
pasangan harus cermat rapi dan benar-
benar tegak lurus.
b) Pekerjaan Plesteran
Bersihkan permukaan sampai benar-benar
siap menerima adukan plesteran,
singkirkan semua hal yang dapat merusak
atau mengganggu pekerjaan.
Pada permukaan dinding yang akan
diplester, siar-siar sebelumnya harus
dikerok sedalam 1 cm untuk memberikan
pegangan pada plesteran.
Dinding disikat sampai bersih dan disiram
air, barulah plesteran lapis pertama dapat
dikerjakan.
Plesteran kedua berupa acian semen (PC).
Tebal plesteran dinding tidak boleh kurang
dari 1 cm atau lebih dari 2 cm, kecuali
ditetapkan lain.
Pekerjaan plesteran akhir harus lurus,
sama rata, datar, dan tegak lurus.
Untuk bidang yang kedap air/pasangan
dinding batu bata yang dekat dengan
tanah (diatas slof), semua pasangan
dinding batu bata diberi trasram dengan
adukan 1 pc : 3 dengan ketinggian 40 cm
dari permukaan lantai.
Jika hasil plesteran menunjukkan hasil
yang tidak memuaskan, tidak rata, tidak
tegak lurus, bengkok adanya pecahan atau
Lampiran III – Peraturan Sekjen 32
retak, keropos, maka bagian tersebut
harus dibongkar untuk diperbaiki.
P2S bertanggung jawab atas penentuan
prosedur/cara perbaikan dan hal-hal lain
yang terjadi selama pelaksanaan, seperti
plesteran retak, rusak selama waktu
pelaksanaan.
4) Syarat-syarat Pelaksanaan Pengiriman dan
Penyimpanan Barang.
Selain batu bata merah, pasir, batu kali, dan kerikil,
bahan bangunan yang dikirim ke lokasi (site),
terutama semen harus dalam keadaan tertutup atau
dalam dalam kantong yang masih disegel dan
berlabel pabrik, bertuliskan tipe dan tingkatannya,
dalam keadaan tidak cacat. Bahan harus diletakan
ditempat yang kering, berventilasi baik, terlindung,
bersih. terlindung, bersih. P2S bertanggung jawab
atas kerusakan bahan-bahan yang disimpan baik
sebelum dan selama pelaksanaan. Bila ada hal-hal
yang tidak pada tempatnya, bahan rusak P2S harus
mengganti dengan persetujuan Pimpro atau wakil
yang ditunjuk.
5). Syarat-syarat Pelaksanaan Pengamanan Pekerjaan.
Panitia Pembangunan Sekolah (P2S) diwajibkan
melindungi pekerjaan tersebut dari kerusakan.
Apabila terjadi kerusakan pada ruang/gedung
tersebut, P2S diwajibkan untuk memperbaikinya
dengan tidak mengurangi mutu pekerjaan.
f. Pekerjaan Kusen, Pintu, dan Jendela
1). Lingkup Pekerjaan.
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja,
bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu yang
dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini untuk
mendapatkan hasil yang baik. Pekerjaan ini
meliputi:
a) Kusen pintu dan jendela termasuk alat-alat
Bantu dalam pemasangannya di lapangan.
b) Daun pintu (panel pintu) solid dan panel
teakwood dan jendela.
c) Setel pintu dan jendela berikut asesorisnya.
Lampiran III – Peraturan Sekjen 33
2). Persyaratan Bahan.
a) Jenis kayu yang dipakai adalah Kayu Kamper
Samarinda atau Kayu kelas II kering
(diawetkan), mutu A digunakan untuk seluruh
pekerjaan kayu yang disebutkan diatas.
b) Dihindarkan adanya cacat kayu antara lain
yang berupa putik kayu, pecah-pecah, mata
kayu, melintang, basah dan lapuk.
c) Syarat-syarat kelembaban kayu yang dipakai
harus memenuhi syarat PPKI. Untuk kayu
kelas II kering setempat kelembaban tidak
dibenarkan melebihi 12%.
d) Jenis kayu yang dipakai harus sesuai dengan
pekerjaan kayu yang disebutkan diatas,
terkecuali untuk seluruh jenis kayu lain seperti
dinyatakan dalam gambar.
e) Daun pintu dengan konstruksi lapis teakwood,
ukuran disesuaikan dengan gambar-gambar
detail, tidak diperkenankan menggunakan
sambungan, harus utuh untuk dilapis formika,
tebal rangka kayu daun pintu minimum 3,20
cm.
f) Bahan Perekat :
Untuk perekat digunakan lem kayu yang
bermutu baik.
Semua permukaan rangka kayu harus
diserut halus, rata, lurus dan siku.
g) Bahan Finishing, untuk permukaan teakwood
dari cat kayu yang bermutu baik.
3). Syarat-syarat Pelaksanaan.
a) Semua ukuran kayu yang tertera pada gambar
adalah ukuran jadi (sesudah diserut dan
difinishing) dan harus lurus tanpa cacat, tidak
bengkah dan lain-lain, yang dapat menurunkan
kualitas kayu serta kualitas pekerjaan.
b) Untuk semua kayu seperti diuraikan diatas,
dipotong dan diserut dengan kualitas terbaik,
halus dan licin.
Lampiran III – Peraturan Sekjen 34
c) Pelaksanaan pekerjaan harus ditempat yg baik,
ruang yang kering dan terjaga agar tidak
terkena cuaca langsung dan rusak yang
diakibatkan oleh benturan.
d) Harus diperhatikan semua sambungan
siku/sudut untuk rangka kayu dan penguat
lain yang diperlukan hingga terjamin
kekuatannya, dengan memperhatikan/menjaga
kerapihan terutama untuk bidang-bidang yang
tampak, tidak boleh ada lubang-lubang atau
bekas penyetelan.
e) Setelah dipasang, Panitia Pembangunan
Sekolah (P2S) wajib memberikan perhatian
sepenuhnya dan memberikan perlindungan
terhadap benturan benda-benda lain.
f) Bahan kayu halus tidak diperkenankan
dipasang dengan cara dipaku.
g) Permukaan kayu yang terlihat bekas pemakuan
harus didempul atau sejenisnya sehingga
permukaan menjadi rata kembali.
h) Daun pintu teakwood yang dipasang pada
rangka kayu adalah dengan cara dilem,
permukaan jika diperlukan harus
menggunakan sekrup galvanized tanpa
meninggalkan bekas cacat pada permukaan
yang tampak. Khususnya untuk pintu yang
dilapis formica, tata cara merekatkan
digunakan lem pada permukaan bidang dan di
press.
i) Pada bagian daun pintu lapis teakwood harus
dipasang rata tidak bergelombang dan merekat
dengan sempurna
j) Semua pekerjaan kayu harus memenuhi
syarat, jika ada yang tidak memenuhi syarat,
maka P2S harus mengganti atas tanggung
jawabnya.
4). Syarat-syarat Pengiriman dan Penyimpanan Barang.
Bahan harus didatangkan ketempat pekerjaan
dalam keadaan utuh dan tidak cacat/rusak. Bahan
harus disimpan ditempat yang kering, berventilasi
baik, terlindung dari cuaca, benturan-benturan dan
Lampiran III – Peraturan Sekjen 35
bersih. Tempat penyimpanan bahan harus cukup
luas, bahan ditimbun dan dilindungi sesuai dengan
jenisnya.
P2S bertanggung jawab terhadap kerusakan dalam
pengiriman, penyimpanan dan pelaksanaan. Bila
ada kerusakan, P2S wajib menggantinya.
5). Syarat-syarat Pengamanan Pekerjaan.
Bahan-bahan kayu di hindarkan/dilindungi dari
hujan dan terik matahari juga terhadap penggunaan
yang tidak sesuai dengan kebutuhan.
Kayu yang sudah terpasang dilindungi dari
kemungkinan cacat atau rusak yang diakibatkan
dari pekerjaan-pekerjaan lain. Bila terjadi
kerusakan, P2S diwajibkan memperbaikinya dengan
tidak mengurangi kualitas pekerjaan.
g. Pekerjaan Atap
Pekerjaan atap meliputi pembuatan dan pemasangan
kuda-kuda, nok, gording, usuk dan reng, balok tembok
(murplat) dan plisir (lisplank), serta pemasangan
penutup atap (genteng/seng gelombang/atap metal
lainnya, dsb).
Oleh karena lebar ruangan 7 atau 8 m sedangkan kayu
yang ada di pasaran pada umumnya ukuran panjang 4
m, maka diperlukan sambungan pada rangka kuda-
kuda, balok bubungan/nok, maupun gording. Untuk
penyambungan rangka kuda-kuda kayu, yang harus
diperhatikan adalah arah gaya yang terjadi pada masing-
masing batang pada rangka tersebut. Gaya yang terjadi
berupa gaya tekan dan gaya tarik. Pada batang yang
menerima gaya tekan, dapat dibuat sambungan lubang
dan pen. Apabila batang menerima gaya tarik,
sambungan dapat berbentuk sambungan miring berkait
atau menggunakan alat penyambung baut. Untuk
perkuatan pada sambungan kayu disarankan dipasang
plat besi (beugel) dan dibaut.
Ukuran kayu yang digunakan untuk kuda-kuda
umumnya 8/12 cm atau 8/15 cm dan atau disesuaikan
dengan kebutuhan. Untuk usuk umumnya digunakan
kayu berukuran 5/7 cm, dan untuk reng dapat
digunakan kayu ukuran 2/3 cm atau 3/5 cm.
Pemasangan usuk dan reng hendaknya dipasang pada
jarak sesuai dengan kebutuhan. Masing-masing jenis
Lampiran III – Peraturan Sekjen 36
penutup atap memiliki ukuran yang berbeda sehingga
penggunaan ukuran kayu, baik untuk kunda-kuda, nok
dan gording serta jarak usuk dan reng harus
menyesuaikan. Apabila menggunakan penutup atap
standar pabrik/pabrikan, disarankan untuk memeriksa
ketentuan pemasangan usuk dan reng yang tertera pada
brosur.
Beberapa catatan penting dalam urutan pelaksanaan
pakerjaan atap antara lain:
1) Perakitan kuda-kuda harus sudah selesai pada saat
balok ring selesai dicor.
2) Pemasangan rangka atap dilakukan setelah beton
balok ring mengering. Pekerjaan pemasangan atap
ini dilakukan secara berurutan yang dimulai dari
pemasangan kuda-kuda, gording, usuk dan yang
terakhir adalah reng. Untuk jenis atap seng atau
metal sheet yang lain tidak menggunakan usuk dan
reng.
3) Sangat penting penggunaan residu pada rangka
atap agar kayu awet (sebagai anti rayap).
4) Pemasangan penutup atap dapat dilakukan secara
bertahap setelah reng terpasang (untuk penutup
atap genteng), untuk penutup atap jenis seng atau
metal sheet, pemasangan bisa dilakukan setelah
gording terpasang.
h. Pekerjaan Plafond
1). Lingkup Pekerjaan.
a) Termasuk dalam pekerjaan ini adalah
pengadaan tenaga kerja, penyediaan
bahan/material, peralatan serta alat bantu
lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaaan
pekerjaan ini, sehingga pekerjan langit-langit
multiplek dapat dilaksanakan dengan hasil
yang baik dan sempurna.
b) Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah
seluruh ruangan.
c) Pekerjaan ini meliputi pekerjaan pemasangan
plafon multipleks dengan seluruh detail seperti
yang disebutkan/disyaratkan dalam dokumen
gambar.
Lampiran III – Peraturan Sekjen 37
d) Cara pengerjaan, bentuk, volume serta detail
ukuran lainya sesuai dengan yang tercantum
dalam gambar dan RAB.
e) Kecuali ditentukan lain, dalam spesifikasi ini
maka semua pekerjaan maupun tambahan-
tambahan bahan yang berhubungan dengan
pekerjaan ini adalah menjadi tanggung jawab
P2S.
2). Persyaratan Bahan.
a) Bahan yang digunakan adalah multiplek/kayu
lapis dengan ketebalan 4 mm. Bahan-bahan
yang digunakan harus benar-benar halus,
bebas dari cacat kayu yang ada seperti sobek
serat, lubang bekas paku, dll.
b) Ukuran multiplek yang digunakan adalah
modul 60 x 120 cm.
c) Spesifikasi bahan lain yang digunakan seperti
tercantum dalam syarat-syarat teknis bahan
tentang kayu.
d) Bahan rangka penggantung panel multiplek,
dari kayu kelas II mutu A (setempat) kering,
lurus, tidak cacat, bersih dari retakan lubang.
e) Rangka langit-langit yang digunakan adalah
kayu 5/7 untuk balok pembagi dan balok
induk sebagai balok utama adalah 6/12. Dan
rangka ini dicat dengan meni kayu sebanyak 2
x laburan.
f) Semua penggunaan kayu rangka langit-langit
ini harus diberi bahan anti rayap.
3). Syarat-syarat Pelaksanaan.
a) Sebelum dilaksanakannya pemasangan langit-
langit ini, semua pekerjaan lain yang terletak
diatas langit-langit harus sudah terpasang
secara sempurna.
b) Sebelum pekerjaan pemasangan langit-langit
dimulai, diwajibkan mengadakan pengecekan
/pemeriksaan kembali terhadap pekerjaan
yang erat hubungannya dengan pekerjaan
langit-langit ini antara lain instalasi kabel
listrik penerangan dan daya, pemasngan atap
Lampiran III – Peraturan Sekjen 38
dll, diwajibkan adanya kerja sama (koordinasi)
yang baik antara semua unsur Pelaksana
Lapangan.
c) Tepi, sudut tiap potongan multiplek setelah
pemotongan adalah harus rapi dan halus.
d) Jarak antara tiap panel plafon adalah 0,5 cm
(Nat).
e) Sisi bawah dari tiap rangka langit-langit
tersebut harus halus (diserut), agar
pemasangan panel multiplek menjadi rata.
f) Rangka langit-langit yang digunakan adalah
kayu 5/7 untuk balok pembagi dan balok
induk sebagai balok utama adalah 6/12. Dan
rangka ini dicat dengan meni kayu sebanyak 2
x laburan.
i. Pekerjaan Lantai
1). Pekerjaan Dibawah Lantai
a) Lingkup Pekerjaan.
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga,
bahan dan alat-alat bantu yang
dibutuhkan untuk pekerjaan ini untuk
mendapatkan hasil pekerjaan yang baik.
Pekerjaan bawah lantai ini meliputi
seluruh detail yang
disebutkan/ditunjukan dalam gambar
sebagai dasar dari lantai finishing
keramik.
b) Persyaratan Bahan.
Sub-base lantai menggunakan lantai kerja
rabat beton dengan campuran 1 pc : 3 ps :
5 kr.
Bahan-bahan yang dipakai, harus sesuai
dengan persyaratan bahan.
Bahan lain yang tidak terdapat pada daftar
diatas akan tetapi dibutuhkan untuk
menyelesaikan/penggantian dalam
pekerjaan ini harus baru, kualitas terbaik
dari jenisnya.
Lampiran III – Peraturan Sekjen 39
c) Syarat-syarat Pelaksanaan.
Tanah yang akan dijadikan dasar lantai
harus dipadatkan sehingga terdapat
permukaan yang rata dan untuk
memperoleh daya dukung tanah yang
maksimal, dengan menggunakan alat
timbris.
Pasir urug dibawah lantai disyaratkan
harus keras, bersih dan bebas alkali, asam
maupun bahan organik lainnya.
Tebal yang diisyaratkan 10 cm atau
setebal sesuai dengan gambar dan disiram
dengan air kemudian ditimbris untuk
memperoleh kepadatan yang maksimal.
Diatas pasir urug diberi adukan rabat
beton setebal 5 cm dengan campuran 1pc:
3psr: 5krl.
Untuk pasangan diatas plat beton (lantai
tingkat) diberi lapisan plester (screed)
campuran 1 pc: 3 psr setebal 5 cm dengan
memperhatikan kemiringan lantai.
d) Syarat-syarat Penerimaan dan Penyimpanan
Bahan.
Bahan harus didatangkan ketempat
pekerjaan harus berkualitas baik dan
tidak cacat.
Beberapa bahan tertentu masih dalam
kantong/kemasan aslinya yang masih
disegel dan berlabel pabrik.
Bahan harus disimpan ditempat yang
terlindung dan tertutup kering tidak
lembab dan bersih, sesuai persyaratan
yang telah ditentukan.
e) Syarat-syarat Pengamanan Pekerjaan.
Selama 7 hari setelah pekerjaan
dilaksanakan, tempat pelaksanaan
pekerjaan harus dilindungi dari lalu lintas
orang dan barang.
Lampiran III – Peraturan Sekjen 40
P2S diwajibkan melindungi pekerjaan
tersebut dari kerusakan yang diakibatkan
oleh pekerjaan yang lain.
Bila terjadi kerusakan, P2S diwajibkan
untuk memperbaikinya dengan tidak
mengurangi kualitas pekerjaan.
2). Lantai Keramik dan Plint Lantai.
a) Lingkup Pekerjaan.
Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga,
bahan-bahan dan peralatan yang
dibutuhkan untuk terlaksananya
pekerjaan ini, serta mencapai hasil yang
baik.
Pekerjaan keramik pada lantai
dilaksanakan pada seluruh ruangan
termasuk selasar dan meja meja
laboratorium.
Pelaksanaan pekerjaan harus mengacu
pada gambar dan detill yang disebutkan/
ditunjukkan dalam daftar finishing bahan.
b) Persyaratan Bahan.
Lantai Keramik yang digunakan, sesuai
dengan persyaratan bahan
Semen Portland, Pasir dan Air, sesuai
dengan persyaratan bahan
Bahan lain yang tidak terdapat dalam
daftar diatas akan tetapi dibutuhkan
untuk penyelesaian/penggantian
pekerjaan dalam bagian ini, harus
diadakan baru dan berkualitas terbaik
dari jenisnya.
c) Syarat-syarat Pelaksanaan.
Keputusan bahan, jenis warna, tekstur
dan produk akan diambil dalam
musyawarah P2S. Spesifikasi teknis bahan
harus tetap sesuai dengan persyaratan
diatas.
Lampiran III – Peraturan Sekjen 41
Alas dari lantai keramik adalah lantai
beton tumbuk dengan ketebalan 5 cm
sesuai dengan gambar.
Adukan pengikat dengan campuran 1 pc :
3 pasir ditambah bahan perekat, atau
dapat digunakan acian PC ditambah
bahan perekat.
Bidang lantai keramik yang terpasang
harus benar-benar rata, jika dianggap
perlu dengan memperhatikan kemiringan
lantai untuk memudahkan pengaliran air.
Lebar siar-siar harus sama dan kedalaman
maksimum 3 mm membentuk garis lurus
atau sesuai dengan gambar, siar-siar diisi
dengan bahan pengisi berwarna/grout
semen.
Pemotongan keramik harus menggunakan
alat potong khusus sehingga hasil
potongan presisi dan tidak retak-retak.
Keramik yang sudah terpasang harus
dibersihkan dari segala macam noda yang
melekat, sehingga benar-benar bersih.
d) Syarat-syarat Pengiriman dan Penyimpanan
Bahan.
Selain pasir, semen, yang dikirim ke lokasi
pelaksanaan harus dalam keadaan
tertutup, atau kantong yang masih disegel
dan berlabel dari pabrik, bertuliskan tipe
dan tingkatannya, dalam keadaan utuh
dan tidak cacat.
Bahan-bahan diletakkan ditempat yang
kering berventilasi baik, terlindung dan
bersih.
P2S bertangggung jawab atas kerusakan
bahan-bahan yang disimpan baik sebelum
maupun selama pelaksanaan.
Bila ada hal-hal yang tidak pada
tempatnya, bahan rusak dan hilang, P2S
harus menggantinya.
Lampiran III – Peraturan Sekjen 42
e) Syarat-syarat Pengamanan Pekerjaan.
Bahan keramik yang telah terpasang
dihindarkan dari injakan selama 3x 24
jam setelah pemasangan.
Bila terjadi kerusakan P2S diwajibkan
untuk memperbaiki dengan tidak
mengurangi kualitas pekerjaan.
j. Pekerjaan Penggantung, Pengunci, dan Kaca
1) Lingkup Pekerjaan.
a) Termasuk dalam pekerjaan ini adalah
pengadaan tenaga kerja, penyediaan
bahan/material, peralatan serta alat bantu
lainnya yang diperlukan, sehingga pekerjaan
Alat Penggantung dan Pengunci ini dapat
dilaksanakan dengan hasil yang baik dan
sempurna.
b) Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan
penggantung dan pengunci untuk pintu-pintu,
jendela dan tempat lain yang disyaratkan
dalam gambar.
c) Cara pengerjaan, bentuk, volume serta detail-
detail ukuran lainnya sesuai dengan yang
tercantum dalam gambar dan RAB.
d) Kecuali ditentukan lain dalam spesifikasi ini,
maka semua pekerjaan maupun tambahan-
tambahan bahan yang berhubungan dengan
pekerjaan ini adalah menjadi tanggung jawab
P2S.
2). Persyaratan Bahan.
a) Produksi pabrik kualitas baik setara Logo atau
Solid.
b) Kunci 2 (dua) slaag dan berkotak baja, baut-
baut dan ungkitnya terbuat dari stainless steel.
c) Tipe kunci harus sesuai dengan fungsi
ruangannya.
d) Pegangan (handle) dari bahan stainless steel
dan solid nylon, engsel-engsel stainless steel
dengan memakai ring nylon ukuran 3x4 inch.
Lampiran III – Peraturan Sekjen 43
e) Engsel pintu dipakai engsel kupu-kupu,
dipasang sekurang-kurangnya 3 (tiga) buah
untuk setiap daun pintu dan 2 untuk daun
jendela dengan menggunakan sekrup kembang
dengan warna yang sama, jumlah engsel yang
dipasang harus diperhitungkan menurut beban
dan berat daun pintu, setiap engsel memikul
beban maximum 20 kg.
3). Syarat-syarat Pelaksanaan.
a) Pekerjaan harus dilakukan oleh tenaga ahli
yang berpengalaman dalam bidang tersebut.
b) Pelaksana Lapangan harus memberikan contoh
terlebih dahulu untuk disetujui bersama oleh
P2S.
c) Semua kunci, engsel harus dilindungi dan
dibungkus plastik atau tempat aslinya setelah
di coba, pemasangannya dilakukan setelah
bangunan selesai di cat.
d) Sekrup harus cocok dengan barang yang
dipasang, jangan memukul sekrup, cara
menyocokkan hanya diputar sampai ujung,
sekrup yang rusak waktu dipasang harus
dicabut kembali dan diganti.
e) Engsel untuk pintu kayu dipasang 30 cm dari
tepi atas dan bawah sedang untuk engsel ke 3
(tiga) dipasangan ditengah.
f) Semua kunci tanam haru terpasang dengan
kuat pada rangka daun pintu, dipasang
setinggi 90 cm dari lantai atau sesuai gambar.
k. Pekerjaan Instalasi Listrik
1). Lingkup Pekerjaan Listrik.
a) Pekerjaan yang termasuk pekerjaan instalasi
ini merupakan pekerjaan seluruh sistem listrik
secara lengkap, sehingga instalasi ini dapat
bekerja dengan sempurna dan aman.
b) Pekerjaan tersebut harus dapat menjamin
bahwa pada saat penyerahan pertama (serah
terima pekerjaan pertama), instalasi pekerjaan
tersebut sudah dapat dipergunakan.
Lampiran III – Peraturan Sekjen 44
c) P2S dengan di bantu oleh Kepala Pelaksanan
harus mengurus penyambungan daya listrik ke
PLN termasuk pengurusan administrasinya,
semua biaya resmi akan dibayar oleh P2S.
2). Kabel Daya.
a) Instalasi dan pemasangan kabel.
Bahan.
Semua kabel yang akan dipergunakan
untuk instalasi listrik harus memenuhi
peraturan SII dan SPLN. Semua kabel
harus baru dan harus jelas ukuran, jenis
kabel, nomor dan jenis pintalannya.
Semua kabel dengan penampang 6 mm2
keatas harus jenis pilin (stranded) dan
instalasi tidak boleh memakai kabel
dengan penampang lebih lecil dari 2,5
mm2.
Kecuali dipersyaratkan lain, konduktor
yang dipakai adalah dari tipe:
- Untuk instalasi penerangan adalah
NYA/NYM dengan conduit pipa PVC.
- Untuk kabel distribusi digunakan
NYA dan penerangan taman dengan
mengunakan kabel NYFGBY.
Semua kabel NYA yang ditanam di dalam
perkerasan (tembok, jalan, beton dll) harus
berada didalam conduit PVC kelas AW
yang disesuaikan dengan ukurannya, dan
harus diklem.
Splice/pencabangan.
- Tidak diperkenankan adanya “splice”
pencabangan ataupun sambungan-
sambungan baik dalam feeder
maupun cabang-cabang, kecuali pada
outlet atau pada kotak-kotak
penghubung yang bisa dipakai.
- Semua sambungan kabel baik di
dalam junction box, panel ataupun
tempat lainnya harus
Lampiran III – Peraturan Sekjen 45
mempergunakan connector yang
terbuat dari lembaga yang diisolasi
dengan porselen atau bakelit ataupun
PVC, yang diameternya di sesuaikan
dengan diameter kabel.
Bahan isolasi.
Semua bahan isolasi untuk pencabangan,
conection dan lain-lain seperti karet, PVC,
tape sintetis, resin, splice case, komposit
dan lain-lain harus dari tipe yang
disetujui, untuk penggunaan, lokasi
voltage dan lain nya harus dipasang
memakai cara yang disetujui oleh pabrik
atau menurut anjuran yang ada.
b) Penyambungan kabel.
Semua penyambungan kabel harus
dilakukan dalam kotak-kotak
penyambungan yang sudah ditentukan
(misalnya junction box).
Kabel-kabel disambung sesuai dengan
warna atau nama masing-masing, serta
sebelum dan sesudah penyambungan
harus dilakukan pengetesan tahanan
isolasi
Penyambungan kabel tembaga harus
mempergunakan dan dilapisi dengan
timah putih dan kuat.
Penyambungan kabel yang berisolasi PVC
harus diisolasi dengan pipa PVC/protolen
yang khusus untuk listrik.
3) Penerangan dan Stop Kontak.
a) Lampu dan Armatur.
Semua armatur lampu yang terbuat dari
metal harus mempunyai terminal
pentanahan (grounding).
Box tempat ballast, kapasitor, dudukan
stater dan terminal box harus cukup besar
dan dibuat sedemikian rupa sehingga
panas yang ditimbulkan tidak menggangu
Lampiran III – Peraturan Sekjen 46
kelangsung kerja dan unsur teknis
komponen lampu itu sendiri.
Ventilasi didalam box harus dibuat dengan
sempurna. Kabel dalam box harus
diberikan saluran klem-klem tersendiri,
sehingga tidak menempel pada balast atau
kapasitor.
Box terbuat dari plat baja tebal minimum
0,7 mm, dicat dasar tahan karat,
kemudian di cat oven warna putih.
Ballast harus dari jenis “low loss ballast”
dan harus dapat dipergunakan single
lampu balast (satu lampu flourentscent).
b) Stop Kontak Biasa.
Stop kontak biasa yang dipakai untuk
pemasangan di dinding adalah stop kontak
satu phasa, ranting 250 volt, 13 ampere.
c). Stop Kontak Khusus (SKK).
Stop kontak khusus yang dipakai adalah stop
kontak satu phasa, untuk pemasangan rata
dinding dengan ketinggian 120 cm diatas
lantai, SKK harus mempunyai terminal phasa,
netral dan pentanahan.
d). Saklar Dinding.
Saklar harus dari tipe untuk pemasangan rata
dinding, tipe in bouw dengan rating 250 volt,
10 ampere, single gang, double gang.
e). Junction Box Untuk Saklar dan Stop Kontak.
Junction box harus dari bahan metal
dengan kedalaman tidak kurang dari 35
mm.
Kontak dari metal harus mempunyai
terminal pentanahan.
Saklar atau stop kontak dinding terpasang
pada juction box dengan menggunakan
baut atau ditanamkan dalam dinding.
Lampiran III – Peraturan Sekjen 47
f). Kabel Instalasi.
Pada umumnya kabel untuk instalasi
penerangan dari instalasi stop kontak
harus dari kabel inti tembaga dengan
insulasi PVC, satu inti atau lebih (kabel
jenis NYM).
Kabel harus mempunyai penampang
minimal 2,5 mm2.
Kode warna insulasi kabel harus
mengikuti ketentuan PUIL sebagai berikut:
- Fasa 1 : Merah
- Fasa 2 : Kuning
- Fasa 3 : Hitam
- Netral : Biru
- Tanah (ground) : hijau-kuning
- Pipa Instalasi Pelindung Kabel.
Pipa instalasi pelindung kabel feeder yang
dipakai adalah pipa PVC klas AW atau
GIP.
Pipa, elbow, socket, junction box, klem dan
aksesoris lainnya harus sesuai antara satu
dengan yang lainnya, yaitu dengan
diameter minimal ¾“.
Pipa fleksibel harus dipasang untuk
melindungi kabel antara kontak sambung
(junction box) dan armatur lampu.
h). Pengujian (Testing).
Pengujian (testing) dilakukan dan disyahkan
oleh lembaga yang berwenang, pengujian
tersebut meliputi :
Test ketahanan isolasi.
Test kekuatan tegangan impuls.
Test kenaikan temperature.
Test kontinuitas.
Lampiran III – Peraturan Sekjen 48
l. Pekerjaan Plumbing
1). Lingkup Pekerjaan
a). Lingkup Pekerjaan Instalasi Air Bersih.
Pengadaan, pemasangan dan pengujian
secara sempurna unit-unit peralatan
utama yang diperlukan dalam sistem
penyediaan air bersih yaitu instalasi pipa
beserta alat bantunya.
Pengadaan dan pemasangan kran-kran air
terdapat di wastafel dan meja
laboratorium.
Pemasangan dan pengujian pipa-pipa
distribusi kesetiap peralatan sanitasi dan
lain-lain seperti tercantum dalam gambar.
Memperbaiki semua kerusakan, yang
diakibatkan baik oleh bobokan-bobokan,
galian-galian maupun oleh kecerobohan
para pekerja.
Pengujian terhadap kebocoran dan
tekanan dari sistem plambing air bersih
secara keseluruhan dan mengadakan
pengamatan sampai sistem berjalan baik
sesuai dikehendaki yaitu suatu sistem
instalasi yang sempurna dan terpadu.
Sebelum sistem penyediaan air bersih atau
bagian dari sistem ini dipakai harus
dilakukan cara pengurasan yaitu air yang
ada dalam sistem dibuang lebih dahulu.
b) Lingkup Pekerjaan Instalasi Air Kotor.
Pengadaan dan pemasangan pipa beserta
perlengkapannya yang diperlukan dalam
sistem pembuangan, dan semua alat
sanitasi yang ada sampai penyaluran
akhir.
Pengadaan dan pemasangan pipa dari alat
sanitasi sampai keseluruh jaringan air
buangan (riol).
Memperbaiki semua kerusakan, yang
diakibatkan baik oleh adanya bobokan-
Lampiran III – Peraturan Sekjen 49
bobokan, galian-galian maupun oleh
kecerobohan para pekerja.
Pengujian sistem perpipaan terhadap
kebocoran sistem plambing air kotor
secara keseluruhan dan mengadakan
pengamatan sampai sistem bekerja baik.
Pengadaan dan pemasangan instalasi
drainasi dari talang atap sampai kepada
saluran pembuangan diluar lokasi.
2). Persyaratan Pelaksanaan Pekerjaan.
Tata cara pelaksanaan dan petunjuk lain yang
berhubungan dengan peraturan pembangunan yang
berlaku di Republik Indonesia selama pelaksanaan,
kontrak harus betul-betul ditaati.
Persyaratan umum pelaksanaan pekerjaan harus
sesuai dengan pernyataan dalam pasal pekerjaan
plumbing.
Panitia Pembangunan Sekolah (P2S) dianggap telah
cukup mengerti dan mengetahui maksud dari
peraturan-peraturan dan syarat-syarat tersebut
diatas.
a) Persyaratan Instalasi Air Bersih.
Pipa air bersih harus menggunakan pipa
dari bahan PVC tipe D, kualitas baik,
setara dengan produk Rucika atau
Paralon,
Fitting harus dari bahan yang sama
dengan pipa diatas dengan kualitas baik.
Gantungan-gantungan, klem-klem dan
lain-lain, harus terbuat dari bahan yang
sama.
Valve/stop kran untuk instalasi air bersih
harus dipakai mutu yang terbaik/kualitas
no 1 atau setara Produk San-Ei.
Kran-kran harus dipakai yang terbaik,
setara dengan produk San-Ei.
Lampiran III – Peraturan Sekjen 50
Bak kontrol untuk valve/stop kran dibuat
dari pasangan bata dengan adukan kuat
dan ditutup beton
b) Untuk Pekerjaan Instalasi Air Kotor.
Semua pipa air kotor baik pipa utama
maupun pipa cabang terbuat dari bahan
PVC dengan tekanan kerja 10 Kg/Cm2
standar JIS k 674/ kualitas baik, setara
dengan produk Rucika atau Paralon.
Fitting untuk pemipaan ini juga terbuat
dari bahan dan merk yang sama.
Avur dan leher angsa dari bahan stinless
steel kualitas no 1 atau setara dengan
produk San-Ei.
c) Sistem Pemipaan Air Bersih dan Air Kotor.
Sistem penyambungan pipa.
Sambungan pipa PVC untuk air bersih
dengan sambungan lem PVC (Solvent)
untuk pipa diameter 3“ kebawah.
Untuk katup/valve/ stop kran yang
mempunyai 2” ke bawah mengunakan
katup penutup dengan sistem
penyambungan pakai ulir/screwed.
Selanjutnya untuk katup 3/4” kebawah
dipakai katup tipe bola (global).
Yang lebih besar dari 3/4” dipakai katup
pintu (gate valve/stop kran) yang
berkualitas baik.
Pemasangan penyambungan pipa-pipa.
Untuk fitting sambungan harus dari jenis
standar yang dikeluarkan oleh pabrik.
Sistem sambungan bisa memakai Ring
Gaskets/ Rubbert Ring Join, untuk dimensi
2” digunakan lem/solvent semen.
Pemasangan fixtures, fitting dan
sebagainya.
Lampiran III – Peraturan Sekjen 51
Semua Fixtures harus dipasang dengan
baik dan didalamnya bebas dari kotorang
yang akan menggangu aliran atau
kebersihan air dan harus terpasang
dengan kokoh (rigid) ditempatnya dengan
tumpuan yang mantap.
Semua fixtures fitting, pipa-pipa air
pemasangannya harus rapih, kuat dalam
kedudukannya dan tidak mengganggu
pada waktu pemasangan dinding keramik
dan sebagainya. P2S bertanggung jawab
untuk melengkapi jaringan instalasi.
Penggantungan/penumpu pipa/klem-klem.
Semua pipa harus diikat kuat dengan
penggantung atau angker yang kokoh
(rigit), agar inklinasinya tetap. Untuk
mencegah timbulnya getaran,
penggantung, penumpu /klem-klem harus
bahan produksi pabrik (bukan buatan
sendiri).
Penggantung atau penumpu pipa diskrup
terikat pada bagian bangunan dengan
insert/angker yang dipasang pada waktu
pengecoran beton atau ramset dari
fisher.Semua alat-alat penggantung harus
dikerjakan sedemikian rupa sehingga tidak
merusak pipa dan tidak merusak/
meyebabkan turunnya pipa yang
terpasang.
Pipa tegak dalam tembok dan diluar tembok.
Pipa tegak yang menuju ke fixtures harus
dimasukan dalam tembok. Panitia
Pembangunan Sekolah (P2S) harus membuat
alur-alur atau lubang yang diperlukan pada
tembok sesuai dengan kebutuhan pasangan
pipa dan diklem, harus ditutup kembali
sehinga pipa tidak kelihatan dari luar. Cara-
cara penutupan kembali harus seperti semula
dengan penyelesaian yang rapi sehingga tidak
terlihat bekas pasangan.
Pemasangan pipa-pipa harus dilaksanakan
dengan ketentuan sebagai berikut:
Lampiran III – Peraturan Sekjen 52
Pemasangan pipa harus dilaksanakan
sebelum finising dinding /plesteran dan
langit-langit dilaksanakan.
Pemasangan sparing untuk pipa-pipa yang
mungkin akan menembus struktur
bangunan harus dilaksanakan beresama-
sama pada waktu pelaksanaan struktur
yang bersangkutan.
Persilangan antara air bersih dan air
limbah harus dihindarkan.
Pengecatan.
Semua pipa dari besi yang tidak tertanam
didalam tanah/tembok dilapisi dengan cat
anti karat dan tanda arah aliran dipakai
warna biru.
Semua valve/ stop kran harus diberi
tanda yang menyebutkan nomor
identifikasi sesuai dengan fungsinya.
Pengujian.
Setelah semua pipa dan perlengkapannya
terpasang harus diuji dengan tekanan
hidrostatik selama 24 jam terus menurus
tanpa terjadi penurunan tekanan.
Peralatan pengujian ini harus dilakukan
dengan disaksikan oleh pihak yang
dianggap perlu/dikuasakan untuk itu, dan
selanjutnya dibuat Berita Acara.
Dalam pengetesan semua kran-kran harus
dalam keadaan tertutup untuk melihat
kebocoran.
Testing pemipaan harus dilaksanakan
sebelum pipa tertutup dengan tanah
(untuk pipa diluar gedung) atau tertutup
dengan plesteran dinding dan sebelum
langit-langit didaerah tersebut terpasang.
Untuk sistem air kotor, air kotoran, vent
dan air hujan harus diuji terhadap
kebocoran.
Lampiran III – Peraturan Sekjen 53
Apabila terjadi kegagalan dalam pengujian
Panitia Pembangunan Sekolah (P2S) harus
memperbaiki bagian–bagian yang rusak
dan kekurangan-kekurangan yang ada
kemudian melakukan pengujian kembali
sampai berhasil dengan baik.
m. Pekerjaan Perabot
Pekerjaan rehabilitasi adalah termasuk perbaikan
perabot lama atau pembelian perabot baru. Jenis perabot
dan tata letaknya mengacu pada Pembakuan Bangunan
dan Perabot Sekolah Menengah Pertama yang diterbitkan
oleh Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
tahun 2004.
Lampiran III – Peraturan Sekjen 54
Lampiran III – Peraturan Sekjen 55
GAMBAR PROTOTIPEBANGUNAN
57
PROTOTIPE
RANCANGANRUANG KELAS BARU
(RKB)
59
-0.05
200
+3.40
-0.05SELASAR
2
-0.15Rabat Beton
200
60
700
25
0
BANGUNAN DAN PERABOT
STANDARISASI CONTOH DISAIN RG. KELAS/TEORIJUDUL GAMBAR : KODE GAMBAR
B - 1DITJE
+0.20+0.20
Rabat Beton
±0.00R. KELAS
2900 900
-0.15
±0.00R. KELAS
Rabat Beton
R. KELAS±0.00
300300300900
100
1
100
200
60Rabat Beton
-1.10
-1.10
0 1 3 6
SKALA :
POTONGAN B - B
TAMPAK SAMPING KANAN TAMPAK SAMPING KIRI
DENAH RENCANA
TAMPAK DEPAN
TAMPAK BELAKANG ±0.00-0.30
+1.50
+3.40+3.70
+6.11
+6.11
+3.70+3.40
+1.20
-0.30±0.00
+0.20
+0.20-0.15 ±0.00
100 700
±0.00+0.20
900
+3.40
±0.00+0.20
100
-0.15
900
±0.00
900
100
20
02
50
1
DI
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONALN MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANDIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR
REKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA SMP TYPE - A, B & CDIREKTORAT PEMBINAAN SMP
60
DITJEN
NAMA FURNITURE KODE JUMLAHMeja Siswa Tunggal M.01 32 bh
Meja Guru M.07 1 bh
Kursi Siswa K.01 32 bh
Kursi Guru K.05 1 bh
Lemari SImpan L.05 1 bh
Papan Tulis P.01 1 bh
Papan Absen P.10 1 bh
Kotak Sampah KS 2 bh
DAFTAR KEBUTUHAN PERABOT :M.07
K.05
K.01
L.05
P.01
M.01
K.01 P.10
RG. KELAS
M.01
SELASAR
KS
TATA LETAK PERABOT
CONTOH TATA LETAK PERABOT
RUANG KELAS
100 200500
KODE GAMBAR
LI.B-1
JUDUL GAMBAR :
BANGUNAN DAN PERABOT
STANDARISASI
D
MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAHDEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONALKEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANDIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR
IREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
DIREKTORAT PEMBINAAN SMPSMP TYPE - A, B & CSEKOLAH MENENGAH PERTAMA61
ISOMETRI
Ukuran (cm) : Lihat GambarKonstruksi : Kerangka menggunakan sambungan pen dan lubang diperkuat
dengan pasak dan lem kayu. lebar laci cukup untuk menempatkanbuku atau tas. Bagian depan meja diberi penutup dari papan ataumultipleks. Daun meja multipleks diberi list dari kayu keras.
Bahan : Rangka dari kayu, daun dan penutup bagian depan dari papanatau multipleks tebal 18mm kualitas baik (bahan setara). Bilamenggunakan multiplek, semua tepi panil harus difinish dengan listkayu solid, atau ditutup dengan lapisan veneer.
Penyelesaian : Dipolitur atau melamin.
18
TIN
GG
I
30
35
TAMPAK BELAKANG
60
10
60
55
TAMPAK DEPAN
55
60
0 10 20 30 50 cm 50 cm3020100
0 10 20 30 50 cm50 cm3020100
TAMPAK MELINTANGTAMPAK ATAS
MODEL PERABOTJUDUL GAMBAR : KODE GAMBAR
M-01BANGUNAN DAN PERABOT
STANDARISASIDIRE H
D
KTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGADEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONALKEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR
MEJA SISWA TUNGGALSEKOLAH MENENGAH PERTAMADIREKTORAT PENDIDIKAN LANJUTAN PERTAMAIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
62
Ukuran (cm) : Lihat GambarKonstruksi : Sambungan menggunakan paku pen kayu
semua tepi panil dilindungi list kayu keras lacisistem gantung daun laci sebagai tarikan. Lacidipasang sebagai kunci sentral.
Bahan : Panil dari multipleks tebal 18mm ataupapan dan rangka kayu kelas II, dasar laci daritripleks tebal 6 mm, kunci silinder palang dibawah daun meja kayu keras kualitas baik(bahan setara)
Penyelesaian : Dipolitur buram/melamine tipis
73
60
35
120
73
120
73
60
ISOMETRI
TAMPAK BELAKANG
TAMPAK ATAS
TAMPAK DEPAN
TAMPAK SAMPING
0 10 20 30 50 cm 50 cm3020100
0 10 20 30 50 cm50 cm3020100
BANGUNAN DAN PERABOT
STANDARISASI MODEL PERABOTJUDUL GAMBAR : KODE GAMBAR
M-07DIREK H
DI
TORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGADEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONALKEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MEJA KERJADIREKTORAT PENDIDIKAN LANJUTAN PERTAMAREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
63
ISOMETRI
Ukuran (cm) : Panjang Kursi = 38 cmLebar Kursi = 38 cmTinggi dudukan = (Sesuai Tabel)Tinggi Sandaran = (Sesuai Tabel)
Konstruksi : Kerangka menggunakan sambungan Pen dan lubang diperkuatdengan pasak dan lem kayu,sandaran dibentuk bagian belakangrata, bagian depan dibuat melengkung. Dudukan dari kayu yangdibentuk, terdiri dari dua bagian di beri celah dan bagian belakangdiberi coakan.
Bahan : Rangka dari kayu, dudukan dan sandaran dari papan kualitasbaik (bahan setara)
Penyelesaian : Dipolitur atau melamine tipis.
TAMPAK DEPAN
0 10 20TAMPAK SAMPING
47
49
(t)
38
38
38
38
TAMPAK BELAKANG
TAMPAK DEPAN
Tinggi Siswa Tinggi Dudukan (t) Tinggi Sandaran (y)155 cm 40 cm 32 cm160 cm 42 cm 33 cm165 cm 44 cm 34 cm
(y)
(y)
(t)
(t)
(y)
30
DIREK AHK-01
KODE GAMBARJUDUL GAMBAR :
MODEL PERABOTSTANDARISASIBANGUNAN DAN PERABOT
DI
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONALTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENG
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANDIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR
DIREKTORAT PENDIDIKAN LANJUTAN PERTAMA KURSI SISWASEKOLAH MENENGAH PERTAMAREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
64
ISOMETRI
Ukuran (cm) : Lihat GambarKonstruksi : Rangka terbuat dari besi tabung persegi dengan sambungan
las. Sandaran dari kayu keras yang dibentuk, disekrup padakupingan belakang, mampat, rapi tidak goyang. Dudukanrangka kayu ditutup tripleks berlubang Ø 1 dilapis karet busadi bungkus pinil tanpa jahitan. kaki kursi diberi alas/sepatudari kayu dipasang mampat, tidak goyang kedudukannyadan rapi.
Bahan : Rangka besi tabung persegi 2,5x2,5xo,12 besi tabungpersegi 2x4x0,12 atau kayu kelas II. untuk rangka terbuatdari kayu menggunakan sambungan paku/ pen kayu danlem. pinil kualitas baik,multiplek tebal 6mm sekrup kepalaceper (Bahan setara). Bila menggunakan bahan multiplekbagian tepi keliling harus berupa kayu solid dengan lebar ± 5cm.
Penyelesaian : Dicat duco/politur, sandaran politur buram/melamine tipis.
TAMPAK DEPAN TAMPAK SAMPING
45
80
40
40
TAMPAK ATAS
47
3020100
39
4042
25
15
3
1.5
DIRE H K-05
KODE GAMBARJUDUL GAMBAR :
MODEL PERABOTSTANDARISASIBANGUNAN DAN PERABOT
DI
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
KTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAKEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR
DIREKTORAT PENDIDIKAN LANJUTAN PERTAMA KURSI KERJASEKOLAH MENENGAH PERTAMAREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
65
10
30
34
80
40
TAMPAK SAMPING
ISOMETRI
TAMPAK DEPAN
126
0 10 20 30
Ukuran (cm) : Lihat GambarKonstruksi : Semua sisi dilengkapi dengan kayu tipis (list).
Lemari mempunyai sekat mendatar yangdapat dilepas, lemari dengan pintu sorongyang bergerak licin di atas rel plastik, pintudilengkapi dengan tarikan tanam dari metalatau ebinit, dan dipasang kunci silinder. Panilbelakang dari triplek 0,6 cm.
Bahan : Multiplek atau papan kayu kelas II.Palang di bawah kayu keras berkualitas baik(bahan setara).
Penyelesaian : Dipolitur buram dan melamin tipis.
3020100
GESER
GESER
22
2
BANGUNAN DAN PERABOT
STANDARISASI MODEL PERABOTJUDUL GAMBAR : KODE GAMBAR
L-05DIRE H
DI
KTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGADEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
DIREKTORAT PENDIDIKAN LANJUTAN PERTAMA
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANDIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR
REKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA LEMARI ADMINISTRASI66
240
DITJ P-01
KODE GAMBARJUDUL GAMBAR :
MODEL PERABOTSTANDARISASIBANGUNAN DAN PERABOT
TAMPAK DEPAN
0 10 20 30 50 cm
ISOMETRI
Ukuran (cm) : Lihat GambarKonstruksi : Papan dibuat dari multipleks 18mm dilapis
dengan bahan "Green Enamell Steel" dilempada permukaannya, papan diperkuat denganrangka Aluminium 1,6x2. Papan dilengkapitempat kapur dari Aluminium ukuran,6cmx2,5cmx244cm Papan dipasang padadinding dengan penggantung tanam sebanyak4 buah.
2
8
6
4
120
D
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONALEN MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANDIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR
DIREKTORAT PEMBINAAN SMP PAPAN TULIS GANTUNGSEKOLAH MENENGAH PERTAMAIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
67
TAMPAK DEPAN
(.........................)
Wali Kelas
Tgl. ...........
TANPA KETERANGAN
SAKIT
IZIN
HADIR
JML.PLJUMLAH SISWA
KELAS :.......................
SMP NEGERI MERDEKA
ISOMETRI
Ukuran (cm) : Lihat GambarKonstruksi : Papan diberi tempat gantunganBahan : Papan Kayu atau Multiplek 18mmPenyelesaian : Politur atau cat duco putih tipis
40
60
BANGUNAN DAN PERABOT
STANDARISASI MODEL PERABOTJUDUL GAMBAR : KODE GAMBAR
P-10DITJE
D
N MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAHDEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONALKEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANDIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA PAPAN ABSENSIDIREKTORAT PEMBINAAN SMPIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
69
PROTOTIPE
RANCANGANRUANG PERPUSTAKAAN
71
POTONGAN A-A
DENAH RENCANA
B
300
+3.40+3.40RG. ADM.
25
0
30
0
70
0TAMPAK SAMPING KIRITAMPAK DEPAN TAMPAK SAMPING KANAN
BANGUNAN DAN PERABOT
STANDARISASICONTOH DISAIN PERPUSTAKAAN
JUDUL GAMBAR : KODE GAMBAR
C - 2DITJEN
Rabat Beton
100 -0.25
100 450 750
±0.00R. SIMPAN
+3.40 +3.40
-0.05±0.00-0.15TAMPAK BELAKANG-1.10
+6.11
+3.70+3.40
+6.11
+3.70+3.40
+1.50
±0.00
±0.00
450100 750
60
-0.15
200
±0.00±0.00
-0.05
Rabat Beton -0.1560
SELASAR
200
SKALA :
410 2
ARUANG MEDIA
A±0.00
±0.0020
0 RG. BACA/KOLEKSI/ REFERENSI
250
40
0
-0.30
+1.20
±0.00-0.30-1.10
700100 200
POTONGAN B-B
100
300
B
D
MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
DIREKTORAT PEMBINAAN SMP
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANDIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA SMP TYPE - C & C1IREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
72
NAMA FURNITURE KODE JUMLAHMeja Baca Individu M.03 6 bh
Meja Baca Kelompok M.04 10 bh
Meja Serbaguna M.05 1 bh
Meja Kerja M.07 1 bh
Meja Sirkulasi M.10 1 bh
Meja Ketik M.12 1 bh
Kursi Siswa K.01 28 bh
Kursi Putar K.03 1 bh
Kursi Kerja K.05 1 bh
Lemari Buku L.01 6 bh
Lemari Katalog L.11 1 bh
Lemari Kardek L.12 1 bh
Rak Tas/Barang R.01 3 bh
Rak Buku Satu Muka R.02 3 bh
Rak Buku Dua Muka R.03 2 bh
Rak Majalah R.06 1 bh
Rak Atlas R.07 1 bh
Rak Ensiklopedi R.08 1 bh
Rak Koran R.09 1 bh
Rak Dorong R.10 2 bh
Papan Tulis Gantung P.04 1 bh
Papan Pameran P.08 1 bh
Kotak Sampah KS 1 bh
DAFTAR KEBUTUHAN PERABOT :
R.10
L.01M04
M04
K.01L.01
K.01
K.01
M.05
M04
RUANG MEDIA
P.04
R.10
R.01
K.01
M04
CONTOH TATA LETAK PERABOT
PERPUSTAKAAN DAN MEDIA
100 200500
KODE GAMBAR
LI.C-2
JUDUL GAMBAR :
BANGUNAN DAN PERABOT
STANDARISASIDITJE
R.02
R.02
R.03
M.07K.01
R.09
R.07
R.08
R.03M.03
K.01L.01
L.01
M.03 R. SIMPAN
K.05
R01
R01
R.02
L.12
M10 K.01
L.11
R.06
M04
M04
K.01
K.01
P.08L.01
L.01
M04
K.01
K.01
KS
RG. BACA/KOLEKSI/ REFERENSI
SELASAR
M12
RG. ADM.
K.03
TATA LETAK PERABOT
D
N MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAHDEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONALKEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANDIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR
SEKOLAH MENENGAH PERTAMADIREKTORAT PEMBINAAN SMP
SMP TYPE - C & C1IREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
73
ISOMETRI
Ukuran (cm) : Lihat GambarKonstruksi : Sambungan semua tepi panil dilindungi dengan
kayu tipis, rangka penguat dari kayu keraskualitas baik.
Bahan : Panil dari multipleks tebal 18mm ataupapan kayu kelas II (bahan setara). Bilamenggunakan multiplek, semua tepi panilharus difinish dengan list kayu solid, atauditutup dengan lapisan veneer.
Penyelesaian : Dipolitur buram/melamine tipis.
68
70
73
3025 10
15
45
65
65
TAMPAK DEPAN TAMPAK SAMPING
0 10 20 30 50 cm50 cm3020100
14
1
DDIREK H
M-03
KODE GAMBARJUDUL GAMBAR :
MODEL PERABOTSTANDARISASI
BANGUNAN DAN PERABOTD
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONALTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGA
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANDIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR
IREKTORAT PENDIDIKAN LANJUTAN PERTAMAMEJA BACA INDIVIDUSEKOLAH MENENGAH PERTAMA
IREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
74
ISOMETRI
Ukuran (cm) : Lihat GambarKonstruksi : Semua Panil dilindungi kayu list dari kayu keras
Rangka/kaki dari besi tabung persegi dengan sambunganlas. Daun meja diskrupkan pada rangka besi tabung.daun rata, rapi, kaki meja dipasang sepatu dari kayu(pasak) kuat mampat.
Bahan : Kaki besi tabung persegi 2x4x0,12 Daun meja darimultiplek 18mm lapis teak wood, dilist tepi dengan kayukeras kualitas baik (bahan tidak mengikat)
Penyelesaian : Dipolitur buram/melamine tipis.
70
47
04
70140
140 140
TAMPAK BELAKANG
TAMPAK ATAS
TAMPAK DEPAN
TAMPAK SAMPING
0 10 20 30 50 cm 50 cm3020100
0 10 20 30 50 cm50 cm3020100
70
DITJE HM-04
KODE GAMBARJUDUL GAMBAR :
MODEL PERABOTSTANDARISASIBANGUNAN DAN PERABOT
D
DIREKTORAT PEMBINAAN SMPDEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONALN MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGA
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANDIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR
MEJA BACA KELOMPOKSEKOLAH MENENGAH PERTAMAIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
75
Ukuran (cm) : Lihat Gambar.Konstruksi : Menggunakan sambungan pen dan lubang
diperkuat dengan pasak dan lem kayu.Bahan : Kerangka dari kayu kelas II, daun meja
dari kayu kelas II, lapis formika (bahan setara).Penyelesaian : Rangka dipolitur atau lapis cat.
87
70
140
140140
63
70
ISOMETRI
TAMPAK BELAKANG
TAMPAK ATAS
TAMPAK DEPAN
TAMPAK SAMPING
0 10 20 30 50 cm 50 cm3020100
0 10 20 30 50 cm50 cm3020100
78
BANGUNAN DAN PERABOT
STANDARISASI MODEL PERABOTJUDUL GAMBAR : KODE GAMBAR
M-05DIREKT AHDD
ORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGDEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONALKEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANDIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MEJA SERBAGUNAIREKTORAT PENDIDIKAN LANJUTAN PERTAMAIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
76
Ukuran (cm) : Lihat GambarKonstruksi : Sambungan menggunakan paku pen kayu
semua tepi panil dilindungi list kayu keras lacisistem gantung daun laci sebagai tarikan. Lacidipasang sebagai kunci sentral.
Bahan : Panil dari multipleks tebal 18mm ataupapan dan rangka kayu kelas II, dasar laci daritripleks tebal 6 mm, kunci silinder palang dibawah daun meja kayu keras kualitas baik(bahan setara)
Penyelesaian : Dipolitur buram/melamine tipis
73
60
35
120
73
120
73
60
ISOMETRI
TAMPAK BELAKANG
TAMPAK ATAS
TAMPAK DEPAN
TAMPAK SAMPING
0 10 20 30 50 cm 50 cm3020100
0 10 20 30 50 cm50 cm3020100
BANGUNAN DAN PERABOT
STANDARISASI MODEL PERABOTJUDUL GAMBAR : KODE GAMBAR
M-07DIREK AH
DD
TORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGDEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANDIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MEJA KERJAIREKTORAT PENDIDIKAN LANJUTAN PERTAMAIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
77
Ukuran (cm) : Lihat GambarKonstruksi : Meja dikonstruksi dari bahan panil kayu atau
multipleks, meja dibagi menjadi 2 dan diberi laciseperti pada gambar.
Bahan : Panil kayu solid atau Multiplek tebal18mm (bahan setara), untuk multiplek semuabagian tepi dilindungi dengan list kayu ataulapisan veneer.
Penyelesaian : Dipolitur/melamine tipis.
50 cm3020100
TAMPAK DEPAN
64
100
90
100 100
40
60 40100
10
40
90
90
10
64 602 2
100
90
ISOMETRI
TAMPAK BELAKANGTAMPAK ATAS TAMPAK SAMPING
0 10 20 30 50 cm0 10 20 30 50 cm
50 cm3020100
"A"
50 cm3020100
POTONGAN-A
BANGUNAN DAN PERABOT
STANDARISASI MODEL PERABOTJUDUL GAMBAR : KODE GAMBAR
M-10DIREK GAH
DDI
TORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENDEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
IREKTORAT PENDIDIKAN LANJUTAN PERTAMA
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANDIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR
REKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MEJA SIRKULASI78
TAMPAK ATAS
0 10 20 30 50 cm
ISOMETRI
Ukuran (cm) : Lihat GambarKonstruksi : Sambungan menggunakan paku/pen kayu,
semua tepi panil dilindungi lis kayu keras, lacisistem gantung daun laci sebagai tarikan. Lacidipasang kunci sentral.
Bahan : Panil kayu atau multiplek tebal 18mm.Dasar laci dari tripleks tebal 6mm kunci sentralsilinder (bahan setara)
Penyelesaian : Dipolitur atau melamin tipis
12
65
60
12
60
6550
12
65
60
50
50 cm3020100
TAMPAK DEPAN
TAMPAK BELAKANG
0 10 20 30 50 cm
50 cm3020100
TAMPAK SAMPING
BANGUNAN DAN PERABOT
STANDARISASI MODEL PERABOTJUDUL GAMBAR : KODE GAMBAR
M-12DIREK GAH
D
TORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENDEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONALKEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANDIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MEJA KETIKDIREKTORAT PENDIDIKAN LANJUTAN PERTAMAIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
79
ISOMETRI
Ukuran (cm) : Panjang Kursi = 38 cmLebar Kursi = 38 cmTinggi dudukan = (Sesuai Tabel)Tinggi Sandaran = (Sesuai Tabel)
Konstruksi : Kerangka menggunakan sambungan Pen dan lubang diperkuatdengan pasak dan lem kayu,sandaran dibentuk bagian belakangrata, bagian depan dibuat melengkung. Dudukan dari kayu yangdibentuk, terdiri dari dua bagian di beri celah dan bagian belakangdiberi coakan.
Bahan : Rangka dari kayu, dudukan dan sandaran dari papan kualitasbaik (bahan setara)
Penyelesaian : Dipolitur atau melamine tipis.
TAMPAK DEPAN
0 10 20TAMPAK SAMPING
47
49
(t)
38
38
38
38
TAMPAK BELAKANG
TAMPAK DEPAN
Tinggi Siswa Tinggi Dudukan (t) Tinggi Sandaran (y)155 cm 40 cm 32 cm160 cm 42 cm 33 cm165 cm 44 cm 34 cm
(y)
(y)
(t)
(t)
(y)
30
DDIREK AH
K-01
KODE GAMBARJUDUL GAMBAR :
MODEL PERABOTSTANDARISASIBANGUNAN DAN PERABOT
DI
IREKTORAT PENDIDIKAN LANJUTAN PERTAMADEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONALTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENG
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANDIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR
KURSI SISWASEKOLAH MENENGAH PERTAMAREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
80
ISOMETRI
Ukuran (cm) : Lihat GambarKonstruksi : Rangka kaki dari besi tabung bulat dengan
sambungan las. dudukan dari kayu keras kualitas baiktebal 2cm dibentuk bulat dengan bagian tengahcembung, bagian tengah dibuat lubang 4 bh Ø 1,5.Dudukan disekrup pada rangka besi dengan baik rata,tidak goyang. kaki diberi sepatu karet hitam kwalitasbaik.
Bahan : Rangka Kaki dari besi atau kayu kelas II,Dudukan dari kayu kelas II, rangka kaki dari bahankayu dapat menggunakan sambungan paku/pen danlem.
Penyelesaian : Rangka di cat besi semprot atau politur, dudukandipolitur atau melamine tipis.
TAMPAK DEPAN
0 10 20
TAMPAK SAMPING1
3
40
28
42
28
30
3020100
DDIREKT AH
K-03
KODE GAMBARJUDUL GAMBAR :
MODEL PERABOTSTANDARISASIBANGUNAN DAN PERABOT
DI
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONALORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENG
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANDIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR
IREKTORAT PENDIDIKAN LANJUTAN PERTAMA KURSI BULAT PENDEKSEKOLAH MENENGAH PERTAMAREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
81
ISOMETRI
Ukuran (cm) : Lihat GambarKonstruksi : Rangka terbuat dari besi tabung persegi dengan sambungan
las. Sandaran dari kayu keras yang dibentuk, disekrup padakupingan belakang, mampat, rapi tidak goyang. Dudukanrangka kayu ditutup tripleks berlubang Ø 1 dilapis karet busadi bungkus pinil tanpa jahitan. kaki kursi diberi alas/sepatudari kayu dipasang mampat, tidak goyang kedudukannyadan rapi.
Bahan : Rangka besi tabung persegi 2,5x2,5xo,12 besi tabungpersegi 2x4x0,12 atau kayu kelas II. untuk rangka terbuatdari kayu menggunakan sambungan paku/ pen kayu danlem. pinil kualitas baik,multiplek tebal 6mm sekrup kepalaceper (Bahan setara). Bila menggunakan bahan multiplekbagian tepi keliling harus berupa kayu solid dengan lebar ± 5cm.
Penyelesaian : Dicat duco/politur, sandaran politur buram/melamine tipis.
TAMPAK DEPAN TAMPAK SAMPING
45
80
40
40
TAMPAK ATAS
47
3020100
39
4042
25
15
3
1.5
DIREK H K-05
KODE GAMBARJUDUL GAMBAR :
MODEL PERABOTSTANDARISASIBANGUNAN DAN PERABOT
DI
DIREKTORAT PENDIDIKAN LANJUTAN PERTAMADEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
TORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAKEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASARREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
KURSI KERJASEKOLAH MENENGAH PERTAMA82
Ukuran (cm) : Lihat GambarKonstruksi : Bagian bawah pintu panil sorong dengan rel plastik dilengkapi
dengan tarikan tanam dan kunci, Bagian atas pintu kaca beningdibingkai kayu. Lemari mempunyai 4 buah sekat hidup. 3 buahsekat dipasang di atas dan 1 di bawah. sekali dapatdipindahkan.
Bahan : Kayu/ Kayu lapis (Multiplek) tebal 18mm, kaca bening0,3, tarikan tanam metal/ebonit silinder di bawah kayu kerasberkualitas baik (bahan setara). Bila memakai multiplek, semuatepi panil harus difinish dengan list kayu solid atau di tutuplapisan veneer.
Penyelesaian : Dipolitur buram dan melamin tipis palang dibawah diberi warnahitam buram
50 cm3020100
TAMPAK SAMPING180
180
60
40
120
82
50
ISOMETRI
TAMPAK DEPAN
0 10 20 30 50 cm
BANGUNAN DAN PERABOT
STANDARISASIMODEL PERABOT
JUDUL GAMBAR : KODE GAMBAR
L-01DIREK AH
DDI
TORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGDEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONALKEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANDIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA LEMARI BUKUIREKTORAT PENDIDIKAN LANJUTAN PERTAMAREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
83
Ukuran (cm) : Lihat GambarKonstruksi : Disesuaikan dengan bahanBahan : Rangka meja besi/kayu, multipleks atau
papan kayu kelas II (bahan setara). Bilamenggunakan multiplek, semua tepi panilharus difinish dengan list kayu solid, atauditutup dengan lapisan veneer.
Penyelesaian : Dipolitur buram/melamine tipis.
80
4587
2 15.5 15.52 2 15.515.52 15.52 2
50 cm3020100
TAMPAK SAMPING
ISOMETRI
TAMPAK DEPAN
0 10 20 30 50 cm
22
7 80
22
40
5,5
10,5
6
15,5
BANGUNAN DAN PERABOT
STANDARISASI MODEL PERABOTJUDUL GAMBAR : KODE GAMBAR
L-11DIREK AH
DDI
TORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGDEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONALKEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANDIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA LEMARI KATALOGIREKTORAT PENDIDIKAN LANJUTAN PERTAMAREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
84
Ukuran (cm) : Lihat GambarKonstruksi : Lihat GambarBahan : Rangka Meja besi/kayu, multipleks atau papan
kayu kelas II (bahan setara). Bila menggunakanmultiplek, semua tepi panil harus difinish dengan listkayu solid, atau ditutup dengan lapisan veneer.
Penyelesaian : Di Politur / Cat
100 cm60200
58
2 222
2
5
2
5
2
55
2
58
45
TAMPAK SAMPING ISOMETRITAMPAK DEPAN
0 20 60 100 cm
DIREK AHL-12
KODE GAMBARJUDUL GAMBAR :
MODEL PERABOTSTANDARISASIBANGUNAN DAN PERABOT
DI
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONALTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENG
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANDIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR
DIREKTORAT PENDIDIKAN LANJUTAN PERTAMA LEMARI KARDEKSEKOLAH MENENGAH PERTAMAREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
85
Ukuran (cm) : Lihat GambarKonstruksi : Semua tepi panel dilindungi list kayu kerasBahan : Multiplek 18MM atau papan kayu kelas II
(bahan setara)Penyelesaian : Di politur buram/melamine tipis.
34
180
180
34
40
7
100
34
34
34
2
2525 2525
50 cm3020100
TAMPAK SAMPING ISOMETRITAMPAK DEPAN
0 10 20 30 50 cm
BANGUNAN DAN PERABOT
STANDARISASI MODEL PERABOTJUDUL GAMBAR : KODE GAMBAR
R-01DIREK AHD
TORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGDEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONALKEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANDIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA RAK TASDIREKTORAT PENDIDIKAN LANJUTAN PERTAMAIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
86
Ukuran (cm) : Lihat GambarKonstruksi : Rak dikonstruksi dari panil yang dilindungi dengan list
kayu. Rak dibagi dua dengan sekat tegak, masing -masing bagian mempunyai 5 buah papan rak yangdapat diatur, ketinggianya. Rangka penguat dari kayukeras kualitas baik.
Bahan : Multiplek tebal 18mm atau bahan kayu kelas II(bahan setara)
Penyelesaian : Panil dipolitur buram/melamine tipis.
30
30
402
7
230
22
230
30
221
180
120
PAPAN t=2cm
TRIPLEKS 4mm
50 cm3020100
TAMPAK SAMPING
ISOMETRI
TAMPAK DEPAN
0 10 20 30 50 cm
BANGUNAN DAN PERABOT
STANDARISASI MODEL PERABOTJUDUL GAMBAR : KODE GAMBAR
R-02DIREK AH
DDI
TORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGDEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONALKEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANDIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA RAK BUKU SATU MUKAIREKTORAT PENDIDIKAN LANJUTAN PERTAMAREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
87
Ukuran (cm) : Lihat GambarKonstruksi : Rak dikonstruksi dari panil yang dilindungi dengan
list kayu. Rak dibagi dua dengan sekat tegak,masing - masing bagian mempunyai 5 buah papanrak yang dapat diatur, ketinggiannya. Rangkapenguat dari kayu keras kualitas baik.
Bahan : Multiplek 18mm atau bahan kayu kelas II(bahan setara)
Penyelesaian : Panil dipolitur buram di melamine tipis.
30
18
0
30
60
2
7
120
30
22
2
30
30
1
22
50 cm3020100
TAMPAK SAMPINGISOMETRI
TAMPAK DEPAN
0 10 20 30 50 cm
BANGUNAN DAN PERABOT
STANDARISASI MODEL PERABOTJUDUL GAMBAR : KODE GAMBAR
R-03DIREK AH
D
TORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGDEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONALKEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANDIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA RAK BUKU DUA MUKADIREKTORAT PENDIDIKAN LANJUTAN PERTAMAIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
88
Ukuran (cm) : Lihat GambarKonstruksi : Rak dikonstruksi dari bahan panil. Rak dibagi menjadi 5
bagian sisi depan dibuat miring seperti pada gambar.Bahan : Kaki/alas besi atau kayu. Panil kayu atau multiplek
tebal 18 (bahan setara). Semua bagian tepi panil dilapisilist kayu solid atau lapis veneer.
Penyelesaian : Bahan kayu politur.
83 8 8 8
15
0
15
0
40
433
095
5
50 cm3020100
TAMPAK SAMPING ISOMETRITAMPAK DEPAN
0 10 20 30 50 cm
BANGUNAN DAN PERABOT
STANDARISASI MODEL PERABOTJUDUL GAMBAR : KODE GAMBAR
DIREKT AHDDI
ORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGDEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONALKEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANDIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA RAK MAJALAHR-06IREKTORAT PENDIDIKAN LANJUTAN PERTAMAREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
89
Ukuran (cm) : Lihat GambarKonstruksi : Rak menggunakan konstruksi rangka dari kayu di bagi
menjadi 5 bagian dan bagian sisi samping dan belakangditutup dengan triplek seperti pada gambar.
Bahan : Kaki/alas besi atau kayu. Panil kayu atau multiplek12mm (bahan setara). Bila memakai multiplek semua tepipanil dilindungi kayu tipis atau dilapis dengan veneer.
Penyelesaian : Bahan besi cat, daun rak di politur atau melamine tipis,bahan kayu lain nya dipolitur.
10
5
41
41
553 371
102
10
10
10
10
61
5
66
643 3
50 cm3020100
TAMPAK SAMPING
ISOMETRI
TAMPAK DEPAN
0 10 20 30 50 cm
BANGUNAN DAN PERABOT
STANDARISASI MODEL PERABOTJUDUL GAMBAR : KODE GAMBAR
R-07DIREK AHDD
TORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGDEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONALKEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANDIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA RAK ATLASIREKTORAT PENDIDIKAN LANJUTAN PERTAMAIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
90
Ukuran (cm) : Lihat GambarKonstruksi : Rak menggunakan konstruksi rangka dari kayu di bagi
menjadi 2 bagian dan bagian sisi samping rak belakangditutup dengan triplek seperti pada gambar.
Bahan : Kayu atau papan atau multiplek 18mm (bahansetara). Bila memakai multiplek semua tepi panildilindungi list kayu tipis atau dilapisi dengan veneer.
Penyelesaian : Politur atau Cat.81
81
41
41
42
41
572 2
52 26
50 cm3020100
TAMPAK SAMPING
ISOMETRI
TAMPAK DEPAN
0 10 20 30 50 cm
BANGUNAN DAN PERABOT
STANDARISASI MODEL PERABOTJUDUL GAMBAR : KODE GAMBAR
R-08DIREK AHDD
TORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGDEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONALKEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANDIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA RAK INSIKLOPEDIIREKTORAT PENDIDIKAN LANJUTAN PERTAMAIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
91
Ukuran (cm) : Lihat GambarKonstruksi : Semua tepi panil dilindungi liast kayu keras, sambungan
seperti pada gambar.Bahan : Kaki - kisi terbuat dari kayu keras kualitas baik
(bahan setara)Penyelesaian : Politur /melamine tipis.
ISOMETRI1
35
18
0
40
10
100
35
2
50 cm3020100
TAMPAK SAMPINGTAMPAK DEPAN
0 10 20 30 50 cm
BANGUNAN DAN PERABOT
STANDARISASI MODEL PERABOTJUDUL GAMBAR : KODE GAMBAR
R-09DIREK AH
DDI
TORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGDEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONALKEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANDIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA RAK KORANIREKTORAT PENDIDIKAN LANJUTAN PERTAMAREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
92
BANGUNAN DAN PERABOT
STANDARISASI MODEL PERABOTJUDUL GAMBAR : KODE GAMBAR
R-10DITJEN
ISOMETRI
Ukuran (cm) : Lihat GambarPanjang : 60Lebar : 40Tinggi : 75
Konstruksi : Tiang kaki dipasang 4 buah roda castor.Bahan : Kayu Keras kwalitas baik, 4 roda kaset.Penyelesaian : Politur atau Melamine.
TAMPAK DEPAN
0 10 20 30 50 cm 50 cm3020100
TAMPAK SAMPING
333
57
55
10
95
6040
98
DI
MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAHDEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONALKEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANDIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR
REKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA RAK DORONGDIREKTORAT PEMBINAAN SMP93
PROTOTIPE
RANCANGAN RUANG
LABORATORIUM IPA
95
200
60
60
250
±0.00
RG. BELAJAR / PRAKTIK
-0.05SELASAR
B
-0.15Rabat Beton
200
60
250
30
0
30
0
80
0
DITJEN E - 1
KODE GAMBARJUDUL GAMBAR :
CONTOH DISAIN LAB. SAINS/PASTANDARISASIBANGUNAN DAN PERABOT
SKALA :
20 1 4
Lapis Keramik
Lapis KeramikMeja Beton
Lapis KeramikBak Cuci Beton
R. SIMPAN
PERSIAPAN
POTONGAN A - A
POTONGAN B - B
TAMPAK SAMPING KANANTAMPAK SAMPING KIRI
TAMPAK BELAKANG
TAMPAK DEPAN
DENAH RENCANA
-0.15
+6.11
+3.40+3.70
+1.50
-0.30±0.00
Meja Beton
Lapis KeramikBak Cuci Beton
Meja Beton
-1.10
-1.10
RUANG
±0.00
±0.00 +6.11
+3.70+3.40
30°
±0.00
100
-0.15
1200 300
+3.40
+1.20
-0.30±0.00
±0.00
100
100
300
A
B
Rabat Beton
100
100
A
25
0
1200
250
+3.40
-0.05
200
±0.00-0.15
100 800
D
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAHKEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR
DIREKTORAT PEMBINAAN SMP SMP TYPE - A, B & CSEKOLAH MENENGAH PERTAMAIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
96
DITJE
L.08DAFTAR KEBUTUHAN PERABOT :
L.06
L.02
L.10
L.08
NAMA FURNITURE KODE JUMLAHMeja Serbaguna M.05 20 bh
Meja Kerja M.07 2 bh
Meja Demontrasi M.11 1 bh
Kursi Siswa K.01 2 bh
Kursi Bunder Tinggi K.02 40 bh
Kursi Kerja K.05 4 bh
Lemari Kaca L.02 3 bh
Lemari Alat Peraga L.06 1 bh
Lemari Besi L.08 2 bh
Lemari Kertas Kerja L.10 1 bh
Lemari Gantung / PPPK L.14 1 bh
Lemari Asam L.20 1 bh
Papan Tulis Gantung P.01 1 bh
Kotak Sampah KS 2 bh
L.02
Bak Cuci
L.20
KS
K.05
M.11 P.01
M.07
K.05
K.05 K.05
M.07
M.05
M.05
M.05
K.02 K.02
SELASAR
M.05
K.02K.02
L.14
K.01
M.05
M.05
M.05
K.02 K.02K.02
M.05
K.02K.02K.02
RG. BELAJAR / PRAKTIK
M.05
M.05
TATA LETAK PERABOT
L.02
BAK SINK
R.PERSIAPAN
R.SIMPAN
CONTOH TATA LETAK PERABOT
LABORATORIUM SAINS/PA
100 200500
KODE GAMBAR
LI.E-1
JUDUL GAMBAR :
BANGUNAN DAN PERABOT
STANDARISASI
D
N MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAHDEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONALKEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANDIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR
DIREKTORAT PEMBINAAN SMP SMP TYPE - A, B & CSEKOLAH MENENGAH PERTAMAIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
97
Ukuran (cm) : Lihat Gambar.Konstruksi : Menggunakan sambungan pen dan lubang
diperkuat dengan pasak dan lem kayu.Bahan : Kerangka dari kayu kelas II, daun meja
dari kayu kelas II, lapis formika (bahan setara).Penyelesaian : Rangka dipolitur atau lapis cat.
87
70
140
140140
63
70
ISOMETRI
TAMPAK BELAKANG
TAMPAK ATAS
TAMPAK DEPAN
TAMPAK SAMPING
0 10 20 30 50 cm 50 cm3020100
0 10 20 30 50 cm50 cm3020100
78
BANGUNAN DAN PERABOT
STANDARISASI MODEL PERABOTJUDUL GAMBAR : KODE GAMBAR
M-05DIREK AHDDI
TORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGDEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONALKEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANDIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MEJA SERBAGUNAIREKTORAT PENDIDIKAN LANJUTAN PERTAMAREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
98
Ukuran (cm) : Lihat GambarKonstruksi : Sambungan menggunakan paku pen kayu
semua tepi panil dilindungi list kayu keras lacisistem gantung daun laci sebagai tarikan. Lacidipasang sebagai kunci sentral.
Bahan : Panil dari multipleks tebal 18mm ataupapan dan rangka kayu kelas II, dasar laci daritripleks tebal 6 mm, kunci silinder palang dibawah daun meja kayu keras kualitas baik(bahan setara)
Penyelesaian : Dipolitur buram/melamine tipis
73
60
35
120
73
120
73
60
ISOMETRI
TAMPAK BELAKANG
TAMPAK ATAS
TAMPAK DEPAN
TAMPAK SAMPING
0 10 20 30 50 cm 50 cm3020100
0 10 20 30 50 cm50 cm3020100
BANGUNAN DAN PERABOT
STANDARISASI MODEL PERABOTJUDUL GAMBAR : KODE GAMBAR
M-07DIREK AH
D
TORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGDEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANDIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MEJA KERJADIREKTORAT PENDIDIKAN LANJUTAN PERTAMAIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
99
Ukuran (cm) : Lihat GambarKonstruksi : Meja dikonstruksi dari bahan panil kayu atau
Multiplek dilindungi dengan list kayu, mejadibagi menjadi 3 dan diberi laci seperti padagambar.
Bahan : Panil kayu solid atau Multiplek tebal18mm (bahan setara). Untuk multiplek semuatepi panil dilindungi list kayu tipis atau diberilapisan veneer.
Penyelesaian : Dipolitur/melamine tipis.
8080 80
240
22
24
10
22
4
22 70
22
4
90
ISOMETRI
TAMPAK DEPAN TAMPAK SAMPING0 10 20 30 50 cm50 cm3020100
74
BANGUNAN DAN PERABOT
STANDARISASI MODEL PERABOTJUDUL GAMBAR : KODE GAMBAR
M-11DIREK AH
DD
TORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGDEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONALKEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MEJA DEMONTRASIIREKTORAT PENDIDIKAN LANJUTAN PERTAMAIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
100
ISOMETRI
Ukuran (cm) : Panjang Kursi = 38 cmLebar Kursi = 38 cmTinggi dudukan = (Sesuai Tabel)Tinggi Sandaran = (Sesuai Tabel)
Konstruksi : Kerangka menggunakan sambungan Pen dan lubang diperkuatdengan pasak dan lem kayu,sandaran dibentuk bagian belakangrata, bagian depan dibuat melengkung. Dudukan dari kayu yangdibentuk, terdiri dari dua bagian di beri celah dan bagian belakangdiberi coakan.
Bahan : Rangka dari kayu, dudukan dan sandaran dari papan kualitasbaik (bahan setara)
Penyelesaian : Dipolitur atau melamine tipis.
TAMPAK DEPAN
0 10 20TAMPAK SAMPING
47
49
(t)
38
38
38
38
TAMPAK BELAKANG
TAMPAK DEPAN
Tinggi Siswa Tinggi Dudukan (t) Tinggi Sandaran (y)155 cm 40 cm 32 cm160 cm 42 cm 33 cm165 cm 44 cm 34 cm
(y)
(y)
(t)
(t)
(y)
30
DIRE AHK-01
KODE GAMBARJUDUL GAMBAR :
MODEL PERABOTSTANDARISASIBANGUNAN DAN PERABOT
D
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONALKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENG
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANDIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR
DIREKTORAT PENDIDIKAN LANJUTAN PERTAMA KURSI SISWASEKOLAH MENENGAH PERTAMAIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
101
ISOMETRI
Ukuran (cm) : Lihat GambarKonstruksi : Rangka kaki dari besi tabung bulat dengan
sambungan las. dudukan dari kayu keras kualitas baiktebal 2cm dibentuk bulat dengan bagian tengahcembung, bagian tengah dibuat lubang 4 bh Ø 1,5.Dudukan disekrup pada rangka besi dengan baik rata,tidak goyang. kaki diberi sepatu karet hitam kwalitasbaik.
Bahan : Rangka Kaki dari besi atau kayu kelas II,Dudukan dari kayu kelas II, rangka kaki dari bahankayu dapat menggunakan sambungan paku/pen danlem .
Penyelesaian : Rangka di cat besi semprot atau politur, dudukandipolitur atau melamine tipis.
TAMPAK DEPAN
0 10 20
TAMPAK SAMPING20
40
28
42
28
30 3020100
BANGUNAN DAN PERABOT
STANDARISASI MODEL PERABOTJUDUL GAMBAR : KODE GAMBAR
K-02DIRE GAHD
KTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENDEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONALKEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANDIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KURSI BULAT TINGGIDIREKTORAT PENDIDIKAN LANJUTAN PERTAMAIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
102
ISOMETRI
Ukuran (cm) : Lihat GambarKonstruksi : Rangka terbuat dari besi tabung persegi dengan sambungan
las. Sandaran dari kayu keras yang dibentuk, disekrup padakupingan belakang, mampat, rapi tidak goyang. Dudukanrangka kayu ditutup tripleks berlubang Ø 1 dilapis karet busadi bungkus pinil tanpa jahitan. kaki kursi diberi alas/sepatudari kayu dipasang mampat, tidak goyang kedudukannyadan rapi.
Bahan : Rangka besi tabung persegi 2,5x2,5xo,12 besi tabungpersegi 2x4x0,12 atau kayu kelas II. untuk rangka terbuatdari kayu menggunakan sambungan paku/ pen kayu danlem. pinil kualitas baik,multiplek tebal 6mm sekrup kepalaceper (Bahan setara). Bila menggunakan bahan multiplekbagian tepi keliling harus berupa kayu solid dengan lebar ± 5cm.
Penyelesaian : Dicat duco/politur, sandaran politur buram/melamine tipis.
TAMPAK DEPAN TAMPAK SAMPING
45
80
40
40
TAMPAK ATAS
47
3020100
39
4042
25
15
3
1.5
DDIREKT AH
K-05
KODE GAMBARJUDUL GAMBAR :
MODEL PERABOTSTANDARISASIBANGUNAN DAN PERABOT
D
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONALORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENG
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANDIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR
IREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
IREKTORAT PENDIDIKAN LANJUTAN PERTAMA KURSI KERJASEKOLAH MENENGAH PERTAMA103
Ukuran (cm) : Lihat GambarKonstruksi : Pintu Geser pakai kacaBahan : Multipleks tebal 18mm atau papan kayu
kelas II (bahan setara). Bila menggunakanmultiplek, semua tepi panil harus difinishdengan list kayu solid, atau ditutup denganlapisan veneer.
Penyelesaian : Dipolitur
50 cm3020100
TAMPAK SAMPING
43
180
KACA
43
120
8
40
43
43
ISOMETRITAMPAK DEPAN
0 10 20 30 50 cm
DDIREK AH
L-02
KODE GAMBARJUDUL GAMBAR :
MODEL PERABOTSTANDARISASIBANGUNAN DAN PERABOTD
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONALTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENG
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANDIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR
IREKTORAT PENDIDIKAN LANJUTAN PERTAMALEMARI KACA GESERSEKOLAH MENENGAH PERTAMA
IREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
104
Ukuran (cm) : Lihat GambarKonstruksi : Lemari mempunyai 3 buah rak hidup dan 1 rak
tertutup dengan 2 buah pintu dilengkapi kunciBahan : Multipleks atau papan kayu kelas II (bahan
setara). Bila menggunakan multiplek, semua tepipanil harus difinish.
Penyelesaian : Dipolitur buram/melamine tipis
180
240
230
230
260
2
180
3 12037 3
50 cm3020100
TAMPAK SAMPING ISOMETRITAMPAK DEPAN
0 10 20 30 50 cm
DDIREKT GAH
L-06
KODE GAMBARJUDUL GAMBAR :
MODEL PERABOTSTANDARISASIBANGUNAN DAN PERABOT
D
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONALORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENEN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANDIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR
IREKTORAT PENDIDIKAN LANJUTAN PERTAMALEMARI ALAT PERAGASEKOLAH MENENGAH PERTAMA
IREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
105
Ukuran (cm) : Lihat GambarKonstruksi : Pintu ganda dengan engsel yang tidak terlihat
dipasang sepanjang daun pintu. kunci sentral silinder.Bahan : Cold Rolled Steel tebal 0,08. (bahan setara)Penyelesaian : Di cat Panggang/duco.
18
3
46 91
10
43
43
43
43
50 cm3020100
TAMPAK SAMPING ISOMETRITAMPAK DEPAN
0 10 20 30 50 cm
BANGUNAN DAN PERABOT
STANDARISASI MODEL PERABOTJUDUL GAMBAR : KODE GAMBAR
L-08DIREK AHDD
TORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGDEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONALKEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANDIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA LEMARI BESIIREKTORAT PENDIDIKAN LANJUTAN PERTAMAIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
106
50 cm3020100
TAMPAK SAMPING
ISOMETRI
TAMPAK DEPAN
0 10 20 30 50 cm
Ukuran (cm) : Lihat GambarKonstruksi : Lemari Bagian Bawah dengan dengan pintu
sorong yang dilengkapi dengan handeltanam, grendel, kunci, silinder, bagian atasdibagi lima bagian lagi menjadi 3 bagiandengan triplek tebal 6mm. Semua panildilindungi list kayu
Bahan : Multiplexs atau papan kayu kelas II (bahansetara). Bila menggunakan multiplek, semuatepi panil harus difinish dengan list kayu solid,atau ditutup dengan lapisan veneer.
Penyelesaian : Dipolitur dan melamin tipis.
180
50
180
450
28
60120
DDIREK AH
L-10
KODE GAMBARJUDUL GAMBAR :
MODEL PERABOTSTANDARISASIBANGUNAN DAN PERABOT
DI
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONALTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENG
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANDIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR
IREKTORAT PENDIDIKAN LANJUTAN PERTAMA LEMARI KERTAS KERJASEKOLAH MENENGAH PERTAMAREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
107
DITJEL-14
KODE GAMBARJUDUL GAMBAR :
MODEL PERABOTSTANDARISASIBANGUNAN DAN PERABOT
50 cm3020100
TAMPAK SAMPINGISOMETRI
TAMPAK DEPAN
0 10 20 30 50 cm
Ukuran (cm) : Lihat GambarKonstruksi : Pintu kaca bening dengan rangka kayu,
Engsel kupu, tarikan kayu dan kunci silinder.Lemari digantung pada tembok dengankokoh
Bahan : Panil kayu solid atau multiplek tebal 18 mm,kaca tebal 3mm. Bila menggunakan multiplek,semua tepi panil harus difinish dengan list kayusolid, atau ditutup dengan lapisan veneer.
Penyelesaian : Dipolitur buram/melamin tipis.
30908
0
D
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONALN MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANDIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR
DIREKTORAT PEMBINAAN SMP LEMARI GANTUNG/P3KSEKOLAH MENENGAH PERTAMAIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
108
Ukuran (cm) : Lihat GambarKonstruksi : Pintu kaca dengan frame kayu.Bahan : Kayu panil atau multiplek tebal 18mm corong dari
bahan Aluminium plat dan pipa PVC.Penyelesaian : Dipolitur Buram/melamine
KE VENTILASI LUAR
180
50
DUCTING
ALLUMUNIUM
PIPA PVC 4"
180
100
10
29
ALLUMUNIUM
DUCTING
PIPA PVC 4"
3
6
50 cm3020100
TAMPAK SAMPINGISOMETRI
TAMPAK DEPAN
0 10 20 30 50 cm
BANGUNAN DAN PERABOT
STANDARISASI MODEL PERABOTJUDUL GAMBAR : KODE GAMBAR
L-20DITJE HDI
N MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGADEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONALKEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA LEMARI ASAMDIREKTORAT PEMBINAAN SMPREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
109
240
DITJENP-01
KODE GAMBARJUDUL GAMBAR :
MODEL PERABOTSTANDARISASIBANGUNAN DAN PERABOT
TAMPAK DEPAN
0 10 20 30 50 cm
ISOMETRI
Ukuran (cm) : Lihat GambarKonstruksi : Papan dibuat dari multipleks 18mm dilapis
dengan bahan "Green Enamell Steel" dilempada permukaannya, papan diperkuat denganrangka Aluminium 1,6x2. Papan dilengkapitempat kapur dari Aluminium ukuran,6cmx2,5cmx244cm Papan dipasang padadinding dengan penggantung tanam sebanyak4 buah.
2
8
6
4
12
0
DI
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONALMANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANDIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR
DIREKTORAT PEMBINAAN SMP PAPAN TULIS GANTUNGSEKOLAH MENENGAH PERTAMAREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
111
PROTOTIPE
RANCANGAN RUANGLABORATORIUM
BAHASA
113
POTONGAN B-B
SKALA :
20 1 4
BANGUNAN DAN PERABOT
STANDARISASI CONTOH DISAIN LAB. BAHASAJUDUL GAMBAR : KODE GAMBAR
D - 1DIREK H
POTONGAN A-A
TAMPAK SAMPING KANANTAMPAK SAMPING KIRI
TAMPAK BELAKANG
TAMPAK DEPAN
DENAH RENCANA
-0.15
±0.00
±0.00
RUANG
PRODUKSI
+6.11
+3.40+3.70
+1.50
-0.30±0.00
+6.11
+3.70+3.40
30°
+3.40
-0.05
200
±0.00-0.15
100 800
+3.40
+1.20
-0.30±0.00
±0.00±0.00
100
-0.15
1200 300
100
10
0
300
A
RUANG
B
Rabat Beton
100
10
0
A
25
0
1200
SIMPAN
25
02
00
60
60
25
0
±0.00
RG. BELAJAR / DISKUSI
-0.05SELASAR
B
-0.15Rabat Beton
20
060
25
0
300
30
0
80
0
DI
TORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGA
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONALKEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANDIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR
REKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA SMP TYPE - A, B & CDIREKTORAT PENDIDIKAN LANJUTAN PERTAMA
114
LABORATORIUM BAHASACONTOH TATA LETAK PERABOT
5
4
4
4 4 4
4 4
1
100 200500
CATATAN :Kebutuhan jenis dan tata letak perabot Laboratorium Bahasa akan
diatur dalam pembahasan tersendiri
K.07
KODE GAMBAR
LI.D-1
JUDUL GAMBAR :
BANGUNAN DAN PERABOT
STANDARISASIDIREK H
CONTOH DAFTAR KEBUTUHAN PERABOT :
NAMA FURNITURE KODE JUMLAHMeja Kerja M.07 3 bh
Meja Baca Kelompok M.04 7 bh
Kursi Putar K.07 28 bh
Lemari Kaca Geser L.02 1 bh
Lemari Besi L.08 1 bh
Lemari Kaca Tinggi L.13 5 bh
White Board Gantung P.04 1 bh
1. Speaker - pada dinding (2bh)
2. TV 29 inchi - pada dinding (1 bh)
3. Master console (1 set) dan VCD/DVD player (1 bh)
+ kursi putar guru (1 bh)
4. Booth dengan tape cecorder, preamplifier, headset,
tombol panggil (24 set)
5. Komputer multimedia (6 set)
dengan kursi (komputer) (6 bh)
L.02
R.SIMPANK.07
L.13
K.07 K.07
L.13
2L.13
L.13P.04 M.07
L.08
1
3
M.04
K.07
M.074
K.07
K.07
M.04
M.04
K.07
K.07K.07
L.13
5
RG. BELAJAR / DISKUSI
SELASAR
TATA LETAK PERABOT
DI
TORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGADEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONALKEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANDIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR
SEKOLAH MENENGAH PERTAMADIREKTORAT PENDIDIKAN LANJUTAN PERTAMA
SMP TYPE - A, B & CREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
Lampiran III : Peraturan Sekjen 115
DAFTAR IKK
(INDEK KEMAHALAN
KONSTRUKSI)
117
ALOKASI BIAYA BANGUNAN UNTUK KABUPATEN/KOTA PENERIMA DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG PENDIDIKAN
UNTUK SEKOLAH MENENGAH PERTAMA/SEKOLAH MENENGAH PERTAMA LUAR BIASA (SMP/SMPLB)
PEMBANGUNAN DENGAN MEKANISME SWAKELOLA OLEH KELOMPOK MASYARAKAT
TAHUN ANGGARAN 2013
No. Provinsi Kabupaten/KotaIKK
(BPS)Ruang KelasBaru (Rp.)
RuangPerpustakaan
(Rp.)
RuangLaboratorium
IPA (Rp.)
RuangLaboratoriumBahasa (Rp.)
1 Aceh Kab. Aceh Barat 0,89 106.800.000 186.900.000 209.150.000 209.150.000
2 Aceh Kab. Aceh Barat Daya 0,95 114.000.000 199.500.000 223.250.000 223.250.000
3 Aceh Kab. Aceh Besar 0,89 106.800.000 186.900.000 209.150.000 209.150.000
4 Aceh Kab. Aceh Jaya 0,93 111.600.000 195.300.000 218.550.000 218.550.000
5 Aceh Kab. Aceh Selatan 0,91 109.200.000 191.100.000 213.850.000 213.850.000
6 Aceh Kab. Aceh Singkil 1,01 121.200.000 212.100.000 237.350.000 237.350.000
7 Aceh Kab. Aceh Tamiang 0,94 112.800.000 197.400.000 220.900.000 220.900.000
8 Aceh Kab. Aceh Tengah 0,91 109.200.000 191.100.000 213.850.000 213.850.000
9 Aceh Kab. Aceh Tenggara 0,93 111.600.000 195.300.000 218.550.000 218.550.000
10 Aceh Kab. Aceh Timur 0,96 115.200.000 201.600.000 225.600.000 225.600.000
11 Aceh Kab. Bener Meriah 0,99 118.800.000 207.900.000 232.650.000 232.650.000
12 Aceh Kab. Bireuen 0,93 111.600.000 195.300.000 218.550.000 218.550.000
13 Aceh Kab. Gayo Lues 1,00 120.000.000 210.000.000 235.000.000 235.000.000
14 Aceh Kab. Nagan Raya 0,90 108.000.000 189.000.000 211.500.000 211.500.000
15 Aceh Kab. Pidie 0,88 105.600.000 184.800.000 206.800.000 206.800.000
16 Aceh Kab. Pidie Jaya 0,88 105.600.000 184.800.000 206.800.000 206.800.000
17 Aceh Kab. Simeulue 1,16 139.200.000 243.600.000 272.600.000 272.600.000
18 Aceh Kota Banda Aceh 0,87 104.400.000 182.700.000 204.450.000 204.450.000
19 Aceh Kota Langsa 0,95 114.000.000 199.500.000 223.250.000 223.250.000
118
20 Aceh Kota Lhokseumawe 0,98 117.600.000 205.800.000 230.300.000 230.300.000
21 Aceh Kota Sabang 1,01 121.200.000 212.100.000 237.350.000 237.350.000
22 Aceh Kota Subulussalam 0,93 111.600.000 195.300.000 218.550.000 218.550.000
23 Bali Kab. Bangli 0,87 104.400.000 182.700.000 204.450.000 204.450.000
24 Bali Kab. Buleleng 0,91 109.200.000 191.100.000 213.850.000 213.850.000
25 Bali Kab. Gianyar 0,86 103.200.000 180.600.000 202.100.000 202.100.000
26 Bali Kab. Jembrana 0,89 106.800.000 186.900.000 209.150.000 209.150.000
27 Bali Kab. Karangasem 0,87 104.400.000 182.700.000 204.450.000 204.450.000
28 Bali Kab. Klungkung 0,88 105.600.000 184.800.000 206.800.000 206.800.000
29 Bali Kab. Tabanan 0,87 104.400.000 182.700.000 204.450.000 204.450.000
30 Bali Kota Denpasar 0,85 102.000.000 178.500.000 199.750.000 199.750.000
31 Bangka Belitung Kab. Bangka 0,94 112.800.000 197.400.000 220.900.000 220.900.000
32 Bangka Belitung Kab. Bangka Barat 1,00 120.000.000 210.000.000 235.000.000 235.000.000
33 Bangka Belitung Kab. Bangka Selatan 1,01 121.200.000 212.100.000 237.350.000 237.350.000
34 Bangka Belitung Kab. Bangka Tengah 0,97 116.400.000 203.700.000 227.950.000 227.950.000
35 Bangka Belitung Kab. Belitung 1,00 120.000.000 210.000.000 235.000.000 235.000.000
36 Bangka Belitung Kab. Belitung Timur 1,02 122.400.000 214.200.000 239.700.000 239.700.000
37 Bangka Belitung Kota Pangkal Pinang 0,93 111.600.000 195.300.000 218.550.000 218.550.000
38 Banten Kab. Lebak 0,88 105.600.000 184.800.000 206.800.000 206.800.000
39 Banten Kab. Pandeglang 0,87 104.400.000 182.700.000 204.450.000 204.450.000
40 Banten Kab. Serang 0,86 103.200.000 180.600.000 202.100.000 202.100.000
41 Banten Kab. Tangerang 0,86 103.200.000 180.600.000 202.100.000 202.100.000
42 Banten Kota Serang 0,85 102.000.000 178.500.000 199.750.000 199.750.000
43 Banten Kota Tangerang 0,84 100.800.000 176.400.000 197.400.000 197.400.000
44 Bengkulu Kab. Bengkulu Selatan 0,91 109.200.000 191.100.000 213.850.000 213.850.000
45 Bengkulu Kab. Bengkulu Tengah 0,88 105.600.000 184.800.000 206.800.000 206.800.000
46 Bengkulu Kab. Bengkulu Utara 0,90 108.000.000 189.000.000 211.500.000 211.500.000
47 Bengkulu Kab. Kaur 0,94 112.800.000 197.400.000 220.900.000 220.900.000
119
48 Bengkulu Kab. Kepahiang 0,91 109.200.000 191.100.000 213.850.000 213.850.000
49 Bengkulu Kab. Lebong 0,91 109.200.000 191.100.000 213.850.000 213.850.000
50 Bengkulu Kab. Muko Muko 0,92 110.400.000 193.200.000 216.200.000 216.200.000
51 Bengkulu Kab. Rejang Lebong 0,89 106.800.000 186.900.000 209.150.000 209.150.000
52 Bengkulu Kab. Seluma 0,89 106.800.000 186.900.000 209.150.000 209.150.000
53 Bengkulu Kota Bengkulu 0,88 105.600.000 184.800.000 206.800.000 206.800.000
54 DI. Yogyakarta Kab. Bantul 0,85 102.000.000 178.500.000 199.750.000 199.750.000
55 DI. Yogyakarta Kab. Gunung Kidul 0,89 106.800.000 186.900.000 209.150.000 209.150.000
56 DI. Yogyakarta Kab. Kulon Progo 0,85 102.000.000 178.500.000 199.750.000 199.750.000
57 DI. Yogyakarta Kab. Sleman 0,85 102.000.000 178.500.000 199.750.000 199.750.000
58 Gorontalo Kab. Boalemo 0,98 117.600.000 205.800.000 230.300.000 230.300.000
59 Gorontalo Kab. Bone Bolango 0,90 108.000.000 189.000.000 211.500.000 211.500.000
60 Gorontalo Kab. Gorontalo 0,93 111.600.000 195.300.000 218.550.000 218.550.000
61 Gorontalo Kab. Gorontalo Utara 0,93 111.600.000 195.300.000 218.550.000 218.550.000
62 Gorontalo Kab. Pohuwato 0,96 115.200.000 201.600.000 225.600.000 225.600.000
63 Gorontalo Kota Gorontalo 0,91 109.200.000 191.100.000 213.850.000 213.850.000
64 Jambi Kab. Batanghari 0,92 110.400.000 193.200.000 216.200.000 216.200.000
65 Jambi Kab. Bungo 0,90 108.000.000 189.000.000 211.500.000 211.500.000
66 Jambi Kab. Kerinci 0,91 109.200.000 191.100.000 213.850.000 213.850.000
67 Jambi Kab. Merangin 0,92 110.400.000 193.200.000 216.200.000 216.200.000
68 Jambi Kab. Muaro Jambi 0,90 108.000.000 189.000.000 211.500.000 211.500.000
69 Jambi Kab. Sarolangun 0,94 112.800.000 197.400.000 220.900.000 220.900.000
70 Jambi Kab. Tebo 0,92 110.400.000 193.200.000 216.200.000 216.200.000
71 Jambi Kota Jambi 0,88 105.600.000 184.800.000 206.800.000 206.800.000
72 Jambi Kota Sungai Penuh 0,91 109.200.000 191.100.000 213.850.000 213.850.000
73 Jawa Barat Kab. Bandung 0,83 99.600.000 174.300.000 195.050.000 195.050.000
74 Jawa Barat Kab. Bandung Barat 0,84 100.800.000 176.400.000 197.400.000 197.400.000
75 Jawa Barat Kab. Bekasi 0,88 105.600.000 184.800.000 206.800.000 206.800.000
120
76 Jawa Barat Kab. Bogor 0,87 104.400.000 182.700.000 204.450.000 204.450.000
77 Jawa Barat Kab. Ciamis 0,86 103.200.000 180.600.000 202.100.000 202.100.000
78 Jawa Barat Kab. Cianjur 0,84 100.800.000 176.400.000 197.400.000 197.400.000
79 Jawa Barat Kab. Cirebon 0,85 102.000.000 178.500.000 199.750.000 199.750.000
80 Jawa Barat Kab. Garut 0,84 100.800.000 176.400.000 197.400.000 197.400.000
81 Jawa Barat Kab. Indramayu 0,89 106.800.000 186.900.000 209.150.000 209.150.000
82 Jawa Barat Kab. Karawang 0,86 103.200.000 180.600.000 202.100.000 202.100.000
83 Jawa Barat Kab. Kuningan 0,88 105.600.000 184.800.000 206.800.000 206.800.000
84 Jawa Barat Kab. Majalengka 0,84 100.800.000 176.400.000 197.400.000 197.400.000
85 Jawa Barat Kab. Purwakarta 0,83 99.600.000 174.300.000 195.050.000 195.050.000
86 Jawa Barat Kab. Subang 0,85 102.000.000 178.500.000 199.750.000 199.750.000
87 Jawa Barat Kab. Sukabumi 0,87 104.400.000 182.700.000 204.450.000 204.450.000
88 Jawa Barat Kab. Sumedang 0,83 99.600.000 174.300.000 195.050.000 195.050.000
89 Jawa Barat Kab. Tasikmalaya 0,83 99.600.000 174.300.000 195.050.000 195.050.000
90 Jawa Barat Kota Bandung 0,84 100.800.000 176.400.000 197.400.000 197.400.000
91 Jawa Barat Kota Banjar 0,85 102.000.000 178.500.000 199.750.000 199.750.000
92 Jawa Barat Kota Bekasi 0,89 106.800.000 186.900.000 209.150.000 209.150.000
93 Jawa Barat Kota Cimahi 0,87 104.400.000 182.700.000 204.450.000 204.450.000
94 Jawa Barat Kota Cirebon 0,85 102.000.000 178.500.000 199.750.000 199.750.000
95 Jawa Barat Kota Depok 0,87 104.400.000 182.700.000 204.450.000 204.450.000
96 Jawa Barat Kota Sukabumi 0,88 105.600.000 184.800.000 206.800.000 206.800.000
97 Jawa Barat Kota Tasikmalaya 0,84 100.800.000 176.400.000 197.400.000 197.400.000
98 Jawa Tengah Kab. Banjarnegara 0,84 100.800.000 176.400.000 197.400.000 197.400.000
99 Jawa Tengah Kab. Banyumas 0,84 100.800.000 176.400.000 197.400.000 197.400.000
100 Jawa Tengah Kab. Batang 0,86 103.200.000 180.600.000 202.100.000 202.100.000
101 Jawa Tengah Kab. Blora 0,89 106.800.000 186.900.000 209.150.000 209.150.000
102 Jawa Tengah Kab. Boyolali 0,85 102.000.000 178.500.000 199.750.000 199.750.000
103 Jawa Tengah Kab. Brebes 0,86 103.200.000 180.600.000 202.100.000 202.100.000
121
104 Jawa Tengah Kab. Cilacap 0,85 102.000.000 178.500.000 199.750.000 199.750.000
105 Jawa Tengah Kab. Demak 0,85 102.000.000 178.500.000 199.750.000 199.750.000
106 Jawa Tengah Kab. Grobogan 0,87 104.400.000 182.700.000 204.450.000 204.450.000
107 Jawa Tengah Kab. Jepara 0,86 103.200.000 180.600.000 202.100.000 202.100.000
108 Jawa Tengah Kab. Karanganyar 0,85 102.000.000 178.500.000 199.750.000 199.750.000
109 Jawa Tengah Kab. Kebumen 0,85 102.000.000 178.500.000 199.750.000 199.750.000
110 Jawa Tengah Kab. Kendal 0,88 105.600.000 184.800.000 206.800.000 206.800.000
111 Jawa Tengah Kab. Klaten 0,85 102.000.000 178.500.000 199.750.000 199.750.000
112 Jawa Tengah Kab. Kudus 0,87 104.400.000 182.700.000 204.450.000 204.450.000
113 Jawa Tengah Kab. Magelang 0,85 102.000.000 178.500.000 199.750.000 199.750.000
114 Jawa Tengah Kab. Pati 0,86 103.200.000 180.600.000 202.100.000 202.100.000
115 Jawa Tengah Kab. Pekalongan 0,85 102.000.000 178.500.000 199.750.000 199.750.000
116 Jawa Tengah Kab. Pemalang 0,86 103.200.000 180.600.000 202.100.000 202.100.000
117 Jawa Tengah Kab. Purbalingga 0,84 100.800.000 176.400.000 197.400.000 197.400.000
118 Jawa Tengah Kab. Purworejo 0,83 99.600.000 174.300.000 195.050.000 195.050.000
119 Jawa Tengah Kab. Rembang 0,87 104.400.000 182.700.000 204.450.000 204.450.000
120 Jawa Tengah Kab. Semarang 0,85 102.000.000 178.500.000 199.750.000 199.750.000
121 Jawa Tengah Kab. Sragen 0,83 99.600.000 174.300.000 195.050.000 195.050.000
122 Jawa Tengah Kab. Sukoharjo 0,84 100.800.000 176.400.000 197.400.000 197.400.000
123 Jawa Tengah Kab. Tegal 0,85 102.000.000 178.500.000 199.750.000 199.750.000
124 Jawa Tengah Kab. Temanggung 0,86 103.200.000 180.600.000 202.100.000 202.100.000
125 Jawa Tengah Kab. Wonogiri 0,86 103.200.000 180.600.000 202.100.000 202.100.000
126 Jawa Tengah Kab. Wonosobo 0,85 102.000.000 178.500.000 199.750.000 199.750.000
127 Jawa Tengah Kota Magelang 0,85 102.000.000 178.500.000 199.750.000 199.750.000
128 Jawa Tengah Kota Pekalongan 0,85 102.000.000 178.500.000 199.750.000 199.750.000
129 Jawa Tengah Kota Salatiga 0,86 103.200.000 180.600.000 202.100.000 202.100.000
130 Jawa Tengah Kota Semarang 0,81 97.200.000 170.100.000 190.350.000 190.350.000
131 Jawa Tengah Kota Surakarta 0,85 102.000.000 178.500.000 199.750.000 199.750.000
122
132 Jawa Tengah Kota Tegal 0,86 103.200.000 180.600.000 202.100.000 202.100.000
133 Jawa Timur Kab. Bangkalan 0,91 109.200.000 191.100.000 213.850.000 213.850.000
134 Jawa Timur Kab. Banyuwangi 0,84 100.800.000 176.400.000 197.400.000 197.400.000
135 Jawa Timur Kab. Blitar 0,83 99.600.000 174.300.000 195.050.000 195.050.000
136 Jawa Timur Kab. Bojonegoro 0,82 98.400.000 172.200.000 192.700.000 192.700.000
137 Jawa Timur Kab. Bondowoso 0,83 99.600.000 174.300.000 195.050.000 195.050.000
138 Jawa Timur Kab. Gresik 0,83 99.600.000 174.300.000 195.050.000 195.050.000
139 Jawa Timur Kab. Jember 0,83 99.600.000 174.300.000 195.050.000 195.050.000
140 Jawa Timur Kab. Jombang 0,82 98.400.000 172.200.000 192.700.000 192.700.000
141 Jawa Timur Kab. Kediri 0,84 100.800.000 176.400.000 197.400.000 197.400.000
142 Jawa Timur Kab. Lamongan 0,82 98.400.000 172.200.000 192.700.000 192.700.000
143 Jawa Timur Kab. Lumajang 0,85 102.000.000 178.500.000 199.750.000 199.750.000
144 Jawa Timur Kab. Madiun 0,83 99.600.000 174.300.000 195.050.000 195.050.000
145 Jawa Timur Kab. Magetan 0,85 102.000.000 178.500.000 199.750.000 199.750.000
146 Jawa Timur Kab. Malang 0,84 100.800.000 176.400.000 197.400.000 197.400.000
147 Jawa Timur Kab. Mojokerto 0,82 98.400.000 172.200.000 192.700.000 192.700.000
148 Jawa Timur Kab. Nganjuk 0,83 99.600.000 174.300.000 195.050.000 195.050.000
149 Jawa Timur Kab. Ngawi 0,84 100.800.000 176.400.000 197.400.000 197.400.000
150 Jawa Timur Kab. Pacitan 0,87 104.400.000 182.700.000 204.450.000 204.450.000
151 Jawa Timur Kab. Pamekasan 0,93 111.600.000 195.300.000 218.550.000 218.550.000
152 Jawa Timur Kab. Pasuruan 0,83 99.600.000 174.300.000 195.050.000 195.050.000
153 Jawa Timur Kab. Ponorogo 0,85 102.000.000 178.500.000 199.750.000 199.750.000
154 Jawa Timur Kab. Probolinggo 0,83 99.600.000 174.300.000 195.050.000 195.050.000
155 Jawa Timur Kab. Sampang 0,92 110.400.000 193.200.000 216.200.000 216.200.000
156 Jawa Timur Kab. Sidoarjo 0,85 102.000.000 178.500.000 199.750.000 199.750.000
157 Jawa Timur Kab. Situbondo 0,83 99.600.000 174.300.000 195.050.000 195.050.000
158 Jawa Timur Kab. Sumenep 0,94 112.800.000 197.400.000 220.900.000 220.900.000
159 Jawa Timur Kab. Trenggalek 0,87 104.400.000 182.700.000 204.450.000 204.450.000
123
160 Jawa Timur Kab. Tulungagung 0,84 100.800.000 176.400.000 197.400.000 197.400.000
161 Jawa Timur Kota Batu 0,82 98.400.000 172.200.000 192.700.000 192.700.000
162 Jawa Timur Kota Blitar 0,83 99.600.000 174.300.000 195.050.000 195.050.000
163 Jawa Timur Kota Kediri 0,83 99.600.000 174.300.000 195.050.000 195.050.000
164 Jawa Timur Kota Madiun 0,83 99.600.000 174.300.000 195.050.000 195.050.000
165 Jawa Timur Kota Malang 0,85 102.000.000 178.500.000 199.750.000 199.750.000
166 Jawa Timur Kota Mojokerto 0,82 98.400.000 172.200.000 192.700.000 192.700.000
167 Jawa Timur Kota Pasuruan 0,83 99.600.000 174.300.000 195.050.000 195.050.000
168 Jawa Timur Kota Probolinggo 0,82 98.400.000 172.200.000 192.700.000 192.700.000
169 Jawa Timur Kota Surabaya 0,81 97.200.000 170.100.000 190.350.000 190.350.000
170 Kalimantan Barat Kab. Bengkayang 0,95 114.000.000 199.500.000 223.250.000 223.250.000
171 Kalimantan Barat Kab. Kapuas Hulu 1,09 130.800.000 228.900.000 256.150.000 256.150.000
172 Kalimantan Barat Kab. Kayong Utara 0,95 114.000.000 199.500.000 223.250.000 223.250.000
173 Kalimantan Barat Kab. Ketapang 0,95 114.000.000 199.500.000 223.250.000 223.250.000
174 Kalimantan Barat Kab. Kubu Raya 0,95 114.000.000 199.500.000 223.250.000 223.250.000
175 Kalimantan Barat Kab. Landak 0,96 115.200.000 201.600.000 225.600.000 225.600.000
176 Kalimantan Barat Kab. Melawi 1,05 126.000.000 220.500.000 246.750.000 246.750.000
177 Kalimantan Barat Kab. Pontianak 0,97 116.400.000 203.700.000 227.950.000 227.950.000
178 Kalimantan Barat Kab. Sambas 1,01 121.200.000 212.100.000 237.350.000 237.350.000
179 Kalimantan Barat Kab. Sanggau 0,99 118.800.000 207.900.000 232.650.000 232.650.000
180 Kalimantan Barat Kab. Sekadau 1,02 122.400.000 214.200.000 239.700.000 239.700.000
181 Kalimantan Barat Kab. Sintang 1,03 123.600.000 216.300.000 242.050.000 242.050.000
182 Kalimantan Barat Kota Singkawang 0,96 115.200.000 201.600.000 225.600.000 225.600.000
183 Kalimantan Selantan Kab. Banjar 0,90 108.000.000 189.000.000 211.500.000 211.500.000
184 Kalimantan Selantan Kab. Barito Kuala 0,96 115.200.000 201.600.000 225.600.000 225.600.000
185 Kalimantan Selantan Kab. Hulu Sungai Selatan 0,92 110.400.000 193.200.000 216.200.000 216.200.000
186 Kalimantan Selantan Kab. Hulu Sungai Tengah 0,93 111.600.000 195.300.000 218.550.000 218.550.000
187 Kalimantan Selantan Kab. Hulu Sungai Utara 0,95 114.000.000 199.500.000 223.250.000 223.250.000
124
188 Kalimantan Selantan Kab. Tapin 0,91 109.200.000 191.100.000 213.850.000 213.850.000
189 Kalimantan Selantan Kota Banjar Baru 0,90 108.000.000 189.000.000 211.500.000 211.500.000
190 Kalimantan Selantan Kota Banjarmasin 0,87 104.400.000 182.700.000 204.450.000 204.450.000
191 Kalimantan Tengah Kab. Barito Selatan 1,07 128.400.000 224.700.000 251.450.000 251.450.000
192 Kalimantan Tengah Kab. Barito Timur 1,03 123.600.000 216.300.000 242.050.000 242.050.000
193 Kalimantan Tengah Kab. Barito Utara 0,99 118.800.000 207.900.000 232.650.000 232.650.000
194 Kalimantan Tengah Kab. Gunung Mas 1,07 128.400.000 224.700.000 251.450.000 251.450.000
195 Kalimantan Tengah Kab. Kapuas 0,99 118.800.000 207.900.000 232.650.000 232.650.000
196 Kalimantan Tengah Kab. Lamandau 1,08 129.600.000 226.800.000 253.800.000 253.800.000
197 Kalimantan Tengah Kab. Pulang Pisau 1,01 121.200.000 212.100.000 237.350.000 237.350.000
198 Kalimantan Tengah Kab. Seruyan 1,08 129.600.000 226.800.000 253.800.000 253.800.000
199 Kalimantan Tengah Kab. Sukamara 1,09 130.800.000 228.900.000 256.150.000 256.150.000
200 Kalimantan Tengah Kota Palangkaraya 0,96 115.200.000 201.600.000 225.600.000 225.600.000
201 Kalimantan Timur Kab. Kutai Barat 1,03 123.600.000 216.300.000 242.050.000 242.050.000
202 Kalimantan Timur Kab. Kutai Kartanegara 1,01 121.200.000 212.100.000 237.350.000 237.350.000
203 Kalimantan Timur Kab. Malinau 1,08 129.600.000 226.800.000 253.800.000 253.800.000
204 Kalimantan Timur Kab. Nunukan 1,08 129.600.000 226.800.000 253.800.000 253.800.000
205 Kalimantan Timur Kab. Pasir 1,02 122.400.000 214.200.000 239.700.000 239.700.000
206 Kalimantan Timur Kota Balikpapan 1,01 121.200.000 212.100.000 237.350.000 237.350.000
207 Kepulauan Riau Kab. Kepulauan Anambas 1,11 133.200.000 233.100.000 260.850.000 260.850.000
208 Kepulauan Riau Kab. Natuna 1,11 133.200.000 233.100.000 260.850.000 260.850.000
209 Kepulauan Riau Kota Batam 1,02 122.400.000 214.200.000 239.700.000 239.700.000
210 Lampung Kab. Lampung Barat 0,90 108.000.000 189.000.000 211.500.000 211.500.000
211 Lampung Kab. Lampung Selatan 0,87 104.400.000 182.700.000 204.450.000 204.450.000
212 Lampung Kab. Lampung Tengah 0,87 104.400.000 182.700.000 204.450.000 204.450.000
213 Lampung Kab. Lampung Timur 0,88 105.600.000 184.800.000 206.800.000 206.800.000
214 Lampung Kab. Lampung Utara 0,88 105.600.000 184.800.000 206.800.000 206.800.000
215 Lampung Kab. Mesuji 0,93 111.600.000 195.300.000 218.550.000 218.550.000
125
216 Lampung Kab. Pesawaran 0,87 104.400.000 182.700.000 204.450.000 204.450.000
217 Lampung Kab. Pringsewu 0,87 104.400.000 182.700.000 204.450.000 204.450.000
218 Lampung Kab. Tanggamus 0,88 105.600.000 184.800.000 206.800.000 206.800.000
219 Lampung Kab. Tulang Bawang 0,91 109.200.000 191.100.000 213.850.000 213.850.000
220 Lampung Kab. Tulang Bawang Barat 0,89 106.800.000 186.900.000 209.150.000 209.150.000
221 Lampung Kab. Way Kanan 0,88 105.600.000 184.800.000 206.800.000 206.800.000
222 Lampung Kota Bandar Lampung 0,85 102.000.000 178.500.000 199.750.000 199.750.000
223 Lampung Kota Metro 0,85 102.000.000 178.500.000 199.750.000 199.750.000
224 Maluku Kab. Buru Selatan 1,14 136.800.000 239.400.000 267.900.000 267.900.000
225 Maluku Kab. Kepulauan Aru 1,15 138.000.000 241.500.000 270.250.000 270.250.000
226 Maluku Kab. Maluku Barat Daya 1,18 141.600.000 247.800.000 277.300.000 277.300.000
227 Maluku Kab. Maluku Tengah 1,07 128.400.000 224.700.000 251.450.000 251.450.000
228 Maluku Kab. Maluku Tenggara 1,14 136.800.000 239.400.000 267.900.000 267.900.000
229 Maluku Kab. Maluku Tenggara Barat 1,18 141.600.000 247.800.000 277.300.000 277.300.000
230 Maluku Kab. Pulau Buru 1,10 132.000.000 231.000.000 258.500.000 258.500.000
231 Maluku Kab. Seram Bagian Barat 1,10 132.000.000 231.000.000 258.500.000 258.500.000
232 Maluku Kab. Seram Bagian Timur 1,13 135.600.000 237.300.000 265.550.000 265.550.000
233 Maluku Kota Ambon 1,07 128.400.000 224.700.000 251.450.000 251.450.000
234 Maluku Kota Tual 1,11 133.200.000 233.100.000 260.850.000 260.850.000
235 Maluku Utara Kab. Halmahera Barat 1,13 135.600.000 237.300.000 265.550.000 265.550.000
236 Maluku Utara Kab. Halmahera Selatan 1,15 138.000.000 241.500.000 270.250.000 270.250.000
237 Maluku Utara Kab. Halmahera Tengah 1,17 140.400.000 245.700.000 274.950.000 274.950.000
238 Maluku Utara Kab. Halmahera Timur 1,20 144.000.000 252.000.000 282.000.000 282.000.000
239 Maluku Utara Kab. Halmahera Utara 1,11 133.200.000 233.100.000 260.850.000 260.850.000
240 Maluku Utara Kab. Kepulauan Sula 1,14 136.800.000 239.400.000 267.900.000 267.900.000
241 Maluku Utara Kab. Pulau Morotai 1,16 139.200.000 243.600.000 272.600.000 272.600.000
242 Maluku Utara Kota Ternate 1,05 126.000.000 220.500.000 246.750.000 246.750.000
243 Maluku Utara Kota Tidore Kepulauan 1,09 130.800.000 228.900.000 256.150.000 256.150.000
126
244 Nusa Tenggara Barat Kab. Bima 0,89 106.800.000 186.900.000 209.150.000 209.150.000
245 Nusa Tenggara Barat Kab. Dompu 0,90 108.000.000 189.000.000 211.500.000 211.500.000
246 Nusa Tenggara Barat Kab. Lombok Barat 0,87 104.400.000 182.700.000 204.450.000 204.450.000
247 Nusa Tenggara Barat Kab. Lombok Tengah 0,91 109.200.000 191.100.000 213.850.000 213.850.000
248 Nusa Tenggara Barat Kab. Lombok Timur 0,89 106.800.000 186.900.000 209.150.000 209.150.000
249 Nusa Tenggara Barat Kab. Lombok Utara 0,87 104.400.000 182.700.000 204.450.000 204.450.000
250 Nusa Tenggara Barat Kab. Sumbawa 0,91 109.200.000 191.100.000 213.850.000 213.850.000
251 Nusa Tenggara Barat Kab. Sumbawa Barat 0,93 111.600.000 195.300.000 218.550.000 218.550.000
252 Nusa Tenggara Barat Kota Bima 0,88 105.600.000 184.800.000 206.800.000 206.800.000
253 Nusa Tenggara Barat Kota Mataram 0,87 104.400.000 182.700.000 204.450.000 204.450.000
254 Nusa Tenggara Timur Kab. Alor 1,06 127.200.000 222.600.000 249.100.000 249.100.000
255 Nusa Tenggara Timur Kab. Belu 0,98 117.600.000 205.800.000 230.300.000 230.300.000
256 Nusa Tenggara Timur Kab. Ende 1,00 120.000.000 210.000.000 235.000.000 235.000.000
257 Nusa Tenggara Timur Kab. Flores Timur 1,02 122.400.000 214.200.000 239.700.000 239.700.000
258 Nusa Tenggara Timur Kab. Kupang 0,97 116.400.000 203.700.000 227.950.000 227.950.000
259 Nusa Tenggara Timur Kab. Lembata 1,03 123.600.000 216.300.000 242.050.000 242.050.000
260 Nusa Tenggara Timur Kab. Manggarai 1,02 122.400.000 214.200.000 239.700.000 239.700.000
261 Nusa Tenggara Timur Kab. Manggarai Barat 1,00 120.000.000 210.000.000 235.000.000 235.000.000
262 Nusa Tenggara Timur Kab. Manggarai Timur 1,01 121.200.000 212.100.000 237.350.000 237.350.000
263 Nusa Tenggara Timur Kab. Nagekeo 1,02 122.400.000 214.200.000 239.700.000 239.700.000
264 Nusa Tenggara Timur Kab. Ngada 1,02 122.400.000 214.200.000 239.700.000 239.700.000
265 Nusa Tenggara Timur Kab. Rote Ndao 0,98 117.600.000 205.800.000 230.300.000 230.300.000
266 Nusa Tenggara Timur Kab. Sabu Raijua 0,96 115.200.000 201.600.000 225.600.000 225.600.000
267 Nusa Tenggara Timur Kab. Sikka 0,99 118.800.000 207.900.000 232.650.000 232.650.000
268 Nusa Tenggara Timur Kab. Sumba Barat 0,99 118.800.000 207.900.000 232.650.000 232.650.000
269 Nusa Tenggara Timur Kab. Sumba Barat Daya 0,99 118.800.000 207.900.000 232.650.000 232.650.000
270 Nusa Tenggara Timur Kab. Sumba Tengah 1,03 123.600.000 216.300.000 242.050.000 242.050.000
271 Nusa Tenggara Timur Kab. Sumba Timur 0,99 118.800.000 207.900.000 232.650.000 232.650.000
127
272 Nusa Tenggara Timur Kab. Timor Tengah Selatan 0,97 116.400.000 203.700.000 227.950.000 227.950.000
273 Nusa Tenggara Timur Kab. Timor Tengah Utara 0,97 116.400.000 203.700.000 227.950.000 227.950.000
274 Nusa Tenggara Timur Kota Kupang 0,96 115.200.000 201.600.000 225.600.000 225.600.000
275 Papua Kab. Asmat 2,05 246.000.000 430.500.000 481.750.000 481.750.000
276 Papua Kab. Biak Numfor 1,52 182.400.000 319.200.000 357.200.000 357.200.000
277 Papua Kab. Boven Digoel 1,76 211.200.000 369.600.000 413.600.000 413.600.000
278 Papua Kab. Deiyai 2,41 289.200.000 506.100.000 566.350.000 566.350.000
279 Papua Kab. Dogiyai 1,72 206.400.000 361.200.000 404.200.000 404.200.000
280 Papua Kab. Intan Jaya 3,56 427.200.000 747.600.000 836.600.000 836.600.000
281 Papua Kab. Jayapura 1,37 164.400.000 287.700.000 321.950.000 321.950.000
282 Papua Kab. Jayawijaya 2,26 271.200.000 474.600.000 531.100.000 531.100.000
283 Papua Kab. Keerom 1,48 177.600.000 310.800.000 347.800.000 347.800.000
284 Papua Kab. Kepulauan Yapen 1,39 166.800.000 291.900.000 326.650.000 326.650.000
285 Papua Kab. Lanny Jaya 2,48 297.600.000 520.800.000 582.800.000 582.800.000
286 Papua Kab. Mamberamo Raya 1,77 212.400.000 371.700.000 415.950.000 415.950.000
287 Papua Kab. Mappi 2,10 252.000.000 441.000.000 493.500.000 493.500.000
288 Papua Kab. Membramo Tengah 2,54 304.800.000 533.400.000 596.900.000 596.900.000
289 Papua Kab. Merauke 1,76 211.200.000 369.600.000 413.600.000 413.600.000
290 Papua Kab. Mimika 1,71 205.200.000 359.100.000 401.850.000 401.850.000
291 Papua Kab. Nabire 1,40 168.000.000 294.000.000 329.000.000 329.000.000
292 Papua Kab. Nduga 3,11 373.200.000 653.100.000 730.850.000 730.850.000
293 Papua Kab. Paniai 2,42 290.400.000 508.200.000 568.700.000 568.700.000
294 Papua Kab. Pegunungan Bintang 3,02 362.400.000 634.200.000 709.700.000 709.700.000
295 Papua Kab. Puncak 3,62 434.400.000 760.200.000 850.700.000 850.700.000
296 Papua Kab. Puncak Jaya 3,37 404.400.000 707.700.000 791.950.000 791.950.000
297 Papua Kab. Sarmi 1,71 205.200.000 359.100.000 401.850.000 401.850.000
298 Papua Kab. Supiori 1,54 184.800.000 323.400.000 361.900.000 361.900.000
299 Papua Kab. Tolikara 2,73 327.600.000 573.300.000 641.550.000 641.550.000
128
300 Papua Kab. Waropen 1,53 183.600.000 321.300.000 359.550.000 359.550.000
301 Papua Kab. Yahukimo 2,09 250.800.000 438.900.000 491.150.000 491.150.000
302 Papua Kab. Yalimo 2,52 302.400.000 529.200.000 592.200.000 592.200.000
303 Papua Kota Jayapura 1,35 162.000.000 283.500.000 317.250.000 317.250.000
304 Papua Barat Kab. Fak Fak 1,46 175.200.000 306.600.000 343.100.000 343.100.000
305 Papua Barat Kab. Kaimana 1,45 174.000.000 304.500.000 340.750.000 340.750.000
306 Papua Barat Kab. Manokwari 1,38 165.600.000 289.800.000 324.300.000 324.300.000
307 Papua Barat Kab. Maybrat 1,88 225.600.000 394.800.000 441.800.000 441.800.000
308 Papua Barat Kab. Raja Ampat 1,57 188.400.000 329.700.000 368.950.000 368.950.000
309 Papua Barat Kab. Sorong 1,35 162.000.000 283.500.000 317.250.000 317.250.000
310 Papua Barat Kab. Sorong Selatan 1,46 175.200.000 306.600.000 343.100.000 343.100.000
311 Papua Barat Kab. Tambrauw 1,50 180.000.000 315.000.000 352.500.000 352.500.000
312 Papua Barat Kab. Teluk Bintuni 1,47 176.400.000 308.700.000 345.450.000 345.450.000
313 Papua Barat Kab. Teluk Wondama 1,44 172.800.000 302.400.000 338.400.000 338.400.000
314 Papua Barat Kota Sorong 1,20 144.000.000 252.000.000 282.000.000 282.000.000
315 Riau Kota Pekanbaru 0,93 111.600.000 195.300.000 218.550.000 218.550.000
316 Sulawesi Barat Kab. Majene 0,91 109.200.000 191.100.000 213.850.000 213.850.000
317 Sulawesi Barat Kab. Mamasa 0,99 118.800.000 207.900.000 232.650.000 232.650.000
318 Sulawesi Barat Kab. Mamuju 0,93 111.600.000 195.300.000 218.550.000 218.550.000
319 Sulawesi Barat Kab. Mamuju Utara 0,96 115.200.000 201.600.000 225.600.000 225.600.000
320 Sulawesi Barat Kab. Polewali Mandar 0,91 109.200.000 191.100.000 213.850.000 213.850.000
321 Sulawesi Selatan Kab. Bantaeng 0,86 103.200.000 180.600.000 202.100.000 202.100.000
322 Sulawesi Selatan Kab. Barru 0,84 100.800.000 176.400.000 197.400.000 197.400.000
323 Sulawesi Selatan Kab. Bone 0,88 105.600.000 184.800.000 206.800.000 206.800.000
324 Sulawesi Selatan Kab. Bulukumba 0,87 104.400.000 182.700.000 204.450.000 204.450.000
325 Sulawesi Selatan Kab. Enrekang 0,91 109.200.000 191.100.000 213.850.000 213.850.000
326 Sulawesi Selatan Kab. Gowa 0,82 98.400.000 172.200.000 192.700.000 192.700.000
327 Sulawesi Selatan Kab. Jeneponto 0,85 102.000.000 178.500.000 199.750.000 199.750.000
129
328 Sulawesi Selatan Kab. Luwu 0,88 105.600.000 184.800.000 206.800.000 206.800.000
329 Sulawesi Selatan Kab. Luwu Timur 0,97 116.400.000 203.700.000 227.950.000 227.950.000
330 Sulawesi Selatan Kab. Luwu Utara 0,93 111.600.000 195.300.000 218.550.000 218.550.000
331 Sulawesi Selatan Kab. Maros 0,84 100.800.000 176.400.000 197.400.000 197.400.000
332 Sulawesi Selatan Kab. Pangkajene Kepulauan 0,87 104.400.000 182.700.000 204.450.000 204.450.000
333 Sulawesi Selatan Kab. Pinrang 0,85 102.000.000 178.500.000 199.750.000 199.750.000
334 Sulawesi Selatan Kab. Selayar 1,04 124.800.000 218.400.000 244.400.000 244.400.000
335 Sulawesi Selatan Kab. Sidenreng Rappang 0,87 104.400.000 182.700.000 204.450.000 204.450.000
336 Sulawesi Selatan Kab. Sinjai 0,90 108.000.000 189.000.000 211.500.000 211.500.000
337 Sulawesi Selatan Kab. Soppeng 0,87 104.400.000 182.700.000 204.450.000 204.450.000
338 Sulawesi Selatan Kab. Takalar 0,83 99.600.000 174.300.000 195.050.000 195.050.000
339 Sulawesi Selatan Kab. Tana Toraja 0,91 109.200.000 191.100.000 213.850.000 213.850.000
340 Sulawesi Selatan Kab. Toraja Utara 0,91 109.200.000 191.100.000 213.850.000 213.850.000
341 Sulawesi Selatan Kab. Wajo 0,87 104.400.000 182.700.000 204.450.000 204.450.000
342 Sulawesi Selatan Kota Makassar 0,82 98.400.000 172.200.000 192.700.000 192.700.000
343 Sulawesi Selatan Kota Palopo 0,90 108.000.000 189.000.000 211.500.000 211.500.000
344 Sulawesi Selatan Kota Pare-pare 0,84 100.800.000 176.400.000 197.400.000 197.400.000
345 Sulawesi Tengah Kab. Banggai 0,92 110.400.000 193.200.000 216.200.000 216.200.000
346 Sulawesi Tengah Kab. Banggai Kepulauan 1,02 122.400.000 214.200.000 239.700.000 239.700.000
347 Sulawesi Tengah Kab. Buol 0,98 117.600.000 205.800.000 230.300.000 230.300.000
348 Sulawesi Tengah Kab. Donggala 0,89 106.800.000 186.900.000 209.150.000 209.150.000
349 Sulawesi Tengah Kab. Morowali 0,98 117.600.000 205.800.000 230.300.000 230.300.000
350 Sulawesi Tengah Kab. Parigi Moutong 0,90 108.000.000 189.000.000 211.500.000 211.500.000
351 Sulawesi Tengah Kab. Poso 0,94 112.800.000 197.400.000 220.900.000 220.900.000
352 Sulawesi Tengah Kab. Sigi 0,89 106.800.000 186.900.000 209.150.000 209.150.000
353 Sulawesi Tengah Kab. Tojo Una Una 0,93 111.600.000 195.300.000 218.550.000 218.550.000
354 Sulawesi Tengah Kab. Toli-Toli 0,95 114.000.000 199.500.000 223.250.000 223.250.000
355 Sulawesi Tengah Kota Palu 0,87 104.400.000 182.700.000 204.450.000 204.450.000
130
356 Sulawesi Tenggara Kab. Bombana 0,96 115.200.000 201.600.000 225.600.000 225.600.000
357 Sulawesi Tenggara Kab. Buton 0,97 116.400.000 203.700.000 227.950.000 227.950.000
358 Sulawesi Tenggara Kab. Buton Utara 1,00 120.000.000 210.000.000 235.000.000 235.000.000
359 Sulawesi Tenggara Kab. Kolaka 0,88 105.600.000 184.800.000 206.800.000 206.800.000
360 Sulawesi Tenggara Kab. Kolaka Utara 0,93 111.600.000 195.300.000 218.550.000 218.550.000
361 Sulawesi Tenggara Kab. Konawe 0,93 111.600.000 195.300.000 218.550.000 218.550.000
362 Sulawesi Tenggara Kab. Konawe Selatan 0,95 114.000.000 199.500.000 223.250.000 223.250.000
363 Sulawesi Tenggara Kab. Konawe Utara 0,97 116.400.000 203.700.000 227.950.000 227.950.000
364 Sulawesi Tenggara Kab. Muna 0,96 115.200.000 201.600.000 225.600.000 225.600.000
365 Sulawesi Tenggara Kab. Wakatobi 1,00 120.000.000 210.000.000 235.000.000 235.000.000
366 Sulawesi Tenggara Kota Bau-bau 0,99 118.800.000 207.900.000 232.650.000 232.650.000
367 Sulawesi Tenggara Kota Kendari 0,86 103.200.000 180.600.000 202.100.000 202.100.000
368 Sulawesi Utara Kab. Bolaang Mangondow Selatan 0,95 114.000.000 199.500.000 223.250.000 223.250.000
369 Sulawesi Utara Kab. Bolaang Mangondow Timur 0,93 111.600.000 195.300.000 218.550.000 218.550.000
370 Sulawesi Utara Kab. Bolaang Mongondow 0,94 112.800.000 197.400.000 220.900.000 220.900.000
371 Sulawesi Utara Kab. Bolaang Mongondow Utara 0,97 116.400.000 203.700.000 227.950.000 227.950.000
372 Sulawesi Utara Kab. Kep. Siau Tagulandang Biaro 1,29 154.800.000 270.900.000 303.150.000 303.150.000
373 Sulawesi Utara Kab. Kepulauan Talaud 1,34 160.800.000 281.400.000 314.900.000 314.900.000
374 Sulawesi Utara Kab. Minahasa 0,95 114.000.000 199.500.000 223.250.000 223.250.000
375 Sulawesi Utara Kab. Minahasa Selatan 0,95 114.000.000 199.500.000 223.250.000 223.250.000
376 Sulawesi Utara Kab. Minahasa Tenggara 0,99 118.800.000 207.900.000 232.650.000 232.650.000
377 Sulawesi Utara Kab. Minahasa Utara 0,92 110.400.000 193.200.000 216.200.000 216.200.000
378 Sulawesi Utara Kab. Sangihe 1,28 153.600.000 268.800.000 300.800.000 300.800.000
379 Sulawesi Utara Kota Bitung 0,91 109.200.000 191.100.000 213.850.000 213.850.000
380 Sulawesi Utara Kota Kotamobagu 0,96 115.200.000 201.600.000 225.600.000 225.600.000
381 Sulawesi Utara Kota Manado 0,91 109.200.000 191.100.000 213.850.000 213.850.000
382 Sulawesi Utara Kota Tomohon 0,93 111.600.000 195.300.000 218.550.000 218.550.000
383 Sumatera Barat Kab. Agam 0,88 105.600.000 184.800.000 206.800.000 206.800.000
131
384 Sumatera Barat Kab. Dharmasraya 0,87 104.400.000 182.700.000 204.450.000 204.450.000
385 Sumatera Barat Kab. Kepulauan Mentawai 1,12 134.400.000 235.200.000 263.200.000 263.200.000
386 Sumatera Barat Kab. Lima puluh Kota 0,85 102.000.000 178.500.000 199.750.000 199.750.000
387 Sumatera Barat Kab. Padang Pariaman 0,85 102.000.000 178.500.000 199.750.000 199.750.000
388 Sumatera Barat Kab. Pasaman 0,86 103.200.000 180.600.000 202.100.000 202.100.000
389 Sumatera Barat Kab. Pasaman Barat 0,91 109.200.000 191.100.000 213.850.000 213.850.000
390 Sumatera Barat Kab. Pesisir Selatan 0,92 110.400.000 193.200.000 216.200.000 216.200.000
391 Sumatera Barat Kab. Sijunjung 0,87 104.400.000 182.700.000 204.450.000 204.450.000
392 Sumatera Barat Kab. Solok 0,85 102.000.000 178.500.000 199.750.000 199.750.000
393 Sumatera Barat Kab. Solok Selatan 0,86 103.200.000 180.600.000 202.100.000 202.100.000
394 Sumatera Barat Kab. Tanah Datar 0,85 102.000.000 178.500.000 199.750.000 199.750.000
395 Sumatera Barat Kota Bukit Tinggi 0,87 104.400.000 182.700.000 204.450.000 204.450.000
396 Sumatera Barat Kota Padang 0,83 99.600.000 174.300.000 195.050.000 195.050.000
397 Sumatera Barat Kota Padang Panjang 0,86 103.200.000 180.600.000 202.100.000 202.100.000
398 Sumatera Barat Kota Pariaman 0,83 99.600.000 174.300.000 195.050.000 195.050.000
399 Sumatera Barat Kota Payakumbuh 0,85 102.000.000 178.500.000 199.750.000 199.750.000
400 Sumatera Barat Kota Sawahlunto 0,85 102.000.000 178.500.000 199.750.000 199.750.000
401 Sumatera Barat Kota Solok 0,85 102.000.000 178.500.000 199.750.000 199.750.000
402 Sumatera Selatan Kab. Banyuasin 1,01 121.200.000 212.100.000 237.350.000 237.350.000
403 Sumatera Selatan Kab. Empat Lawang 0,87 104.400.000 182.700.000 204.450.000 204.450.000
404 Sumatera Selatan Kab. Lahat 0,92 110.400.000 193.200.000 216.200.000 216.200.000
405 Sumatera Selatan Kab. Muara Enim 0,86 103.200.000 180.600.000 202.100.000 202.100.000
406 Sumatera Selatan Kab. Musi Banyuasin 0,94 112.800.000 197.400.000 220.900.000 220.900.000
407 Sumatera Selatan Kab. Musi Rawas 0,92 110.400.000 193.200.000 216.200.000 216.200.000
408 Sumatera Selatan Kab. Ogan Ilir 0,88 105.600.000 184.800.000 206.800.000 206.800.000
409 Sumatera Selatan Kab. Ogan Komering Ilir 0,90 108.000.000 189.000.000 211.500.000 211.500.000
410 Sumatera Selatan Kab. Ogan Komering Ulu 0,85 102.000.000 178.500.000 199.750.000 199.750.000
411 Sumatera Selatan Kab. Ogan Komering Ulu Selatan 0,85 102.000.000 178.500.000 199.750.000 199.750.000
132
412 Sumatera Selatan Kab. Ogan Komering Ulu Timur 0,88 105.600.000 184.800.000 206.800.000 206.800.000
413 Sumatera Selatan Kota Lubuk Linggau 0,88 105.600.000 184.800.000 206.800.000 206.800.000
414 Sumatera Selatan Kota Pagar Alam 0,93 111.600.000 195.300.000 218.550.000 218.550.000
415 Sumatera Selatan Kota Palembang 0,87 104.400.000 182.700.000 204.450.000 204.450.000
416 Sumatera Selatan Kota Prabumulih 0,91 109.200.000 191.100.000 213.850.000 213.850.000
417 Sumatera Utara Kab. Asahan 0,84 100.800.000 176.400.000 197.400.000 197.400.000
418 Sumatera Utara Kab. Batu Bara 0,86 103.200.000 180.600.000 202.100.000 202.100.000
419 Sumatera Utara Kab. Dairi 0,86 103.200.000 180.600.000 202.100.000 202.100.000
420 Sumatera Utara Kab. Deli Serdang 0,81 97.200.000 170.100.000 190.350.000 190.350.000
421 Sumatera Utara Kab. Humbang Hasundutan 0,84 100.800.000 176.400.000 197.400.000 197.400.000
422 Sumatera Utara Kab. Labuhan Batu 0,97 116.400.000 203.700.000 227.950.000 227.950.000
423 Sumatera Utara Kab. Labuhan Batu Selatan 0,86 103.200.000 180.600.000 202.100.000 202.100.000
424 Sumatera Utara Kab. Labuhan Batu Utara 0,87 104.400.000 182.700.000 204.450.000 204.450.000
425 Sumatera Utara Kab. Langkat 0,82 98.400.000 172.200.000 192.700.000 192.700.000
426 Sumatera Utara Kab. Mandailing Natal 0,87 104.400.000 182.700.000 204.450.000 204.450.000
427 Sumatera Utara Kab. Nias 0,99 118.800.000 207.900.000 232.650.000 232.650.000
428 Sumatera Utara Kab. Nias Barat 1,04 124.800.000 218.400.000 244.400.000 244.400.000
429 Sumatera Utara Kab. Nias Selatan 1,10 132.000.000 231.000.000 258.500.000 258.500.000
430 Sumatera Utara Kab. Nias Utara 1,05 126.000.000 220.500.000 246.750.000 246.750.000
431 Sumatera Utara Kab. Padang Lawas 0,88 105.600.000 184.800.000 206.800.000 206.800.000
432 Sumatera Utara Kab. Padang Lawas Utara 0,88 105.600.000 184.800.000 206.800.000 206.800.000
433 Sumatera Utara Kab. Pakpak Bharat 0,88 105.600.000 184.800.000 206.800.000 206.800.000
434 Sumatera Utara Kab. Samosir 0,89 106.800.000 186.900.000 209.150.000 209.150.000
435 Sumatera Utara Kab. Serdang Bedagai 0,83 99.600.000 174.300.000 195.050.000 195.050.000
436 Sumatera Utara Kab. Simalungun 0,83 99.600.000 174.300.000 195.050.000 195.050.000
437 Sumatera Utara Kab. Tanah Karo 0,85 102.000.000 178.500.000 199.750.000 199.750.000
438 Sumatera Utara Kab. Tapanuli Selatan 0,88 105.600.000 184.800.000 206.800.000 206.800.000
439 Sumatera Utara Kab. Tapanuli Tengah 0,85 102.000.000 178.500.000 199.750.000 199.750.000
133
440 Sumatera Utara Kab. Tapanuli Utara 0,86 103.200.000 180.600.000 202.100.000 202.100.000
441 Sumatera Utara Kab. Toba Samosir 0,88 105.600.000 184.800.000 206.800.000 206.800.000
442 Sumatera Utara Kota Binjai 0,81 97.200.000 170.100.000 190.350.000 190.350.000
443 Sumatera Utara Kota Gunung Sitoli 0,90 108.000.000 189.000.000 211.500.000 211.500.000
444 Sumatera Utara Kota Medan 0,84 100.800.000 176.400.000 197.400.000 197.400.000
445 Sumatera Utara Kota Padang Sidimpuan 0,89 106.800.000 186.900.000 209.150.000 209.150.000
446 Sumatera Utara Kota Pematang Siantar 0,84 100.800.000 176.400.000 197.400.000 197.400.000
447 Sumatera Utara Kota Sibolga 0,89 106.800.000 186.900.000 209.150.000 209.150.000
448 Sumatera Utara Kota Tanjung Balai 0,86 103.200.000 180.600.000 202.100.000 202.100.000
449 Sumatera Utara Kota Tebing Tinggi 0,83 99.600.000 174.300.000 195.050.000 195.050.000
Lampiran III : Peraturan Sekjen 135
BAB III
SPESIFIKASI TEKNIS SARANA PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN
Penggunaan DAK Bidang Pendidikan untuk SMP mengacu pada spesifikasi
teknis sebagai berikut :
I. Alat Laboratorium IPA
A. Persyaratan Teknis
Pembelajaran IPA harus secara proporsional mengembangkan
kemampuan deklaratif dan kemampuan prosedural maka fungsi
laboratorium tidak hanya sekedar untuk kegiatan praktikum saja
tetapi merupakan bagian dari kegiatan pembelajaran IPA. Untuk
itu, harus diupayakan ketersediaan alat laboratorium IPA dengan
mutu yang baik dan dalam jumlah yang cukup di sekolah. Dalam
rangka pemenuhan kebutuhan alat laboratorium IPA SMP, melalui
DAK tahun 2013 mengadakan peralatan IPA yang meliputi:
Fisika : yang terdiri dari: kit mekanika, kit optik, kit listrik
dan magnet, kit panas dan hidrostatika, serta alat penunjang.
Biologi yang terdiri dari: mikroskop, alat umum, bahan,
model, dan carta.
Besaran dana DAK untuk pengadaan alat laboratorium IPA SMP
tahun 2013 per paket per sekolah sebesar maksimum Rp.
50.000.000,- (lima puluh juta rupiah). Dana tersebut sudah
termasuk biaya pengiriman sampai sekolah, pelatihan penggunaan
dan pemanfaatan oleh penyedia barang atau produsen dan pajak-
pajak yang berlaku.
Setiap alat IPA diharapkan memenuhi kebutuhan yang sesuai
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta
tuntutan Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
IPA SMP. Karakteristik tersebut dirumuskan dengan melihat dua
aspek utama, yaitu aspek umum dan aspek khusus dengan
mempertimbangkan nilai edukatif, keamanan penggunaan, dan
bahan/material.
1. Aspek umum yang harus dipenuhi dalam setiap alat
laboratorium IPA adalah sebagai berikut.
a. Setiap alat yang dibeli merupakan alat baru.
b. Tanpa kerusakan atau cacat.
c. Peralatan harus aman terhadap pemakai, lingkungan,
dan peralatan itu sendiri.
Lampiran III : Peraturan Sekjen 136
d. Setiap alat terdapat identitas permanen (lambang/merk)
dari produsen kecuali yang secara teknis sulit misalnya
bendanya terlalu kecil, prisma, lensa dan lain-lain.
e. Penyedia barang harus melengkapi surat dukungan dari
pabrikan/produsen di atas materai Rp. 6.000,- yang
ditujukan khusus untuk keperluan pengadaan alat DAK
ini.
f. Penyedia barang harus dapat memberikan surat garansi
purna jual selama 12 bulan dari pabrikan/produsen
untuk kerusakan alat yang bukan disebabkan oleh
kelalaian pemakaian dan menjamin ketersediaan suku
cadang peralatan selama 3 tahun dengan surat jaminan
dari pabrikan/produsen. Surat garansi dan surat
jaminan dari pabrikan/produsen berlaku sejak barang
diserahterimakan.
g. Penyedia barang/produsen memberikan surat jaminan
tentang akan dilaksanakan pelatihan tentang bagaimana
penggunaan peralatan kepada minimal 2 (dua) orang
guru IPA (satu orang guru berlatar belakang fisika dan
satu orang guru berlatar belakang biologi) dari setiap
sekolah penerima barang selama minimal 2 x 8 jam (atau
waktu yang setara).
2. Aspek khusus berupa spesifikasi masing-masing komponen
alat laboratorium IPA yang sesuai dengan Permendiknas No
22 dan 23 Tahun 2006 tentang Standar Isi (SI) dan Standar
Kompetensi Lulusan (SKL), dengan mempertimbangkan:
ukuran, bahan, fungsi, dapat mengukur apa yang akan
diukur, mudah digunakan/dirakit, kelengkapan alat, mudah
perawatan, menunjukkan gejala sesuai dengan konsep, dan
memiliki kompatibilitas (kesesuaian dan dapat dirakit dengan
alat lain). Daftar nama, jenis alat minimal, spesifikasi
minimal dan jumlah minimal alat laboratorium IPA SMP yang
diadakan selengkapnya dapat dilihat pada spesifikasi teknis.
B. Spesifikasi Teknis
Alat-alat laboratorium IPA-Fisika disusun dalam 4 boks Kit, yakni
Kit Mekanika, Kit Hidrostatika & Panas, Kit Optika dan Kit Listrik
& Magnet serta peralatan pendukung. Di dalam Kit berisi banyak
komponen yang cocok satu sama lain atau dapat digunakan
bersama untuk bermacam-macam percobaan. Komponen-
komponen pada setiap kit ditempatkan pada suatu dudukan yang
terbuat dari vacum plastik warna putih/abu-abu muda, tebal
minimal 1,6 mm dan ditempatkan dalam kotak boks kit yang
kokoh yang warnanya sesuai jenis kit-nya. Jumlah dan bentuk
Lampiran III : Peraturan Sekjen 137
dudukan sesuai dengan komponen-komponen yang menempati.
Boks kit mudah dibersihkan, dilengkapi pengunci yang kokoh.
Alat laboratorium IPA-Biologi terdiri dari, mikroskop siswa dan
kelengkapannya, alat umum, bahan, model, dan carta.
Seluruh komponen harus diberi identitas permanen nama/logo
produsen kecuali yang sangat sulit. Dilengkapi dengan garansi
dan jaminan purna jual dari produsen, alamat, no telp, alamat e-
mail harus tertera dalam surat garansi dan surat jaminan.
Peralatan IPA harus dijamin dapat dimanfaatkan dalam
pembelajaran. Penyedia barang/produsen harus mentransfer
pengetahuan tentang penggunaan, perawatan dan perbaikan
sederhana serta beberapa contoh penggunaan dalam pembelajaran
kepada minimal 2 orang guru IPA yaitu 1 orang yang berlatar
belakang pendidikan fisika dan 1 orang yang berlatar belakang
pendidikan biologi selama minimal 2 x 8 jam atau waktu yang
setara.
Lampiran III : Peraturan Sekjen 138
1. FISIKA
No. Nama Alat dan Spesifikasi minimal
Jumlah
satuan
Min.
Alat-alat laboratorium IPA-Fisika disusun dalam 4 boks
Kit, yakni Kit Mekanika, Kit Hidrostatika & Panas, Kit
Optika dan Kit Listrik & Magnet dan peralatan umum. Di
dalam Kit berisi banyak komponen yang cocok satu sama
lain atau dapat digunakan bersama untuk bermacam-
macam percobaan. Komponen-komponen pada setiap kit
ditempatkan pada suatu dudukan yang terbuat dari
vacum plastik warna putih/abu-abu muda, tebal minimal
1.6 mm dan ditempatkan dalam kotak boks kit yang
kokoh yang warnanya sesuai jenis kit-nya. Jumlah dan
bentuk dudukan sesuai dengan komponen-komponen
yang menempati. Boks kit mudah dibersihkan, dilengkapi
pengunci yang kokoh. Seluruh komponen harus diberi
identitas permanen nama/logo produsen kecuali yang
sangat sulit.
KIT MEKANIKA
Ukuran sistem lubang-poros 4 mm, lubang 4 mm (+ 0,1),
steaker 3,9 (-0,1). Untuk ukuran lubang poros 10 mm,
lubang 10 mm (+0,15), poros 10 mm (-0,1). Seluruh
komponen peralatan harus halus/tanpa ada permukaan
tajam sehingga tak mudah melukai pemakai.
1. Dasar Statif, Pak isi 2
Bahan: Plastik ABS
Ukuran: Sekitar 185 x 36 x 35 mm, ukuran lubang poros
10 mm
Dengan 3 buah mur kuningan yang ditanam dan 3 baut
pengencang dari stainless steel yang tidak dapat dilepas
dengan bagian ujungnya halus rata. Bagian bawah
dilengkapi karet penahan kestabilan. Ketiga lubang
kompatibel dengan batang statif dan khusus pada lubang
untuk posisi batang vertikal terdapat 3 titik kontak.
Posisi lubang horizontal harus sama tinggi dengan lubang
kaki statif. Terdapat 3 lubang sistem 4 mm pada
permukaan dasar statif.
2 pak
Lampiran III : Peraturan Sekjen 139
No. Nama Alat dan Spesifikasi minimal
Jumlah
satuan
Min.
2. Kaki Statif, Pak isi 2
Bahan: Plastik ABS
Ukuran: Sekitar 50 x 30 x 36 mm, bagian landasan
dilengkapi karet penahan kestabilan. Lubang kompatibel
dengan batang statif dan posisi lubang sama tinggi
dengan lubang dasar statif.
2 pak
3. Balok Pendukung, Pak isi 2
Bahan: Plastik ABS
Ukuran: Sekitar 45 x 36 x 27 mm
Lubang khusus dengan 3 titik kontak dan terdapat
tempat untuk disisipi engsel dari Bidang miring dan
dilengkapi lubang 4 mm. Dengan 1 buah mur kuningan
yang ditanam dan 1 buah baut pengencang dari Stainless
Steel tidak lepas
2 pak
4. Batang Statif Pendek, Pak isi 2
Bahan: Stainless Steel (tidak tertarik magnet)
Ukuran: Panjang 250 mm ± 2 mm, dia. batang 10 mm.
Kedua ujung batang diberi champers: 1 x 45°/Radius 1
mm
2 pak
5. Batang Statif Panjang, Pak isi 2
Bahan: Stainless Steel (tidak tertarik magnet)
Ukuran: Panjang 500 mm ± 2 mm, dia. batang 10 mm.
Kedua ujung batang diberi champers: 1 x 45°/Radius 1
mm
2 pak
6. Penyambung Batang statif
Bahan: Plastik ABS, panjang sekitar 100 mm, dengan 4
mur/baut dari kuningan yang ditanam dan 4 baut/mur
pengencang bentuk kupu-kupu. Baut/mur pengencang
tidak dapat dilepas. Digunakan sebagai penyambung
batang statif diameter 10 mm dengan cara menjepitnya
2 buah
7. Penggaris Logam
Bahan: Baja pegas tahan karat (steinless steel), bersifat
elastis.
Ukuran: panjang 50 cm dengan ukuran skala cm dan
mm dalam bentuk gravier/skala tidak mudah hilang,
lebar sekitar 25 mm, tebal min 1 mm.
2 buah
Lampiran III : Peraturan Sekjen 140
No. Nama Alat dan Spesifikasi minimal
Jumlah
satuan
Min.
8. Neraca Pegas 1.5 N
Pembagian skala 0,05 N, toleransi pembacaan ± 0,05 N
sablon permanen. Pegas terbuat dari baja pegas dan
penggantung terbuat dari stainless steel, tabung terbuat
dari polycarbonate bening. Pada saat diam tanpa beban
penunjuk pada posisi 0, setelah dibebani harus kembali
ke posisi 0.
2 buah
9. Penunjuk Pasang, sepasang
Bahan: Plastik ABS
Ukuran: sekitar 62.5 x 20 x 19 mm, tebal sekitar 2 mm
kompatibel dengan batang statif diameter 10 mm
Tak rusak/pecah saat batang statif dimasukkan/
dipasang dari samping, tidak terlalu sulit untuk digeser-
geser di sepanjang batang statif.
2 pasang
10. Tali pada Roda
Bahan: Tali Nylon, digulung pada roda plastik
Dia. Tali 1 mm, digulung pada roda plastik, panjang tali
min. 10 meter
2 rol
11. Beban Pemberat 50 gr ± 0,5 gr, Pak isi 6
Bahan: Zinc Alloy die casting, terdapat tulisan 50 g
permanen. Masing-masing beban dapat dirangkai satu
dengan lainnya, dapat juga dirangkai dengan batang
pengait, tuas dan steaker perangkai. Dilengkapi lubang
untuk gantungan neraca pegas atau tali. Sepanjang poros
terdapat lubang dengan dia. 4 mm.
2 pak
12. Beban Pemberat 25 gr ± 0,2 gr, Pak isi 6
Bahan: Plastik Polyacetal injection metal
insert/Alumunium Alloy, terdapat tulisan 25 gr permanen
(injection). Masing-masing beban dapat dirangkai satu
dengan lainnya, dapat juga dirangkai dengan batang
pengait, tuas dan steaker perangkai. Dilengkapi lubang
untuk gantungan neraca pegas atau tali. Sepanjang poros
terdapat lubang dengan dia. 4 mm.
2 pak
13. Neraca Pegas 3.0 N, Pak isi 2
Pembagian skala 0.1 N, toleransi pembacaan ± 0,1 N
sablon permanen. Pegas terbuat dari baja pegas dan
2 pak
Lampiran III : Peraturan Sekjen 141
No. Nama Alat dan Spesifikasi minimal
Jumlah
satuan
Min.
penggantung terbuat dari stainless steel, tabung terbuat
dari polycarbonate bening. Pada saat diam tanpa beban
penunjuk pada posisi 0, setelah dibebani harus kembali
ke posisi 0.
14. Jangka Sorong
Bahan: Stainless Steel
Ukuran: Panjang 150 mm; ketelitian 0.05 mm
Untuk pengukuran diameter dalam, diameter luar dan
kedalaman. Saat kedua rahang berhimpit, kedua skala
segaris, menunjukan “0” dan tanpa celah
2 buah
15. Balok Aluminium
Bahan: Aluminium pejal
Ukuran: 18 x 18 x 57 mm (±0,2), lengkap dengan kawat
baja penggantung.
2 buah
16. Jepit Penahan, pak isi 3
Bahan: Plastik Polypropylene
Berfungsi untuk penahan/penggantung misalnya neraca
pegas. kompatibel dengan balok pendukung, dasar statif
dan lain-lain. Lengkap dengan steker 4 mm, yang diberi
spring hull terbuat dari baja pegas divernikel. Tak rusak
bila objek dimasukkan lewat samping
2 pak
17. Roda Katrol diameter 50 mm, pak isi 2
Bahan: Plastik ABS, diameter luar sekitar 58 mm, tebal
bagian tepi 18 mm, diameter celah "V" 50mm (±0,2).
Poros berpuli diameter 18 dengan celah "U" lengkap
lubang melintang 4 mm yang kompatibel dengan batang
perangkai; ujung poros berlubang sistem 4 mm,
kedalaman 18 mm (0,+1). Sisi lain dilengkapi steker
berpegas dia 4 mm Pada tepi bidang katrol terdapat 2
pasang lubang sistem 4 mm dengan jarak antar lubang
berseberangan 50 mm (± 0,2), untuk memasang steker
pemutar roda dan lain-lain. Panjang lubang 18 mm
(sesuai dengan tebal katrol). Katrol dapat diputar bebas
dengan gesekan rendah pada porosnya tanpa goyang.
Poros kuningan dan pegas baja divernikel.
2 pak
18. Roda Katrol diameter 100 mm, pak isi 2
Bahan: Plastik ABS, diameter luar sekitar 108 mm, tebal
bagian tepi 18 mm, diameter celah "V" 100 mm (±0,2).
2 pak
Lampiran III : Peraturan Sekjen 142
No. Nama Alat dan Spesifikasi minimal
Jumlah
satuan
Min.
Poros berpuli diameter 18 mm dengan celah "U" lengkap
lubang melintang 4 mm yang kompatibel dengan batang
perangkai; ujung poros berlubang sistem4 mm,
kedalaman 18 mm (0,+1). Sisi lain dilengkapi steker
berpegas dia 4 mm. Pada tepi bidang katrol terdapat 3
pasang lubang sistem 4 mm dengan jarak antar lubang
berseberangan 100 (± 0,2) mm dan 1 pasang lubang
dengan jarak antar lubang 50 (± 0,2) mm segaris dengan
salah satu pasang lubang tepi (untuk memasang steker
pemutar roda dan lain-lain). Panjang lubang 18 mm
(sesuai dengan tebal katrol). Katrol dapat diputar bebas
dengan gesekan rendah pada porosnya tanpa goyang.
Poros kuningan dan pegas baja divernikel
19. Steker Poros
Berfungsi sebagai poros untuk tuas, poros/batang
pemutar dan lain-lain.
Bahan: kuningan divernikel
Ukuran: poros dia. 4 mm, panjang 38 mm (± 0,5)
Steker 4 mm, dilengkapi spring hull divernikel
2 buah
20. Batang Pengait, pak isi 2
Berfungsi sebagai pengait beban saat dirakit dengan
katrol dan lain-lain
Bahan: kuningan divernikel, dia. 4 mm
Ukuran: sekitar 60 x 26 x dia 4 mm.
Steker 4 mm, dilengkapi spring hull divernikel
2 pak
21. Tuas
Bahan: Plastik ABS,lurus dan kaku
Ukuran: sekitar 375 x 20 x 5 mm (p x l x t), tebal bagian
lubang poros 13 mm.
Dilengkapi pengatur keseimbangan dan penunjuk, terdiri
dari 24 lubang+1 lubang tengah dengan jarak antar
lubang 15 mm. Dapat digunakan untuk menggantungkan
Beban Pemberat 50 gr ataupun 25 gr, tanpa alat bantu.
Terdapat angka 1-12 (terinjeksi langsung) pada kedua sisi
dan berada di bawah setiap lubang.
2 buah
Lampiran III : Peraturan Sekjen 143
No. Nama Alat dan Spesifikasi minimal
Jumlah
satuan
Min.
22. Steker Perangkai, pak isi 2
Berfungsi sebagai perangkai 2 katrol pada posisi
horizontal, beban dengan kereta
Bahan: Kuningan divernikel, dia. 5 mm (± 0,2)
Ukuran: Panjang 42 mm (± 0,4)
Steker 4 mm pada kedua ujungnya lengkap dengan
spring hull divernikel
2 pak
23. Batang Perangkai, pak isi 2
Berfungsi sebagai perangkai 2 katrol pada posisi vertikal;
dilengkapi dengan 2 pasak pada kedua ujung sehingga 2
katrol yang dirangkai pada posisi sejajar.
Bahan: Kuningan divernikel, dia. 5 mm (± 0,2)
Ukuran: Panjang 115 mm (± 0,4); pasak panjang 7,5 mm,
diameter 2 mm. Steker 4 mm pada kedua ujungnya
lengkap dengan spring hull divernikel
2 pak
24. Bidang Miring
Bahan: Aluminium dengan engsel dari plat baja yang
diberi lubang dia. 4.5 mm
Ukuran: Panjang 50 cm, lebar 45 mm, tebal 2 mm tebal
dinding tengah 7,5 mm; tinggi 7 mm. Engsel dapat
disisipkan secara mudah pada Balok pendukung.
Dilengkapi skala pada kedua sisi dan angka 0 terdapat
pada kedua ujung berlawanan; terdapat alur memanjang
ditengah-tengah untuk melurus gerak 2 katrol diameter
50 mm.
2 buah
25. Pegas Spiral, 0.1N / cm
Bahan: Baja pegas tahan karat
Panjang lingkaran pegas (tanpa beban) minimal 60 mm.
Setiap penambahan beban 50 gram, pegas bertambah
panjang 50 mm linier sampai beban 300 gram. Pada
ujung atas (pangkal) dibuat lingkaran dengan diameter
sekitar 5 mm untuk menggantungkan pegas dan bagian
bawah dibuat bentuk pengait untuk mengantungkan
beban.
2 buah
26. Balok Gesekan
Bahan baja, ukuran: sekitar 39 x 24 x 24 mm.
Permukaan sisi panjang dilapisi oleh empat jenis bahan,
yaitu: kayu, karet, plastik dan kaca dengan tebal sekitar
2 buah
Lampiran III : Peraturan Sekjen 144
No. Nama Alat dan Spesifikasi minimal
Jumlah
satuan
Min.
3 mm. Pemasangan harus rapi dan ukuran permukaan
keempat bahan harus sama, dengan toleransi (±0,5 mm)
Dilengkapi dengan pengait pada salah satu sisi,
sedangkan sisi yang lain diberi lubang dengan dia. 4 mm
kedalaman 18 mm (0,+1). Pada satu permukaan hanya
satu bahan yang bergesekan, tepi yang memanjang
dichampers 3 mm x 45 0 dan permukaan baja yang tidak
tertutup lapisan divernis bening.
27. Kubus Materi
Terdiri dari 6 macam kubus pejal yang berbeda
bahannya, yaitu: Kayu, Kuningan, Besi, Tembaga, plastik
dan Aluminium. Permukaan materi mulus dan khusus
kubus besi di vernis bening. Ukuran kubus: 20 x 20 x 20
mm (± 0,2), dikemas dalam kotak plastik dengan
penutup. Sisi-sisi kubus harus siku-siku dan rata.
2 set
28. Stopwatch/Jam Henti Analog satu tombol
Bahan: Stainless steel. Skala dan jarum ganda: dari skala
0 (nol) sampai 60 x 0.2 detik dan 0-30 x 1 menit. Satu
tombol berfungsi untuk start, stop dan reset (kembali ke
"0"). Terdapat penghenti putaran lebih.
2 buah
29. Kereta Dinamika
Kereta dari plastik/Aluminium dicat, tebal dinding min
1,7 mm dilengkapi 4 roda plastik ABS, berpenjepit. Di
bagian atas, belakang dan depan terdapat lubang sistem
4 mm. Roda dapat berputar lancar bersama porosnya
dengan menggunakan sistem poros arloji, kompatibel
dengan rel presisi. Posisi bibir roda tak boleh menonjol
keluar dari badan kereta. Ukuran kereta sekitar 94 x 47 x
36 mm.
2 buah
30. Kereta Dinamika dengan Motor
Kereta dari plastik/Aluminium dicat, tebal diding min 1,7
mm, dilengkapi 4 roda plastik ABS,
Roda menggunakan poros model sistem poros arloji,
kompatibel dengan rel presisi. Posisi bibir roda tak boleh
menonjol keluar dari badan kereta.
Ukuran kereta sekitar 94 x 47 x 56 mm. Dilengkapi 2
lubang sistem 4 mm (depan dan atas), penjepit, 2 buah
baterai AA size (1,5 V), motor listrik DC dengan sistem
2 buah
Lampiran III : Peraturan Sekjen 145
No. Nama Alat dan Spesifikasi minimal
Jumlah
satuan
Min.
transmisi roda gigi dan saklar pengatur laju kereta. Laju
kereta 2 jenis: sekitar 10 dan 20 cm/s; ada tanda +/-
untuk dudukan baterai. Baterai mudah dipasang/diganti.
31. Balok Bertingkat
Bahan: Plastik ABS,
Ukuran: ± 64 x 39 x 45 mm
Memiliki tiga tingkat posisi (tinggi tangga): 25 mm; 35
mm; dan 45 mm.
Celah/lekukan di tiap tingkat kompatibel dengan alas
kaki rel presisi
2 buah
32. Pengetik Waktu + Pita Kertas
Perangkat pengetik waktu terpasang permanen pada
kotak terbuat dari plastik ABS yang dapat ditancapkan
pada tumpakanberpenjepit untuk dipasang pada rel
presisi. Dilengkapi 3 atau 4 plug listrik sistem 4 mm
lengkap dengan tanda 6V dan AC-DC. Terpasang
rangkaian elektronik pengubah arus DC menjadi AC
frekwensi 50 Hz. Vibrasi ketikan dibangkitkan oleh
adanya interaksi magnet tetap (kecil, kuat magnetnya)
dengan kumparan berarus listrik AC. Pada alat sudah
terpasang kertas karbon berbentuk lingkaran beserta
paku payung. Alat bekerja pada tegangan: 6V AC/DC,
menghasilkan 50 titik/detik pada pita kertas (sama
dengan frekuensi listrik AC PLN). Dilengkapi gulungan
pita kertas lebar 9 - 9.5 mm. Pita dapat dimasukkan
dengan mudah ke celah dari pengetik waktu, selanjutnya
dapat bergerak lancar. Panjang pita seluruhnya
minimal150 m
2 buah
33. Buku Panduan Penggunaan Alat
Dalam Bahasa Indonesia, dicetak dan dijilid rapi. Terdiri
dari minimal 26 (dua puluh enam) eksperimen/percobaan
berbasis KTSP dan menggunakan seluruh alat yang
tersedia atau ditambah dari luar kit, terdapat pengenalan
alat, cara merakit, serta ada langkah-langkah percobaan.
secara rinci dan mudah difahami. Kertas ukuran A4,
gramatur min 70 gr/m2. Sampul artpaper 120 mg, warna
biru. Terdapat nama, alamat, nomer telepon, alamat e-
mail pada sampul belakang.
2 buah
Lampiran III : Peraturan Sekjen 146
No. Nama Alat dan Spesifikasi minimal
Jumlah
satuan
Min.
34. Tray (Dudukan) alat:
Bahan vacuum plastic tebal minimal 1,6 mm, kokoh,
memiliki lekukan-lekukan (celah-celah) yang jumlah dan
bentuknya sesuai dengan jumlah dan bentuk item yang
ditempatkan. Ukuran sesuai dengan ukuran bagian
dalam boks kit, ada merk (simbol produsen). Kedua
tingkat tray mudah dikeluarkan dan dimasukkan ke boks
kit. Pinggiran kedua lembar vacuum plastic dari setiap
tray disatukan (dengan system lem atau ultrasonic
welder) secara rapih dan kokoh (tak ada yang lepas).
Boks Kit:
Boks kit merupakan boks injection moulding bahan
plastik atau bahan lain yang lebih kokoh, ukuran 60 x 26
x 16 cm, warna biru. Bentuk kotak kokoh, penutup boks
dilengkapi dengan engsel dan pengunci yang kuat di dua
tempat. Penutup bok pada posisi terbuka membentuk
sudut 120 sampai 130 derajat. Dilengkapi pegangan
(bukan tali) pada kedua sisi samping untuk memudahkan
mobilitas.
Nama kit dan nama/logo perusahaan (ukuran
proporsional, nama/logo perusahaan tidak menonjol)
disablon permanen pada 4 sisi boks (atas, samping
kanan, samping kiri dan depan).
Pada sisi tutup bagian dalam disablon gambar, tata letak
dan nama setiap komponen.
2 buah
KIT HIDROSTATIKA & PANAS
Ukuran sistem lubang-poros 4 mm, lubang 4 mm (+ 0,1),
steaker 3,9 (-0,1). Seluruh komponen peralatan harus
halus/tanpa ada permukaan tajam sehingga tak mudah
melukai pemakai.
1. Tabung Berpancuran
Bahan: Plastik transparan (SAN/acrylic)
Ukuran: sekitar 163 mm (tinggi), dia. 60 mm. Panjang
Pancuran: sekitar 24 mm dengan sudut kemiringan 15°,
Tebal dinding minimal 2 mm. Dapat berdiri tegak dan
2 buah
Lampiran III : Peraturan Sekjen 147
No. Nama Alat dan Spesifikasi minimal
Jumlah
satuan
Min.
kokoh, kompatibel dengan silinder ukur (Bibir pancuran
bagian bawah tidak lebih rendah dari posisi bibir silinder
ukur)
2. Gelas Kimia (Beaker)
Bahan: Kaca Borosilikat
Volume: 250 ml, memiliki skala minimal sampai 200 mL,
dengan jarak antar skala 50 mL. Dapat berdiri tegak,
kaca bening, pada bagian atasnya terdapat cerat (bibir
tuang).
2 buah
3. Silinder Ukur
Bahan: Plastik transparan (SAN/acrylic)
Volume: 100 mL, dilengkapi skala dengan ketelitian 2.0
mL. Saat diisi air maka permukaan airnya bisa terlihat
secara jelas. Pada bagian atasnya terdapat cerat (bibir
tuang) sedangkan pada bagian badannya terdapat skala
ukur dengan ketelitian 2,0 mL dan skala maksimum 100
mL.
2 buah
4. Selang Plastik/Silicon Pak isi 2
Bahan: PVC lunak/silicon, transparan
Ukuran: dia. dalam 7 mm, dia. luar 10 mm, panjang 500
mm
Tidak terjadi kebocoran saat disambungkan pada Gelas
tiga arah maupun Penghubung selang, warna plastiknya
transparan dan elastis (lentur) sehingga tidak mudah
terlipat maupun sobek saat dipasang pada celah/lekukan
dari penanda air/pelacak tekanan
2 pak
5. Corong
Bahan: Plastik bening PVC/Acrillic/SAN/PC
Ukuran: dia. Atas 70 mm, dia. Bawah 20 mm
Panjang total: 67 mm
Pada lubang bawahnya dapat dipasangi sumbat karet
kecil satu lubang dan dapat ditopang oleh penjepit
pendukung.
2 buah
6. Penjepit Pendukung
Bahan: Plastik Polypropylene,dia. dalam 18 mm, lebar 12
mm, tebal 2 mm
Lengkap dengan steker 4 mm, bahan kuningan divernikel
dan pegas berillium divernikel, kompatibel dengan
2 buah
Lampiran III : Peraturan Sekjen 148
No. Nama Alat dan Spesifikasi minimal
Jumlah
satuan
Min.
corong. Tak rusak bila objek (contoh: corong) dimasukkan
lewat samping.
7. Penghubung Selang, Pak isi 2
Bahan: Plastik Polypropylene
dia. terkecil 5 mm, dia. terbesar 10 mm
Panjang keseluruhan sekitar 54 mm, kompak dengan
selang plastik/lubang sumbat karet
2 pak
8. Penanda kedalaman air (Pelacak Tekanan), Pak isi 2
Bahan: Plastik ABS
Dilengkapi skala cm timbul permanen
Memungkinkan pendeteksian tekanan dari 4 arah (atas,
bawah, kanan, kiri)
Ukuran: 150 mm x 45 mm x 12 mm (p x l x t) diberi 2
cekungan/lekukan dengan lebar dan dalam masing-
masing 10 mm.
Dilengkapi steker 4 mm, bahan kuningan divernekel dan
pegas berillium divernekel, untuk penyambung ke balok
pendukung
2 pak
9. Tabung Plastik dengan Penggantung
Bahan: Plastik translusent (Polyethylene), diameter 30
mm, tinggi 50 mm.
Tabung berpenutup rapat (dalam air tidak bocor),
dilengkapi lubang gantungan
2 buah
10. Tabung Plastik dengan Beban 120gr
Bahan: Plastik translusent (Polyethylene), diameter 30
mm, tinggi 50 mm. Tabung berpenutup, berisi beban
berupa butiran-butiran timah hitam/peluru senjata
angin/bola baja yang massa seluruhnya minimal 120 gr.
2 buah
11. Labu Erlenmeyer, mulut lebar, pak isi 3
Bahan: Kaca Borosilikat
Volume: 100 mL
Mulut labu kompatibel dengan sumbat karet besar (29 x
35 x 30) mm.
2 pak
Lampiran III : Peraturan Sekjen 149
No. Nama Alat dan Spesifikasi minimal
Jumlah
satuan
Min.
12. Pipa lubang kecil, pak isi 3
Bahan: Kaca borosilikat
Ukuran: 250 x 7 (-0,5) mm (Panjang x diameter luar)
Diameter lubang dalam sekitar 2 mm, dengan skala mL
2 pak
13. Bak Plastik
Ukuran: sekitar 250 x 90 x 60 mm. Tebal bahan minimal
2,5 mm, plastik ABS .
Dengan dudukan dan penghalang agar3 labu erlenmeyer
yang dipasang tidak saling bersentuhan. Terdapat lubang
dudukan termometer 2 buah pada sebelah kiri dan
kanan. Bagian bawah dilengkapi penahan termometer
dengan tinggi 10 mm dari dasar bak. Pada sisi panjang
terdapat indikator pembatas tinggi air. Dilengkapi
pegangan pada dua sisi untuk mengangkat dan
bantalan/penumpu.
2 buah
14. Penunjuk Khusus
Terdiri dari badan, penunjuk, poros steaker dan poros
penjepit pipa, digunakan untuk percobaan muai panjang.
Perbandingan antara jarak poros steaker ke poros
penjepit pipa dengan jarak poros steker ke ujung
penunjuk adalah 1: 50. Kedua poros harus lancar
perputar tetapi tidak goyang. Poros steaker dapat dirakit
pada dasar statif dan poros penjepit dari baja pegas dapat
dirakit dan sesuai untuk menjepit pipa baja,pipa
aluminium atau pipa tembaga.
Bahan:Penunjuk dari stainles steel, badan dari plastik
ABS dan poros dari kuningan divernikel dan penjepit pipa
dari baja pegas.
2 buah
15. Pipa Baja
Ukuran: 6 x 8 x 500 mm (dia. dalam x dia. luar x
panjang)
Dilengkapi celah/lekukan dia. 7,4 mm (+0,1), lebar 7 mm,
pada jarak 20 mm dari ujung. Kompatibel dengan selang
plastik silikon, ujung pipa dichamper.
2 buah
16. Pipa Aluminium
Bahan: Aluminium
Ukuran: 6 x 8 x 500 mm (dia. dalam x dia. luar x
panjang)
2 buah
Lampiran III : Peraturan Sekjen 150
No. Nama Alat dan Spesifikasi minimal
Jumlah
satuan
Min.
Dilengkapi celah/lekukan dia. 7,4 mm(+0,1), lebar 7 mm,
pada jarak 20 mm dari ujung. Kompatibel dengan selang
plastik silikon, ujung pipa dichamper.
17. Pipa Tembaga
Bahan: Tembaga
Ukuran: 6 x 8 x 500 mm (dia.dalam x dia.luar x panjang)
Dilengkapi celah/lekukan dia. 7,4 mm(+0,1), lebar 7 mm,
pada jarak 20 mm dari ujung. Kompatibel dengan selang
plastik silikon, ujung pipa dichamper.
2 buah
18. Selang Silikon
Bahan: Silikon translucent
Ukuran: dia. dalam 7 mm ± 0,5. dia. luar min 10 mm.
Panjang min 740 mm.
2 buah
19. Pembakar Spiritus
Bahan: Stainless Steel
Volume: 80 mL
Lengkap dengan sumbu, pemutar sumbu dan penutup.
Sambungan antara bagian badan dengan kepala
pembakar spirtus diberi paking supaya tidak bocor.
2 buah
20. Termometer Celsius dengan skala -10 s/d 110 °C, pak
isi 2
Berisi Alkohol merah, panjang sekitar 300 mm, dgn
lubang penggantung, lengkap dengan wadah/rumah
penyimpanan, akurasi ± 2° C.
Alkohol tidak "terputus" bila terjadi perubahan suhu
mendadak. Pada termometer terpasang "stopper" agar tak
dapat bergulir bebas ketika diletakkan pada bidang datar
Skala permanen dan jelas dengan skala 1 derajat
2 pak
21. Termometer Fahrenheit dengan skala 0 s/d ≥ 230 °F
Berisi Alkohol merah, panjang sekitar 300 mm, dengan
lubang penggantung,lengkap dengan wadah/rumah
penyimpanannya. akurasi ± 4° F
Alkohol tidak "terputus" bila terjadi perubahan suhu
mendadak. Pada termometer terpasang "stopper" agar tak
dapat bergulir bebas ketika diletakkan pada bidang datar.
Skala permanen dan jelas dengan skala 1 atau 2 derajat
2 buah
Lampiran III : Peraturan Sekjen 151
No. Nama Alat dan Spesifikasi minimal
Jumlah
satuan
Min.
22. Termometer tanpa skala
Berisi Alkohol merah, panjang sekitar 300 mm, dengan
lubang penggantung,lengkap dengan wadah/rumah
penyimpanannya.
Alkohol tidak "terputus" bila terjadi perubahan suhu
mendadak. Pada termometer terpasang "stopper" agar
tidak bergulir bebas ketika diletakkan pada bidang datar
2 buah
23. Tabung Reaksi pak isi 2
Bahan kaca borosilikat, dinding medium, bibir dilipat
Ukuran: diameter luar 12 ± 1 mm, panjang 100 ± 3 mm,
tebal dinding 0,35 ± 0,1 mm
2 pak
Spesifikasi umum Sumbat Karet terbuat dari karet
kualitas baik, tidak makin mengeras atau pecah. Karet
dengan kekerasan 45 ± 5 (shore test A)
24. Sumbat Karet kecil, 1 Lubang, Pak isi 2
Ukuran: 17 x 22 x 25 mm (dia. bawah x dia. atas x
tinggi)
diameter lubang 6 mm
2 pak
25. Sumbat Karet Besar, 2 Lubang, pak isi 2
Ukuran: 29 x 35 x 30 mm (dia. bawah x dia. atas x
tinggi).
diameter lubang 6 mm
2 pak
26. Sumbat Karet Besar, 1 Lubang, pak isi 3
Ukuran: 29 x 35 x 30 mm (dia. bawah x dia. atas x
tinggi).
diameter lubang 6 mm
2 pak
27. Sumbat Karet Kecil Tanpa Lubang, pak isi 2
Ukuran: 17 x 22 x 25 mm (dia. bawah x dia. atas x tinggi)
2 pak
28. Gelas Tiga Arah, Pak isi 2
Bahan: Kaca borosilikat, diameter tabung utama 20 mm,
tebal dinding 2 ± 0,5 mm. Diameter luar mulut tabung
percabangan 10 mm; Panjang seluruhnya: 100 ± 5 mm,
percabangan berada sekitar 40 mm dari mulut besar.
Diameter pipa keluaran air (bawah & samping) 8 mm.
Saat diberi bola gelas, dapat menahan air, atau menetes
perlahan. Seluruh permukaan bibir halus.
2 pak
Lampiran III : Peraturan Sekjen 152
No. Nama Alat dan Spesifikasi minimal
Jumlah
satuan
Min.
29. Bola dari gelas (kelereng), Pak isi 2
Bahan: Gelas, ukuran sesuai untuk Gelas Tiga Arah,
dapat menutup relatif rapat lubang gelas tiga arah(air
menetes pelahan).
2 pak
30. Siring 50 ml
Bahan: Plastik (Polyethilene) tranparant dengan piston
terbuat dari karet
Ukuran bejana: sekitar 32 mm x 120 mm (dia. luar x
panjang)
Menggunakan skala permanen dan dilengkapi dengan
lubang keluaran di tengah untuk dapat dirakit dengan
selang plastik berdiameter dalam 7 mm
2 buah
31. Siring 10 ml
Bahan: Plastik (Polyethilene) tranparant dengan piston
terbuat dari karet
Ukuran bejana: sekitar 17 mm x 80 mm (dia. luar x
panjang)
Menggunakan skala permanen dan dilengkapi dengan
lubang keluaran untuk selang plastik, dapat dirakit
dengan selang plastik berdiameter dalam 7 mm
2 buah
32. Klem Universal, Pak isi 2
Bahan: Aluminium die casting, dengan batang dari
stainless steel (tak tertarik magnet). Dapat
menjepit benda dengan dia. 2 mm-70 mm. Pada ujung
dilapis cork/gabus tebal 2-4 mm. Dilengkapi pegas
spiral/plat dan mur baut sistem kupu-kupu, tidak
mudah lepas. Panjang keseluruhan sekitar 220 mm
2 pak
33. Penjepit Klem / Boss Head, Pak isi 2
Bahan: Aluminium die casting. Celah bentuk V untuk 3
kontak titik pada batang yang berdiameter 2 sampai 13
mm, lengkap dengan 2 buah baut pengencang dari logam
divernikel atau steinless steel, baut tidak mudah lepas
dan pada bagian ujung di Champer atau radius. Panjang
tanpa baut sekitar 65 mm
2 pak
Lampiran III : Peraturan Sekjen 153
No. Nama Alat dan Spesifikasi minimal
Jumlah
satuan
Min.
34. Buku Panduan Penggunaan Alat
Dalam Bahasa Indonesia, dicetak dan dijilid rapi. Terdiri
dari minimal 18 (delapan belas) eksperimen/percobaan
berbasis KTSP dan menggunakan seluruh alat yang
tersedia atau ditambah dari luar kit, terdapat pengenalan
alat, cara merakit, serta ada langkah-langkah percobaan.
secara rinci dan mudah difahami. Kertas ukuran A4,
gramatur min 70 gr/m2. Sampul artpaper 120 mg, warna
merah. Terdapat nama, alamat, nomer telepon, alamat e-
mail pada sampul belakang.
2 buah
35. Tray (Dudukan) alat:
Bahan vacuum plastic tebal minimal 1,6 mm, kokoh,
memiliki lekukan-lekukan (celah/lekukan-celah/
lekukan) yang jumlah dan bentuknya sesuai dengan
jumlah dan bentuk item yang ditempatkan. Ukuran
sesuai dengan ukuran bagian dalam boks kit, ada merk
(simbol produsen). Kedua tingkat tray mudah dikeluarkan
dan dimasukkan ke boks kit. Pinggiran kedua lembar
vacuum plastic dari setiap tray disatukan (dengan system
lem atau ultrasonic welder) secara rapih dan kokoh (tak
ada yang lepas).
Boks Kit:
Boks kit merupakan boks injection moulding bahan
plastik atau bahan lain yang lebih kokohukuran 60 x 26
x 16 cm, warna merah. Bentuk kotak kokoh, penutup
boks dilengkapi dengan engsel dan pengunci yang kuat di
dua tempat. Penutup bok pada posisi terbuka
membentuk sudut 120 sampai 130 derajat. Dilengkapi
pegangan (bukan tali) pada kedua sisi samping untuk
memudahkan mobilitas.
Nama kit dan nama/logo perusahaan (ukuran
proporsional, nama/logo perusahaan tidak menonjol)
disablon permanen pada 4 sisi boks (atas, samping
kanan, samping kiri dan depan). Pada sisi tutup bagian
dalam disablon gambar, tata letak dan nama setiap
komponen.
2 buah
Lampiran III : Peraturan Sekjen 154
No. Nama Alat dan Spesifikasi minimal
Jumlah
satuan
Min.
KIT OPTIKA
1. Meja Optik
Meja miring dengan ukuran sekitar 200 x 120 x (100 dan
110) mm (p x l x t), untuk mengamati lintasan cahaya,
kompatibel dengan rel presisi.
Bahan: Aluminium tebal sekitar 2 mm (±0,1), di-cat putih
tak mengkilap, anti gores.
2 buah
2. Rel Presisi, Pak isi 3
Bahan: Aluminium, powder coating/anodisasi warna
hitam
Ukuran: panjang 500 mm; Lengkap dengan skala cm
pada kedua sisi
Dipergunakan untuk percobaan optik dan mekanika
(kereta dinamika); Rel dapat disambung dengan rel lain
dan sambungan harus mulus.
2 pak
3. Penyambung Rel, Pak isi 2
Bahan: Plastik (ABS)
Ukuran: 195 x 70 x 20.5 mm
Digunakan untuk menyambung Rel Presisi
Dilengkapi bantalan karet pada kaki-kakinya
2 pak
4. Kaki Rel, Pak isi 2
Bahan: Plastik (ABS)
Ukuran: 50 x 70 x 20.5 mm
Digunakan sebagai dudukan Rel Presisi
Dilengkapi bantalan karet pada kaki-kakinya
2 pak
5. Lampu Cadangan, 12 V/18 W, Pak isi 2
Model kapsul dengan panjang sesuai untuk rumah
lampu.
2 pak
6. Rumah Lampu Bertangkai
Bahan: Plastik (ABS) warna hitam,tempat memasang
lampu 12 V, 18 W. Di dalam tempat lampu tidak ada
bahan bersifat reflektor
Ukuran Bingkai: 129 x 100 mm, dengan tiang penyangga
dia. 8 mm. Lengkap dengan lampu 12 V; 18 W. Dapat
2 buah
Lampiran III : Peraturan Sekjen 155
No. Nama Alat dan Spesifikasi minimal
Jumlah
satuan
Min.
dipasang dengan baik pada tumpakan berpenjepit;
tempat lampu dapat diputar untuk mendudukan posisi
filamen lampu menjadi vertikal.
7. Pemegang Slide Diafragma
Bahan: Plastik ABS dengan tiang penyangga dia. 8 mm,
warna hitam tak mengkilap
Ukuran Bingkai: 129 x 100 mm
Digunakan untuk memegang diafragma pada dua sisi.
Kompatibel dengan tumpakan berpenjepit. Jepitan
diafragma harus kuat dan akurat. Dilengkapi sepasang
penutup celah
2 buah
8. Diafragma, 5 celah
Bahan: Plastik ABS (kaku dan tahan terhadap panas),
warna hitam, tak mengkilap
Ukuran: 50 x 50 x 1.5 mm (p x l x t), lebar celah 1 mm,
celah rapi dan lurus, kompatibel dengan pemegang slide
diafragma
2 buah
9. Diafragma, 1 celah
Bahan: Plastik ABS (kaku dan tahan terhadap
panas),warna hitam, tak mengkilap
Ukuran: 50 x 50 x 1.5 mm (p x l x t), lebar celah 1 mm,
celah rapi dan lurus kompatibel dengan pemegang slide
diafragma
2 buah
10. Diaphragma Anak Panah
Bahan: Plastik ABS (kaku dan tahan terhadap panas),
warna hitam, tak mengkilap
Ukuran: 50 x 50 x 1.5 mm (p x l x t), celah rapi dan lurus
Anak panah tinggi 10 mm terletak di tengah.
kompatibel dengan pemegang slide diafragma
2 buah
11. Layar Translusen
Bahan: Plastik translusen, tidak licin (mengkilap) dengan
tiang penyangga dia. 8 mm.
Ukuran sekitar: 110 x 100 mm, tebal 1,5 mm,
membentuk bidang datar
Dapat terpasang/dilepas secara mudah pada Tumpakan
Berpenjepit
2 buah
Lampiran III : Peraturan Sekjen 156
No. Nama Alat dan Spesifikasi minimal
Jumlah
satuan
Min.
12. Lensa, + 50 mm
Lensa: Optical Glass, jarak fokus lensa + 50 mm. Bahan
bingkai dari plastik ABS warna hitam dengan tiang
penyangga dia. 8 mm. Ukuran bingkai sekitar: 110 x 100
mm, Kompatibel dengan tumpakan berpenjepit. Lensa
terpasang dengan rapih dan kuat.
2 buah
13. Lensa, + 100 mm
Lensa: Optical Glass, jarak fokus lensa + 100 mm. Bahan
bingkai dari plastik ABS warna hitam dengan tiang
penyangga dia. 8 mm. Ukuran bingkai sekitar: 110 x 100
mm, Kompatibel dengan tumpakan berpenjepit. Lensa
terpasang dengan rapih dan kuat.
2 buah
14. Lensa, + 200 mm
Lensa: Optical Glass, jarak fokus lensa + 200 mm. Bahan
bingkai dari plastik ABS warna hitam dengan tiang
penyangga dia. 8 mm. Ukuran bingkai sekitar: 110 x 100
mm, Kompatibel dengan tumpakan berpenjepit. Lensa
terpasang dengan rapih dan kuat.
2 buah
15. Lensa, -100 mm
Lensa: Optical Glass, jarak fokus lensa - 100 mm. Bahan
bingkai dari plastik ABS warna hitamdengan tiang
penyangga dia. 8 mm. Ukuran bingkai sekitar: 110 x 100
mm, Kompatibel dengan tumpakan berpenjepit. Lensa
terpasang dengan rapih dan kuat.
2 buah
16. Tumpakan Berpenjepit, Pak isi 4
Bahan: Plastik polycarbonate
Dilengkapi pengatur sudut untuk mendudukkan posisi
lensa pada rel presisi.
Terdapat tuas yang bila ditekan maka tumpakan
berpenjepit dapat bergerak lancar. Bila tidak ditekan
maka tumpakan berpenjepit tak dapat digerakkan.
Lubang pada tumpakan kompatibel dengan batang
penyangga sistem dia. 8 mm
2 pak
17. Kaca ½ Lingkaran
Bahan: Gelas Optik, semua permukaan bening (dipoles)
atau salah satu bidang datar setengah lingkaran buram
2 buah
Lampiran III : Peraturan Sekjen 157
No. Nama Alat dan Spesifikasi minimal
Jumlah
satuan
Min.
(tidak dipoles).
Ukuran: R 30 x 30 (tebal) mm
18. Prisma, Siku-Siku
Bahan: Gelas Optik, semua permukaan bening (dipoles)
atau salah satu bidang datar segi tiga siku-siku buram
(tidak dipoles).
Ukuran: 43,5 x 30 mm, 90° x 45° x 45°
2 buah
19. Model Lensa Bikonvex
Bahan: Gelas Optik, semua permukaan bening (dipoles)
atau salah satu bidang datar buram (tidak dipoles), dapat
dikombinasikan dengan lensa Bikonkaf.
Ukuran: 60 x 15 mm, R60
2 buah
20. Cermin Kombinasi
Bahan: Plastik ABS diverkrom
Jarak fokus sekitar 60 mm, jarak setiap sisi sekitar 60
mm tebal sekitar 15 mm
Berfungsi sebagai Cermin Cekung, Cembung dan Datar
Permukaan cermin mengkilap rata
2 buah
21. Model Lensa Bikonkaf
Bahan: Gelas Optik, semua permukaan bening (dipoles)
atau salah satu bidang datar buram (tidak dipoles).
Ukuran: 60 x 19 x 15 mm, R60. Radius bikonkaf dan
radius bikonvex harus sesuai, tidak ada celah bila
digabungkan.
2 buah
22. Balok Kaca
Bahan: Gelas Optik semua permukaan bening (dipoles)
atau salah satu bidang buram (tidak dipoles).
Ukuran: 60 x 40 x 20 mm.
2 buah
23. Pemegang Lilin
Bahan: Plastik ABSUkuran: dia 55 mm, tinggi 19 mm
2 buah
24. Bak Persegi panjang
Bak plastik bening ukuran sekitar 60 x 30 x 30 mm (p x l
x t) tebal maksimum 1,2 mm, digunakan untuk
menentukan indek bias zat cair. Bahan PMMA.
2 buah
Lampiran III : Peraturan Sekjen 158
No. Nama Alat dan Spesifikasi minimal
Jumlah
satuan
Min.
25. Bak Bujur Sangkar
Bak plastik bening ukuran sekitar 60 x 60 x 30 mm (p x l
x t) tebal maksimum 1,2 mm, digunakan untuk
menentukan indek bias zat cair.
Bahan PMMA.
2 buah
26. Buku Panduan Penggunaan Alat
Dalam Bahasa Indonesia, dicetak dan dijilid rapi. Terdiri
dari minimal 19 (sembilan belas) eksperimen/percobaan
berbasis KTSP dan menggunakan seluruh alat yang
tersedia atau ditambah dari luar kit, terdapat pengenalan
alat, cara merakit, serta ada langkah-langkah percobaan.
secara rinci dan mudah difahami. Kertas ukuran A4,
gramatur min 70 gr/m2. Sampul artpaper 120 mg, warna
hijau. Terdapat nama, alamat, nomer telepon, alamat e-
mail pada sampul belakang.
2 buah
27. Tray (Dudukan) alat:
Bahan vacuum plastic tebal minimal 1,6 mm, kokoh,
memiliki lekukan-lekukan (celah-celah) yang jumlah dan
bentuknya sesuai dengan jumlah dan bentuk item yang
ditempatkan. Ukuran sesuai dengan ukuran bagian
dalam boks kit, ada merk (simbol produsen). Kedua
tingkat tray mudah dikeluarkan dan dimasukkan ke boks
kit. Pinggiran kedua lembar vacuum plastic dari setiap
tray disatukan (dengan system lem atau ultrasonic
welder) secara rapih dan kokoh (tak ada yang lepas).
Boks Kit:
Boks kit merupakan boks injection moulding bahan
plastik atau bahan lain yang lebih kokohukuran 60 x 26
x 16 cm, warna hijau. Bentuk kotak kokoh, penutup boks
dilengkapi dengan engsel dan pengunci yang kuat di dua
tempat. Penutup bok pada posisi terbuka membentuk
sudut 120 sampai 130 derajat. Dilengkapi pegangan
(bukan tali) pada kedua sisi samping untuk memudahkan
mobilitas.
2 buah
Lampiran III : Peraturan Sekjen 159
No. Nama Alat dan Spesifikasi minimal
Jumlah
satuan
Min.
Nama kit dan nama/logo perusahaan (ukuran
proporsional, nama/logo perusahaan tidak menonjol)
disablon permanen pada 4 sisi boks (atas, samping
kanan, samping kiri dan depan). Pada sisi tutup bagian
dalam disablon gambar, tata letak dan nama setiap
komponen.
KIT LISTRIK & MAGNET
Ukuran sistem lubang-poros 4 mm, lubang 4 mm (+ 0,1),
steaker 3,9 (-0,1). Steaker/poros dia. 3,9 mm (-0,1)
dilengkapi Spring hull terbuat dari berillium
divernikel/pegas baja divernikel.
Untuk ukuran jarak sistem 19 mm, toleransi baik lubang
maupun steker ± 0,1 mm. Untuk ukuran jarak sistem 50
mm, toleransi baik lubang maupun steker ± 0,1 mm.
1. Papan Rangkaian, 120 lubang
Bahan: plastik ABS injection dengan plug sheet 5 lubang
yang tak mudah melukai. Memiliki 2 permukaan, pada
setiap permukaan terdapat lubang untuk memasangkan
komponen. Dalam satu kelompok terdapat 5 buah soket
yang secara kelistrikan saling terhubung. Digunakan
bersama komponen untuk berbagai rangkaian; mulai
rangkaian listrik sederhana sampai percobaan lanjutan.
Plugsheet terbuat dari tembaga yang divernikel dia.
lubang plugsheet 4 mm. Antar plugsheet, jarak antar
lubang terdekat sistem 19 mm, jarak antar lubang tengah
sistem 50 mm. Pada permukaan papan, hubungan ke
lima lubang disablon berupa garis hitam tebal 2 mm.
Dilengkapi dengan plug pelindung (penumpu) sebanyak 4
titik pada setiap permukaan agar seluruh permukaan
tidak bersentuhan langsung dengan meja. Tidak timbul
bunyi saat papan digoyangkan. Papan bagian atas dan
bawah mudah dibuka dan dipasang kembali. Ukuran
sekitar 300 x 200 x 25 mm.
2 buah
Lampiran III : Peraturan Sekjen 160
No. Nama Alat dan Spesifikasi minimal
Jumlah
satuan
Min.
2. Jembatan penghubung, pak isi 10
Bahan: kuningan yang divernekel, diselubungi plastik
ABS (injection) dilengkapi steker sistem 4 mm dengan
spring hull. Jarak steker sistim 19 mm, Kompatibel
dengan papan rangkaian.
Ukuran plastik: sekitar 26 x 7.5 x 35 mm
2 pak
3. Jepit Buaya, sepasang
Seluruh permukaan diselubungi isolator plastik ABS.
Dibagian belakang berbentuk pipa dengan lubang sistem
4 mm yang memungkinkan disambung ke kabel
penghubung diameter 4 mm. Penjepitan harus sempurna
(kontak baik), bagian pegasnya bekerja secara sempurna
dengan bibir depan rata. Terdiri dari warna merah dan
hitam.
Ukuran sekitar 10 mm x 53 mm (diameter x panjang)
2
pasang
4. Saklar Tukar, pak isi 2
Saklar Sistem satu induk dua anak (Single Pole Double
Throw)
Saklar terpasang pada kotak plastik (antara bagian
bawah dan samping yang bening, bahan PC), ukuran
sekitar 64 x 64 x 28 mm, dengan 4 steker sistem dia. 4
mm dan jarak 50 mm.
Simbol garis penghubung arus listrik disablon pada tutup
atas. Pada bagian steker dan kotak penutup mudah
dibongkar pasang untuk penggantian bila terjadi
kerusakan.
2 pak
5. Inti Besi Bentuk I
Bahan: Plat besilaminasi/plat khusus untuk inti
transformator/kern.
Ukuran: panjang 69 mm, ukuran penampang 19x19 mm
Inti Besi I dilengkapi plat baja pegas pada sisinya untuk
penahan bila sedang dirangkai dengan kumparan. Dapat
dipasang dengan inti Besi U sehingga membentuk inti
tertutup yang diikat dengan baut pengencang.
Seluruh permukaan dicat (powder coatting) kecuali yang
bersinggungan dengan Inti besi U, harus rata digerinda
(surface grinding).
2 buah
Lampiran III : Peraturan Sekjen 161
No. Nama Alat dan Spesifikasi minimal
Jumlah
satuan
Min.
6. Inti Besi Bentuk U
Bahan: Plat besi laminasi/plat khusus untuk inti
transformator/kern.
Ukuran: 69 x 64 x 19 mm, ukuran penampang 19 x 19
mm
Inti besi bentuk U dilengkapi 2 plat baja pegas yang
dipasang pada sisi batang yang sama untuk penahan bila
sedang dirangkai dengan kumparan. Dilengkapi baut
pengunci antara inti besi U dan I. Seluruh permukaan
dicat (powder coatting), kecuali permukaan yang
bersingungan dengan inti besi I, harus rata digerinda
(Surface grinding). Bersama inti besi I dan 2 kumparan
membentuk transformator dengan efisiensi min. 90 %.
2 buah
7. Kumparan, 250 Lilitan
Kawat tembaga dia. 0,8 mm dililit rapih pada gulungan
plastik ABS atau Polykarbonat dengan terminal steker
kuningan divernikel lengkap dengan spring hull sistem 4
mm dengan jarak sistem 50 mm.
Dapat dipasang pada papan rangkaian dan dirangkai
dengan Inti besi U-I membentuk trafo dengan
perbandingan tegangan sama dengan perbandingan
lilitan kumparan. Terdapat simbol arah lilitan dan tulisan
"250 lilitan" permanen.
2 buah
8. Kumparan, 500 Lilitan
Kawat tembaga dia. 0,5 mm dililit rapih pada gulungan
plastik ABS atau Polykarbonat dengan terminal steker
kuningan divernikel lengkap dengan spring hull sistem4
mm dengan jarak sistem 50 mm.
Dapat dipasang pada papan rangkaian dan dirangkai
dengan Inti besi U-I membentuk trafo dengan
perbandingan tegangan sama dengan perbandingan
lilitan kumparan. Terdapat simbol arah lilitan dan tulisan
"500 lilitan" permanen.
2 buah
9. Kumparan, 1000 Lilitan
Kawat tembaga dia. 0,5 mm dililit rapih pada gulungan
plastik ABS atau Polykarbonat dengan terminal steker
kuningan divernikel lengkap dengan spring hull sistem4
mm dengan jarak sistem 50 mm.
Dapat dipasang pada papan rangkaian dan dirangkai
2 buah
Lampiran III : Peraturan Sekjen 162
No. Nama Alat dan Spesifikasi minimal
Jumlah
satuan
Min.
dengan Inti besi U-I membentuk trafo dengan
perbandingan tegangan sama dengan perbandingan
lilitan kumparan. Terdapat simbol arah lilitan dan tulisan
"1000 lilitan" permanen.
10. Steker Jepit, Pak isi 4
Bahan dari kuningan divernikel, bagiansteker 4 mm
memakai spring hull dan isolator plastik tahan panas
(bahan plastik termosetting).
Dilengkapi dengan 2 lubang sistem dia. 4 mmpada bagian
atas dan samping.
Ukuran keseluruhan sekitar diameter 15, panjang 60
mm.
2 pak
11. Steker Pegas, Pak isi 2
Bahan: baja pegas tahan karat ukuran 50 x 22 x 10 mm
dan Steker 4 mm memakai spring hull. Dipergunakan
untuk memegang batang dengan diameter 8 -15 mm.
2 pak
12. Magnet Batang, sepasang
Bahan: Alniko, masing-masing dicat hitam-merah (ujung
tanpa cat), dilengkapi sepatu (tutup) kemagnetan.
Ukuran: 19 x 70 x 6 mm
Ada lubang di tengah.
2
pasang
13. Model Kompas
Bahan rumah: Plastik transparan (SAN), Jarum Magnet
dari magnetik steel
Ukuran rumah kompas: dia. 95 mm, tinggi 20 mm.
Panjang jarum 52,5 mm.
Dilengkapi penutup dan petunjuk simpangan jarum
kompas. Tutup dapat dibuka dan pada saat tertutup
jarum magnet tidak lepas dari dudukan bilarumah
kompas dibalik.
2 buah
14. Wadah Sel (Bak Elektrolisis)
Bahan: Plastik transparan Polycarbonate. Terdapat
beberapa alur pada kedua sisi bagian dalam untuk
menempatkan elektroda yang berukuran 76 x 40 x 0,5
s.d. 2 mm. Ukuran wadah: 83 x 64 x 36 mm (p x l x t),
transparan.
2 buah
15. Elektroda Tembaga
Bahan: Lempeng Tembaga (Cuprum), pada salah satu sisi2 buah
Lampiran III : Peraturan Sekjen 163
No. Nama Alat dan Spesifikasi minimal
Jumlah
satuan
Min.
di-stemping/grafir kode bahan "Cu".
Ukuran: 76 x 40 x 1 mm; dapat dipasang tepat pada Bak
elekrolisis
16. Elektroda Seng
Bahan: Lempeng Seng Murni (Zincum), pada salah satu
sisi di-stemping/grafir kode bahan "Zn"
Ukuran: 76 x 40 x 0,5 mm; dapat dipasang tepat pada
Bak elekrolisis
2 buah
17. Elektroda Besi
Bahan: Lempeng Besi (Ferum), pada salah satu sisi di
stemping/grafir kode bahan "Fe".
Ukuran: 76 x 40 x 1 mm; dapat dipasang tepat pada Bak
elekrolisis
2 buah
18. Elektroda Timbal
Bahan: Lempeng Timbal (Plumbum), pada salah satu sisi
distemping/grafir kode bahan "Pb".
Ukuran: 76 x 40 x 2 mm; dapat dipasang tepat pada Bak
elekrolisis
2 buah
Spesifikasi no 19 s.d. 24 yang terdiri dari tiga resistor,
lampu LED, Saklar Satu kutub dan Pemegang Lampu E
10 masing-masing terpasang pada kotak plastik (badan
berwarna bening bahan PC) ukuran sekitar 34 x 34 x16
mm dengan steker kuningan dia. 4 mm divernikel dan
jarak sistem 19 mm lengkap dengan spring hull. Simbol
permanen pada tutup (tak mudah lepas). Antara bagian
bawah (bersteker) dan kotak penutup mudah dibongkar-
pasang untuk penggantian komponen bila terjadi
kerusakan.
19. Resistor 47 , 2 W, 5% pak isi 2 ; 2 pak
20. Resistor 56 , 2 W, 5% pak isi 2; 2 pak
21. Resistor 100 , 2W, 5% pakisi 2; 2 pak
22. Lampu LED 2 buah
23. Saklar Satu Kutub
Saklar sistem nyala-padam (Single Pole Single Throw)
2 buah
Lampiran III : Peraturan Sekjen 164
No. Nama Alat dan Spesifikasi minimal
Jumlah
satuan
Min.
24. Pemegang Lampu E 10, Pak isi 2
Berfungsi sebagai pemegang lampu E 10.
2 pak
25. Bola Lampu, 6.2V 0.3A, E 10, Pak isi 4 2 pak
26. Kawat Konstantan
Panjang: 25 m; dia. kawat: 0,3 - 0,4 mm, digulung rapi
pada rol plastic
2 rol
27. Kawat Nikrom
Panjang: 25 m; dia. kawat: 0,3 - 0,4 mm, digulung rapi
pada rol plastic
2 rol
28. Kawat Sekering
Dipergunakan untuk percobaan hubung singkat. Bahan
kawat dominan besi, putus dengan arus maksimal 2,5
A/DC; tegangan 6 V, digulung rapih pada rol plastik.
Panjang kawat 25 m.
2 rol
29. Kawat Tembaga
Panjang: 15 m ; dia. kawat: dia 0,6 - 0,8 mm, digulung
rapih pada rol plastic
2 rol
30. Serbuk Besi
Serbuk besi halus kering, dalam botol penabur. Berat
serbuk minimal 100 gram. Dipergunakan untuk
mengamati pola medan magnit.
2 botol
31. Pemegang Baterai, Pak isi 4
Bahan: plastik transparan polycarbonate, dengan steker
sistem diameter 4 mm dengan spring hull divernikel,
jarak steker sistem 50 mm. Ukuran 70 x 38 x 45 mm
untuk batere ukuran D; dapatdipasang pada papan
rangkaian. Pada bagian bawah pemegang batere ada
simbol kutub baterai secarapermanen.
2 pak
32. Kabel Penghubung, Merah, Pak isi 2
Kabel penghubung berinti serabut kawat tembaga halus
terisolasi plastik merah lentur. Panjang 50 cm, arus maks
8A. Berisi sekitar 56 kawat tembaga lengkap dengan
steker sistem dia.4 mm dengan spring hull divernikel
Steker tertancap kokoh pada rumah plastik warna merah
yang bagian atasnya terdapat terminal dia. 4 mm untuk
2 pak
Lampiran III : Peraturan Sekjen 165
No. Nama Alat dan Spesifikasi minimal
Jumlah
satuan
Min.
menumpuk steker (menambah sambungan). Steker dapat
dilepas dari rumahnya tapi tidak mudah lepas.
33. Kabel Penghubung, Hitam, Pak isi 2
Kabel penghubung berinti serabut kawat tembaga halus
terisolasi plastik hitam lentur. Panjang 50 cm, arus maks
8A. Berisi sekitar 56 kawat tembaga lengkap dengan
steker sistem dia.4 mm dengan spring hull divernikel
Steker tertancap kokoh pada rumah plastik warna hitam
yang bagian atasnya terdapat terminal dia. 4 mm untuk
menumpuk steker (menambah sambungan). Steker dapat
dilepas dari rumahnya tapi tidak mudah lepas.
2 pak
34. Batang PVC, Pak isi 2
Bahan: PVC, warna abu-abu
Ukuran: 250 mm x 10 mm (panjang x dia)
Dipergunakan minimal untuk percobaan listrik statis,
konduktor/nonkonduktor
2 pak
35. Batang Flexiglass, Pak isi 2
Bahan: Flexiglas, bening ; Ukuran: 250 mm x 10 mm
(panjang x dia)
Dipergunakan minimal untuk percobaan listrik statis,
konduktor /non konduktor.
2 pak
36. Kain Wol dan kain Sutra
Ukuran masing-masing sekitar 200 x 200 mm, warna
polos
2 set
37. Magnet Pemetaan, Pak isi 10
Magnet jarum panjang sekitar 15 mm terpasang
permanen dalam rumah plastik bening berdiameter
sekitar 20 mm dilengkapi skala dan arah mata angin.
2 pak
38. Model Motor listrik/generator DC
Ukuran kerangka sekitar 80 mm x 80 mm x 70 mm.
Semua komponen utama dapat terlihat langsung.
Kumparan dapat berputar bebas.
Bagian stator berkerangka plastik, dilengkapi 4 steker
sistim 4 mm jarak 50 mm, kompatibel dengan papan
rangkaian. Pada poros ada roda pully dia. 10 mm dari
bahan plastik/logam. Dilengkapi tali pully yang
2 buah
Lampiran III : Peraturan Sekjen 166
No. Nama Alat dan Spesifikasi minimal
Jumlah
satuan
Min.
kompatibel dengan roda katrol dia. 100 mm. Sebagai
motor mampu berputar pada tegangan 3 s.d 6 Volt.
Sebagai generator minimal mampu menyalakan lampu
LED. Dilengkapi tulisan (indikator) tentang tegangan
kerja (3 - 6 V), tanda kedua kutub listrik, dan tempat
magnet
39. Buku Panduan Penggunaan Alat
Dalam Bahasa Indonesia, dicetak dan dijilid rapi. Terdiri
dari minimal 23 (dua puluh tiga). Eksperimen/percobaan
berbasis KTSP dan menggunakan seluruh alat yang
tersedia atau ditambah dari luar kit, terdapat pengenalan
alat, cara merakit, serta ada langkah-langkah percobaan.
secara rinci dan mudah difahami. Kertas ukuran A4,
gramatur min 70 gr/m2. Sampul artpaper 120 mg, warna
kuning. Terdapat nama, alamat, nomer telepon, alamat e-
mail pada sampul belakang.
2 buah
40. Tray (Dudukan) alat:
Bahan vacuum plastic, tebal minimal 1,6 mm, kokoh,
memiliki lekukan-lekukan (celah/lekukan-celah/lekukan)
yang jumlah dan bentuknya sesuai dengan jumlah dan
bentuk item yang ditempatkan. Ukuran sesuai dengan
ukuran bagian dalam boks kit, ada merk (simbol
produsen). Kedua tingkat tray mudah dikeluarkan dan
dimasukkan ke boks kit. Pinggiran kedua lembar vacuum
plastic dari setiap tray disatukan (dengan sistem lem atau
ultrasonic welder) secara rapih dan kokoh (tak ada yang
lepas).
Boks Kit:
Boks kit merupakan boks injection moulding bahan
plastik atau bahan lain yang lebih kokohukuran 60 x 26
x16 cm, warna kuning. Bentuk kotak kokoh, penutup
boks dilengkapi dengan engsel dan pengunci yang kuat di
dua tempat. Penutup bok pada posisi terbuka
membentuk sudut 120 sampai 130 derajat. Dilengkapi
pegangan (bukan tali) pada kedua sisi samping untuk
memudahkan mobilitas.
Nama kit dan nama/logo perusahaan (ukuran
proporsional, nama/logo perusahaan tidak menonjol)
disablon permanen pada 4 sisi boks (atas, samping
2 buah
Lampiran III : Peraturan Sekjen 167
No. Nama Alat dan Spesifikasi minimal
Jumlah
satuan
Min.
kanan, samping kiri dan depan). Pada sisi tutup bagian
dalam disablon gambar, tata letak dan nama setiap
komponen.
ALAT UMUM FISIKA
1. Catu Daya
Catu daya tegangan rendah untuk memasok tegangan
3/6/9/12V AC dan DC. Seluruh kerangka/badan (body)
bagian luar terbuat dari plastik ABS sehingga pemakai
aman terhadap kontak badan maupun kejutan akibat
arus listrik. Tegangan masukan 110/220 VAC, 50 Hz.
Kabel utama (power) isi 3, panjang min. 1,7 meter dengan
kontak tanah (earthing/grounded), soket tidak dapat
dilepas. Pada penggunaan beban 3 A tegangan boleh
turun maks 10 %. Saklar utama ON/OFF dengan lampu
indikator. Pada beban 3,5A pengaman electronik harus
berfungsi.
Dilengkapi dengan rangkaian elektronik pengaman beban
lebih, tombol reset pada output dengan lampu indikator
beban lebih. Dengan soket/terminal keluaran 4 mm
untuk AC dan DC.Kedua soket AC warna biru, soket DC
merah dan hitam. Lubang soket system dia. 4 mm dan
steker dapat masuk ke soket seluruhnya. Catu daya
dapat ditumpuk untuk memudahkan dalam
penyimpanan. Ukuran body sekitar 245 x 190 x 100 mm.
Data-data termasuk nama/logo produsen (merk) harus
disablon permanen secara rapi dan jelas pada badan
Catu daya. Kelengkapaan: 1. buku petunjuk dalam
Bahasa Indonesia, lengkap dengan diagram rangkaian
elektroniknya. 2. Sepasang kabel penghubung warna
merah dan hitam, berinti serabut serabut kawat
tembagahalus terisolasi plastik. Masing-masing panjang
50 cm, arus maks 8A. Berisi sekitar 56 kawat tembaga
lengkap dengan steker sistem diameter 4 mm berpegas
divernikel. Steker tertancap kokoh pada rumah plastik
warna merah/hitam yang bagian atasnya terdapat
terminal dia. 4 mm untuk menumpuk steker (menambah
sambungan). Steker dapat dilepas dari rumahnya tapi
tidak mudah lepas.
2 buah
Lampiran III : Peraturan Sekjen 168
No. Nama Alat dan Spesifikasi minimal
Jumlah
satuan
Min.
2. Timbangan, 311 gram
Empat lengan dengan beban pengatur yang dapat
digeser-geser (tidak boleh lepas), dilengkapi piring/cawan.
Lengan bertumpu pada pisau baja keras pada bantalan
batu agat/yang kekerasannya setara. Dilengkapi peredam
magnetik, pada lengan pendek yang membawa piring
neraca,terdapat sekrup penyetel keseimbangan (nol).
Tersedia fasilitas untuk menimbang benda di dalam zat
cair, berupa landasan dengan ketinggian yang dapat
diatur. Kapasitas penimbangan 311gr; ketelitian 10 mg;
ada merk (logo produsen). Disertai buku petunjuk dalam
Bahasa Indonesia.
Bahan Alumunium die casting
1 buah
3. Multimeter, Analog
Digunakan untuk mengukur tegangan, arus dan
hambatan. Dilengkapi pengatur "nol" Ohm dan sekering
pengaman. Dengan tanda-tanda yang jelas, mudah
dibaca untuk siswa.
Spesifikasi umum
Drop shock proof
Dengan pengaman/pencegah pembebanan lebih
Resistansi tinggi sampai 200 M Ohm dengan
tegangan rendah.
Tersimpan dalam kotak plastik kokoh dilengkapi
tutup plastik (Protective full-face cover).
Batas-batas:
Volt d.c. 0,1 ~ 1000 V d.c, minimal dalam 5 langkah
Arus d.c. 50uA ~ 250 mA minimal 4 langkah
Volt a.c. 10 ~ 750 V a.c, minimal dalam 4 langkah
Hambatan x 1, x 10, x 100, x 1000 Ohm
Terdapat rangkaian pelindung dengan fuse
Akurasi plus minus 5% pada skala penuh, dilengkapi
dengan 2 kabel probe terisolasi (merah-hitam).
Lengkap dengan baterai dan buku petunjuk penggunaan
dalam bahasa Indonesia; ada merk (logo produsen)
2 buah
4. Tabung penyaringan
Bahan plastik tranparan (SAN), diameter 60 mm, tinggi
sekitar 300 mm, tebal 2 mm. Dilengkapi dengan kasa
Stainless kuat berbingkai untuk menahan pasir,
dipasang di dasar tabung. Di bagian tengah dasar tabung
terdapat lubang berpipa dengan diameter luar 8 mm,
panjang pipa 15 mm, kompatibel dengan selang plastik
2 set
Lampiran III : Peraturan Sekjen 169
No. Nama Alat dan Spesifikasi minimal
Jumlah
satuan
Min.
5. Cermin Datar Lipat dengan busur
Terdiri dari 2 buah cermin datar
Ukuran masing-masing cermin sekitar 150 x 150 x 3 mm
Kedua cermin terpasang permanen pada dudukan plastik
injection. Kedua cermin tersambung dengan sistem
engsel. Sudut putar kedua cermin dapat diatur antara 0 -
180º. Dilengkapi busur yang berfungsi sebagai landasan
yang dilengkapi pengatur besarnya sudut. Skala dan
angka busur jelas terbaca. Busur dapat dirakit dengan
salah satu cermin secara kokoh dan dapat dibongkar
pasang untuk disimpan. Tebal busur 6 (± 0,5) mm,
diameter minimal 30,5 cm
2 set
6. Meter Dasar (Basic meter), pak isi 2
Digunakan sebagai alat ukur arus dan tegangan DC
dengan shunt dan pengganda terpasang pada alat.
Dilengkapi dengan tutup geser untuk mengubah fungsi
sebagai amperemeter atau voltmeter. Pada posisi A, alat
berfungsi sebagai amperemeter dengan batas ukur 100
A, 100 mA, 1 A, 5 A (DC). Pada posisi V, alat berfungsi
sebagai voltmeter dengan batas ukur 100 mV, 1 V, 10 V
dan 50 V (DC). Skala ganda, dengan batasan -10; 0; 100
dan -5; 0; 50. Hambatan dalam sekitar 1000 Ohm dengan
pencegah pembebanan lebih, dilengkapi pengatur
kalibrasi jarum. Ketelitian ± 2.5% pada simpangan
penuh. Terpasang dalam kotak plastik ABS, ukuran
sekitar 165 x 115 x 65 mm, disertai 2 konektor (merah-
hitam), dan buku manual penggunaan alat ukur.
Dilengkapi dioda pengaman, soket untuk ground
warnanya hitam, untuk tegangan dan arus warnanya
merah. Setiap soket tak boleh lepas (dilengkapi
pengunci). Lubang soket sistem dia. 4 mm. Steker
seluruhnya dapat masuk ke soket.
2 pak
7. Slinki
Diameter 80 mm. Kumparan atau spiral mengkilap dari
kawat baja yang pipih tanpa karat, ukuran panjang bila
dirapatkan ± 75 mm. Digunakan untuk memberi
pengertian mengenai gelombang dan sifat-sifatnya.
1 buah
Lampiran III : Peraturan Sekjen 170
2. BIOLOGI
No. Nama Alat dan Spesifikasi minimal
Jumlah
satuan
min.
Alat-alat laboratorium IPA Biologi terdiri dari Mikroskop,
Preparat kering, perangkat bedah, Kancing genetika,
Tensimeter digital, Model, peralatan gelas, peralatan
logam dan lain-lain.
Peralatan harus dikemas sedemikian rupa dengan
memperhatikan keselamatan peralatan, setiap kemasan
harus terdapat informasi minimal nama alat, jumlah,
nama produsen
Seluruh komponen harus diberi identitas permanen
nama/logo produsen kecuali yang sangat sulit atau
mengganggu fungsi.
1. Mikroskop Siswa
Mikroskop Siswa Monokular dengan 3 lensa okular: x 5,
x 10, x 12.5. Okular 10x dengan penunjuk. Tiga lensa
objektif akromatik: x 4, x 10, x 40. Diafragma disk,
cermin datar dan cekung. Konstruksi logam/besi padat,
stabil dan kuat, meja horizontal dengan penjepit
mikrokro slide dapat digerakan X-Y ukuran minimal 30 x
60 mm. Kemiringan badan mikroskop terhadap
penyangga bisa diatur, terdapat pengatur fokus halus
dan kasar, terdapat komponen pengunci sehingga lensa
tidak menyentuh kaca obyek. Komponen lensa dan
asesoris disimpan dalam kotak kayu atau plastik,
dilengkapi dengan penutup khusus dari plastik
polythene transparan untuk penahan debu, kuat dan
tidak mudah robek serta dilengkapi silika gel. Dilengkapi
dengan buku petunjuk pemakaian dan pemeliharaan
dalam Bahasa Indonesia.
3 Buah
2. Perangkat Pemeliharaan Mikroskop
Terdiri dari alat-alat sebagai berikut:Kertas untuk
pembersih lensa (1 pack), Kunci Allen (1 set lengkap),
Obeng halus (1 set lengkap), alat khusus pembuka baut
pengatur fokus yang sesuai dengan mikroskop (no.1)
atau peralatan lain yang sesuai mikroskop yang dikirim,
Alat semprot udara dilengkapi dengan sikat halus untuk
membersihkan lensa. Ditempatkan dalam dompet
kanvas.
1 Set
Lampiran III : Peraturan Sekjen 171
No. Nama Alat dan Spesifikasi minimal
Jumlah
satuan
min.
Preparat Kering
Disiapkan pada kaca mikroslaid jernih dengan ukuran
sekitar: 75 x 25 x 1 mm. Ditutup dengan kaca penutup,
lengkap dengan keterangan spesimen. Spesimen terlihat
jelas, tidak rusak, transparan.
3. Preparat Kering, Tulang Rawan Hyalin
Memperlihatkan struktur jaringan tulang rawan atau
hialin mamalia sehingga terlihat sel dan intinya, sayatan
utuh dan tidak robek
2 Buah
4. Preparat Kering, Tulang Keras
Memperlihatkan struktur jaringan tulang keras mamalia,
terlihat sistem havers, sayatan utuh tidak robek
2 Buah
5. Preparat Kering, Batang Dikotil
Memperlihatkan struktur batang, penampang melintang
batang dikotil (Heliantus/Hibiscus/Cucurbita). Sayatan
utuh dan tidak robek, terlihat jelas epidermis, xilem dan
floem yang dibatasi kambium (diberi dua macam
pewarnaan)
2 Buah
6. Preparat Kering, Batang Monokotil
Memperlihatkan struktur batang, penampang melintang
batang mokotil (Zea mays). Sayatan utuh dan tidak
robek, Terlihat jelas xilem dan floem yang tersebar (diberi
dua macam pewarnaan)
2 Buah
7. Preparat kering, akar dikotil.
Memperlihatkan struktur akar, penampang melintang
akar dikotil dari tanaman yang sama dengan struktur
batang (Helianthus/Hibiscus/Cucurbita). Sayatan utuh
dan tidak robek, Terlihat bagian rambut akar, silinder
pusat. (diberi dua macam pewarnaan)
2 Buah
8. Preparat Kering, Akar Monokotil.
Memperlihatkan, struktur akar, penampang melintang
akar monokotil dari tanaman yang sama dengan struktur
batang. Terlihat bagian rambut akar dan silinder pusat
(diberi dua macam pewarnaan)
2 Buah
9. Preparat Kering, Daun dikotil
Memperlihatkan struktur daun, penampang melintang
daun. Terlihat jaringan epidermis dengan stomatanya,
palisade, dan jaringan spon serta jaringan pengangkut.
(diberi dua macam pewarnaan)
2 Buah
Lampiran III : Peraturan Sekjen 172
No. Nama Alat dan Spesifikasi minimal
Jumlah
satuan
min.
10. Preparat Kering Daun Monokotil
Memperlihatkan struktur daun, penampang melintang
daun monokotil (Zea mays). Diberi dua macam
pewarnaan.
2 Buah
11. Preparat Kering, Otot Lurik mamalia
Memperlihatkan struktur membujur jaringan otot lurik
mamalia. Terlihat bagian yang terang dan gelap serta
inti. (diberi pewarnaan)
2 Buah
12. Preparat Kering, Otot Polos mamalia
Memperlihatkan struktur membujur jaringan otot polos
pada usus halus mamalia. Terlihat sel-sel otot polos
dengan intinya. (diberi pewarnaan)
2 Buah
13. Preparat Kering, Otot Jantung mamalia
Memperlihatkan struktur membujur jaringan otot
jantung mamalia dan diskus interkalaris. Terlihat
serabut otot jantung dengan percabangan. (diberi
pewarnaan)
2 Buah
14. Preparat Kering, Sel Darah Merah
Memperlihatkan sel darah merah manusia.
2 Buah
15. Preparat Kering, Sel Darah Putih
Memperlihatkan sel darah putih manusia beserta inti sel.
2 Buah
16. Preparat Kering Paramaecium
Memperlihatkan Paramaecium dan alat geraknya, tidak
tercampur dengan organisme lain
2 Buah
17. Preparat kering Hydra
Memperlihatkan Hydra utuh dengan tentakelnya
2 Buah
18. Preparat kering Spirogyra
Memperlihatkan Spyrogyra dengan chloroplasnya bentuk
spiral
2 Buah
19. Preparat kering Jamur aspergillus
Memperlihatkan jamur Aspergillus dengan konidianya
2 Buah
20. Kotak Penyimpanan Preparat
Bahan: Kayu/plastik, dengan penutup. Untuk
penyimpanan 100 slaid / preparat kering
1 Buah
21. Kaca Benda, (pak isi 50)
Kaca jernih berukuran 75 x 25 x 1 mm. Digunakan
untuk meletakkan objek yang akan diamati dengan
mikroskop
2 Pak
Lampiran III : Peraturan Sekjen 173
No. Nama Alat dan Spesifikasi minimal
Jumlah
satuan
min.
22. Kaca Penutup (pak isi 50)
Kaca jernih berukuran 22 x 22 x 0,16 mm. Digunakan
untuk menutup objek yang akan diamati dengan
mikroskop
3 Pak
23. Perangkat Alat Bedah
Semua komponen terbuat dari stainless steel terdiri dari:
2 pisau bedah dengan mata pisau berujung lancip dan
lengkung, 1 pinset, 2 gunting dengan ujung lurus dan
bengkok, 1 kaca pembesar, 1 rantai dengan 3 kawat
pengait. Ditempatkan dalam dompet kanvas dengan
zipper.
1 Set
24. Kancing Genetika
Untuk mempelajari konsep genetika yang mewakili
pasangan pada lokus gen, dapat mudah dibongkar-
pasang. Sehingga bisa dipakai untuk mensimulasi
persilangan dengan 2 sifat . Terdiri dari 5 macam warna:
merah, putih, hijau, kuning dan hitam masing-masing
100 pasang serta memiliki bentuk dan ukuran yang
sama. Semua warna dapat saling berpasangan. Dengan
petunjuk pemakaian dalam Bahasa Indonesia. Seluruh
komponen kit ditempatkan pada wadah bersekat untuk
memisahkan sertiap warna.
3 Set
25. Lup/Kaca Pembesar
Pembesaran 3-5 kali, lensa kaca dia. 50 mm, berbingkai
logam stainless steel dan lengkap dengan pemegang.
2 Buah
26. Respirometer
Jenis sederhana, untuk menentukan banyaknya O2 yang
dikonsumsi oleh serangga atau tumbuhan. Pipa kaca
kapiler dengan skala ketelitian 0,01 mL berwarna
mencolok serta tidak mudah hilang.Terpasang pada
bantalan dari plastik dengan penjepit spring steel. Salah
satu ujung pipa yang diperbesar tersambung (dapat
dipasang dan dilepas) ketabung dengan volume 40 - 60
mL sebagai tempat makhluk hidup (spesimen).
2 Buah
27. Lumpang dan Alu
Lumpang berbentuk mangkuk dari porselen dengan
dasar lumpang rata dan kasar, permukaan luar licin
dengan alu yang ukurannya bersesuaian. Diameter
lumpang 80 mm.
3 Set
Lampiran III : Peraturan Sekjen 174
No. Nama Alat dan Spesifikasi minimal
Jumlah
satuan
min.
28. Pelat / Lempeng Tetes
Bahan: Porselen putih dengan 12 lekukan, diameter
lekukan sekitar 2 cm. Ukuran sekitar 120 x 90 x 10 mm.
Dilengkapi dengan 4 kaki karet untuk kestabilan.
3 Buah
29. Tabung Reaksi 16 mm, pak isi 50
Bahan: Kaca Borosilikat, dinding medium, dengan ujung
tabung berbibir. Ukuran: 150 mm x dia. 16 mm, tebal
dinding sekitar 1,2 mm.
1 Pak
30. Penjepit Tabung Reaksi, pak isi 10
Terbuat dari kayu, dengan jepitan pegas baja untuk
memegang tabung reaksi diameter 10-25 mm,panjang
180 mm.
1 Pak
31. Sikat Tabung Reaksi, pak isi 10
Kepala berbulu keras diameter 22-26 mm, pada tangkai
dari kawat yang dipuntir. Panjang sekitar 25 cm.
1 Pak
32. Rak Tabung Reaksi, 16 mm
Dari kayu keras (min kelas2), 6 lubang dalam dua baris
(total 12 lubang) berdiameter sekitar 18 mm. Pada bagian
dasar terdapat lekukan sehingga tabung stabil
ditempatkan.
Digunakan sebagai tempat untuk meletakkan tabung
reaksi dengan dia. 10 - 16 mm.
3 Buah
33. Vaseline/ Vaselin, T
Pasta, botol plastik berisi 500 gram. Untuk melapisi
sambungan kaca agar kedap udara.
1 X 500
gr
34. Sodium Hydroxide/ Natrium Hidroksida, NaOH, T
Padatan berbentuk serpihan, atau butiran, botol berisi
500 gram. Diberi label peringatan: Iritasi pada mata.
1 X 500
gr
35. Kertas Lakmus
Lakmus merah dan lakmus biru. Tiap warna terdiri dari
3 pak. Tiap pak berisi 5 buku, tiap buku terdiri dari 20
lembar lakmus.
3 Pak
36. Biuret, T, 500 ml
Berupa bahan untuk membuat larutan biuret untuk 1
resep 500 mL. Digunakan dalam pemeriksaan kualitatif
protein, Masing-masing bahan dikemas secara terpisah
dalam botol gelap, diberi label nama bahan kimia,
dilengkapi dengan petunjuk pembuatan larutan biuret.
1 X 500
mL
Lampiran III : Peraturan Sekjen 175
No. Nama Alat dan Spesifikasi minimal
Jumlah
satuan
min.
37. Benedict
Satu paket 250 mL dalam botol gelap dengan label: Nama
zat dan tanggal pembuatan
1 X 500
mL
38. Lugol
Dalam botol gelap 250 mL
1 X 250
mL
39. Kapur Tohor
dikemas dengan plastik 1 kg
2 X 1 Kg
40. Termometer badan (klinik), Air raksa
Termometer raksa, skala mudah di baca dan tidak
mudah hilang, dengan rentang suhu 35-42 derajat
celcius skala 0.1. Dalam wadah plastik dan tidak mudah
lepas.
1 Buah
41. Hygrometer
Type gantung, terdiri dari 2 termometer basah dan kering
rentang -5 s.d. 50 derajat celcius, skala 1 derajat pada
lempeng logam atau plastik, dilengkapi dengan tabel
untuk menentukan kelembaban, dilengkapi dengan
petunjuk pemakaian.
1 Buah
42. Auksanometer
Untuk menentukan kecepatan pertumbuhan tanaman.
Bahan alas plastik atau logam, dengan tiang dari logam.
Terdiri dari katrol dengan penunjuk skala pertumbuhan.
Rentang pengukuran minimal 10 cm, skala 0,1 cm,
petunjuk pada skala harus menunjukkan ukuran
pertumbuhan sesungguhnya. Dilengkapi benang dengan
pemberat dan petunjuk pemakaian dalam bahasa
Indonesia.
1 Set
43. Cawan Petri
Bahan: Borosilikat. Ukuran: tinggi 18 mm x dia. 95 mm,
dengan dia. tutup 101 mm
3 Buah
44. Pipet Tetes, pak isi 10
Kaca dengan pemompa dari latek. Panjang 150 mm
1 Pak
45. Gelas Kimia 1000 mL
Kaca Borosilikat, tahan panas, bibir tuang,
volume: 1000 mL
3 Buah
Lampiran III : Peraturan Sekjen 176
No. Nama Alat dan Spesifikasi minimal
Jumlah
satuan
min.
46. Gelas Kimia 250 mL
Kaca Borosilikat, bentuk rendah dengan bibir tuang
Volume: 250 mL
3 Buah
47. Gelas Kimia 100 mL
Kaca Borosilikat, bentuk rendah dengan bibir tuang
Volume: 100 mL
3 Buah
48. Labu Erlenmeyer 250 mL
Bahan: Kaca Borosilikat. Volume: 250 mL
6 Buah
49. Sumbat karet 2 lubang
Sumbat dapat terpasang pada labu erlemeyer 250 mL.
Bahan sumbat karet berkualitas baik, shore A 45 ± 5.
Lubang pada sumbat karet digunakan untuk memasang
pipa kaca L.
6 Buah
50. Sumbat karet 1 lubang
Sumbat dapat terpasang pada labu erlemeyer 250 mL.
Lubang pada karet digunakan untuk memasang
tumbuhan. Bahan sumbat karet berkualitas baik, shore
A 45 ± 5.
6 Buah
51. Silinder Ukur, 25 mL
Bahan: Kaca Borosilikat. Volume: 25 mL dengan skala
0.5 mL, terdapat bibir tuang dan tidak mudah hilang
3 Buah
52. Silinder Ukur, 250 mL
Bahan: Kaca Borosilikat Volume: 250 mL dengan skala 2
mL, terdapat bibir tuang dan tidak mudah hilang
2 Buah
53. Kaca Arloji
Bahan: kaca borosilikat, tahan panas diameter 75 mm
3 Buah
54. Corong kaca
Diameter kurang lebih diameter 90 mm
3 Buah
55. Batang Pengaduk, Kaca
Ukuran: 175 x 6 mm (panjang x dia). Satu ujung bulat,
ujung lainnya pipih untuk meremukkan kristal
3 Buah
56. Pembakar Spiritus, Kaca
Wadah dari kaca volume 100 mL dengan tutup dari
plastik, dan bersumbu
3 Buah
57. Kertas Saring, pak isi 100
Diameter 100 mm
3 Pak
Lampiran III : Peraturan Sekjen 177
No. Nama Alat dan Spesifikasi minimal
Jumlah
satuan
min.
58. Pipa Y panjang
Bahan: kaca soda, Ukuran: panjang keseluruhan 150
mm, bercabang pada salah satu ujungnya, dia. lubang
pipa kaca 5 mm, Digunakan untuk membuat model
paru-paru
3 Buah
59. Pipa L
Terbuat dari kaca soda. Bentuk huruf L, ukuran panjang
25 cm, tekukan 10 cm dengan diameter lubang 0,5 cm.
Dapat masuk pada sumbat karet 2 lubang.
6 Buah
60. Kuadrat.
Bahan: batang stainless steel, Ukuran: 500 x 500 mm,
Dia. Batang baja ± 3 mm. Sudut-sudut dikancing dengan
sekrup palang (kupu-kupu) yang tidak mudah lepas.
Digunakan untuk pengambilan contoh populasi
tumbuhan / hewan di lapangan. Dapat dilipat.
2 Buah
61. Statif
Statif lengkap dengan landasan bentuk lempengan dan
batang, ukuran landasan sekitar 140 x 210 mm,
diameter batang 10 mm panjang 500 mm. Bahan batang
stainles steel.
2 Buah
62. Klem Universal
Bahan: Aluminium die casting, dengan batang dari st.
Steel, Dapat menjepit benda dengan dia. 2mm - 70mm
Pada ujung dilengkapi cork/gabus tebal, dilengkapi baut
kupu-kupu dari st. Steel; baut tidak dapat dilepas
2 Buah
63. Boss Head
Celah bentuk V untuk 3 kontak titik pada batang dengan
diameter sampai 13 mm, lengkap dengan 2 buah baut
pengencang dari baja divernikel atau steinless stell baut
tidak dapat dilepas
2 Buah
64. Tensi meter digital (otomatis tensi meter)
Digunakan untuk mengukur tekanan darah manusia,
sistol dan diastol dengan akurat. Menggunakan manset
lengan yang tahan lama, mudah dioperasikan. Rentang
pengukuran : tekanan 0-280 mm Hg, penyimpangan
maksimum 2%. Pulse: 40-180/menit penyimpangan
maksimum 5%. Dapat menggunakan baterai (AA) atau
AC adaptor. Lingkaran lengan 220-320 mm. Dilengkapi
dengan petunjuk pemakaian dalam bahasa Indonesia.
1 Buah
Lampiran III : Peraturan Sekjen 178
No. Nama Alat dan Spesifikasi minimal
Jumlah
satuan
min.
MODEL ANATOMI
Terbuat dari plastik PVC durabel kualitas baik. Struktur
mirip aslinya, pengecatan menggunakan bahan cat anti
toxin yang aman dan diberi nomor dan dilengkapi
dengan keterangan dalam bahasa Indonesia.
65. Model, Mata Manusia
Ukuran minimal 4 x lebih besar dari ukuran asli,
memperlihatkan bola mata dan bagian-bagiannya
termasuk tulang hidung, tulang mata dan saraf, Kornea
lensa dibuat dari bahan transparan, dapat dibongkar
pasang untuk menunjukkan bagian bagian mata, otot
penggerak mata. Terpasang pada alas yang stabil.
1 Buah
66. Model, Telinga Manusia
Ukuran minimal 4 x lebih besar dari ukuran aslinya
memperlihatkan telinga manusia bagian luar, tengah,
dan dalam terpasang pada alas yang stabil.
1 Buah
67. Model, Jantung Manusia
Ukuran minimal 3 x ukuran sesungguhnya, dapat
dibuka untuk memperlihatkan jantung dan bagian-
bagiannya (serambi kanan dan kiri, bilik kanan dan kiri,
tricuspid, bicuspid) Dipergunakan untuk mempelajari
aliran darah. Terpasang pada alas yang stabil.
1 Buah
CARTA BIOLOGI
Spesifikasi umum carta, bahan carta: kertas minimal
135 gr dengan laminasi/dilapisi UV vernis. Ukuran carta:
sekitar 70 x 100 cm, dicetak berwarna, berupa hasil foto
atau desain grafis bukan lukisan tangan,
menggambarkan struktur dengan bagian-bagian dan
informasinya akurat. Keterangan bagian-bagian dan
kedalamannya mengacu atau sesuai dengan kurikulum
SMP yang berlaku saat ini, mencantumkan referensi
yang digunakan. Bagian atas dan bawah diberi lis
dengan penggantung, skala harus proposional dengan
aslinya.
Lampiran III : Peraturan Sekjen 179
No. Nama Alat dan Spesifikasi minimal
Jumlah
satuan
min.
68. Carta, Hukum Mendel
Persilangan monohibrid dan dihibrid (contoh pada
tumbuhan), dominan, intermediet dan resesif.
1 Buah
69. Carta, Perkembangbiakan Tumbuhan Generatif
Menunjukan pembuahan pada tumbuhan berbunga dan
pertumbuhan biji sampai berkecambah membentuk
siklus. Pembuahan ganda. Struktur bunga terlihat jelas
dengan bagian-bagiannya, mengacu pada buku referensi
(dicantumkan). Penampang memanjang mewakili bunga
sempurna yang menunjukkan tabung buluh sari ketika
pembuahan.
1 Buah
70. Carta, Perkembangbiakan Tumbuhan Vegetatif
Menunjukkan berbagai cara perkembangabiakan
vegetatif alami dan buatan. Tunas rhizoma, geragih,
tunas adventif, umbi batang (alami), cangkok, merunduk,
stek (buatan).
1 Buah
71. Carta, Hewan Tinggi Generatif (vertebrata)
Menunjukan oogenesis dan spermatogenesis, fertilisasi
eksternal dan internal, tipe penetasan telur dan inkubasi
telur (vivipar, ovipar, ovovivipar)
1 Buah
72. Carta, Sistim Saraf manusia
Menunjukan sistem saraf manusia, penampang
membujur otak manusia, medula spinalis, bagian-bagian
sel saraf, bentuk sel saraf sensorik, motorik dan
penghubung. Mekanisme gerak refleks dan gerak biasa.
1 Buah
73. Carta, Peredaran Darah Manusia
Menunjukan contoh sel-sel darah manusia (sel darah
merah, sel darah putih dan keping-keping darah), sistem
peredaran darah besar dan kecil manusia. Diberi
keterangan nama dari bagian-bagiannya.
1 Buah
74. Carta, Pencernaan Manusia
Menunjukan sistem percernaan makanan manusia,
penampang membujur kepala dan leher, kelenjar dan
organ pendukung, penampang melintang usus halus
menunjukkan pembuluh lymph, dan pembuluh darah.
1 Buah
75. Carta, Sistim Ekskresi Manusia
Menunjukan potongan membujur ginjal, dengan korteks,
medula, nefron, badan malpighi (simpai/kapsul bowman
1 Buah
Lampiran III : Peraturan Sekjen 180
No. Nama Alat dan Spesifikasi minimal
Jumlah
satuan
min.
dan glomerulus), tubulus
76. Carta, Pernapasan Manusia
Menunjukan sistem pernafasan manusia bagian frontal.
Dilengkapi bagian terkecil dari paru-paru (bronkiolus,
alveolus). Proses ekspirasi dan inspirasi
1 Buah
77. Carta, Jaringan Tumbuhan
Menunjukan struktur jaringan akar, batang dan daun
monokotil dan dikotil.
1 Buah
78. Carta, Macam-macam Penyerbukan
Menunjukan beberapa penyerbukan (penyerbukan
sendiri, tetangga, silang), dan beberapa contoh proses
penyerbukan yang dibantu hewan.
1 Buah
79. Carta, Otot Manusia
Menunjukan otot polos, lurik dan jantung, secara
khusus ditunjukkan bagian-bagian dari otot lurik (perut
otot, berkas otot, serabut otot, dan tendon). Ditunjukkan
pula contoh otot trisep, bisep, fleksor, ekstensor,
pronator.
1 Buah
80. Carta, Alat Reproduksi Manusia
Menunjukan penampang pinggul pria dan wanita, testis
dan ovarium dilengkapi dengan nama-nama bagiannya.
1 Buah
81. Carta Organisasi Kehidupan
Menunjukkan organisasi dari tingkat sel hingga
organisme
1 Buah
82. Carta Metamorfosis
Menunjukkan metamorfosis sempurna dan tak
sempurna
1 Buah
83. Carta tahapan perkembangan manusia
Menunjukkan tahapan perkembangan manusia mulai
dari bayi hingga dewasa dengan ciri-cirinya
1 Buah
84. Carta Alat Indra
Menunjukkan bagian-bagian dari mata, telinga, hidung,
lidah dan kulit
1 Buah
85. Carta Sistem Periodik
Dicetak pada plastik atau kertas berlaminasi. Ukuran
sekitar 1000 x 750 mm. Edisi terbaru, terisi 111 unsur.
Carta memperlihatkan simbol atom, nomor atom, massa
1 Buah
Lampiran III : Peraturan Sekjen 181
No. Nama Alat dan Spesifikasi minimal
Jumlah
satuan
min.
atom relatif, konfigurasi elektron, energi ionosasi
pertama, massa jenis, titik leleh atau titik didih untuk
setiap unsur. Pengelompokkan unsur-unsur (logam, non
logam, semi logam, gas, cair) dalam carta dibedakan
berdasarkan warna.
86. Kartu Binatang
Merupakan gambar hasil fotografi full color atau hasil
editan desain grafis dan bukan hasil lukisan. Terdiri dari
50 jenis hewan secara individual dalam posisi tegak atau
berdiri untuk mammalia dan aves sehingga terlihat
bagian-bagian utama tubuhnya. Dicetak pada kertas
yang diperkuat dengan plastik PVC ukuran 8 x 12 cm
dan dilaminasi. Menunjukan jenis sesuai dengan
habitatnya, atau khas geografis indonesia dan dunia
atau merupakan hewan langka, Kartu ini digunakan
untuk pembelajaran klasifikasi, menjelaskan
keanekaragaman dan penyebaran berdasarkan kondisi
geografis dari binatang. Pada bagian belakang terdapat
nama ilmiah, klasifikasi dan deskripsi habitat.
15 Hewan Vertebrata khas geografis dan langka di dunia
selain Indonesia
15 Hewan Vertebrata (pices, reptile, mammalia, aves)
langka dan terancam punah di Indonesia
10 Hewan Invertebrata yang hidup di laut
10 Hewan Invertebrata yang hidup di darat
2 Set
87. Kartu Tumbuhan
Merupakan gambar 50 jenis tumbuhan khas dari hasil
fotografi atau editan desain grafis dalam kertas ukuran 8
X 12 cm. Dicetak full color pada kertas yang diperkuat
dengan plastik PVC sehingga membentuk kartu dan
dilaminasi. Menggambarkan tumbuhan yang hidup pada
ekosistem yang berbeda seperti tumbuhan air, tumbuhan
gurun/padang pasir, tumbuhan pantai, tumbuhan
mangrove. Terlihat sebagian besar profil tubuh
utamanya, seperti akar, batang, daun, atau yang
menggambarkan karakter utama tumbuhan. Bukan
menunjukkan bunga atau buahnya saja. Mencakup
tumbuhan alga, lumut, paku gymnospermae dan
angospermae yang hidup pada kondisi habitat tertentu
seperti mangrove, pantai pasir, gurun, perairan dsb.
2 Set
Lampiran III : Peraturan Sekjen 182
No. Nama Alat dan Spesifikasi minimal
Jumlah
satuan
min.
Kartu ini digunakan untuk pembelajaran klasifikasi dan
menjelaskan keanekaragaman serta penyebaran
berdasarkan kondisi geografis dari tumbuhan. Pada
bagian belakang terdapat nama ilmiah, klasifikasi dan
deskripsi habitat. Jenis tumbuhan yang diperlukan
adalah:
10 Jenis Tumbuhan Alga (mikroskopis dan makroskopis)
10 Jenis Tumbuhan Lumut
10 Jenis Tumbuhan Paku-pakuan
5 Jenis Tumbuhan Gymnospermae
15 Jenis Tumbuhan Angiospermae (Dicotil dan nonokotil)
Peraga Bioplastik
Spesimen asli di blok dalam acrylic resin jernih atau
polyester resin, berbentuk balok persegi berukuran min 8
cm x12 cm yang tebalnya minimal 1 cm atau disesuaikan
dengan ukuran spesimen. Didalam blok, terdapat skala,
dan deskripsi singkat mengenai mengenai habitat atau
karakteristik jenis, tanpa label nama spesies, diberi kode
nomor, setiap set disertai dengan kunci determinasi atau
deskripsi.Deskripsi menjelaskan ciri-ciri, siklus hidup
dan takson, serta kunci determinasi dalam bentuk cetak.
88. KIT Bryophyta
Terdiri dari 3 blok masing-masing blok berisi 1-5
tumbuhan per spesies pada setiap blok, harus terlihat
bentuk individunya, ukuran tumbuhan 3-10 cm,
mewakili lumut daun atau lumut hati. Ada buku
deskripsi dan disertai kunci determinasi secara
makroskopis, untuk menuntun menemukan genus,
dalam satu kesatuan, tidak terpisah perspesies.
Dikemas dalam satu kotak, diberi nama kit dan identitas
perusahaan.
Tiga jenis lumut dapat dipilih dari:
1. Marchantia sp., tallus dichotom lengkap dengan
athe/archegoniofor.
2. Polytricum sp. atau Dicranum sp. lengkap dengan
sporofit.
3. Rhodobryum sp. atau Hypnodendron sp. dengan atau
tanpa sporofit.
1 Set
Lampiran III : Peraturan Sekjen 183
No. Nama Alat dan Spesifikasi minimal
Jumlah
satuan
min.
4. Fissiden sp. atau Plagiochila sp dengan atau tanpa
sporofit.
5. Leucobryum sp atau Campylopus sp. dengan atau
tanpa sporofit.
6. Bryum sp./Rhizogonium sp. dengan sporofit
7. Dumortiera sp, tallus dichotom dan athe/archegonium
89. KIT Pteridophyta
Terdiri dari 3 blok masing-masing berisi minimal 1
spesies, mewakili jenis paku homosfor, heterosfor dan
paku peralihan. Ukuran spesimen 5-10 cm. Ada buku
deskripsi dan dilengkapi kunci determinasi penunjuk
genus dalam satu kesatuan, tidak perspesies. Dikemas
dalam satu kotak, diberi nama kit dan identitas
perusahaan
Tiga jenis tumbuhan paku dapat dipilih dari:
1. Equisetum sp. lengkap akar, batang bercabang dan
strobilus
2. Selaginella sp. lengkap akar, batang, daun dan
strobilus
3. Lycopodium sp lengkap akar, batang daun dan
strobilus
4. Hymenopillum splengkap akar, batang daun dan
sorus
5. Drymoglossum sp. lengkap akar, batang, daun dan
sorus
6. Salvinia sp./Marsilea sp. lengkap akar, batang dan
daun
7. Adiantum sp. lengkap akar, batang daun dan sorus
1 Set
90. Buku Panduan Penggunaan Alat Biologi
Berisi seluruh aktifitas penggunaan peralatan biologi
lengkap dengan petunjuk praktikum/kegiatan dilengkapi
tujuan, langkah kerja dan alat evaluasi. Aktifitas
penggunaan alat berisi minimal 30 aktivitas. Buku
dicetak pada kertas isi HVS min 70 gr, kertas sampul art
paper min 120 gr ukuran A4. Pada sampul halaman
belakang tertulis identitas Perusahaan minimal nama,
alamat, nomer telepon.
2 Buah
Lampiran III : Peraturan Sekjen 184
II. Peralatan Laboratorium Bahasa
A. Persyaratan Teknis
Tujuan pembelajaran bahasa Inggris di SMP adalah
mengembangkan kemampuan berwacana, yakni kemampuan
memahami dan/atau menghasilkan teks lisan dan/atau tulis yang
direalisasikan dalam empat keterampilan berbahasa, yaitu
mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.
Keempat keterampilan tersebut dilakukan secara terpadu dengan
menerapkan pendekatan komunikatif. Berdasarkan pendekatan
ini, pembelajaran bahasa Inggris yang efektif adalah pembelajaran
yang melibatkan aktivitas-aktivitas yang menjadikan peserta didik
melakukan komunikasi yang riil (real communication), melakukan
kegiatan-kegiatan berbahasa yang bermakna, dan menggunakan
bahasa Inggris yang relevan dengan kebutuhan siswa. Peserta
didik diberi kesempatan sebanyak-banyaknya untuk
menggunakan bahasa Inggris melalui berbagai aktivitas di kelas
seperti interaksi, information sharing, role play, permainan,
information gap, dan sebagainya baik di ruang kelas maupun di
laboratorium bahasa. Salah satu prinsipnya adalah ‘belajar
bahasa Inggris melalui menggunakan bahasa Inggris’ sebanyak-
banyaknya. Selain itu, pembelajaran keempat keterampilan
berbahasa (listening, speaking, reading, dan writing) dilakukan
secara terintegrasi, tidak secara terpisah-pisah.
Kondisi tersebut di atas menuntut sumber-sumber pembelajaran
bahasa Inggris sudah tidak lagi hanya berbentuk bahan-bahan
cetak seperti buku siswa, lembar kerja siswa, dan buku-buku
referensi tetapi banyak sekali yang berbentuk kaset, CD-ROM, CD,
VCD, DVD, dan bahkan sangat banyak yang tersedia on-line dalam
internet yang di-update setiap saat sesuai dengan perkembangan
sains dan teknologi. Sehubungan dengan adanya inovasi dalam
bentuk sumber-sumber pembelajaran tersebut, dalam proses
pembelajaran pun terjadi inovasi – dari siswa sekedar berinteraksi
dengan bahan-bahan cetak bergeser ke interaksi dengan bahan-
bahan cetak ditambah dengan bahan-bahan yang tersedia dalam
kaset, CD-ROM, VCD, DVD, dan internet.
Sebagai salah satu upaya untuk memenuhi standar proses
pendidikan sebagaimana diamanatkan pada PP No. 19 tahun 2005
tentang SNP, sekolah perlu difasilitasi dengan pengadaan alat
laboratorium bahasa yang dapat memfasilitasi pembelajaran
keempat keterampilan berbahasa secara terpadu, dilakukannya
aktivitas berkomunikasi dalam bahasa Inggris secara bermakna,
pembelajaran bahasa Inggris dengan berbagai sumber, termasuk
sumber-sumber belajar yang tersedia on-line, memfasilitasi
Lampiran III : Peraturan Sekjen 185
dilaksanakannya e-learning yang saat ini sedang dikembangkan,
mengembangkan autonomous learning yang merupakan kecakapan
hidup yang penting.
Besaran dana DAK untuk pengadaan peralatan laboratorium
Bahasa SMP tahun 2013 per sekolah sebesar maksimum Rp.
125.000.000,- (seratus dua puluh lima juta rupiah), dana tersebut
sudah termasuk biaya pengiriman sampai sekolah, instalasi
sampai seluruh peralatan berfungsi dan ujicoba sampai
guru/petugas yang ditunjuk sekolah dapat mengoperasikan dan
mengerti cara pemeliharaan.
Peralatan laboratorium Bahasa terdiri dari:
Komputer Client (18 unit), digunakan oleh siswa dimana satu
set PC akan dipakai oleh 2 orang siswa secara bergantian
sehingga dalam satu (1) kali pembelajaran dapat digunakan
maksimal 18 orang siswa.
Komputer server (1 unit), digunakan oleh guru untuk
mengatur seluruh komputer client.
Installasi jaringan (1 paket), digunakan untuk
menghubungkan seluruh komputer baik client maupun
server. Teknologi yang digunakan adalah wireless (tanpa
kabel). Teknologi ini dipakai untuk memudahkan sekolah
dalam melakukan pemeliharaan laboratorium.
UPS (7 unit), digunakan untuk menyimpan arus listrik
apabila arus listrik dari sumber listrik mengalami gangguan,
selain menyimpan arus listrik juga untuk menstabilkan
tegangan listrik apabila terjadi turun atau naiknya tegangan
listrik dari sumber listrik. Masing-masing UPS akan dibebani
oleh 3 set PC beserta monitornya.
LCD projector (1 unit), digunakan apabila guru akan
melakukan diskusi dengan siswa yang harus diperhatikan
secara bersamaan, LCD projector akan terhubung dengan
komputer server.
Air Conditioner (AC) 2 set, berfungsi sebagai pendingin
ruangan. Instalasi AC sudah termasuk pipa, kabel dan
bracket.
Meubeler terdiri dari: meja kursi yang digunakan untuk
menempatkan komputer baik server maupun client.
Setiap alat laboratorium bahasa diharapkan memenuhi standar
berdasarkan kebutuhan (siswa dan guru). Standar yang dimaksud
meliputi persyaratan, karakteristik, dan kualitas minimum yang
harus terkandung di dalam suatu alat laboratorium bahasa.
Standar-standar dimaksud tertuang dalam spesifikasi teknis.
Standar tersebut dirumuskan dengan melihat dua aspek utama,
Lampiran III : Peraturan Sekjen 186
yaitu aspek umum dan aspek khusus dengan mempertimbangkan
nilai edukatif, keamanan penggunaan, dan bahan/material.
1. Aspek umum yang harus ada dalam setiap peralatan
laboratorium bahasa adalah sebagai berikut.
a. Setiap alat yang dibeli merupakan alat baru.
b. Tampilan visual menarik, kuat, dan kokoh.
c. Tanpa kerusakan atau cacat.
d. Peralatan harus aman terhadap pemakai dan peralatan
itu sendiri.
e. Setiap peralatan harus dijamin kualitasnya berupa
garansi dari produsen.
f. Setiap alat terdapat identitas permanen (lambang/merk)
dari produsen.
g. Penyedia barang harus melengkapi surat dukungan dari
pabrikan/produsen di atas materai Rp. 6.000,- yang
ditujukan khusus untuk keperluan pengadaan alat DAK
ini.
h. Penyedia barang harus dapat memberikan surat garansi
purna jual selama 12 bulan untuk kerusakan alat yang
bukan disebabkan oleh kelalaian pemakaian dan
menjamin ketersediaan suku cadang peralatan selama 3
tahun dengan surat jaminan dari pabrikan/ produsen.
Garansi berlaku sejak barang diserahterimakan.
i. Penyedia barang/produsen memberikan surat jaminan
tentang akan dilaksanakan instalasi sampai seluruh
peralatan berfungsi dan melaksanakan ujicoba sampai
guru/petugas yang ditunjuk sekolah dapat
mengoperasikan dan mengerti cara pemeliharaan.
2. Aspek Khusus merupakan karakteristik spesifik masing-
masing komponen peralatan laboratorium bahasa yang sesuai
dengan spesifikasi yang diminta dengan mempertimbangkan
kesesuaian fungsi, kemudahan dalam penggunaan,
perakitan, dan perawatan, kehandalan, kelengkapan,
ketersediaan suku cadang, dan memiliki kompatibilitas
(kesesuaian dan dapat dirakit dengan alat lain). Daftar nama,
jumlah minimal, jenis alat, dan spesifikasi minimal peralatan
laboratorium Bahasa SMP yang diadakan selengkapnya dapat
dilihat dalam spesifikasi teknis
B. Spesifikasi Teknis
Peralatan laboratorium Bahasa dengan spesifikasi teknis sebagai
berikut :
Lampiran III : Peraturan Sekjen 187
No Nama Alat dan Spesifikasi minimal
JumLah
satuan
min.
1. Komputer Client
Processor : Multicore Processor minimal speed 1.66
GHz L2 Cache 1MB
Chipset : Synchronized chipset with the system
Memory : 2 GB DDR2
Hard Drive : 250 GB SATA-II
Networking : Gigabit Ethernet 10/100/1000 Mbps
dan Wireless LAN 802.11 b/g/n
VGA Minimal 128 MB
Audio : Integrated Audio Adapter
I/O ports : 4x USB 2.0, VGA, LAN, Audio-In, Audio-
Out, Microphone
Peripheral : Keyboard, Optical Mouse & Uni-
Directional Headset with 40mm speaker
(merk sama dengan CPU)
Power
Supply
: Max. 65 Watt, AC-DC Power Adapter
Monitor : Minimal LCD 15" (merk sama dengan
CPU)
Garansi : 1(satu) tahun, disertai Surat
Pernyataan Barang Asli & Garansi dari
produsen (bermeterai)
System
Operasi
: Microsoft Windows 7 Professional dapat
ditingkatkan ke versi lebih baru,
berlisensi legal dibuktikan dengan
Sertifikat.
Software
Applikasi
: Aplikasi perkantoran memiliki paket
lengkap dengan pemroses kata-kata
(word processing), pengolah data /
lembar kerja (spreadsheet) dan
presentasi.
Manual &
Buku
Petunjuk
: Dalam bahasa Inggris dan bahasa
Indonesia
Standar
Kualitas
:- Sertifikasi ISO 9001:2008 dan ISO
14001:2004
- Sertifikasi OHSAS 18001:2007
- Memiliki Sertifikasi Merk dari
Kementerian Hukum dan Hak Asasi
18 Unit
Lampiran III : Peraturan Sekjen 188
No Nama Alat dan Spesifikasi minimal
JumLah
satuan
min.
Manusia RI untuk produk dalam negeri
- Memiliki Surat Izin Industri Perakitan
dari Kementerian Perindustrian RI
untuk produk dalam negeri
Dokumen
Pendukung
:- Melampirkan Surat Pernyataan
Jaminan Keaslian Barang dari
Pabrikan Komputer
- Melampirkan Surat Pernyataan
Jaminan Legalitas OS & Applikasi
dari Pabrikan Komputer
- Diutamakan produksi dalam negeri
yang mempunyai kantor pusat
operasional & tempat perakitan di
Indonesia
Purna Jual : Daftar informasi dari
pabrikan/distributor resmi berisi
alamat dan nomor telepon layanan
purna jual terdekat.
2. Komputer Server
Processor : Multicore Processor minimal speed
3.06 GHz L2 Cache 3MB, Dual Core
/ Quad Threads
Chipset : Synchronized chipset with the
system
Memory : 2 GB DDR3
Hard Drive : 320 GB SATA-II 7200RPM Cache
16MB (2 partitions)
Optical Drive : DVD/CDRW Combo Drive
Networking : Ethernet Gigabit 10/100/1000Mbps
VGA : PCI-Express min. 512MB supports
Dual View, (1 to LCD Monitor & 1 to
LCD Projector)
Audio : Integrated Audio/Sound Adapter
I/O ports : Internal media card reader, 6x USB
2.0, Serial, eSATA, UTP RJ-45
Peripheral : Keyboard, Optical Mouse & Uni-
Directional Headset with 40mm
speaker (merk sama dengan CPU)
1 Unit
Lampiran III : Peraturan Sekjen 189
No Nama Alat dan Spesifikasi minimal
JumLah
satuan
min.
Casing &
Power Supply
: MicroATX form-factor, max. 300 watt
Monitor : Minimal LCD 15" (merk sama
dengan CPU)
Garansi : 1(satu) tahun, disertai Surat
Pernyataan Barang Asli & Garansi
dari produsen (bermeterai)
System
Operasi
: Microsoft Windows 7 Professional
dapat ditingkatkan ke versi lebih
baru, berlisensi legal dibuktikan
dengan Sertifikat.
Software
Applikasi
: Aplikasi perkantoran memiliki paket
lengkap dengan pemroses kata-kata
(word processing), pengolah data /
lembar kerja (spreadsheet) dan
presentasi.
Manual &
Buku
Petunjuk
: Dalam bahasa Inggris dan bahasa
Indonesia
Standar
Kualitas
:- Sertifikasi ISO 9001:2008 dan ISO
14001:2004
- Sertifikasi OHSAS 18001:2007
- Memiliki Sertifikasi Merk dari
Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia RI untuk produk dalam
negeri
- Memiliki Surat Izin Industri Perakitan
dari Kementerian Perindustrian RI
untuk produksi dalam negeri
Dokumen
Pendukung
:- Melampirkan Surat Pernyataan
Jaminan Keaslian Barang dari
Pabrikan Komputer
- Melampirkan Surat Pernyataan
Jaminan Legalitas OS & Applikasi
dari Pabrikan Komputer
- Diutamakan produksi dalam negeri
yang mempunyai kantor pusat
operasional & tempat perakitan di
Indonesia
Purna Jual : Daftar informasi dari
pabrikan/distributor resmi berisi
Lampiran III : Peraturan Sekjen 190
No Nama Alat dan Spesifikasi minimal
JumLah
satuan
min.
alamat dan nomor telepon layanan
purna jual terdekat.
3. Instalasi Jaringan
Technology : Router, supports 802.11b/g/n 300
Mbps
Ports : 4-ports LAN 10/100Mbps + 1-port
WAN (Auto MDI/MDI-X)
Antenna : 2x Detachable Dipole Antenna.
Wireless
Security
: WPA, WPA-PSK, WPA2, WPA2-PSK
supports & WEP 64/128-bit, WPS
support.
Wireless
Features
: Wireless Client Issolation, Universal
Repeater & WDS Repeater to
increase wireless coverage.
Wireless
Operations
: Router Mode, AccessPoint, Bridge,
Repeater & Client.
Configuration : Web-based Management
Installasi : Termasuk aksesoris installasi LAN
Garansi : 1(satu) tahun, disertai Surat
Pernyataan Garansi dari distributor
resmi (bermeterai)
Standar
Kualitas
: - Sertifikasi ISO 9001:2008
- Sertifikasi Dirjen POSTEL dari
Kementerian Komunikasi &
Informatika RI
Keterangan : Dilengkapi dengan Surat Keterangan
Dukungan Distributor Resmi
1 Paket
4. UPS (Uninterruptible Power Supply)
Output Power
Capacity
: 850 VA
Power Factor : 70% or higher
Back-up Time : > 10 minutes (dibebani 3 set terdiri
dari PC+Monitor)
Output
Waveform
: Simulated Sine Wave
7 Unit
Lampiran III : Peraturan Sekjen 191
No Nama Alat dan Spesifikasi minimal
JumLah
satuan
min.
Output Power Voltage : 220 V
Input Power Voltage : 140V - 250VAC
Input Power Frequency : 50 - 60 Hz
Protection : Overload & Short-circuit protection,
Powerline Noise protection
Smart AVR
Technology
: Built-in Stabilizer(AVR)
Battery Type : Maintenance Free, Sealed Lead Acid,
12V, 10 AH or better
Outlet(s) : Minimal 2(two) universal outlets
Casing : Fire Resistence Case
Garansi : 1(satu) tahun, disertai Surat
Pernyataan Garansi dari Distributor
Resmi (bermeterai)
Manual & Buku
Petunjuk
: Dalam bahasa Indonesia
Standar Kualitas : Sertifikasi ISO 9001:2008
Keterangan : - UPS mampu dibebani dengan 3 set
Komputer yang terdiri dari
PC+Monitor
- Dilengkapi dengan Surat Keterangan
Dukungan dari Distributor Resmi
5. LCD Projector + Screen
Projection
system
: DLP or 3 LCD Technology
Brightness : Minimal 2500 ANSI Lumens
Native
Resolution
: SVGA (800x600)
Contrast Ratio : Minimal 3000 : 1 (Full On/Full Off)
Keystone : Manual Vertical + 40o
Aspect Ratio : 4:3 Native, 16:9 Selectable
Image Size : 24" to 300" (diagonal)
Throw Ratio : 53" @ 2M
Color : 16.7 millions color pallete
Lamp : 3000 / 4000 hours (Normal /
Economic mode)
Input
Terminals
: 2x Analog RGB D-sub 15-pin
Computer Input/Output
1 Unit
Lampiran III : Peraturan Sekjen 192
No Nama Alat dan Spesifikasi minimal
JumLah
satuan
min.
Computer
Compatibility
: VGA (640x480) to UXGA
(1600x1200)
Video
Compatibility
: NTSC, PAL & SECAM
Accessories : Power cord, VGA Cable & Remote
Control with battery
Layar
proyektor
: Warna Matte White, bahan Vinyl,
ukuran 70"x70" dengan Tripod Stand
Garansi : 1(satu) tahun, disertai Surat
Pernyataan Garansi dari
Distributor Resmi (bermeterai)
Manual & Buku
Petunjuk
: Dalam bahasa Indonesia
Standar
Kualitas
: - Sertifikasi ISO 9001:2008
- Sertifikasi Merk dari Kementerian
Hukum dan Hak Asasi Manusia RI
Keterangan:
Dilengkapi dengan Surat Keterangan Dukungan
Distributor Resmi
6. Meubelair (Meja & Kursi)
Satu set terdiri dari satu meja dan satu kursi.
Meja
Bahan: Kayu atau MD (kerangka), papan kayu lapis 18
mm (daun meja).
Ukuran: Panjang 120 cm, lebar 55 cm, tingggi 65-70 cm.
Konstruksi: Stabil dan Kuat untuk meja komputer.
Kursi
Bahan: Kayu
Ukuran: Panjang 38 cm, lebar 38 cm, tingggi dudukan
40-44 cm, tinggi sandaran 32-34.
Konstruksi: Kerangka menggunakan sambungan Pen dan
lubang diperkuat dengan pasak dan lem kayu, sandaran
dibentuk melengkung. Stabil dan kuat.
19 Set
7. Air Conditioner (AC), 1 PK Split
Termasuk Pipa 5 Meter, kabel 5 Meter, selang air 3 Meter
Braket outdoor dan Installasi. Konsumsi daya listrik
maksimum 700 Watt.
2 Set
Lampiran III : Peraturan Sekjen 193
III. Peralatan Matematika
A. Persyaratan Teknis
Standar kompetensi dan kompetensi dasar matematika sebagai
landasan pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan
memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi. Selain itu
dimaksudkan pula untuk mengembangkan kemampuan
menggunakan matematika dalam pemecahan masalah dan
mengkomunikasikan ide atau gagasan dengan menggunakan
simbol, tabel, diagram, dan media lain.
Pembelajaran matematika dimulai dengan pengenalan masalah
yang sesuai dengan situasi (contextual problem). Dengan
mengajukan masalah kontekstual, peserta didik secara bertahap
dibimbing untuk menguasai konsep matematika. Untuk
meningkatkan keefektifan pembelajaran, sekolah diharapkan
menggunakan teknologi informasi dan komunikasi seperti
komputer, alat peraga, atau media lainnya. Untuk itu diperlukan
ketersediaaan peralatan matematika yang baik dengan jumlah
yang cukup di sekolah.
Besaran dana DAK untuk pengadaan peralatan matematika SMP
tahun 2013 per paket per sekolah sebesar maksimum Rp.
6.000.000,- (enam juta rupiah). Dana tersebut sudah termasuk
biaya pengiriman sampai sekolah, dan pajak-pajak yang berlaku.
Peralatan matematika yang diadakan melalui DAK tahun 2013 ini
meliputi: model bangun datar, model luas daerah segitiga,
Teorema Pythagoras, model bidang lingkaran, model bangun ruang
sisi lengkung, model bangun ruang sisi datar, busur derajat,
jangka besar, model luas daerah lingkaran, model volum kubus
dan balok, model papan berpaku dan blok pecahan.
Setiap peralatan matematika diharapkan memenuhi kebutuhan
yang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, serta tuntutan Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi
Lulusan (SKL) Matematika SMP. Kebutuhan dimaksud tertuang
dalam diskripsi teknis yang disebut spesifikasi. Karakteristik
tersebut dirumuskan dengan melihat dua aspek utama, yaitu
aspek umum dan aspek khusus dengan mempertimbangkan nilai
edukatif, keamanan penggunaan, dan bahan/ material.
1. Aspek umum yang harus ada dalam setiap peralatan
matematika adalah sebagai berikut.
a. Setiap alat yang dibeli merupakan alat baru.
b. Tanpa kerusakan atau cacat.
c. Peralatan harus aman terhadap pemakai dan peralatan
itu sendiri.
Lampiran III : Peraturan Sekjen 194
d. Setiap alat terdapat identitas permanen (lambang/merk)
dari produsen kecuali secara teknis sulit.
e. Penyedia barang harus melengkapi surat dukungan dari
pabrikan/produsen di atas materai Rp. 6.000,- yang
ditujukan khusus untuk keperluan pengadaan alat DAK
ini.
f. Penyedia barang harus dapat memberikan surat garansi
purna jual selama 12 bulan untuk kerusakan alat yang
bukan disebabkan oleh kelalaian pemakaian dan
menjamin ketersediaan suku cadang peralatan selama 3
tahun dengan surat jaminan dari pabrikan/ produsen.
Garansi berlaku sejak barang diserahterimakan.
2. Aspek khusus berupa spesifikasi masing-masing komponen
peralatan dengan mempertimbangkan: ukuran, bahan,
fungsi, mudah digunakan/dirakit, kelengkapan alat, mudah
perawatan, sesuai dengan konsep, dan memiliki
kompatibilitas (kesesuaian dan dapat dirakit dengan alat
lain). Daftar nama, jenis alat minimal, spesifikasi minimal dan
jumlah minimal peralatan Matematika SMP yang diadakan
selengkapnya dapat dilihat dalam butir spesifikasi teknis.
B. Spesifikasi Teknis
Peralatan Matematika dengan spesifikasi teknis sebagai berikut :
No Nama Alat dan Spesifikasi Minimal
Jumlah
satuan
min.
Setiap peralatan harus dikemas sedemikian rupa dengan
memperhatikan keselamatan peralatan, setiap kemasan
harus terdapat informasi minimal nama alat, jumlah,
nama produsen.
Seluruh komponen harus diberi identitas permanen
nama/logo produsen kecuali yang sangat sulit atau
mengganggu fungsi.
1 MODEL BANGUN DATAR
Model bangun datar dimaksudkan untuk membantu
menjelaskan pengertian dan sifat-sifat bangun datar serta
kesebangunan dan kongruensi.
Model bangun datar terdiri atas 2 macam model yaitu
model bangun datar besar dan model bangun datar kecil.
Semua warna (warna”satu”) model bangun datar besar
harus sama dan berbeda dengan warna model bangun
1set
Lampiran III : Peraturan Sekjen 195
No Nama Alat dan Spesifikasi Minimal Jumlah
datar kecil. Sedangkan semua model bangun datar kecil
harus mempunyai 2 warna yang berbeda (4 keping warna
“dua” dan 4 keping warna “tiga”).
Bahan: Plastik ABS berwarna injection.
1) Model Bidang Persegi Panjang (9 buah)
Ukuran 1. sisi 24 cm x 18 cm, Tebal 2 mm (1 buah)
2. sisi 8 cm x 6 cm, Tebal 2 mm (8 buah)
2) Model Bidang Persegi (9 buah)
Ukuran 1. sisi 18 cm x 18 cm, Tebal 2 mm (1 buah)
2. sisi 6 cm x 6 cm, Tebal 2 mm (8 buah)
3) Model Bidang Jajargenjang (9 buah)
Ukuran 1. alas 21 cm dan tinggi 12 cm, Tebal 2 mm (1
buah)
2. alas 7 cm dan tinggi 4 cm, Tebal 2 mm (8
buah)
4) Model Bidang Belah Ketupat (9 buah)
Ukuran 1. diagonalnya 24 cm dan 18 cm, Tebal 2 mm
(1 buah)
2. diagonalnya 8 cm dan 6 cm, Tebal 2 mm (8
buah)
5) Model Bidang Layang-layang (9 buah)
Ukuran 1. panjang sisi pendek 12,5 cm dan sisi
panjang 20 cm, Tebal 2 mm (1 buah)
2. panjang sisi pendek 5 cm dan sisi panjang
8 cm, Tebal 2 mm (8 buah)
6) Model Bidang Trapesium Sama kaki (9 buah)
Ukuran 1. panjang sisi sejajar 15 cm dan 27 cm,
tinggi 12 cm, Tebal 2 mm (1 buah)
2. panjang sisi sejajar 5 cm dan 9 cm, tinggi
4 cm, Tebal 2 mm (8 buah)
7) Model Bidang Trapesium Sembarang (9 buah)
Ukuran 1. panjang sisi sejajar 15 cm dan 27 cm,
tinggi 12 cm, Tebal 2 mm (1 buah)
2. panjang sisi sejajar 5 cm dan 9 cm, tinggi
4 cm, Tebal 2 mm (8 buah)
8) Model Bidang Trapesium Siku-siku (9 buah)
Ukuran 1. panjang sisi sejajar 15 cm dan 27 cm,
tinggi 12 cm, Tebal 2 mm (1 buah)
2. panjang sisi sejajar 5 cm dan 9 cm, tinggi
4 cm, Tebal 2 mm (8 buah)
Pada semua model bangun datar segi empat titik-titik
sudutnya diberi tanda yang terbaca dengan jelas, huruf
A,B,C,D untuk model besar dan P, Q, R, S untuk model
kecil.
Lampiran III : Peraturan Sekjen 196
No Nama Alat dan Spesifikasi Minimal Jumlah
9) Model Bidang Segitiga Sama kaki (9 buah)
Ukuran 1. Alas 16 cm dan Tinggi 20 cm, Tebal 2 mm
(1 buah)
2. Alas 4 cm dan Tinggi 5 cm, Tebal 2 mm (8
buah)
10) Model Bidang Segitiga Sama sisi (9 buah)
Ukuran 1. Panjang sisi 18 cm, Tebal 2 mm (1 buah)
2. Panjang sisi 6 cm, Tebal 2 mm (8 buah)
11) Model Bidang Segitiga Lancip (9 buah)
Ukuran 1. Sisi terpanjang 24 cm, salah satu sudut
80o,Tebal 2 mm (1 buah)
2. Sisi terpanjang 8 cm, salah satu sudut
80oTebal 2 mm (8 buah)
12) Model Bidang Segitiga Siku-siku (9 buah)
Ukuran1. Sisi siku-siku 20 cm dan 15 cm,tebal 2
mm (1 buah)
2. Sisi siku-siku 8 cm dan 6 cm,tebal 2 mm
(8 buah)
13) Model Bidang Segitiga Tumpul (9 buah)
Ukuran 1. Sisi terpanjang 28,5 cm dan sudut tumpul
105o,Tebal 2 mm (1 buah)
2. Sisi terpanjang 9,5 cm dan sudut tumpul
105oTebal 2 mm (8 buah)
Pada semua model bangun datar segitiga, titik-titik
sudutnya diberi tanda yang terbaca dengan jelas, huruf
A, B, C untuk model besar dan huruf P, Q, R untuk
model kecil.
14) Model Bidang Lingkaran (9 buah)
Ukuran 1. diameter 18 cm tebal 2 mm (1 buah),
2. diameter 6 cm tebal 2 mm (8 buah)
Pada model bangun datar lingkaran titik pusatnya
diberi tanda yang jelas huruf O untuk model besar dan
huruf P untuk model kecil
Boks dan Tray Alat (Bangun Datar):
Semua bangun datar di atas harus mempunyai tray
(dudukan/bingkai) yang lekukannya menyesuaikan
dengan bentuk, ukuran, dan model bangun masing-
masing. Bahan baku tray adalah vacuum plastic yang
kokoh dengan ketebalan bahan minimum 1,6 mm. Setiap
model bangun datar harus mudah dimasukkan dan
dikeluarkan dari tray-nya masing-masing.
Lampiran III : Peraturan Sekjen 197
No Nama Alat dan Spesifikasi Minimal Jumlah
Boks Alat
Boks (kotak/wadah) harus kuat dan kokoh, mudah
dibawa-bawa, pada boks (kotak/wadah) dicantumkan
informasi yang berkaitan dengan masing-masing model
bangun datar di dalamnya (min. Nama model dan jumlah)
disertai dengan tanda merk (simbol produsen)
2 MODEL LUAS DAERAH SEGITIGA
Model luas daerah segitiga dimaksudkan untuk
membantu menjelaskan penurunan rumus luas daerah
segitiga.
Model Luas Daerah Segitiga terdiri atas :
Potongan 4 keping trapesium, tebal 2 mm
Potongan 4 keping segitiga, tebal 2 mm
Landasan peragaan dengan ukuran sekitar 36 x 26 cm
tebal 5 mm, yang lekukannya menyesuaikan dengan
bentuk, ukuran, dan model luas daerah bangun segitiga
secara keseluruhan.
Bahan : Plastik ABS, injection
1set
3 TEOREMA PYTHAGORAS
Untuk membantu memperjelas Teorema Pythagoras.
Model
Model Teorema Pythagoras terdiri atas:
Model Persegi kecil, sebanyak 50 keping terdiri atas
3 warna yang berbeda, warna persegi pertama 25
keping, warna persegi kedua 16 keping, dan warna
persegi ketiga 9 keping. Ukuran 5x5 cm, tebal 2 mm.
Model persegi besar (2 keping), ukuran 15 x 15 cm ,
tebal 2 mm.
Model segitiga siku-siku (1 keping), ukuran sisi siku-
siku 15 cm dan 20 cm , tebal 2 mm.
Model segitiga siku-siku terpotong 8 keping.
Landasan
Landasan peragaan lekukannya menyesuaikan dengan
bentuk, ukuran dan model Teorema Pythagoras secara
keseluruhan.
Ukuran Keseluruhan : sekitar 55 x 50 cm, tebal 7 mm
Ukuran Persegi Besar : 25 x 25 cm
Ukuran Persegi Sedang : 20 x 20 cm
Ukuran Persegi Kecil : 15 x 15 cm
Bahan : Plastik ABS Injection
1 set
Lampiran III : Peraturan Sekjen 198
No Nama Alat dan Spesifikasi Minimal Jumlah
4 MODEL BIDANG LINGKARAN
Model bidang lingkaran dimaksudkan untuk menjelaskan
dan memahami unsur-unsur yang terdapat pada bidang
lingkaran.
Model bidang lingkaran mempunyai diameter 20 cm,
terdiri atas 5 keping model meliputi : 1 keping bidang
setengah lingkaran, 1 keping bidang juring, dan 2 keping
bidang segitiga serta 1 keping bidang tembereng.
Landasan peragaan lekukannya menyesuaikan dengan
bentuk, ukuran, dan model bidang Lingkaran secara
keseluruhan sehingga dapat menjelaskan titik pusat
lingkaran, jari-jari dan diameter lingkaran, busur dan tali
busur lingkaran, juring lingkaran, apotema, dan
tembereng.
Landasan: Ukuran 30 x 30 x 0,5 cm
Bahan: Plastik ABS, Injection
1 set
5 MODEL BANGUN RUANG SISI LENGKUNG
Model bangun ruang sisi lengkung dimaksudkan untuk
membantu menjelaskan bagian-bagian pada bangun
ruang sisi lengkung.
a. Model Tabung
Ukuran: Diameter = 14 cm, Tinggi = 20 cm (ukuran
dalam)
Bahan : Plastik akrilik berwarna transparan,
injection
b. Model Kerucut
Ukuran: Diameter = 14 cm,Tinggi = 20 cm (ukuran
dalam)
Bahan : Plastik akrilik berwarna transparan,
injection
c. Model Bola
Ukuran:Diameter = 20 cm (ukuran dalam)
Bahan : Plastik akrilik berwarna transparan,
injection
Bidang alas kerucut dan tabung diberi lubang kecil
(diameter 1 cm) untuk memasukkan pasir/tepung/air
sehingga dapat menunjukkan bahwa volume kerucut =
1/3 volume tabung.
Sambungan permukaan bangun (model bola) tidak
direkat kuat, tetapi dapat dibongkar pasang
1 Set
Lampiran III : Peraturan Sekjen 199
No Nama Alat dan Spesifikasi Minimal Jumlah
6 MODEL BANGUN RUANG SISI DATAR
Model bangun ruang sisi datar dimaksudkan untuk
membantu menjelaskan bagian-bagian pada bangun
ruang sisi datar
a. Model Kubus terdiri atas:
Model Kerangka Kubus
Ukuran : Rusuk 15 cm
Bahan : Kawat dicat dengan diameter 0,5 c
Model Kubus
Ukuran : Rusuk 15 cm
Bahan : Plastik akrilik transparan, injection
b. Model Balok terdiri atas:
Model Kerangka Balok
Ukuran : 20 cm x 15 cm x 12 cm
Bahan : Kawat dicat dengan diameter 0,5 c
Model Balok
Ukuran : 20 cm x 15 cm x 12 cm
Bahan : Plastik akrilik transparan, injection
c. Model Limas Tegak Segiempat terdiri atas:
Model Kerangka Limas Tegak Segiempat
Ukuran : Panjang rusuk alas = 15 cm, Tinggi = 20 cm
Bahan : Kawat dicat dengan diameter 0,5 cm
Model Limas tegak Segiempat
Ukuran : Panjang rusuk alas = 15 cm, Tinggi = 20 cm
Bahan : Plastik akrilik transparan, injection
d. Model Prisma Tegak Segitiga terdiri atas:
Model Kerangka Prisma Tegak Segitiga
Ukuran : Panjang rusuk alas : 14 cm, 14 cm, 12 cm,
dan Tinggi = 20 cm
Bahan : Kawat dicat dengan diameter 0,5 cm
Model Prisma Tegak Segitiga
Ukuran : Panjang rusuk alas : 14 cm, 14 cm, 12
cm, dan Tinggi = 20 cm
Bahan : Plastik akrilik transparan, injection
1 set
7 BUSUR DERAJAT BESAR
Busur derajat (setengah bidang lingkaran, 00 - 1800)
dimaksudkan untuk membantu dalam mengambar dan
menghitung besar sudut pada papan tulis
Terdapat ruas garis yang menghubungkan antara 0° dan
180°. Ukuran diameter busur derajat 50 cm yang pada
2 buah
Lampiran III : Peraturan Sekjen 200
No Nama Alat dan Spesifikasi Minimal Jumlah
bagian sisi datarnya (diameter) terdapat skala 0 – 50 cm
sehingga dapat dimanfaatkan untuk membuat dan
mengukur panjang ruas garis. Agar mudah dalam
penggunaannya busur derajat harus dilengkapi dengan
pegangan pada bagian tengahnya.
Bahan : Plastik (injection) dengan tebal minimum 5 mm
dan tidak melenting (kaku).
8 JANGKA BESAR
Jangka besar dimaksudkan untuk membantu dalam
menggambar lingkaran, membagi sudut (dan hal-hal yang
relevan lainnya) pada papan tulis,
Jangka harus dilengkapi dengan dudukan untuk kapur
dan spidol serta jarum poros putar yang kokoh sehingga
dapat digunakan pada papan tulis kapur dan white
board.
Ukuran kaki jangka minimum 45 cm
Bahan : Plastik (injection)
2 buah
9 MODEL LUAS DAERAH LINGKARAN
Model luas daerah lingkaran dimaksudkan untuk
menentukan luas daerah lingkaran dengan bantuan
potongan-potongan juring.
Model luas daerah lingkaran terdiri atas:
Juring sebanyak 16 keping dengan 2 warna yang
berbeda berasal dari potongan-potongan lingkaran
yang berdiameter 28 cm dan tebal 2 mm. Satu
juring dibagi menjadi 2 keping juring yang lebih
kecil
Landasan peragaan lekukannya menyesuaikan
dengan bentuk, ukuran, dan model luas daerah
lingkaran secara keseluruhan dengan ukuran 50
cm x 50 cm, dan tebal 5 mm
Bahan : plastik ABS, injection
1 Set
10 MODEL VOLUM KUBUS DAN BALOK
Model volum Kubus dan Balok dimaksudkan untuk
membantu menemukan rumus volum Kubus dan Balok
dengan menggunakan kubus satuan.
Model volum Kubus dan Balok terdiri atas:
Model Kubus Transparan (tanpa tutup)
1) Ukuran : 5 cm x 5 cm x 5 cm (ukuran dalam)
2) Ukuran : 10 cm x 10 cm x 10 cm (ukuran dalam)
1 set
Lampiran III : Peraturan Sekjen 201
No Nama Alat dan Spesifikasi Minimal Jumlah
3) Ukuran : 15 cm x 15 cm x 15 cm (ukuran dalam)
Model Balok Transparan (tanpa tutup)
4) Ukuran : 5 cm x 10 cm x 15 cm (ukuran dalam)
5) Ukuran : 10 cm x 15 cm x 20 cm (ukuran dalam)
Bahan : Plastik akrilik transparan, injection
Model Kubus Satuan (27 buah)
Ukuran : 5 cm x 5 cm x 5 cm
Bahan : Plastik atau kayu oven dicat (2 warna, untuk
memudahkan dalam menghitung banyak kubus satuan)
Model kubus satuan dapat menempati model kubus dan
balok secara tepat.
11 PAPAN BERPAKU PERSEGI
Papan berpaku dimaksudkan untuk membantu
menentukan rumus keliling dan rumus luas daerah
bangun datar.
Papan berpaku terdiri atas:
Papan dengan ukuran minimum 33 x 33 cm, tebal
5 mm dengan 36 buah paku dan jarak antar paku
5,5 cm. Tinggi paku minimum 2 cm dengan bagian
atas paku dilengkapi bandul (pelindung)
karet.Bahan landasan : Plastik ABS berwarna,
injection
Karet gelang berwarna kontras, sehingga mudah
terlihat, minimum 20 buah
8 set
12 BLOK PECAHAN
Blok pecahan dimaksudkan untuk membantu
pemahaman pengertian pecahan, perbandingan pecahan,
urutan pecahan, dan menentukan pecahan senilai.
Blok pecahan terdiri atas:
Blok bidang lingkaran dengan diameter 20 cm yang
meliputi:
1. Keping lingkaran penuh (1 buah), 1 warna
2. Keping 1/2 lingkaran (2 buah), 2 warna
3. Keping 1/3 lingkaran (3 buah), 3 warna
4. Keping 1/4 lingkaran (4 buah), 2 warna
5. Keping 1/5 lingkaran (5 buah), 3 warna
6. Keping 1/6 lingkaran (6 buah), 2 warna
7. Keping 1/7 lingkaran (7 buah), 3 warna
8. Keping 1/8 lingkaran (8 buah), 2 warna
Landasan peragaan lekukannya menyesuaikan
dengan bentuk, ukuran, dan Blok Pecahan secara
1 set
Lampiran III : Peraturan Sekjen 202
No Nama Alat dan Spesifikasi Minimal Jumlah
keseluruhan dengan ukuran 30 cm x 30 cm, dan
Tebal 5 mm, warna harus berbeda dengan blok
bidang lingkaran.
Bahan: Plastik ABS berwarna, injection
13 BUKU PANDUAN PENGGUNAAN ALAT
Berisi petunjuk penggunaan semua model/alat
peraga/pembelajaran matematika lengkap dengan
langkah-langkah penggunaan model/alat tersebut
disertai contohnya. Buku panduan dicetak berwarna
pada kertas minimum HVS 70 gram dengan ukuran A4,
kertas sampul art paper 125 gr atau setara dengan itu.
Pada cover depan tertulis identitas perusahaan
setidaknya tertulis nama perusahaan, alamat, dan nomor
telepon serta alamat e-mail.
2 set
Lampiran III : Peraturan Sekjen 203
IV. Peralatan IPS
A. Persyaratan Teknis
Ruang lingkup mata pelajaran IPS antara lain meliputi aspek-
aspek manusia, tempat, waktu, dan lingkungan. Berdasarkan
ruang lingkup tersebut, pembelajaran IPS memerlukan alat bantu
pembelajaran diantaranya berupa buku, media masa, internet,
peta, globe, carta dan yang lainnya. Ketersediaan alat bantu dapat
mendekatkan siswa pada aspek-aspek dalam ruang lingkup
pelajaran IPS. Untuk itu, harus tersedia peralatan IPS dengan
mutu yang baik dan dalam jumlah yang cukup di sekolah.
Besaran dana DAK untuk pengadaan peralatan IPS SMP tahun
2013 per paket per sekolah adalah sebesar maksimum Rp.
9.000.000,- (sembilan juta rupiah), dana tersebut sudah termasuk
biaya pengiriman sampai sekolah dan pajak-pajak yang berlaku.
Peralatan IPS yang diadakan melalui DAK tahun 2013 ini meliputi:
peta, carta IPS, atlas, globe, kompas, dan spesimen batuan.
Setiap peralatan IPS diharapkan memenuhi kebutuhan yang
sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
serta tuntutan Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan
(SKL) IPS. Kebutuhan dimaksud tertuang dalam deskripsi teknis
yang disebut spesifikasi. Karakteristik tersebut dirumuskan
dengan melihat dua aspek utama, yaitu aspek umum dan aspek
khusus dengan mempertimbangkan nilai edukatif, keamanan
penggunaan, dan bahan/ material.
1. Aspek umum yang harus ada dalam setiap peralatan IPS
adalah sebagai berikut.
a. Setiap alat yang dibeli merupakan alat baru.
b. Tanpa kerusakan atau cacat.
c. Peralatan harus aman terhadap pemakai dan peralatan
itu sendiri.
d. Setiap alat terdapat identitas permanen (lambang/merk)
dari pabrikan/produsen/ penerbit.
e. Penyedia barang harus melengkapi surat dukungan dari
pabrikan/produsen/penerbit di atas materai Rp. 6.000,-
yang ditujukan khusus untuk keperluan pengadaan alat
DAK ini.
f. Penyedia barang harus dapat memberikan surat garansi
purna jual selama 12 bulan untuk kerusakan alat yang
bukan disebabkan oleh kelalaian pemakaian atau
terhadap kesalahan cetak dan menjamin ketersediaan
suku cadang peralatan selama 3 tahun dari
pabrikan/produsen/penerbit. Garansi berlaku sejak
barang diserahterimakan.
Lampiran III : Peraturan Sekjen 204
2. Aspek khusus berupa spesifikasi masing-masing komponen
peralatan Peralatan IPS dengan mempertimbangkan: ukuran,
bahan, fungsi, mudah digunakan/dirakit, kelengkapan alat,
mudah perawatan, kebenaran isi, dan memiliki kompatibilitas
(kesesuaian dan dapat dirakit dengan alat lain). Daftar nama,
jenis alat minimal, spesifikasi minimal dan jumlah minimal
peralatan IPS SMP yang diadakan selengkapnya dapat dilihat
dalam spesifikasi teknis.
B. Spesifikasi Teknis
Peralatan IPS dengan spesifikasi teknis sebagai berikut :
No. Nama Alat dan Spesifikasi Minimal
Jumlah
satuan
min.
Spesifikasi Umum Peta
Peta disesuaikan dengan syarat-syarat kartografis
yang berlaku umum:
a. Catatan tepi lengkap (seperti judul, skala, orientasi
arah, legenda)
b. Penggunaan simbol sesuai dan jelas
c. Letering benar dan jelas
d. Pewarnaan lazim dan jelas
e. Garis lintang dan garis bujur tepat
f. Menggunakan system proyeksi yang sesuai
Informasi geografi tersaji secara jelas, benar, dan
mutakhir.
Pada peta harus tertera nama penerbit dan
percetakan serta tahun pembuatan. Tahun
pembuatan sesudah tahun 2010.
Bingkai dari kayu memiliki permukaan halus
tercat/pelitur, menjepit peta dengan kuat, dan
dilengkapi tali untuk penggantung serta dapat untuk
mengikat saat digulung.
Pada salah satu ujung bingkai kayu diberi label
sesuai judul peta, agar ketika peta tergulung,dan
akan digunakan, judul peta mudah terlihat.
Permukaan peta dilaminasi atau dilapis plastik agar
dapat ditulisi dengan spidol whiteboard dan dapat
dihapus kembali.
Lampiran III : Peraturan Sekjen 205
No. Nama Alat dan Spesifikasi Minimal
Jumlah
satuan
min.
Spesifikasi Jenis Peta Umum/Peta Geografi
Peta memuat informasi tentang bentang muka bumi:
Fenomena bentangan alam, seperti sungai, danau,
rawa, laut, dataran tinggi, gunung, pegunungan,
dataran rendah, dan sebagainya.
Fenomena bentangan budaya, seperti kota, jaringan
jalan, rel kereta api, batas-batas wilayah
administrasi/politik (perbedaan wilayah tidak
ditandai dengan perbedaan warna), dan sebagainya.
1 Peta Dunia (Umum/Geografi)
Ukuran Kertas sekitar 180 x 120 cm
Ukuran Gambar sekitar 170x 115 cm
Skala sekitar 1 : 18.000.000
Jenis Kertas, minimal Mc Art Paper 120 gram, berlapis
kain.
1 buah
2 Peta Asean (Umum/Geografi)
Ukuran Kertas, sekitar 160 x 125 cm
Ukuran Gambar, sekitar 150 x 120 cm
Skala sekitar sekitar 1 : 4.000.000
Jenis Kertas, Mc Art Paper 120 gram, berlapis kain.
1 buah
3 Peta Asia (Umum/Geografi)
Ukuran Kertas, sekitar 140 x 105 cm
Ukuran Gambar, sekitar 130 x 95 cm
Skala sekitar 1 : 11.000.000
Jenis Kertas, Mc Art Paper 120 gram, berlapis kain.
1 buah
4 Peta Amerika (Umum/Geografi) 1 buah
Ukuran Kertas, sekitar 105 x 80 cm
Ukuran Gambar, sekitar 95 x 70 cm
Skala sekitar 1 : 16.000.000
Jenis Kertas, Mc Art Paper 120 gram, berlapis kain.
5 Peta Afrika (Umum/Geografi) 1 buah
Ukuran Kertas, sekitar 80 x 110 cm
Ukuran Gambar, sekitar 75 x 100 cm
Skala sekitar 1 : 12.000.000
Jenis Kertas, Mc Art Paper 120 gram, berlapis kain.
Lampiran III : Peraturan Sekjen 206
No. Nama Alat dan Spesifikasi Minimal
Jumlah
satuan
min.
6 Peta Australia & Selandia Baru (Umum/Geografi) 1 buah
Ukuran Kertas, sekitar 110 x 80 cm
Ukuran Gambar, sekitar 100 x 75 cm
Skala sekitar 1 : 6.000.000
Jenis Kertas, Mc Art Paper 120 gram, berlapis kain.
7 Peta Eropa (Umum/Geografi) 1 buah
Ukuran Kertas, sekitar 130 x 100 cm
Ukuran Gambar, sekitar 120 x 90 cm
Skala sekitar 1 : 5.000.000
Jenis Kertas, Mc Art Paper 120 gram, berlapis kain.
Spesifikasi Jenis Peta Khusus/Tematik
Simbol pada peta terkait tema/judul peta harus benar
dan jelas
Unsur-unsur peta yang biasa digunakan pada peta
umum, dapat tidak dimunculkan atau dimunculkan
tergantung pada urgensi yang terkait dengan tema.
Contoh: peta wilayah kerajaan Majapahit di
jamannya, maka tidak perlu memunculkan batas-
batas administrasi dan kota-kota pada wilayah
Indonesia seperti saat ini; Peta Wawasan Nusantara
harus menampilkan batas-batas wilayah yang jelas
sesuai kriteria zona, tetapi tetap memunculkan
tampilan fenomena bentang alam maupun bentang
budaya lainnya sebagaimana spesifikasi peta umum.
8 Peta Wawasan Nusantara 2 buah
Ukuran Kertas, sekitar 175 x 125 cm
Ukuran Gambar, sekitar 165 x 110 cm
Skala 1 : 3.500.000
Jenis Kertas, Mc Art Paper 120 gram, berlapis kain.
9 Peta Penyebaran Agama Islam di Indonesia 1 buah
Ukuran Kertas, sekitar, 120 x 90cm
Ukuran Gambar, sekitar 110 x 80 cm
Skala 1 : 4.500.000
Jenis Kertas, Mc Art Paper 120 gram, berlapis kain.
Menunjukkan jalur arah penyebaran Agama Islam ke
berbagai daerah dan letak kerajaan-kerajaan Islam yang
pernah ada di Indonesia.Jalur-jalur penyebaran dan
Lampiran III : Peraturan Sekjen 207
No. Nama Alat dan Spesifikasi Minimal
Jumlah
satuan
min.
situs-situs digambar dengan jelas dan dengan warna
yang kontras.
10 Peta Penjelajahan Samudera 1 buah
Ukuran Kertas, sekitar 120 cm x 90 cm
Ukuran Gambar, sekitar 110 cm x 80 cm
Skala 1 : 40.000.000
Jenis Kertas, Mc Art Paper 120 gram, berlapis kain.
Warna : minimal 4 warna
Menunjukkan jalur arah penjelajahan Samudera bangsa-
bangsa Eropa ke Indonesia dan berbagai tempat lain di
dunia. Jalur-jalur/rute perjalanan dan situs-situs
digambar dengan jelas dan dengan warna yang kontras.
11 Peta Wilayah Kerajaan Sriwijaya 1 buah
Ukuran Kertas, sekitar 120 cm x 90 cm
Ukuran Gambar, sekitar 110 cm x 80 cm
Skala 1 : 4.500.000
Jenis Kertas, Mc Art Paper 120 gram, berlapis kain.
Wilayah kekuasaan Kerajaan Sriwijaya diberi warna yang
berbeda dari kerajaan lain di sekitarnya.
12 Peta Wilayah Kerajaan Majapahit 1 buah
Ukuran Kertas, sekitar 120 cm x 90 cm
Ukuran Gambar, sekitar 110 cm x 80 cm
Skala 1 : 4.500.000
Jenis Kertas, Mc Art Paper 120 gram, berlapis kain.
Wilayah kekuasaan Kerajaan Majapahit diberi warna
yang berbeda dari kerajaan lain di sekitarnya.
Carta IPS
Spesifikasi umum carta, bahan carta : kertas minimal
135 gr dengan laminasi/dilapisi UV vernis. Ukuran Carta
: sekitar 70 x 100 cm, dicetak berwarna, berupa hasil
foto atau desain grafis bukan lukisan tangan,
menggambarkan struktur dengan bagian-bagian dan
informasinya akurat. Keterangan bagian-bagian dan
kedalamannya mengacu atau sesuai dengan kurikulum
SMP yang berlaku saat ini. Bagian atas dan bawah
diberi lis dengan penggantung.
Lampiran III : Peraturan Sekjen 208
No. Nama Alat dan Spesifikasi Minimal
Jumlah
satuan
min.
13 Carta Lapisan-Lapisan Atmosfer 1 buah
Menggambarkan lapisan-lapisan atmosfer terdiri dari
lapisan: troposfer, stratosfer, mesosfer, termosfer, dan
eksosfer. Tercantum ketinggian lapisan-lapisan tersebut
dari permukaan laut, grafik temperatur, dan diskripsi
singkat karakteristik setiap lapisan.
14 Carta : Faktor Pendorong Interaksi Sosial
Isi gambar: situasi proses imitasi, Identifikasi, sugesti,
dan simpati dan deskripsi singkatnya.
1buah
15 Carta : Bentuk Proses Interaksi Sosial assosiatif dan
dissosiatif
Isi gambar: situasi prosesassosiatif dan dissosiatif dan
deskripsi singkatnya.
1buah
16 Carta : Macam Status Sosial
Isi gambar: Contoh Macam Status Sosial : Asscribed
Status, Achieved Status, Simbol dan assigned status,
serta deskripsi singkatnya.
1buah
17 Carta : Bentuk Perubahan Sosial dan Kebudayaan
Isi gambar: situasi Perubahan terencana dan tidak
direncanakan, berdampak kecil dan berdampak besar,
perubahan cepat dan lambat, serta deskripsi singkatnya.
1buah
18 Carta : Spesimen uang
Isi gambar: contoh spesimen jenis uang (giral dan kartal),
mata uang (termasuk mata uang asing yang penting),
serta deskripsi singkatnya.
1buah
19 Carta : Pasar
Isi gambar: contoh jenis atau macam pasar, menuru sifat
barang dan cara penyerahannya, menurut organisasi
pasar/hubungan penjual dan pembeli, menurut wilayah
kegiatan, menurut waktu, dan menurut barang yang di
perjual belikan serta deskrisi singkatnya.
1buah
20 Carta : Lingkungan Hidup dan permasalahannya
Isi gambar: contoh situasi lingkungan rusak dan
lingkungan terbina, bentuk-bentuk pemeliharaan dan
1buah
Lampiran III : Peraturan Sekjen 209
No. Nama Alat dan Spesifikasi Minimal
Jumlah
satuan
min.
penanggulangan lingkungan, serta deskripsi singkatnya.
21 Carta : Bentang alam dan Budaya
Isi gambar: contoh situasi bentang alami dan bentang
rekayasa manusia, serta deskripsi singkatnya.
1buah
22 Carta : Bagan Gunung Api dan Tipe-tipe gunung api
Isi gambar: bagian-bagian intrusi, ekstrusi gunung api
dan tipe-tipe gunung api serta deskripsi singkatnya
1 buah
23 Atlas Indonesia dan Dunia
Ukuran Kertas : sekitar 31 x 24 cm
Jumlah halaman : minimal 72 halaman
Bahan Cover : Kertas Ivory 250 gr
Jenis Kertas : HVS 100 gr
Warna : Full Color
Dilengkapi daftar isi, legenda, peta umum, peta khusus
(tematik), dan indeks. Pada atlas harus tertera penerbit
dan percetakannya, serta tahun penerbitan.
28 buah
24 Atlas Sejarah Indonesia dan Dunia 28 buah
Ukuran sekitar 31 x 24 cm
Jumlah halaman : min. 110 halaman
Bahan Cover: Kertas Ivory 250 gr
Jenis Kertas minimal HVS 100 gram
Warna : Full Color
Dilengkapi daftar isi, legenda, photo,lukisan tokoh dan
peristiwa sejarah, dan indeks. Pada buku harus tertera
tahun penerbitan, penerbit dan percetakannya.
25 Globe 1 buah
Bahan : Bola bumi terbuat dari plastik
Ukuran : minimal diameter 30 cm
Globe menunjukkan wajah geografis dan politik.
Gambar, garis-garis astronomis, dan tulisan pada globe
dapat terlihat jelas dan terbaca dengan baik.
Menggunakan Bahasa Indonesia. Pada globe harus
tertera nama penerbit, serta tahun pembuatannya.
Dipasang pada poros kerangka yang kokoh berbentuk
setengah meridian dengan alas yang stabil.
Lampiran III : Peraturan Sekjen 210
No. Nama Alat dan Spesifikasi Minimal
Jumlah
satuan
min.
26 Spesimen Batuan dan Mineral
Terdiri atas:
a. Contoh batuan beku : 1. granit, 2. andesit, 3 batu
apung, 4. obsidian.
b. Contoh batuan endapan : 1. gamping, 2. batu
lempung, 3. gipsum, 4. konglomerat, 5. breksi, 6.
batu pasir, 7.tufa, 8. Limonit, 9. Batu bara.
c. Contoh batuan malihan : 1. marmer, 2. sabak, 3.
sekis.
d. Contoh Mineral : 1. bauksit, 2. asbestos, 3. sulfur,
4. feldsfar, 5. kalsit, 6. kuarsa, 7. kaolinite, 8.
dolomit.
Ukuran batuan (p x l x t): minimal 3 x 3 x 3 (cm)
Ukuran kotak wadah(p x l x t): 20 x 30 x 5(cm)
Batuan ditempatkan dalam satu boks yang kokoh dan
diberi tutup. Bagian dalam boks diberi sekat-sekat
sebagai tempat masing-masing batuan. Tutup boks
dibuat dari bahan plastik transparan tidak berwarna.
Masing-masing batuan diberi nama/identitas agar
mudah diidentifikasi. Koleksi batuan dilengkapi dengan
buku deskripsi tentang setiap batuan secara lengkap,
yang berisi antara lain peta persebaran, proses
terbentuk, kandungan mineral, tekstur, struktur,
pemanfaatanya dalam kehidupan sehari-hari, dan lain-
lain.
1 Set
27 Kompas 10 buah
Jenis kompas Lensatik.
Kompas dilengkapi visir pembidik sasaran, kaca
pembesar, dan penggantung penyangkut ibu jari
penopang kompas saat membidik. Tutup dial dengan dua
garis bersudut 45°. Tutup dilengkapi kawat pemandu
arah objek bidikan.
Ukuran: dia. 50 mm, Tebal 25 mm (keadaan tertutup)
Casing: Aluminium die casting
Lampiran III : Peraturan Sekjen 211
V. Peralatan Olahraga
A. Persyaratan Teknis
Pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan harus
secara proporsional mengembangkan kemampuan motorik,
kemampuan kognitif, dan afektif, maka fungsi alat tidak hanya
sekedar untuk kegiatan praktik saja tetapi merupakan bagian
terintegrasi dalam kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani,
olahraga dan kesehatan. Untuk itu, harus diupayakan ketersedian
peralatan pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan yang
selanjutnya di sebut peralatan olah raga sebagai sarana
pendidikan dengan mutu yang baik dan dalam jumlah yang cukup
di sekolah.
Besaran dana DAK untuk pengadaan peralatan pendidikan
jasmani olahraga dan kesehatan tahun 2013 per paket per sekolah
adalah sebesar maksimum Rp. 20.000.000,- (dua puluh juta
rupiah), dana tersebut sudah termasuk biaya pengiriman sampai
sekolah dan pajak-pajak yang berlaku.
Peralatan olahraga yang diadakan melalui DAK tahun 2013
mencakup materi:
Permainan bola besar (bola kaki, bola voli, dan bola basket)
Permainan bola kecil (bulu tangkis, tenis meja, sepak takraw,
dan futsal)
Atletik (nomor lari, lompat, dan lempar)
Catur
Senam (senam lantai, senam gerak berirama)
Pendidikan luar kelas (outdoor education)
Setiap alat diharapkan memenuhi kebutuhan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, serta tuntutan Standar Isi (SI) dan
Standar Kompetensi Lulusan (SKL) pendidikan jasmani, olahraga
dan kesehatan SMP. Kebutuhan dimaksud tertuang dalam sebuah
diskripsi teknis yang disebut spesifikasi. Karakteristik tersebut
dirumuskan dengan melihat dua aspek utama, yaitu aspek umum
dan aspek khusus dengan mempertimbangkan nilai edukatif,
keamanan penggunaan, dan bahan/material.
1. Aspek umum yang harus ada dalam setiap peralatan olahraga
adalah sebagai berikut:
a. Setiap alat yang dibeli merupakan alat baru.
b. Tampilan visual menarik, kuat, dan kokoh.
c. Tanpa kerusakan atau cacat.
d. Peralatan harus aman terhadap pemakai dan peralatan
itu sendiri.
Lampiran III : Peraturan Sekjen 212
e. Setiap alat terdapat identitas permanen (lambang/merk)
dari produsen (kecuali yang secara teknis sulit misalnya
bendanya terlalu kecil dan lainnya).
2. Aspek Khusus merupakan spesifikasi masing-masing
komponen peralatan olahraga untuk sarana pendidikan
dengan mempertimbangkan: kesesuaian ukuran, kesesuaian
bahan, fungsi, mudah digunakan, kelengkapan alat, mudah
perawatan, dan memiliki kompatibilitas. Daftar nama, jumlah
minimal, jenis alat, dan spesifikasi minimal peralatan
pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan SMP yang
diadakan selengkapnya dapat dilihat dalam spesifikasi teknis.
B. Spesifikasi Teknis
Peralatan olahraga dengan spesifikasi teknis sebagai berikut :
No Nama Alat dan Spesifikasi Minimal
Jumlah
satuan
min.
1 Bola Kaki No. 5 3 buah
Bahan terbuat dari kulit sintetis Polyurethan
microfiber, dijahit rapi, menggunakan bola dalam Butyl
80%. Bentuk bulat pada semua sisi, keliling 68 s.d
69,50 cm, berat 420 s.d. 440 gr. SNI 12-1280-2001
2 Bola Futsal No. 4 3 buah
Bahan terbuat dari Kulit sintetis Polyurethan
Microfiber, dijahit rapi, menggunakan bola dalam
Hans/Butyl 80%. Bentuk bulat pada semua sisi.
keliling 63,5 s.d. 66 cm, berat 330-370 gr.
3 Bola Voli 3 buah
Bahan kulit sintetis Polyurethan microfiber, dilem rapi,
menggunakan bola dalam Butyl 80%, lunak dan lentur,
warna cerah, Keliling 65 s.d 67 cm, berat 260 s.d. 280
gr. Dikulit luar tercetak ukuran tekanan angin. SNI 12-
1286-2001
4 Jaring (net) Bola Voli 1 buah
Berbentuk jaring dengan lebar jaring 0,9-1 m panjang
jaring 9-10 m, terbuat dari bahan nylon atau katun
berwarna gelap pada bagian atas ditutup dengan kain
kanvas sebagai tempat tali perentang dengan lebar 7
cm dan bagian bawah lebar 5 cm. Net direntangkan
dengan kawat sling dan tali untuk mengikat dan
meregangkan bagian bawah.Panjang tali atas minimum
Lampiran III : Peraturan Sekjen 213
No Nama Alat dan Spesifikasi Minimal
Jumlah
satuan
min.
1,2 m, panjang tali bawah minimum 1,2 m.Ukuran
lubang jaring 10 x 10 cm. SNI 12-0457-1996
5 Bola Basket No. 6 3 buah
Bahan karet sitetis yang dibalut karet dengan
permukaan bertotol halus, berat 510 s.d. 567 gr
keliling 724-737 mm, lebar garis sambung maksimum
6,55 mm.Jika dijatuhkan pada ketinggian 1,80 m akan
memantul pada ketinggian 1,20 – 1,40 m. SNI
1282:2009
6 Ring Basket dan Papan Pasket
Terdiri dari: Papan pantul dan kelengkapan ring dan
jala tali nylon.
Papan pantul dibuat dari kayu keras tebal minimal 2,5
cm Papan pantul berukuran panjang 180-180,3 cm
dan lebar 105-107 cm. Papan diperkuat dengan
bingkai di bagian belakang. Dicat warna dasar putih
dengan garis keliling papan selebar 5 cm berwarna
hitam, terdapat 4 lubang baut untuk ring basket.Bila
bola dipantulkan pada permukaan papan pantul, bola
akan dipantulkan kembali 50%.
Ring terbuat dari besi diameter 16-20 mm dengan
diameter ring 45,0-45,9 cm dipasang dipermukaan
papan pantul berjarak 149 - 153 mm. Konstruksi ring
harus kokoh tidak berkarat, tersedia 12 lubang tali jala
dan selanjutnya jala nylon dianyam sedemikian rupa,
panjang jala 40-45 cm.
1 pasang
7 Shutlekock 1 slop
Panjang bulu 60 s.d. 70 mm, diameter gabus 2,5 s.d
2,8 cmtinggi gabus 22-25 mm,jumlah bulu angsa 16
helai, berat 4,74 s.d 5,5 gr. Saat melayang tanpa
goyangan. Warna putih. SNI 12-0036-1996, (1 slop isi
minimal10 buah)
8 Raket Bulutangkis 4 buah
Sumbu lurus, ukuran sekitar panjang 66 - 68 cm,
lebar 19-22 cm, panjang area senar 24,5-28 cm dan
lebar area senar 19-22 cm. Bahan Carbon
Nanotube.Senar sudah terpasang dengan toleransi
tegangan: Main 18-20 lbs (8-9 kg) dan Cross 20-22 lbs
(9-10kg). Pada permukaan batang/raket tertera
keaslian merek dagang. Dilengkapi sarung minimal
untuk bagian raket. SNI 12-1018-1996
Lampiran III : Peraturan Sekjen 214
No Nama Alat dan Spesifikasi Minimal
Jumlah
satuan
min.
9 Jaring/Net bulutangkis 1 buah
Net adalah jaring dengan panjang minimum 610 cm,
lebar minimum 76 cm ukuran kotak-kotak (sisi mata)
jaring 1,5-2,5 cm. Net harus berwarna gelap, kecuali
bibir net harus berwarna putih dengan ketebalan bibir
net 66 mm dilengkapi tali nylon 0.5 cm untuk
mengikat pada bagian atas dan bawah net. SNI 12-
1769-1996
10 Bat Tenis Meja 4 buah
Ukuran tidak ditentukan, termasuk bentuk atau berat
tetapi bat harus datar (flat) dan kaku (rigid). Sekurang-
kurangnya 85% dari ketebalan bat harus terbuat dari
kayu alam (natural wood); sebarang lapisan-tambahan
(adhesive layer) boleh ditambahkan sebagai penguat di
dalam bat dengan bahan-berserat (fibrous material)
seperti serat carbon (carbon fibre), serat kaca (glass
fibre) atau kertas yg dimampatkan (compressed paper),
tapi tidak boleh lebih tebal dari 7,5% dari total
ketebalan atau kira-kira 0,35mm, atau bahkan lebih
tipis lagi.
Permukaan bat berwarna merah dan hitam. SNI 12-
0799-1995
11 Bola Tenis Meja 1 Slop
Berbentuk bulat berongga dengan diameter 39,5 - 40,5
mm
Berat 2,67 – 2,77 gr dari bahan seluloid atau bahan
plastik serupa
Warna Putih atau Orange, dan tidak kasat/tidak licin
mengkilap.
12 Meja Tenis Meja 1 set
Meja terbuat dari bahan kayu atau MDF padat,
permukaan meja rata, warna hijau atau biru tidak
menyilaukan (mata). Konstruksi kokoh, kaki dari besi,
model dapat dilipat dan terdapat 8 roda untuk
memudahkan penyimpanan dan mudah dipindah-
pindahkan. Panjang 274-274,5 cm, lebar 152,5-153,0
cm, tinggi meja dari lantai 76,0– 76,25 cm.
Tebal garis sisi 2 cm dan garis tengah 3 mm, berwarna
putih.
Pantulan bola pada meja yang diperkenankan 23 cm
dari bola yang dijatuhkan pada ketinggian 30 cm. SNI
12-0800-1989
Lampiran III : Peraturan Sekjen 215
No Nama Alat dan Spesifikasi Minimal
Jumlah
satuan
min.
13 Net Tenis Meja 1 buah
Panjang : 183-184 cm, Lebar net/tinggi : 15,0-15,25cm
Berupa jaring yang direntangkan di tengah meja oleh
sebuah tali nylon yang kuat, dan memiliki tali atas dan
bawah untuk mengencangkannya.
Dua Tiang net dari besi yang dapat dibongkar pasang
dan terdapat pengatur ketinggian net. SNI-12-0693-
1996
14 Bola Sepak Takraw 4 buah
Keliling bola: 42-44 cm, Berat: 170-180 gram
Lambungan: 55-65 cm pada pantulan pertama
Bahan: plastik/Sysntetic Polymeric Fibres. SNI 12-
0695-1998
15 Net Takraw
Net adalah jaring dengan panjang sekitar 671-673 cm
lebar 71-73 cm ukuran kotak-kotak (sisi mata)jarring
4-8 cm. Net harus berwarna gelap kecuali bibir net
berwarna putih, dilengkapi tali nylon 0.5cm untuk
mengikat pada bagian atas dan bawah net.
SNI 12-4672-1998
1 set
16 Stopwatch Digital 1 buah
- Stopwatch 1/100 secons, memeori set lap sampai
dengan 100, Min 3 raw digital
- Terdapat fasilitas hitung mundur
17 Peluru (1 set untuk remaja putra dan putri) 1 set
Bahan Besi Padat berbentuk bola, bulat, rata dan
halus
Peluru putra berat 4,005 – 4,025 kg, diameter 95 -110
mm,
Peluru putri, berat 3,005– 3,025 kg. diameter 85 – 95
mm.
18 Meteran baja 1 buah
Meteran ini digunakan untuk mengukur asil lemparan
cakram, cakram peluru lembing dan lain-lain. Skala
rangkap mm dan inchi panjang 30 m x lebar ½ inci
meteran baja dilapisi-damar, huruf skala meter,
centimeter dan milimeter tercetak jelas dan bersih, dan
dicetak di atas latar belakang putih/kuning. Titik
ujung lancip.
19 Cones 20 buah
Bahan Plastik Lentur berbentuk kerucut, dengan kaki
Lampiran III : Peraturan Sekjen 216
No Nama Alat dan Spesifikasi Minimal
Jumlah
satuan
min.
persegi empat. Warna Pastel, ukuran (tinggi 22 cm)
20 Lembing (set untuk putra dan putri)
Sumbu Lurus, Bahan Alumunium, bagian ujung
lembing atas runcing. SNI 12-0400-1989
1 set
Untuk putra (1 buah)
Berat minimal 800 gram, Panjang 260 – 270 cm,
Panjang lilitan untuk pegangan 15 – 16 cm
merupakan pusat titik berat lembing.
Untuk Putri (1 buah)
Berat minimal 600 gram, panjang 220 - 230 cm,
Panjang lilitan untuk pegangan 14 – 15 cm
merupakan pusat titik berat lembing.
21 Cakram (set untuk putra dan putri)
Bahan kayu dengan bagian sisi keliling dilapisi besi
stainless, poros bahan besi
Untuk Putra (1 buah)
Berat tidak kurang 1,505-1,525 kg, diameter
cakram 200-202 mm, tebal sisi cakram 12-13 mm,
tebal pusat cakram 38-40 mm
Untuk Putri (1buah)
Berat tidak kurang 1,005-1,025 kg, diameter
cakram 180-182 mm, tebal sisi cakram 12-13 mm,
tebal pusat cakram 37-39 mm.
1 set
22 Tongkat Estafet (set isi lima) 1 set
Bahan pipa alumunium elektroplatting bagian pangkal
dan ujungnya ditekuk kedalam, tanpa sisi tajam dan
tanpa tutup dengan masing-masing warna yang
berbeda
Beratnya tidak kurang dari 50 gram, panjang 28-30
cm, keliling penampang12 – 13 cm.
23 Tali Kapal 1 buah
Tali serat rami berkualitas baik, panjang 20 meter,
diameter 2-3 cm.
24 Tali Pramuka
Tali katun kuat, kokoh, lentur, ringan dan mudah
dibawa, panjang 5 m, diameter 0,5 cm
24 buah
25 Tas P3K
Berbentuk kotak panjang 40 cm, lebar 15-20 cm, tinggi
30 cm
Terdapat tali / pegangan, Berisikan :
1 set
Lampiran III : Peraturan Sekjen 217
No Nama Alat dan Spesifikasi Minimal
Jumlah
satuan
min.
1. Obat sakit kepala dan demam, seperti aspirin,
paracetamol, ataupun acetaminophen (untuk
anak-anak).
2. Obat luka, perban, dan plester
3. Obat diare dan pencegah dehidrasi, seperti oralit
4. Obat batuk dan flu, baik untuk batuk kering dan
berdahak
5. Minyak penghangat, misalnya minyak kayu putih,
miyak tawon, minyak angina, miyak telon dan
sebagainya.
6. Bedak/lotion penghilang gatal
7. Cotton bud untuk membersihkan luka kecil
8. Antiseptik dan antibiotik
9. Sabun antiseptik dan alkohol sebagai pembersih
luka
10. Selimut ukuran sekitar 180 x 90 cm
11. Handuk katun ukuran 50 x 100 cm
26 Matras Senam 2 buah
Bahan Busa Super (rebounded) density 90 %
Ketebalan 15 cm dilapisi busa karet atas dan bawah
tebal 2 cm dibungkus bahan tripolin
Ukuran 200 x 100 x 15 cm, dilengkapi perekat samping
dan pegangan bahan tripolin.
27 Simpai 6 buah
Bahan rotan dengan diameter 2-3 cm yang kedua
ujungnya ditautkan sehingga membentuk sebuah
lingkaran bergaris tengah 80 - 90 cm.
28 Bola Penjas (soft Soccerball/Soft Volley ball)
Keliling bola 65 s.d 67 cm sebanding dengan bola
formal no. 5. Bahan busa Polyurethan murni (densitas
tinggi) aman, bebas racun, lembut dan lentur. Saat
bersentuhan dengan anggota tubuh/tubuh tidak
menimbulkan rasa sakit. Dapat digunakan dengan
cara dipukul, ditendang, dipantulkan, dilempar dan
ditangkap. Dapat digunakan di dalam ruang maupun
luar ruangan. Memiliki daya pantul yang rendah.
4 buah
29 Catur
Set terdiri dari :
Anak Catur lengkap:
Terbuat dari kayu mentaos, kayu sono atau setara,
finishing melamin. Pekerjaan halus bagian dasar
2 set
Lampiran III : Peraturan Sekjen 218
No Nama Alat dan Spesifikasi Minimal
Jumlah
satuan
min.
ditempel kain franel atau setara.
Ukuran: Raja, diameter min 36 mm; tinggi min.
100 mm
Menteri,diameter min. 36 mm; tinggi min.82 mm
Gajah/Peluncur, diameter min. 34 mm; tinggi
min.75 mm
Kuda, diameter min. 34 mm; tinggi min. 65 mm
Benteng, diameter min. 32 mm; tinggi min. 56 mm
Pion, diameter min. 30 mm; tinggi min. 48 mm
Papan Catur Lipat
Terbuat dari karton keras min. 3mm, ukuran kotak
6 cm x 6 cm ukuran papan dibuka sekitar 52 cm x
52 cm, ukuran papan saat dilipat sekitar 26 cm x
26 cm.
Tas Catur
Tempat menyimpan buah-buah catur dan papan
lipat,rapi dan praktis dengan satu resleting
ditengah. Didalam tas tersedia ruang untuk
menyimpan papan lipat dan buah-buah catur. Tas
catur memiliki tali pegangan, sehingga memberikan
kenyamanan saat di tenteng.
Ukuran sekitar 30 cm x 30 cm x 8 cm, bahan kulit
sintesis atau setara.