UPAYA HUMAS DALAM MEMBANGUN CITRA POSITIF
DI POLSEK VII KOTO ILIR KABUPATEN TEBO
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana
Stara Satu (S.1) dalam Ilmu (Komunikasi Penyiaran Islam) Fakultas
Dakwah
Oleh:
WAHYU RINALDI
UK 160193
JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2020
ii
iii
iv
MOTTO
)التوبة:۱٠٥(
Artinya :
"Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta
orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan
dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan
yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu
kerjakan". [QS.At-Taubah 9 : 105]1
1 Departemen Agama RI, Al-Qur’an Tajwid & Terjemahan, (Jakarta: CV Penerbit
diponegoro, 2010) v
ABSTRAK
Penelitian ini dilatar belakangi oleh banyaknya persepsi masyarakat
yang miring terhadap kepolisian, oleh sebab itu pihak kepolisian akan selalu
berperan dalam menanggapi persepsi-persepsi yang ada di masyarakat.
Tentunya kepolisian harus mampu membangun citra positif dengan cara lebih
efektif meningkatkan kinerjanya. Hal ini mendorong penulis untuk
mengemukakan peran humas kepolisian dalam meningkatkan citra, khususnya
dalam kepolisian daerah VII Koto Ilir Tebo (Polsek). Pendekatan yang peneliti
gunakan yaitu penelitian kualitatif. Data dikumpulkan melalui studi pustaka,
dokumentasi, observasi, dan wawancara mendalam. Metode analisis data
menggunakan analisis deskriptif. Penulis telah mewawancarai 3 narasumber
yang berkaitan dengan penelitian. Hasil temuan yang didapatkan penulis selama melakukan penelitian
bahwa aktifitas yang dilakukan humas Polsek dalam membangun citra positif
adalah dengan menginformasikan kegiatan terkait kegiatan-kegiatan yang
dilaksanakan dari setiap bidang Polsek VII Koto Ilir Tebo, melakukan
peliputan serta mengolah berita tersebut sehingga menjadi berita yang siap
untuk dibagikan di sosial media. Banyaknya komentar tentang kegiatan yang
dilakukan oleh kepolisan daerah VII Koto Ilir Tebo ini, tentu menuai berbagai
macam tannggapan. Hal ini merupakan salah satu kendala juga untuk humas
Polsek dalam membangun citra positif. Minimnya pengetahuan yang dimiliki
masyarakat awam, dapat memperburuk citra yang ada. Namun hambatan
seperti itu dapat teratasi dengan strategi yang dimiliki oleh anggota humas
Polsek itu sendiri. Mereka memiliki cara tersendiri dalam mengatasi kendala
tersebut, contohnya yaitu memiliki jiwa yang sabar untuk tetap terus
mengayom serta menggiring masyarakat tersebut agar lebih memahami tentang
kepolisian yang pada dasarnya tidak seburuk apa yang mereka ketahui. Hasilnya penulis menemukan secara keseluruhan bahwa humas
kepolisian daerah VII Koto Ilir Tebo (Polda) menjalankan peran sesuai dengan strategi yang telah direncanakan supaya terlaksanalah kegiatan kepolisian
dalam membangun citra positif. Dengan melakukan aktifitasnya, merupakan peran yang utama dijalankan oleh humas Polsek.
Kata kunci : Upaya, Citra, dan Positif
vi
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan kepada orang-orang yang sangat kukasihi dan
kusayangi, yang banyak membantu dalam memberikan dukungan sehingga skripsi
ini terselesaikan. Dan skripsi ini penulis persembahkan kepada:
Untuk Ayahanda tercinta dan Ibunda tersayang
Sebagai tanda bakti, hormat, dan terima kasih yang tak terhingga kupersembahkan
karya kecil ini kepada ayahanda Abdul Razak dan ibunda Nela Wati yang selalu
memberi dukungan, kasih sayang yang tiada terhingga dan tiada mungkin dapat
kubalas hanya dengan selembar kertas yang bertuliskan persembahan. Semoga ini
menjadi kado terindah dari saya, karena kusadari selama ini belum bisa berbuat
apa-apa untuk ayah dan ibu yang senantiasa tak pernah berhenti mendo’akanku.
Untuk kakak dan adikku
Untuk kakak dan adikku sekaligus teman bermainku, tiada hal yang paling indah saat berkumpul bersama
kalian , walaupun sering bertengkar tapi hal itu berubah menjadi warna yang tak bisa tergantikan, terimakasih
atas doa’a dan bantuan kalian, hanya karya kecil ini yang dapat aku persembahkan. Untuk sahabat-sahabatku
Kepada sahabatku yang selalu ada untuk mendengarkan segala keluh kesahku, menjadi
penyemangatku dalam pembuatan karya kecil ini dan seluruh sahabat-sahabat
Public Relation 2016yang menjadi teman selama berada dibangku kuliah dan
takkan pernah lupa juga oleh candaan serta gurauan kalian selama ini.
Terimakasih berkat kalian yang selalu memotivasi untuk menyelesaikan skripsi ini.
Untuk dosen pembimbing
Kepada Bpk Saripuddin, M. Pd. I sebagai pembimbing I dan juga Ibu Jamilah, M. Pd. I sebagai
pembimbing II yang telah membimbing saya dari awal menulis karya ini hingga bisa
terselesaikannya skripsi ini. Terimakasih karena bapak dan ibu telah membantu
saya untuk mengajari,mengarahkan, dan juga menasehati. Dan saya juga tak akan
lupa atas bantuan dan kesabaran bapak dan ibu selama ini.
vii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Alhamdulillahi rabbil alamin, segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat, hidayahya, skripsi ini dapat diselesaikan dengan judul: “Upaya Humas Dalam Membangun Citra Positif di Polsek VII Koto Ilir
Kabupaten Tebo” Kemudian shalawat dan salam semoga tetap telimpah kepada
junjungan Nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa umatnya kealam
yang terang benderang dengan cahaya imam, taqwa dan ilmu pengetahuan. Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari berbagai ujian dan cobaan. Namun
semua itu patut disyukuri karena banyak sekali pengalaman dan pelajaran yang penulis dapatkan. Penulis banyak mendapatkan arahan dan bimbingan dari
berbagai pihak, baik yang bersifat moril maupun materi. Pada kesempatan ini penulis menghaturkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr.Su‟aidi, MA.Ph.D selaku Rektor UIN STS Jambi. 2. Bapak/Ibu Dr. Rofiqoh Ferawati, SE., M.El sebagai Wakil Rektor I Bidang
Akademik dan Pengembangan Pendidikan, Bapak Dr.As‟adIsma, M.Pd
sebagai Wakil Rektor II Bidang Administrasi Umum, perencanaan dan
Keuangan, dan bapak Dr.Bahrul Ulum, S.Ag.,MA. Sebagai Wakil Rektor III
Bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama UIN STS Jambi.
3. Bapak Dr. Zulqarnain, M.Ag selaku dekan Fakultas Dakwah UIN STS Jambi. 4. Bapak Dr. D.I. Ansusa Putra, Lc,M.A.Hum selaku wakil Dekan Bidang
Akademik dan Kelembagaan Fakultas Dakwah UIN STS Jambi. 5. Bapak Arfan Aziz, Ph. D selaku wakil Dekan Bidang Administrasi Umum,
Akutansi dan Keuangan Fakultas Dakwah UIN STS Jambi. 6. Bapak Dr. Samin Batubara, M.HI selaku wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan
dan Kerjasama Fakultas Dakwah UIN STS Jambi. 7. Bapak Drs. M. Saripuddin. M.Pd. I selaku Pembimbing I dan Ibu Dra. Jamilah.
M. Pd. I Di selaku Pembimbing II yang telah membantu dan membimbing dalam penyusunan skripsi ini.
8. Mardalina, S.Ag, M.Ud selaku dosen pembimbing Akademik. 9. Bapak Drs. Abdullah Yunus. M.Pd.I selaku ketua prodi Bimbingan Penyuluhan
Islam (BPI). 10.Kepala Perpustakaan UIN STS Jambi Beserta Stafnya dan serta Kepala
Perpustakaan Daerah Jambi. 11.Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Dakwah Universitas Islam Negeri Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis.
viii
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................................... i
NOTA DINAS ....................................................................................................................... ii
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI .......................................... iii
PENGESAHAN .................................................................................................................... iv
MOTTO .................................................................................................................................. v
ABSTRAK .............................................................................................................................. vi
PERSEMBAHAN ................................................................................................................ vii
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ viii
DAFTAR ISI ......................................................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ......................................................................................... 1
B. Permasalahan .............................................................................................................. 3
C. Batasan Masalah ........................................................................................................ 3
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .......................................................................... 4
E. Kerangka Teori .......................................................................................................... 5
F. Metode Penelitian ...................................................................................................... 12
G. Studi Relevan ............................................................................................................. 16
BAB II PROFIL POLSEK VII KOTO ILIR TEBO
A. Sejarah Polsek VII Koto Ilir .................................................................................. 19
B. Lokasi dan Letak Geografis Polsek VII Koto Ilir Tebo ................................. 20
C. Visi dan Misi Polsek VII Koto Ilir Tebo ............................................................ 20
D. Struktur Organisasi Humas Polsek VII Koto Ilir Tebo .................................. 21
E. Kedudukan dan Sistem Kepolisian ...................................................................... 23
F. Kondisi Sosial, Pendidikan, Kesehatan, Keagamaan,
Sarana dan Prasarana ............................................................................................... 30
x
BAB III AKTIFITAS HUMAS VII KOTO ILIR TEBO DALAM MEMBANGUN CITRA
POSITIF
A. Aktifitas Humas Polsek VII Koto Ilir Tebo .................................................... 32
B. Fungsi Humas Polsek VII Koto Ilir Tebo ........................................................ 35
C. Peran Humas Polsek VII Koto Ilir Tebo .......................................................... 40
BAB IV HAMBATAN DAN STRATEGI HUMAS DALAM MEMBANGUN
CITRA POSITIF
A. Hambatan Humas Polsek VII Koto Ilir Tebo Dalam Membangun Citra
Positif ............................................................................................................................ 44
B. Dampak Setelah Pelaksanaan Kegiatan Membangun Citra Positif ............ 47
C. Strategi yang dilakukan Humas Polsek VII Koto Ilir Tebo Dalam
Membangun Citra Positif ........................................................................................ 49
D. Strategi Menanggapi Kendala Pada Humas Polsek Dalam
Membangun Citra Positif ........................................................................................ 56
E. Upaya-Upaya Membangun Citra Positif ............................................................ 58
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................................. 60
B. Implementasi Penelitian .......................................................................................... 61
C. Kata Penutup .............................................................................................................. 63
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
CURRICULUM VITAE
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam banyak praktiknya, humas menjadi pusat informasi resmi suatu
lembaga dalam menyampaikan dan menanggap suatu isu ke publik, Jika
demikian halnya, maka Humas menjadi bagian representatif dari suatu lembaga
dan organisasi itu. Membicarakan masalah humas tentu tidak terbatas ruang
lingkupnya, sebab kepemilikan humas ini tidak saja diperlukan oleh
pemerintahan daerah :seperti kantor Gubernur, kantor Bupati/Walikota atau
lembaga sejenisnya, namun dibidang kemiliteran dan kepolisian juga
memerlukan bidang Humas. Dalam lembaga kepolisian RI, bidang Humas ini
sering di sebut sebagai Kepala Bidang Humas Polisi Republik Indonesia
(Humas Polri), dalam lingkup di bawahnya, ada namanya Polisi Daerah
(Polda) bidang humas disebut Kabid Humas Polda dan seterusnya.2
Dalam lingkup Humas di Polsek VII Koto Ilir Kabupaten Tebo, sudah
menjadi suatu kebutuhan untuk selalu konsisten dalam menyelenggarakan
tugas dan fungsinya. Perkembangan public relations (humas) masa kini sudah
menjadi sesuatu hal yang penting, Dalam praktiknya, Humas di Polsek VII
Koto ilir Kab Tebo harus searah antara pimpinan dan bawahan sehingga tidak
kontradiktif sifatnya. Dalam pelaksanaannya fungsi Humas Polsek VII Koto
ilir Kabupaten Tebo ini harus mampu menjalankan tugas dan fungsinya dalam
menjaga stabilitas keamanan dan ketertiban masyarakat agar tetap tercipta serta
terpeliharanya situasi yang kondusif melalui tindakan yang persuasif.3
Dalam menegakkan citra positif tersebut tugas Humas di Polsek Koto
Ilir Kabupaten Tebo dalam merangkul masyarakat program-program yang
dicadangkan Kabag Binamitra. Pendekatan-pendekatan kepada masyarakat
2 Susaningtiyas Nefo Handayani, Strategi dan Manajemen Humas Polri Dalam
Membangun Citra Polri, Dalam Tesis Perpustakaan Universitas Indonesia UIN Jakarta, 2017. 3 M Linggar Anggoro, Teori & Profesi Kehumasan,(Jakarta : PT Bumi Aksara, 2001 )
hlm,5.
1
2
melalui tokoh masyarakat, tokoh pemuda dan tokoh politik untuk selalu
menjaga keamanan dan ketertiban. Diharapkan dengan adanya upaya yang
dilakukan humas akan membangun citra positif yang ada pada masyarakat
serta lebih mendekatkan jarak antara polisi dan masyarakat sehingga polisi
tidak dipandang sebagai figur yang sulit dipercaya dan otoriter. Dalam
membnagun citra positif tersebut polsek Koto Ilir Tebo berupaya
meningkatkan kualitas personil anggotanya. Pembinaan mental dan pembinaan
disiplin anggota selalu ditekannkan oleh pimpinan diharapkan bahwa anggota
polsek dapat menjadi contoh dimasyarakat untuk taat hukum.4
Konsekuensi ini harus menjadi komitmen bersama, sebab dalam
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian di Negara Republik
Indonesia Pasal 2 disebutkan, salah satu fungsi kepolisian pemeliharaan
keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan hukum, perlindungan,
pengayoman dan pelayan kepada masyarakat. Namun fungsi ini ternyata tidak
semua masyarakat mempersepsikan secara seragam dalam memandang tugas
dan fungsi pokok kepolisian. Sehingga upaya menciptakan keamanan dan
ketertiban masyarakat yang kondusif sebagai salah satu tugasnya kurang
menjadi perhatian positif dari masyarakat.5
Munculnya ketidakpercayaan terhadap kejujuran dan wibawa aparat
hukum, membawa dampak buruk bagi perkembangan kemasyarakatan antara
polsek dan masyarakatnya itu sendiri. Masyarakat menginginkan reformasi
yang akan menghasilkan masyarakat madani dan kesemua itu dilimpahkan
kepada polsek. Adanya perbedaan pandangan antara polsek dan masyarakat
harus menjadi tugas dan kerja keras Humas Polsek VII Koto ilir Kab Tebo
4 Hesti Rahmawati, Strategi Humas Polres Wonogiri (Deskriptif Kualitif Devisi Humas Polres Wonogiri Dalam Memperbaiki Citri Polisi Terhadap Kasus Tertangkapnya Anggota Polres Wonogiri Memakan Narkoba), dalam Skripsi ( Surakarta : Program Sarjana Sarjana Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Komunikasi dan Informatika, 2018)hlm, 1.
5 Christina,Aleida Tolan, Elfie Mingkid, dan Edmon Royan Kalesaran, Peranan Komunikasi Dalam Membangun Citra Polisi Republik Indonesia (POLRI) Pada Masyarakat (Studi Pada Masyarakat Kelurahan Kleak, Kecamatan Malayang, Kota Manado, Dalam Jurnal Acta Diuma. Vol VI. No 1. 2017
3
dalam meyakinkan publik terhadap keberadaan polsek sekaligus didukung oleh
bentuk sikap pihak polsek dalam bertugas.6
Dalam hal ini penulis mencoba untuk meneliti upaya publicrelations
pada Polsek VII Koto ilir Kab Tebo agar Upaya Humas dapat berjalan menurut
tujuan untuk membangun pencitraan positif. Masyarakat menginginkan sebuah
harapan besar agar personil Polsek VII Koto ilir Kabupaten Tebo konsisten dan
komitmen dalam melaksanakan tugas dan upaya nya pada masyarakat.7
Berdasarkan hal tersebut, maka penulis mengambil sebuah penelitian berjudul
“Upaya Humas Dalam Membangun Citra Positif di Polsek VII Koto Ilir
Kabupaten Tebo”
B. Permasalahan
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas masalah pokok yang
diangkat sebagai kajian utama penelitian ini adalah Bagaimana Upaya Humas
Polsek VII Koto Ilir kabupaten Tebo Dalam Membangun Citra Positif ? dalam
upaya mengkongkret pokok masalah tersebut ,beberapa masalah yang akan
diangkat melalui karya ini adalah :
1. Bagaimana aktivitas Humas Polsek VII Koto Ilir Kabupaten Tebo dalam
Membangun Citra Positif ?
2. Apa saja hambatan Humas Polsek VII Koto Ilir Kabupaten Tebo dalam
Membangun citra positif ?
3. Apa saja Strategi Humas Polsek VII Koto ilir Kabupaten Tebo dalam
membangun citra positif ?
C. Batasan Masalah
Berdasarkan pada pokok masalah diatas, maka penelitian ini difokuskan
pada suatu permasalahan. Dimana hal ini untuk menghindari objek bahasan yang
keluar dari koridor yang diharapkan. Oleh karena itulah dalam penelitian
6 Anwar Arifin, Ilmu Komunikasi, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2003) hlm, 17.
7 H Frazier Moore, Frazier, Humas : Membangun Citra Dengan Komunikasi (Bandung :
PT Remaja Rosdakarya, 2005)hlm, 9.
4
ini penulis membatasi masalah yang akan dibahas hanya tentang Upaya Humas
Dalam Meningkatkan Citra Positif di Polsek VII Koto Ilir Kab Tebo.8
D. Tujuan Penelitian dan Kegunaan
Penelitian 1. Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian ini untuk:
1. Mengetahui Aktivitas Humas Polsek VII Koto Ilir Kabupaten Tebo
dalam Membangun Citra Positif di Polsek VII Koto Ilir Kabupaten Tebo.
2. Mengetahui hambatan Humas dalam Membangun citra positif di Polsek
VII Koto Ilir Kabupaten Tebo.
3. Mengetahui peluang Humas dalam Membangun Citra Positif di Polsek
VII Koto ilir Kabupaten Tebo.
2. Kegunaan
Lebih jauh, penelitian ini juga diharapkan dapat mencapai kegunaan
yang bersifat teoritis dan praktis:
a. Secara teoritis
1. Kegunaan proposal ini diharapkan bermanfaat pada perkembangan
ilmu pengetahuan sebagai informasi tentang membangun citra positif
di Polsek VII Koto Ilir Kabupaten Tebo.
2. Menambah wawasan penulis dalam mengembangkan teori dan praktik
ilmu dalam bidang Kehumasan.
3. Hasil penelitian ini nanti juga dapat di jadikan sebagai acun bagi
peneliti selanjutnya yang berkaitan dengan penelitian ini.
b. Secara praktis
1. Secara praktis hasil penelitian ini nanti dapat membuka wawasan dan
menambah pengetahuan bagi peneliti khususnya.
2. Dapat dijadikan referensi dan mampu memberi inspirasi serta
menambah apresiasi untuk penelitian selanjutnya.
8 Ismail Idrus, Aktivitas Humas Polrestabes Makassar Dalam Membangun Citra Polisi,
dalam Skripsi (Makassar : Program Sarjana Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Dakwah dan Komunikasi Uin Alaudin Makassar.2017) 3.
5
3. Sebagai salah satu referensi pengetahuan yang ditujukan kepada
masyarakat untuk mengetahui upaya Humas membangun citra positif
di Polsek VII Koto Ilir Kabupaten Tebo.
E. Kerangka Teori
1. Hubungan Masyarakat (Humas)
Hubungan Masyarakat adalah penerapan komunikasi dua arah antara
organisasi dengan publik/khalayak secara timbal balik dalam rangka
mendukung fungsi dan tujuan manajemen dengan meningkatkan pembinaan
kerja sama dan pemenuhan kepentingan bersama. Humas bagaikan
jembatan yang menghubungkan antara suatu instansi/lembaga dengan
publiknya. Dalam bukunya Public Relations, Edward L. Bernays
mendefinisikan humas dalam tiga arti, yaitu:
1. Penerangan kepada masyarakat.
2. Persuasi untuk mengubah sikap dan tingkah laku masyarakat.
3. Usaha untuk mengintegrasikan sikap dan perbuatan suatu badan
dengan sikap perbuatan suatu masyarakat dan sebaliknya.
Namun, Humas yang penulis maksudkan dalam kajian ini adalah
seni menciptakan pengertian publik yang lebih baik dan usaha untuk
membangun dan mempertahankan reputasi, citra dan komunikasi yang
bermanfaat antara lembaga dan masyarakat. Humas juga merupakan
jembatan komunikasi antara publik dengan lembaganya.
2. Humas
Secara etimologi, humas adalah akronim dari hubungan masyarakat.
Secara terminologi, menurut Saidel dalam Firdaus, ia mengatakan bahwa
humas adalah proses yang terus menerus dari usaha-usaha manajemen untuk
memperoleh goodwill dan pengertian dari publik; ke dalamm dengan
mengadakan pernyataan-pernyataan. Definisi Public Relation menurut
institu of public relation (IPR) adalah: “Praktik PR adalah usaha yang
6
direncanakan serta dilakukan secara kontinu untuk menciptakan dan
menjaga nama baik (good wil) dan kesepahaman bersama antar suatu
organisasi dengan publiknya.
Inti dari definisi tersebut diatas adalah konsep Public Relations
bahwa haruslah direncanakan. Itu merupakan proses yang dipikirkan secara
matang dan hati-hati. Proses tersebut juga merupakan aktivfitas yang
dilakukan secara terus menerus. Aktifitas disini adalah suatu usaha untuk
menciptakan dan menjaga proses kesepahaman bersama tersebut. Secara
konsepsi, Public Relations adalah salah satu sub bidang ilmu komunikasi,
kendati secara praktis komunikasi adlah back bone (tulang punggung)
kegiatan PR. Konsep lainnya dari PR adalah sebagai “jembatan
komunikasi” antara perusahaan atau organisasi dengan publiknya, terutama
munculnya mutual inder standing (saling pengertian ) antara perusahaan
dengan publiknya.
Salah satu definisi menyebutkan, bahwa public relations adalah
metode komunikasi yang untuk menciptakan citra positif dari mitra
organisasi atas dasar menghormati kepentingan bersama. Edward L.
Berneys dalam bukunya Public Relations menyatakan bahwa humas
mempunya tiga macam arti, yaitu:
1. Memberi informasi kepada masyarakat.
2. Persuasi yang dimaksudkan untuk mengubah sikap dan tingkah laku
masyarakat terhadap lembaga, demi kepentingan kedua belah pihak.
3. Usaha untuk mengintegrasikan sikap dan perbuatan antara lembaga
dengan sikap atau perbuatan masyarakat dan sebaliknya.
Public relation merupakan fungsi manajemen yang khas yang
mendukung pembinaan dan pemeliharaan jalur bersama antara organisasi
dengan publiknya mengenai komunikasi, pengertian, penerimaan, dan
kerja sama, melibatkan manjemen dalam permasalahan dan persoalan;
membantu manajemen memberikan penerangan dan tanggapan dalam
hubungan dengan opini publik; menetapkan dan menekankan
7
tanggungjawab manajemen untuk melayani kepentingan umum;
menopang manajemen dalam mengikuti dan memanfaatkan perubahan
secara efektif, bertindak sebagai sistem peringatan dini dalam membantu
mendahulu kecenderungan; dan menggunakan penelitian serta teknik
komunikasi yang sehat dan etis sebagai sarana utama.
Definisi kerja humas pada tahun 1982 tersebut menegaskan
bahwa komunikasi dalam kegiatan humas sangat penting. Komunikasi
yang dimaksud ialah komunikasi dua arah dari organisasi kepubliknya,
dari publik ke organisasi secara timbal balik, dengan memperhatikan
opini publik sebagai efeknya, baik yang terdapat pada publik internal
maupun publik eksternal. Komunikasi yang sehat dan etis didasarkan atas
penelitian dengan seksama.
Komunikasi diatas, fungsi humas dalam memantapkan
kepemimpinan dan mengefektifkan serta mengefisienkan upaya
pencapaian tujuan organisasi akan menjadi kenyataan. Bagi seorang
petugas humas, hubungan dengan berbagai publik sangat penting untuk
selalu dipelihara dan dibina dalam rangka menimbulkan niat baik dan
kepercayaan kepada publik, dan dalam rangka menimbulkan pengertian
bersama dan hubungan yang harmonis antara kedua belah pihak,
organisasi, dan publik. Secara garis besar, tujuan humas menyangkut tiga
hal, yaitu:
1. Reputasi dan citra. Tugas humas tidak dapat lepas dari reputasi
dan citra, dengan asumsi bahwa citra yang positif akan berkaitan
dengan semakin tingginya akses publik terhadap output dari
perusahaan tersebut.
2. Jembatan komunikasi. Humas menjadi komunikator dan mediator
organisasi dengan lingkungannya.
3. Mutual benefit relationship, yaitu humas harus menjamin kepada
publik bahwa perusahaaan berada di dalam operasinya memiliki
niat baik dalam berbisnis yang diwujudkan dalam tanggung jawab
8
sosial dan diekspresikan melalui hubungan yang saling
menguntungkan di antara perusahaan dan publiknya. Dengan
berbagai tujuan tersebut, maka Bonar merumuskan fungsi humas
untuk:
a. Mengetahui secara pasti dan mengevaluasi pendapat umum
yang berkaitan dengan organisasinya.
b. Menasehati para eksekutif mengenai cara-cara menangani
pendapat umum yang timbul.
c. Menggunakan komunikasi untuk mempengaruhi pendapat
umum.
Dalam fungsinya, humas publik internal secara terus-menerus
diberi informasi mengenai peraturan, seluk beluk organisasi atau
perusahaan, yang harus mereka ketahui dan menambah daya ikut
memiliki dan keterlibatannya semakin meningkan.
Humas dalam fungsinya dan penerapan falsafah humas selalu
berusaha mana yang bisa melibatkan dalam pengambilan keputusan ini
dilaksanakan, mengingat semakin orang diberi kepercayaan maka
semakin orang menjadi bertanggung jawab. Dengan singkat dapat
dikatakan bahwa fungsi humas adalah memelihara,
mengembangtumbuhkan, mempertahankan adanya komunikasi timbal
balik yang diperlukan dalam menangani, mengatasi problem yang
muncul, atau meminimalkan munculnya problem.
Humas bersama-sama mencari dan menemukan kepentingan
organisasi yang mendasar, dan menginformasikan kepada semua pihak yang
terkait dalam menciptakan adanya saling pengertian, yang didasarkan
kepada kenyataan, kebenaran, pengetahuan yang jelas dan lengkap serta
perlu diinformasikan secara jujur, jelas, dan obyektif.
Humas terlibat dan bersifat integratif dalam manajemen organisasi
tempat ia bekerja. Hal itu merupakan satu bagian dari satu nafas yang sama
dalam organisasi tersebut. Dia harus memberi identitas organisasinya
9
dengan tepat benar serta mampu mengkomunikasikannya sehingga publik
menaruh kepercayaan dan mempunyai pengertian yang jelas dan benar
terhadap organisasi tersebut. Dengan demikian pihak lain mau dan tertarik
dengan senang hati, serta merasa puas membangun relasi maupun
menggunakan produk atau jasanya.
Kedudukan humas “jembatan komunikasi” antara organisasi,
lembaga atau perusahaan dengan berbagai publiknya, sehingga terjadi saling
pengertian antara keduanya, yang pada akhirnya akan terciptanya citra
positif dan dukungan publik terhadap keberadaan organisasi tersebut.
Menurut penulis bahwasanya humas bertujuan menciptakan suatu
citra positif diorganisasi maupun dimasyarakat itu mampu membangun
kesan yang dapat meningkatkan pandangan positif terhadapa kepolisian dan
terbina baik hubungannya. Begitupula humas Polda yang mempunyai tugas
berperan penting untuk menjaga citra dan kesan yang baik pada masyarakat.
3. Kepolisian
Kepolisian adalah salah satu lembaga penting yang memainkan
tugas utama sebagai penjaga keamanan, ketertiban dan penegakan
hukum, sehingga lembaga kepolisian pastilah ada di seluruh negara
berdaulat. Polisi adalah suatu pranata umum sipil yang menjaga
ketertiban, keamanan, dan penegak hukum di seluruh wilayah Negara.
Kepolisian Negara Republik Indonesia dikatakan alat negara yang
berperan dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat,
menegakkan hukum serta memberikan perlindungan, pengayoman, dan
pelayanan kepada masyarakat dalam rangka terpeliharnya keamanan
dalam negeri.
Sebagaimana diatur dalam Keputusan Presiden Republik
Indonesia Nomor 89 tahun 2000 tentang Kedudukan kepolisian Negara
Republik Indonesia bahwa (pasal 1) kepolisian Negara Republik
Indonesia merupakan lembaga pemerintah yang mempunyai tugas pokok
menegakkan hukum, ketertiban umum dan memelihara keamanan dalam
10
negeri. Pasal 2 :(1) Kepolisian Negara Republik Indonesia berkedudukan
langsung di bawah Presiden. (2) Kepolisian Negara Republik Indonesia
dipimpin oleh Kepala kepolisian Republik Indonesia yang dalam
pelaksanaan tugasnya bertanggung jawab langsung kepada Presiden.
4. Membangun Citra
Citra (image) merupakan gambaran yang ada dalam benak publik
tentang perusahaan. Citra adalah persepsi publik tentang perusahaan
menyangkut pelayanannya, kualitas produk, budaya perusahaan, perilaku
perusahaan atau perilaku-perilaku individu dalam perusahaan lainnya.
Membangun citra atau publikasi yang positif merupakan prestasi,
reputasi dan sekaligus menjadi tujuan utama bagi aktifitas public relations
dalam melaksanakan perannya membangun citra atau nama baik
lembaga/organisasi dan produk yang diwakilinya.
Citra adalah tujuan utama, dan sekaligus merupakan reputasi dan
prestasi yang hendak dicapai bagi dunia hubungan masyarakat (kehumasan)
atau public relation. Pengertian citra itu sendiri abstrak (intangible) dan
tidak dapat diukur secara matematis, tetapi wujudnya bisa dirasakan dari
hasil penilaian baik atau buruk. Seperti penerimaan dan tanggapan baik
positif maupun negatif yang khususnya datang dari publik (khalayak
sasaran) dan masyarakat luas pada umumnya.
Reputasi atau citra didefinisikan sebagai a picture of mind, yaitu
suatu gambaran yang ada di dalam benak seseorang. Citra dapat berubah
menjadi buruk atau negatif, apabila kemudian ternyata tidak didukung oleh
kemampuan atau keadaan yang sebenarnya. Ball Canton mengatakan bahwa
citra adalah kesan, perasaan, gambaran dari publik terhadap perusahaan;
kesan yang dengan sengaja diciptakan dari suatu objek, orang atau
organisasi.
Penilaian atau tanggapan masyarakat tersebut dapat berkaitan dengan
timbulnya rasa hormat (respek), kesan-kesan yang baik dan menguntungkan
terhadap suatu citra lembaga/organisasi atau produk barang dan jasa
11
pelayanannya yang diwakili oleh pihak humas. Biasanya landasan citra itu
berakar dari “nilai-nilai kepercayaan” yang konkretnya diberikan secara
individual, dan merupakan pandangan atau persepsi.
Menurut Philip Henslowe, citra adalah kesan yang diperoleh dari
tingkat pengetahuan dan pengertian terhadap fakta (tentang orang-orang,
produk atau situasi). Kemudian Renald Kasali juga mendefinisikan citra
sebagai kesan yang timbul karena pemahaman itu sendiri karena adanya
informasi. Sedangkan Frank Jefkins mengartikan citra sebagai kesan,
gambaran atau impresi yang tepat (sesuai dengan kenyataan yang
sebenarnya) mengenai berbagai kebijakan, personel, produk, atau jasa-jasa
suatu organisasi atau perusahaan.
Ada beberapa langkah dalam meningkatkan citra di suatu
lembaga/organisasi, beberapa diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Mengubah citra umum di mata khalayak sehubungan dengan adanya
kegiatan-kegiatan baru.
b. Meningkatkan bobot/ kualitas para calon pegawai (perusahaan) atau
anggota (organisasi) yang hendak direkrut.
c. Menyebarluaskan cerita sukses yang telah dicapai oleh perusahaan
kepada masyarakat dalam rangka mendapatkan pengakuan.
d. Memperbaiki hubungan antara perusahaan itu dengan khalayaknya,
sehubungan dengan telah terjadinya suatu peristiwa yang mengakibatkan
kecaman, keasingan, atau salah paham di kalangan khalayak terhadap
niat baik perusahaan.
e. Menyebarluaskan aneka informasi mengenai aktivitas dan partisipasi para
pimpinan perusahaan/organisasi dalam kehidupan sosial sehari-hari.
F. Metode Penelitian
Metodologi penelitian adalah seperangkat pengetahuan tentang
langkah-langkah sistematis dan logis tentang pencarian data yang berkenaan
dengan masalah tertentu untuk diolah, dianalisis, diambil kesimpulan dan
selanjutnya dicarikan cara pemecahannya. Versi lain merumuskan, metode
12
penelitian adalah cara yang dipakai dalam mengumpulkn data, sedangkan
instrument adalah alat bantu yang digunakan dalam mengumpulkan data itu.
Untuk memperjelaskan penulisan proposal skripsi ini, maka diperlukan
syarat metode yang sesuai. Adapun metode diperlukan adalah :
1. Pendekatan Penelitia
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan dengan menggunakan
pendekatan kualititatif deskriftif. Deskriftif untuk menjelaskan apa yang
terjadi secara lengkap.9
2. Setting dan subjek penelitian
Berhubungan penelitian ini berkaitan dengaan kegiatan humas
dalam Membangun Citra Positif di Polsek VII Koto ilir Kab.tebo Subjek
penelitian berpusat pada pratisi humas di Polsek VII Koto ilir Kab.Tebo
yang merupakan sumber data untuk memperoleh informasi tentang
bagaimana upaya humas dalam membangun citra positif Polsek.
Mengingat subjek yang baik adalah subjek yang terlihat aktif cukup
mengetahui, memahami, atau berkepentingan, dengan aktifitas yang
akan di teliti, serta memiliki waktu untuk memberikan informasi sejara
benar.
3. Sumber dan jenis data
a. Sumber data
Sumber data dalam penelitian ini adalah subjek dari mana data
dapat di peroleh. apabila penelitian menggunakan wawancara dalam
penelitiannya,maka sumber data yang disebut responden atau orang
yang merespon atau menjawab pertanyaan peneliti baik secara tertulis
maupun lisan. sumber data yang dimaksud berupa manusia, benda dan
dokumen. Adapun yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah:
1. Pimpinan Humas Polsek VII Koto ilir Kab.tebo
2. Staf Humas Polsek VII Koto ilir Kab. Tebo.
9 Wardi Bachtiar, Metode Penelitian Ilmu Dakwah ,( Jakarta : Logos Wacana Ilmu,1997),
hlm, 1.
13
b. Jenis data
Data yang digunakan dalam penilitian ini adalah data primer
dan data sekunder.
1. Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh atau di kumpulkan
langsung di laapangan oleh orang yang melaakukan penelitian
tanpa adanya perantara.sumber data yang dimaksud dapat berupa
benda-benda, situs atau manusia langsung.
Data ini di peroleh langsung oleh peneliti dari para
informal atau kenyataan yang diamati secara lansung dilapangan
tentang humas dalam Membangun Citra Positif di Polsek VII
Koto ilir Kabupten Tebo.
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diproleh atau
dikumpulkan bukan oleh orang yang melakukan penelitian akan
tetapi di proleh dari sumber-sumber yang ada. Data ini biasanya
di proleh dari perpustakaan atau dari laporan penelitian terdahulu.
4. Metode Pengumpulan Data
a. Observasi
Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan yang
sistimatis fenomena yang detail dalam arti luas. Observasi
sebenarnya tidak hanya sebatas pengamatanyang dilakukan baik
secara lansung maupun secara tidak lansung. Misalnya melalui
kuisioner ataupun melalui tes. Dari metode ini data yang ingin
diproleh untuk mengetahui:
1. Untuk mengetahui humas dalam Membangun Citra Positif di
Polsek VII Koto ilir Kabupaten Tebo.
2. Untuk mengetahui strategi apa yang dilakukan Humas dalam
membangun citra positif Di Polsek VII Koto ilir Kabupaten Tebo.
14
3. Untuk mengetahui apa Humas dalam membangun citra positif di
Polsek VII Koto ilir Kabupaten Tebo.
b. Wawancara
Menurut lexy j. Moloeng didalam bukunya edisi revisi
dijelaskan bahwa wawancara adalah percakapan dengan maksud
tertentu, percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu
pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertannyaan
terwawancara, (interviwer) yang memberikan jawaban atas
pertanyaan itu.
Wawancara sebenarnya berupa obrolan biasa, namun
mempunyai tema atau topik pembicaraan tertentu yang diperankan
pewawancara untuk memperoleh informasi yang akurat dari
narasumber. Wawancara umumnya dilakukan dengan cara tatap
muka (face to face). Tujuan wawancara adalah mewakili
kepentingan masyarakat banyak untuk memproleh informasi yang
akurat dan relevan bagi kehidupan masyarakat.
Wawancara dalam penelitian ini untuk memproleh informasi
tentang:
1. Untuk mengetahui upaya Humas dalam membangun citra positif
di Polsek VII Koto ilir Kabupaten Tebo.
2. Untuk mengetahui strategi apa yang dilakukan Humas dalam
membangun citra positif di Polsek VII Koto ilir Kabupaten Tebo.
3. Untuk mengetahui apa kendala Humas dalam membangun citra
positif di Polsek VII Koto ilir Kabupaten Tebo membangun citra
positif.10
c. Dokumentasi
Merupakan metode pengumpulan data melalui data-data
documenter, Berupa catatan, Transkip, Buku, Surat kabar, Majalah,
10 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta :
Rineka Cipta, 2000), 34.
15
Agenda ataupun jurnal yang dapat memberi informasi tentang objek
yang diteliti. Data dokumentasi yang dimaksud adalah data Upaya
Humas Dalam Membangun Citra Positif di Polsek VII Koto Ilir Kab
Teboserta berbagai data yang lain. Sehingga data yang dibutuhkan
dalam penelitian ini untuk melengkapi data yang diperoleh, dari
wawancara dan observasi yang didapat. Ketika teknik pengumpulan
data diatas digunakan secara simultan dalam penelitian ini, Dalam
arti digunakan untuk saling melengkapi antara data satu dengan data
yang lain. Sehingga data yang penulis peroleh memiliki validitas dan
kebahasaan yang baik untuk dijadikan sebagai sumber informasi.11
d. Metode Atau Teknik Analisis Data
Tujuan penulis menganalisis data adalah untuk
menyederhanakan data dan menyajikannya dalam suatu susunan
yang sistimatik untuk diolah dan diperentasikan guna mencari
kebenaran makna, sehingga mudah dalam mengolah sikripsi, Setelah
data terkumpul sesuai dengan apa yang akan dibahas, maka setelah
dipelajari dan dipahami, penulis menganalisis data-data ini dengan
metode sebagai berikut :
1. Reduksi data
Reduksi data berarti menerangkan, memilih hal-hal pokok,
memfokuskan pada hal-hal penting, dicari tema dan polanya,
dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan
gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti
melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencari bila
diperlukan.
2. Display data
Display data yaitu penyajiaan data berupa narasi
pengungkapan data secara tertulis agar alur kronologis peristiwa
11Sugiyono, Methode Penelitian Pendekatan Kuantitatif,dan R&D, (Bandung : Alfabeta,
2010), 309.
16
dapat mengungkap apa yang sebenarnya terjadi dibalik peristiwa
tersebut dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa
dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, dan hubungan
antar kategori.
3. Vervikasi data
Adalah langkah selanjutnya dimana tahap penarikan
kesimpulan berdasarkan temuan. Kesimpulan yang ditemukan
masih bersifat sementara dan akan berubah bila ditemukan
bukti-bukti yang mendukung tahap pengumpulan data
berikutnya. Proses untuk mendapatkan bukti ilmiah yang
disebut dengan verifikasi data.12
G. Studi Relevan
Upaya Humas Dalam Membangun Citra Positif di Polsek VII Koto
Ilir Kab Tebo Telah banyak menarik perhatian para ahli dan dan peminat
komunikasi, Berdasarkan penulusuran penulis terdapat beberapa akademik
karya yang membicarakan dalam Upaya Humas Polsek VII Koto Ilir Tebo
Dalam Membangun Citra Positif diantaranya:
1. Christina Aleida Tolan, Elfie Mingkid, dan Edmon Royan Kalesaran,
Peranan Komunikasi Dalam Membangun Citra Polisi Republik Indonesia
(POLRI) Pada Masyarakat (Studi Pada Masyarakat Kelurahan Kleak,
Kecamatan Malalayang, Kota Manado, Menjelaskan Komunikasi adalah
salah satu aktivitas fundamental dalam kehidupan umat manusia.
Kebutuhan manusia untuk berhubungan dengan sesamanya diakui oleh
hampir semua agama telah ada sejak adam dan hawa. Komunikasi
memang menyentuh semua aspek kehidupan bermasyarakat atau
sebaliknya semua aspek kehidupan masyarakat menyentuh komunikasi.
12 Wardi Bachtiar, Metode Penelitian Ilmu Dakwah, ( Jakarta : Logos Wacana
Ilmu,1997), hlm. 1.
17
Justru itu orang melukiskan komunikasi sebagai ubiquitous atau serba
hadir.13
2. Ismail Idrus, Aktivitas Humas Polrestabes Makassar Dalam Membangun
Citra Polisi, Menjelaskan humas menjadi pusat informasi resmi suatu
lembaga dalam menyampaikan dan menanggap suatu isu ke publik, Jika
demikian halnya, maka Humas menjadi bagian representatif dari suatu
lembaga dan organisasi itu. Membicarakan masalah humas tentu tidak
terbatas ruang lingkupnya, sebab kepemilikan humas ini tidak saja
diperlukan oleh pemerintahan daerah, seperti kantor Gubernur, kantor
Bupati/Walikota, atau lembaga sejenisnya, namun dibidang kemiliteran
dan kepolisian juga memerlukan bidang Humas.14
3. Susaningtiyas Nefo Handayani, Strategi dan Manajemen Humas Polri
Dalam Membangun Citra Polri, Menjelaskan Setiap organisasi apapun,
pencitraan merupakan bagian dari tujuan popularitas dan Humas itu pun
yang memiliki bagian khusus dalam menyelenggarakan mengkampayekan
isu-isu sebagai bagian dari tujuan organisasi yang hendak dicapai.15
13 Susaningtiyas Nefo Handayani, Strategi dan Manajemen Humas Polri Dalam Membangun Citra Polri, Dalam Tesis Perpustakaan Universitas Indonesia UIN Jakarta.2017
14 Christina,Aleida Tolan, Elfie Mingkid, dan Edmon Royan Kalesaran, Peranan Komunikasi Dalam Membangun Citra Polisi Republik Indonesia (POLRI) Pada Masyarakat (Studi Pada Masyarakat Kelurahan Kleak, Kecamatan Malalayang, Kota Manado, Dalam Jurnal Acta Diurna,Vol VI.N0 1.2017
15 Ismail Idrus, Aktivitas Humas Polrestabes Makassar Dalam Membangun Citra Polisi, dalam Skripsi (Makassar : Program Sarjana Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Dakwah dan Komunikasi Uin Alaudin Makassar.2017), 3.
BAB II
PROFIL POLSEK VII KOTO ILIR KABUPATEN TEBO
A. Sejarah Polsek VII Koto Ilir
Polsek VII Koto Ilir Kabupaten Tebo merupakan sektor pelayanan
masyarakat wilayah hukum kecamatan VII Koto Ilir yang didirikan pada
tanggal 12 Mei 2006, dibangun diatas tanah seluas 6.400m dengan bangunan
3600m beralamat dijalan padang lamo desa kecamatan VII koto ilir, di
fungsikan pada tanggal 26 maret 2007, menurut surat kepolisian Negara
republic Indonesia resor Tebo VII Koto Ilir tentang sektor kepolisian VII
Koto Ilir sebagai pelayanan masyarakat wilayah hukum Kecamatan VII Koto
Ilir Kabupaten Tebo.16
Adapun KAPOLSEK yang pernah menjabat di polsek VII Koto Ilir
adalah:
1. Iptu Ruslan Gani (2007)
2. Iptu Samsul Aripin (2009)
3. Iptu Marhara Siregar,SE (2010)
4. Ipda Asep Puriana (2012)
5. Iptu Kirtian Susanto (2017)
Luas wilayah Kecamatan VII Koto Ilir adalah 468,61 km2 terdiri dari
1. 1 Kecamatan VII Koto Ilir
2. 6 Desa
Daftar nama yang berada di wilayah hukum polsek VII Koto Ilir
Kabupaten Tebo, yaitu:
1. Balai Rajo
2. Cermin Alam
3. Paseban
16 Team IT DISKOMINFO Kabupaten Tebo ”Sejarah Singkat Tebo”https://www.Tebo.go
.id/bat/statis-7-sejarah berdirinyakabupatentebo.htm. tanggal 14 Desember 2019
19
20
4. Sungai Karang
5. Teluk Kepayang Pulau Indah
6. Pasir Mayang
Semua wilayah tersebut merupakan wilayah kerja polsek VII Koto Ilir
Kabupaten Tebo. Wilayah tersebut mendapatkan pelayanan dan pengawasan
secara hukum dan pihak kepolisian sektor VII Koto Ilir Kabupaten Tebo.17
B. Lokasi dan Letak Geografis Polsek VII Koto Ilir Kabupaten Tebo
Luas wilayah Polsek VII Koto Ilir adalah 468,61 km2 dari luas
wilayah Kabupatren Tebo. Polsek VII Koto Ilir mempunyai wilayah yang
berbatasan dengan Polsek lain, dalam Kabupaten Tebo Provinsi Jambi, batas
wilayah tersebut adalah sebagai berikut:
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Polsek Koto Tebo
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Polsek Muara Tabir Tebo
3. Sebelah Timur berbatasan dengan Polsek Rimbo Bujang Tebo
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Polsek Sumay
Secara Geografis Polsek VII Koto Ilir Tebo terletak diantara titik
Koordinat 00 52‟ 32 – 010 54‟ 50” LS dan 101 48‟ 57” – 101 49‟ 17” BT.
Beriklim Tropis dengan ketinggian antara 50 – 1.000 M dari permukaan laut
(dpl) dan berada di bagian barat laut Provinsi Jambi
C. Visi dan Misi Polsek VII Koto Ilir Kabupaten Tebo
1. Visi
a. Terwujudnya pelayanan Kamtibmas prima dan tegaknya hukum dan
keamanan dalam negeri yang mantap serta terjalinnya sinegritas
Polisional yang proaktif.
b. Mampu menjadi pelindung, pengayom pelayanan masyarakat yang
selalu dekat dan bersama-sama serta sebagai aparat penegak hukum
17 Kirtian Susanto , Kapolsek VII Koto Ilir Tebo, Wawancara dengan penulis 03 Maret
2020
21
yang professional yang selalu menjunjung supremasi hukum dan hak
azasi manusia.
2. Misi
a. Memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan secara
mudah, tanggap dan tidak diskriminatif agar masyarakat bebas dari
segala bentuk gangguan baik fisik maupun psikis.
b. Memberikan keamanan dan ketertiban masyarakat sepanjang waktu
diseluruh wilayah Koto Ilir Tebo serta memfasilitasi kebutuhan
masyarakat dalam memelihara keamanan dan ketertiban masing-
masing.
c. Memelihara kamtibcar lantas untuk menjalin keselamatan,
kelancaran arus lalu lintas orang dan barang di wilayah hukum
Polsek VII Koto Ilir Tebo.18
D. Struktur Organisasi Humas Polsek VII
Struktur organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap
bagian serta posisi yang ada pada suatu organisasi dalam menjalankan
kegiatan opersional untuk mencapai tujuan diharapkan dan diinginkan.
Struktur organisasi menggambarkan dengan jelas pemisahan kegiatan
pekerjaan antara yang satu dengan yang lain dan bagaimana hubungan
aktivitas dan fungsi dibatasi. Dalam struktur organisasi yang baik harus
menjelaskan wewenang siapa melapor kepada siapa, jadi ada satu
pertanggung jawaban apa yang akan dikerjakan.
Dalam struktur organisasi Polda, bidang humas atau disingkat
bidhumas adalah unsur pelaksana staf khusus Polsek yang berada dibawah
dan bertanggung jawab kepada kapolsek, dalam pelaksanaan tugasnya sehari-
hari dibawah kendali wakapolsek. Dalam tugas kesehariannya, humas
18 Team IT DISKOMINFO Kabupaten Tebo ”Sejarah Singkat Tebo”https://www.Tebo.go
.id/bat/statis-7-sejarah berdirinyakabupatentebo.htm. tanggal 14 Desember 2019
22
bertugas membina dan meyelenggarakan fungsi hubungan masyarakat dalam
lingkungan Polsek.19
Berikut daftar nama-nama kepegawaian humas Polsek beserta
pangkatnya.
Tabel 2.1 Daftar Nama-nama Kepegawaian humas Polda dan
pangkatnya.
Tugas pokok kabid humas sebagaimana :
1. Faktor kinerja :
a. Pembinanaan terhadap kegiatan humas yang dilaksanakan di
lingkungan Polsek.
b. Penerangan umum dan satuan yang meliputi pengelolaan dan
penyampaian informasi serta kerja sama dan kemitraan dengan
media massa.
19 Kirtian Susanto, Kapolsek VII Koto Ilir Tebo, Wawancara dengan penulis 03 Maret
2020
23
c. Mengumpulkan dan mengelolaan data serta penyajian informasi
dan dokumentasi kegiatan yang berkaitan dengan penyampaian
berita di lingkungan Polsek.
d. Peliputan, pemantauan, produksi dan dokumentasi informasi
yang berkaitan dengan tugas Polsek.
e. Perencanaan dan pengadministrasian umum, penatausahaan
urusan dalam penggunaan personel dan logistik di lingkungan
humas dan pemantauan dan evaluasi kegiatan program humas
2. Standar kinerja :
a. Terbinanya semua kegiatan humas yang dilaksanakan di
lingkungan Polsek VII Koto Ilir Tebo.
b. Terlaksanakan penerangan umum dan satuan melalui media
cetak dan elektronik yang ada di Kabupaten Tebo
c. Pemberitaan dan informasi tentang keberhasilan Polda dalam
mengungkap kasus yang menonjol yang terjadi di wilayah
hukum Polsek VII Koto Ilir Tebo dapat diketahui oleh
masyarakat.
d. Dapat diliputnya setiap kegiatan pimpinan Polsek
e. Terlaksananya semua kegiatan bidhumas dengan baik.20
E. Kedudukan dan Sistem Kepolisian
1. Kedudukan Polri
Polri merupakan salah satu alat negara yang memiliki kedudukan
paling problematik. Sesuai dengan fungsi dan perannya, kedudukan Polri
harus di tempatkan dalam posisi yang independen. Namun disisi lain apabila
independensi kedudukan Polri salah dalam penataan sistemnya maka Polri
dapat menjelma menjadi institusi yang super power karena tugas dan
kewenangannya yang begitu luas. Di banyak negara demokratis, posisi
20 Team IT DISKOMINFO Kabupaten Tebo ”Sejarah Singkat Tebo”https://www.Tebo.go
.id/bat/statis-7-sejarah berdirinyakabupatentebo.htm. tanggal 14 Desember 2019
24
Polisi selalu berada dalam bentuk penyelenggara operasional, apakah di bawah
departemen terkait, membentuk departemen sendiri, atau membuat kementrian
sendiri yang khusus mengurusi masalah keamanan dalam negeri.
Namun setiap negara memiliki karakteristik dan kondisi
keamanannya masing-masing sehingga format dan corak serta sistem
Kepolisian di suatu negara juga berbeda. Yang terpenting dalam kedudukan
Polri adalah bagaiman membangun paradigma tentang akuntabiltas pada
substansi, bukan pada wadah. Posisi di manapun Polri akan terukur sejauh
mana akuntabilitas Polri dapat dipertanggungjawabkan. Artinya peluang
untuk tetap di posisi seperti sekarang besar peluangnya selama pengawasan
yang aktif dapat dilakukan.
Dalam UUD Negara RI 1945 sesungguhnya tidak ditegaskan tentang
posisi kelembagaan Polri di bawah Presiden. Dalam pasal 30 ayat 5 hanya
mengatur bahwa kedudukan Polri dan TNI diatur lebih lanjut dengan UU.
Undang-Undang Nomor 2 tahun 2002 tantang Polri yang meletakan
kedudukan Polri di bawah Presiden. Apalagi jika merujuk pada TAP MPR
RI No. VI/MPR/2000 tentang Pemisahan TNI dan Polri dan TAP MPR RI
No. VII/MPR/2000 tentang Peran TNI dan Polri, disebutkan bahwa Polri
adalah alat negara, dan ditegaskan berada di bawah Presiden.
Kedudukan Polri akan selalu dijadikan kambing hitam terhadap
kesalahan-kesalahan yang dilakukan Polri. Wacana reposisi akan selalu
dihembuskan untuk “menembus” setiap kesalahan yang dilakukan oleh
Polri. Harus disadari ada beberapa kelemahan dalam Undang-Undang
Nomor 2 Tahun 2002 tentanng Kepolisian Negara Republik Indonesia yang
dapat menjadi celah terjadinya penyimpangan dan penyalahgunaan
kewenangan :
1. UU Polri tidak secara ekplisit menegaskan bahwa anggaran Polri
berasal dari APBN, kecuali penegasan bahwa anggaran Kompolnas,
sehingga dapat diduga bahwa sumber anggaran off-budget dari pos
25
masyarakat menjadi titik lemah Polri dalam akuntabilitas dan
transfaransi pemanfaatan anggaran.
2. Terdapat tumpang tindihnya tugas dan wewenang Kapolri. Selain
sebagai penyelenggara operasional, Kapolri juga merumuskan
berbagai kebijakan non operasional yang menentukan kebijakan
strategis penyelenggaraan fungsi kepolisian negara. Dengan
demikian ketentuan dalam UU no 2/2002 yang menyatakan Kapolri
memiliki kewenangan untuk menentukan kebijakan teknis
operasional, dalam kenyataannya lebih luas.
3. Dalam pasal 38 UU no 2/2002 tentang Polri yang mengatur Komisi
Kepolisian Nasional (Kompolnas) dikatakan bahwa tugas
Kompolnas.
a) Membantu Presiden dalam menetapkan arah kebijakan Polri.
b) Memberi pertimbangan kepada presiden dalam pengangkatan
dan pemberhentian Kapolri. Tugas Kompolnas yang seharusnya
cukup strategis itu dalam kenyataannya masih jauh dari harapan.
Kompolnas belum dapat memainkan peranan secara signifikan.
Kompolnas seolah-olah masih sebatas pembantu Presiden yang
hanya dapat melaporkan kepada Presiden mengenai hal-hal yang
berkenaan dengan Polri dan tidak dapat melaksanakan intervensi
operasional secara langsung. Bahkan apabila dalam pelaksanaan
tugas dan kewenangan Kompolnas dapat berjalan dengan baik
masih belum memadai sebagai kontrol operasional terhadap
Kapolri.
c) Polri sebagai Polisi Nasional menyebabkan daerah enggan
memberikan bantuan ataupun subsidi lainnya kepada institusi
Polri. Hal ini terkait dengan tidak adanya share dalam bentuk
desentralisasi manajemen Polri kepada Kepala Daerah, sehingga
Polri di daerah terintegrasi dalam konektivitas kelembagaan, dan
26
Polri secara institusi akan mendapat dukungan anggaran
operasional di daerah.21
2. Sistem Kepolisian
Polri yang menurut UU no 2/2002 merupakan Kepolisian Nasional
yang merupakan satu kesatuan dalam melaksanakan perannya. Kepolisian
Naional dalam system Kepolisian termasuk dalam sistem Kepolisian
Terpusat (Centralized System of Policing). Sistem Kepolisian yang bersifat
Nasional merupakan pemilihan sistem Kepolisian yang tepat bagi Polri
karena saat ini memang tren sistem Kepolisian di dunia mengarah pada
Centralized System of Policing.
Hal ini disebabkan karena perkembangan kejahatan dan keamanan
yang semakin menghilangkan batasan antar wilayah (boarderless country).
Ini dapat dilihat dari perkembangan sistem kepolisian di Amerika Serikat
yang menganut sistem Fragmented namun saat ini akibat dari
perkembangan keamanan dan kejahatan yang memerlukan sistem
kordinasi terpusat, AS membentuk badan-badan kepolisian pada tingkat
negara bagian dan federal yang mengadopsi prinsip sentralistik. Selain itu
sistem sentralistik merupakan pilihan karena sistem hukum Indonesia
menganut sistem hukum Nasional.
Namun sesuai dengan situasi dan kondisi kewilayahan yang di
Indonesia dimana terdapat keragaman budaya, kebiasaan, adat istiadat dan
nilai-nilai yang berkembang sehingga struktur organisasi Polri bersifat
Nasional namun prediksi dan antisipasi Polri dalam pelaksanaan setiap
peran, tugas, maupun misinya harus dilakukan dan terarah pada
pendekatan keamanan (Scurity Approach) di setiap daerah hukum masing-
masing dan dalam hal ini bukan berdasarkan pada pendekatan administrasi
dan pemerintahan (Government Institution Approach) yang menjadi
kecenderungan pemerintah daerah masing-masing.
21 Krisnaptik, Kedudukan Polri dan system kepolisian di era demokrasi, diakses
melalui web https://krisnaptik.com/blog/kedudukan-polri-dan-system-kepolisian-di-era-demokrasi/ 29 Desember 2017
27
Semangat otonomi daerah seharusnya juga memberikan warna
dalam proses dan mekanisme pelimpahan dan atau penyerahan beberapa
kewenangan fungsi tugas kepolisian dari pihak Mabes Polri ke kesatuan-
kesatuan kewilayahan Polri secara hirarkhis atau berjenjang (Polda,
Polretabes, Polres/Polresta, maupun Polsek) dalam bentuk desentralisasi.
Kepolisian daerah hendaknya diberikan keleluasan untuk mengatur rumah
tangganya sendiri terutama dalam pengelolaan sumber daya dan
pengaturan program keamanan yang disesuaikan dengan kondisi dan
situasi masing-masing wilayah.
Secara tidak sadar Polri telah menerapkan sistem desentralisasi
melalui pendelegasian kewenangan kewilayahan melalui kesatuan-
kesatuan wilayah seperti Polda, Polrestabes, Polres/Polresta, maupun
Polsek). Untuk menciptakan kondisi ini maka setiap satuan kewilayahan
Polri di seluruh tingkatan untuk mampu menyiapkan konsepsi yang
berisikan wawasan (dialektika) maupun kultur tindakan (etika) guna
memprediksi dan mengantisipasi berbagai problema yang bersangkutan
dengan kebijakan pembentukan dan penerapan otonomi daerah di wilayah
maisng-masing Oleh karena itu makna mewujudkan profesional dan
kemandirian Polri hendaknya dapat direalisasikan secara proporsional,
efektif, dan efisien sesuai dialektika dan etika otonomi daerah. Format
antisipasi Polri terhadap makna otonomi daerah, diperinci antara lain
adalah menyangkut aspek sharing of power, maupun checks and ballances
dalam proses pelimpahan dan atau pembagian kekuasaan dan atau
kewenangan Kepolisian dan Pemerintah Pusat (Mabes Polri) kepada
Pemerintah Daerah (Polda, Polresltabes, Polres/Polresta, Polsek).
Kiranya dapat dilakukan dengan berdasarkan prinsip-prinsip
pendelegasian kekuasaan dan atau kewenangan yang terkandung dalam
semangat otonomi daerah di Indonesia, yaitu: prinsip desentralisasi yang
diwujudkan dengan prosedur dan mekanisme pelimpahan beberapa
kewenangan fungsi Kepolisian yang selama ini langsung dilaksanakan
28
oleh unsur-unsur unit kerja di lingkungan Mabes Polri kepada pelaksana
fungsi kepolisian di satuan-satuan kewilayahan dengan disertai dukungan
pendanaan dari sumber anggaran dinas Mabes Polri (APBN).
Selain itu dapat diwujudkan dengan prosedur dan mekanisme
penyerahan beberapa kewenangan fungsi kepolisian dalam bidang
pembinaan maupun operasional Polri kepada satuan-satuan kewilayahan
Polri dengan dukungan pendanaan dari sumber anggaran dinas masing-
masing kesatuan kewilayahan Polri yang bersangkutan dan atau diperoleh
dari APBD pemerintah daerah setempat. Dengan meniru pola Kepolisian
di Inggris, sejalan dengan kebijakan perimbangan keuangan pusat dan
daerah, pemerintah daerah dapat menyandang sebagian dana kepolisian di
daerah khususnya untuk kepentingan penegakan keamanan di daerah dan
peraturan daerah.
Dalam system pengawasan sesuai dengan pola fikir pada
pembahasan kedudukan Polri diatas dimana Kompolnas dapat menunjuk
Kepala Daerah (Gubernur dan Walikota) sebagai perwakilannya di daerah
yang diberi kewenangan untuk melakukan kontrol yang bersifat
administratif (administratif control) terhadap kepolisian yang berada di
daerah yuridiksinya.
Melalui mekanisme yang disepakati bersama, Kepala daerah
diberikan wewenang dalam mengamati dan meminta pertanggungjawaban
masalah pelaksanaan tugas kepolisian dalam pelaksanaan program
keamanan umum ditingkat propinsi. Selain itu Kepala daerah juga dapat
meminta pertangungjawaban masalah penggunaan anggaran yang
diberikan melalui APBD. Selama ini Kepala daerah melalui persetujuan
DPRDnya dapat memberikan anggaran kepada kepolisian di daerah namun
tidak ada kewenangan secara formal untuk meminta pertanggungjawaban
terhadap penggunaan anggaran tersebut.
Melalui kewenangan fungsi pengawasan terbatas yang dimiliki
oleh Kepala daerah diharapkan Kepala daerah juga memiliki hubungan
29
emosional dengan lembaga kepolisian walaupun secara struktural tidak
ada. Dengan adanya hubungan seperti ini Kepala daerah juga diharapkan
dapat memberikan bantuan anggaran yang berasal dari APBD kepala
kepolisian daerah tanpa takut untuk menyalahi prosedur dan dapat
mengontrol program keamanan umum guna tercapainya tujuan
penyelenggaraan fungsi kepolisian yang tentunya akan berakibat positif
terhadap perkembangan daerah setempat. Diharapkan dengan dengan pola-
pola pemikiran tersebut, kepolisian di daerah mendapat dukungan dari
masyarakat lokal sekaligus dapat menjadi control dalam pelaksanaan tugas
demi keberhasilan fungsi dan peran Polri di dalam masyarakat.
Sesuai dengan buku organisasi dan tata kerja, metode sistem
pelayanan pada Kepolisian Negara Republik Indonesia Resor, Pasal 3
“Dalam melaksanakan tugas polda menyelenggarakan fungsi” ini juga
merupakan bentuk dari sistem pelayanan, sebagai berikut:
1. Pemberian pelayanan kepolisian kepada warga masyarakat yang
membutuhkan, dalam bentuk penerimaan dan penanganan laporan
atau pengaduan dan permintaan bantuan atau pertolongan.
2. Inteljen dalam bidang keamanan, termasuk persandian, baik sebagai
bagian dari kegiatan satuan-satuan atas maupun sebagai bahan
masukan penyusunan rencana kegiatan operasioanal Polres dalam
rangka pencegahan gangguan dan pemeliharaan keamanan dalam
negeri.
3. Penyelidikan dan penyidikan tindak pidana.
4. Pembinanaan masyarakat.
5. Sabraha kepolisian, meliputi kegiatan patroli.22
22 Undang-Undang Lalu Lintas No. 14 Tahun 1992 (Yogyakarta: Pustaka Timor, 1999),
hlm. 22
30
F. Kondisi Sosial, Pendidikan, Kesehatan, Keagamaan, Sarana dan
Prasarana.
1. Kondisi Sosial
Masyarakat Kecamatan VII Koto Ilir Tebo yang mayoritas suku
melayu, masih sangat menjunjung tinggi adat istiadat nenek moyang
mereka, baik dalam hal budaya maupun bahasa sehari-hari. Bahasa
Indonesia hanya digunakan sebagai pengantar dalam dunia pendidikan,
maupun forum-forum formal seperti rapat tau musyawarah. Jiwa kegotong
royong dalam masyarakat Kecamatan Muara Bulian juga masih tinggi
dalam kehidupan sehari-hari ataupun dalam masyarakat.
2. Pendidikan.
Pendidikan merupakan kebutuhan pokok bagi seluruh lapisan
masyarakat untuk mencapai tujuan mencerdaskan bangsa dan untuk
mengembangkan wilayahnya. Dalam rangka untuk memberikan
kesempatan kepada masyarakat menuntut ilmu, maka perlu didirikan
sarjana dan prasarana baik yang formal maupun non formal. Sarana dan
prasarana pendidikan di VII Koto Ilir Tebo mempunyai sekolah dari Paud
Sampai Tingkat Tinggi, Antaranya PAUD, TK, SD, SMP/MTS,
SMA/MA.
3. Kesehatan
Kesehatan bagi masyarakat merupakan keadaan sejahtera dari
badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif
secara sosial, dan ekonomis. Pemeliharaan kesehatan adalah upaya
penanggulangan dan pencegahan gangguan kesehatan yang memerlukan
pemeriksaan, pengobatan dan perawatan termasuk kehamilan dan
persalinan. Sarana dan prasarana kesehatan di VII Koto Ilir Tebo.
4. Keagamaaan.
Agama bagi masyarakat merupakan keyakinan dan mempunyai
peran yang penting bagi kehidupan. Masyarakat VII Koto Ilir Tebo 95%
penduduknya beragama islam. Dengan demikian, Islam sanagt
31
berpengaruh terhadap kebudayaan masyarakat di Kecamatan Muara
Bulian. Kesadaran akan pentingnya ilmu agama, membuat para orang tua
untuk lebih menekankan anak-anak mereka belajar agama. Perkembangan
ilmu dan Ilmu agama pun sudah semakin maju. Sarana prasarana
Keagamaan di Kecamatan mempunyai Masjid dan Mushola di tiap
Kelurahan dan desa.23
5. Kondisi sarana dan Prasarana
Tabel 2.1 jumlah sarana dan prasarana yang dimiliki humas Polsek:
NO SARANA DAN JUMLAH KETERANGAN
PRASARANA
1 Mobil 1 unit tidak
beroperasional
2 Motor 2 unit Beroperasional
3 Kamera 1 unit Beroperasional
4 Komputer 7 unit Beroperasional
5 Ruang kabid humas polda 1 ruangan Beroperasional
6 Ruang pertemuan 1 ruangan Beroperasional
7 Ruang administrasi 1 ruangan Beroperasional
8 Ruang pengelola informasi 1 ruangan Beroperasional
9 Ruang penerangan informasi 1 ruangan Beroperasional
Humas Polsek harus mampu untuk menjalankan aktifitas dengan
sebaik mungkin walaupun terdapat kendala yang ada pada bidang tersebut
Ini berfungsi untuk menunjang visi dan misi humas Polsek itu sendiri.
23 Kirtian Susanto, Kapolsek VII Koto Ilir Tebo, Wawancara dengan penulis 03 Maret
2020
BAB III
AKTIVITAS HUMAS POLSEK VII KOTO ILIR KABUPATEN TEBO
DALAM MEMBANGUN CITRA POSITIF
A. Aktifitas Humas Polsek VII Koto Ilir Tebo
Humas Polsek VII Koto Ilir Tebo merupakan corongnya suatu
organisasi dalam kepolisian kemasyarakat. Aktivitas yang dilakukan pada
humas ini yaitu melakukan pemberitaan melalui media sosial, tidak hanya
melakukan pemberitaan bidang humas disinipun juga sering melakukan
sharing kemasyarakat guna menjalin silaturahmi yang baik.24
Tujuan dari proses perencanaan program kerja untuk mengelola
berbagai aktifitas humas tersebut dapat diwujudkan jika terorganisasi dengan
baik yang dikelola secara professional dan dapat dipertanggungjawabkan
hasil atau sasarannya. Hal tersebut juga dapat diwujudkan jika adanya
pertukaran pendapat, pesan, dan informasi yang jelas, serta mudah dimengerti
oleh kedua belah pihak yang terlibat komunikator dan komunikan di mana
pertukaran informasi dilakukan melalui sistem saluran, media massa atau
bentuk non massa lainnya.
Aktivitas yang dilakukan oleh humas Posek VII Koto Ilir Tebo dalam
meningkatkan citra yaitu:
1. Melakukan peliputan dan mempublikasikan melalui media internal yang
dimiliki humas Polsek VII Koto Ilir Tebo tersebut seperti Website
http://polsek VII Koto Ilir Teboi.com dan media sosial lainnya. Baik dalam
bentuk berita informasi ataupun foto.
2. Melakukan kerjasama dengan berbagai media yang ada di seluruh Tebo
seperti Facebook, Twitter dan lain-lainnya.
Berkenaan dengan media, ini merupakan sebagai alat pendukung atau
media kerja sama untuk kepentingan proses publikasi dan publisitas berbagai
kegiatan program kerja atau untuk kelancaran aktivitas komunikasi humas
24 Betty Wahyu NS, Humas Pemerintahan, (Yogyakarta: Graha Ilmu 2012),31.
32
33
dengan pihak public. Disamping itu, kerja sama dengan pers akan
menghasilkan frekuensi publisitas yang cukup tinggi. Dampak pemberitaan
tersebut yang besifat stimulataneity effect (efek keserempakan), efek
dramatisir, atau efek publisitas tinggi, dan memiliki pengaruh yang luar biasa
besarnya terhadap pembentukan opini publik dalam waktu yang relatif
singkat, sehubungan dengan jumlah pembaca atau audiensi yang tersebar di
berbagai tempat atau kawasan dalam waktu bersamaan.
Kegiatan humas Polsek VII Koto Ilir Tebo adalah memberikan
informasi atau berita kepada masyarakat melalui media sosial dengan akun-
akun yang telah dibuat oleh Polsek itu sendiri. Humas akan men-share
informasi tersebut setelah mendapatkan persetujuan dari Kabid humas, dalam
hal ini ada bagian tertentu yang mengumpulkan data, mengelola data dan
menyaring hingga proses akhir yaitu membagikan ke media sosial.
Banyaknya pengguna media dizaman yang serba canggih ini,
informasi bisa langsung didapatkan diberbagai aplikasi media sosial. Dengan
terbatasnya Sumber Daya Manusia (SDM), humas Polsek VII Koto Ilir Tebo
bekerja sama dengan media-media lokal yang ada di wilayah Kabupaten
Tebo. Kegiatan positif yang dilakukan humas polsek VII Koto Ilir Tebo
menuai banyaknya komentar netizen dengan dipostingnya kegiatan tersebut.
Bukan hanya kegiatan, humas juga selalu memberikan informasi kepada
masyarakat melalui aplikasi seperti facebook, twitter, dan lain-lain guna
untuk mempermudah masyarakat mengetahui atau mendapatkan informasi
yang sumbernya terpercaya.25
Seperti yang dikatakan oleh Bapak F. Indra Gunawan bidang humas
Polsek VII Koto Ilir Tebo:
[S]ekarang kan banyak tuh orang mendapatkan informasi mengenai kepolisian namun sumbernya tidak jelas dari siapa, jadi dengan
adanya akun Polsek Koto Ilir Tebo maka masyarakat lebih mudah mengetahui berita tentang kepolisian itu benar atau hoax. Untuk saat
25
F. Indra Gunawan, Sub Bidang Humas Polsek Bagian Monitor (penerangan masyarakat), Wawancara dengan Penulis, 03 Maret 2020, VII Koto Ilir Tebo, Rekaman Audio.
34
ini kita mengikuti zaman lah, yang mana masyarakat lebih mudah
mencari informasi melalui medsos.26
Walaupun demikian, humas Polsek Koto Ilir Tebo harus mampu
berlapang dada ketika banyaknya netizen yang berkomentar berbagai
macam tanggapan, karena tidak semua pengguna medsos memiliki jiwa
intelektual dalam menanggapi informasi atau berita yang diberikan oleh
humas tersebut. Aktivitas lain yang dilakukan humas selain berhubungan
dengan media, humas juga melakukan sosialisasi tentang lalu lintas
sekaligus melakukan sharing kepada masyarakat sekitar agar mengetahui
bagaimana tata cara berlalu lintas.
Pada dasarnya, tujuan umum program kerja dan berbagai aktivitas
humas di lapangan adalah menciptakan hubungan harmonis antara
organisasi/perusahaan yang diwakilinya dengan publiknya. Hasil yang
diharapkan adalah terciptanya citra positif, kemauan baik, saling
menghargai, saling timbul pengertian, dan toleransi antara kedua belah
pihak.
Program baru yang dibuat oleh humas Polsek Koto Ilir Tebo ada 2
yaitu :
1. Membuat aplikasi One Stop Police Information.
Ini adalah aplikasi yang dibuat oleh kepolisian Tebo guna
untuk mempermudah masyarakat mengetahui informasi langsung
dari kepolisian begitu juga mengenai kegiatan-kegiatan kepolisian
Polsek VII Koto Ilir Tebo. Masyarakat biasa dengan mudah
mendapat aplikasi tersebut dengan mendownload di Google Play
yang ada di Smartphone Membentuk Cyber Troops.
26 Azmar, Kabid Humas Polsek VII Koto Ilir Tebo, Wawancara dengan penulis 03 Maret
2020, Rekaman Audio.
35
Seperti yang di jelaskan oleh bapak Jefry Simamora bidang
humas Polsek bagian administrasi renmin:
[C]yber troops adalah pasukan dunia maya, pasukan inilah yang
menggiring dan menerapakan opini yang baik. Jadi kalau ada
orang yang gak bener, ini lho yang benarnya. Sekarang kan
zamannya sosial media, semua berita disebarluaskan ke media
entah itu berita benar ataupun hoax. Nah jadi dengan adanya
cyber troops ini maka masyarakat awam bisa melihat mana yang
benar dan yang salah Cyber troops ini merupakan program
tertutup, karena terlepas dari itu semua tujuan dari pembentukan
Cyber Troops ini yaitu mengungkapkan kebenaran seperti kasus
penangkapan Saracen.
Anggota cyber troops ini pun bukan hanya kepolisian saja,
melainkan netizen-netizen di Koto Ilir Tebo pun ada, hanya saja anggota ini
tertutup.
Tugas-tugas yang harus dipahami dari cyber troops ini adalah:
a. Mempunyai akun media sosial mulai Whatsapp, Facebook,
twitter, instagram dll.
b. Mampu berkomunikasi dengan berbagai macam group.
c. Membuat group-group bayangan dan mencari member group
sebanyak mungkin.
d. Mampu menganalisa kata kunci yang mengandung arti radikal
e. Selalu cek trending topik radikal pada mesin pencari atau mesin
pencari media sosial.
f. Mampu menganalisa penyebaran link link Hoax maupun radikal
yang tersebar diberbagai macam platform media online, mulai
Blog, Wiki, Forum, Sosial Media.27
B. Fungsi Humas Polsek VII Koto Ilir Tebo
Humas atau hubungan masyarakat dalam Polsek Koto VII Ilir Tebo
memegang peranan yang sangat penting. Begitu banyak peran atau fungsi
27
Dedi Wardianto, Wakil Kepala Penerangan Informasi dan Dokumentasi, Wawancara dengan Penulis, 03 Maret 2020, VII Koto Ilir Tebo, Rekaman Audio.
36
humas dalam Polsek VII Koto Ilir Tebo, sehingga diperlukan orang-orang
yang berkompeten untuk menjalankan fungsi humas ini. Untuk lebih
memahaminya, berikut adalah 7 fungsi humas dalam Polsek VII Koto Ilir
Tebo.
1. Menyampaikan informasi ke masyarakat
Humas juga mempunyai peranan untuk menyampaikan informasi
penting luas yang benar, lengkap, akurat kepada masyarakat
2. Agen pembentuk opini public
Kemampuan yang paling menarik dari humas adalah mampu
mempengaruhi opini atau pemikiran masyarakat luas. Kemampuan inilah
yang sangat diperlukan dalam membentuk opini publik yang diperlukan
bagi lembaga dalam menjaga kredibilitas Polsek tersebut. Opini publik
yang telah dibentuk oleh humas akan lebih memudahkan lembaga untuk
membentuk citra baik di hadapan masyarakan luas sehingga polsek
tersebut lebih mudah untuk mengaplikasikan peraturan yang baru dibuat
kepada masyarakat.
3. Pembangun kepercayaan public
Tidak mudah untuk mendapatkan kepercayaan publik bagi polsek,
apalagi jika kebijakan polsek tersebut bertentangan dengan hukum. Maka
dari itu, humas sangat diperlukan untuk membangun kepercayaan publik
ini. Kemampuan dalam berkomunikasi dan bernegosiasi tentunya menjadi
senjata andalan dalam membangun kepercayaan publik. Jika polsek telah
mendapatkan kepercayaan masyarakat, maka akan jauh lebih mudah untuk
menerapkan kebijakan baru di masyarakat.
4. Membangun citra polsek
Tak hanya membangun kepercayaan publik, humas juga
bertanggung jawab dalam membangun citra positif Polsek di mata
masyarakat. Dengan membangun kepercayaan dan membentuk opini
publik agar menyetujui setiap kebijakan yang dibuat oleh polsek, maka
secara otomatis, masyarakat akan memandang baik polsek tersebut.
37
5. Penyusun strategi komunikasi efektif
Hal penting lainnya yang dapa terwujud dengan adanya humas
dalam polsek, tersusunnya strategi komunikasi efektif yang baik. Strategi
komunikasi yang efektif akan memudahkan pemerintah untuk
mendapatkan dukungan dari masyarakat dalam menjalankan setiap fungsi
humas. Berbagai kebijakan juga akan jauh lebih mudah diterima oleh
masyarakat sehingga baik kepolisian dan rakyat akan saling mendukung
satu sama lain dalam mewujudkan sebuah negara yang adil dan makmur.
6. Menerima informasi dari masyaraka
Tak hanya sekedar tugas satu arah saja, humas juga harus mampu
menjadi jembatan komunikasi dari luar ke dalam polsek. Dengan
menerima informasi dari masyarakat, maka polsek akan jauh lebih
mengerti dan peka terhadap kebijakan apa yang baik untuk masyarakat.
Masyarakat yang merasa diperhatikan pun akan menaruh simpati lebih
kepada polsek tersebut.
7. Mengawasi pendapat masyarakat
Selain menerima informasi, humas juga berfungsi untuk
mengawasi dan memberikan feed back kepada masyarakat atas opini
mereka terhadap kepolisian. Setiap opini masyarakat ini akan diterima
dan disampaikan kepada pimpinan polsek untuk ditanggapi.28
Pendapat lain fungsi humas dapat dirumuskan sebagai berikut: Pertama,
menunjang kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan organisasi. Kedua,
membina hubungan harmonis antara organisasi dengan publik, baik publik
internal maupun eksternal. Ketiga, menciptakan komunikasi dua arah timbal
balik dengan menyearkan informasi daro organisasi kepada publik dan
menyalurkan opini publik kepada organisasi. Keempat, melayani publik dan
28 Betty Wahyu NS, Humas Pemerintahan, (Yogyakarta: Graha Ilmu 2012),31.
38
menasehati pimpinan oraganisasi demi kepentingan umum Tujuan sentral
humas yang akan dicapai adalah tujuan organisasi, sebab humas dibentuk atau
digiatkan guna menunjang manajemen yang berupaya mencapai tujuan
organisasi. Telah disinggung bahwa organisasi adalah kerangka kegitan untuk
mencapai tujuan tertentu, dan kegiatan itu adalah pengerahan manusia-manusia
secara terarah yang dinamakan manajemen. Jelasnya organisasi merupakan
“raga” dan manajemen adalah “jiwa-nya”. Organisasi tanpa manajemen dapat
diibaratkan bagai raga tanpa jiwa, jadi organisasi yang demikian tidak mungkin
berfungsi atau mati. Sebaliknya, manajemen tanpa organisasi sama dengan
jiwa tanpa raga, yang berati tiada terbentuk, yang berarti tiada tujuan yang
akan dicapai, sebab adanya tujuan kalau ada organisasi. Dengan kata lain,
suatu organisasi dibentuk karena ada tujuan yang akan dicapai Sebagai sebuah
manajemen, humas dalam sebuah organisasi biasanya menjalankan fungsinya
melalui beberapa tahapan sebagai berikut:
a. Perencanaan: meliputi penetepan tujuan dan standar, penetuan aturan dan
prisedur, pembuatan rencana serta ramalan apa yang akan terjadi.
b. Pengorganisasian; memberikan tugas terpisah kepada masing-masing
pihak, membentuk bagian, mendelegasikan dan menetapkan jalur
wewenang, menetapkan sistem komunikasi, serta mengoordinir kerja
setiap karyawan dalam satu tim yang solid dan terorganisasi.
c. Pengkomunikasian; rencana-rencana yang telah disusun lalu
dikomunikasikan dengan semua pihak yang bersangkutan dengan metode
yang sesuai. Dalam tahap ini harus dijelaskan tindakan yang diambil serta
alasan jatuhnya pilhan tersebut.
d. Pengawasan; menentukan standar, membandingkan penampilan
sesungguhnya dengan standar tadi dan melakukan perbaikan apabila
diperlukan.
39
e. Penilaian; menilai segi berhasil dan tidaknya, apa sebab-sebabnya, apa
yang sudah dicapai, apa faktor penghambatnya.29
Dalam suatu perusahaan, humas (Hubugan Masyarakat) adalah profesi
yang memegang kendali agar perusahaan tersebut dapat berjalan dengan baik.
Humas dianggap menjadikan perusahaan menjadi lebih baik karena dalam
kinerjanya, ia harus bisa membangun citra perusahaan tersebut agar penilaian
orang terhadap perusahaan tersebut positif. Pekerjaaan humas perusahaan
bukan saja mengumpulkan artikel, dan terkesan „omong doang‟, namun dalam
pekerjaannya kita harus melakukan hal-hal penting seperti survey tempat, dan
melakukan evaluasi tentang apa yang kita lakukan. Jika memang terdapat suatu
kesalahan pahaman masyarakat tentang perusahaan tempat dimana humas itu
bekerja, maka ia harus bisa mengakali dengan cara apapun untuk
mengembalikan citra perusahaan tersebut. Pekerjaan humas sangat erat
kaitannya dengan pers. Apalagi humas perusahaan.
Humas perusahaan harus bisa mencari penyebab terjadi kesalah
pahaman dengan media massa. Media massa yang hanya „asal mencari berita‟
biasanya akan menuliskan apapun yang ia ketahui secara sepihak tentang hal
yang terjadi pada suatu perusahaan. Memang itu melanggar kode etik
jurnalistik, namun biasanya untuk mendapatkan uang, wartawan menulis berita
yang seharusnya tidak di tulis. Peran humas disini sangat penting, karena
dengan adanya humas kita bisa mengklarifikasi berita yang dianggap salah.
Humas perusahaan harus bisa secerdik mungkin dalam menyusun
strategi untuk meningkatkan citra dan reputasi perusahaan, apalagi di zaman
yang semakin banyak persaingan ini. Dunia humas saat ini sudah memasuki
era yang disebut era kompetisi, di mana pembentukan, pemeliharan dan
29
Rosady Ruslan, Manajemen Pubic Relations & Media Komunikasi (Jakarta : PTRaja Gr afindo Persada, 2003), 139
40
membangun citra positif (termasuk reputasi) menjadi sangat krusial (penting).
Dengan banyaknya perusahaan, maka persaingan makin ketat. 30
C. Peran Humas Polsek VII Koto Ilir Tebo
Peran humas secara umum adalah sebagai communicator atau
penghubung antara organisasi atau lembaga yang diwakili oleh publiknya.
Membina Relationship, yaitu berupaya membina hubungan yang positif dan
saling menguntungkan dengan pihak publiknya. Peranan Back Up
Management, yakni sebagai pendukung dalam fungsi manajemen organisasi
atau perusahaan. Membentuk corporate image, artinya Public Relations
berperan untuk berupaya membangun citra bagi organisasi atau lembaganya.
Pada dasarnya peran Humas atau Public Relations adalah mengetahui
serta menilai sikap publik agar tercipta keserasian antara masyarakat dan
kebijaksanaan lembaga atau institusi khususnya yang bergerak di Polsek VII
Koto Ilir Tebo. Karena aktivitas yang dilakukan oleh Humas mulai dari
program Humas, tujuan, dan sampai sasaran yang akan dicapai oleh
kepolisian tidak akan terlepas dari dukungan dan kepercayaan citra positif
yang dibentuk dari pihak public atau masyarakatnya.
Peran Humas Polsek VII Koto Ilir Tebo, berdasarkan kepada hasil
wawancara dengan beberapa narasumber dijelaskan Humas Polsek VII Koto
Ilir Tebo bahwa peran humas sangat lah penting untuk masyarakat karena
banyak masyarakat yang mempercayai berita yang belum jelas kebenarannya,
di Humas Polsek VII Koto Ilir Tebo ini , peran Humas ialah untuk
membangun citra positif Humas Polsek VII Koto Ilir Tebo. Selain itu juga,
Humas di Humas Polsek VII Koto Ilir Tebo juga berperan sebagai
penyambung kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan polsek kepada seluruh
masyarakat atau pun sebaliknya.31
30 Delbar Neysha, diakses melalui alamat https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-strategi/14198 13 Desember 2017.
31 Azmar, Kabid Humas Polsek VII Koto Ilir Tebo, Wawancara dengan penulis 03 Maret 2020, Rekaman Audio.
41
Peran humas di Polsek VII Koto Ilir Tebo guna menjaga hubungan
polsek dengan masyarakat, meningkatkan gambaran postitif Polsek VII Koto
Ilir Tebo. Upaya yang dilakukan Humas Humas Polsek VII Koto Ilir Tebo
dalam membangun citra positif ialah melalui berbagai macam program yang
telah direncanakan Humas.
Seorang humas selalu melakukan sebuah usaha untuk membuat citra
dari Polsek VII Koto Ilir Tebo semakin membaik. Keteladanan dari pihak
humas untuk selalu bekerja sama dengan dunia luar kepolisian patut untuk
dihargai oleh pihak polsek. Konstribusi humas sendiri tidak lepas dari kerja
sama antara pihak didalam maupun Polsek , Kapolsek dan juga Kabid Humas
Polsek VII Koto Ilir Tebo.
Selain Program-program yang inovatif pun mampu untuk memajukan
citra Positif Polsek VII Koto Ilir Tebo dan Polsek VII Koto Ilir Tebo lebih
bermutu. Dengan begitu, akan mem perbaiki reputasi Polsek yang dipandang
negatif oleh masyarakat.32
Peran Humas mencakup internal public relations dan external public
relations. Ruang lingkup yang terdapat pada external public relations adalah
1. Hubungan dengan pelanggan (customer relation), dimana hal ini
mencakup kegiatan-kegiatan seperti memberi member informasi kepada
pelanggan atau nasabah, menjelaskan prosedur, tata cara, waktu
penyelenggaraan acara.
2. Hubungan dengan penduduk atau dengan masyarakat (community
relations), hal ini mencakup kegiatan membina hubungan baik dengan
penduduk atau masyarakat sekurang-kurangnya meliputi penduduk
disekitar organisasi atau lembaga yang bersangkutan.
32 Dedi Wardianto, Wakil Kepala Penerangan Informasi dan Dokumentasi, Wawancara
dengan Penulis, 03 Maret 2020, VII Koto Ilir Tebo, Rekaman Audio
42
3. Hubungan dengan pers/media massa (press relation), hal ini mencakup
kegiatan membuat kliping serta menganalisa opinion public (opini publik)
atau aspirasi kelompok-kelompok tertentu.
4. Hubungan dengan instansi-instansi pemerintah (government relation),
merupakan salah satu peran humas yang mencakup penyelenggaraan
hubungan komunikasi dua arah dengan instansi-instansi pemerintah
(pemerintah propinsi/kabupate/kota/kepolisian/perusahaan dan lembaga.
Berfungis tidaknya humas dalam sebuah organisasi dapat diketahui
dari ada tidaknya kegiatan yang menunjukan ciri-cirinya. Ciri-ciri tersebut
antara lain mencakup. Pertama, humas adalah kegiatan komunikasi dalam
suatu organisasi yang berlangsung dua arah secara timbal balik. Kedua,
humas merupakan penunjang tercapainya tujuan yang ditetapkan oleh
manajemen suatu organisasi. Ketiga, publik yang menjadi sasaran kegiatan
humas adalah publik ekstern dan publik intern. Keempat, operasional humas
adalah membina hubungan yang harmonis antara organisasi dengan publik
dan mencegah terjadinya kesenjangan, baik yang timbul dari pihak organisasi
maupun dari pihak public.
Mengenai konsep fungsional humas, Scott M. Cutlip dan Allen Center
memberikan penjelasan sebagai berikut:
a. Memudahkan dan menjamin arus opini yang bersifat mewakili dari
publik-publik suatu organisasi, sehingga kebijaksanaan dan
operasionalisasi organisasi dapat dipelihara keserasiannya dengan ragam
kebutuhan dan pandangan publik-publik tersebut.
b. Menasehati manajemen mengenai jalan dan cara menyusun kebijaksanaan
dan operasionalisasi organisasi untuk dapat diterima secara maksimal
oleh publik.
c. Merencanakan dan melaksanakan program-program yang dapat
menimbulkan penafsiran yang menyenangkan terhadap kebijaksanaan dan
operasionalisasi organisasi.
43
Konsep humas yang dikemukakan oleh Cutlip dan Center di atas lebih
menitikberatkan pada penciptaaan dampak yang menyenangkan pada pihak
publik terhadap kebijaksanaan dan operasionalisasinya oleh pimpinan
organisasi. Berdasarkan uraian mengenai ciri-ciri humas beserta penegasan
fungsi humas menurut Cutlip dan Center, Peran humas, bukan hanya
menyebarkan informasi kepada khalayak agar mendapatkan opini dan
penangkapan kesan mereka terhadap perusahaan. Humas juga harus bisa
membangun kepercayaan khalayak tentang perusahaan. Maka dari itu
pekerjaan humas tidak terlepas dari two way communication (Komunikasi
duaarah).33
33
Rosady Ruslan, Manajemen Pubic Relations & Media Komunikasi (Jakarta : PTRaja Gr afindo Persada, 2003), 139
BAB IV
HAMBATAN DAN PELUANG HUMAS DALAM MEMBANGUN
CITRA POSITIF
A. Hambatan Humas Polsek VII Koto Ilir Tebo Dalam Membangun Citra
Positif
Kurangnya pengetahuan masyarakat Pengetahuan tentang kebijakan
dan prosedur program kemasyarakatan sangatlah penting untuk terciptanya
partisipasi masyarakat yang sehat. Sayangnya, masyarakat dengan
penghasilan rendah latar belakang sebagai kelompok minoritas seringkali
tidak menyadari informasi esensial tentang program. Partisipasi masyarakat
harus turut mendukung pemberian informasi dan pemberian kesempatan
penuh kepada masyarakat untuk mengambil bagian dalam membangun dan
melaksanakan program. Hasil pengamatan memperlihatkan bahwa banyak
kelompok masyarakat yang tidak diberikan informasi relevan untuk
terciptanya partisipasinya yang berarti.
Terbatasnya Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu
hambatan yang tengah dihadapi humas Polsek VII Koto Ilir Tebo,
kegiatan/program yang ingin dilakukan untuk membangun citra positif, tidak
semudah apa yang diharapkan. Media yang digunakan tidak secanggih
instansi-instansi lain, namun pihak humas Polsek mengatakan hal ini tidak
perlu dijadikan hambatan yang besar selagi humas masih memberikan
penerangan kemasyarakat dengan men-Share informas-informasi penting.
Dengan menghadapi berbagai kalangan masyarakat, tentunya humas sendiri
harus mampu menguasai informasi-informasi yang
ada. Seperti yang dikatakan oleh bapak azmar:
[K]adang kita sering merasa kesal dengan masyarakat awam yang gak
tau permasalahan, malah dia berlaku sok paham. Ada juga yang
memberikan komentar atau masukan tapi tidak nyambung dengan apa
yang kita informasikan, jadi disini terdapat kesalahpahaman. Tapi
kembali lagi ketugas humas tadi ya melayani dengan baik, tetap terus
berusahalah biar bisa menggiring masyarakat itu ke opini yang benar
44
45
Tidak semua masyarakat khususnya masyarakat sekitar Koto Ilir Tebo,
bisa melakukan komunikasi dengan baik. Komunikasi merupakan
salah satu hambatan dari humas Polsek tersebut, Karena dasarnya
orang memiliki persepsi masing-masing. Informasi yang diberikan
oleh humas Polsek, tidak semua netizen bisa mencermati dengan baik,
bahkan terkadang ada yang menganggap semua itu hanya pencitraan.34
Dari tanggapan miring tersebut, humas Polsek tetap terus memberikan
hal positif kepada masyarakat. Sebagaimana bentuk ungkapan bahwasanya
apa yang ditanggapi oleh masyarakat tersebut tidaklah benar adanya. Tapi
humas Polsek pun tetap akan memantau bagaimana perkembangan dari
masyarakat yang memiliki persepsi seperti itu. Jika terus berlanjut maka
pihak kepolisian akan menindaklanjuti masyarakat tersebut, ini berguna
untuk masyarakat lain atau menjadi pembelajaran agar tidak terulang
kembali hal seperti itu. Menjelaskan masyarakat yang demikian, bapak
Azmar mengatakan:
[K]ita akan terus menggiring masyarakat yang awam dan masih belum
paham tentang Polsek, namun kalau masyarakat tersebut sudah
kelewatan batas dan melakukan pencemaran nama baik maka dia
harus ikut jalur yang kita tentukan ya.. itu kejalur hukum Masyarakat
awam yang kurang memiliki pengetahuan luas memang cukup sulit
untuk mengarahkannya, masyarakat yang seperti ini akan terus
memiliki pandangan buruk terhadap polsek walaupun polsek
melakukan kegiatan yang positif. Tetapi tidak sedikit pula masyarakat
yang selalu memberikan apresiasi terhadap kinerja polsek, mereka
selalu memberikan masukan yang baik dan ikut serta mendukung atas
kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan.Terlepas dari itu semua,
bidang humas Polsek akan tetap terus menjalankan kegiatan
sebagaimana mestinya yang menjadi tugas dan kewajibannya sendiri.
Menjadi pelindung masyarakat tentunya banyak menuai kritikan, baik
itu kritikan positif maupun negatif.35
Dalam melaksanakan tugasnya, humas masih terkendala pada alat
transportasi yang tidak memadai yang tidak memadai ini. Memang pada
dasarnya tugas humas di Polsek ini adalah di medsos saja namun ada kalanya
34 Azmar, Kabid Humas Polsek VII Koto Ilir Tebo, Wawancara dengan penulis 03 Maret
2020, Rekaman Audio.
35 Hasil wawancara, bapak Azmar, 03 Maret 2020
46
humas turun ke masyarakat untuk melakukan sosialisasi, juga untuk
melakukan dokumentasi di lapangan. Dengan keterbatasan infrastruktur ini,
maka humas pun harus mempunyai kendaraan sendiri yang digunakan untuk
turun ke lapangan. Melihat keterbatasan SDM yang ada, maka humas Polsek
mengatasi keterbatasan tersebut dengan kerjasama tim yang baik. Dengan
melakukan kerjasama tim yang baik, dapatlah humas Polsek melakukan
aktivitas tanpa merasa kurangnya infrastruktur yang telah disediakan.
Sesuai dengan hasil pengamatan di kantor humas Polsek VII Koto Ilir
Tebo, ruangan humas sudah cukup memadai. Hanya saja ada satu kamera
yang berfungsi untuk mengambil dokumentasi, hal ini tentunya dapat
menghambat aktifitas dari humas itu sendiri. Karena seharusnya ada beberapa
orang yang mengambil dokumentasi menggunakan kamera, tetapi
dikarenakan kamera yang tersedia hanya satu, maka yang lain dapat
menggunakan Android-nya sendiri untuk membantu mengambil dokumentasi
dalam melakukan kegiatan kepolisian untuk di-Share ke media social.
Humas polsek harus mampu menjalankan aktifitas
dengan sebaik mungkin walaupun terdapat kendala yang ada pada bidang
tersebut. Ini berfungsi untuk menunjang visi dan misi humas Polsek itu
sendiri, tak dapat dipungkiri bahwasanya setiap aktifitas jenis apapun selalu
terdapat kendalanya. Hanya saja bagaimana caranya supaya kendala
tersebut bias tertutupi dengan hal lain yang bisa membantu. Seperti halnya
pak Dedi Wardiarto bagian monitor penerangan informasi & dokumentasi
mengatakan:
[S]etiap kerjaan itukan pasti ada kendalanya, ada hambatannya. Nah
disini bagaimana cara kitalah untuk menutupi kendala tersebut supaya
kegiatan yang kita lakukan tidak terhambat cuman karna kendala kecil
aja. Selagi masih bisa kita tutupi kenapa tidak, ya.. kuncinya ikhlas
ajalah dengan pekerjaan yang dijalani Hal tersebut ditegaskan pak
Dedi, karena pada dasarnya apapun jenis pekerjaannya tentulah ada
hambatan.36
36 Dedi Wardianto, Wakil Kepala Penerangan Informasi dan Dokumentasi, Wawancara
dengan Penulis, 03 Maret 2020, VII Koto Ilir Tebo, Rekaman Audio.
47
Hambatan tersebut dapat teratasi dengan pribadi masing-masing
dalam melewatinya, begitupula pada anggota humas Polsek VII Koto Ilir
Tebo ini menghadapi hambatan yang ada.
B. Dampak Setelah Pelaksanaan Kegiatan Meningkatkan Citra
Dengan adanya kegiatan positif tersebut, tentunya sangat membangun
citra yang baik dari masyarakat. Tingkat kepercayaan masyarakat terhadap
kepolisian jauh lebih efektif dari sebelumnya. Dalam hal ini bapak Indra
mengatakan:
[K]emarin Polri bekerja sama dengan Litbang humas untuk survey,
mereka mengeluarkan di April 2017 tingkat kepercayaan masyarakat
kepada kepolisian sudah menduduki tingkat ke-3 di bawah TNI, KPK.
Dengan tingkat kepercayaan nilainya 77%.37
Ini merupakan penghargaan yang baik untuk kepolisian, dengan
banyaknya kendala yang dihadapi namun Polsek VII Koto Ilir Tebo terus
membangun citra kinerja yang ada tanpa menjadikan hambatan. Setiap
organisasi mau tidak mau memiliki citra di masyarakat. karena citra ada di
masyarakat, maka salah satu hal yang harus dilakukan pimpinan organisasi
adalah menjaga jangan sampai karena berbagai macam sebab, mayoritas
anggota masyarakat mempunyai persepsi yang salah tentang organisasinya.
Untuk menjaga citra yang telah didapatkan, tentunya sangat berat sekali.
Tetapi dengan selalu memberikan hal yang positif maka citra organisasi itu
akan terus meningkat.
Banyaknya tanggapan dari masyarakat yang melontarkan persepsi
negatif, tidak sama sekali menghalangi kegiatan dari Polsek tersebut. Karena
selagi hal tersebut tidak mencoreng nama baik institusi dan masih dalam
batasan koridor, humas Polsek akan terus melakukan kegiatan-kegiatan
positif seperti melayani setiap tanggapan dan pernyataan melalui media sosial
tersebut.
37 F. Indra Gunawan, Sub Bidang Humas Polsek Bagian Monitor (penerangan
masyarakat), Wawancara dengan Penulis, 03 Maret 2020, VII Koto Ilir Tebo, Rekaman Audio
48
Tindakan inilah yang mendapatkan apresiasi dari masyarakat, ketika
masyarakat senang melihat kinerja humas Polsek menanggapi hal negatif
dengan kepala dingin dan selalu mengarahkan agar pandangan yang negatif
menjadi positif.
Dalam upaya membangun citra organisasi, humas Polsek telah
menjalankan fungsinya sesuai dengan tujuan dan visi misi organisasi. Dan
masing-masing menyadari apa yang menjadi tanggung jawab mereka dengan
membuat, merencanakan, melaksanakan program atau kegiatan yang
diharapkan dapat membangun citra organisasi.
Dengan demikian, humas Polsek telah melaksanakan tugas sesuai
dengan hal sebagai berikut:
1. Humas Polsek memiliki sasaran untuk menciptakan opini publik yang
bisa diterima dan menguntungkan semua pihak. Dalam hal ini
organisasi kepolisian dan masyarakat sama-sama menguntungkan,
masyarakat mendapatkan informasi yang benar dan kepolisian
mendapatkan citra yang baik dari masyarakat.
2. Humas Polsek telah berusaha untuk menciptakan hubungan yang
harmonis antara organisasi kepolisian dengan publiknya sekaligus
menciptakan opini publik sebagai efeknya.
3. Humas Polsek sukses dalam melaksanakan fungsiya, dalam hal ini
dilihat dari keterlibatan seluruh individu yang bertugas di bagian
kehumasan, masing-masing individu bertanggungjawab dengan
tugasnya sendiri.
Kegiatan positif yang dilakukan oleh kepolisian sebenarnya
tidaklah hanya untuk menarik simpatik dari masyarakat. Melainkan untuk
menjalankan tugas dan kewajiban dari apa yang seharusnya pihak
kepolisian kerjakan. Persepsi masyarakat awam yang kurang akan
pengetahuan tiada hentinya mencaci dan menghina dengan setiap
kegiatan kepolisan yang bersifat positif.
49
Dalam hal ini humas Polsek akan tetap terus melemparkan opini
positif kepada masyarakat yang memiliki pandangan negatif kepada
pihak kepolisian. Karena pada dasarnya kegiatan ini dilakukan dalam
dunia maya. Banyaknya pengguna media sosial tentunya dengan mudah
orang mendapatkan informasi. Berhasil tidaknya kegiatan tersebut,
tergantung pada anggota humas Polsek yang bertugas untuk
memberitakan kegiatan positif pada masyarakat, sehingga dapat
mempengaruhi masyarakat untuk memberikan pandangan positif pada
kepolisian. Setelah mampu mempengaruhi masyarakat agar memberikan
pandangan positif, maka dampak tersebut bisa membangun citra dari
organisasi yang ada di kepolisian. Dengan demikian, kegiatan yang telah
dilakukan humas Polsek dapat berhasil dan tercapai pula lah tujuannya.38
C. Strategi Yang Dilakukan Humas Polsek VII Koto Ilir Tebo
Dalam Membangun Citra Positif
Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan di lokasi penelitian
berupa hasil wawancara langsung di lapangan. untuk mendapatkan data
mengenai strategi humas Polsek VII Koto Ilir Tebo dalam membangun citra
positif, peneliti mengadakan yaitu kepada bagian humas monitor (penerangan
masyarakat) bapak Azmar, wakil kepala penerangan informasi dan
dokumentasi bapak Dedi Wardiarto.
Adapun indikator-indikator peningkatan citra kepolisian sebagai
berikut:
1. Komunikator
Komuikator adalah pihak yang bertindak sebagai pengirim pesan
dalam sebuah proses komunikasi. Kegiatan komunikasi yang dilakukan
oleh humas Polsek VII Koto Ilir Tebo ini yaitu dengan melalui sosial
media, humas terutama pada bagian penerangan ini adalah staff khusus
yang memberikan informasi kepada masyarakat.
38 Delbar Neysha, diakses melalui alamat https://www.dictio.id/t/apa-yang-
dimaksud-dengan-strategi/14198 13 Desember 2017
50
Memberikan pengarahan kepada masyarakat yang memiliki opini
tidak benar, dan menjawab semua pertanyaan atau menerima masukan dari
berbagai kalangan masyarakat. Strategi yang digunakan dalam komunikasi
ini tentunya sangat membutuhkan kesabaran dalam menyikapinyanya
seperti halnya bapak Azmar mengatakan:
[Y]a, kuncinya sabar la menghadapi masyarakat dari berbagai
kalangan ini, karena ini juga sudah menjadi pekerjaan kita untuk
melayani masyarakat walaupun terkadang agak susah dan
bingung menghadapinya. Sabar aja dengan tanggapan yang
kadang menyimpang, kalo sudah kelewatan nanti kita arahkan
kepada masyarakat tersebut.39
Meskipun komunikasi merupakan aktifitas yang rutin
dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari, namun kenyataan
menunjukkan bahwa proses komunikasi tidak selamanya mudah. Pada
saat tertentu, kita menyadari bahwa perbedaan latar belakang sosial
budaya antar individu telah menjadi faktor potensial menghambat
keberhasilan komunikasi.
2. Menjalin hubungan dengan pers
Hubungan pers dimaknai dengan memahami seluk beluk dunia
jurnalistik, serta landasan peraturan yang menjadi landasan hukumnya.
Bentuk-bentuk kegiatan pers yang dapat dilakukan antara lain
penyusunan press release, press conference, press briefing, press tour,
press events, press coverage, hingga interview. Sementara sebagai
penyeimbang, humas Polda juga perlu mengelola media internal, berupa
akun-akun yang telah dibuat oleh humas Polsek itu sendiri.
Dengan menjalin hubungan kepada setiap media yang ada di
daerah VII Koto Ilir Tebo, maka strategi humas Polsek dalam mencapai
citra akan dapat terlaksana. Dalam kegiatan menjalin hubungan dengan
pers terjadilah mitra kerja diantara kedua belah pihak. Jaringan
39 Rosady Ruslan, Manajemen Pubic Relations & Media Komunikasi (Jakarta : PT Raja
Grafindo Persada, 2003), 139
51
komunikasi dan kerja sama yang baik merupakan pintu gerbang
terhadap terwujudnya citra positif organisasi.
3. Memberikan opini positif
Humas Polsek tetap bertugas dalam memberikan opini-opini positif
seperti membagikan informasi tentang kegiatan Polsek. Fungsinya untuk
memberitahukan kepada masyarakat bahwa berita hoax yang dibuat oleh
oknum yang tidak menyukai kepolisian itu tidaklah benar. Banyaknya
berita hoax tentang kepolisian tentunya membuat buruk citra dari
organisasi kepolisian tersebut. Dengan adanya berita seperti itu, maka
humas akan terus membagikan hal-hal positif yang dilakukan oleh
kepolisian. Sehingga citra tersebut dapat pulih kembali.
Nama baik organisasi merupakan penilaian atas seluruh citra
organisasi yang ada dalam benak masyarakat. Pengukuran reputasi
umumnya disusun secara kualitatif. Meskipun ada indikator-indikator yang
dapat menjadi acuan reputasi, sejatinya reputasi hanya dapat diukur
melalui persepsi masyarakat. Pada pengambilan keputusan khalayak atau
penyusunan kebijakan, maka reputasi merupakan salah satu komponen
yang dinilai. Kepemimpinan organisasi, upaya yang telah dilakukan,
filosofi akan mencerminkan kredibilitas organisasi dan integritas anggota
organisasi yang akan memberikan rasa percaya kepada masyarakat.
Humas Polsek akan terus memberikan hal-hal positif ke
masyarakat, seiring dengan banyaknya masyarakat yang menganggapi hal
negatif ke polisi. Ini juga merupakan strategi yang dilakukan oleh humas
Polsek VII Koto Ilir Tebo dalam dalam membangun citra positif,
menanggapi setiap berita yang negatif dengan cara lebih ikhlas dan tetap
meluruskan atas berita tersebut.Hal ini tentunya tidak membuat para
humas untuk bersikap tidak baik kepada masyarakat yang jiwa
intelektualnya masih di bawah standar.40
40 Delbar Neysha, diakses melalui alamat https://www.dictio.id/t/apa-yang-
dimaksud-dengan-strategi/14198 13 Desember 2017.
52
Disini humas akan melakukan tindakan sesuai dengan apa yang
ditetapkan oleh organisasi. Berikut beberapa macam strategi: a. Strategi
Respon Masyarakat (Enterprise Strategy)
Menurut teori , strategi ini berkaitan dengan respon
masyarakat, setiap organisasi mempunyai hubungan dengan
masyarakat. Masyarakat adalah kelompok yang berada di luar
organisasi yang tidak dapat dikontrol. Di dalam masyarakat yang tidak
terkendali itu, ada pemerintah dan berbagai kelompok lain seperti
kelompok penekan, kelompok politik dan kelompok sosial lainnya.
Jadi dalam strategi enterprise terlihat relasi antara Polsek Koto Ilir
Tebo dan masyarakat luar, sejauh interaksi itu dilakukan sehingga
dapat menguntungkan Polda Jambi. Strategi itu juga menampakkan
bahwa Polsek Koto Ilir Tebo sungguh-sungguh bekerja dan berusaha
untuk memberi pelayanan yang terbaik terhadap masyarakat.
Dalam strategi ini humas Polsek Koto Ilir Tebo sudah sangat
baik hubungannya dengan masyarakat. Jadi ketika humas Polsek Koto
Ilir Tebo memberikan pelayanan dengan baik kepada masyarakat,
maka masyarakat akan percaya kepada humas Polsek Koto Ilir Tebo.
Oleh dari itu, humas kepolisian daerah Tebo harus memiliki strategi
yang mantap agar dapat membina hubungan yang baik dengan publik
internal maupun Eksternal dengan tujuan mendapatkan citra yang baik
dimata masyarakat. Salah satu caranya yaitu dengan
menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat bagi
masyarakat luas.41
b. Strategi Misi Organisasi (Corporate Strategy)
Strategi ini berkaitan dengan misi yang ingin di capai oleh
Polsek Koto Ilir Tebo yaitu:
41 Rosady Ruslan, Manajemen Pubic Relations & Media Komunikasi (Jakarta : PTRaja Gra
findo Persada, 2003), 139
53
1. Membangun kemampuan kehumasan personil Polsek dengan
baik SDM, Sarpras, Sismet, anggaran menuju Front Office
Polda
2. Menjalin kerjasama dengan komonen masyarakat dan pelaku
komunikasi
3. Mencari, menghimpun,mengolah, mendistribusikan, menyimpan
informasi dan data secara menyeluruh, cepat, tepat dan akurat
melalui jaringan terbuka dan mudah dimanfaatkan oleh
masyarakat untuk menjalin komunikasi dua arah.
4. Mendukung kegiatan Kepolisian dan operasi kepolisian
5. Kesiapan Polsek atas kewajiban memberikan pelayanan
informasi public yang sudah diberlakukannya UU KIP, sehingga
realisi humas Polsek sebagai Front Office perlu segera
diwujudkan.42
Dalam mewujudkan misi tersebut, strategi yang dilakukan
oleh humas Polsek Koto Ilir Tebo adalah sebagai berikut:
a. Menempatkan personil humas Polsek sesuai dengan SDM
Hal ini terbukti pada pembagian ruang dan bidang masing-
masing pada humas Polsek yaitu: bagian administrasi renmin,
penerangan informasi dan dokumentasi, dan monitor (penerangan
masyarakat). Seperti bapak azmar yang memiliki pengetahuan lebih
tentang informasi maka bidang yang dijalani oleh bapak azmar saat
ini yaitu pada bagian monitor (penerangan masyarakat).
b. Bekerja sama dengan pelaku komunikasi
Pelaku komunikasi yang dimaksudkan disini bukanlah
hanya masyarakat biasa saja, tetapi pers pun juga sangat berperan
penting untuk menjadi salah satu strategi membangun citra positif.
Selain menjadi mitra kerja antara satu sama lain, menjalin
42 Delbar Neysha, diakses melalui alamat https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-
dengan-strategi/14198 13 Desember 2017
54
hubungan dengan pers dapat mengatasi SDM yang ada di humas
Polsek Koto Ilir Tebo.
c. Mengelola akun resmi kepolisian
Hal ini benar adanya dikelola oleh humas Polsek VII Koto
Ilir Tebo, akun medsos mulai dari facebook, twitter, sampai official
website pun aktif. Humas Polsek dapat memberikan informasi
melalui akun medsos tersebut, sehingga masyarakat juga bisa
berkomunikasi langsung dengan humas Polsek Koto Ilir Tebo ,
Selain itu, humas Polsek bisa juga mendapatkan berita informasi
dari luar.
d. Mendukung kegiatan kepolisan
Dalam hal ini, humas Polsek Koto Ilir Tebo akan terus
mengikuti kegiatan-kegiatan diluar dari bidang humas itu sendiri.
Sebagai contoh bidang bimbingan masyarakat (BINMAS) dari
kepolisian ini adalah bertugas langsung terjun kemasyarakat,
bidang humas Polsek disini juga turut berpartisipasi atau
mendukung kinerja dari Binmas dengan cara mengikuti langsung
kegiatan yang diadakan dan membuat sebuah dokumentasi yang
nantinya akan diinformasikan lagi kepada masyarakat melalu
media sosial sebagaimana aktifitas humas Polsek tersebut.
e. Memberikan pelayanan
Humas Polda selalu berharap agar bisa untuk memberikan
pelayanan secara prima, hal ini benar adanya ketika penulis
melakukan riset di humas Polda. Pelayanan yang diberikan sesuai
dengan apa yang diharapkan.43
Landasan umum dalam proses penyusunan strategic public
relations, menurut Ahmad S, yaitu sebagai berikut.
43 Rosady Ruslan, Manajemen Pubic Relations & Media Komunikasi (Jakarta : PT RajaGra
findo Persada, 2003), 139
55
1. Mengidentifikasi permasalahan yang muncul.
2. Identifikasi unit-unit sasarannya.
3. Mengevaluasi mengenai pola dan kadar sikap tindak unit
sebagai sasarannya.
4. Mengidentifikasi tentang struktur kekuasaan pada unit sasaran.
5. Pemilihan opsi atau unsur taktikal strategi public relations.
6. Mengidentifikasi dan evaluasi terhadap perubahan
kebijaksanaan atau peraturan pemerintahan dan lain sebagainya.
7. Langkah terkahir adalah menjabarkan strategi public relations,
dan taktik atau cara menerapkan langkah-langkah program yang
telah
direncanakan, dilaksanakan, mengkomunikasikan, dan
penilain/ evaluasi hasil kerja.44
Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan
manajemen (management) untuk mencapai suatu tujuan. Akan
tetapi, untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi
sebagai peta jalan yang hanya menunjukan arah saja, melainkan
harus mampu menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya.
Demikian pula dengan strategi hubungan masyarakat (humas) yaitu
bagaimana merancang untuk mengatasi kendala-kendala yang akan
dihadapi oleh masyarakat maupun instansi. Tujuan sentral humas
adalah mengacu kepada kepentingan pencapaian sasaran (target)
yaitu masyarakat.
Strategi pada dasarnya merupakan kebijakan untuk mencapai
tujuan yang kemudian dijabarkan ke dalam sejumlah taktik untuk
pencapaian tujuan yang sudah ditetapkan. Adapula yang menyebut strategi
44
Dedi Wardianto, Wakil Kepala Penerangan Informasi dan Dokumentasi, Wawancara dengan Penulis, 03 Maret 2020, VII Koto Ilir Tebo, Rekaman Audio.
56
sebagai rencana dan memberi penjelasan atas metode yang dipakai untuk
mencapai tujuan yang sudah ditetapkan.45
D. Strategi Menanggapi Kendala Pada Humas Polsek Dalam Membangun
Citra Positif
Kendala menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah hambatan atau
rintangan Kendala merupakan factor atau keadaan yang membatasi,
menghalangi, atau mencegah pencapaian sasaran. Namun dalam
mengahadapi kendala pastinya setiap individu atau sekelompok orang
memiliki strateginya masing-masing dalam mengahadapi kendala
tersebut. Dari hasil yang peneliti lakukan selama berada di lapangan
untuk mendapatkan data, peneliti menemukan jawaban bagaimana strategi
dalam menghadapi kendala tersebut. Dalam hal ini sebuah organisasi di
humas Posek memiliki strateginya sendiri. Seperti pada wawancara bersama
bapak Indra yang mengatakan:
[P]ada dasarnya kita tidak memiliki strategi khusus dalam menghadapi
kendala tersebut. Hanya saja kita bisa melakukan strategi tersebut
dengan cara sendiri, kendala yang kita hadapi disinikan lebih kepada
penyampaian pesan ke masyarakat melalu media sosial. Tergantung
pula bagaimana komunikasi yang kita sampaikan tadi bisa diterima
oleh netizen atau masyarakat VII Koto Ilir Tebo berlangsung cukup
baik, namun peran yang dibangun bukan berarti tanpa halangan.
Humas Polsek VII Koto Ilir Tebo ini ternyata hambatan yang dihadapi
berbeda-beda. Hambatan tersebut antara lain berkisar tentang fasilitas
dan sarana kehumasan. VII Koto Ilir Tebo berlangsung cukup baik,
namun peran yang dibangun bukan berarti tanpa halangan. Humas
Polsek VII Koto Ilir Tebo ini ternyata hambatan yang dihadapi
berbeda-beda. Hambatan tersebut antara lain berkisar tentang fasilitas
dan sarana kehumasan.46
Faktor-faktor yang masih menghambat adalah isu yang menggap
bahwasanya kepolisian hanya bisa mengambil wewenang secara sepihak.
Dalam hal ini sebenarnya tidaklah benar, mungkin ada beberapa oknum polisi
45 Delbar Neysha, diakses melalui alamat https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-strategi/14198 13 Desember 2017
46 F. Indra Gunawan, Sub Bidang Humas Polsek Bagian Monitor (penerangan masyarakat), Wawancara dengan Penulis, 03 Maret 2020, VII Koto Ilir Tebo, Rekaman Audio
57
yang melakukan seperti itu. Tetapi hal ini ditindaklajutkan lagi ke jalur
hukum kepada polisi yang bertindak demikian. Persepsi seperti ini yang
menjadi isu buruk dan harus diatasi humas Polsek agar tidak terhambatnya
kegiatan atau program yang telah direncanakan. Keberhasilan pelaksanaan
strategi dalam menghadapi kendala tidak lepas dari kerjasama tim yang
baik. Seperti dengan menyikapi pekerjaan dengan lapang dada dan ikhlas
mengenai komentar netizen tentang kinerja kepolisian.
Hal ini di tegaskan lagi oleh bapak Dedi Wardiarto yang mengatakan:
[S]trategi yang bisa gunakan ya dengan cara melakukan pendekatan
kepada masyarakat itu sendiri, karna yang kita hadapi ini masyarakat
yang umumnya kita tidak tau latar belakang pendidikannya, bisa aja
pendidikannya sangat kurang, jadi ya strategi yang dilakukan cuman
bisa lapang dada menghadapinya. Kita sudah berusaha menjelaskan
secara teori, lalu cara bahasa sendiri tapi ada itu masyarakat yang
masih susah sekali untuk paham dengan komunikasi yang kita
berikan, ya udah kita iklhlas sajalah begitu. Yang penting kita sudah
memberitahukan informasi yang baik dan benar, selebihnya kembali
lagi kepada penerima.47
Dari hasil wawancara yang di jelaskan oleh bapak tersebut dapat
diartikan bahwa strategi untuk menghadapi kendala tersebut tidak mempunyai
strategi khusus, karena strategi itu ada dalam diri sendiri bagaimana untuk
menyikapinya. Tidak semua anggota kepolisian memiliki jiwa yang sabar dan
ikhlas, namun mereka tetap mempunyai caranya sendiri untuk menyikapi
kendala tersebut.
Menurut penelitian yang peniliti lakukan selama berada di lapangan,
peneliti memang tidak menemukan strategi khusus dalam menghadapi
kendala yang dihadapi oleh anggota humas Polsek. Berbagai macam karakter
dan sifat manusia, begitu pula dengan anggota kepolisian ini. Sehingga
terdapat perbedaan dalam menanggapi setiap kendala. Humas Polsek telah
melakukan strategi yang terbaik untuk mengahadapi kendala tersebut,
47
Dedi Wardianto, Wakil Kepala Penerangan Informasi dan Dokumentasi, Wawancara dengan Penulis, 03 Maret 2020, VII Koto Ilir Tebo, Rekaman Audio
58
anggota humas Polsek tidak dituntut untuk memiliki jiwa yang sabar dalam
menghadapi kendala, namun harus tetap berada pada jalur yang telah
ditetapkan. Mereka tetap melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagaimana
dengan apa yang telah diatur dari pimpinan.48
E. Upaya-Upaya Membangun Citra Positif
Kegiatan seperti media sosial dapat mengetahui kendala serta opini
atau pemberian informasi terkait dari humas Polsek VII Koto Ilir Tebo.
Media sosial tidak dapat dianggap remeh, karena bekerja sama dan saling
keterbukaan memang diperlukan didalam masyarakat untuk membangun citra
positif. Banyak upaya-upaya yang dapat dilakukan agar citra positif itu
sendiri tetap terus ada dalam jangka waktu panjang hal ini di tegaskan lagi
oleh bapak Dedi Wardiarto yang mengatakan:
[U]paya yang di lakukan di Polsek VII Koto Ilir dalam membangun
citra positif ialah dengan cara melalukan pendekatan dengan masyarakat dengan cara melayani masyarakat yang membutuhkan
bantuan polsek ini dan antar pegawai saling membangun hubungan yang harmonis.
Sharpe dalam Lena Satlita Untuk dapat membina hubungan baik
dengan publik agar memperoleh kepercayaan dan dukungan publik, perlu
memperhatikan prinsip-prinsip membina hubungan baik, sebagai berikut:
1. Komunikasi yang jujur untuk memperoleh kredibilitas.
2. Keterbukaan dan konsistensi terhadap langkah-langkah yang diambil
untuk memperoleh keyakinan orang lain.
3. Langkah-langkah yang fair untuk mendapatkan hubungan timbal balik
dan goodwill.
4. Komunikasi dua arah yang terus menerus untuk mencegah keterasingan
dan untuk membangun hubungan.
48 Delbar Neysha, diakses melalui alamat https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-
dengan-strategi/14198 13 Desember 2017
59
5. Evaluasi dan riset terhadap lingkungan untuk menentukan langkah atau
penyesuaian yang dibutuhkan bagi sosial harmoni. Komunikasi yang
baik diharapkan akan menimbulkan citra positif dengan adanya kerja
sama dan saling percaya satu sama lain. Setiap lembaga sekolahperlu
juga mengevaluasi apa saja yang sedang terjadi dilingkungan sekolah
atau yang sedang terjadi dikhalayak umum untuk menentukan langkah
selanjutnya.49
49
Rosady Ruslan, Manajemen Pubic Relations & Media Komunikasi (Jakarta : PT RajaGraf indo Persada, 2003), 139
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian tentang “Upaya Humas Polsek VII Koto Ilir Tebo
Dalam Membangun Citra Positif” humas Polsek dalam usahanya untuk
mendapatkan kecintaan dan kepercayaan masyarakat kepada Institusi
kepolisian dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Aktifitas humas Polda dalam meningkatkan citra organisasi.
Aktifitas yang diterapkan dalam membentuk citra positif guna
membentuk kecintaan dan kepercayaan masyarakat kepada institusi Polsek
yaitu dengan: melakukan peliputan dan mempublikasikan melalui media
internal yang dimiliki humas Polda itu sendiri, melakukan kerjasama
dengan media-media yang ada di VII Koto Ilir Tebo, serta mampu
memberikan informasi-informasi kepada masyarakat VII Koto Ilir.
Kegiatan/aktifitas humas Polsek VII Koto Ilir adalah memberikan
informasi atau berita kepada masyarakat melalui media sosial dengan
akun-akun yang telah dibuat oleh Polsek itu sendiri. Humas akan men-
share informasi tersebut setelah mendapatkan persetujuan dari Kabid
humas, dalam hal ini ada bagian tertentu yang mengumpulkan data,
mengelola data dan menyaring hingga proses akhir yaitu membagikan ke
media sosial.
2. Hambatan humas Polsek dalam membangun citra positif.
Dalam melaksanakan tugasnya, humas Polsek masih terkendala
pada alat transportasi yang tidak memadai ini. Memang pada dasarnya
tugas humas di Polsek ini adalah di medsos saja namun ada kalanya humas
turun ke masyarakat untuk melakukan sosialisasi, juga untuk melakukan
dokumentasi di lapangan. Dengan keterbatasan infrastruktur ini, maka
humas pun harus mempunyai kendaraan sendiri yang digunakan untuk
turun ke lapangan. Melihat keterbatasan SDM yang ada, maka humas
60
61
Polsek mengatasi keterbatasan tersebut dengan kerjasama tim yang baik.
Dengan melakukan kerjasama tim yang baik, dapatlah humas Polsek
melakukan aktivitas tanpa merasa kurangnya infrastruktur yang telah
disediakan.
3. Strategi humas Polsek VII Koto Ilir Kab Tebo dalam Membangun citra
Positif.
Adapun indikator-indikator strategi membangun citra adalah
sebagai Komunikator, memberikan pengarahan atau informasi dalam
sebuah proses komuikasi. Menjalin hubungan dengan pers, dengan
menjalin hubungan kepada setiap media yang ada di daerah Jambi, maka
strategi humas Polsek dalam mencapai citra akan dapat terlaksana. Dalam
kegiatan menjalin hubungan dengan pers terjadilah mitra kerja diantara
kedua belah pihak. Jaringan komunikasi dan kerja sama yang baik
merupakan pintu gerbang terhadap terwujudnya citra positif organisasi.
Memberikan opini positif, nama baik organisasi merupakan penilaian atas
seluruh citra positif yang ada dalam benak masyarakat.
B. Implementasi Penelitian
Berdasarkan pengamatan dan wawancara yang dilakukan oleh penulis
pada penelitian ini, maka dapat penulis katakan bahwa humas Polsek VII Koto
Ilir Tebo sudah menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik. Namun
terdapat beberapa kendala dalam Membangun citra positif dimasyarakat,
sehingga hasilnya belum sesuai dengan harapan masyarakat.
Dalam hal ini peneliti dapat menyimpulkan bahwa adanya beberapa
hal yang menjadi implementasi penelitian ini yakni minimnya SDM yang
tersedia dari humas kepolisian sehingga terhambatnya target untuk
memaksimalkan yang telah disusun organisasi.
Penulis menyimpulkan bahwa kurang maksimalnya dalam
pencapaian hasil yang diperoleh humas Polsek dalam membangun citra
positif bukan karena hal dalam pelayanan yang dilaksanakan, melainkan
62
adanya kendala yang sensitif dari luar atau faktor eksternal sehingga
masyarakat memberikan kesan yang buruk kepada kepolisian daerah VII
Koto Ilir Tebo . Namun demikian anggota kepolisian daerah Jambi tetap
memberikan pelayanan yang terbaik guna meningkatkan citra yang ada.
Dengan segala kemampuan yang maksimal akhirnya penulis dapat
menyelesaikan salah satu amanah kampus yaitu skripsi. Tiada kata yang dapat
penulis sampaikan Alhamdulillah berkat rahmat, hidayah dan inayah-Nya serta
bimbingan dan tuntunan dari pembimbing serta bantuan dari segala pihak
sehingga penulis dapat menyelesaikan dengan baik penyusunan skripsi yang
sederhana ini.
Dalam penulisan skripsi ini penulis sadar bahwa dalam karya ini
meskipunpenulis tetap percaya diri untuk menampilkan sebagai karya pribadi
tentunya terdapat kesalahan baik penulisan maupun dalam pembahasannya.
Apabila sebagian isinya ternyata relevan dilihat dari berbagai aspeknya, itu
memeang keterbatasan kemampuan penulis oleh karena itu kritik, saran,
evaluasi dan masukannya dari berbagai pihak sanagt diharapkan untuk
kesempurnaan skripsi ini dimasa mendatang.
Harapan penulis, semoga karya yang membacanya dan manfaat bagi
masyarakat Kecamatan Muara Bulian khususnya. Akhirnya hanya kepada
Allah lah seseorang hamba mengembalikan segalanya, dan dengan keimanan
yang kuat akan menjadi manusia yang memiliki perilaku yang baik
kedepannya.
Akhir kata penelitianmenyampaikan terimahkasih sebanyak-banyaknya
kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikan pembuatan skripsi ini,
semoga menjadi amal yang mendapat ridha dari Allah SWT. Amin ya
robbal‟alamin.
C. Penutup
Dengan segala kemampuan yang maksimal akhirnya penulis dapat
menyelesaikan salah satu amanah kampus yaitu skripsi. Tiada kata yang dapat
63
penulis sampaikan Alhamdulillah berkat rahmat, hidayah dan inayah-Nya serta
bimbingan dan tuntunan dari pembimbing serta bantuan dari segala pihak
sehingga penulis dapat menyelesaikan dengan baik penyusunan skripsi yang
sederhana ini.
Dalam penulisan skripsi ini penulis sadar bahwa dalam karya ini
meskipunpenulis tetap percaya diri untuk menampilkan sebagai karya pribadi
tentunya terdapat kesalahan baik penulisan maupun dalam pembahasannya.
Apabila sebagian isinya ternyata relevan dilihat dari berbagai aspeknya, itu
memeang keterbatasan kemampuan penulis oleh karena itu kritik, saran,
evaluasi dan masukannya dari berbagai pihak sanagt diharapkan untuk
kesempurnaan skripsi ini dimasa mendatang.
Harapan penulis, semoga karya yang membacanya dan manfaat bagi
masyarakat Kecamatan Muara Bulian khususnya. Akhirnya hanya kepada
Allah lah seseorang hamba mengembalikan segalanya, dan dengan keimanan
yang kuat akan menjadi manusia yang memiliki perilaku yang baik
kedepannya.
Akhir kata penelitianmenyampaikan terimahkasih sebanyak-banyaknya
kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikan pembuatan skripsi ini,
semoga menjadi amal yang mendapat ridha dari Allah SWT. Amin ya
robbal‟alamin.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrachman, oemi. Dasar-Dasar Public Relation. (Bandung : PT Citra Aditya Bakti, 2001)
Anggoro, Linggar M, Teori & Profesi Kehumasan,(Jakarta : PT Bumi Aksara, 2001)
Arifin, Anwar, Ilmu Komunikasi, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2003)
Betty Wahyu NS, Humas Pemerintahan, (Yogyakarta: Graha Ilmu 2012)
Butterick, Keith. Pengantar Public Relation : Teori dan praktik. (Jakarta :
Rajawali Pers, 2013)
Cangara, Hafied, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2003)
Christina,Aleida Tolan, Elfie Mingkid, dan Edmon Royan Kalesaran, Peranan Komunikasi Dalam Membangun Citra Polisi Republik Indonesia (POLRI)
Pada Masyarakat (Studi Pada Masyarakat Kelurahan Kleak, Kecamatan Malalayang, ) Kota Manado, Dalam Jurnal Acta Diurna,Vol VI.N0 1.2017
H Frazier Moore, Frazier, Humas : Membangun Citra Dengan Komunikasi
(Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2005)
Hesti Rahmawati, Strategi Humas Polres Wonogiri (Deskriptif Kualitif Devisi Humas Polres Wonogiri Dalam Memperbaiki Citri Polisi Terhadap Kasus
Tertangkapnya Anggota Polres Wonogiri Memakan Narkoba), dalam Skripsi ( Surakarta : Program Sarjana Sarjana Jurusan Ilmu Komunikasi
Fakultas Komunikasi dan Informatika, 2018).
Hidayat, Dasrun, Media Public Relations, (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2014)
Ismail Idrus, Aktivitas Humas Polrestabes Makassar Dalam Membangun Citra Polisi, dalam Skripsi (Makassar : Program Sarjana Jurusan Ilmu
Komunikasi, Fakultas Dakwah dan Komunikasi Uin Alaudin Makassar.2017)
Kirtian Susanto, Kapolsek VII Koto Ilir Tebo, Wawancara dengan penulis 03 Maret 2020
Kirtian Susanto, Kapolsek VII Koto Ilir Tebo, Wawancara dengan penulis 03 Maret 2020
1
Krisnaptik, Kedudukan Polri dan system kepolisian di era demokrasi, diakses melalui web https://krisnaptik.com/blog/kedudukan-polri-dan-system-kepolisian-di-era-demokrasi/ 29 Desember 2017
M Linggar Anggoro, Teori & Profesi Kehumasan,(Jakarta : PT Bumi Aksara, 2001 )
Moore, Frazier, H. Humas : Membangun Citra Dengan Komunikasi (Bandung :
PT Remaja Rosdakarya, 2005)
Rosady Ruslan, Manajemen Pubic Relations & Media Komunikasi (Jakarta : PTR aja Grafindo Persada, 2003)
Sugiyono, Methode Penelitian Pendekatan Kuantitatif,dan R&D. Bandung :
Alfabeta, 2010.
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta Rineka Cipta, 2000).
Susaningtiyas Nefo Handayani, Strategi dan Manajemen Humas Polri Dalam Membangun Citra Polri, Dalam Tesis Perpustakaan Universitas Indonesia
UIN Jakarta.2017
Team IT DISKOMINFO Kabupaten Tebo ”Sejarah Singkat Tebo”https://www.Te
bo.go.id/bat/statis-7-sejarah berdirinyakabupatentebo.htm. tanggal 14
Desember 2019
Undang-Undang Lalu Lintas No. 14 Tahun 1992 (Yogyakarta: Pustaka Timor, 1999), 22
Wardi Bachtiar, Metode Penelitian Ilmu Dakwah ,(Jakarta: Logos Wacana Ilmu,1997).
DAFTAR NAMA INFORMAN
NO NAMA STATUS
1. F. Indra Gunawan Bidang Humas
2. Jefry Simamora Bidang Humas Polsek Bagian
Administrasi renmin
3. Azmar Bidamg Humas
4. Dedi Wardiarto Bidang Monitor penerangan Informasi dan
Dokumentasi
DOKUMENTASI
(Dokumentasi bersamaan bapak bidang Humas dan bapak Dedi wardiarto
bidang monitor penerangan informasi dan dokumentasi Polsek
VII koto Ilir kabupaten Tebo)
(Dokumentasi dengan bapak Jefri Simamora dan bapak bidang Humas
Polsek VII koto Ilir kabupaten Tebo )
(Wawancara bersama bapak Jefri Simamora bidang Humas Polsek bagian
administrasi renmin Polsek VII koto Ilir kabupaten Tebo)