S M P L a b s c h o o l J a k a r t a P a g e | 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
SMP Labschool Jakarta adalah salah satu sekolah yang ikut serta dalam
mengkampanyekan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) dari kementrian pendidikan dan
kebudayaan. Di sekolah kami, siswa tidak hanya sekedar membaca buku, tapi juga
sudah mulai menulis dan menerbitkan buku. Sebuah inovasi kegiatan pembelajaran
yang masih jarang dilakukan di sekolah lainnya.
Hasil pengamatan kami sebagai guru TIK dan Bahasa Indonesia di SMP Labschool
Jakarta, rata-rata keterampilan menulis siswa masih rendah. Khususnya siswa-siswa di
kelas 7 yang belum tahu cara menulis cerita fiksi dan non fiksi. Lebih dari 85 % (225
orang) siswa dari 265 orang siswa diketahui belum terlatih menulis, sehingga
tulisannya masih kurang enak dibaca.
Tabel-1. Data siswa yang sudah dan belum terampil menulis dengan baik
belum sudah jumlah siswa
225
40
265
Data Tulisan Siswa Kelas 7
Berdasarkan observasi itu, perlu ditingkatkan dengan cara belajar dan berlatih
menulis. Siswa diajari cara menulis yang sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia yang
baik dan benar. Guru Bahasa Indonesia, berkolaborasi dengan guru TIK di sekolah.
Guru Bahasa Indonesia menyiapkan materi dan tugas-tugasnya, dan guru TIK
Meningkatkan Keterampilan Menulis Siswa Melalui Pembuatan Buku Fiksi dan Non Fiksi
S M P L a b s c h o o l J a k a r t a P a g e | 2
membantu mewujudkannya dalam kegiatan praktik komputer dengan tema pengolah
kata, dan disain grafis di laboratorium komputer sekolah.
Siswa diajari cara menulis cerita hayalan, dan cerita nyata. Siswa diminta menulis
cerita fantasi berbentuk fiksi dan cerita liburan berbentuk non fiksi. Pembuatan buku
fiksi dan non fiksi dilakukan dari kumpulan karya siswa yang dikirimkan ke email
kelas masing-masing. Pembuatan cover dan background buku serta pembatas judul
buku dilakukan oleh siswa sendiri didampingi guru TIK.
Dari buku kelas yang diterbitkan, diharapkan siswa dapat menjual karyanya dalam
pameran buku yang diadakan di sekolah. Hal ini juga melatih jiwa kewirausahaan
siswa dalam memasarkan buku yang sudah dituliskannya. Sekaligus melatih siswa
dalam menerapkan 4C, yaitu: communicating, collaborating, critical thinking, dan
creativity dalam kurikulum 2013.
Selain itu, terjadi kolaborasi guru Bahasa Indonesia dengan guru TIK di sekolah
dalam mengajari siswa menerapkan pembelajaran tematik yang terintegrasi ke mata
pelajaran bahasa Indonesia. Pembuatan buku fiksi dan non fiksi ini diharapkan dapat
meningkatkan keterampilan menulis siswa di sekolah. Siswa semakin senang membaca
dan menulis. Kegiatan Literasi di sekolah terus dikembangkan dengan kegiatan literasi
digital. Buku digital juga kami buat secara online dan bisa diunduh gratis.
Inovasi pembelajaran tematik yang dilakukan ini mudah diaplikasikan,
didiseminasikan, dan direplikasi guru lainnya di sekolah. Kolaborasi guru sangat
diperlukan dalam menulis secara kolaboratif. Masing-masing guru menjadi saling
melengkapi dalam kegiatan pembelajaran tematik. Proses pembuatan buku fiksi dan
non fiksi ini diharapkan dapat meningkatkan keterampilan menulis siswa. Hasil karya
siswa dapat dilihat dan dibaca dalam bentuk buku yang dipamerkan dalam pameran
hasil karya siswa di sekolah. Juga dapat dibaca secara online melalui blog guru dalam
bentuk buku digital di http://wijayalabs.com .
B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah meningkatkan keterampilan menulis siswa melalui pembuatan buku fiksi
dan non fiksi?
Meningkatkan Keterampilan Menulis Siswa Melalui Pembuatan Buku Fiksi dan Non Fiksi
S M P L a b s c h o o l J a k a r t a P a g e | 3
C. Tujuan Penelitian
1. Meningkatkan keterampilan menulis siswa melalui pembuatan buku cerita fiksi dan
non fiksi dengan cara bekerjasama di kelasnya masing-masing
2. Mengajak siswa menyenangi kegiatan membaca dan menulis
3. Menjual produk karya tulis siswa ke masyarakat sekolah dalam bentuk pameran
karya siswa
4. Mengkampanyekan gerakan Literasi Sekolah (GLS) dan Literasi TIK
5. Mendiseminasikan hasil inovasi pembelajaran kepada teman sejawat
D. Manfaat Penelitian
1. Meningkatkan keterampilan menulis dan melatih siswa belajar membuat buku
cerita fiksi dan non fiksi di kelas masing-masing.
2. Membuat siswa mampu berkreativitas dan berkolaborasi atau bekerjasama dalam
tim sekaligus belajar berjualan buku hasil karya siswa dalam pameran buku.
3. Membuat siswa menjadi semakin kreatif dan terampil dalam menulis dan
mengembangkan imajinasinya.
4. Melatih siswa mampu menulis cerita fiksi dan non fiksi.
5. Bagi guru akan memperkaya khasanah pengetahuan tentang praktik gerakan literasi
di sekolah dan mengembangkan kemampuan literasi digital
6. Bagi sekolah akan menambah jumlah buku di perpustakaan sekolah dengan hasil
karya tulis siswa yang original.
E. Dampak
1. Siswa menjadi gemar membaca buku baik fiksi maupun non fiksi
2. Siswa menjadi tahu bahwa menulis buku bukanlah pekerjaan yang sia-sia
3. Gerakan literasi sekolah (GLS) dan digital literasi semakin dikembangkan
4. Siswa memiliki pengalaman menulis dan menerbitkan bukunya sendiri serta
kendala-kendala yang dihadapinya
5. Siswa lebih percaya diri dalam menuliskan imajinasi dan mengembangkan
kreativitas menulisnya.
Meningkatkan Keterampilan Menulis Siswa Melalui Pembuatan Buku Fiksi dan Non Fiksi
S M P L a b s c h o o l J a k a r t a P a g e | 4
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Keterampilan Menulis
Keterampilan menulis merupakan salah satu jenis keterampilan berbahasa yang
harus dikuasai siswa. Banyak ahli telah banyak mengemukakan pengertian menulis.
Menurut pendapat Nurul Fithrati (2010:59), keterampilan menulis adalah kemampuan
mengungkapkan gagasan, pendapat, dan perasaan kepada pihak lain dengan melalui bahasa
tulis. Ketepatan pengungkapan gagasan harus didukung dengan ketepatan bahasa yang
digunakan, kosakata dan gramatikal dan penggunaan ejaan.
Menurut Dalman (2016:4), keterampilan menulis merupakan suatu keterampilan
menuangkan pikiran, gagasan, pendapat tentang sesuatu, anggapan terhadap suatu
pernyataan keinginan, atau pengungkapan perasaan dengan menggunakan bahasa tulis.
Menurut Henry Guntur Tarigan (2008:3), keterampilan menulis adalah salah satu
keterampilan berbahasa yang produktif dan ekspresif yang dipergunakan untuk
berkomunikasi secara tidak langsung dan tidak secara tatap muka dengan pihak lain.
Sedangkan menurut Byrne (Phyllis dan Mary, 2008:71), keterampilan menulis
karangan atau mengarang adalah menuangkan buah pikiran ke dalam bahasa tulis melalui
kalimat yang dirangkai secara utuh dan jelas sehingga dapat dikomunikasikan kepada
pembaca dengan berhasil. Menurut pendapat Burhan Nurgiyantoro (2001:273), menulis
adalah aktivitas mengungkapkan gagasan melalui media bahasa.
Menulis merupakan kegiatan produktif dan ekspresif sehingga penulis harus
memiliki kemampuan dalam menggunakan kosakata, tata tulis, dan struktur bahasa. Atar
Semi (1993:47), mengartikan keterampilan menulis sebagai tindakan memindahkan pikiran
dan perasaan ke dalam bahasa tulis dengan menggunakan lambang-lambang. Senada
dengan pendapat tersebut, menurut Harris (Ahmad Rofi’uddin dan Darmiyati Zuhdi,
1999:276) keterampilan menulis diartikan sebagai kemampuan menggunakan bahasa untuk
menyatakan ide, pikiran atau perasaan kepada orang lain dengan gunakan bahasa tulis.
Menulis merupakan aktivitas pengekpresian ide, gagasan, pikiran atau perasaan ke
dalam lambang-lambang kebahasaan. Sedangkan menurut Suparno dan Mohammad Yunus
(2008:1.3), menulis merupakan kegiatan menyampaikan pesan (komunikasi) dengan
mengunakan bahasa tulis sebagai media atau alatnya. Dalam komunikasi tulis setidaknya
terdapat empat unsur yang terlibat yaitu (1) penulis sebagai penyampai pesan, (2) isi
Meningkatkan Keterampilan Menulis Siswa Melalui Pembuatan Buku Fiksi dan Non Fiksi
S M P L a b s c h o o l J a k a r t a P a g e | 5
tulisan atau pesan, (3) saluran atau medianya berupa tulisan dan (4) pembaca sebagai
penerima pesan. Menurut Dalman (2016:5), keterampilan menulis adalah keterampilan
dalam pembuatan huruf, angka, nama, suatu tanda bahasa apapun dengan suatu alat tulis
pada suatu halaman tertentu. Sedangkan mengarang adalah segenap rangkaian kegiatan
seseorang dalam mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis
kepada masyarakat pembaca untuk dipahami.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat dikemukakan bahwa keterampilan
menulis adalah keterampilan menuangkan ide, gagasan, perasaan dalam bentuk bahasa
tulis sehingga orang lain yang membaca dapat memahami isi tulisan tersebut dengan baik.
B. Buku Fiksi dan Non Fiksi
Buku fiksi adalah buku yang berisi cerita atau kejadian yang tidak sebenarnya.
Sedangkan buku nonfiksi adalah buku yang berisikan kejadian sebenarnya yang
disampaikan menurut pendapat/opini/kajian penulis. Dengan kata lain, buku fiksi adalah
buku yang di dalamnya berisi cerita rekaan atau khayalan. Pengertian tentang buku non
fiksi, karangan nonfiksi adalah karangan yang di buat atas dasar fakta atau hal yang benar-
benar terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kata lain non fiksi merupakan karya
yang bersifat faktual atau peristiwa yang benar-benar terjadi. Semua hal yang terkandung
dalam buku non fiksi adalah nyata dalam kehidupan.
Beda antara fiksi dan non fiksi terdapat pada imajiner atau tidak dan fakta atau
tidak. Perbedaan tersebut tidak mempengaruhi gaya bahasa. Bahasa yang digunakan
bersifat denotatif dan mengarah pada pengertian yang terbatas sehingga tidak berarti
ganda. Buku fiksi biasanya berupa hayalan dan buku non fiksi berupa kisah nyata.
Setelah tahu pengertian di atas, siswa sekolah kami mencoba membuat buku sendiri
secara keroyokan di kelas masing-masing. Anak anak SMP Labschool Jakarta kelas 7 kami
ajari membuat dan menerbitkan buku sendiri. Ada dua buku yang kita buat. Buku fiksi dan
non fiksi. Itulah salah satu cara kami dalam mengkampanyekan Gerakan Litetasi Sekolah
atau GLS yang dibina oleh kementrian pendidikan dan kebudayaan.
Cerita fiksi berisi tentang cerita fantasi yang mereka buat dari imajinasi mereka.
Cerita non fiksi berisi tentang cerita liburan sekolah mereka. Cerita diangkat dari kisah
nyata mereka melaksanakan liburan sekolah. Kedua buku ini menjadi menarik. Sebab
proses pembuatannya dilakukan dengan cara keroyokan atau bersama sama. Isinya pun
pasti menarik karena ditulis oleh siswa SMP kelas 7 yang mulai berangkat remaja.
Meningkatkan Keterampilan Menulis Siswa Melalui Pembuatan Buku Fiksi dan Non Fiksi
S M P L a b s c h o o l J a k a r t a P a g e | 6
Mereka saling berkerjasama dalam kelompok untuk menyelesaikan bukunya
masing masing. Mulai dari proses penulisan cerita sampai editing dilakukan oleh mereka.
Bagian cover and background buku dibuat oleh setiap siswa. Cover atau bagian depan
buku terbaik akan dipilih untuk menjadi cover buku utama. Begitu juga bagian belakang
buku serta bagian tengah buku yang mencantumkan judul buku dan nama penulisnya.
C. Kerangka Berpikir
Dalam proses pembuatannya diperlukan waktu sekitar 3 bulan untuk menyelesaikan
satu buku. Jadi diperlukan waktu sekitar 6 bulan untuk menyelesaikan 2 buah buku. Hal
yang paling lama dilakukan adalah proses editing dan menunggu siswa lainnya selesai
menulis artikelnya. Menulis secara kolaborasi terjadi diantara siswa. Mereka saling
mengoreksi dan menjadi editornya. Itulah gambaran yang akan terjadi.
Dari data awal terlihat kemampuan menulis siswa rendah. Kemampuan menulis
siswa juga ternyata berbeda-beda. Guru harus sabar dan telaten melatih mereka. Juga
dibutuhkan semangat dan keterampilan menulis yang diajarkan oleh guru. Bimbingan dan
motivasi guru sangat diperlukan. Oleh karena itu kolaborasi guru bahasa indonesia dengan
guru TIK sangat diperlukan dalam proses pembuatan buku ini. Sekaligus juga melatih
siswa yang sudah terampil menulis menjadi tutor sebaya.
Setelah draft buku itu jadi, lalu dikirimkan ke pihak percetakan untuk dicetak.
Kemudian dari percetakan dikirimkan ke sekolah. Pihak percetakan akan mencetak buku
bila sudah tidak ada perbaikan lagi di sana sini. Untuk proses ini butuh waktu hampir
sebulan. Guru mengupload bentuk digitalnya di blog pribadi guru. Hal ini dilakukan agar
siswa mengunduh dan membaca dulu draft buku mereka yang sudah diupload di
https://wijayalabs.com/2017/05/09/unduh-buku-non-fiksi-kelas-7-smp-labschool-jakarta/ .
Dalam buku pokoknya menulis karya A Chaedar, keterampilan menulis dapat
ditingkatkan dengan cara menulis secara berjamaah. Artinya kegiatan menulis dilakukan
secara bersama-sama atau keroyokan. Setiap siswa di sekolah dapat diajarkan cara menulis
secara kolaborasi. Mereka dapat saling bekerja sama dengan siswa di kelasnya masing-
masing. Setiap kelas wajib memproduksi 2 buah buku, yaitu buku cerita fiksi dan buku
cerita non fiksi. Mereka menulis seperti sholat yang ditulis dalam buku almarhum Nusa
Putra (2014:31). Juga diperkuat buku-buku keterampilan menulis lainnya.
Hal itulah yang telah kami lakukan dalam mengkampanyekan gerakan literasi di
sekolah (GLS). Siswa tidak hanya sekedar diajak membaca buku di sekolah. Namun sudah
Meningkatkan Keterampilan Menulis Siswa Melalui Pembuatan Buku Fiksi dan Non Fiksi
S M P L a b s c h o o l J a k a r t a P a g e | 7
diajari cara membuat buku. Proses kerjanya memang cukup lama dan memerlukan
bimbingan guru secara langsung. Konsep/Teori yang melandasi karya inovasi
pembelajaran ini kami aplikasikan dalam pembelajaran TIK dan Bahasa Indonesia.
Mereka yang ingin menulis buku harus rajin membaca buku. Sebab perbendaharaan
katanya tak akan pernah habis. Banyak kata dan kalimat yang bisa dikembangkan dari apa
yang dibacanya. Kemampuan berpikir secara logis dan analisis menjadi semakin terjaga
bila siswa senang dan gemar membaca buku. Kemampuan nalarnya akan hidup bila
menulis cerita fiksi dan non fiksi.
Di SMP Labschool Jakarta, siswa kelas 7 sudah mulai diajari cara menulis dan
menerbitkan buku. Siswa dibagi dalam beberapa kelompok. Setiap siswa diwajibkan
menulis cerita fiksi dan non fiksi. Lalu mereka saling menjadi editornya. Dengan menulis
secara kolabosi mereka dapat saling melengkapi dan membaca hasil karya teman teman
sekelasnya. Pembuatan cover buku atau bagian depan dikerjakan oleh mereka sendiri. Juga
bagian background atau bagian belakang buku yang dibimbing oleh guru TIK.
Buku Pokoknya Menulis karya A. Chaedar Alwasilah dan Senny Suzanna
Alwasilah (2007:21) dan Ismail Kusmayadi (2007:47) menjadi pedoman kami dalam
mengajari siswa menulis secara kolaborasi. Cara baru menulis dengan metode kolaborasi
ini ternyata sangat cocok diterapkan dalam menawarkan cara dan pendekatan non
konvensional dalam menulis. Siswa nampak sangat senang menulis dengan metode
kolaborasi ini. Siswa bisa saling melengkapi dan menulis dengan hati serta membangun
motivasi menulis.
Siswa diarahkan untuk berlatih menulis dari apa yang ada dalam alam pikirannya.
Siswa diberikan kesempatan mengembangkan kreativitas dan imajinasinya dalam menulis.
Kegiatan menulis ini kami yakini dapat meningkatkan kemampuan siswa menulis secara
kolaborasi. Mereka menulis tentang kisah nyata liburan mereka dan menulis cerita fantasi
sesuai imajinasinya. Catatan harian yang ditulis ini memungkinkan siswa belajar menulis
setiap hari. Siswa akan berlatih menyatakan pikiran dan imajinasinya dari berlatih menulis.
Mantra ajaib menulislah setiap hari dan buktikan apa yang terjadi dapat menjadi motivasi
penting untuk siswa belajar menulis setiap hari. Siapapun bisa menulis sepanjang dia mau
menulis. Tidak ada yang tidak mungkin sepanjang kita mau berusaha keras melakukannya.
Mulailah dengan niat di dalam hati. Menulis dengan hati akan lebih punya makna.
Setelah semua siswa menulis, lalu dirajutkan tulisan itu menjadi sebuah buku. Bila
dalam sekelas jumlah siswa 40 orang dan masing masing siswa menulis 5 lembar kertas
Meningkatkan Keterampilan Menulis Siswa Melalui Pembuatan Buku Fiksi dan Non Fiksi
S M P L a b s c h o o l J a k a r t a P a g e | 8
ukuran A4 maka akan ada 200 halaman yang siap jadi buku. Hal ini akan terwujud bila
dilakukan melalui cara keroyokan atau kebersamaan dalam kelas mereka.
Dengan program pengolah kata seperti microsoft word, mereka dapat melayout dan
menyusunnya dari halaman pertama sampai halaman terakhir. Tak lupa dituliskan biodata
penulisnya lengkap dengan foto. Lalu kemudian daftar isi buku.
Kata pengantar buku dan undang-undang hak cipta nomor 28 tahun 2014 dibuatkan
oleh siswa. Kemudian mereka meminta kata pengantar guru pembimbing dan kepala
sekolah. Setelah proses editing selesai, maka ketua kelas menyampaikan kepada guru
pembimbing perihal draft bukunya sudah siap untuk dicetak.
Guru pembimbing memberikan naskah siswa kepada pihak percetakan untuk
dicetak menjadi sebuah buku yang punya nilai jual. Begitu buku selesai siswa diminta
memamerkan hasil karyanya dalam pameran buku di sekolah. Setiap siswa wajib membeli
buku hasil karyanya dan menjualnya kepada siswa kelas lainnya dalam pameran buku yang
diadakan oleh sekolah.
Hasil keuntungan penjualan buku akan menambah pemasukan kas kelas mereka.
Begitulah sedikit kisah nyata pengalaman kami membuat buku secara kolaborasi. Semoga
dapat dipahami oleh pembaca. Modal pembuatan buku dilakukan secara bersama sama
dengan cara menyisihkan uang jajan siswa selama 2 bulan. Sehingga siswa mengeluarkan
biaya tidak lebih dari Rp. 50.000,- (Lima puluh ribu rupiah). Bagi siswa yang mengalami
kesulitan dana dapat membuatnya dalam bentuk digital dan tidak usah dicetak.
D. Metode
A. Desain Penelitin
Desain penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dimana
setiap siklus dilakukan dari mulai perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.
Peneliti menggunakan 2 siklus, dimana setiap siklus diperkirakan berjalan selama 3
bulan.
B. Subyek dan Obyek Penelitian
Subyek dan obyek penelitian ini adalah siswa kelas 7 SMP Labschool
Jakarta dari kelas 7A sampai kelas 7G dengan jumlah 265 orang siswa. Setiap kelas
diisi rata-rata oleh 38 orang siswa.
Meningkatkan Keterampilan Menulis Siswa Melalui Pembuatan Buku Fiksi dan Non Fiksi
S M P L a b s c h o o l J a k a r t a P a g e | 9
Buku fiksi dikerjakan siswa dari bulan Oktober sampai bulan Desember
2016. Sedangkan buku cerita non fiksi dikerjakan siswa dari bulan Februari sampai
bulan April 2017.
Pameran buku dilaksanakan pada bulan Januari 2017 untuk buku fiksi dan
bulan Mei 2017 untuk buku non fiksi.
C. Instrumen Pengumpulan Data
Di dalam penyusunan instrumen pengumpulan data suatu penelitian, data
yang dihasilkan harus mempunyai kebenaran yang dapat diukur serta mempunyai
konsistensi kebenaran terhadap suatu objek sehingga adanya relevansi antara
hipotesa dan kenyataan yang diperoleh melalui pengalaman secara optimal yang
dengannya kesahihan penelitian dapat diterima secara logis oleh akal. Contoh
Instrumen penilaian hasil karya tulis siswa dapat dilihat di bagian lampiran.
Jenis instrumen pengumpulan data, disebut juga alat evaluasi. Menurut
Mulyasa (2010:23), secara garis besar terbagi menjadi dua macam, yaitu : (1)
Instrumen Tes, (2) Instrumen Non Tes. Instrumen tes merupakan serentetan
pertanyaan, lembar kerja atau sejenisnya yang dapat dipergunakan untuk mengukur
pengetahuan, keterampilan, bakat, dan kemampuan dari subjek penelitian.
Lembar instrumen berupa tes ini berisi soal-soal tes yang terdiri dari butir-
butir soal, baik itu yang ada pada angket, observasi atau wawancara. Contohnya
adalah tes formatif, baik yang bersifat objektif (multiple choice) atau Essay.
Sedangkan instrumen non tes merupakan instrumen yang berupa selain dari pada
bentuk pertanyaan-pertanyaan, tetapi biasanya berupa dokumentasi sebagai
portofolio, dan menurut Basuki Wibawa (2012 : 141) ditambahkan dengan Focus
Group Discussion (FGD) yaitu teknik pengumpulan data yang umumnya dilakukan
pada penelitian kualitatif dengan tujuan menemukan makna sebuah tema menurut
pemahaman sebuah kelompok.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan data pengamatan secara
langsung dan berupa wawancara siswa, baik secara lisan maupun tulisan.
Pengambilan data dilakukan secara offline pada siklus satu dan online pada siklus
kedua. Hal itu dilakukan untuk mendapatkan data yang utuh dan komprehenship
dalam pembuatan laporan penelitian. Contoh wawancara berbentuk tulisan, dapat
dibaca seperti di bawah ini.
Meningkatkan Keterampilan Menulis Siswa Melalui Pembuatan Buku Fiksi dan Non Fiksi
S M P L a b s c h o o l J a k a r t a P a g e | 10
Soal wawancara tertulis TIK:
1. Jelaskan apa yang di maksud dengan teknologi informasi dan sebutkan contohnya!
Jawab: Istilah umum untuk teknologi apa pun yang membantu manusia dalam
membuat, mengubah, menyimpan, mengomunikasikan dan/atau menyebarkan
informasi. TI menyatukan komputasi dan komunikasi berkecepatan tinggi untuk
data, suara, dan video. Contoh dari Teknologi Informasi bukan hanya berupa
komputer pribadi, tetapi juga telepon, TV, peralatan rumah tangga elektronik, dan
peranti genggam modern (misalnya ponsel)
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan teknologi komunikasi dan sebutkan
contohnya! Jawab: Peralatan perangkat keras (hardware) dalam sebuah struktur
organisasi yang mengandung nilai-nilai sosial yang memungkinkan setiap individu
mengumpulkan, memproses dan saling tukar menukar informasi dengan individu-
individu lain.contohnya handphone dan faxsimile
3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dan
sebutkan contohnya!
Jawab: TIK adalah sebuah payung besar terminologi yang mencakup seluruh
peralatan teknis untuk memproses dan menyampaikan informasi. TIK mencakup
dua aspek yaitu teknologi informasi dan teknologi komunikasi yang sering pula
dengan sebutan komputer. Teknologi informasi adalah yang meliputi segala hal
yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan
pengelolaan informasi. Contohnya, laptop dan computer.
4. Apa saja manfaat TIK dalam kehidupan sehari-hari? (minimal 3) Jawab:
Dengan Televisi manusia dapat melihat peristiwa yang terjadi ditempat lain.
Dengan Telephone genggam manusia dapat berkomunikasi dengan orang lain
yang jaraknya jauh.
Dengan Komputer manusia dapat menyimpan serta memperoleh data sebagai
informasi.
Dengan internet manusia bisa saling berkomunikasi dan berbagi informasi dari
jarak yang sangat berjauhan.
Meningkatkan Keterampilan Menulis Siswa Melalui Pembuatan Buku Fiksi dan Non Fiksi
S M P L a b s c h o o l J a k a r t a P a g e | 11
5. Mengapa mata pelajaran TIK penting untuk siswa SMP! Jelaskan! Jawab:
Sebab dalam pelajaran TIK anak-anak akan diajarkan menjadi seorang produsen
pengetahuan di bidang Teknologi komunikasi, dan Informasi (TIK). Mereka akan
mampu memanfaatkan TIK dalam kehidupan sehari-hari. Akan banyak proggamer
muda lahir, dan akan banyak anak muda yang mampu menggunakan internet secara
sehat. Mereka tidak lagi menjadi konsumen tetapi sudah menjadi produsen.
6. Mengapa keterampilan menulis siswa semakin meningkat setelah membuat buku
fantasi dan liburan sekolahku? Jelaskan!.
Jawab:
Karena dengan menulis itu siswa akan mengembangkan ide yang sudah lama ia
ingin tuliskan, tetapi tidak ada waktu untuk menulis akhirnya dengan ada
pembuatan buku ia bisa menuliskan ide-ide tersebut.
7. Apa dampak dari pembuatan buku fiksi dan non fiksi dalam kelasmu?
Jawab:
Dampak positifnya itu kita dapat bekerja sama, saling melengkapi tulisan, dan
belajar untuk disiplin soal waktu. Juga belajar jualan buku sendiri.
8. Kesulitan kesulitan apa saja yang kamu temui dalam proses pembuatan buku?
Dalam mengatur waktu bertemu, editing artikel, cover yang belum jadi, dan
pencetakan buku.
9. Mengapa menulis cerita fiksi lebih sulit dari cerita non fiksi?
Jawab:
Karena cerita fiksi itu harus dari imajinasi kita sendiri dan imajinasi itu datangnya
tidak tahu kapan sedangkan non fiksi itu berdasarkan kehidupan nyata.
Meningkatkan Keterampilan Menulis Siswa Melalui Pembuatan Buku Fiksi dan Non Fiksi
S M P L a b s c h o o l J a k a r t a P a g e | 12
10. Apakah TIK membantumu dalam proses pembuatan buku? Jawab:
Ya, Karena mempersingkat waktu dalam pembuatannya dan memudahkan kita
dalam proses pembuatan buku. Dengan TIK cover buku jadi lebih bagus.
Contoh Wawancara tertulis: Niswah Nur Sabrina 7C/29, kemudian peneliti
mendapatkan masukan agar membuat angket dalam bentuk online di google form.
D. Teknik analisis data
Teknik analisis data adalah suatu metode atau cara untuk mengolah sebuah
data menjadi informasi sehingga karakteristik data tersebut menjadi mudah untuk
dipahami dan juga bermanfaat untuk menemukan solusi permasalahan, terutama
adalah masalah tentang sebuah penelitian. Analisis data juga bisa diartikan sebagai
kegiatan yang dilakukan untuk merubah data hasil dari sebuah penelitian menjadi
informasi yang nantinya bisa dipergunakan untuk mengambil sebuah kesimpulan.
Tujuan dari analisis data adalah untuk mendeskripsikan sebuah data
sehingga bisa dipahami, dan juga untuk membuat kesimpulan atau menarik
kesimpulan mengenai karakteristik populasi yang berdasarkan data yang diperoleh
dari sampel, yang biasanya ini dibuat dengan dasar pendugaan dan pengujian
hipotesis. Dari data penelitian yang didapatkan, diharapkan 100 persen siswa
mengerjakan tulisannya dengan baik. Bila terlambat, maka proses pembuatan buku
menjadi lama dan ini akan menjadi kelas tersebut terlambat menerbitkan buku.
Tabel.2
Data Tulisan Siswa Kelas 7A sampai 7G SMP Labschool Jakarta yang diharapkan
Kelas Jumlah Siswa Tulisan Fiksi Tulisan Non Fiksi7A 38 100 % 100 %7B 38 100 % 100 %7C 38 100 % 100 %7D 38 100 % 100 %7E 38 100 % 100 %7F 38 100 % 100 %7G 37 100 % 100 %
BAB III
KARYA INOVASI PEMBELAJARAN
Meningkatkan Keterampilan Menulis Siswa Melalui Pembuatan Buku Fiksi dan Non Fiksi
S M P L a b s c h o o l J a k a r t a P a g e | 13
A. Ide Dasar
Ide dasar ini dimulai ketika penulis melihat pameran buku di Book Fair Senayan
Jakarta Pusat. Banyak buku dijual dan dipamerkan di sana. Namun hanya sedikit buku
yang dibuat oleh siswa SMP. Dari hasil observasi dan wawancara, kemampuan
keterampilan menulis siswa ternyata masih rendah. Perlu diajarkan langsung cara menulis
agar keterampilan menulisnya meningkat. Caranya dengan menulis dan membuat buku
secara kolaborasi. Setiap siswa diminta untuk menulis cerita fantasi dan liburan.
Sebagai seorang guru TIK, peneliti merasa terpanggil untuk mengajari siswa
membuat bukunya sendiri. Dari ide itu peneliti berkolaborasi dengan guru Bahasa
Indonesia. Dalam materi ada topik tentang cerita fantasi di Bab 2 halaman 43 kelas 7
dalam buku mata pelajaran Bahasa Indonesia di kurikulum 2013. Gayungpun bersambut,
lalu guru Bahasa Indonesia membantu membuat proyek ini agar terwujud.
Siswa belajar bersama membuat buku cerita fiksi dan non fiksi. Guru TIK dan Guru
Bahasa Indonesia saling berkolaborasi. Cerita fiksi dibimbing oleh pak Ahmad Mulyadi,
Guru Bahasa Indonesia SMP Labschool Jakarta, dan Cerita Non Fiksi dibimbing oleh
Wijaya Kusumah selaku guru TIK SMP Labschool Jakarta.
Dalam buku Bahasa Indonesia kelas 7 halaman 44 dituliskan tentang cerita fantasi.
Cerita fantasi merupakan salah satu genre cerita yang sangat penting untuk melatih
kreativitas. Berfantasi secara aktif bisa mengasah kreativitas. Pembaca bisa menjadi
penulis hebat. Harry Potter termasuk penulis cerita fantasi yang sangat terkenal. Di
Indonesia kita memiliki penulis hebat yang menulis berbagai cerita fantasi. Di antara
penulis hebat cerita fantasi itu adalah Ugi Agustono dan Joko Lelono. Ugi Agustono
menulis cerita fantasi berdasarkan pengamatan terhadap komodo dan suasana di pulau
Komodo. Joko Lelono juga menulis cerita fantasi dengan nuansa lokal. Pembaca juga
dapat belajar menulis fantasi dengan belajar secara tekun dan tidak takut berkreasi. Siswa
dapat seperti mereka.
Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMP, ada 2 jenis karangan atau cerita
yang kita kenal yaitu:
1. Karangan Fiksi
Karangan Fiksi yaitu karangan yang berisi kisahan atau cerita yang dibuat
Meningkatkan Keterampilan Menulis Siswa Melalui Pembuatan Buku Fiksi dan Non Fiksi
S M P L a b s c h o o l J a k a r t a P a g e | 14
berdasarkan khayalan atau imajinasi pengarang. Fiksi atau cerita rekaan biasanya
berbentuk novel, dan cerita pendek (cerpen). Fiksi ilmiah atau fiksi ilmu pengetahuan
adalah fiksi yang ditulis berdasarkan ilmu pengetahuan, teori, atau spekulasi ilmiah.
Karangan fiksi berusaha menghidupkan perasaan atau menggugah emosi pembacanya.
Itulah sebabnya, tulisan ini lebih dipengaruhi oleh subjektifitas pengarangnya.
Bahasa tulisan fiksi selain bermakna denoktatif juga konotatif, dan asosiatif yaitu
makna tidak sebenarnya. Selain itu juga bermakna ekspresif yaitu membanyangkan
suasana pribadi pengarang. Bahasa tulisan fiksi juga sugestif yaitu bersifat
mempengaruhi pembaca dan plastis yaitu bersifat indah untuk menggugah perasaan
pembaca.
Contoh cerita Fiksi:
Ruang Dimensi Alpha
Karya: Ratna Juwita“Kau harus membawanya kembali!” Erza berteriak kalang kabut. Aku gugup. Bingung. Tak tau apa yang harus kuperbuat, sedangkan manusia dengan wajah setengah kera itu memandang sekeliling. Manusia purba itu menemukanku ketika aku memasuki dimensi alpha. Tanpa kusadari ia mengikutiku. Manusia purba itu akan mati jika tidak kembali dalam waktu 12 jam.
“Aku harus membawa dia kembali!” teriakku.
Erza menghempaskan tubuhnya pada meja kontrol laboratorium dengan kesal. Ardi berteriak lantang ”Jangan main-main Don!” Ardi menatapku dengan tajam. “Padahal..,” Erza tercekat, “Aku tahu Er kita tinggal punya waktu 8 jam”. Aku terus berusaha meyakinkan sabahatsahabatku.
“ Jika kamu mengembalikan manusia purba melebihi 8 jam, berarti tamat riwayatmu.” Kembali Erza dan Ardi menatapku tajam.
Aku mengotak-atik komputer Luminaku dengan cepat. Aku memutuskan untuk tetap mengembalikan manusia purba itu.
“Sistem oke!”
Manusia purba itu harus hidup. Setiap mahkluk berhak untuk hidup. Aku yang membawanya, aku juga yang harus mengembalikannya. Orang tuaku tak pernah mengajarkanku untuk melarikan diri sesulit apapun masalah yang kuhadapi.
Ku klik tombol ‘run’ pada layar monitor Lumina di depanku dan diikuti gelombang biru mirip Aurora memenuhi ruangan. Pagar Asteroid terbuka lebar, memberikan ruang cukup untuk kulewati bersama manusia purba itu. Ruangan penuh asap dengan pohon-pohon yang meranggas. Hampir 8 jam, manusia purba tetap memegang tanganku. Kurang 10 menit aku lepaskan tangan manusia purba. Kujabat erat dan aku lari menuju lorong dimensi alpha. Kurang 10 menit lagi waktu yang tersisa dan aku masih
Meningkatkan Keterampilan Menulis Siswa Melalui Pembuatan Buku Fiksi dan Non Fiksi
S M P L a b s c h o o l J a k a r t a P a g e | 15
di lorong dimensi alpha. Aku berpikir ini takdir akhir hidupku. Tiba-tiba kudengar teriakan keras dan goncangan hebat. Aku terlemapar kembali ke laboratoriumku.
Alarm berbunyi. Gelombang dimensi alpha semakin mengecil.
Badanku lemas seakan rontok semua sendiku. Aku menengadah dan kulihat sahabat-sahabatku mengelilingiku. Semua alat di laboratorium ini pecah berantakan. Tinggal laptop Luminaku yang masih menyala. “Ardi maafkan aku! Maaf telah merusak labolatorium untuk penelitian ini,” kataku mengiba.
“Gak apa-apa asalkan dirimu bisa selamat,” Ardi memelukku dengan erat. Kulihat Erza membawa air minum untukku. Tidak menyangka aku bisa berhasil dikembalikan dan hidup lagi secara biasa. Manusia purba itu juga berhasil kembali ke habitatnya pada 500 tahun sebelum masehi. Aku dapat melihatnya dengan jelas di layar laptop. Manusia purba itu tersenyum sambil melambaikan tangan ke arahku.
2. Karangan non fiksi
Karangan non fiksi yaitu karangan yang dibuat berdasarkan fakta, realita, atau hal-
hal yang benar-benar dan terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari. Tulisan non fiktif
biasanya berbentuk tulisan ilmiah dan ilmiah populer, biografi, laporan, artikel, feature,
skripsi, tesis, desertasi, makalah, dan sebagainya.
Menurut Ismail Kusayadi (2007:47), karangan non fiktif berusaha mencapai taraf
objektifitas yang tinggi, berusaha menarik, dan menggugah nalar (pikiran) pembaca.
Bahasa karangan nonfiktif bersifat denotative dan menunjukkan pada pengertian yang
sudah terbatas sehingga tidak bermakna ganda. Tulisan non fiksi sering disebut juga
tulisan ilmiah. Keilmiahan ini ditandai dengan penggunaan fakta sebagai dasar.
Contoh karangan non fiksi:
LIBURAN SEKOLAHKU YANG MENYENANGKAN
Tanggal 20 Desember 2016 adalah hari libur semester 1 SMP Labschool Jakarta. Pada hari pertama libur sekolah, saya pergi ke Kuningan untuk membuat visa ke UK. Di sana saya ditanyakan beberapa informasi tentang diri saya. Setelah membuat visa, saya dan keluarga saya pergi jalan jalan ke Plaza Senayan. Disana kami berbelanja,makan-makan,dan lain-lain.
Tanggal 22-31 Desember 2016 adalah hari yang cukup membosankan karena saya tidak pergi kemana-mana. Saya hanya pergi jalan jalan ke mall untuk makan dan berbelanja. Setelah pergi ke mall saya hanya bermain video game di rumah. Pada jam 16.00 WIB sore, saya keluar rumah dan menuju lapangan basket dan bermain basket sampai jam 18:30 WIB.
Meningkatkan Keterampilan Menulis Siswa Melalui Pembuatan Buku Fiksi dan Non Fiksi
S M P L a b s c h o o l J a k a r t a P a g e | 16
Tanggal 1-8 Januari 2017 adalah hari libur yang sangat menyenangkan. Saya dan keluarga saya pergi ke malang. Sesaat kami sampai di malang kami menaiki taxi ke hotel. Sesampainya di hotel saya dan keluarga saya langsung pergi makam. Pemandangan di malang sangat bagus sehingga saya banyak sekali mengambil foto. Keesokan harinya saya pergi ke Jawa Timur Park 2. Di sana saya dan keluarga pergi ke Batu Secret Zoo. Di Batu Secret Zoo kami melihat banyak binatang yang langka dan terancam punah. Saya mengambil banyak foto dari kebun binatang tersebut.
Di Jatim Park 2 juga ada banyak wahana permainan yang seru seperti roller coaster, panahan, dan lain-lain. Setelah menyelesaikan jatim park 2, keesokan harinya saya pergi ke museum angkut. Di museum itu saya melihat barang barang antik yang dipajang dan juga ada beberapa tempat untuk berfoto-foto. Di dalam museum angkut ada beberapa bagian yaitu bagian eropa, Buckingham, Hollywood, Las Vegas, dan lain-lain.
Keesokan harinya saya pergi ke Predator Fun Park. Di sana terdapat beberapa hewan buas, reptil,dll. Salah satunya adalah buaya, ular, piranha, alligator,dll.
Setelah selesai liburan ke Malang saya menaiki lion air untuk menuju Jakarta. Sesampainya di Jakarta saya langsung pulang menaiki taxi dan beristirahat di rumah. Liburan semester 1 ini sangat menyenangkan tetapi sedikit membosankan.
B. Rancangan Karya Inovasi Pembelajaran
Sampai saat ini belum banyak sekolah yang menulis dan menerbitkan buku
sendiri. Dari hasil survey di group WA FPGI/KOGTIK dan media social facebook serta
wawancara guru di sekolah lainnya, penulis belum menemukan sekolah yang mengajari
siswanya membuat buku sendiri. Dari materi memahami dan mencipta cerita fantasi di
mata pelajaran Bahasa Indonesia SMP kelas 7, ide itu muncul. Materi TIK yaitu
menggunakan pengolah kata bisa masuk ke dalam tema tersebut sehingga guru dapat
menerapkan metode tematik integratif. Juga materi disain grafis untuk pembuatan cover
dan background buku.
Rancangan karya inovasi pembelajaran ini berbentuk buku fiksi dan non fiksi.
Ada 7 buah buku fiksi dan ada 7 buah buku non fiksi dari 7 kelas yang kami ajarkan.
Jumlah seluruh karya tulis adalah 14 buah buku. Semua buku itu diharapkan dapat
menambah jumlah buku di perpustakaan sekolah. Guru merancang proses pembuatan
buku fiksi dan non fiksi. Masing-masing buku dikerjakan dalam waktu sekitar 3 bulan.
C. Proses Penemuan/Pembaharuan
Meningkatkan Keterampilan Menulis Siswa Melalui Pembuatan Buku Fiksi dan Non Fiksi
S M P L a b s c h o o l J a k a r t a P a g e | 17
Penemuan dan pembaharuan yang didapatkan dari proses pembuatan buku fiksi dan
non fiksi adalah peneliti mendapatkan ilmu baru tentang menulis kolaborasi. Siswa
yang belum bisa menulis menjadi terbantu untuk menulis hasil karya tulisnya.
Originalitas tulisan siswa lebih terjaga karena bila siswa copy paste dari internet akan
ketahuan oleh siswa lainnya. Peran tutor sebaya menjadi penting.
Selain itu, buku fiksi dan non fiksi ini dapat menjadi model untuk sekolah lainnya.
Hal ini penulis komunikasikan dengan pakar literasi Indonesia, bapak Satria Dharma.
Beliau juga siap membantu untuk membinanya dan datang ke sekolah. Saat ini belum
banyak sekolah yang mengajari siswa untuk membuat dan menerbitkan buku. Baik
dalam bentuk buku cetak ataupun bentuk buku digital.
Dari hasil penelitian ini didapatkan peningkatan keterampilan menulis siswa
melalui pembuatan buku cerita fiksi dan non fiksi. Namun sayangnya belum 100 %
siswa dapat menulis artikelnya dengan baik. Masih banyak yang harus diedit dan
direvisi tulisannya. Setiap siswa akan membaca tulisan temannya, dan akan saling
terbantu dengan menulis secara kolaborasi. Tulisan siswa kemudian dikumpulkan ke
email kelas masing-masing dan disusun untuk menjadi buku dengan judul buku sesuai
kesepakatan mereka. Setiap kelas harus memiliki judul buku yang berbeda.
Siklus 1 Siklus20
50
100
150
200
250
300
Data Tulisan siswa Kelas 7
Sudah Belum Jumlah
Tabel.2 Data siklus 1 dan 2
Meningkatkan Keterampilan Menulis Siswa Melalui Pembuatan Buku Fiksi dan Non Fiksi
S M P L a b s c h o o l J a k a r t a P a g e | 18
Buku SIKLUS Belum Sudah Jumlah
Fiksi Pertama 5 260 265 Siswa
Non Fiksi Kedua 2 263 265 Siswa
Buku yang sudah selesai dicetak kemudian dipamerkan pada bulan Januari 2017
dalam pameran buku di sekolah dalam rangka mengkampanyekan gerakan literasi di
sekolah. Alhamdulillah hasil penjualan buku dan keuntungannya masuk ke kas kelas
mereka masing masing. Itulah salah satu cara kami menggerakkan budaya literasi di
sekolah dan mengembangkan literasi TIK di kalangan siswa. Sekaligus juga
meningkatkan keterampilan menulis siswa.
Dari angket secara tertulis yang disebarkan lewat google form, siswa sangat senang
dalam proses pembuatan buku ini. Mereka jadi tahu cara membuat buku dan prosesnya.
Semoga ke depan buku mereka sudah ber-ISBN dan dijual ke publik di luar sekolah.
Ketua Badan Pengelola Sekolah (BPS) Labschool UNJ sudah menyetujuinya.
Meningkatkan Keterampilan Menulis Siswa Melalui Pembuatan Buku Fiksi dan Non Fiksi
Gambar 1. Aplikasi Praktis Pembelajaran
S M P L a b s c h o o l J a k a r t a P a g e | 19
E. Aplikasi Praktis dalam Pembelajaran
Gambar 2. Skema Aplikasi Pembelajaran
Aplikasi praktis dalam pembelajaran ini dibagi ke dalam 2 siklus yaitu:
Siklus 1: Siswa Membuat Cerita Fantasi
Bulan Oktober 2016 Nopember 2016 Desember 2016
Kegiatan Penulisan buku Fiksi Editing buku Pencetakan Buku
Bulan Januari 2017 Pameran Buku Karya Tulis Siswa Kelas 7
1. Perencanaan
Guru merencanakan pembelajaran inovatif menyusun dan menerbitkan buku fiksi
dengan tema cerita fantasi dalam buku bahasa Indonesia kelas 7 versi kurikulum 2013.
Guru Bahasa Indonesia mengajari dan membimbing siswa menulis cerita fantasi sesuai
Meningkatkan Keterampilan Menulis Siswa Melalui Pembuatan Buku Fiksi dan Non Fiksi
Siswa Belum Terampil menulis Buku non
fiksi
Buku Fiksi
Praktik menulis
kolaborasi
S M P L a b s c h o o l J a k a r t a P a g e | 20
dengan kompetensi inti dan kompetensi dasar. Guru TIK membimbing siswa dalam
melayout buku dengan program pengolah kata (MS WORD) dan disain grafis (COREL
DRAW) untuk cover buku di laboratorium komputer SMP Labschool Jakarta.
2. Pelaksanaan
Guru melaksanakan pembelajaran inovatif dalam bentuk tematik integratif dimana
cerita fantasi menjadi tema dalam pembelajaran bahasa Indonesia kelas 7. Guru TIK
membimbing siswa dalam tema pengolah kata dan disain grafis di lab komputer dan di
kelas. Saat di kelas siswa membawa laptop sendiri dari rumah. Pembelajaran bahasa
indonesia diberikan selama 6 jam per minggu, sedangkan pembelajaran TIK diberikan
selama 2 jam pelajaran di kelas 7. Dalam pelaksanaan pembuatan buku fiksi, proses
editing cukup lama dilakukan. Siswa dibagi dalam beberapa kelompok supaya tulisan
siswa dapat selesai sesuai target yang diharapkan.
3. Pengamatan
Guru melakukan pengamatan dan melihat langsung proses pembuatan buku fiksi yang
dibuat oleh siswa. Guru TIK dan bahasa Indonesia saling berkolaborasi. Observasi
dilakukan secara langsung dalam bentuk praktik di lab komputer dan di kelas. Kegiatan
dilakukan sesuai rencana pembelajaran. Siswa yang belum baik menulisnya diedit oleh
temannya dalam kelompok. Peran guru hanya sebagai fasilitator dan motivator saja.
Nampak ada beberapa siswa dalam pelajaran bahasa Indonesia mengalami kesulitan
dalam menulis cerita fantasi. Semua hasil pengamatan dicatat dalam data siklus 1.
4. Refleksi
Guru melakukan refleksi diri, ternyata tidak mudah membimbing dan melatih siswa
menulis cerita fantasi. Mereka nampak mengalami kesulitan dalam membuat buku fiksi.
Akhirnya guru ikut turun tangan membantu mengedit tulisan siswa. Kemudian
mengirimkannya ke percetakan.
Siklus 2: Siswa Membuat Cerita Liburan
Bulan Februari 2017 Maret 2017 April 2017
Kegiatan Penulisan non Fiksi Editing Pencetakan Buku
Bulan Mei 2017 Pameran Buku Karya Tulis Siswa Kelas 7
Meningkatkan Keterampilan Menulis Siswa Melalui Pembuatan Buku Fiksi dan Non Fiksi
S M P L a b s c h o o l J a k a r t a P a g e | 21
1. Perencanaan
Guru merencanakan pembelajaran inovatif menyusun dan menerbitkan buku non fiksi
dengan tema cerita liburanku dalam buku bahasa Indonesia kelas 7 versi kurikulum
2013. Guru Bahasa Indonesia mengajari dan membimbing siswa menulis cerita liburan
sesuai dengan kompetensi inti dan kompetensi dasar. Guru TIK membimbing siswa
dalam melayout buku dengan program pengolah kata (MS WORD) dan disain grafis
(COREL DRAW) di laboratorium komputer SMP Labschool Jakarta. Guru TIK
menjadi pembimbing langsung dalam konten cerita liburanku yang menyenangkan.
2. Pelaksanaan
Guru melaksanakan pembelajaran inovatif dalam bentuk tematik integratif dimana
cerita liburan sekolah menjadi tema dalam pembelajaran TIK dan bahasa Indonesia
kelas 7. Guru TIK membimbing siswa dalam tema pengolah kata dan disain grafis di
laboratorium komputer dan di ruang kelas. Saat di kelas siswa membawa laptop sendiri
dari rumah. Pembelajaran bahasa Indonesia diberikan selama 6 jam per minggu,
sedangkan pembelajaran TIK diberikan selama 2 jam pelajaran di kelas 7 dalam bentuk
bimbingan TIK di kurikulum 2013. Kegiatan ini sekaligus juga menjadi contoh atau
model pembelajaran TIK dalam kurikulum 20013. Dimana mata pelajaran TIK
dihapuskan dalam kurikulum 2013 dan diganti mata pelajaran baru yang bernama
prakarya. Peran guru TIK berubah dari guru mata pelajaran menjadi bimbingan seperti
guru BK. Guru TIK membimbing siswa dalam layout pembuatan buku dan ikut
memotivasi siswa belajar TIK dan berlatih menulis cerita liburan.
3. Pengamatan
Guru melakukan pengamatan dan melihat langsung proses pembuatan buku non fiksi
yang dibuat oleh siswa. Guru TIK dan bahasa Indonesia saling berkolaborasi. Observasi
dilakukan secara langsung dalam bentuk praktik di laboratorium komputer dan di kelas.
Terlihat beberapa siswa mengalami kesulitan dalam menulis cerita liburan sekolah.
Alasannya sudah lupa pergi kemana saja di saat liburan sekolah. Bahkan ada 3 siswa
yang belum mengumpulkan tulisan narasinya. Sementera itu deadline waktunya sudah
habis. Narasi adalah suatu cerita berupa peristiwa atau kejadian dalam satu urutan
waktu. Kisah nyata atau pengalaman siswa selama liburan sekolah dituliskan untuk
disusun menjadi buku non fiksi.
Meningkatkan Keterampilan Menulis Siswa Melalui Pembuatan Buku Fiksi dan Non Fiksi
S M P L a b s c h o o l J a k a r t a P a g e | 22
4. Refleksi
Guru melakukan refleksi diri, ternyata memang tidak mudah membimbing dan melatih
siswa menulis cerita liburan. Ada yang menulis panjang dan ada yang menulis pendek.
Semua cerita mereka sangat menarik untuk dibukukan. Nampak keterampilan menulis
siswa mulai meningkat
E. Data Hasil Aplikasi Praktis Inovasi Pembelajaran
Dari data hasil aplikasi praktis inovasi pembelajaran, didapatkan data bahwa siswa
sangat menyukai belajar menulis dan menerbitkan buku secara langsung. Selain itu
kemampuan siswa dalam keterampilan komputer atau belajar TIK menjadi lebih terasah.
Terutama untuk materi pengolah kata dan disain grafis. Siswa sangat senang karena bisa
berimajinasi yang tinggi, bekerjasama dalam kelompok, dan terinspirasi untuk membuat
buku lagi secara kolaborasi. Terjadi peningkatan keterampilan menulis siswa.
Kesulitan yang dialami siswa adalah memikirkan kata-kata yang cocok atau tepat
untuk dituliskan dalam artikel atau cerpen yang mereka buat. Belajar menulis dengan baik
dan benar ternyata tidak mudah. Perlu belajar dan berlatih terus menerus dalam bentuk
menulis secara langsung. Sehingga mereka merasakan tulisannya semakin baik dengan
cara belajar menulis secara kolaborasi. Perbedaan pendapat dari siswa sulit sekali
disatukan. Terutama dalam penentuan cover buku hingga masalah isi buku. Mereka
berusaha untuk menampilkan hasil karyanya. Peran guru sangat diperlukan dalam hal ini.
Meningkatkan Keterampilan Menulis Siswa Melalui Pembuatan Buku Fiksi dan Non Fiksi
S M P L a b s c h o o l J a k a r t a P a g e | 23
F. Analisis Data Hasil Aplikasi Praktis Inovasi Pembelajaran
Berdasarkan data hasil aplikasi praktis inovasi pembelajaran didapatkan hasil sebagai
berikut di tabel 3:
Siklu
s 1
Pembuatan
Buku Fiksi
Imajinasi dan kreativitas
siswa dalam menulis mulai
terlihat
Menulis cerita fiksi lebih sulit
dari cerita non fiksi. Buku fiksi
ditulis berdasarkan imajinasi
siswa
Siklu
s 2
Pembuatan
Buku Non
Fiksi
Daya ingat siswa dalam
menuliskan kegiatan yang
telah dilakukannya akan
terbaca dalam tulisannya.
Menulis cerita non fiksi lebih
mudah dari cerita fiksi. Buku
non fiksi berdasarkan fakta dan
kisah nyata
G. Diseminasi
Laporan kegiatan penelitian ini telah kami diseminasikan dalam kegiatan workshop
elearning komunitas guru TIK dan KKPI di Bandung Provinsi JawaBarat, Banjarbaru
Provinsi Kalimantan Selatan, dan Makassar Provinsi Sulawesi Selatan.
Juga sudah kami sebarkan dalam kalangan terbatas di facebook group Komunitas
Guru TIK dan KKPI (KOGTIK), Komunitas Guru Indonesia (KGI) dan Ikatan Profesi
Guru Indonesia (IPGI). Tanggapan rekan sejawat sangat positif.
Alhamdulillah laporan karya tulis ini terpilih sebagai salah satu peserta dan
pemakalah untuk dipresentasikan dalam semnas kesharlindung kemdikbud tanggal 9
sampai 12 Mei 2017 di Swiss Belhotel Mangga Besar Jakarta.
Di acara semnas kesharindung banyak yang bertanya proses pembuatan buku dan
biaya cetaknya. Di kegiatan itu banyak pula yang meminta contoh buku cetaknya. Namun
karena jumlah bukunya terbatas, kami arahkan untuk mengunduh atau mendownload buku
digitalnya di blog http://wijayalabs.com.
Berikut ini adalah bukti foto-foto kegiatan desiminasinya bersama rekan sejawat
guru dari berbagai daerah dan mereka sangat antusias dengan laporan PTK ini.
Meningkatkan Keterampilan Menulis Siswa Melalui Pembuatan Buku Fiksi dan Non Fiksi
S M P L a b s c h o o l J a k a r t a P a g e | 24
Gambar 2. Foto Seminar Nasional Kesharindung Kemdikbud
Gambar 3. Foto Usai Presentasi Seminar Nasional Kesharindung Kemdikbud
Meningkatkan Keterampilan Menulis Siswa Melalui Pembuatan Buku Fiksi dan Non Fiksi
S M P L a b s c h o o l J a k a r t a P a g e | 25
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian didapatkan kesimpulan
bahwa untuk meningkatkan keterampilan menulis siswa dapat dilakukan dengan cara
mengajari siswa membuat buku cerita fiksi dan non fiksi secara kolaborasi. Dari
kegiatan ini siswa menjadi lebih termotivasi, memiliki imajinasi yang kuat, mempunyai
ide yang kreatif, lebih sering bercerita banyak hal, mengorganisasi gagasan secara
sistematis, dan siswa lebih gemar membaca buku karena rasa ingin tahu. Hampir 100 %
siswa sudah mampu menulis dengan baik. Keterampilan menulis siswa menjadi
meningkat melalui pembuatan buku fiksi dan non fiksi.
Hasil karya tulis siswa dipamerkan dan dijual di sekolah. Ada 14 buku dihasilkan,
yaitu 7 buku cerita fiksi dalam bentuk cerita fantasi, dan 7 buku cerita non fiksi dalam
bentuk cerita liburan sekolah. Karya tulis siswa menambah jumlah buku perpustakaan
sekolah. Kampanye gerakan literasi sekolah (GLS) dapat berjalan sesuai harapan
pemerintah. Siswa tidak hanya sekedar senang membaca buku, tapi juga menulis buku.
B. Saran
Meningkatkan Keterampilan Menulis Siswa Melalui Pembuatan Buku Fiksi dan Non Fiksi
S M P L a b s c h o o l J a k a r t a P a g e | 26
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan disampaikan beberapa saran sebagai
berikut:
1. Pembuatan buku fiksi dan non fiksi akan berhasil bila guru mampu memotivasi dan
menginspirasi siswa
2. Kondisi siswa yang belum terlatih dalam menulis dapat ditingkatkan dengan terus
menerus belajar menulis secara kolaborasi dengan materi yang sesuai dengan
kompetensi inti dan kopetensi dasar yang diajarkan di sekolah
3. Dukungan sekolah, guru, dan orang tua siswa sangat penting dalam
mengembangkan imajinasi dan kreativitas siswa di bidang karya tulis ini
Meningkatkan Keterampilan Menulis Siswa Melalui Pembuatan Buku Fiksi dan Non Fiksi
S M P L a b s c h o o l J a k a r t a P a g e | 27
DAFTAR PUSTAKA
Alwasilah, A. Chaedar. Pokoknya Menulis. Bandung: Kiblat, 2010
Dalman. Keterampilan menulis. Jakarta: Rajagrafindo, 2016
Dewi, Ratna. Cara dan Tip Produktif Menulis Buku. Jakarta: Elex Media Komputindo, 2014
Elizabert. E Barkley. Teknik-teknik pembelajaran Kolaboratif. Bandung: Nusa Media, 2012
Emzir. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rajagrafindo, 2009.
Fithrati. Nurul. Menulis Narasi. Jakarta: Khasanah Pena, 2010
Gong, Gola. Jangan Mau Gak Nulis Seumur Hidup. Jakarta: Maximalis, 2007
Hamruni. Strategi Pembelajaran. Yogyakarta: Insan Madani, 2012.
Harsiati, dkk. Bahasa Indonesia Kelas 7. Jakarta: Kemdikbud, 2016
Jabrohim, dkk. Cara Menulis Kreatif. Yogyakarta, 2009
Johnson, David. Collaborative Learning, Bandung: Nusa Media, 2012
Kusmayadi, Ismail. Menulis dengan Hati, Bandung: Pribumi Mekar, 2007
Mary, Phyllis. Panduan Menulis untuk mahasiswa dan pelajar, Jakarta: Indeks, 2008
Kusumah, Wijaya. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta, 2012.
Naim, Ngainun. The Power of Writing.Yogyakarta: Lentera Kreasindo, 2015.
Prasetyo, Eko. Kekuatan Pena. Jakarta: Indeks, 2012
Putra, Nusa. Menulislah Seperti Sholat. Jakarta, Rajagrafindo, 2014
Sitepu, B.P. Penulisan Buku Teks Pelajaran. Bandung: Rosda, 2012.
Suparman, M. Atwi. Desain Instruksional Modern. Jakarta: Erlangga, 2012
Tarigan, Henry Guntur. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa, 2008
Wibawa, Basuki. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Universits Terbuka, 2014
Meningkatkan Keterampilan Menulis Siswa Melalui Pembuatan Buku Fiksi dan Non Fiksi
S M P L a b s c h o o l J a k a r t a P a g e | 28
Lampiran 1.
Pameran Buku Karya Siswa
Meningkatkan Keterampilan Menulis Siswa Melalui Pembuatan Buku Fiksi dan Non Fiksi
S M P L a b s c h o o l J a k a r t a P a g e | 29
Lampiran 2.
Contoh cover Buku Fiksi Siswa Kelas 7
Meningkatkan Keterampilan Menulis Siswa Melalui Pembuatan Buku Fiksi dan Non Fiksi
S M P L a b s c h o o l J a k a r t a P a g e | 30
Lampiran 3.
Contoh cover Buku Fiksi Siswa Kelas 7
Meningkatkan Keterampilan Menulis Siswa Melalui Pembuatan Buku Fiksi dan Non Fiksi
S M P L a b s c h o o l J a k a r t a P a g e | 31
Lampiran 4.
Contoh cover Buku Non Fiksi Siswa Kelas 7
Meningkatkan Keterampilan Menulis Siswa Melalui Pembuatan Buku Fiksi dan Non Fiksi
S M P L a b s c h o o l J a k a r t a P a g e | 32
Lampiran 5.
Contoh cover Buku Non Fiksi Siswa Kelas 7
Meningkatkan Keterampilan Menulis Siswa Melalui Pembuatan Buku Fiksi dan Non Fiksi
S M P L a b s c h o o l J a k a r t a P a g e | 33
Lampiran 6
Hasil Angket Online lewat google form
Kendala-kendala apa yang sering kamu alami saat proses menulis cerita liburan?156 responses
1. gak ada ide2. suka lupa3. lupa4. lupa5. tidak ada6. tidak ada7. suka libur tanggalnya8. tangan saya capek karena banyak yang ditulis9. Kendalanya adalah ketika menulis cerita dan apabila jika lupa dengan liburan yang lalu10. kendala yang sangat saya sering alami adalah pemakaian huruf kapitalnya, serta
penggunaan kata baku-nya11. Memikirkan harus bagian apa yang harus diceritakan.12. Kehabisan Waktu13. kadang lupa ceritanya14. bahasanya15. lupa-lupa tanggal dan tata acara dsb.16. materi/pembahasan terbatas17. bingung mengungkapkan kagum destinasi wisata18. typo19. Tidak tahu cara menjelaskanya20. lupa nama tempat yang di kunjungi21. hal yang akan dibahas dalam cerita22. Ada beberapa kata yang saya tidak tahu kata bakunya dan juga kurang teliti dan
menggunakan titik, koma dan lain-lain.23. kadang2 suka malas24. Ada beberapa kata yang saya tidak tau kata bakunya, serta mengingat kegiatan-kegiatan
saat liburan.25. kalimat dan tanda tanda baca26. Lupa apa yg saya lakukan saat liburan27. menggunakan kosakata yg benar serta penulisanya dan tanda baca28. Kadang mengalami writers-block29. kata-kata saat menulis cerita ingin simple tapi tetap bisa disenangi dan memuaskan para
pembaca30. melupakan urutan liburan itu sbenarnya terjadi. Kadang ada pengalaman yang lupa ditulis,
jadi harus ditulis ulang31. Huruf Kapital, tanda titik koma.32. Lupa perjalanan/kegiatan liburan33. Penyakit lupa :|34. mengingat apa yang dialami35. Kendala waktu36. pegel / capek37. Mencari bahasa yangmenarik
Meningkatkan Keterampilan Menulis Siswa Melalui Pembuatan Buku Fiksi dan Non Fiksi
S M P L a b s c h o o l J a k a r t a P a g e | 34
38. kesulitan saya adalah saat menyusun kata39. Biasanya mengingat pengalaman yang telah dilakukan tetapi karena sudah terbiasa,ingatan
menjadi lebih tajam dan lama40. kendala saya saat menulis adalah menyusun kata-kata yang akan dipakai41. Saya memikirkan bagaimana caranya untuk menulis dengan baik, karena saya tidak pernah
membuat cerita yang mengecewakan.42. saya kesulitan memikirkan apa yang mau saya tulis, karena saya benar-benar nggak
melakukan apapun.43. membuat cover44. Terlalu banyak typo45. Sering salah menggunakan , (koma)46. Tidak ada47. malas48. yaitu lupa49. Terkadang susah mengingat pengalaman50. kebanyakan typo51. bosan52. malas dan lelah53. kadang sering sulit mengingat apa yang terjadi saat liburan yang lalu54. tidak ada55. memikirkan kata yang tepat dan baik untuk menuliskan ceritaku.56. lupa kegiatan ^_^"57. lupa akan kegiatan yang sebelumnya dialami58. suka lupa59. lupa kegiatan liburan secara lengkap60. ada beberapa bagian yang terlewat61. Lupa kejadian pas liburan62. kelupa tanggal63. Tanggal dan Waktu64. lupa dengan kejadian saat liburan65. kegiatan yang dilakukan66. Lupa kegiatan liburan67. terkadang lupa68. typo atau salah menulis kata kata atau kurang baku69. lupa kejadian/hal yang dilaukan70. tidak ada yang menarik di liburan saya71. Waktunya72. untuk mengingat kembali hal hal yang sudah dilakukan selama liburan73. nggak inget74. Terkadang suka lupa kemarin liburannya ngapain75. tidak ada yang menarik diliburan saya76. ngga ada77. alur cerita78. gak ke Save79. salah nulis80. tidak punya ide dan lupa peristiwa2 apa yang menarik81. tanggal liburan82. ga ke save83. kebanyakan teman teman saya berisik
Meningkatkan Keterampilan Menulis Siswa Melalui Pembuatan Buku Fiksi dan Non Fiksi
S M P L a b s c h o o l J a k a r t a P a g e | 35
84. berisik pada saat teman berbicara85. tidak ada momen lain karena saya tidak kemana mana86. Lupa peristiwa apa saja yang terjadi87. kalimatnya88. Susah mengingat pengalaman liburan89. Lupa90. lupa alur liburannya91. Gaada sih, biasa aja92. lupa apa saja yang di lakukan saat liburan dan bingung ingin menulis dari mana93. Harus mengingat kembali apa yang telah dialami94. Lupa akan liburan yang sudah dilalui dan susah menjelaskannya.95. typing nya96. mencari ispirasi97. sering lupa pengalamannya98. bingung untuk menuliskan bagian mana yang harus ditulis duluan99. memikirkannya dan agak sering lupa100. mengingat kejadian yang sebenarnya.101. panjang ga tau mau nulis semua atau engga102. sulit untuk mengingat kejadian yang telah lewat karena kegiatan saya selama liburan tidak
ada yang istimewa sehingga tidak terlalu berkesan untuk diingat-ingat.103. Susah memilih hal apa yang ingin dimasukan ke dalam cerita104. hal hal saat liburan terkadang lupa105. kadang lupa apa yang kita lakukan saat berlibur106. tidak ada kendala107. ketika saya tidak berlibur saya harus menulis cerita liburan. hal itu membuat saya sedikit
bingung, karena saya tidak mengalami pengalan menarik selama liburan sehingga cerita yang saya buat sedikit membosankan.
108. Terkadang saya melupakan urutan acara atau kegiatan yang saya lakukan ketika hari - hari ketika liburan.
109. mengingat kembali tapi karenaa saya tidak ngapa-ngapain ya lumayan bisa. dan pemikiran saya dengan yang saya tulis berbeda.
110. sulit merangkai kata-kata111. Kendala yang ditemukan adalah sulit menjelaskan liburan dengan kata-kata. Dan juga ada
sedikit penulisan tanda baca yang salah.112. mencari kata- kata yang cocok, sering lupa kegiatan yang dilakukan113. lupa ama rangkaian liburannya114. suka lupa saat harus meningat kegiatan apa saja yang dilakukan saat liburan.115. tidak ada116. saat tiba-tiba kehabisan kata-kata117. Mengningat kembali liburannya118. kesulitan mencari kata yang pas119. liburan saya tidak terlalu seru.120. kehabisan kata kata dan typo121. hanya typo122. Bignung karena terlalu banyak123. lupa beberapa saat-saat tertentu124. Kelupaan apa saja yang dilakukan saat liburan125. mengingat kejadian penting di liburan126. bingung
Meningkatkan Keterampilan Menulis Siswa Melalui Pembuatan Buku Fiksi dan Non Fiksi
S M P L a b s c h o o l J a k a r t a P a g e | 36
127. lupa kejadiannya128. lupa tanggal/waktu129. lupa akan kenangan yang ada di liburan130. Lupa,131. penataan kata kata132. Lupa akan kejadiannya133. Tidak Terlalu Ingat Liburannya134. susahnya mengingat kejadian liburan saya saat ditulis135. Menulis cerita dengan ejaan bahasa indonesia yang benar.136. liburan saya kurang menyenangkan137. kadang suka stuck di tengah2 nulis138. lupa apa yang terjadi saat liburan139. saya lupa apa yang dilakukan saat liburan, jadi cerita liburan saya agak berantakan140. bingung mau nulis apa141. melupakan apa yang mau ku tulis kadang kadang142. ide143. penataan bahasa144. bingung mau cerita apa lagi setelah yang sudah ditulis145. Agak susah mengingat cerita liburan146. susah untuk memikirkan kelanjutan ceritanya karena hanya berulang saja kegiatan saya
waktu liburan147. Kendalanya adalah waktu untuk mengerjakan148. sulit mengingat149. mengingat tanggal liburan150. saya lupa saat liburan ngapain saja151. Sering lupa152. lupa kegiatan/kejadian saat liburan153. Menstabilkan kedetilan dalam setiap saat liburan.154. susah untuk memikirkan kelanjutan ceritanya155. Menghafal tanggal-tanggal dalam kejadian tertentu.156. Lupa waktu kapan liburan
Meningkatkan Keterampilan Menulis Siswa Melalui Pembuatan Buku Fiksi dan Non Fiksi
S M P L a b s c h o o l J a k a r t a P a g e | 37
Lampiran 7
Apa Saran-saran Kamu untuk menulis cerita Liburan Sekolah (My Holiday) 151 responses
1. harus lebih kreatif dalam menulis2. harus lebih kreatif3. nggak ada4. nggak ada5. buat lah cerita yang menarik6. buat lah cerita yang menarik7. jangan malas8. jangan malas9. lebih kreatif10. lebih kreatif11. tidak ada12. tidak ada13. Lerbih diperkaya dengan cerita ke luar negeri14. menarik15. Menggunakan kata-kata yang lebih baik dan menarik untuk dibaca16. menggunakan kata-kata yang lebih baku dan sopan, tidak mengulangi kata-kata
yang sudah sering ditulis sebelumnya, memperbanyak cerita sehingga cerita tidak terlalu singkat.
17. Sebaiknya lebih detail dalam menceritakan bagian tempat apa yang dikunjungi.18. Enjoy Aja Buatnya19. nikmati pengalaman liburan anda20. singkat, jelas21. Dibawa senang aja22. ceritakan apa adanya23. cerutanya harus berurutan dan memakai tanda baca yang jelas24. Ceritakan sejujurnya25. selalu membuat cerita liburan yang lebih meanarik26. Kalau bisa menulisnya dengan teliti dan menggunakan bahasa Indonesia yang
baik dan benar.27. Libur di rumah bisa jd menyenangkan kalau enggaku kreativ28. Penulis harus menggunakan kata-kata yang meggambarkan liburan tersebut,
sehingga pembaca seakan-akan merasakan hal tersebut.29. Sarannya adalah untuk menulis hal-hal yang menarik dan dengan bahasa
Indonesia yang baik dan benar.30. penulis harus memperhatikan tanda tanda baca31. Lebih Hati hati dalam penggunaan tanda baca, dan lebih teliti dengan tulisan32. yang lengkap deskripsinya dan ditulis secara detail agar benar-benar terasa
seakan sedang liburan33. Lain kali sebaiknya lebih berhati hati dalam penggunaan kata34. saran saya berbagilah cerita liburanmu jika para pembaca senang kamu akan
merasa puas35. Tulis sesuai pengalamanmu, dan memusatkan cerita kepada hal yang paling
menyenangkan menurutmu. jangan memaksakan cerita untuk menjadi panjang, namun menceritakan panjang lebar pun cukup untuk membuat cerita panjang.
Meningkatkan Keterampilan Menulis Siswa Melalui Pembuatan Buku Fiksi dan Non Fiksi
S M P L a b s c h o o l J a k a r t a P a g e | 38
36. Tulis cerita sesuai dengan yang terjadi, buat cerita memiliki unsur comedy agar pembaca tidak bosan, jangan mengulang ulang kata, buat cerita semenarik mungkin.
37. Ingat hal menarik yang akan ditulis menulis dengan benar38. memberikan expresi pada kata katanya seperti : wah sangat tak terbayang
senangnya jika kamu disana". jangan memberikan tulisan yang datar tanpa ada sesuatu yang bisa dibilang "wow" menggunakan dengan kata sehari hari, jangan terlalu baku. sehingga bisa membayangkan apa yang kamu ceritakan.
39. tetap berfikir kreatif40. Menulis cerita liburan harus lebih kreatif dan lebih seru.41. bahasa yang baik dan bahasa bahasa yang menarik42. Saran saya dalam menulis adalah jangan menunda pekerjaan karena jika kita
menunda pekerjaan malah semakin banyak dan susah untuk mengejarjakannya43. Harus terbiasa menulis membaca dan membaca buku karena berguna untuk
membuat otak lebih kreatif44. saran saya adalah untukm menulis bedasarkan pengalaman dan tidak
menambah-nambahkan1. Jangan pakai judul yang klise (etc; liburanku, liburanku yang menyenangkan). 2.
Jangan pakai awalan yang basi (etc; pada suatu hari). 3. Jangan terlalu banyak menggunakan tanda koma, titik, dan kata 'dan' dalam suatu paragraf (usahakan setelah kata 'dan' ditambahkan tanda koma). 4. Gunakan kata-kata yang lugas dan hindari kata-kata yang kaku, kalimat yang kaku menyebabkan cerita menjadi membosankan dan tidak menarik. 5. Jangan terlalu terpaku pada rangkaian peristiwa (etc; setelah ini, setelah itu) 6. Gunakan huruf kapital di depan nama orang, kota, hari, dll. 7. Perhatikan EBI (Ejaan Bahasa Indonesia) 8. Gunakan tanda koma sebelum huruf petik, bukan setelahnya. 9. Setelah huruf petik, jangan berikan tanda koma. 10. Usahakan paragraf padat karena paragraf yang padat lebih enak dilihat. 11. Jangan mengulang kata lebih dari dua kali dalam satu kalimat (etc; hari Minggu ini, saya bermain bersama teman di hari Minggu ini)/boros kata. 12. Jangan menambahkan cerita secara mentah-mentah karena akan membuat cerita tampak tidak realistis (etc. saya naik kuda hijau)
45. karena ini buku non-fiksi, jujur saja. jangan di lebih lebihkan maupun di kurangi.46. semoga kerjasama dikelas lebih bagus dan cepat jangan lambat47. harus lebih kreatif kalau menulis48. Menulislah dengan baik, dan dengan keterampilan49. Ketik/tulis sebanyak mungkin50. menulis sesuai dengan pengalaman51. jangan bosan untuk menulis52. Ceritakan detail dan deskripsikan objek liburan secara detail53. harus lebih creatif dalam menulis54. Ceritakan semua pengalamanmu selama liburan55. lebih kreatif dan terampil56. Tetap dan jangan bosan untuk menulis57. ceritakanlah semua yang kamu alami selama liburan58. Kita sebaiknya menulis cerita my holiday atau cerita yang lainnyadengan kata
baku yang baik.59. menjelaskan pengalamanmu serinci-rincinya60. tulis ceritanya lebih rinci dan lebih jelas61. tulisan traveling sangat membantu62. buat semenarik mungkin63. yang menarik orang2 utk membaca, tulisan besar kecil nya di perhatiin64. Format tulisannya harus lebih rapi
Meningkatkan Keterampilan Menulis Siswa Melalui Pembuatan Buku Fiksi dan Non Fiksi
S M P L a b s c h o o l J a k a r t a P a g e | 39
65. have fun aja dalam menulisnnya, tidak usah dibakkukan66. Menceritakan lebih detail momen momen yang paling bahagia67. Buat semenarik mungkin68. dibuat yang lebih interesting69. Buat semenarik mungikin70. menulis secara padat dan jelas71. ceritakan secara detail, tapi jangan terlalu detail72. pergi liburan sendiri tidak hanya mendengar cerita atau melihat gambar73. Menulisnya lebih banyak dan mudah dimengerti74. sebaiknya di cerita itu tidak terlalu fokus juga untuk kisah liburan setidaknya ada
sedikit bercandaan agar pembaca tidak bosan membaca cerita tersebut75. chill76. Saran saya adalah agar tidak hanya menulis liburan sekolah saja yang dijadikan
buku77. ngga ada78. membuat dengan jujur79. Jelaskan secara terperinci menggunakan kata kata sederhana80. jelaskan secara terperinci menggunakan kata kata sederhana81. berdoa dan mengeluarkan apa yang ada di otak kamu setelah berlibur82. Jika menulis lebih rilex dan serius. cerita itu akan bagus83. lebih tenang dan santai84. Lebih panjang85. gk punya86. ingat liburanmu87. -88. mengngat liburan ngapain aja89. Tulis sebanyak banyaknya90. Saran : Tulis cerita jangan dilebih-lebihin. Seadanya aja. Seru gak seru yang
penting nulis, selesai terus dapet nilai91. Menulis harus dengan apa yang kamu lakukan, dan jangan mengikuti teman
yang lain92. Tulislah berdasarkan inspirasimu sendiri. Jangan mengikuti cerita orang lain,
karena yang mengalaminya bukan kamu.93. Tidak copy-paste dari orang lain, kita juga harus menggunakan kreativitas kita
sendiri tanpa plagiat orang lain.94. buat cerita yang akan menginspirasikan orang lain95. jangan menggunakan kata yang sama sering-sering96. tulislah pengaalaman sebenrarnya tidak usah ditambah tambah 97. saran ku un tuk menulis cerita Liburan Sekolah adalah jangan lupakan bagian
terpenting saat liburan utnuk ditulis98. sarannya saya ingin menulis cerita liburan ini dilakukan terus pada angkatan
selanjutnya99. ya, bikinnya harus dengan fakta sebenarnya. kami juga harus betul-betul.
walaupun kalo paling susah mengingat kejadian,susah banget pasti. tapi kalo misalnya liburannya biasa aja ya pasti mengingatnya cepat.
100. mending ga ada101. tulisnya hal-hal yang paling berkesan aja selama liburan, karena kalau semuanya
ditulis yang ada pembaca bakalan bosan membaca cerita kita.102. menulis dengan sepenuh hati agar hasilnya bagus103. ingat ingat saat liburan setelah itu tuangkan dalam bentuk tulisan dengan
membayangkan yang kamu lakukan saat liburan104. semangat, dan buka pikiran
Meningkatkan Keterampilan Menulis Siswa Melalui Pembuatan Buku Fiksi dan Non Fiksi
S M P L a b s c h o o l J a k a r t a P a g e | 40
105. saran saya cerita yang dibuat semenarik mungkin. walaupun kamu tidak berlibur ke tempat yang menyenangkan, kamu bisa menceritakan pengalaman kamu secara lebih detail sehingga membuat pembaca tertarik.
106. Saran saya adalah supaya para siswa yang menulis cerita dapat menulisnya menjadi cerita yang menyenangkan dan tidak bosan dibaca, kebetulan saya menuliskan cerita yang menurut saya cukup pendek dikarenakan saya meringkas cerita yang saya buat karena saya pikir ada batas dalam menulis cerita tersebut.
107. kalo bisa ceritanya itu yang berkesan dan mencoba mengingatnya lebih lanjut.tapi kalo misalnya gak punya acara pasti pengingatannya bagus. kalo misalnya kamu mempunya ingatannaya parah coba melakukannya dengan cara menulis diari atau jouranl.
108. pengalaman yang berkesan saat liburan109. Membuat cerita yang lebih panjang lagi. Kemampuan menulis lebih ditingkatkan
sehingga dapat membuat cerita yang lebih bagus.110. tulislah pengalaman yang paling berkesan di dalam liburanmu.111. bikin jurnalagar tidak lupa dengan liburannya112. ingat-ingat pengalaman yang paling berkesan saat liburan.113. membuat journal114. lebih mengamati saat liburan agar bisa ditulis115. membuat journal agar tidak lupa116. Mengingat kembali masa masa indah liburan117. jangan dibuat-buat dan tetap menunjukkan sisi menarik dari lokasi liburan atau
kegiatan yang kita lakukan saat liburan118. jangan dibuat-dibuat ceritanya, sejujurnya aja119. cerita harus menarik dan pembaca harus mengerti alur ceritanya120. Menulisnya tidak terlau panjang121. Saran aku untuk menulis terlebih dahulu di kertas.122. sebaiknya dicatat di buku harian123. Lebih baik mengerjakan di awal awal daripada di akhir akhir124. Ingat kembali peristiwa liburan125. mengingat kejadian selama liburan126. tulislah cerita semenarik mungkin127. Menulis dengan sejujur-jujurnya dan benar-benar memikirkan pengalamannya128. tidak usah detail yang penting menarik hahah129. ceritakan dengan lengkap130. Jangan Bohong131. usahakan mengingat semua kejadian liburan sehingga saat menulis lebih lancar132. Ceritakan Keseruan apa saja yang dialami selama Liburan sekolah & pengalaman
apa yang didapat selama liburan.133. menulis cerita liburan sebaiknya menggunakan bahasa yg baik134. tulis saja semua yang ada di kepala, masalah EYD, dll urusan belakangan.135. buatlah kata kata semenarik mungkin136. tulis dengan ber-urut137. dibuat semenarik mungkin agar banyak dilihat orang lain138. membuat cerita yang menarik dan bagus139. tenang saja, kalo gak mengerti yang penting wordsnya sampai minimal.140. tulis aja kejadian menarik yang terjadi pada saat kita liburan141. Mengingat peristiwa yang terjadi142. lebih sedikit lagi kata minimal untuk ditulis143. Sarannya adalah jangan lupa menulis hal yang paling menarik ketika liburan
Meningkatkan Keterampilan Menulis Siswa Melalui Pembuatan Buku Fiksi dan Non Fiksi
S M P L a b s c h o o l J a k a r t a P a g e | 41
144. memakai bahasa dengan santai, mudah dimengerti dan spesifik agar pembaca seakan bisa merasakan apa yang kita rasakan
145. Kalo Pengalamannya biasa aja tulisannya sedikit dit lebayin biar asik146. jangan sampai lupa kejadian saat liburan147. Tidak perlu detil, tuliskan sesingkat dan jelas mungkin.148. minimal kata untuk menulis lebih sedikit lagi149. Harus membuat cerita dengan ekspresi yang seru dan tidak diekspektasikan.150. Lebih menceritakan liburan yang mengesankan
Lampiran 8
Instrumen Penilaian Hasil Karya Tulis Siswa
Pada Pembuatan Buku Fiksi dan Non FiksiN
o.Aspek yang dinilai Bobo
t
Penilaian Rubrik
5 4 3 2 1
Orisinalitas + Alur Logika & Sistematika Penulisan
1.
2.
3.
4.
5.
Ide karya tulis memiliki
ranah akademis dan
informasi yang baru
Karya yang ditampilkan,
mencerminkan ide yang
original, temanya jelas
Tata tulis: ukuran kertas,
kerapian ketik, dan
jumlah halaman cukup.
Kejelasan dalam
mengungkapan ide,
kreativitas dan pesannya
sampai
Sistematika penulisan
karya tulis logis, enak
dibaca dan terstruktur
Kemampuan
menyimpulkan
informasi,dan
10%
20%
15%
15%
20%
5 = sangat: setuju/sesuai
4 = setuju/sesuai
3 = kurang: setuju/sesuai
2 = tidak: setuju/sesuai
1 = sangat: tidak setuju/tidak
sesuai
Meningkatkan Keterampilan Menulis Siswa Melalui Pembuatan Buku Fiksi dan Non Fiksi
S M P L a b s c h o o l J a k a r t a P a g e | 42
6. mengungkap hal-hal baru
Berpikir of the box dan
imajinasi yang kuat
20%
Jumlah 100
%
Jakarta, .........................2017
Penilai,
................................................
Meningkatkan Keterampilan Menulis Siswa Melalui Pembuatan Buku Fiksi dan Non Fiksi