Click here to load reader
Upload
rizky-hadi
View
659
Download
6
Embed Size (px)
Citation preview
PEMBANGUNAN WILAYAH PROVINSI JAMBI
Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Perencanaan Wilayah
Semester Ganjil (VII)
Disusun Oleh :
Luvy Agustin 150110080036
Dena Heldira 150110080177
Fitri Fajriyanti 150110080195
Rizky Febri 150110080201
Rizky H Rahmannia 150110080211
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
2011
PENDAHULUAN
Pembangunan tidak dapat berhenti atau dihentikan karena manusia hidup
selalu dipenuhi oleh suasana perubahan. Inti pembangunan bukan hanya
terjadinya perubahan struktur fisik atau material, tetapi juga menyangkut
perubahan sikap masyarakat. Pembangunan harus mampu membawa umat
manusia melampaui pengutamaan aspek-aspek materi dari kehidupannya sehari-
hari. Dalam pengertian lain, pembangunan merupakan proses terjadinya
perubahan sosial, ekonomi, dan institusional untuk mencapai kehidupan yang
lebih baik. Sebagai suatu proses, pembangunan akan dapat bergerak maju.
Pembangunan dalam bidang apapun, pada hakikatnya menghendaki
terjadinya keseimbangan yang tercermin dalam konsep pemerataan. Untuk
memeratakan pembangunan, digunakanlah pendekatan perwilayahan atau
regionalisasi, yaitu pembagian wilayah nasional dalam satuan wilayah geografi,
sehingga setiap bagian mempunyai sifat tertentu yang khas (dapat juga menurut
satuan daerah tatapraja atau daerah administrasi). Di samping itu, diperlukan juga
desentralisasi yaitu kebijaksanaan yang diputuskan oleh pemerintah regional dan
lokal. Dalam desentralisasi itu harus terdapat koordinasi yang baik.
Semakin berkembangnya dan meluasnya kesenjangan di Indonesia sampai
saat ini masih menjadi salah satu permasalahan pembangunan regional dan daerah
yang belum dapat diselesaikan secara baik. Salah satu indikatornya adalah adanya
kesenjangan wilayah dan antardaerah. Kesenjangan ini pada akhirnya meimbulkan
masalah dalam konteks makro.
Potensi konflik antar daerah/wilayah menjadi besar, wilayah-wilayah yang
dulu kurang tersentuh pembangunan mulai menuntut hak-haknya. Demikian pula
hubungan antar wilayah telah membentuk suatu interaksi yang saling
memperlemah. Wilayah-wilayah hinterland menjadi lemah karena eksploitasi
sumber daya yang berlebihan. Semua komponen masyarakat, yang dalam konteks
kajian ini terutama adalah para pelaku bisnis dan pemerintah, baik di tingkat pusat
maupun di tingkat daerah, dituntut untuk lebih peka dan tanggap terhadap
perubahan lingkungan yang penuh tantangan dan kendala.
Daftar Pustaka :
Penyusunan Arahan Strategi Pengembangan Regional Berimbang. Direktorat
Pengembangan Kawasan Khusus dan Tertinggal Deputi Bidang Otda dan
Pengembangan Regional.
https://docs.google.com/viewer?a=v&q=cache:RtvFX9qFQ9kJ:www.bappenas.go
.id/, diakses pada 21 November 2011.
Sugihartao.2006.Pembangunan dan Pengembangan Wilayah.Universitas
Sumatera Utara.
https://docs.google.com/viewer?a=v&q=cache:FKs4IRI31QEJ:usupress.usu.ac.id/
, diakses pada 21 November 2011.