32
RENCANA AUDIT DAN PROGR AM AUDIT SECARA KESELURUHAN IBM ASMI 1. CHIKMATUL JAOHARAH (3130195) 2. EDWIN KRISTIANTO (3140097) 3. ERRIYANTO (3130239) 4. SILVA FAUZIAH (3120218)

Present bab 13 auditing

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Present bab 13 auditing

RENCANA AUDIT DAN PROGR AM AUDIT SECARA KESELURUHAN

IBM ASMI

1. CHIKMATUL JAOHARAH(3130195)

2. EDWIN KRISTIANTO(3140097)

3. ERRIYANTO(3130239)

4. SILVA FAUZIAH(3120218)

Page 2: Present bab 13 auditing

Pendahuluan

Bab ini akan membahas tahap kedelapan dan terakhir dalam tahap Perencanaan Audit.

Tahap ini merupakan fase yang penting karena pada tahap inilah dihasilkan seluruh program audit yang direncanakan auditor untuk diikuti dalam audit, yang mencakup semua prosedur audit, ukuran sample, materi yang dipilih, dan waktu pelaksanaannya.

Page 3: Present bab 13 auditing

Jenis Pengujian AuditDalam mengembangkan keseluruhan rencana audit, Auditor menggunakan lima jenis pengujian yang dapat digunakan untuk menentukan apakah laporan keuangan telah disajikan secara wajar.Pengujian tersebut meliputi:• Prosedur Penilaian Resiko• Pengujian Pengendalian• Pengujian Substantif atas Transaksi• Prosedur Analitis• Pengujian Rincian atas Saldo• Ikhtisar Jenis – jenis Pengujian

Page 4: Present bab 13 auditing

Model Prosedur Audit dan Risiko Audit

Model Resiko AAR = PDRAudit IR × CR

1pengujian pengendalian

2pengujian substantif atas transaksi

3prosedur analitis

4pengujian atas rincian saldo

HASI

LBukti Yang Tepat ynag mencakupi menurut GAAS

Prosedur Audit Selanjutnya

Page 5: Present bab 13 auditing

Prosedur Penilaian Risiko Penilaian ini dilaksanakan untuk menilai risiko salah

saji yang material dalam laporan keuangan. Auditor melaksanakan pengujian pengendalian, pengujian substantif atas transaksi, prosedur analitis, dan pengujian atas rincian saldo sebagai respons terhadap penilaian auditor atas risiko salah saji yang material. Sebagian besar prosedur penilaian risiko auditor dilakukan untuk memahami pengendalian internal.

Page 6: Present bab 13 auditing

Pengujian PengendalianPengujian Pengendalian merupakan prosedur yang digunakan untuk menguji efektivitas kebijakan dan prosedur pengendalian yang diterapkan untuk menilai risiko pengendalian,Pengujian ini meliputi jenis prosedur audit sbb: Meminta keterangan dari personil klien Menguji dokumen, arsip, dan laporan Mengamati aktivitas yang terkait dengan pengendalian Melaksanakan kembali prosedur klienContoh:•Menyamakan faktur pembelian dengan pesanan pembelian dan penerimaan laporan atas pembelian sebelum menyetujui pembayaran invoice•Memeriksa kartu absensi karyawan sebelum menyetujui pembayaran uang lembur

Page 7: Present bab 13 auditing

Pengujian Substansial atas Transaksi

Pengujian substantif adalah prosedur yang dirancang untuk menguji salah saji dolar (salah saji moneter) yang secara langsung mempengaruhi kebenaran saldo laporan keuangan.

Substantive test of transactions (STOT) merupakan prosedur yang digunakan untuk menguji salah saji moneter untuk menentukan apakah tujuan audit terkait dengan transaksi) telah terpenuhi.

Contoh: untuk sebuah transaksi penjualan, STOT dilakukan untuk menguji apakah transaksi tersebut telah dicatat secara tepat dan diuji apakah telah dijurnal dan jumlah yang akurat, dicatat pada periode yang tepat,digolongkan secara tepat, diikhtisarkan dan diposting ke buku besar yang tepat.

Page 8: Present bab 13 auditing

Prosedur analitisProsedur analitis melibatkan perbandingan jumlah yang tercatat dengan harapan yang dikembangkan oleh auditor. Dua tujuan paling penting dari prosedur ini dalam mengaudit saldo akun adalah: menunjukkan salah saji yang mungkin dalam laporan

keuangan memberikan bukti substantif. Apabila auditor mengembangkan ekspektasi dengan menggunakan prosedur analitis dan menyimpulkan bahwa saldo akhir akun tertentu mungkin diabaikan atau ukuran sampel dikurangi. Standar auditing menyatakan bahwa prosedur analitis merupakan jenis pengujian substantif, apabila dilaksanakan untuk memberikan bukti tentang saldo akun.

Page 9: Present bab 13 auditing

Pengujian rincian saldo Pengujian rincian saldo berfokus pada saldo

akhir buku besar baik untuk akun neraca maupun laporan laba-rugi. Penekanan utamanya dalam sebagian besar pengujian rincian saldo adalah pada neraca. Pengujian atas saldo akhir ini sangat penting karena bukti-bukti biasanya diperoleh dari sumber independen dengan klien, dan dianggap sangat dapat dipercaya. Pengujian rincian saldo dapat membantu dalam menetapkan kebenaran moneter akun-akun yang berhubungan dan karenanya merupakan pengujian substantif.

Page 10: Present bab 13 auditing

PERANAN PENGUJIAN AUDIT DALAM AUDIT SIKLUS PENJUALAN DAN

PENAGIHAN

Page 11: Present bab 13 auditing

MEMILIH JENIS PENGUJIAN YANG AKAN DILAKSANAKAN

Beberapa faktor dapat mempengaruhi pilihan auditor atas jenis pengujian yang akan dipilih, termasuk ketersediaan delapan jenis bukti, biaya relatif dari setiap jenis pengujian, efektivitas pengendalian internal, dan resiko inheren. Ketersediaan Jenis Bukti untuk Prosedur Audit Selanjutnya Masing-masing dari empat jenis prosedur selanjutnya hanya melibatkan jenis bukti tertentu (konfirmasi, dokumentasi, dan sebagainya).

Page 12: Present bab 13 auditing

Biaya Relatif Ketika auditor harus memutuskan jenis pengujian

mana yang akan dipilih untuk memperoleh bukti yang tepat dan mencukupi biaya, bukti itu merupakan pertimbangan yang penting. Jenis pengujian yang tercantum berikut ini disusun menurut peningkatan biayanya:

o Prosedur analitis dianggap paling murah karena relatif mudah dihitung dan dibandingkan.

o Prosedur penilaian risiko, termasuk prosedur untuk memahami pengendalian internal, tidak semahal pengujian audit lainnya karena auditor dengan mudah dapat melakukan tanya jawab dan pengamatan serta melaksanakan prosedur analitis perencanaan.

Page 13: Present bab 13 auditing

o Pengujian pengendalian juga melibatkan pengajuan pertanyaan atau tanya-jawab, pengamatan, dan inspeksi, biaya relatifnya juga lebih rendah dibandingkan dengan pengujian substantif. Namun, pengujian pengendalian jauh lebih mahal dibandingkan prosedur penilaian risiko auditor karena luas pengujian yang diperlukan jauh lebih besar untuk mendapatkan bukti bahwa pengendalian telah beroperasi secara efektif, terutama bila pengujian pengendalian itu melibatkan pelaksanaan ulang.

o Pengujian substantif atas transaksi lebih mahal dibandingkan pengujian pengendalian yang tidak mencakup pelaksanaan ulang, karena sering kali memerlukan rekalkulasi dan penelusuran.

o Pengujian rincian saldo

Page 14: Present bab 13 auditing

Hubungan Antara Pengujian Pengendalian dan Pengujian

Substantif Suatu pengecualian dalam pengujian pengendalian

hanya mengidentifikasi kemungkinan salah saji yang mempengaruhi nilai dolar laporan keuangan, sedangkan pengecualian dalam pengujian substantif atas transaksi atau pengujian rincian saldo merupakan salah saji laporan keuangan. Pengecualian dalam pengujian pengendalian disebut deviasi pengujian pengendalian. Auditor kemungkinan besar yakin bahwa ada salah saji mata uang yang material dalam laporan keuangan apabila deviasi pengujian pengendalian dianggap sebagai deviasi yang signifikan atau kelemahan yang material. Auditor kemudian harus melaksanakan pengujian substantif atas transaksi atau pengujian rincian saldo untuk menentukan apakah salah saji mata uang yang material telah benar-benar terjadi.

Page 15: Present bab 13 auditing

Hubungan Antara Prosedur Analitis dan Pengujian Substantif

Fluktuasi yang tidak biasa dalam hubungan antara satu akun dengan akun lainnya, atau dengan informasi nonkeuangan, dapat mengindikasikan kemungkinan yang meningkat bahwa ada salah saji yang material itu. apabila prosedur analitis mengidentifikasi fluktuasi yang tidak biasa, auditor harus melaksanakan pengujian substantif atas transaksi atau pengujian rincian saldo untuk menentukan apakah salah saji mata uang telah benar-benar terjadi. Jika auditor melaksanakan prosedur analitis dan yakin bahwa kemungkinan salah saji yang material nilainya kecil, pengujian substantif lainnya dapat dikurangi.

Page 16: Present bab 13 auditing

Trade-Off Antara Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif

Ada trade-off antara pengujian pengendalian dan pengujian substantif. Selama tahap perencanaan, auditor memutuskan apakah akan menilai risiko pengendalian di bawah maksimum. Jika melakukannya, auditor kemudian harus melaksanakan pengujian pengendalian untuk menentukan apakah penilaian tingkat risisko pengendalian itu didukung. Jika pengujian pengendalian mendukung penilaian risiko pengendalian, risiko deteksi yang direncanakan dalam model risiko audit akan meningkat, dan karenanya, pengujian substantif yang direncanakan dapat dikurangi.

Page 17: Present bab 13 auditing

DAMPAK TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP PENGUJIAN AUDIT

Standar auditing mengakui bahwa jika ada sejumlah besar bukti audit dalam format elektronik, mungkin tidak praktis atau mungkin untuk mengurangi risiko deteksi hingga tingkat yang dapat diterima dengan hanya melakukan pengujian substantif. Walaupun beberapa pengujian substantif masih diperlukan, auditor dapat mengurangi pengujian substansi secara signifikan jika hasil pengujian pengendalian mendukung keefektifan pengendalian itu. dalam audit perusahaan publik, pengendalian yang dilaksanakan komputer harus diuji jika auditor mempertimbangkan sebagai pengendalian kunci untuk mengurangi kemungkinan salah saji yang material dalam laporan keuangan. Namun, karena konsistensi yang melekat dalam pemrosesan TI auditor mungkin dapat mengurangi luas pengujian atas pengendalian yang terotomatisasi.

Page 18: Present bab 13 auditing

BAURAN BUKTI Memilih jenis pengujian mana yang akan digunakan dan seberapa ektensif pengujian itu harus dilaksanakan dapat sangat bervariasi di antara audit dengan tingkat efektivitas pengendalian internal dan risiko inheren yang berbeda. Bahkan dalam audit tertentu, variasi dapat terjadi dari satu siklus ke siklus lain. Untuk mendapatkan bukti yang tepat yang mencukupi sebagai respons terhadap risiko yang diidentifikasi melalui prosedur penilaian risiko, auditor menggunakan kombinasi dari empat jenis pengendalian selanjutnya. Kombinasi ini sering kali disebut bauran bukti.

Page 19: Present bab 13 auditing

PERANCANGAN PROGRAM AUDIT

Umumnya audit mendesain sebuah audit program dalam 3 bagian:

Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif atas Transaksi

Prosedur analitis Pengujian Rincian Saldo

Page 20: Present bab 13 auditing

Empat langkah pendekatan ketika auditor merencanakan untuk mengurangi risiko pengendalian:1. Menggunakan tujuan audit terkait transaksi terhadap

kelas transaksi yang diuji, misalkan penjualan.2. Mengidentifikasi pengendalian utama yang dapat

mengurangi risiko pengendalian pada setiap tujuan audit terkait transaksi .

3. Mengembangkan pengujian pengendalian yang tepat disusun untuk seluruh internal controls yang digunakan untuk mengurangi penilaian awal terhadap resiko pensendalian dibawah maksimum (pengemdalian kunci).

4. Mendesain pengujian tujuan audit terkait transaksi dengan mempertimbangkan kelemahan internal controls dan hasil dari pengujian pengendalian dapat dilakukan secara simultan.

Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif atas Transaksi

Page 21: Present bab 13 auditing

Pendekatan 4 langkah untuk merancang pengujian pengendalian dan pengujian substansi atas transaksi

Page 22: Present bab 13 auditing

Metodologi untuk merancang Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif

atas Transaksi

Lakukan prosedur penilaian risiko untuk memahami Internal control

Menilai resiko pengendalian yang direncanakan

Menentukan luasnya pengujian pengandalian

Mendesain Pengujian

Pengendalian dan Pengujian

Substantif atas Transaksi untuk

memenuhi tujuan audit berkaitan

dengan transaksi

- Prosedur audit

- Ukuran sample

- Item yang dipilih

- Penetapan Waktu

Page 23: Present bab 13 auditing

Prosedur analitispengujian substantif, seperti audit piutang usaha, biasanya lebih terfokus dan lebih ekstensif ketimbang yang dilakukan sebagai bagian dari perencanaan. Selama tahap perencanaan, auditor dapat mengkalkulasi persentase marjin kotor untuk total penjualan, sementara selama pengujian substantif atas piutang usaha, auditor dapat mengkalkulasi persentase marjin kotor per bulan atau per lini bisnis, atau mungkin keduanya. Prosedur analitis yang dihitung dengan menggunakan jumlah bulanan biasanya akan lebih efektif dalam mendeteksi salah saji ketimbang yang dihitung dengan menggunakan jumlah tahunan, dan perbandingan lini bisnis biasanya akan lebih efektif ketimbang perbandingan seluruh perusahaan.

Page 24: Present bab 13 auditing

Pengujian Rincian Saldo Untuk merancang prosedur audit pengujian rincian saldo, auditor menggunakan metodologi yang berorientasi pada tujuan audit berkaitan dengan saldo. Perancangan prosedur ini biasanya bagian yang paling sulit dari seluruh proses perencanaan, karena bersifat subjektif dan memerlukan banyak pertimbangan profesional.

Page 25: Present bab 13 auditing

Program Audit Ilustratif Program audit sering kali terkomputerisasi. Bentuk yang paling sederhana adalah mengetik program audit pada pengolah kata dan menyimpannya dari satu tahun ke tahun berikutnya untuk mempermudah pengubahan serta pemutakhiran. Pendekatan yang lebih canggih adalah menggunakan perangkat lunak audit, yang akan membantu auditor berpikir melalui pertimbangan perencanaan audit dan memilih prosedur yang sesuai dari database prosedur audit. Prosedur ini kemudian disusun menjadi program audit.

Page 26: Present bab 13 auditing

IKHTISAR PROSES AUDIT Fase I Merencanakan dan Merancang Pendekatan Audit Menerima klien dan melaksanakan perencanaan awal Memahami bisnis dan industri klien Menilai risiko bisnis klien Melaksanakan prosedur analitis pendahuluan Menetapkan materialitas dan menilai risiko audit yang dapat diterima serta risiko inheren Memahami pengendalian internal dan menilai risiko pengendalian Mengumpulkan informasi untuk menilai risiko kecurangan Mengembangkan rencana audit dan program audit secara keseluruhan

Page 27: Present bab 13 auditing

Fase II Melaksanakan Pengujian Pengendalian dan Pengujuian Substantif atas Transaksi Melakukan pengujian pengendalian untuk memperoleh buktu untuk mendukung pengendalian khusus yang berkontribusi pada penilaian risiko pengendalian oleh auditor (yaitu, bila dikurangi di bawah maksimum) bagi audit laporan keuangan dan audit pengendalian internal atas pelaporan keuangan perusahaan publik. Melakukan pengujian subtantif atas transaksi untuk memperoleh bukti untuk mendukung ketepatan moneter transaksi. Sering kali kedua jenis pengujian ini dilaksanakan secara serentak atas transaksi yang sama.

Page 28: Present bab 13 auditing

Apabila pengendalian dianggap tidak efektif atau bila auditor menemukan penyimpangan, pengujian substantif dapat diperluas dalam fase ini atau fase III, dengan mempertimbangkan imlpikasi bagi laporan auditor tentang pengendalian internal atas pelaporan keuangan. Karena hasil dari pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi merupakan determinan utama dari luas pengujian rincian saldo, pengujian itu sering kali dilakukan 2 atau 3 bulan sebelum tanggal neraca. Ini membantu auditor dalam merevisi program audit pengujian rincian saldo atas hasil yang tidak diharapkanpada pengujian sebelumnya, dan untuk menyelesaikan audit secepat mungkin setelah tanggal neraca.

Page 29: Present bab 13 auditing

Fase III Melaksanakan Prosedur Analitis dan Pengujian Rincian Saldo Tujuan dari fase III adalah untuk memperoleh bukti tambahan yang mencukupi guna menentukan apakah saldo akhir dan catatan kaki atas laporan keuangan telah dinyatakan secara wajar. Dua kategori umum: Melakukan prosedur analitis substantif yang menilai kelayakan transaksi dan saldo secara keseluruhan. Menguji rincian saldo, yang merupakan prosedur audit untuk menguji salah saji moneter dalam saldo laporan keuangan.

Page 30: Present bab 13 auditing

Fase IV Menyelesaikan Audit dan Mengeluarkan Laporan Audit Melaksanakan pengujian tambahan untuk penyajian dan pengungkapan. Prosedur yang dilaksanakan auditor untuk mendukung empat tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi dan yang berkaitan dengan saldo. Selama fase ini auditor melaksanakan prosedur audit yang berkaitan dengan kewajiban kontinjen dan peristiwa setelah tanggal neraca. Kewajiban kontinjen adalah kewajiban potensial yang harus diungkapkan dalam catatan kaki klien. Mengumpulkan bukti akhir. Mengeluarkan laporan audit. Jenis laporan yang akan dikeluarkan tergantung pada bukti yang dikumpulkan dan temuan audit. Berkomunikasi dengan komite audit dan manajemen. Auditor diwajibkan untuk mengomunikasikan defisiensi yang signifikan dalam pengendalian internal kepada komite audit atau manajemen senior.

Page 31: Present bab 13 auditing

KESIMPULAN ü    Tahapan dari proses audit Keempat aspek dari audit lengkap : 1) merencanakan dan merancang suatu pendekatan audit, 2) melaksanakan pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi, 3) melakukan prosedur analitis dan pengujian rincian saldo, 4) menyelesaikan audit dan mengeluarkan suatu laporan.ü    Jenis pengujian Kelima jenis pengujian audit yang digunakan auditor untuk menentukan apakah laporan keuangan dapat dinyatakan secara wajar yaitu : prosedur untuk memperoleh pemahaman atas struktur pengendalian intern, pengujian atas pengendalian, pengujian substantif atas transaksi, prosedur analitis, dan pengujian terinci atas saldo.ü    Jenis bukti Ketujuh jenis atau kategori besar dari bukti yang digunakan oleh auditor : pemeriksaan fisik, konfirmasi, dokumentasi, prosedur analitis, pengamatan, pemeriksaan klien dan pelaksanaan ulang.ü    Fase dari proses audit Empat fase dalam proses audit : 1) perencanaan dan perancangan pendekatan audit, 2) pengujian atas pengendalian dan transaksi, 3) melaksanakan prosedur analitis dan pengujian terinci atas saldo, 4) penyelesaian audit dan penerbitan laporan audit.

Page 32: Present bab 13 auditing

TERIMAKASIHRencana Audit dan Progr am Audit secara keseluruhan