21
TUGAS AUDITING II MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PENJUALAN DAN PENAGIHAN: PIUTANG USAHA Oleh Kelompok 7: 1. Alfin Dendrianto (108200053) 2. Muhammad Ridwan H. (108200125) 3. M. Ikhsan Suganda (110200018) 4. Seh Wahyu Lestari (110200105) INSTITUT MANAJEMEN TELKOM Jalan Telekomunikasi No.1 Bandung 2013

Tugas auditing ii bab 16 alvin arrens

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Tugas auditing ii bab 16 alvin arrens

TUGAS AUDITING II

MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PENJUALAN DAN PENAGIHAN:

PIUTANG USAHA

Oleh Kelompok 7:

1. Alfin Dendrianto (108200053)

2. Muhammad Ridwan H. (108200125)

3. M. Ikhsan Suganda (110200018)

4. Seh Wahyu Lestari (110200105)

INSTITUT MANAJEMEN TELKOM

Jalan Telekomunikasi No.1 Bandung

2013

Page 2: Tugas auditing ii bab 16 alvin arrens

Tahap I

Tahap I

Tahap I

Tahap II

Tahap III

Tahap III

Mengidentifikasi risiko bisnis klien yang mempengaruhi piutang usaha

Menetapkan salah saji yang dapat ditoleransi dan menilai risiko inheren untuk piutang usaha

Menilai risiko pengendalian untuk siklus penjualan dan penagihan

Merancang dan melaksanakan prosedur analitis untuk piutang usaha

Merancang dan melaksanakan pengujian pengendalian dan pengujian substantive atas transaksi untuk siklus penjualan dan penagihan

Merancang pengujian atas rincian saldo piutang usaha untuk memenuhi tujuan audit yang berkaitan dengan saldo

Prosedur audit

Ukuran sampel

Item yang dipilih

Penetapan waktu

A. Metodologi Untuk Merancang Pengujian Atas Rincian Saldo

Gambar 16-1

Metodologi untuk Merancang Pengujian atas Rincian Saldo bagi Piutang Usaha

Page 3: Tugas auditing ii bab 16 alvin arrens

Gambar di atas menunjukkan metodologi yang harus diikuti auditor dalam merancang

pengujian atas rincian saldo yang tepat bagi piutang usaha. Metodologi ini behubungan langsung

dengan kertas kerja perencanaan bukti yang diperkenalkan pertama kali pada bab sebelumnya.

Bukti yang tepat akan diperoleh dari pengujian atas rincian saldo berdasarkan tujuan per

tujuan. Contoh : auditor harus mengevaluasi potensi tejadinya kecurangan dan

mempertimbangkan risiko inheren yang bisa saja bervariasi menurut tujuannnya. Auditor juga

harus mempertimbangkan hasil pengujian substantive atas penjualan dan penerimaan kas.

Dalam merancang pengujian auditor harus memenuhi masing-masing dari delapan tujuan

audit. Jika diterapkan secara khusus pada piutang usaha, hal tersebut disebut sebagai tujuan

audit yang berkaitan dengan saldo piutang usaha sebagai berikut:

1. Piutang usaha dalam neraca saldo harus sama dengan jumlah file induk terkait serta sama

dengan buku besar umum. (detail tie-in)

2. Piutang usaha yang dicatat ada. (keberadaan)

3. Piutang usaha yang ada telah dicantumkan. (kelengkapan)

4. Piutang usaha sudah akurat.(keakuratan)

5. Piutang usaha telah diklasifikasikan dengan benar. (klasifikasi)

6. Pisah batas piutang usaha sudah benar. (pisah batas)

7. Piutang usaha dinyatakan pada nilai realisasi. (nilai realisasi)

8. Klien memiliki hak atas piutang usaha. (hak)

Kolom dalam kertas kerja perencanaan harus mencantumkan tujuan audit yang berkaitan

dengan saldo. Auditor menggunakan factor-faktor tersebut untuk menilai risiko deteksi yang

direncanakan bagi piutang usaha menurut tujuannya.

Mengidentifikasi Risiko Bisnis Klien yang Mempengaruhi Piutang Usaha (Tahap I)

Pemahaman mengenai industry dan lingkungan eksternal klien serta mengevaluasi tujuan

manajemen digunakan untuk mengidentifikasi risiko bisnis klien yang signifikan, yang dapat

mempengaruhi laporan keuangan termasuk piutang usaha. Maka oleh karena itu auditor harus

melaksanakan prosedur analitis untuk menunjukkan kenaikan risiko salah saji piutang usaha.

Ketika mengevaluasi risiko inheren dan bukti yang direncanakan dalam piutang usaha,

auditor mengembangkan risiko yang mempengaruhi piutang usaha. Contoh : auditor dapat

meningkatkan risiko inheren untuk nilai realisasi bersih piutang usaha.

Page 4: Tugas auditing ii bab 16 alvin arrens

Menetapkan Salah Saji yang Dapat Ditoleransi dan Menilai Risiko Inheren (Tahap I)

Auditor harus memutuskan perimbangan pendahuluan mengenai materialitas laporan

keuangan secara keseluruhan dan kemudian mengalokasikan jumlah pertimbangan pendahuluan

ke setiap akun neraca yang signifikan, termasuk piutang usaha. Secara khusus piutang usaha

merupakan salah satu akun yang paling material, bahkan untuk saldo piutang yang paling kecil

sekalipun, transaksi dalam silkus penjualan dan penagihan yang mempengaruhi saldo piutang

usaha hampir pasti sangat signifikan.

Auditor harus mengidentifikasi secara formal risiko kecurangan tertentu menyangkut

pengakuan pendapatan. Hal ini akan mempengaruhi penilaian risiko inheren oleh auditor untuk

tujuan-tujuan berikut: keberadaan atau eksistensi, pisah batas penjualan, serta pisah batas retur

dan pengurangan penjualan. Jadi sudah biasa bagi klien untuk menyalahsajikan pisah batas baik

karena kesalahan maupun karena kecurangan. Juga sudah biasa bagi klien untuk

menyalahsajikan secara tidak sengaja atau secara sengaja penyisihan piutang tak tertagih (nilai

realisasi) karena sulit menentukan saldo yang benar.

Menilai Risiko Pengendalian untuk Siklus Penjualan dan Penagihan (Tahap I)

Pengendalian internal terhadap penjualan dan penerimaan kas serta piutang usaha terkait

setidaknya harus cukup efektif karena manajemen sangat menginginkan catatan yang akurat

untuk mempertahankan hubungan baik dengan pelanggan. Auditor harus memperhatikan tiga

aspek pengendalian internal:

1. Pengendalian yang mencegah atau mendeteksi penggelapan

2. Pengendalian terhadap pisah batas

3. Pengendalian yang terkait dengan penyisihan piuang tak tertagih

Auditor harus menghubungkan risiko pengendalian untuk tujuan audit yang berkaitan dengan

transaksi dengan tujuan audit yang berkaitan dengan saldo dalam memutuskan risiko deteksi

yang direncanakan dan bukti yang direncanakan bagi pengujian atas rincian saldo. Contoh :

auditor menyimpulka bahwa risiko pengendalian untuk transaksi penjualan maupun penerimaan

kas adalah rendah bagi tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi keakuratan. Karena itu,

auditor dapat menyimpulkan bahwa pengendalian bagi tujuan audit yang berkaitan dengan saldo

keakuratan untuk piutang usaha sudah efektif karena satu-satunya transaksi yang mempengaruhi

Page 5: Tugas auditing ii bab 16 alvin arrens

Keterjadian

Kelengkapan

Keakuratan

klasifikasi

Posting dan iktisar

Penetapan waktu

XXXX

XX

Detail tie-in

Keberadaan

Kelengkapan

keakuratan

klasifikasi

Pisah batas

Nilai

Realisasi

HakTUJUAN AUDIT

YANG BERKAITAN DENGAN TRANSAKSI

KELAS TRANSAKSI

Penjualan

Penerimaan kas

Keterjadian

Kelengkapan

Keakuratan

klasifikasi

Posting dan iktisar

Penetapan waktu

XXXX

XX

piutang usaha adalah penjualan dan penerimaan kas. Jika retur dan pengurangan penjualan serta

penghapusan piutang usaha tak tertagih berjumlah signifikan, penilaian risiko pengendalian juga

harus dipertimbangkan untuk kedua kelas transaksi tersebut.

Gambar 16-2

Hubungan Antara tujuan Audit yang Berkaitan Dengan Transaksi untuk Siklus Penjualan

dan Penagihan dengan Tujuan Audit yang Berkaitan Dengan saldo untuk Piutang Usaha.

Dua aspek hubungan yang disajikan dalam gambar 16-2 perlu disinggung secara khusus:

Page 6: Tugas auditing ii bab 16 alvin arrens

1. Untuk penjualan, tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi-keterjadian

mempengaruhi tujuan audit yang berkaitan dengan saldo-eksistensi/keberadaan.

Akan tetapi untuk penerimaan kas, tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi-

keterjadian mempengaruhi tujuan audit yang berkaitan dengan saldo-kelengkapan.

Penyebab kesimpulan mengejutkan bahwa kenaikan penjualan meningkatkan

piutang usaha tetapi kenaikan penerimaan kas justru menurunkan pitang usaha.

Contoh :pencatatan penjualan sebenarnya tidak ada melanggar tujuan audit yang

berkaitan dengan transaksi-keterjadian dan tujuan audit yang berkaitan dengan

saldo-eksistensi (keduannya lebih saji). Pencatatan penerimaan kas yang

sebenarnya tidak ada melanggar tujuan audit yang berkaitan transaksi-keterjadian

maupun tujuan audit yang berkaitan dengan saldo-kelengkapan untuk piutang

usaha, karena piutang yang masih beredar tidak lagi dicantumkan dalam catatan.

2. Tujuan audit yang berkaitan dengan saldo piutang usaha-nilai realisasi dan hak,

serta tujuan yang berkaitan dengan penyajian dan pengungkapan, tidak

terpengaruh oleh penilaian risiko pengendalian untuk tujuan-tujuan tersebut,

auditor harus mengidentifikasi dan menguji pengendalian secara terpisah demi

mendukung tujuan-tujuan tersebut.

Merancang dan Melaksanakan Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif atas

Transaksi (Tahap II).

Bab sebelumnya membahas prosedur audit untuk pengujian pengendalian dan pengujian

substantive atas transaksi, memutuskan ukuran sampel, dan mengevaluasi hasil pengujian-

pengujian tersebut. Hasil pengujian pengendalian akan menentukan apakah penilaian risiko

pengendalian untuk penjualan dan penerimaan kas harus direvisi. Auditor menggunakan hasil

pengujian untuk menentukan sejauh mana risiko deteksi yang direncanakan akan dipenuhi bagi

setiap tujuan audit yang berkaitan dengan saldo piutang usaha.

Merancang dan Melaksanakan Prosedur Analitis (Tahap III)

Prosedur analitis sering kali dilakukan selama tiga tahap audit: perencanaan, ketika

melaksanakan pengujian yang terinci, dan sebagai bagian dari penyelesaian audit. Sebagian besar

prosedur analitis yang dilaksanakan selama tahap pengujian dilakukan setelah tanggal neraca

Page 7: Tugas auditing ii bab 16 alvin arrens

tetapi sebelum pengujian atas rincian saldo. Auditor melaksanakan prosedur analitis untuk siklus

penjualan dan penagihan secara keseluruhan, bukan hanya piutang usaha. Hal ini dikarenakan

hubungan yang erat antara akun-akun laporan laba rugi dan neraca. Jika auditor mengidentifikasi

salah saji yang mungkin terjadi dalam retur dan pengurangan penjualan dengan menggunakan

prosedur analitis, piutang usaha mungkin akan mengoffset salah saji itu.

Jika prosedur analitis dalam siklus penjualan dan penagihan mengungkapkan fluktuasi yang

tidak biasa, auditor harus melontarkan pertanyaan tambahan kepada manajemen. Respon

manajemen harus dievaluasi secara kritis.

Merancang dan Melaksanakan pengujian atas Rincian Saldo Piutang Usaha (Tahap III)

Pengujian rincian saldo yang tepat tercantum pada kertas kerja perencanaan Gambar 16-7. Risiko

deteksi ditunjukkkan pada baris kedua dari bawah. Hal tersebut merupakan keputusan subjektif

auditor setelah mngkombinasikan kesimpulan yang dicapai mengenai setiap factor yang

tercantum. Tugas menhubungkan factor yang direncanakan sangatlah kompleks karena

pengukuran factor bersifat tidak jelas. Bukti audit yang direncanakan adalah kebalikan dari risiko

deteksi yang direncanakan. Setelah memutuskan bukti yang direncanakan bagi tujuan tertentu

adalah tinggi, sedang, rendah, kemudian auditor harus memutuskan prosedur audit yang sesuai,

ukuran sampel, item yang dipilih, dan penetapan waktu.

B.

C. KONFIRMASI PIUTANG USAHA

Adalah konsep yang terus berulang dalam pembahasan kita mengenai perancangan

pengujian atas rincian saldo piutang usaha. Intinya lebih menekankan pada konfirmasi itu disini,

Page 8: Tugas auditing ii bab 16 alvin arrens

seolah-olah sebagai bukti yang bisa diandalkan. Tujuannya adalah untuk memenuhi tujuan

eksistensi, keakuratan, serta pisah batas.

Standar auditing mengharuskan konfirmasi piutang usaha dalam situasi yang normal.

SAS 67 (AU 330) menyediakan 3 pengecualian terhadap keharusan menggunakan konfirmasi :

1. Piutang usaha tidak material. Hal ini sudah umum bagi perusahaan tertentu seperti

toko diskon yang terutama melakukan penjualan secara tunai atau dengan kartu kredit.

2. Auditor mempertimbangkan konfirmasi bukti yang tidak efektif karena tingkat

responsnya kemungkinan tidak akan memadai atau tidak dapat diandalkan.

3. Gabungan tingkat risiko inheren dan resiko pengendalian rendah dan bukti substantif

lainnya dapat diakumulasi untuk menyediakan bukti yang mencukupi.

Dalam melakukan prosedur konfirmasi, pertama auditor harus memutuskan jenis

konfirmasi yang akan digunakan.

1. Konfirmasi positif, adalah komunikasi dengan debitor yang meminta pihak penerima untuk

mengkonfirmasi secara langsung apakah saldo yang dinyatakan pada permintaan konfirmasi itu

benar atau salah.

2. Formulir konfirmasi yang kosong adalah jenis konfirmasi positif yang tidak menyatakan

jumlah pada konfirmasi tetapi meminta penerimanya untuk mengisi saldo atau melengkapi

informasi lainnya.

3. Konfirmasi faktur adalah jenis konfirmasi positif lainnya dimana setiap faktur akan

dikonfirmasi,dan bukan saldo piutang usaha pelanggan secara keseluruhan.

4. Konfirmasi negatif juga ditujukan kepada debitor tetapi hanya akan meminta respons jika

debitor tidak setuju dengan jumlah yang dinyatakan.

Penentuan jenis konfirmasi mana yang akan digunakan berada ditangan auditor, dan

harus berdasarkan fakta dalam audit. SAS 67 menyatakan bahwa penggunaan konfirmasi negatif

hanya diterima jika seluruh situasi berikut tersedia :

1. Piutang usaha tercipta dari jumlah besar akun-akun yang kecil.

2. Penilaian risiko pengendalian dan risiko inheren gabungan adalah rendah

3. Tidak ada alasan untuk percaya bahwa penerima konfirmasi tidak mungkin memberikan

pertimbangannya.

Konfirmasi negatif sering kali digunakan untuk mengaudit rumah sakit, toko ritel, bank

dan industri lainnya dimana piutang berasal dari masyarakat umu. Bukti yang paling dapat

Page 9: Tugas auditing ii bab 16 alvin arrens

diandalkan dari konfirmasi baru akan diperoleh jika konfirmasi itu dikirim sedekat mungkin

dengan tanggal nercaca. Hal ini akan memungkinkan auditor untuk menguji secara langsung

saldo piutang usaha pada laporan keuangan tanpa harus membuat kesimpulan apapun mengenai

transaksi yang terjadi antara tanggal konfirmasi dengan tanggal neraca. Akan tetapi sebagai cara

untuk menyelesaikan audit secara tepat waktu, auditor juga perlu mengkonfirmasi pada tanggal

inherim.

Ukuran sampel

Faktor utama yang mempengaruhi ukuran sampel untuk mengkonfirmasi piutang usaha berada

dalam beberapa kategori dan mencakup hal-hal berikut:

1. Salah saji yang ditoleransi

2. Risiko inheren ( ukuran relatif total piutang usaha, jumlah akun, hasil tahun sebelum nya dan

salah saji yang diterapkan )

3. Risiko pengendalian

4. Risiko deteksi yang dicapai dari pengujian substantif lainnya (luas dan hasil pengujian

substantif atas transaksi, prosedur analitis dan pengujian yang terinci lainnya)

5. Jenis konfirmasi negatif (biasanya memerlukan sampel)

Pemilihan item untuk pengujian, akan diperlukan beberapa jenis stratifikasi pada

sebagian besar konfirmasi .dalam suatu pendekatan umum stratifikasi untuk memilih saldo yang

akan dikonfirmasi, auditor mempertimbangkan baik nilai dolar setiap piutang maupun lamanya

piutang yang beredar.

Penerimaan kas selanjutnya, bukti penerimaan kas selanjutnya pada tanggal konfirmasi

meliputi pemeriksaan remittance advice,ayat jurnal dalam catatan penerimaan kas, atau mungkin

kredit selanjutnya dalam file induk piutang usaha. Salinan faktur penjualan, hal ini bermanfaat

dalam memverifikasi penerbitan faktur penjualan aktual dan tanggal penagihan actual. Dokumen

pengiriman, hal ini penting dalam menentukan apakah pengiriman telah benar-benar dilakukan

dan sebagai pengujian pisah batas. Korespondensi dengan klien, biasanya auditor tidak perlu

mereview korespondensi sebagai bagian dari prosedur alternatif,tetapi korespondensi dapat

digunakan untuk mengungkapkan piutang yang diperselisihkan dan yang meragukan yang tidak

terungkap oleh cara lainnya. Barang yang telah dikembalikan, kelalaian klien untuk mencatat

memo kredit dapat diakibatkan oleh perbedaan waktu atau pencatatan retur dan pengurangan

Page 10: Tugas auditing ii bab 16 alvin arrens

penjualan yang tidak tepat. Kesalahan klerikal dan jumlah yang diperdebatkan, jenis perbedaan

yang paling mungkin dilaporkan dalam catatan klien adalah jika pelanggan menyatakan bahwa

ada kesalahan harga yang dikenakan untuk barang,barang rusak ,kuantitas barang yang belum

diterima dan sebagainya.

D. Mengembangkan Pengujian Program audit yang terinci

Untuk mengilustrasikan pengembangan prosedur program audit untuk pengujian yang

terinci dalam siklus penjualan dan penagihan, kita akan menggunakan Hillsburg Hardware

Co.

Auditor senior, menyiapkan kertas kerja perencanaan bukti yang disajikan pada gambar

16-7 sebagai alat bantu untuk membantunya memutuskan luas pengujian atas rincian saldo

yang direncanakan. Sumber setiap baris adalah sebagai berikut:

Salah saji yang dapat ditoleransi.

Risiko audit yang dapat diterima.

Risiko inheren.

Risiko pengendalian.

Hasil pengujian subtantif atas transaksi.

Prosedur analitis.

Risiko deteksi yang direncanakan.

Page 11: Tugas auditing ii bab 16 alvin arrens

Gambar 16-7

Kertas Kerja Perencanaan Bukti untuk Memutuskan Pengujian atas Rincian Saldo

Hillsburg Hardware Co. Piutang Usaha

Det

ail t

ie-i

n

Ek

sist

ensi

Kel

engk

apan

Kea

ku

rata

n

Kla

sifi

kas

i

Pis

ah b

atas

Nil

ai r

eali

sasi

Hak

Risiko audit yang dapat

diterimaTinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi

Risiko inherenRenda

hSedang Rendah Rendah Rendah Sedang Sedang Rendah

Risiko pengendalian

penjualan

Renda

hSedang Rendah Tinggi Rendah Sedang Tinggi

Tidak dapat

diterapkan

Risiko pengendalian

penerimaan kas

Renda

hSedang Rendah Rendah Rendah Rendah

Tidak dapat

diterapkan

Tidak dapat

diterapkan

Risiko pengendalian-

pengendalian tambahan

Tidak

adaTidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Rendah

Pengujian subtantif atas

transaksi penjualan

Hasil

yang

baik

Hasil

yang baik

Hasil

yang baik

Hasil

yang baik

Hasil yang

baik

Hasil

tidak

dapat

diterima

Tidak dapat

diterapkan

Tidak dapat

diterapkan

Pengujian subtantif atas

transaksi penerimaan kas

Hasil

yang

baik

Hasil

yang baik

Hasil

yang baik

Hasil

yang baik

Hasil yang

baik

Hasil

yang baik

Tidak dapat

diterapkan

Tidak dapat

diterapkan

Prosedur analitis

Hasil

yang

baik

Hasil

yang baik

Hasil

yang baik

Hasil

yang baik

Hasil yang

baik

Hasil

yang baik

Hasil tidak

dapat

diterima

Tidak dapat

diterapkan

Risiko deteksi yang

direncanakan untuk

pengujian atas rincian saldo

Tinggi Sedang Tinggi Sedang Tinggi Rendah Rendah Tinggi

Bukti audit yang

direncanakan untuk

pengujian atas rincian saldo

Renda

hSedang Rendah Sedang Rendah Tinggi Tinggi Rendah

Salah saji yang dapat ditoleransi $265.000

Page 12: Tugas auditing ii bab 16 alvin arrens

Tabel 16-4

Tujuan Audit yang Berkaitan dengan Saldo dan Program Audit untuk Hillsburg Hardware Co. Siklus Penjualan dan Penagihan (Format Rancangan)

Tujuan Audit yang Berkaitan dengan Saldo Prosedur Audit

Piutang usaha dalam aged trial balance sama dengan jumlah file induk terkait, dan totalnya telah ditambahkan dengan benar dan sama dengan buku besar umum (detail tie-in)

Menelusuri 10 akun dari neraca saldo kea kun pada file induk (6)Memfoot dua halaman neraca saldo, dan menjumlahkan total semua

halaman (7)Menelusuri Saldo ke buku besar umum (8)

Piutang usaha pada aged trial balance memang ada (eksistensi) Mengkonfirmasi piutang usaha, dengan menggunakan konfirmasi positif,Mengkonfirmasi semua jumlah di atas $100.000 dan sampel nonstatistik sisanya (10)

Melaksanakan prosedur alternative untuk semua konfirmasi yang tidakdikembalikan pada permintaan pertama atau kedua (11)

Mereview neraca saldo piutang usaha menyangkut jumlah piutang usaha yang besar dan tidak biasa (1)

Piutang usaha yang ada telah dimasukkan dalam aged trial balance (kelengkapan)

Menelusuri lima akun dari file induk piutang usaha ke aged trial balance (9)

Piutang usaha dalam neraca saldo sudah akurat (keakuratan) Mengkonfirmasi piutang usaha, dengan menggunakan konfirmasi positif. Mengkonfirmasi semua jumlah di atas $100.000 dan sampel nonstatistik sisanya (10)

Melaksanakan prosedur alternatif untuk semua konfirmasi yang tidak dikembalikan pada permintaan pertama atau kedua (11)

Mereview neraca saldo piutang usaha menyangkut jumlah piutang yang besar dan tidak biasa (1)

Piutang usaha pada ageed trial balance telah diklasifikasikan dengan benar (klasifikasi)

Mereview piutang yang tercantum pada aged trial balance untuk wesel dan piutang pihak terkait (3)

Menanyai manajemen apakah ada wesel dari pihak terkait atau piutang jangka panjang yang dimasukkan dalam neraca saldo (4)

Transaksi dalam siklus penjualan dan penagihan telah dicatat pada periode yang tepat (pisah batas)

Memilih 20 transaksi penjualan terakhir dari jurnal penjualan tahun berjalan dan 20 transaksi pertama dari tahun selanjutnya serta menelusuri masing-masing ke dokumen pengiriman terkait, dengan memeriksa tanggal pengiriman aktual dan mengoreksi pencatatan (14)

Mereview retur dan pengurangan penjualan yang besar sebelum dan sesudah tanggal neraca untuk menentukan apakah telah dicatat pada periode yang benar (15)

Piutang usaha dinyatakan pada nilai realisasi (nilai realisasi) Menelusuri 10 akun dari skedul umur ke file induk piutang usaha untuk menguji umur yang tepat pada neraca saldo (6)

Memfoot kolom umur pada neraca saldo dan total halaman (7)Mengcross-foot kolom umur piutang (7)Membahas dengan manajer kredit kemungkinan penagihan piutang yang

sudah lama. Memeriksa penerimaan kas selanjutnya dan file kredit atas semua piutang selama 90 hari serta mengevaluasi apakah piutang dapat ditagih (12)

Mengevaluasi apakah penyisihan sudah memadai setelah melakukan prosedur audit lainnya menyangkut ketertagihan piutang (13)

Klien memiliki hak atas piutang pada neraca saldo (hak) Mereview notulen rapat dewan direksi menyangkut adanya indikasi piutang usaha yang digadaikan atau difaktorkan (5)

Menanyai manajemen apakah ada piutang yang digadaikan atau difaktorkan (5)

Catatan: Prosedur itu diikhtisarkan ke dalam format kinerja pada table 16-5. Angka dalam tanda kurung setelah prosedur merujuk pada table 16-5

Page 13: Tugas auditing ii bab 16 alvin arrens

Tabel 16-5

Program Audit pengujian atas Rincian saldo Untuk Hillsburg Co. Siklus

Penjualan dan Penagihan (Format Kinerja)

1. Mereview neaca saldo piutang usaha untuk piutang yang berjumlah besar dan tidak

biasa

2. Menghitung prosedur analitis yang ditunjukkan dalam skedul audit yang dikompensasi

ke depan.

3. Mereview piutang yang tercantum pada Aged Trial Balance menyangkut wewel dan

piutang dengan pihak terkait

4. Menanyai manajemen apakah ada pihak terkait , wesel atau piutang jangka panjang

yang dimasukkan dalam neraca saldo.

5. Mereview notulen rapat dewan direksi dan menyai manajeman untuk menentukan

apakah ada piutang yang digadaikan

6. Menelusuri 10 akun dari neraca saldo ke file indul piutang usaha untuk melihat umur

piutang dan saldonya

7. Memfoot 2 halaman neraca saldo untuk melihat umur kolom piutang

8. Menelusuri saldo ke buku beasr umum

9. Menelusuri lima piutang dari file induk piutang usaha ke aged trial balanced

10. Mengkonfirmasi piutang usaha

11. Melakukan prosedur alternatifuntuk semua konfirmasi yang tidak dikembaliakan

12. Membahas dengan manager kredit tentang kemungkinana penagihan piutang yanag

sudah lama

13. Mengevaluasi apakah peyisihan apakah sudah memadai setelah melakukan prosedur

audit

14. Memilih 20 transakasi penjualan dari jurnal penjualan tahun berjalan

15. Mereview retur dan pengurangan penjualan yang besar sebelum dan setelah tanggal

neraca untuk menentukan apakah telah dicatat dalam periode yang benar.