23
Ringkasan APBN 2017 Sumber: Nota Keuangan APBN 2017, Kementerian Keuangan 2016

Ringkasan APBN 2017

Embed Size (px)

Citation preview

Ringkasan APBN 2017

Sumber: Nota Keuangan APBN 2017, Kementerian Keuangan 2016

Pertumbuhan ekonomi Indonesia 2017 diperkirakan mencapai 5,1 %

1. Pemotongan anggaran di tahun 2016 Menyebabkan pertumbuhan konsumsi pemerintah mengalami penyesuaian termasuk untuk 2017.

2. Konsumsi Rumah Tangga diperkirakan masih tumbuh cukup tinggi sejalan dengan inflasi yang relatif terkendali terutama harga barang kebutuhan pokok

3. PMTB diperkirakan meningkat namun belum cukup kuat terutama masih relatif lemahnya permintaan domestik

4. Ekspor tumbuh positif: a. Base effect tahun sebelumnya b. Masih lemahnya permintaan negara mitra

dagang utama

6.0 5.6

5.0 4.8

5.0 5.1

2012 2013 2014 2015 Outlook

2016

APBN

2017

2017

Semester 1 Outlook APBN

Konsumsi RT & LNPRT 5.0 5.1 5.0

Konsumsi Pemerintah 4.8 3.0 4.8

PMTB 5.3 5.5 6.0

Ekspor (3.1) (1.9) 0.2

Impor (4.0) (2.7) 0.7

PDB 5.0 5.0 5.1

Komponen2016

1

Pertumbuhan ekonomi Indonesia (%)

2016 2017

APBNP APBN

Pertumbuhan Ekonomi (%) 5.2 5.1 (0.1)

Nilai Tukar IDR/USD (Rp) 13,500 13,300 (200.0)

Inflasi (%) 4.0 4.0 0.0

Suku Bunga SPN 3 Bulan (%) 5.5 5.1 (0.4)

Harga Minyak Mentah (USD/barel) 40 45 5.0

Lifting Minyak (Ribu barel/hari) 820 815 (5.0)

Lifting Gas (Ribu barel /hari) 1,150 1,150 0.0

Indikator ΔTema Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2017 Memacu pembangunan infrastruktur dan ekonomi untuk meningkatkan kesempatan kerja serta mengurangi kemiskinan dan kesenjangan antarwilayah.

Pokok-pokok Kebijakan Fiskal Pemantapan Pengelolaan Fiskal untuk Peningkatan Daya Saing dan Mengakselerasi Pertumbuhan Ekonomi yang Berkelanjutan dan Berkeadilan.

Asumsi Dasar Makroekonomi 2017 Telah menyesuaikan kondisi perekonomian global dan domestik

2

APBN 2017: Kebijakan Fiskal Yang Ekspansif dengan Komitmen pada reformasi penganggaran serta prinsip kehati-hatian

BELANJA YANG LEBIH PRODUKTIF Fokus pada infrastruktur dan belanja sosial Efisiensi Pada Belanja barang; Mempertahankan Anggaran Kesehatan (5%), Pendidikan (20%) Fleksibilitas dalam Merespon kondisi perekonomian Mitigasi bencana alam & risiko fiskal Percepatan penyerapan anggaran

SUBSIDI YANG LEBIH TEPAT SASARAN: Energi Melanjutkan subsidi untuk BBM jenis solar Distribusi tertutup/targeted Subsidi LPG 3 Kg Rumah Tangga Sasaran (RTS) untuk Subsidi listrik menggunakan basis data terpadu (PBDT 2015) Non Energi Memperbaiki ketepatan sasaran

MEMPERKUAT DESENTRALISASI FISKAL Reformulasi perhitungan alokasi DAU Memperbaiki pengalokasian, penyaluran dan arah penggunaan DBH Memperbaiki pengalokasian Dana Transfer Khusus untuk mempercepat pembangunan infrastruktur dasar Meningkatkan secara bertahap anggaran Dana Desa untuk memenuhi amanat UU Nomor 6 Tahun 2014, dengan tetap memerhatikan kemampuan keuangan negara.

OPTIMALISASI PENERIMAAN NEGARA YANG LEBIH REALISTIS Melanjutkan dukungan insentif Fiskal, Mendorong Iklim Investasi & dunia usaha Fokus penerimaan terutama pada sektor Perdagangan dan WP pribadi Ekstensifikasi melalui Geo Tagging Memperbaiki basis pajak dan kepatuhan wajib pajak melalui penguatan database Pajak, optimalisasi penggunaan IT dan konfirmasi status wajib pajak Mengoptimalkan perjanjian pajak internasional Cukai dan pajak lainnya untuk mengurangi konsumsi pada produk tertentu (dan atau untuk mengurangi) dengan eksternalitas negatif Optimalisasi PNBP dengan tetap memperhatikan pelestarian sumber daya alam dan peningkatan kualitas pelayanan publik

FOKUS PADA KESINAMBUNGAN FISKAL: Menjaga defisit dibawah 3% Terhadap PDB Memperbaiki mekanisme pembiayaan untuk proyek Infrastruktur dan pembiayaan usaha kecil menengah Investasi pemerintah yang lebih selektif Menyempurnakan mekanisme penjaminan untuk percepatan pembangunan infrastruktur

3

Defisit APBN 2017 terkendali: 2,41% PDB Mewujudkan APBN yang lebih Realistis, Kredibel dan Berkelanjutan

Penerimaan pajak masih menjadi tulang punggung pendapatan negara

PENDAPATAN NEGARA

Rp 1.499 Triliun

Rp 250 Triliun

Rp 1.4 Triliun

Pajak

PNPB*

*Penerimaan Negara Bukan Pajak

Rp 1.750,3 triliun

1. Peningkatan tax base dan tax compliance 2. Pemberian Insentif Perpajakan 3. Perbaikan Regulasi Perpajakan 4. Pengenaan Cukai untuk Pengendalian Barang

Konsumsi Tertentu 5. Perpajakan Internasional untuk Mendukung 6. Transparansi

Kebijakan umum Perpajakan tahun 2017 diarahkan untuk meningkatkan tax base dan kepatuhan WP

Hibah

Target penerimaan perpajakan tahun 2017 didasarkan perhitungan perpajakan yang lebih rasional berdasarkan outlook 2016

2014 2015 2016 2017

Realisasi Realisasi APBNP APBN

1. PPh Migas 87.4 49.7 36.3 36

2. Pajak Non Migas 897.7 1011.2 1318.8 1271.7

a. PPh Non Migas 458.7 552.6 819.5 751.8

b. PPn 409.2 423.7 474.2 493.9

c. PBB 23.5 29.3 17.7 17.3

d. Pajak Lainnya 6.3 5.6 7.4 8.7

3. Kepabean dan Cukai 161.7 179.5 184 191.2

a. Cukai 118.1 144.6 148.1 157.2

b. Bea Masuk 32.3 31.2 33.4 33.7

c. Bea keluar 11.3 3.7 2.5 0.3

Jumlah 1146.8 1240.4 1539.1 1498.9

Penerimaan Perpajakan

Target penerimaan perpajakan naik 13,5% dari outlook 2016

Target penerimaan pajak non migas naik 15% dari outlook 2016

Rp Triliun

Rp 1.499 Triliun

Rp 250 Triliun

Rp 1.4 Triliun

Pajak

PNPB*

Hibah

*Penerimaan Negara Bukan Pajak

Kebijakan PNBP tahun 2017 diarahkan untuk mengoptimalkan PNBP dan Peran K/L

Monitoring proyek pengembangan lapangan onstream tahun 2017 agar dapat berjalan tepat waktu

Optimalisasi pemanfaatan Gas Bumi ke stakeholders domestik

Kebijakan Penetapan Harga Gas Bumi tertentu untuk mendorong pertumbuhan industri dalam negeri

Meningkatkan dan mengoptimalkan PNBP K/L

Sistempenatausahaan hasil hutan berbasis teknologi informasi untuk memantau pengelolaan hutan secara online

Koordinasi dengan Pemda dan instansi pemeriksa, guna peningkatan kepatuhan wajib bayar PNBP Pertambangan

Mengelola sumberdaya kelautan dan perikanan secara berkelanjutan melalui pemberantasan illegal, unreported and unregulated fishing

Meningkatkan kinerja BUMN dan peranannya kepada APBN

2016

APBNP APBN Selisih

Pendapatan SDA 90.5 87 (3.5)

a. SDA Migas 68.7 63.7 (5.0)

- Minyak Bumi 51.3 50.1 (1.2)

- Gas Alam 17.4 13.6 (3.8)

b. Non Migas 21.8 23.3 1.5

- Pertambangan Minerba 16.5 17.7 1.2

- Panas Bumi 0.6 0.7 0.1

- Kehutanan 4 3.9 (0.1)

- Perikanan 0.7 1 0.3

Pendapatan Bagian Laba BUMN 34.2 41 6.8

PNBP Lainnya 84.1 84.4 0.3

Pendapatan BLU 36.3 37.6 1.3

Jumlah 245.1 250 9.7

PNBP2017

PNBP SDA Migas meningkat sejalan dengan kenaikan lifting minyak dan pengendalian cost recovery

Upaya ekstensifikasi dan intensifikasi secara nyata meningkatkan PNBP di beberapa K/L (a.l. Polri, Kemenhub)

Rp Triliun

Belanja Pemerintah Pusat dalam APBN 2017 tetap melanjutkan efisiensi dan efektifitas pencapaian sasaran

BELANJA NEGARA

Rp 765 Triliun

Transfer ke Daerah & Dana Desa

Rp 764 Triliun

Rp 552 Triliun

Belanja Non K/L

Belanja K/L

Rp 2.080,5 triliun

Efisiensi pada belanja operasional dan belanja barang Mendukung pembangunan infrastruktur dan konektifitas untuk

meningkatkan kualitas pembangunan Peningkatan kualitas dan efektifitas program perlindungan sosial

(KIP, KIS, PKH, dll.) Mendukung stabilitas pertahanan dan keamanan

Rp

Triliun

2016 2017

APBNP APBN

1 Kemen PUPR 97.1 101.5

2 Kemenhan 108.7 108

3 Polri 79.3 84

4 Kemenkes 62.7 58.3

5 Kemenag 56.2 60.2

6 Kemenhub 42.9 46

7 Kemendikbud 38.1 39.8

8 Kemenkeu 38.1 40.8

9 Kemenristek 40.6 39.7

10 Kementan 27.6 22.1

591.3 600.4

176.5 163.2

767.8 763.6

10 K/L terbesar

Total

K/L Lainnya

No K/L

2016 2017

APBNP APBN

1. Belanja K/L 767.8 763.6 (4.2)

2. Belanja Non K/L 538.9 552.0 13.1

Jumlah 1,310.4 1,315.5 5.1

Belanja Pemerintah Pusat Selisih

9

Anggaran Kesehatan 2017 tetap dijaga 5% dari APBN, dengan fokus memperkuat upaya promotif dan preventif, serta meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan

Imunisasi PBI Stunting

Puskesmas

Keluarga Berencana

Imunisasi dasar lengkap untuk anak usia 0 – 11 bulan 92%

PBI melalui JKN/JKS 94,4 juta jiwa

Prevelansi Stunting pada anak umur bawah dua tahun 29,6%

Kecamatan dengan puskesmas terakreditasi 700 kecamatan

Peserta KB baru 6,97 juta jiwa

Sasaran pembangunan

Rp triliun

Rp triliun

(%)

2016 2017

APBNP APBN

1. Melalui Belanja Pemerintah Pusat 76.1 75.2 (0.9)

2. Melalui Transfer ke Daerah dan Dana Desa 21.2 25.2 4.0

3. Melalui Pembiayaan 6.8 3.6 (3.2)

4. Total Anggaran Kesehatan 104.1 104 (0.1)

5. Total Belanja Negara 2,082.9 2,080.5 (2.4)

Rasio Anggaran Kesehatan (%) 5.0 5.0 0.0

Komponen Anggaran Kesehatan Δ

10

Sasaran pembangunan

Sertifikasi KIP Bidikmisi

BOS BO PTN Sekolah Sertifikasi 101,1 ribu guru 10,2 ribu dosen

Kartu Indonesia Pintar 19,5 juta siswa

Bantuan Bidikmisi 360,5 ribu mahasiswa

Bantuan Operasional Sekolah

8,5 juta siswa

Bantuan Operasional PTN 107 PTN

Rehabilitas Ruang Kelas 41.128 ruang

Anggaran Pendidikan 2017 tetap dijaga 20% dari APBN, dengan fokus meningkatkan akses dan kualitas layanan pendidikan

Rp Triliun Rp Triliun Anggaran Pendidikan, 2009 - 2017

2016 2017

APBNP APBN

1. Melalui Belanja Pemerintah Pusat 145 145.4 0.4

2. Melalui Transfer ke Daerah dan Dana Desa 266.6 268.2 1.6

3. Melalui Pembiayaan 5 2.5 (2.5)

4. Total Anggaran Kesehatan 416.6 416.1 (0.5)

5. Total Belanja Negara 2,082.9 2,080.5 (2.4)

Rasio Anggaran Kesehatan (%) 20.0 20.0 0.0

ΔKomponen Anggaran Pendidikan

Tahun 2017: sesuai PMK 48/2016 tentang Pengelolaan Transfer Ke Daerah dan Dana Desa -> minimal 15% DBH non-earmark dan DAU untuk pembangunan infrastruktur. -> (di UU APBN menjadi 25%)

Pembangunan 815 km

Pembangunan terminal

penumpang lanjutan di 3 lokasi

Pembangunan Tahap I dan lanjutan 550

km’sp

Pembangunan/ pengembangan

Fasilitas 55 lokasi

Pembangunan 9.399 m

Pembangunan baru/lanjutan

13 bandara

Anggaran Infrastruktur dalam APBN 2017 meningkat Rp40,8 T dari RAPBN 2017, terutama karena peningkatan earmark Dana Transfer Umum

Jalan Jembatan Bandara

Pelabuhan Jalur Kereta Api Terminal Penumpang

Sasaran pembangunan

Rp Triliun

Untuk mendukung pembangunan infrastruktur agar dipastikan daerah dapat mematuhi aturan pemanfaatan DTU (DBH & DAU) minimal 25% untuk infrastruktur -> meningkatkan kualitas belanja APBD

Komponen Anggaran Infrastruktur 2016 2017

Δ APBNP APBN

I. Infrastruktur Ekonomi 307.2 377.8 70.6

1. Melalui belanja K/L 151.2 153.7 2.5

2. Melalui Belanja Non K/L 5.9 2.6 (3.3)

3. Melalui Transfer ke Daerah dan dana Desa 88 183.7 95.7

4. Melalui Pembiayaan

62.1

37.8 (24.3)

II. Infrastruktur Sosial 5.7

5.5 (0.2)

III. Dukungan Infrastruktur 4.2 4.1 (0.1)

Jumlah 317.1

387.4 70.3

Belanja Subsidi Energi dalam APBN 2017 sebesar Rp77,3 T

Subsidi BBM dan LPG Tabung 3 Kg -> Rp32,3 T: Dilakukan dengan pola distribusi

tertutup/targeted (by name and by address) dan secara bertahap

Diperuntukkan kepada 26 juta Rumah Tangga Miskin (RTM) dan 2,3 juta usaha mikro

Subsidi Listrik -> Rp45,0 T: Diberikan kepada 19,1 juta dengan daya

R‐\1/450 VA dan 4,05 juta dengan R-1/900 VA

Untuk pelanggan rumah tangga mampu dengan daya 900VA, tarif akan disesuaikan secara bertahap 3 kali per 2 bulan

Rp Triliun USD/Barel

Subsidi energi diarahkan agar lebih tepat sasaran, Terutama untuk subsidi LPG tabung 3 kg dan subsidi listrik

Perkembangan Subsidi Energi 2012 – 2017

Kebijakan subsidi pangan diarahkan untuk meningkatkan akurasi sasaran RTS dengan didukung akuntabilitas pengelolaan dan alokasi anggaran

Subsidi pangan diberikan kpd 14,3 juta RTS

Pengalihan Rastra menjadi Program Bantuan Pangan: 1. Konversi secara bertahap Subsidi

Pangan (Rastra) menjadi Program Bantuan Pangan (non -tunai/voucher)

2. Ujicoba di 44 kota di Indonesia

1. Kebijakan subsidi pupuk diarahkan untuk mendukung peningkatan produktivitas pertanian

2. Volume pupuk bersubsidi sebesar 9,55 juta ton.

1. Kebijakan subsidi benih diarahkan untuk mendukung peningkatan produksi pertanian

2. Benih bersubsidi -> padi & kedelai

Subsidi Pangan, 2012 - 2017

Subsidi Pupuk, 2012 - 2017

Subsidi Benih, 2012 - 2017

Rp Triliun Rp Triliun Rp Triliun

Konsolidasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa tahun 2017 berlanjut, sejalan kemampuan Fiskal dan efektivitasnya

RAPBN APBN Selisih

A. Transfer ke Daerah 700 705 4.9

1. Dana Perimbangan 672 677 5.1

a. Dana Transfer Umum 495.5 503.6 8.1

1) Dana Bagi Hasil 90.8 92.8 2.0

2) Dana Alokasi Umum 404.7 410.8 6.1

b. Dana Transfer Khusus 176.5 173.5 (3.0)

2. Dana Insentif Daerah 8 8 0.0

3. Dana Otonomi dan Dana

Keistimewaan DIY 20.5 20.3(0.2)

B. Dana Desa 60 60 0.0

Jumlah 760 765 4.9

Transfer ke Daerah dan

Dana Desa

2017 Dana Alokasi Umum: 1. Perhitungan PDN neto tidak bersifat final 2. Memenuhi kewajiban kepada beberapa

daerah yang DAU-nya sempat tertunda pada tahun 2016

3. 25% dialokasikan untuk infrastruktur. Dana Bagi Hasil: Meningkat sesuai kenaikan PNBP yang dibagihasilkan

Diperlukan pembiayaan anggaran untuk menutup defisit APBN

1820 1823

1325

2096

273 272

2.0 770.2

Pendapatan Dalam Negeri

Penerimaan Hibah

Pendapatan Negara

Belanja Pemerintah Pusat

Transfer ke Daerah dan Dana

Desa

Belanja Negara Defisit Anggaran Pembiayaan Dalam Negeri

Pembiayaan Luar NegeriDEFISIT APBN-2016

2,1% thd PDB

Pendapatan Negara Belanja Negara Pembiayaan Anggaran*

Potensi Pembiaayan Perbankan

RpTriliun

1,2

1820 1823

1325

2096

273 272

2.0 770

Pendapatan Dalam Negeri

Penerimaan Hibah

Pendapatan Negara

Belanja Pemerintah Pusat

Transfer ke Daerah dan Dana

Desa

Belanja Negara Defisit Anggaran Pembiayaan Dalam Negeri

Pembiayaan Luar Negeri

1.748,9 1.750,3

1.315,5

2.080,5

(330,2)

1,4

764,9

Pendapatan Dalam Negeri

Penerimaan Hibah

Pendapatan Negara

Belanja Pemerintah

Pusat

Transfer ke Daerah

dan Desa

Belanja Negara Defisit Anggaran

Rp triliun

• Pembiayaan Utang 384 • Pembiayan Investasi (47,5) • Pemberian Pinjaman (6,4) • Kewajiban Penjaminan (0,9) • Pembiayaan lainnya 0,3

*Angka negatif menunjukkan aliran dana keluar (cash flow)

Pembiayaan Defisit Anggaran Tahun 2017 untuk mendukung pembangunan yang produktif

Defisit ekspansif dan terarah: 1. Mampu mendorong pertumbuhan ekonomi

yang berkelanjutan & berkeadilan 2. Mendukung kegiatan produktif guna

meningkatkan kapasitas produksi & daya saing 3. Diikuti dengan pengelolaan kebijakan fiskal

yang sehat dan berkesinambungan, a.l. mengendalikan rasio utang terhadap PDB, mengendalikan keseimbangan primer.

Pembiayaan Anggaran 2017

RAPBN APBN Selisih

I. Pembiayaan Utang 389 384.7 (4.3)

II. Pembiayaan Investasi (49.1) (47.5) 1.6

III. Pemberian Pinjaman (6.4) (6.4) 0.0

IV. Kewajiban Penjaminan (0.9) (0.9) 0.0

V. Pembiayaan Lainnya 0.3 0.3 0.0

Jumlah 332.9 330.2 (2.7)

Terdapat potensi pembiayaan bank untuk mendanai defisit anggaran

Strategi pembiayaan utang: 1. Penerbitan SBN diprioritaskan:

a. Mata uang rupiah b. Bunga tetap c. Tenor menengah- panjang

2. Pinjaman Dalam Negeri difokuskan untuk pemberdayaan industri dalam negeri

3. Pinjaman Luar Negeri digunakan untuk pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan, pelabuhan, jalur kereta api, dan rehabilitasi pemukiman.

1. Kementerian Agama sebesar Rp1.8 triliun 2. Untuk membiayai program pendidikan Islam,

penyelenggaraan haji dan umroh, serta bimbingan masyarakat Islam

1. Kementerian Perhubungan: Rp7.5 triliun 2. Untuk membiayai program pengelolaan dan penyelenggaraan transportasi perkeretapian

1. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat: Rp7.4 triliun

2. Untuk membiayai program penyelenggaraan jalan dan pengelolaan sumber daya air

Sukuk seri Project Based Sukuk (PBS)

Pertumbuhan sektor pertanian akan sejalan dengan fokus pemerintah dalam mewujudkan ketahanan pangan.

Sektor Pertanian, Kehutanan

dan Perikanan 2017 2016

2,8% 3,8%

Sektor pertambangan diperkirakan masih akan tertekan oleh lemahnya permintaan dan harga

Sektor Pertambangan dan Penggalian 2017 2016

0,1 % (0,4%)

Kinerja Pengadaan Listrik dan Gas didukung oleh Program Kelistrikan 35 ribu Mega Watt/MW yang berdampak pada peningkatan konsumsi gas untuk pembangkit listrik sebagai bahan bakar.

Sektor Pengadaan Listrik, dan Gas 2017 2016

4,9% 6,4%

20

Pertumbuhan Sektor Pertanian dan Pengadaan Listrik, Gas dan Air didukung program kedaulatan pangan dan energi

*Data 2016 mengunakan realisasi PDB Triwulan III-2016 **Data Proyeksi 2017 menggunakan asumsi outlook sektoral APBN 2017

Pertumbuhan sektor pengadaan air didorong pemenuhan kebutuhan masyarakat terhadap akses air minum melalui terbangunnya sistem penyediaan air minum (SPAM), peningkatan akses sistem air limbah perpipaan bagi masyarakat dan dukungan Nationwide Water Hibah Program (NWHP)

Sektor Pengadaan Air 2017 2016

1,7% 4,4%

Sektor konstruksi diperkirakan tumbuh sejalan dengan meningkatnya proyek-proyek infrastruktur pemerintah dan proyek-proyek swasta serta keberlanjutan proyek pembangunan infrastruktur tahun sebelumnya.

Sektor Konstruksi 2017 2016

5,7% 7,9%

Pertumbuhan sektor ini seiring dengan pembangunan infrastruktur yang mendukung kelancaran distribusi barang dan perbaikan faktor logistik, penambahan rute baru dan frekuensi penerbangan (angkutan udara ) dan penambahan 300 armada transjakarta.

Sektor Transportasi dan Pergudangan 2017 2016

8,2% 7,4%

Keberlanjutan proyek pembangunan infrastruktur diharapkan mampu mendorong kinerja beberapa sektor terkait seperti sektor industri pengolahan, konstruksi, informasi dan komunikasi, jasa keuangan dan asuransi, serta transportasi dan pergudangan

Pertumbuhan ini sejalan dengan perbaikan kondisi infrastruktur dan peningkatan konektivitas serta implementasi paket kebijakan ekonomi terkait sektor industri, misalnya: penurunan harga gas industri.

Sektor Industri Pengolahan 2017 2016

4,6% 4,8%

Pertumbuhan akan didorong meningkatnya kebutuhan di bidang data dan komunikasi seiring dengan perkembangan teknologi dan ekspansi kelas menengah. seperti penetrasi penggunaan telepon seluler, belanja iklan, pengembangan jaringan internet, serta layanan 4G.

Sektor Informasi dan Komunikasi 2017 2016

9,2% 9,4%

Pertumbuhan sektor ini akan didorong: Peningkatan permintaan kredit sejalan dengan kebijakan

moneter yang mendukung pertumbuhan sektor riil. Kebijakan amnesti pajak berpotensi meningkatkan likuiditas

domestik dan aktivitas sektor keuangan

Sektor Jasa Keuangan dan Asuransi 2017 2016

8,8% 11,3%

Pertumbuhan sektor real estate akan didorong oleh kebijakan penurunan LTV, kebijakan Pemerintah di sektor perumahan serta potensi dana tax amnesty

Sektor Real Estate 2017 2016

3,7% 5,2%

Sektor keuangan dan Real Estate diperkirakan meningkat sejalan dengan peningkatan arus dana dari kebijakan amnesti pajak

Pertumbuhan didukung oleh peningkatan penjualan mobil dan peningkatan produksi barang‐barang pertanian dan industri pengolahan. Masih kuatnya permintaan rumah tangga menjadi penopang

pertumbuhan perdagangan

Sektor Perdagangan Besar dan Eceran 2017 2016

3,7% 4,0%

Pertumbuhan didorong peningkatan jumlah wisatawan mancanegara dan penambahan kamar hotel.

Sektor Penyediaan Akomodasi, Makan dan

Minum 2017 2016

4,6% 5,3%

Pertumbuhan kinerja sektor jasa kesehatan akan didorong juga oleh berbagai kebijakan Pemerintah di sektor kesehatan. Anggaran Kesehatan 2017 tetap dijaga 5% dari APBN, dengan

fokus memperkuat upaya promotif dan preventif, serta meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan.

Sektor Jasa Kesehatan 2017 2016

4,2% 8,2%

Pertumbuhan kinerja sektor jasa pendidikan akan didorong juga oleh berbagai kebijakan Pemerintah di sektor pendidikan. Anggaran Pendidikan 2017 tetap dijaga 20% dari APBN,

dengan fokus meningkatkan akses dan kualitas layanan pendidikan

Sektor Jasa Pendidikan 2017 2016

1,9% 6,2%

Pada tahun 2017, kebijakan anggaran belanja tetap diarahkan untuk terus meningkatkan efisiensi alokasi belanja pemerintah. Realisasi belanja juga diarahkan pada belanja iinfrastruktur,

peningkatan kualitas dan efektifitas program perlindungan sosial (KIP, KIS, PKH, dsb) dan mendukung stabilitas pertahanan dan keamanan.

Sektor Administrasi Pemerintahan 2017 2016

3,8% 5,0%

Pertumbuhan sektor jasa kesehatan dan jasa pendidikan didukung kewajiban Pemerintah menjadikan sektor mandatory spending sebagai prioritas utama pengalokasian anggaran belanja