42

Click here to load reader

03 pembelajaran paud melalui bermai

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 03 pembelajaran paud melalui bermai
Page 2: 03 pembelajaran paud melalui bermai
Page 3: 03 pembelajaran paud melalui bermai

82

Pembelajaran Anak Usia Dini yang M

enyenangkan Melalui Berm

ain

b. Pengalaman sebelum main

c. Pengalaman saat main

d. Pengalaman setelah main

10. Dengan melaksanakan evaluasi dalam kegiatan bermain, guru akan

memperoleh informasi….

a. Kekhawati ran orang tua

b. Akti vitas anak di rumah

c. Sikap anak terhadap permainan

d. Keterlibatan orang tua dalam akti vitas anak

KUNCI JAWABAN

1. D

2. C

3. D

4. A

5. B

6. A

7. C

8. B

9. D

10. C

SERI BERMAIN

PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI YANG MENYENANGKAN MELALUI BERMAIN

Penyusun:Yohana Rumanda, SEHikmah, MM, M.Pd

PembahasSiti Donati rin, M.PdDr. Anita Yus, M.Pd

Ir. Nila Kusumaningtyas

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONALDIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, NONFORMAL DAN INFORMAL

DIREKTORAT PEMBINAAN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, NONFORMAL DAN INFORMAL

2011

Page 4: 03 pembelajaran paud melalui bermai

81

Pembelajaran Anak Usia Dini yang M

enyenangkan Melalui Berm

ain

5. Penataan bahan main untuk kegiatan bermain anak harus mendukung

....

a. Kebutuhan anak, intensitas main, densitas main, dan perilaku soaial

b. Perkembangan anak, intensitas main, densitas main, dan perilaku

soaial

c. Kebutuhan anak, perkembangan anak, intensitas main, dan densitas

main

d. Minat anak, perkembangan anak, perilaku soaial, dan keragaman

main.

6. Lingkungan main yang bermutu ti nggi untuk anak usia dini adalah

lingkungan main yang mendukung 3 (ti ga) jenis main yaitu ....

a. Main sensorimotor, main pembangunan, dan main peran

b. Main sensorimotor, main pembangunan, dan main keaksaraan,

c. Main peran, main sensorimotor, main keaksaraan

d. Main peran mikro, main pembangunan, dan main keaksaraan

7. Untuk memperkuat pusat-pusat syaraf indra anak dengan diberikan

banyak kegiatan:

a. Main Peran

b. Main Pembangunan

c. Main Sensorimotor

d. Main Keaksaraan

8. Membuat aturan main anak pada proses pembelajaran, termasuk

pijakan ....

a. Lingkungan main

b. Pengalaman sebelum main

c. Pengalaman saat main

d. Pengalaman setelah main

9. Recolling untuk memperkuat pengalaman-pengalaman main anak

dilakukan pada pijakan:

a. Lingkungan main

Page 5: 03 pembelajaran paud melalui bermai

80

Pembelajaran Anak Usia Dini yang M

enyenangkan Melalui Berm

ain

SOAL LATIHAN

PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI YANG MENYENANGKAN MELALUI

BERMAIN

Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat di bawah ini:

1. Dalam bermain, anak memperoleh hal – hal yang disebutkan dibawah

ini, kecuali...

a. Eksplorasi

b. Memecahkan masalah (problem solving)

c. Eksperimen

d. Membuang waktu sia – sia

2. Inti dalam pembelajaran anak usia dini melalui bermain, kecuali:

a. Berpusat pada anak

b. Pembelajaran yang sesuai tahap usia, tahap kemampuan dan nilai

budaya

c. Anak membangun pengetahuan dengan banyak dukungan orang

dewasa

d. Akti vitas anak dilakukan dalam pusat kegiatan bermain anak

3. Jenis kegiatan main yang memberikan rangsangan secara terus menerus

melalui seluruh panca indera anak adalah ….

a. Main sensorimotor

b. Main peran mikro dan makro.

c. Main Pembangunan.

d. Main sensorimotor dan main pembangunan

4. Pendekatan pembelajaran pada anak usia dini yang melibatkan unsure

bermain dalam proses belajar anak menekankan penti ngnya:

a. Pijakan bermain pada anak

b. Reinforcement (penguatan) pada anak.

c. Area bermain bagi anak.

d. Kurikulum yang seragam bagi anak.

KATA PENGANTAR

Anak usia dini adalah kondisi dimana seorang manusia berada di masa

emas. Pada masa itu terjadi lonjakan yang luar biasa pada perkembangan

otak anak, yang ti dak terjadi pada periode berikutnya.

Untuk mengopti malkan potensi perkembangan, seti ap anak

membutuhkan asupan gizi, perlindungan kesehatan, pengasuhan, dan

rangsangan pendidikan yang sesuai dengan tahap perkembangan.

Para ahli telah meneliti bahwa sekitar 50% perkembangan otak

anak terjadi pada usia 0 – 4 tahun. Dengan demikian harus diperhati kan

dan dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk menjadikan anak lebih berkualitas.

Tentunya dengan memberikan rangsangan pendidikan yang tepat, sejak

anak dalam kandungan.

Seiring dengan bertambahnya usia anak tentunya membutuhkan

rangsangan yang lebih lengkap sehingga memerlukan tambahan pendidikan

baik dirumah maupun di luar rumah. Rangsangan pendidikan di luar rumah

sudah dapat dimulai setelah anak berusia 3 bulan.

Kegiatan bermain memiliki arti penti ng dalam memberikan layanan

pendidikan anak usia dini. Kegiatan main yang terarah akan memberikan

pengaruh positi f terhadap perkembangan seluruh potensi anak yang

meliputi aspek pengembangan nilai-nilai moral dan agama, kogniti f, bahasa,

social-emosional, seni, motorik dan kemandirian anak,

Untuk membantu para pelati h memahami dan menyiapkan materi

pelati han yang berkaitan dengan pembelajaran untuk anak usia dini yang

menyenangkan melalui bermain maka dibuatkan bahan belajar. Bahan

Pembelajaran Anak Usia Dini yang M

enyenangkan Melalui Berm

ain

i

Page 6: 03 pembelajaran paud melalui bermai

Pembelajaran Anak Usia Dini yang M

enyenangkan Melalui Berm

ain

belajar tersebut diharapkan menjadi referensi bagi pelati h dalam menyiapkan

materi yang berkaitan dengan kegiatan bermain yang berkualitas. Semoga

bermanfaat dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan anak usia dini

Jakarta, Juni 2011Direktur

Dr. Nugaan Yulia Wardhani Siregar, M.PsiNIP. 19560724 198303 2 001

ii 79

Pembelajaran Anak Usia Dini yang M

enyenangkan Melalui Berm

ain

No TanggalKegiatan Pembelajaran

Aspek yang Di nilai Hasil

1. Bermain Bentengan

Meniru contoh yang diberikan • dengan baik

Memanipulasi gerakan untuk • menghasilkan sebuah strategi

bermain

Memiliki ketepatan gerakan • dalam bermain

Page 7: 03 pembelajaran paud melalui bermai

78

Pembelajaran Anak Usia Dini yang M

enyenangkan Melalui Berm

ain

• Melati h kemampuan memprediksi

4. Indikator :

• Anak dapat meniru contoh yang diberikan dengan baik

• Anak dapat memanipulasi gerakan untuk menghasilkan sebuah

strategi bermain

• Anak memiliki ketepatan gerakan dalam bermain

5. Kegiatan

• Dalam permainan ini seluruh anggota dibagi menjadi dua

kelompok.

• Masing-masing punya benteng. Jarak antar benteng sekitar 10

meter. Seti ap kelompok harus mempertahankan bentengnya

masing-masing.

• Selain menyerang benteng lawan kita juga dapat menawan

anggota lawan. Bila personal kita dapat bisa memegang

kelompok lawan yang berkeliaran, dia jadi tawanan kita.

• Untuk membebaskannya, kelompok lawan harus berani

mendatangi kubu kita dan menyentuhnya tanpa tersentuh

oleh kita. Kita ti dak boleh tersentuh oleh lawan. Kalau

tersentuh oleh lawan kita akan juga jadi tawanannya.

Titi k kemenangan terletak jika kita dapat menyentuh benteng

lawan

6. Evaluasi

• Objek evaluasi: mengamati performa anak dalam bentuk

akti vitas anak saat berkreasi mempertahankan lawannya dan

respon anak saat kerja sama dan kesabaran.

• Bentuk Evaluasi :

Evaluasi proses dalam bentuk format catatan anekdot, catatan

berjalan (running record), catatan specimen (specimen record),

catatan observasi, ti me sampling dan lain-lain)

• Contoh Format evaluasi: Untuk kerja

Pembelajaran Anak Usia Dini yang M

enyenangkan Melalui Berm

ain

DAFTAR ISI

Halaman JudulKata Pengantar iDaft ar Isi iiiBAB I PENDAHULUAN 1

Latar BelakangA. 1TujuanB. Ruang lingkup dan waktu C.

23

Petunjuk BelajarD. 3BAB II RENCANA PENYAJIAN MATERI 4

Materi A. 4Sub Materi B. 4KompetensiC. 4IndikatorD. 4Rencana SajianE. 5Metode dan Media pembelajaranF. 5

BAB III BERMAIN Konsep Dasar Bermain A.

Hakekat Bermain 1. Fungsi Bermain 2. Jenis-jenis kegiatan bermain 3. Aspek yang dapat dikembangkan melalui bermain4.

6779

1114

Pembelajaran yang menyenangkan bagi Anak Usia DiniB. Pembelajaran dengan Sentra (C. Learning Centre)

1921

Tiga Jenis Main D. Pengelolaan Kegiatan Main E.

2426

Merancang berbagai jenis permainan dan APEF. APE sesuai kebutuhan perkembangan anak G. Evaluasi Bermain Anak Usia Dini H.

333539

Daft ar Pustaka 51Soal Lati han 52Kunci Jawaban 54Contoh Kegiatan Bermain anak 55

iii

Page 8: 03 pembelajaran paud melalui bermai

77

Pembelajaran Anak Usia Dini yang M

enyenangkan Melalui Berm

ain

b. pewarna (3 macam)

c. kentang, wortel, daun, pelepah pisang

d. pisau

e. koas

f. kertas

1. Evaluasi

• Objek evaluasi: mengamati performa anak dalam bentuk

akti vitas anak saat berkreasi dengan berbagai cetakan dan

respon anak saat kerja sama antara anak dengan anak.

• Bentuk Evaluasi :

Evaluasi proses dalam bentuk format catatan anekdot, catatan

berjalan (running record), catatan specimen (specimen

record),catatan observasi, ti me sampling dan lain-lain)

• Format evaluasi:

Misalnya dengan Observasi

NO Tanggal Kegiatan Pembelajar Aspek yang Diamati Hasil Pengamatan

1. Mencetak dengan berbagai media

meniru contoh yang diberikanmemanipulasi gerakanketepatan gerakannaturalisasi dari hasil imajinasi anak

F. PERMAINAN ANAK USIA 5-6

1. Bentuk Kegiatan : Bentengan

2. Usia : 5-6 tahun

3. Kompetensi yang dikembangkan:

• Mengembangkan kompetensi sosial (kerjasama, kesabaran dll)

• Mengembangkan pengetahuan tentang ukuran

• Melakukan gerakan manipulati f untuk menghindari lawan

Page 9: 03 pembelajaran paud melalui bermai

76

Pembelajaran Anak Usia Dini yang M

enyenangkan Melalui Berm

ain

Indikator :

a. Anak dapat meniru contoh yang diberikan dengan baik

b. Anak dapat memanipulasi gerakan untuk mengasilkan suatu

karya

c. Anak memiliki ketepatan gerakan dalam pengerjaan

d. Naturalisasi anak dapat mengembakan imajinasi melalui

kegiatan mencetak dari benda-benda yang diinginkan.

Kegiatan :

a. Guru menyiapkan alat dan bahan untuk mencetak.

b. Guru menjelaskan fungsi dari masing-masing alat dan bahan

yang di sediakan, dan guru juga menjelaskan tentang kegiatan

yang akan dilakukan

c. Guru memberi contoh terlebih dahulu proses kegiatan yang

akan dilakukan anak sampai selesai

d. Setelah itu murid di beri kesempatan untuk mencoba

e. Pertama-tama, guru memberikan alat dan bahan yang di

butuhkan ti ap murid, berupa kertas, wadah berisi pewarna, dan

cetakan dari kentang yang sudah dibentuk sedemikian rupa

f. Anak mengikuti contoh yang telah diberi sebelumnya, yaitu

anak memberi warna pada dasar cetakan, bisa di oles dengan

koas atau bisa juga di celupkan ke dalam pewarna

g. Lalu anak mulai mencetak diatas kertas yang telah di sediakan

guru.

h. Saat anak selesai mencetak, hasil karya anak didiamkan beberapa

agar pewarna kering terlebih dahulu, setelah pewarna benar-

benar kering hasil karya anak sudah bisa di kumpulkan.

i. Kegiatan mencetak seperti ini biasanya dilakukan secara

berkelompok.

Persiapan :

a. mangkuk (wadah)

9

Pembelajaran Anak Usia Dini yang M

enyenangkan Melalui Berm

ain

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang

berkesinambungan antara keluarga dan lingkungan. Untuk menyelaraskan

kebutuhan ini, maka perlu ada kerjasama dalam mendidik anak antara

orang tua, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Dalam

memberikan layanan pada anak usia dini diharapkan sekolah mampu

memberikan layanan pembinaan kepada orang tua untuk melanjutkan

sti mulasi pendidikan yang dapat diselenggarakan sendiri di lingkungan

sekitar maupun di rumah.

Lembaga pendidikan sebagai agen pembelajaran bertanggung

jawab dalam mengembangkan berbagai aspek karakter bangsa.

Sehingga seti ap kegiatan pembelajaran yang di lakukan pada tatanan

PAUD sebaiknya mengacu pada PP No. 58 tahun 2009 tentang satandar

PAUD yang di kembangkan dalam seti ap tahapan dan jenjang pendidikan

sesuai kebutuhan dan karakter masyarakat Indonesia. Pada pendidikan

anak usia dini pendidikan karakter dikembangkan pada seti ap kegiatan

belajar (bermain).

Semua anak usia dini tanpa memandang usia mereka belajar

dengan sangat baik melalui bermain (Phelps, 2005: P:1). Dalam

bermain, anak membuat pilihan, memecahkan masalah, berkomunikasi,

dan bernegosiasi. Mereka menciptakan peristi wa khayalan, melati h

keterampilan fi sik, sosial, dan kogniti f. Saat bermain anak dapat

mengekspresikan dan melati h emosi dari pengalaman dan kejadian yang

mereka temui seti ap hari. Melalui main bersama dan mengambil peran

berbeda, anak mengembangkan kemampuan melihat sesuatu dari sudut

pandang orang lain dan terlibat dalam perilaku pemimpin atau pengikut

– perilaku yang akan diperlukannya saat bergaul keti ka dewasa. Dapat

Page 10: 03 pembelajaran paud melalui bermai

10

Pembelajaran Anak Usia Dini yang M

enyenangkan Melalui Berm

ain

disimpulkan bermain menjadi sebuah milieu yang tak tertandingi dalam

mendukung perkembangan dan belajar anak. 1 Ini juga alasan mengapa

anak usia dini memerlukan waktu main lebih besar dalam sepanjang

harinya. Jika anak belajar dengan bermain, maka ia akan memiliki

ketahanan belajar lebih baik jika dilakukan dengan kegiatan belajar

seperti biasanya. Dengan melihat kondisi tersebut hendaknya dilakukan

pengelolaan terhadap kegiatan bermain anak dengan baik, tujuannya

adalah agar kegiatan bermain dapat diarahkan untuk mengembangkan

kemampuan anak.

Menurut Vigotsky bermain mempunyai peran langsung terhadap

perkembangan kognisi seorang anak (Mayke S. Tedjasaputra: 9).

Permainan merupakan suatu hal yang menyenangkan bagi anak. Hampir

semua benda dapat dijadikan sebagai alat permainan. Pada saat bermain

anak belajar suatu objek, secara sadar atau ti dak sadar ia belajar dari

sifat-sifat objek tersebut. Menurut Piaget, nyata dalam bermain itu

sangat penti ng untuk belajar pada anak usia dini. Anak memperoleh

informasi demi informasi melalui interaksinya dengan objek dan kelak

informasi tersebut disusun menjadi struktur pengetahuan. Bermain

merupakan salah satu interaksi anak untuk memperoleh pengetahuan,

sebab anak memperoleh pengetahuan melalui objek yang disentuh dan

akti vitas yang dilakukan.

B. Tujuan

Setelah mempelajari modul ini diharapkan peserta dapat

• Memahami konsep dasar bermain

• Mengembangkan pembelajaran melalui bermain yang tepat sesuai

dengan tahapan perkembangan anak

• Mengembangkan alat permainan edukati f anak usia dini

1 Carol Copple and Sue Bredekamp, Basics of Developmentally Appropriate Practi ce: An Introducti on for Teachers of Children 3 to 6 (Washington, DC: NAEYC, 2006), p. 20.

75

Pembelajaran Anak Usia Dini yang M

enyenangkan Melalui Berm

ain

Kakinya bertanduk

Hewan apa namanya

Embek – embek – embek

Begitulah bunyinya

Kepalanya bertanduk

Hewan apa namanya

6. Evaluasi

• Objek evaluasi: mengamati performa anak dalam bentuk

akti vitas pengucapan beberapa kosa kata yang baru didengarnya

dan respon anak saat meniru gerakan hewan sesuai suara

binatang

• Bentuk Evaluasi :

Evaluasi proses dalam bentuk format catatan anekdot, catatan

berjalan (running record), catatan specimen (specimen

record),catatan observasi, ti me sampling dan lain-lain)

• Format evaluasi: Catatan Anekdot (Anekdotal Record)Tanggal Nama Peristi wa Tafsiran Keterangans

E. KEGIATAN BERMAIN ANAK 4-5 TAHUN

Bentuk Kegiatan : Berkreasi dengan cetakan

Usia : 4-5 tahun

Kompetensi yang dikembangkan:

a. Menjiplak bentuk

b. Mengkoordinasi mata dan tangan untuk melakukan gerakan

yang rumit

c. Melakukan gerakan manipulati f untuk menghasilkan suatu

bentuk

d. Mengekspesikan diri dengan berkarya seni menggunakan

berbagai media

Page 11: 03 pembelajaran paud melalui bermai

74

Pembelajaran Anak Usia Dini yang M

enyenangkan Melalui Berm

ain

• Melati h Pendengaran

• Mengasah kemampuan mengingat nama hewan berdasarkan

suara

• Belajar membedakan suara binatang

4. Indikator

• Anak mampu mengingat nama hewan

• Anak dapat membedakan sebuah jenis binatang berdasarkan

suara

• Anak dapat memprediksi kehadiran binatang berdasarkan suara

yang di dengar

5. Kegiatan

Persiapan

• Flascard yang telah diisi musik suara macam-macam binatang

Pelaksanaan

• Ajak anak duduk tenang.

• Perdengarkan /perlihatkan fl ascard binatang yang telah di isi

suara

• Tunjukkan nama binatang berdasarkan fl ascard yang di

perlihatkan

• Ulangi 3 kali

• Setelah itu lalu mati kan fl ascard

• Bagi anak menjadi 2 kelompok (1 kelompok bernyanyi

berdasarkan petunjuk guru kelompok satunya lagi menebak

nama binatang sesuai yang dinyanyikan kelompok satunya).

Misalnya:

Berikut ini adalah permainan yang menggunakan lagu yang

menirukan suara-suara binatang, yang merupakan kesukaan

anak-anak berumur empat tahun.

Kukukuuruyuk

Begitulah bunyinya

11

Pembelajaran Anak Usia Dini yang M

enyenangkan Melalui Berm

ain

• Mengelola kegiatan bermain sesuai dengan kebutuhan anak

• Menerapkan berbagai permainan sesuai dengan tahapan

perkembangan anak

C. Ruang Lingkup dan Waktu

1. Ruang Lingkup

Modul ini berisikan tentang konsep, Manfaat, dan aplikasi bermain

pada pembelajaran anak usia dini.

2. Waktu Pelaksanaan

Persiapan pelaksanaan dalam penerapan konsep bermain dan

penerapan permainan disesuaikan dengan komposisi mutu

pembelajaran yang disusun dengan memperhati kan kecukupan

waktu untuk berpraktek dan menerapkan strategi bermain dengan

komposisi 3 jam teori dan 5 Jam praktek.

D. Petunjuk Belajar

Buku ajar ini terdiri dari ti ga Bab. Diharapkan peserta (pelati h)

mempelajari bertahap bab demi bab agar dapat menerapkan pembelajaran

melalui bermain pada anak sesuai tahapan perkembangannya. Dengan

mempelajari seti ap bab pada buku ajar ini dengan cermat diharapkan

anda dapat memilih dan merancang media yang tepat bagi anak usia

dini

Page 12: 03 pembelajaran paud melalui bermai

12

Pembelajaran Anak Usia Dini yang M

enyenangkan Melalui Berm

ain

BAB II

RENCANA PENYAJIAN MATERI

A. Materi

Judul Materi : Pembelajaran anak usia dini yang

menyenangkan melalui bermain

Jumlah Jam Pelati han : 8 Jam

B. Sub MateriKonsep Dasar Bermain 1. Pembelajaran yang menyenangkan bagi Anak Usia Dini2. Pembelajaran dengan Sentra (3. Learning CentraTiga Jenis Main 4. Pengelolaan Kegiatan Main 5. Merancang berbagai jenis permainan dan APE6. APE sesuai kebutuhan perkembangan anak 7. Evaluasi Bermain Anak Usia Dini 8.

C. Kompetensi

Setelah mengikuti pelati han ini diharapkan guru/pelati h mampu

mengembangkan dan menerapkan berbagai jenis permainan untuk

anak usia dini

D. Indikator

Setelah mengikuti pelati han ini diharapkan pelati h dapat:

1. Memahami konsep dan manfaat bermain bagi anak

2. Menerapkan pembelajaran yang menyenangkan sesuai kebutuhan

anak usia dini

3. Merancang berbagai jenis permainan sesuai tahapan usia

perkembangan dan kebutuhan Anak

4. Merancang Alat Permainan Edukati f sesuai kebutuhan anak

73

Pembelajaran Anak Usia Dini yang M

enyenangkan Melalui Berm

ain

• Ambil benda dengan aroma yang dikenal anak.

• Sodorkan benda tersebut ke dekat hidungnya dan minta ia

membau dalam jarak dekat.

• Tanyakan anak benda apa yang baru dibauinya.

• Lakukan 2 kali jika ada temannya yang memberi komentar ia

yang jadi berganti an ditutup matanya.

6. Evaluasi

• Objek evaluasi: mengamati performa anak dalam bentuk akti vitas

saat anak mencium perbedaan bau yang baru diciumnya dan

respon anak saat menyebutkan nama benda sesuai baunya

• Bentuk Evaluasi :

Evaluasi proses dalam bentuk format catatan anekdot, catatan

berjalan (running record), catatan specimen (specimen

record),catatan observasi, ti me sampling dan lain-lain)

• Format evaluasi: Interval Waktu (Time Sampling)••

1 2 3 4 5 6

1 1 1 0 0 0

0 0 0

0 0 0

TIME SAMPLING Interval Waktu

(Setiap 5 menit)

1 2 3 4 5 6

1 1 1 0 0 0

0 0 0

0 0 0

Lama Pencatatan : (Ada atau tidak ada)

Catatan Peristiwa :(Frekuensi) Catatan Peristiwa : (Ada atau tidak ada) • Membedakan benda

berdasarkan aroma • Menyebutkan nama

benda berdasarkan aroma dan rabaan

D. KEGIATAN BERMAIN ANAK 3-4 TAHUN

1. Bentuk Kegiatan : Hewan apa namanya

2. Usia : 3-4 Tahun

3. Kompenti si yang dikembangkan

Page 13: 03 pembelajaran paud melalui bermai

72

Pembelajaran Anak Usia Dini yang M

enyenangkan Melalui Berm

ain

Waktu Peristi wa Peristi wa Perilaku Konsekuensi09.00

C. KEGIATAN MAIN ANAK Usia 2-3 TAHUN

1. Bentuk Kegiatan : Tebak-tebakan/ kucing rabun

2. Usia : 2-3 Tahun

3. Kompeenisi yang dikembangkan • Merangsang indera pencium.• Mengasah kemampuan mengingat benda-benda melalui

baunya.• Belajar membedakan benda melalui aromanya.

4. Indikator

• Anak mampu mengingat nama benda

• Anak dapat membedakan sebuah benda berdasarkan aroma

• Anak dapat memprediksi nama benda berdasarkan aroma

• Anak dapat mengakti fk an motorik halus melalui indera peraba

5. KegiatanPersiapan• Benda dengan aroma yang dikenal anak. Misalnya, jeruk, bunga

atau parfum ibu.• Sehelai selendang atau sapu tangan warna gelap.Pelaksanaan

• Ajak anak duduk tenang.

• Tutup mata si anak menggunakan sehelai selendang atau sapu

tangan.

• Ajak temannya tetap tenang saat temannya ditutup matanya

13

Pembelajaran Anak Usia Dini yang M

enyenangkan Melalui Berm

ain

5. Memberikan sti mulasi kecerdasan jamak melalui bermain

6. Menerapkan pembelajaran yang menyenangkan melalui bermain

sesuai tahapan perkembangan dan kebutuhan anak usia dini

E. Rencana Sajian

Waktu/Menit

Materi dan Sub Materi Kegiatan Penyajian

Konsep Dasar Bermain Ceramah Bervariasi

Pembelajaran yang menyenangkan bagi AUD

Ceramah Bervariasi

Pembelajaran dengan sentra Diskusi & Simulasi

Tiga jenis main dan pengelolaan kegiatan bermain

Ceramah, praktek, pemberian tugas

Merancang berbagai jenis permainan dan APE

Diskusi, Simulasi

APE sesuai kebutuhan perkembangan Ceramah, diskusi prakti k

Evaluasi bermain anak Ceramah, Praktek

F. Metode dan Media Pembelajaran

Pada dasarnya akti vitas ini menggunakan metode pembelajaran akti f

yang dirangkai para pelati h PAUD. Para pelati h diberikan bekal melalui

pelati han dan prakti k langsung menerapkan beberapa materi yang telah

dilati hkan dengan teknik ceramah, tanya jawab, demonstrasi, prakti k

langsung, observasi, dan diskusi kelompok. Untuk teknik ceramah, tanya

jawab, prakti k langsung dilakukan pada saat pelati han dilaksanakan,

sedangkan diskusi kelompok dilaksanakan pada saat peserta observasi

ke lapangan.

Melalui penerapan metode ini diharapkan mampu meningkatkan

Page 14: 03 pembelajaran paud melalui bermai

14

Pembelajaran Anak Usia Dini yang M

enyenangkan Melalui Berm

ain

kompetensi para Pelati h yang secara akti f dilibatkan pada berbagai

tahapan pelati han sebagai berikut:

• Pelati h mengetahui konsep bermain dan pembelajaran yang

menyenangkan dengan benar

• Para pelati h memiliki kemampuan dalam mengembangkan media/

alat permainan edukati f sebagai bekal dalam mempersiapkan

pelaksanaan pembelajaran

• Pengelolaan pembelajaran

• Penyusunan disain evaluasi pembelajaran

Media yang disediakan disesuaikan dengan kebutuhan bermain dan

penerapan permainan yang digunakan untuk mengembangkan berbagai

aspek kemampuan anak dan tahapan perkembangan anak.

71

Pembelajaran Anak Usia Dini yang M

enyenangkan Melalui Berm

ain

5. Kegiatan

Persiapan:

• Ruangan dengan permukaan datar.

• Rebana berkerincing di sekelilingnya dalam berbagai ukuran.

• Lagu anak-anak

Pelaksanaan :

• Siapkan anak berdiri berpasangan

• Ajak anak bernyanyi

• Ajak anak untuk menggoyangkan dan memukul rebana

mengikuti irama lagu secara berganti an dengan temannya (1

orang bernyanyi 1 orang memukul rebana)

• Awalnya goyangkan perlahan, kemudian lebih cepat.

• Ajak anak menggoyangkan tubuhnya mengikuti irama rebana.

Bergoyanglah bersamanya.

6. Evaluasi

• Objek evaluasi: mengamati performa anak dalam bentuk

akti vitas pengucapan beberapa kosa kata yang baru didengarnya

dan respon anak saat meniru gerakan berjoget sesuai ritme

• Bentuk Evaluasi :

Evaluasi proses dalam bentuk format catatan anekdot, catatan

berjalan (running record), catatan specimen (specimen

record),catatan observasi, ti me sampling dan lain-lain)

• Format Evaluasi : Time Sampling

Contoh format evaluasi Even SamplingNama : ....................................... Usia : .....................Sentra : Seni Budaya Tanggal : ...............Pengamat : .................................. Waktu : ..................Contoh Perilaku : menendang, memukul teman lain atau guru dengan kaki kanan, cukup keras untuk membuat anak lain menangis.

Page 15: 03 pembelajaran paud melalui bermai

70

Pembelajaran Anak Usia Dini yang M

enyenangkan Melalui Berm

ain

• Bentuk Evaluasi :

Evaluasi proses dalam bentuk format catatan anekdot, catatan

berjalan (running record), catatan specimen (specimen record),

catatan observasi, ti me sampling dan lain-lain)

• Format evaluasi: Catatan terbuka (Running Record)Tanggal Nama

Anak Didik

Peristi wa Tafsiran Keterangan

B. PERMAINAN ANAK Usia 1-2 TAHUN

1. Bentuk Kegiatan : Permainan Joget Rebana

2. Usia : 1-2 tahun

3. Kompetensi yang dikembangkan

• Mengenal perbedaan bunyi

• Mengasah koordinasi tangan-mata-telinga

dan gerak tubuh.

• Memahami sebab-akibat.

• Sti mulasi motorik kasar keti ka menari.

• Melati h keterampilan social saat Joget Rebana bersama teman.

4. Indikator

• Anak mampu merespon akti vitas yang ditunjukkan melalui

nyanyian

• Anak mampu meniru gerakan guru memukul dan berjoget

sesuai ritme

• Anak dapat bersosialisasi dengan teman saat berjoget bersama

15

Pembelajaran Anak Usia Dini yang M

enyenangkan Melalui Berm

ain

BAB III

MATERI SAJIAN

A. Konsep Dasar Bermain

1. Hakikat Bermain

Menurut Seafeld dan Barbour akti vitas bermain merupakan suatu

kegiatan yang spontan pada anak yang menghubungkannya dengan kegiatan

orang dewasa dan lingkungan termasuk di dalamnya imajinasi, penampilan

anak dengan menggunakan seluruh perasaan, tangan atau seluruh badan

(Carol Seefeldt & Nita Barbour :205). Kegiatan bermain yang dilakukan anak

biasanya bersifat spontan penuh imaginati f dan dilakukan dengan segenap

perasaannya.

Dalam bermain, anak membuat pilihan, memecahkan masalah,

berkomunikasi, dan bernegosiasi. Mereka menciptakan peristi wa khayalan,

melati h keterampilan fi sik, sosial, dan kogniti f. Saat bermain anak dapat

mengekspresikan dan melati h emosi dari pengalaman dan kejadian

yang mereka temui seti ap hari. Melalui main bersama dan mengambil

peran berbeda, anak mengembangkan kemampuan melihat sesuatu dari

sudut pandang orang lain dan terlibat dalam perilaku pemimpin atau

pengikut – perilaku yang akan diperlukannya saat bergaul keti ka dewasa.

Dapat disimpulkan bermain menjadi sebuah milieu yang tak tertandingi

dalam mendukung perkembangan dan belajar anak (Carol Cople and Sue

Bredekamp, 2006: P. 20). Ini juga alasan mengapa anak usia dini memerlukan

waktu main lebih besar dalam sepanjang harinya.

Page 16: 03 pembelajaran paud melalui bermai

16

Pembelajaran Anak Usia Dini yang M

enyenangkan Melalui Berm

ain

Para ahli seperti Johnson, Christi e, dan Yawkey 1987; Piaget 1962;

Van Hoorn et al. 1993 sebagaimana dikuti p Owocki mengamati bahwa

perilaku main menjadi makin kompleks dan abstrak saat anak-anak

maju sepanjang masa kanak-kanaknya. Kemajuan ini dapat diamati

keti ka mereka terlibat dalam ti ga jenis main yakni main sensorimotor,

main peran, dan main pembangunan (Gretchen Owocki, 1999: p. 8).

Tiga jenis main ini akan dilalui oleh semua anak tanpa memandang ras

maupun bangsanya.

Lev Vigotsky, Piaget, Sara Smilansky Piaget (1951, dalam Wolfgang,

1992: 22 dan Sugiyanto, 1995: 16) berpendapat bahwa anak usia dini

(0-8 tahun) akan melewati ti ga tahapan perkembangan bermain, yaitu:

(1) Sensory motor play/ Practi ce Play (usia 3/4 bulan-1 ½ tahun), (2)

Symbolic/ Make Believe Play (+ 2-7 tahun), dan (3) Social Play Games

with Rules (+ 8-11 tahun).

69

Pembelajaran Anak Usia Dini yang M

enyenangkan Melalui Berm

ain

Contoh penerapan kegiatan bermain anak sesuai dengan kebutuhan anak

A. KEGIATAN MAIN ANAK Usia 0-1 TAHUN

1. Bentuk Kegiatan : Boneka Jari

2. Usia : 3-12 bulan

3. Kompetensi yang dikembangkan

• Dapat merespon akti vitas yang ditujukan padanya.

• Mulai belajar bicara keti ka menikmati cerita, nyanyian dan

gerakan boneka jari.

4. Indikator

• Anak mampu merespon akti vitas yang ditunjukkan melalui

nyanyian

• Anak mampu meniru gerakan guru

• Anak dapat mengucapkan kosa kata baru melalui cerita

• Anak dapat memegang dan meraih benda

5. Kegiatan

Persiapan :

Ruangan yang datar dengan alas yang nyaman

Boneka jari aneka warna dan karakter

Pelaksanaan :

• Dudukkan bayi di pangkuan Anda, dengan menggunakan kursi

khusus, atau sandarkan pada bantal.

• Pasang boneka di jari-jari Anda.

• Ceritakan suatu kisah dengan tokoh si boneka jari.

• Gerakkan boneka saat Anda bicara dan bernyanyi.

• Jika bayi berusaha meraih boneka, biarkan dia mendapatkannya.

6. Evaluasi

• Objek evaluasi: mengamati performa anak dalam bentuk

akti vitas pengucapan beberapa kosa kata yang baru didengarnya

dan respon anak saat diperlihatkan boneka jari

Page 17: 03 pembelajaran paud melalui bermai

68

Pembelajaran Anak Usia Dini yang M

enyenangkan Melalui Berm

ain

Moxley, Juliet, 150 Things to make and Do With Your Children, London, Ebury Press, 1997

Mackenzie, Jennie, Kids Craft and Play Ideas, Australia, Bay Books, 1993.

Patmonodewo, Soemiarti , Pendidikan Anak Prasekolah, Jakarta: Rineka Cipta, 2000

Piaget, Jean, Play, dreams, and imitati on in Childhood, New York: W.W. Norton, 1962

Phelps, Beyond The Kitchen Housekeeping, Tallahassee, Florida: The Creati ve Center for Childhood Research & Training, Inc., 2005

Phelps, Beyond Building Up Knocking Down, Tallahassee, Florida: The Creati ve Center for Childhood Research & Training, Inc., 2005

Roger, Cosby S. and Janet K. Sawyers, Play in The Lives of Children, (Washington DC: Nati onal Associati on For The Young Children, 1995

Renée Sherman, Instructor Competencies Assessment Instrument , U.S. Department of Educati on, 2002

Seefeldt, Carol & Nita Baurbor, Early Childhood Educati on, Columbus: Meril Publishing Company, 1990

Stone, Sandra J. Playing A Kid’s Curriculum, GoodYear Books, 1993.

Tedjasaputra, Mayke S., Bermain, Mainan dan Perminan Untuk Pendidikan Usia Dini, Jakarta: Grasindo, 2001

Moyles, Janet R, The Excellence of Play, Bristol: Open University Press, 1995

50 Acti viti es for Diversity Training, by Jonamay Lambert and Selma Myers. HRD Press, 1994.

The Giant

Sue C. Wortham. Assessment in Early Childhood Educati on third editi on, Columbus, Ohio, New Jerey: Upper Saddle River, 2001

17

Pembelajaran Anak Usia Dini yang M

enyenangkan Melalui Berm

ain

1) Pada Sensory motor play/ Practi ce Play, kegiatan anak sebelum

usia 3-4 bulan belum dapat dikategorikan sebagai bermain.

Sejak usia 3-4 bulan, gerakan anak telah lebih terkoordinasi dari

pengalamannya, anak belajar bahwa dengan menarik mainan

yang tergantung di atas tempat ti durnya, mainan tersebut

akan bergerak dan berbunyi. Kegiatan bermain sensori ini

menekankan pada permainan yang berpusat pada gerak sensori

motorik anak.

Sumber: Dokumen TK Putra 1

2) Pada tahapan symbolic/ make believe play (bermain pura-pura/

bermain peran/ dramati c play), pada umumnya kegiatan anak

diwarnai dengan kegiatan bermain khayal dan pura-pura. Anak

sudah mulai dan dapat menggunakan berbagai benda sebagai

simbol atau resentasi dari benda lain.

3) Pada tahap social play games with rules, kegiatan bermain sudah

Page 18: 03 pembelajaran paud melalui bermai

18

Pembelajaran Anak Usia Dini yang M

enyenangkan Melalui Berm

ain

menggunakan simbol yang lebih banyak dan dilatar belakangi

oleh penalaran, logika dan objekti vitas.

2. Fungsi Bermain

Kegiatan bermain dilakukan sungguh-sungguh oleh seorang anak,

sebab kegiatan bermain yang dilakukan oleh anak bersifat rileks dan

merupakan kegiatan yang diinginkan dan disenangi.

Menurut Helms dan Turner bermain adalah cara/jalan bagi

anak untuk mengungkapkan hasil pemikiran, perasaan dan cara mereka

menjelajahi dunia lingkungannya termasuk membantu anak dalam menjalin

hubungan sosial antar anak (Donald B. Helms & Jeferey S. Turner: 436-

337). Anak mengungkapkan hasil pemikiran dan perasaan biasanya melalui

bentuk permainan. Bermain, selain bermanfaat untuk melati h kemampuan

eksplorasi juga bermanfaat untuk mengembangkan kemampuan sosialisasi

dengan sesama anak ataupun dengan orang dewasa.

Menurut Rubin, Fein, dan Vandenberg, bermain adalah berbagai

macam kegiatan yang memberikan keseimbangan berbagai aspek fungsi

kepribadian. Ada beberapa manfaat bermain diantaranya ialah: (1) bermain

merupakan moti vasi intrinsik bagi anak, (2) bermain umumnya bebas dari

kegiatan menulis, (3) bermain membangkitkan akti vitas yang nyata, (4)

pusat proses berbagai kegiatan adalah bermain, (5) bermain mendominasi

permainan, (6) bermain dapat dilakukan dengan memberikan akti vitas

permainan (Cosby S. Roger and Janet K. Sawyers: 1). Bermain bagi anak

67

Pembelajaran Anak Usia Dini yang M

enyenangkan Melalui Berm

ain

DAFTAR PUSTAKA

Birth to Three: supporti ng our youngest children acts as a foundati on for a child.s future learning and development, Learning and Teaching Scotland, 2005

A Curriculum Framework for 3 to 5, Learning and Teaching Scotland, 2004

Barbara Seuling, How to Write a Children’s Book and Get It Published THIRD EDITION, 2005

Bronson, Martha B., The Right Stuff for Children Birth to 8: Selecti ng Play Material to Support Development, NAEYC, Washington, DC, 1995.

Bredekamp, Sue (Editor), DAP in Early Childhood Programs Serving Children from Birth through Age 8, Washington DC: NAEYC

Carol Copple and Sue Bredekamp, Basics of Developmentally Appropriate Practi ce: An Introducti on for Teachers of Children 3 to 6 Washington, DC: NAEYC, 2006

Catron, Carol. E dan Allen, Jan. Early Childhood Curriculum: A Creati ve Play Model, 2nd Editi on, NewJersey : Merill Publ, 1999

Charles H. Wolfgang, Bea Mackender, and Mary E. Wolfgang, Growing & Learning Through Play (USA: McGraw-Hill, Inc., 1981

Charles Wolfgang and Mary E. Wolfgang, School for Young Children: Developmentally Appropriate Practi ces Needham Heights, Florida State University: Allyn and Bacon

Coughlin Pamela A dkk., Menciptakan Kelas yang Berpusat pada Anak, Children’s Resources Internati onal Inc, Washington, DC, 2000

Femmie Juff er, Marian J. Bakermans, etc, Promoti ng positi ve parenti ng an att acment based interviti on, 2008

Gretchen Owocki, Literacy Through Play, Portsmouth, NH: Heinemann, 1999

Page 19: 03 pembelajaran paud melalui bermai

66

Pembelajaran Anak Usia Dini yang M

enyenangkan Melalui Berm

ain

3) Sangat menolong untuk menguji perilaku yang ti dak sering terjadi.

Beberapa kerugian dari metode ini juga ada, tergantung pada tujuan

pengamatan, yaitu :

1) Peristi wa ke luar dari konteks dan bisa kehilangan beberapa

peristi wa yang juga penti ng untuk diinterpretasikan.

2) Merupakan metode tertutup yang hanya mengamati perilaku

tertentu dan mengabaikan perilaku yang lain.

3) Kehilangan kekayaan informasi detail dibandingkan catatan

anekdot, specimen record atau running records.

Sebagai pengamat, amati lah anak dengan cara yang ti dak

terlalu menyolok dengan posisi yang ti dak terlalu dekat dengan

anak. Kita boleh mengamati sambil duduk, berdiri atau berjalan

disekitar area pengamatan. Apapun yang kita gunakan untuk dekat

dengan anak untuk tujuan pengamatan jangan sampai menarik

perhati kan anak. Hindari kontak mata dengan anak yang kita amati ,

bila anak yang diamati melihat kepada kita sewaktu pengamatan

berlangsung, berusahalah untuk menghidari tatapannya dengan

mengalihkan penglihatan ke anak lain.

Sebaiknya kita melakukan pengamatan, terkadang anak

juga mengetahui bahwa ia sedang diamati . Kalau anak tahu bahwa

kita sedang mengamati nya, anak akan merasa ti dak enak dan bisa

pergi atau keluar dari area main. Kalau hal ini sampai terjadi maka

pengamatan harus dihenti kan. Pengamatan dapat dilanjutkan esok

hari atau minta staf lain untuk mengamati anak khusus itu.

Waktu yang tepat untuk melakukan pengamatan adalah

kapanpun. Kita harus tahu penti ngnya data apa yang akan kita

peroleh dalam pengamatan, oleh karena itu kita harus meluangkan

waktu yang baik untuk melakukan pengamatan. Waktu pengamatan

yang terbaik itu adalah tergantung pada apa yang kita mau ketehui/

pelajarai dari seorang anak.

19

Pembelajaran Anak Usia Dini yang M

enyenangkan Melalui Berm

ain

merupakan suatu kegiatan yang diinginkan, dengan bermain anak akan

merasa bebas, dan menyenangkan. Kegiatan bermain yang dilakukan anak

akan membangkitkan moti vasi instrinsik, memberikan ketenangan dan

dapat memberikan keseimbangan hidup bagi anak.

Menurut Smith, permainan yang paling baik ialah permainan yang

memberikan kontribusi pada anak dalam belajar konsep dan akti vitas

yang nyata (Janet R Moyles: 4). Permainan yang baik adalah yang dapat

mengajarkan pada anak kemampuan tertentu baik itu bersifat individual

ataupun kelompok. Akti vitas yang diberikan dalam bermain adalah akti vitas

yang dapat memberikan pemahaman pada anak tentang dunia nyata yang

bermanfaat dalam kehidupannya sehari-hari.

Gambar akti vitas bermain anak sehari-hari

Menurut Vigotsky bermain mempunyai peran langsung terhadap

perkembangan kognisi seorang anak (Mayke S. Tedjasaputra: 9). Permainan

merupakan suatu hal yang menyenangkan bagi anak. Hampir semua benda

Page 20: 03 pembelajaran paud melalui bermai

20

Pembelajaran Anak Usia Dini yang M

enyenangkan Melalui Berm

ain

dapat dijadikan sebagai alat permainan.

Pada saat bermain anak belajar suatu objek, secara sadar atau ti dak

sadar ia belajar dari sifat-sifat objek tersebut. Menurut Piaget, bermain

itu sangat penti ng untuk belajar pada anak usia dini. Anak memperoleh

informasi demi informasi melalui interaksinya dengan objek dan kelak

informasi tersebut disusun menjadi struktur pengetahuan. Bermain

merupakan salah satu interaksi anak untuk memperoleh pengetahuan,

sebab anak memperoleh pengetahuan melalui objek yang disentuh dan

akti vitas yang dilakukan.

3. Jenis-jenis Kegiatan Bermain

Jenis-jenis kegiatan bermain bisa membuat anak asyik sekaligus

merangsang perkembangannya. Dalam bermain anak menggunakan

alat permainan sesuai dengan kebutuhan anak, begitu pula jenis

kegiatan bermain sesuai dengan usia perkembangan anak. Ada

berbagai jenis kegiatan bermain anak diantaranya adalah sebagai

berikut :

a. Bermain Akti f

Pada kegiatan bermain akti f, anak melakukan akti vitas

gerakan yang melibatkan seluruh indera dan anggota tubuhnya.

Diantara jenis kegiatan bermain akti f adalah:

65

Pembelajaran Anak Usia Dini yang M

enyenangkan Melalui Berm

ain

anak dalam interval waktu tertentu, sebaliknya even sampling

untuk mengamati perilaku yang ti dak sering.

Pengamat terlebih dulu perlu menentukan perilaku yang ingin

diamati , kemudian mempersiapkan setti ng yang memungkinkan

perilaku itu muncul dan akan digunakan untuk mengamati perilaku

tersebut. Pengamat perlu mengambil posisi yang nyaman bagi dia

untuk mengamati , menunggu sampai muncul perilaku tersebut dan

mencatatnya.

Pencatatan dapat dilakukan dalam berbagai cara, tergantung dari

tujuan pengamatan. Jika pengamat sedang mempelajari penyebab

atau hasil dari perilaku tertentu, maka menggunakan ”ABC” analisis

(Bell & Low). ABC analisis merupakan deskripsi narati f dari peristi wa

keseluruhan, yang dibagi menjadi 3 bagian : A = perilaku pencetus,

B = perilaku, C = konsekuensi. Seti ap saat peristi wa terjadi, saat itu

juga dicatat.

contoh even sampling :EVEN SAMPLING

Nama : ....................................... Usia : ..................... Sentra : ....................................... Tanggal : ............... Pengamat : .................................. Waktu : .................. Perilaku : menendang, memukul teman lain atau guru dengan kaki kanan, cukup keras untuk membuat anak lain menangis.

Waktu Peristiwa Pencetus Perilaku Konsekuensi

9.13 Dion bermain sendiri di Dion melihat Tom dengan Tom menangis Sentra balok, Tom datang kening berkerut; berdiri; dan berlari ke dan meletakkan sebuah mendorong Tom; Tom guru. balok di bangunan Dion. balas mendorong; Dion menendang kaki Tom.

10.05 Di arena bermain, Dion Dion menendang Ririn menangis: guru Berdiri antri untuk ber- kaki Ririn datang dan menarik main luncuran. Ririn lengan Dion serta me- datang menyerobot Dion menendang nasehati barisan Dion. guru

Keuntungan menggunakan even sampling adalah :

1) Mencatat peristi wa dengan utuh, sehingga membuat analisa

lebih mudah.

2) Lebih obyekti f dibandingkan metode yang lain, karena perilaku

telah ditentukan sebelumnya.

Page 21: 03 pembelajaran paud melalui bermai

64

Pembelajaran Anak Usia Dini yang M

enyenangkan Melalui Berm

ain

2) Lebih obyekti f dan terkontrol karena perilaku yang diamati

spesifi k dan dibatasi.

3) Memungkinkan pengamat mengumpulkan data dari sejumlah anak

ataupun sejumlah perilaku dalam satu kali waktu pengamatan.

4) Memberikan informasi yang berguna dalam interval waktu dan

frekuensi dari perilaku tertentu.

5) Memberikan hasil kuanti tati f yang berguna untuk analisa stati sti k.

6) Ada beberapa kerugian dari metode ini, yaitu :

7) Metode bukan metode terbuka, sehingga memungkinkan

kehilangan banyak perilaku yang penti ng.

8) Tidak menjelaskan perilaku, sebab dan hasil, karena lebih berfokus

pada waktu (kapan dan berapa lama suatu perilaku terjadi)

9) Tidak menyimpan data tentang masukan-masukan perilaku,

karena prinsip metode ini hanya pada interval waktu, bukan

perilaku.

10) Perilaku di luar konteks karena itu mungkin bisa bias.

11) Terbatas untuk perilaku yang diamati yang sering terjadi

12) Biasanya berfokus pada satu jenis perilaku (dalam kasus ini

perilaku negati f) dan bisa mengakibatkan pandangan yang

bias.

e. Even Sampling

Even sampling adalah suatu metode yang memberikan kesempatan

kepadapengamat untuk menunggu dan kemudian mencatat perilaku

khusus yang sudah dipilih lebih dulu. Even sampling digunakan

untuk mempelajari kondisi di mana perilaku tertentu terjadi atau

sering terjadi. Penti ng untuk mempelajari pencetus suatu perilaku

tertentu dari anak – memukul, misalnya – mungkin bagi anak usia

2 tahun memukul sebagai tanda dia ingin mengajak temannya

bermain. Jika ti me sampling digunakan untuk mengamati perilaku

21

Pembelajaran Anak Usia Dini yang M

enyenangkan Melalui Berm

ain

1) Tacti le Play/bermain dengan tangan

Merupakan kegiatan bermain yang meningkatkan

keterampilan jari jemari anak serta membantu anak

memahami dunia sekitarnya melalui alat perabaan dan

penglihatannya.

2) Functi onal Play

Permainan yang mengutamakan gerakan motorik kasar/

otot besar.

Page 22: 03 pembelajaran paud melalui bermai

22

Pembelajaran Anak Usia Dini yang M

enyenangkan Melalui Berm

ain

3) Constructi ve Play/ membangun

Permainan yang mengutamakan anak untuk membangun

atau membentuk bangunan dengan media balok,lego dan

sebagainya.

4) Creati ve Play/ Bermain Kreati f

Permainan yang memungkinkan anak menciptakan berbagai

kreasi dari imajinasinya sendiri.

63

Pembelajaran Anak Usia Dini yang M

enyenangkan Melalui Berm

ain

: dalam rangka menolong anak agresif ”Gibran”, guru ingin tahu

berapa kali Gibran berperilaku negati f. Pertama, perilaku agresif

Gibran harus ditentukan secara jelas meliputi apa saja. Misalnya

memukul, mendorong, menendang, memegang teman yang

melawannya, merebut mainan teman.

Perilaku tersebut dapat dituliskan dengan kode misalnya memukul

(p), mendorong (d), merebut (r), dsb. Berikutnya yang perlu

dipersiapkan adalah interval waktu. Jika pengamatan akan dilakukan

selama setengah jam, boleh saja menentukan seti ap 5 menit

perilaku agresif anak diamati . Selanjutnya harus memikirkan cara

pencatatan. Boleh saja menuliskan 1 jika perilaku tersebut terjadi,

dan 0 jika ti dak terjadi. Bisa juga meletakkan tanda √ pada kolom

seti ap munculnya perilaku agresif tersebut.

contoh format ti me sampling :

TIME SAMPLING Interval Waktu

(Setiap 5 menit)

1 2 3 4 5 6

1 1 1 0 0 0

0 0 0

0 0 0

Catatan Peristiwa : (Frekuensi)

Lama Pencatatan : (Ada atau tidak ada)

Catatan Peristiwa : (Ada atau tidak ada)

Time sampling merupakan metode yang sangat berguna jika

digunakan untuk mengamati anak dengan alasan-alasan berikut :

1) Membutuhkan waktu dan usaha yang ti dak terlalu banyak

dibandingkan catatan narasi.

Page 23: 03 pembelajaran paud melalui bermai

62

Pembelajaran Anak Usia Dini yang M

enyenangkan Melalui Berm

ain

• Dia menunjukkan kekuatannya.

• Dia kehilangan kesabaran.

• Dia menjadi marah.

• Seharusnya dia ti dak berbicara seperti itu.

Kesalahan pengamat yang lain adalah menghilangkan

beberapa fakta, mencatat hal-hal yang ti dak terjadi dan mencatat

hal-hal yang ti dak pada urutan yang benar.

Berikut ini beberapa pedoman dalam melakukan pencatatan.

1) Catat fakta-fakta saja.

2) Catat segala sesuatu secara rinci tanpa menghilangkan apapun.

3) Jangan menginterpretasikan selama melakukan pengamatan.

4) Jangan mencatat apapun yang ti dak kita lihat.

5) Gunakan kata-kata deskripti f bukan labelling atau interpretasi.

6) Catat fakta-fakta yang terjadi sesuai dengan urutan kejadiannya.

d. Time Sampling

Metode ti me sampling memerlukan pengamatan yang

menunjukkankekerapan suatu perilaku terjadi. Perilaku harus terjadi

sering (paling sedikit sekali seti ap 15 menit). Misalnya : perilaku

semacam berbicara, memukul atau menangis dapat diamati dan

dihitung dengan mudah. Perilaku memecahkan masalah ti dak dapat

diamati menggunakan metode ini, karena perilaku seperti itu ti dak

jelas bagi pengamat dan ti dak dapat dihitung dengan mudah.

Time sampling dilakukan untuk mengamati perilaku khusus dari

seorang anak atau kelompok dan mencatat ada atau ti daknya

perilaku tersebut dalam interval waktu yang sudah ditentukan untuk

diamati . Pengamat harus mempersiapkan diri untuk memanfaatkan

waktu yang telah terjadual, dan menentukan jenis perilaku yang

akan diamati , interval waktu yang digunakan, dan bagaimana dia

mencatat ada atau ti dak adanya perilaku tersebut. Sebagai contoh

23

Pembelajaran Anak Usia Dini yang M

enyenangkan Melalui Berm

ain

5) Symbolic /Dramati c Play/bermain simbolik

Permainan dimana anak memegang suatu peran tertentu.

6) Play Games

Permainan yang dilakukan menurut aturan tertentu dan

bersifat kompeti si/persaingan.

b. Bermain Pasif

Kegiatan bermain pasif ti dak melibatkan banyak gerakan tubuh

anak, tetapi hanya melibatkan sebagian indera saja terutama

Page 24: 03 pembelajaran paud melalui bermai

24

Pembelajaran Anak Usia Dini yang M

enyenangkan Melalui Berm

ain

pendengaran dan penglihatan. Diantara kegiatan bermain pasif

yang sering dilakukan anak adalah recepti ve play. Recepti ve

play merupakan permainan dimana anak menerima kesan-

kesan yang membuat jiwanya sendiri menjadi akti f (bukan fi sik

yang akti f) melalui mendengarkan dan memahami apa yang dia

dengar dan ia lihat.

4. Aspek Perkembangan yang dapat di kembangkan melalui bermain

berdasarkan Teori Gardner

Manfaat bermain meliputi seluruh aspek perkembangan anak

seperti diuraikan oleh teori Howard Gardner (Multi ple Intelegence)

berikut :

a. Linguisti c Intellegence (Kecerdasan Bahasa)

Kecerdasan Bahasa meliputi kemampuan berbahasa secara lisan

dan tulisan. Kemampuan ini dapat digunakan untuk mencapai

beberapa tujuan. Orang yang memiliki kecerdasan berbahasa

dapat menjadi pengacara, presenter, pengarang dan lain-lain.

Bagian otak yang bertanggung jawab untuk kemampuan ini

adalah broca area. Orang yang mengalami kerusakan daerah

ini membuat dia kesulitan dalam meletakkan kata demi kata

bersama menjadi satu kalimat walaupun dapat mengerti arti

kata-kata tersebut.

Contoh kegiatan bermain untuk pengembangan kecerdasan

bahasa antara lain :

• Membacakan buku yang sudah dikenal anak

• Bertepuk tangan dengan ritme berulang, misalnya: plok

plok – plok plok plok, plok plok – plok

61

Pembelajaran Anak Usia Dini yang M

enyenangkan Melalui Berm

ain

Karena running record mengamati terlalu banyak perilaku

perkembangan yang penti ng dari seorang anak, maka running

record dipilih sebagai metode utama yang digunakan bersama

dengan Child Skills Checklist untuk menilai perkembangan anak.

Kadang Checklist dikombinasi dengan running record .

c. Catatan Specimen (Specimen Records)

Specimen Records hampir mirip dengan running records tetapi lebih

rinci. Catatan ini sering digunakan oleh peneliti yang menginginkan

deskripsi lengkap dari suatu perilaku anak, sementara running

records lebih sering dipakai oleh guru dengan cara yang ti dak formal.

Pengamat yang membuat specimen records bukan orang yang

terlibat dalam kegiatan kelas dan harus menjaga jarak dari anak.

Seperti running records, specimen records menulis secara narati f

perilaku atau peristi wa saat terjadi, tetapi deskripsi itu biasanya

berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya seperti

waktu, anak, dan setti ngnya. Jumlah kerinciannya yang akan dicatat

tergantung pada tujuan pengamatan.

Pengamatan yang diikuti dengan catatan anekdot, running records

ataupun specimen records, bukanlah kegiatan yang mudah.

Pengamat terbiasa mengamati apa yang terjadi di sekelilingnya

dan dalam waktu yang bersamaan membuat interpretasi tentang

apa yang dilihatnya. Di dalam pencatatan yang obyekti f, kita harus

memisahkan dua hal tersebut. Apa yang dicatat harus berupa fakta

yang ada, tanpa melakukan penilaian (labelling) , asumsi, atau

kesimpulan.

Berikut ini merupakan contoh kata-kata dan kalimat labelling yang

sering dijumpai dalam catatan pengamatan:

• Dia anak yang baik hari ini.

• Dimas marah kepada Dini.

• Dia berteriak dengan dengan marah.

Page 25: 03 pembelajaran paud melalui bermai

60

Pembelajaran Anak Usia Dini yang M

enyenangkan Melalui Berm

ain

1) Merupakan catatan yang lengkap dan menyeluruh, ti dak

terbatas pada peristi wa-peristi wa tertentu.

2) Merupakan catatan yang terbuka, yang dapat untuk mengamati

apa saja tanpa spesifi kasi pada perilaku khusus.

3) Tidak membutuhkan pengamat yang memiliki ketrampilan

khusus, karena itu sangat berguna bagi guru kelas.

Selain kelebihan seperti yang diungkapkan di atas, running record

juga memiliki kerugian, yaitu :

1) Catatan ini memerlukan waktu yang lama. Pengamat ti dak

memiliki waktu lain selain hanya mengamati dan mencatat

perilaku anak saja.

2) Cukup sulit untuk mencatat semua hal dalam waktu yang

panjang tanpa kehilangan rincian yang mungkin juga penti ng.

3) Sangat efekti f jika hanya mengamati seorang anak saja, tetapi

jika harus melakukan pengamatan terhadap sekelompok anak,

apalagi jika kelompok besar, maka akan mengalami banyak

kesulitan.

4) Pengamat harus menjaga diri anak, yang kadang-kadang sulit

jika pengamat adalah guru yang sedang mengajar.

Running record lebih berguna jika dicatat dalam format

khusus yang dikomentari oleh pengamat kemudian. Sangat sulit bagi

pengamat untuk mencatat seti ap kata yang diucapkan anak dan seti ap

adegan yang dilakukan anak saat bermain bersama.

contoh format running record :

RUNNING RECORD

Nama Anak :………………. Usia : …………… Tanggal : …………. Pengamat : ………………. Tempat : ………… Waktu : …………...

Observasi Komentar

25

Pembelajaran Anak Usia Dini yang M

enyenangkan Melalui Berm

ain

• Bermain tepuk tangan sambil menyebutkan nama anak,

misalnya:

A – ni – ta , A – ni , Mar – li – na , S a – e – ful , dst.

• Merangkai dengan berbagai bentuk huruf

• Bernyanyi dengan gerak dan irama sederhana, dilakukan

secara berulang-ulang

• Membaca buku bersama anak secara berulang terus-

menerus

• Menghadirkan buku-buku yang paling disukai anak.

b. Logical Mathemathic Intelligence (Kecerdasan Logika Matemati ka)

Kecerdasan Logika Matemati ka meliputi kemampuan menganalisa

masalah yang bersifat logis matemati s dan menginvesti gasi masalah

secara ilmiah (scienti fi c thinking). Kemampuan ini melibatkan

sejumlah bagian pusat berpikir di otak.

Contoh kegiatan bermain untuk pengembangan kecerdasan

matemati ka antara lain mengenal deretan angka, bermain

dakon, mengukur berat, mencocokkan, pengukuran panjang-

pendek, mengurutkan kecil-besar, mengurutkan bilangan, main

domino angka, menghitung benda, tebak angka, mengukur

volume, menyusun pola dengan meronce dll.

c. Musical Intelligence (Kecerdasan Musik)

Kecerdasan Musik meliputi kemampuan dalam penampilan

(performance), komposisi dan apresiasi bentuk-bentuk musik.

Bagian otak yang memproduksi kemampuan di bidang musik

terletak di otak bagian kanan.

Contoh kegiatan bermain untuk pengembangan kecerdasan

musik antara lain bermain gerak dan lagu, menari, bermain alat

music dengan pukul, peti k atau tekan, bermain music dengan

maracas, bernyanyi lagu dengan irama sederhana yang diulang-

ulang disertai gerakan sederhana, dll

Page 26: 03 pembelajaran paud melalui bermai

26

Pembelajaran Anak Usia Dini yang M

enyenangkan Melalui Berm

ain

d. Bodily-Kinesteti c Intelligence (Kecerdasan Olah Tubuh)

Kecerdasan Olah Tubuh merupakan kemampuan menggunakan

seluruh bagian-bagian tubuh untuk menyelesaikan masalah

atau melakukan suatu gerak yang menghasilkan produk

(pertunjukan). Orang yang memiliki kemampuan kecerdasan

kinesteti k antara lain penari, atlit, aktor, dokter bedah, mekanik

dan lain-lain. Bagian otak yang memproduksi kemampuan ini

adalah Cortex di kedua belahan otak (Hemisphere).

Contoh kegiatan bermain untuk pengembangan kecerdasan

musik antara lain Menari, menirukan gerakan binatang, bermain

gerak dan lagu, mengikuti gerakan senam sederhana, bermain

bola, main egrang, main layang-layang, berjalan di atas papan

ti ti an,dll

e. Visual Spati al Intelligence (Kecerdasan Bentuk dan Ruang)

Kecerdasan bentuk dan Ruang merupakan kemampuan

mengorganisasi dan memanipulasi gambar dan ruangan yang lebar.

Orang yang memiliki kecerdasan ini lebih mudah bekerja di bidang

pilot, navigator, pemain catur, arsitek, grafi s, dan lain-lain.

Contoh kegiatan bermain untuk pengembangan kecerdasan

bentuk dan dan ruang antara lain bermain balok unit, leggo,

melukis, menggambar, membuat rumah-rumahan dengan balok

kayu atau potongan lego, menggambar, menyusun kepingan-

kepingan kayu bergambar

f. Interpersonal Intelligence (Kecerdasan Interpersonal)

Kecerdasan Interpersonal merupakan kemampuan seseorang

untuk mengerti maksud, moti vasi dan hasrat orang lain serta

secara konsekuen bekerja efekti f dengan orang lain walaupun

semua ti dak begitu tampak. Contoh : Guru, politi kus, orang-

orang yang bekerja di klinik (perawat), penjual maupun pemuka

agama. Bagian otak yang memegang peranan dalam hal ini

59

Pembelajaran Anak Usia Dini yang M

enyenangkan Melalui Berm

ain

4) Sulit untuk memberikan analisa narati f , karena itu metode ini

kurang berguna untuk penulisan ilmiah.

Catatan semacam ini dapat lebih berguna jika dicatat di kertas

secara verti kal dengan catatan anekdot di sebelah kiri dan ada lahan

untuk menuliskan komentar di sebelah kanan. Atau kertas dibagi

secara mendatar, dengan catatan anekdot di atas dan komentar di

bawahnya.

Berikut ini contoh format catatan anekdot :

CATATAN ANEKDOT

Tanggal : …………… Waktu : …………….…

Nama Anak : …………………….. Usia …………………

Pengamat : …………………….. Kelas …………….

Peristiwa

………………………………………………………………

………………………………………………………………………..

Komentar

………………………………………………………………………..

b. Catatan Berjalan (Running Record)

Metode pengamatan dengan teknik pencatatan lain yang cukup

terkenal adalah Running Records. Catatan ini memuat kejadian

secara rinci dan berurutan. Pengamat mencatat semua kejadian

terus menerus yang dilakukan anak itu. Running record berbeda

dengan catatan anekdot karena running record mencatat semua

perilaku anak bukan hanya sekedar peristi wa-peristi wa tertentu

saja, dan pencatatan dilakukan langsung, ti dak menunda kemudian

setelah pembelajaran selesai.

Sebagai catatan yang faktual, pengamat harus berhati -hati untuk

ti dak menggunakan kata-kata deskripti f atau memvonis anak.

Catatan yang ditulis mencerminkan apa yang diamati tanpa

memberikan asumsi. Keuntungan dari running record adalah :

Page 27: 03 pembelajaran paud melalui bermai

58

Pembelajaran Anak Usia Dini yang M

enyenangkan Melalui Berm

ain

dikatakan dan dikerjakan anak. Kadang-kadang guru memasukkan

alasan-alasan tes terhadap perilaku anak, tetapi ”mengapa” lebih

baik ditulis di bagian khusus sebagai komentar guru. Catatan ini

paling sering ditulis setelah suatu peristi wa terjadi.

Meskipun catatan anekdot merupakan catatan singkat tentang suatu

kejadian dalam suatu saat tertentu, namun catatan tersebut bersifat

kumulati f. Jika rangkaian peristi wa itu berjalan berulang-ulang dapat

digunakan sebagai masukan yang rinci tentang anak yang diamati .

Keuntungan lain menggunakan catatan anekdot adalah:

1) Pengamatan bersifat terbuka. Pengamat dapat mencatat apa

saja tentang apa yang dilihatnya tanpa dibatasi hanya satu

macam perilaku khusus.

2) Pengamat dapat menangkap hal-hal yang tak terduga pada saat

kejadian, pencatatan dilakukan nanti setelah pembelajaran usai,

sehingga ti dak mengganggu akti vitas guru.

3) Pengamat dapat melihat dan mencatat ti ngkah laku khusus dan

mengabaikan perilaku yang lain.

Sebagai metode pengamatan, tentu selain keuntungan juga ada

kerugiannya. Pengamat perlu memutuskan apa yang diamati , apa

yang ingin diketahui, dan metode apa yang paling berguna. Beberapa

kerugian catatan anekdot adalah :

1) Catatan anekdot ti dak memberikan gambaran yang lengkap

karena hanya mencatat peristi wa-peristi wa yang menarik minat

pengamat.

2) Tergantung pada daya ingat pengamat. Peristi wa yang terjadi

kadang ti dak bisa ditulis secara rinci, karena pencatatan

dilakukan setelah pembelajaran selesai.

3) Kejadian bisa saja keluar dari konteks dan kemudian

diinterpretasikan ti dak dengan benar atau digunakan dengan

cara yang bias.

27

Pembelajaran Anak Usia Dini yang M

enyenangkan Melalui Berm

ain

adalah Lobus Frontal (Cortex bagian depan).

Kerusakan daerah ini menyebabkan perubahan besar pada

personality, dan orang tersebut seolah-olah menjadi orang lain.

Contoh kegiatan bermain untuk pengembangan kecerdasan

interpersonal antara lain bermain peran, bermain boneka anak

dengan binatang, bermain boneka dengan asesoris, dll

g. Intrapersonal Intelligence (Kecerdasan Intrapersonal)

Kecerdasan Intrapersonal merupakan kemampuan untuk

mengerti diri sendiri (keinginan, maksud, ketakutan), memiliki

kemampuan untuk bekerja sendiri dengan efekti f dan

memanfaatkan informasi untuk mengatur kehidupannya sendiri

(self regulator). Orang yang memiliki kecerdasan intrapersonal

ti nggi mempunyai semangat hidup yang ti nggi (bergairah).

Bagian otak yang mengatur kemampuan ini ada di Frontal Lobe.

Kerusakan pada Frontal Lobe bagian bawah akan menyebabkan

irritability atau euphoria, sedangkan bila terjadi kerusakan di

bagian atas dapat menyebabkan apati s, lamban dan peragu.

Contoh kegiatan bermain untuk pengembangan kecerdasan

Intrapersonal antara lain bermain peran, melati h menyampaikan

pikiran dan perasaannya di depan teman, bermain ekspresi, dll

h. Kecerdasan Naturalis

Kecerdasan ini berkaitan dengan seluruh yang terdapat di alam

dunia ini. Kecerdasan ini sangat sensiti f untuk disimulasikan

dengan semua aspek alam, mencakup bertanam, binatang,

cuaca, dan gambaran fi sik dari bumi. Di dalamnya mencakup

keterampilan mengenali berbagai ketegori dan varitas dari

binatang, serangga, tanaman dan bunga. Ini mencakup

kemampuan menanam sesuatu, memelihara dan melati h

binatang. Ini juga mencakup kepekaan untuk dan mencintai

bumi, sebagaimana keinginan untuk memeliharanya dan

Page 28: 03 pembelajaran paud melalui bermai

28

Pembelajaran Anak Usia Dini yang M

enyenangkan Melalui Berm

ain

melindungi sumber-sumber alam.

Contoh kegiatan:

• Mencatat fenomena alam yang melibatkan hewan, tanaman,

dan hal-hal sejenis

• Memperlihatkan pemahaman yang mendalam dalam topik-

topik yang melibatkan sistem kehidupan

i. Kecerdasan Eksistensional

Anak mengenal dirinya adalah bagian dari alam semesta,

bangsa dan negara, masyarakat, dan keluarganya. Anak

mengerti apa yang harus diperbuat untuk Tuhannya, dirinya,

bangsa dan negara, masyarakat, dan keluarga. Anak dapat

mengaktualisasikan diri melalui berbagai kegiatan secara

komprehensif.

Contoh:

• Anak dapat menempatkan diri di manapun ia berada

j. Kecerdasan Spiritual

Kecerdasan yang berkaitan dengan kejiwaan, agama,

kepercayaan, keyakinan dan prinsip atau philosofi hidup.

Bagi masyarakat yang religius dianggap sebagai kecerdasan

terpenti ng atau yang paling menentukan. Sabagai fondasi

dalam mengeksplorasi dan memberdayakan jenis kecerdasan-

kecerdasan lainnya.

Contoh:

Anak yakin dan percaya ciptaan Tuhan

Semua kecerdasan di atas harus dikembangkan secara seimbang.

Dengan demikian guru perlu merancang kegiatan main yang

bervariasi untuk mengembangkan tujuh kecerdasan tersebut.

57

Pembelajaran Anak Usia Dini yang M

enyenangkan Melalui Berm

ain

observasi langsung kepada anak. Dengan melakukan observasi ini maka kita

akan dapat melihat dan mengetahui tahap perkembangan anak dan hasilnya

dimasukkan dalam suatu pencatatan.Untuk menentukan strategi evaluasi

yang cocok seorang harus mengetahui mengapa evaluasi dilaksanakan

(Brinkerhoff , 1983:16).

Strategi dan metode observasi dapat dilakukan dengan berbagai

bentuk pencatatan. Secara rinci bentuk pencatatan observasi yang dapat

digunakan guru dikemukakan berikut ini.

Teknik Pengamatan

Salah satu upaya untuk memahami tumbuh kembang anak usia dini di

antaranya melalui pengamatan. Oleh karena itu kemampuan pengamatan

bagi seorang pendidik anak usia dini merupakan suatu kompotensi yang

mesti dimiliki

Seti ap pengamatan harus dilakukan dengan pencatatan. Pengamat

bukan hanya sekedar mengamati anak untuk mengetahui kegiatan apa

saja yang dilakukan anak, tetapi pengamat juga perlu sensiti f terhadap

apa-apa yang dilihat, didengar, dirasakan, dicium, atau diraba. Selama

melakukan pengamatan dan pencatatan. Berikut ini akan dijelaskan

beberapa metode pengamatan dan pencatatan untuk anak usia dini.

Adapun metode dan teknik pengamatan pada anak usia dini yang

dibahas dalam modul ini meliputi teknik catatan anekdodal (Anecdotal

Record), catatan berjalan (Running Record), catatan specimen (Specimen

Record), Time Sampling dan Even Sampling.

a. Catatan Anekdot (Anecdotal Record)

Catatan anekdot adalah tulisan narati f singkat yang menjelaskan suatu

peristi wa tentang perilaku anak yang penti ng bagi perkembangan

anak dan pengamat. Catatan anekdot menjelaskan sesuatu yang

terjadi secara faktual, dengan cara yang obyekti f, menceritakan

bagaimana , kapan dan di mana terjadi peristi wa itu, apa yang

Page 29: 03 pembelajaran paud melalui bermai

56

Pembelajaran Anak Usia Dini yang M

enyenangkan Melalui Berm

ain

H. EVALUASI BERMAIN ANAK

Evaluasi sebagai salah satu komponen utama pembelajaran,

termasuk pembelajaran di PAUD. Evaluasi merupakan proses pengumpulan,

penganalisisan, dan penafsiran data yang sistemati k dalam rangka pemberian

keputusan terhadap sesuatu (Wortham, 2001). Berarti , dengan evaluasi

guru perlu mengumpul data, menganalisis, dan menafsirkan makna data

yang ada sebagai bahan pengambilan keputusan. Keputusan yang diberikan

merupakan nilai, yang dapat berbentuk angka atau huruf. Bentuk huruf yang

paling sering digunakan adalah deskripsi, atau penjelasan.

Evaluasi bertujuan untuk mengetahui proses kegiatan yang telah

dilaksanakan, faktor-faktor penghambat maupun pendukung pencapaian

tujuan kegiatan, serta mengetahui ti ngkat keberhasilan. Tujuan tersebut perlu

untuk memperbaiki kegiatan belajar sekaligus memperbaiki keberhasilan

belajar.

Hasil evaluasi disajikan sebagai bentuk laporan evaluasi. Laporan

tersebut disampaikan kepada orang tua dan kepala sekolah sebagai

bentuk pertanggungjawaban (akuntabilitas) guru terhadap kegiatan

yang dilakukannya (Wortham, 2001). Bagi orang tua hal tersebut untuk

kesinambungan program sedang bagi kepala sekolah untuk perbaikan

program belajar.

Ada beberapa strategi dan metode dalam pelaksanaan evaluasi.

Secara umum ada dua kelompok, yaitu tes dan non tes. Kelompok non tes

terdiri dari angket, wawancara, dan observasi. Bila dilihat dari pelaksanaannya,

evaluasi dikenal dengan evaluasi proses dan evaluasi hasil. Evaluasi proses

dilakukan bila guru ingin mengetahui bagaimana anak mengikuti atau

melakukan kegiatan selama pembelajaran berlangsung. Bila guru ingin

melihat hasil kegiatan guru dapat menggunakan evaluasi hasil. Untuk

menentukan strategi dan metode mana yang tepat guru perlu mengetahui

tujuan evaluasi. Untuk mencatat dan mengevaluasi perkembangan anak usia

dini, langkah pertama dan utama yang dapat dilakukan adalah melakukan

29

Pembelajaran Anak Usia Dini yang M

enyenangkan Melalui Berm

ain

B. PEMBELAJARAN YANG MENYENANGKAN MELALUI BERMAIN

Bermain merupakan kebutuhan bagi seti ap anak. Seti ap saat anak

ingin selalu bermain. Di mananapun, dalam kondisi apapun, anak akan

berusaha mencari sesuatu untuk dapat dijadikan mainan. Anak-anak baik

di kota besar, desa, pantai, dan gunung senang dengan permainan yang

ada. Baik yang dimainkan berupa permainan tradisional maupun permainan

modern. Anak-anak selalu bermain dengan riang, melalui bermain anak akan

merasa rileks. Tertawa, teriakan, sorakan, ekspresi wajah yang ceria selalu

mengiringi suasana anak bermain. Anak walaupun sakit tetap bermain secara

terbatas kemampuannya. Di tempat ti dur, saat anak tergolek sakit, masih

tampak ia membawa mainan di samping tempat ti durnya, yang mudah ia

mainkan pada saat-saat tertentu.

Gambar anak bermain di atas tempat ti dur

Kebutuhan akan permainan dan bermain sangatlah mutlak bagi

perkembangan anak. Lingkungan dan orang dewasa ,dalam hal ini orangtua,

maupun guru perlu memfasilitasi kebutuhan anak dengan menyediakan

berbagai permainan yang dapat mendukung perkembangan anak. Tentu

saja permainan dan alat bermainnya tersebut bukanlah suatu yang harus

bernilai ekonomi ti nggi, tetapi apapun dapat dijadikan alat bermain.

Page 30: 03 pembelajaran paud melalui bermai

30

Pembelajaran Anak Usia Dini yang M

enyenangkan Melalui Berm

ain

Misalnya daun kering dapat dijadikan alat hitung untuk mengembangkan

konsep matemati ka, dapat mengklasifi kasikan jenis-jenis daun, manfaat

daun hal ini untuk mengembangan konsep sains pada anak, dapat dijadikan

bahan kreasi seni untuk mengembangan seni dan lain sebagai yang dapat

dikembangkan hanya dari daun. Indonesia negeri yang kaya sumber alam

yang masih dapat kita eksplorasi untuk dijadikan alat bermain.

Pembelajaran yang menyenangkan berdasarkan pada prinsip-prinsip

sebagai berikut:

1. Pembelajaran berorientasi pada kebutuhan anak. Dengan demikian,

seti ap kegiatan pembelajaran harus selalu mengacu pada tujuan

pemenuhan kebutuhan perkembangan anak secara individu.

2. Dunia anak adalah dunia bermain, maka selayaknyalah pembelajaran

untuk anak usia dini dirancang dalam bentuk bermain. Inti nya,

bermain adalah belajar, dan belajar adalah bermain. Anak belajar

melalui main, main yang menyenangkan. Melalui sentra, proses

pembelajaran dilakukan dengan menempatkan siswa pada posisi

yang proporsional. Anak dirangsang untuk secara akti f melakukan

kegiatan bermain sambil belajar. Perlu ditekankan bahwa bermain

yang menyenangkan dapat merangsang anak untuk melakukan

eksplorasi dengan menggunakan benda-benda yang ada di sekitarnya

(happy learning). Sehingga, anak dapat menemukan pengetahuan

dari benda-benda yang dimainkannya.

3. Kegiatan pembelajaran dirancang secara cermat untuk membangun

sisti mati ka kerja/akti vitas. Bagaimana anak membuat pilihan-

pilihan dari serangkaian kegiatan, focus pada apa yang dikerjakan

dan berusaha untuk menyelesaikan pekerjaan yang dia telah mulai

dengan tuntas.

4. Kegiatan pembelajaran berorientasi pada pengembangan kecakapan

hidup anak, yaitu membantu anak menjadi mandiri, disiplin, mampu

bersosialisasi dan memiliki keterampilan dasar yang berguna bagi

55

Pembelajaran Anak Usia Dini yang M

enyenangkan Melalui Berm

ain

e. Buku cerita, kaset cerita dan lagu

f. Kartu angka, Ular tangga

g. Kolintang/gendang

h. Troli/mobil2an yang dapat dikendarai

i. Urutan besar kecil

j. Lilin plasti sin

5. Alat Permainan Edukati f anak usia 4 – 5 tahun

a. Aneka games kelompok kecil

b. Balok-balok konstruksi

c. Bahan-bahan untuk menggunti ng, merekat, melipat

d. Alat bermain peran mikro dan peran makro

e. Benda-benda untuk mengenal angka dan huruf

f. Alat permainan diluar seperti papan jungkat jungkit, perosotan

6. Alat Permainan Edukati f anak usia 5 – 6 tahun

a. Alat permainan peran makro dan mikro

b. Alat-alat untuk belajar angka dan huruf

c. Alat permainan di luar ruang; papan ti ti an, papan jungkat

jungkit, ayunan dll

d. Alat-alat keterampilan untuk menggunti ng, menempel, melipat.

e. Balok-balok berkonstruksi

f. Peralatan sehari-hari (kursi, meja, sapu, kemoceng dll)

Page 31: 03 pembelajaran paud melalui bermai

54

Pembelajaran Anak Usia Dini yang M

enyenangkan Melalui Berm

ain

3. Alat Permainan Edukati f anak usia 2 – 3 tahun

a. Sepeda roda ti ga

b. Bahan dan alat tulis menulis

c. Puzzle, manik-manik, balok-balok

d. Mainan rumah-rumahan, boneka, alat transportasi untuk

bermain peran

e. Rangkaian / roncean

f. Boneka jari / tangan

g. Gelang menara

h. Balok bangunan

i. Mozaik

j. Puzzle sederhana (2-5 keping)

k. Papan Geometri

4. Alat Permainan Edukati f anak usia 3 – 4 tahun

a. Boneka, binatang mainan dll untuk bermain peran

b. Balok-balok konstruksi

c. Alat-alat keterampilan (gunti ng, lem, kertas)

d. Puzzle, manik-manik

31

Pembelajaran Anak Usia Dini yang M

enyenangkan Melalui Berm

ain

kehidupannya kelak.

5. Pembelajaran dilaksanakan secara bertahap dan berulang-ulang

dengan mengacu pada prinsip-prinsip perkembangan anak.

Sti mulus pendidikan bersifat menyeluruh, mencakup semua

aspek perkembangan. Karena itu, seti ap kegiatan harus dapat

mengembangkan atau membangun berbagai perkembangan atau

kecerdasan anak. Dalam hal ini guru memfasilitasi agar semua

aspek perkembangan anak perkembangan anak berkembang secara

opti mal.

6. Anak akan memperoleh lebih banyak pengetahuan bila mendapat

pijakan/dukungan dari guru pada saat main.

C. PEMBELAJARAN DENGAN SENTRA (LEARNING CENTRE)

Secara sederhana, sentra bisa diarti kan sebagai suatu wadah yang

disiapkan guru bagi kegiatan bermain anak. Melalui serangkaian kegiatan

main tersebut, guru mengalirkan materi pembelajaran yang telah disusun

dalam bentuk lesson-plan. Rangkaian kegiatan itu harus saling berkaitan dan

saling mendukung untuk mencapai tujuan belajar harian dan tujuan belajar

pada semua sentra dalam satu hari harus sama. Seti ap sentra memiliki

center point dan semua mengacu pada tujuan pembelajaran yang telah

direncanakan ti m guru.

Tidak ada keharusan bagi seti ap lembaga untuk menyiapkan banyak

sentra, bergantung dari kemampuan lembaga dan kesiapan guru. Hal yang

perlu diperhati kan adalah bagaimana tujuh kecerdasan dasar sesuai dengan

teori Kecerdasan Jamak yang dicetuskan Howard Gardner dan enam domain

berfi kir pada anak sebagaimana unsur yang dibangun secara terpadu

melalui kegiatan-kegiatan di sentra. Kegiatan sentra dijalankan dengan tema-

tema belajar yang serempak dan akan berganti dalam periode tertentu.

Seti ap sentra juga secara terpadu membangun anak dengan memberikan

kesempatan kepada anak untuk melakukan ti ga (3) jenis main, yaitu main

Page 32: 03 pembelajaran paud melalui bermai

32

Pembelajaran Anak Usia Dini yang M

enyenangkan Melalui Berm

ain

sensorimotor, main peran, dan main pembangunan.

Dalam pendekatan Sentra, ada tahapan-tahapan yang perlu

diperhati kan, mulai saat anak memasuki lingkungan sekolah kelompok

mainnya hingga menyelesaikan kegiatan bermain dan kembali menuju

rumah. Seti ap tahapan itu terekam dalam laporan harian kegiatan guru,

yang akan menjadi bahan untuk mengukur perkembangan anak, serta pada

akhirnya memberikan respond dan sti mulasi yang tepat agar kemampuan

anak berkembang secara opti mal.

Secara garis besar, perekaman kemampuan seti ap anak mengacu

pada tolak ukur kemampuan klasifi kasi yang dibangun melalui serangkaian

akti vitas yang menggunakan benda-benda (mainan) konkret. Dengan benda-

benda itu anak mengenal warna, bentuk dan ukuran. Secara bertahap pula

anak belajar untuk mengenal ciri-ciri, tanda-tanda dan sifat-sifat benda dan

kejadian. Kemampuan mengklasifi kasi dibangun, baik saat bermain maupun

saat membereskan mainan. Terbangunnya kemampuan klasifi kasi pada

hal-hal yang konkret adalah bekal mutlak anak agar kelak mereka mampu

mengkasifi kasi hal-hal yang abstrak, mampu membedakan mana yang benar

dan mana yang salah, serta terbiasa menyikapinya dengan tepat.

Dalam hal penerapan disiplin, misalnya, sering guru atau orangtua

menghadapi msalah atau bahkan ti dak tahu lagi bagaimana upaya

mendisiplinkan anak. Keadaan ini biasanya bermuara pada hukuman, yang

umumnya justru kontra produkti f bagi perkembangan anak. Yang kerap

53

Pembelajaran Anak Usia Dini yang M

enyenangkan Melalui Berm

ain

(terbuat dari bahan yang lembut)

d. Benda yang empuk, anti pecah, bersih dan aman

e. Benda yang kokoh yang bisa dipergunakan untuk merambat dan

belajar berjalan.

2. Alat Permainan Edukati f anak usia 1 – 2 tahun

a. Mainan yang bisa didorong dan ditarik untuk melati h

keseimbangan

b. Mainan yang bisa diduduki dan dikendarai seperti mobil-mobilan

atau sepeda roda empat yang kecil

c. Kursi, tangga, lorong-lorongan, ayunan bayi

d. Mainan yang bisa dibawa sambil berjalan

e. Balok-balok, bola, manik-manik yang berukuran besar

f. Air, pasir, kacang-kacangan

g. Peralatan rumah tangga sehari-hari

h. Cat, spidol, krayon, buku bergambar

Page 33: 03 pembelajaran paud melalui bermai

52

Pembelajaran Anak Usia Dini yang M

enyenangkan Melalui Berm

ain

dengan perti mbangan. Jika biaya untuk pembuatan diperkirakan lebih

mahal dari pada membeli maka di beli. Tetapi jika akan lebih murah

maka sebaiknya dibuat selain lebih murah jika di buat akan lebih variati f

dan sesuai kebutuhan anak. Jika memang harus dibuat maka sebaiknya

dirancang disainnya, kemudian siapkan alat dan bahan sesuai kebutuhan

APE. Setelah semuanya siap tahap terakhir adalah mulai membuat

G. ALAT PERMAINAN EDUKATIF SESUAI KEBUTUHAN PERKEMBANGAN

Memberikan sti mulasi yang tepat bagi anak-anak diperlukan APE

yang tepat. APE yang tepat bagi anak harus sesuai dengan kebutuhan anak

dimana masing-masing anak memiliki karakteristi k dan kebutuhan yang

berbeda. APE untuk merangsang sti mulasi bagi anak dapat berupa alat

permainan ataupun media, lingkungan fi sik, audio ataupun audio visual.

Berikut ini beberapa contoh media untuk anak 0-6 tahun diantaranya adalah

sebagai berikut:

1. Alat Permainan Edukati f untuk anak usia 0 – 1 tahun

a. Tubuhnya sendiri (melalui pijatan, senam ringan)

b. Mainan sederhana dengan warna2 primer yang bisa dilihat,

dipegang, dipukul-pukul, bergerak

c. Balok-balok berukuran sedang dengan warna yang menarik

33

Pembelajaran Anak Usia Dini yang M

enyenangkan Melalui Berm

ain

ti dak disadari oleh orangtua atau guru adalah, bagaimana anak sanggup

melakukan sesuatu sesuai dengan aturan atau yang sering dikenal hidup

yang berdisiplin, jika dia belum memiliki referensi yang kuat menyangkut

makna disiplin.

Sentra membantu anak mendapatkan referensi itu, antara lain,

dengan cara simulasi langsung menyangkut suatu aturan. Anak menjadi

mengerti mengapa dan untuk apa aturan itu dibuat. Contoh, pada saat main

balok, anak belajar memahami bahwa balok digunakan untuk membangun.

Jika balok digunakan untuk hal lain bisa menimbulkan bahaya bagi diri

sendiri maupun orang lain karena sifat dan bentuknya, yaitu terbuat dari

kayu dan mempunyai sudut.

Contoh lain, aturan agar anak berjalan jika berada dalam ruangan.

Jika anak berlari, maka bisa menimbulkan tabrakan, baik dengan orang

maupun dengan benda-benda. Anak diajak untuk menemukan pengerti an

bahwa berlari bisa dilakukan di lapangan berumput, karena disana ti dak

banyak orang-orang maupun benda-benda dan jika dia jatuh ti dak akan

berbahaya.

Salah satu elemen penti ng yang membedakan pendekatan sentra

dengan pendekatan kelas tradisional adalah pengajaran ti dak langsung (non-

direct teaching). Pada program ini guru ti dak menyuruh, ti dak melarang dan

ti dak boleh marah pada anak. Apapun yang dilakukan oleh anak itu muncul

dari anak itu sendiri, guru dapat membantu dengan memberikan pijakan

pada anak. Pendekatan Sentra menekankan proses pembelajaran yang

berpusat pada anak, sedangkan guru lebih berfungsi sebagai moti vator dan

fasilitator.

Menurut Jean Piaget (1972), anak seharusnya mampu melakukan

percobaan dan peneliti an sendiri. Guru, tentu saja, bisa menuntut anak-

anak dengan menyediakan bahan-bahan yang tepat, tetapi yang terpenti ng

agar anak dalam memahami sesuatu ia harus membangun pengerti an itu

sendiri. Ia harus menemukannya sendiri.

Page 34: 03 pembelajaran paud melalui bermai

34

Pembelajaran Anak Usia Dini yang M

enyenangkan Melalui Berm

ain

Elemen ini penti ng karena dengan menemukan sendiri

pengetahuannya melalui pengalaman-pengalaman bermain yang

menyenangkan, pengetahuan itu akan memiliki akar yang kuat karena

menyatu dalam proses perkembangan kemampuan berpikir anak. Selain itu,

seperti kata Holt (1964),

“Kita ti dak mengetahui pengetahuan apa yang paling diperlukan

anak di masa depan, oleh karena itu, ti dak ada gunanya untuk mengajarkan

sekarang. Sebaiknya kita membantu anak sekarang untuk makin mencintai

dan makin pandai belajar sehingga dapat belajar segala sesuatu pada saat

dibutuhkan.”

Dalam pendekatan Sentra, anak dirangsang untuk akti f belajar

melalui kegiatan bermain. Seluruh kegiatan pembelajaran berfokus

pada anak sebagai subyek pembelajar, sedangkan pendidik lebih banyak

berperan sebagai moti vator dan fasilitator dengan memberikan pijakan-

pijakan (Scaff olding). Pijakan itu dapat digambarkan seperti dalam proses

pengecoran bangunan berti ngkat. Untuk mendapatkan kondisi lantai bagian

atas yang kokoh, diperlukan ti ang-ti ang penyangga saat mengecornya.

Bila betonnya sudah keras, maka bangunannya telah kokoh, ti ang-ti ang

penyangga dapat dilepas karena ti dak dibutuhkan lagi.

Semua itu dilakukan selama anak bermain. Dalam pendekatan ini

anak diberi kesempatan untuk bermain secara akti f dan kreati f di sentra-

sentra pembelajaran yang tersedia guna mengembangkan dirinya.

Sentra digunakan sebagai wadah kegiatan bermain anak. Dengan

Sentra, kemampuan dan keterampilan anak dibangun melalui bermain

tanpa tekanan dan paksanaan dari guru dan lingkungan. Anak ti dak disuruh

duduk rapi dan tangan dilipat di atas meja untuk mendengarkan pengajaran

guru.

Sentra membuat anak belajar dengan gembira dan senang.

Suasana nyaman dan menyenangkan sangat disarankan. Karena, jika anak

dalam kondisi tertekan, kecewa, sedih atau marah (emosi negati f), maka

51

Pembelajaran Anak Usia Dini yang M

enyenangkan Melalui Berm

ain

2. Berdasarkan minat anak keti ka bermain

3. Bervariasi

4. Tingkat kesulitan sesuai dengan kemampuan anak

5. Tidak rapuh atau mudah rusak

6. Tidak menyeragamkan permainan untuk seluruh anak se-usianya

(klasikal), karena kemampuan anak berbeda-beda tapi secara

individual

Merancang alat permainan edukati f harus disesuaikan dengan

kebutuhan. Adapun proses merancang alat permainan edukati f adalah

sebagai berikut:

Gambar : langkah-langkah penyiapan APE

Dari gambar di atas dapat dijelaskan bahwa untuk merencanaakan

pengadaan sebuah alat permainan edukati f dapat di lihat dari kebutuhan

akan pembelajaran. Dimana program pembelajaran atau kurikulum telah

ditentukan terlebih dahulu. Apakah alat tersebut dapat tersedia, ti dak

tersedia, tersedia tetapi ti dak layak maka harus diadakan. Terlebih jika

ti dak sesuai dengan kebutuhan perserta didik, dibuat atau harus di beli

Page 35: 03 pembelajaran paud melalui bermai

50

Pembelajaran Anak Usia Dini yang M

enyenangkan Melalui Berm

ain

Alat permainan disebut edukati f jika memenuhi ciri sebagai berikut :

1. Ditujukan untuk anak usia usia dini

2. Berfungsi untuk mengembangkan aspek-aspek perkembangan anak

usia dini

3. Dapat digunakan dengan berbagai cara, bentuk, dan untuk bermacam

tujuan aspek pengembangan atau bermanfaat multi guna

4. Tidak berbahaya bagi anak

5. Dirancang untuk mendorong kegiatan dan menciptakan hal-hal

baru

6. Bersifat membangun/menghasilkan sesuatu

7. Mengandung nilai pendidikan

8. Sederhana dan ringan

9. Fleksibel bagi anak untuk berimajinasi dan berkreasi (dapat

dimanipulasi anak)

10. Contoh APE untuk pengembangan kogniti f

a. melati h daya nalar anak

b. mengenalkan bentuk, ukuran,warna

c. anak dapat mengoreksi sendiri

Fungsi alat permainan edukati f adalah sebagai berikut:

1. Membantu dan mendukung proses belajar

2. Mengembangkan seluruh aspek perkembangan anak

3. Memberikan kesempatan untuk memperoleh pengetahuan dan

memperkaya pengalaman

4. Memberikan kesempatan untuk mengenal lingkungan

5. Mengajarkan anak untuk mengetahui kekuatan diri

6. Multi guna

Prinsip penggunaan alat permainan edukati f adalah:

1. Tidak berbahaya dan merangsang agresifi tas

35

Pembelajaran Anak Usia Dini yang M

enyenangkan Melalui Berm

ain

ia ti dak akan dapat belajar. Berdasarkan teori yang lahir dari peneliti an

perkembangan otak, otak pusat berpikir manusia ti dak akan berfungsi jika

dalam keadaan emosi. Dengan memposisikan anak sebagai subjek bukan

objek, dapat membuat seluruh potensi kecerdasan bisa dibangun dan

membuat mereka akan tumbuh menjadi anak yang kreati f.

Elemen penti ng lain dalam pendekatan sentra adalah perhati an

intensif pada evaluasi perkembangan kemampuan anak secara individual.

Elemen ini mengharuskan adanya akti vitas perekaman perkembangan anak

secara individual seti ap hari. Secara konti nyu hasil perekaman itu menjadi

bahan untuk respons atau sti mulasi selanjutnya.

D. TIGA JENIS MAIN

Ada ti ga jenis bermain yang dikenal dalam peneliti an anak usia dini

(Weikart, Rodgers, & Adcock, 1971) dan teori dari Erik Erikson, Jean

Piaget, Lev Vygotsky, dan Anna Freud yaitu:

• Sensorimotor atau main fungsional

• Main peran (mikro dan makro)

• Main pembangunan (sifat cair/bahan alam & terstruktur)

1. Dalam main sensorimotor anak melakukan sesuatu berulangkali

untuk menikmati sesuatu yang baru dikuasai dan menegaskan

kepada dirinya sendiri kemampuan yang baru diperoleh, misalnya

anak mengayak pasir atau menepuk air dengan jari jemarinya karena

Page 36: 03 pembelajaran paud melalui bermai

36

Pembelajaran Anak Usia Dini yang M

enyenangkan Melalui Berm

ain

ia menikmati efek ti ndakan ini dan senang akan kemampuannya.

Main ini utamanya dilakukan oleh anak-anak usia lahir hingga

dua tahun, namun tetap penti ng sepanjang masa kanak-kanak.

Kebutuhan akan main sensorimotor dipenuhi bilamana lingkungan

bermain baik di dalam maupun di luar menyediakan kesempatan

bagi anak untuk berinteraksi dengan berbagai tekstur, warna, bentuk,

ukuran, dan jenis-jenis bahan main lainnya (Phelps, 2005, p 7-8).

Main ini memberi banyak kesempatan pada anak mengembangkan

keterampilan bahasa dan keaksaraan, misalnya koordinasi gerakan

tangan dan mata yang penti ng untuk mengikuti teks halaman

sebuah buku, demikian pula gerakan motorik kasar dan halus

yang diperlukan untuk persiapan menulis. Main peran seringkali

disebut dengan main pura-pura atau main simbolik dimana anak

biasanya mengambil sebuah peran berpura-pura menjadi orang

lain, dan menggunakan objek sesungguhnya atau pura-pura untuk

memainkan peran tersebut. Anak-anak sering memerankan sesuatu

yang mereka alami atau lihat; tugas-tugas kognisi yang memerlukan

anak untuk mengingat kembali apa yang terjadi, memilih aspek yang

relevan, dan menggunakan gerak atau kata-kata dari peran yang

dimainkan Perkembangan main peran dimulai sekitar usia dua tahun

saat pertama kali anak toddler berpura-pura “minum dari cangkir”

atau “berbicara di telepon”. Kemampuan main peran meningkat

seiring berkembangnya kognisi anak selama tujuh tahun pertama

dalam kehidupannya.(Charles H. Wolfgang, Bea Mackender, and

Mary E. Wolfgang, 1981, p. 8).

2. Main peran merupakan pengalaman penti ng yang mendukung

perkembangan anak secara keseluruhan; kognisi, sosial, emosi,

dan bahasa. Smilansky dan peneliti lain (1990) seperti dikuti p

Phelps mengembangkan sebuah alat penilaian main peran dan

menggunakan alat ini untuk mengamati anak-anak. Ia menemukan

49

Pembelajaran Anak Usia Dini yang M

enyenangkan Melalui Berm

ain

a. Anak dapat mengulang dengan mengingat kembali pengalaman

mainnya dan menceritakannya.

b. Anak dapat mengembangkan kemampuannya dalam membuat

deskripsi dari apa yang telah mereka lakukan (termasuk

menceriterakan hasil karyanya).

c. Anak dapat mendengarkan pengalaman main dengan teman-

temannya yang lain, sehingga mereka dapat menambah dan

memperluas gagasan mereka.

d. Anak dapat membangun konsep-konsep yang baru maupun yang

lebih luas

Gambar: Pendidik bersama-sama anak mendiskusikan pengalaman

main anak

F. MERANCANG BERBAGAI JENIS PERMAINAN DAN ALAT PERMAINAN

EDUKATIF

Alat Permainan Edukati f (APE) merupakan salah satu media

pembelajaran visual yang dapat digunakan untuk memberikan sti mulasi bagi

anak usia dini. Alat Permainan Edukati f adalah segala sesuatu yang dapat

digunakan sebagai sarana atau peralatan untuk bermain yang mengandung

nilai edukati f (pendidikan), dan dapat mengembangkan seluruh kemampuan

anak.

Page 37: 03 pembelajaran paud melalui bermai

48

Pembelajaran Anak Usia Dini yang M

enyenangkan Melalui Berm

ain

5. Recalling

Setelah kegiatan beres-beres selesai, guru mengajak anak untuk

berkumpul duduk membuat lingkaran, mengingat kembali kegiatan-kegiatan

apa saja yang telah dilakukan. Masing-masing anak saling menceritakan

pengalaman mainnya secara sederhana.

Pada kegiatan ini penti ng bagi guru untuk memiliki kemampuan

dalam mengingat kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh semua anak yang

main saat itu. Sehingga dapat membantu mereka untuk dapat mengingat

pada bagian tertentu yang “terlupa”. Untuk menjaga kelengkapan hasil

kegiatan yang telah berlangsung, guru membuat catatan observasi kegiatan

main anak.

Saat recalling anak-anak nampak akti f ingin bicara

Kegiatan “recalling” merupakan saat guru mengetahui sejauh mana

tujuan sentra dicapai oleh anak, menambah dan menguatkan pengetahuan

yang dimiliki sesuai rencana belajar yang telah dibuat.

Membungkus semua informasi yang telah didengar dari anak,

menyaring informasi-informasi yang terkumpul (mana yang sesuai dan

mana yang ti dak) dan menambahkannya sesuai materi yang telah dirancang

pada hari itu, membuat pengarahan yang menguatkan pengetahuan anak

sebelum kegiatan sentra diakhiri dengan menyanyi dan salam.

Adapun Manfaat Recalling adalah:

37

Pembelajaran Anak Usia Dini yang M

enyenangkan Melalui Berm

ain

bahwa kemampuan anak bermain peran berkaitan langsung dengan:

pengungkapan kata-kata yang lebih baik, kosa kata yang lebih kaya,

pemahaman bahasa lebih ti nggi, strategi pemecahan masalah lebih

baik, lebih ingin tahu, kemampuan melihat sudut pandang orang

lain lebih baik, kemampuan intelektual lebih ti nggi, bermain dengan

teman lebih banyak, agresi menurun, empati lebih banyak, lebih

imajinati f, rentang perhati an lebih panjang, kemampuan perhati an

lebih besar, dan kinerja tugas-tugas percakapan lebih banyak.

(Wolfgang, Bea Mackender, and Mary E. Wolfgang, 1981, p. 7-8).

3. Dalam main pembangunan anak menggunakan objek atau bahan-

bahan main untuk menciptakan sesuatu, misalnya menggunakan

deretan balok besar mewakili jalan atau balok kecil mewakili mobil

Wolfgang, Bea Mackender, and Mary E. Wolfgang, 1981, p. 10

Wolfgang menjelaskan bahwa terdapat suatu konti num dari bahan-

bahan main pembangunan mulai dari sifat paling cair hingga ke

paling terstruktur. Bila penggunaan dan bentuk dari bahan-bahan

main ditentukan oleh anak, seperti cat, krayon, spidol, play dough,

pasir, dan lumpur maka disebut bahan main sifat cair. Namun apabila

penggunaan ditentukan oleh bahan-bahan main tersebut, seperti

balok unit, lego, balok berongga, dan puzzle maka dianggap sebagai

bahan main pembangunan terstruktur Charles Wolfgang and Mary

E. Wolfgang, 1992)

Anak usia dini yang baru pertama kali mengenal bahan-bahan main

pembangunan akan memulainya dengan main sensorimotor. Mereka akan

mengeksplorasi bahan-bahan main tersebut hingga mengerti penggunaan

dan bagaimana cara memainkannya. Peneliti an yang dilakukan Phelps

di sekolahnya menunjukkan bahwa tahap-tahap perkembangan anak

meningkat seiring anak menguasai bahan tersebut. Anak-anak yang awalnya

menggunakan cat dan melukis dengan mencoret-coretkan karyanya di

Page 38: 03 pembelajaran paud melalui bermai

38

Pembelajaran Anak Usia Dini yang M

enyenangkan Melalui Berm

ain

papan lukis makin lama lukisan tersebut makin terlihat seperti apa yang

mereka gambarkan. Piaget menjelaskan bahwa bila hasil karya anak menjadi

semakin nyata maka secara kognisi anak bergerak mendekati pikiran

operasional kongkrit (Piaget, 1962) Bilamana anak dapat terlibat di tahap

main yang lebih ti nggi ini (sudah ada gagasan dalam pikiran, menghasilkan

karya, menceritakan dan menggunakan karyanya untuk bermain peran)

maka mereka akan tertarik pada kegiatan yang berkenaan dengan huruf,

angka, dan kegiatan keaksaraan. Menurut Phelps, anak-anak harus mampu

mewakili yang nyata dalam permainannya sebelum mereka bisa mewakili

yang nyata dengan huruf, kata atau angka. Melalui pengalaman mainnya anak

belajar tentang dunia sekitarnya dan keti ka keterampilan serta pengetahuan

yang sesuai telah berkembang, ia akan menggunakan sistem simbol dari

budayanya untuk membaca dan menulis (Phelps, 2005, p.3).

E. PENGELOLAAN KEGIATAN MAIN

Pengelolaan kegiatan main meliputi :

1. Penataan Lingkungan Main

Penataan lingkungan main merupakan bagian yang penti ng dalam

kegiatan belajar dan mengajar. Penataan lingkungan main yang bermutu

harus dapat mengembangkan seluruh perkembangan anak yang menjadi

tujuan sentra yaitu dapat membangun seluruh domain perkembangan

berpikir anak, membangun tujuh kecerdasan dasar (multi ple intelligent)

dari semua anak yang datang ke sentra. Lingkungan main dapat di tata di

dalam maupun di luar ruangan.

Penataan lingkungan main yang bermutu dan kaya disentra juga

harus mendukung perkembangan anak melalui ti ga jenis main; main

sensorimotor, main simbolik dan main pembangunan (Weikart, Rodgers,

& Adcock, 1971, Erik Erikson, Jean Piaget, Lev Vygotsky, dan Anna Freud),

mencakup sejumlah bahan bermain yang penataannya dapat mendukung

perkembangan interaksi social diantara anak, serta perkembangan

47

Pembelajaran Anak Usia Dini yang M

enyenangkan Melalui Berm

ain

Saat interaksi main berlangsung guru juga merupakan sumber

informasi bagi anak, memberikan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan

yang membangun dan menambah pengetahuan anak dalam kegiatan

mainnya.

4. Beres-beres

Kegiatan beres-beres merupakan bagian penti ng pada kegiatan

sentra, saat yang tepat untuk membangun semua domain perkembangan

anak (esteti k, afeksi, kognisi, bahasa, psikomotor, dan social), diakhir

kegiatan main anak.

Pengalaman langsung bagi anak untuk “bekerja tuntas” hingga

semua alat kembali ketempatnya semula. Pengalaman langsung belajar

mengklasifi kasikan alat main berdasarkan warna, bentuk, ukuran serta

fungsi alat, belajar tentang urutan dan menata lingkungan.

Seti ap tempat diberi nama dengan maksud untuk memudahkan bagi

anak bersama-sama guru bekerja menyimpan alat main kembali ketempat-

semula. Pemberian nama merupakan salah satu dukungan perkembangan

keaksaraan anak. Guru juga bisa memberikan pijakan dengan pertanyaan.

Keterlibatan anak dalam beres-beres akan meningkatkan rasa tanggungjawab pada anak yang tak ternilai harganya

Page 39: 03 pembelajaran paud melalui bermai

46

Pembelajaran Anak Usia Dini yang M

enyenangkan Melalui Berm

ain

3. Saat Main

Saat kegiatan main berlangsung, guru bergerak bebas diantara

anak, mengamati anak bermain, membuat catatan perkembangan yang

ditampilkan anak, saat berada disekitar anak, guru memposisikan dirinya

dapat mengamati keseluruhan anak tetapi ti dak mengganggu dinamika

gerak anak main.

Mencatat kegiatan pertama yang dilakukan anak merupakan

informasi bagi guru tentang pemahaman anak melalui main yang

dipilihnya.

Guru memfasilitasi main anak dengan dukungan pendekatan yang

“pas” yang dibutuhkan oleh masing-masing individu anak, baik dengan

“modeling maupun labeling”. Itu sebabnya penti ng bagi guru untuk faham

perkembangan anak yang datang ke sentranya, baik secara individu maupun

kelompok guna mencapai hasil dalam bermain.

Ada 5 skala pendampingan Guru / orang dewasa diwaktu anak main ;

a. Pengamatan (Visually looking on)

b. Pernyataan ti dak langsung (Non directi ve statement).

c. Pertanyaan (Questi on)

d. Pernyataan langsung (Directi ve statement)

e. Intervensi fi sik

Gambar: Pendidik mendampingi anak, mengamati anak, dan

siap membantu bila anak kesulitan

39

Pembelajaran Anak Usia Dini yang M

enyenangkan Melalui Berm

ain

keaksaraan anak. Warna penataan ruang dan bahan yang direncanakan

dapat berpengaruh positi f atau negati ve pada perilaku anak usia dini (Torelli

& Durrentt , 1998) (Hohman & Weikart, 1995) (Kritchevsky, Prescott , &

Walling, 1969)

Idealnya luas tempat main untuk ti ap anak di sentra ini minimal 7

meter persegi. Bila terdapat 10 anak main disentra ini, maka luas tempat yang

harus disediakan adalah 70 meter persegi. Tempat main yang harus disediakan

untuk ti ap anak 2,5 – 3+ (baca: 2 ,5 - 3 lebih) (Phelps, 1986) yang arti nya bila

untuk 10 anak, maka guru harus menyiapkan tempat main sebanyak 30 atau

lebih tempat main.

Penataan alat main diti ap tempat kegiatan main haruslah luwes

sehingga terhindar dari kesan penuh sesak, anak dapat bergerak bebas

diantaranya, dan kemungkinan terjadinya konfl ik dengan yang lain dapat

dihindari.

Penataan lingkungan main disentra dapat meningkatkan kemampuan

berfi kir anak, daya imajinasi berupa ide / gagasan yang muncul saat pertama

kali anak masuk dan melihat kedalamnya, akan melakukan apa selama

kegiatan main berlangsung nanti .

Cara menata alat akan mempengaruhi anak untuk bergerak naik

ketahap selanjutnya. Penataan lingkungan merupakan guru keti ga bagi anak.

Perlu diperhati kan alat-alat main yang aman, bersih dan sehat bagi anak

Sumber: blog.ub.ac.id

Page 40: 03 pembelajaran paud melalui bermai

40

Pembelajaran Anak Usia Dini yang M

enyenangkan Melalui Berm

ain

Gambar. Contoh Penataan Lingkungan main

Kerja ini dibukti kan oleh peneliti an di Florida yang dilaksanakan di

Creati ve School pada tahun 1986 (Phelps, 1986). Dengan menggunakan

kerja Kritchevsky dan kawan-kawan dan Phelps, dijelaskan bahwa guru

anak usia dini seharusnya menggunakan sistem penghitungan tempat main

untuk menjaga agar bahan main bermutu dan sesuai dengan kebutuhan

perkembangan anak. Kritchevsky dan kawan-kawan, menyarankan bahwa

tempat main dimana anak dapat bergerak dengan bebas dan memilih

kegiatan mereka seharusnya dua setengah (2,5) tempat main seti ap anak.

Peneliti an Phelps (1986) dan pengamatan langsung dalam kelas

(Stannard, 2002) menyarankan ti ga tempat main seti ap anak untuk

perkembangan anak usia dua, ti ga, dan empat tahun. Jika satu ruang

kelas mempunyai 20 anak yang akan bergerak di sekitar ruangan memilih

kegiatan, disitu harus ada 60 tempat yang direncanakan untuk bermain.

Tempat ini bukan 60 kegiatan main yang berbeda, tetapi 60 kemungkinan

tempat dengan sedikitnya 12+ kegiatan main yang berbeda. Bila dua orang

guru berada di dalam kelas dan satu guru sedang mengarahkan kegiatan

seperti memasak atau pengalaman seni, sejumlah anak yang terlibat dapat

dikurangi dari jumlah keseluruhan anak yang akan secara bebas membuat

pilihan. Contoh: Delapan sampai dengan sepuluh anak memasak kue dengan

satu orang guru. Bila delapan sampai dengan sepuluh anak dikurangi dari

jumlah keseluruhan kelompok, jumlah tempat pilihan yang bebas harus

45

Pembelajaran Anak Usia Dini yang M

enyenangkan Melalui Berm

ain

akan dimainkan, berapa jumlah alat tersebut dan berapa orang yang

akan memainkannya, serta sikap-sikap apa yang dibutuhkan untuk

mendukung kelancaran main tersebut.

d. Guru juga menginformasikan pada anak kegiatan apa yang akan

dilakukan selesai main di sentra. Membereskan bersama-sama semua

alat main yang dimainkan kembali ketempatnya semula sesuai dengan

klasifi kasi yang telah dipersiapkan oleh guru. Menata kembali area main

untuk kegiatan selanjutnya, memasti kan area main kembali bersih dan

rapi, memasti kan ti dak ada barang yang terti nggal ataupun tercecer.

Kegiatan beres-beres merupakan bagian main yang juga penti ng,

kegiatan ini dapat membangun anak antara lain, anak belajar konsep-

konsep tentang warna, bentuk, ukuran, menghitung, klasifi kasi,

perbedaan, persamaan dan urutan. Moti vasi untuk beres-beres bisa

dilakukan dengan cara menyanyi lagu yang berisi ajakan atau lagu-lagu

yang sudah dipilih sesuai mana pada hari itu.

e. Mengenalkan tempat-tempat main dan batas tempat main dengan

sentra yang lainnya untuk mendukung control gerak anak dengan cara

mendatangi tempat-tempat tersebut (tour). Tidak lupa mengajak berdoa

sebelum kegiatan main dimulai serta memberikan moti vasi main dengan

ucapan “selamat bermain”.

Gambar: Bagaimana cara mengenalkan tempat-tempat main pada anak

Page 41: 03 pembelajaran paud melalui bermai

44

Pembelajaran Anak Usia Dini yang M

enyenangkan Melalui Berm

ain

2. Pijakan Awal Main

Menyambut dan mengajak anak untuk berkumpul ditempat yang

telah disiapkan, mengucapkan berbagai cara seperti bernyanyi untuk

mengambil perhati an anak.

a. Bacakan buku cerita dan nyanyikan lagu-lagu sesuai dengan tema dan

minat anak.

Gambar: Pendidik membaca buku cerita bersama dengan anak-anak

b. Mendiskusikan aturan main untuk kelancaran dan kenyamanan main,

antara lain :

• Fokus, main sesuai keinginan yang disepakati

• Kontrol diri dalam berinteraksi dengan teman/anak lain dalam

menggunakan alat main

• Beres-beres, selesai bermain kembalikan alat ke tempatnya (sesuai

lebel pada tempatnya).

Pilih kegiatan main

Selesaikan hingga tuntas

Laporkan kepada guru

Kembalikan/bereskan seperti semula

Pindah ke kegiatan main lain

c. Sebelum kegiatan main berlangsung guru menginformasikan pada

anak, siapa saja yang akan bermain bersama-sama, alat-alat apa yang

41

Pembelajaran Anak Usia Dini yang M

enyenangkan Melalui Berm

ain

sebanyak 24-30 tempat main.

Penataan lingkungan main disentra dapat meningkatkan kemampuan

berfi kir anak, daya imajinasi berupa ide / gagasan yang muncul saat pertama

kali anak masuk dan melihat kedalamnya, akan melakukan apa selama

kegiatan main berlangsung nanti . Cara menata alat akan mempengaruhi anak

untuk bergerak naik ketahap selanjutnya. Penataan lingkungan merupakan

guru keti ga bagi anak

Contoh Kegiatan

a. Sentra Main Peran:

Penataan main di area rumah :

• 5 tempat main untuk kegiatan di ruang tamu

• 4-5 tempat main untuk kegiatan diruang keluarga

• 2-3 tempat main untuk kegiatan diruang ti dur

• 1 tempat main untuk kegiatan dikamar mandi

• 2-3 tempat main untuk kegiatan diruang dapur

• 5-6 tempat main di ruang makan

• 6 tempat main untuk kegiatan sholat dirumah jadi jumlah seluruhnya

kurang lebih 30+ tempat main

Gambar: Tata alat main sehingga anak dapat menentukan kegiatan

mainnya dan dapat main bersama

Page 42: 03 pembelajaran paud melalui bermai

42

Pembelajaran Anak Usia Dini yang M

enyenangkan Melalui Berm

ain

b. Contoh di Sentra Alam

usia 3 – 4 th sejumlah 10 anak x 3 = 30 tempat main

Ragam Main Tempat main

• Memandikan bayi 2

• Mencuci piring 4

• Membuat kue dari playdough 4

• Menyikat lantai 4

• Membuat bubur dari tepung 4

• Mengisi air ke dalam botol memakai corong 2

• Merobek kertas menjadi mi 4

• Melukis dengan kuas dan cat 4

• Memindah air dengan spon 2

Jumlah = 30

Contoh Ragam Main di Sentra Alam

Mencuci piring Menuang air dalam botol

Membuat kue dengan playdough Memandikan boneka

43

Pembelajaran Anak Usia Dini yang M

enyenangkan Melalui Berm

ain

c. Contoh di Sentra Persiapan :

Usia 5 – 6 tahun sejumlah 10 anak x 3 = 30 tempat main

Ragam Main Tempat main

• Meronce variasi bentuk, ukuran dan warna 4

• Permainan kantong kata 4

• Mengklasifi kan benda berdasarkan jenis 4

• Memasang jepitan sesuai angka yang tertulis 4

• Menjemur kata 3

• Mencocokkan gambar dan kosa kata 4

• Menggambar bebas 3

• Mengklasifi kasikan dan menghitung

jumlah kancing sesuai warna 4

Jumlah = 30

Beberapa contoh Ragam Main di Sentra Persiapan :

Memasang jepitan sesuai angka Menggambar bebas

yang tertulis

Meronce dengan berbagai bentuk. Menjemur kata,

ukuran dan warna