Upload
jejen-abdul-fatah
View
398
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
Disajikan Oleh:
1. Acep Dudung Imaduddin
2. Bambang
3. Cece Hermawan
4. Cecep Ahmad S. H.
STATISTIK
Disajikan Oleh:
1. Acep Dudung Imaduddin
2. Bambang
3. Cece Hermawan
4. Cecep Ahmad S. H.
STATISTIK
STATISTIK
PENYAJIANDATA
UKURANPEMUSATAN
DATA
KONSEPDASAR
STATISTIK
TEKNIK PENGUMPULAN DATA
DATAMEDIANMEAN
MODUS
PENYAJIAN DATA
DALAM BENTUK
DIAGRAM
PENYAJIANDATA
DALAMBENTUK TABEL
STATISTIK
PENYAJIANDATA
UKURANPEMUSATAN
DATA
KONSEPDASAR
STATISTIK
TEKNIK PENGUMPULAN DATA
DATAMEDIANMEAN
MODUS
PENYAJIAN DATA
DALAM BENTUK
DIAGRAM
PENYAJIANDATA
DALAMBENTUK TABEL
EVALUASI MOTIVASI
Statistika bermula sebagai suatu cara berhitung untuk membantu
pemerintah yang ingin mengetahui kekayaan dan banyaknya warga dalam
usaha menarik pajak atau pun berperang.
Gottfried Achenwall (1749) menggunakan Statistik dalam bahasa Jerman
untuk pertama kalinya sebagai nama bagi kegiatan analisis data
kenegaraan, dengan mengartikannya sebagai "ilmu tentang negara (state)".
Pada awal abad ke-19 telah terjadi pergeseran arti menjadi "ilmu mengenai
pengumpulan dan klasifikasi data". Sir John Sinclair memperkenalkan nama
(Statistics) dan pengertian ini ke dalam bahasa Inggris.
Secara Etimologis kata “STATISTIK” berasal dari kata:
- Latin : Status,
- Inggris : State, dan
- Belanda : Staat.
Yang kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi
“NEGARA”.
Pada mulanya kata statistik diartikan sebagai kumpulan bahan keterangan
yang mempunyai arti penting dan berguna bagi suatu negara.
Secara umum, Statistik adalah metode ilmiah yang mempelajari
pengumpulan, pengaturan, perhitungan, penggambaran dan penganalisaan
data serta penarikan kesimpulan yang valid berdasarkan penganalisaan
yang dilakukan dan pembuatan keputusan yang rasional.
1. Statistik Deskriftif (Statistika Deduktif)
Statistik yang hanya menggambarkan dan menganalisis kelompok data
yang diberikan tanpa penarikan kesimpulan mengenai kelompok data yang
lebih besar.
2. Statistik Inferensial (Statistika Induktif)
Statistik yang menyangkut kesimpulan yang valid. Biasanya memasukkan
unsur peluang dalam menarik kesimpulannya.
1. Menggambarkan data dalam bentuk tertentu, tanpa adanya statistic data
menjadi kabur dan tidak jelas,
2. Menyederhanakan data (keterangan) yang kompleks menjadi data yang
mudah dimengerti (misalnya dalam bentuk tabel, diagram, rata-rata,
persentase dan sebagainya),
3. Merupakan teknik untuk membuat perbandingan,
4. Memperluas pengalaman individu (dengan cara mempelajari kesimpulan
berdasarkan penilaian lain),
5. Mengukur besaran suatu gejala, dan
6. Dapat menentukan sebab akibat, dapat menentukan sebab-sebab pokok
suatu gejala yang selanjutnya digunakan untuk mengadakan prediksi.
1. Statistik bekerja dengan angka,
- Angka statistik sebagai jumlah,
- Angka statistik sebagai nilai,
2. Statistik bersifat objektif,
3. Statistik bersifat universal.
Data adalah sejumlah informasi yang dapat memberikan gambaran
tentang suatu keadaan atau masalah, baik yang berupa angka-
angka, maupun berbentuk kategori seperti; baik, buruk, tinggi,
rendah.
Semua Data AdaDisini…..!!!!!!
1. Objektif, yaitu data yang diperoleh harus menggambarkan keadaan yang
sebenarnya,
2. Relevan, yaitu data yang diperoleh harus ada kaitannya dengan
permasalahan yang akan diteliti,
3. Sesuai zaman (up to date), yaitu data yang diperoleh tidak ketinggalan
zaman (usang), karena adanya perkembangan waktu dan teknologi
menyebabkan suatu kejadian dapat mengalami perubahan yang cepat,
4. Representatif, yaitu data yang diperoleh dari hasil penelitian sampel
harus menggambarkan populasinya, dan
5. Dapat dipercaya, yaitu data yang harus diperoleh dari sumber yang
tepat.
1. Data kualitatif, adalah data yang berbentuk kategori atau atribut.
Contoh; kemampuan santri Madrasah Ibtida’iyah dalam membaca Al-
Qur’an sangat baik.
2. Data kuantitatif, adalah data yang berbentuk bilangan.
Contoh; omset penjualan beras bulan ini naik 30%.
- Data diskrit, adalah data yang diperoleh dengan cara menghitung atau
membilang.
Contoh; banyak siswa di kelas XI berjumlah 40 orang.
- Data kontinu, adalah data yang diperoleh dengan cara mengukur.
Contoh; panjang papan itu 75 cm.
1. Data primer, adalah data yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh suatu
organisasi dengan mendatangi langsung objeknya.
Contoh; perusahaan detergen mendatangi para ibu rumah tangga di
kelurahan “X” untuk menanyakan tentang pemakaian detergen.
2. Data sekunder, adalah data yang diperoleh dalam bentuk sudah jadi,
sudah dikumpulkan dan diolah oleh pihak lain, biasanya data itu dicatat
dalam bentuk publikasi-publikasi.
Contoh; seorang peneliti yang ingin mengetahui jumlah penduduk pada
suatu daerah dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2006 dapat
memperolehnya dari BPS.
1. Populasi
Secara sederhana, populasi dapat diartikan sebagai berikut:
- Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian,
- Populasi adalah kumpulan dari individu dengan kualitas serta
cir-ciri yang telah ditetapkan,
- Populasi adalah sekumpulan objek yang lengkap dan jelas,
- Populasi mencakup semua anggota dari kelompok yang diteliti.
Contoh; semua pasien di Rumah Sakit “Al-Islam” pada bulan Mei 2011.
Dalam statistik, pengumpulan data ada 2 cara, yaitu
1. Sensus, adalah suatu pengumpulan data dengan cara setiap
anggota populasi diteliti satu per satu.
Contoh; jika seorang peneliti ingin mengetahui rata-rata berat
badan santri “Al-Hidayah” yang berjumlah 600 orang, maka ia
akan menimbang semua berat badan santri dan mencatatnya.
2. Sampling, adalah suatu pengumpulan data, hanya sebagian saja
anggota populasi yang diteliti, jadi dalam hal ini tidak semua
anggota populasi diteliti.
Contoh; dalam teknik sampling ini hanya sebagian saja dari
anggota populasi yang diteliti, akan tetapi sebagian itu harus
menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya.
Teknik pengambilan sampel (teknik sampling) adalah suatu cara
mengambil sampel yang refresentatif dari populasi.
Teknik-teknik pengambilan sampel diantaranya:
1. Teknik random,
- Teknik undian,
- Teknik ordinal,
2. Teknik non-random,
3. Teknik strata,
4. Teknik quota, dan
5. Teknik sistematik.
A.PENYAJIAN DATA DALAM BENTUK
TABEL
Data yang telah diperoleh dari hasil penelitian biasanya
tidak tersusun secara sistematis. Agar mudah dibaca
dan dimengerti, data disajikan dalam bentuk tabel,
grafik dan diagram.
Dengan menggunakan tabel penyajian data akan lebih
efisien dan komunikatif. Tabel merupakan alat
penyajian data statistik yang dituangkan dalam bentuk
kolom dan lajur.
1. Tabel biasa (tabel baris-kolom)
Tabel biasa banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari,
terutama yang berkaitan dengan masalah administrasi
No Bagian
Tingkat Pendidikan
JumlahS-3 S-2 S-1 Sarjana
Muda
1 Keuangan - - 25 90 115
2 Umum - - 5 6 11
3 Penjualan - - 7 - 7
4 Litbang 1 8 35 - 44
Jumlah 1 8 72 96 177
- Tabel distribusi frekuensi
data tunggal
Nilai Bahasa Indonesia pada
MTs “Y”
- Tabel distribusi frekuensi
data berkelompok
Distribusi Frekuensi tentang
Usia Guru Agama Islam
Di Sekolah Dasar NegeriNilai(x)
Turus(tally)
Frekuensi(f)
60 III 3
65 IIII 4
70 IIII 4
75 III 3
80 II 2
85 III 3
90 I 1
Jumlah N = 20
Nilai(x)
TitikTengah
Frekuensi(f)
25 – 29 27 7
30 – 34 32 8
35 – 39 37 12
40 – 44 42 10
45 – 49 47 7
50 - 54 52 6
Jumlah N =50
Frekuensi relatif adalah perbandingan antara frekuensi masing-
masing kelas dengan jumlah frekuensi seluruhnya yang dinyatakan
dengan persentase (%).
Distribusi Frekuensi Relatif Hasil Pengukuran
Panjang 40 Papan (dalam cm)
Hasil Pengukuran(dalam cm)
Frekuensi(f)
Frekuensi Relatif(frel)
119 – 128 4 4/40 x 100% = 10%
129 – 138 7 7/40 x 100% = 17,5%
139 – 148 13 13/40 x 100% = 32,5%
149 – 158 9 9/40 x 100% = 22,5%
159 – 168 5 5/40 x 100% = 12,5%
169 – 178 2 2/40 x 100% = 5%
∑fi = 40
1. Tabel distribusi frekuensi
kumulatif “kurang dari” (fk≤),
didefinisikan sebagai jumlah
semua nilai amatan yang
“kurang dari” atau “sama
dengan” nilai tepi atas pada
tiap-tiap kelas.
Distribusi Frekuensi Kumulatif“kurang dari”
Hasil Pengukuran Panjang 40 Papan (dalam cm)
HasilPengukuran(dalam cm)
FrekuensiKumulatif
“kurang dari” (fk≤)
≤ 118,5 0≤ 128,5 4≤ 138,5 11≤ 148,5 24≤ 158,5 33≤ 168,5 38≤ 178,5 40
2. Tabel distribusi frekuensi
kumulatif “lebih dari” (fk≥),
didefinisikan sebagai jumlah
semua nilai amatan yang “lebih
dari” atau “sama dengan” nilai
tepi bawah pada tiap-tiap
kelas.
Distribusi Frekuensi Kumulatif“lebih dari”
Hasil Pengukuran Panjang 40 Papan (dalam cm)
HasilPengukuran(dalam cm)
FrekuensiKumulatif
“lebih dari” (fk≥)
≥118,5 40
≥ 128,5 36
≥ 138,5 29
≥ 148,5 16
≥ 158,5 7
≥ 168,5 2
≥ 178,5 0
Frekuensi kumulatif relatif adalah perbandingan antara frekuensi
kumulatif pada masing-masing kelas dengan jumlah frekuensi
seluruhnya yang dinyatakan dengan persentase.
HasilPengukuran(dalam cm)
FrekuensiKumulatif
“kurang dari” (fk≤)
Frekuensi Kumulatif Relatif“kurang dari”
(fk rel ≤)
≤ 118,5 0 0/40 x 100% = 0%
≤ 128,5 4 4/40 x 100% = 10%
≤ 138,5 11 11/40 x 100% = 27,5%
≤ 148,5 24 24/40 x 100% = 60%
≤ 158,5 33 33/40 x 100% = 82,5%
≤ 168,5 38 38/40 x 100% = 95%
≤ 178,5 40 40/40 x 100% = 100%
Hasil
Pengukuran
(dalam cm)
Frekuensi
Kumulatif
“lebih dari”
(fk≥)
Frekuensi Kumulatif
Relatif “lebih dari”
(fk rel ≥)
≥118,5 40 40/40 x 100% = 100%
≥ 128,5 36 36/40 x 100% = 90%
≥ 138,5 29 29/40 x 100% = 72,5%
≥ 148,5 16 16/40 x 100% = 40%
≥ 158,5 7 7/40 x 100% = 17,5%
≥ 168,5 2 2/40 x 100% = 5%
≥ 178,5 0 0/40 x 100% = 0%
1. Diagram untuk data berkelompoka. Histogram dan polygon frekuensi
Distribusi Frekuensi tentang Usia Guru Agama Islam
Di Sekolah Dasar Negeri
UsiaTitik Tengah
(x)
Frekuensi
(f)
25 – 29 27 7
30 – 34 32 8
35 – 39 37 12
40 – 44 42 10
45 – 49 47 7
50 – 54 52 6
Jumlah ∑f = N = 50
0
78
12
10
76
00
2
4
6
8
10
12
14
19.5 24.5 29.5 34.5 39.5 44.5 49.5 54.5
HISTOGRAM & POLIGON
Histogram
PoligonFrekuensi
b. Ogive
Dari suatu tabel distribusi frekuensi kumulatif dapat
dibuat suatu diagram atau kurva yang disebut Ogif. Kurva
frekuensi kumulatif “kurang dari” disebut ogive positif dan
kurva frekuensi kumulatif “lebih dari” disebut ogive
negatif.
HasilPengukuran(dalam cm)
FrekuensiKumulatif
“kurang dari” (fk≤)
HasilPengukuran(dalam cm)
FrekuensiKumulatif
“lebih dari” (fk≥)
≤ 118,5 0 ≥118,5 40
≤ 128,5 4 ≥ 128,5 36
≤ 138,5 11 ≥ 138,5 29
≤ 148,5 24 ≥ 148,5 16
≤ 158,5 33 ≥ 158,5 7
≤ 168,5 38 ≥ 168,5 2
≤ 178,5 40 ≥ 178,5 0
118.5, 0
128.5, 4
138.5, 11
148.5, 24
158.5, 33
168.5, 38178.5, 40
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
108.5 118.5 128.5 138.5 148.5 158.5 168.5 178.5 188.5
Kurva Frekuensi Kumulatif “kurang dari”
Ogive Positif
118.5, 40
128.5, 36
138.5, 29
148.5, 16
158.5, 7
168.5, 2178.5, 00
5
10
15
20
25
30
35
40
45
108.5 128.5 148.5 168.5 188.5
Kurva Frekuensi Kumulatif “lebih dari”
Ogive Negatif
a. Diagram lambang
(piktogram)
Diagram lambang adalah
suatu penyajian data
statistik dengan
menggunakan lukisan atau
gambar yang menunjukkan
keadaan dengan ukuran
tertentu yang
menggambarkan nilai
masing-masing data.
Data tentang Kepemilikan Personal Computer (PC)
Di Kabupaten “Z” dari tahun 2000 sampai tahun 2005
Keterangan:
= 1000 unit
250 unit dapat dilambangkan dengan ¼ gambar,
500 unit dapat dilambangkan dengan ½ gambar,
750 unit dapat dilambangkan dengan ¾ gambar, dan
seterusnya.
2000
2001
2002
2003
2004
2005
b. Diagram Batang
Diagram batang adalah suatu penyajian data statistik
dengan menggunakan gambar berbentuk balok atau batang.
Data tentang Kepemilikan Personal Computer (PC)Di Kabupaten “Z” dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2005
15002000
3000
4250
6750
3500
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
7000
8000
2000 2001 2002 2003 2004 2005 tahun
c. Diagram lingkaran
Diagram lingkaran adalah
suatu penyajian data dengan
menggunakan gambar yang
berbentuk lingkaran. Pada
diagram lingkaran daerahnya
dibagi ke dalam sektor-
sektor/bagian-bagian/jaring-
jaring. Banyak sektor dalam
suatu lingkaran menyatakan
banyak keterangan data yang
hendak disajikan, sedangkan
besar sudut sektor sebanding
dengan nilai data yang
disajikan.
Penduduk di Wilayah “Z” yang MasihMengikuti Pendidikan
Di SD, SMP,SMA dan SMK
SD90
50%SMP50
28%
SMA30
17%
SMK105% SD
SMP
SMA
SMK
d. Diagram garis (grafik)
Grafik adalah suatu penyajian data statistik dengan menggunakan
gambar yang berbentuk garis. Grafik biasanya digunakan untuk data
statistik berdasarkan pengamatan dari waktu ke waktu secara
berurutan.
Banyaknya Kendaraan yang Parkir
Waktu 06.00 08.00 10.00 12.00 14.00 16.00 18.00
Banyaknya
kendaraan yang
parkir
0 14 18 20 12 8 16
06.00, 0
08.00, 14
10.00, 18
12.00, 20
14.00, 12
16.00, 8
18.00, 16
0
5
10
15
20
25
06.00 08.00 10.00 12.00 14.00 16.00 18.00
Diagram Garis
Diagram Garis
A. RATA-RATA HITUNG (MEAN)
1. Rata-rata hitung dari data tunggal
Rata-rata hitung dari data tunggal dapat diperoleh dengan cara
menjumlahkan seluruh nilai dan membaginya dengan banyaknya
data. Jika data merupakan nilai-nilai berukuran n, maka rata-
ratanya adalah:
atau
Keterangan:
= rata-rata (baca “x bar”)
n = banyaknya data
= jumlah seluruh data
Contoh:
Dalam suatu kelas yang mengikuti ulangan Bahasa Indonesia, diperoleh data
seperti dalam tabel berikut:
Penyelesaian.
Nilai(xi)
Frekuensi(fi)
fixi
6 6 36
7 12 84
8 15 120
9 7 63
∑fi = 40 ∑fixi = 303
7,57540
303
f
xfx
i
ii
2. Rata-rata hitung dari data berkelompok
Rata-rata pada data berkelompok di hitung dengan rumus, yaitu:
Keterangan
= rata-rata (baca: “x bar”)
= banyaknya data
= jumlah seluruh data
= titik tengah data
Contoh:
Hitunglah rata-rata dari data berikut:
Nilai Frekuensi
52 – 58 2
59 – 65 6
66 – 72 7
73 – 79 15
80 – 86 13
87 – 93 4
94 – 100 3
jumlah 50
Penyelesaian:
Nilai Titik Tengah(xi)
Frekuensi(fi)
fixi
52 – 58 55 2 110
59 – 65 62 6 372
66 – 72 69 7 483
73 – 79 76 15 1140
80 – 86 83 13 1079
87 – 93 90 4 360
94 – 100 97 3 291
jumlah ∑fi = 50 ∑fixi = 3835
76,750
3835
f
xfx
i
ii
Rata-rata hitung (Mean) dengan menggunakan rata-rata sementara
i
iis f
cfpxx
e)coding(codC
frekuensif
laspanjang_kep
tararata_semenratax
arig_yang_dicrata_hitunratax
keterangan
i
i
s
Contoh:
Misalkan kita ambil rata-rata
sementaranya
Xs = 76
Nilai TitikTengah
(xi)
Frekuensi(fi)
Ci fiCi
52 – 58 55 2 -3 -6
59 – 65 62 6 -2 -12
66 – 72 69 7 -1 -7
73 – 79 76 15 0 0
80 – 86 83 13 1 13
87 – 93 90 4 2 8
94 – 100 97 3 3 9
jumlah ∑fi = 50 ∑fiCi=5
Jadi, rata-rata hitungnya
adalaha 76,7
i
iis f
cfpxx
50
57.76
0,776
76,7
B. MEDIAN
Median dari suatu kumpulan data adalah nilai tengah dari kumpulan data
tersebut setelah data itu diurutkan dari data yang terkecil hingga
terbesar.
1. Median dari data tunggal
- jika ukuran data (n) ganjil, maka nilai mediannya terletak adalah data
yang terletak di tengah ata data ke (n+1)/2, yaitu
- jika ukuran data (n) genap, maka nilai mediannya adalah rataan dari
dua nilai data yang ditengah atau data ke ½( ½n + (½n+1))
1)/2(nX2
1)(ndata_ke_Median(Me)
1))(1/2n(1/2n2
data_ke_Median(Me) 1
)X(X2
1Median(Me) 1(1/2n)1/2n
Contoh:
Tentukan median dari data nilai ulangan siswa berikut:
a. 9, 6, 9, 10, 7, 8
b. 5, 9, 8, 8, 7, 6, 9
penyelesaian:
a. 9, 6, 9, 10, 7, 8
setelah data diurut menjadi
6, 7, 8, 9, 9, 10
)X(X2
1Median(Me) 1(1/2n)/2n
1
)X(X2
11(1/2(6))1/2(6)
Letak mediannya diantara
data ke-3 dan ke-4,
Sehingga nilai mediannya
adalah:
½(X3+X4) = ½(8 + 9) = 8,5
Jadi, median pada data
diatas adalah 8,5
)X(X2
143
b. 5, 9, 8, 8, 7, 6, 9
setelah data diurut menjadi
5, 6, 7, 8, 8, 9, 9
Median (Me) = X(n+1)/2
= X(7+1)/2
= X8/2
= X4
letak mediannya pada data ke-4, yaitu 8
jadi, median pada data diatas adalah 8
2. Median dari data berkelompok
Ditentukan dengan menggunakan rumus:
keterangan:
Tb = tepi bawah kelas
p = panjang kelas
n = banyaknya data
F = jumlah frekuensi dari kelas-kelas sebelum kelas median
fme = frekuensi kelas median
meb f
F)(1/2npTMedian(Me)
Contoh:
Tentukan median dari data berikut:
Tinggi Badan Frekuensi
145 – 149 2
150 – 154 8
155 – 159 6
160 – 164 12
165 – 169 4
170 – 174 10
175 – 179 8
Jumlah 50
Penyelesaian:
Banyak data = 50
Median terletak pada data ke ½n
adalah data ke ½ x 50 = 25, yaitu pada
kelas ke-4 dalam interval 160 – 164
Tb =159,5
P = 5
F = 2 + 8 + 6 = 16
fme = 12
Jadi, mediannya adalah 163,25
meb f
F)(1/2npTMedian(Me)
12
16)-(255.159,5
12
16)(1/2(50)5.159,5
12
95.159,5
12
45159,5
3,75159,5
163,25Median(Me)
C. MODUS
Modus data adalah bilangan yang paling banyak muncul (frekuensi terbanyak)
1. Modus dari data tunggal
contoh:
tentukan modus dari data berikut:
2, 6, 7, 9, 3, 7, 5, 3, 9, 4, 8, 7
penyelesaian:
karena yang banyak muncul adalah angka 7 sebanyak 3 kali,
Jadi, modus dari data diatas adalah 7
angka 6 muncul 1 kali
angka 7 muncul 3 kali
angka 8 muncul 1 kali
angka 9 muncul 2 kali
angka 2 muncul 1 kali
angka 3 muncul 2 kali
angka 4 muncul 1 kali
angka 5 muncul 2 kali
2. Modus dari data berkelompok
Ditentukan dengan menggunakan rumus:
keterangan:
Tb = titik bawah kelas modus
p = panjang kelas
s1 = selisih antara frekuensi kelas modus dengan frekuensi kelas
sebelumnya
s2 = selisih antara frekuensi kelas modus dengan frekuensi kelas
sesudahnya
21
1b ss
spTModus
Contoh:
Tentukan modus dari data berikut:
Tinggi Badan Frekuensi
145 – 149 2
150 – 154 8
155 – 159 6
160 – 164 12
165 – 169 4
170 – 174 10
175 – 179 8
Jumlah 50
Penyelesaian:
Kelas modus terletak pada kelas
ke-4 dalam interval 160 – 164
Tb = 159,5
P = 5
s1 = 12 – 6 = 6
s2 = 12 – 4 = 8
Jadi, modusnya adalah 161,64
21
1b ss
spTModus
86
65.159,5
14
65.159,5
14
30159,5
2,14159,5
161,64Modus
EVALUASI:
Berikut adalah daftar ukuran diameter pipa-pipa yang dibuat oleh mesin (dalam
mm):
78 72 74 74 79 71 75 74 72 68
72 73 73 72 75 74 74 74 73 72
66 75 74 73 74 72 79 71 70 75
80 69 71 70 70 80 75 76 77 67
a. Buatlah tabel distribusi frekuensinya!
b. Gambarlah Histogram, Polygon dan Ogivenya!
c. Tentukan berapa nilai Mean, Median dan Modus nya?
Penyelesaian:
Untuk menyatakan data tersebut dalam bentuk-bentuk
interval kelas, kita tentukan terlebih dahulu jangkauan,
banyak kelas dan panjang interval kelas.
Diketahui:
Xmaks = nilai tertinggi = 80
Xmin = nilai terendah = 66
N = banyak data = 40
Sehingga kita peroleh
# jangkauan = 80 – 66
= 14
# banyak kelas: k = 1 + 3,3 log n (rumus sturges)
= 1 + 3,3 log 40
= 1 + 3,3 (1,6020)
= 1 + 5,28
= 6,28 (dibulatkan menjadi 6)
jadi, banyak kelas adalah 6
# panjang interval kelas
(agar titik-titik tengahnya menjadi bilangan-bilangan
yang baik, biasanya di pilih bilangan ganjil. Sehingga nilai
i = 3)
asbanyak_kel
jangkauani
2,336
14
Dengan demikian
Tabel Distribusi Frekuensi
Ukuran Diameter Pipa (dalam mm)
Ukuran Titiktengah
(x)
Turus Frekuensi(f)
fx
65 – 67 66 II 2 132
68 – 70 69 III 5 345
71 – 73 72 IIII IIII III 13 936
74 – 76 75 IIII IIII IIII 14 1050
77 – 79 78 IIII 4 312
80 – 82 81 II 2 162
∑f = 40 ∑FX = 2937
Tabel distribusi frekuensi relatif (persentase)
Ukuran diameter pipa (dalam mm)
Ukuran Frekuensi(f)
Frekuensi Relatif(frel)
65 – 67 2 2/40 X 100% = 5%
68 – 70 5 5/40 X 100% = 12,5%
71 – 73 13 13/40 X 100% = 32,5%
74 – 76 14 14/40 X 100% = 35%
77 – 79 4 4/40 X 100% = 10%
80 – 82 2 2/40 X 100% = 5%
∑f = 40
Tabel Distribusi FrekuensiKumuluatif “kurang dari”
Ukuran Diameter Pipa
(dalam mm)
HasilPengukuran(dalam cm)
FrekuensiKumulatif
“kurang dari” (fk≤)
≤ 64,5 0
≤ 67,5 2
≤ 70,5 7
≤ 73,5 20
≤ 76,5 34
≤ 79,5 38
≤ 82,5 40
HasilPengukuran(dalam cm)
FrekuensiKumulatif
“lebih dari” (fk≥)
≥64,5 40
≥ 67,5 38
≥ 70,5 34
≥ 73,5 20
≥ 76,5 7
≥ 79,5 2
≥ 82,5 0
Tabel Distribusi FrekuensiKumuluatif “lebih dari”Ukuran Diameter Pipa
(dalam mm)
Tabel Distribusi FrekuensiKumuluatif Relatif“kurang dari”
Ukuran Diameter Pipa
(dalam mm)
Tabel Distribusi FrekuensiKumuluatif Relatif “lebih dari”
Ukuran Diameter Pipa(dalam mm)
HasilPengukura
n(dalamcm)
FrekuensiKumulatif
“kurang dari” (fk≤)
Frekuensi KumulatifRelatif
“kurang dari” (fk.rel≤)
≤ 64,5 0 0/40 X 100% = 0%
≤ 67,5 2 2/40 X 100% = 5%
≤ 70,5 7 7/40 X 100% = 17,5%
≤ 73,5 20 20/40 X 100% = 50%
≤ 76,5 34 34/40 X 100% = 85
≤ 79,5 38 38/40 X 100% = 95%
≤ 82,5 40 40/40 X 100% = 100%
HasilPengukura
n(dalamcm)
FrekuensiKumulatif
“lebihdari” (fk≥)
Frekuensi KumulatifRelatif
“lebih dari” (fk.rel≥)
≥64,5 40 40/40 X 100% = 100%
≥ 67,5 38 38/40 X 100% = 95%
≥ 70,5 34 34/40 X 100% = 85%
≥ 73,5 20 20/40 X 100% = 50%
≥ 76,5 7 7/40 X 100% = 17,5%
≥ 79,5 2 2/40 X 100% = 5%
≥ 82,5 0 0/40 X 100% = 0%
Histogram dan polygon frekuensi ukuran diameter pipa
64,5 73,5 76,5 79,5 82,567,5 70,5
6
4
2
0
8
12
10
16
14
2 2
13
freku
ens
i
Ukuran (dalam mm)
45
14 Histogram
Polygon Frekuensi
Kurva Frekuensi Kumulatif
“kurang dari”
64,5 73,5 76,5 79,5 82,567,5 70,5
15
10
5
0
20
30
25
40
35
freku
ens
i
Ukuran (dalam mm)
64,5; 0
70,5; 7
73,5; 20
76,5; 34
79,5; 3882,5; 40
67,5; 2
Ogive Positif
Kurva Frekuensi Kumulatif
“kurang dari”
64,5 73,5 76,5 79,5 82,567,5 70,5
15
10
5
0
20
30
25
40
35
freku
ens
i
Ukuran (dalam mm)
64,5; 40
70,5; 34
73,5; 20
76,5; 7
79,5; 282,5; 0
67,5; 38
Ogive Negatif
- Menentukan Rata-rata Hitung (Mean)
diketahui
∑fx = 2937
∑f = 40
maka
jadi, Mean data diatas adalah 73,425
73,42540
2937
f
fxx
Menghitung Mean denganmenggunakan rata-rata sementara
Misalkan kita ambil rata-rata sementaranya adalah 75
UkuranTitik
tengah(x)
Frekuensi(f)
C fC
65 – 67 66 2 -3 -6
68 – 70 69 5 -2 -10
71 – 73 72 13 -1 -13
74 – 76 75 14 0 0
77 – 79 78 4 1 4
80 – 82 81 2 2 4
∑f = 40 ∑fC = -21
f
fcpxx s
40
21-3.75
1,57575
73,425
Jadi, Meannya adalah73,425
- Menentukan Median (Me)
banyak data = 40
median terletak pada data ke ½ n adalah data ke ½ x 40 = 20, yaitu pada kelaske-3 dalam interval 71 – 73
Tb = 70,5
p = 3
F = 2 + 5 = 7
fme = 13
jadi, median data diatasadalah 73,5
meb f
F)(1/2npTMedian(Me)
13
7)-(203.70,5
13
7)(1/2(40)3.70,5
13
133.70,5
370,5
73,5Median(Me)
- Menentukan Moduskelas modus terletakpada kelas ke-4 dalaminterval 74 – 76 Tb = 73,5p = 3s1 = 14 – 13 = 1s2 = 14 – 4 = 10
jadi, modus pada data diatas adalah 73,77
21
1b ss
spTModus
101
13.73,5
11
13.73,5
11
373,5
0,2773,5
73,77Modus
73,77
Kerja KerasKetekunan
Pantang Menyerah
Kunci Sukses
MATERI PEMBAHASAN
STATISTIK
Oleh
ACEP DUDUNG IMADUDDIN
BAMBANG
CECE HERMAWAN
Pendidikan Matematika
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Sunan Gunung Djati Bandung
2011
Mata Kuliah
PEMBELAJARAN MATEMATIKA SMA
2011
TERIMA KASIH
Sekedar mengenang sahabat kita yang berpulang ke kampung halamannya