14
Assalamu’alaikum wr.wb Agus Farhan Gibran Present ………

Adab Menerima Tamu

Embed Size (px)

Citation preview

Assalamu’alaikum wr.wbAgus

FarhanGibran

Present ………

ADAB MENERIMA TAMU 1. Ketika mengundang seseorang, hendaknya

mengundang orang-orang yang bertakwa, bukan orang yang fajir (bermudah-mudahan dalam dosa), sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

, �ق�ي� ت � �ال ط�ع�ام�ك إ 'ل' *ك �أ ي � و�ال .ا م'ؤ*م�ن � �ال إ 'ص�اح�ب* ت � ال “Janganlah engkau berteman melainkan

dengan seorang mukmin, dan janganlah memakan makananmu melainkan orang yang bertakwa!” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)

2. Tidak mengkhususkan mengundang orang-orang kaya saja, tanpa mengundang orang miskin, berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

اء' �*ف'ق�ر ال ك' �*ر 'ت و�ي ، �اء' �ي �غ*ن األ �ه�ا ل 'د*ع�ى ي �يم�ة� *و�ل ال ط�ع�ام' � الط�ع�ام Hر �ش

“Sejelek-jelek makanan adalah makanan walimah di mana orang-orang kayanya diundang dan orang-orang miskinnya ditinggalkan.” (HR. Bukhari Muslim)

3. Tidak mengundang seorang yang diketahui akan memberatkannya kalau diundang

4. Disunahkan mengucapkan selamat datang kepada para tamu sebagaimana hadits yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya tatkala utusan Abi Qais datang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, Beliau bersabda,

�د�ام�ى ن � و�ال �ا اي �خ�ز �*ر غ�ي ج�اء'وا ��ذ�ين ال *و�ف*د� �ال ب .ا ب �ح م�ر*“Selamat datang kepada para utusan yang datang tanpa merasa terhina dan menyesal.” (HR. Bukhari)

5. Menghormati tamu dan menyediakan hidangan untuk tamu makanan semampunya saja. Akan tetapi, tetap berusaha sebaik mungkin untuk menyediakan makanan yang terbaik. Allah ta’ala telah berfirman yang mengisahkan Nabi Ibrahim ‘alaihis salam bersama tamu-tamunya:

Sن* م�ي �س Sع�ج*ل� ب �ف�ج�اء �ه� �ه*ل أ ��لى إ �اغ �'و*ن� . ف�ر 'ل ك* �أ ت � آال �ق�ال *ه�م* �ي �ل إ �ه' ب �ف�ق�ر

“Dan Ibrahim datang pada keluarganya dengan membawa daging anak sapi gemuk kemudian ia mendekatkan makanan tersebut pada mereka (tamu-tamu Ibrahim-ed) sambil berkata: ‘Tidakkah kalian makan?’” (Qs. Adz-Dzariyat: 26-27)

6. Dalam penyajiannya tidak bermaksud untuk bermegah-megah dan berbangga-bangga, tetapi bermaksud untuk mencontoh rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para nabi sebelum beliau, seperti nabi ibrahim ‘alaihis salam. Beliau diberi gelar “abu dhifan” (bapak para tamu) karena betapa mulianya beliau dalam menjamu tamu.

7. Hendaknya juga, dalam pelayanannya diniatkan untuk memberikan kegembiraan kepada sesama muslim.

8. Mendahulukan tamu yang sebelah kanan daripada yang sebelah kiri. Hal ini dilakukan apabila para tamu duduk dengan tertib.

9. Mendahulukan tamu yang lebih tua daripada tamu yang lebih muda, sebagaimana sabda beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam:

�ا م�ن �*س �ي ف�ل �ا ن �*ر �ي �ب ك �'ج�ل و�ي �ا ن �*ر ص�غ�ي ح�م* �ر* ي �م* ل م�ن*“Barang siapa yang tidak mengasihi yang lebih kecil dari kami serta tidak menghormati yang lebih tua dari kami bukanlah golongan kami.” (HR Bukhari dalam kitab Adabul Mufrad). Hadits ini menunjukkan perintah untuk menghormati orang yang lebih tua.

10. Jangan mengangkat makanan yang dihidangkan sebelum tamu selesai menikmatinya.

11. Di antara adab orang yang memberikan hidangan ialah mengajak mereka berbincang-bincang dengan pembicaraan yang menyenangkan, tidak tidur sebelum mereka tidur, tidak mengeluhkan kehadiran mereka, bermuka manis ketika mereka datang, dan merasa kehilangan tatkala pamitan pulang.

12. Mendekatkan makanan kepada tamu tatkala menghidangkan makanan tersebut kepadanya sebagaimana Allah ceritakan tentang Ibrahim ‘alaihis salam,

*ه�م* �ي �ل إ �ه' ب �ف�ق�ر“Kemudian Ibrahim mendekatkan hidangan tersebut pada mereka.” (Qs. Adz-Dzariyat: 27)

13. Mempercepat untuk menghidangkan makanan bagi tamu sebab hal tersebut merupakan penghormatan bagi mereka.

14. Merupakan adab dari orang yang memberikan hidangan ialah melayani para tamunya dan menampakkan kepada mereka kebahagiaan serta menghadapi mereka dengan wajah yang ceria dan berseri-seri.

15. Adapun masa penjamuan tamu adalah sebagaimana dalam sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

&ي+قي)م أ&ن) ل0م/ م+س) ل/ ج+ ل0ر& ل8 ي&ح0 و&ال& ل&ي&)ل&ة> و& ي&و)م> ت+ه+ ائ0ز& و&ج& &يEام/ أ ث&ال&ث&ة+ ة+ ي&اف& Iالضال& ق& ه+؟ ث0م& ي+ؤ) ك&ي)ف& و& الله0 و)ل& س+ ي&ار& ا &ل+و) قا ه+ ث0م& ي+ؤ) تEى ح& ي)ه0 أ&خ0 ن)د& ي)م+ :ع0 ي+ق0

ب0ه0 ي)ه0 ر0 يق) ل&ه+ ي)ئ& ش& و&ال& ن)د&ه+ ع0“Menjamu tamu adalah tiga hari, adapun

memuliakannya sehari semalam dan tidak halal bagi seorang muslim tinggal pada tempat saudaranya sehingga ia menyakitinya.” Para sahabat berkata: “Ya Rasulullah, bagaimana menyakitinya?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata: “Sang tamu tinggal bersamanya sedangkan ia tidak mempunyai apa-apa untuk menjamu tamunya.”

Semoga Bermanfaat

Thanks for attention Thanks to:

Allah swtOur TeachersMy Friends

By:

Agus setiawan Farhan GiffariM. Gibran dmp