30
1 ANALISA PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI Safety Glasses Disusun Oleh: 1. AGAM SURYA RIZALDI 31601 300 722 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG 2014

ANALISA PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI Safety Glasses Ergo kacamata

Embed Size (px)

Citation preview

1

ANALISA PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI

Safety Glasses

Disusun Oleh:

1. AGAM SURYA RIZALDI 31601 300 722

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG

SEMARANG

2014

2

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat dan

RahmatNyalah sehingga Makalah ini dapat diselesaikan dengan baik dan

lancar,Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu dan wawasan ,

di dalam penyusunan tugas ini tidak sedikit hambatan dan rintangan yang

dihadapi, namun dengan bantuan, bimbingan, dorongan dan petunjuk berbagai

pihak, akhinya semua hambatan dan rintangan tersebut dapat teratasi . Oleh

karena itu dalam kesempatan ini penyusun ingin menyampaikan ucapan terima

kasih kepada :

1. Ibu Ir. Eli Mas’idah MT. Selaku Dosen Pengampu Analisis

Perancangan Kerja Dan Ergonomi yang telah memberikan arahan atau

bimbingan dalam penyusunan laporan ini .

2. Secara khusus penulis menyampaikan terima kasih kepada

keluarga tercinta yang telah memberikan dorongan dan bantuan serta

pengertian yang besar kepada penulis, baik selama mengikuti perkuliahan

maupun dalam menyelesaikan makalah ini

3. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah

membantu penulisan makalah ini.

Kami sadari bahwa apa yang ditulis dalam laporan ini masih jauh dari apa

yang diharapkan, oleh sebab itu kami mohon adanya keritik dan saran dalam

rangka perbaikan/ penyempurnaan dimasa yang akan datang.

Demikan penyusunan tugas ini dan semoga Allah SWT.Memberikan kekuatan

kepada kami.

Semarang 30 September 2014

PENYUSUN

3

DAFTAR ISI

HalamanJudul………………………………………………………………..…..i

Kata Pengantar…………………………………………………………………..ii

Daftar Isi………………………………………………………………………....iii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................4

1.1 Latar Belakang ..............................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah .....................................................................................5

1.3 Pembatasan Masalah .................................................................................5

1.4 Tujuan Penulisan Laporan.........................................................................5

BAB 2 LANDASAN TEORI...................................................................................6

BAB 3 PEMBAHASAN ........................................................................................18

3.1 Pengumpulan Data ..................................................................................18

3.2 Pengolahan Data......................................................................................23

3.3 Safety Glass .............................................................................................24

3.4 Deskripsi Produk ....................................................................................25

BAB 4 ANALISA ..............................................................................................27

4.1 Perancangan Safety Glasses/kacamata pengaman ..................................27

4.2 Analisa Hasil Rancangan ........................................................................27

BAB 528 PENUTUP .............................................................................................28

5.1 Kesimpulan..............................................................................................28

5.2 Saran ........................................................................................................28

DAFAR PUSTAKA ...........................................................................................29

4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia selalu melakukan aktivitas setiap hari, aktivitas-aktivitas tersebut

bukan hanya melakukan pekerjaan di kantor, melainkan semua kegiatan yang

dilakukan manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Setiap melakukan aktivitas

manusia selalu membutukan media atau peralatan kerja untuk dapat

menyelesaikan suatu aktivitas atau pekerjaan tersebut. Terkadang suatu peralatan

pekerjaan memiliki desain atau rancangan yang tidak sesuai dengan dimensi tubuh

penggunanya, sehingga menimbulkan ketidaknyamanan ketika

menggunakannya. Dibutuhkan suatu desain atau perancangan peralatan kerja yang

sesuai dengan dimensi tubuh penggunanya agar nyaman ketika dipergunakan.

Ilmu yang dapat membantu merancang suatu lingkup kerja agar sesuai dengan

dimensi bagian tubuh yang memerlukan kebutuhan secara khusus .

Antropometri berperan penting dalam bidang perancangan industri,

perancangan pakaian, ergonomik, dan arsitektur. Dalam bidang-bidang tersebut,

data statistik tentang distribusi dimensi tubuh dari suatu populasi diperlukan untuk

menghasilkan produk yang optimal. Perubahan dalam gaya kehidupan sehari-hari,

nutrisi, dan komposisi etnis dari masyarakat dapat membuat perubahan dalam

distribusi ukuran tubuh (misalnya dalam bentuk epidemik kegemukan), dan

membuat perlunya penyesuaian berkala dari koleksi data antropometrik. Untuk itu

dalam pembuatan produk sepeda sangat di perlukan data anthropometri agar

produk tersebut dapat menjadi produk yang ergonomis.

Membuat suatu peralatan kerja, sehingga peralatan kerja yang dirancang

sesuai dengan dimensi tubuh penggunanya dan nyaman untuk digunakan.

peralatan kerja yang akan dirancang adalah Safety Glass . Perancangan Safety

Glass dilakukan untuk membantu keselamatan dan kesehatan kerja yang telah ada

dirasa belum sesuai dengan dimensi tubuh sehingga dapat menimbulkan

ketidaknyamanan saat digunakan.

5

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana cara menghasilkan rancangan sistem kerja yang efektif, nyaman,

aman, sehat dan efisien (ENASE)?

2. Bagaimana aplikasi metode pengukuran anthropometri dalam perancangan

sistem kerja?

3. Bagaimana cara mengidentifikasikan pengukuran data-data dimensional

tubuh manusia?

4. Bagaimana pengolahan data anthropometri untuk dapat mendapatkan

informasi yang diperlukan untuk perancangan fasilitas system kerja?

5. Bagaimana merancang berbagai ruang kerja (workspace) dari system kerja

berdasarkan data anthropometri yang telah diperoleh?

1.3 Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah pada modul ini adalah mengenai anthropometri terkait :

1. Pengukuran dimensi tubuh manusia sesuai dengan kebutuhan rancangan.

2. Menyesuaikan perancangan fasilitas system kerja tersebut sesuai pengukuran

data anthropometri yang telah didapat.

3. Pengukuran dimensi berupa data anthropometri statis dan data anthropometri

dinamis.

4. Data dimensi tubuh yang digunakan.

1.4 Tujuan Penulisan Laporan

Dapat mengintegrasikan berbagai pertimbangan ergonomi, khususnya

dari sisi anthropometri untuk menghasilkan rancangan sistem kerja yang efektif,

nyaman, sehat dan efisien (ENASE).

6

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Antropometri

Anthropometri merupakan pengetahuan yang menyangkut pengukuran

tubuh manusia khususnya dimensi tubuh dan aplikasi yang menyangkut

geometri fisik, massa clan kekuatan tubuh manusia. Permasalahan variasi

dimensi anthropometri seringkali menjadi faktor dalam menghasilkan

rancangan yang sesuai untuk penggunanya.

Dimensi tubuh manusia dipengaruhi oleh beberapa faktor yang

menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan sample data yang akan

diambil. Faktor-faktor tersebut antara lain:

a. Jenis kelamin

Pada umumnya pria mempunyai dimensi tubuh yang lebih besar

daripada wanita, kecuali pada bagian pinggul dan dada.

b. Umur

Ukuran tubuh manusia akan berkembang dari saat lahir sampai kira -

kira umur 20 tahun untuk pria dan 17 tahun untuk wanita. Kemudian

ukuran tubuh manusia akan berkurang setelah usia 60 tahun.

c. Suku bangsa

Variasi dimensi tubuh manusia akan terjadi karena pengaruh etnis/ras.

d. Pekerjaan dan aktivitas sehari-hari yang yang dapat mempngaruhi.

Pengukuran anthropometri dibagi menjadi dua bagian yaitu :

1. Anthropometri Dinamis

Pengukuran dilakukan terhadap posisi tubuh pada saat tubuh melakukan

gerakangerakan kerja (dalam posisi dinamis) dengan memperhatikan

gerakan-gerakan yang mungkin terjadi pada saat pekerja tersebut melakukan

kegiatannya.

2. Anthropometri Statis

7

Pengukuran dilakukan pada tubuh manusia pada posisi diam.

Metode Perancangan dengan Anthropometri

Tahapan perancangan sistem kerja menyangkut work space

design dengan memperhatikan faktor anthropometri adalah sebagai berikut :

a. Menentukan tujuan perancangan dan kebutuhannya (establish requirement)-

b. Mendefinisikan dan mendeskripsikan populasi pemakai.

c. Pemilihan sample yang akan diambil datanya.

d. Penentuan kebutuhan data (dimensi-dimensi system kerja yang akan

dirancang).

e. Penentuan sumber data (dimensi tubuh yang akan diambil) dan pemilihan

persentil yang akan dipakai.

f. Penyiapan alat ukur anthropometri.

g. Pengambilan data.

h. Pengolahan data :

Uji kenormalan data.

Uji keseragaman data.

Uji kecukupan data.

Perhitungan persentil data (persentil kecil, rata-rata & besar).

i. Visualisasi rancangan dengan memperhatikan aspek-aspek :

Pengukuran Data Anthropometri Statis

1. Posisi : Dudek Samping

Tabel 2.1 Pedoman Pengukuran Duduk Samping

No Data Yang

Diukur Cara Pengukuran

1 Tinggi duduk

tegak

Ukur jarak vertikal dari permukaan alas duduk sampai ujung atas kepala. Subyek duduk tegak

dengan pandangan lurus ke depan dan lutut membentuk sudut siku-siku.

8

2 Tinggi duduk

normal

Ukur jarak vertikal dari permukaan alas duduk

sampai ujung atas kepala. Subyek duduk normal

dengan pandangan lurus ke depan dan lutut membentuk sudut siku-siku.

3 Tinggi mata

duduk

Ukur jarak vertikal dari permukaan alas duduk

sampai ujung bagian dalam. Subyek duduk tegak dengan pandangan lurus ke depan.

4 Tinggi bahu

duduk

Ukur jarak vertikal dari permukaan alas duduk

sampai ujung tulang bahu yang menonjol pada saat Subyek duduk tegak.

5 Tinggi siku

duduk

Ukur jarak vertikal dari permukaan alas duduk

sampai ujung bawah siku kanan. Subyek duduk tegak dengan lengan atas vertikal disisi badan dan lengan

bawah membentuk sudut siku-siku.

6 Tinggi siku

duduk

Subyek duduk tegak, ukur jarak vertikal dan

permukaan alas duduk sampai pucuk belikat bawah.

7 Tinggi

pinggang

Subyek duduk tegak, ukur jarak vertikal dari

permukaan alas duduk sampai pinggang.

8 Tebal perut Subyek duduk tegak, ukur jarak samping dari

belakang perut sampai depan perut.

9 Tebal paha Subyek duduk tegak, ukur jarak dari permukaan alas

duduk sampai permukaan atas pangkal. paha.

10 Tinggi

popliteal

Ukur jarak vertikal dari lantai sampai bagian bawah

paha.

11 Paptat

popliteal

Subyek duduk tegak, ukur jarak horizontal dari

bagian terluar pantat, sampai lekukan lutut sebelah

dalam (popliteal). Paha clan kaki bagian bawah

membentuk sudut siku-siku.

12 Pantat ke

lutut

Subyek duduk tegak, ukur jarak horizontal dari

bagian terluar pantat sampai lutut. Paha dan kaki

bagian bawah membentuk sudut siku-siku.

(point 11 + tebal lutut).

9

2. Posisi :Duduk Menghadap ke Depan

Tabel 2.2 Pedoman Pengukuran Duduk Menghadap Ke Depan

No Data Yang

Diukur

Cara Pengukuran

1 Lebar Bahu Ukur jarak horizontal antara kedua lengan atas. Subyek duduk tegak dengan lengan atas merapat ke badan dan lengan bawah direntangkan ke depan.

2 Lebar Pinggul Subyek duduk tegak. Ukur jarak horizontal dari bagian terluar pinggul sisi kiri sampai bagian terluar pinggul

sisi kanan. 3 Lebar Sandaran

Duduk

Ukur jarak horizontal antara, kedua tulang belikat.

Subyek duduk tegak dengan lengan atas merapat ke badan dan lengan bawah direntangkan ke depan.

4 Lebar Pinggang Subyek duduk tegak. Ukur jarak horizontal dari bagian terluar pinggang sisi kiri sampai bagian terluar

pinggang sisi kanan.

5 Siku ke Siku Subyek duduk tegak dengan lengan atas merapat ke bawah direntangkan ke depan. Ukur jarak horizontal

dari bagian terluar siku sisi kiri sampai bagian terluar siku sisi kanan.

3. Posisi : Berdiri

Tabel 2.3 Pedoman Pengukuran Berdiri

No Data Yang

Diukur

Cara Pengukuran

I Tinggi badan

tegak

Jarak vertikal telapak kaki sampai ujung kepala yang

paling atas sementara subyek berdiri tegak dengan mata

memandang lurus ke depan. 2 Tinggi mata

berdiri

Ukur jarak vertikal dari lantai sampai ujung mata bagian

dalam (dekat pangka! hidung). Subyek berdiri tegak dan

memandang lurus ke depan.

10

3 Tinggi bahu

berdiri

Ukur jarak vertikal dari lantai sampai bahu yang

menonjol pada saat subyek berdiri tegak.

4 Tinggi siku

berdiri

Ukur jarak vertikal dari lantai ke titik pertemuan antara

lengan atas dan lengan bawah. Subyek bcrdiri tegak

dengan kedua tangan tergantung secara wajar. 5 Tinggi

pinggang

berdiri

Ukur jarak vertikal dari lantai sampai pinggang pada saat

subyek berdiri tegak.

6 Jangkauan

tangan ke atas

Tangan menjangkau ke atas setinggi-tingginya. Ukur

jarak vertikal dari lantai sampai ujung jari tengah pada

saat subyek berdiri tegak.

7 Panjang

lengan

Bawah

Subyek berdiri tegak, tangan di samping, ukur jarak dari

siku sampai pergelangan tangan.

8 Tinggi lutut

berdiri

Ukur jarak vertikal dari lantai sampai lutut pada saat

subyek berdiri tegak.

9 Tebal dada

berdiri

Subyek berdiri tegak, ukur jarak dari dada (bagian ulu

hati) sampai punggung secara horizontal.

10 Tebal perut

berdiri

Subyek berdiri tegak, ukur (menyamping) jarak dari

perut depan sampai perut belakang secara horizontal.

11 Berat badan Menimbang dengan posisi normal diatas timbangan

badan.

4. Posisi : Berdiri dengan Tangan Lures ke Depan

Tabel 2.4 Pedoman Pengukuran Berdiri dengan Tangan Lurus ke Depan

No Data Yang

Diukur

Cara Pengukuran

1

Jangkauan

tangan ke

depan/atas

Ukur jarak horizontal dari punggung sampai ujung jari

tengah. Subyek berdiri tegak dengan beetis, pantat dan

punggung merapat ke dinding, tangan direntangkan

secara horizontal ke depan/atas.

11

5. Posisi : Berdiri dengan Kedua Tangan Direntangkan

Tabel 2.5 Pedoman Pengukuran Berdiri dengan Kedua Tangan Direntangkan

No Data Yang

Diukur

Cara Pengukuran

1 Rentangan

tangan

Ukur jarak horizontal dari ujung jari terpanjang tangan

kiri sampai ujung jari terpanjang tangan kanan. Subyek

berdiri tegak dan kedua tangan direntangkan horizontal

ke samping sejauh mungkin.

6. Pengukuran Jari Tangan

Tabel 2.6 Pedoman Pengukuran Jari Tangan

No Data Yang

Diukur

Cara Pengukuran

1 Panjang jari

1 , 2 , 3 , 4 , 5

Diukur dari r-naslng-masing pangkal ruas jari sampai

ujung jari. Jari jari subyek merentang lurus dan sejajar.

2 Pangkal ke

tangan

Diukur dari pangkal pergelangan tangan sampai pangkal

rugs jari. Lengan bawah sampai telapak tangan subyek

lurus.

3 Lebar jari

2 , 3 , 4 , 5

Diukur dari sisi jari telunjuk sampai sisi luar jari

kelingking. Jari jari subyek lurus dan merapat sate sama lain.

4 Lebar telapak

tangan

(metacarpal)

Diukur dari sisi luar jari telunjuk sampai sisi luar jari

kelingking. (posisi seperti pada no. 3).

5 Lebar telapak

tangan

(maksimal)

Diukur dari sisi luar ibu jari sampai sisi luar jari

kelingking. (posisi seperti pada no. 3).

12

6 Panjang

telapak

tangan

Diukur dari ujung jari tengah, sampai pangkal

pergelangan tangan.

7 Diameter

genggam

(Maksimal)

Diukur diameter genggaman tangan pada tires yang

paling maksimum.

8 Lebar

maksimal

Diukur dari ujung ibu jari sampai ujung kelingking

dengan telapak tangan direntangkan semaksimal

mungkin. 9 Lebar

fungsional

maksimum

Diukur dari ujung ibu jari dalam sampai ujung jari manis

dalam (merupakan posisi maksimum dimana tangan

masih bsia untuk menggenggam).

10 Tebal telapak

tangan

Diukur dari punggung tangan sampai sebelum ibu jari.

7. Pengukuran Kaki

Tabel 2.7 Pedoman Pengukuran Kaki

No Data yang

Diukur

Cara Pengukuran

1 Panjang

telapak kaki

Diukur dari ujung ibu jari sampai ujung tumit.

2 Panjang

telapak lengan

kaki

Diukur dari ujung tumit sampai tumpuan pijakan kaki.

3 Panjang kaki

sampai jari

kelingking

Diukur dari ujung jari kelingking sampai ujung tumit.

4 Lebar kaki Diukur dari bagian dalam kaki sampai bagian luar kaki

pada tumpuan pijakan.

5 Lebar tangkai

kaki

Diukur dari bagian dalam kaki sampai bagian luar kaki

pada tumit.

13

6 Tinggi mata

kaki

Diukur dari telapak kaki sampai mata kaki.

7 Tinggi bagian

tengah

telapak kaki

Diukur dari telapak kaki sampai punggung kaki.

8 Jarak

horizontal

tangkai

mata kaki.

Diukur dari telapak kaki sampai pangkal kaki.

8. Pengukuran Kepala

Tabel 2.8 Pedoman Pengukuran Kepala

No Data Yang

Diukur

Cara Pengukuran

1 Panjang kepala Diukur dari ujung tulang yang menonjol ditengah -

.tengah atas mata sampai belakang mata.

2 Lebar kepala Diukur dari bagian samping kepala sedikit di atas telinga

sampai bagian samping kepala lainnya.

3 Diameter

maksmal dari

dagu

Diukur menyamping dari ujung dagu sampai bagian

kepala yang paling tinggi/max.

4 Dagu ke

puncak kepala

Diukur dari ujung dagu sampai ke ujung atas kepala.

5 Telinga ke

puncak kepala

Diukur dari bagian tengah telinga sampai ke ujung atas

kepala.

6 Telinga ke

belakang

kepala

Diukur dari bagian tengah telinga sampai belakang

kepala.

14

7 Antara dua

telinga

Diukur dari bagian tengah telinga kiri sampai ke bagian

tengah telinga kanpn.

8 Mata ke

puncak kepala

Diukur dari mata sampai ke ujung atas kepala.

9 Mata ke

belakang

kepala

Diukur dari ujung mata bagian luar sampai ke belakang

kepala.

10 Antara dua

pupil mata

Diukur jarak antara dua pupil mata.

11 Hidung ke

puncak kepala

Diukur dari ujung hidung sampai ke ujung atas kepala.

12 Hidung ke

belakang

kepala

Diukur dari ujung hidung sampai ke bagian belakang

kepala.

13 Mulut ke

puncak kepala

Diukur dari tengah-tengah mulut sampai ke ujung atas

kepala.

14 Lebar mulut Diukur jarak antara kedua ujung bibir secara horizontal.

15 Keliling leher Diukur sekeliling leher yang paling dekat ke pundak.

A. Pengukuran Anthropometri Dinamis

Tabel 2.9 Pedoman Pengukuran Anthropometri Dinamis

No Data Yang

Diukur Cara Pengukuran

I Putaran lengan Ukur sudut putaran lengan tangan bagian bawah dari

posisi awal sampai ke putaran maksimum. Posisi awal

lengan tangan bagian bawah ditekuk ke kiri semaksimal

mungkin, kemudian diputar ke kanan sejauh mungkin.

Kemudian putar dari posisi awal ke kiri sejauh mungkin.

15

2

Putaran

telapak

tangan

Ukur sudut putaran cengkeraman jari tangan. Posisi awal

jari-jari mencengkeram batang tengah busur. Kemudian

diputar ke kanan sejauh mungkin (pergelangan dan

lengan tangan tetap diam). Lalu dengan cara yang sama

diputar ke kiri sejauh mungkin.

3 Sudut telapak

kaki

Ukur sudut putaran vertical telapak kaki. Posisi awal,

telapak kaki siku-siku dengan betis, kemudian diputar ke

bawah sejauh mungkin. Kaki kembali ke posisi awal lalu

ujung kaki dinaikkan setinggi mungkin. Total putaran

vertical telapak kaki adalah β = β 1 + β 2

B. Penggunaan Alat Ukur Antropometri Dimensi Statis Tangan Dan Kaki

Tabel 2.10 Pedoman Penggunaan Alat Ukur Anthropometri Dinamis Statis

Tangan dan Kaki

No Data yang

Diukur

Cara Pengukuran

1 Panjang

telapak kaki

Diukur dari ujung ibu jari sampai ujung tumit.

2 Panjang

telapak lengan

kaki

Diukur dari ujung tumit sampai tumpuan pijakan kaki.

3 Panjang kaki

sampai jari

kelingking

Diukur dari ujung jari kelingking sampai ujung tumit.

4 Lebar kaki Diukur dari bagian dalam kaki sampai bagian luar kaki

pada tumpuan pijakan.

5 Lebar tangkai

kaki

Diukur dari bagian dalam kaki sampai bagian luar kaki

pada tumit.

6 Tinggi mata

kaki

Diukur dari telapak kaki sampai mata kaki.

16

7 Tinggi bagian

tengah

telapak kaki

Diukur dari telapak kaki sampai punggung kaki.

8 Jarak

horizontal

tangkai

mata, kaki.

Diukur dari telapak kaki sampai pangkal kaki.

Tabel 2.11 Pedoman Pengukuran Jari Tangan

No Data Yang Diukur Cara Pengukuran

1 Panjang jari

1 , 2 , 3 , 4 , 5

Diukur dari masing-masing pangkal ruas jari sampai

ujung jari. Jari-jari subyek merentang lurus dan sejajar.

2 Pangkal ke

Tangan

Diukur dari pangkal pergelangan tangan sampai pangkal

ruas jari. Lengan bawah sampai telapak tangan subyek

lurus.

3 Lebar jari

2 , 3 , 4 , 5

Diukur dari sisi jari telunjuk sampai sisi luar jari

kelingking. Jari-jari subyek lurus dan merapat satu sama

lain.

4 Lebar telapak

tangan

(metacarpal)

Diukur dari sisi luar jari telunjuk sampai sisi luar jari

kelingking. (posisi seperti pada no. 3).

5

Lebar telapak

tangan

(maksimal)

Diukur dari sisi luar ibu jari sampai sisi luar jari

kelingking. (posisi seperti pada no. 3).

6

Panjang

telapak

tangan

Diukur dari ujung jari tengah sampai pangkal

pergelangan tangan.

7

Diameter

genggam

(Maksimal)

Diukur diameter genggaman tangan pada tirus yang

paling maksimum.

Lebar Diukur dari ujung ibu jari sampai ujung kelingking

17

Maksimal dengan telapak tangan direntangkan semaksimal

mungkin.

9

Lebar

fungsional

maksimum

Diukur dari ujung ibu jari dalam sampai ujung jari mans

dalam (merupakan posisi maksimum dimana tangan

masih bsia untuk menggenggam).

10 Tebal telapak

Tangan Diukur dari punggung tangan sampai sebelum ibu jari.

18

BAB 3

PEMBAHASAN

3.1 Pengumpulan Data

Lebar Kepala

No. X x^2

1 15 225

2 14 196

3 14 196

4 15 225

5 16 256

6 14 196

7 15 225

8 14 196

9 15 225

10 16 256

11 15 225

12 14 196

13 16 256

14 14 196

15 14 196

16 15 225

17 16 256

18 14 196

19 15 225

20 15 225

21 16 256

22 15 225

19

23 14 196

24 14 196

25 15 225

26 14 194

27 14 196

28 14 196

29 15 225

30 14 196

Total 441 194481

𝑋 14,7

((Σx)² 194481

Telinga Ke Puncak Kepala

No. X x^2

1 14 196

2 13 169

3 12 144

4 13 169

5 13 169

6 14 196

7 13 169

8 12 144

9 12 144

10 14 196

11 12 144

12 13 169

13 13 169

14 13 169

15 12 144

20

16 13 169

17 13 169

18 14 196

19 13 169

20 12 144

21 12 144

22 14 196

23 12 144

24 13 169

25 12 144

26 12 144

27 13 169

28 14 196

29 14 196

30 12 144

Total 386 148996

𝑋 12,86

((Σx)² 148996

Antara Dua Telinga

No. X x^2

1 17 289

2 17 289

3 19 361

4 18 324

5 19 361

6 18 324

7 19 361

21

8 18 324

9 18 324

10 18 324

11 19 361

12 17 289

13 19 361

14 17 289

15 19 361

16 18 324

17 19 361

18 18 324

19 19 361

20 18 324

21 18 324

22 18 324

23 17 289

24 18 324

25 18 324

26 19 361

27 18 324

28 18 324

29 19 361

30 18 324

Total 547 299209

𝑋 18,23

((Σx)² 299209

Antara Dua Pupil Mata

No. X x^2

22

1 9 81

2 10 100

3 9 81

4 8 64

5 9 81

6 10 100

7 10 100

8 8 64

9 9 81

10 8 64

11 10 100

12 9 81

13 9 81

14 10 100

15 9 81

16 8 64

17 9 81

18 10 100

19 10 100

20 8 64

21 9 81

22 8 64

23 10 100

24 9 81

25 8 64

26 9 81

27 10 100

28 9 81

29 8 64

30 8 64

23

Total 270 72900

𝑋 9

((Σx)² 72900

3.2 Pengolahan Data

Dalam hubungannya dengan anthropometri, persentil adalah suatu nilai yang

menunjukkan persentase tertentu dari orang yang memiliki ukuran pada atau

dibawah nilai tersebut. Sebagai contoh, persentil ke-50 akanmenunjukkan 50%

populasi akan berada pada atau dibawah ukuran tersebut,. Dalam antropometri,

angka persentil ke-50 akan menggambarkan ukuran populasi umum .

Penyusun akan menggunakan persentil ke-50 agar baju yang kami buat dapat

digunakan oleh sebagian besar dari populasi. Adapun rum yang digunakan yaitu

50 th ukuran = X

A. Data Lebar Kepala

𝑋 =jumlah semua data : banyaknya populasi

= 441 : 30 = 14,7

B Data Telinga Ke Puncak Kepala

𝑋 = jumlah semua data : banyaknya populasi

𝑋 = 386 : 30 = 12,866

Karena presentilnya 50 = X maka jumlahnya adalah 12,866 cm

C. Data Antara Dua Telinga

𝑋= jumlah semua data : Banyaknya populasi

𝑋 =547 : 30 = 18,23

Karena presentilnya 50 = X maka jumlahnya

24

D. Data Antara Dua Pupil Mata

𝑋= jumlah semua data : banyak populasi

= 270 : 30 = 9

3.3 Safety Glass

TAMPAK DARI ATAS

TAMPAK DARI SAMPING

25

TAMPAK DARI DEPAN

3.4 Deskripsi Produk

Produk ini adalah berupa Safety Glasses ( kacamata pengaman ) dengan

bagian yang lebih tertutup pada bagian pelipis dan lebih rapat dalam melindungi

mata disaat digunakan juga berfungsi sebagai penanggal debu dan sinar UV yang

terkadang kontak langsung dengan mata yang memungkinkan berpengaruh pada

kesehatan mata ditinjau dari segi keamana dan kesehatan kerja ( K3) .

Panjang = 8,29 cm x 14,3 cm

Sedangkan bahan yang digunakan

Bahan :terbuat dari

Safety Glasses ( kacamata pengaman ) terbuat dari Bahan yang

direkomendasikan karena lolos “drop ball test” lensa berbahan Policarbonate

26

(lihat:www.essilor.com) atau yang terbaru dari bahan TRIVEX

(lihat:www.youngeroptics.com) untuk lensanya yang telah lolos uji “drop ball

test” dan telah direkomendasikan bagi bahan lensa karena tidak mudah pecah dan

anti gores . Untuk pemakaiannya pun sanagat mudah dan dapat disesuaiakan

dengan kondisi pemakainya

27

BAB 4

ANALISA

4.1 Perancangan Safety Glasses/kacamata pengaman

Safety Glasses yang dirancang ditujukan untuk para pekerja ataupun

teknisi lapangan dalam melakukan kegiatan . Safety Glasses ini dirancang

sedemikian rupa hingga memberikan rasa nyaman dan ergonomis serta efektif

dalam penggunaan waktu kerja . Dalam perncangannnya diambil dari data – data

perhitungan dan pengukuran anthropometri yag telah disesuaikan dengan

penambahan kelonggaran dan faktor penyesuaian lainnya .

4.2 Analisa Hasil Rancangan

Panjang Safety Glasses

Untuk ukuran panjang safety glasses data diambil dari hasil pengukuran

anthropometri yaitu 8,29 cm dengan presentil 50 % yaitu rata-rata pengguna

benda merupakan produk khusus

Lebar Safety Glasses

Untuk ukuran lebar safety glasses , data diambil dari hasil pengukuran

anthropometri yaitu 14,3 cm dengan presentil 50% yaitu rata – rata pengguna

karena benda dirancang merupakan produk khusus .

28

BAB 5

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1. Ukuran-ukuran anthropometri terkait dalam produk yang dirancang antara

lain tinggi ukuran duduk normal, tinggi popliteal, tinggi posisi duduk

normal, lebar pinggul, lebar bahu dan pantat popliteal sebagai ukuran

untuk kursi. Sedangkan untuk meja tinggi siku duduk, tinggi lutut berdiri,

jangkauan tangan kedepan dan tebal perut. Kesemua data ini

menggunakan persentil 50% sebagai rata-rata pengguna safety glasses.

2. Data-data yang solid sangat membantu dalam proses pengukuran sebagai

tolok ukur dalam penentuan ukuran benda yang dirancang agar tidak

terjadi penyimpangan terlalu jauh dalam penerapannya.

3. Ukuran-ukuran yang telah diterapkan dalam hasil rancangan merupakan

ukuran-ukuran dari data anthropometri yang telah diolah hingga dapat

dijadikan patokan pemberian ukuran rancangan safety glasses dengan

penerapan faktor-faktor penyesuaiannya.

5.2 Saran

1. Perancangan suatu work space tidak hanya memperhatikan ukuran-ukuran

anthropometri statis dan dinamis tetapi juga diharapkan penting dalam

melihat dan menimbang allowance yang akan disertakan dalam rancangan

tersebut.

2. Uukuran yang disertakan dalam produk haruslah disesuaikan dengan produk

apa yang akan dirancang.

29

DAFAR PUSTAKA

http://ergonomi-fit.blogspot.com/2011/12/ergonomi-adalah.html

http://antropometri.ti.itb.ac.id/bantuan/bantuan-lihat_data.php

30

SAFETY GLASSES Produk ini adalah berupa Safety Glasses ( kacamata pengaman )

dengan bagian yang lebih tertutup pada bagian pelipis dan lebih rapat

dalam melindungi mata disaat digunakan juga berfungsi sebagai

penanggal debu dan sinar UV yang terkadang kontak langsung dengan

mata yang memungkinkan berpengaruh pada kesehatan mata ditinjau

dari segi keamana dan kesehatan kerja ( K3) .

Panjang = 8,29 cm x 14,3 cm