3
ANALISIS DIMENSI SOSIAL “METODE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT)” Pembelajaran adalah sesuatu yang dilakukan oleh siswa, bukan dibuat untuk siswa (Hamalik, 2002) dari pendapat ini dapat ditarik sebuah pemahaman bahwa peserta didik dapat menggali dan memperkaya pengetahuan dari berbagai perangkat belajar yang ada. Metode mengajar dapat dikatakan relevan jika mampu mengantarkan siswa mencapai tujuan pembelajaran. Minat yang rendah dalam belajar dapat dipacu melalui penerapan strategi tersebut. Penerapan metode dalam pembelajaran yang sesuai merupakan tugas utama guru dalam mengolah proses pembelajaran menjadi menarik dan menyenangkan agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara optimal. Dengan adanya variasi teknik dalam mengajar maka akan menciptakan sebuah hubungan timbal balik yang sangat efektif dari pengajar dan peserta didik. Guru dapat menyampaikan materi secara mudah dan tepat kepada peserta didik, sedangkan peserta didik dapat menerima dan memahami materi secara mendalam dan menyeluruh. Hubungan dua arah seperti inilah yang meningkatkan prestasi belajar dan intelegensi pada siswa. Berawal dari masalah masih terbatasnya penggunaan model pembelajaran, sehingga perlu dikembangkan model pembelajaran yang digunakan saat proses pembelajaran, dan kurangnya keterlibatan peserta didik dikala proses pembelajaran serta melihat kebiasan yang sering berlangsung dalam pembelajaran, yang pada umumnya pembelajaran hanya menggunakan metode ceramah. Penggunaan metode ceramah dalam pembelajaran secara terus menerus justru dapat membuat peserta didik menjadi bosan, sehingga materi yang tersampaikan guru tidak dapat diserap secara optimal. Akan tetapi, pola belajar sangatlah bervariasi, namun dalam penggunannya harus disesuaikan dengan materi yang akan diajarkan. Penulis menggambarkan pada tingkatan kelas tinggi pada Sekolah Dasar, dimana siswa dengan tingkatan itu sudah mampu mencetuskan suatu pemikiran kritis dimana hal tersebut dapat melatih kemampuan daya pikir siswa salah satunya dengan mengidentifikasi. Pemilihan metode dipilih secara tepat dengan memperhatikan materi agar dapat meningkatkan minat serta hasil belajar siswa. Efektivitas penggunaan metode juga harus disesuaikan dengan alokasi waktu. Berpijak pada analisis diatas penulis menemukan alternatif pemecahannya yaitu dengan metode pembelajaran Numbered Heads Together (NHT). Pemilihan metode NHT yang disesuaikan dengan karakteristik siswa. Pada kelas tinggi, siswa sudah mampu berdiskusi dan melakukan pemecahan suatu masalah secara sistematis. Sejalan dengan ditekankannya aspek afektif atau sikap pada setiap pembelajaran sesuai dengan kurikulum 2013 yang mengharuskan pembelajaran tidak hanya mengembangkan aspek kognitifnya saja. Perilaku seperti kerjasama, menghargai, toleransi, dan perilaku sosial lainnya sebisa mungkin diterapkan disetiap proses pembelajaran. Pola metode NHT sangat variatif sehingga dapat menumbuhkan semangat dan keaktifan siswa. Metode ini menggunakan diskusi heterogen dalam penerapannya. Teknik ini memberi kesempatan kepada siswa untuk membagikan ide-ide dan pertimbangan jawaban yang paling tepat. Selain itu teknik ini mendorong siswa untuk meningkatkan semangat dan kerjasama mereka (Sardiman, 2007). Metode NHT melibatkan

Analisis Dimensi Sosial “Metode Numbered Head Together (NHT)"

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Analisis Dimensi Sosial “Metode Numbered Head Together (NHT)"

ANALISIS DIMENSI SOSIAL

“METODE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT)”

Pembelajaran adalah sesuatu yang dilakukan oleh siswa, bukan dibuat untuk siswa

(Hamalik, 2002) dari pendapat ini dapat ditarik sebuah pemahaman bahwa peserta didik

dapat menggali dan memperkaya pengetahuan dari berbagai perangkat belajar yang ada.

Metode mengajar dapat dikatakan relevan jika mampu mengantarkan siswa mencapai tujuan

pembelajaran. Minat yang rendah dalam belajar dapat dipacu melalui penerapan strategi

tersebut. Penerapan metode dalam pembelajaran yang sesuai merupakan tugas utama guru

dalam mengolah proses pembelajaran menjadi menarik dan menyenangkan agar tujuan

pembelajaran dapat dicapai secara optimal. Dengan adanya variasi teknik dalam mengajar

maka akan menciptakan sebuah hubungan timbal balik yang sangat efektif dari pengajar dan

peserta didik. Guru dapat menyampaikan materi secara mudah dan tepat kepada peserta

didik, sedangkan peserta didik dapat menerima dan memahami materi secara mendalam dan

menyeluruh. Hubungan dua arah seperti inilah yang meningkatkan prestasi belajar dan

intelegensi pada siswa.

Berawal dari masalah masih terbatasnya penggunaan model pembelajaran, sehingga

perlu dikembangkan model pembelajaran yang digunakan saat proses pembelajaran, dan

kurangnya keterlibatan peserta didik dikala proses pembelajaran serta melihat kebiasan yang

sering berlangsung dalam pembelajaran, yang pada umumnya pembelajaran hanya

menggunakan metode ceramah. Penggunaan metode ceramah dalam pembelajaran secara

terus menerus justru dapat membuat peserta didik menjadi bosan, sehingga materi yang

tersampaikan guru tidak dapat diserap secara optimal. Akan tetapi, pola belajar sangatlah

bervariasi, namun dalam penggunannya harus disesuaikan dengan materi yang akan

diajarkan. Penulis menggambarkan pada tingkatan kelas tinggi pada Sekolah Dasar, dimana

siswa dengan tingkatan itu sudah mampu mencetuskan suatu pemikiran kritis dimana hal

tersebut dapat melatih kemampuan daya pikir siswa salah satunya dengan mengidentifikasi.

Pemilihan metode dipilih secara tepat dengan memperhatikan materi agar dapat

meningkatkan minat serta hasil belajar siswa. Efektivitas penggunaan metode juga harus

disesuaikan dengan alokasi waktu.

Berpijak pada analisis diatas penulis menemukan alternatif pemecahannya yaitu

dengan metode pembelajaran Numbered Heads Together (NHT). Pemilihan metode NHT

yang disesuaikan dengan karakteristik siswa. Pada kelas tinggi, siswa sudah mampu

berdiskusi dan melakukan pemecahan suatu masalah secara sistematis. Sejalan dengan

ditekankannya aspek afektif atau sikap pada setiap pembelajaran sesuai dengan kurikulum

2013 yang mengharuskan pembelajaran tidak hanya mengembangkan aspek kognitifnya

saja. Perilaku seperti kerjasama, menghargai, toleransi, dan perilaku sosial lainnya sebisa

mungkin diterapkan disetiap proses pembelajaran. Pola metode NHT sangat variatif

sehingga dapat menumbuhkan semangat dan keaktifan siswa. Metode ini menggunakan

diskusi heterogen dalam penerapannya.

Teknik ini memberi kesempatan kepada siswa untuk membagikan ide-ide dan

pertimbangan jawaban yang paling tepat. Selain itu teknik ini mendorong siswa untuk

meningkatkan semangat dan kerjasama mereka (Sardiman, 2007). Metode NHT melibatkan

Page 2: Analisis Dimensi Sosial “Metode Numbered Head Together (NHT)"

siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam proses pembelajaran dan menganalisis

pemahaman siswa terhadap materi yang telah diajarkan. Dengan kata lain, proses

pembelajaran ini harus dijadikan sebagai bentuk sosialisasi. Metode ini memberikan

kesempatan kepada siswa untuk membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang

paling tepat. Dimana proses pembelajaran ini dapat mengarahkan setiap peserta didik untuk

memahami lingkungan sekitarnya, misalnya dengan penerapan NHT ini, peserta didik

diarahkan untuk menyesuaikan aturan-aturan yang berlaku didalam pembalajaran itu sendiri

maupun aturan sekolah, menyesuaikan diri dengan norma-norma yang berlaku, dan nilai-

nilai yang berlaku dalam masyarakat.

Salah satu tahapan dalam teknik NHT yaitu guru memberikan nomor yang berbeda

pada anggota kelompok. Guru memanggil satu nomor yang sama pada tiap-tiap kelompok

untuk mempresentasikan hasil disukusi. Dalam hal ini tanggung jawab dari setiap anggota

adalah sama yaitu mengumpulkan data sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber belajar

sesuai dengan materi yang telah diberikan oleh guru. Hal ini dapat memupuk rasa ingin tahu

siswa terhadap materi dan memperluas pengetahuan siswa.

Kelebihan dari metode ini yaitu 1) siswa dapat menambah pengetahuan melalui ide

atau gagasan dari temannya, 2) siswa dapat bekerjasama secara kooperatif dengan anggota

kelompok, 3) siswa dapat berperan aktif dalam menyumbangkan ide dan memperkaya

pengetahuan dari berbagai sumber belajar. Sedangkan kelemahannya adalah 1) kurang

cocok untuk diterapkan dalam jumlah siswa yang banyak karena akan memerlukan waktu

yang banyak, 2) tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru. Tidak hanya dari segi

kognitifnya saja, sikap toleransi, saling membantu atau kerjasama, menghargai pendapat

dapat ditanamkan dengan model NHT ini. Pada nilai ketertiban dan keterentaman

ditanamkan perilaku disipliner dan perilaku bebas yang senantiasa harus diserasikan.

Umpamanya seorang siswa yang dalam pembelajaran selalu pasif, harus dibiasakan untuk

berinteraksi dengan teman kelasnya, bukan saat jam istirahat saja tetapi pada saat

pembelajaran juga.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Sukmara (2011) menyatakan bahwa metode

NHT ini menimbulkan beberapa manfaat diantaranya 1) Rasa harga diri menjadi lebih tinggi

karena peserta didik dilatih untuk percaya diri, 2) penerimaan terhadap individu menjadi

lebih besar, 3) perilaku mengganggu menjadi lebih kecil, 4) konflik antar pribadi berkurang,

5) meningkatkan kebaikan budi, kepekaan, dan toleransi. Metode NHT ini juga sebenarnya

merupakan salah satu bentuk pembelajaran kooperatif. Salah satu aspek penting

pembelajaran kooperatif ialah bahwa disamping pembelajaran kooperatif membantu

mengembangkan tingkah laku kooperatif dan hubungan yang lebih baik antar siswa,

pemelajaran kooperatif secara bersamaan membantu siswa dalam bidang akademis mereka

(Kartika, 2012).

Candra (2015) juga mengungkapkan bahwa metode NHT dapat meningkatkan

keaktifan belajar lebih baik, dan sikap tolong menolong dalam beberapa perilaku sosial.

Pada saat belajar guru harus berusaha menanamkan sikap demokratis untuk siswanya,

maksudnya suasana harus diatur sedemikian rupa sehingga dapat menumbuhkan kepribadian

Page 3: Analisis Dimensi Sosial “Metode Numbered Head Together (NHT)"

siswa yang demokratis dan diharapkan suasana yang terbuka dan kebiasaan-kebiasaan kerja

sama, terutama dalam memecahkan kesulitan-kesulitan. Setelah menelaah sejumlah

penelitian, mengatakan bahwa kelas kooperatif menunjukan hasil belajar akademik yang

signifikan lebih tinggi. Hasil lain penelitian juga menunjukkan bahwa pembelajaran

kooperatif memiliki dampak amat positif untuk siswa yang rendah hasil belajarnya

(Kusumojanto, 2009).

Berdasarkan beberapa penilitian yang ada, penulis merekomendasikan agar metode

NHT ini dapat digunakan sebagai salah satu metode pembelajaran dikelas-kelas lainnya

untuk meningkatkan kemampuan memecahkan masalah-masalah dengan cara bekerja sama.

Kemampuan memecahkan masalah dalam kehidupan sesorang sangat penting sehingga

diharapkan kepada seluruh guru atau pendidik untuk dapat membantu siswa agar terus

meningkatkan kemampuan memecahkan masalah-masalah dengan menggunakan metode-

metode pembelajaran yang inovatif dalam proses pembelajaran. Guru diharapkan tidak lagi

menerapkan metode pembelajaran yang hanya bersifat mentransfer” pengetahuan,

melainkan membiasakan diri untuk mencari informasi mengenai metode-metode

pembelajaran dimana siswa dapat “membangun” pengetahuan mereka sendiri.

Referensi

Candra, K. (2015). Penerapan Metode Numbered Heads Together (NHT) Untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa Terhadap Mata Pelajaran Mulok Produktif Membuat Jajanan Tradisional Kelas X TPHP II di SMK N 1 Pandak

Tahun Pelajaran 2014/2015. Skripsi. Hal 38. Tidak di Publikasikan.

Kartika, S. (2012). Penerapan Model pembelajaran NHT dengan Pendekatan SETS pada Materi Cahaya untuk Mengembangkan Krativitas Siswa. Jurnal of Education Research. Vol. 41. No. 2.

Kusumojanto, D. D. (2009). Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Numbered Head

Together (NHT) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Diklat Manajemen Perkantoran kelas X di SMK Ardjuna 01 Malang. Jurnal Penelitian Pendidikan. Vol 19. No.1. pp. 92-108.

Hamalik, O. (2002). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Sardiman, A W. (2007). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sukmara, C. (2011). Pembelajaran Kooperatif NHT (Numbered Heads Together) dalam

Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Siswa di SMP Negeri 1 Sukarame Kabupaten Tasikmalaya Jawa Barat. Jurnal Saung Guru. Voll. 2. No. 2. pp. 15-23.