34
MAKALAH PENGANTAR BISNIS MENJALANKAN BISNIS SECARA ETIS DAN BERTANGGUNG JAWAB DISUSUN OLEH : WILDAN RIZKI D. (1313015011) SHELLY INTAN PERMATASARI (1313015006) SHEPTIAN RICHMAN RADITTE (1313015012) UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN” JAWA TIMUR FAKULTAS EKONOMI

Bab iii menjalankan bisnis secara etis dan bertanggung jawab

Embed Size (px)

DESCRIPTION

 

Citation preview

Page 1: Bab iii menjalankan bisnis secara etis dan bertanggung jawab

MAKALAH

PENGANTAR BISNIS

MENJALANKAN BISNIS SECARA ETIS DAN BERTANGGUNG JAWAB

DISUSUN OLEH :

WILDAN RIZKI D. (1313015011)

SHELLY INTAN PERMATASARI (1313015006)

SHEPTIAN RICHMAN RADITTE (1313015012)

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN” JAWA TIMUR

FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

SURABAYA

2013

Page 2: Bab iii menjalankan bisnis secara etis dan bertanggung jawab

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT, yang mana kami dapat

menyelesaikan makalah pengantar bisnis Bab III tentang “Menjalankan Bisnis

Secara Etis dan Bertanggung Jawab”.

Makalah ini digunakan mahasiswa semester I program study Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Surabaya, yang

dimaksudkan untuk mempermudah mahasiswa dalam pemahaman materi mata

kuliah tersebut.

Mudah-mudahan makalah yang sederhana ini dapat memberikan manfaat

yang besar pada para mahasiswa/i.

Akhirnya kami sangat menghargai kepuasan dan kritik yang datang dari para

mahasiswa dan dosen untuk perbaikan pada periode mendatang.

Dan terima kasih atas sumbang sarannya.

Surabaya, 2 Oktober 2013

Penyusun,

2

Page 3: Bab iii menjalankan bisnis secara etis dan bertanggung jawab

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................... 2

DAFTAR ISI ........................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 4

1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 41.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 71.3 Tujuan ................................................................................................. 7

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................... 8

2.1 ETIKA DALAM LINGKUNGAN KERJA......................................................... 8

2.1.1 Etika Individual................................................................................... 9

2.1.2 Etika Bisnis dan Etika Manajerial....................................................... 10

2.1.3 Menilai Perilaku Etis ................................................................ 11

2.1.4 Praktek-praktek Perusahaan dan Etika Bisnis ............................... 12

2.2 TANGGUNG JAWAB SOSIAL ( CSR ) ..................................................... 12

2.2.1 Model Tanggung Jawab Terhadap Pihak yang Berkepentingan....... 13

2.2.2 Kesadaran Sosial Masa Kini.............................................................. 14

2.3 BIDANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL ..................................................... 15

2.3.1 Tanggung Jawab Terhadap Lingkungan ...........................................15

2.3.2 Tanggung Jawab Terhadap Pelanggan ......................................... 17

2.3.3 Tanggung Jawab Terhadap Karyawan ......................................... 19

2.3.4 Tanggung Jawab Terhadap Penanam Modal .............................. 19

2.4 MENGIMPLEMENTASIKAN PROGRAM TANGGUNG JAWAB SOSIAL.. 20

2.4.1 Pendekatan Tanggung Jawab Sosial ......................................... 20

2.4.2 Mengelola Program Tanggung Jawab Sosial .............................. 21

2.5 TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN BISNIS KECIL .............................. 21

BAB III PENUTUP ............................................................................. 22

3.1 Kesimpulan ........................................................................................ 22

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 24

3

Page 4: Bab iii menjalankan bisnis secara etis dan bertanggung jawab

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sejalan dengan perkembangan jaman yang semakin maju serta laju

perekonomian dunia yang semakin cepat, dan diberlakukannya sistem

perdagangan bebas sehingga batas kita dan batas dunia akan semakin "kabur".

Hal ini jelas membuat semua kegiatan saling berpacu satu sama lain untuk

mendapatkan kesempatan dan keuntungan. Kadangkala untuk mendapatkan

kesempatan dan keuntungan tadi, memaksa orang untuk menghalalkan segala

cara mengindahkan ada pihak yang dirugikan atau tidak. Dengan kondisi seperti

ini, pelaku bisnis kita jelas akan semakin berpacu dengan waktu serta negara-

negara lainnya agar terwujud suatu tatanan perekonomian yang saling

menguntungkan. Namun perlu kita pertanyakan bagaimana jadinya jika pelaku

bisnis dihinggapi kehendak saling "menindas" agar memperoleh tingkat

keuntungan yang berlipat ganda. Inilah yang merupakan tantangan bagi etika

bisnis.

Banyak lembaga bisnis yang menggunakan segala cara untuk memenangkan

persaingan oleh karena itu, diharapkan manajer dapat menjalankan bisnis yang

memenuhi syarat dalam etika bisnis, baik secara moral maupun norma

masyarakat. Organisasi sebagai suatu sistem juga diharapkan dapat memiliki

tanggung jawab sosial terhadap masyarakat.

Berita yang menggembirakan dari kalangan dunia usaha dewasa ini adalah

semakin banyaknya jumlah organisasi yang menciptakan jabatan-jabatan baru

yang berkaitan dengan lingkungan dalam jajaran pimpinan puncak mereka. Yang

4

Page 5: Bab iii menjalankan bisnis secara etis dan bertanggung jawab

menjadi pusat perhatian para pimpinan tersebut adalah segala kegiatan

perusahaan, dari program daur ulang yang dilakukan sampai ke kebijaksanaan

jangka panjang perusahaan terhadap lingkungan. Ini semua menuntut

keterampilan dari manajer ditambah kemampuan mereka dalam mengatasi

berbagai macam isu tentang peraturan dan hal-hal teknis yang berkaitan dengan

lingkungan. Kemampuan melakukan diplomasi juga akan sangat membantu

karena mereka juga berbicara atas nama lingkungan alam, dan rakyat, dalam

berbagai forum eksekutif. Pada perusahaan DuPont, misalnya, setiap tahun

dilakukan penilaian terhadap para line manajer tentang seberapa baik mereka

mengelola tanggung jawab yang berkaitan dengan lingkungan.

Namun di sisi lain, muncul berita yang kurang menggembirakan, yakni bahwa

tidak semua laporan tentang dunia usaha seperti yang sudah dibahas di muka.

Sebagai contoh beberapa eksekutif Beech-Nut mendekam dalam penjara karena

perusahaan tersebut menjual apple juice palsu. Juice yang berlabel “100% fruit

juice” tersebut ternyata campuran dari bahan-bahan sintetis. Tidakkah anda

merasa khawatir akan apa yang terjadi di dalam masyarakat seandainya

tindakan semacam itu sudah menjadi kebiasaan? Seharusnya kita bertanya

“bukankah ini saat bagi kita untuk mulai serius tentang aspek moral dan dampak

sosial dari pengambilan keputusan dalam perusahaan?” jawabannya tentu saja

adalah ya. Yang menjadi pusat dari pembahasan ini adalah tanggung jawab

manajer dalam membanru pihak lain untuk mencapai kinerja yang tinggi namun

dengan sekaligus juga selalu bertindak melalui cara-cara yang etis dan

bertanggung-jawab.

Contoh kasus dalam dilema manajer, Salah satu ketakutan paling besar

dalam usaha jasa makanan adalah bila ada salah seorang pekerja ada yang

5

Page 6: Bab iii menjalankan bisnis secara etis dan bertanggung jawab

menularkan penyakitnya, seperti hepatitis A yang kita ketahui adalah virus yang

sangat mudah menular yang ditularkan melalui makanan, penggunaan peralatan

obat dengan seorang yang telah terinfeksi bersama-sama, ke dalam makanan

produksi mereka. Para manajer dan pemilik jasa makanan setempat

mengkhawatirkan apa yang dapat dilakukan jika suatu kasus hepatitis menimpa

usaha mereka, baik dalam jangka panjang maupun dalam jangka pendek. Dan

kekhawatiran itu menjadi kenyataan bagi salah satu usaha jasa makanan

setempat. Bob Mericle, pemilik restoran Wafle House di Springfield, Missouri,

dihadapkan pada sebuah dilema berat, didapati salah satu juru masak di

restorannya mungkin telah menularkan hepatitis A-nya kepada 350 orang

selama periode 5 hari. Tuan Mericle harus mengambil keputusan. Haruskah ia

mengumumkan informasi itu atau haruskah ia melaporkannya ke departemen

kesehatan sebagaimana diminta ? Menghadapi dilema sulit seperti harus atau

tidak harus mengumumkan penyakit menular hanyalah salah satu contoh jenis-

jenis masalah tanggung jawab etis dan social yang boleh jadi harus dihadapi

oleh para manajer sewaktu mereka merencana, mengorganisasi, memimpin, dan

mengendalikan. Sewaktu para manajer dan organisasi menjalankan usaha

mereka, faktor-faktor sosial dapat dan memang mempengaruhi tindakan-

tindakan mereka.

6

Page 7: Bab iii menjalankan bisnis secara etis dan bertanggung jawab

1.2 Perumusan Masalah

Dari latar belakang diatas dapat diketahui rumusan masalahnya, yaitu :

1. Bagaimana etika dalam lingkungan kerja ?

2.   Bagaimana tanggung jawab sosial dalam perusahaan ?

3.   Bagaimana mengimplementasikan program tanggung jawab sosial ?

1.3 Tujuan

Tujuan dari pembelajaran ini adalah :

Menjelaskan cara para individu mmengembangkan kode etik pribadinya dan

mengapa etika penting dalam lingkungan kerja.

Membedakan tanggung jawab sosial dengan etika, mengidentifikasikan pihak-

pihak yang berkepentingan dalam organisasi, dan menunjukkan ciri

kepedulian sosial dewasa ini.

Memperlihatkan penerapan konsep tanggung jawab sosial pada masalah-

masalah lingkungan dan pada hubungan perusahaan dengan para

konsumen, karyawan, dan investor.

Mengidentifikasi empat pendekatan umum tanggung jawab sosial dan

menjelaskan empat tahap yang harus diambil perusahaan untuk

mengimplementasikan program tanggung jawab sosial ( CSR ).

Menjelaskan pengaruh masalah-masalah tanggung jawab sosial dan etika

terhadap bisnis berskala kecil.

7

Page 8: Bab iii menjalankan bisnis secara etis dan bertanggung jawab

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 ETIKA DALAM LINGKUNGAN KERJA

Kata etika berasal dari bahasa Yunani yaitu “ Ethos” yang berarti adat,

akhlak, waktu perasaan, sikap dan cara berfikir atau adat-istiadat. Etika

sendiri merupakan tuntutan mengenai perilaku, sikap dan tindakan yang

diakui, sehubungan suatu jenis kegiatan manusia mengenai baik dan

buruknya serta dapat mempengaruhi hal-hal lainnya.

Dengan kata lain, Perilaku etis merupakan perilaku yang mencerminkan

keyakinan perseorangan dan norma-norma sosial yang diterima secara

umum sehubungan dengan tindakan-tindakan yang benar dan baik.

Sedangkan Perilaku tidak etis sendiri adalah perilaku yang menurut

keyakinan perseorangan dan norma-norma sosial dianggap salah atau buruk.

Etika bisnis merupakan penerapan tanggung jawab sosial suatu bisnis

yang timbul dari dalam perusahaan itu sendiri. Secara sederhana yang

dimaksud dengan etika bisnis adalah cara-cara untuk melakukan kegiatan

bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu,

perusahaan, industri dan juga masyarakat. Kesemuanya ini mencakup

bagaimana kita menjalankan bisnis secara adil (fairness), sesuai dengan

hukum yang berlaku (legal), tidak tergantung pada kedudukan individu

ataupun perusahaan di masyarakat.

Etika bisnis lebih luas dari ketentuan yang diatur oleh hukum, bahkan

merupakan standar yang lebih tinggi dibandingkan standar minimal ketentuan

8

Page 9: Bab iii menjalankan bisnis secara etis dan bertanggung jawab

hukum, karena dalam kegiatan bisnis seringkali kita temukan transaksi dan

kegiatan yang tidak diatur oleh ketentuan hukum.

Dalam menciptakan etika bisnis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan,

antara lain :

1. Pengendalian diri

2. Pengembangan tanggung jawab sosial perusahaan

3. Mempertahankan jati diri

4. Menciptakan persaingan yang sehat

5. Menerapkan konsep “Pembangunan Berkelanjutan”

6. Menghindari sifat Korupsi, Kolusi dan Nepotisme

7. Nyatakan benar, jika benar

8. Sikap saling percaya

9. Konsekuen dan konsisten terhadap aturan

10. Menumbuhkan kesadaran dan rasa memiliki

11. Dituangkannya suatu bagian etika bisnis dalam suatu hukum positif

berupa perundang-undangan.

2.1.1 Etika Individual

Etika dapat bervariasi dari satu orang ke lainnya. Disini individu dapat

mengembangkan kode etik pribadi yang mencerminkan beragam sikap dan

keyakinan, dimana hal ini ditentukan oleh individu dan sebagian ditentukan

oleh budaya. Adapula contoh yang sering kita jumpai dalam kehidupan

sehari-hari. Sesungguhnya setiap orang sepakat bahwa jika melihat

seseorang menjatuhkan uang, Anda akan bertindak etis dengan

mengembalikannya kepada si pemilik. Akan tetapi Anda tidak dapat seyakin

9

Page 10: Bab iii menjalankan bisnis secara etis dan bertanggung jawab

itu kalau menemukan uang dan tidak tahu siapa yang menjatuhkannya ?

haruskah Anda menyerahkannya ke bagian kehilangan barang ? atau karena

pemiliknya tidak mungkin mengklaimnya, dapatkah anda menyimpannya ?

Ambiguitas, Hukum dan Dunia Nyata

Pada umumnya masyarakat menerapkan undang-undang formal yang

mencerminkan standar etis atau norma sosial yang berlaku. Kita berupaya

membuat undang-undang yang tidak bersifat ambigu, namun penafsiran dan

penerapannya dapat menyebabkan ambiguitas. Situasi dunia nyata sering

dapat ditafsirkan berbeda, dan menerapkan aturan baku ke dunia nyata tidak

selalu mudah.

Kode dan Nilai Individu

Kode etik pribadi masing-masing orang di tentukan oleh kombinasi

sejumlah faktor, salah satunya adalah pembentukan standar etis. Kita

membentuk standar etis sebagai seorang anak sebagai tanggapan kita atas

perlaku orang tua dan orang dewasa lainnya. Kemudian kita masuk sekolah

dimana kita dipengaruhi teman-teman sekolah, dan ketika tumbuh menjadi

dewasa, pengalamanlah yang membentuk kita.

2.1.2 Etika Bisnis dan Etika Manajerial

Etika Manajerial merupakan standar perilaku yang memandu manajer

dalam pekerjaannya.

Terdapat tiga kategori luas dan cara etika manajerial dapat mempengaruhi

kerja orang :

10

Page 11: Bab iii menjalankan bisnis secara etis dan bertanggung jawab

1. Perilaku terhadap Karyawan

Kategori ini meliputi materi seperti merekrut dan memecat,

menentukan kondisi upah kerja, serta memberikan privasi dan respek.

2. Perilaku terhadap Organisasi

Isu etis juga muncul dari perilaku karyawan terhadap majikannya,

khususnya dalam kasus seperti konflik kepentingan, kerahasiaan, dan

kejujuran. Konflik kepentingan terjadi ketika suatu aktivitas bisa

menguntungkan individu dengan merugikan pihak majikannya. Masalah yang

relatif umum di bidang kejujuran umumnya mencakup perilaku seperti

mencuri pasokan, menggelembungkan laporan biaya, dan menggunakan

telepon kantor untuk kepentingan pribadi.

3. Perilaku terhadap agen ekonomi lainnya

Etika juga tampil dalam hubungan antara perusahaan dan

karyawannya dengan apa yang disebut agen kepentingan primer (primary

agents of interest), terutama pelanggan, pesaing, pemegang saham,

pemasok, penyalur, dan serikat buruh. Dalam menghadapi agen-agen

tersebut, ada peluang terjadinya ambiguitas etis dalam hampir setiap aktivitas

periklanan, laporan keuangan, pemesanan dan pembelian, tawar menawar

dan perundingan, dan hubungan bisnis lainnya.

2.1.3 Menilai Perilaku Etis

Model penerapan penilaian etis terhadap situasi bisnis

merekomendasika tiga langkah berikut :

1. Pengumpulan informasi faktual yang relevan

2. Peninjauan fakta untuk menentukan nilai moral paling sesuai

11

Page 12: Bab iii menjalankan bisnis secara etis dan bertanggung jawab

3. Penyusunan penilaian etis berdasarkan benar salahnya kegiatan atau

kebijakan yang diusulkan.

Adapula norma dan persoalan yang ditimbulkan serta bisa

mempengaruhi situasi apapun :

1. Kegunaan (utility)

2. Hak (rights)

3. Keadilan (justice)

4. Kepedulian (caring)

2.1.4 Praktek-Praktek Perusahaan dan Etika Bisnis

Banyak perusahaan yang mengambil langkah untuk mendorong

perilaku etis di lingkungan kerja. Di antaranya, menetapkan aturan main

dalam menjalankan dan mengembangkan posisi etis yang jelas mengenai

cara perusahaan dan karyawan menjalankan bisnisnya. Barangkali langkah

tunggal paling efektif yang juga dapat diambil perusahaan adalah

memperlihatkan dukungan manajemen puncak terhadap tindakan yang etis.

Selain itu untuk mempromosikan sikap jujur dan terbuka, perusahaan dapat

juga mengambil langkah-langkah spesifik untuk memformalisasikan komitmen

mereka, yaitu dengan cara :

1. Menerapkan kode etik tertulis

2. Memberlakukan program etika

2.2 TANGGUNG JAWAB SOSIAL (CSR)

Etika mempengaruhi individu dalam lingkungan kerja. Tanggung

jawab sosial merupakan usaha suatu bisnis menyeimbangkan komitmennya

12

Page 13: Bab iii menjalankan bisnis secara etis dan bertanggung jawab

terhadap kelompok dan individu dalam lingkungannya, yang meliputi

konsumen, bisnis lain, karyawan, investor, dan komunitas lokal. Kelompok

dan individu itu sering kali disebut sebagai pihak yang berkepentingan

dalam organisasi : Mereka adalah kelompok, orang , dan organisasi yang

dipengaruhi langsung oleh praktek-praktek suatu organisasi, dan dengan

demikian, berkepentingan terhadap kinerja organisasi itu. Pihak-pihak utama

yang berkepentingan dalam korporasi antara lain : Karyawan, Investor,

Pemasok, Pelanggan, dan Komunitas Lokal.

2.2.1 Model Tanggung Jawab terhadap Pihak yang Berkepentingan

Sebagian besar korporasi yang berusaha untuk bertanggung jawab

kepada pihak yang berkepentingan atas mereka, berfokus pada lima

kelompok utama :

1. Pelanggan

Bisnis yang bertanggung jawab terhadap pelanggan mereka berusaha

melayani pelanggan secara wajar dan jujur. Mereka juga mencari cara untuk

menetapkan harga secara wajar, menghargai garansi, memenuhi komitmen

pengiriman pesanan, dan mempertahankan kualitas produk yang mereka jual.

2. Karyawan

Bisnis yang bertanggung jawab secara sosial terhadap pekerjanya

memperlakukan karyawan dengan adil, menganggap pekerja sebagai bagian

dari tim, dan menghormati harga diri dan kebutuhan dasar manusia mereka.

3. Investor

Untuk mempertahankan sikap mental dan tanggung jawab sosial terhadap

para investor, para manajer harus mengikuti prosedur akuntansi yang pantas,

13

Page 14: Bab iii menjalankan bisnis secara etis dan bertanggung jawab

memberikan informasi yang tepat kepada pihak berkepentingan mengenai

kinerja keungangan perusahaan, dan mengelola perusahaan untuk

melindungi hak-hak dan investasi para pemegang saham.

4. Pemasok

Hubungan dengan pemasok harus dikelola dengan hati-hati. Oleh karena itu,

penting membuat perjanjian yang saling menguntungkan dengan

pemasoknya.

5. Komunitas lokal

Sebagian besar bisnis berusaha untuk bertanggung jawab secara sosial

kepada komunitas lokal mereka, seperti memberikan sumbangan program-

program lokal.

2.2.2 Kesadaran Sosial Masa Kini

Sikap terhadap tanggung jawab sosial terus berkembang. Abad

kesembilan belas yang lalu, walaupun diwarnai oleh semangat wirausaha dan

filosofi laissez-faire, juga menonjolkan percekcokan tenaga kerja dan praktik

bisnis yang ganas. Keprihatinan tentang aktivitas bisnis yang tak terkendali

segera melahirkan undang-undang yang mengatur praktik bisnis.

Pada tahun 1930-an, banyak orang menganggap kegagalan bisnis dan

bank serta kehilangan pekerjaan dimana-mana, terjadi akibat iklim umum,

ketamakan bisnis, dan kurangnya aturan. Di luar kekacauan ekonomi 1930-

an, ketika kerakusan dianggap sebagai penyebab kegagalan bisnis dan

kehilangan pekerjaan, muncul undang-undang baru yang melindungi dan

meningkatkan kesejahteraan sosial.

14

Page 15: Bab iii menjalankan bisnis secara etis dan bertanggung jawab

Selama tahun 1960-an dan 1970-an, aktivis mendorong semakin

banyaknya peraturan pemerintah di berbagai bidang bisnis. Sikap dewasa ini

menekankan peran sosial yang lebih besar bagi bisnis. Barangkali globalisasi

dan gerakan lingkungan hidup telah membuat bisnis lebih peka terhadap

tanggung jawab sosial mereka.

Pandangan ini, digabungkan dengan kesejahteraan ekonomi tahun

1980-an dan 1990-an, menandai kembalinya laissez-faire, tetapi epidemik

skandal korporasi sekarang ini mengancam kembalinya era 1930-an yang

menuntut lebih banyak aturan dan pengawasan.

2.3 BIDANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL

Sewaktu mendefinisikan rasa tanggung jawab sosialnya, perusahaan

biasanya menghadapi empat hal yang harus dipertimbangkan :

2.3.1 Tanggung jawab terhadap lingkungan

Polusi merupakan tantangan besar dalam bisnis kontemporer. Polusi

adalah masuknya zat-zat berbahaya ke dalam lingkungan. Berikut adalah

masalah polusi yang perlu dicari penyelesaiannya baik oleh pemerintah

maupun dunia usaha :

o Polusi udara

Terjadi apabila beberapa faktor bergabung bersama sehingga

menurunkan kualitas udara. Seperti yang diakibatkan oleh asap kendaraan.

Peraturan berupaya mengatur polusi udara dimana perusahaan diharuskan

memasang alat khusus untuk membatasi polutan yang mereka hasilkan.

15

Page 16: Bab iii menjalankan bisnis secara etis dan bertanggung jawab

o Polusi air

Air terkena polusi terutama akibat pembuangan bahan-bahan kimia

dan sampah. Selama bertahun-tahun, bisnis maupun kota membuang

sampahnya ke dalam sungai, hulu sungai, dan danau tanpa

mempertimbangkan konsekuensinya.

Berkat undang-undang yang baru dan meningkatnya kepedulian, kualitas air

di berbagai daerah di Amerika Serikat membaik.

o Polusi tanah

Terdapat dua masalah dalam polusi tanah. Yang pertama, adalah

bagaimana mengembalikan kualiltas tanah yang telah rusak, karena kita tetap

perlu menggunakannya. Yang kedua adalah bagaimana cara mencegah

terjadinya kontaminasi di masa mendatang. Salah satu penyelesaiannya

adalah dengan memisahkan limbah-limbah yang ada, kemudian

memanfaatkannya. Masalah kontroversial yang utama dalam polusi tanah

adalah pembuangan limbah beracun. Limbah beracun merupakan produk

sampingan berbahaya dari proses manufaktur yang mengandung zat-zat

kimia dan/ atau radioaktif. Sesuai sifatnya, limbah beracun tidak dapat

dihancurkan dan tidak dapat diproses menjadi material yang tidak berbahaya.

Disamping itu, daur ulang juga merupakan bidang kontroversi lainnya dalam

polusi tanah. Daur Ulang adalah pengubahan sampah menjadi produk-

produk yang berguna. Banyak komunitas lokal aktif mendukung berbagai

program daur ulang termasuk membedakan pembuangan sampah aluminium,

plastik, gelas, dan kertas pulp. Namun kepedulian dan minat konsumen

dalam bidang itu meningkkat pada saat tertentu dibandingkan pada saat yang

lain.

16

Page 17: Bab iii menjalankan bisnis secara etis dan bertanggung jawab

2.3.2 Tanggung jawab terhadap pelanggan

Perusahaan yang tidak bertanggung jawab terhadap pelanggannya

akan kehilangan kepercayaan dan akhirnya akan kehilangan bisnis. Selain

itu, pemerintah secara aktif mengawasi apa yang dapat dan apa yang tidak

dapat dilakukan oleh bisnis-bisnis sehubungan dengan konsumennya. Praktik

bisnis yang tidak etis dan tidak bertanggung jawab terhadap pelanggannya

dapat dikenakan denda dan hukuman dari pemerintah. Tanggung jawab

sosial terhadap konsumen pada umumnya terbagi atas dua kategori :

menyediakan produk-produk berkualitas dan menetapkan harga-harga secara

adil.

Hak Konsumen

Banyaknya perhatian bisnis terhadap tanggung jawab kepada

konsumen saat ini dapat ditelusuri dari peningkatan konsumerisme, yaitu

aktivitas sosial yang ditujukan untuk melindungi hak-hak konsumen dalam

persetujuan ( jual-beli ) dengan dunia bisnis. Pada awal tahun 1960-an,

Presiden John F. Kennedy mengidentifikasikan empat hak dasar konsumen

yang juga didukung oleh sejumlah undang-undang federal dan negara

bagian, yaitu :

Konsumen memiliki hak atas produk yang aman.

Konsumen mempunyai hak mengetahui seluruh aspek yang berkaitan

dengan suatu produk.

Konsumen mempunyai hak untuk didengar.

Konsumen memiliki hak untuk memilih apa yang mereka beli.

17

Page 18: Bab iii menjalankan bisnis secara etis dan bertanggung jawab

Konsumen mempunyai hak untuk mendapatkan informasi dalam hal

pembelian.

Konsumen memiliki hak untuk mendapatkan layanan yang ramah.

Penetapan Harga yang Tidak Wajar

Mencampuri persaingan dapat juga menjadi praktik penetapan harga

yang ilegal. Salah satunya adalah Kolusi. Kolusi terjadi apabila dua atau

lebih perusahaan sepakat untuk bekerja sama dalam tindakan yang salah

seperti kolaborasi penetapan harga ( price fixing ). Pada beberapa kondisi,

perusahaan juga bisa dituntut karena melakukan eksploitasi harga ( price

gouging ), yaitu menaikkan harga sangat tinggi ( dan kadang tidak

beralasan ) untuk mengikuti meningkatnya permintaan.

Etika Dalam Periklanan

Karena adanya potensi salah dalam interpretasi dalam kata dan

ungkapan, maka produsen makanan ( misalnya ) saat ini diminta

menggunakan format standar dalam memberikan informasi bahan-bahan

yang terkandung dalam kemasan produk. Beberapa iklan juga diatur dalam

undang-undang, karena beberapa konsumen menganggap iklan tersebut

tidak dapat diterima secara moral. Antara lain pakaian dalam, kondom,

alkohol, produk tembakau, dan senjata api.

18

Page 19: Bab iii menjalankan bisnis secara etis dan bertanggung jawab

2.3.3 Tanggung jawab terhadap karyawan

o Komitmen hukum dan sosial

Perilaku tanggung jawab secara sosial terhadap para karyawan

memiliki komponen hukum dan sosial. Menurut peraturan, bisnis tidak dapat

mempraktekkan berbagai bentuk diskriminasi ilegal terhadap orang-orang

dalam setiap segi hubungan kerja.

o Komitmen etis : Kasus Khusus Para Pengadu (Whistle-Blower)

Seorang karyawan yang mendeteksi dan berusaha mengakhiri

tindakan perusahaan yang tidak etis, tidak legal, atau tidak memiliki tanggung

jawab sosial dengan cara mempublikasikannya (whistle-blower).

2.3.4 Tanggung Jawab Terhadap Penanam Modal

o Manajemen finansial yang tidak wajar

Organisasi dan manajer bisa merasa bersalah karena kesalahan

manajemen keuangan, pelanggaran yang tidak etis namun tidak selalu ilegal.

Dalam situasi tersebut, para kreditor sering tidak dapat berbuat banyak dan

para pemegang saham memiliki sedikit pilihan.

o Cek kosong

Yaitu, praktek ilegal yang menuliskan cek yang uangnya belum

dikreditkan pada bank sewaktu cek tersebut dicairkan.

o Insider trading

Yaitu, praktik ilegal dengan menggunakan informasi rahasia

perusahaan untuk mendapatkan keuntungan pribadi.

19

Page 20: Bab iii menjalankan bisnis secara etis dan bertanggung jawab

2.4 MENGIMPLEMENTASIKAN PROGRAM TANGGUNG JAWAB SOSIAL

2.4.1 Pendekatan Tanggung Jawab Sosial

Bisnis dapat mengambil satu dari empat sikap yang menyangkut

dengan kewajiban sosialnya terhadap masyarakat, diantaranya :

Sikap Obstruktif

Yaitu, pendekatan terhadap tanggung jawab sosial yang melibatkan

tindakan seminimal mungkin dan mungkin melibatkan usaha-usaha menolak

atau menutupi pelanggaran yang dilakukan.

Sikap defensif

Yaitu, pendekatan tanggung jawab sosial yang ditandai dengan

perusahaan hanya memenuhi persyaratan hukum secara minimum atas

komitmennya terhadap kelompok dan individu dalam lingkungan sosialnya.

Sikap akomodatif

Yaitu, pendekatan tanggung jawab sosial yang diterapkan suatu

perusahaan, dengan melakukannya, apabila diminta, melebihi persyaratan

hukum minimum dalam komitmennya terhadap kelompok dan individu dalam

lingkungan sosialnya.

Sikap proaktif

Yaitu, pendekatan tanggung jawab sosial yang diterapkan suatu

perusahaan, yaitu secara aktif mencari peluang untuk memberikan

sumbangan demi kesejahteraan kelompok dan individu dalam lingkungan

sosialnya.

20

Page 21: Bab iii menjalankan bisnis secara etis dan bertanggung jawab

2.4.2 Mengelola Program Tanggung Jawab Sosial

Sebuah model mengemukakan pendekatan empat langkah untuk

mendorong rasa tanggung jawab sosial di seluruh perusahaan :

1. Tanggung jawab sosial harus dimulai dari atas dan dianggap sebagai satu

faktor utama dalam perencanaan strategis.

2. Komite manajer puncak harus mengembangkan rencana yang merinci

level dukungan manajemen.

3. Seorang eksekutif harus diberi tanggung jawab atas agenda perusahaan.

4. Organisasi harus melaksanakan audit sosial: analisis sistematis mengenai

keberhasilan perusahaan menggunakan dana yang telah ditetapkan untuk

tujuan tanggung jawab sosial.

2.5 TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN BISNIS KECIL

Bagi para pelaku bisnis kecil, isu etika adalah persoalan tentang etika

individual. Tetapi, dalam pertanyaan tentang tanggung jawab sosial, mereka

harus menanyakan diri sendiri apakah mereka dapat menghasilkan suatu

agenda sosial. Mereka harus juga menyadari bahwa para manajer di semua

organisasi menghadapi isu etika dan tanggung jawab sosial. Satu kunci

keberhasilan bisnis adalah memutuskan sejak awal cara menanggapi

permasalahan yang mendasari pertanyaan-pertanyaan etika dan tanggung

jawab sosial.

21

Page 22: Bab iii menjalankan bisnis secara etis dan bertanggung jawab

BAB III

PENUTUP

Demikian makalah Pengantar Bisnis Manajemen tentang “Menjalankan Bisnis

Secara Etis dan Bertanggung Jawab” ini kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi

kita semua. Dan kurang lebih dalam penulisan atau penyusunan, mohon dimaklumi.

3.1 Kesimpulan

Etika bisnis merupakan suatu kode etik perilaku pengusaha berdasarkan nilai-

nilai moral dan norma yang dijadikan tuntunan dan pedoman berperilaku dalam

menjalankan kegiatan perusahaaan atau berusaha. Secara sederhana yang

dimaksud dengan etika bisnis disini adalah cara-cara untuk melakukan kegiatan

bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan,

industri dan juga masyarakat.

Suatu etika dalam berbisnis sangat mutlak untuk di lakukan agar tidak adanya

pebisnis lain yang tidak merasa dirugikan. Maju mundurnya bisnis yang dilakukan

tergantung si pelaku bisnis tersebut untuk memajukan bisnisnya. Dengan

menjunjung etika kita bisa membuat meningkatkan kepercayaan pelanggan, serta

kemajuan dari bisnis yang kita dirikan. Jadi kalau bisnis kita ingin lebih maju dan

terus ke depannya kita harus menjunjung tinggi nilai etika dalam berbisnis maupun

etika dimanapun.

22

Page 23: Bab iii menjalankan bisnis secara etis dan bertanggung jawab

Haruslah diyakini bahwa pada dasarnya praktek etika perusahaan akan selalu

menguntungkan perusahaan untuk jangka menengah maupun jangka panjang

karena :

1. Akan dapat mengurangi biaya akibat dicegahnya kemungkinan terjadinya

friksi baik intern perusahaan maupun dengan eksternal.

2. Akan dapat meningkatkan motivasi pekerja.

3. Akan melindungi prinsip kebebasan ber-niaga.

4. Akan meningkatkan keunggulan bersaing.

Tindakan yang tidak etis, bagi perusahaan akan memancing tindakan balasan

dari konsumen dan masyarakat dan akan sangat kontra produktif, misalnya melalui

gerakan pemboikotan, larangan beredar, larangan beroperasi. Hal ini akan dapat

menurunkan nilai penjualan maupun nilai perusahaan. Sedangkan perusahaan yang

menjunjung tinggi nilai-nilai etika pada umumnya perusahaan yang memiliki

peringkat kepuasan bekerja yang tinggi pula, terutama apabila perusahaan tidak

mentolerir tindakan yany tidak etis misalnya diskriminasi dalam sistem remunerasi

atau jenjang karier. Karyawan yang berkualitas adalah aset yang paling berharga

bagi perusahaan. Oleh karena itu semaksimal mungkin harus tetap dipertahankan.

23

Page 24: Bab iii menjalankan bisnis secara etis dan bertanggung jawab

DAFTAR PUSTAKA

Ø Ricky W. Griffin, Ronald J. Ebert. 2006. Bisnis Edisi Kedelapan Jilid 1, Erlangga : Jakarta.

24