Upload
kandidat-guru-bk-profesional
View
194
Download
4
Embed Size (px)
Citation preview
i
PEDOMAN
PEMINATAN PESERTA DIDIK
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN
KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN
2013
DRAF 2
ii
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan
dan Penjaminan Mutu Pendidikan
Komplek Kemdikbud Gedung D Lantai 17
Jl. Jenderal Sudirman Pintu 1 Senayan Jakarta Pusat, 10270
Telp./Fax. (021) 57946110
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa bahwa Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan dukungan tim pengembang berhasil menyusun Pedoman Peminatan Peserta Didik dalam Implementasi Kurikulum 2013.
Peminatan dalam pedoman ini mencakup peminatan kelompok mata pelajaran dan mata pelajaran untuk peserta didik SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan terintegrasi dalam program pelayanan bimbingan dan konseling pada satuan pendidikan, khususnya dalam jenjang pendidikan dasar dan menengah. Artinya, program pelayanan bimbingan dan konseling pada satuan pendidikan harus memuat pelayanan peminatan baik kelompok mata pelajaran maupun mata pelajaran. Upaya ini mengacu kepada program pelaksanaan kurikulum tahun 2013, khususnya terkait dengan peminatan akademik, peminatan kejuruan, pilihan lintas minat atau pendalaman mata pelajaran, dan peminatan studi lanjutan. Program bimbingan dan konseling dengan peminatan sepenuhnya berada di bawah tanggung jawab Guru Bimbingan dan Konseling (Guru BK) atau Konselor di setiap satuan pendidikan.
Dalam konstruk dan isinya kurikulum tahun 2013 mementingkan terselenggaranya proses pembelajaran secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta memberi ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan peserta didik. Proses belajar yang dilakukan menggunakan pendekatan ilmiah (scientific approach) dengan penilaian hasil belajar berbasis proses dan produk. Untuk ini, selain memuat isi kurikulum dalam bentuk mata pelajaran dan kegiatan lainnya, Kurikulum Tahun 2013 menyajikan kelompok mata pelajaran wajib, mata pelajaran peminatan, dan mata pelajaran pilihan untuk pendidikan menengah yang diikuti peserta didik sepanjang masa studi mereka. Kelompok mata pelajaran peminatan meliputi peminatan akademik, kejuruan, lintas mata pelajaran atau pendalaman mata pelajaran dan peminatan studi lanjutan. Untuk SMA/MA peminatan akademik meliputi peminatan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, peminatan Ilmu-Ilmu Sosial dan peminatan Bahasa dan Budaya; sedangkan untuk SMK meliputi peminatan Akademik dan Kejuruan. Guru BK/Konselor membantu peserta didik dalam memenuhi Peminatan kelompok mata pelajaran dan mata pelajaran untuk peserta didik sesuai dengan kemampuan dasar umum, bakat, minat dan kecenderungan pilihan masing-masing peserta didik.
Peminatan memberikan kesempatan yang cukup luas bagi peserta didik untuk menempatkan diri pada jalur yang lebih tepat dalam rangka penyelesaian studi secara terarah, sukses, dan jelas dalam arah pendidikan selanjutnya. Wilayah Peminatan kelompok mata pelajaran dan mata pelajaran bagi peserta didik ini, dalam keseluruhan program pendidikan satuan pendidikan dasar dan menengah merupakan bidang pelayanan BK yang menjadi wilayah manajemen BK dan wilayah tugas pokok Guru BK/Konselor dalam kerangka keseluruhan program pelayanan BK pada satuan pendidikan. Pendalaman materi mata
iv
pelajaran merupakan bidang pelayanan pembelajaran yang menjadi wilayah manajemen pembelajaran dan wilayah tugas pokok Guru Mata Pelajaran dalam kerangka keseluruhan program pembelajaran pada satuan pendidikan. Pedoman ini digunakan sebagai acuan bagi Guru BK/Konselor dalam melaksanakan Peminatan dan bagi fihak-fihak terkait dalam menentukan kebijakan terkait implementasi kurikulum 2013 di tingkat satuan pendidikan. Pedoman ini sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013.
Kepada semua pihak yang telah berperan aktif dalam penyusunan pedoman ini, kami ucapkan terima kasih dan penghargaan atas dedikasi dan sumbangan pemikirannya. Semoga pedoman ini dapat memberi manfaat positif dalam implementasi kurikulum guna meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.
Jakarta, Maret 2013
Kepala Badan PSDMP dan PMP Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd NIP.196202031987031002
v
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................................. Iii
DAFTAR ISI ………………………………….……………………………….,, V
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………., Vi
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………. 1
A. Latar Belakang ................................................................,,,,, 1
B. Landasan Hukum.............................................................,,,,, 4
C. Tujuan............................................................................,,,,,,, 5
D. Ruang Lingkup ..................................................................... 6
BAB II PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM
KURIKULUM 2013 ……………………………
7
A. Prinsip Dasar dan Kerangka Pelayanan Bimbingan dan
Konseling ……………………………………………………...
7
B. Peran dan Fungsi Pelayanan Bimbingan dan Konseling .... 8
C. Eksistensi Bimbingan dan Konseling dalam Implementasi
Kurikulum 2013 …………………………………………………
12
D. Pengelolaan Pelayanan Bimbingan dan Konseling dalam
Implementasi Kurikulum 2013 ………………………………...
15
1. Perencanaan Pelayanan Bimbingan dan Konseling ….... 15
2. Pelaksanaan Pelayanan Bimbingan dan Konseling ……. 20
3. Evaluasi, Pelaporan dan Tindak Lanjut ………………….. 26
BAB III PEMINATAN PESERTA DIDIK …………………………………. 30
A. Hakekat Peminatan …………………………………………… 30
B. Pengertian, Macam dan Komponen Peminatan …………… 35
C. Tujuan dan Fungsi Peminatan ………………………………. 43
D. Tingkat dan Aspek Peminatan ……………………………….. 46
E. Pengorganisasian, Kreteria dan Pemetaan Peserta Didik .. 50
F. Langkah Pokok Peminatan ………………………………...... 59
G. Waktu Pelayanan Peminatan ………………………………….. 62
H. Mekanisme Peminatan ……………………………………… 79
vi
BAB IV PENUTUP …………………………………………………………. 86
DAFTAR RUJUKAN …………………………………………………………..
LAMPIRAN-LAMPIRAN ………………………………………………………
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Contoh Rencana Pelaksana Layanan (RPL) Bimbingan dan Konseling
Lampiran 2 : Contoh Satuan Pendukung (Satkung) Aplikasi Instrumentasi
Lampiran 3 : Format Peminatan dan Pendalaman Mata Pelajaran
Lampiran 4 : Format Monitoring Peminatan dan Pendalaman Mata Pelajaran
Lampiran 5 : Kelompok Kurikulum Pendidikan Menengah Kejuruan 2013
Lampiran 6 : Angket Peminatan Calon / Peserta Didik Baru SMA
Lampiran 7 : Peminatan Calon / Peserta Didik Baru SMK
Lampiran 8 : Angket Peminatan Calon / Peserta Didik Baru SMA/SMK
Lampiran 9 : Angket Perhatian Orang Tua Calon / Peserta Didik Baru
SMA/SMK
Lampiran 10 : Formulir Pendaftaran Peserta Didik Baru SMA/SMK
Lampiran 11 Formulir Pemeriksaan Fisik SMA/SMK
Lampiran 12 Rekapitulasi Data Peminatan Calon/ Peserta Didik SMA/SMK
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
Pasal 1 Ayat 19 menyebutkan “Kurikulum adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi, tambahan pelajaran serta cara yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu”. Kurikulum merupakan suatu hal yang penting karena kurikulum
bagian dari program pendidikan. Tanpa kurikulum akan sangat sulit untuk mencapai
tujuan pendidikan yang ditetapkan. Kurikulum tidak hanya memperhatikan
perkembangan dan pembangunan masa sekarang tetapi juga mengarahkan
perhatian ke masa depan.
Perubahan kurikulum didasari pada kesadaran bahwa perkembangan dan
perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh perubahan global, perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, serta seni dan budaya. Perubahan secara terus
menerus ini menuntut perlunya perbaikan sistem pendidikan nasional, termasuk
penyempurnaan kurikulum untuk mewujudkan masyarakat yang mampu bersaing
dan menyesuaikan diri dengan perubahan.
Kemendikbud tahun ini melakukan perubahan kurikulum. Salah satu
barometer yang dijadikan alasan pentingnya perubahan kurikulum itu dilakukan
adalah survey “Trends in International Math and Science” oleh Global Institute pada
tahun 2007, dimana berdasarkan survey tersebut hanya 5 persen peserta didik
Indonesia yang mampu mengerjakan soal berkategori tinggi yang memerlukan
penalaran. Sedangkan peserta didik Korea sanggup mengerjakannya mencapai 71
persen. Indikator lain adalah Programme for International Student Assessment
(PISA) pada tahun 2009 menempatkan Indonesia di peringkat 10 besar terakhir dari
65 negara peserta PISA. Kriteria penilaiannya adalah kemampuan kognitif dan
keahlian membaca, matematika, dan sains. Penguasaan peserta didik Indonesia
hanya sampai level 3 sementara negara lain sampai level 4,5 dan 6. Kedua survey
ini menunjukkan prestasi peserta didik Indonesia masih tertinggal. Perubahan
kurikulum 2013 dirancang untuk mempersiapkan insan Indonesia yang memiliki
2
kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang produktif, kreatif, inovatif,
dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
bernegara dan peradaban dunia.
Jalur dan jenjang pendidikan formal, meliputi pendidikan dasar, yaitu SD/MI,
SMP/MTs; dan pendidikan menengah meliputi SMA/MA dan SMK. Pendidikan dasar
(SD/MI dan SMP/ MTs) merupakan jenjang pendidikan formal paling awal yang wajib
ditempuh oleh seluruh warga negara Indonesia. Pada jenjang pendidikan SD/MI
peserta didik perlu disiapkan dan dibina minatnya untuk mengikuti pendidikan pada
jenjang SMP/MTs.
Jenjang pendidikan SMP/MTs sebagai kelanjutan studi tamatan jenjang
pendidikan SD/MI juga merupakan pendidikan wajib yang harus diikuti oleh segenap
warga negara Indonesia dalam rangka Wajib Belajar (WAJAR) 9 Tahun. Selain
pembinaan pribadi peserta didik secara menyeluruh, tujuan pendidikan SMP/MTs
adalah menyiapkan lulusannya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih
tinggi, yaitu jenjang pendidikan SMA/MA atau SMK. Diyakini bahwa keberhasilan
peserta didik dalam menjalani pendidikan di SMA/MA, dan SMK dipengaruhi oleh
berbagai faktor, banyak di antara faktor tersebut yang hendaknya disiapkan saat
pendidikan di SMP/MTs. Peserta didik SMA/MA, dan SMK yang sebelumnya
menempuh jenjang SMP/MTs diwajibkan mengikuti pendidikan sesuai dengan
kurikulum yang berlaku, di samping bertujuan untuk pengembangan dan pembinaan
pribadi peserta didik dalam menyiapkan mereka bekerja pada lapangan pekerjaan
tertentu, juga untuk menyiapkan kemampuan melanjutkan studi ke jenjang
pendidikan tinggi.
Fenomena dalam melanjutkan atau memilih program studi menunjukkan
bahwa peserta didik tamatan SMP/MTs yang memasuki SMA/MA dan SMK, dan
tamatan SMA/MA dan SMK yang memasuki perguruan tinggi belum didasarkan atas
Peminatan peserta didik yang didukung oleh potensi dan kondisi diri secara
memadai sebagai modal pengembangan potensi secara optimal, seperti
kemampuan dasar umum (kecerdasan), bakat, minat dan kondisi fisik serta sosial
budaya dan minat karir mereka. Para peserta didik selama ini banyak yang memilih
sekolah lanjutan didasarkan pada keinginan orang tua, pertimbangan ekonomi, dan
nilai hasil belajar yang telah mereka tempuh. Akibatnya, ketika berada di SMA/MA
atau SMK, atau di perguruan tinggi, seringkali mengalami kesulitan belajar,
3
terjerumus dalam berbagai perilaku terlarang dan masalah pribadi lainnya, sehingga
tidak naik kelas/tingkat, pindah jurusan/program studi, pindah
sekolah/madrasah/perguruan tinggi, atau bahkan putus sekolah/
madrasah/perguruan tinggi (drop out).
Salah satu usaha untuk mencegah terjadinya masalah dan mengatasi
masalah tersebut di atas adalah perlu dilaksanakannya pengarahan yang lebih awal
dalam peminatan pada umumnya, khususnya dalam penyiapan penempatan dan
penyaluran untuk kelanjutan studi mereka sesuai dengan potensi dan kondisi yang
ada pada diri peserta didik dan lingkungan. Dalam rangka pengarahan Peminatan
peserta didik sejak dari di SD/MI dan SMP/MTs, sampai dengan SMA/MA dan SMK
diperlukan adanya pelayanan BK yang dilakukan oleh Guru BK/Konselor. Pelayanan
BK secara khusus ini terfokus pada Peminatan peserta didik dalam memilih dan
mengikuti mata pelajaran pada satuan pendidikan yang dijalani, arah pilihan karir
dan pilihan studi lanjutan.
Kurikulum 2013 memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan kemampuan, bakat dan minat. Atas dasar prinsip perbedaan
kemampuan, kurikulum 2013 memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
memiliki tingkat penguasaan di atas standar yang telah ditentukan (dalam sikap,
keterampilan dan pengetahuan), beragam program sesuai dengan minat peserta
didik, dan beragam pengalaman belajar yang sesuai dengan kemampuan awal dan
minat peserta didik. Mata pelajaran dalam struktur kurikulum terdiri atas (1) mata
pelajaran wajib diikuti oleh seluruh peserta didik di satu satuan pendidikan pada
setiap satuan dan jenjang pendidikan,dan (2) mata pelajaran pilihan yang diikuti oleh
peserta didik sesuai dengan pilihan mereka.
Kelompok mata pelajaran wajib dan pilihan termuat dalam struktur kurikulum
pendidikan menengah (SMA/MA dan SMK/MAK), sementara itu mengingat usia dan
perkembangan psikologis peserta didik usia SD/MI dan SMP/MTs (7-15 tahun)
maka mata pelajaran pilihan belum diberikan. Mata pelajaran pilihan baru diberikan
pada peserta didik usia pendidikan menengah (15-18 tahun) yang terdiri atas pilihan
akademik (SMA/MA) dan pilihan kejuruan (SMK/MAK). Mata pelajaran pilihan ini
memberi corak kepada fungsi satuan pendidikan dan di dalamnya terdapai pilihan
sesuai dengan minat peserta didik.
4
Implementasi Kurikulum Tahun 2013 menekankan penilaian berbasis proses
dan hasil, dan tidak menyederhanakan upaya pendidikan sebagai pencapaian
target-target kuantitatif berupa angka-angka hasil ujian sejumlah mata pelajaran
akademik saja, tanpa penilaian proses atau upaya yang dilakukan oleh peserta didik.
Kejujuran, kerja keras dan disiplin adalah hal yang tidak boleh lepas dari penilaian
proses. Hasil penilaian juga harus serasi dengan perkembangan akhlak dan karakter
peserta didik sebagai makhluk individu, sosial, warga negara dan sebagai makhluk
Tuhan Yang Maha Esa. Kurikulum 2013 lebih sensitif dan respek terhadap
perbedaan kemampuan dan kecepatan belajar peserta didik, dan untuk SMA/MA
dan SMK memberikan peluang yang lebih terbuka kepada peserta didik untuk
memilih mata pelajaran yang diminati, mendalami materi mata pelajaran dan
mengembangkan berbagai potensi yang dimilikinya secara fleksibel sesuai dengan
kemampuan dasar umum (kecerdasan), bakat, minat dan karakteristik kepribadian
tanpa dibatasi dengan sekat-sekat penjurusan yang terlalu kaku.
Mengingat pentingnya Peminatan oleh Guru BK/Konselor dalam implementasi
kurikulum 2013 maka Pusat Pengembangan Profesi Pendidik, Badan Pengembangan
Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyusun Pedoman Peminatan Peserta Didik
oleh Guru BK/Konselor dalam Implementasi Kurikulum 2013.
B. Landasan Hukum
Peraturan perundang-undangan yang mendasari keterlaksanaan Peminatan
Peserta Didik oleh Guru BK/Konselor dalam Implementasi Kurikulum 2013 adalah sebagai
berikut :
1. Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
2. Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen;
3. Undang-undang RI Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 1992 tentang Tenaga Kependidikan
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2000;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 1999 tentang Kewenangan Pemerintah
dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom;
5
6. Inpres Nomor 1 Tahun 2010 tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas
Pembangunan Nasional 2010;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru;
9. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 27 Tahun
2008 tentang Standar Kualifikasi Akademis dan Kompetensi Konselor;
10. Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka
Kreditnya;
11. Peraturan Bersama Menteri pendidikan Nasional dan Kepala Badan
Kepegawaian Negara Nomor 03/V/PB/2010 dan Nomor 14 Tahun 2010 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya;
12. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 35 Tahun 2010 tentang Petunjuk
Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.
C. Tujuan
Secara umum Pedoman Peminatan Peserta Didik bertujuan untuk memberikan
pedoman yang dapat digunakan guru Guru BK/Konselor dan pihak-pihak terkait
dalam memberikan pelayanan peminatan peserta didik melalui pelayanan bimbingan
dan konseling.
Tujuan khusus pedoman ini adalah memberikan acuan bagi Guru
BK/Konselor dalam:
1. memahami peran, fungsi dan eksistensi pelayanan bimbingan dan konseling
dalam kurikulum 2013.
2. menyusun perencanaan peminatan kelompok mata pelajaran dan mata
pelajaran;
3. melaksanakan peminatan kelompok mata pelajaran dan mata pelajaran;
4. melaksanakan evaluasi dan tindak lanjut pelaksanaan peminatan kelompok mata
pelajaran dan mata pelajaran.
6
D. Ruang Lingkup
Lingkup bahasan Pedoman Peminatan Peserta Didik oleh Guru BK/Konselor
dalam Implementasi Kurikulum 2013 ini terdiri atas 4 bab, yaitu Bab I, Pendahuluan
yang membahas latar belakang, landasan hukum, tujuan dan ruang lingkup, Bab II,
Pelayanan Bimbingan dan Konseling dalam Kurikulum 2013 yang membahas prinsip
dasar dan kerangka, peran dan fungsi, serta eksistensi pelayanan bimbingan dan
konseling dalam kurikulum 2013, dan pengelolaan pelayanan bimbingan konseling
yang mencakup perencanaan dan pelaksanaan bimbingan dan konseling serta
evaluasi, pelaporan dan tindak lanjut, dan Bab III Peminatan Peserta Didik yang
membahas hakekat peminatan, pengertian, macam dan komponen peminatan,
tujuan dan fungsi Peminatan, tingkat dan aspek peminatan, pengorganisasian,
kreteria dan pemetaan peserta didik, langkah pokok pelayanan peminatan, waktu
dan mekanisme pelayanan peminatan dan pelaksana peminatan, dan Bab IV
Penutup.
7
BAB II
PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
DALAM KURIKULUM 2013
A. Prinsi Dasar dan Kerangka Pelayanan Bimbingan dan Konseling
Pengembangan Kurikulum 2013 dimaksudkan untuk meningkatkan mutu
pendidikan dan didalamnya terdapat perubahan program yang berkaitan langsung
dengan layanan bimbingan dan konseling adalah peminatan peserta didik.
Peminatan peserta didik dimaknai sebagai fasilitasi bagi perkembangan peserta
didik agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya sehingga
mencapai perkembangan optimum. Tercapainya perkembangan optimum
diharapkan peserta didik mampu mengambil pilihan dan keputusan secara sehat
dan bertanggung jawab serta memiliki daya adaptasi tinggi terhadap dinamika
kehidupan yang dihadapinya.
Peminatan peserta didik merupakan suatu proses pengambilan pilihan dan
keputusan oleh peserta didik dalam bidang keahlian yang didasarkan atas
pemahaman potensi diri dan peluang yang ada. Dalam konteks ini, bimbingan dan
konseling membantu peserta didik untuk memahami diri, menerima diri,
mengarahkan diri, mengambil keputusan diri, merealisasikan keputusannya secara
bertanggung jawab. Bimbingan dan konseling membantu peserta didik mencapai
perkembangan optimal dan kemandirian dalam kehidupannya serta menyelesaikan
permasalahan yang sedang dihadapi. Di samping itu juga membantu individu dalam
memilih, meraih dan mempertahankan karier untuk mewujudkan kehidupan yang
produktif dan sejahtera, serta untuk menjadi warga masyarakat yang peduli
kemaslahatan umum melalui pendidikan. Sehubungan dengan itu, Kurikulum 2013
dalam implementasinya (1) Dapat menyiapkan peserta didik sukses dalam
menghadapi tantangan kehidupan di era globalisasi dengan tetap berpijak pada
nilai-nilai luhur Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945, (2) Menitikberatkan
pada pencapaian kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan sebagai
keutuhan yang harus dicapai oleh peserta didik, (3) Memiliki spirit yang kuat untuk
memulihkan proses pendidikan sebagai proses pembelajaran yang mendidik dan
wahana pengembangan karakter, kehidupan yang demokratis, dan kemandirian
sebagai softskills, serta penguasaan sains, teknologi, dan seni sebagai hardskills,
8
(4) memandang bahwa peserta didik aktif dalam proses pengembangan potensi dan
perwujudan dirinya dalam konteks sosial kultural, sehingga menuntut profesionalitas
guru yang mampu mengembangkan strategi pembelajaran yang dapat
menstimulasi peserta didik untuk belajar lebih aktif dalam mencapai
keberhasilannya, (5) Menekankan penilaian berbasis proses pembelajar an yang
mendidik dan hasil belajar peserta didik, (6) Mengakui dan menghormati perbedaan
kemampuan dan kecepatan belajar peserta didik, hal ini memerlukan
pendampingan, remediasi dan akselerasi secara berkala, terutama bagi peserta
didik yang belum mencapai batas kompetensi yang ditetapkan, (7) memberikan
kesempatan peserta didik untuk mengembangkan berbagai potensi yang dimilikinya
sesuai dengan kesempatan dan layanan pendidikan yang diselnggarakan, (8)
Menuntut adanya kolaborasi yang baik antara guru mata pelajaran, guru bimbingan
dan konseling dan orang tua/wali dalam mengoptimalkan perkembangan peserta
didik, (9) Proses pendidikan mengarah kepada orientasi perkembangan dan
pembudayaan peserta didik. Oleh karena itu, keberhasilan proses pendidikan dalam
mencapai tujuan pendidikan nasional melibatkan manajemen, pembelajaran, dan
bimbingan dan konseling.
B. Peran dan Fungsi Pelayanan Bimbingan dan Konseling
Pelayanan bimbingan dan konseling pada hakikatnya merupakan usaha
memfasilitasi pengembangan nilai-nilai melalui proses interaksi yang empatik antara
guru BK/Konselor dengan peserta didik, dimana Guru BK/Konselor membantu
peserta didik untuk mengenal kelebihan dan kelemahan dalam berbagai aspek
perkembangan dirinya, memahami peluang dan tantangan yang ditemukan di
lingkungannya, serta mendorong penumbuhan kemandirian peserta didik untuk
mengambil berbagai keputusan penting dalam perjalanan hidupnya secara
bertanggung jawab dan mampu mewujudkan kehidupan yang produktif, sejahtera,
bahagia serta peduli terhadap kemaslahatan umat manusia.
Dasar pertimbangan penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling di
Sekolah/Madrasah, bukan semata-mata terletak pada ada atau tidak adanya
landasan hukum (perundang-undangan) atau ketentuan dari pemerintah tetapi yang
lebih penting adalah upaya memfasilitasi peserta didik agar mampu
9
mengembangkan potensi dirinya guna mencapai tugas-tugas perkembangannya
dalam aspek fisik, emosi, intelektual, sosial, dan moral-spiritual. Proses pendidikan
harus dipandang sebagai suatu proses perkembangan, karena setiap peserta didik
sebagai individu sedang berada dalam proses berkembang atau menjadi
(becoming), yaitu berkembang ke arah kematangan atau kemandirian. Untuk
mencapai kematangan tersebut, peserta didik memerlukan bimbingan karena
mereka masih kurang memiliki pemahaman atau wawasan tentang dirinya dan
lingkungannya juga pengalaman dalam menentukan arah kehidupannya. Di samping
itu terdapat suatu keniscayaan bahwa proses perkembangan individu tidak selalu
berlangsung secara mulus, atau steril dari masalah. Dengan kata lain, proses
perkembangan itu tidak selalu berjalan dalam alur linier, lurus, atau searah dengan
potensi, harapan dan nlai-nilai yang dianut. Untuk itulah diperlukan pelayanan
bimbingan dan konseling yang dirancang secara baik agar mampu menfasilitasi
individu kearah kematangan dan kemandirian, yang meliputi aspek pribadi, sosial,
belajar, dan karir.
Alasan tersebut diperkuat adanya perbedaan individual pada peserta didik
dan keniscayaan bahwa proses perkembangan peserta didik tidak selalu
berlangsung secara mulus, dalam alur yang lurus, searah dengan potensi, harapan
dan nilai-nilai yang dianut, sehingga banyak individu yang memerlukan bantuan
orang lain.
Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, setiap individu peserta didik
dihadapkan pada situasi kehidupan yang kompleks dan penuh tantangan. Era
globalisasi dan informasi ialah era persaingan yang salah satu ciri utamanya adalah
dunia tanpa batas. Dunia menjadi suatu tempat yang disebut placeless society
dimana hubungan antar manusia, antar masyarakat dan antar bangsa menjadi
transparan. Dunia yang semakin terbuka juga menuntut suatu bentuk masyarakat
baru, yaitu masyarakat terbuka, masyarakat yang demokratis. Kondisi ini di satu sisi
memberikan kesempatan pada setiap individu berkembang sepenuhnya sesuai
dengan potensi yang dimilikinya dan memungkinkan setiap individu atau
sekelompok masyarakat atau bangsa untuk berbuat sesuatu yang terbaik bagi
dirinya, masyarakat, dan umat manusia. Namun, di sisi lain sistem dan kultur
kehidupan kemungkinan juga akan berubah, berbagai benturan peradaban dan
benturan nilai sangat mungkin terjadi dalam kehidupan.
10
Dalam situasi demikian, peserta didik dihadapkan pada konfigurasi
kehidupan, di satu sisi yaitu tetap berpijak dan mengarahkan diri kepada jati diri
bangsa, di sisi lain dan dapat bereaksi dan serta mengarahkan diri secara
proporsional terhadap perubahan mendunia yang terjadi. Strategi yang
dikembangkan untuk menghadapi fenomena ini adalah dengan menempatkan faktor
manusia sebagai titik sentral, sehingga upaya tersebut memberikan implikasi
terhadap pelaksanaan pendidikan. Pendidikan tidak cukup hanya dilakukan melalui
transformasi ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi juga harus didukung oleh
peningkatan profesionalisme dan sistem manajemen tenaga kependidikan serta
pengembangan kemampuan peserta didik untuk menolong dirinya sendiri dalam
memilih dan mengambil keputusan demi pencapaian cita-citanya.
Untuk maksud tersebut, maka proses pendidikan diharapkan dapat
mengembangkan potensi peserta didik dan memfasilitasi mereka secara sistematik,
terprogram dan kolaboratif untuk mampu mandiri dalam menghadapi berbagai
permasalahan kehidupannya. Pelayanan bimbingan dan konseling sebagai bagian
dari proses pendidikan harus didasarkan kepada upaya membantu pencapaian
tugas perkembangan, pengembangan potensi, dan pengentasan masalah-masalah
peserta didik sebagai suatu keutuhan yang diselenggarakan secara intensif dan
kolaboratif.
Dalam pelaksanaannya diperlukan kolaborasi antara guru BK/Konselor
dengan para personal sekolah lainnya (Kepala Sekolah/Madrasah, guru-guru, dan
staf administrasi), orang tua, dan pihak-pihak terkait lainnya. Pendekatan ini
terintegrasi dengan proses pendidikan di Sekolah/Madrasah secara keseluruhan
dalam upaya membantu para peserta didik agar dapat mengembangkan atau
mewujudkan potensi dirinya secara utuh, baik menyangkut aspek pribadi, sosial,
belajar, maupun karir.
Atas dasar itu, maka implementasi bimbingan dan konseling di
Sekolah/Madrasah diorientasikan kepada upaya memfasilitasi perkembangan
potensi peserta didik, yang meliputi aspek pribadi, sosial, belajar, dan karir; atau
terkait dengan pengembangan pribadi peserta didik sebagai makhluk yang
berdimensi biopsikososiospiritual (biologis, psikis, sosial, dan spiritual).
Pelayanan bimbingan dan konseling diharapkan membantu peserta didik
dalam pengenalan diri, pengenalan lingkungan dan pengambilan keputusan, serta
11
memberikan arahan terhadap perkembangan peserta didik; dan tidak hanya untuk
peserta didik bermasalah tetapi menyangkut seluruh peserta didik. Pelayanan
bimbingan dan konseling tidak terbatas pada peserta didik tertentu atau yang perlu
„dipanggil‟ saja”, melainkan untuk seluruh peserta didik (Guidance and counseling
for all).
Bimbingan dan konseling adalah upaya pendidikan dan merupakan bagian
integral dari pendidikan yang secara sadar memposisikan "... kemampuan peserta
didik untuk mengeksplorasi, memilih, berjuang meraih, serta mempertahankan karier
itu ditumbuhkan secara isi-mengisi atau komplementer oleh guru BK/Konselor dan
oleh guru mata pelajaran dalam setting pendidikan khususnya dalam jalur
pendidikan formal, dan sebaliknya tidak merupakan hasil upaya yang dilakukan
sendirian oleh guru BK/Konselor, atau yang dilakukan sendirian oleh Guru. (ABKIN:
2007).
Dalam kaitan dengan implementasi kurikulum 2013, Peminatan peserta didik
yang merupakan bagian dari pelayanan bimbingan dan konseling, tidak berakhir
pada penetapan pilihan dan keputusan bidang atau rumpun keilmuan yang dipilih
peserta didik di dalam mengembangkan potensinya, yang akan menjadi dasar bagi
perjalanan hidup dan karir selanjutnya, melainkan harus diikuti dengan layanan
pembelajaran yang mendidik, aksesibilitas perkembangan yang luas dan
terdiferensiasi, dan penyiapan lingkungan perkembangan/belajar yang mendukung.
Dalam konteks ini bimbingan dan konseling berperan dan berfungsi, secara
kolaboratif, dalam hal-hal berikut.
1. Menguatkan Pembelajaran yang Mendidik
Untuk mewujudkan arahan Pasal 1 (1), 1 (2), Pasal 3, dan Pasal 4 (3) Undang-
undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional secara utuh,
kaidah-kaidah implementasi Kurikulum 2013 sebagaimana dijelaskan harus
bermuara pada perwujudan suasana dan proses pembelajaran mendidik yang
memfasilitasi perkembangan potensi peserta didik. Suasana belajar dan proses
pembelajaran dimaksud pada hakikatnya adalah proses mengadvokasi dan
memfasilitasi perkembangan peserta didik yang dalam implementasinya
memerlukan penerapan prinsip-prinsip bimbingan dan konseling. Bimbingan dan
konseling harus meresap ke dalam kurikulum dan pembelajaran untuk
mengembangkan lingkungan belajar yang mendukung perkembangan potensi
peserta didik. Untuk mewujudkan lingkungan belajar dimaksud, guru hendaknya:
12
(1) memahami kesiapan belajar peserta didik dan penerapan prinsip bimbingan
dan konseling dalam pembelajaran, (2) melakukan asesmen potensi peserta
didik, (3) melakukan diagnostik kesulitan perkembangan dan belajar peserta
didik, (4) mendorong terjadinya internalisasi nilai sebagai proses individuasi
peserta didik. Perwujudan keempat prinsip yang disebutkan dapat dikembangkan
melalui kolaborasi pembelajaran dengan bimbingan dan konseling.
2. Memfasilitasi Advokasi dan Aksesibilitas
Kurikulum 2013 menghendaki adanya diversifikasi layanan, jelasnya Peminatan.
Bimbingan dan konseling berperan melakukan advokasi, aksesibilitas, dan
fasilitasi agar terjadi diferensiasi dan diversifikasi layanan pendidikan bagi
pengembangan pribadi, sosial, belajar dan karir peserta didik. Untuk itu
kolaborasi guru BK/Konselor dengan guru mata pelajaran perlu dilaksanakan
dalam bentuk: (1) memahami potensi dan pengembangan kesiapan belajar
peserta didik, (2) merancang ragam program pembelajaran dan melayani
kekhususan kebutuhan peserta didik, serta (3) membimbing perkembangan
pribadi, sosial, belajar dan karir.
3. Menyelenggarakan Fungsi Outreach
Dalam upaya membangun karakter sebagai suatu keutuhan perkembangan,
sesuai dengan arahan Pasal 4 (3) UU Nomor 20 Tahun 2003, Kurikulum 2013
menekankan pembelajaran sebagai proses pemberdayaan dan pembudayaan.
Untuk mendukung prinsip dimaksud bimbingan dan konseling tidak cukup
menyelenggarakan fungsi-fungsi inreach tetapi juga melaksanakan fungsi
outreach yang berorientasi pada penguatan daya dukung lingkungan
perkembangan sebagai lingkungan belajar. Dalam konteks ini kolaborasi guru
BK/Konselor dengan guru mata pelajaran hendaknya terjadi dalam konteks
kolaborasi yang lebih luas, antara lain: (1) kolaborasi dengan orang tua/keluarga,
(2) kolaborasi dengan dunia kerja dan lembaga pendidikan, (3) "intervensi"
terhadap institusi terkait lainnya dengan tujuan membantu perkembangan
peserta didik
C. Eksistensi Bimbingan dan Konseling dalam Kurikulum 2013
Keberadaan Bimbingan dan konseling dalam pendidikan di Indonesia,
sesungguhnya sudah dimulai sejak tahun 1964, yang disebut "Bimbingan dan
13
Penyuluhan" ketika diberlakukan "Kurikulum Gaya Baru”. Bimbingan dan
Penyuluhan pada waktu itu dipandang sebagai unsur pembaharuan dalam
penyelenggaraan pendidikan di Indonesia. Sejak diberlakukan Kurikulum Tahun
1975, pelayanan bimbingan dan penyuluhan telah dijadikan sebagai bagian integral
dari keseluruhan upaya pendidikan. Petugas yang secara khusus melaksanakan
pelayanan bimbingan dan konseling pada saat itu disebut Guru Bimbingan dan
Penyuluhan (Guru BP).
Sejak diberlakukannya kurikulum 1994, sebutan untuk Guru BP berubah
menjadi Guru Pembimbing, sebutan resmi ini diperkuat dengan Surat Keputusan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 84 Tahun 1995 tentang Jabatan
Fungsional Guru dan Angka Kreditnya, serta Surat Keputusan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan No.025/0/1995 tentang Petunjuk Teknis Ketentuan Pelaksanaan
Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya antara lain mengandung arahan dan
ketentuan pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling di Sekolah/Madrasah
oleh guru kelas di SD dan guru pembimbing di SLTP dan SLTA. Walaupun kedua
aturan tersebut mengandung hal-hal yang berkenaan dengan pelayanan bimbingan
dan konseling, tetapi tugas itu dinyatakan sebagai tugas guru (dengan sebutan guru
pembimbing) dan tidak secara eksplisit dinyatakan sebagai tugas konselor. Hal ini
dapat dipahami karena sebutan konselor belum ada dalam perundangan.
Penggunaan sebutan guru, sangat merancukan konteks tugas guru yang mengajar
dan konteks tugas konselor sebagai penyelenggara pelayanan ahli bimbingan dan
konseling. Guru bimbingan dan konseling yang pada saat ini ada di lapangan pada
hakikatnya melaksanakan tugas sebagai konselor, tetapi sering diperlakukan dan
diberi tugas layaknya guru mata pelajaran. Bimbingan dan konseling bukanlah
kegiatan pembelajaran dalam konteks adegan belajar mengajar di kelas yang
layaknya dilakukan guru sebagai pembelajaran bidang studi, melainkan pelayanan
ahli dalam konteks memandirikan peserta didik. (ABKIN: 2007).
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP 2006), seperti yang
diamanatkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006
tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, pelayanan
konseling (bimbingan dan konseling yang dimaksud) masuk dalam struktur
kurikulum sebagai kegiatan pengembangan diri. Pengembangan diri bukan
merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh guru. Pengembangan diri
bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan
14
dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap
peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi
dan atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang dapat
dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri
dilakukan oleh konselor dalam bentuk kegiatan pelayanan konseling yang
berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan
pengembangan karir peserta didik.
Pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah merupakan bagian integral
dari keseluruhan upaya pendidikan dalam jalur pendidikan formal dan layanan ini
meskipun dilakukan oleh pendidik yang disebut sebagai konselor, tetapi ekspektasi
kinerja profesionalnya berbeda dengan ekspektasi kinerja profesional yang
dilakukan oleh guru. Jika ekspektasi kinerja guru menggunakan materi pelajaran
sebagai konteks layanan keahliannya, maka ekspektasi kinerja konselor tidak
demikian. Ekspektasi kinerja konselor tidak menggunakan materi pelajaran dalam
koteks layanan keahliannya (bimbingan dan konseling), melainkan menggunakan
proses pengenalan diri peserta didik (konseli) dengan memahami kekuatan dan
kelemahannya dengan peluang dan tantangan yang terdapat dalam lingkungannya,
untuk menumbuhkembangkan kemandirian dalam mengambil berbagai keputusan
penting dalam perjalanan hidupnya, sehingga mampu memilih, meraih serta
mempertahankan karir (kemajuan hidup) untuk mencapai hidup yang efektif,
produktif, dan sejahtera dalam konteks kemaslahatan umum.
Bimbingan dan konseling merupakan upaya proaktif dan sistematik dalam
nemfasilitasi peserta didik mencapai tingkat perkembangan yang optimal,
pengembangan perilaku efektif, pengembangan lingkungan perkembangan, dan
meningkatan keberfungsian individu di dalam lingkungannya. Semua perubahan
perilaku tersebut merupakan proses perkembangan, yakni proses interaksi antara
individu dengan lingkungan perkembangan melalui interaksi yang sehat dan
produktif. Bimbingan dan konseling memegang tugas dan tanggung jawab untuk
mengembangkan lingkungan perkembangan, membangun interaksi dinamis antara
individu dengan lingkungannya, membelajarkan individu untuk mengembangkan,
memperbaiki, dan memperhalus perilaku.
Merujuk pada Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, sebutan untuk guru bimbingan dan konseling dinyatakan
dalam sebutan 'Konselor." Keberadaan konselor dalam sistem pendidikan nasional
15
dinyatakan sebagai salah satu kualifikasi pendidik, sejajar dengan kualifikasi guru,
dosen, pamong belajar, tutor, widyaiswara, fasilitator, instruktur, fasilitator dan
sebutan lain yang sesuai kekhususannya, serta berpartisipasi dalam
penyelenggaraan pendidikan (UU RI No. 20/2003, Pasal 1 angka 6). Pengakuan
secara eksplisit dan kesejajaran posisi antara tenaga pendidik satu dengan yang
lainnya tidak menghilangkan arti bahwa setiap tenaga pendidik, termasuk konselor,
memiliki konteks tugas, ekspektasi kinerja, dan setting pelayanan spesifik yang
mengandung keunikan dan perbedaan.
Berkaitan dengan Peminatan, ekspektasi kinerja guru BK/Konselor dengan
guru mata pelajaran adalah berbeda, guru BK/Konselor sangat diperlukan bagi
peserta didik agar dapat menentukan pilihan sesuai kemampuan potensi dirinya dan
kemungkinan berhasil dalam belajar, sedangkan pendalaman materi mata pelajaran
merupakan bidang pelayanan pembelajaran yang menjadi wilayah tugas pokok Guru
Mata Pelajaran.
Atas dasar uraian di atas, maka eksistensi pelayanan bimbingan dan
konseling dalam implementasi kurikulum 2013 khususnya dalam Peminatan peserta
didik sangatlah dominan, karena kesalahan menempatkan dan menyalurkan
kemampuan dasar umum (kecerdasan), bakat, kemampuan akademik, minat, dan
kecenderungan peserta didik, serta dukungan moral dari orang tua akan sangat
berpengaruh terhadap kehidupan peserta didik di masa yang akan datang.
D. Pengelolaan Pelayanan Bimbingan dan Konseling dalam Implementasi
Kurikulum 2013
1. Perencanaan Pelayanan Bimbingan dan Konseling
Perencanaan adalah suatu proses yang kontinu. Apabila usaha dan
kegiatan yang satu selesai, dilanjutkan dengan kegiatan yang lainnya.
Perencanaan dimaksudkan untuk menyusun suatu keputusan berupa langkah-
langkah penyelesaian suatu masalah atau pelaksanaan suatu pekerjaan yang
terarah pada pencapaian tujuan tertentu. Perencanaan program bimbingan dan
konseling memegang peranan penting dalam rangka keberhasilan pelaksanaan
kegiatan bimbingan dan konseling. Untuk itu, penyusunan program bimbingan
dan konseling hendaknya mengacu kepada masalah-masalah yang dihadapi
peserta didik serta kebutuhan-kebutuhan peserta didik untuk membantu peserta
16
didik mencapai perkembangan yang optimal. Hal ini perlu agar pelayanan
bimbingan dan konseling betul-betul berdaya guna dan berhasil guna, serta
bermakna bagi peserta didik.
Program bimbingan dan konseling adalah satuan rencana keseluruhan
kegiatan bimbingan dan konseling yang akan dilaksanakan pada periode waktu
tertentu, seperti periode tahunan, semesteran, bulanan, mingguan, dan harian.
Penyusunan program bimbingan dan konseling di sekolah dimulai dengan
analisis kebutuhan (needs assessment) untuk mengidentifikasi aspek-aspek
kebutuhan peserta didik. Instrumen asesmen dapat dikembangkan sendiri atau
menggunakan instrumen yang terstandar, seperti ITP, DCM, dan AUM. Kegiatan
assesmen meliputi :
a. Asesmen lingkungan, yang terkait dengan kegiatan mengidentifikasi harapan
sekolah dan masyarakat (komite sekolah atau orang tua), sarana dan
prasarana pendukung pelaksanaan program BK, kondisi dan kualifikasi
Konselor, dan kebijakan-kebiajakan yang terkait dengan pelayanan
bimbingan dan konseling di sekolah.
b. Asesmen kebutuhan peserta didik, yang terkait dengan karakteristik peserta
didik seperti aspek-aspek fisik (kesehatan dan keberfungsiannya),
kecerdasan, motif belajar, sikap dan kebiasaan belajar, minat peserta didik
(peminatan akademik, peminatan vokasional, peminatan lintas mata
pelajaran, dan peminatan kelanjutan studi; ekskul olah raga/seni,
keagamaan, pekerjaan, dsb), masalah-masalah yang dialami, kepribadian
dan tugas-tugas perkembangannya.
Hasil assesmen direkap, dianalisis, diinterpretasi dan diadministrasikan
sehingga dapat dijadikan bahan masukan dalam penyusunan program BK.
Langkah berikutnya adalah menyusun program BK. Struktur dan isi/materi
program bersifat fleksibel disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan peserta
didik berdasarkan hasil analisis kebutuhan peserta didik akan layanan bimbingan
dan konseling. Struktur dalam program BK adalah sebagai berikut :
1. Rasional
Rasional berisi rumusan dasar pemikiran tentang urgensi bimbingan dan
konseling di sekolah. Dalam rumusan ini dapat menyangkut konsep dasar
yang digunakan, kaitan bimbingan dan konseling dengan pembelajaran,
17
dampak perkembangan iptek dan sosial budaya terhadap gaya hidup
masyarakat dan peserta didik, dan hal-hal lain yang relevan.
2. Visi dan Misi
Visi dan misi bimbingan dan konseling mengacu pada visi dan misi sekolah,
visi dan misi pendidikan dinas kabupaten/kota/wilayah dimana satuan
pendidikan berada dan harus mengacu pada pencapaian tujuan pendidikan
nasional.
Visi bimbingan dan konseling perlu dirumuskan dengan fokus terwujudnya
kehidupan kemanusiaan yang membahagiakan sesuai dengan karakter bangsa
melalui tersedianya pelayanan bantuan dalam pemberian dukungan
perkembangan dan pengentasan masalah agar peserta didik berkembang secara
optimal, mandiri dan bahagia. Sedangkan misi BK dirumuskan dengan fokus :
a. Misi pendidikan, yaitu misi pelayanan BK yang memfasilitasi
pengembangan peserta didik/sasaran layayan melalui pembentukan
perilaku efektif-normatif dan berkarakter dalam kehidupan keseharian
dan masa depan.
b. Misi pengembangan, yaitu misi pelayanan BK yang memfasilitasi
pengembangan potensi dan kompetensi peserta didik/sasaran layanan
yang berkarakter di dalam lingkungan satuan pendidikan, keluarga dan
masyarakat.
c. Misi pengentasan masalah, yaitu misi pelayanan BK yang memfasilitasi
pengentasan masalah peserta didik/sasaran layanan mengacu pada
kehidupan efektif dan berkarakter sehari-hari.
3. Deskripsi Kebutuhan
Rumusan hasil analisis kebutuhan (need assessment) peserta didik dan
lingkungannya diujudkan kedalam rumusan perilaku-perilaku yang diharapkan
dikuasai peserta didik (sesuai tugas-tugas perkembangan).
4. Tujuan
Rumusan tujuan yang akan dicapai adalah perilaku yang harus dikuasai
peserta didik setelah memperoleh pelayanan bimbingan dan konseling.
Tujuan hendaknya dirumuskan secara jelas dan tujuan tersebut dapat
tercapai melalui pelayanan bimbingan dan konseling.
5. Komponen Program
18
Komponen program dijabarkan dalam kegiatan perencanaan meliputi;
pembagian tugas, analisis kebutuhan, penyusunan program, konsultasi
program, dll, pelaksanaan program meliputi berbagai kegiatan layanan dan
pendukung, evaluasi, pelaporan dan tindak lanjut.
6. Rencana Kegiatan
Rencana Kegiatan diperlukan untuk menjamin keterlaksanaan pelayanan
bimbingan dan konseling secara efektif. Hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam merumuskan rencana kegiatan adalah :
a. Identifikasi dan rumuskan berbagai kegiatan yang perlu dilakukan. Jenis
kegiatan ini didasarkan isi materi dan tujuan yang harus dikuasai peserta
didik
b. Kegiatan layanan dapat dilakukan dengan kontak langsung secara
klasikal, kelompok maupun individual dan tanpa kontak langsung yang
dapat dilaksanakan melalui tulisan (buku, brosur, mading, e-mail, dsb).
c. Pertimbangkan porsi waktu yang diperlukan untuk melaksanakan setiap
kegiatan
d. Rencana kegiatan dituangkan dalam jadwal kegiatan. Rancangan
kegiatan dapat berbentuk matrik program tahunan, semesteran, bulanan
dan mingguan.
e. Penetapan jadwal kegiatan disesuaikan dengan kalender pendidikan.
Jadwal kegiatan mencerminkan kalender tahunan, semesteran, bulanan
dan mingguan.
1) Program Tahunan, yaitu program pelayanan BK meliputi seluruh
kegiatan selama satu tahun untuk masing-masing kelas di satuan
pendidikan.
2) Program Semesteran, yaitu program pelayanan BK meliputi seluruh
kegiatan selama satu semester yang merupakan jabaran program
tahunan. Program semesteran meliputi semerter gasal dan genap.
3) Program Bulanan, yaitu program pelayanan BK meliputi seluruh
kegiatan selama satu bulan yang merupakan jabaran program
semesteran.
4) Program Mingguan, yaitu program pelayanan BK meliputi seluruh
kegiatan selama satu minggu yang merupakan jabaran program
bulanan.
19
5) Matrik program tahunan, semesteran, bulanan, dan mingguan berisi
kegiatan layanan/kegiatan pendukung, memuat materi, bidang
bimbingan, dan jadwal kegiatan.
7. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana berisi fasilitas dan perlengkapan yang mendukung
terhadap keterlaksanaan program bimbingan dan konseling. Sarana meliputi :
(1) alat pengumpul data, baik tes maupun non tes, (2) alat penyimpan data,
khususnya dalam bentuk himpunan data, (3) kelengkapan penunjang teknis,
seperti data informasi, paket bimbingan, alat bantu bimbingan, (4)
perlengkapan administrasi, seperti alat tulis, format rencana kegiatan, serta
blangko laporan kegiatan. Sedangkan prasarana meliputi : ruang bimbingan
dan konseling yang cukup memadai.
8. Anggaran
Rencana anggaran berisi uraian jenis kegiatan dan rincian besar anggaran
yang dibutuhkan. Jumlah besar anggaran menunjukkan kebutuhan besaran
anggaran untuk mendukung keterlaksanaan program bimbingan dan
konseling. Rencana anggaran disusun untuk mendukung implementasi
program secara cermat, rasional, dan realistik. Disamping besaran anggaran
dalam perencanaan anggaran juga dicatumkan asal sumber dana.
Dalam implementasi kurikulum 2013, Guru BK/Konselor tetap menyusun
program BK berdasarkan kaidah-kaidah penyusunan program BK, hanya saja
Peminatan kelompok mata pelajaran dan mata pelajaran yang merupakan
karakteristik khusus kurikulum 2013 merupakan pelayanan yang wajib diberikan
pada peserta didik, sehingga beberapa materi pelayanan bimbingan dan
konseling yang berkaitan dengan Peminatan harus diberikan. Beberapa materi
BK yang berkaitan dengan Peminatan antara lain adalah sebagai berikut :
1. Informasi tentang kemampuan dasar, bakat, dan minat peserta didik.
2. Informasi pendidikan lanjutan (terutama untuk siswa SMP/MTs peminatan
yang ada pada jenjang pendidikan SMA/SMK harus disampaikan).
3. Kunjungan ke sekolah lanjutan
4. Penelusuran dan pemahaman kemampuan dasar, bakat dan minat individu.
5. Mempertahankan prestasi dalam belajar.
20
2. Pelaksanaan Pelayanan Bimbingan dan Konseling
Pelaksanaan pelayanan BK dapat dibagi dalam 3 tahap, yaitu persiapan,
pelaksanaan, dan penilaian
a. Persiapan
Sebelum layanan diberikan, guru BK/Konselor diwajibkan membuat
rencana pelaksanaan layanan (RPL). RPL dapat berupa satuan layanan (satlan)
atau satuan pendukung (satkung). RPL sebagai acuan bagi guru BK/Konselor
dalam menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling. Dalam konsep
perencanaan pembelajaran, ada 5 (lima) komponen yang harus dipenuhi, yaitu
tujuan yang ingin dicapai, materi yang diberikan, kegiatan yang dilaksanakan,
sumber bahan dan alat yang digunakan, serta instrumen penilaian yang
digunakan. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penyusunan RPL
adalah sebagai berikut :
1) Tujuan dirumuskan dengan kata kerja operasional
2) Materi dikembangkan dengan berbagai media pembelajaran, seperti;
penyajian dengan menggunakan permainan, gambar, film, cerita, lagu, dsb.
Penyajian layanan klasikal dilakukan dengan menggunakan bahan presentasi
power point.
3) Perumusan kegiatan layanan didasarkan pada jenis kegiatan layanan yang
diberikan.
4) Bahan diambil dari sumber yang dapat dipertanggung jawabkan.
5) Instrumen penilaian mengungkap pemahaman, perasaan positif dan rencana
tindak yang akan dilakukan.
b. Pelaksanaan
Bimbingan dan konseling merupakan kegiatan yang terintegrasi dalam
kegiatan pendidikan di sekolah. Bimbingan dan konseling sebagai bentuk
layanan muncul dalam proses pendidikan sebagai usaha intervensi dengan
tujuan membantu individu agar dapat mencapai tujuan pendidikan, mampu
menentukan pilihan, dan bertanggung jawab terhadap diri sendiri, keluarga,
masyarakat, serta dalam hubungannya secara vertikal dengan Tuhan. Bimbingan
dan konseling berupaya membawa peserta mencapai tingkat perkembangan
yang lebih berarti baik bagi dirinya maupun lingkungannya. Dengan dasar itu,
orientasi bantuan layanan bimbingan dan konseling tidak terbatas pada usaha
21
membantu peserta didik disaat mengalami masalah saja, tetapi lebih berorientasi
pada pencegahan, di samping mengambil peran aktif dalam segala tugas
perkembangan siswa.
Tugas perkembangan peserta didik untuk masing-masing jenjang
pendidikan adalah sebagai berikut :
1) Tugas Perkembangan Peserta Didik SD/MI
a) Memiliki kebiasaan dan sikap dalam beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa.
b) Mengembangkan ketrampilan dasar dalam membaca, menulis, dan
berhitung.
c) Mengembangkan konsep-konsep yang perlu dalam kehidupan sehari-hari.
d) Belajar bergaul dan bekerja dengan kelompok sebaya.
e) Belajar menjadi pribadi yang mandiri
f) Mempelajari ketrampilan fisik sederhana yang diperlukan baik untuk
permainan maupun kehidupan.
g) Mengembangkan kata hati, moral dan nilai-nilai sebagai pedoman
perilaku.
h) Membina hidup sehat, untuk diri sendiri, dan lingkungan serta keindahan.
i) Belajar memahami diri sendiri dan orang lain sesuai dengan jenis
kelaminnya dan menjalankan peran tanpa membedakan jenis kelamin.
j) Mengembangkan sikap terhadap kelompok, lembaga sosial, serta tanah
air bangsa dan Negara. Mengembangkan pemahaman dan sikap awal
untuk perencanaan masa depan.
2) Tugas Perkembangan Peserta Didik SMP/MTs
a) Mencapai perkembangan diri sebagai remaja yang beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b) Mempersiapkan diri, menerima dan bersikap positif serta dinamis terhadap
perubahan fisik dan psikis yang terjadi pada diri sendiri untuk kehidupan
yang sehat.
c) Mencapai pola hubungan yang baik dengan teman sebaya dalam
peranannya sebagai pria atau wanita.
d) Memantapkan nilai dan cara bertingkah laku yang dapat diterima dalam
kehidupan yang lebih luas.
22
e) Mengenal kemampuan, bakat, dan minat serta arah kecenderungan karir
dan apresiasi seni.
f) Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan untuk mengikuti dan
melanjutkan pelajaran dan/atau mempersiapkan karir serta berperan
dalam kehidupan di masyarakat.
g) Mengenal gambaran dan mengembangkan sikap tentang kehidupan
mandiri secara emosional, sosial, dan ekonomi.
h) Mengenal sistem etika dan nilai-nilai bagi pedoman hidup sebagai pribadi,
anggota masyarakat, dan warga negara.
3) Tugas Perkembangan Peserta Didik SMA/MA
a) Mencapai kematangan dalam beriman dan bertaqwa Kepada Tuhan Yang
Maha Esa.
b) Mencapai kematangan dalam hubungan teman sebaya, serta kematangan
dalam peranannya sebagai pria atau wanita.
c) Mencapai kematangan pertumbuhan fisik yang sehat.
d) Mengembangkan penguasaan ilmu, teknologi dan seni sesuai dengan
program kurikulum dan persiapan karir atau melanjutkan pendidikan tinggi,
serta berperan dalam kehidupan masyarakat yang lebih luas.
e) Mencapai kematangan dalam pilihan karir.
f) Mencapai kematangan gambaran dan sikap tentang kehidupan mandiri
secara emosional, sosial, intelektual dan ekonomi.
g) Mencapai kematangan gambaran dan sikap tentang kehidupan
berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
h) Mengembangkan kemampuan komunikasi sosial dan intelektual, serta
apresiasi seni.
i) Mencapai kematangan dalam sistem etika dan nilai.
Untuk dapat mencapai tujuan pelayanan bantuan tersebut, diperlukan
suatu persiapan pelayanan bimbingan dan konseling yang dapat dijadikan
pedoman dalam pelaksanaannya. Namun demikian, rencana kegiatan pelayanan
bimbingan dan konseling tidak mungkin terlaksana dengan baik apabila tidak
ditunjang oleh tenaga, prasarana, sarana dan perlengkapan yang memadai,
serta kerjasama yang baik.
1) Tenaga
23
Tenaga utama dalam pelayanan bimbingan dan konseling adalah Guru
BK/Konselor yang merupakan tenaga profesional. Tenaga ini hendaknya memiliki
modal personal dan modal profesional yang dapat diandalkan untuk tugas-tugas
profesional bimbingan dan konseling itu. Ujud profesionalisme Guru BK/Konselor
akan terlihat dalam unjuk kerjanya dalam melaksanakan tugas profesinya. Unjuk
kerja Guru BK/Konselor adalah proses perilaku kerja Guru BK/Konselor sehingga
menghasilkan sesuatu yang menjadi tujuan pekerjaan profesinya. Peningkatan
dan pengembangan kompetensi Guru BK/Konselor adalah proses kontekstual
dan futuristik, sehingga pengembangannya melalui upaya pendidikan bukan
sebatas menyiapkan Guru BK/Konselor yang menguasai pengetahuan dan
keterampilan yang cocok dengan tuntutan dunia kerja saat ini, melainkan
manusia yang mampu, mau dan siap belajar sepanjang hayat. Sebagai seorang
profesional Guru BK/Konselor tentunya tidak cukup hanya tahu apa
pekerjaannya dan apa yang sedang dilakukannya, serta bagaimana melakukan
tugas-tugasnya. Guru BK/Konselor juga harus tahu mengapa suatu pekerjaan itu
dilakukan dan juga bagaimana melaksanakannya. Pekerjaan bimbingan tidak
hanya dilakukan secara rutin dan berpola tetap seperti mekanik saja.
2). Prasarana dan Sarana
Prasarana pokok yang diperlukan ialah ruang bimbingan dan konseling
yang cukup memadai. Ruang dimaksud hendaknya diatur sedemikian rupa
sehingga disatu segi para siswa yang berkunjung merasa senang dan nyaman,
di segi lain ruangan tersebut dapat digunakan untuk pelaksanaan berbagai jenis
kegiatan layanan bimbingan dan konseling baik individu maupun kelompok
sesuai dengan asas-asas dan kode etik bimbingan dan konseling.
Di samping itu, dalam ruang BK hendaknya dapat disimpan segenap
perangkat instrumen bimbingan dan konseling, himpunan data siswa, serta
informasi lainnya. Ruang BK juga memuat berbagai informasi, seperti informasi
pendidikan, jabatan, kegiatan ekstra kurikuler, dan sebagainya. Dan yang tidak
kalah penting, ruang BK hendaknya nyaman, sehingga menyebabkan Guru
BK/Konselor betah dan nyaman untuk bekerja, sebab kenyamanan itu
merupakan modal utama bagi kesuksesan pelayanan yang terselenggara.
Sedangkan sarana yang diperlukan untuk menunjang pelayanan
bimbingan dan konseling ialah : (a) alat pengumpul data, baik tes maupun non
tes, (b) alat penyimpan data, khususnya dalam bentuk himpunan data, (c)
24
kelengkapan penunjang teknis, seperti data informasi, paket bimbingan, alat
bantu bimbingan, (d) perlengkapan administrasi, seperti alat tulis, format rencana
kegiatan, serta blangko laporan kegiatan.
3) Kerja Sama
Pelayanan bimbingan dan konseling akan efektif apabila ada kerjasama
diantara semua fihak yang berkepentingan dalam kesuksesan pelayanan
bimbingan dan konseling. Kerjasama antara personil sekolah dengan Guru
BK/Konselor terjalin sesuai dengan tugas dan peranan masing-masing dalam
pelayanan bimbingan dan konseling. Tanpa kerjasama antarpersonil itu, kegiatan
bimbingan dan konseling akan banyak mengalami hambatan.
Berkaitan dengan pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling,
beberapa hal yang harus diperhatikan adalah :
Pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling memperhatikan tujuan,
prinsip, azas, dan fungsi layanan BK. Pelaksanaan pelayanan BK memfasilitasi
peserta didik untuk mencapai tugas pada satuan pendidikan mengacu kepada
hal-hal berikut :
a) Bersama pendidik dan personil satuan pendidikan lainnya, Guru
BK/Konselor berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan pelayanan BK.
b) RPL (SATLAN atau SATKUNG) dilaksanakan sesuai dengan perencanaan
yang telah disusun.
c) Materi layanan dikembangkan dan disesuaikan dengan jenis dan jenjang
pendidikan, serta mengakomodir peminatan akademik, peminatan
vokasional, peminatan lintas mata pelajaran, dan peminatan kelanjutan
studi
d) Kegiatan mencakup berbagai kegiatan layanan bimbingan dan konseling
serta kegiatan pendukung.
e) Kegiatan layanan dan pendukung BK dilaksanakan melalui penerapan
berbagai pendekatan, metode, dan teknik yang mencerminkan
pelayanan profesional sesuai dengan karakteristik permasalahan dan
kondisi peserta didik/sasaran layanan.
f) Volume dan waktu untuk pelaksanaan kegiatan pelayanan BK di dalam
kelas atau di luar kelas setiap minggu diatur oleh Guru BK/Konselor
dengan persetujuan pimpinan satuan pendidikan.
g) Waktu Pelaksanaan Pelayanan BK
25
1). Di dalam jam pembelajaran satuan pendidikan:
(a) Kegiatan tatap muka dilaksanakan secara klasikal dengan rombongan
belajar peserta didik untuk menyelenggarakan layanan orientasi,
informasi, penempatan dan penyaluran, penguasaan konten, serta
kegiatan pendukung yang dapat dilakukan di dalam kelas.
(b) Volume kegiatan tatap muka klasikal adalah 1 (satu)/2 (dua) jam
per kelas per minggu dan dilaksanakan secara terjadwal
2) Di luar jam pembelajaran satuan pendidikan:
(a) Kegiatan tatap muka nonklasikal dengan peserta didik untuk
menyelenggarakan layanan orientasi, konseling perorangan,
bimbingan kelompok, konseling kelompok, dan mediasi serta kegiatan
layanan lainnya yang dapat dilaksanakan di luar kelas.
(b) Satu kali kegiatan layanan/pendukung BK di luar kelas/di luar jam
pembelajaran ekuivalen dengan 2 (dua) jam pembelajaran tatap muka
dalam kelas.
(c) Kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling di luar jam
pembelajaran maksimum 50% dari seluruh kegiatan pelayanan BK,
diketahui dan dilaporkan kepada pimpinan satuan pendidikan.
h) Kegiatan pelayanan BK dinilai, dicatat, dievaluasi dan dilaporkan dalam
laporan pelaksanaan program (LAPELPROG).
i) Pelayanan BK pada masing-masing satuan pendidikan dikelola dengan
memperhatikan keseimbangan dan kesinambungan antar kelas dan antar
jenjang kelas, dan mensinkronisasikan pelayanan BK dengan kegiatan
pembelajaran mata pelajaran dan kegiatan ekstra kurikuler, serta
mengefektifkan dan mengefisienkan penggunaan fasilitas satuan pendidikan.
c. Penilaian
Penilaian dilakukan untuk mengetahui keberhasilan layanan yang diberikan.
Penilaian keberhasilan layanan BK mencakup penilaian proses dan penialain hasil.
Penilaian proses dilakukan dengan mengamati aktivitas peserta didik selama proses
pemberian layanan berlangsung. Dalam penilaian proses Guru BK/Konselor dapat
menggunakan pedoman observasi. Penilaian hasil dilakukan untuk mengukur
pemahaman (Understanding), perasaan positif yang muncul (Comfortable), dan
rencana tindakan yang dilakukan (Action) peserta didik. Guru BK/Konselor harus
26
mengembangkan instrumen penilaian hasil sesuai dengan isi materi yang
diberikan. Instrumen dilampirkan dalam RPL.
3. Evaluasi, Pelaporan dan Tindak Lanjut
Evaluasi dilakukan setelah Guru BK/Konselor melaksanakan pelayanan
BK. Evaluasi didasarkan pada hasil penilaian (proses dan hasil) terhadap
pelayanan bimbingan dan konseling yang dilakukan. Artinya, kegiatan evaluasi
dimulai dengan kegiatan penilaian proses dan hasil. Setelah melakukan penilaian
proses dan hasil, maka keterlaksanaan program dievaluasi dan disajikan dalam
Laporan Pelaksanaan Program. Evaluasi dilakukan pada setiap tahap pelayanan
BK, yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Hasil evaluasi digunakan
untuk menentukan program tindak lanjut, yaitu kegiatan yang dilakukan untuk
menindaklajuti kegiatan pelayanaan BK yang diberikan. Kegiatan tindak lanjut ini
sebagai upaya untuk menuntaskan bantuan, perbaikan dan/atau pengembangan
program BK pada tahun pelajaran berikutnya. Semua kegiatan BK dilaporkan
dalam bentuk Lapelprog (Laporan Pelaksanaan Program). Laporan ini sebagai
ujud pertanggung jawaban dari tugas yang diberikan kepada Guru BK/Konselor.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam kegiatan evaluasi, pelaporan
dan tindak lanjut adalah :
a. Tujuan
Tujuan evaluasi program BK adalah untuk menentukan derajat kualitas
kemajuan kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan BK di
Sekolah/Madrasah. Kriteria atau patokan yang digunakan untuk
mengevaluasi pelaksanaan program BK di Sekolah/Madrasah mengacu pada
ketercapaian kompetensi, keterpenuhan kebutuhan peserta didik dan pihak-
pihak yang terlibat baik langsung maupun tidak langsung berperan membantu
peserta didik memperoleh perubahan perilaku dan pribadi ke arah yang lebih
baik.
b. Fungsi
Fungsi evaluasi program BK adalah sebagai berikut :
1) Memberikan umpan balik pada Guru BK/Konselor tentang ketercapaian
program yang telah disusun dan menindak lanjuti hasil evaluasi yang
dilakukan (memperbaiki atau mengembangkan program BK)
27
2) Memberi informasi/sebagai bahan presentasi Guru BK/Konselor kepada
Kepala Sekolah, guru dan orang tua peserta didik tentang perkembangan
sikap dan perilaku peserta didik atau pencapaian tugas-tugas
perkembangannya. Sehingga guru dan/atau orang tua peserta didik dapat
bersinergi atau berkolaborasi untuk meningkatkan kualitas implementasi
program bimbingan dan konseling di Sekolah/Madrasah.
c. Aspek-Aspek Yang Dinilai
Setelah Guru BK/Konselor memberikan pelayanan BK baik dalam bentuk
layanan klasikal, kelompok maupun individual, maka Guru BK/Konselor harus
melakukan penilaian untuk mengukur efektifitas layanan yang diberikan. Ada
dua macam aspek kegiatan penilaian yaitu :
1) Penilaian proses
Guru BK/Konselor mengamati aktivitas peserta didik/peserta didik selama
proses pemberian layanan. Penilaian proses mengamati mengamati
partisipasi dan aktivitas peserta didik selama kegiatan pelayanan
bimbingan berlangsung.
2) Penilaian hasil
Guru BK/Konselor perlu menyusun dan menggunakan instrumen untuk
mengukur ketercapaian/keberhasilan layanan yang diberikan. Aspek
penilaian hasil mencakup :
a) Pemahaman (understanding), peserta didik mengungkapkan
pemahaman atas materi yang disajikan oleh Guru BK/Konselor atau
peserta didik mengungkapkan pemahaman atas masalah yang
dialaminya.
b) Perasaan Positif (Comfortable). peserta didik mengungkapkan
kegunaan pelayanan yang diperolehnya. Apakah dapat layanan yang
diberikan dapat menurunkan ketegangan, meminimalisir keragu-
raguan, atau memompa semangat peserta didik setelah memperoleh
pelayanan BK.
c) Perencanaan tindakan (Action), peserta didik dapat merencanakan dan
menampilkan/melakukan perilaku yang diharapkan muncul setelah
memperoleh pelayanan BK.
28
d. Langkah-Langkah Evaluasi
Guru BK/Konselor perlu melakukan evaluasi terhadap perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi pelayanan BK. Pelaksanaan evaluasi disesuaikan
dengan rancangan yang disusun/yang tercantum pada program BK.
Langkah-langkah evaluasi adalah sebagai berikut :
1) Merumuskan masalah atau instrumentasi.
Konselor perlu mempersiapkan instrumen yang terkait dengan hal-hal
yang akan dievaluasi. Pada dasarnya terkait dengan dua aspek pokok,
yaitu : (1) tingkat keterlaksanaan program; (2) tingkat ketercapaian tujuan
program/pelayanan
2) Mengembangkan atau menyusun instrumen pengumpul data
Konselor menyusun instrumen yang relevan untuk mengukur tingkat
keterlaksanaan dan ketercapaian program. Instrumen dapat berbentuk
angket, inventori, pedoman wawancara, pedoman observasi dan studi
dokumentasi.
3) Mengumpulkan dan menganalisis data
Data yang diperoleh dianalisis, program apa saja yang telah dan belum
dilaksanakan, serta tujuan mana saja yang telah dan belum tercapai.
4) Melakukan tindak lanjut
Berdasarkan temuan yang diperoleh maka Guru BK/Konselor melakukan :
(1) memperbaiki hal-hal yang masih lemah, kurang tepat atau kurang
relevan dengan tujuan yang akan dicapai; (2) mengembangkan program
dengan menambah atau merubah beberapa hal yang dapat meningkatkan
kualitas pelayanan atau efektifitas program
e. Analisis Hasil Evaluasi dan Tindak Lanjut Program
Hasil evaluasi menjadi umpan balik program yang memerlukan perbaikan,
kebutuhan peserta didik yang belum terlayani, kemampuan personil dalam
melaksanakan program, dampak program terhadap perubahan perilaku
peserta didik dan pencapaian prestasi akademik, peningkatan mutu proses
pembelajaran dan peningkatan mutu pendidikan.
Hasil analisa ditindak lanjuti dengan menyusun program selanjutnya sebagai
kesinambungan program, misalnya mengembangkan jejaring pelayanan agar
pelayanan BK lebih optimal, melakukan alih tangan kasus bagi peserta didik
yang memerlukan bantuan khusus dari ahli lain, serta mengembangkan
29
komitmen baru kebijakan orientasi dan implementasi pelayanan bimbingan
dan konseling selanjutnya.
f. Akuntabilitas
Akuntabilitas pelayanan terwujud dalam kejelasan program, proses
implementasi dan hasil-hasil yang dicapai serta informasi yang dapat
menjelaskan apa dan mengapa sesuatu proses dan hasil terjadi atau tidak
terjadi. Hal yang amat penting dalam akuntabilitas adalah menginformasikan
kepada pihak terkait (Kepala Sekolah, guru dan orang tua) tentang faktor-
faktor yang mempengaruhi keberhasilan dan/atau kegagalan keterlaksanaan
atau ketercapaian pelaksanaan program BK termasuk perkembangan peserta
didik. Oleh karena itu Guru BK/Konselor perlu menguasai data dan bertindak
atas dasar data yang terkait dengan perkembangan peserta didik.
Dalam menyampaikan informasi yang dimaksud Guru BK/Konselor dapat
memanfaatkan waktu-waktu tertentu/khusus pada pertemuan dengan Kepala
Sekolah dan Guru Mata Pelajaran di akhir tahun atau di awal tahun pelajaran
atau pertemuan dengan orang tua.
30
BAB III
PEMINATAN PESERTA DIDIK
A. Hakekat Peminatan
Implementasi kurikulum 2013 akan dapat menimbulkan masalah bagi peserta
didik SMA/MA dan SMK yang tidak mampu di dalam menentukan pilihan peminatan,
baik kelompok mata pelajaran maupun mata pelajaran secara tepat, sehingga akan
menimbulkan kesulitan dan kecenderungan gagal dalam belajar. Penentuan
peminatan kelompok mata pelajaran dan mata pelajaran hendaknya sesuai dengan
kemampuan dasar umum (kecerdasan), bakat, minat dan kecenderungan pilihan
masing-masing peserta didik agar proses belajar berjalan dengan baik dan
kecenderungan berhasil dalam belajar. Oleh karena itu pelayanan peminatan
kelompok mata pelajaran dan mata pelajaran yang dilakukan oleh guru BK/Konselor
sangat diperlukan bagi peserta didik agar dapat menentukan pilihan sesuai
kemampuan potensi dirinya dan kemungkinan berhasil dalam belajar.
Peminatan kelompok mata pelajaran dan mata pelajaran merupakan bagian
dari pelayanan bimbingan dan konseling dipahami sebagai upaya advokasi dan
fasilitasi perkembangan peserta didik agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara (arahan Pasal 1 angka 1 UU
Nomor 20 Tahun 2003 Sisdiknas) sehingga mencapai perkembangan optimum.
Perkembangan optimum bukan sebatas tercapainya prestasi sesuai dengan
kapasitas intelektual dan minat yang dimilikinya, melainkan sebagai sebuah kondisi
perkembangan yang memungkinkan peserta didik mampu mengambil pilihan dan
keputusan secara sehat dan bertanggung jawab serta memiliki daya adaptasi tinggi
terhadap dinamika kehidupan yang dihadapinya.
Peminatan kelompok mata pelajaran dan mata pelajaran penting dalam
implementasi kurikulum 2013 karena adanya pilihan peminatan di SMA/MA/SMK,
pilihan peminatan kelompok mata pelajaran di SMA/MA dan pilihan peminatan
kelompok program keahlian di SMK. Peminatan kelompok mata pelajaran dan mata
pelajaran merupakan upaya untuk membantu peserta didik dalam memilih dan
mendalami mata pelajaran yang diikuti pada satuan pendidikan (SD/MI, SMP/MTs,
31
SMA/MA dan SMK), memahami dan memilih arah pengembangan karir, dan
menyiapkan diri serta memilih pendidikan lanjutan sampai ke perguruan tinggi
sesuai dengan kemampuan dasar umum, bakat, minat dan kecenderungan pilihan
masing-masing peserta didik.
Dalam pelayanan bimbingan dan konseling upaya penempatan dan
penyaluran peserta didik pada peminatan kelompok mata pelajaran dan mata
pelajaran merupakan salah satu bentuk layanan bimbingan dan konseling yang
dilakukan oleh Guru BK/Konselor). Dalam rangka mengoptimalkan potensi peserta
didik menuntut adanya kolaborasi yang baik antara guru mata pelajaran, guru wali
kelas, guru bimbingan dan konseling atau konselor, kepala sekolah/madrasah dan
orang tua/wali, seperti pelayanan pendalaman materi yang dilakukan guru mata
pelajaran merupakan salah satu bentuk pengayaan mata pelajaran.
Dengan demikian, penentuan peminatan kelompok mata pelajaran dan mata
pelajaran adalah sebuah proses yang akan melibatkan serangkaian pengambilan
pilihan dan keputusan oleh peserta didik yang didasarkan atas pemahaman potensi
diri dan peluang yang ada di lingkungannya. Permasalahan akan terjadi jika peserta
didik tidak mampu untuk menetukan peminatan kelompok mata pelajaran dan mata
pelajaran, sehingga akan menghambat proses pembelajaran. Untuk mencegah
terjadinya masalah pada diri peserta didik maka diperlukan adanya pelayanan BK
yang membantu memandirikan peserta didik melalui pengambilan keputusan terkait
dengan memilih, menentukan, meraih serta mempertahankan karier untuk
mewujudkan kehidupan yang produktif dan sejahtera, serta untuk menjadi warga
masyarakat yang peduli kemaslahatan umum melalui (upaya) pendidikan.
Peminatan adalah proses yang berkesinambungan untuk memfasilitasi
peserta didik mencapai tujuan pendidikan nasional, dan oleh karena itu peminatan
harus berpijak pada kaidah-kaidah dasar yang secara eksplisit dan implisit,
terkandung dalam kurikulum. Pendalaman mata pelajaran merupakan aktivitas
tambahan dalam belajar yang dilakukan oleh peserta didik yang memiliki kecerdasan
dan bakat istimewa. Tujuan pendalaman mata pelajaran adalah untuk meluaskan
dan memperdalam materi mata pelajaran tertentu sesuai dengan arah minatnya.
Pendalaman mata pelajaran merujuk pada isi dan proses. Isi merujuk pada apa yang
ada dalam materi yang diperkaya dan lebih sulit. Proses merujuk pada prosedur
32
mental pemecahan masalah, pemikiran kreatif, pemikiran ilmiah, pemikiran kritis,
perencanaan, analisis, dan banyak keterampilan pemikiran lainnya.
Pendalaman mata pelajaran merangsang minat peserta didik berbakat dan
cerdas untuk (1) mengembangkan keterampilan berpikir pada tingkatan yang lebih
tinggi, (2) menginspirasi motivasi akademis tinggi, termasuk ambisi karier dan
pendidikan yang tinggi, (3) memenuhi kebutuhan pendidikan, sosial, dan psikologis,
termasuk membantu peserta didik berbakat untuk mengembangkan konsep diri yang
baik, (4) memaksimalkan pembelajaran dan pengembangan peserta didik serta
meminimalkan rasa bosan dan frustrasi, (5) mengembangkan akuntabilitas,
keingintahuan, ketekunan, sikap pengambilan risiko, rasa haus akan pengetahuan,
partisipasi aktif, dan refleksi. Pendalaman materi mata pelajaran sifatnya memberi
kesempatan peserta didik SMA, MA, dan SMK untuk mendapatkan kesempatan
mengikuti mata kuliah di perguruan tinggi, selama yang bersangkutan berada di
kelas XII dan atas kerjasama SMA/MA/SMK dengan Pergurutan Tinggi.
Peminatan Kelompok Mata Pelajaran dan Mata Pelajaran merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dan terintegrasi dalam program pelayanan BK pada satuan
pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah. Artinya, program pelayanan
BK pada setiap satuan pendidikan harus memuat kegiatan peminatan peserta didik.
Upaya ini mengacu kepada manajemen satuan pendidikan dan program
pelaksanaan kurikulum, khususnya terkait dengan peminatan akademik, peminatan
penjurusan, peminatan pendalaman mata pelajaran dan lintas mata pelajaran, serta
peminatan studi lanjutan. Program bimbingan dan konseling terkait peminatan
peserta didik sepenuhnya berada di bawah tanggung jawab Guru BK/Konselor di
setiap satuan pendidikan. Guru BK/Konselor melalui pelayanan BK membantu
peserta didik menentukan arah minat kelompok mata pelajaran dan mata pelajaran
berdasarkan kekuatan dan kemungkinan keberhasilannya. Oleh karena itu Guru
BK/Konselor harus dapat membantu peserta didik untuk menemukan kekuatannya,
yang berupa kemampuan dasar umum (kecerdasan), bakat, kemampuan akademik,
minat, dan kecenderungan peserta didik, serta dukungan moral dari orang tua.
Sedangkan pelayanan pendalaman materi mata pelajaran bagi peserta didik
sepenuhnya tanggung jawab Guru Mata Pelajaran terkait dengan bidang studinya
atau mata pelajaran yang diampunya.
33
Dalam konstruk dan isinya, Kurikulum 2013 mementingkan terselenggaranya
proses pembelajaran secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta memberi ruang yang cukup
bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Proses belajar yang dilakukan
dengan menggunakan pendekatan ilmiah (scientific approach) dengan penilaian
hasil belajar berbasis proses dan produk. Untuk ini, selain memuat isi kurikulum
dalam bentuk mata pelajaran dan kegiatan lainnya, Kurikulum Tahun 2013
menyajikan kelompok mata pelajaran wajib, mata pelajaran peminatan, dan mata
pelajaran pilihan untuk pendidikan menengah yang diikuti peserta didik sepanjang
masa studi mereka. Kelompok mata pelajaran peminatan meliputi peminatan
akademik, peminatan kejuruan, peminatan pendalaman mata pelajaran dan lintas
mata pelajaran dan peminatan studi lanjutan. Untuk SMA/MA peminatan akademik
meliputi (a) peminatan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, (b) peminatan
Ilmu-Ilmu Sosial, dan (c) peminatan Bahasa dan Budaya; sedangkan untuk SMK
peminatan kejuruan meliputi (a) peminatan teknologi dan rekayasa; (b) peminatan
kesehatan; (c) peminatan seni, kerajinan, dan pariwisata; (d) peminatan teknologi
informasi dan komunikasi; (e) peminatan agribisnis dan agroteknologi; (f) peminatan
bisnis dan manajemen; atau (g) peminatan lain yang diperlukan masyarakat. Secara
rinci bidang peminatan kejuruan untuk SMK (terlampir).
Pada jenjang pendidikan dasar yaitu SD/MI dan SMP/MTs tidak ada pilihan
peminatan mata pelajaran. Pelayanan BK di SD/MI dilakukan oleh Guru Kelas untuk
membantu peserta didik menanamkan minat belajar, mengatasi masalah minat
belajar dan mengalami kesulitan belajar secara antisipatif (preemptive). Sedangkan
pelayanan BK yang dilakukan oleh Guru BK/Konselor di SMP/MTs diarahkan untuk
membantu peserta didik menentukan minat untuk melakukan pilihan studi lanjut ke
SMA/MA dan SMK berdasarkan pada kemampuan dasar umum (kecerdasan),
bakat, minat, dan kecenderungan arah pilihan masing-masing peserta didik.
Pada jenjang pendidikan menengah umum di SMA/MA, Guru BK/Konselor
membantu peserta didik menentukan minat terhadap kelompok mata pelajaran
pilihan yang tersedia, menentukan mata pelajaran pilihan di luar mata pelajaran
kelompok minatnya, dan menentukan minat pendalaman materi mata pelajaran
untuk mendapatkan kesempatan mengikuti mata kuliah di perguruan tinggi, selama
34
peserta didik yang bersangkutan berada di kelas XII dan atas kerjasama sekolah
dengan perguruan tinggi. Pada jenjang pendidikan menengah kejuruan, yaitu di
SMK, Guru BK/Konselor membantu peserta didik menentukan minat dalam memilih
program keahlian yang tersedia, dan menentukan mata pelajaran keahlian pilihan di
luar mata pelajaran program keahlian minatnya. Guru BK/Konselor di SMA/MA dan
SMK membantu peserta didik menentukan minatnya untuk melanjutkan ke
perguruan tinggi sesuai dengan kemampuan dasar umum (kecerdasan), bakat,
minat,dan kecenderungan pilihan masing-masing peserta didik.
Guru BK/Konselor melalui pelayanan BK membantu peserta didik dalam
memenuhi peminatan kelompok mata pelajaran dan mata pelajaran berdasarkan
kekuatan dan kemungkinan keberhasilan studinya. Oleh karena itu Guru
BK/Konselor bekerjasama dengan Guru Mata Pelajaran, Guru Wali Kelas
mengidentifikasi kemampuan, bakat, minat, dan kecenderungan pilihan masing-
masing peserta didik serta dukungan dari orang tua sehingga akan dapat menjalani
kehidupan dalam belajar yang sesuai dengan kekuatan dirinya, efektif, bermakna,
kreatif, menyenangkan, dan dinamis serta kemungkinan keberhasilan tinggi.
Pelayanan BK untuk peminatan kelompok mata pelajaran dan mata pelajaran
memberikan kesempatan yang cukup luas bagi peserta didik untuk menempatkan
diri pada jalur yang lebih tepat dalam rangka penyelesaian studi secara terarah,
sukses, dan jelas dalam arah pendidikan selanjutnya. Wilayah peminatan kelompok
mata pelajaran dan mata pelajaran ini, dalam keseluruhan program pendidikan
satuan pendidikan dasar dan menengah merupakan bidang pelayanan BK yang
menjadi wilayah tugas pokok Guru BK/Konselor dalam kerangka keseluruhan
program pelayanan BK pada satuan pendidikan. Sedangkan pendalaman materi
mata pelajaran merupakan bidang pelayanan pembelajaran yang menjadi wilayah
tugas pokok Guru Mata Pelajaran dalam kerangka keseluruhan program
pembelajaran pada satuan pendidikan.
35
B. Pengertian, Macam dan Komponen Peminatan
1. Pengertian Peminatan Peserta Didik
Penyelenggaraan pendidikan dalam satuan pendidikan di SMA dan SMK
selama ini (sebelum kurikulum 2013) terdapat program penjurusan peserta didik,
bagi peserta didik SMA dilaksanakan di kelas XI dan di SMK program penjurusan
dilaksanakan bersamaan dengan penerimaan siswa baru. Istilah penjurusan
peserta didik tidak tertuang dalam Kurikulum 2013, istilah yang muncul adalah
peminatan peserta didik. Peminatan peserta didik dapat diartikan (1) suatu
pembelajaran berbasis minat peserta didik sesuai kesempatan belajar yang ada
dalam satuan pendidikan; (2) suatu proses pemilihan dan penetapan peminatan
peserta didik pada kelompok mata pelajaran atau bidang kompetensi keahlian
yang ditawarkan oleh satuan pendidikan; (3) suatu proses pengambilan pilihan
dan keputusan oleh peserta didik tentang peminatan kelompok matapelajaran,
mata pelajaran, bidang keahlian atau kompetensi keahlian yang didasarkan atas
pemahaman potensi diri dan peluang yang diselenggarakan pada satuan
pendidikan; (4) dan suatu proses yang berkesinambungan untuk memfasilitasi
peserta didik mencapai keberhasilan proses dan hasil belajar serta
perkembangan optimal dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional. (5)
serta peminatan belajar peserta didik merupakan wilayah garapan profesi
bimbingan dan konseling.
Layanan peminatan peserta didik dalam penyelenggaraan pendidikan
tidak sebatas pemilihan dan penetapan saja, namun juga termasuk adanya
langkah lanjut yaitu pendampingan, pengembangan, penyaluran, evaluasi dan
tindak lanjut. Peserta didik dapat memilih secara tepat tentang peminatannya
apabila memperoleh informasi yang memadai atau relevan, memahami secara
mendalam tentang potensi dirinya, baik kelebihan maupun kelemahanya.
Pendampingan dilakukan melalui proses pembelajaran yang mendidik dan
terciptanya suatu kondisi lingkungan pembelajaran yang kondusif. Penciptaan
yang dimaksud paling tidak dilakukan oleh guru mata pelajaran bersama guru
BK/Konselor serta kebijakan kepala sekolah dan layanan administrasi akademik
yang mendukung. Pengembangan dalam arti bahwa adanya upaya yang
dilakukan untuk penyaluran dan pengembangan potensi peserta didik, misalnya
dilakukan melalui magang, untuk itu diperlukan kerjasama yang baik antara
36
sekolah dengan pihak lain terkait. Dalam proses pembelajaran di satuan
pendidikan SMA/SMK, peserta didik diberikan mata pelajaran wajib yang
ditempuh selama pendidikan yaitu kelompok mata pelajaran kelompok A dan
kelompok B. Di samping itu, bagi peserta didik SMA diberi kesempatan untuk
memilih peminatan akademik dan peserta didik SMK diberi kesempatan untuk
memilih peminatan akdemik dan vokasi yang di sebut peminatan kelompok mata
pelajaran. Setiap peserta didik wajib memilih sejumlah mata pelajaran yang
bersifat pendalaman atau perluasan bidang keahlian/peminatan yang dipilihnya.
Peserta didik wajib menempuh kelompok mata pelajaran yang ditetapkan, namun
juga diwajibkan memilih bidang keahlian dan mata pelajaran pilihan yang relevan
dengan pilihan bidang keahliannya. Kerjasama dan sinergisitas kerja antar
personal sekolah secara baik, persiapan/penataan kerja secara baik pula di
setiap satuan pendidikan dapat menjadi fasilitas pendukung pembelajaran.
Penciptaan penghormatan eksistensi bidang keahlian suatu profesi satu dengan
profesi lainnya dalam satuan pendidikan sangat diperlukan dalam rangka
profesionalitas kerja.
2. Macam Pemintan Peserta didik
Struktur kurikulum pendidikan menengah terdiri dari sejumlah mata
pelajaran, beban belajar, dan kalender pendidikan. Mata pelajaran terdiri dari
mata pelajaran wajib dan mata pelajaran pilihan. Pada hakekatnya peminatan
peserta didik antara SMA dan SMK terdapat perbedaan dan kesamaan.
Persamaannya adalah bahwa peserta didik SMA dan SMK wajib menempuh
kelompok mata pelajaran A dan B sejumlah 24 JP. Kelompok mata pelajaran A
sejumlah 6 mata pelajaran dengan alokasi waktu 17 JP dan 3 mata pelajaran
dengan alokasi waktu 7 JP.
Kelompok mata pelajaran A untuk peserta didik SMA dan SMK meliputi
matapelajaran-matapelajaran berikut:
a. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti,
b. Pendidikan Kewarganegaraan,
c. Bahasa Indonesia,
d. Matematika,
e. Sejarah,
f. Bahasa Inggris;
37
Kelompok matapelajaran B meliputi matapelajaran
a. Seni Budaya,
b. Prakarya,
c. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan.
Sedangkan peminatan kelompok mata pelajaran C antara SMA dan SMK
adalah berbeda tentang nama mata pelajaran dan JP sebagai berikut.
a. Peminatan Peserta Didik SMA.
Peminatan peserta didik sebagaimana tertuang dalam Kurikulum 2013
bagi peserta didik SMA adalah peminatan akademik terdiri dari:
1). Peminatan Matematika dan Sains sejumlah 12 JP yang meliputi mata
pelajaran Matematika, Biologi, Fisika, dan Kimia
2). Peminatan Sosial sejumlah 12 JP yang meliputi matapelajaran Geografi,
Sejarah, Sosiologi dan Antropologi, Ekonomi,
3). Peminatan Bahasa sejumlah 12 JP yang meliputi mata pelajaran Bahasa dan
Sastra Indonesia, Bahasa dan Sastra Inggris, Bahasa dan Sastra lainnya,
Antropologi.
b. Mata Pelajaran Pilihan dan Pendalaman bagi Peserta Didik SMA
Bagi peserta didik baru kelas X, disamping pemilihan peminatan tersebut,
peserta didik diwajibkan memilih mata pelajaran sejumlah 6 JP yang dipilih dari
mata pelajaran kelompok peminatan, atau mata pelajaran lintas peminatan,
sedangkan bagi peserta didik kelas XI dan XII memilih 4 JP tertuang dalam
struktur kurikulum SMA tahun 2013 sebagaimana tertuang dalam lampiran 8.
Dengan demikian setiap peserta didik SMA dalam pembelajaran wajib
melakukan aktivitas sebagai berikut :
1). Menempuh kelompok mata pelajaran A dan B sebagaimana kurikulum yang
diberlakukan.
2). Memilih dan menempuh pembelajaran peminatan kelompok mata pelajaran C
yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan.
3). Memilih dan menempuh mata pelajaran peminatan lintas minat dan/atau
pendalaman peminatan belajar peserta didik.
c. Peminatan Peserta Didik SMK
Peserta didik SMK menempuh kelompok mata pelajaran A dan B sejumlah
24 JP seperti peserta didik SMA. Peminatan peserta didik SMK sebagaimana
38
tertuang dalam Kurikulum 2013 yaitu peminatan akademik dan vokasi yang
meliputi bidang studi keahlian, 45 (empat puluh lima) program studi keahlian, dan
141 (seratus empatpuluh satu) kompetensi keahlian sebagaimana tertera dalam
lampiran 9.
Setiap peserta didik SMK dalam pembelajaran melakukan aktivitas
sebagai berikut.
1). Menempuh kelompok mata pelajaran A dan B yang telah ditetapkan
sebagaimana tertera dalam Kurikulum 2013.
2). Memilih dan menempuh pembelajaran peminatan kelompok matapelajaran C
(peminatan akademik dan vokasi) terdiri dari 3 (tiga) kelompok besar
peminatan akademik dan vokasi yang meliputi : 8 (delapan) bidang studi
keahlian, 45 (empat puluh lima) program studi keahlian, dan 141 (seratus
empat puluh satu) kompetensi keahlian. Kegiatan yang dilakukan peserta
didik SMK:
a). memilih dan menempuh satu bidang studi keahlian,
b). memilih dan menempuh satu program studi keahlian yang tercakup dalam
bidang studi keahlian,
c). memilih dan menempuh satu kompetensi keahlian yang tercakup dalam
program studi keahlian.
Sekolah diharapkan dapat mensosialisasikan Kurikulum 2013 yang
diberlakukan di satuan pendidikan masing-masing secara rinci dan jelas, hal
ini dimaksudkan untuk memberikan kemudahan bagi semua calon peserta
didik, orang tua. Guru BK/Konselor diharapkan memberikan layanan informasi
yang jelas dan detail berkaitan peminatan peserta didik yang diselenggarakan
di satuan pendidikan, memberikan layanan konsultasi pemilihan dan
penetapan, memberikan pendampingan, pengembangan dan penyaluran
minat belajar sesuai dengan potensi atau kompetensi keahliannya dan
kesempatan yang ada.
3. Penelusuran Peminatan Peserta Didik
Ketepatan dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling untuk
pemilihan dan penetapan peminatan peserta didik memerlukan berbagai macam
data atau informasi tentang diri calon peserta didik. Data yang dapat digunakan
dalam layanan peminatan peserta didik antara lain prestasi belajar kelas VII, VIII,
39
dan VIII di SMP/MTs, prestasi non akademik (kejuaraan kegiatan lomba seni,
olah raga, dll. mulai dari SD/MI), prestasi belajar berdasarkan ujian nasional,
minat studi lanjut, minat pekerjaan, minat jabatan, cita-cita kehidupan dimasa
depan, perhatian orang tua, fasilitasi pembelajaran, status sosial ekonomi,
harapan orang tua dalam bidang peminatan belajar, dan harapan orang tua
setelah putra-putrinya lulus dari sekolah. Teknik memperoleh data untuk
peminatan peserta didik tersebut dapat digunakan teknik non tes, meliputi teknik-
teknik sebagai berikut :
a. Dokumentasi, sebagai teknik untuk memperoleh data prestasi belajar
berdasarkan buku raport peserta didik kelas VII, VIII, dan IX serta nilai ujian
nasional saat belajar di SMP/MTs. Data ini dapat digunakan untuk analisis
perkembangan belajar peserta didik yang merupakan cerminan kesungguhan
belajar, kecerdasan umum dan kecerdasan khusus yang dimaknakan dari
mata pelajaran yang ditempuh relevansinya dengan bidang keahlian atau
jenis peminatan peserta didik.
b. Angket, sebagai teknik untuk memperoleh data tentang minat belajar peserta
didik dan perhatian orang tua. Isian minat belajar peserta didik dapat
dipergunakan untuk penetapan peminatan sebab isian minat merupakan
pernyataan pikiran dan perasaan serta kemauan peserta didik. Isian perhatian
orang tua merupakan bukti tertulis yang dapat dipertanggungjawabkan
kebenaran data tersebut.
c. Wawancara, sebagai teknik yang dapat digunakan sebagai teknik untuk
mengklarifikasi isian angket dan hal lain yang diperlukan serta sekaligus
pewawancara dapat melakukan observasi.
d. Observasi, sebagai teknik yang dapat digunakan untuk memperoleh data
kondisi fisik serta perilaku yang nampak sebagai bahan pertimbangan dalam
penetapan peminatan peserta didik.
Di samping teknik non tes tersebut dapat juga menggunakan teknik tes
psikologis yang dilaksanakan oleh tester atau tes peminatan yang dapat
dilaksanakan oleh guru BK/Konselor. Data yang dapat diperoleh melalui teknik
tes dapat dianalisisis dan dipergunakan dasar penetapan peminatan peserta
didik. Data teknik non tes (dokumentasi, angket, wawancara, observasi, dll)
secara lengkap dan tepat menganalisis serta interpretasi yang benar dapat
dijadikan dasar pemilihan dan penetapan peminatan peserta didik. Pemilihan dan
40
penetapan peminatan peserta didik dengan menggunakan data dari teknik non
tes adalah sudah dapat dipertanggungjawabkan.
4. Komponen Peminatan Peserta Didik
Minat merupakan gejala psikologis, berkaitan dengan pikiran dan
perasaan terhadap suatu objek. Perhatian, pemahaman, dan perasaan yang
mendalam terhadap suatu objek dapat menimbulkan minat. Objek yang menarik
cenderung akan menimbulkan minat. Minat merupakan perasaan suka, rasa
tertarik, kecenderungan dan gairah atau keinginan yang tinggi seseorang
terhadap suatu objek. Dalam kaitannya dengan peminatan peserta didik dalam
satuan pendidikan SMA, objek yang dimaksudkan adalah bidang peminatan
matematika dan sains, sosial dan bahasa. Sedangkan peminatan satuan
pendidikan SMK, objek yang dimaksudkan adalah bidang studi keahlian, program
studi keahlian, dan kompetensi keahlian. Peserta didik dihadapkan kepada objek
tersebut, dan diberi kesempatan untuk memilih sesuai dengan potensi yang
dimiliki dan kesempatan yang ada. Pemilihan peminatan yang tepat dan
mempunyai arti penting bagi prospek kehidupan peserta didik masa depan
adalah tidak mudah, untuk itu memerlukan layanan bantuan tepat yang dilakukan
oleh tenaga profesional. Dalam konteks ini, profesi bimbingan dan konseling
dipandang paling tepat untuk memfasilitasi pemilihan peminatan peserta didik.
Minat dipengaruhi oleh faktor dalam diri dan luar diri peserta didik. Komponen
pokok yang perlu dipertimbangkan dalam melakukan pemilihan dan penetapan
peminatan peserta didik SMA dan SMK dapat meliputi prestasi belajar, prestasi
non akademik, pernyataan minat peserta didik, perhatian orang tua dan diteksi
potensi peserta didik. Berikut ini disajikan uraian peran masing-masing
komponen dalam penetapan peminatan peserta didik.
a. Prestasi belajar yang telah dicapai selama proses pembelajaran merupakan
cerminan kecerdasan dan potensi akademik yang dimiliki. Prestasi belajar
peserta didik pada kelas VII, VIII, dan IX merupakan profil kemampuan
akademik peserta didik, yang dapat dijadikan dasar pertimbangan pokok
dalam peminatan. Profil kondisi prestasi belajar yang dicapai dapat sebagai
prediksi keberhasilan belajar selanjutnya. Kesungguhan dan keajegan belajar
dapat berpengaruh positif terhadap peningkatan prestasi belajar pada
program pendidikan selanjutnya. Prestasi belajar merupakan cerminan
41
potensi peserta didik, sehingga dapat dijadikan komponen pokok dalam
pertimbangan pemilihan dan penetapan peminatan peserta didik. Data
prestasi belajar diperoleh melalui teknik dokumentasi dan diharapkan semua
calon peserta didik menyerahkan fotocopy raport SMP/MTs yang disyahkan
oleh kepala sekolah yang bersangkutan.
b. Prestasi non akademik merupakan cerminan bakat tertentu pada diri
peserta didik. Prestasi non akademik yang telah dicapai, seperti kejuaraan
dalam lomba melukis, menyanyi, menari, pidato, bulu tangkis, tenis meja, dll.,
merupakan indikasi peserta didik memiliki kemampuan khusus/bakat tertentu.
Terdapat relevansi antara kejuaraan suatu lomba dengan kemudahan
melakukan aktivitas dan keberhasilan belajar mata pelajaran tertentu yang
sesuai dengan kemampuan khusus yang dimiliki. Data ini dapat diperoleh
melalui isian (angket) yang disiapkan dan teknik dokumentasi berupa
fotocopy piagam penghargaan yang dimiliki calon peserta didik sejak Sekolah
Dasar/Madrasah Ibtidaiyah.
c. Prestasi/nilai ujian nasional (UN) yang dicapai merupakan cerminan
kemampuan akademik mata pelajaran tertentu berstandar nasional. Prestasi
belajar dapat sebagai pertimbangan untuk pemilihan dan penetapan
peminatan peserta didik. Diasumsikan bahwa peserta didik tidak mengalami
kecelakaan fisik atau psikis dan kebiasaan belajar tetap dapat dipertahankan
bahkan ditingkatkan, maka prestasi/nilai UN tepat sebagai pertimbangan
penetapan peminatan peserta didik sesuai kelompok mata pelajarannya.
Prestasi/nilai UN diperoleh melalui teknik dokumentasi berupa fotocopy daftar
nilai UN dan daftar isian (angket) yang disiapkan.
d. Minat belajar tinggi ditunjukkan dengan perasaan senang yang mendalam
terhadap peminatan tertentu (mata pelajaran, bidang studi keahlian, program
studi keahlian, kompetensi keahlian) berkontribusi positif terhadap proses dan
hasil belajar. Peserta didik merasa senang, antusias, tidak merasa cepat
lelah, sungguh-sungguh dalam mengikuti pembelajaran di sekolah maupun
aktivitas belajar di rumah disebabkan memiliki minat yang tinggi terhadap apa
yang dipelajarinya.
Pernyataan minat dapat secara tertulis. Pernyataan mencerminkan apa
yang diinginkan dan merupakan indikasi akan kesungguhan dalam belajar
sebab aktivitas belajar berkaitan erat dengan minatnya.
42
e. Cita-cita peserta didik untuk studi lanjut, pekerjaan, dan jabatan erat
hubungannya dengan potensi yang dimilikinya dan dipengaruhi oleh hasil
pengamatan terhadap figur dan keberhasilan seseorang/sekelompok dalam
kehidupannya. Di samping itu, atas dasar informasi yang diperoleh baik
secara langsung maupun tidak langsung juga berpengaruh terhadap
munculnya cita-cita peserta didik. Informasi yang jelas dan prospesktif juga
dapat merangsang munculnya cita-cita. Keinginan yang kuat untuk mencapai
bidang studi lanjut, jabatan, dan pekerjaannya sangat berpengaruh positif
terhadap aktivitas belajar. Sinkronisasi antara cita-cita dengan potensi
peserta didik dan prestasi yang dicapai dengan kesempatan belajar untuk
mencapai cita-cita, dapat menumbuhkan semangat belajar yang dipilihnya.
Instrumen untuk mengungkap tentang minat dan cita-cita peserta didik
sebagaimana terlampir.
f. Perhatian orang tua, fasilitasi dan latar belakang keluarga berpengaruh
positif terhadap kesungguhan-ketekunan-kedisiplinan dalam belajar. Restu
orang tua merupakan kekuatan spiritual yang dapat memberikan kemudahan
yang dirasakan oleh peserta didik dalam belajar dan mencapai keberhasilan
belajar. Anak mempunyai hubungan emosional dengan orang tua, juga
berkaitan dengan semangat belajar. Intensitas hubungan orang tua dengan
anak dapat menumbuhkan motivasi belajar yang berdampak kualitas proses
dan hasil belajar. Namun disadari bahwa yang belajar adalah anak, dan orang
tua sebatas mengharapkan hasil belajar anak dan memfasilitasi belajar.
Untuk itu, perhatian, fasilitasi, dan harapan orang tua terhadap peminatan
peserta didik penting dipertimbangkan, namun bukan sebagai penentu
peminatan. Bila terdapat perbedaan antara peminatan peserta didik dengan
orang tua, maka yang perlu dikaji lebih mendalam adalah prospek peminatan
dan kesiapan belajar anak. Orang tua diharapkan lebih pada memberikan
dukungan atas pilihan peminatan putra-putrinya. Namun demikian, guru
BK/Konselor hendaknya cermat dalam berdialog dengan orangtua tentang
penempatan peminatan peserta didiknya, apalagi orang tua yang
bersangkutan sangat berharap atas pilihan peminatan putra-putrinya.
Instrumen untuk mengungkap tentang harapan dan latar belakang orang tua
sebagaimana lampiran.
43
g. Diteksi potensi menggunakan instrumen tes psikologis atau tes peminatan
bagi calon peserta didik tentang bakat dan minat dapat dilakukan oleh tim
khusus yang memiliki kemampuan dan kewenangan. Hasil diteksi potensi
dapat diperoleh kecenderungan peminatan peserta didik. Rekomendasi
peminatan berdasarkan diteksi menggunakan instrumen tes psikologis dapat
dipergunakan sebagai pertimbangan bila terjadi kebimbangan dalam
penempatan peminatan peserta didik. Pelaksanaan diteksi menggunakan
instrumen tes psikologis yang standar dilakukan oleh tenaga ahli atau tes
peminatan yang dikembangkan oleh guru BK/Konselor. Hasil diteksi potensi
peserta didik dapat menggunakan hasil diteksi pada saat di SMP/MTs, namun
dapat juga menggunakan hasil tes peminatan yang diselenggarakan di
SMA/SMK, dan atau menggunakan data dari SMP/MTs dengan data hasil tes
peminatan yang diselenggarakan di SMA/SMK.
C. Tujuan dan Fungsi Peminatan
1. Tujuan
Secara umum Peminatan Kelompok Mata Pelajaran dan Mata Pelajaran
bertujuan untuk membantu peserta didik SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA dan SMK
menetapkan minat pilihan kelompok mata pelajaran dan mata pelajaran serta
pendalaman mata pelajaran yang diikuti pada satuan pendidikan yang sedang
ditempuh, pilihan karir dan/atau pilihan studi lanjutan sampai ke perguruan tinggi.
Secara khusus tujuan Peminatan kelompok mata pelajaran dan mata
pelajaran adalah:
a. Mengarahkan peserta didik SD/MI untuk memahami bahwa pendidikan di
SD/MI merupakan pendidikan wajib yang harus dikuti oleh seluruh warga
negara Indonesia dan setamatnya dari SD/MI harus dilanjutkan ke studi di
SMP/MTs, dan oleh karenanya peserta didik perlu belajar dengan sungguh-
sungguh dan meminati semua mata pelajaran.
b. Mengarahkan peserta didik SMP/MTs untuk memahami dan mempersiapkan
diri bahwa :
1) Semua warga negara Indonesia wajib mengikuti pelajaran di sekolah
sampai dengan jenjang SMP/MTs dalam rangka Wajib Belajar 9 Tahun.
44
2) Peserta didik SMP/MTs perlu meminati semua mata pelajaran, meminati
studi lanjutan yang menjadi pilihan SMA/MA atau SMK sesuai dengan
kemampuan dasar umum (kecerdasan), bakat, minat, dan kecenderungan
pilihan masing-masing peserta didik, memahami berbagai jenis
pekerjaan/karir dan mulai mengarahkan diri untuk pekerjaan/karir tertentu.
3) Setamat dari SMP/MTs peserta didik dapat melanjutkan pelajaran ke
SMA/MA atau SMK, untuk selanjutnya bila sudah tamat dapat bekerja
atau melanjutkan pelajaran ke perguruan tinggi. Peminatan di SMP/MTs
adalah mempersiapkan peserta didik untuk menentukan pilihan kelompok
mata pelajaran dan mata pelajaran di SMA/MA/SMK. Jadi peserta didik
perlu mendapatkan informasi tentang kelompok peminatan: keuntungan
dan keterbatasannya.
c. Mengarahkan peserta didik SMA/MA untuk memahami dan mempersiapkan
diri bahwa :
1) Pendidikan di SMA/MA merupakan pendidikan untuk menyiapkan peserta
didik menjadi manusia dewasa yang mampu hidup mandiri di masyarakat.
2) Kemandirian tersebut pada nomor (1) didasarkan pada kematangan
pemenuhan potensi dasar, bakat, minat, dan keterampilan pekerjaan/karir.
3) Kurikulum SMA/MA memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk
memilih kelompok mata pelajaran dan mata pelajaran tertentu sesuai
dengan kemampuan dasar umum (kecerdasan), bakat, minat dan
kecenderungan pilihan masing-masing peserta didik.
4) Setelah tamat dari SMA/MA peserta didik dapat bekerja di bidang tertentu
yang masih memerlukan persiapan/pelatihan, atau melanjutkan ke
perguruan tinggi dengan memasuki program studi sesuai dengan pilihan
dan pendalaman mata pelajaran sewaktu di SMA/MA.
d. Mengarahkan peserta didik SMK untuk memahami dan mempersiapkan diri
bahwa :
1) Pendidikan di SMK merupakan pendidikan untuk menyiapkan peserta
didik menjadi manusia dewasa yang mampu hidup mandiri di masyarakat.
45
2) Kemandirian tersebut pada nomor (1) didasarkan pada kematangan
pemenuhan potensi dasar, bakat, minat, dan keterampilan pekerjaan/karir.
3) Kurikulum SMK memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk memilih
mata pelajaran program keahlian dan mendalami materi mata pelajaran
program keahlian tertentu sesuai dengan kemampuan dasar umum
(kecerdasan), bakat, minat dan kecenderungan pilihan masing-masing
peserta didik.
4) Setelah tamat dari SMK peserta didik dapat bekerja di bidang tertentu
sesuai dengan bidang studi keahlian/kejuruan yang telah dipelajarinya,
atau melanjutkan pelajaran ke perguruan tinggi dengan memasuki
program studi sesuai dengan pilihan dan pendalaman materi mata
pelajaran sewaktu di SMK.
2. Fungsi
Fungsi peminatan kelompok mata pelajaran dan mata pelajaran untuk
peserta didik SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA dan SMK sesuai jenjang satuan
pendidikan masing-masing, yaitu :
a. Fungsi pemahaman, yaitu berkaitan dengan dipahaminya kemampuan, bakat,
minat, dan kecenderungan pilihan masing-masing peserta didik serta
lingkungan untuk menentukan Peminatan kelompok mata pelajaran dan mata
pelajaran yang diikuti, arah karir dan/atau studi lanjutan yang dipilihnya.
b. Fungsi pencegahan, yaitu berkaitan dengan tercegahnya berbagai masalah
yang dapat mengganggu berkembangnya kemampuan, bakat, minat, dan
kecenderungan pilihan masing-masing peserta didik secara optimal dalam
kaitan dengan Peminatan kelompok mata pelajaran dan mata pelajaran yang
diikuti, arah karir dan/atau studi lanjutan yang dipilihnya.
c. Fungsi pengentasan, yaitu berkaitan dengan tertentaskannya masalah-
masalah peserta didik yang berhubungan dengan Peminatan kelompok mata
pelajaran dan mata pelajaran yang diikuti, arah karir dan/atau studi lanjutan
yang dipilihnya.
d. Fungsi pemeliharaan dan pengembangan, yaitu berkaitan dengan
terkembangkan dan terpeliharanya kemampuan, bakat, minat, dan
46
kecenderungan pilihan masing-masing peserta didik secara optimal dalam
kaitannya dengan Peminatan kelompok mata pelajaran dan mata pelajaran
yang diikuti, arah karir dan/atau studi lanjutan yang dipilihnya.
e. Fungsi advokasi, yaitu berkaitan dengan upaya terbelanya peserta didik dari
berbagai kemungkinan yang mencederai hak-hak mereka dalam
pengembangan kemampuan, bakat, minat, dan kecenderungan pilihan
masing-masing peserta didik secara optimal dalam peminatan kelompok mata
pelajaran dan mata pelajaran serta pendalaman mata pelajaran yang diikuti,
arah karir dan/atau studi lanjutan.
D. Tingkat dan Aspek Peminatan
1. Tingkat Peminatan
Memperhatikan pengertian, fungsi, dan tujuan di atas, tingkat peminatan
kelompok mata pelajaran dan mata pelajaran yang perlu dikembangkan dapat
digambarkan sebagai berikut:
Perguruan
Tinggi
4 4
SMA S SMK
SMK MA
SLTA
2
SD/MI
1
3a 3b
SMP MTs SLTP
47
Keterangan
a. Peminatan pertama perlu dikembangkan pada peserta didik SD/MI yang akan melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs. Mereka dibantu untuk memperoleh informasi untuk memilih SMP/MTs (lihat nomor 1 pada gambar).
b. Peminatan kedua perlu dibangun pada peserta didik SMP/MTs yang akan melajutkan ke SMA/MA dan SMK. Mereka dibantu untuk memperoleh informasi yang cukup lengkap tentang jenis dan penyelenggaraan masing-masing SMA/MA dan SMK, pilihan kelompok mata pelajaran, pilihan mata pelajaran dan arah karir yang ada, dan kemungkinan studi lanjutannya (lihat nomor 2 pada gambar).
c. Peminatan ketiga umum perlu dikembangkan pada peserta didik SMA/MA dan SMK untuk mengambil pilihan kelompok mata pelajaran, pilihan mata pelajaran, dan pendalaman mata pelajaran, serta pilihan lintas mata pelajaran tertentu, pilihan arah pengembangan karir (lihat nomor 3b pada gambar).
d. Peminatan ketiga kejuruan perlu dikembangkan pada peserta didik SMK untuk memilih program keahlian dan mata pelajaran program keahlian, mendalami mata pelajaran program keahlian dan mengakses keterkaitan lintas mata pelajaran praktik/kejuruan yang ada di SMK (lihat nomor 3b pada gambar).
e. Peminatan keempat perlu dikembangkan pada peserta didik di SMA/MA dan SMK yang akan melanjutkan studi ke perguruan tinggi, mereka dibantu untuk memilih dan menentukan minat salah satu fakultas dengan program studinya yang ada di perguruan tinggi, sesuai dengan kemampuan umum (kecerdasan), bakat, minat dan karakteristik peserta didik, serta pilihan dan pendalaman mata pelajaran di SMA/MA atau SMK (lihat nomor 4 pada gambar).
Masing-masing tingkat peminatan kelompok mata pelajaran dan mata
pelajaran itu memerlukan penanganan yang akurat sesuai dengan tingkat
perkembangan dan karakteristik peserta didik yang bersangkutan, serta
karakteristik satuan pendidikan di mana peserta didik belajar.
2. Aspek Peminatan
Untuk setiap tingkat peminatan kelompok mata pelajaran dan mata
pelajaran digunakan lima aspek pokok sebagai dasar pertimbangan bagi
peminatan kelompok mata pelajaran dan mata pelajaran yang akan ditempuh.
Kelima aspek tersebut secara langsung mengacu kepada beberapa karakteristik
pribadi peserta didik dan lingkungannya, kondisi sekolah dan kondisi pihak-pihak
yang bertanggung jawab atas pendidikan peserta didik yang bersangkutan, yaitu:
a. Bakat, minat, dan kecenderungan pribadi yang dapat diukur dengan tes bakat
dan/atau inventori tentang bakat/minat.
48
b. Kemampuan dasar umum (kecerdasan), yaitu kemampuan dasar yang
biasanya diukur dengan tes intelegensi.
c. Kondisi dan kurikulum yang memuat mata pelajaran dan/atau praktik/latihan
yang dapat diambil/didalami peserta didik atas dasar pilihan, serta sistem
Satuan Kredit Semester (SKS) yang dilaksanakan.
d. Prestasi hasil belajar, yaitu nilai hasil belajar yang diperoleh peserta didik di
sekolah/madrasah, baik (a) rata-rata pada umumnya, maupun (b) per mata
pelajaran, baik yang bersifat wajib maupun pilihan, dalam rangka peminatan
akademik, kejuruan dan studi lanjutan.
e. Ketersediaan fasilitas sekolah/madrasah, yaitu apa yang ada di tempat
peserta didik belajar yang dapat menunjang pilihan peminatan kelompok mata
pelajaran dan mata pelajaran bagi peserta didik.
f. Dorongan moral dan finansial, yaitu kemungkinan penguatan dan berbagai
sumber yang dapat membantu peserta didik, seperti orang tua dan
kemungkinan bantuan dari pihak lain, dan beasiswa.
Dalam penerapannya Peminatan kelompok mata pelajaran dan mata
pelajaran untuk peserta didik merupakan gabungan kombinasi dari setiap aspek
pada setiap jenis dan jenjang satuan pendidikan. Keterkaitan antara tingkat dan
aspek Peminatan kelompok mata pelajaran dan mata pelajaran bagi peserta
didik tergambar dalam tabel berikut.
Tabel 1 Tingkatan dan Aspek-aspek Peminatan
Tingkat Peminatan
Jenjang Pendidikan
Peminatan Akademik
Peminatan Kejuruan
Peminatan Studi Lanjutan
1. Peminatan pertama
SD/MI
Meminati semua mata pelajaran
Pemahaman awal tentang
pekerjaan/karir
SMP/MTs
2. Peminatan kedua
SMP/MTs Meminati semua mata pelajaran
Pemahaman tentang
pekerjaan/karir dan kemungkinan
bekerja
SMA/MA/SMK
3. Peminatan ketiga umum
SMA/MA Meminati kelompk mapel, mapel pilihan,
lintas mapel, dan pendalaman materi
mapel.
Pemahaman definitif tentang pekerjaan/karir
dan arah pelaksanaan
pekerjaan/karir
Program Khusus bidang
studi IPA/IPS/BHS
49
4. Peminatan ketiga
SMK Meminati mapel program keahlian,
mapel pilihan program keahlian,
lintas mapel program keahlian, dan
pendalaman materi mapel program
keahlian
Arah definitif tentang
pelaksanaan pekerjaan/karir
(jenjang operator)
Prodi Khusus Bidang
Kejuruan
5. Peminatan keempat
Tamat SMA/MA/
SMK
Bekerja atau kuliah sesuai dengan
pilihan mapel, lintas mapel/kejuruan dan pendalaman materi
mapel di SLTA
Arah pekerjaan/karir
(jenjang teknisi/analis,
profesi, atau ahli)
Fak dan Prodi di PT
E. Pengorganisasian, Kreteria dan Pemetaan Peserta Didik
a. Pengorganisasian Peminatan Peserta didik
Layanan pemilihan dan penetapan peminatan peserta didik diperlukan berbagai
data peserta didik dan orang tua yang mempunyai makna dan saling berkaitan dalam
pemilihan dan penetapan peminatan peserta didik. Data yang berkaitan dengan
peminatan peserta didik dapat diperoleh dengan menggunakan teknik tes dan non tes.
Teknik non tes dapat diyakini sebagai teknik untuk memperoleh data pokok untuk
penetapan peminatan peserta didik. Namun pada sekolah tertentu yang memiliki daya
dukung dana dan tenaga serta mengharapkan data lebih banyak lagi, maka dapat juga
menggunakan teknik tes untuk menditeksi potensi peminatan peserta didik. Data yang
diperlukan untuk menetapkan peminatan peserta didik meliputi :
a. Data prestasi belajar peserta didik dari sekolah sebelumnya (SMP/MTs) kelas VII,
VIII, dan IX dicermati perkembangan dan jumlah nilai setiap matapelajaran yang
terkait dengan peminatan belajar.
b. Data prestasi/nilai belajar UN dicermati relevansinya dengan peminatan dan nilai UN
digabungkan dengan nilai raport, sebagai pertimbangan menyusun ranking.
c. Data prestasi non akademik yang diperoleh dicermati relevansinya dengan
peminatan dan dapat diberi skore tingkat sekolah =1, kecamatan = 2, kabupaten = 3,
provinsi = 4, nasional = 5, dan internasional =7. Pemberian skore ini diperlukan
sebagai bahan menyusun ranking.
d. Data tentang minat studi lanjut, minat pekerjaan, minat jabatan, minat mata
pelajaran, cita-cita kehidupan di masa depannya dan bidang peminatan yang dipilih,
harus dicermati apakah terdapat relevansinya. Bila terdapat kesesuaian, maka
mendukung untuk penetapan peminatan peserta didik. Namun bila tidak relevan
50
dengan peminatannya, maka dalam wawancara lebih ditekankan klarifikasi dan
diberikan informasi yang memberikan wawasan lebih luas.
e. Data perhatian, fasilitasi, harapan, pendidikan, pekerjaan, sosial ekonomi orang tua
diharapkan memberikan dukungan terhadap peminatan peserta didik, terutama data
tentang keinginan bidang keahlian diharapkan terdapat kesesuaian antara anak dan
orang tua. Bila hasil pencermatan data orang tua peserta didik tidak memberikan
dukungan terhadap peminatan peserta didik, maka perlu dipahami lebih lanjut
tentang perhatian orang tua melalui wawancara. Dalam penetapan peminatan perlu
lebih mendasarkan pada data prestasi dan minat yang telah diperoleh dan ditambah
hasil wawancara dan observasi.
f. Data diteksi potensi peserta didik di SMP/MTs atau rekomendasi Guru BK/Konselor
SMP/ MTs tentang peminatan peserta didik.
g. Data diteksi potensi peserta didik melalui tes peminatan yang dilaksanakan di SMA/
SMK, akan diperoleh rekomendasi kecenderungan jenis peminatan peserta didik.
Secara skematis dapat dilihat diagram pengorganisaian peminatan belajar
peserta didik sebagai berikut.
Memperhatikan data yang dapat diperoleh dalam proses peminatan belajar
peserta didik dan diagram tersebut, maka dapat disajikan dan dipilih salah satu
Prestasi Belajar
Nilai UN
Prestasi Non Akademik
Minat siswa
sisw
Peminatan Peserta Didik
berdasar analisis
Perhatian Orang Tua
Rekomendasi Guru BK SMP/MTs
SMA 3 Peminatan Peserta Didik
SMK 8 Bidang Studi Keahlian
45 Program Studi 121 Kompetensi Keahlian
Penetapan Peminatan Peserta Didik
Penetapan Peminatan Peserta Didik
Deteksi Peminatan di SMA/SMK
51
alternative penetapan peminatan belajar peserta didik yang sesuai dengan kondisi dan
daya dukung masing-masing satuan pendidikan sebagai berikut.
a. Alternative pertama adalah bahwa guru BK/Konselor dalam proses
pemilihan dan penetapan peminatan peserta didik berdasarkan 5 (lima)
komponen sebagai berikut.
1) Prestasi belajar peserta didik kelas VII, VIII, IX yang diperoleh di
SMP/MTs.
2) Prestasi UN yang diperoleh di SMP/MTs
3) Prestasi non akademik yang diperoleh dari SD/MI s/d SMP/MTs.
4) Minat belajar peserta didik yang diperoleh dari angket saat pendaftaran/
pendataan
5) Perhatian dan harapan orang tua akan peminatan belajar putra-putrinya.
b. Alternative kedua adalah bahwa guru BK/Konselor dalam proses pemilihan
dan menetapkan peminatan peserta didik berdasarkan berdasarkan 6 (enam)
komponen sebagai berikut :
1) Prestasi belajar peserta didik kelas VII, VIII, IX yang diperoleh di
SMP/MTs.
2) Prestasi UN yang diperoleh di SMP/MTs
3) Prestasi non akademik yang diperoleh dari SD/MI s/d SMP/MTs.
4) Minat belajar peserta didik yang diperoleh dari angket saat pendaftaran/
pendataan.
5) Data diteksi potensi/ rekomendasi guru bimbingan dan konseling
SMP/MTs.
6) Perhatian dan harapan orang tua akan peminatan belajar putra-putrinya.
c. Alternative ketiga adalah bahwa guru BK/Konselor dalam proses pemilihan
dan menetapkan peminatan peserta didik berdasarkan 6 (enam) komponen
sebagai berikut.
1) Prestasi belajar peserta didik kelas VII, VIII, IX yang diperoleh di
SMP/MTs.
2) Prestasi UN yang diperoleh di SMP/MTs
3) Prestasi non akademik yang diperoleh dari SD/MI s/d SMP/MTs.
4) Minat belajar peserta didik yang diperoleh dari angket saat pendaftaran/
pendataan.
52
5) Data diteksi potensi peserta didik menggunakan tes peminatan yang
dilaksanakan di SMA/SMK.
6) Perhatian dan harapan orang tua akan peminatan belajar putra-putrinya.
d. Alternative keempat adalah bahwa guru bimbingan dan konseling dalam
proses pemilihan dan menetapkan peminatan peserta didik berdasarkan tujuh
komponen sebagai berikut
1) Prestasi belajar peserta didik kelas VII, VIII, IX yang diperoleh di
SMP/MTs.
2) Prestasi UN yang diperoleh di SMP/MTs
3) Prestasi non akademik yang diperoleh dari SD/MI s/d SMP/MTs.
4) Minat belajar peserta didik yang diperoleh dari angket saat pendaftaran/
pendataan.
5) Data diteksi potensi peserta didik menggunakan tes peminatan yang
dilaksanakan di SMP/MTs.
6) Data diteksi potensi peserta didik menggunakan tes peminatan yang
dilaksanakan di SMA/SMK.
7) Perhatian dan harapan orang tua akan peminatan belajar putra-putrinya.
Proses pemilihan dan penetapan peminatan peserta didik melibatkan
berbagai personal, meliputi peserta didik sebagai subjek belajar; orang tua
memberikan perhatian dan dukungan; guru BK/Konselor menelusuri dan
mengorganisasikan serta menetapkan peminatan belajar peserta didik dan
menciptakan kondisi yang kondusif untuk pembelajaran yang mendidik, guru
mata pelajaran melaksanakan pembelajaran; dan kepala sekolah
memberikan kebijakan penyelenggaraan pendidikan pada umumnya dan
kuota kelompok peminatan peserta didik yang diselenggarakan.
2. Kriteria Penetapan Peminatan Peserta Didik
Kegiatan pemilihan dan penetapan peminatan peserta didik yang
dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan penerimaan siswa baru, maka
terdapat dua hal penting yaitu kriteria yang secara formal diselenggarakan
penetapannya adalah nilai ujian nasional ditambah nilai kegiatan/kejuaraan yang
secara formal diselenggarakan secara resmi oleh pemerintah atau organisasi
profesi atau organisasi sosial. Di samping itu, sesuai dengan karakteristik
53
progam peminatan belajar tertentu atau kompetensi keahlian tertentu
memerlukan persyaratan khusus berupa tes fifik atau kesehatan, maka
dipersilakan menyelenggarakan tes fisik/ kesehatan bagi peserta didik. Hal ini
dimaksudkan untuk kelancaran pembelajaran bagi peserta didik, sedangkan
rambu-rambu kriteria penetapan peminatan belajar peserta didik adalah sebagai
berikut :
Peminatan Peserta Didik SMA
1) Peminatan Matematika dan Sains
a) Diutamakan bagi yang memilih peminatan Matematika dan Sains
sebagai pilihan pertama
b) Memiliki Nilai rata-rata Mata pelajaran Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Semester 1,2,3,4,5,6 dan UN ≥ 7,00
c) Diutamakan memiliki Prestasi Non Akademik Mata Pelajaran yang
relevan dengan bidang Matematika dan Sains.
d) Memiliki data perhatian orang tua
e) Memiliki Rekomendasi Guru BK/Konselor SMP/MTs. pada peminatan
Matematika dan Sains (kalau ada)
2) Peminatan Sosial
a) Diutamakan bagi yang memilih peminatan Sosial sebagai pilihan
pertama
b) Memiliki Nilai rata-rata Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial pada
semester 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan UN ≥ 7,00
c) Diutamakan memiliki Prestasi Non Akademik yang relevan dengan
bidang mata Ilmu Pengetahuan Sosial
d) Memiliki data perhatian orang tua
e) Memiliki Rekomendasi dari Guru BK/Konselor SMP/MTs. pada
peminatan Sosial (kalau ada)
3) Peminatan Bahasa
a) Diutamakan bagi yang memilih Peminatan Bahasa sebagai pilihan
pertama
b) Memiliki Nilai rata-rata Mata Pelajaran Bahasa (Indonesia dan Inggris),
pada semester 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan UN ≥ 7,00
c) Diutamakan memiliki Prestasi Non Akademik yang relevan dengan
bidang mata pelajaran Bahasa (Indonesia dan Inggris)
54
d) Memiliki data perhatian orang tua
e) Memiliki Rekomendasi dari Guru BK/Konselor SMP/MTs pada
peminatan Bahasa (kalau ada)
a. Peminatan Peserta Didik SMK
1) Teknologi dan Rekayasa
a) Diutamakan bagi yang memilih peminatan Kelompok Teknologi dan
Rekayasa sebagai pilihan pertama
b) Hasil tes fisik dan kesehatan = normal (menyesuaikan kebutuhan
sekolah)
c) Memiliki Nilai rata-rata matapelajaran Matematika dan Bahasa Inggris
pada semester 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan UN ≥ 7,00
d) Diutamakan memiliki Prestasi Non Akademik yang relevan dengan
bidang Teknologi dan Rekayasa
e) Memiliki data perhatian orang tua
f) Memiliki rekomendasi dari Guru BK/Konselor SMP/MTs. pada
peminatan Teknologi dan Rekayasa (kalau ada)
2) Teknologi Informasi dan Komunikasi
a) Diutamakan bagi yang memilih peminatan Kelompok Teknologi dan
Rekayasa sebagai pilihan pertama
b) Hasil tes fisik dan kesehatan = normal (menyesuaikan kebutuhan
sekolah)
c) Memiliki nilai rata-rata Mata pelajaran Matematika dan Bahasa Inggris
pada semester 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan UN ≥ 7,00
d) Diutamakan memiliki Prestasi Non Akademik yang relevan dengan
bidang Informasi dan Komunikasi.
e) Memiliki data perhatian orang tua
f) Memiliki rekomendasi dari Guru BK/Konselor SMP pada peminatan
Teknologi dan Rekayasa (kalau ada)
3) Kesehatan
a) Diutamakan bagi yang memilih peminatan Kelompok Kesehatan
sebagai pilihan pertama.
b) Hasil tes fisik dan kesehatan = normal (menyesuaikan kebutuhan
sekolah)
55
c) Memiliki nilai rata-rata mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan
Matematika pada semester 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan UN ≥ 7,00
d) Diutamakan memiliki Prestasi Non Akademik yang relevan dengan
bidang Kesehatan
e) Memiliki data perhatian orang tua
f) Memiliki rekomendasi dari Guru BK/Konselor SMP/MTs pada
peminatan Kesehatan (kalau ada)
4) Agribisnis dan Agroteknologi
a) Diutamakan bagi yang memilih peminatan Kelompok Agribisnis dan
Agroteknologi sebagai pilihan pertama
b) Hasil tes fisik dan kesehatan = normal ( menyesuaikan kebutuhan
sekolah)
c) Memiliki nilai rata-rata Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam,
Matematika dan Bahasa Inggris pada semester 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan UN
≥ 7,00
d) Diutamakan memiliki Prestasi Non Akademik yang relevan dengan
bidang Agribisnis dan Agroteknologi.
e) Memiliki data perhatian orang tua
f) Memiliki rekomendasi dari Guru BK/Konselor SMP/MTs. pada
peminatan Agribisnis dan Agroteknologi (kalau ada)
5) Perikanan dan Kelautan
a) Diutamakan bagi yang memilih peminatan Kelompok Perikanan dan
Kelautan sebagai pilihan pertama
b) Hasil tes fisik dan kesehatan = normal ( menyesuaikan kebutuhan
sekolah)
c) Memiliki Nilai rata-rata Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam,
Matematika dan Bahasa Inggris pada semester 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan UN
≥ 7,00
d) Diutamakan memiliki Prestasi Non Akademik yang relevan dengan
bidang Perikanan dan Kelautan.
e) Memiliki data perhatian orang tua
f) Memiliki rekomendasi dari Guru BK/Konselor SMP/MTs. pada
peminatan Perikanan dan Kelautan (kalau ada)
56
6) Bisnis dan Manajemen
a) Diutamakan bagi yang memilih peminatan Kelompok Bisnis dan
Manajemen sebagai pilihan pertama
b) Memiliki Nilai rata-rata Mata pelajaran Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Sosial pada semester 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan UN ≥ 7,00
c) Diutamakan memiliki Prestasi Non Akademik yang relevan dengan
bidang Bisnis dan Manajemen.
d) Memiliki data perhatian orang tua
e) Memiliki rekomendasi dari Guru BK/Konselor SMP/MTs. pada
peminatan Bisnis dan Manajemen (kalau ada)
7) Pariwisata
a) Diutamakan bagi yang memilih peminatan Kelompok Pariwisata
sebagai pilihan pertama
b) Hasil tes fisik dan kesehatan = normal ( menyesuaikan kebutuhan
sekolah)
c) Memiliki Nilai rata-rata Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam,
Matematika dan Bahasa Inggris pada semester 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan UN
≥ 7,00
d) Diutamakan memiliki Prestasi Non Akademik yang relevan dengan
bidang Pariwisata.
e) Memiliki data perhatian orang tua
f) Memiliki rekomendasi dari Guru BK/Konselor SMP/MTs. pada
peminatan Pariwisata (kalau ada)
8) Seni Kerajinan
a) Diutamakan bagi yang memilih peminatan Kelompok Seni Kerajinan
sebagai pilihan pertama
b) Memiliki Nilai rata-rata Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, dan
Bahasa (Indonesia dan Inggris) pada semester 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan UN
≥ 7,00
c) Diutamakan memiliki Prestasi Non Akademik yang relevan dengan
Kerajinan
d) Memiliki data perhatian orang tua
57
e) Memiliki rekomendasi dari Guru BK/Konselor SMP/MTs. pada
peminatan Seni Kerajinan (kalau ada)
Nilai rata-rata 7,00 merupakan angka standar untuk menentukan
pilihan peminatan peserta didik. Kondisi SDM dan sarana dan prasarana
yang dimiliki oleh satuan pendidikan menjadi penentu penetapan kuota
setiap jenis peminatan. Informasi yang jelas disampaikan secara tertulis
sebelum proses pemilihan dan penetapan peminatan peserta didik, antara
lain tentang kuota keseluruhan, kuota minimal-maksimal setiap jenis
peminatan, komponen pertimbangan penetapan, kriteria penetapan,
mekanisme kerja dalam penetapan peminatan, waktu layanan untuk
pemilihan dan penetapan peminatan peserta didik. Bila terdapat jumlah
peserta didik yang melebihi kuota untuk setiap jenis peminatan, maka
dalam penetapannya dilakukan berdasarkan ranking.
3. Pemetaan Peminatan Peserta Didik
Peminatan peserta didik dapat dimaknai sebagai fasilitasi pengembangan
potensi sesuai minat peserta didik sesuai tujuan yang ingin dicapai dalam tujuan
pendidikan nasional sebagaimana yang tertuang dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional. Layanan peminatan peserta didik baik di SMA maupun di
SMK senantiasa melalui proses yang meliputi (1) layanan informasi tentang peminatan
peserta didik (2) layanan pemilihan dan penetapan peminatan peserta didik, (3) layanan
pendampingan melalui pembelajaran yang mendidik dan layanan bimbingan dan
konseling yang memandirikan, (4) pengembangan potensi peserta didik melalui praktik
lapangan dan magang dan pengembangan potensi peserta didik melalui penyaluran
bakat dan minat akademik maupun non akademik. Sebagaimana yang telah diuraikan di
atas tentang ruang lingkup atau macam bidang keahlian dan data peminatan peserta
didik serta perhatian orang tua, berikut ini disajikan diagram tentang pemetaan
peminatan belajar peserta didik sebagai berikut.
58
Gambar 4. Pemetaan Peminatan Peserta Didik SMA dan SMK
Keberhasilan belajar dan karir peserta didik dapat dipengaruhi oleh pemilihan
dan penetapan peminatan belajar yang tepat, pembinaan minat belajar melalui
pembelajaran yang mendidik yang dilakukan oleh guru matapelajaran dan layanan
bimbingan dan konseling yang memandirikan yang dilakukan oleh guru bimbingan dan
konseling, serta penciptaan kondisi lingkungan yang kondusif untuk pembelajaran yang
diciptakan bersama oleh guru matapelajaran bersama guru bimbingan dan konseling.
Peserta didik dalam proses pembelajaran akan melakukan penyesuaian-penyesuaian
terhadap bidang keahlian atau peminatannya dan kondisi lingkungan yang baru. Hal ini
memerlukan pendampingan agar jangan sampai mengalami kesulitan dan dapat
berkembang secara cepat dan optimal sesuai dengan potensinya.
Arah peminatan peserta didik dapat dimulai saat peserta didik mengenal
objek dan diberi kesempatan atau ada kesempatan untuk berbuat. Semenjak
anak usia dini yang dikembangan melalui Pendidikan Anak Usia Dini, dilanjutkan
ke pendidikan Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Tingkat Pertama, Sekolah
Menengah Tingkat Atas dan sampai di tingkat Perguruan Tinggi. Arah peminatan
peserta didik sesuai dengan tingkat perkembangannya yang dapat berupa
Data prestasi dan minat peserta
didik
Data Perhatian
Orang Tua
Seleksi
Administrasi
Seleksi
Akademik
Peminatan siswa berdasar
hasil seleksi
Peminatan berdasarkan data siswa dan program peminatan
yang diselengga
rakan
Pengelompokan peserta didik berdasarkan peminatan peserta
didik
Proses pembelajaran, pendampingan, pengembangan, penyaluran, evaluasi dan tindak lanjut
Peminatan peserta didik berdasar data peserta didik dan program peminatan yang diselenggarakan
SMK 8 bidang studi keahlian, 45 prodi keahlian, 141kompetensi keahlian
Pengelompokan peserta didik berdasarkan peminatan
peserta
didik
Proses pembelajaran, pendampingan, pengembangan,penyaluran, evaluasi dan
tindak lanjut
LULUSAN
SMA
3 Peminatan
LULUSAN
Data untuk peminatan peserta
didik
Wawancara performance/
fisik
59
peminatan terhadap matapelajaran, studi lanjut, keahlian, pekerjaan, jabatan,
dan kehidupan keluarga. Harapan akhir dari pendidikan adalah peserta didik
menjadi manusia yang berakhlak mulia, cerdas dan terampil, serta dapat
mencapai kemandirian, kebahagiaan, dan kesejahteraan yang berlandaskan
akhlak mulia.
E. Langkah Pokok Peminatan
Peminatan kelompok mata pelajaran dan mata pelajaran dimulai sedini
mungkin, yaitu sejak peserta didik menyadari bahwa dirinya berkesempatan memilih
jenis sekolah dan/atau mata pelajaran dan/atau arah karir dan/atau studi lanjutan.
Ketika itulah langkah-langkah Peminatan kelompok mata pelajaran dan mata
pelajaran secara sistematik dimulai, mengikuti sejumlah langkah yang disesuaikan
dengan tingkat Peminatan tertentu.
1. Langkah Pertama: Pengumpulan Data
Langkah ini dilakukan untuk mengumpulkan data tentang :
a. Data pribadi peserta didik kemampuan dasar umum (kecerdasan), bakat dan
minat serta kecenderungan potensi.
b. Keluarga
c. Kondisi lingkungan
d. Mata pelajaran wajib dan pilihan
e. Sistem pembelajaran, termasuk Sistem Kredit Semester (SKS)
f. Informasi pekerjaan/karir
g. Bahan informasi karir
h. Bahan informasi pendidikan lanjutan
i. Data kegiatan belajar
j. Data hasil belajar
k. Data khusus tentang peserta didik.
2. Langkah Kedua: Informasi Peminatan
Langkah ini dilakukan pada awal masuk sekolah yaitu pada masa orientasi
studi, memasuki kelas baru, dan menjelang akhir studi, peserta didik diberikan
informasi selengkapnya, sesuai dengan jenis dan jenjang satuan pendidikan peserta
didik, yaitu informasi tentang :
60
a. Sekolah ataupun program yang sedang mereka ikuti dan setamat dari sekolah
atau selepas dari kelas yang mereka duduki sekarang.
b. Kurikulum dan berbagai mata pelajaran baik yang wajib maupun pilihan yang
diikuti peserta didik, terutama berkenaan dengan pilihan arah minat kelompok
mata pelajaran dan mata pelajaran, pendalaman mata pelajaran serta lintas mata
pelajaran.
c. Informasi tentang karir atau jenis pekerjaan yang perlu dipahami dan/atau yang
dapat dijangkau oleh tamatan pendidikan yang sedang ditempuh sekarang,
terutama berkenaan dengan peminatan kejuruan.
d. Informasi tentang studi lanjutan setamat pendidikan yang sedang ditempuh
sekarang.
Layanan informasi tentang berbagai hal di atas dapat dilakukan melalui
layanan klasikal untuk semua peserta didik. Layanan informasi ini dapat dilengkapi
dengan layanan orientasi melalui kunjungan ke sekolah/madrasah dan/atau lembaga
kerja yang dapat menjadi Peminatan/pilihan peserta didik.
3. Langkah Ketiga : Identifikasi dan Penetapan Peminatan
Langkah ini terfokus pada kecocokan antara kondisi pribadi peserta didik
dengan syarat-syarat atau tuntutan kelompok mata pelajaran dan mata pelajaran
pilihan dan/atau sekolah/madrasah, arah pengembangan karir, kondisi orang tua
dan lingkungan pada umumnya, terutama dalam rangka peminatan akademik,
kejuruan, pendalaman mata pelajaran, lintas minat mata pelajaran dan studi
lanjutan. Keadaan yang diinginkan ialah kondisi pribadi peserta didik benar-benar
cocok atau sejajar, atau setidak-tidaknya mendekati, dengan persyaratan dan
kesempatan yang ada. Kecocokan itu disertai dengan tersedianya fasilitas yang ada
di sekolah dan cukup memadai, serta dukungan moral dan finansial yang memadai
pula (terutama dari orang tuanya).
Langkah ketiga itu dilaksanakan melalui kontak langsung Guru BK/Konselor,
Guru Mata Pelajaran, dan Guru Wali Kelas dengan peserta didik melalui penyajian
angket ataupun modul. Kontak langsung ini disertai pembahasan individual, diskusi
kelompok dan kegiatan lain melalui strategi transformasional-BMB3 yang
61
mengajak peserta didik berpikir, merasa, bersikap, bertindak, dan bertanggung
jawab atas berbagai aspek pilihan yang tersedia dan keputusan yang diambil1).
4. Langkah Keempat : Penyesuaian
Langkah ketiga di atas dapat menghasilkan pilihan Peminatan kelompok mata
pelajaran atau mata pelajaran yang tepat bagi peserta didik dan orang lain yang
berkepentingan (terutama orang tua), atau pilihan yang tepat bagi peserta didik
tetapi tidak disetujui oleh orang tuanya. Apabila ketidakcocokan itu terjadi maka
perlu dilakukan peninjauan kembali melalui layanan konseling perorangan baik
terhadap peserta didik dan/ataupun orang tuanya.
Apabila pilihan dan keputusan Peminatan kelompok mata pelajaran dan mata
pelajaran tepat tetapi sekolah/madrasah yang sedang atau akan diikuti tidak tersedia
pilihan yang diinginkan, maka peserta didik yang bersangkutan dapat dianjurkan
untuk mengambil pilihan itu di sekolah lain. Lebih jauh, apabila pilihan dan
keputusan tepat dan fasilitas di sekolah/madrasah tersedia, tetapi dukungan
finansial tidak ada, maka perlu dilakukan konseling perorangan (dengan peserta
didik dan orang tuanya untuk membahas kemungkinan mencari bantuan atau
beasiswa). Apabila pilihan dan keputusan tidak tepat, maka peserta didik yang
bersangkutan perlu mengganti pilihan kelompok mata pelajaran dan mata pelajaran
lain dan perlu dilakukan penyesuaian-penyesuaian pada diri peserta didik dan pihak-
pihak yang berkepentingan. Untuk ini diperlukan layananan konseling perorangan
bagi peserta didik yang bersangkutan. Demikian, langkah keempat dilaksanakan
seoptimal mungkin demi kesuksesan studi peserta didik sesuai dengan kemampuan
dasar (kecerdasan), bakat, minat, dan kecenderungan pilihan masing-masing
peserta didik.
5. Langkah Kelima: Monitoring dan Tindak Lanjut
Guru BK/Konselor, Guru Mata Pelajaran, dan Guru Wali Kelas memonitor
penampilan dan kegiatan peserta didik asuhnya secara keseluruhan dalam
menjalani program pendidikan yang diikutinya, khususnya berkenaan dengan
Peminatan kelompok mata pelajaran dan mata pelajaran yang dipilihnya.
Perkembangan dan berbagai permasalahan peserta didik perlu diantisipasi dan
memperoleh pelayanan bimbingan dan konseling secara komprehensif dan tepat.
1) Strategi transformasional-BMB3 juga perlu ditempuh pada layanan informasi dan orientasi pada langkah pertama.
62
Kegiatan monitoring dapat menggunakan format-format (lihat lampiran) yang
diadministrasikan, secara berkala, minimal setiap tengah dan akhir/awal semester,
hasil isian format itu kemudian mendapatkan pembahasan dan tindak lanjut secara
tepat.
G. Waktu Pelayanan Peminatan
1. Waktu Pelaksanaan Pemilihan dan Penetapan Peminatan Peserta didik.
Layanan peminatan peserta didik merupakan salah satu kegiatan profesi
bimbingan dan konseling yaitu komponen program perencanaan individual.
Pelaksanaan pembelajaran berbasis peminatan dapat berjalan lancar bila
memperoleh dukungan kinerja guru bimbingan dan konseling bekerja sama
dengan guru matapelajaran dan tenaga kependidikan serta kebijakan yang
mendukung dari kepala sekolah. Guru bimbingan dan konseling bersama tim
menyiapkan informasi yang jelas tentang daya tampung, jenis bidang peminatan
belajar, persyaratan khusus yang diperlukan pada bidang keahlian tertentu,
kriteria diterima dan ditolak sebagai peserta didik belajar bidang keahlian
tertentu dan persaratan lapor diri (herregristrasi) sebagai peserta didik baru
serta proses pembinaan, pengembangan dan penyaluran. Kepala sekolah perlu
mengatur personalia sekolah untuk layanan pemilihan dan penetapan peminatan
belajar peserta didik, memberikan layanan informasi yang mudah diakses oleh
semua pihak. Calon peserta didik dan orang tua calon peserta didik diharapkan
lebih aktif mencari informasi, mengisi formulir, menetapkan peminatannya,
menyerahkan persaratan pendaftaran calon peserta didik, peserta didik
mengikuti seleksi dan bagi yang dinyatakan diterima dilanjutkan lapor diri
sebagai peserta didik baru, dan bagi yang tidak diterima dikembalikan kepada
orang tua. Setelah selesai lapor diri, maka peserta didik menempuh pendidikan
berbasis peminatannya yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan.
Layanan peminatan bagi peserta didik baru SMA dan SMK dapat
dilaksanakan dengan menggunakan salah satu alternative yang meliputi
pemilihan dan penetapan pemilihan peminatan bersamaan dengan proses
penerimaan peserta didik baru atau pada awal tahun pelajaran baru setelah
calon peserta didik baru dinyatakan diterima sebagai peserta didik baru.
63
a. Alternatif pertama, proses pemilihan dan penetapan peminatan
belajar bagi siwa baru bersamaan dengan penerimaan peserta didik
baru. Alternative ini memiliki efisiensi kerja sebab sekali bekerja sekaligus
dapat 2 (dua) hasil yaitu proses penerimaan peserta didik baru dan
pemilihan peminatan dapat terselesaikan. Peserta didik yang tidak diterima
karena macam peminatannya tidak sesuai, maka peserta didik yang
bersangkutan masih ada kesempatan mendaftar ke sekolah lain. Untuk
kelancaran proses dan ketepatan hasil kerja, maka ada beberapa kegiatan
yang perlu dilaksanakan oleh kepala sekolah, guru bimbingan dan
konseling, orang tua, dan guru matapelajaran serta peserta didik sebagai
berikut. Adapun uraian tugas dari pelaksana adalah sebagai berikut :
a. Kepala sekolah diharapkan dapat:
1) Memfasilitasi penyelenggaraan pembelajaran berbasis peminatan
a membentuk kepanitiaan penerimaan peserta didik baru dan
layanan
peminatan belajar peserta didik
b menganalisis peta keahlian guru yang dimiliki dan sarana dan
prasarana yang dapat dipergunakan untuk pembelajaran.
c menetapkan kuota peserta didik dan bidang peminatan yang
akan diselenggarakan
d menyusun rancangan pembagian tugas pembelajaran yang
mendidik dan layanan bimbingan dan konseling yang
memandirikan.
e menetapkan syarat pendaftaran sebagai calon peserta didik baru
f Menetapkan criteria calon peserta didik yang dapat diterima
sebagai peserta didik baru
g Menetapkan komponen dan criteria peminatan belajar bagi
peserta didik baru
h Mengumumkan kuota, bidang peminatan belajar, syarat
pendaftaran calon peserta didik baru, syarat Pendaftaran Ulang
peserta didik baru, tata tertib sekolah dan waktu mulainya
pembelajaran tahun pelajaran baru kepada calon peserta didik
64
baru atau masyarakat luas melalui papan pengumuman di
sekolah, media cetak setempat, dan website sekolah.
2) Memfasilitasi pemilihan dan penetapan peminatan belajar peserta
didik; melalui kegiatan-kegiatan :
a menetapkan alur/ mekanisme proses pendafataran dan seleksi
calon peserta didik baru
b menetapkan kriteria bagi calon peserta didik yang dapat diterima
sebagai peserta didik baru
c menetapkan syarat dan waktu lapor diri bagi peserta didik baru
yang dinyatakan diterima
3) Memfasilitasi dan menugaskan guru bimbingan dan konseling untuk
melaksanakan tugas program peminatan peserta didik yang meliputi
pemilihan dan penetapan, pendampingan, pengembangan, penyaluran,
evaluasi dan tindak lanjut.
4) Bersama-sama Guru Bimbingan dan Konseling menetapkan
Peminatan Belajar Siswa, melalui kegiatan :
a Memfasilitasi layanan konsultasi bagi orang tua dan atau peserta
didik tentang proses pemilihan dan penetapan peminatan belajar
melalui guru bimbingan dan konseling.
b Menerbitkan Surat Keputusan tentang hasil seleksi Peminatan
Belajar Siswa
b. Guru bimbingan dan konseling melaksanakan tugas profesi bimbingan
dan konseling secara utuh sesuai dengan konsep bimbingan dan
konseling. Dalam kaitannya dengan program peminatan peserta didik,
guru bimbingan dan konseling mempunyai tugas :
1) Menyelenggarakan layanan pemilihan dan penetapan peminatan yang
sesuai dengan potensi peserta didik dan kesempatan yang ada pada
satuan pendidikan, dengan uraian tugas sebagai berikut :
a) Menetapkan komponen peminatan belajar peserta didik
b) Menyiapkan 64kriteria64 peminatan belajar peserta didik
c) Menetapkan cara dalam menetapkan peminatan belajar peserta
didik
65
d) Menyiapkan instrument (non test) untuk mengungkap peminatan
peserta didik dan dukungan orang tua
e) Menyiapkan dan menyampaikan informasi peminatan peserta didik
meliputi kuota, macam peminatan, cara, komponen dan criteria
dalam penetapan pilihan peminatan kepada calon peserta didik baru
atau masyarakat luas.
f) Mengumpulkan data peminatan peserta didik
g) Menganalisis data peminatan belajar peserta didik
h) Menetapkan peminatan belajar dan pengelompokan belajar peserta
didik
i) Memberikan layanan konsultasi kepada orang tua atau peserta didik
yang memerlukan atau tidak sesuai dengan antara penetapan dari
sekolah dengan peminatan dari diri peserta didik atau orang tua.
2) Menyelenggarakan pendampingan dalam pembelajaran sesuai dengan
peminatan peserta didik dengan cara memberikan layanan konseling
individual, konseling kelompok, bimbingan kelompok, dan bimbingan
klasikal.
3) Menyelenggarakan pengembangan dan penyaluran potensi peserta
didik dengan cara melakukan kegiatan praktik dan atau magang
bekerjasama dengan dunia usaha dan dunia usaha serta lembaga
terkait.
4) Menyelenggarakan evaluasi penyelenggaraan program peminatan dan
tindak lanjut yang perlu dilakukan untuk pengembangan potensi
peserta didik dengan memperhatikan kesempatan yang ada.
5) Bekerjasama dengan guru Mata Pelajaran dan pendidik lainnya,
melakukan pembinaan dan pengembangan serta penyaluran potensi
peserta didik secara optimal.
c. Guru matapelajaran:
1) Melaksanakan proses pembelajaran berbasis peminatan peserta didik
yang bisa menumbuhkembangkan potensi peserta didik secara optimal
2) Memberikan dukungan hasil pilihan dan penetapan peminatan belajar
peserta didik dengan cara menyelenggarakan pembelajaran yang
mendidik.
66
3) Bekerjasama dengan Guru Bimbingan dan Konseling dalam
pembinaan dan pendampingan terhadap peminatan peserta didik.
d. Wali Kelas bekerjasama dengan Guru Bimbingan dan Konseling dan Guru
Mata Pelajaran:
1) Melaksanakan pendampingan kepada peserta didik untuk mencapai
optimalisasi hasil belajar sesuai peminatan belajarnya.
2) Memberikan pelayanan kepada peserta didik berkenaan dengan :
Informasi sekolah/madrasah yang sedang dijalani
Informasi peminatan akademik dan sistem sks
Peran dan tanggungjawab peserta didik dalam pembelajaran dan
pendalaman materi sesuai peminatannya
e. Orang tua peserta didik baru ;
1) Mencermati informasi yang disampaikan oleh sekolah
2) Mendapingi putra-putrinya saat proses pendaftaran, pengisian format
peminatan belajarnya,
3) Memberikan motivasi belajar yang kuat atas dasar pilihan peminatan
putra-putrinya.
4) Proaktif melakukan konsultasi kepada Guru Bimbingan dan Konseling
dalam rangka pendampingan putra-putrinya untuk keberhasilan
belajarnya.
5) Mendampingi aktivitas belajar putra-putrinya selama di luar sekolah.
f. Calon peserta didik;
1) Mencermari informasi tentang pendaftaran peserta didik baru dan
peminatan belajar serta membicarakan dengan orang tua masing-
masing, tentang isian formulir pendaftaran dan peminatan belajar.
2) Menentukan pilihan peminatan belajar sesuai dengan pemahaman
terhadap potensi diri, minat, dan pertimbangan/ do‟a orang tua serta
prospek masa depan.
3) Menerima keputusan penetapan peminatan yang ditetapkan oleh
sekolah, namun bila tidak sesuai segera konsultasi kepada Guru
bimbingan dan Konseling.
4) Menyesuaikan diri secara baik di sekolah dan belajar secara
bersungguh-sungguh sesuai peminatannya.
67
5) Memahami, mentaati dan melaksanakan tatatertip sekolah yang
diberlakukan.
Berikut ini disajikan alternatif rancangan proses pemilihan dan penetapan peminatan
belajar peserta didik yang dilaksanakan bersamaan dengan penerimaan peserta
didik baru SMA/SMK sebagaimana Tabel 3.
Tabel 3. Rancangan Kegiatan Pemilihan dan Penetapan Peminatan Belajar Peserta
Didik Bersamaan dengan Penerimaan Peserta Didik Baru.
No Uraian Kegiatan Penanggung
Jawab Pelaksana Sasaran Waktu
1
Penetapan kuota peserta didik baru, dan macam peminatan belajar peserta didik
Kepala sekolah
Panitia Calon peserta didik baru
Minggu I bulan Mei
2
Menyusun kepanitiaan penerimaan peserta didik baru
Kepala sekolah
Waka Kesisiwaan
Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Minggu I bulan Mei
3
Penetapan system program belajar peserta didik (Paket atau SKS)
Kepala sekolah
Waka Kurikulum
Calon peserta didik baru
Minggu I bulan Mei
4
Penetapan persyaratan mendaftar sebagai calon peserta didik baru
Waka Kesiswaan
Panitia Calon peserta didik baru
Minggu I bulan Mei
5
Penetapan kriteria calon peserta didik yang dapat dinyatakan diterima sebagai peserta didik baru
Waka Kesiswaan
Panitia Calon peserta didik baru
Minggu I bulan Mei
6
Penetapan komponen peminatan belajar peserta
Koordinator Bimbingan dan Konseling
Guru Bimbingan dan Konseling
Calon peserta didik baru
Minggu I bulan Mei
68
No Uraian Kegiatan Penanggung
Jawab Pelaksana Sasaran Waktu
didik
7
Penetapan syarat Pendaftaran Ulang bagi peserta didik baru
Waka Kesiswaan
Panitia Calon peserta didik baru
Minggu I bulan Mei
8 Rancangan tugas guru
Kepala sekolah
Waka Kurikulum
Pendidik
Minggu ke II bulan Mei
9
Sosialisasi tentang kuota/ daya tampung dan macam peminatan belajar peserta didik, persyaratan pendaftaran sebagai calon peserta didik baru, kriteria penetapan yang diterima, syarat Pendaftaran Ulang peserta didik baru.
Waka Humas Panitia Masyarakat
Minggu ke II Mei s.d Minggu ke II Juni
10
Pengambilan formulir pendaftaran calon peserta didik baru
Waka Kesiswaan
Panitia Calon peserta didik baru
Minggu ke II Juni
11
Layanan konsultasi bagi peserta didik dan orang tua yang mengalami kesulitan penetapan pilihan minat belajar peserta didik
Koordinator Bimbingan dan Konseling
Guru Bimbingan dan Konseling
Calon peserta didik baru dan orang tuanya
Minggu ke II Juni
12
Penyerahan persyaratan administrasi akademik
Waka Kesiswaan
Panitia Calon peserta didik baru
Minggu ke III Juni
69
No Uraian Kegiatan Penanggung
Jawab Pelaksana Sasaran Waktu
persyaratan calon peserta didik baru
13
Seleksi performance ( fisik dan kesehatan, peminatan kelompok teknologi/ tertentu)
Koordinator Bimbingan dan Konseling
Guru Bimbingan dan Konseling dan Tim
Calon peserta didik baru
Minggu ke III Juni
14
Seleksi administrasi akademik persyaratan calon peserta didik baru
Koordinator Bimbingan dan Konseling
Guru Bimbingan dan Konseling dan Tim
Calon peserta didik baru
Minggu I Juli
15
Penetapan calon peserta didik baru yang memenuhi kreteria yang dapat dinyatakan diterima dengan peminatan belajarnya, dan bila diperlukan disiapkan daftar cadangan secara urut peminatan
Kepala Sekolah
Guru Bimbingan dan Konseling dan Tim
Calon peserta didik baru
Minggu I Juli
16
Pengumuman hasil seleksi dengan kelompok peminatannya, dan bila diperlukan diberikan cadangan secara urut berdasar peminatan.
Kepala Sekolah
Panitia
Calon peserta didik baru dan masyarakat
Minggu I Juli
17
Pendaftaran Ulang bagi yang dinyatakan diterima
Waka Kesiswaan
Panitia Calon peserta didik baru
Minggu ke I Juli
70
No Uraian Kegiatan Penanggung
Jawab Pelaksana Sasaran Waktu
18
Layanan peserta didik cadangan dapat melakukan Pendaftaran Ulang, apabila ada yang mengundurkan diri
Koordinator Bimbingan dan Konseling
Guru Bimbingan dan Konseling dan Tim
Calon peserta didik baru yang sebagai cadangan
Minggu ke II Juli
19
Pendaftaran Ulang susulan bila ada cadangan yang dinyatakan diterima sebagai peserta didik baru
Waka Kesiswaan
Panitia Calon peserta didik baru
Minggu ke II Juli
20 Orientasi peserta didik baru
Koordinator Bimbingan dan Konseling
Guru Bimbingan dan Konseling dan Tim
Calon peserta didik baru
Minggu ke III juli
21 Penyelenggaraan pembelajaran
Waka Kurikulum
Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Satuan pendidikan
Minggu ke III Juli – Minggu ke III Desember
22 Pembelajaran yang mendidik
Waka Kurikulum
Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Peserta didik
Minggu ke III Juli – Minggu ke III Desember
23
Layanan bimbingan dan konseling yang memandirikan
Koordinator Bimbingan dan Konseling
Guru Bimbingan dan Konseling
Peserta didik
Minggu ke III Juli – Minggu ke III Desember
24 Manajemen dan supervisi sekolah
Kepala Sekolah
Tim MM dan PKG
Seluruh komponen satuan pendidikan.
Minggu III Juli dan Minggu ke II Desember
Secara skematis, proses pemilihan dan penetapan peminatan calon peserta
didik yang dilaksanakan bersamaan dengan pendaftaran calon peserta didik baru
adalah sebagaimana diagram berikut ini.
71
Bagan 1.
DIAGRAM ALIR ALTERNATIVE 1
(Mekanisme Peminatan Bersamaan dengan Penerimaan Peserta didik Baru )
DIAGRAM ALIR KODE
Calon Siswa Orang Tua
1
Datang Kesekolah
2
Mendaftar, mengambil dan
mengisi formulir pendaftaran
3
Mengembalikan Formulir
4
Seleksi Seleksi
Administrasi Akademik Wawancara
Oleh Oleh Oleh
Guru BK Guru BK Guru BK
5
Penetapan
T (ditolak) Peminatan
Y (diterima)
6
Pengumuman Lapor Diri
7
Proses Pembelajaran
8
Seleksi fisik
72
KETERANGAN DIAGRAM ALIR KODE
Calon peserta didik didampingi/ bersama orang tua menggali
informasi secara detail tentang prosedur peminatan (tata cara,
kuota, syarat pendaftaran, dll. ) di sekolah yang akan dituju. Di
samping itu, orang tua menerima kembali putra-putrinya yang
dinyatakan tidak diterima dalam penerimaan siswa baru.
1,2
Calon peserta didik mendaftar, mengambil formulir peminatan
belajar di ruang yang disediakan sekolah. Pengisian formulir dapat
dilakukan dirumah dan dilakukan pencermatan secara teliti.
3
Calon peserta didik mengembalikan formulir yang telah diisi lengkap
di ruang pengembalian formulir di sekolah 4
Guru Bimbingan dan Konseling melakukan seleksi : Administrasi,
akademik dan melayani wawancara peminatan peserta didik. Bila
diperlukan untuk persyaratan jenis peminatan tertentu, dapat
dilakukan pemeriksaan kesehatan yang dilakukan oleh tenaga ahli.
5
Penetapan
- Sidang penetapan peminatan belajar dipimpin oleh Kepala
Sekolah.
- Bentuk penetapan : Y adalah bagi yang diterima ( memenuhi
persyaratan) dan T adalah bagi yang ditolak ( tidak memenuhi
persyaratan)
- Hasil penetapan peminatan belajar peserta didik diumumkan
secara tertulis dan terbuka
Bagi calon peserta didik yang dinyatakan diterima melanjutkan
proses berupa lapor diri, sedangkan bagi yang dinyatakan ditolak
kembali ke orang tua masing-masing.
6
Calon peserta didik yang diterima, melapor diri (herregristrasi) 7
Setelah melapor diri, peserta didik menempuh proses belajar
mengajar yang diselenggarakan oleh sekolah sesuai peminatannya 8
73
b. Alternatif kedua, proses pemilihan dan penetapan peminatan belajar
peserta didik dilaksanakan pada minggu pertama awal tahun pelajaran baru.
Pelaksanaan pemilihan dan penetapan peminatan belajar peserta didik
dilaksanakan oleh Guru Bimbingan dan Konseling bekerjasama dengan
pendidik lainnya dan tenaga kependidikan yang ada. Langkah yang dilakukan
oleh guru bimbingan dan konseling meliputi : (1) pemberian informasi dan
orientasi tentang macam dan kuota peminatan belajar, mekanisme,
komponen yang dipergunakan dalam penetapan, kriteria penetapan; (2)
menyiapkan dan menggunakan instrument dan atau format peminatan untuk
mengumpulkan data peminatan peserta didik dan orang tuanya; (3)
mengumpulkan data peminatan belajar peserta didik baik data dokumentasi,
observasi maupun wawancara, (4) analisis data peminatan yang terkumpul;
(5) penetapan peminatan belajar peserta didik berdasarkan hasil analisis; (6)
melayani konsultasi peminatan bagi peserta didik dan atau orang tua; (7)
mengelompok rombongan belajar berdasarkan peminatan peserta didik dan
satuan kelas. Proses pemilihan dan penetapan peminatan belajar peserta
didik dilaksanakan oleh berbagai personalia sekolah sesuai tugas masing-
masing yang meliputi kepala sekolah, guru bimbingan dan konseling, guru
matapelajaran, orang tua, dan peserta didik serta tenaga kependidikan.
Adapun uraian tugas pelaksana peminatan belajar peserta didik pada
dasarnya sama dengan proses pemilihan dan penetapan peminatan yang
dilaksanakan bersamaan dengan penerimaan peserta didik baru.
Berikut ini disajikan alternatif rancangan proses pemilihan dan penetapan
peminatan peserta didik yang dilaksanakan pada minggu pertama
pembelajaran tahun pelajaran baru SMA/SMK sebagaimana Tabel berikut.
74
Tabel 4. Rancangan Kegiatan Pemilihan dan Penetapan Peminatan Belajar Peserta
Didik pada Minggu Pertama Tahun Pelajaran Baru.
No Uraian
Kegiatan
Penanggung
Jawab Pelaksana Sasaran Waktu
1 Menyusun Panitia Peminatan
Kepala sekolah
Koordinator Bimbingan dan Konseling
Guru Bimbingan dan Konseling
Minggu I bulan Mei
2
Penetapan macam dan kuota peminatan belajar peserta didik
Kepala sekolah
Panitia Peserta didik baru
Minggu I bulan Mei
3
Penetapan Komponen dan kriteria peminatan sebagai persyaratan rekomendasi peminatan peserta didik
Kepala Sekolah
Guru Bimbingan dan Konseling
Komponen Minggu I bulan Mei
4
Penyiapan Form/Instrumen Peminatan peserta didik
Koordinator Bimbingan dan Konseling
Guru Bimbingan dan Konseling
Format/instrumen peminatan
Minggu II-III bulan Mei
5
Sosialisasi Program Peminatan belajar
Kepala Sekolah
Guru Bimbingan dan Konseling
Peserta didik baru dan orang tua
Minggu I Awal tahun Pelajaran
6
Penyampaian Form Peminatan sesuai Komponen yang dipersyaratkan
Koordinator Bimbingan dan Konseling
Guru Bimbingan dan Konseling
Peserta didik baru dan orang tua
Minggu I Awal tahun Pelajaran
7
Pendampingan pengisian data Peminatan sesuai Komponen
Koordinator Bimbingan dan Konseling
Guru Bimbingan dan Konseling
Peserta didik baru
Minggu I Awal tahun Pelajaran
75
No Uraian
Kegiatan
Penanggung
Jawab Pelaksana Sasaran Waktu
yang dipersyarat-kan
8
Layanan konsultasi bagi peserta didik dan orang tua yang mengalami kesulitan penetapan pilihan minat belajar peserta didik
Koordinator Bimbingan dan Konseling
Guru Bimbingan dan Konseling
Peserta didik baru dan orang tua
Minggu I Awal tahun Pelajaran
9
Analisis Form Komponen Peminatan peserta didik
Koordinator Bimbingan dan Konseling
Guru Bimbingan dan Konseling
Form data sesuai Komponen Peminatan
Minggu II Awal tahun Pelajaran
10
Pelaporan hasil analisis form Peminatan peserta didik
Koordinator Bimbingan dan Konseling
Guru Bimbingan dan Konseling
Hasil analisis
Minggu II Awal tahun Pelajaran
11
Rapat/sidang Penetapan Peminatan Peserta didik
Kepala Sekolah
Guru Bimbingan dan Konseling
Dokumen hasil analisis
Minggu II Awal tahun Pelajaran
12
Pengumuman hasil Penetapan Peminatan Peserta didik
Kepala Sekolah
Panitia
Peserta didik baru dan orang tua
Minggu II Awal tahun Pelajaran
13 Penyelenggaraan pembelajaran
Waka Kurikulum
Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Satuan pendidikan
Minggu III Juli s.d Minggu ke III Desember
14 Pembelajaran yang mendidik
Waka Kurikulum
Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Peserta didik baru
Minggu III Juli s.d Minggu ke III Desember
15 Layanan bimbingan dan konseling
Koordinator Bimbingan dan
Guru Bimbingan dan
Peserta didik baru
Minggu III Juli s.d Minggu ke
76
No Uraian
Kegiatan
Penanggung
Jawab Pelaksana Sasaran Waktu
yang memandiri-kan
Konseling Konseling III Desember
16 Manajemen dan supervisi sekolah
Kepala Sekolah
Tim MM dan PKG
Seluruh komponen satuan pendidikan.
Minggu III Juli dan Minggu ke II Desember
Pada dasarnya setiap peserta didik baru (kelas X) boleh melakukan
pindah peminatan belajarnya dengan catatan masih dapat terselenggara
pembelajarannya di satuan pendidikan yang bersangkutan sesuai dengan
aturan jumlah satuan kelas. Layanan pemindahan peminatan belajar
dilakukan sampai maksimal minggu ke tiga tahun pelajaran baru. Pindah
peminatan hendaknya dilakukan atas dasar rekomendasi guru matapelajaran
dan atau hasil konsultasi intensif antara peserta didik-guru matapelajaran-wali
kelas dan guru bimbingan dan konseling serta orang tua. Proses penetapan
peminatan belajar peserta didik hendaknya dilakukan oleh tenaga profesional
di sekolah, dengan harapan dapat tepat penetapan peminatan belajar yang
berpengaruh positif terhadap kelancaran proses pembelajaran dan hasil
belajar optimal.
Secara skematis alir proses pemilihan dan penetapan peminatan
belajar peserta didik sebagai berikut:
77
Bagan 2.
DIAGRAM ALIR ALTERNATIVE 2
(Mekanisme Peminatan Belajar Minggu Pertama Awal Tahun Pelajaran )
DIAGRAM ALIR KODE
Siswa Kelas X Orang Tua
1
2
3
4
5
6
7
Mengembalikan Formulir
Peminatan
Mendaftar, mengambil
Formulir Peminatan
Penetapan Peminatan
Oleh Kepala Sekolah
Pengumuman Peminatan Lapor Diri
Pembelajaran
Wawancara Peminatan Oleh Guru BK
Seleksi Akademik
Peminatan Seleksi Administrasi
Peminatan
Konsultasi bersama antara
Guru BK, Orang Tua dan
Peserta Didik
Tdk
Ya
Ya
Tdk
78
KETERANGAN DIAGRAM ALIR KODE
Peserta didik baru mendaftar, mengambil formulir peminatan. Pengisian dapat dilakukan dirumah dan dengan persetujuan Orang Tua.
1,2
Peserta didik baru mengembalikan formulir peminatan belajar yang telah diisi lengkap kepada Tim Peminatan yang dikoordinir oleh Guru Bimbingan dan Konseling
3
Guru Bimbingan dan Konseling melakukan seleksi administrasi dan wawancara peminatan belajar. Pada bidang tertentu sesuai kebutuhan dapat melakukan pemeriksaan fisik/ kesehatan.
4
Penetapan peminatan belajar peserta didik - Sidang penetapan peminatan belajar peserta didik dipimpin oleh
Kepala Sekolah.
- Bentuk penetapan : Ya bagi yang dinyatakan diterima ( memenuhi persyaratan) dan Tdk bagi yang dinyatakan ditolak ( tidak memenuhi persyaratan)
Bagi peserta didik yang tidak diterima peminatannya sesuai dengan pilihan pertama dan atau tidak sesuai penetapan peminatannya, dilakukan konsultasi bersama antara guru bimbingan dan konseling dengan peserta didik dan orang tua.
5
Hasil penetapan peminatan belajar peserta didik diumumkan secara tertulis dan terbuka. Peserta didik dikelompokkan berdasarkan peminatan belajarnya, dan selanjutnya lapor diri (herregristrasi)
6
Peserta didik baru menempuh pembelajaran sesuai jadwal yang diselenggarakan oleh sekolah.
7
Kelebihan dari mekanisme pemilihan dan penetapan peminatan yang dilaksanakan
bersamaan dengan penerimaan peserta didik baru adalah peminatan sudah sesuai
sejak awal, sehingga bila tidak sesuai peserta didik masih memperoleh kesempatan
untuk mencari sekolah lain yang sesuai dengan peminatannya, maka calon peserta
didik dapat mencari sekolah lain yang sesuai dengan peminatannya.
E. Pelaksana dan Mekanisme Peminatan
1. Pelaksana
Memperhatikan tingkat aspek pokok dan langkah-langkah Peminatan
kelompok mata pelajaran dan mata pelajaran di atas, pelaksana dan peranannya
masing-masing adalah :
a. Guru Kelas, karena di SD/MI pada umumnya belum ditugaskan Guru
BK/Konselor secara khusus, maka pelayanan BK di SD/MI pada umumnya
79
dilaksanakan oleh Guru Kelas2). Dalam hal ini guru kelas SD/MI dan
khususnya Guru Kelas VI adalah pelaksana Peminatan tingkat pertama bagi
peserta didik-peserta didik SD/MI, yang akan tamat SD/MI dan melanjutkan
pelajarannya ke SMP/MTs. Guru kelas VI SD/MI dapat bekerja sama dengan
Guru BK/Konselor SMP/MTs atau SMA/MA atau SMK yang terdekat.
b. Guru BK/Konselor di SMP/MTs dan SMA/MA adalah pelaksana Peminatan
tingkat kedua di SMP/MTs, tingkat ketiga umum SMA/MA, tingkat ketiga
kejuruan SMK. Dalam menjalankan tugasnya Guru BK/Konselor dapat
bekerjasama dengan petugas yang berwewenang menyelenggarakan tes
intelegensi dan tes bakat, dengan Guru Mata Pelajaran, Wali Kelas, dan
Orang Tua, serta Kepala Sekolah/Madrasah. Guru BK/Konselor di SMP/MTs
melaksanakan dan mengkoordinasikan upaya pelayanan BK Peminatan
kelompok mata pelajaran dan mata pelajaran serta membantu menentukan
Peminatan jenjang pendidikan lanjutan yaitu SMA atau MA atau SMK sesuai
dengan kemampuan dasar umum (kecerdasan), bakat, minat, dan
kecenderungan pilihan masing-masing peserta didik, dengan Guru Mata
Pelajaran, Guru Wali Kelas, dan Kepala Sekolah/Madrasah. Guru
BK/Konselor di SMA/MA dan SMK melaksanakan dan mengkoordinasikan
upaya Peminatan kelompok mata pelajaran dan mata pelajaran secara
menyeluruh dengan Guru Mata Pelajaran, Guru Wali Kelas, atau Kepala
Sekolah/Madrasah.
c. Guru Mata Pelajaran, baik untuk mata pelajaran umum maupun mata
pelajaran praktik/kejuruan yang bersifat wajib ataupun pilihan. Guru Mata
Pelajaran secara khusus menyediakan nilai-nilai prestasi belajar peserta didik
dan informasi pendidikan/pekerjaan yang memerlukan informasi dari mata
pelajaran yang dimaksudkan untuk bahan pertimbangan dalam penentuan
Peminatan kelompok mata pelajaran dan mata pelajaran, serta membantu
peserta didik mendalami materi mata pelajaran.
Guru Mata Pelajaran Praktik/Kejuruan di SMK khususnya menyediakan nilai-
nilai prestasi belajar peserta didik dan informasi pendidikan/ pekerjaan/karir
yang memerlukan pengetahuan/keterampilan kejuruan yang dimaksudkan itu.
2)
Bagi satu atau sekelompok SD/MI yang mampu dapat mempekerjakan/mengangkat Konselor untuk bertugas
di satu atau sekelompok SD/MI yang dimaksud.
80
d. Orang Tua peserta didik yang bersangkutan, mendorong anaknya untuk
memilih kelompok mata pelajaran dan mata pelajaran atau studi lanjutan yang
sesuai dengan kemampuan dasar umum (kecerdasan), bakat, minat, dan
kecenderungan pilihan peserta didik, dan menyediakan fasilitas bagi
kelanjutan pendidikan anaknya.
e. Kepala Sekolah/Madrasah, khususnya memperlancar pelaksanaan upaya
Peminatan kelompok mata pelajaran dan mata pelajaran, serta pendalaman
materi mata pelajaran di sekolah/madrasah dengan memberikan kesempatan
seluas-luasnya bagi Guru Kelas, Guru BK/Konselor, Guru Mata Pelajaran dan
Guru Wali Kelas untuk menjalankan peranannya secara tepat dalam rangka
Peminatan kelompok mata pelajaran dan mata pelajaran untuk peserta didik.
Di samping itu, Kepala Sekolah menyediakan waktu, format-format, dan
dana serta fasilitas lain bagi keberhasilan Peminatan kelompok mata
pelajaran dan mata pelajaran untuk peserta didik. Lebih jauh, Kepala Sekolah
juga memberikan kesempatan dan mendorong orang tua untuk berkonsultasi
dan memperoleh informasi tentang pilihan mata pelajaran yang ada serta
bakat/minat/kecenderungan peserta didik. Dengan demikian orang tua
diharapkan memberikan dorongan dan fasilitas untuk pengembangan
bakat/minat/kecenderungan peserta didik secara tepat dan optimal.
Demikian pula, kepada para peserta didik diberikan kesempatan seluas-
luasnya untuk mengungkapkan potensi diri dan menyampaikan aspirasi tentang
pilihan kelompok mata pelajaran dan mata pelajaran, pilihan pendalaman mata
pelajaran, pilihan karir, dan pilihan sekolah/program yang diinginkannya.
2. Mekanisme
Pihak-pihak yang terlibat dalam mekanisme Peminatan kelompok mata
pelajaran dan mata pelajaran peserta didik adalah sebagaimana terlihat pada
bagan berikut, yaitu Kepala Sekolah (A), Guru BK/Konselor (B), Guru Mata
Pelajaran (B), Wali Kelas (B2), Orang Tua (D), dan peserta didik yang
bersangkutan (E). Guru Mata Pelajaran dan Guru Kelas sebagai ujung tombak
untuk keberhasilan dalam pencapaian tujuan pembelajaran, sedangkan Guru
BK/Konselor adalah memberikan dukungan untuk mempermudah dalam proses
pembelajaran melalui pelayanan BK untuk membantu peserta didik menentukan
81
pilihan Peminatan kelompok mata pelajaran dan mata pelajaran yang sesuai
dengan kemampuan dasar umum (kecerdasan), bakat, minat, dan
kecenderungan pilihan masing-masing peserta didik. Peranan masing-masing
adalah :
Keterangan
1. Kepala Sekolah/Madrasah (Satuan Pendidikan) :
a. Mendorong dan memfasilitasi kepada Guru BK atau Konselor (1), Guru
Mata Pelajaran (2), dan Wali Kelas (3) untuk berpartisipasi/berperan
dalam upaya Peminatan dan pendalaman mata pelajaran untuk peserta
didik.
b. Memberikan kesempatan kepada orang tua (4) untuk berkonsultasi dan
memperoleh informasi tentang program pendidikan yang ada di
A
Kepala Sekolah
(Satuan Pendidikan)
E
Peserta Didik
6 10 9 11 8
14 15
D
Orang
Tua
B
Guru BK/
Konselor
4
12 13
1
B.1
Guru
Mata
Pelajaran
B.2
Wali
Kelas
7 5
2 3
82
sekolah/madrasah, adanya proses pilihan, serta upaya pengembangan
program pendidikan sesuai dengan bakat/minat/kecenderungan peserta
didik.
2. Guru BK/Konselor :
a. Bekerjasama dengan Guru Mata Pelajaran (5) dan/atau Wali Kelas (7)
untuk tersedianya secara lengkap nilai-nilai hasil belajar peserta didik
yang akan diperhitungkan sebagai salah satu aspek Peminatan mata
pelajaran dan pendalaman mata pelajaran bagi peserta didik.
b. Memberikan pelayanan kepada peserta didik (9) berkenaan dengan :
1) Informasi sekolah/madrasah yang sedang dijalani peserta didik.
2) Informasi mata pelajaran wajib dan pilihan yang dapat dipilih oleh
peserta didik dalam rangka penyelesaian studi pada satuan pendidikan
yang sedang ditempuh, dan pendidikan lanjutannya, terutama
berkenaan dengan peminatan akademik dan sistem SKS.
3) Informasi pendalaman materi mata pelajaran bagi peserta didik yang
ingin memperkaya dan mendalami materi mata pelajaran (terutama
bagi peserta didik yang memiliki kecerdasan dan bakat istimewa).
4) Informasi pekerjaan/karir sesuai dengan tingkat Peminatan peserta
didik, terutama peminatan kejuruan.
5) Materi, prosedur, dan mekanisme Peminatan mata pelajaran yang
dilaksanakan Guru BK/Konselor terhadap peserta didik, termasuk di
dalamnya penerapan strategi BMB3 dan kemungkinan
dilaksanakannya layanan konseling perorangan.
c. Memberikan kesempatan kepada orang tua (12) untuk berkonsultasi dan
memperoleh informasi tentang pilihan mata pelajaran, pendalaman materi
mata pelajaran, arah pekerjaan/karir, dan pendidikan lanjutan (peminatan
akademik, kejuruan, dan studi lanjutan) yang dapat dipilih oleh peserta
didik mengacu pada bakat/ minat/ kecenderungan peserta didik, serta
materi, prosedur, dan mekanisme Peminatan dan pendalaman mata
pelajaran bagi peserta didik.
83
d. Menyelenggarakan instrumentasi dan mengolah data tentang aspek-
aspek Peminatan serta mempertimbangkan penggunaan hasil-hasilnya.
e. Berkonsultasi dengan Kepala Sekolah tentang keseluruhan upaya
Peminatan dan pendalaman materi mata pelajaran bagi peserta didik serta
hasil-hasilnya.
3. Guru Mata Pelajaran
a. Bekerjasama dengan Guru BK (5) dan/atau Guru Wali Kelas (7) untuk
tersedianya secara lengkap nilai-nilai hasil belajar peserta didik yang akan
diperhitungkan sebagai salah satu aspek Peminatan mata pelajaran dan
pendalaman mata pelajaran bagi peserta didik.
b. Bekerjasama dengan Guru BK (5) dalam mengidentifikasi peserta didik-
peserta didik yang membutuhkan pelayanan pendalaman materi mata
pelajaran, khususnya mata pelajaran yang diampunya.
c. Memberikan pelayanan kepada peserta didik (9) berkenaan dengan :
1) Informasi sekolah/madrasah yang sedang dijalani peserta didik.
2) Informasi mata pelajaran wajib dan pilihan yang dapat dipilih oleh
peserta didik dalam rangka penyelesaian studi pada satuan pendidikan
yang sedang ditempuh, dan pendidikan lanjutannya, terutama
berkenaan dengan peminatan akademik dan sistem SKS.
3) Informasi pendalaman materi mata pelajaran bagi peserta didik yang
ingin memperkaya dan mendalami materi mata pelajaran.
4) Melakukan pembelajaran dan pendalaman materi mata pelajaran
kepada peserta didik sesuai dengan mata pelajaran yang diampunya.
5) Berkonsultasi dengan Kepala Sekolah tentang keseluruhan upaya
Peminatan dan pendalaman materi mata pelajaran bagi peserta didik
serta hasil-hasilnya.
d. Materi, prosedur, dan mekanisme pelayanan pendalaman materi mata
pelajaran yang dilaksanakan Guru Mata pelajaran terhadap peserta didik.
84
e. Memberikan kesempatan kepada orang tua (12) untuk berkonsultasi dan
memperoleh informasi tentang pendalaman materi mata pelajaran bagi
peserta didik.
4. Guru Wali Kelas
a. Bekerjasama dengan Guru BK (5) dan/atau Guru Mata Pelajaran (7) untuk
tersedianya secara lengkap nilai-nilai hasil belajar peserta didik yang akan
diperhitungkan sebagai salah satu aspek Peminatan mata pelajaran dan
pendalaman mata pelajaran bagi peserta didik.
b. Bekerjasama dengan Guru BK (5) dan Guru Mata Pelajaran (7) dalam
mengidentifikasi peserta didik dalam menentukan pilihan mata pelajaran
yang menjadi Peminatan dan pendalaman materi mata pelajaran.
c. Memberikan pelayanan kepada peserta didik (9) berkenaan dengan :
1) Informasi sekolah/madrasah yang sedang dijalani peserta didik.
2) Informasi mata pelajaran wajib dan pilihan yang dapat dipilih oleh
peserta didik dalam rangka penyelesaian studi pada satuan pendidikan
yang sedang ditempuh, dan pendidikan lanjutannya, terutama
berkenaan dengan peminatan akademik dan sistem SKS.
3) Informasi pendalaman materi mata pelajaran bagi peserta didik yang
ingin memperkaya dan mendalami materi mata pelajaran.
4) Membantu Guru BK melaksanakan Peminatan pada peserta didik,
khususnya di kelas yang menjadi tanggung jawabnya.
5) Membantu Guru Mata Pelajaran melaksanakan peranannya dalam
proses pembelajaran dan pendalaman materi mata pelajaran pada
peserta didik, khususnya di kelas yang menjadi tanggung jawabnya.
6) Berkonsultasi dengan Kepala Sekolah tentang keseluruhan upaya
Peminatan dan pendalaman materi mata pelajaran bagi peserta didik
serta hasil-hasilnya.
5. Orang Tua :
a. Berusaha memperoleh informasi dan berkonsultasi tentang
bakat/minat/kecenderungan peserta didik serta kemungkinan kecocokan
85
dengan aspek-aspek pilihan yang ada pada program pendidikan yang
dijalani peserta didik, baik kepada Kepala Sekolah (4) maupun Guru
BK/Konselor (12).
b. Memberikan dorongan dan fasilitas yang memadai searah dengan pilihan
peserta didik dalam menjalani pendidikannya (14).
6. Peserta didik
a. Berpartisipasi aktif dalam kegiatan instrumentasi, pengumpulan data
tentang diri pribadi peserta didik oleh Guru BK/Konselor.
b. Berpartisipasi aktif dalam kegiatan Peminatan yang menyangkut pilihan
kelompok mata pelajaran dan mata pelajaran, pendalaman mata
pelajaran, pilihan pekerjaan/karir, dan pilihan pendidikan lanjutan
(peminatan akademik, kejuruan, dan studi lanjutan) yang diselenggarakan
oleh Guru BK/Konselor, Guru Mata Pelajaran dan Wali Kelas (6) (8) (9)
(10) (11)
c. Berkonsultasi dengan orang tua tentang berbagai aspek pilihan mata
pelajaran sesuai dengan peminatan peserta didik yang perlu dilakukan di
sekolah/madrasah tempat belajar (15).
d. Menjalani hasil Peminatan kelompok mata pelajaran dan mata pelajaranan
dengan sebaik-baiknya dan setiap kali berkonsultasi dengan Guru
BK/Konselor (9).
86
BAB IV
PENUTUP
Upaya Peminatan kelompok mata pelajaran dan mata pelajaran merupakan
bagian penting dari upaya peningkatan mutu lulusan sesingga berdampak pada
penyiapan generasi penerus bangsa. Peminatan dimaksudkan untuk memenuhi
kepentingan peserta didik dalam rangka perkembangan dan kesuksesan mereka
secara optimal, sesuai dengan kemampuan dasar umum (kecerdasan), bakat, minat,
dan kecenderungan pilihan masing-masing peserta didik, khususnya berkenaan
dengan peminatan akademik, kejuruan, dan studi lanjutan. Untuk itu, semua pihak
perlu mencari jalan terbaik bagi terwujudnya tujuan pendidikan dengan meletakkan
kepentingan peserta didik sebagai hal yang paling dominan. Dalam hal ini, peran
Guru BK/Konselor sebagai pelaksanan utama menduduki posisi sentral dan dalam
menjalankan tugasnya harus bekerjasama dengan pimpinan satuan pendidikan,
para Guru Mata Pelajaran, Guru Wali Kelas, beserta orang tua peserta didik.
Upaya pelayanan bimbingan dan konseling berkaitan dengan Peminatan
kelompok mata pelajaran dan mata pelajaran merupakan bagian pelayanan unggul
yang menjadi kewajiban satuan pendidikan melaksanakannya untuk memfasilitasi
pengembangan potensi semua peserta didik secara optimal. Pelayanan unggul yang
dimaksudkan itu merupakan jaminan bagi diraihnya mutu yang tinggi bagi upaya
pendidikan yang dilaksanakan semua pihak. Secara khusus, Peminatan kelompok
mata pelajaran dan mata pelajaran untuk peserta didik merupakan bagian dari
pelayanan bimbingan dan konseling secara menyeluruh, yang mana pelayanan
bimbingan dan konseling itu merupakan bagian dari pelayanan unggul yang
dimaksudkan itu.
87
DAFTAR RUJUKAN
ABKIN (2013), Panduan Umum Pelayanan Bimbingan dan Konseling.
ABKIN (2013), Panduan Khusus Pelayanan Bimbingan dan Konseling (Peminatan Siswa)
Depdiknas RI (2008), Penataan Pendidikan Profesional Konselor dan Layanan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal.
Ditjen PMPTK (2007), Rambu-rambu Penyelenggaraan Layanan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal.
Masyarakat Profesi Bimbingan dan Konseling Indonesia (2013), Masukan Pemikiran Tentang Peran Bimbingan Dan Konseling Dalam Kurikulum 2013.
Puskurbuk, Balitbangdiknas (2010), Model Pengembangan Diri
PPPPTK Penjas dan BK, Depdiknas (2010), Pengelolaan Pelayanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah.
88
LAMPIRAN-LAMPIRAN
89
Lampiran 1 :
RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN (RPL)
BIMBINGAN DAN KONSELING
A. Topik permasalahan/bahasan : INFORMASI DUNIA KERJA
B. Tugas Perkembangan : Mengembangkan penguasaan ilmu, teknologi dan seni sesuai dengan program kurikulum dan persiapan karir atau melanjutkan pendidikan tinggi, serta berperan dalam kehidupan masyarakat yang lebih luas
C. Bidang Bimbingan : KARIER
D. Jenis Layanan : Informasi
E. Fungsi Layanan : Pemahaman
F. Tujuan Layanan : Peserta didik dapat merencanakan pekerjaan atau karir sesuai dengan potensi dan minatnya.
G. Sasaran Layanan/Semester : Kelas IX / II
H. Uraian Kegiatan dan Materi Layanan :
Pendahuluan
1. Pengkondisian
Berdoa
Menginformasikan materi layanan yang akan disampaikan
Menayangkan film tentang berbagai macam dunia kerja
2. Appersepsi
Bertanya kepada siswa tertang macam-macam pekerjaan yang diketahuinya
3. Menjelaskan Tujuan layanan
Guru BK menjelaskan tujuan layanan yang akan disampaikan
4. Penjelasan uraian kegiatan
Guru BK menjelaskan bahwa kegiatan layanan ini akan dilakukan dengan cara berdiskusi di dalam kelompok kecil.
Setiap peserta akan dikelompokkan dalam beberapa kelompok kecil tersebut
Diakhir kegiatan setiap kelompok diminta untuk presentasi hasil kerja kelompok
90
Kegiatan Inti
1. Eksplorasi
Guru BK membagi kelas ke dalam kelompok-kelompok kecil
Setiap kelompok ditugasi untuk mencari informasi berbagai jenis pekerjaan minimal lima jenis pekerjaan melalui berbagai media.
2. Elaborasi
Setiap kelompok ditugasi untuk:
mengidentifikasi kompetensi yang dibutuhkan pada setiap jenis pekerjaan.
Mengidentifikasi persyaratan yang dibutuhkan pada setiap jenis pekerjaan
Mengidentifikasi peluang pada setiap jenis pekerjaan.
3. Konfirmasi
Setiap kelompok mempresentasikan hasil identifikasi
Kelomkpok yang lain memberikan masukan untuk penyempurnaan
Guru BK menarik kesimpulan dari hasil presentasi masing-masing kelompok
Penutup
1. Membuat rangkuman
2. Melakukan penilaian/refleksi
Setelah kamu mengikuti layanan informasi tentang karir, minat pekerjaan apa yang kamu inginkankan!
Coba kamu ungkapkan persanaanmu setelah mengikuti kegiatan layanan?
Setelah kamu mendapatkan kegiataan layanan, rencana apa yang akan kamu lakukan untuk mewujudkan minat terhadap pekerjaan yang kamu rencanakan ?
3. Umpan balik proses dan hasil layanan
Peserta didik diminta menceritakan kesan-kesan selama mengikuti layanan informasi tentang karir yang diikutinya.
Pserta didik diminta memberikan pesan-pesan dalam pelaksanaan layanan informasi.
4. Merencanakan tindak lanjut
Peserta didik diminta untuk menindak lanjuti hasil layanan yang diterimanya dengan melakukan mencari informasi yang rinci tentang karir yang menjadi minatnya
5. Menyampakan rencana layanan pertemuan berikut
I. Metode : Diskusi dan presentasi
J. Tempat Penyelenggaraan : Ruang Kelas
K. Waktu : Senin, 5 Agustus 2013
L. Penyelenggara Layanan : Guru BK
91
M. Pihak-pihak yang disertakan dalam penyelenggaraan layanan dan peranannya masing-masing : -
N. Alat dan Perlengkapan yang Digunakan:
Alat yang dipergunakan LCD, laptop, internet, dan media lain yang berkaitan dengan dunia pekerjaan.
O. Rencana Penilaian dan Tindak Lanjut :
Rencana penilaian dan tindak lanjut layanan dilakukan satu minggu setelah layanan diberikan untuk melihat keterlaksanaan tugas yang telah dilakukan oleh peserta didik.
P. Keterkaitan Layanan dengan Kegiatan Layanan Lain/Kegiatan Pendukung:
Untuk mendukung kegiatan layanan ini didukung kegiatan himpunan data: Data kemampuan, arah dan persiapan karir, seperti bakat-minat karir, jurusan yang diambil.
Q. Catatan khusus:
-
..................., .................................
Mengetahui: Guru BK/Konselor
Kepala Sekolah,
--------------------------------------- ----------------------------------------
NIP. NIP.
92
Lampiran 2 :
SATUAN PENDUKUNG (SATKUNG) APLIKASI INSTRUMENTASI
A. Topik Permasalahan : Pengenalan bakat dan minat
B. Bidang Bimbingan : Karier
C. Jenis Layanan : Penempatan dan penyaluran
D. Fungsi Layanan : Pemahaman
E. Tujuan Kegiatan/Hasil yang Ingin Dicapai
: 1. Mengetahui bakat dan minat individu peserta didik
2. Memanfaat potensi bakat dan minat untuk mendukung keberhasilan dalam belajar
F. Sasaran Layanan : Kelas IX
G. Uraian tentang Instrumen :
1. Nama Instrumen DAT (Deferensial Aptitude Test)
2. Jenis Instrumen Tes
3. Penyusunan Instrumen Tes Standard
4. Pola Pengerjaan Instrumen
Tertulis
5. Pola Pengadministrasian Individual/Kelompok
H. Tempat Penyelenggaraan : Ruang kelas
I. Waktu Penyelenggaraan : Tanggal ……………… jam ……………
J. Penyelenggara Layanan : Konselor / Tester
K. Pihak yang disertakan : -
L. Pengolahan dan Interpretasi Hasil
1. Pengolah Data : Tester
2. Penginterpretasi Data : Tester
M. Penggunaan hasil :
1. Digunakan terhadap : Peserta didik/Konseli
2. Digunakan dalam Layanan
: Layanan Informasi dan Layanan Konseling
3. Siapa Menggunakan : Guru BK/Konselor
4. Kapan Digunakan : -
5. Dimana Digunakan : -
: -
93
N. Rencana Penilaian dan Tindak Lanjut
O. Keterkaitan kegiatan ini dengan layanan / kegiatan pendukung lain
: Layanan Informasi dan Layanan Konseling
P. Catatan Khusus :
..................., .................................
Mengetahui: Guru BK/Konselor
Kepala Sekolah,
--------------------------------------- ---------------------------------------- NIP. NIP.
94
Lampiran 3
FORMAT PEMINATAN DAN
PENDALAMAN MATA PELAJARAN
SEKOLAH : ….………………………. Kelas : ……….
Tanggal Mengisi : ………...........................
A IDENTITAS PESERTA DIDIK
1. Nama :
2. NIS :
3. Tempat dan Tanggal Lahir :
4. Nama Orang Tua :
5. Alamat Rumah :
6. Jabatan/Pekerjaan Orang Tua :
B KARAKTERISTIK DASAR PESERTA DIDIK
1. Kemampuan Dasar (IQ) :
2. Bakat :
3. Minat :
4. Kecenderungan Diri :
5. Rata-rata Hasil Belajar :
C PEMINATAN AKADEMIK
1. Peminatan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam a. Mapel 1 b. Mapel 2 c. Mapel 3 d. Mapel 4
: : : :
2. Peminatan Ilmu Pengetahuan Sosial a. Mapel 1 b. Mapel 2 c. Mapel 3 d. Mapel 4
: : : :
3. Peminatan Bahasa dan Budaya
:
95
a. Mapel 1 b. Mapel 2 c. Mapel 3 d. Mapel 4
: : :
D PENDALAMAN MATA PELAJARAN ATAU PILIHAN LINTAS MINAT
1. Mapel 1 2. Mapel 2 3. Mapel 3 4. Mapel 4
: : : :
E PEMINATAN KEJURUAN
1. Peminatan Keahlian 1 :
2. Peminatan Keahlian 2 :
F MATA PELAJARAN PILIHAN
1. Mapel 1 2. Mapel 2 3. Mapel 3 4. Mapel 4
: : : :
G PEMINATAN PILIHAN STUDI LANJUTAN
1. Pilihan Studi Lanjutan 1 :
2. Pilihan Studi Lanjutan 2 :
…………………, ……………… 20...
Guru BK/Konselor.
…………………………………..
NIP.
Lampiran 4
FORMAT MONITORING PEMINATAN DAN PENDALAMAN
MATA PELAJARAN
96
SEKOLAH : ………………………. Kelas : ……….
Tanggal Mengisi : ………
A IDENTITAS PESERTA DIDIK
1. Nama :
2. NIS :
3. Tempat dan Tanggal Lahir :
4. Nama Orang Tua :
5. Alamat Rumah :
6. Jabatan/ Pekerjaan Orang Tua :
B KARAKTERISTIK DASAR PESERTA DIDIK
1. Kemampuan Dasar (IQ) :
2. Bakat :
3. Minat :
4. Kecenderungan Diri :
5. Rata-rata Hasil Belajar :
C KONDISI PEMINATAN AKADEMIK
Peminatan Kondisi dalam Proses
1. Peminatan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam a. Mapel 1 b. Mapel 2 c. Mapel 3 d. Mapel 4
2. Peminatan Ilmu Pengetahuan Sosial a. Mapel 1 b. Mapel 2 c. Mapel 3 d. Mapel 4
3. Peminatan Bahasa dan Budaya a. Mapel 1 b. Mapel 2 c. Mapel 3
97
d. Mapel 4
4. Pendalaman Mata Pelajarant atau Lintas Minat Mata Pelajaran a. Mapel 1 b. Mapel 2 c. Mapel 3 d. Mapel 4
5. Peminatan Kejuruan
a. Peminatan Keahlian 1
b. Peminatan Keahlian 2
6. Mata Pelajaran Pilihan a. Mapel 1 b. Mapel 2 c. Mapel 3 d. Mapel 4
7. Peminatan Pilihan Studi Lanjutan
a. Pilihan Studi Lanjutan 1
b. Pilihan Studi Lanjutan 2
D PERTIMBANGAN DAN TINDAK LANJUT
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………….
…………………, ……………… 20...
Guru BK/Konselor.
…………………………………..
NIP.
98
Lampiran 5
KELOMPOK KURIKULUM PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN 2013
NO.
BIDANG STUDI KEAHLIAN
(8)
PROGRAM STUDI KEAHLIAN
(45)
PAKET KEAHLIAN
(141)
1 Teknologi dan Rekayasa
1. Teknik Bangunan 1. Teknik Konstruksi Baja
2. Teknik Konstruksi Kayu
3. Tekniok Konstruksi Batu dan Beton
4. Teknik Gambar Bangunan
2. Teknik Furnitur 5. Teknik Furnitur
3. Teknik Plambing dan Sanitasi
6. Teknik Plambing dan Sanitasi
4. Geomatika 7. Surveying
8. Penginderaan Jarak Jauh
9. Sistem Informasi Geografis (SIG)
5. Teknik Ketenagalistrikan
10. Teknik Pembangkit Tenaga Listrik
11. Teknik Jaringan Tenaga Listrik
12. Teknik Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik
13. Teknik Otomasi Industri
14. Teknik Pendingin dan Tata Udara
6. Teknik Mesin 15. Teknik Pemesinan
16. Teknik Pengelasan
17. Teknik Fabrikasi Logam
18. Teknik Pengecoran Logam
19. Teknik Pemeliharaan Mekanik Industri
20. Teknik Gambar Mesin
7. Teknologi Pesawat Udara
21. Air Frame & Power Plant
22. Pemesinan Pesawat Udara
23. Konstruksi Badan Pesawat Udara
24. Konstruksi Rangka Pesawat Udara
25. Kelistrikan Pesawat Udara
99
NO.
BIDANG STUDI KEAHLIAN
(8)
PROGRAM STUDI KEAHLIAN
(45)
PAKET KEAHLIAN
(141)
26. Elektronika Pesawat Udara
27. Pemeliharaan dan Perbaikan Instrumen Elektronika Pesawat Udara
8. Teknik Grafika 28. Persiapan Grafika
29. Produksi Grafika
9. Instrumentasi Industri
30. Teknik Instrumentasi Logam
31. Kontrol Proses
32. Kontrol Mekanik
10. Teknik Industri 33. Teknik Pelayanan Produksi
34. Teknik Pergudangan
11. Teknologi Tekstil 35. Teknik Pemintalan Serat Buatan
36. Teknik Pembuatan Benang
37. Teknik Pembuatan Kain
38. Teknik Penyempurnaan Tekstil
12. Teknik Perminyakan
39. Teknik Produksi Minyak dan Gas
40. Teknik Pemboran Minyak dan Gas
41. Teknik Pengolahan Minyak dan Gas
13. Geologi Pertambangan
42. Geologi Pertambangan
14. Teknik Kimia 43. Kimia Analisis
44. Kimia Industri
15. Teknik Otomotif 45. Teknik Kendaraan Ringan
46. Teknik Sepeda Motor
47. Teknik Alat Berat
48. Teknik Perbaikan Bodi Otomotif
16. Teknik Perkapalan 49. Teknik Konstruksi Kapal Baja
50. Teknik Konstruksi Kapal Kayu
51. Teknik Konstruksi Kapal Fiberglass
52. Teknik Instalasi Pemesinan Kapal
53. Teknik Pengelasan Kapal
54. Kelistrikan Kapal
100
NO.
BIDANG STUDI KEAHLIAN
(8)
PROGRAM STUDI KEAHLIAN
(45)
PAKET KEAHLIAN
(141)
55. Teknik Gambar Rancang Bangun Kapal
56. Interior Kapal
17. Teknik Elektronika 57. Teknik Audio Video
58. Teknik Elerktronika Industri
59. Teknik Mekatronika
60. Teknik Ototronik
2 Teknologi Informasi dan Komunikasi
18. Teknik Komputer dan Informatika
61. Rekayasa Perangkat Lunak
62. Teknik Komputer dan Jaringan
63. Multimedia
19. Teknik Telekomunikasi
64. Teknik Transmisi Telekomunikasi
65. Teknik Suitsing
66. Teknik Jaringan Akses
20. Teknik Broadcasting
67. Teknik Produksi dan Penyiaran Program Pertelevisian
68. Teknik Produksi dan Penyiaran Program Radio
3 Kesehatan 21. Keperawatan 69. Keperawatan Kesehatan
70. Keperawatan Gigi
71. Analisis Kesehatan
22. Kefarmasian 72. Farmasi
73. Farmasi Industri
4 Agrobisnis dan Agroteknologi
23. Agribisnis Produksi Tanaman
74. Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura
75. Agribisnis Tanaman Perkebunan
76. Agribisnis Pembibitan dan Kultur Jaringan Tanaman
24. Agribisnis Produksi Ternak
77. Agribisnis Ternak Ruminansia
78. Agribisnis Ternak Unggas
79. Agribisnis Aneka Ternak
25. Kesehatan Hewan 80. Kesehatan Hewan
26. Agribisnis Hasil Pertanian
81. Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian
101
NO.
BIDANG STUDI KEAHLIAN
(8)
PROGRAM STUDI KEAHLIAN
(45)
PAKET KEAHLIAN
(141)
82. Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan
83. Pengawasan Mutu
27. Mekanisasi Pertanian
84. Alat Mesin Pertanian
85. Teknik Tanah dan Air
28. Kehutanan 86. Teknik Inventarisasi, Pengukuran dan Pemetaan Hutan
87. Teknik Konservasi Sumberdaya Hutan
88. Teknik Rehabilitasi dan Reklamasi Hutan
5 Perikanan dan Kelautan
29. Teknologi Penangkapan Ikan
89. Nautika Kapal Penangkap Ikan
90. Teknika Kapal Penangkap Ikan
30. Teknologi dan Produksi Perikanan Budidaya
91. Budidaya Perikanan
92. Budidaya Krustacea
93. Budidaya Kekerangan
94. Budidaya Rumput Laut
31. Pelayaran 95. Nautika Kapal Niaga
96. Teknika Kapal Niaga
6 Bisnis dan Manajemen
32. Administrasi 97. Administrasi Perkantoran
33. Keuangan 98. Akuntansi
99. Perbankan
100. Perbankan Syariah
34. Tata Niaga 101. Pemasaran
7 Pariwisata 35. Kepariwisataan 102. Usaha Perjalanan Wisata
103. Akomodasi Perhotelan
36. Tata Boga 104. Tata Boga
37. Tata Kecantikan 105. Tata Kecantikan Rambut
106. Tata Kecantikan Kulit
38. Tata Busana 107. Busana Butik
108. Produksi Pakaian Jadi (Garmen)
102
NO.
BIDANG STUDI KEAHLIAN
(8)
PROGRAM STUDI KEAHLIAN
(45)
PAKET KEAHLIAN
(141)
8 Seni dan Kerajinan 39. Seni Rupa 109. Seni Lukis
110. Seni Patung
111. Desain Komunikasi Visual
112. Desain Produk Interior dan Landscaping
113. Animasi
40. Seni Musik 114. Seni Musik Klasik
115. Seni Musik Non Klasik
41. Seni Tari 116. Seni Tari Minang
117. Seni Tari Sunda
118. Seni Tari Yogyakarta
119. Seni Tari Surakarta
120. Seni Tari Jawatimuran
121. Seni Tari Bali
122. Seni Tari Makasar
42. Seni Karawitan 123. Seni Karawitan Minang
124. Seni Karawitan Sunda
125. Seni Karawitan Yogyakarta
126. Seni Karawitan Surakarta
127. Seni Karawitan Jawatimuran
128. Seni Karawitan Bali
129. Seni Karawitan Makasar
43. Seni Pedalangan 130. Seni Pedalangan Sunda
131. Seni Pedalangan Yogyakarta
132. Seni Pedalangan Surakarta
133. Seni Pedalangan Jawa Timuran
134. Seni Pedalangan Bali
135. Seni Pedalangan Makasar
44. Seni Teater 136. Seni Teater
45. Desain dan Produksi Kria
137. Desain dan Produksi Kria Tekstil
138. Desain dan Produksi Kria Kulit
139. Desain dan Produksi Kria Keramik
140. Desain dan Produksi Kria Logam
103
NO.
BIDANG STUDI KEAHLIAN
(8)
PROGRAM STUDI KEAHLIAN
(45)
PAKET KEAHLIAN
(141)
141. Desain dan Produksi Kria Kayu
104
Lampiran 6
ANGKET PEMINATAN BELAJAR CALON PESERTA DIDIK BARU (SMA)
A. Pengantar.
Angket ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang identitas dan minat
Anda terhadap pendidikan dan keahlian yang Anda inginkan. Informasi/ data
yang anda sampaikan akan dipergunakan sebagai bahan pertimbangan
penerimaan dan penempatan pilihan bidang keahlian diri Anda di sekolah ini.
Untuk itu, isilah secara hati-hati dan benar sesuai dengan diri Anda, sebab
kekeliruan isian ini akan berpengaruh terhadap karir Anda. Semoga cita-cita
Anda dikabulkan oleh Tuhan Yang Maha Esa.
B. Petunjuk Pengisian:
1. Berdo‟a lah sebelum menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini
2. Bacalah secara teliti
3. Jawablah semua pertanyaan secara jujur sesuai dengan diri Anda.
C. Pertanyaan-pertanyaan.
1. Identitas diri
a. Nama lengkap : ………………………………………………………
b. Tempat dan tanggal lahir : …………………………………………………………
c. Agama : …………………………………………………………
d. Alamat tempat tinggal : …………………………………………………………
e. Asal sekolah : …………………………………………………………
f. Status sekolah asal : ……………………………………………………
g. Bulan/ Tahun masuk sekollah SMP/MTs : …………………………………………
h. Bulan/ Tahun lulus sekollah SMP/MTs : …………………………………………
2. Peminatan belajar
a. Tulislah pada kolom pilihan dengan angka 1 atau 2 pada kolom pilihan dan
tulislah alasan Anda memilih peminatan belajar tersebut.
Angka 1 berarti pilihan pertama,
Angka 2 berarti pilihan ke dua
105
No. Peminatan Pilihan Alasan memilih
1 Matematika dan Sains
(Matematika, Biologi,
Fisika,Kimia)
2 Sosial (Geografi,
Sejarah, Sosiologi
dan Antropologi,
Ekonomi)
3 Bahasa ( Bahasa dan
Sastra Indonesia,
Bahasa dan Sastra
Inggris, Bahasa dan
Sastra Asing lainya,
Antropologi)
4) Pilihlah matapelajaran sejumlah 6 JP matapelajaran pendalaman peminatan yang
Anda pilih atau matapelajaran yang tertera dalam kelompok peminatan lainnya
yang ditawarkan sekolah.
No. Nama Matapelajaran JP Alasan memilih
1.
2.
3.
4.
5.
3. Minat matapelajaran :
Tulislah 5 (lima) matapelajaran yang disenangi (urutkan dari yang paling disenangi,
dan tidak harus 5 matapelajaran )
No. Nama Matapelajaran Alasan disenangi
1.
2.
3.
106
4.
5.
4. Minat pekerjaan :
Tulislah 5 (lima) jenis pekerjaan yang disenangi ( urutkan dari yang paling disenangi
dan tidak harus 5 jenis pekerjaan ).
No Nama pekerjaan Alasan disenangi
1.
2.
3.
4.
5.
5. Minat Jabatan
Tulislah 5 (lima) jenis jabatan yang disenangi ( urutkan dari yang paling disenangi
dan tidak harus 5 jenis jabatan).
No. Nama pekerjaan Alasan dipilih
1.
2.
3.
4.
5.
6. Minat studi lanjut ke Perguruan Tinggi
Tulislah 5 (lima) nama program studi yang disenangi ( urutkan dari yang paling
disenangi dan tidak harus 5).
107
No. Nama Program Studi Alasan dipilih
1.
2.
3.
4.
5.
7. Studi Lanjut di Pondok Pesantren
Apakah Anda memiliki keinginan untuk belajar di Pondok Pesantren?
a. Ya, sebab ………………………………………………………………
…………………………………………………………………………..
b. Tidak, sebab ……………………………………………………………
……………………………………………………………………………
…………………, ………………
Calon peserta didik baru
(…..………………………)
108
Lampiran 7.
ANGKET PEMINATAN BELAJAR CALON PESERTA DIDIK BARU SMK
A. Pengantar
Angket ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang identitas dan minat
Anda terhadap pendidikan dan keahlian yang Anda inginkan. Informasi/ data
yang anda sampaikan akan dipergunakan sebagai bahan pertimbangan
penerimaan dan penempatan pilihan bidang keahlian diri Anda di sekolah ini.
Untuk itu, isilah secara hati-hati dan benar sesuai dengan diri Anda, sebab
kekeliruan isian ini akan berpengaruh terhadap karir Anda. Semoga cita-cita
Anda dikabulkan oleh Tuhan Yang Maha Esa.
B. Petunjuk pengisian:
1. Berdo‟a lah sebelum menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini
2. Bacalah secara teliti
3. Jawablah semua pertanyaan secara jujur sesuai dengan diri Anda.
C. Pertanyaan-pertanyaan.
1. Identitas diri.
a. Nama lengkap : ……………………………………………….
b. Tempat dan tanggal lahir : ………………………………………………
c. Agama : ………………………………………………
d. Alamat tempat tinggal : ………………………………………………
e. Asal sekolah : ………………………………………………
f. Status sekolah asal : ………………………………………………
g. Bulan/ Tahun masuk sekollah SMP/MTs : ……………………………………
h. Bulan/ Tahun lulus sekollah SMP/MTs : ……………………………………
2. Peminatan Belajar
Tulislah satu bidang studi, satu program studi , dan 3 kompetensi keahlian yang
sesuai dengan potensi Anda dan kesempatan yang ada sesuai dengan daftar pilihan
109
yang kami selenggarakan. Pilihan Anda tentang bidang, program, dan kompetensi
harus satu alur keahlian.
No. Bidang Studi Keahlian Program Studi
Keahlian
Kompetensi Keahlian
1.
2.
3.
3. Minat Matapelajaran :
Tulislah 5 (lima) matapelajaran yang disenangi (urutkan dari yang paling disenangi ,
dan tidak harus 5 matapelajaran ).
No. Nama Matapelajaran Alasan disenangi
1.
2.
3.
4.
5.
4. Minat pekerjaan :
Tulislah 5 (lima) jenis pekerjaan yang disenangi ( urutkan dari yang paling
disenangi dan tidak harus 5 jenis pekerjaan ).
No. Nama Pekerjaan Alasan disenangi
1.
2.
3.
4.
5.
110
5. Minat Jabatan
Tulislah 5 (lima) jenis jabatan yang disenangi ( urutkan dari yang paling disenangi
dan tidak harus 5 jenis jabatan).
No. Nama Pekerjaan Alasan dipilih
1.
2.
3.
4.
5.
6. Studi Lanjut ke Perguruan Tinggi
Tulislah 5 (lima) nama program studi yang disenangi ( urutkan dari yang paling
disenangi dan tidak harus 5).
No. Nama Program Studi Alasan dipilih
1.
2.
3.
4.
5.
7. Studi Lanjut ke Pondok Pesantren
Apakah Anda memiliki keinginan untuk belajar di Pondok Pesantren?
a. Ya, sebab, ……………………………………………
b. Tidak, sebab, …………………………………………
…………………, …………………
Calon peserta didik baru
(……………………………)
111
Lampiran 8 :
ANGKET DATA PRESTASI PESERTA DIDIK SMA/SMK
A. Pengantar.
Angket ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang identitas dan
minat Anda terhadap pendidikan dan keahlian yang Anda inginkan. Informasi/
data yang anda sampaikan akan dipergunakan sebagai bahan pertimbangan
penerimaan dan penempatan pilihan bidang keahlian diri Anda di sekolah ini.
Untuk itu, isilah secara hati-hati dan benar sesuai dengan diri Anda, sebab
kekeliruan isian ini akan berpengaruh terhadap karir Anda. Semoga cita-cita
Anda dikabulkan oleh Tuhan Yang Maha Esa.
B. Petunjuk pengisian:
1. Berdo‟a lah sebelum menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini
2. Bacalah secara teliti
3. Jawablah semua pertanyaan secara jujur sesuai dengan diri Anda.
C. Pertanyaan-pertanyaan.
1. Identitas diri.
a. Nama lengkap : ……………………………………………….
b. Tempat dan tanggal lahir : ………………………………………………
c. Agama : ………………………………………………
d. Alamat tempat tinggal : ………………………………………………
e. Asal sekolah : ………………………………………………
f. Status sekolah asal : ………………………………………………
g. Bulan/ Tahun masuk sekollah SMP/MTs : ……………………………………
h. Bulan/ Tahun lulus sekollah SMP/MTs : ……………………………………
2. Data Prestasi Belajar di SMP/MTs ( Fotocopy raport yang dilegalisasi dilampirkan)
No. Matapelajaran Sem 1 Sem 2 Sem 3 Sem 4 Sem 5 Sem 6
1. Bahasa Indonesia
2. Bahasa Ingris
2. Matematika
3. IPA
4. IPS
112
3. Data Nilai Ujian Nasional
No. Nama Mata Ujian Nasional Nilai
1.
2.
3.
4.
Jumlah nilai
4. Data Prestasi Non Akademik
Tulislah nama kejuaraan yang diikuti bidang seni atau olah raga atau akademik, dll
dan tulislah tingkat kejuaraan tingkat : sekolah, kecamatan, kabupaten, provinsi,
nasional atau internasional sejak kelas 1 Sekolah Dasar/Madrasah, SMP/MTs.
No. Nama Kejuaraan Tingkat Kejuaraan
1.
2.
3.
4.
5.
…………………., ………
Calon Peserta didik Baru
(……………………………….
113
Lampiran 9:
ANGKET PERHATIAN ORANG TUA/ WALI CALON PESERTA DIDIK BARU
A. Pengantar
Angket ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang identitas dan
harapan peminatan belajar bagi putra-putri Ibu-Bapak. Informasi/ data ini akan
dipergunakan sebagai bahan pertimbangan penerimaan dan penempatan pilihan
bidang keahlian bagi putra-putri Ibu Bapak di sekolah ini. Untuk itu, isilah secara
hati-hati dan benar sesuai dengan harapan dan perhatian Ibu-Bapak, sebab
kekeliruan isian ini akan berpengaruh terhadap karir putra-putri Ibu-Bapak
dimasa yang akan datang. Semoga Tuhan Yang Maha Esa mengabulkan
harapan Bapak/Ibu .
B. Petunjuk pengisian
1. Berdo‟a lah sebelum menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini
2. Bacalah secara teliti
3. Jawablah semua pertanyaan secara jujur sesuai dengan diri Anda.
C. Pertanyaan-pertanyaan
1. Identitas Ayah
a. Nama lengkap : ………………………………………
b. Tempat dan tanggal lahir : ……………………………………
c. Agama : ……………………………………
d. Alamat tempat tinggal : ………………………………………
e. Pendidikan terakhir : ……………………………………………
f. Pekerjaan : …………………………………………
g. Jabatan : ………………………………………………
2. Identitas Ibu
a. Nama lengkap : ………………………………
b. Tempat dan tanggal lahir : ………………………………………
c. Agama : ……………………………………
d. Alamat tempat tinggal : ……………………………
e. Pendidikan terakhir : …………………………………
f. Pekerjaan : ……………………………………
114
g. Jabatan : ……………………………………….
3. Identitas Wali ( penanggung biaya pendidikan)
a. Nama lengkap : ………………………………………..
b. Tempat dan tanggal lahir : ……………………………………..…
c. Agama : ………………………………………
d. Alamat tempat tinggal : ……………………………….………
e. Pendidikan terakhir : ……………………………………..…
f. Pekerjaan : ……………………………………..…
g. Jabatan : ……………………………………..…
4. Apabila diterima di sekolah ini, harapan kami dapat di terima pada peminatan : (beri
tanda silang yang dipilih)
a. Sepenuhnya kami serahkan kepada anak,
b. Sepenuhnya kami serahkan hasil seleksi tim sekolah,
1. Harus sesuai dengan pilihan kami yaitu : (lihat daftar peminatan )
2. Peminatan pertama : ………………………………………………
3. Peminatan kedua : ……………………………………………………
4. Peminatan ketiga : …………………………………………………….
c. Bila tidak sesuai dengan pilihan peminatan kami, maka : (beri tanda silang yang
dipilih)
1. kami diundang untuk klarifikasi
2. anak kami tidak perlu diterima di sekolah ini
5. Kebutuhan fasilitas belajar peserta didik selama di SMP/MTs :
a. seluruhnya dapat kami penuhi
b. sebagian besar dapat kami penuhi
c. sebagaian kecil kami penuhi
d. kami kesulitan untuk memenuhi
6. Apabila putra kami diterima di sekolah ini, maka kebutuhan fasilitas belajar peserta
didik selama pendidikan :
a. seluruh kebutuhan belajar akan kami penuhi
b. sebagian besar kebutuhan belajar akan kami penuhi
c. sebagaian kecil kebutuhan belajar akan kami penuhi
d. kami mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan belajar
7. Fasiltas belajar yang akan kami siapkan sebagai berikut :
a. Ruang belajar : ya / tidak*)
b. Buku pelajaran : ya / tidak*)
c. Bahan bacaan tambahan : ya / tidak*)
115
d. Alat komunikasi : ya / tidak*)
e. Computer : ya / tidak*)
f. Jaringan internet : ya / tidak*)
g. Transpotasi ke sekolah : jalan kaki, diantar jemput, sepeda, sepeda motor,
angkutan umum*)
h. Uang saku : ya / tidak*)
i. ………………………………………………………..
*)coret yang tidak perlu
8. Apabila putra kami diterima belajar di sekolah ini, maka aktivitas belajar putra di luar
sekolah, adalah sbb. :
a. kami dampingi sendiri di rumah
b. didampingi guru privat di rumah
c. mengikuti bimbingan belajar
d. belajar mandiri
e. belajar mandiri dan kadang dengan temannya
f. ………………………………………………..
9. Setelah putra kami selesai belajar di sekolah ini, harapan kami adalah : (beri tanda
silang yang dipilih dan lengkapi bila perlu),
a. bekerja sambil kuliah
b. bekerja sebagai ………………………………………………
c. kuliah di ……………………………………………………….
d. Kami serahkan sepenuhnya kepada anak kami
e. Tidak tahu apa yang akan terjadi, terserah kepada Tuhan YME.
f. ………………………………………………………………….
Demikian isian ini saya tulis dengan sesungguhnya sesuai dengan harapan dan keadaan
kami.
…………….., ………………….
Orang tua/ wali peserta didik
( ……………………………….)
116
Lampiran 10:
FORMULIR
PENDAFTARAN PESERTA DIDIK BARU
TAHUN 20 … / 20 ….
SMA / SMK ……….
IDENTITAS CALON PESERTA DIDIK:
1. Nama Lengkap : …………………………………………………….
2. Tempat, tgl lahir : …………………………………………………….
3. Jenis kelamin *) : P / L
4. Golongan darah : ……………………………………………………..
5. Agama : ……………………………………………………..
6. Alamat asal : ……………………………………………………..
……………………………………………………..
7. Nomor Telpon/ HP : …………………………………………………….
8. Alamat di Yogyakarta : ………………………………………………………
………………………………………………………
………………………………………………………
Pas Photo
3 x 4
Mengetahui
Petugas Pendaftaran
…………………………
……….
……………….,
…………………………....
Calon Peserta Didik
………………………………
………….
Nomor
Pendaftaran
117
Lampiran 10 :
FORMULIR PEMERIKSAAN FISIK
TAHUN 20 … / 20 ….
SMA / SMK ……….
IDENTITAS CALON PESERTA DIDIK :
1. Nama Lengkap : …………………………………………………….
2. Tempat, tgl lahir : …………………………………………………….
3. Jenis kelamin *) : P / L
4. Golongan darah : ……………………………………………………..
5. Tinggi Badan : ……………………………………………………..
6. Berat Badan : ……………………………………………………..
7. Keterangan Fisik :
Bertato Ya Tidak *)
Bertindik Ya Tidak *)
Buta warna Ya Tidak *)
Cacat Fisik Ya Tidak *)
*) coret yang tidak sesuai
Pas Photo
3 x 4
…………………………….. 20…..
Petugas Pemeriksa
………………………………….
Nomor
Pendaftaran
118
Lampiran 7 REKAPITULASI DATA PEMINATAN CALON PESERTA DIDIKIDENTITAS CALON PESERTA DIDIK :
1 Nama Lengkap : ……………………………………………………. 3 Jenis Kelamin : …………………………..
2 No. Pendaftaran : ……………………………………………..…….
A PRESTASI AKADEMIK : B C PILIHAN /PEMINATAN ( Tuliskan pilihan dan beri tanda cek )
NO1 I II2 13 24 3
1 Bahasa Indonesia 1 D MINAT MATA PELAJARAN E MINAT STUDI LANJUT
2 Bahasa Inggris 2 NO NO3 Matematika 3 1 14 I P A 3 2 25 IPS 1 3 3
45
F MINAT PEKERJAAN G MINAT JABATAN H HASIL PEMERIKSAAN KESEHATAN (Beri tanda P )NO NO
1 1 YA TIDAK2 2 1 Buta warna3 3 2 Bertato4 4 3 Bertindik5 5 4 Cacat Fisik
5I PERHATIAN ORANGTUA
1 Harapan Orangtua bagi putra/putrinya : 2 Fasilitas Belajar 3
No a Ruang Belajar : (Lingkari nomor pada pilihan yang yang sesuai ):
a Khusus / Menyatu dengan kamar tidur *) a Antar jemput mobil pribadi
b b Perangkat Pendukung (beri tanda P ) b Antar jemput sepeda motor
c No Ya Tdk c Antar jemput layanan jasa1 PC/ Laptop d Angkutan umum
J Rekomendasi Guru BK SMP/MTs 2 Internet e Naik Sepeda Motor1 Kelanjutan Studi : …………………………………………………. 3 TV f Naik Sepeda2 Dunia Kerja : …………………………………………………. 4 Telpon
5 Majalah6 Koran
:
………………….., ……………………….. 20 …..
…………………………………….
Catatan : *) Coret yang tidak perlu.
Analis / Guru Bimbingan dan Konseling
(Tandatangan & Nama Terang)
Sarana transportasi ke sekolah
Data tersebut diatas telah kami isi sesuai keadaan yang sesungguhnya dan
sejujur-jujurnya guna membantu proses yang diperlukan. Apabila ternyata
data tersebut diatas tidak sesuai dengan yang sebenarnya, saya bersedia
Pilihan PeminatanStudi lanjut setelah Pekerjaan dimasa y.a.d
Harapan Orangtua Alasan Orangtua
REKOMENDASI GURU BK SMA/SMK
2. Peminatan : ………...…………….
ALASAN PILIHANALASAN PILIHAN
PRESTASI NON AKADEMIK:TINGKAT KEJUARAANURAIAN PRESTASI
NAMA NAMA
NO BIDANG STUDI
NILAI Pembobo BIDANG
Sem
2 SeniKreatifitasMinat Belajar
ALASAN PILIHANKelas Kelas Kelas
UN
Bo
bo
t
UN
x b
ob
ot Olahraga
Sem
1
Sem
2
NO KELOMPOK PEMINATAN PILIHAN
Sem
1
Sem
2
Sem
1JUMLAH
1. Diterima / Ditolak *)
NAMA ALASAN PILIHAN
Unsur
NAMA ALASAN PILIHAN
Jenis
HASILJENIS PEMERIKSAANNO
Tinggi badan
Mengetahui & menyetujuiOrang Tua/ Wali Calon Peserta Didik,
.................................................
(Tandatangan & Nama Terang)
Calon Peserta Didik ,
.................................................(Tandatangan & Nama Terang)
119
Lampiran 8 REKAPITULASI DATA PEMINATAN PESERTA DIDIKIDENTITAS PESERTA DIDIK :
1 Nama Lengkap : ……………………………………………………. 3 Jenis Kelamin : …………………………..
2 No. Pendaftaran : ……………………………………………..…….
A PRESTASI AKADEMIK : B C PILIHAN /PEMINATAN ( Tuliskan pilihan dan beri tanda cek )
NO1 I II2 13 24 3
1 Bahasa Indonesia 1 D MINAT MATA PELAJARAN E MINAT STUDI LANJUT
2 Bahasa Inggris 2 NO NO3 Matematika 3 1 14 I P A 3 2 25 IPS 1 3 3
45
F MINAT PEKERJAAN G MINAT JABATAN H HASIL PEMERIKSAAN KESEHATAN (Beri tanda P )NO NO
1 1 YA TIDAK2 2 1 Buta warna3 3 2 Bertato4 4 3 Bertindik5 5 4 Cacat Fisik
5I PERHATIAN ORANGTUA
1 Harapan Orangtua bagi putra/putrinya : 2 Fasilitas Belajar 3
No a Ruang Belajar : (Lingkari nomor pada pilihan yang yang sesuai ):
a Khusus / Menyatu dengan kamar tidur *) a Antar jemput mobil pribadi
b b Perangkat Pendukung (beri tanda P ) b Antar jemput sepeda motor
c No Ya Tdk c Antar jemput layanan jasa1 PC/ Laptop d Angkutan umum
J Rekomendasi Guru BK SMP/MTs 2 Internet e Naik Sepeda Motor1 Kelanjutan Studi : …………………………………………………. 3 TV f Naik Sepeda2 Dunia Kerja : …………………………………………………. 4 Telpon
5 Majalah6 Koran
:
………………….., ……………………….. 20 …..
…………………………………….
Catatan : *) Coret yang tidak perlu.
JUMLAH
1. Diterima / Ditolak *)
NAMA ALASAN PILIHAN
Unsur
NAMA ALASAN PILIHAN
Jenis
HASILJENIS PEMERIKSAANNO
Tinggi badan
ALASAN PILIHANKelas Kelas Kelas
UN
Bo
bo
t
UN
x b
ob
ot Olahraga
Sem
1
Sem
2
NO KELOMPOK PEMINATAN PILIHAN
Sem
1
Sem
2
Sem
1NO BIDANG STUDI
NILAI Pembobo BIDANG
Sem
2 SeniKreatifitasMinat Belajar
PRESTASI NON AKADEMIK:TINGKAT KEJUARAANURAIAN PRESTASI
NAMA NAMA ALASAN PILIHANALASAN PILIHAN
Analis / Guru Bimbingan dan Konseling
(Tandatangan & Nama Terang)
Sarana transportasi ke sekolah
Data tersebut diatas telah kami isi sesuai keadaan yang sesungguhnya dan
sejujur-jujurnya guna membantu proses yang diperlukan. Apabila ternyata
data tersebut diatas tidak sesuai dengan yang sebenarnya, saya bersedia
Pilihan PeminatanStudi lanjut setelah Pekerjaan dimasa y.a.d
Harapan Orangtua Alasan Orangtua
REKOMENDASI GURU BK SMA/SMK
2. Peminatan : ………...…………….
Mengetahui & menyetujuiOrang Tua/ Wali Peserta Didik,
.................................................
(Tandatangan & Nama Terang)
Peserta Didik ,
.................................................(Tandatangan & Nama Terang)
1