59

Dukun dan peramal didalam islam

Embed Size (px)

Citation preview

Dukun Dan Peramal

Dukun dan peramal sudah tidak asing lagi bagi masyarakat kita dan kebanyakan dari kita

pun begitu percayanya dengan apa yang dikatakan dan dilakukan oleh para dukun dan

peramal tersebut. Banyak sekali yang kita lihat, kita baca, kita dengar, kita saksikan di koran,

di majalah, di radio, di televisi maupun dalam kehidupan kita sehari-hari yang memaparkan

tentang ramalan-ramalan (termasuk ramalan bintang) dan praktek-praktek perdukunan

dengan bebas. Ironisnya, kita sebagai seorang muslim/muslimah begitu mudahnya

terperangkap oleh tipudaya-tipudaya syaitan tersebut. Bagaimanakah sebenarnya dukun dan

peramal dalam pandangan Islam?

Dukun Dan Peramal Dalam Pandangan

Islam

Dalam ajaran Islam, haram mendatangi dukun, tukang ramal, tukang sihir, menganggap

sesuatu penyebab kesialan, dan memakai jimat. Hal tersebut berdasarkan hadits-hadits Nabi

Muhammad SAW berikut :

Dari Shafiyah dari sebagian isteri Nabi SAW dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Barangsiapa

yang datang kepada dukun (tukang ramal), lalu menanyakan sesuatu kepadanya, maka tidak

diterima shalatnya selama empat puluh malam". [HR. Muslim juz 4, hal. 1751]

Dari 'Abdullah (bin Mas'ud), ia berkata, "Barangsiapa yang datang kepada tukang ramal,

atau dukun menanyakan sesuatu kepadanya dan percaya kepada apa yang dikatakannya,

maka sungguh dia telah kafir kepada apa yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW".

[HR. Thabrani dalam Al-Kabir juz 10, hal. 76, no. 10005]

Dari Qathan bin Qabishah dari ayahnya, ia berkata : Saya mendengar Rasulullah SAW

bersabda, "Ramalan dengan tulisan, ramalan dengan burung dan ramalan dengan lemparan

kerikil termasuk syirik (menyekutukan Allah)". [HR. Abu Dawud juz 4, hal. 16, no. 3907].

Dari Ibnu 'Abbas RA, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang mempelajari

ilmu ramalan bintang berarti dia mempelajari satu cabang dari sihir, dan bertambah dosa

apabila dia bertambah dalam mempelajarinya". [HR. Abu Dawud juz 4, hal. 16, no. 3905]

Dari Mu'awiyah bin Hakam As-Sulamiy, ia berkata : Aku berkata, "Ya Rasulullah, ada

beberapa hal yang biasa kami lakukan pada masa jahiliyah dahulu, yaitu kami biasa datang

kepada dukun". Rasulullah SAW bersabda, "Jangan lagi kamu datang kepada dukun".

(Mu'awiyah) berkata : Aku berkata, "Kami juga percaya pada tanda-tanda kesialan".

Rasulullah SAW bersabda, "Itu sesuatu yang tidak disukai oleh seseorang diantara kalian,

maka hal itu jangan sampai menghalangi (mengganggu) kamu sekalian". [HR. Muslim juz 4,

hal. 1748]

Dukun Dan Peramal Mendapat Bisikan Dari Jin

Dari Aisyah, ia berkata, aku berkata, "Ya Rasulullah, sesungguhnya para dukun pernah

menceritakan kepada kami tentang sesuatu dan kami dapati bahwa yang mereka ceritakan itu

benar terjadi". Rasulullah SAW bersabda, "Kalimat yang benar itu memang sengaja disambar

dengan cepat oleh jin lalu dilemparkan ke telinga walinya (dukun), tetapi ia sudah menambah

dengan seratus kebohongan". [HR. Muslim juz 4, hal. 1750]

Dari 'Aisyah RA, ia berkata; beberapa orang bertanya kepada Rasulullah SAW tentang

dukun, lalu beliau menjawab: "Mereka (para dukun) tidak bisa apa-apa". Mereka berkata,

"Wahai Rasulullah! Terkadang apa yang mereka ceritakan itu benar terjadi". Rasulullah SAW

bersabda, "Itu perkataan yang benar yang dicuri oleh jin, lalu ia memperdengarkannya di

telinga walinya (dukun), lalu mereka mencampur dengan seratus kebohongan". [HR. Bukhari

juz 7, hal. 28]

'Aisyah berkata : Orang-orang bertanya kepada Rasulullah SAW tentang dukun. Maka

Rasulullah SAW bersabda kepada mereka, "Mereka tidak bisa apa-apa". Orang-orang

menyahut, "Tetapi mereka itu kadang-kadang menceritakan sesuatu yang benar-benar

terjadi". Rasulullah SAW bersabda, "Kalimat itu adalah dari Jin yang ia menyambarnya lalu

diperdengarkan ke telinga pembantunya (dukun) seperti suara ayam lalu mereka

mencampurinya dengan lebih dari seratus kebohongan". [HR. Muslim juz 4, hal. 1750].

Mantra dan Jimat Para Dukun

Dari Abu Hurairah, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang membuat

ikatan buhul kemudian meniupnya, maka sungguh ia telah berbuat sihir. Dan barangsiapa

berbuat sihir, sungguh ia telah mensekutukan Allah. Dan barangsiapa yang menggantungkan

jimat, maka ia diserahkan kepada jimat itu (Allah tidak akan menolongnya). [HR. Nasai juz

7, hal. 112]

Dari 'Isa, yaitu bin Abdurrahman bin Abi Laila, ia berkata : Suatu ketika aku menjenguk

Abdullah bin 'Ukaim Abu Ma'bad Al-Juhani dan wajah dan badannya kemerahan karena

sakit, lantas kami pun berkata, "Apakah engkau tidak menggantungkan sesuatu (di lehermu

untuk menyembuhkanmu)?". Ia menjawab, "Kematian lebih dekat dari itu". Nabi SAW

pernah bersabda, "Barangsiapa yang menggantungkan sesuatu (jimat di badannya), maka ia

akan diserahkan kepada jimat itu". [HR. Tirmidzi juz 3, hal. 272, no. 2152]

Dari Misyrah bin Ha'an bahwasanya dia mendengar 'Uqbah bin 'Amir berkata : Aku

mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang memakai jimat, maka Allah tidak

akan menyempurnakannya, barangsiapa yang memakai rumah siput, maka Allah tidak akan

memberi ketenangan padanya". [HR. Ibnu Hibban juz 13, hal. 450, no. 6086]

Dari Zainab istri 'Abdullah (bin Mas'ud), bahwasanya ia terkena penyakit kemerah-merahan

pada wajahnya. Lalu ada seorang wanita datang kepadanya dan memberinya mantra-mantra,

lalu dia mengalungkannya pada lehernya. Kemudian Ibnu Mas'ud RA datang, dan melihat

kalung itu di lehernya, lalu bertanya, "Apa ini?". Istrinya menjawab, "Aku minta mantra-

mantra untuk menghilangkan penyakitku". Maka 'Abdullah bin Mas'ud lalu mengulurkan

tangannya mengambil kalung itu dan memutusnya. Kemudian ia berkata, "Sesungguhnya

keluarga 'Abdullah tidak memerlukan sesuatu yang mengandung syirik". (Zainab) berkata :

Kemudian (Ibnu Mas'ud) berkata : Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda kepada kami,

"Sesungguhnya mantra-mantra, jimat-jimat dan tiwalah adalah syirik". Perawi berkata,

"Lalu aku bertanya, "Apa tiwalah itu?". Ia menjawab, "Tiwalah adalah sesuatu yang membuat

orang laki-laki tertarik". [HR. Hakim dalam Mustadrak juz 4, hal. 463, no. 8290]

Dari 'Imran bin Hushain RA, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda : "Tidak termasuk

golongan kami orang yang percaya tanda-tanda kesialan atau datang bertanya kepada orang

yang mempercayai tanda-tanda kesialan, atau orang yang melakukan pedukunan atau orang

yang datang berdukun, atau orang yang melakukan sihir atau orang yang datang meminta

tolong kepada tukang sihir, dan orang yang membuat ikatan buhul atau ia berkata :

Barangsiapa membuat ikatan buhul, dan barangsiapa yang datang kepada dukun dan

membenarkan apa yang dikatakan dukun itu, maka sungguh ia telah kufur kepada apa yang

diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW". [HR. Al-Bazzar juz 9, hal. 52, no. 3578].

Dukun Dan Peramal Tidak Tahu Yang Ghaib

Metode Syar’i Menyembuhkan Diri dari Sihir

(Santet dan Guna-guna-ed)

Februari 12, 2008 oleh Admin Ulama Sunnah

Oleh: Asy Syaikh Shalih Al Fauzan

Pertanyaan:

Metode-metode syar‟i apakah yang bisa anda nasehatkan untuk membentengi atau

memelihara seseorang dari sihir? Dan apa langkah penyembuhan yang harus dilakukan jika

seseorang telah terkena sihir (santet, tenung, guna-guna dan sejenisnya)?

Jawab:

Metode syar‟i yang bisa digunakan untuk menyembuhkan seseorang dari pengaruh sihir

adalah sebagaimana yang telah disebutkan oleh Al „alamah Ibnul Qoyyim. Beliau berkata:

“Dan telah diriwiyatkan dari Nabi tentang cara penyembuhan bagi seseorang yang telah

terkena sihir. Cara tersebut ada 2 macam:

Salah satunya, dan cara ini adalah yang paling utama yaitu menemukan atau mengeluarkan

buhul-buhul sihir dan menghancurkannya. Sebagaimana telah shohih dari Nabi ketika beliau

terkena sihir, beliau meminta kepada Allah agar diperlihatkan tempat buhul-buhul sihir itu.

Maka Allah mengabulkan permohonan beliau. Lalu beliau mengeluarkan buhul-buhul sihir

itu dari dalam sumur. Maka ketika buhul-buhul itu telah dikeluarkan, maka hilanglah

pengaruh sihir pada diri Nabi, seakan-akan dilepaskan tali dari (ikatan) simpulnya.”

Sampai kemudian Ibnul Qoyyim mengatakan :”dan termasuk langkah penyembuhan yang

paling bermanfaat dalam menghilangkan sihir adalah dengan pengobatan ilahiyah berupa

dzikir-dzikir, membaca ayat-ayat Qur‟an dan do‟a-do‟a yang disyariatkan…

Ini adalah cara kedua untuk menyembuhkan seseorang dari pengaruh sihir yaitu dengan do‟a-

do‟a yang disyariatkan, membaca Al Qur‟an kepada orang yang terkena sihir (ruqyah),yaitu

dengan membaca surat Al fatihah, surat Al Ikhlash, surat An Naas, surat Al Falaq, dan surat-

surat yang lain, dan meniupkan dengan air ludah yang sangat sedikit (bukan meludah) kepada

orang yang diruqyah. Dengan izin Allah pengaruh sihir itu akan hilang.

(Diterjemahkan oleh Al Akh Abu Sulaiman dari majmu‟ fataawa Syaikh Shalih bin Fauzan

bin „Abdillah Alu Fauzan, Muraja‟ah Al Ustadz Abu „Isa Nurwahid)

Sumber : Buletin Dakwah Al-Atsary, Semarang Edisi XX / 1427H

Dikirim via email oleh Al-Akh Dadik

MENANGKAL DAN MENANGGULANGI SIHIR, SANTET,

TELUH, TENUNG, GUNA-GUNA, KESURUPAN,

GANGGUAN HANTU – JIN – SETAN – MAKHLUK HALUS

Allah telah mensyari‟atkan kepada hamba-hambaNya supaya mereka menjauhkan diri dari

kejahatan sihir sebelum terjadi pada diri mereka. Allah juga menjelaskan tentang bagaimana

cara pengobatan sihir bila telah terjadi. Ini merupakan rahmat dan kasih sayang Allah,

kebaikan dan kesempurnaan nikmatNya kepada mereka.

Berikut ini beberapa penjelasan tentang usaha menjaga diri dari bahaya sihir sebelum terjadi,

begitu pula usaha dan cara pengobatannya bila terkena sihir, yakni cara-cara yang dibolehkan

menurut hukum syara‟:

Pertama: Tindakan preventif, yakni usaha menjauhkan diri dari bahaya sihir sebelum terjadi.

Cara yang paling penting dan bermanfaat ialah penjagaan dengan melakukan dzikir yang

disyari‟atkan, membaca do‟a dan ta‟awwudz sesuai dengan tuntunan Rasulullah „Rasulullah

Shallallahu „alaihi wa sallam, di antaranya seperti di bawah ini:

A. Membaca ayat Kursi setiap selesai shalat lima waktu, sesudah membaca wirid yang

disyari‟atkan setelah salam, atau dibaca ketika akan tidur. Karena ayat Kursi termasuk ayat

yang paling besar nilainya di dalam Al-Qur‟an. Rasulullah „Rasulullah Shallallahu „alaihi wa

sallam bersabda dalam salah satu hadits shahihnya :

“Barangsiapa membaca ayat Kursi pada malam hari, Allah senantiasa menjaganya dan

syetan tidak mendekatinya sampai Shubuh.”

Ayat Kursi terdapat dalam surat Al-Baqarah ayat 255 yang bunyinya :

“Allah tidak ada Tuhan selain Dia, Yang hidup kekal lagi terus-menerus mengurus

(makhlukNya), tidak mengantuk dan tidak tidur, kepunyaanNya apa yang ada di langit dan

apa yang di bumi. Siapakah yang dapat memberi syafa‟at di sisi Allah tanpa izinNya? Allah

mengetahui apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak

mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendakiNya. Kursi Allah

meliputi langit dan bumi, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.”

B. Membaca surat Al-Ikhlas, surat Al-Falaq, dan surat An-Naas pada setiap selesai shalat

lima waktu, dan membaca ketiga surat tersebut sebanyak tiga kali pada pagi hari sesudah

shalat Shubuh, dan menjelang malam sesudah shalat Maghrib, sesuai dengan hadits riwayat

Abu Dawud, At-Tirmidzi dan An-Nasa‟i.

C. Membaca dua ayat terakhir dari surat Al-Baqarah yaitu ayat 285-286 pada permulaan

malam, sebagaimana sabda Rasulullah :

“Barangsiapa membaca dua ayat terakhir dari surat Al-Baqarah pada malam hari, maka

cukuplah baginya.”

Adapun bacaan ayat tersebut adalah sebagai berikut:

“Rasul telah beriman kepada Al-Qur‟an yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya,

demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-

malaikat, kitab-kitab dan rasul-rasulNya. (Mereka mengatakan), „Kami tidak membeda-

bedakan antara seseorang (dengan yang lain) dari rasul-rasulNya‟. (Mereka berdo‟a):

„Ampunilah kami, ya Tuhan kami, dan kepada Engkaulah tempat kembali.”

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya, ia mendapat

pahala (dari kewajiban) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang

dikerjakannya. (Mereka berdo‟a), „Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami

lupa atau bersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang

berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang yang sebelum kami. Ya Tuhan

kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya, beri

maaflah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah penolong kami, maka

tolonglah kami terhadap orang-orang yang kafir.”

D. Banyak berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna.

Hendaklah dibaca pada malam hari dan siang hari ketika berada di suatu tempat, ketika

masuk ke dalam suatu bangunan, ketika berada di tengah padang pasir, di udara atau di laut.

Sabda Rasulullah Shallallahu „alaihi wa sallam :

“Barangsiapa singgah di suatu tempat dan dia mengucapkan: „A‟uudzu bi kalimaatillahi

attaammaati min syarri maa khalaq‟ (aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang

sempurna dari kejahatan makhluk ciptaanNya), maka tidak ada sesuatu pun yang

membahayakannya sampai ia pergi dari tempat itu.”

E. Membaca do‟a di bawah ini masing-masing tiga kali pada pagi hari dan menjelang malam

:

“Dengan nama Allah, yang bersama namaNya, tidak ada sesuatu pun yang membahayakan,

baik di bumi maupun di langit dan Dia Maha Mendengar dan Maha Mengetahui.” (HR. Abu

Daud dan At-Tirmidzi)

Bacaan-bacaan dzikir dan ta‟awwudz ini merupakan sebab-sebab yang besar untuk

memperoleh keselamatan dan untuk menjauhkan diri dari kejahatan sihir atau kejahatan

lainnya. Yaitu bagi mereka yang selalu mengamalkannya secara benar disertai keyakinan

yang penuh kepada Allah, bertumpu dan pasrah kepadaNya dengan lapang dada dan hati

yang khusyu‟.

Kedua: Bacaan-bacaan seperti ini juga merupakan senjata ampuh untuk menghilangkan sihir

yang sedang menimpa seseorang, dibaca dengan hati yang khusyu‟, tunduk dan merendahkan

diri, seraya memohon kepada Allah agar dihilangkan bahaya dan malapetaka yang dihadapi.

Do‟a-do‟a berdasarkan riwayat yang kuat dari Rasulullah r untuk menyembuhkan penyakit

yang disebabkan oleh sihir dan lain sebagainya adalah sebagai berikut:

1. Rasulullah Shallallahu „alaihi wa sallam me-ruqyah (mengobati dengan membaca ayat-

ayat Al-Qur‟an atau do‟a-do‟a) sahabat-sahabatnya dengan bacaan :

Artinya: “Ya Allah, Tuhan segenap manusia….! Hilangkanlah sakit dan sembuhkanlah,

Engkau Maha Penyembuh, tidak ada penyembuhan melainkan penyembuhan dariMu,

penyembuhan yang tidak meninggalkan penyakit.” (HR. Al-Bukhari).

2. Do‟a yang dibaca Jibril , ketika meruqyah Rasulullah Shallallahu „alaihi wa sallam.

“Dengan nama Allah, aku meruqyahmu dari segala yang menyakitkanmu, dan dari

kejahatan setiap diri atau dari pandangan mata yang penuh kedengkian, semoga Allah

menyembuhkanmu, dengan nama Allah aku meruqyahmu.” Bacaan ini hendaknya diulang

tiga kali.

3. Pengobatan sihir cara lainnya, terutama bagi laki-laki yang tidak dapat berjimak dengan

istrinya karena terkena sihir. Yaitu, ambillah tujuh lembar daun bidara yang masih hijau,

ditumbuk atau digerus dengan batu atau alat tumbuk lainnya, sesudah itu dimasukkan ke

dalam bejana secukupnya untuk mandi; bacakan ayat Kursi pada bejana tersebut; bacakan

pula surat Al-Kafirun, Al-Ikhlas, Al-Falaq, An-Naas, dan ayat-ayat sihir dalam surat Al-A‟raf

ayat 117-119, surat Yunus ayat 79-82 dan surat Thaha ayat 65-69.

Surat Al-A‟raf ayat 117-119 yang bunyinya:

“Dan Kami wahyukan kepada Musa: „Lemparkanlah tongkatmu!‟ Maka sekonyong-konyong

tongkat itu menelan apa yang mereka sulapkan. Karena itu, nyatalah yang benar dan

batallah yang selalu mereka kerjakan. Maka mereka orang-orang yang hina.”

Surat Yunus ayat 79-82:

“Fir‟aun berkata (kepada pemuka kaumnya): „Datangkanlah kepadaku semua ahli sihir yang

pandai‟. Maka tatkala ahli-ahli sihir itu datang, Musa berkata kepada mereka:

„Lemparkanlah apa yang hendak kamu lemparkan‟. Maka setelah mereka lemparkan, Musa

berkata: „Apa yang kamu lakukan itu, itulah sihir, sesungguhnya Allah akan menampakkan

ketidakbenaran mereka. Sesungguhnya Allah tidak akan membiarkan terus berlangsung

pekerjaan orang-orang yang membuat kerusakan. Dan Allah akan mengokohkan yang benar

dengan ketetapanNya, walaupun orang-orang yang berbuat dosa tidak menyukai(nya).”

Surat Thaha ayat 65-69 yang bunyinya :

“Mereka bertanya,‟Hai Musa (pilihlah), apakah kamu yang melemparkan (dahulu) atau

kamilah yang mula-mula melemparkan?‟ Musa menjawab,‟Silahkan kamu sekalian

melemparkan‟. Maka tiba-tiba tali-tali dan tongkat-tongkat mereka, terbayang oleh Musa

seakan-akan ia merayap cepat lantaran sihir mereka. Maka Musa merasa takut dalam

hatinya. Kami berfirman: „Janganlah kamu takut, sesungguhnya kamulah yang paling unggul

(menang). Dan lemparkanlah apa yang ada di tangan kananmu, niscaya ia akan menelan

apa yang mereka perbuat, sesungguhnya apa yang mereka perbuat itu adalah tipu daya

tukang sihir (belaka). Dan tidak akan menang tukang sihir itu dari mana saja ia datang.”

Setelah selesai membaca ayat-ayat tersebut di atas hendaklah diminum sedikit airnya dan

sisanya dipakai untuk mandi.)

Dengan cara ini mudah-mudahan Allah Subhanahu wa Ta‟ala menghilangkan penyakit yang

sedang dideritanya.

4. Cara pengobatan lainnya, sebagai cara yang paling bermanfaat ialah berupaya

mengerahkan tenaga dan daya untuk mengetahui di mana tempat sihir terjadi, di atas gunung

atau di tempat manapun ia berada, dan bila sudah diketahui tempatnya, diambil dan

dimusnahkan sehingga lenyaplah sihir tersebut.

Inilah beberapa penjelasan tentang perkara-perkara yang dapat menjaga diri dari sihir dan

usaha pengobatan atau cara penyembuhannya, dan hanya kepada Allah kita memohon

pertolongan.

Adapun pengobatan dengan cara-cara yang dilakukan oleh tukang-tukang sihir, yaitu dengan

mendekatkan diri kepada jin disertai dengan penyembelihan hewan, atau cara-cara

mendekatkan diri lainnya, maka semua ini tidak dibenarkan karena termasuk perbuatan syirik

paling besar yang wajib dihindari.

Demikian pula pengobatan dengan cara bertanya kepada dukun,‟arraaf (tukang ramal) dan

menggunakan petunjuk sesuai dengan apa yang mereka katakan. Semua ini tidak dibenarkan

dalam Islam, karena dukun-dukun tersebut tidak beriman kepada Allah; mereka adalah

pendusta dan pembohong yang mengaku mengetahui hal-hal ghaib, dan kemudian menipu

manusia.

Rasulullah Shallallahu „alaihi wa sallam telah memperingatkan orang-orang yang mendatangi

mereka, menanyakan dan membenarkan apa yang mereka katakan, sebagaimana telah

dijelaskan hukum-hukumnya di awal tulisan ini.

Kepada Allah Subhanahu wa Ta‟ala kita memohon, agar seluruh kaum muslimin dilimpahkan

kesejahteraan dan keselamatan dari segala kejahatan, dan semoga Allah melindungi mereka,

agama mereka, dan menganugerahkan kepada mereka pemahaman dan agamaNya, serta

memelihara mereka dari segala sesuatu yang menyalahi syari‟atNya.

catatan:

Ayat alquran yg dibaca adalah yg berbahasa arab, bukan terjemahannya

sedangkan doa selain ayat alquran maka sebaiknya juga berbahasa arab sebagaimana yg

tercantum dlm hadits-hadits, bkn terjemahannya

Sedangkan doa2 yg tidak terdapat dlm hadits, yaitu doa dgn susunan kata buatan sendiri,

maka boleh berbahasa indonesia

Sumber artikel : http://www.salafy.or.id/print.php?id_artikel=73

Hukum tentang Sihir dan

Perdukunan/Paranormal

Penulis: Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz Rahimahullah

Hukum Sihir Dan Perdukunan.

Segala puji hanya kepunyaan Allah, shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada

junjungan umat, Nabi besar Muhammad Shallallahu „alaihi wa sallam, yang tiada lagi Nabi

sesudahnya.

Akhir-akhir ini banyak sekali tukang-tukang ramal yang mengaku dirinya sebagai tabib, dan

mengobati orang sakit dengan jalan sihir atau perdukunan. Mereka kini banyak menyebar di

berbagai negeri; orang-orang awam yang tidak mengerti sudah banyak menjadi korban

pemerasan mereka.

Maka atas dasar nasihat (loyalitas) kepada Allah Subhanahu wa Ta‟ala dan kepada hamba-

hambaNya, saya ingin menjelaskan tentang betapa besar bahayanya terhadap Islam dan umat

Islam adanya ketergantungan kepada selain Allah dan bahwa hal tersebut bertolak belakang

dengan perintah Allah dan RasulNya.

Dengan memohon pertolongan Allah Ta‟ala saya katakan bahwa berobat dibolehkan menurut

kesepakatan para ulama. Seorang muslim jika sakit hendaklah berusaha mendatangi dokter

yang ahli, baik penyakit dalam, pembedahan, saraf, maupun penyakit luar untuk diperiksa apa

penyakit yang dideritanya. Kemudian diobati sesuai dengan obat-obat yang dibolehkan oleh

syara‟, sebagaimana yang dikenal dalam ilmu kedokteran.

Dilihat dari segi sebab dan akibat yang biasa berlaku, hal ini tidak bertentangan dengan

ajaran tawakkal kepada Allah dalam Islam. Karena Allah Ta‟ala telah menurunkan penyakit

dan menurunkan pula obatnya. Ada di antaranya yang sudah diketahui oleh manusia dan ada

yang belum diketahui. Akan tetapi Allah Ta‟ala tidak menjadikan penyembuhannya dari

sesuatu yang telah diharamkan kepada mereka.

Oleh karena itu tidak dibenarkan bagi orang yang sakit, mendatangi dukun-dukun yang

mendakwakan dirinya mengetahui hal-hal ghaib, untuk mengetahui penyakit yang

dideritanya. Tidak diperbolehkan pula mempercayai atau membenarkan apa yang mereka

katakan, karena sesuatu yang mereka katakan mengenai hal-hal yang ghaib itu hanya

didasarkan atas perkiraan belaka, atau dengan cara mendatangkan jin-jin untuk meminta

pertolongan kepada jin-jin tersebut sesuai dengan apa yang mereka inginkan. Dengan cara

demikian dukun-dukun tersebut telah melakukan perbuatan-perbuatan kufur dan sesat.

Rasulullah Shallallahu „alaihi wa sallam menjelaskan dalam berbagai haditsnya sebagai

berikut :

“Imam Muslim meriwayatkan dalam kitab „Shahih Muslim‟, bahwasanya Rasulullah

Shallallahu „alaihi wa sallam bersabda : „Barangsiapa mendatangi „arraaf‟ (tukang ramal))

kepadanya, tidak akan diterima shalatnya selama empat puluh hari.”

“Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dari Nabi Shallallahu „alaihi wa sallam, beliau

bersabda:„Barangsiapa yang mendatangi kahin (dukun)) dan membenarkan apa yang ia

katakan, sungguh ia telah kafir terhadap apa yang diturunkan kepada Muhammad

Shallallahu „alaihi wa sallam.” (HR. Abu Daud).

“Dikeluarkan oleh empat Ahlus Sunan dan dishahihkan oleh Al-Hakim dari Nabi Shallallahu

„alaihi wa sallam dengan lafazh: „Barangsiapa mendatangi tukang ramal atau dukun dan

membenarkan apa yang ia katakan, sungguh ia telah kafir terhadap apa yang diturunkan

kepada Muhammad Shallallahu „alaihi wa sallam.”

“Dari Imran bin Hushain radhiallahu anhu, ia berkata: „Rasulullah Shallallahu „alaihi wa

sallam bersabda: „Bukan termasuk golongan kami yang melakukan atau meminta tathayyur

(menentukan nasib sial berdasarkan tanda-tanda benda,burung dan lain-lain),yang meramal

atau yang meminta diramalkan, yang menyihir atau meminta disihirkan dan barangsiapa

mendatangi peramal dan membenarkan apa yang ia katakan, maka sesungguhnya ia telah

kafir terhadap wahyu yang diturunkan kepada Muhammad Shallallahu „alaihi wa

sallam.”(HR. Al-Bazzaar,dengan sanad jayyid).

Hadits-hadits yang mulia di atas menunjukkan larangan mendatangi peramal, dukun dan

sebangsanya, larangan bertanya kepada mereka tentang hal-hal yang ghaib, larangan

mempercayai atau membenarkan apa yang mereka katakan, dan ancaman bagi mereka yang

melakukannya.

Oleh karena itu, kepada para penguasa dan mereka yang mempunyai pengaruh di negerinya

masing-masing, wajib mencegah segala bentuk praktek tukang ramal, dukun dan

sebangsanya, dan melarang orang-orang mendatangi mereka.

Kepada yang berwenang supaya melarang mereka melakukan praktek-praktek di pasar-pasar,

mall-mall atau di tempat-tempat lainnya, dan secara tegas menolak segala yang mereka

lakukan. Dan hendaknya tidak tertipu oleh pengakuan segelintir orang tentang kebenaran apa

yang mereka lakukan. Karena orang-orang tersebut tidak mengetahui perkara yang dilakukan

oleh dukun-dukun tersebut, bahkan kebanyakan mereka adalah orang-orang awam yang tidak

mengerti hukum, dan larangan terhadap perbuatan yang mereka lakukan.

Rasulullah „Rasulullah Shallallahu „alaihi wa sallam telah melarang umatnya mendatangi

para peramal, dukun dan tukang tenung. Melarang bertanya serta membenarkan apa yang

mereka katakan. Karena hal itu mengandung kemungkaran dan bahaya besar, juga berakibat

negatif yang sangat besar pula. Sebab mereka itu adalah orang-orang yang melakukan dusta

dan dosa.

Hadits-hadits Rasulullah tersebut di atas membuktikan tentang kekufuran para dukun dan

peramal. Karena mereka mengaku mengetahui hal-hal yang ghaib, dan mereka tidak akan

sampai pada maksud yang diinginkan melainkan dengan cara berbakti, tunduk, taat, dan

menyembah jin-jin. Padahal ini merupakan perbuatan kufur dan syirik kepada Allah

Subhanahu wa Ta‟ala. Orang yang membenarkan mereka atas pengakuannya mengetahui hal-

hal yang ghaib dan mereka meyakininya, maka hukumnya sama seperti mereka. Dan setiap

orang yang menerima perkara ini dari orang yang melakukannya, sesungguhnya Rasulullah

„Rasulullah Shallallahu „alaihi wa sallam berlepas diri dari mereka.

Seorang muslim tidak boleh tunduk dan percaya terhadap dugaan dan sangkaan bahwa cara

seperti yang dilakukan itu sebagai suatu cara pengobatan, semisal tulisan-tulisan azimat yang

mereka buat, atau menuangkan cairan timah, dan lain-lain cerita bohong yang mereka

lakukan.

Semua ini adalah praktek-praktek perdukunan dan penipuan terhadap manusia, maka

barangsiapa yang rela menerima praktek-praktek tersebut tanpa menunjukkan sikap

penolakannya, sesungguhnya ia telah menolong dalam perbuatan bathil dan kufur.

Oleh karena itu tidak dibenarkan seorang muslim pergi kepada para dukun, tukang tenung,

tukang sihir dan semisalnya, lalu menanyakan kepada mereka hal-hal yang berhubungan

dengan jodoh, pernikahan anak atau saudaranya, atau yang menyangkut hubungan suami istri

dan keluarga, tentang cinta, kesetiaan, perselisihan atau perpecahan yang terjadi dan lain

sebagainya. Sebab semua itu berhubungan dengan hal-hal ghaib yang tidak diketahui

hakikatnya oleh siapa pun kecuali oleh Allah Subhanahhu wa Ta‟ala.

Sihir sebagai salah satu perbuatan kufur yang diharamkan oleh Allah, dijelaskan di dalam

surat Al-Baqarah ayat 102 tentang kisah dua Malaikat:

Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syetan-syetan pada masa kerajaan Sulaiman

(dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), padahal Sulaiman tidak

kafir (tidak mengerjakan sihir). Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang

diturunkan kepada dua orang malaikat di negeri Babil yaitu Harut dan Marut, sedang

keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorang pun sebelum

mengatakan:”Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir‟.

Maka mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dengan sihir itu mereka dapat

menceraikan antara seorang (suami) dengan istrinya. Dan mereka itu (ahli sihir) tidak

memberi mudharat dengan sihirnya kepada seorang pun kecuali dengan izin Allah. Dan

mereka mempelajari sesuatu yang memberi mudharat kepadanya dan tidak memberi

manfaat. Demi, sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa barangsiapa yang menukarkan

ayat (kitab Allah) dengan sihir itu, tiadalah baginya keuntungan di Akhirat, dan amat

jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya dengan sihir, kalau mereka mengetahui.”(Al-

Baqarah:102)

Ayat yang mulia ini juga menunjukkan bahwa orang-orang yang mempelajari ilmu sihir,

sesungguhnya mereka mempelajari hal-hal yang hanya mendatangkan mudharat bagi diri

mereka sendiri, dan tidak pula mendatangkan sesuatu kebaikan di sisi Allah Subhanahu wa

Ta‟ala. Ini merupakan ancaman berat yang menunjukkan betapa besar kerugian yang diderita

oleh mereka di dunia ini dan di Akhirat nanti. Mereka sesungguhnya telah

memperjualbelikan diri mereka dengan harga yang sangat murah, itulah sebabnya Allah

berfirman :

“Dan alangkah buruknya perbuatan mereka menjual dirinya dengan sihir itu, seandainya

mereka mengetahui.”

Kita memohon kepada Allah kesejahteraan dan keselamatan dari kejahatan sihir dan semua

jenis praktek perdukunan serta tukang sihir dan tukang ramal. Kita memohon pula

kepadaNya agar kaum muslimin terpelihara dari kejahatan mereka. Semoga Allah Subhanahu

wa Ta‟ala memberikan pertolongan kepada kaum muslimin agar senantiasa berhati-hati

terhadap mereka, dan melaksanakan hukum Allah dengan segala sangsi-sangsinya kepada

mereka, sehingga manusia menjadi aman dari kejahatan dan segala praktek keji yang mereka

lakukan.

Sungguh Allah Maha Pemurah lagi Maha Mulia!.

Tata Cara Menangkal Dan

Menanggulangi Sihir

Allah telah mensyari‟atkan kepada hamba-hambaNya supaya mereka menjauhkan diri dari

kejahatan sihir sebelum terjadi pada diri mereka. Allah juga menjelaskan tentang bagaimana

cara pengobatan sihir bila telah terjadi. Ini merupakan rahmat dan kasih sayang Allah,

kebaikan dan kesempurnaan nikmatNya kepada mereka.

Berikut ini beberapa penjelasan tentang usaha menjaga diri dari bahaya sihir sebelum terjadi,

begitu pula usaha dan cara pengobatannya bila terkena sihir, yakni cara-cara yang dibolehkan

menurut hukum syara‟:

Pertama: Tindakan preventif, yakni usaha menjauhkan diri dari bahaya sihir sebelum terjadi.

Cara yang paling penting dan bermanfaat ialah penjagaan dengan melakukan dzikir yang

disyari‟atkan, membaca do‟a dan ta‟awwudz sesuai dengan tuntunan Rasulullah „Rasulullah

Shallallahu „alaihi wa sallam, di antaranya seperti di bawah ini:

A. Membaca ayat Kursi setiap selesai shalat lima waktu, sesudah membaca wirid yang

disyari’atkan setelah salam, atau dibaca ketika akan tidur. Karena ayat Kursi termasuk

ayat yang paling besar nilainya di dalam Al-Qur‟an. Rasulullah „Rasulullah Shallallahu

„alaihi wa sallam bersabda dalam salah satu hadits shahihnya :

“Barangsiapa membaca ayat Kursi pada malam hari, Allah senantiasa menjaganya dan

syetan tidak mendekatinya sampai Shubuh.”

Ayat Kursi terdapat dalam surat Al-Baqarah ayat 255 yang bunyinya :

“Allah tidak ada Tuhan selain Dia, Yang hidup kekal lagi terus-menerus mengurus

(makhlukNya), tidak mengantuk dan tidak tidur, kepunyaanNya apa yang ada di langit dan

apa yang di bumi. Siapakah yang dapat memberi syafa‟at di sisi Allah tanpa izinNya? Allah

mengetahui apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak

mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendakiNya. Kursi Allah

meliputi langit dan bumi, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.”

B. Membaca surat Al-Ikhlas, surat Al-Falaq, dan surat An-Naas pada setiap selesai shalat

lima waktu, dan membaca ketiga surat tersebut sebanyak tiga kali pada pagi hari

sesudah shalat Shubuh, dan menjelang malam sesudah shalat Maghrib, sesuai dengan

hadits riwayat Abu Dawud, At-Tirmidzi dan An-Nasa‟i.

C. Membaca dua ayat terakhir dari surat Al-Baqarah yaitu ayat 285-286 pada permulaan

malam, sebagaimana sabda Rasulullah :

“Barangsiapa membaca dua ayat terakhir dari surat Al-Baqarah pada malam hari, maka

cukuplah baginya.”

Adapun bacaan ayat tersebut adalah sebagai berikut:

“Rasul telah beriman kepada Al-Qur‟an yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya,

demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-

malaikat, kitab-kitab dan rasul-rasulNya. (Mereka mengatakan), „Kami tidak membeda-

bedakan antara seseorang (dengan yang lain) dari rasul-rasulNya‟. (Mereka berdo‟a):

„Ampunilah kami, ya Tuhan kami, dan kepada Engkaulah tempat kembali.”

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya, ia mendapat

pahala (dari kewajiban) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang

dikerjakannya. (Mereka berdo‟a), „Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami

lupa atau bersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang

berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang yang sebelum kami. Ya Tuhan

kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya, beri

maaflah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah penolong kami, maka

tolonglah kami terhadap orang-orang yang kafir.”

D. Banyak berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna.

Hendaklah dibaca pada malam hari dan siang hari ketika berada di suatu tempat, ketika

masuk ke dalam suatu bangunan, ketika berada di tengah padang pasir, di udara atau di laut.

Sabda Rasulullah Shallallahu „alaihi wa sallam :

“Barangsiapa singgah di suatu tempat dan dia mengucapkan: „A‟uudzu bi kalimaatillahi

attaammaati min syarri maa khalaq‟ (aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang

sempurna dari kejahatan makhluk ciptaanNya), maka tidak ada sesuatu pun yang

membahayakannya sampai ia pergi dari tempat itu.”

E. Membaca do’a di bawah ini masing-masing tiga kali pada pagi hari dan menjelang

malam :

“Dengan nama Allah, yang bersama namaNya, tidak ada sesuatu pun yang membahayakan,

baik di bumi maupun di langit dan Dia Maha Mendengar dan Maha Mengetahui.” (HR. Abu

Daud dan At-Tirmidzi)

Bacaan-bacaan dzikir dan ta‟awwudz ini merupakan sebab-sebab yang besar untuk

memperoleh keselamatan dan untuk menjauhkan diri dari kejahatan sihir atau kejahatan

lainnya. Yaitu bagi mereka yang selalu mengamalkannya secara benar disertai keyakinan

yang penuh kepada Allah, bertumpu dan pasrah kepadaNya dengan lapang dada dan hati

yang khusyu‟.

Kedua: Bacaan-bacaan seperti ini juga merupakan senjata ampuh untuk menghilangkan sihir

yang sedang menimpa seseorang, dibaca dengan hati yang khusyu‟, tunduk dan merendahkan

diri, seraya memohon kepada Allah agar dihilangkan bahaya dan malapetaka yang dihadapi.

Do‟a-do‟a berdasarkan riwayat yang kuat dari Rasulullah untuk menyembuhkan penyakit

yang disebabkan oleh sihir dan lain sebagainya adalah sebagai berikut:

1. Rasulullah Shallallahu „alaihi wa sallam me-ruqyah (mengobati dengan membaca ayat-

ayat Al-Qur‟an atau do‟a-do‟a) sahabat-sahabatnya dengan bacaan :

Artinya: “Ya Allah, Tuhan segenap manusia….! Hilangkanlah sakit dan sembuhkanlah,

Engkau Maha Penyembuh, tidak ada penyembuhan melainkan penyembuhan dariMu,

penyembuhan yang tidak meninggalkan penyakit.” (HR. Al-Bukhari).

2. Do‟a yang dibaca Jibril , ketika meruqyah Rasulullah Shallallahu „alaihi wa sallam.

“Dengan nama Allah, aku meruqyahmu dari segala yang menyakitkanmu, dan dari kejahatan

setiap diri atau dari pandangan mata yang penuh kedengkian, semoga Allah

menyembuhkanmu, dengan nama Allah aku meruqyahmu.” Bacaan ini hendaknya diulang

tiga kali.

3. Pengobatan sihir cara lainnya, terutama bagi laki-laki yang tidak dapat berjimak dengan

istrinya karena terkena sihir. Yaitu, ambillah tujuh lembar daun bidara yang masih hijau,

ditumbuk atau digerus dengan batu atau alat tumbuk lainnya, sesudah itu dimasukkan ke

dalam bejana secukupnya untuk mandi; bacakan ayat Kursi pada bejana tersebut; bacakan

pula surat Al-Kafirun, Al-Ikhlas, Al-Falaq, An-Naas, dan ayat-ayat sihir dalam surat Al-A‟raf

ayat 117-119, surat Yunus ayat 79-82 dan surat Thaha ayat 65-69.

Surat Al-A‟raf ayat 117-119 yang bunyinya:

“Dan Kami wahyukan kepada Musa: „Lemparkanlah tongkatmu!‟ Maka sekonyong-konyong

tongkat itu menelan apa yang mereka sulapkan. Karena itu, nyatalah yang benar dan

batallah yang selalu mereka kerjakan. Maka mereka orang-orang yang hina.”

Surat Yunus ayat 79-82:

“Fir‟aun berkata (kepada pemuka kaumnya): „Datangkanlah kepadaku semua ahli sihir yang

pandai‟. Maka tatkala ahli-ahli sihir itu datang, Musa berkata kepada mereka:

„Lemparkanlah apa yang hendak kamu lemparkan‟. Maka setelah mereka lemparkan, Musa

berkata: „Apa yang kamu lakukan itu, itulah sihir, sesungguhnya Allah akan menampakkan

ketidakbenaran mereka. Sesungguhnya Allah tidak akan membiarkan terus berlangsung

pekerjaan orang-orang yang membuat kerusakan. Dan Allah akan mengokohkan yang benar

dengan ketetapanNya, walaupun orang-orang yang berbuat dosa tidak menyukai(nya).“

Surat Thaha ayat 65-69 yang bunyinya :

“Mereka bertanya,‟Hai Musa (pilihlah), apakah kamu yang melemparkan (dahulu) atau

kamilah yang mula-mula melemparkan?‟ Musa menjawab,‟Silahkan kamu sekalian

melemparkan‟. Maka tiba-tiba tali-tali dan tongkat-tongkat mereka, terbayang oleh Musa

seakan-akan ia merayap cepat lantaran sihir mereka. Maka Musa merasa takut dalam

hatinya. Kami berfirman: „Janganlah kamu takut, sesungguhnya kamulah yang paling unggul

(menang). Dan lemparkanlah apa yang ada di tangan kananmu, niscaya ia akan menelan

apa yang mereka perbuat, sesungguhnya apa yang mereka perbuat itu adalah tipu daya

tukang sihir (belaka). Dan tidak akan menang tukang sihir itu dari mana saja ia datang.”

Setelah selesai membaca ayat-ayat tersebut di atas hendaklah diminum sedikit airnya dan

sisanya dipakai untuk mandi.)

Dengan cara ini mudah-mudahan Allah Subhanahu wa Ta‟ala menghilangkan penyakit yang

sedang dideritanya.

4. Cara pengobatan lainnya, sebagai cara yang paling bermanfaat ialah berupaya

mengerahkan tenaga dan daya untuk mengetahui di mana tempat sihir terjadi, di atas gunung

atau di tempat manapun ia berada, dan bila sudah diketahui tempatnya, diambil dan

dimusnahkan sehingga lenyaplah sihir tersebut.

Inilah beberapa penjelasan tentang perkara-perkara yang dapat menjaga diri dari sihir dan

usaha pengobatan atau cara penyembuhannya, dan hanya kepada Allah kita memohon

pertolongan.

Adapun pengobatan dengan cara-cara yang dilakukan oleh tukang-tukang sihir, yaitu dengan

mendekatkan diri kepada jin disertai dengan penyembelihan hewan, atau cara-cara

mendekatkan diri lainnya, maka semua ini tidak dibenarkan karena termasuk perbuatan syirik

paling besar yang wajib dihindari.

Demikian pula pengobatan dengan cara bertanya kepada dukun,‟arraaf (tukang ramal) dan

menggunakan petunjuk sesuai dengan apa yang mereka katakan. Semua ini tidak dibenarkan

dalam Islam, karena dukun-dukun tersebut tidak beriman kepada Allah; mereka adalah

pendusta dan pembohong yang mengaku mengetahui hal-hal ghaib, dan kemudian menipu

manusia.

Rasulullah Shallallahu „alaihi wa sallam telah memperingatkan orang-orang yang mendatangi

mereka, menanyakan dan membenarkan apa yang mereka katakan, sebagaimana telah

dijelaskan hukum-hukumnya di awal tulisan ini.

Kepada Allah Subhanahu wa Ta‟ala kita memohon, agar seluruh kaum muslimin dilimpahkan

kesejahteraan dan keselamatan dari segala kejahatan, dan semoga Allah melindungi mereka,

agama mereka, dan menganugerahkan kepada mereka pemahaman dan agamaNya, serta

memelihara mereka dari segala sesuatu yang menyalahi syari‟atNya.

(Dikutip dari tulisan Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz, dikirim : oleh al Akh Hari

Nasution. Diterbitkan oleh Depar-temen Urusan KeIslaman, Wakaf, Dakwah Dan Bimbingan

Islam, Saudi Arabia)

SUMBER : http://www.salafy.or.id/print.php?id_artikel=73

KEJAHATAN SANTET, GUNA GUNA DAN SIHIR

January 27th, 2011

inShare

Oleh : Fadhil ZA

102- Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syaitan-setan pada masa

kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan

sihir), padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya setan-setan

itulah yang kafir (mengerjakan sihir). Mereka mengajarkan sihir kepada manusia

dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat di negeri Babil yaitu Harut

dan Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorang pun

sebelum mengatakan: “Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu

janganlah kamu kafir“. Maka mereka mempelajari dari kedua malaikat itu

apa yang dengan sihir itu, mereka dapat menceraikan antara seorang

(suami) dengan istrinya. Dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi

mudarat dengan sihirnya kepada seorang pun kecuali dengan izin Allah.

Dan mereka mempelajari sesuatu yang memberi mudarat kepadanya dan tidak

memberi manfaat. Demi, sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa barang

siapa yang menukarnya (kitab Allah) dengan sihir itu, tiadalah baginya

keuntungan di akhirat dan amat jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya

dengan sihir, kalau mereka mengetahui. (Al Baqarah 102)

Dizaman teknologi serba canggih dan kehidupan modern

dewasa ini kejahatan sihir santet, teluh , guna guna tidaklah bisa dianggap

enteng. Selama Iblis dan syetan masih eksis, sampai dunia kiamat nanti

kejahatan sihir masih tetap akan hadir ditengah kehidupan manusia. Kita perlu

mewaspadai kejahatan model ini, karena pelakunya sulit dijangkau oleh hukum

manusia seperti aparat kepolisian dan aparat hukum lainnya.

Penyakit yang muncul akibat sihir biasanya tidak bisa dideteksi secara medis,

tanpa sebab yang jelas seseorang merasa sakit diseluruh tubuhnya. Di periksa

secara medis tidak ditemukan adanya kelainan, semua berjalan normal. Dari

badan atau anggota tubuh sisakit muncul benda aneh, seperti paku, silet,

potongan logam, rambut dan lain sebagainya. Ada pula sihir yang digunakan

untuk mempengaruhi perasaan seseorang untuk mencintai lawan jenis (pelet).

Ada pula yang digunakan untuk menghancurkan usaha atau perdagangan dari

lawan bisnisnya.

Rasulullah menganjurkan kita membiasakan membaca surat Al Ikhlas , Al Falaq

dan An Nas sebanyak banyak nya untuk membentengi diri dari kejahatan sihir

yang dilakukan oleh orang yang dengki dan berhati jahat. Allah menjamin orang

yang beriman dan bertawakal pada Allah tidak bisa dikuasai oleh kejahatan

syetan dan sihir yang dijalankannya, seperti disebutkan dalam surat An Nahl

ayat 99.

99- Sesungguhnya setan ini tidak ada kekuasaannya atas orang-orang yang

beriman dan bertawakal kepada Tuhannya. (An Nahl 99)

Orang yang rajin beribadah, mendekatkan diri pada Allah , selalu berlindung

padaNya dari kejahatan sekalian mahluknya tidak bisa diserang oleh berbagai

ilmu sihir dan kejahatan yang dilakukan syetan dan balatentaranya. Syetan

hanya bisa menyerang dan menguasai orang yang mengambilnya sebagai

pemimpin dan menjadikan syetan sebagai sekutu Allah. Sebagaimana

disebutkan dalam surat An Nahl ayat 100:

100- Sesungguhnya kekuasaannya (setan) hanyalah atas orang-orang yang

mengambilnya jadi pemimpin dan atas orang-orang yang mempersekutukannya

dengan Allah.(An Nahl 100)

Bentengi diri dengan iman dan keyakinan yang teguh pada Allah, perbanyak

ibadah sunah seperti sholat tahajud, infak, sedekah, membaca Qur’an, dzikir

mengingat Allah, insya Allah syetan tidak akan mampu mencelakai kita .

Mencegah penyakit lebih baik dari pada mengobati penyakit yang telah

menguasai tubuh. Demikian pula mencegah masuknya serangan dan pengaruh

syetan dan iblis kedalam tubuh lebih baik daripada usaha mengobati penyakit

sihir, santet dan teluh yang diabawa iblis dan telah bersarang didalam tubuh

kita.

Apabila karena kelalaian kita syetan sempat menyarangkan penyakit sihir

kedalam diri kita maka pengobatannya sangat sulit, butuh kesabaran ,

ketekunan dan waktu yang cukup lama untuk menyembuhkannya. Berikut ini

kami sampaikan beberapa kisah pengalaman orang yang terkena penyakit

akibat sihir, guna guna dan teleuh yang kami kutip dari blog

“kisahmistis.blogspot.com”. Mudah mudahan bisa menjadi pelajaran bagi

kita semua.

TUJUH TAHUN DALAM CENGKRAMAN

SANTET POLONG

Oleh : Fekri Yuliansyah

Kisah ini dialami oleh seorang wanita berinisial FN. Tujuh tahun

lamanya dia dalam pengaruh ilmu hitam dari Tanah Karo ini. Tercatat

sembilan belas orang pintar dan kyai, pernah berjuang untuk

mengeluarkan tiga makhluk gaib yang bersemayam dalam tubuhnya.

Penderitaan yang berkepanjangan tersebut, akhirnya berakhir setelah

dia berumahtangga….

Kisah ini, bermula saat kepindahanku dan

keluarga ke lingkungan Pondok Batuan, Kel. Tanjung Sari, Kec. Medan Selayang,

Kota Medan, Sumatera Utara. Peristiwa ini terjadi delapan tahun lalu. Saat itu,

aku masih duduk di bangku kelas 3 SMP, tepatnya di SMPN 41 Medan. Di

sekolah, aku dipercaya sebagai sekretaris OSIS. Maklum saja, aku memang

sangat hobi berorganisasi. Sekitar dua minggu tingal di Tanjung Sari, aku

berkenalan dengan Kak Daning, tetanggaku, yang kemudian menjadi saudara

angkatku. Waktu itu, dia sudah duduk di bangku kelas 2 SMU.

Suatu ketika, Kak Daning mengajakku bergabung di Remaja Masjid di lingkungan kami,

yaitu Ikatan Remaja Masjid (IRMA) Al Ikhlas. Ajakan ini tak mampu kutolak. Malam Rabu

itu, aku resmi menjadi anggota IRMA di kampungku. Aku pun berkenalan dengan sesama

teman yang bergabung di organisasi ini.

Sudah menjadi tradisi bagi anak-anak yang bergabung di IRMA. Jika ada anak perempuan

yang baru menjadi anggota, maka tak jarang anak laki-laki berusaha merebut hatinya.

Termasuk pula aku. Baru saja menjadi anggota IRMA, malam itu aku diantar oleh banyak

anak laki-laki. Jadilah aku layaknya kembang desa. Tiap pulang dari masjid, anak laki-laki

banyak yang mencoba mencari perhatianku dengan mengantarku pulang ke rumah. Namun,

tak sedikitpun aku menggubris mereka.

Di antara sekian banyak anak laki-laki yang mencoba mengambil hatiku, ada

seorang pemuda yang sebut saja dengan inisial WN. Ternyata, diam-diam WN

memendam rasa cinta kepadaku. WN memang anak orang terpandang di

tempat tinggalku. Ayahnya seorang mantan pejabat di salah satu intansi

pemerintah. Tapi yang disayangkan, Ibu WN yang sudah bertitel haji diisyukan

bersekutu dengan jin. Ibu WN yang akrab disapa Bu Haji ini kebetulan teman

pengajian mamaku.

Setidaknya ada empat kali WN melayangkan surat cintanya kepadaku. Aku pun

kaget bukan kepalang. Dia yang sepatutnya menjadi abang bagiku, karena

usianya jauh lebih tua, ternyata memiliki maksud lain. Aku pun menolaknya

mentah-mentah. Bukan saja karena aku tak menyukainya, tetapi usiaku pun

masih terbilang bau kencur. Ya, waktu itu aku baru 15 tahun. Rupanya,

keganderungan WN padaku diketahui oleh ibunya.

Suatu hari, sang ibu mengirimkan makanan berupa gulai ikan kakap ke

rumahku. Mulanya, tak ada perasaan curiga sedikitpun dari kami sekeluarga.

Kami juga tidak menaruh curiga ketika Ibu WN berulang kali mengirimkan

hantaran makanan ke rumahku. Anehnya, seminggu setelah hantaran makanan

keluarga WN yang terakhir, aku justru menjadi teringat dan selalu

membayangkan pemuda yang semula kubenci itu. Entah bagaimana awalnya,

perasaanku selalu saja ingin bertemu dengannya. Seminggu kemudian, WN

menyatakan perasaannya lagi kepadaku melalui sepucuk surat. Kali ini, aku tak

kuasa menolaknya. Sejak saat itu, WN sering menghubungiku. Bahkan hampir

tiap malam dia menelponku.

Untuk menerima telpon dari WN, aku harus sembunyi-sembunyi. Aku pun

terpaksa tidur di kamar belakang agar dapat menerima setiap panggilan telpon

darinya.

Karena cintaku pada WN, belajar ku pun akhirnya mulai terganggu. Kedua

orangtuaku tidak mengetahui apa yang sedang menimpaku. Saat kelulusan,

prestasiku benar-benar jatuh. Biasanya rangking pertama, sekarang mendadak

jatuh ke peringkat tiga. Mama pun curiga. Dia berusaha mencari tahu

penyebabnya. Apalagi mama sangat berharap aku bisa diterima di sekolah

favorit di kota ini, yaitu SMUN 1 Medan. Aku pun menceritakan perasaanku

kepada mama. Mendengar pengakuanku, mama sangat terkejut, dan

menentang keras.

Sejak saat itu telepon genggam diambilnya. Aku pun seperti dipingit, tidak boleh

keluar rumah. Sementara itu, lambat laun WN dan ibunya tahu dengan sikap

kedua orang tuaku. Karena kenyataan ini, Ibunya WN nampaknya menaruh

dendam kesumat.

Suatu hari, melalui perentaraan salah seorang temannya, WN menyampaikan

pesan yang berisi memutuskan hubungan antara kami berdua. Mendengar

keputusannya yang tiba-tiba, aku terkejut bukan kepalang. Hatiku benar-benar

hancur. Aneh, memang! Padahal, hubungan kami saat itu hanya seperti cinta

monyet. Tapi kenapa saat itu aku seperti tengah kehilangan orang yang sangat

berarti dalam hidupku. Aku selalu teringat WN. Parahya lagi, aku mulai terbiasa

meninggalkan sholat. Aku juga mulai kehilangan gairah hidup. Semua

keluargaku, termasuk Kak Daning, kakak angkatku yang mengajakku bergabung

ke IRMA, merasa heran dengan keadaanku yang jauh berubah. Karena curiga,

papa dan mama membawaku ke orang pintar di kawasan Polonia, Meda.

Menurut paranormal tersebut, aku terkena pelet. Setelah meminum air putih

yang diberikannya, keadaanku berangsur-angsur membaik. Aku pun dapat

melupakan WN.

Tanpa disangka dan dinyana, pada saat perayaan ulang tahunku yang ke-17 WN

muncul sebagai tamu tak diundang. Dia memberikan kue ulang tahun untukku.

Begitu juga dengan ibunya WN. Dia memberi hadiah berupa bahan kain dan satu

gelang perak. Karena takut terjadi sesuatu, semua pemberian itu tidak

kusentuh sedikitpun. Kue pemerian WN mama berikan kepada orang lain.

Sedangkan bahan kain untuk membuat baju serta gelang tersebut, dibakar oleh

mama dan papaku.

Setahun kemudian, tepatnya saat aku duduk di kelas tiga SMU, aku sudah akrab

dengan RK, seorang siswa yang merupakan personil band di sekolahku.

Perasaan cinta remaja pun tumbuh secara alamiah. Mungkin karena itu, aku pun

semakin bersemangat dan termotivasi belajar. Sama sekali tak kuduga, rupanya

hubunganku dengan RK tercium oleh ibunya WN. Wanita yang akrab di sapa Bu

Haji ini agaknya kembali membuat ulah dengan dibantu para dukunnya.

Efeknya, aku pun sering jatuh pingsang di sekolah. Tak terhitung lagi betapa

seringnya aku mengalami hal ini. Aku bahkan pernah dibawa pihak sekolah ke

salah satu rumah sakit di kota Medan untuk diperiksa kondisi kesehatanku. Hasil

pemeriksaan dokter menyatakan aku tidak terkena penyakit apa-apa. Karena

kejadian ini, mama kembali mengajakku ke tempat Pak Harahap, paranormal

yang dulu menyembuhkan penyakitku. Orang pintar ini bilang, aku kembali

terkena pelet. Menurut dia, pelet itu berawal dari makanan, pakaian, juga

benda-benda lainnya yang aku terima dari si pengirim pelet. Syukur

Alhamdulillah Pak Harahap kembali menyembuhkanku.

Setamat SMA, aku pun berpisah dengan RK, sebab dia melanjutkan kuliah di

UGM, Yogya. Aku sendiri diterima di salah satu Universitas Negeri di kota lain

yang masih dekat dengan kotaku. Menginjak semester 2, aku mulai kerasukan

lagi. Berawal, pada suatu malam, aku seperti melihat sosok kuntilanak yang

sedang berjalan di depan kamarku. Esok paginya, aku menemukan kotoran

manusia persis di sebelah jendela kamarku. Nampaknya, ada yang sengaja

mengirimkannya. Jam dua siang, aku kembali kerasukan. Seketika itu,

pikiranku tertuju pada sosok WN. Anehnya, menurut cerita keluarga, saat tak

sadarkan diri, aku mengeluarkan suara tawa seperti laiknya ketawanya

kuntilanak. Bahkan, aku juga terkadang berbicara dalam bahasa China.

Beberapa hari selanjutnya, aku pun bertingkah seperti seperti laiknya seekor

ular. Memang, dalam pandanganku, aku melihat seekor berwarna hijau dan

panjang. Tak hanya itu, di saat yang lain, aku juga mengeluarkan suara Begu

Ganjang, hantu khas Tanah Karo. Menakutkan sekali. Sejak saat itu, hari-hariku

ditemani kerasukan makhluk halus. Aku sempat divonis salah satu anggota

keluargaku menderita sakit syaraf.

Sampai suatu hari setelah Idul Fitri, saat bersilaturahmi ke rumah nenekku di

bilangan Tanjung Mulia, Belawan, Medan, aku kembali diganggu makhluk-

makhluk gaib tersebut. Untunglah Mbahku punya pegangan ilmu gaib. Saat

keluargaku turun dari mobil, aku justru tidak bisa keluar dari mobil, apalagi

berjalan. Sepertinya, makhluk-makhluk gaib itu tahu kalau aku akan singgah di

rumah orang yang berilmu. Papa terpaksa menggendongku. Anehnya, tatkala

memasuki rumah Mbah, menurut cerita keluargaku, mendadak saja aku tertawa

cekikikan mirip kuntilanak. Mbah yang sepertinya faham dengan keadaanku,

berusaha melakukan komunikasi dengan makhluk yang bersemayam dalam

tubuhku. Beginilah cerita yang dituturkan mama padaku: “Kenapa kamu

begitu?” tanya Mbah.

Aku pun meronta-ronta seperti sedang kesakitan. Mbah pun melanjutkan

pertanyaannya. “Siapa yang melakukan perbuatan terkutuk ini?”

Sang makhluk gaib pun menjawab singkat, “Bu Haji!” “Darimana asalmu?” tanya

Mbah. Dengan tegas, makhluk itu menjawab, “Aku datang dari Tanah Karo!”

“Apa maksudmu?” tanya Mbahku lagi sambil matanya melotot.

“Aku akan menghancurka hidupnya! Aku dendam, makanya jadi perempuan

jangan sombong!” jelas sang makhluk, jujur. “Dia tidak mau menerima cinta

anakmu?” Mbah pun kembali mengorek keterangan darinya. “Lalu kau ini

siapa?” tanya Mbah pula. “Aku Begu Ganjang, suruhan Bu Haji!” jawabku

dengan lantang.

Mendengar dialog Mbah dengan makhluk yang merasuki tubuhku, mama, papa

dan keluarga benar-benar terkejut. Mama menangis. Pantaslah, apa yang mama

dan papa curiga selama ini, bahwa Bu Haji-lah biang keladinya.

Mbah dengan paksa mengeluarkan makhluk tersebut dengan sebilah keris

keramat miliknya. Sang Begu Ganjang dan kuntilanak dalam tubuhku pun

menjerit keras. Sejurus kemudian, mereka pun pergi dari jasadku walau hanya

utnuk beberapa lamasaja….

Sialnya, di tengah perjalanan pulang dari rumah Mbah, aku kerasukan lagi.

Setelah menelepon Mbah, beliau menyarankan agar aku dibawa ke tempat Buya,

seorang guru ngaji di daerah Polonia. Buya berusaha mengeluarkan makhluk-

makhluk itu lagi. Ketika ditanya oleh Buya, lagi-lagi jawabnya sama, yakni Bu

Haji.

Setelah diobati oleh Buya, akupun pingsan sampai keesokan harinya. Buya

memberiku sebuah cincin untuk pegangan. Karena masih dalam suasana

lebaran, keesokan hariya aku kembali diajak bersilaturahmi ke tempat keluarga

mama di Diski, Binjai. Siang hari yang terik itu, tepatnya pas azan Dzuhur, aku

kerasukan lagi. Aku kembali diobati oleh orang pintar di sekitar tempat tinggal

saudara mamaku. Aku disuruh mandi kembang besoknya, serta menyediakan

benang tujuh warna dan kembang tujuh rupa. Benang tersebut kemudian

dirajah sang dukun perempuan itu, untuk diletakkan di pinggangku. “Benang

tersebut tidak boleh dibuka atau dilepaskan sebelum kau menikah,” suruh sang

nenek. Dia juga mengingatkan, jika keluarga Bu Haji memberikan makanan atau

apapun, maka jangan sekali-kali diterima. Setelah diobati sang nenek, aku

memang sembuh. Selepas liburan panjang, aku pun kembali ke kota tempatku

kuliah.

Ringkasan cerita, menjelang semester empat, ada seorang laki-laki yang suka

padaku. Namanya sebut saja dengan inisial HF. Tatkala HF menyatakan

perasaannya kepadaku, beberapa waktu kemudian, aku mulai kerasukan lagi.

Bahkan, saat HF mengunjungiku di rumah Tante Erni, tempatku tinggal di kota

itu, entah syetan apa yang merasukiku, tibat-iba aku mengusir HF.

Sampai akhirnya, aku kembali diobati oleh orang pintar. Kali ini, yang

mengobatiku adalah Bu IT, seorang ibu dari teman kuliahku yang kebetulan

biasa mengobati orang-orang kerasukan. Bu IT menyuruh keluargaku membuka

tali benang yang ada di pinggangku, berikut cincin yang diberikan Buya tempo

hari. Alasannya, benda-benda tersebut justru mengikat makhluk-makhluk halus

sehingga tetap berada di tubuhku. Malangnya, setelah kedua benda bertuah itu

dilepaskan dari tubuhku, justru penyakitku semakin parah. Aku malah

kerasukan lagi selama lebih dari satu minggu. Selama itu pula, ada sembilan

orang pintar yang mencoba mengobatiku dengan berbagai macam cara yang

tidak masuk akal. Salag satunya menyuruhku merangkak seperti binatang.

Sampai akhirnya, Tante Erni menemukan orang pintar di pedalaman hutan yang

jauh dari kota. Orang tersebut menyuruh mamaku mengambil kopi pahit,

bawang putih dan daun kelor untuk dimandikan di sekujur tubuhku. Pada saat

mengobatiku, orang tua ini mendapat serangan bertubi-tubi dari makhluk jahat

yang bersemayam di tubuhku.

Atas saran orangtua ini, mama dan papa diperintahkan untuk berdzikir semalam

suntuk membantu pengobatanku. Katanya, kalau mendengar bisikan atau

sesuatu yang aneh jangan dihiraukan agar pengobatanku berhasil. Diceritakan,

sekitar pukul dua dinihari, mama dan papa mendengar suara letupan diatas atap

rumah. Namun mereka tetap berdzikir. Seiring dengan suara letupan tadi, orang

tua yang mengobatiku juga mendapat hantaman sehingga dadanya mendadak

sakit.

Besoknya, orang tua tersebut mencari benang tujuh warna. Dia juga

menyiapkan bunga macan kerah, bunga tujuh rupa dan daun jengkol. Semua

digunakan untuk memandikanku.

Syukur Alhamdulillah, setelah pengobatan ini aku dapat kembali menjalankan

aktivitasku sehari-hari. Sekitar lima bulan kemudian, aku berkenalan dengan

seorang calon dokter berinisial FS. Begitu gembiranya aku tatkala dia berniat

melamarku. Namun, saat FS mau lamaranku, maka begitu banyak halangan

yang menghadang hingga orangtuaku tidak mengijinkan hubunganku dengan

FS.

Karena kecewa aku histeris hingga aku jatuh pingsan. Tekanan darahku hanya

di angka 40. Hal ini membuat semua dokter yang merawatku terkejut. Mereka

sangat tidak menyangka dengan tekanan darah yang sangat rendah itu aku

masih bisa bertahan hidup, bahkan kemudian sehat kembali. Kejadian aneh

terus saja menimpaku. Saat aku menjadi panitia OSPEK di kampus, aku kembali

kerasukan. Aku dibawa pulang ke rumah oleh teman-temanku. Di rumah,

selama tiga hari berturut-turut aku terus kerasukan. Keluargaku kembali

memanggil orang pintar yang berada di pedalaman yang pernah mengobatiku

beberapa waktu lalu.

Namun, kali ini tak berhasil membuatku sembuh. Karena itulah aku kemudian

diobati oleh Ustadz AP namun juga tak kunjung sembuh. Di Medan, aku juga

sempat diobati oleh Pak Sabirin yang tinggal dibilangan Tanjung Sari. Oleh Pak

Sabirin, aku dimandikan dengan bunga kembang macan kerah selama tiga hari

berturut-turut. Setelah ritual pun digelar. Pak Sabirin mencoba mengeluarkan

makhluk jahat yang bersemayam di tubuhku. Makhluk yang telah mendarah

daging tersebut yang pertama berupa siluman ular. Mama dan papa turut

menyaksikan proses penarikan makhluk itu. Tiga hari kemudian, aku kembali

diobati Pak Sabirin. Malam terakhir, setelah mandi, orang tuaku diperintahkan

untuk menjagaku agar aku tidak disetubuhi oleh Begu Ganjang. Di malam

terakhir ini, antara sadar dengan tidak, tiba-tiba pandanganku gelap. Sepertinya

ada yang mau menindihku. Astaghfirrullah! Aku melihat makhluk yang sangat

menakutkan. Tubuhnya hitam berbulu, dan dia berusaha menindihku. Aku pun

menjerit. “Jangan!”

Teriakanku ini membuat cemas papa dan mama. Mereka segera membacakan

ayat Qursyi berulang-ulang untuk melindungiku. Hingga akupun terjaga, dan

tidak tidur sampai pagi.

Esok paginya, kami datang ke tempat Pak Sabirin. Ritual pengusiran Begu

Ganjang pun digelar. Sang Begu mencoba melawan Pak Sabirini.

“Aku tidak mau pergi! Karena aku telah diberi makan oleh majikanku,” tolak

sang makhluk. “Siapa majikanmu?” tanya Pak Sabirin.

“Aku sudah berjanji dengan Bu Haji, kalau aku pergi dari tubuh anak ini, maka

aku akan mati! Tetapi, sebaliknya, jika aku bertahan dalam tubuh anak ini,

maka dia tidak akan bertahan hidup lama,” lata Begu Ganjang seolah-olah dia

Tuhan.

Tiba-tiba suaraku mendadak berubah menjadi seorang perempuan. Menurut

cerita mama, itu suara kuntilanak yang memakai tubuhku. “Sebenarnya aku

kasihan dengan anak ini. Hidupnya terombang-ambing bahkan terancam mati!

Jodohnya tertutup! Inilah perjanjian kami dengan majikan kami.” Mendengar

pengakuan dua makhluk tak kasat mata ini, Pak Sabirin tertawa seolah

mengejek mereka. “Banyak kali cakap kau ini!” katanya dengan logat Medan.

“Cepatlah kau pigi, atau aku keluarkan kau dengan paksa!” Begu Ganjang pun

berontak dan mengultimatum, “Aku tidak akan keluar! Aku selamanya akan ada

dalam tubuh anak ini!”

Mendengar ancaman tersebut, Pak Sabirin pun menyangkal, “Makhluk bodoh!

Sebentar lagi majikanmu akan jatuh miskin dan melarat akibat perbuatannya

sendiri. Dan kau tidak akan diberi makan lagi olehnya. Dan santet yang ada di

tubuh anak ini akan kukembalikan padanya.” Akhirnya, Pak Sabirin berhasil

mengeluarkan dua makluk tersebut. Alhamdulillah, aku pun kembali pulih. Aku

dapat mengikuti ritual mandi kembang selama tiga hari. Hari keempat, aku

kembali datang ke tempat Pak Sabirin untuk mencabut pengaruh santet.

“Bu Haji menggunakan media foto anak ini dan sebuah boneka kecil,” jelas Pak

Sabirin kepadaku, mama, juga papa. “Santet apa gerangan yang melanda puteri

saya?” tanya mamaku.Pak Sabirin menjelaskan dengan rinci, “Inilah yang

namanya Santet Polong.

Makhluk-makhluk ini memang sudah mendarah daging dalam tubuh anak ibu.

Kalau pun nantinya sembuh, dia rentan kena santet, pelet dan sejenisnya.

Kecuali pagar dirinya cukup, rajin sholat dan meminta perlindungan kepada

Allah SWT.”

Singkat cerita, seperti kata pepatah: “Barang siapa yang menanam, maka dialah

yang akan menuai hasilnya.” Sekecil biji zarahpun perbuatan manusia, niscaya

Allah SWT akan membalasnya. Itulah kenyataan yang terjadi kemudian. Bu Haji,

kini hidupnya melarat. Banyak sekali musibah yang menimpa keluarganya.

Kabarnya, Bu Haji pun sering jatuh sakit. Itulah pembalasan dari Allah SWT

terhadap manusia yang mendzalimi sesamanya, bahkan melakukan perjanjian

dan bersekutu kepada iblis. Semoga kita semua dapat bercermin dari kejadian

ini.

Dan kini, saat menuturukan kisah ini, Alhamdulillah, aku telah menjalani hidup

berumah tangga. Aku menikah di penghujung 2007 lalu. Dengan demikian, tepat

tujuh tahun aku dalam nestapa akibat kekuatan setan Santet Polong.

Suamiku adalah seorang ustadz. Dia senantiasa membimbingku untuk memohon

perlindungan kepada Allah SWT. Kami pun tengah berbahagia menanti kelahiran

sang buah hati. Dengan sholat dan banyak membaca Al-Qur’an, semua

hambatan gaib yang menimpa diriku, Alhamdulillah sudah dapat kulalui dengan

selamat.

(Sumber Kisahmistis.blogspot.com)

GUNA-GUNA TANAH KUBURAN

PANGURAGAN

Oleh: Dhany

Tanah kuburan Panguragan yang terletak di Desa Panguragan,

Kecamatan Arjawinangun, Kabupaten Cirebon, memang sudah lama

tersohor di seantoro Jawa Barat (Jabar) dapat menjadi media ilmu gaib.

Banyak kalangan dukun aliran sesat menggunakan tanah kuburan

Panguragan sebagai media guna-guna untuk menghancurkan usaha

seseorang. Benarkah…?

Guna-guna tanah kuburan Panguragan

terkenal ganas serta sangat jarang ada pengusaha yang sanggup bertahan.

Setiap pengusaha yang tempat usahanya ditanami tanah kuburan Panguragan

dalam waktu singkat dijamin bangkrut. Bukan hanya bangkrut, bahkan

pengusaha bersangkutan dililit hutang dalam jumlah besar hingga menjual

bangunan tempat usahanya. Sejumlah pakar kebathinan di Kota Cirebon yang

sempat dimintai komentarnya seputar keganasan guna-guna tanah kuburan

Panguragan, rata-rata mereka mengaku sudah mendengar kabar tersebut sejak

lama, bahkan mulai kakek-buyutnya. Dengan demikian, tanah kuburan

Panguragan termasuk guna-guna cukup tua di Tatar Jawa Barat. Karena

ganasnya guna-guna tanah kuburan Panguragan, tidak aneh jika jadi momok

menakutkan bagi kalangan pengusaha, terutama pedagang. Ki Anomjati

Sanggabumi, seorang supranaturalis muda cukup tersohor di Kota Cirebon,

sewaktu dihubungi Penulis di Villa Kecapi Mas, Kelurahan Harjamukti, Kota

Cirebon membenarkan kabar seputar penyalahgunaan tanah kuburan

Panguragan untuk media guna-guna penghancur usaha.

“Penyalahgunaan tanah kuburan Panguragan jelas menyalahi syariat Islam, sehingga dukun

dan pihak yang menyuruhnya sangat berdosa secara habluminallah maupun hablumminanas

dan sebaiknya hindari cara-cara sesat semacam itu,” kata Ki Anomjati Sanggabumi. Ken

Nagasi, seorang budayawan sekaligus pemerhati dunia gaib cukup terkenal di Kabupaten

Cirebon mengaku prihatin atas praktik kotor semacam itu. Sewaktu dihubungi di Sanggar

Budaya “Nyi Mas Gandasari” yang berlokasi di sekitar Stadion Bima, pria tampan warga

Desa/Kecamatan Sindanglaut, Kabupaten Cirebon ini kerap mengurut dada tiap kali dia

mendengar keluhan para mantan pengusaha kenalannya yang bangkrut akibat praktik dukun

sesat menggunakan media tanah kuburan Panguragan. “Astaghfirullah, kenapa mesti

menyengsarakan orang lain demi kepuasan diri sendiri? Kenapa tidak bersaing secara sehat

melalui pemantapan manajemen?” Seal Ken Nagasi.

Ibarat pepatah, tak ada penyakit yang tak ada obatnya. Jika diibaratkan penyakit, guna-guna

tanah kuburan Panguragan ternyata punya tandingan. Jika belum gulung tikar, kondisi tempat

usaha atau perusahaan yang ditanami tanah kuburan Panguragan dapat dinetralisir dengan

ditaburi pada keempat sudut bangunan itu menggunakan pasir kali Bayalangu. H. Sator,

seorang pakar supranaturalis terkenal di Desa Bayalangu, Kecamatan Gegesik, Kabupaten

Cirebon, mengaku sudah sering menolong pengusaha yang terkena guna-guna tanah kuburan

Panguragan. Melalui media pasir kali Bayalangu yang sudah dirituali, secara alamiah dapat

menetralisir pengaruh negatif tanah kuburan Panguragan. Kecuali ada penanaman ulang dari

pihak yang melakukannya, maka mesti dilakukan penaburan ulang pasir kali Bayalangu.

“Tanah kuburan itu pun tidak bisa asal ambil oleh sembarang orang, melainkan

hanya bisa diaktifkan aura negatifnya oleh orang yang ahli di bidang itu. Begitu

pula pasir kali Bayalangu, dan secara kebetulan saya mewarisi ritual pasir kali

Bayalangu dari ayah saya,” terang H. Sator. Konon, dampak yang ditimbulkan

bagi korban guna-guna tanah kuburan Panguragan bukan hanya mengalami

kebangkrutan usaha, namun sepanjang malam mendapatkan teror gaib sangat

mengerikan. Salah satunya seperti dialami Udi bin Ujang, warga Kelurahan

Karangmalang, Kecamatan/Kabupaten Indramayu, Jabar. Dia bukan saja

kehilangan kios kue kering miliknya di “Pasar Baru” Tanjungpura karena dijual

dan menanggung hutang sekitar 20 jutaan namun, namun dia kini mesti

mengais rezeki di Arab Saudi sebagai driver.Berikut ini adalah kisah nyata yang

dituturkan oleh Udin bin Ujang kepada Penulis.…

Sejak Jumat Kliwon hingga Sabtu Legi (18 – 19 Januari 2008), Ujang duduk

termenung di teras gedung pertemuan kompleks “Kinasih” di Jalan Tapos,

Kecamatan Cimanggis, Kabupaten Depok. Saat itu dia bersama tiga rekannya

masing-masing Toto, Sutejo dan Hendi mengantar Drs. Khairuddin yang tengah

mengikuti Rapat Kerja Nasional (Rakernas) dengan Presdir PT. Guswara

Intertaint, Agus Winarko,MSc. Pria yang usianya beranjak senja dan berbadan

subur itu memisahkan diri dari hiruk-pikuk ratusan orang pengantar para

peserta Rakernas. Wajah yang sudah dipenuhi kerutan itu tampak kuyu seakan

menyimpan duka nestapa teramat berat. Ujang duduk di atas tikar di bawah

rindangnya pohon beringin hingga memasuki dinihari. Pemandangan semacam

itu, tentu saja sangat kontras dan sangat tak lazim. Kepada Misteri, dia seperti

berupaya memuntahkan kegalauan hatinya seputar perjalanan usaha putra

sulungnya yang kini bangkrut dan gulung tikar. Padahal, sejak “Pasar Lama”

yang terletak di Jalan Ahmad Yani, Kelurahan Lemah Abang,

Kecamatan/Kabupaten Indramayu itu terbakar pada Selasa (11 Juli 1995) pukul

09.00 WIB dan para pedagang direlokasi ke pasar baru yang terletak di Jalan

Tanjungpura, Kelurahan Karanganyar, Kecamatan/Kabupaten Indramayu, secara

bertahap kios kue kering milik Udi, anaknya, mengalami kemajuan. Setidaknya

hingga 2005 silam, kios kue itu sangat populer dan setiap harinya selalu dijejali

pembeli. Menyaksikan kemajuan usaha Udi, sejumlah kios yang semula menjual

dagangan lain diganti menjadi kios kue kering. Akibatnya, persaingan pun

semakin ketat sehingga calon pembeli kue kering tersebar ke berbagai kios yang

ada di Pasar Baru.

Sejak saat itu, dari waktu ke waktu, jumlah pembeli ke kios Udi terus

berkurang. Tetapi, bagi Udi hal itu dianggap sesuatu yang lumrah sesuai dengan

hukum pasar.

Sekitar awal 2006, naluri Udi menangkap ada hal yang tidak wajar, terutama

setelah mendapatkan kiosnya benar-benar sepi. Bayangkan, omzet dalam sehari

hanya cukup buat menutupi kebutuhan dapur keluarga. Tragisnya, puluhan

orang pelanggan kabur sambil membawa utang dalam jumlah besar. Hal ini

membuat Udi kalang kabut mencari dana pinjaman buat menambal modal yang

berkurang akibat ulah para pelanggan yang nakal itu. “Bukan itu saja, pada

bulan ke tiga 2006, Udi anak saya dan keluarganya merasakan suatu gangguan

gaib yang menciptakan rasa takut,” kisah Ujang dengan pandangan

menerawang jauh.

Masih dalam bulan yang sama, sejumlah pedagang skoteng, bakso dan lainnya

yang biasa mangkal malam hari di sekitar Pasar Baru Tanjungpura sempat

menggunjingkan peristiwa gaib di sekitar kios kue milik Udi. Mereka kerap

menyaksikan sosok pocong alias mayat hidup berkeliaran di teras kios kue milik

Udi.

Gunjingan itupun akhirnya masuk ke telinga Udi. Untuk membuktikannya, pada

dinihari sekitar pukul satuan, seorang diri Udi menyelinap ke lorong (los) Pasar

Baru Tanjungpura yang berjarak sekitar satu kilometer dari rumahnya.

Karena sudah dinihari, suasana pasar sangat sepi. Kalau pun ada aktivitas hanya

di sisi jalan alternatif penghubung Polsekta dengan Markas Polres Indramayu,

dimana terdapat warung nasi yang buka 24 jam. Malam itu, berselang dua kios

dalam posisi berseberangan, Udi mengambil tempat pengintaian yang dirasa

aman. Untuk bersembunyi, dia duduk di balik tumpukan bekas kotak gula yang

sudah kosong.

Berkat losion anti nyamuk, dia terbebas dari serangan serangan haus darah itu.

Lewat bantuan cahaya dari sudut kios, diliriknya jarum jam tangan, saat itu

sudah menunjuk pukul 1.15 menit. Sepasang matanya menatap lurus ke arah

kiosnya yang sengaja tidak diberi penerangan sehingga suasana temaram sisa

lampu dari kios lain di sebelahnya. Dia meragukan gunjingan para pedagang

ketika merasakan pantatnya mulai penat akibat terlalu lama duduk di atas

lembaran kardus bekas. Ketika terlintas niat untuk pulang, detak jantung Udi

mendadak terpacu. Pandangannya lebih dipertajam. Ternyata benar, samar-

samar dia menyaksikan sosok mayat terbungkus kafan muncul dari balik

tumpukan kardus bekas snack yang disimpan di teras kios. Pocong itu bergerak

lembut dan makin lama makin jelas setelah terkena sisa cahaya lampu dari kios

sebelah. Rasa takut pun mulai merasuk ketika pocong itu terlihat gelisah. Kepala

pocong menoleh ke berbagai arah diikuti gerakan tubuhnya. Udi yakin,

keberadaannya sudah diketahui mahluk alam gaib itu, sehingga sepasang sandal

jepit pelan-pelan dia lepas.

Nalurinya memang tepat. Pocong itu melompat-lompat tertuju ke tumpukan

bekas kotak gula di mana Udi bersembunyi. Ketika jaraknya tinggal beberapa

meter lagi, sekuat tenaga Udi melompat dari balik tumpukan bekas kotak gula

lantas lari menjauhi arah datangnya pocong. Udi lari secepat yang dia mampu

menuju ke arah warung nasi. Tanpa perduli terhadap tiga tukang becak yang

duduk santai di bangku kayu, Udi menerobos memasuki warung dan disambut

pekikan kaget pelayan yang tengah terkantuk-kantuk.

Keesokan paginya, peristiwa itu dia ceritakan kepada istrinya lalu kepada

ayahnya. Ujang yang awam soal mahluk gaib, hanya memberi saran supaya

anaknya lebih mendekatkan diri kepada Allah dan memperbanyak wirid. Dari

kios kue, teror itupun berpindah ke rumah Udi. Nyaris tiap malam, isteri dan dua

anaknya diteror suara-suara aneh dari serambi rumah bahkan terkadang disertai

bau busuk menerobos melalui celah daun jendela. Atas desakan isteri dan anak-

anaknya, Udi minta izin kepada ayahnya untuk numpang tidur sambil mencari

jalan keluar. Ujang tidak bisa menolak permintaan putranya, sehingga

merelakan kamar depan yang bersisian dengan ruang tamu ditempati Udi

bersama keluarganya. Sedangkan siang harinya, Udi membawa keluarganya

kembali ke rumahnya yang hanya beda gang dengan rumah orangtuanya itu.

Malam Selasa Kliwon bulan ke enam 2006, Ujang gelisah di tempat tidurnya.

Udara awal musim kemarau membuat gerah tak tertahankan. Untuk

mendapatkan udara segar, Ujang membuka daun pintu depan lalu duduk santai

di kursi ruang tamu. Saat jarum jam menunjuk pada angka 2 dinihari, muncul

Udi dari ruang kholwat (tempat solat) yang bersatu dengan kamar dapur. Udi

saat itu masih mengenakan sarung, peci dan baju koko serta tangan kanan

masih memutar tasbih. Keringat membasahi kening. Rupanya Udi pun tak tahan

kegerahan di ruang kholwat, sehingga memilih melanjutkan wiridnya di ruang

tamu.

Angin malam lumayan sejuk menerobos memasuki celah daun pintu yang

terbuka seperempat bagian. Di atas kursi busa yang mulai usang, Ujang

menyandarkan punggung dan meletakkan tengkuknya. Aroma kantuk mulai

merasuk. Sambil terkantuk-kantuk, Ujang mengamati bagian ujung pintu pagar

besi halaman rumah lewat celah daun pintu. Sedangkan di sampingnya, Udi

masih melanjutkan bacaan wiridnya. Dirasa tubuhnya mulai segar serta aroma

kantuk mulai tak tertahankan, Ujang bermaksud menutup daun pintu dan akan

membanting punggung di atas kasur melanjutkan tidur. Belum sempat

mengangkat pantat, lewat celah daun pintu dia melihat ujung pintu pagar besi

bergerak diiringi deritan lembut. Entah datang dari mana, ruang tamu dalam

sekejap sudah dipenuhi bau busuk sangat ganjil.

Bau busuk semakin menyengat. Belum sempat menduga-duga siapa orang yang

akan bertamu, daun pintu ditabrak dari luar hingga membentur tembok

menimbulkan suara gaduh. Suara benturan daun pintu dengan tembok kontan

mengejutkan Ujang dan Udi. Yang lebih mengejutkan, di ambang pintu sudah

berdiri sesosok mayat hidup alias pocong.

Lewat cahaya lampu neon ruang tamu yang terang benderang, Ujang

menyaksikan kafan yang masih lengkap dengan ikatannya itu sangat kusam

penuh lumpur hitam. Kulit wajah mahluk itu tidak utuh lagi. Sangat rusak,

penuh borok-borok serta belatung bergerak lembut pada sepasang rongga

matanya. Dari lubang mulut dan hidungnya meluncur lenguhan seperti sedang

menahan marah.

Mahluk itu bukan menatap Ujang melainkan menghadap lurus ke arah Udi.

Diiringi lenguhan keras, mahluk itu menerjang ke arah Udi. Ujang tak mampu

berbuat banyak selain berjuang mempertahankan kesadarannya supaya tidak

pingsan.

Diserang mahluk seseram itu, secara refleks, sekuat tenaga Udi menjejakkan

sepasang kakinya ke atas lantai. Akibatnya, kursi yang dia duduki terbalik dan

tubuh Udi terjengkang ke belakang lantas jatuh terduduk. Udi hanya mampu

membuka mulut, tapi lafadz ayat Qursy sama sekali tidak pernah mau keluar.

Yang meluncur dari kerongkongannya hanya suara menyerupai orang gagu.

Air hangat sangat deras mengucur dari balik kain sarung. Akibatnya dia

berkubang pada genangan air kencingnya sendiri.

Sama halnya ayahnya, Udi pun hanya berjuang agar jangan sampai pingsan. Dia

yakin, mahluk itu bukan semata menakut-nakuti melainkan mengancam

jiwanya.

Saat jaraknya tersisa beberapa senti lagi, Udi ingat kalau tasbih di

genggamannya itu pemberian dari seorang ustadz. Dia berharap benda itu

bukan semata alat penghitung wirid. Tanpa berharap banyak, tangan kanan

yang semula menyanggah tubuhnya yang jatuh terduduk dia angkat tinggi-

tinggi menyongsong terjangan pocong sambil merapatkan kelopak mata. Dia

sudah benar-benar pasrah. Benaknya berkata, mungkin hanya dalam hitungan

detik, lehernya akan digigit mahluk itu sehingga urat nadinya putus lalu mati.

Tapi hingga belasan detik berlalu, tak ada sesuatu yang menyentuh lehernya.

Ditunggu beberapa menit berikutnya tak ada serangan mematikan dari mahluk

berwujud pocong itu. Udi menjerit ketika lengannya dibetot sangat keras. Ketika

membuka mata, ayahnya tengah berjuang mengangkat tubuhnya. “Pocong tadi

terpental saat menyentuh tasbih di genggamanmu! Ayo. bangun!” Kata Ujang,

setengah membentak.

Udi langsung bangkit dan melompat menuju ambang pintu. Tergopoh-gopoh

daun pintu dibanting hingga tertutup rapat sekaligus menguncinya. Anak

beranak itupun hanya mampu berpandangan. Udi baru sadar kalau sarungnya

basah kuyup setelah diberitahu ayahnya, maka buru-buru dia ke kamar mandi.

Keesokan harinya, dengan diantar ayahnya, Udi menyambangi seorang ulama di

Lohbener. Ujang menyerahkan sisa tanah bekas pocong yang tercecer di atas

lantai ruang tamu. H. Abbas, sang ulama, menggenggam sisa tanah hitam itu

sambil memejamkan mata dan bibir komat-kamit. Mendadak keningnya berkerut

tajam lalu membuka kelopak matanya. “Astaghfirullah, mahluk itu khodam

guna-guna tanah kuburan Panguragan. Untung kalian tidak sampai pingsan…

jika sampai pingsan, naudzubillah, hanya Allah yang tahu terhadap batas umur

mahlukNya,” terang H. Abbas.

Sesaat berikutnya, H. Abbas minta izin masuk ke kamar kholwat. Belasan menit

kemudian muncul lagi dengan wajah penuh keringat. Dengan suara serak, H.

Abbas menyarankan agar kios kue itu secepatnya dijual. Menurut mata

bathinnya, kios itu sudah ditanami tanah kuburan Panguragan sejak enam bulan

lalu. Tapi, ulama khos itu tidak bersedia menyebutkan identitas orang yang telah

mengguna-gunai kios Udi. Atas saran H. Abbas, sebulan kemudian kios itu dijual

murah kepada pemilik kios di sebelahnya. Uang hasil menjual kios itu digunakan

oleh Udi untuk mengurangi utangnya. Dalam keadaan tak punya modal

sesenpun, Udi terpaksa ikut kerja jadi kuli bangunan hanya sekadar untuk

menutupi kebutuhan dapur, dan sejak awal 2007, Udi terbang ke Arab Saudi

menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) bagian driver. (Sumber:

kisahmistis.blogspot.com)

Demikianlah kisah keganasan sihir, santet dan guna guna yang ternyata masih

banyak digunakan orang pada dewasa ini untuk mendapatkan berbagai hal yang

diinginkannya. Untuk membentengi diri dari kejahatan sihir seperti tersebut

diatas lakukanlah sholat dengan tepat , benar dan khusuk , syetan tidak mampu

mendekati orang yang khusuk sholatnya .Perbanyaklah mengerjakan ibadah

sunah, dzikir mengingat Allah, membaca Qur’an dan selalu berdo’a agar

dilindungi dari berbagai kejahatan mahluknya yang terlihat maupun tidak

terlihat. Salah satunya adalah tadabbur surat An Nahl sebagai berikut ini,

silahkan di down load dan diputar setiap hari. Kalau bisa hafalkan ayat tersebut

dan baca didalam sholat disamping surat Al Ikhlas, Al falaq, An Nas dan ayat

Qursyi.

2 (Dua) Langkah Penyembuhan Seseorang yang Terkena

SIHIR, TENUNG, GUNA-GUNA dan Sejenisnya

Penulis: Syaikh Shalih bin Fauzan bin ‘Abdillah Alu Fauzan

1. Metode-metode syar’i apakah yang bisa anda nasehatkan untuk membentengi atau memelihara

seseorang dari sihir? Dan apa langkah penyembuhan yang harus dilakukan jika seseorang telah

terkena sihir (santet, tenung, guna-guna dan sejenisnya)?

Jawab:

Metode syar‟i yang bisa digunakan untuk menyembuhkan seseorang dari pengaruh sihir adalah

sebagaimana yang telah disebutkan oleh Al ‘alamah Ibnul Qoyyim. Beliau berkata: “Dan telah

diriwiyatkan dari Nabi tentang cara penyembuhan bagi seseorang yang telah terkena sihir. Cara

tersebut ada 2 macam:

Salah satunya, dan cara ini adalah yang paling utama yaitu Menemukan atau mengeluarkan buhul-

buhul sihir dan menghancurkannya. Sebagaimana telah shohih dari Nabi ketika beliau terkena sihir,

beliau meminta kepada Allah agar diperlihatkan tempat buhul-buhul sihir itu. Maka Allah

mengabulkan permohonan beliau. Lalu beliau mengeluarkan buhul-buhul sihir itu dari dalam sumur.

Maka ketika buhul-buhul itu telah dikeluarkan, maka hilanglah pengaruh sihir pada diri Nabi, seakan-

akan dilepaskan tali dari (ikatan) simpulnya.”

Ingat mencegah serangan sihir dan santet lebih baik dan

lebih mudah daripada mengobati jika sudah terkena

kejahatan tersebut.

Sampai kemudian Ibnul Qoyyim mengatakan :”dan termasuk langkah penyembuhan yang paling

bermanfaat dalam menghilangkan sihir adalah dengan pengobatan ilahiyah berupa dzikir-dzikir,

membaca ayat-ayat Qur’an dan do’a-do’a yang disyariatkan…

Ini adalah cara kedua untuk menyembuhkan seseorang dari pengaruh sihir yaitu dengan do’a-do’a

yang disyariatkan, membaca Al Qur’an kepada orang yang terkena sihir (ruqyah),yaitu dengan

membaca surat Al fatihah, surat Al Ikhlash, surat An Naas, surat Al Falaq, dan surat-surat yang lain,

dan meniupkan dengan air ludah yang sangat sedikit (bukan meludah) kepada orang yang diruqyah.

Dengan idzin Allah pengaruh sihir itu akan hilang.

(Diterjemahkan oleh Al Akh Abu Sulaiman dari majmu‟ fataawa Syaikh Shalih bin Fauzan bin „Abdillah Alu

Fauzan, Muraja‟ah Al Ustadz Abu „Isa Nurwahid) Sumber : Buletin Dakwah Al-Atsary, Semarang Edisi XX /

1427H Dikirim via email oleh Al-Akh Dadik

Dikutip dari darussalaf.or.id offline Penulis: Fadhilatu Asy Syaikh „Allamah Shalih bin Fauzan bin „Abdillah Alu Fauzan, Judul:

metode syar‟i apakah yang bisa anda nasehatkan untuk membentengi atau memelihara seseorang dari sihir?

JANGAN MEMINTA TOLONG KEPADA DUKUN

ATAU PARANORMAL

Penulis: Syaikh „Allamah Shalih bin Fauzan bin „Abdillah Alu Fauzan

2. Apakah diperbolehkan meminta tolong kepada tukang sihir atau dukun untuk memenuhi sebagian

keperluan atau kebutuhan hidup tanpa membahayakan orang lain (bukan santet atau guna-guna

kepada orang lain)?

Jawab:

Sihir adalah suatu perbuatan yang haram dan kufur, baik itu mempelajari sihir atau mengajarkannya.

Allah berfirman (artinya):” Dan tidaklah Sulaiman itu kafir, akan tetapi para syaithon itulah yang

mereka kafir (karena mengajarkan sihir). Mereka mengajarkan sihir kepada manusia….”

Sampai firman Allah Ta‟ala (artinya):” dan keduanya tidaklah mengajarkan sihir kepada seorang pun

sebelum mengatakan : sesungguhnya kami hanyalah fitnah (ujian) bagimu, sebab itu janganlah kamu

kafir…”(Q.S.Al Baqoroh: 102)

Maka tidak diperbolekan meminta tolong kepada tukang sihir atau dukun supaya kebutuhan hidupnya

tercukupi. Karena perbuatan itu haram lagi kufur. Maka tidak boleh bagi seorang muslim untuk

mengamalkan perbuatan yang haram lagi kufur. Bahkan wajib bagi setiap muslim untuk

mengingkarinya. Dan wajib bagi pemerintah muslim untuk membunuh tukang sihir dan

memperingatkan kaum muslimin dari kerusakan yang ditimbulkannya.

(Diterjemahkan oleh Al Akh Abu Sulaiman dari majmu‟ fataawa Syaikh Shalih bin Fauzan bin „Abdillah Alu

Fauzan, Muraja‟ah Al Ustadz Abu „Isa Nurwahid) Sumber : Buletin Dakwah Al-Atsary, Semarang Edisi XX/1427H

Dikirim via Email oleh Al-Akh Dadik

Tata Cara Menangkal dan

Menanggulangi Sihir

Posted by Admin pada 20/07/2009

Penulis: Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz

Hukum Sihir Dan Perdukunan.

Segala puji hanya kepunyaan Allah, shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada junjungan

umat, Nabi besar Muhammad Shallallahu „alaihi wa sallam, yang tiada lagi Nabi sesudahnya.

Akhir-akhir ini banyak sekali tukang-tukang ramal yang mengaku dirinya sebagai tabib, dan

mengobati orang sakit dengan jalan sihir atau perdukunan. Mereka kini banyak menyebar di berbagai

negeri; orang-orang awam yang tidak mengerti sudah banyak menjadi korban pemerasan mereka.

Maka atas dasar nasihat (loyalitas) kepada Allah Subhanahu wa Ta‟ala dan kepada hamba-

hambaNya, saya ingin menjelaskan tentang betapa besar bahayanya terhadap Islam dan umat Islam

adanya ketergantungan kepada selain Allah dan bahwa hal tersebut bertolak belakang dengan

perintah Allah dan RasulNya.

Dengan memohon pertolongan Allah Ta‟ala saya katakan bahwa berobat dibolehkan menurut

kesepakatan para ulama. Seorang muslim jika sakit hendaklah berusaha mendatangi dokter yang

ahli, baik penyakit dalam, pembedahan, saraf, maupun penyakit luar untuk diperiksa apa penyakit

yang dideritanya. Kemudian diobati sesuai dengan obat-obat yang dibolehkan oleh syara‟,

sebagaimana yang dikenal dalam ilmu kedokteran.

Dilihat dari segi sebab dan akibat yang biasa berlaku, hal ini tidak bertentangan dengan ajaran

tawakkal kepada Allah dalam Islam. Karena Allah Ta‟ala telah menurunkan penyakit dan menurunkan

pula obatnya. Ada di antaranya yang sudah diketahui oleh manusia dan ada yang belum diketahui.

Akan tetapi Allah Ta‟ala tidak menjadikan penyembuhannya dari sesuatu yang telah diharamkan

kepada mereka.

Oleh karena itu tidak dibenarkan bagi orang yang sakit, mendatangi dukun-dukun yang

mendakwakan dirinya mengetahui hal-hal ghaib, untuk mengetahui penyakit yang dideritanya. Tidak

diperbolehkan pula mempercayai atau membenarkan apa yang mereka katakan, karena sesuatu

yang mereka katakan mengenai hal-hal yang ghaib itu hanya didasarkan atas perkiraan belaka, atau

dengan cara mendatangkan jin-jin untuk meminta pertolongan kepada jin-jin tersebut sesuai dengan

apa yang mereka inginkan. Dengan cara demikian dukun-dukun tersebut telah melakukan perbuatan-

perbuatan kufur dan sesat.

Rasulullah Shallallahu „alaihi wa sallam menjelaskan dalam berbagai haditsnya sebagai berikut :

“Imam Muslim meriwayatkan dalam kitab „Shahih Muslim‟, bahwasanya Rasulullah Shallallahu „alaihi

wa sallam bersabda : ‘Barangsiapa mendatangi ‘arraaf’ (tukang ramal)) kepadanya, tidak akan

diterima shalatnya selama empat puluh hari.”

“Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dari Nabi Shallallahu „alaihi wa sallam, beliau

bersabda:‘Barangsiapa yang mendatangi kahin (dukun)) dan membenarkan apa yang ia katakan,

sungguh ia telah kafir terhadap apa yang diturunkan kepada Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa

sallam.” (HR. Abu Daud).

“Dikeluarkan oleh empat Ahlus Sunan dan dishahihkan oleh Al-Hakim dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa

sallam dengan lafazh: ‘Barangsiapa mendatangi tukang ramal atau dukun dan membenarkan apa

yang ia katakan, sungguh ia telah kafir terhadap apa yang diturunkan kepada Muhammad Shallallahu

‘alaihi wa sallam.”

“Dari Imran bin Hushain radhiallahu anhu, ia berkata: „Rasulullah Shallallahu „alaihi wa sallam

bersabda: ‘Bukan termasuk golongan kami yang melakukan atau meminta tathayyur (menentukan

nasib sial berdasarkan tanda-tanda benda,burung dan lain-lain),yang meramal atau yang meminta

diramalkan, yang menyihir atau meminta disihirkan dan barangsiapa mendatangi peramal dan

membenarkan apa yang ia katakan, maka sesungguhnya ia telah kafir terhadap wahyu yang

diturunkan kepada Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam.”(HR. Al-Bazzaar,dengan sanad jayyid).

Hadits-hadits yang mulia di atas menunjukkan larangan mendatangi peramal, dukun dan

sebangsanya, larangan bertanya kepada mereka tentang hal-hal yang ghaib, larangan mempercayai

atau membenarkan apa yang mereka katakan, dan ancaman bagi mereka yang melakukannya.

Oleh karena itu, kepada para penguasa dan mereka yang mempunyai pengaruh di negerinya masing-

masing, wajib mencegah segala bentuk praktek tukang ramal, dukun dan sebangsanya, dan

melarang orang-orang mendatangi mereka.

Kepada yang berwenang supaya melarang mereka melakukan praktek-praktek di pasar-pasar, mall-

mall atau di tempat-tempat lainnya, dan secara tegas menolak segala yang mereka lakukan. Dan

hendaknya tidak tertipu oleh pengakuan segelintir orang tentang kebenaran apa yang mereka

lakukan. Karena orang-orang tersebut tidak mengetahui perkara yang dilakukan oleh dukun-dukun

tersebut, bahkan kebanyakan mereka adalah orang-orang awam yang tidak mengerti hukum, dan

larangan terhadap perbuatan yang mereka lakukan.

Rasulullah „Rasulullah Shallallahu „alaihi wa sallam telah melarang umatnya mendatangi para

peramal, dukun dan tukang tenung. Melarang bertanya serta membenarkan apa yang mereka

katakan. Karena hal itu mengandung kemungkaran dan bahaya besar, juga berakibat negatif yang

sangat besar pula. Sebab mereka itu adalah orang-orang yang melakukan dusta dan dosa.

Hadits-hadits Rasulullah tersebut di atas membuktikan tentang kekufuran para dukun dan peramal.

Karena mereka mengaku mengetahui hal-hal yang ghaib, dan mereka tidak akan sampai pada

maksud yang diinginkan melainkan dengan cara berbakti, tunduk, taat, dan menyembah jin-jin.

Padahal ini merupakan perbuatan kufur dan syirik kepada Allah Subhanahu wa Ta‟ala. Orang yang

membenarkan mereka atas pengakuannya mengetahui hal-hal yang ghaib dan mereka meyakininya,

maka hukumnya sama seperti mereka. Dan setiap orang yang menerima perkara ini dari orang yang

melakukannya, sesungguhnya Rasulullah „Rasulullah Shallallahu „alaihi wa sallam berlepas diri dari

mereka.

Seorang muslim tidak boleh tunduk dan percaya terhadap dugaan dan sangkaan bahwa cara seperti

yang dilakukan itu sebagai suatu cara pengobatan, semisal tulisan-tulisan azimat yang mereka buat,

atau menuangkan cairan timah, dan lain-lain cerita bohong yang mereka lakukan.

Semua ini adalah praktek-praktek perdukunan dan penipuan terhadap manusia, maka barangsiapa

yang rela menerima praktek-praktek tersebut tanpa menunjukkan sikap penolakannya, sesungguhnya

ia telah menolong dalam perbuatan bathil dan kufur.

Oleh karena itu tidak dibenarkan seorang muslim pergi kepada para dukun, tukang tenung, tukang

sihir dan semisalnya, lalu menanyakan kepada mereka hal-hal yang berhubungan dengan jodoh,

pernikahan anak atau saudaranya, atau yang menyangkut hubungan suami istri dan keluarga,

tentang cinta, kesetiaan, perselisihan atau perpecahan yang terjadi dan lain sebagainya. Sebab

semua itu berhubungan dengan hal-hal ghaib yang tidak diketahui hakikatnya oleh siapa pun kecuali

oleh Allah Subhanahhu wa Ta‟ala.

Sihir sebagai salah satu perbuatan kufur yang diharamkan oleh Allah, dijelaskan di dalam surat Al-

Baqarah ayat 102 tentang kisah dua Malaikat:

Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syetan-syetan pada masa kerajaan Sulaiman (dan

mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), padahal Sulaiman tidak kafir (tidak

mengerjakan sihir). Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua

orang malaikat di negeri Babil yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu)

kepada seorang pun sebelum mengatakan:”Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu

janganlah kamu kafir’. Maka mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dengan sihir itu

mereka dapat menceraikan antara seorang (suami) dengan istrinya. Dan mereka itu (ahli sihir) tidak

memberi mudharat dengan sihirnya kepada seorang pun kecuali dengan izin Allah. Dan mereka

mempelajari sesuatu yang memberi mudharat kepadanya dan tidak memberi manfaat. Demi,

sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa barangsiapa yang menukarkan ayat (kitab Allah)

dengan sihir itu, tiadalah baginya keuntungan di Akhirat, dan amat jahatlah perbuatan mereka

menjual dirinya dengan sihir, kalau mereka mengetahui.”(Al-Baqarah:102)

Ayat yang mulia ini juga menunjukkan bahwa orang-orang yang mempelajari ilmu sihir,

sesungguhnya mereka mempelajari hal-hal yang hanya mendatangkan mudharat bagi diri mereka

sendiri, dan tidak pula mendatangkan sesuatu kebaikan di sisi Allah Subhanahu wa Ta‟ala. Ini

merupakan ancaman berat yang menunjukkan betapa besar kerugian yang diderita oleh mereka di

dunia ini dan di Akhirat nanti. Mereka sesungguhnya telah memperjualbelikan diri mereka dengan

harga yang sangat murah, itulah sebabnya Allah berfirman :

“Dan alangkah buruknya perbuatan mereka menjual dirinya dengan sihir itu, seandainya mereka

mengetahui.”

Kita memohon kepada Allah kesejahteraan dan keselamatan dari kejahatan sihir dan semua jenis

praktek perdukunan serta tukang sihir dan tukang ramal. Kita memohon pula kepadaNya agar kaum

muslimin terpelihara dari kejahatan mereka. Semoga Allah Subhanahu wa Ta‟ala memberikan

pertolongan kepada kaum muslimin agar senantiasa berhati-hati terhadap mereka, dan

melaksanakan hukum Allah dengan segala sangsi-sangsinya kepada mereka, sehingga manusia

menjadi aman dari kejahatan dan segala praktek keji yang mereka lakukan.

Sungguh Allah Maha Pemurah lagi Maha Mulia!.

Tata Cara Menangkal Dan Menanggulangi Sihir

Allah telah mensyari‟atkan kepada hamba-hambaNya supaya mereka menjauhkan diri dari kejahatan

sihir sebelum terjadi pada diri mereka. Allah juga menjelaskan tentang bagaimana cara pengobatan

sihir bila telah terjadi. Ini merupakan rahmat dan kasih sayang Allah, kebaikan dan kesempurnaan

nikmatNya kepada mereka.

Berikut ini beberapa penjelasan tentang usaha menjaga diri dari bahaya sihir sebelum terjadi, begitu

pula usaha dan cara pengobatannya bila terkena sihir, yakni cara-cara yang dibolehkan menurut

hukum syara‟:

Pertama: Tindakan preventif, yakni usaha menjauhkan diri dari bahaya sihir sebelum terjadi. Cara

yang paling penting dan bermanfaat ialah penjagaan dengan melakukan dzikir yang disyari‟atkan,

membaca do‟a dan ta‟awwudz sesuai dengan tuntunan Rasulullah „Rasulullah Shallallahu „alaihi wa

sallam, di antaranya seperti di bawah ini:

A. Membaca ayat Kursi setiap selesai shalat lima waktu, sesudah membaca wirid yang disyari‟atkan

setelah salam, atau dibaca ketika akan tidur. Karena ayat Kursi termasuk ayat yang paling besar

nilainya di dalam Al-Qur‟an. Rasulullah „Rasulullah Shallallahu „alaihi wa sallam bersabda dalam

salah satu hadits shahihnya :

“Barangsiapa membaca ayat Kursi pada malam hari, Allah senantiasa menjaganya dan syetan tidak

mendekatinya sampai Shubuh.”

Ayat Kursi terdapat dalam surat Al-Baqarah ayat 255 yang bunyinya :

“Allah tidak ada Tuhan selain Dia, Yang hidup kekal lagi terus-menerus mengurus (makhlukNya),

tidak mengantuk dan tidak tidur, kepunyaanNya apa yang ada di langit dan apa yang di bumi.

Siapakah yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izinNya? Allah mengetahui apa yang di

hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah

melainkan apa yang dikehendakiNya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi, dan Allah Maha Tinggi lagi

Maha Besar.”

B. Membaca surat Al-Ikhlas, surat Al-Falaq, dan surat An-Naas pada setiap selesai shalat lima waktu,

dan membaca ketiga surat tersebut sebanyak tiga kali pada pagi hari sesudah shalat Shubuh, dan

menjelang malam sesudah shalat Maghrib, sesuai dengan hadits riwayat Abu Dawud, At-Tirmidzi dan

An-Nasa‟i.

C. Membaca dua ayat terakhir dari surat Al-Baqarah yaitu ayat 285-286 pada permulaan malam,

sebagaimana sabda Rasulullah :

“Barangsiapa membaca dua ayat terakhir dari surat Al-Baqarah pada malam hari, maka cukuplah

baginya.”

Adapun bacaan ayat tersebut adalah sebagai berikut:

“Rasul telah beriman kepada Al-Qur’an yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula

orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat, kitab-kitab dan

rasul-rasulNya. (Mereka mengatakan), ‘Kami tidak membeda-bedakan antara seseorang (dengan

yang lain) dari rasul-rasulNya’. (Mereka berdo’a): ‘Ampunilah kami, ya Tuhan kami, dan kepada

Engkaulah tempat kembali.”

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya, ia mendapat pahala

(dari kewajiban) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya.

(Mereka berdo’a), ‘Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau bersalah. Ya

Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau

bebankan kepada orang-orang yang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan

kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya, beri maaflah kami, ampunilah kami, dan

rahmatilah kami. Engkaulah penolong kami, maka tolonglah kami terhadap orang-orang yang kafir.”

D. Banyak berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna.

Hendaklah dibaca pada malam hari dan siang hari ketika berada di suatu tempat, ketika masuk ke

dalam suatu bangunan, ketika berada di tengah padang pasir, di udara atau di laut. Sabda Rasulullah

Shallallahu „alaihi wa sallam :

“Barangsiapa singgah di suatu tempat dan dia mengucapkan: ‘A’uudzu bi kalimaatillahi attaammaati

min syarri maa khalaq’ (aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan

makhluk ciptaanNya), maka tidak ada sesuatu pun yang membahayakannya sampai ia pergi dari

tempat itu.”

E. Membaca do’a di bawah ini masing-masing tiga kali pada pagi hari dan menjelang malam :

“Dengan nama Allah, yang bersama namaNya, tidak ada sesuatu pun yang membahayakan, baik di

bumi maupun di langit dan Dia Maha Mendengar dan Maha Mengetahui.” (HR. Abu Daud dan At-

Tirmidzi)

Bacaan-bacaan dzikir dan ta‟awwudz ini merupakan sebab-sebab yang besar untuk memperoleh

keselamatan dan untuk menjauhkan diri dari kejahatan sihir atau kejahatan lainnya. Yaitu bagi

mereka yang selalu mengamalkannya secara benar disertai keyakinan yang penuh kepada Allah,

bertumpu dan pasrah kepadaNya dengan lapang dada dan hati yang khusyu‟.

Kedua: Bacaan-bacaan seperti ini juga merupakan senjata ampuh untuk menghilangkan sihir yang

sedang menimpa seseorang, dibaca dengan hati yang khusyu‟, tunduk dan merendahkan diri, seraya

memohon kepada Allah agar dihilangkan bahaya dan malapetaka yang dihadapi. Do‟a-do‟a

berdasarkan riwayat yang kuat dari Rasulullah untuk menyembuhkan penyakit yang disebabkan oleh

sihir dan lain sebagainya adalah sebagai berikut:

1. Rasulullah Shallallahu „alaihi wa sallam me-ruqyah (mengobati dengan membaca ayat-ayat Al-

Qur‟an atau do‟a-do‟a) sahabat-sahabatnya dengan bacaan :

Artinya: “Ya Allah, Tuhan segenap manusia….! Hilangkanlah sakit dan sembuhkanlah, Engkau Maha

Penyembuh, tidak ada penyembuhan melainkan penyembuhan dariMu, penyembuhan yang tidak

meninggalkan penyakit.” (HR. Al-Bukhari).

2. Do’a yang dibaca Jibril , ketika meruqyah Rasulullah Shallallahu „alaihi wa sallam.

“Dengan nama Allah, aku meruqyahmu dari segala yang menyakitkanmu, dan dari kejahatan setiap

diri atau dari pandangan mata yang penuh kedengkian, semoga Allah menyembuhkanmu, dengan

nama Allah aku meruqyahmu.” Bacaan ini hendaknya diulang tiga kali.

3. Pengobatan sihir cara lainnya, terutama bagi laki-laki yang tidak dapat berjimak dengan istrinya

karena terkena sihir. Yaitu, ambillah tujuh lembar daun bidara yang masih hijau, ditumbuk atau

digerus dengan batu atau alat tumbuk lainnya, sesudah itu dimasukkan ke dalam bejana secukupnya

untuk mandi; bacakan ayat Kursi pada bejana tersebut; bacakan pula surat Al-Kafirun, Al-Ikhlas, Al-

Falaq, An-Naas, dan ayat-ayat sihir dalam surat Al-A‟raf ayat 117-119, surat Yunus ayat 79-82 dan

surat Thaha ayat 65-69.

Surat Al-A‟raf ayat 117-119 yang bunyinya:

“Dan Kami wahyukan kepada Musa: ‘Lemparkanlah tongkatmu!’ Maka sekonyong-konyong tongkat

itu menelan apa yang mereka sulapkan. Karena itu, nyatalah yang benar dan batallah yang selalu

mereka kerjakan. Maka mereka orang-orang yang hina.”

Surat Yunus ayat 79-82:

“Fir’aun berkata (kepada pemuka kaumnya): ‘Datangkanlah kepadaku semua ahli sihir yang pandai’.

Maka tatkala ahli-ahli sihir itu datang, Musa berkata kepada mereka: ‘Lemparkanlah apa yang hendak

kamu lemparkan’. Maka setelah mereka lemparkan, Musa berkata: ‘Apa yang kamu lakukan itu, itulah

sihir, sesungguhnya Allah akan menampakkan ketidakbenaran mereka. Sesungguhnya Allah tidak

akan membiarkan terus berlangsung pekerjaan orang-orang yang membuat kerusakan. Dan Allah

akan mengokohkan yang benar dengan ketetapanNya, walaupun orang-orang yang berbuat dosa

tidak menyukai(nya).“

Surat Thaha ayat 65-69 yang bunyinya :

“Mereka bertanya,’Hai Musa (pilihlah), apakah kamu yang melemparkan (dahulu) atau kamilah yang

mula-mula melemparkan?’ Musa menjawab,’Silahkan kamu sekalian melemparkan’. Maka tiba-tiba

tali-tali dan tongkat-tongkat mereka, terbayang oleh Musa seakan-akan ia merayap cepat lantaran

sihir mereka. Maka Musa merasa takut dalam hatinya. Kami berfirman: ‘Janganlah kamu takut,

sesungguhnya kamulah yang paling unggul (menang). Dan lemparkanlah apa yang ada di tangan

kananmu, niscaya ia akan menelan apa yang mereka perbuat, sesungguhnya apa yang mereka

perbuat itu adalah tipu daya tukang sihir (belaka). Dan tidak akan menang tukang sihir itu dari mana

saja ia datang.”

Setelah selesai membaca ayat-ayat tersebut di atas hendaklah diminum sedikit airnya dan sisanya

dipakai untuk mandi.)

Dengan cara ini mudah-mudahan Allah Subhanahu wa Ta‟ala menghilangkan penyakit yang sedang

dideritanya.

4. Cara pengobatan lainnya, sebagai cara yang paling bermanfaat ialah berupaya mengerahkan

tenaga dan daya untuk mengetahui di mana tempat sihir terjadi, di atas gunung atau di tempat

manapun ia berada, dan bila sudah diketahui tempatnya, diambil dan dimusnahkan sehingga

lenyaplah sihir tersebut.

Inilah beberapa penjelasan tentang perkara-perkara yang dapat menjaga diri dari sihir dan usaha

pengobatan atau cara penyembuhannya, dan hanya kepada Allah kita memohon pertolongan.

Adapun pengobatan dengan cara-cara yang dilakukan oleh tukang-tukang sihir, yaitu dengan

mendekatkan diri kepada jin disertai dengan penyembelihan hewan, atau cara-cara mendekatkan diri

lainnya, maka semua ini tidak dibenarkan karena termasuk perbuatan syirik paling besar yang wajib

dihindari.

Demikian pula pengobatan dengan cara bertanya kepada dukun,‟arraaf (tukang ramal) dan

menggunakan petunjuk sesuai dengan apa yang mereka katakan. Semua ini tidak dibenarkan dalam

Islam, karena dukun-dukun tersebut tidak beriman kepada Allah; mereka adalah pendusta dan

pembohong yang mengaku mengetahui hal-hal ghaib, dan kemudian menipu manusia.

Rasulullah Shallallahu „alaihi wa sallam telah memperingatkan orang-orang yang mendatangi

mereka, menanyakan dan membenarkan apa yang mereka katakan, sebagaimana telah dijelaskan

hukum-hukumnya di awal tulisan ini.

Kepada Allah Subhanahu wa Ta‟ala kita memohon, agar seluruh kaum muslimin dilimpahkan

kesejahteraan dan keselamatan dari segala kejahatan, dan semoga Allah melindungi mereka, agama

mereka, dan menganugerahkan kepada mereka pemahaman dan agamaNya, serta memelihara

mereka dari segala sesuatu yang menyalahi syari‟atNya.

(Dikutip dari tulisan Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz, dikirim : oleh al Akh Hari Nasution. Diterbitkan oleh

Depar-temen Urusan KeIslaman, Wakaf, Dakwah Dan Bimbingan Islam, Saudi Arabia)

Dikutip dari Salafy.or.id offline Penulis: Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz, Judul: Hukum tentang Sihir dan

Perdukunan/Paranormal

Santet ( Teluh ) SANTET, mungkin diambil dari kata Setan, yaitu ilmu Setan:

1. Memasukan pasukan Siluman, Belis, Demit kepada tubuh seseorang atau 2. Memasukan pasukan Siluman dan benda – benda berbahaya yang mematikan kepada tubuh

seseorang , atau 3. Memasukan pasukan siluman dengan benda – benda berbahaya dan mematikan dimana

benda – benda tersebut telah diisi siluman kepada tubuh seseorang.

TUJUAN SANTET

Agar orang tersebut buta, lumpuh, muntah darah, perut bengkak, sakit disekujur tubuh yang ahirnya

akan mati mendadak atau mati secara perlahan dengan sangat menderita.

ILMU HIKMAH, adalah ilmu untuk kepentingan dan kebutuhan manusia di Dunia. Jika ingin

kaya, cantik, berkharisma, dicintai Setengah mati, sakti, ahli mengobati penyakit medis, ahli

mengobati Sihir dan Guna-Guna, ahli menghancurkan Musuh yang Dibenci.

Ilmu Hikmah dibagi Dalam 6 jenis, yaitu :

1. Untuk Menghancurkan Musuh, yaitu SANTET 2. Untuk Percintaan, yaitu Pelet, Asihan, Biar Bersetubuh tahan lama dan nikmat, Dll 3. Untuk Kesaktian, yaitu Kebal Senjata, Ahli Pasang Susuk, Menaklukan Jin dan meminta

pertolongan Jin, membaca pikiran orang, Cepat menerima Ilmu Dll. 4. Untuk Pengobatan Medis, yaitu Sakit Gigi, Asma, sakit mata, Dll 5. Pengobatan Non Medis, yaitu untuk ngobatin yang sihir, guna-guna (disantet). Jadi meraka

sendiri yang tahu kunci-kunci Santetnya, seperti orang yang menciptakan Virus hanya mereka yang tahu Anti Virusnya. Dan juga Ilmu yang mengajarkan bagaimana membuat racun dan penawar racun tersebut.

6. Untuk Kerejekian, yaitu cara-cara untuk menjadi orang Kaya.

Dalam buku-buku ilmu Hikmah, berbagai cara atau tehnik untuk menghancurkan musuh

dengan berbagai ritual yang harus dilakukan. Tetapi dilihat yang terjadi pada banyak korban santet,

yang paling banyak digunakan adalah tehnik PASANG SUSUK.

SUSUK

Adalah benda kecil yang sengaja dibuat untuk tujuan dimasukan ketubuh dengan maksud-

maksud tertentu (hal 33) Ilmu Pasang Susuk Bertuah, cara memasang Susuk Dengan Ilmu Hikmah,

Karangan Imam Suroso S. Sos,

TEHNIK PASANG SUSUK

Yaitu Proses memasukan benda keras kedalam tubuh sesorang tanpa rasa sakit. Susuk tersebut

dimasukan kebadan seseorang di ’dawamkan’, di’link’ kan atau di ’ on’ kan dengan membaca

amalan – amalan atau mantera – mantera tertentu.

Susuk Sebelum dimasukan kedalam tubuh seseorang ’diisi’ atau ’diasmak’ terlebih dahulu, Amalan

IV (Mengisi Getaran)

TUJUAN PASANG SUSUK

Adalah untuk agar pengguna terlihat cantik atau wibawa, maka dimasukanlah susuk kepada

tubuh korban berlian atau emas, tanpa melukai kulit pemakai dan tanpa merasa sakit.

Karena didalam berlian tersebut sudah diisi, diasmak sehingga didalamnya ada Khodam atau

Jin pembantu, membuat pemakai terlihat cantik atau berwibawa.

Karena itulah pemakai susuk, biasanya akan susah meninggal, karena ketika malaikat Izroil

akan mencabut nyawa seseorang, tersangkut oleh roh Khodam yang ada pada susuk nya.

TUJUAN SANTET

Untuk menghancurkan musuhnya, emas dan berlian diganti dengan barang-barang yang

sangat berbahaya dan mematikan seperti paku, jarum, belatung, kawat, keris, boneka, dll. Semakin

tinggi ilmu seseorang semakin besar benda yang bisa dimasukan kedalam tubuh seseorang.

Bisa masuk kedalam tubuh seseorang dari jarak jauh, karena pertolongan Jin. Dalam Ilmu

Hikmah ada cara-cara menaklukan Jin dan meminta pertolongannya.

Sama juga dengan Susuk, orang yang Disantet akan tetap menderita sebelum paku, Jarum

dan semua barang atau Mahluk yang berbahaya dicabut dari Tubuhnya.

Karena itu hati-hatilah. Anda niatnya untuk pasang susuk biar cantik atau berwibawa, jika

tukang pasang susuknya tidak suka sama Anda, bisa-bisa dimasukan barang-barang yang berbahaya,

berujung di penderitaan atau malah kematian.

Santet dimasukan kedalam tubuh korban, karena dibantu Oleh Jin, dalam ilmu Hikmah

diajarkan bagaimana menaklukan Jin dan meminta pertolonggan kepada Jin.

Buku Silahul Mukmin, Kumpulan Mantra, Wirid, Do’a dan Obat tradisional. Karangan K.

Mahfudz Sya’Roni.

No. 87. Doa mendatangkan Jin (hal 88).

No. 88. Doa Mendatangkan Raja (hal 90).

No. 89. Cara Yang Lain Mendatangkan Jin (91).

Dan hampir semua buku – buku ilmu Hikmah mengajarkan bagaimana meminta pertolongan

Jin. Sehingga barang-barang Santet yang disimpan diluar tubuh Korban tidak terlihat oleh mata biasa

karena memakai Ilmu Halimun (ilmu menghilang).

Tingkatan serangan Santet

1. Tingkat Rendah

Mengirim pasukan Jin kedalam tubuh korban. Tanpa DIKUNCI

Jenis jin yang dikirim kedalam tubuh korban akan memanivestasikan jenis siluman yang ada

ditubuh korban. Jika dikirim siluman ular, korban akan merayap-rayap seperti ular dan mulut

melet-melet, jika dikirim siluman harimau, korban akan mengaum-ngaum layaknya harimau.

2. Tingkatan tinggi / berat

Mengirim pasukan siluman alam tubuh korban dan pausakn jin itu DIKUNCI dengan Rajah /

wifik / Hikmah Code.

3. Tingkatan sangat berat

Mengirim pasukan Jin, disertai berbagai barang, seperti paku, jarum, bubuk besi, kawat,

keris, duri landak, belatung, ulat dll. Semuanya dikunci dengan Rajah / Wifik atau Hikmah

Code.

Nasib Korban, jika disantet:

1. Berakibat 100 % sesuai dengan keinginan dukun santet.

-Muntah Darah, lumpuh, buta, gila, jomlo seumur hidup, koma sampai meninggal.

2. Berakibat 50 atau 25 % dari keinginan dukun santet.

-Terkapar, menderita sakit sekujur tubuh .

3. Berakibat 0 % atau tidak pengaruh dari keinginan dukun santet.

Semua itu tergantung nasib, takdir dan izin Allah.

Yang terjadi dilapangan sekarang berbagai ilmu penghancur manusia lainnya terus

berkembang, tergantung kreatifitas dukun tersebut. Dia menjadi dukun santet yang sangat sakti,

bahwa dia sakti, karena mendapat bantuan dari Raja/ Ratu Jin dengan mewadalkan Nyawa.

Ilmu Hikmah untuk penghancur musuh, telah disalahgunakan oleh manusia setan, manusia

pengecut, untuk menghancurkan orang lain karena iri dan dengki. Mereka hancurkan rumah

tangganya, bisnisnya, kehidupannya. Mereka bertindak sebagai hakim, algojo, pencabut nyawa

manusia lain, dan mereka bisa cuci tangan karena tidak bisa dibuktikan secara hukum, sehingga

mereka terbebas dari Hukum Negara.

ORANG – ORANG YANG MEMPUNYAI ILMU HIKMAH, BERPOTENSI MENJADI SEORANG

KRIMINAL, SEPERTI :

1. Dukun Santet, sama dengan ’Pembunuh Bayaran’. Yang paling berbahaya dari orang yang

mempunyai ilmu Hikmah ialah orang yang mempunyai Ilmu Kesaktian dan Ilmu Untuk

Menghancurkan Musuh atau Santet, dengan melakukan ritual-ritual dan symbol-symbol

untuk mencelakakaan orang yang dituju, ditambah membuat Rajah/wifik atau Hikmah

Code, lalu dapat pertolongan dari raja atau ratu Jin dengan mewadalkan nyawa.

2. Dukun Santet, untuk Pelet agar orang mencintai dirinya diluar kesadarannya. Untuk

menutup Jodoh seseorang karena ditolak cintanya, agar seorang wanita tidak bisa

menikah dengan orang lain.

3. Penggandaan Uang, karena dia akan meminta pertolongan Jin untuk menggandakan uang

korbannya dalam sekejap, sebagai contoh agar korban nya tergiur untuk menyerahkan

uang yang lebih banyak. Karena akhirnya dia tidak bisa menggandakan uang dalam

bentuk nyata, maka dia bunuh para Korbannya.

4. Penipuan dengan kedok berburu Harta Karun, Para Korban akan dibawa ke suatu tempat.

Lalu Ahli Hikmah tersebut meminta pertolongan Jin untuk mensilapkan mata para

Korban, dibawah tanah tersebut akan terlihat banyak perhiasan dari Emas Berlian. Ahli

Ilmu Hikmah tersebut akan meminta uang yang sangat banyak kepada para Korban

sebagai uang penggalian Harta karun dan biaya pengusiran Khodam penunggu harta

tersebut. Setelah mendapat uang dari Korban, dia akan kabur.

5. Perampok, Pencopet banyak yang diisi ilmu kekebalan atau memegang zimat untuk

kekebalan yaitu tubuh mereka menjadi kebal terhadap rasa sakit setelah tubuhnya diisi

oleh orang yang mempunyai Ilmu Hikmah untuk kekebalan atau kesaktian, agar ketika

ketangkap oleh Masyarakat kemudian disiksa, dipukulin, walaupun badannya berdarah-

darah, dia tidak akan merasa kesakitan. Beberapa hari kemudian lukanya akan tertutup

kembali.

MUI, telah memfatwakan Haram, terhadap Susuk dan Debus, tetapi tidak memfatwakan Haram

terhadap Ilmu Hikmah sebagai sumber bencana, karena Ilmu tersebut sangat sarat dengan

Mudharat dari pada Maslahat, apalagi telah menyalah gunakan kekuatan Ayat-ayat Suci Al-qur’an

dan Asmaul Husna yang dimasukan kedalam benda-benda berupa cin-cin, keris, batu, isim, sabuk,

tongkat, atau Tulisan (RAJAH/WIFIK/HIKMAH CODE) yang dianggap sebagai AZIMAT kemudian

membuat ritual – ritual, dan symbol – symbol seperti POCONG DAN BONEKA kemudian MEMINTA

PERTOLONGAN JIN agar terlaksana keinginannya untuk agar bisa mencelakakan orang lain.

SEBARKAN INFORMASI INI , SEHINGGA ORANG TIDAK AKAN ATAU MAU MEMPELAJARI ILMU

HIKMAH ATAU BAHKAN MALU JIKA MENGAKU MEMPUNYAI ILMU HIKMAH

MUI harus secepatnya memfatwakan HARAM terhadap IlMU HIKMAH, sehingga jika ada PESANTREN

yang mengajarkan Ilmu Hikmah agar segera DIHENTIKAN, sehingga tidak akan ada lagi JATUH

KORBAN, akibat DISANTET atau PENGGANDAAN UANG atau PERBURUAN HARTA KARUN, ataupun

PENCOPET, PERAMPOK YANG TIDAK AKAN MERASA SAKIT WALAU DISIKSA . Amin.

Sepanjang MUI tidak melarang Ilmu Hikmah, karena diperkirakan ada pesantren-pesantren

tradisional yang mengajarkan iLmu Hikmah maka Dukun Santet masih akan terus berpraktek

menebarkan terror, maut karena mereka terlepas dari hukum Negara.

Ciri-Cirinya adalah JIKA MASIH ADA PARANORMAL YANG MENG- IKLANKAN ASIHAN, PELET, PASANG

SUSUK , maka dibelakang layar mungkin saja MEREKA JUGA MENJUAL JASA SANTET!!APAKAH KITA

AKAN MEMBIARKAN KEDZHOLIMAN TERJADI?!! MEMBIARKAN ORANG - ORANG YANG MURTAD,

YANG TELAH MENYALAH GUNAKAN AYAT - AYAT AL'QUR'AN SEBAGAI ROHMATAN LIL ALAMIN

MENJADI KEMUNGKARAN, KEMUDHARATAN, PENGHANCUR KEHIDUPAN ORANG LAIN?! ORANG ITU

BISA SAJA TERJADI PADA DIRI ANDA DAN ORANG - ORANG YANG KITA CINTAI.APAKAH KITA AKAN

MEMBIARKAN ORANG - ORANG YANG MENYALAH GUNAKAN DAN PENYIMPANGAN AJARAN AGAMA

ISLAM?!!

SANTET/ENERGI TANPA WARNA

Santet adalah cara menyakiti orang lain dari jarak jauh dengan kekuatan magis, dengan

harapan, orang yang yang dikehendaki itu menjadi sakit secara fisik maupun mental, bahkan

meninggal dunia. (hal 3)

Jenis Santet

Dari berbagai literatur buku-buku klasik, santet dibagi tiga bagian. Yaitu: Dematrealisasi,

energi pribadi (analogi) dan energi roh/khadam. Dematrealisasi adalah kemampuan merobah

materi (benda) menjadi energi. Berdasarkan pengamatan, ada sebagian orang yang secara

alami mampu melakukan hal ini.Analogi atau energi pribadi adalah kemampuan memusatkan

kehendak aku batin lalu digerakkan pada sasaran tertentu. Misalnya, menusuk-nusuk boneka

dengan niat menusuk tubuh seseorang yang dikehendaki. Disini, peran boneka hanya sebagai

sarana untuk memperkuat visualisasi. (hal 3)

*) Masruri Tidak menyembutkan literature buku-buku klasik yang mana dan karangan siapa,

penerbit mana, jadi ini hanyalah pendapat Pribadi yang seolah – seolah sudah menjadi ilmiah.

Energi khodam atau roh non pribadi adalah kemampuan memanfaatkan makhluk

halus untuk menyampaikan kehendak. Misalnya, dengan memuja tempat keramat yang dihuni

makhluk-makhluk halus (dari golongan jahat).(hal 3)

*) Memang betul jika Santet yang dimasukan kedalam tubuh seseorang hanyalah berupa makhluk

ghoib, apa itu Jin, siluman, Khodam. Jika Santet tersebut dicabut, diusir dari tubuh korban tidak akan

ada yang terlihat. Tetapi korban akan merasakannya, tubuhnya akan terguncang-guncang. Tetapi

Jika barang yang dimasukan kedalam tubh korban baik berupa paku, atu benda mematikan lainnya,

tetap saja korban akan sakit

sebelum benda - benda tersebut dicabut dari tubuh korban

Sebenarnya ilmu santet yang asli, pada era 70-an sudah hampir punah. Bahkan pada era 80-an boleh

dikata benar-benar punah. Santet menjadi marak karena banyak dibahas dan dibesar-besarkan oleh

mas media saja. (hal 3)

*) Seorang Dukun Santet dan pasien yang meminta bantuannya adalah orang-orang sakit mental,

mentality illness, sama seperti Korupsi juga dilakukan oleh orang-orang yang ‘sakit’, sehingga Dukun

Santet akan dipakai oleh orang-orang yang ingin menjatuhkan saingannya, apakah karena

persaingan Bisnis, persaingan Karier atau persaingan Cinta maka jasa mereka diperlukan oleh orang-

orang yang ‘sakit’ jiwa.

Kejadian tahun 2008 yang pernah tercatat,

1. Seorang ibu yang telah coma selama tiga hari dirumah sakit, setelah diberi air do’a langsung bangun dan besoknya bisa pulang.

2. Restoran yang bertahun-tahun selalu penuh didatangi oleh pengunjung, tiba-tiba menjadi sepi karena nasi dan masakannya sering cepat basi.

3. Seorang bapak yang bertengkar dengan adik iparnya karena masalah warisan keluarga, seminggu kemudian jatuh sakit parah, setelah di Ruqyah dan air do’a ditaburkan diseluruh rumah, keluar dari dalam tanah berbagai benda dan binatang, seperti ulat, belatung dan paku. Sayang terlambat akhirnya bapak tersebut meninggal dimana mukanya terlihat menahan sakit yang luar biasa.

Kalangan paranormal yang banyak berbicara tentang santet, tujuannya hanya untuk gagah-gagahan,

biar dianggap sakti sekaligus melancarkan bisnis jimat tolak santetnya, ha ha . . . padahal, mereka itu

mengetahui santet hanya dari membaca buku atau mendengar kata orang.di santet (hal 3)

*) Ilmu Hikmah tidak hanya mengajarkan tentang bagaimana menghancurkan musuh, juga

mengajarkan bagaimana menyembuhkan seseorang disantet, karena sihir dan guna – guna.

Sepanjang Dunia berputar, ada yang jahat, ada yang baik. Selain ada orang yang mempelajari cara-

cara menghancurkan musuh, ada juga yang mempelajari untuk mengobati Sihir dan Guna – guna.

masruri Ahmad telah menutupi orang - orang yang mempunyai ilmu Hikmah Untuk menyembuhkan

sihir an guna - guna.

Biasanya Santet bisa disembuhkan oleh Paranormal yang mempunyai Ilmu Hikmah, karena

gelombang energinya sama.

Uniknya, energi dari benda itu benar-benar bereaksi. Misalnya, tukang santet meniup paku, dan

paku nampak hilang, maka yang masuk dalam perut itu bukanlah bendanya, melainkan energi atau

ketajaman paku itu yang terasa menusuk-nusuk. Sekali lagi, yang masuk bukan bendanya, melainkan

energi rasa dari benda itu. (Hal.4)

*) Ketika tukang santet meniupkan pakunya, maka disana Invisible hand yaitu Allah ikut menentukan

nasib seseorang, apakah santet itu bekerja 100%, pasien muntah darah, coma, buta atau lumpuh,

atau santet hanya bekerja 10 %, 50 % atau 0 %, tergantung nasib dan seizin Allah.

Lantas bagaimana dengan dukun yang dapat mengeluarkan benda dari dalam tubuh pasiennya?

Menurut pengamatan saya, hampir 95% trik sulap atau kecepatan saja. Untuk menambah wawasan

agar Anda selamat dari tipuan dukun-dukun palsu itu, Anda dapat belajar kepada saya bagaimana

mengeluarkan jarum, rambut, paku dan silet dari dalam tubuh. Termasuk ubin pasien digali sendiri

dan didalamnya ditemukan benda-benda aneh (.Hal 4)

1. Masuknya benda – benda seperti Paku, jarum telah dibuktikan secara medis, Di Surabaya ada museum santet, http://surabaya.detik.com/read/2008/05/14/105715/939200/466/lebih-dikenal-sebagai-museum-santet, dimana didalam usus Korban terfoto paku. boneka Dll, silahkan anda klik untuk keterangan lebih lanjut.

2. Lebih gila lagi, Sapi pun pernah disantet dan ditemukan benda – benda yang lebih panjang dan besar. Karena semakin tinggi ilmu Santet seseorang, maka semakin besar benda yang bisa dia masukan kedalam tubuh seseorang yang dia tuju, please Klik http://duniasapi.com/sapi-korban-santet/

3. Dalam buku Ilmu Hikmah, karangan Buku Silahul Mukmin, Kumpulan Mantra, Wirid, Do’a dan Obat tradisional. Karangan K. Mahfudz Sya’Roni. Penerbit Ampel suci Surabaya.

No. 94. Ajian menghilangkan sihir atau mengambil barang-barang yang dimasukan kedalam tubuh

seseorang ( Buku Kumpulan Mantra, Wirid , Do'a Dan Obat tradisionil Karangan K. Mahfudz

Syahroni, hal 94)

Bila anda dimintai tolong untuk menghilangkan pengaruh sihir atau mengambil barang-barang yang

dimasukan kedalam tubuh seseorang dengan cara sihir, maka anda dapat mengatasinya dengan cara

sebagai berikut :

- Sediakan 2 (dua) butir telur.

- Kedua telur tadi digelindingkan kepada tubuh penderita (dengan tetap dipegang) sambil membaca

mantra 7 (tujuh) kali.

Atas dasar ilmu tersebut, dilapangan telah berkembang dengan memakai telur angsa dan peralatan

pencabut santet lainnya.

Jadi Ilmu Hikmah adalah ilmu yang menciptakan virus, ilmu yang sama juga yang menciptakan anti

Virus, demikian juga menciptakan racun dan menciptakan penawarnya.

Anda dapat belajar kepada saya bagaimana mengeluarkan jarum, rambut, paku dansilet dari dalam

tubuh. Termasuk ubin pasien digali sendiri dan didalamnya ditemukan benda-benda aneh. (hal 4)

*) Tentu saja Masruri Ahmada bisa melakukan Trik, karena Masruri Ahmad juga merupakan ahli

Hikmah yang mengaku sudah bisa memasuki dunia Jin, sehingga dia bisa meminta pertolongan Jin

untuk melakukan trik tersebut.

*) Di Surabaya, malah ada musium yang disebut Musium Santet, ada beberapa pasien yang didalam

perutnya berhasil di rontzen berisi, paku, jarum bahkan boneka.

Dan yang merasakannya adalah korban sendiri, jika sebelum benda yang dari dalam ubin rumahnya

diambil, dia sakit tidak berdaya, meraung-raung menahan sakit , sesudah benda tersebut berupa

keris diambil dari ubin lantainya korban langsung sembuh.

Karena sepanjang sumber penderitaan atau Santet nya tidak dicabut apakah di tubuh korban atau

rumahnya, maka penderita akan tetap sakit.

****)) E - Book, Santet Karangan Masruri Ahmad, adalah 1000% merupakan pendapat pribadi, tanpa

didukung oleh daftar pustaka, atau dilakukan survey yang akurat. Diperkirakan Masruri Ahmad

mengeluarkan E – book tersebut , tujunnya adalah untuk menutupi kejahatan yang dilakukan oleh

orang - orang yang mempunyai Ilmu Hikmah untuk menghancurkan musuh alias Santet. Agar orang

tidak berani mengungkapkannya , karena takut dibilang merekayasa atau dianggap gila. Apalagi jika

berhasil dicabut benda – benda keras seperti paku, jarum , rambut, maka korban pun tidak berani

karena takut ditertawakan oleh orang lain karena telah menjadi korban penipuan dukun. Korban

akan bungkam karena yang penting bagi dia sembuh dari rasa sakit atau lumpuh. Apalagi agama

melarang Suuzhon atau buruk sangka.

Akhirnya manusia-manusia Setan dengan leluasa menebar teror dan maut tanpa terjangkau oleh

hukum, akibatnya dikampung-kampung banyak keluarga korban Santet yang geram dan frustasi

sehingga membunuh seseorang yang diperkirakan sebagai dukun santet.Mungkin juga kan terjadi

dikota - kota.