Upload
syawalianto-rahmaputro
View
797
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
Studi Kasus : Evaluasi Trayek Angkot Untuk Mengatasi Kemacetan
Oleh :Syawalianto Rahmaputro
(13403048)
Step 1 :What is a ‘traffic jam’ anyway?
How should we define a traffic jam :Qualitative : “it’s a phenomenon occurred in a
traffic, when all the vehicles are stuck. So we have to wait, until we can move along again”, or “It’s when the vehicles on the road have to decrease their speed because of the intensity of the traffic”. Which one?
Quantitative : determine whether the traffic is jammed or not by calculating the Level of Sercive (LoS) of the road segment.
To quantitatively determine a traffic jam :
The LoS categories are :
LoS formula : Q/C Q = traffic volume (pcu/time unit) C = road segment actual capacity (pcu/time unit)
LoS CATEGORIES SITUATION
≤ 0.4 A Free traffic flow
0.58 B Stable traffic flow
0.8 CStable Flow with limited vehicle
velocity
0.9 D Disturbed flow
1 E Traffic Jam
> 1 F High intensity Traffic Jam
How to calculate the LoS ?
Traffic Volume : Accumulation of all vehicles that passed the road segment in a time period
Type Pce Description Example
Light Vehicle (LV) 1Two axle motor vehicle on 4 wheels
with an axle spacing 2 – 3 msedan, mini bus,
angkot, etc
Heavy Vehicle (HV)
1.3Motor vehicle with and axle spacing
of more than 3.5 m, normally with more than 4 wheels
truck, bus, etc
Motor Cycle (MC) 0.4 Motor vehicles with two or three wheels scooter, motorcycle
Actual Capacity :
keterangan : C = Capacity (pcu/waktu) C0 = Kapasitas Dasar (pcu/waktu) FCw = Faktor Penyesuaian untuk lebar jalan (skalar) FCsp = Faktor Penyesuaian untuk pembagian arah (skalar) FCsf = Faktor Penyesuaian untuk hambatan samping (skalar) FCcs = Faktor Penyesuaian untuk ukuran kota (skalar)
cssfspw FCFCFCFCCC 0
How can Angkot be a factor that causing a traffic jam?
The flow of Angkot added to the ‘Q’ factor. As there could be more than one Angkot route, the ‘Q’ would be quite high.
Angkot often make stops, which causing side frictions. And side frictions will make the actual capacity smaller and smaller.
LoSC
QLoS
Step 2 : Mission Objectives
Determine the state of the road segment by calculating the LoS.
Analyze it, and find solutions if the road is jammed.
* the object of the solution should be the Angkot(s)
Step 3 : Scope of Problem
The road segment which is going to be observed :
Jl. Purnawarman, the segment is between the cross-junction with Jl. R.E. Martadinata to the t-juntion with Jl. Padjajaran.
Time of observation : 13.00 – 16.00* Assumption: the activities in the region is at peak in this time period.
Angkots passing by:Kalapa – LedengAntapani – CiroyomCaringin – DagoCaringin – Sedang Serang
* assumption: this segment is the region with highest demand for these Angkots compare to other regions being passed
Step 4 : Definitions
Road Geometry :
Wc = carriageway width Wka, Wkb = distance from kerb to obstruction
Road Type : 4-lane two-way divided : 4/2 D 4-lane two way undivided : 4/2 UD 2-lane two-way undivided : 2/2 UD 2-lane one-way : 2/1
LoS :
Q : Accumulation of all vehicles that passed the road segment in a time period (pcu/time unit)
C
QLoS
LoS CATEGORIES SITUATION
≤ 0.4 A Free traffic flow
0.58 B Stable traffic flow
0.8 C Stable Flow with limited vehicle velocity
0.9 D Disturbed flow
1 E Traffic Jam
> 1 F High intensity Traffic Jam
C : Actual Capacity (pcu/time unit)
keterangan : C = Capacity (pcu/waktu) C0 = Kapasitas Dasar (pcu/waktu) FCw = Faktor Penyesuaian untuk lebar jalan (skalar) FCsp = Faktor Penyesuaian untuk pembagian arah (skalar) FCsf = Faktor Penyesuaian untuk hambatan samping (skalar) FCcs = Faktor Penyesuaian untuk ukuran kota (skalar)
Type Pce Description Example
Light Vehicle (LV) 1Two axle motor vehicle on 4 wheels
with an axle spacing 2 – 3 msedan, mini bus,
angkot, etc
Heavy Vehicle (HV)
1.3Motor vehicle with and axle spacing
of more than 3.5 m, normally with more than 4 wheels
truck, bus, etc
Motor Cycle (MC) 0.4 Motor vehicles with two or three wheels scooter, motorcycle
cssfspw FCFCFCFCCC 0
Base Capacity :
FCcs :
ROAD TYPE C0 (pcu/jam) KETERANGAN
4-lajur terbagi 1650 per jalur
4-lajur tak terbagi 1500 per lajur
2-lajur tak terbagi 2900 jumlah keseluruhan
jalan satu arah 1650 per lajur
City Size (million inhabitants) FCcs
< 0.1 0.86
0.1 - 0.5 0.9
0.5 - 1 0.94
1 - 3 1
> 3 1.04
Side Friction Class Total number of events/hour
Typical Conditions
Very Low (VL) <100 Daerah pemukiman
Low (L) 100 - 299 Daerah pemukiman dengan angkutan umum
Medium (M) 300 - 499 Daerah industri
High (H) 500 - 899 Daerah pertokoan
Very High (VH) >900 Daerah pertokoan dengan banyak kegiatan di sisi jalan
FCsf :SIDE FRICTIONS EVENTS BOBOT
Pejalan kaki yang menyebrang 0.5
Kendaraan yang parkir 1
Kendaraan yang keluar/masuk ke fasilitas di sisi jalan 0.7
Kendaraan lambat, misalnya sepeda, becak, gerobak, dll 0.4
Angkot yang berhenti 1
ROAD TYPE SIDE FRICTION
FCsf
Jarak pembatas samping jalan ke obstacle (Wk)
≤ 0.5 m 1 m 1.5 m ≥ 2 m
4-lajur dengan pembatas
tengah
VL 1 1.01 1.01 1.02
L 0.97 0.98 0.99 1
M 0.93 0.95 0.97 0.99
H 0.87 0.9 0.93 0.96
VH 0.81 0.85 0.88 0.92
4-lajur tanpa pembatas
tengah
VL 1 1.01 1.01 1.02
L 0.96 0.98 0.99 1
M 0.91 0.93 0.96 0.98
H 0.84 0.87 0.9 0.94
VH 0.77 0.81 0.85 0.9
2-lajur tanpa pembatas atau jalan satu arah
VL 0.98 0.99 0.99 1
L 0.93 0.95 0.96 0.98
M 0.87 0.89 0.92 0.95
H 0.78 0.81 0.84 0.88
VH 0.68 0.72 0.77 0.82
FCcw :ROAD TYPE Lebar jalan efektif (Wc) KETERANGAN FCw
4-lajur terbagi atau jalan satu arah
3 m Per Lajur 0.92
3.25 m Per Lajur 0.96
3. 50 m Per Lajur 1
3.75 m Per Lajur 1.04
4.00 m Per Lajur 1.08
4-lajur tak terbagi
3 m Per Lajur 0.91
3.25 m Per Lajur 0.95
3. 50 m Per Lajur 1
3.75 m Per Lajur 1.05
4.00 m Per Lajur 1.09
2-lajur tak terbagi
5 Jumlah keseluruhan 0.56
6 Jumlah keseluruhan 0.87
7 Jumlah keseluruhan 1
8 Jumlah keseluruhan 1.14
9 Jumlah keseluruhan 1.25
10 Jumlah keseluruhan 1.29
11 Jumlah keseluruhan 1.34
FCsp : untuk jalan tanpa pembatas tengah :
Untuk jalan dengan pembatas dan jalan satu arah, besar FCsp = 1.
Perbandingan arus antar jalur (% - %) 50 - 50 55 - 45 60 - 40 65 - 35 70 - 30
FCSP
2-lajur 1 0.97 0.94 0.91 0.88
4-lajur 1 0.985 0.97 0.955 0.94
There’s a problem…
How could we know how much is the traffic flow or the events happen in the road segment? By observing?
The population size = ∞Solution : do sampling, and make
estimation
Dengan menggunakan metode statistika, kita dapat memperkirakan parameter dari suatu populasi. Pada studi kasus ini parameter yang akan dicari adalah rataan dari populasi arus kendaraan pada segmen jalan tersebut, dan populasi-populasi lain yang akan digunakan dalam menghitung LoS. Pada hal ini harus menggunakan estimasi, karena sangat sulit bila kita ingin mengetahui populasinya secara pasti. Rataan adalah sama dengan ekspektasi matematis.
Penaksir titik rataan populasi (μ) diberikan oleh statistik xbar. Distribusi sampel berpusat di μ dan umumnya variansinya lebih kecil dari penaksir μ lainnya. Menurut Teorema Limit Central, distribusi sampel dapat diharapkan secara hampiran, berdistribusi normal dengan rataan μx = μ.
_
Xn
xX
n
ii
1_
Before we do the estimation, make sure the sample is distributed normally and the data is uniform
Normality test : Untuk menguji kenormalan suatu distribusi bisa digunakan berbagai
metode. Namun untuk studi kasus ini akan digunakan Uji Geary : 1- Hitung :
2- Hitung :
3- Keputusan : Data berdistribusi normal jika -zα/2 < z < zα/2
n
xx
n
xx
u
n
ii
n
ii
1
_
1
2_
2
2661.0
1 nuz
Uniform test : Cara menguji keseragaman data adalah dengan menentukan
batas kendali atas dan bawah. Apabila terdapat data yang berada diluar kendali maka sampel tidak seragam dan data tersebut harus dibuang. Mengenai ukuran sampel, minimal adalah 30. Jadi apabila setelah ada data yang dibuang dan n < 30, maka harus dilakukan pengambilan data lagi sampai n ≥ 30.
11
2_
n
xxn
ii
3_
xliBatasKenda
For further step, we are going to decide how much is the Angkot flow which is optimum for the LoS.
Linear Programming : Persoalan programa linier (PL) adalah persoalan penentuan nilai maksimum/ minimum
dari suatu fungsi yang memenuhi seluruh pembatas (set konstrain) yang ada. Fungsi yang ingin dicari nilai maksimum/ minimumnya ini disebut fungsi tujuan (atau fungsi obyektif. Model matematik yang digunakan untuk menyatakan persoalan PL secara umum dituliskan seperti berikut :
Minimasi : z = c1 x1 + c2 x2 + … + cn xn ……… fungsi obyektif/tujuan
subject to (s/t) : a11 x1 + a12 x2 + … + a1n xn ≥ b1 ……… konstrain ke- 1a21 x1 + a22 x2 + … + a2n xn ≥ b2 ……… konstrain ke- 2
. . .am1 x1 + am2 x2 + … + amn xn ≥ bm ……… konstrain ke- mx1, x2, … , xn ≥ 0 ……… pembatas non-negatifdimana : xj , j = 1,2, …, n disebut sebagai variabel (atau variabel keputusan) aij , i = 1, 2, …, m dan j = 1, 2, …, n disebut sebagai koefisien teknologi (atau koefisien
konstrain)bi, i = 1, 2, …, m disebut sebagai ruas kanan (= RHS : Right Hand Side)cj , j = 1, 2, …, n disebut sebagai koefisien fungsi tujuan
Step 5 : Observing, and Collecting Data
Data mengenai Angkot :
Road type and geometric conditions : 2/1 UD Wc ≈ 6 m (total 2 lajur) Wka ≈ 0.5 m Wkb ≈ 0.5 m
Trayek Angkotkecepatan rata-rata
(km/jam)panjang rute (km)
Kalapa - Ledeng 15 11.2
Antapani - Ciroyom 15 11.67
Caringin - Dago 15 15.66
Caringin Sedang - Serang 15 14.73
Traffic Flow :
Data – data lain tidak akan dicantumkan karena banyak Ukuran sampel = 30 Selang waktu dalam satu pengamatan = 3 menit
no LV (veh/3min) MC (veh/3min) HV (veh/3min)
1 39 49 2
2 31 46 2
3 32 46 4
4 47 46 4
5 28 39 6
6 38 50 3
7 25 41 5
8 36 49 1
10 36 64 2
No PEDESTRIAN ENTER/EXIT VEHICLESLOW MOVING
VEHICLE
1 35 20 2
2 23 19 4
3 35 17 2
4 35 21 4
5 30 23 3
6 33 20 4
7 37 20 4
8 37 22 4
9 33 22 3
10 33 19 3
Angkot tidak termasuk LV
Caringin - Dago (veh/3min)
No STOPPING Penumpang turun Penumpang naik
1 8 5 3
2 5 0 5
3 11 9 2
4 5 1 4
5 6 3 3
6 6 2 4
7 9 4 5
8 8 3 5
9 6 4 2
Trayek Angkot mean demand/3min% of total demand
at site
Kalapa - Ledeng 7 43.75%
Antapani - Ciroyom 3 18.75%
Caringin - Dago 3 18.75%
Caringin Sedang - Serang 3 18.75%
TOTAL 16 100%
Step 6 : Testing the samples
Example of testing the normality :Light Vehicle :
Uji Geary : 1- H0 = sample berdistribusi normal 2- H1 = sample tidak berdistribusi normal 3- α = 0.05 4- zα/2 = 1.96
- zα/2 = -1.96 5- u = 0.971372
z = -0.58927 6- Kesimpulan : terima H0
Example of testing the uniformity : Uji Keseragaman MC:
1- σ = 7.117164 2- xbar = 51.36667 3- UCL = 72.71816
LCL = 30.01517
4- Kesimpulan : sampel seragam
Uji Keseragaman Data MC
0
10
20
30
40
50
60
70
80
0 10 20 30 40
UCL
LCL
CL
Motor Cycle
Step 7 : Estimating
Parameter Mean
(integer) satuan
LV 36 veh/3min
HV 2 veh/3min
MC 51 veh/3min
Kalapa - Ledeng 11 veh/3min
Antapani - Ciroyom 8 veh/3min
Caringin - Sedang Serang 8 veh/3min
Caringin - Dago 7 veh/3min
Pedestrian 33 person/3min
Enter/Exit Vehicle 22 veh/3min
Parking 1 veh/3min
Slow Moving Vehicle 3 veh/3min
Kalapa - Ledeng (Stopping) 11 veh/3min
Step 8 : Calculate the current LoS and Analyzing
Q :
Vehicle Type LV Angkot K - L Angkot A - C
Angkot C - D
Angkot C - SS HV MC
TOTAL FLOW
veh/3min 36 11 8 7 8 2 51
123
pce 1 1 1 1 1 1.3 0.4
pcu/3min 36 11 8 7 8 2.6 20.4 93
pcu/h 720 220 160 140 160 52 408 1860
C :
LoS :
LoS segmen jalan tersebut termasuk kategori E dimana kemacetan terjadi
Co 3300
FCw 0.92
FCsp 1
FCsf 0.68
FCcs 1
C (pcu/hour) 2064.48
90095327.0min3/224.103
min3/93
/48.2064
/1860
pcu
pcu
hourpcu
hourpcu
C
VLoS
Step 9 : Make Solutions Untuk mengatasi kemacetan tersebut kita harus menentukan nilai Los yang termasuk
kategori jalan tidak macet. Untuk itu paling tidak LoS = 0.8. Kemudian untuk memperoleh nilai sekian dengan memodifikasi parameter-parameter
yang berhubungan dengan angkot dalam model LoS, ada dua cara: Pertama adalah dengan menurunkan volume angkot. Kedua, dengan mengurangi hambatan samping. Namun karena untuk
mengurangi hambatan samping paling tidak dari kategori Very High ke kategori High, harus ada 3 trayek angkot yang dilarang berhenti sepanjang jalan tersebut atau bahkan tidak boleh lewat jalan tersebut. Karena perubahan pada parameter hambatan samping tidak signifikan, jadi fokus modifikasi pada arus angkot.
Untuk menentukan arus angkot yang optimal ada dua alternatif. Pertama dengan mengurangi armada angkot sehingga arus angkot juga
berkurang. Namun untuk hal ini solusi harus di trade-off dengan kemungkinan adanya lost-sales (ketika demand tidak terpenuhi) bagi trayek angkot tersebut. Kemudian bila terjadi pengurangan armada berarti pemecatan supir. Tapi kelebihannya adalah rute perjalanan angkot tidak perlu dirubah.
kedua adalah dengan menentukan trayek angkot mana yang tidak boleh melalui segmen jalan tersebut. Untuk hal ini perlu dicari jalur baru bagi angkot tersebut. Yang nantinya akan mempengaruhi keadaan kemacetan jalan yang dijadikan rute baru. Tapi untuk solusi ini yidak ada masalah dari pemecatan supir.
Solution 1 : LoS = 0.8 (agar jalan tidak macet)
* besarnya kapasitas menggunakan hasil perhitungan yang lama. Karena
perubahan kapasitas tidak signifikan.
Capacity
ArusAngkotArusMCArusHVArusLVLoS
'
48.2064
11808.0
ArusAngkot
471584.471 ArusAngkot
model PL : max z = X1+X2+X3+X4 s/t X1+X2+X3+X4 ≤ 471
43.75% ( X1+X2+X3+X4 ) = X1
18.75% ( X1+X2+X3+X4 ) = X2
18.75% ( X1+X2+X3+X4 ) = X3
18.75% ( X1+X2+X3+X4 ) = X4
X1,X2,X3,X4 integer keterangan :
X1 = besar arus Kalapa – Ledeng (pcu/hour) X2 = besar arus Antapani - Ciroyom (pcu/hour) X3 = besar arus Caringin - Dago (pcu/hour) X4 = besar arus Caringin – Sedang Serang (pcu/hour)
Solusi yang diperoleh : z* = 464 pcu/hour X1* = 203 pcu/hour X2* = 87 pcu/hour X3* = 87 pcu/hour X4* = 87 pcu/hour
Trayek Angkot
13.00 - 16.0
0
Kec rata2(km/jam)
panjang rute (km)
waktu melintas rute
Lap
arus pcu/3jam
Jumlah Armada (vehicle)
Kalapa - Ledeng
3 jam 15 11.20.7466666
72 609 304
Antapani - Ciroyo
m3 jam 15 11.67 0.778 2 261 130
Caringin - Dago
3 jam 15 15.66 1.044 1 261 261
Caringin Sedang
- Serang
3 jam 15 14.73 0.982 1 261 261
Calculating the new LoS :
Vehicle Type LV
Angkot K - L
Angkot A - C Angkot C - D Angkot C - SS HV MC
TOTAL FLOW
veh/3min 36 0 8 7 8 2 51112
pce 1 1 1 1 1 1.3 0.4
pcu/3min 36 10.15 4.35 4.35 4.35 2.6 20.4 82.2
pcu/h 720 203 87 87 87 52 408 1644
C :
LoS : LoS = 1644/2064.48 = 0.796326435
LoS termasuk kategori C dimana arus stabil walau kecepatan kendaraan terbatas
Co 3300
FCw 0.92
FCsp 1
FCsf 0.68
FCcs 1
C (pcu/hour) 2064.48
Solution 2 :LoS = 0.8 (agar jalan tidak macet)
48.2064
11808.0
ArusAngkot
584.471ArusAngkot
model PL : max z=a+b+c+d s/t 220a+160b+140c+160d ≤ 471.584
a,b,c,d biner keterangan :
z = jumlah trayek yang melewati segmen jalan tersebut a = ada tidaknya angkot Kalapa – Ledeng b = ada tidaknya angkot Antapani - Ciroyom c = ada tidaknya angkot Caringin - Dago d = ada tidaknya angkot Caringin – Sedang Serang
Solusi yang dihasilkan : z* = 3 a* = 0 b* = 1 c* = 1 d* = 1
Jadi angkot Kalapa-Ledeng harus diubah rutenya agar tidak melewati lagi segmen jalan purnawarman. Salah satu alternatif rute baru adalah seperti ilustrasi berikut :
Calculating the new LoS : Q :
Vehicle Type LVAngkot K -
LAngkot A
- CAngkot C -
DAngkot C -
SS HV MCTOTAL
FLOW
veh/3min 36 0 8 7 8 2 51112
pce 1 1 1 1 1 1.3 0.4
pcu/3min 36 0 8 7 8 2.6 20.4 82
pcu/h 720 0 160 140 160 52 408 1640
C :
LoS = 1640/2064.48 = 0.7943889
LoS termasuk kategori C dimana arus stabil dengan kecepatan terbatas
Co 3300
FCw 0.92
FCsp 1
FCsf 0.68
FCcs 1
C (pcu/hour) 2064.48
Step 10 : Summary
Setelah melakukan studi kasus, maka kesimpulan yang diambil adalah : Segmen jalan tersebut macet. Terbukti dari LoS-nya yang termasuk kategori E. Cara menanggulangi kemacetan tersebut bisa dengan cara menentukan jumlah
armada trayek angkot menjadi sebagai berikut :
sehingga LoS menjadi kategori C, dimana kemacetan tidak terjadi.
Trayek Angkot Jumlah Armada (vehicle)
Kalapa - Ledeng 303
Antapani - Ciroyom 130
Caringin - Dago 261
Caringin Sedang - Serang 261
Cara kedua adalah dengan mengubah rute angkot Kalapa – Ledeng, agar tidak melalui segmen jalan tersebut (dialihkan ke Jl. Martadinata – Jl. Merdeka – Jl. Sumatera). Sehingga LoS jalan menjadi kategori C juga.
Step 11 : Say “Thank Tou!!”
Thank you for your attention!!!Don’t hesitate to ask for more
explanations about this presentation