25
Upaya meningkatkan Minat Baca Anak Sekolah Dasar Khairul Jalil F03112049 Abstrak Masalah dalam jurnal ini adalah rendahnya minat baca siswa Sekolah Dasar yang masih rendah. Jurnal ini dibuat dengan cara mengolah data dari hasil penelitian maupun gagasan para ahli yang kami kumpulkan selama satu bulan. Untuk meningkatkan minat baca siswa Sekolah Dasar perlu adanya motivasi ekstrinsik yaitu Sekolah atau guru, lingkungan keluarga, dan lingkungan masyarakat. Upaya untuk meningkatkan minat baca siswa SD dapat melibatkan orangtua, guru, dan serta masyarakat. Agar dapat menciptakan lingkungan baca yang kondusif, baik disekolah maupun dimasyarakat. Misalnya pengadaan perpustakaa ataupun dengan rutin mengunjungi perpustakaan bersama- sama pada mata pelajaran tertentu untuk mencari lebih banyak ilmu pengetahuan melalui buku- buku yang tersedia di perpustakaan. Kata Kunci : Minat baca, motivasi ekstrinsik Pendahuluan Sekolah Dasar sebagai bagian dari pendidikan dasar 9 tahun merupakan lembaga pendidikan pertama yang menekankan siswa belajar membaca, menulis dan berhitung. Kecapakan ini merupakan landasan, wahana,dan syarat mutlak bagi siswa untuk belajar menggali dan menimba ilmu pengetahuan lebih lanjut.Tanpa penguasaan tersebut bagi siswa akan mengalami kesulitan menguasai ilmu pengetahuan (Depdikbud, 1991/1992:11). Perihal minat berhubungan dengan kebiasaan. Minat dan kebiasaan adalah dua pengertian yang berbeda tetapi berkaitan. Pengertian minat menurut Poerbakawatja (1982:214) adalah ”kesedian jiwa yang sifatnya aktif untuk menerima sesuatu dari luar.”

Jurnal perkembangan peserta didik

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Jurnal meningkatkan minat baca anak SD

Citation preview

Page 1: Jurnal perkembangan peserta didik

Upaya meningkatkan Minat Baca Anak Sekolah Dasar

Khairul Jalil F03112049

Abstrak

Masalah dalam jurnal ini adalah rendahnya minat baca siswa Sekolah Dasar yang masih rendah. Jurnal ini dibuat dengan cara mengolah data dari hasil penelitian maupun gagasan para ahli yang kami kumpulkan selama satu bulan. Untuk meningkatkan minat baca siswa Sekolah Dasar perlu adanya motivasi ekstrinsik yaitu Sekolah atau guru, lingkungan keluarga, dan lingkungan masyarakat. Upaya untuk meningkatkan minat baca siswa SD dapat melibatkan orangtua, guru, dan serta masyarakat. Agar dapat menciptakan lingkungan baca yang kondusif, baik disekolah maupun dimasyarakat. Misalnya pengadaan perpustakaa ataupun dengan rutin mengunjungi perpustakaan bersama- sama pada mata pelajaran tertentu untuk mencari lebih banyak ilmu pengetahuan melalui buku- buku yang tersedia di perpustakaan.

Kata Kunci : Minat baca, motivasi ekstrinsik

Pendahuluan

Sekolah Dasar sebagai bagian dari pendidikan dasar 9 tahun merupakan

lembaga pendidikan pertama yang menekankan siswa belajar membaca, menulis

dan berhitung. Kecapakan ini merupakan landasan, wahana,dan syarat mutlak

bagi siswa untuk belajar menggali dan menimba ilmu pengetahuan lebih

lanjut.Tanpa penguasaan tersebut bagi siswa akan mengalami kesulitan menguasai

ilmu pengetahuan (Depdikbud, 1991/1992:11).

Perihal minat berhubungan dengan kebiasaan. Minat dan kebiasaan adalah

dua pengertian yang berbeda tetapi berkaitan. Pengertian minat menurut

Poerbakawatja (1982:214) adalah ”kesedian jiwa yang sifatnya aktif untuk

menerima sesuatu dari luar.”

Menurut Thursan Hakim (2000:35) Minat adalah suatu keadaan di mana

seseorang mempunyai perhatian terhadap suatu objek dan disertai dengan

keinginan untuk mengetahui, mempelajari, dan untuk membuktikannya lebih

lanjut tentang objek tertentu dengan perngertian aktif terhadap objek tersebut.

Dalam hal ini, Menurut Surya (2001:7.31) mengemukakan bahwa minat

merupakan aspek kepribadian yang menyangkut rasa senang atau tidak senang

terhadap suatu objek dalam mencapai tujuan. Jadi minat yang kuat akan

mendorong seseorang dalam memilih tindakan secara tepat untuk mencapai

Page 2: Jurnal perkembangan peserta didik

tujuan. Menurut Safari (2005:111) minat baca adalah skor murid yang diperoleh

dari tes belajar yang mengukur aspek (1) kesukaan yang indikatornya gairah dan

inisiatif, (2) ketertarikan yang indikatornya responsif dan kesegeraan,(3) perhatian

yang indikatornya konsentrasi dan ketelitian,(4) keterlibatan yang indikatornya

kemauan dan keuletan.

Minat baca pada dasarnya adalah penerimaan akan sesuatu hubungan

antara diri sendiri dengan sesuatu diluar diri, semakin kuat hubungan tersebut

semakin kuat minatnya. Rendahnya minat baca dikalangan anak dapat disebabkan

oleh kondisi keluarga yang tidak mendukung, terutama dari orang tua yang kurang

memberikan contoh kegemaran membaca kepada anak. Selain itu kurangnya

perhatian dan pengawasan orang tua mereka terhadap kegiatan anakanya selama

kegiatan belajar disekolah, hal ini disebabkan kurangnya konsep pendidikan yang

diterapkan oleh orang tua. Lingkungan sangat berpengaruh terhadap minat baca

anak, karena pengaruh ajakan teman main yang begitu kuat. anak akan lebih

memilih bermain dengan teman-temannya dibandingkan dengan membaca buku.

Membaca merupakan salah satu pintu utama untuk dapat mengakses

pengetahuan. Pengetahuan ini tentunya akan dapat dipahami dan dikuasai secara

maksimal melalui proses belajar yang giat, tekun, dan terus menerus. Proses

belajar yang efektif antara lain dilakukan dengan melakukan aktivitas membaca

itu sendiri. Dengan bekal pengetahuan itulah manusia mampu menyelesaikan

segala permasalahan-permasalahan dalam kehidupannya. Tanpa pengetahuan,

tentunya manusia akan banyak menemui kesulitan dalam memecahkan setiap

masalah yang dihadapinya. Sekolah Dasar sebagai bagian dari pendidikan dasar 9

tahun merupakan lembaga pendidikan pertama yang menekankan siswa belajar

membaca, menulis dan berhitung. Kecakapan ini merupakan landasan,

wahana,dan syarat mutlak bagi siswa untuk belajar menggali dan menimba ilmu

pengetahuan lebih lanjut. Tanpa penguasaan

tersebut bagi siswa akan mengalami kesulitan menguasai ilmu pengetahuan

(Depdikbud, 1991/1992:11).

Pada usia Sekolah Dasar yaitu antara 6-12 tahun, anak sudah mulai

mempunyai minat pada aktivitas tertentu yang dianggap sesuai dengan kebutuhan,

Page 3: Jurnal perkembangan peserta didik

yaitu ingin sekolah. Menurut Hurlock (1980:168), umumnya anak pada mulanya

bergairah ke sekolah. Pada akhir kelas dua, banyak yang merasa bosan,

mengembangkan sikap menentang dan kritis terhadap tugas-tugas akademis,

meskipun anak masih menyukai kegiatan non-akademis. Sikap anak

sangat dipengaruhi oleh menarik tidaknya cara guru menyajikan bahan yang 2

harus dipelajari dan bagaimana ia memandang bahan-bahan ini dalam kaitannya

dengan pekerjaan di masa depan.

Membaca di Sekolah Dasar merupakan landasan bagi tingkat

pendidikan yang lebih tinggi. Sebagai kemamuan yang mendasari tingat

pendidikan selanjutnya, maka membaca perlu mendapat perhatian guru, sebab jika

dasarnya tidak kuat pada tahap pendidikan berikutnya siswa akan mengalami

kesulitan untuk dapat memperoleh dan memiliki pengetahuan.

Dalam proses membaca siswa siswa menjadi bagian penting dalam

menunjang prose pembelajaran. Syafi’ie (2008:2) menyatakan sebagai berikut : 1)

Memperoleh informasi dan tanggapan yang tepat atas berbagai hal, 2) Mencari

simbol, menyimpulkan, menyaring dan menyerap informasi dari bacaan, 3)

mampu mendalami, menghayati, menikmati, dan menarik manfaat dari bacaan.

Hasil studi perbandingan tentang kemampuan memperoleh serta

memahami informasi dan bacaan terungkap dalam The International Association

Evaluation Achievement (IAEA) terhadap kelas IV Sekolah Dasar dari 30 negara,

ternyata Indonesia menduduki urutan yang ke-29 dari 30 negara peserta (Totong,

1998:9). Pada tahun 1992 laporan International for the Evaluation of Educational

Achievement (IEA) menyatakan bahwa kemampuan membaca siswa SEKOLAH

DASAR Indonesia menduduki peringkat ke- 26 dari 27 negara sample

(Dekdikbud,1997:25).

Rendahnya kemampuan membaca dan memahami isi bacaan ini menurut

Achmad (dalam Sumarsono 1994:72), diduga disebabkan antara lain oleh

kurangnya minat baca siswa. Sehubungan dengan hal itu, Sugiharti (1997:39)

menyatakan bahwa minat baca anak Indonesia tergolong paling rendah didunia.

Diperkirakan hanya sekitar 10% anak Indonesia yang tergolong kelompok gemar

membaca.

Page 4: Jurnal perkembangan peserta didik

Masalah

1. Bagaimana upaya yang bisa dilakukan untuk meningkatkan minat baca siswa

Sekolah Dasar?

2. Apa aja kendala minat baca siswa Sekolah Dasar?

3. Kapan anak-anak dikatakan memiliki minat baca?

4. Di mana anak-anak bisa mendapatkan keterampilan membaca?

5. Bagaimana cara meningkatkan minat baca anak Sekolah Dasar?

Tujuan

1. Memahami dan menjelaskan Minat baca anak Sekolah Dasar

2. Mengetahui pentingya mempelajari minat baca anak Sekolah Dasar

3. Menjelaskan hubungan antara minat baca anak dengan prestasi akademik anak

Sekolah Dasar

4. Memberikan gambaran tentang upaya yang bisa lakukan untuk meningkatkan

minat baca anak Sekolah Dasar

5. Mendeskripsikan proses pelaksanaan pembelajaran dalam upaya meningkatkan

keterampilan membaca anak Sekolah Dasar.

Manfaat

1. Manfaat Teoretis

Hasil tulisan ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan tentang minat baca

siswa Sekolah Dasar dan Cara meningkatkan minat baca anak Sekolah Dasar.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Sekolah dan Guru Sekolah Dasar

Sebagai masukan dalam peningkatan minat baca siswa Dapat menambah

pengetahuan dalam rangka menumbuhkan minat baca siswa terhadap buku

pelajaran .

b. Bagi Masyarakat

Page 5: Jurnal perkembangan peserta didik

Untuk memberikan gambaran secara lengkap bahwa minat baca

mempengaruhi pola pikir siswa dan agar para orang tua turut

mengembangkan minat baca anak.

Pembahasan

Faktor-faktor yang mendorong minat menurut Sutini adalah sebagai

berikut. Pertama faktor kebutuhan, karena adanya kebutuhan tertentu orang

mempunyai minat untuk memenuhi kebutuhan itu. Kedua faktor perasaan;

perasaan sukses, senang, mendorong timbulnya minat, sedangkan perasaan

kecewa, gagal, menghambat atau bahkan menghilangkan minat. Ketiga, faktor

lingkungan; maksudnya minat dipengaruhi dorongan untuk diterima atau diakui

oleh lingkungan .

Membaca bukanlah objek dari minat tetapi membaca merupakan kegiatan

atau usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memenuhi minat. Melalui

membaca, informasi dan pengetahuan yang berguna bagi kehidupan dapat

diperoleh. Inilah motivasi pokok yang dapat mendorong timbul dan

berkembangnya minat anak. Apabila minat ini sudah tumbuh dan berkembang,

dalam arti bahwa anak sudah dimulai suka membaca, maka minat baca pun akan

meningkat.

Ajip Rosidi (1973:18) mengatakan bahwa pembinaan minat baca bagi

masyarakat Indonesia dapat dibina sejak mereka masih anak-anak (TK, Sekolah

Dasar, dan terus sampai SLTP/SLTA). Jika pembinaan minat baca tidak dimulai

sejak dini, maka besar kemungkinan setelah besar pun tetap tidak gemar

membaca. Kalaupun gemar membaca maka bahan bacaan yang dipilih hanya

berkisar pada buku bacaan hiburan. Oleh karena itu masalah minat baca siswa

Sekolah Dasar perlu mendapat perhatian.

Page 6: Jurnal perkembangan peserta didik

Di jenjang Sekolah Dasar, usia ini dikelompokkan dalam dua kategori,

yaitu kelas rendah (kelas 1-3 Sekolah Dasar) dan kelas atas (kelas 4-6 Sekolah

Dasar). Menurut Karmila Wardhana, memiliki

ciri khas yang berbeda.

1. KELAS 1-3 Sekolah Dasar

Anak di kelas bawah masih menapaki masa transisi dari taman kanak-

kanak yang aktivitas belajar dilakukan sambil bermain ke jenjang Sekolah

Dasar yang formal. Mereka dituntut untuk banyak berada dalam dalam kelas

dan duduk tenang memperhatikan penjelasan guru serta mengerjakan tugas-

tugas.

Tuntutan tersebut tentu saja menyulitkan karena sebenarnya murid-murid

kelas rendah masih dalam usia bermain. Banyak orang tua, bahkan guru,

melupakan ciri khas usia ini. Anak kelas 1-2 belum bisa diharapkan duduk

Page 7: Jurnal perkembangan peserta didik

lama karena rentang perhatian maksimal sekitar 15 menit. Jadi, mereka tidak

dapat dikatakan nakal jika tidak bisa duduk tenang di kelas.

Berkaitan dengan masa transisi ini, orang tua harus peka dengan

kemungkinan munculnya school phobia pada anak. Pahamilah bahwa

perubahan-perubahan dari TK ke Sekolah Dasar sering membuat murid kelas

rendah “ketakutan”.

Belajar sambil bermain itu menyenangkan. Foto:wordpress.com

Agar anak dapat melalui masa transisinya dengan mulus, orang tua dapat

membantu dengan memberikan motivasi belajar yang pas menurut ciri khas

anak usia kelas 1-3 Sekolah Dasar atau kurang lebih 6-8 tahun. Inilah pokok-

pokoknya:

a. Belajar sambil bermain

Pada prinsipnya hampir sama dengan cara belajar anak TK. Namun, untuk

anak Sekolah Dasar alihkan ke cara bermain yang lebih konstruktif. Tidak

selalu harus belajar di belakang meja, bisa juga sambil tiduran di lantai.

b. Manfaatkan PR

Page 8: Jurnal perkembangan peserta didik

Manfaatkan kesempatan ini. Ilustrasi: edulink.networks.net

Sampai saat ini Pekerjaan Rumah (PR) untuk murid kelas rendah masih

menjadi pro-kontra. Menurut Mila, selama tidak berlebihan, sebenarnya

PR banyak memberi manfaat. Salah satunya untuk mengulang sedikit

pelajaran yang sudah didapat anak di sekolah. Masalah timbul kalau anak

sering dijejali PR. Inilah yang sering menjadi beban bagi anak.

c. Beri dukungan

Dukungan memang selalu diperlukan, terutama saat anak menghadapi

masa-masa sulit di sekolah. Bentuk bisa sangat sederhana. ketika anak

memperoleh nilai buruk, kita tidak perlu menjatuhkan vonis bahwa ia

bodoh atau pemalas.

d. Jadilah model yang baik

Ini berarti orang tua jangan sampai terlihat santai saat anak sedang belajar.

Misalnya, ketika sedang mengerjakan PR anak melihat ibunya menonton

televisi dan ayahnya tidur. Jangan samapai anak berpikiran bahwa

orangtua tidak adil. Seperti menemani anak sambil membaca koran atau

buku. Dengan begitu anak akan mendapat panutan.

e. Tetapkan jam belajar

Ilustrasi: gifted.uconn.edu

Page 9: Jurnal perkembangan peserta didik

Misalnya, dari jam 5 sampai 7 disepakati sebagai jadwal belajar anak.

Namun, jadwal harus dibuat dengan mempertimbangkan jam sekolahnya.

Berilah ia waktu untuk berisitirahat sebelum waktu belajar. Saat waktunya

belajar, anak harus diberi pengertian bahwa rentang waktu itu harus diisi

hanya untuk kegiatan belajar. Artinya ia tidak nonton teve, tidak

mendengarkan radio, atau tidak bermain playstation.

2. ANAK 4-6 Sekolah Dasar

Anak-anak Sekolah Dasar kelas atas sudah diharapkan memiliki self learning

regulation atau kesadaran untuk belajar sendiri. Jika pada anak kelas 1-3

Sekolah Dasar, orang tua masih sangat terlibat dalam proses belajar anak, maka

pada anak kelas 4-6 Sekolah Dasar orang tua hanya menjadi pendamping.

Mereka harus tahu apa yang harus mereka lakukan. Namun, orang tua tetap

perlu menumbuhkan motivasi belajarnya agar tak kendur. Caranya, ingatlah

bahwa salah satu ciri anak usia ini adalah penggunaan logika yang sudah

semakin mendalam. Orang tua perlu memberikan alasan-alasan yang masuk

akal tentang pentingnya belajar.

a) Kaitkan dengan Hobinya

Kalau hobi anak adalah menonton acara kuis di TV, orang tua bisa

memberi komentar. “Dia bisa menang dan mendapat hadiah karena pintar.

Wah, pasti dari kecil dia sudah senang belajar dan bisa mengatur waktu”.

Membuat jadwal, yuk! Ilustrasi: hill.troy.mi.us

Page 10: Jurnal perkembangan peserta didik

b) Ajak untuk membuat Jadwal

Pada usia ini biasanya anak mulai memiliki banyak kegiatan. Ada latihan

basket, renang, jalan-jalan dengan teman, juga main games. Oleh karena

itu, libatkan anak dalam pengaturan jadwal kegiatannya. Jelaskan bahwa

anak boleh memiliki kegiatan apa pun, tapi belajar merupakan prioritas

utama. Dengan diberi pengertian seperti itu dan dibiarkan mengatur jadwal

sendiri, ia tidak akan merasa terpaksa. Jangan lupa, keterpaksaan hanya

akan mengendurkan motivasi anak dalam belajar.

c) Rencanakan Masa Depan

Karena murid-murid kelas atas, terutama kelas 5 dan 6 sudah akan

memasuki sekolah lanjutan, orang tua perlu mengajak anak untuk

mengadakan rencana masa depan. “Kamu mau masuk SMP mana? Kira-

kira di situ NEM-nya berapa, ya? Yuk kita mulai kejar dari sekarang

supaya kamu bisa lolos ke sana!” .

Membaca Pemahaman

Membaca adalah melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis

(KBBI,1991). Pada membaca mata mengenali kata, sementara pikiran

menghubungkan dengan makna. makna kata dihubungkan satu denganyang lain

sehingga menjadi makna frase, klause, kalimat, dan akhirnya makna seluruh

bacaan.Membaca diartikan sebagai proses memetik serta memahami arti atau

makna yang terkandung dalam bahasa tulis ( Banomo dalam Khalid A.Harras,

1998:7). Dari pengertian membaca tersebut tersirat bahwa ketika anak

melakukan kegiatan membaca, kegiatan tersebut harus disertai pemahaman.

Dengan kata lain, pada saat membaca anak harus dapat memahami maksud atau

arti dari lambang-lambang bunyi bahasa tulis yang dibacanya.

Membaca di Sekolah Dasar dibedakan menjadi dua, yaitu membaca

permulaan dan membaca lanjut (membaca pemahaman). Dua tingkatan membaca

tersebut bukanlah tingkatan yang bersifat terpisah secara lansung. Namun, Pada

Page 11: Jurnal perkembangan peserta didik

tingkat membaca permulaan fokus kegiatan adalah penguasaan system tulisan,

Tetapi, telah dimulai pembelajaran membaca pemahaman walaupun masih

terbatas. Sebaliknya, pada tingkat membaca lanjut fokus kegiatan ialah pada

pemahaman isi bahan bacaan, perbaikan dan penyempurnaan penguasaan teknik

membaca.

Dalam proses membaca pemahaman ada empat level yang bertahap, yang

meliputi (Burns, 1980:369) : 1) pemahaman literal, 2) pemahaman interpretatif, 3)

pemahaman kritis, 4) pemahaman kreatif. Setiap level dipandang sebagai suatu

jenis kemampuan tersendiri. Dalam prosesnya untuk level yang lebih tinggi selalu

melewati proses pada level di bawahnya (Nurhadi, 1987:72).

Upaya yang dapat Dilakukan untuk Meningkatkan Minat Baca

Kegemaran membaca siswa kelas Sekolah Dasar tidak akan tumbuh secara

optimis. Oleh karena itu minat baca siswa Sekolah Dasar harus ditanamkan,

ditumbuhkan serta dipupuk , dan dibina sejak usia dini, khususnya usia Sekolah

Dasar. Baik minat maupun motovasi, keduanya mengacu dan berorientasi pda

pemenuhan kebutuhan dasar individu murid, yaitu kebutuhan untuk memperoleh

rasa aman, status atau kedudukan tertentu, afektif, dan kebebasan.

kebutuhan-kebutuhan dasar individu merupakan sumber yang

menimbulkan minat dan motivasi. Atas dasar itu, dapat dikatakan bahwa

kebutuhan dasar murid dapat terpenuhi jika ada atau tersedia sejumlah objek yang

memungkinkan timbulnya minat atau motivasi. Obyek yang dimaksud di sini

adalah buku bacaan yang sesuai dengan tingkat keterbacaan dan tingkat

kesesuaian siswa Sekolah Dasar. Adanya saling pengaruh timbal balik antara

kebutuhan dasar murid menyebabkan timbulnya minat dan motivasi untuk

melakukan kegiatan membaca. Untuk meningkatkan rendahnya minat baca siswa

kelas III Sekolah Dasar perlu adanya motivasi ekstrinsik, yaitu motivasi yang

timbul sebagai hasil atau akibat adanya pengaruh pihak lain atau pihak luar. Yang

dimaksudkan pihak luar disini adalah pihak di luar siswa Sekolah Dasar yaitu:

sekolah atau guru, lingkungan keluarga, dan lingkungan masyarakat.

Page 12: Jurnal perkembangan peserta didik

1. sekolah/guru

Untuk meningkatkan minat dan kebiasaan membaca pada siswa SD, guru

dapat memberikan tugas yang dapat membuat siswa kelas III SD harus

membaca, tanpa melupakan minat setiap siswa. Upaya sekolah/guru untuk

meningkatkan minat baca siswa sekolah yang berkaitan dengan kegiatan

belajar mengajar di sekolah dapat melalui bidang-bidang. 1) Pengadaan Bahan

Bacaan Sekolah/guru mendata buku bacaan yang sesuai untuk SD di

perpustakaan sekolah, 2) Pengelolaaan dan Permodelan, yaitu guru

memenejemen siswa agar termotivasi untuk membaca, baik dari buku pelajaran

maupun sumber lain.

2. Lingkungan Keluarga

Lingkungan keluarga sangat penting perannya dalam menciptakan minat

baca anak-anak sedang berkembang pesat pada aspek motorik, emos,

perkembangan sosial, pemahan terhadp konsep maupun bahasa. Dengan

demikian penanaman minat dan kebiasaan membaca pada anak.

Menurut penelitian manitoba education, Citizenship and Youth(2004)

mengungkapkan Tujuh cara yang dapat dilakukan orangtua untuk membantu

Page 13: Jurnal perkembangan peserta didik

anak dalam membaca yaitu. 1) Berkomunikasi dengan anak, 2) Buatlah

suasana membaca yang menyenangkan, 3) Ajak anank membaca setiap hari, 4)

Berilah contoh, 5) Berdiskusi tentang buku anak, 6) Dengarkan saat anak

membaca, 7) Tunjukkan pada anak bahwa kita menghargai bacaan dia.

(Gambar: pepperexpress.co.za)

Bagi banyak anak, membaca ataupun belajar membaca bisa menjadi hal

yang sangat menantang. Tidak sedikit anak yang mengalami kesulitan membaca,

padahal membaca adalah hal penting untuk membuka pintu mereka kepada ilmu

pengetahuan. Jika anak mengalami kesulitan membaca, teruslah menciptakan

solusi kreatif untuk menumbuhkan minat baca anak Anda. kita juga dapat

melakukan bebererapa hal di bawah ini dalam lingkungan keluargha agar anak

rajin membaca

a. Membaca dengan lantang

Membaca dengan suara keras dan lantang adalah cara terbaik dan mudah

untuk meningkatkan kosakata, kefasihan, dan daya pemahaman anak. Selain itu,

mendengarkan orang tua membaca buku juga sangat membantu anak untuk

memahami cerita, meskipun mereka tidak mampu memahami semua kata-

katanya.

b. Melihat gambar

Anak dari segala umur bisa mendapatkan manfaat dari melihat gambar-

gambar di buku bergambar, karena gambar menyediakan petunjuk penting yang

akan membantu anak Anda memahami dan mengantisipasi kata-kata tertentu di

Page 14: Jurnal perkembangan peserta didik

dalam bacaan. Misalnya, ketika anak Anda melihat gambar bulan dan tertulis kata

"bulan" di sana, maka ia akan mengenali kata tersebut. Memulai dengan gambar

juga membantu anak untuk lebih fokus pada makna cerita, karena ada beberapa

anak yang terlalu fokus pada huruf sehingga mereka justru tidak memahami arti

ceritanya. Selain itu, gambar juga dapat mengurangi perasaan frustasi anak dan

meningkatkan pemahaman mereka.

c. Tahu apa yang normal

Apakah buah hati Anda yang berusia 4 tahun sudah pandai membaca? Atau

dia justru mengalami kesulitan untuk memahami huruf? Jika anak Anda adalah

yang terakhir, maka tidak perlu khawatir karena itu normal. Kenyataannya, kedua

keadaan di atas sama-sama normal. Sebelum anak memasuki masa sekolah,

mereka telah mengenal bentuk buku dan kata-kata yang terdapat di dalamnya,

yang dibaca dari kiri ke kanan. Seiring bertambahnya usia, mereka akan mulai

mengenal bunyi, huruf, dan cerita dan mulai bisa menebak kata-kata. Di tahapan

selanjutnya, anak akan mengalami perkembangan seperti membaca lebih banyak

kata, bahkan dengan ekspresi, dan mereka juga mampu membaca dengan

pemahaman.

d. Baca bergantian

Ketika membacakan cerita untuk anak, biarkan mereka juga turut membaca

percakapan suatu karakter tertentu. Minta mereka untuk membaca dengan lantang

secara bersama-sama dengan Anda. Membaca dengan cara ini akan menambah

pemahaman mereka ketika membaca. Jika anak Anda belum bisa membaca, minta

ia untuk menerangkan gambar yang ada atau berikan ia pertanyaan mengenai

halaman yang baru saja Anda bacakan.

e. Bermain kata-kata

Tidak sedikit anak yang mengalami kesulitan membaca, yang berhenti pada

kemampuan mendasar, yaitu mengenali huruf dan tata bahasa dasar. Untuk

meningkatkan kemampuan mereka dalam membaca, Anda bisa membuat sebuah

permainan sederhana, seperti membuat kata berima, mengatur huruf-huruf magnet

di kulkas, dan permainan lainnya yang akan membuat anak Anda bermain dengan

kata-kata dan suara.

Page 15: Jurnal perkembangan peserta didik

f. Berbagi strategi

Pembaca yang baik biasanya mulai membaca dengan memindai judul dan

sub judul, sedangkan pembaca yang buruk biasanya merasa kewalahan dengan

jumlah kata yang ada, sehingga mereka akan menyerah bahkan sebelum

membaca. Jangan biarkan anak Anda menjadi tipe pembaca yang kedua. Untuk

itu, jelaskan pada mereka bagaimana Anda melakukan pendekatan pada sebuah

buku ataupun artikel.

3. Lingkungan Masyarakat

Upaya masyarakat untuk meningkatkan minta baca siswa SD dapat

melibatkan orangtua, guru, dan karang taruna. Dengan bantuan guru, orangtua,

karang taruna masyarakat dapat menciptakan lingkungan baca yang tidak jauh

berbeda dengan lingkungan di sekolah. Misalnya pengadaan perpustakaan, papan

pajan. Lingkungan baca tersebut diadakan pada tingkat RT, atau Pokja.

Sedangkan pengelola bisa guru atau karang taruna yang tinggal dalam satu RT.

Oleh karena untuk siswa usia SD, pergi bermain masih berada di lingkungan

rumah.

Page 16: Jurnal perkembangan peserta didik

Upaya lain yang bisa di lakukan masyarakat untuk meningkatkan minat

baca siswa SD yaitu dengan mengadakan lomba membaca pada harihari besar

pada tingkat RT atau desa yang bisa menampung banyak siswa SD. Jenis lomba

membacanya sangat banyak, misalnya lomba ketrampilan memahami isi,

ketrampilan membaca puisi, bercerita tentang buku yang telah di baca,

kemampuan mengingat judul dan pelaku, atau jumlah buku yang telah dibaca.

Dengan banyaknya jenis lomba dan hadiah yang tersedia akan mendorong

timbulnya minat siswa untuk gemar membaca.

Simpulan

Faktor-faktor yang mendorong minat anak yaitu faktor kebutuhan, faktor

perasaan, dan faktor lingkungan. Ketiga faktor tersebut harus terpenuhi dan saling

dibutuhkan. Dalam memulai proses membaca permulaan hingga membaca lanjut

(membaca pemahaman). Apabila minat ini sudah tumbuh dan berkembang, dalam

arti bahwa anak sudah dimulai suka membaca, maka minat baca pun akan

meningkat.

Dalam proses membaca pemahaman ada empat level yang bertahap, yang

meliputi pemahaman literal, pemahaman interpretatif, pemahaman kritis, dan

pemahaman kreatif.

Upaya untuk meningkatkan minat baca siswa SD dapat melibatkan

orangtua, guru, dan serta masyarakat. Agar dapat menciptakan lingkungan baca

yang kondusif, baik disekolah maupun dimasyarakat. Misalnya pengadaan

perpustakaan.

Saran

Untuk meningkatkan minat, kemampuan dalam belajar mandiri dan

memupuk rasa percaya diri siswa dalam membaca, maka disarankan beberapa hal

yaitu kegiatan pembelajaran interaktif Pihak sekolah diharapkan dapat tetap

mempertahankan dan meningkatkan fasilitas buku di perpustakaan demi

Page 17: Jurnal perkembangan peserta didik

menunjang kecerdasan siswa- siswi dengan menyediakan buku- buku yang

merupakan sumber ilmu pengetahuan.

Peran dari guru dan orangtua harus lebih optimal untuk memberikan

pengetahuan kepada siswa SD, tentang pentingnya menyukai membaca sejak

kecil. Dengan rutin mengunjungi perpustakaan bersama- sama pada mata

pelajaran tertentu untuk mencari lebih banyak ilmu pengetahuan melalui buku-

buku yang tersedia di perpustakaan.

Daftar pustaka

Ali, L. 1991. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Anonim. 2001. Helping your child learn to read A Parent’s

Guide.http://www.edu.gov.mb.ca/ks4/docs/parents/learn/read.html. diunduh

tanggal 5 juni 2013

Burns, Roe, 1996. Teachcing Reading in Today’s Elementary Schools. Boston:

Houghton Mifflin Company

Depdikbud, 1991/1992. Petunjuk Pengajaran Membaca Menulis di Kelas III-IV

Sekolah Dasar. Jakarta: Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah.

Depdikbud, 1997. Laporan Lokakarya Pengembangan Minat dan Kegemaran

Membaca Siswa. Jakarta: Depdikbud

Harras, Khalid, A. 1998. Membaca I.Jakarta: Depdikbud

Hurlock, Elizabeth.1990. Perkembangan Anak Jilid 2. Jakarta:Erlangga

Nurhadi, 1997. Kapita Selekta Kajian Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya.

Malang: FPBS IKIP Malang

Poerbakawatja, Suganda. 1992. Ensiklopedi Pendidikan. Jakarta: Gunung Agung.

Rosidi, Ajip, 1973. Pembinaan Minat Baca Apresiasi dan Penelitian Sastra.

Jakarta: Panitia Tahun Buku Nasional

Sugihartati, Rahma. 1997. Perilaku dan Kebiasaan Anak Gemar Membaca (Kasus

Keluarga Perkotaan di Surabaya). Jakarta: LP3S.

Surya.2001.Kapita Selekta Kependidikan SD. Jakarta UT

Syafi’ie, Imam, 1999. Pengajaran Membaca di Kelas-kelas Awal SD: Pidato

Pengukuhan Guru Besar. Malang: Universitas Negeri Malang

Page 18: Jurnal perkembangan peserta didik

Thursan Hakim, Mengembangkan Bakat dan Kreatifitas Anak Sekolah, Jakarta :

Gramedia, 2000

Totong, 1998. Membaca Merupakan Suatu Kebutuhan. Mutu Media Komunikasi

dan Informasi Peningkatan Mutu Pendidikan Dasar. Volume VI (04).