20

Kebijakan kependidikan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Kebijakan kependidikan
Page 2: Kebijakan kependidikan

KEBIJAKAN PENDIDIKANDalam pendidikan kebijakan menurut Hought (1984) untuk mengacu pada tindakan formal . Kebijakan disamakan dengan rancana dan program. Tidak dibedakan antara perbuatan kebijakan (policy making ) dengan pembuatan kebijakan (decision making).

Kebijakan publik dan kebijaksanaan pendidikan memiliki fungsi esensial yang berkaitan dengan pendidikan dan pengajaran yaituo Standar dan pengembangan Kurikulumo Visi, misi penetapan tujuan dan target pendidikan

Page 3: Kebijakan kependidikan

o Rekruitmen dan pembinaan tenaga kependidikan0 Pengolalaan dan pembinaan kesiswaan0 Penyediaan buku pelajaran0 Penyediaan dan Peliharaan sarana pendidikan

Page 4: Kebijakan kependidikan

0 Penyediaan dan perawatan fasilitas pembelajaran

0 pengadaan, perawatan, dan pengunaan perpustakaan dan laboratorium

Page 5: Kebijakan kependidikan

Karakteristik Masalah Kebijakan dan Kebijaksanaan

Secara Faktual kebijakan pendidikan ada pada dua tataran yaitu:(1) Pemerintahan yang berfungsi memberikan pelayaran kebutuhan satuan pendidikan pada semua jenjang dan jenis. Secara spesifik kebijakan pendidikan oleh pemerintah adalah yang berkaitan dengan pengolaan pendidikan seperti pengalokasian sumber finalisasi dan pengunaannya, gedung, perlengkapan dan peralatan, dan festifal lainnya.

Page 6: Kebijakan kependidikan

yaitu penyanggaan nggaan kurikulum, penempatan tujuan instrksional, pembagian tugas tenaga pengajaran membantu siswa baru, pengukuran kemajuan belajar siswa, penyediaan buku pelajaran.

(2) Satuan pendidikan yang melaksanakan pelayanan belajar melalui kegiatan pembelajaran. Kebijakan satuan pendidikan berkaitan dengan pendidikan pengajaran

Page 7: Kebijakan kependidikan

A. Karakteristik Masalah Kebijakan dan Kebijaksanaan

Secara Faktual kebijakan pendidikan ada pada dua tataran yaitu:

Page 8: Kebijakan kependidikan

1. Konsep Kebijakan dan Kebijaksanaan

a. Arti dan Makna kebijakanDalam pemahaman yang lebih definitive menurut Hough, kebijakan merupakan istilah yang sulit dipahami dan menuntut penjelasan yang lebih jauh, karena istilah tersebut sering digunakan dalam cara yang berbeda dan untuk menunjukkan fenomena yang beragam

Kebijakan adalah suatu ketentuan dari pimpinan yang berbeda dengan aturan yang berbeda. Yang dikenakan pada seseorang atau kelompok yang mana orang tersebut tidak dapat dan tidak mungkin memenuhi aturan yang umum tadi.

Page 9: Kebijakan kependidikan

Sedangkan kamus besar bahasa Indonesia

mengemukakan bahwa kebijakan adalah

kepandaian, kebijaksanaan, rangkaian konsep

dan asas yang menjadi garis besar dan dasar

rencana dalam pelaksanaan pekerjaan.

Sedangkan menurut Koontz dan O’donnelil

bahwa kebijakan adalah pernyataan atau

pemahaman umum yang mempedomani

pemikiran dalam mengambil keputusan.

Sedangkan menurut Anderson kebijakan

adalah sebagian dari perencanaan yang

mempersiapkan seperangkat keputusan baik

yang berhubungan dengan dana, tenaga,

maupun waktu untuk mencapai tujuan.

Page 10: Kebijakan kependidikan

b. Arti dan makna

kebijaksanaanMenurut Anderson kebijaksanaan adalah serangkaian tindakan mempunyai tujuan tertentu yang musti diikuti dan dilakukan oleh para pelakunya untuk memecahkan suatu masalah. Sedangkan Budiyono menyatakan bahwa kebijaksanaan adalah kumpulan keputusan yang diambil oleh seorang pelaku atau kelompok dan cara-cara untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan kamus besar Indonesia mengemukakan bahwa kebijaksanaan adalah selalu menggunakan akal budinya, tajam pikiran, cermat dan teliti.

Page 11: Kebijakan kependidikan

Secara metodologi kebijaksanaan menurut Suryadi

dan Tilaar (1993:9) memiliki tiga fungi integral yakni:

Fungsi alokasi yang menunjukan kemampuan kegiatan analisis kebijaksanaan untuk melahirkan agenda-agenda penelitian dan pengembangan yang tepat waktu serta tetap mengacu pada permasalahan makro.

Fungsi inquiry yaitu kemampuan melakukan analisis lanjut terhadap berbagai penemuan penelitian dan pengembangan sehingga melahirkan usaha-usaha kebijakan yang realitas dan sesuai kebutuhan

Fungsi komunikasi sebagai suatu kemampuan menyampaikan gagasan yang di hasilkan proses inqury

Page 12: Kebijakan kependidikan

2. Pendekatan kebijakan dalam pendidikan a. Pendekatan emperik

Pendekatan empiris ditekankan

terutama pada penjelasan berbagai

sebab akibat dari suatu kebiajakan

tertentu dalam pendidikan bersifat

factual dan macam 1. 1. informasi

dihasilkan bersifat diskriptif dan

prediktif. Oleh karena itu analisa

kebijakan pendidikan secara empiris

diharapkan dapat menghasilkan dan

memindahkan informasi-informasi

penting mengenai nilai-nilai, fakta-

fakta dan tindakan-tindakan

pendidikan.

Page 13: Kebijakan kependidikan

Pendekatan kebijakan dalam pendidikan

Dengan demikian informasi kebijakan dalam penyelenggaraan pendidikan melalui pendekatan empiris akan menghasilkan informasi penyelenggaraan pembelajaran yang aktual, yang dibutuhkan di lapangan pada akhirnya dapat mengarah ke pernyataan kebijakan yang biasa saja sama sekali berbeda dengan kondisi objektif di lapangan.

Page 14: Kebijakan kependidikan

b. Pendekatan evaluatifEvaluatif menurut Imron adalah suatu aktivitas yang bermaksud mengetahui seberapa jauh suatu kegiatan itu berhasil sesuai harapan atau tidak. Sedangkan evaluasi menurut Jonis adalah suatu kegiatan yang didesain untuk menilai hasil-hasil yang berbeda secara khusus dalam hal objektifnya, teknik-teknik pengukuran dan metode analisisnya.

Pendekatan evaluatif menurut Suryadi dan Tilaar dimaksudkan untuk menerangkan

keadaan dengan menetapkan suatu

kriteria atas terjadinya gejala

tersebut yaitu gejala yang berkaitan

dengan nilai dan pengukuran setelah

dihubungkan dengan kriteria yang sudah

ditentukan sebelumnya.

Page 15: Kebijakan kependidikan

3. Model-model kebijakan dalam pendidikan

b. Model normatifPendektan normatif menurut Suryadi dan Tilaar disebut juga pendekatan deskriptif yang merupakan upaya ilmu pengetahuan menawarkan suatu norma, resep, atau kaidah yang dapat digunakan oleh pemakai untuk memecahkan suatu masalah.

a. Model deskriptifModel deskriptif adalah pendekatan positif yang diwujudkan dalam bentuk upaya ilmu pengetahuan menyajikan suatu “state of art” atau keadaan apa adanya dari suatu gejala yang sedang diteliti dan perlu diketahui oleh para pemakai.

Page 16: Kebijakan kependidikan

c. Model verbalModel verbal dalam kebijakan diekspresikan dalam bahasa sehari-hari, bukannya bahasa logika simbolis dan matematika sebagai masalah substantif. Dalam menggunakan model verbal, analisis bersandar pada penilaian nalar untuk membuat prediksi dan menawarkan rekomendasi. Penilaian nalar menghasilkan argumen kebijakan bukan berbentuk nilai-nilai angka pasti

d. Model simbolisModel simbolis menggunakan simbol-simbol matematis untuk menerangkan hubungan antara variabel-variabel kunci yang dipercaya merinci suatu masalah. Prediksi atau solusi yang optimal dari suatu masalahkebijakan diperoleh dari model-model simbolis dengan meminjam dan menggunakan metode-metode matematika, statistika dan logika.

Page 17: Kebijakan kependidikan

f. Model sebagai pengganti dan perspektifModel pengganti diasumsikan sebagai pengganti dari masalah-masalah substantif. Model pengganti mulai disadari atau tidak dari asumsi bahwa masalah formal adalah representasi yang sah dari masalah yang substantif. Sedangkan model perspektif didasarkan pada asumsi bahwa masalah formal tidak sepenuhnya mewakili secara sah masalah substantif. Sebaliknya model perspektif dipandang sebagai satu dari banyak cara lain yang dapat digunakan untuk menerangkan masalah subtantif.

e. Model proseduralModel ini menampilkan hubungan yang dinamis antara variabel-variabel yang diyakini menjadi ciri suatu masalah kebijakan. Prediksi-prediksi dan solusi-solusi optimal dengan mensimulasikan dan meneliti seperangkat hubungan yang mungkin.

Page 18: Kebijakan kependidikan
Page 19: Kebijakan kependidikan

1. Kebijakan Pemerintahan Mengenal Otonomi

a. Arah Kebijakan Pendidikan Nasional kebijakan pendidikan menurut Carter V Good sebagai suatu pertimbangan yang di dasarkan atas sistem nilai dan beberapa penilaian terhadap faktor yang bersifat situasional

Page 20: Kebijakan kependidikan

Kebijakan pendidikan dapat di himpun menjadi 4

kelompok:

1. kebijakan yang berkenaan dengan fungsi esensial lembanga pendidikan 2. kebijakan adanya faktor indifidual 3. kebijakan penerimaan dan penarikan tenaga kerja4. kebijakan dalam peng-alokasian sumber finansial.