Upload
muhammad-habibi
View
965
Download
8
Embed Size (px)
Citation preview
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Islam adalah agama yang selalu mendorong pemeluknya untuk senantiasa aktif
melakukan kegiatan dakwah, bahkan maju mundurnya umat Islam sangat bergantung
dan berkaitan erat dengan kegiatan dakwah yang di lakukannya. Oleh karena itu Al-
Qur’an menyebutkan kegiatan dakwah dengan Absanu Qaula.
Tujuan dakwah sebagai komunikasi adalah memberi informasi tentang agama
Islam, tujuan ini bukanlah tujuan final. Perkembangan antara tabligh dan dakwah
tidaklah berakhir dengan wafatnya Nabi Muhammad SAW. Tabligh dan dakwah itu
terus berlangsung selama masih berdiri langit dan bumi, untuk menyampaikan
informasi mengenai agama Islam, agar semua orang memperoleh pengetahuan
tentang agama Islam dan mengerti tentang Islam.
2
PEMBAHASAN
A. Macam Model Pendekatan Dakwah
1. PENDEKATAN DAKWAH
Dalam pelaksanaan unsur-unsur dakwah harus menggunakan pendekatan
(approach) yang tepat. Yaitu dengan menentukan strategi dan langkah- langkah
untuk mencapai tujuan dakwah.
Penentuan pendekatan dakwah didasarkan atas kondisi mad’u dan
suasana yang melingkupinya. Contoh dalam masyarakat yang terhimpit ekonomi,
pendekatan ekonomi lebih tepat daripada pendekatan psikologis semata. Mad’u
yang menghadapi banyak persoalan sosial mungkin lebih tepat menggunakan
pendekatan psikologis.
Macam-macam Pendekatan Dakwah :
1. Pendekatan Kebudayaan
2. Pendekatan Pendidkan
3. Pendekatan Psikologis
2. Ada Dua Pendekatan Dakwah
a. Pendekatan Teoritis
Memahami dakwah secara teoritis sebagai keilmuan, yang berarti
dakwah merupakan ilmu pengetahuan sebagaimana ilmu-ilmu lain. Ilmu
dakwah ini muncul karena adanya fenomena alam yang bersifat free will
(akibat pikiran bebas) dan secara spesifik ilmu ini sebagai aplication science.
Karena dakwah sebagai ilmu maka tentu ia telah memiliki filsafat keilmuan.
b. Pendekatan Praktis
Memahami dakwah secara praktis sebagai suatu tindakan dan aksi
untuk dikembangkan, yang berarti perlu adanya pemahaman dakwah yang
relevan dengan kemampuan cakrawala pikir objek dakwah secara
keseluruhan pada masa kini yang bersifat sangat kompleks dan heterogen.
3
Dengan demikian dakwah menjadi jelas dari sudut mana pandangannya, karena
dalam realitasnya untuk memahami dakwah dapat ditinjau dari dua sudut
pandang sebagaimana disebutkan diatas.1
B. Media Dakwah Dalam Perspektif Al-Quran Dan Hadits
1. Pengertian media
Kata media berasal dari bahasa latin, median yang merupakan bentuk jamak dari
medium. Secara etimologi berarti alat perantara. Menurut Wilbur Schram
mendefenisikan media sebagai teknologi informasi yang dapat digunakan dalam
pengajaran. Secara khusus yang dimaksud dengan media dakwah adalah alat-alat
fisik yang menjelaskan isi pesan atau pengajaran, seperti buku, film, video, kaset,
slide dan sebagainya.
Menurut Hamzah Ya’cub, media dakwah adalah alat objektif yang menjadi
saluran, yang menghubungkan ide dengan umat, suatu elemen yang vital dan
merupakan urat nadi dalam totalitas dakwah. Sementara itu, Wardi Bachtiar
dalam Samsul Munir Amin menjelaskan bahwa media dakwah merupakan
perantara yang digunakan untuk menyampaikan materi dakwah kepada
penerima materi dakwah. Media yang dimaksud bisa jadi televisi, video, kaset,
rekaman, majalah, dan surat kabar.2
2. Bentuk-Bentuk Media Dakwah
Ditinjau secara tekstual/ eksplisit, memang tidak ditemukan ayat atau hadits
yang membicarakan tentang media atau alat apa saja yang dapat digunakan
untuk menyampaikan dakwah, tetapi secara kontekstual/ implisit banyak isyarat
Al-Qur’an tentang masalah media ini. Hamzah Ya’cub mengelompokkan
media dakwah kepada lima macam yaitu sebagai berikut :
a. Lisan
Di antara media lisan adalah khutbah, nasehat, pidato, ceramah, kuliah,
diskusi, seminar, musyawarah dan lain- lain. Dalam Al-Qur’an ditemui isyarat
tentang media lisan ini, antara lain Dalam Q.S. Al-A’raf ayat 158.
1 Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Amzah, 2009), hlm.10. 2 Hamzah Ya’cub, Publisistik Islam Teknik Dan Leadership, Bandung: Diponegoro, 1986
4
Artinya : Katakanlah: "Hai manusia Sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua, Yaitu Allah yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, yang menghidupkan
dan mematikan, Maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya, Nabi yang Ummi yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya
(kitab-kitab-Nya) dan ikutilah Dia, supaya kamu mendapat petunjuk".3
Dalam surat Yusuf ayat 4:
Artinya: (Ingatlah), ketika Yusuf berkata kepada ayahnya: "Wahai ayahku, sesungguhnya aku bermimpi melihat sebelas bintang, matahari dan bulan;
kulihat semuanya sujud kepadaku." 4 Dan dalam surat Al-Baqarah ayat 104
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu katakan (kepada
Muhammad): "Raa'ina", tetapi katakanlah: "Unzhurna", dan "dengarlah". Dan bagi orang-orang yang kafir siksaan yang pedih.5
3 Al-Qur’an dan Terjemahnya Surah Al-A’raf ayat 158. Pustaka Al-Hanan PT. Indiva Media Kreasi 10 Februari 2009 4 Al-Qur’an dan Terjemahnya Surah Yusuf ayat 4. Pustaka Al-Hanan PT. Indiva Media Kreasi 10 Februari 2009 5 Al-Qur’an dan Terjemahnya Surah Al-Baqarah ayat 104. Pustaka Al-Hanan PT. Indiva Media Kreasi 10 Februari 2009
5
Dalam beberapa ayat tersebut dinyatakan bahwa para Nabi telah
menyampaikan dakwahnya pertama kali dengan menggunakan media lisan
secara langsung. Termasuk dalam kelompok ini khutbah, ceramah, nasehat,
pidato, dan sebagainya, yang kesemuanya dilakukan dengan lidah atau suara.
Menurut Abdul Karim Zaidan dalam Salmadanis, media lisan atau bahasa
adalah media pokok dalam menyampaikan dakwah Islam kepada orang lain.
Di antara media lisan tersebut adalah khotbah, nasehat, pidato, ceramah,
kuliah diskusi, seminar, musyawarah dan lain sebagainya.6
b. Tulisan
Dakwah dengan cara tulisan adalah dakwah yang dilakukan dengan perantara
tulisan, seperti buku-buku, majalah, surat kabar, buletin, risalah, kuliah-kuliah
tertulis, pamflet, pengumuman tertulis, spanduk dan lain- lain. Secara
langsung memang tidak ditemui dalam Al Quran anjuran menggunakan
media tulisan sebagai alat dakwah, tetapi secara tersirat dapat dipahami dari
satu surat yangterdapat dalam Al-Quran, yaitu surat Al-Qalam. Dalam surat
tersebut dinyatakan bahwa Allah SWT bersumpah dengan huruf nun, sebagai
isyarat terpenting tentang peran huruf, pena dan tulisan dalam pelaksaan
dakwah Islamiyah. Hal ini dapat lebih dipahami dengan menelaah surat Al
Qalam ayat 1.
Artinya: Nun, demi kalam dan apa yang mereka tulis, dan juga dapat lebih
diperkuat dengan memahami surat Al Alaq: 1-5. Rasulullah telah memberi contoh dengan memerintahkan menulis surat yang ditunjukkan kepada kepala-kepala negara yang bukan Islam untuk menyeru mereka agar
menerima Islam, seperti surat Beliau kepada Kisra di Persia, Hercules di Bizantium, Mauqaqis di Mesir dan Negus di Ethiopia. Surat Rasulullah itu
antara lain berbunyi, “Saya mengajak tuan memperkenankan panggilan Allah, peluklah Islam supaya tuan selamat”.
6 Salmadanis, Filsafat Dakwah, Jakarta: Surau, 2003, cet. Ke-2, Metode Dakwah Perspektif Al-Qur’an, Padang: Hayfa Press, 2010
6
Ini menunjukkan bahwa dakwah Rasulullah selain dilaksanakan dengan
metode lisan juga dengan tulisan (surat).
c. Lukisan
Metode seperti ini berupa gambar-gambar hasil seni lukis, foto, film,
cerita dan sebagainya. Media ini memang banyak menarik perhatian orang
dan banyak dipakai untuk menggambarkan suatu maksud ajaran yang ingin
disampaikan kepada orang lain, namun sulit ditemukan isyaratnya dalam Al
Quran.
d. Audio Visual
Metode Audio Visual adalah suatu cara penyampaian yang sekaligus
merangsang penglihatan dan pendengaran. Bentuk ini dilaksanakan dalam
media televisi dan jenis media lainya. Sama juga halnya dengan media nomor
3, tidak begitu jelas diungkapkan dalam Al-Qur’an, barangkali karena Audio
visual ini tidak ditemukan dimasa Nabi, dengan kata lain media ini adanya
pada zaman modern seperti sekarang ini.
Menurut penulis, dakwah yang disampaikan melalui media televisi
sangatlah efektif dan mudah untuk masyarakat. Penulis berpendapat bahwa
dakwah yang disampaikan lewat televisi jangkauannya sangat luas dan tidak
terbatas, pada saat ini bisa dikatakan seluruh masyarakat memiliki media ini,
jadi dengan mudah mereka bisa menyaksikan dakwah yang disampaikan
seseorang da'i tanpa harus pergi ke tempat dimana da’i tersebut sedang
berdakwah. Misalnya dakwah yang disampaikan oleh Bapak Quraish Shihab,
K.H. Zainuddin Mz, dan lain-lain.
Alasan lain penulis berpendapat bahwa media televisi sangat efektif
sebagai media dakwah adalah karena praktis, semua orang bisa menikmatinya,
lain halnya dengan media dakwah melalui media cetak yang dominan
menikmatinya hanya golongan pelajar, orang-orang muda, bagi orang yang
lanjut usia maka agak sulit untuk menikmatinya secara optimal, ditambah lagi
semangat membaca masyarakat sangat kurang.
7
e. Akhlak
Akhlak di sini ialah perilaku yang tercermin dalam kehidupan sehari-hari
dapat dijadikan media dakwah dan sebagai alat untuk mencegah orang dari
berbuat kemungkaran, atau juga yang mendorong orang lain berbuat ma’ruf,
seperti membangun masjid, sekolah atau suatu perbuatan yang menunjang
terlaksananya syari’at Islam di tengah-tengah masyarakat.
Dalam Al Quran masalah ini banyak disinggung antara lain dalam surat Al-A’raf ayat 199 yaitu sebagai berikut:
Artinya: “Jadilah engkau pema'af dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh.”7
Kemudian dalam Surat Luqman ayat 17 yaitu sebagai berikut:
Artinya: Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan
bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).8
Selanjutnya dalam Surat Al-Ahqaf ayat 35 :
7 Al-Qur’an dan Terjemahnya Surah Al-A’raf ayat 199. Pustaka Al-Hanan PT. Indiva Media Kreasi 10 Februari 2009 8 Al-Qur’an dan Terjemahnya Surah Lukman ayat 17. Pustaka Al-Hanan PT. Indiva Media Kreasi 10 Februari 2009
8
Artinya: Maka bersabarlah kamu seperti orang-orang yang mempunyai keteguhan hati dari rasul-rasul telah bersabar dan janganlah kamu meminta
disegerakan (azab) bagi mereka. Pada hari mereka melihat azab yang diancamkan kepada mereka (merasa) seolah-olah tidak tinggal (di dunia)
melainkan sesaat pada siang hari. (Inilah) suatu pelajaran yang cukup, maka tidak dibinasakan melainkan kaum yang fasik.9
Dalam Surat Hud ayat 88 :
Artinya: Syu'aib berkata: "Hai kaumku, bagaimana pikiranmu jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan dianugerahi-Nya aku dari
pada-Nya rezki yang baik (patutkah aku menyalahi perintah-Nya)? Dan aku tidak berkehendak menyalahi kamu (dengan mengerjakan) apa yang aku larang. Aku tidak bermaksud kecuali (mendatangkan) perbaikan selama aku
masih berkesanggupan. Dan tidak ada taufik bagiku melainkan dengan (pertolongan) Allah. Hanya kepada Allah aku bertawakkal dan hanya
kepada-Nya-lah aku kembali.10
Dan Surat Ash-Shaf ayat 2-3
9 Al-Qur’an dan Terjemahnya Surah Al-Ahqaf ayat 35. Pustaka Al-Hanan PT. Indiva Media Kreasi 10 Februari 2009 10 Al-Qur’an dan Terjemahnya Surah Hud ayat 88. Pustaka Al-Hanan PT. Indiva Media Kreasi 10 Februari 2009
9
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan
sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.11
Ayat-ayat diatas mencerminkan akhlak yang mesti dimiliki oleh
seseorang juru dakwah dalam upaya meyakinkan orang lain kepada ajaran
Islam. Mayoritas penganut Islam mempunyai kecendrungan melihat kepada
sosok figur. Bila figurnya tidak mempunyai moral, para audiens akan
meninggalkannya. Pada sisi lain, media dakwah yang proposional dalam
fenomena masyarakat adalah terletak pada sikap dan prilaku para da’i. Figur
Muhammad SAW bukan hanya terletak pada keahliannya, akan tetapi
akhlaknya yang dapat dijadikan panutan, ikutan bagi umatnya.
f. Budaya
Di samping hal di atas budaya juga dapat dijadikan sebagai media
dakwah. Misalnya Aceh dengan kebudayaan atau seninya. Dimana kita
ketahui Aceh dengan kesenian tari seribu tangan yang dimilikinya. Karena
menurut sejarah orang Aceh, pada zaman dahulu, tari Saman digunakan untuk
menyampaikan ajaran-ajaran agama Islam kepada masyarakat. Begitu juga
dengan Minangkabau dengan budaya yang dimilikinya, semuanya bisa
dijadikan media untuk berdakwah, salah satunya Rabab, bila kita perhatikan
bahwa dalam lantunan rabab selain berkisah tentang adat istiadat
minangkabau yang harus diikuti, juga terselip nasehat-nasehat agama yang
harus kita amalkan.
C. Metode-metode Dakwah
1. Peranan Metodologi Dakwah
Islam adalah agama yang selalu mendorong pemeluknya untuk
senantiasa aktif melakukan kegiatan dakwah, bahkan maju mundurnya umat
islam sangat bergantung dan berkaitan erat dengan kegiatan dakwah yang di
lakukannya. Oleh karena itu Al-Qur’an menyebutkan kegiatan dakwah dengan 11 Al-Qur’an dan Terjemahnya Surah Ash-Shaf ayat 2-3. Pustaka Al-Hanan PT. Indiva Media Kreasi 10 Februari 2009
10
Absanu Qaula. Dengan kata lain biasa kita simpulkan bahwa menempati posisi
yang begitu tinggi dan mulia dalam kemajuan agama Islam. Kita tidak dapat
membayangkan apabila kegiatan dakwah mengalami kelumpuhan.12
Seorang da’i atau mubaligh dalam menentukan strategi dakwahnya
sangat memerlukan pengetahuan dibidang metodologi. Selain itu bila pola
berpikir kita berangkat dari pendekatan system, dakwah merupakan suatu sistem
dan metodologi mempunyai peranan dan kedudukan yang sejajar dengan unsur-
unsur yang lain, sepertitujuan dakwah, sasaran dakwah, subjek dakwah, dan
sebagainya.13
Oleh sebab itu, agar dakwah mencapai sasaran-sasaran strategis jangka
panjang, maka diperlukan suatu sistem manejerial komunikasi baik dalam
penataan, perkataan maupun perbuatan yang banyak dalam hal sangat relevan
dan terkait dengan nilai-nilai keislaman. Dengan adanya kondisi seperti itu,
maka para da’i harus mempunyai pemahaman yang mendalam, bukan saja
menganggap bahwa frame (Amal Ma’ruf Nahi Mungkar) hanya sekedar
menyampaikan saja melainkan harus memenuhi beberapa syarat, diantaranya:
Mencari materi yang cocok atau yang sesua dengan sikon
Mengetahui psikologi objek dakwah secara tepat
Memilih metode yang representative
Menggunakan bahasa yang efektif dan bijak sana
2. Arti Metode Dakwah
Dari segi bahasa metode berasal dari dua kata yaitu, “meta” (Melalui)
dan “hados” (Jalan Atau Cara). Dengan demikian dapat kita artikan bahwa
metode dakwah adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk menggapai suatu
tujuan.
Sedangkan arti dakwah menurut pandangan beberapa pakar ilmuan sebagai
berikut: 1) Bakhial Khauli, dia menyatakan Dakwah adalah suatu proses menghidupkan
peraturan-perturan Islam dengan maksud memindahkan umat dari satu
keadaan ke pada keadaan yang lain.
12 Didin Hafiduddin, Dakwah Aktual, (Jakarta: Gema InsaniPress, 1998) hlm 79 13 Asmuni syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam,(Surabaya: al-iklas,1983), hlm 99
11
2) Syekh Ali Mahfudz dia menyatakan Dakwah adalah mengajak manusia
untuk mengerjakan kebaikan dan mengikuti petujuk, menyuruh mereka
berbuat baik dan melarang mereka mengerjakan perbuatan jelek agar
mereka memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat.
Dari pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa metode dakwah adalah
cara-cara tertentu yang dilakukan oleh seorang da’i (komunikator) kepada
mad’u untuk mencapai suatu tujuan atas dasar hikmah dan kasih sayang. Hal ini
untuk mencapai tujuan dakwah yang efektif dan efisien.14
3. Metode-metode Dakwah diantaranya :
a) Ceramah (Retorika Dakwah). Ceramah adalah suatu teknik atau metode dakwah yang banyak
diwarnai oleh ciri karakteristik bicara seorang da’i pada suatu aktivitas
dakwah.
Ceramah dapat pula bersifat propaganda, kampanye, berpidato, khotbah,
sambutan, mengajar dan sebagainya. Istilah ceramah dalam akhir-akhir ini
sedang ramainya dipergunakan oleh instansi pemerintah ataupun swasta, baik
melalui radio, televisi, maupun ceramah secara langsung. Pada sebagian
orang menamai ceramah dengan berpidato atau retorika dakwah. Metode
ceramah sebagai salah satu metode yang sering dipakai oleh orang atau da’i-
da’i atau para utusan Allah dalam usaha menyampaikan risalahnya.
Metode ceramah ini dipergunakan sebagai mana metode dakwah, efektif dan
efisien bila mana:
a) Objek atau sasaran dakwah berjumlah banyak
b) Penceramah orang yang ahli berceramah dan berbicara
c) Sebagai syarat dan rukun ibadah (seperti shalat jum’at)
d) Metode yang digunakan sesuai dengan sikon
14 Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), hlm 61
12
Dengan mengetahui dan memahami metode ceramah dalam dakwah, maka
harus mempelajari karakteristik metode itu, berikut akan dibahas kelebihan
dan kekurangan metode ceramah.
1. Kelebihan Metode Dakwah
Metode ceramah memiliki beberapa keistimewahan atau kelebihan antara
lain:
a. Dalam waktu yang relative singkat dapat di sampaikan banyak bahan.
b. Memungkinkan da’i menggunakan pengalamannya, keistimewaannya
dan kebijakannya sehingga mad’u mudah menerima ajaran yang
disampaikannya.
c. Da’i lebih mudah mengusai seluruh mad’u.
d. Bila diberikan dengan baik, dapat memberi stimulasi kepada mad’u
untuk mempelajari yang disampaikan
e. Dapat meningkatkan status da’i.
f. Metode ceramah ini lebih fleksibel, artinya mudah di sesuaikan dengan
sikon serta waktu yang tersedia, jika waktu singkat bahan dapat di
singkat dan jika waktu panjang dapat di sampaikan bahan sebanyak-
banyaknya.
2. Kekurangan Metode Dakwah
Metode ceramah selain memiliki beberapa kelebihan juga memiliki
kekurangan atau kelemahan antara lain:
a. Da’i sukar memahami mad’u terhadap bahan-bahan yang
disampaikannya.
b. Metode ceramah hanya bersifat komunikasi satu arah.
c. Sukar menjajaki pola fakir mad’u dan pusat perhatiannya.
d. Da’i lebih cenderung bersifat otoriter
e. Apabila da’i tidak mengetahui sikologi mad’u maka ceramah akan
melantur dan menjadi lebih bosan.15
b) Metode Tanya-Jawab
Metode Tanya jawab adalah penyampaian materi dakwah dengan cara
mendorong sasarannya untuk menyatakan sesuatu masalah yang dirasa belum
dimengerti dan da’i sebagai penjawabnya. Metode ini dimaksudkan untuk
melayani masyarakat sesuai dengan kebutuhannya. Sebab dengan bertanya
orang berarti ingin mengetahui lebih dalam dan mengamalkannya. Harapan
ini tak dapat dicapai tanpa adanya usaha seorang da’i untuh melatih didrinya
15 Abdul kadir munsy,Metode Diskusi Dalam Dakwah, (Surabaya: AL-Ikhlas, 1981) hlm 144
13
memahami maksud dari perrtanyaan orang lain, memiliki keterampilan
bertanya dan sebagainya.
Metode dakwah ini bukan saja cocok pada ruang Tanya jawab, akan
tetapi cocok pula untuk mrngimbangi dan memberi selingan ceramah. Ini
sangat berguna untuk mengurangi kesalah pahaman para pendengar,
menjelaskan perbedaan pendapat, menerangkan hal-hal yang belum
dimengerti dan sebagainya.
Metode ini sering digunakan disaat Rasulllullah SAW, dengan para
sahabat disaat tak mengerti tentang sesuatu agama (sahabat bertanya pada
Rasullullah).
1. Kelebihan Metode Tanya Jawab
Metode Tanya jawab juga memiliki kelebihan. Diantara kelebihan metode ini adalah :
- Tanya jawab bisa dijelaskan seperti Radio, Televisi dan sebagainya. - Dapat di jadikan komunikasi dua arah - Bila tanya jawab sebagai selingan ceramah, maka audien dapat hidup
atau aktif. - Timbulnya perbedaan pendapat terjawab atau didiskusikan diforum
tersebut. - Mendorong audien lebih aktif dan bersungguh–sungguh
memperhatikan.
- Da’i dapat mengetahui dengan mudah pengetahuan dan pengalaman sipenanya.
- Menaikan gengsi da’i jika pertanyaan dapat terjawab semuanya.
2. Kekurangan Metode Tanya Jawab
Di antara kelebihan metode Tanya jawab ini juga ada kekurangannya.
Kekurangan metode Tanya jawab ini adalah
1) Bila terjadi perbedaan pendapat antara da’i dan mad’u maka
membutuhkan waktu yang cukup lama dalam penyelesaiannya.
2) Bila jawaban da’i kurang mengena pada yang ditanyakan penanya
dapat menduga yang bukan-bukan kepada da’i.
3) Agak sulit merangkum seluruh isi dari ceramah.
Oleh karna itu, seorang da’i dianjurkan untuk memiliki bekal teknik tanya
jawab dalam dakwah, agar metode yang digunakan dapat berhasil dengan
efektif dan efisien.
c) Metode Debat (mujadalah)
14
Mujadalah sinonim dari istilah dakwah, dapat juga sebagai salah satu
metode dakwah. Debat sebagai metode dakwah pada dasarnya mencari
kemenangan, dalam arti lebih menunjukan kebenaran dan kehebatan Islam.
Dengan kata lain debat adalah mempertahankan pendapat agar pendapatnya
itu diakui kebenarannya oleh orang lain.
Dengan demikian debat efektif di lakukan sebagai metode dakwah
kepada orang-orang yang membantah akan kebenaran Islam. Sedangkan
objek dakwah masih kurang percaya atau mantap terhadap kebenaran Islam,
dirasa kurang efektif bila menggunakan metode debat ini sebagai metode
dakwahnya, apalagi sesama muslim yang hanya berbeda pendapat, sangat
tercela bila berhobi debat dengan temannya.
Keutamaan metode debat adalah terletak pada kemenangannya dalam
mempertahankan benteng Islam. Bila menang debat, dimungkinkan mereka
mengakui kebenaran Islam dan mereka masuk, namun sebaliknya, metode
debat sangat membahayakan bila mengalami kekalahan dalam perdebatannya.
Seorang da’i yang hendak menggunakan metode debat ini sebagai
metode dakwah maka sebelumnya harus :
1. Memiliki pengetahuan dan keterampilan tentang teknik-teknik debat yang
baik.
2. Menguasai materi dakwah dengan sedetail-detail mungkin dan sangat
menunjang bila da’i sangat mengerti dan memhami tentang ajaran-ajaran
serta ilmu-ilmu tentang Islam.
3. Mengetahui kelebihan dan kelemahan musuh.16
d) Percakapan Antar Pribadi (Percakapan Bebas)
Percakapan antar pribadi atau individu adalah percakan bebas antara
seorang da’i dengan individu–individu sebagai sasaran dakwahnya.
Pecakapan pribadi bertujuan menggunakan kesempatan yang baik didalam
percakapan untuk aktivitas dakwah.
16 Asmuni syukri, op, cit. hlm 142-144
15
Biasanya yang disebut ngobrol para subjeknya tak membatasi
permasalahan yang di bicarakan. Oleh karna itu seorang da’i hendaknya dapat
mengarahkan pembicaraannya kepada hal-hal yang baik memasukkan ide- ide,
dan mengajak mereka kejalan Allah.
Dalam melaksanakan metode ini, seorang da’i hendaknya
mempersiapkan dirinya dengan :
1. Memiliki pengetahuan dan keterampilan tentang sesuatu hal yang
berkaitan dengan profesinya mauupun pengetahuan lain yang erat
hubungannya dengan lingkungan hidupnya.
2. Mempunyai pandangan luas.
3. Pandai dalam memecahkan masalah, agama, ekonomi dll.
4. Mempunyai daya kreativitas yang tinggi.
Bila seorang da’i memiliki hal yang disebut diatas, dimungkinkan setiap
obrolan dapat bermanfaat sebagai aktivitas dakwah, artinya dapat
mengarahkan pembicaraanya kearah yang positif.17
e) Metode Demonstrasi Berdakwah dengan memperlihatkan suatu contoh, baik berupa benda
atau peristiwa, bisa juga perbuatan dan sebagainya dapat dinamakan seorang
da’i menggunakan cara atau metode Demonstrasi. Artinya suatu metode
dakwah, dimana seorang da’i memperlihatkan sesuatu atau mengadakan
pementasan sesuatu dalam rangka mencapai tujuan dakwah yang ia inginkan.
Metode ini jarang dipergunakan para da’i yang terdahulu, bahkan
Rasullullah SAW sering kali menggunakan metode demonstrasi ini. Sebagai
mana dalam riwayat diterangkan Rasulllullah pernah diajar oleh Jibril, tentang
sholat dengan metode demonstrasi atau dengan menampilkan contoh kaifiyah
shalat kepada Rasullullah. Oleh karna itu Rasullullah mengambil tauladan
Jibril untuk mengajarkan shalat kepada sahabat-sahabatnya.
Metode Demonstrasi digunakan apabila tujuan dakwah mengharapkan
para objeknya dapat mengerjakan atau mengamalkan suatu pekerjaan dengan
17 Siti muriah, Metodologi Penelitian Dakwah, (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2000) hal 144
16
betul. Dengan kata lain metode demonstrasi digunakan bila masa ingin
mengetahui tentang :
1. Bagaimana cara mengerjakannya.
2. Bagaimana contoh yang benar dan yang salah.
3. Bagai mana proses atau langkah-langkah sesuatu ibadah.
Selain itu metode Demonstrasi digunakan sang da’i bila dia bertujuan:
- Untuk menghindari verbalisme, artinya dengan demonstrasi diharapkan
masa tidak terjadi kesalah pahaman atau menjadi bingung.
- Untuk memudahkan berbagai penjelasan.
- Untuk lebih menarik perhatian masa.18
1. Kelebihan Metode Demonstrasi
Seperti metode-metode yang lain metode ini juga mempunyai
kelemahan dan kekurangannya. Diantara kelebihan yang dimilikinya
adalah
Metode ini memungkinkan masa dapat menghayati dengan penuh
hati mengenai hal-hal baru yang menjadi stimulusnya.
Lebih memusatkan perhatian masa kepada persoalan yang sedang di
bahas.
Mempunyai kesan yang awet dibandingkan dengan tanpa
demonstrasi.
Dimungkinkan mengurangi kesalah pahaman.
Dapat mengurangi kesalahan dalam mengambil kesimpulan dari
keseluruhan persoalan yang di bahas, sebab masa menghayati
langsung terhadap persoalan yang di bahas.
2. Kelemahan Metode Demonstrasi
Metode demostrasi memerlukan waktu persiapan yang banyak dan
memerlukan banyak pemikiran.
Tidak wajar bila media tidak diamati secara seksama.
Tidak semua hal dapat di demonstrasikan .
Kurang efektif menggunakan metode demonstrasi, bila media kurang
memadai dengan kebutuhan atau tujuan.
Memerlukan keahlian khusus bagi para subjek (da’i)
f) Metode Dakwah Rasullullah
Muhammad Rasullulah SAW, seorang da’i internasiaonal. Pembawa
agama Islam dari tuhannya (Allah) untuk seluruh alam. Dalam membawa
18 Abdul khadir munsy, op. cit, hlm 148
17
misi agama dan mengembangkan agama Islam menggunakan beberapa
metode dakwah :
1. Dakwah di Dalam Tanah
Sejak diturunkannya wahyu yang pertama turun yauitu surat Al-‘Alaq
ayat 1-5. nabi Muhammad terangkat sebagai utusan Allah, nabi
membawakan misi agamanya, yaitu Islam. dalam membawa misi
agamanya nabi memulainya secara diam-diam (berdakwah dibawah tanah).
Hal ini dikarenakan nabi belum mempunyai sahabat dalam membantu
dakwahnya. Selain itu nabi juga menyesuaikan dengan kondisi Mekkah
yang ketika itu sangat jahiliah. Oleh karena itu metode dakwah Rasullulah
sangatlah bijak. Walaupun secara diam–diam, tetapi sesuai dengan misi
dakwahnya.19
2. Dakwah Secara Terang-terangan.
Sejak turunnya wahyu yang pertama, Rasullulah SAW sangat lama
menunggu kedatangan wahyu yang kedua, sehingga turunnya wahyu
kedua yakni surat Mudatsir ayat 1-2. wahyu yang kedua memerintahkan
kepada nabi Muhammad SAW, supaya menyeru manusia kepada agama
Allah. Dari wahyu yang kedua ini menunjukan bahwa nabi Muhammad di
wisuda sebagai seeorang Rasul dan sekaligus metode dakwahnya yang
telah diam, diganti dengan metode dakwah terang-terangan.
g) Politik Pemerintah dan Peperangan
Rasullulah dan sahabatnya berdakwah di Mekah makin lama makin
berat, sebab orang quraisy semakin keras dan bahkan mengancam nyawa
Rasullulah. Untuk menjamin keselamatan nabi dan sahabatnya hijrah keluar
dari Mekkah (Madinah). Di sanalah nabi membangun pemerintahan dengan
sangat berkembang dan damai.
Kemudian peperangan adalah metode dakwah nabi yang paling akhir,
bila tidak ada lagi jalan lain yang harus ditempuh. Metode dakwahnya
menggunakan gencatan senjata, ini kelihatan membahayakan karena tentara
nabi sedikit jumlahnya, namun sejarah Islam telah menceritakan peperangan
19 Asmuni syukri, op. cit, hlm151
18
nabi jarang sekali menemui kekalahan. Itulah beberapa metode dakwah
nabi.20
h) Pendidikan dan Pengajaran Agama Pendidikan dan pengajaran agama dapat dijadikan metode dakwah.
Sebab dalam defenisi dakwah bahwa dakwah dapat diartikan dua sifat, yaitu
bersifat pembinaan dan pengembangan. Hakekat pengajaran agama adalah
penanaman moral agama kepada anak-anak. Sedangkan pengajaran agama
memberi pengetahuan agama kepada anak. Antara aktivitas pengajaran dan
pendidikan agama, keduanya saling bekaitan. Pendidikan agama sebagai
metode dakwah pada dasarnya membina fitrah anak yang dibawa sejak lahir,
yaitu fitrah agama yang mana jika tidak dididik dikhawatirkan akan pudar.
Pendidikan merupakan cara yang ditempuh dalam mencapai tujuan dakwah.21
i) Mengunjungi Rumah (Silaturrahmi) Metode dakwah ini juga efektif diterapkan dalam rangka
mengembangkan maupun membina umat Islam. metode dakwah ini sering
dilakukan oleh para da’i agama lain, sebab bila ditela’ah metode ini memiliki
kelebihan dan kekurangannya juga yang sama dengan metode-metode lainnya.
1. Kelebihan Metode Silaturahmi
Di antara kelebihan metode ini adalah
a) Metode ini pada hakekatnya menyambung silaturahmi dan dapat
meningkatkan persaudaraan yang erat.
b) Silaturrahmi adalah kewajiban umat Islam, maka sekaligus untuk
menunaikan kewajiban.
c) Mudah dilaksanakan dan tidak butuh waktu yang begitu banyak.
2. Kelemahan Metode Silaturrahmi
Di antara kelebihan-kelebihannya juga ada kelemahannya.
a) Silaturrahmi tidak bagus dilaksanakan ketika objek dakwah sibuk
mencari nafkah atau urusan keluarga.
20 Ibit, hlm 151-157 21 Abdul khadir, op. cit, hlm 152
19
b) Bila antara subjek dan objek dakwah belum saling kenal dapat
mengakibatkan objek dakwah terkejut dan takut atas kehadiran da’i
tersebut.
c) Dapat dianggap Islam sebagai propaganda ke rumah-rumah.
Sehingga orang jadi sentimen dan menganggap Islam kekurangan
umat.
Dalam metode silaturrahmi ada dua cara pelaksanaannya, yaitu:
Atas Undangan Tuan Rumah. Cara ini biasanya tuan rumah
sudah memeluk Islam namun mereka berminat untuk
memperdalam Islam.
Atas Kehendak Da’i. Biasanya metode ini dilakukan bila mana
objek dakwah belum masuk Islam. Diajak mereka agar
memeluk Islam.
Diantara itu seorang da’i harus memperhatikan faktor berikut:
Tingkat usia
Tingkat pengetahuan
Status sosial dan ekonomi Idiologi yang dianut
Sehingga dengan demikian faktor tersebut dapat di rencanakan
dalam berdakwah nanti.22
PENUTUP
KESIMPULAN
Tabligh dan dakwah itu terus berlangsung selama masih berdiri langit dan bumi,
untuk menyampaikan informasi mengenai agama Islam, agar semua orang
memperoleh pengetahuan tentang agama Islam dan mengerti tentang Islam.
Sebagai bukti mengerti tidaknya umat ini dengan Islam adalah akan terlihat mereka
melakukan kebaikan dan meninggalkan perbuatan tercela. Tidak hanya sebatas itu,
akan tetapi kebaikan itu juga akan berimbas kepada keluarga dan masyarakat.
Adapun tujuan final dari dakwah tersebut untuk mencapai keselamatan dan
kesentosaan manusia di dunia ini dan di akhirat nanti.
Dalam berbagai macam banyak metode dakwah yang kesemua metode itu sangat di
perlukan demi tercapainya sebuah tujuan dakwah. Banyak metode yang di gunakan 22 Asmuni syukry, op. cit, hlm 160-162
20
yang semuanya itu mempunyai kelemahan dan kekurangan masing-masing, tentu
dalam penggunaannya kita harus memilih metode yang tepat yang di lihat dari
keadaan objek yang di dakwahi, dengan memperhatikan faktor usia, pengetahuan,
status sosial dan sebagainya.
21
DAFTAR PUSTAKA
http://anacarlya.blogspot.com/2013/04/media-dakwah-dalam-perspektif-al-quran.html diakses Tgl 17-10-2014 Pukul 07:16 WIB. Penulis : Mega Sufrina, MA
Hamzah Ya’cub, Publisistik Islam Teknik Dan Leadership, Bandung: Diponegoro, 1986
Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, Jakarta: Amzah, 2009 Salmadanis, Filsafat Dakwah, Jakarta: Surau, 2003, cet. Ke-2, Metode Dakwah
______Perspektif Al-Qur’an, Padang: Hayfa Press, 2010
Muhammad Sulton, Desain Ilmu Dakwah, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, Walisongo ______Press, 2003
http://comunitydevelopment.blogspot.com/2011/04/macam-macam-metode-dakwah-dan.html diakses Tgl 17-10-2014 Pukul 06:40 WIB
Hafiduddin, Didin, Dakwah Aktual, (Jakarta: Gema InsaniPress, 1998)
Syukir, Asmuni, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam,(Surabaya: al-iklas,1983)
Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991)
Munsy, Abdul Kadir,Metode Diskusi Dalam Dakwah, (Surabaya: AL-Ikhlas, 1981)
Muriah ,Siti, Metodologi Penelitian Dakwah, (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2000)