Upload
anggunw
View
36
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
KONSEP DASAR PROFESI KEGURUAN
NILAM ANGGRAINI 1111016100022FATHIMAH SALMA 1111016100026TRI DEWI PUTRI 1111016100035REGIANI YUNISTIKA 1111016100039
Profesi dan Profesional
2.Karakteristik Profesi Keguruan
1.Pengertian Profesi Keguruan
Profesi Keguruan
4.Perbedaan Pekerjaan Profesional dengan Tukang
5.Urgensi Profesionalisme dalam Kehidupan
3.Syarat dan Prinsip – prinsip dalam Pekerjaan Profesi
KONSEP DASAR PROFESI
KEGURUAN
PROFESI DAN PROFESIONAL
Secara etimologis profesi berasal dari kata profession yang berarti pekerjaan. Profesional artinya orang yang ahli atau tenaga ahli
Secara leksikal, profesi itu pada hakikatnya merupakan suatu pekerjaan tertentu yang menuntut persyaratan khusus dan istimewa sehingga meyakinkan dan memperoleh kepercayaan pihak yang memerlukannya
Secara istilah, profesi biasa diartikan sebagai suatu bidang pekerjaan yang didasarkan pada keahlian tertentu
Webster’s New World Dictionary menunjukkan lebih lanjut bahwa profesi merupakan suatu pekerjaan yang menuntut pendidikan tinggi (kepada pengembannya) dalam liberal arts atau science, dan biasanya meliputi pekerjaan mental dan bukan pekerjaan
manual, seperti mengajar, keinsinyuran, mengarang, dan sebagainya; terutama kedokteran, hukum dan teknologi.
Good’s Dictionary of Education lebih menegaskan lagi bahwa profesi itu merupakan suatu pekerjaan yang meminta persiapan
spesialisasi yang relatif lama di perguruan tinggi (kepada pengembannya) dan diatur oleh suatu kode etik khusus.
Dari berbagai penjalasan diatas, dapat disimpulkan bahwa profesi itu pada hakikatnya merupakan suatu pekerjaan tertentu yang
menuntut persyaratan khusus dan istimewa sehingga meyakinkan dan memperoleh kepercayaan pihak yang memerlukannya
Profesional menurut rumusan Undang–Undang Nomor 14 Tahun 2005 Bab I Pasal 1 ayat 4 digambarkan sebagai pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang
memerlukan keahlian, kemahiran, dan kecakapan yang memenuhi standar mutu
dan norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.
Dari berbagai pengertian yang telah dipaparkan diatas, tersirat bahwa dalam profesi digunakan teknik dan prosedur intelektual yang harus dipelajari secara
sengaja, sehingga dapat diterapkan untuk kemaslahatan orang lain. Dalam kaitan ini seorang pekerja profesional dapat dibedakan dari seorang pekerja amatir walaupun sama–sama menguasai
sejumlah teknik dan prosedur kerja tertentu, seorang pekerja profesional memiliki filosofi untuk menyikapi
dan melaksanakan pekerjaannya.
PROFESI KEGURUAN Menurut pandangan umum, guru
adalah seorang yang berdiri di depan kelas untuk menyampaikan ilmu pengetahuan.
Menurut seorang ahli pendidikan:“Teacher is a person who causes a person to know
or be able to do something or give a person knowledge or skill”
Menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, guru adalah seorang yang
mempunyai gagasan yang harus diwujudkan untuk kepentingan anak didik, sehingga menunjang tinggi, mengembangkan dan
menerapkan keutamaan yang menyangkut agama, kebudayaan, keilmuan.
Bedasarkan sejumlah sumber yang telah disebutkan dapat disimpulkan bahwa profesi keguruan adalah suatu pekerjaan yang didasarkan pada keahlian seseorang dalam mengajar.Guru harus dilihat sebagai profesi, namun profesi guru bukan hanya sekedar mengajar atau pemberi ilmu pengetahuan untuk murid-muridnya, melainkan harus dengan professional dalam mengajar sehingga dapat menjadikan muri-muridnya mampu merencanakan, menganalisis, dan menyimpulkan
KARAKTERISTIK PROFESI KEGURUAN Menurut Liebermen (1956) seperti dikutip oleh Ali Mudlofir,
mengemukakan bahwa karakteristik semua jenis profesi jika dicermati dengan seksama ternyata terdapat titik–titik persamaanya. Di antara pokok–pokok persamaannya adalah sebagai berikut:
1. A Unique, Definitive and Essential Service2. An Emphasis upon Intellectual Technique in Performing its
Service 3. A long period of specialized training 4. A broad range of autonomy for both the individual
practitioners and the occupational group as a whole5. An acceptance by the practitioners of broad personal
responsibility for judgements made and acts performed within the scope of professionals autonomy
6. An emphasis upon the service to be rendered, rather than the economic gain to the practitioners, as the basis for the organization and performance of the social service delegated to the occupational group
7. A comprehensive self – gouverning organization of practitioners
8. A code of ethics which has been clarified and interpreted at ambiguous and doubtful points by concrete cases
SYARAT DAN PRINSIP – PRINSIP DALAM PEKERJAAN PROFESI
Menurut Robert W. Richey seperti dikuti oleh Ali Mudlofir mengemukakan ciri – ciri dan syarat profesi sebagai berikut:
a) Lebih mementingkan pelayanan kemanusiaan yang ideal dibandingkan dengan kepentingan pribadi
b) Seorang pekerja profesional, secara aktif memerlukan waktu yang panjang untuk mempelajari konsep – konsep serta prinsip – prinsip pengetahuan khusus yang mendukung keahliannya.
c) Memiliki kualifikasi tertentu untuk memasuki profesi tersebut serta mampu mengikuti perkembangan dalam pertumbuhan jabatan.
d) Memiliki kode etik yang mengatur keanggotaan, tingkah laku, sikap, dan cara kerja.
e) Membutuhkan suatu kegiatan intelektual yang tinggi. f) Adanya organisasi yang dapat meningkatkan standar
pelayanan, disiplin diri dalam profesi, serta kesejahteraan anggotanya.
g) Memberikan kesempatan untuk kemajuan, spesialisasi, dan kemandirian.
h) Memandang profesi suatu karier hidup (alive career) dan menjadi seorang anggota yang permanen.
Khusus untuk jabatan guru, sebenarnya juga sudah ada yang mencoba menyusun kriterianya. Misalnya National Education Association (NEA) (1948) menyarankan kriteria sebagai berikut. a) Jabatan yang melibatkan kegiatan intelektual. b) Jabatan yang menggeluti suatu batang tubuh ilmu yang
khusus. c) Jabatan yang memerlukan persiapan profesional yang
lama (bandingkan dengan pekerjaan yang memerlukan latihan umum belaka).
d) Jabatan yang memerlukan “latihan dalam jabatan” yang berkesinambungan.
e) Jabatan yang menjanjikan karier hidup dan keanggotaan yang permanen.
f) Jabatan yang menentukan baku (standarnya) sendiri.g) Jabatan yang lebih mementingkan layanan di atas
keuntungan pribadi.h) Jabatan yang mempunyai organisasi profesional yang kuat
dan terjalin erat.
Bagaimanapun juga pekerjaan mengajar adalah suatu “profession” dan syarat–syarat umum yang telah disebutkan diatas dengan segala pendidikan dan latihan yang diperlukan untuk memenuhinya adalah akibat wajar yang lahir dari suatu “profession status”. Oleh karena itu, atas dasar syarat – syarat umum tersebut, susunan rencana pelajaran pendidikan guru berpokok pada.1. Pendidikan profesional;2. Pendidikan umum;3. Pendidikan spesialisasi.
PERBEDAAN PEKERJAAN PROFESIONAL DENGAN TUKANG
Sebuah profesi mengatur standar untuk memasukinya. Para anggotanya menerapkan standar dan kode etik, salin mendisiplinkan ketika diperlukan. Pekerjaan mereka bersifat intelektual, membutuhkan pengetahuan khusus dan keterampilan.
Sedangkan tukang adalah orang terampil di berbagai perbaikan, biasanya di sekitar rumah. Tugas ini meliputi keterampilan perdagangan, pekerjaan perbaikan, pekerjaan pemeliharaan, baik interior dan eksterior, dan kadang-kadang digambarkan sebagai "pekerjaan sambilan","tugas memperbaiki", dan termasuk pekerjaan pipa ringan seperti memperbaiki toilet bocor atau pekerjaan listrik ringan seperti sebagai mengubah lampu
URGENSI PROFESIONALISME DALAM KEHIDUPAN
Pada dasarnya profesionalisme dan sikap profesional itu merupakan motivasi intrinsik yang ada pada diri seseorang sebagai pendorong untuk mengembangkan dirinya menjadi tenaga profesional. Motivasi intrinsik tersebut akan berdampak pada munculnya etos kerja yang unggul (excellence) yang ditunjukkan dalam lima bentuk kerja sebagai berikut:1. Keinginan untuk selalu menampilkan perilaku yang mendekati
standar ideal 2. Meningkatkan dan memelihara citra profesi3. Memanfaatkan setiap kesempatan pengembangan profesional4. Mengejar kualitas dan cita – cita dalam profesi 5. Memiliki kebanggaan terhadap profesinya.
UU No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Donsen menempatkan kedudukan guru sebagai tenaga profesional sangat urgen karena berfungsi untuk meningkatkan martabat guru sendiri dan meningkatkan mutu pendidikan nasional. Ini tertera pada Pasal 4:
“Kedudukan guru sebagai tenaga profesional sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 2 ayat (1) berfungsi untuk meningkatkan martabat dan
peran guru sebagai agen pembelajaran berfungsi untuk
meningkatkan mutu pendidikan nasional.”
Selanjutnya Pasal 6 menyatakan tujuan menempatkan guru sebagai tenaga profesional yaitu:
“Kedudukan guru dan dosen sebagai tenaga profesional bertujuan untuk melaksanakan sistem
pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yaitu berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga negara yang
demokratis dan bertanggungjawab.”
END
TERIMA KASIH ATAS PERHATIANNYA
WASALAMUALAIKUM
PERTANYAAN
Anggun Wicaktini : Sarjana keguruan bertahun2 belajar tentang pedagodi tetapi ketika mengajar kembali menggunakan 1 metode ketika mengajar, jadi bagaimana cara guru dapat mengajar dengan metode lain?
Ellisa Mahardini : Guru menempuh pendidikan dengan waktu yang lama, jika dihitung sama dengan waktu kuliah dengan mahasiswa kedokteran. Dilihat dari segi penghargaan terhadap profesi guru masih dianggap rendah. Menurut anda mengapa profesi guru dianggap rendah saat ini? Bagaimana kebijkan anda ketika didaulat menjadi menteri pendidikan?
QORINA : PPG MELALUI PROGRAM SM3T DIDAERAH TERPENCILFITRIA : MENGAPA PASSINGRADE UTK MEMASUKI KEGURUAN LBH RENDAH DIBANDING KEDOKTERAN? BISAKAH MERUBAH ATAU MENYAMAKAN DENGAN KEDOKTERAN?