26
ACARA V KABOHIDRAT A. Tujuan Praktikum Tujuan dari praktikan Acara V Kabohidrat adalah untuk mahasiswa mengetahui kandungan kadar gula reduksi y pada suatu bahan pangan, dan untuk mengetahui hubungan kurva standar dengan reaksi tersebut B. Tinjauan Pustaka 1. Tinjauan Alat dan Bahan Pemanasan larutan gula yang umum dilakukan pada saat hidrolisis sukrosa menggunakan katalis asam dapat mengakibatkan terjadinya perubahan warna larutan akibat terbentuknya hidroksimetil furfural akibat dehidrasi fruktosa, Kurva standar dibuat dengan mengukur absorbans larutan glukosa standar pada panjang gelombang maksimum. Panjang gelombang maksimum ditentukan dengan mengukur serapan larutan standar 60 ppm pada panjang gelombang 500 800 nm. Larutan glukosa standar dibuat dengan cara melarutkan 110 mg glukosa monohidrat dalam 100 ml aquadest,

Laporan Analisa Pangan Acara 5 Kabohidrat

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Laporan Analisa Pangan Acara 5 Kabohidrat

Citation preview

Page 1: Laporan Analisa Pangan Acara 5 Kabohidrat

ACARA V

KABOHIDRAT

A. Tujuan Praktikum

Tujuan dari praktikan Acara V Kabohidrat adalah untuk mahasiswa

mengetahui kandungan kadar gula reduksi y pada suatu bahan pangan, dan

untuk mengetahui hubungan kurva standar dengan reaksi tersebut

B. Tinjauan Pustaka

1. Tinjauan Alat dan Bahan

Pemanasan larutan gula yang umum dilakukan pada saat hidrolisis

sukrosa menggunakan katalis asam dapat mengakibatkan terjadinya

perubahan warna larutan akibat terbentuknya hidroksimetil furfural akibat

dehidrasi fruktosa, Kurva standar dibuat dengan mengukur absorbans

larutan glukosa standar pada panjang gelombang maksimum. Panjang

gelombang maksimum ditentukan dengan mengukur serapan larutan

standar 60 ppm pada panjang gelombang 500 – 800 nm. Larutan

glukosa standar dibuat dengan cara melarutkan 110 mg glukosa

monohidrat dalam 100 ml aquadest, selanjutnya dari larutan tersebut

diencerkan sehingga diperoleh larutan glukosa dengan konsentrasi ; 10,

20, 30, 40, 50, 60, 70, 80, 90 dan 100 ppm. Masing-masing

konsentrasi larutan diambil sebanyak 1 ml dan dimasukkan ke dalam

tabung reaksi, selanjutnya ditambahkan 1 ml pereaksi Nelson. Selanjutnya

semua tabung dipanaskan pada penangas air mendidih selama 20 menit.

Tabung didinginkan bersama-sama dalam gelas piala yang berisi air

dingin, setelah dingin ditambahkan 1 ml pereaksi Arsenomolybdat,

campuran dikocok sampai semua endapan Cu2O yang ada larut kembali.

Setelah larut ditambahkan 7 ml aquadest, selanjutnya absorbans masing-

Page 2: Laporan Analisa Pangan Acara 5 Kabohidrat

masing larutan diukur pada panjang gelombang maksimum. Untuk blanko

digunakan aquadest 1 ml dengan perlakuan yang sama pada persiapan

larutan glukosa standar menurut (Chafied, 1991) .

Menentuan kadar gula reduksi dengan metode Nelson – Somogyi

dibuat larutan standar dengan konsentrasi 2, 4, 6, 8, 10 mg/100ml, larutan

standar tersebut masing-masing ditambah reagen Nelson Somogyi yang

berwarna biru. Penambahan reagen Nelson somogyi ini bertujuan untuk

mereduksi kupri oksida menjadi kupro oksida yang mana K-Na-tartrat

yang terkandung dalam reagen Nelson Somogyi berfungsi untuk

mencegah terjadinya pengendapan kupri oksida. Selain 5 larutan standar

tersebut, dibuat juga larutan blanko dari akuades yang nantinya akan

digunakan sebagai pembanding. Setelah ditambahkan reagen Nelson

somogyi, larutan yang berwarna biru sampai biru kehijauan tersebut

dipanaskan 20 menit, tujuan dari pemanasan ini adalah untuk

mempercepat proses reduksi kupri oksida menjadi kupro oksida. Lalu

larutan didinginkan sampai 25 ˚ C supaya reaksi berjalan stabil, karena

apabila terlalu panas kemungkinan akan ada komponen senyawa yang

rusak atau habis menguap. ditambahkan reagenarsenomolibdat,

penambahan reagen arsenomolibdat ini bertujuan agar bisa bereaksi

dengan endapan kupro oksida. Pada peristiwa ini kupro oksida akan

mereduksi kembali arsenomolibdat menjadi molibdenum yang berwarna

biru, warna biru inilah yang nantinya akan diukur absorbansinya dengan

spektrometer. Hasil yang diperoleh, pada larutan standar semakin pekat

konsentrasinya, warna yang dihasilkan setelah penambahan reagen

arsenomolibdat adalah semakin hijau kebiruan pekat. Ditambahkan

akuades pada masing-masing larutan standar agar larutan standar tidak

terlalu pekat dan dapat terbaca absorbansinya (Rizky, 2011).

Page 3: Laporan Analisa Pangan Acara 5 Kabohidrat

Penentuan gula pereduksi dengan metode Nelson-Somogyi diawali

dengan terjadinya reduksi komponen pereaksi Nelson oleh glukosa. Ion

tembaga(II) dari pereaksi Nelson akan tereduksi glukosa menjadi

tembaga(I). Pemanasan campuran sampel dengan pereaksi Nelson

dimaksudkan untuk mempercepat reaksi dan mempertegas warna yang

menunjukkan adanya gula pereduksi, adanya gula pereduksi

teridentifikasi dengan adanya endapan merah bata yang berasal dari

tembaga(I) oksida (Cu2O) (Hafimi, 2009).

Karbohidrat Estimasi : 20 gram sampel ( kentang ) diekstraksi dan dengan

demikian digiling dengan benar . Untuk menebusnya volume diketahui "

homogenat '' disiapkan yang dari 100ml dengan mengambil sampel

kentang oleh filteration dalam air suling . Setelah ini , dari 100ml "

homogenat '' berbagai tes dilakukan . Uji yodium, uji Barfoed , Salwinoff

tes, Benedict , uji klorida Cobaltous , Phenyl hidrazin tes dll Dari tes di

atas tersebut, hasil yang diperoleh sebagai Monosakarida , polisakarida

dan disakarida hadir dalam sampel . Sambil melakukan uji Yodium , kami

datang untuk tahu bahwa ia tidak dapat memberi warna biru ( hasil

positif ) dan dengan demikian itu cukup mengejutkan karena sebagai

Kentang adalah sumber ichest pati , karena merupakan tanaman tepung

sehingga tarch harus hadir dalam konsentrasi tertinggi tetapi itu terbukti

Negative.So pada pemanasan sampel homogenat selama 10-15 menit di

BWB pada suhu tinggi dan setelah ini pada melakukan uji Yodium ,

akhirnya memberi warna biru endapan ( hasil positif ) . Lalu kami datang

untuk tahu bahwa Pati lebih mudah diserap pada suhu tinggi ( sekitar suhu

normal ) . Di sisi lain , suhu di bawah 4 derajat celcious atau 39 derajat

Fereday mengkonversi pati kentang menjadi gula yang mengubah selera

mereka dan cookig kualitas , menyebabkan akrilamida lebih tinggi tingkat

dalam produk memasak . Estimasi dengan Metode Folin - Wu : Dalam

Page 4: Laporan Analisa Pangan Acara 5 Kabohidrat

estimasi ini , dua sampel yang berbeda diambil dalam jenis khusus Folin -

Wu tabung untuk percobaan 1.0ml sampel kentang murni ( homogenat )

sementara di lain mereka adalah 0.1ml sampel dengan air suling 0.9ml .

Hasil itu didapat setelah melakukan uji Folin - Wu sebagai sample (Shah,

2013).

2. Tinjauan Terori

Sifat basa pereaksi Nelson hasil hidrolisis parsial (anion) beberapa

garam komponen pereaksi tersebut. Adanya sifat basa larutan pereaksi

Nelson memungkinkan fruktosa berada dalam kesetimbangan dengan

glukosa dan manosa, oleh karena itu fruktosa dalam gula invert juga

diukur sebagai gula pereduksi. Oksidasi gula invert oleh pereaksi Nelson

secara keseluruhan menghasilkan asam glukonat (Fessenden, 1999).

Analisis gula reduksi menggunakan metode Nelson-Somogyi Sampel 1 mL

ditambah akuades sampai volumeakhir 10 mL. Campuran diambil 1 mL

danditambah 9 mL akuades. Sampel diambil 1 mLdan dicampur 1 mL larutan

Nelson (campuranNelson A&B; 25:1 v/v), kemudian dipanaskanpada suhu

100#C selama 20 menit. Sampeldidinginkan sampai mencapai suhu

kamar.Sampel ditambah 1 mL larutan arsenomolybdatdan 7 mL akuades

kemudian digojok. Campurantersebut dimasukkan kuvet dan diukurpenyerapan

cahaya tampak (visible) padapanjang gelombang 510 nm. Nilai absorbansiyang

diperoleh dikurangi nilai absorbansi blankosehingga diperoleh nilai absorbansi

sampel. Nilaiabsorbansi sampel dikonversi ke kadar gulareduksi (mg/mL)

berdasar persamaan regresi larutan standar. (Sudarmadji, 1984).

Kabohidrat adalah kelompok nutrien penting dalam susunan

makanan sebagai sumbe energi, senyawa yang mengandung unsur

karbon , hidrogen , oksigen dan dihasilkan oleh tananman dengan proses

fotosintesis. Seperti hanya klorofil merupakan zat warna hijau yang

menyerap energi dari matahari menyebabkan tanaman membentuk

kabohidrat dari CO2 dan air. Macam kabohidrat dapat dikelompokkan

Page 5: Laporan Analisa Pangan Acara 5 Kabohidrat

menjadi 3 menurut ukuran molekulnya : monosakarida, disakaraida, dab

polisakarida. Penduduk negara argaris menggunakan kabohidrat sebagai

bahan bakar kegiatanya. Tapi manusia tidak mampu membuat sendiri

kabohidrat. Kabohidrat merupakan polimer alam terdiri dari atom C, H,

dan O. satuan terkecil berupa fruktosa, laktosa, robosa, galaktosa, glukosa,

dan manosa. Nelson-Somogyi assay didasarkan pada pereaksi tembaga

basa Somogyi (1952) dan reagen warna Nelson (1944). Pengujian

melibatkan reduksi Cu2 + menjadi Cu + oleh sakarida mengurangi dan

pembentukan senyawa berwarna - arsenomolybdate. Protokol yang tepat

dijelaskan dalam Lampiran 10.1. Relatif tingginya jangkauan deteksi gula

dan gangguan rendah dari protein selulase telah dilaporkan sebagai

keunggulan utama Namun, reagen Nelson mengandung arsenik yang

toksisitas tinggi adalah masalah lingkungan yang serius (Zhang et al.,

2006).

Monosakarida merupakan jenis karbohidrat sederhana yang terdiri

dari 1 gugus cincin. Contoh dari monosakarida yang banyak terdapat di

dalam sel tubuh manusia adalah glukosa, fruktosa dan galaktosa. Glukosa

di dalam industri pangan lebih dikenal sebagai dekstrosa atau juga gula

anggur. Di alam, glukosa banyak terkandung di dalam buah-buahan,

sayuran dan juga sirup jagung. Fruktosa dikenal juga sebagai gula buah

dan merupakan gula dengan rasa yang paling manis. Di alam fruktosa

banyak terkandung di dalam madu (bersama dengan glukosa), dan juga

terkandung diberbagai macam buah-buahan. Sedangkan galaktosa

merupakan karbohidrat hasil proses pencernaan laktosa sehingga tidak

terdapat di alam secara bebas. Selain sebagai molekul tunggal,

monosakarida juga akan berfungsi sebagai molekul dasar bagi

pembentukan senyawa karbohidrat kompleks pati (starch) atau selulosa

(Anwar, 2007).

Page 6: Laporan Analisa Pangan Acara 5 Kabohidrat

Protein sel tunggal (PST) merupakan sumber produksi protein yang besar,

sejak tahun 60-an pada saat terjadi kelaparan dibeberapa tempatdi dunia

berkaitan dengan masalah ekonomi dan sosial, diikuti permasalahan peningkatan

penduduk dunia yang tidak diimbangi peningkatan produksi makanan, telah

dilakukan upaya pengembangan protein dari mikroorganisme sebagai sumber

makanan sebagai alternatif pengganti protein daging (Ugalda dan Castrillo,

2005).

Karbohidrat merupakan komponen esensial semua organisme dan zat yang

paling banyak penyusun sel. Fungsi karbohidrat adalah sebagai sumber energi

(glukosa, pati, glikogen), membentuk struktur sel (glikoprotein), struktur

penunjang tanaman (selulosa), penyusun cangkang crustacea (kitin), komponen

asam nukleat. Glukosamerupakan sumber utama dalam metabolisme penghasil

energi sel (Murray, 2003).

Berdasarkan kelarutannya serat dibagi dalam dua kategori, yaitu

serat yang tidak larut air (insoluble fiber) dan serat yang larut air (soluble

fiber). Serat tidak larut (insoluble fiber) secara kimiawi terutama terdiri

dari selulosa, hemiselulosa, dan lignin, sedangkan serat larut air (soluble

fiber) terdiri dari pektin dan polisakarida lain misalnya gum. Serat larut air

mempunyai sifat membentuk larutan viskus, mempunyai kemampuan

mengikat air besar tapi tidak mampu mempertahankan air besar, dan

mudah difermentasi. Sedangkan serat tidak larut bersifat kurang viskus,

kemampuan mengikat air lebih rendah tetapi kemampuan

mempertahankan air lebih besar, dan sulit difermentasi (BNF, 1990).

Kabohidrat merupakan atom –atom yang tersusun dari C, H,O.

Satuan terkecil ini menyusun kabohidrat dalam sintesa tumbuhan. Hasil

fotosintesa kabohidrat dimakan oleh manusia dan akan menghasilkan

energy. Kabohidrat merupakat gula reduksi yang akan difermentasikan

dalam tubh untuk menghasilkan energy(Kus Sri, 2011).

Gula-gula mempunyai rumus umum yang senyama ini akan

terbentuk dua molekul monosakarida yang akan melepaskan satu molekul

Page 7: Laporan Analisa Pangan Acara 5 Kabohidrat

air. Gula tebu atau gula bit akan mengandung sukrosa 15%. Gula

diekstraksikan dengan mengahancurkan terbu dan menyemprotkan dengan

air sehigga sukrosa tedifusi ke dalam air. Biasanya gula di ekstraksi secara

komersial (Andi Hakim, 1993).

Zat hidrat arang atau kabohidrat merupakan energi utama dalam

kebanyakan makanan kita. Bentuk kabohidrat yang dapat dicerna dalam bahan

pangan umumnya zat pati dan berbagai jenis hemiselulosa tersedia dalam jumlah

yang cukup. Bentuk polimerik dari kabohidrat menjadi monomerik. Glukosa

merupakan monomerik utama kabohidrat dapat digunakan secara langsung

sebgai sumber energi dalam seluruh tubuh (Buckle, 1985).

Kabohidrat terdapat dalam makanan umunya hanya tiga jenis, yaitu

monosakarida, disakarida, dan polisakarida. Didalam bahan makanan nabati

terdapat dua jenis disakarida yaitu disakarida dapat dicerna dan disebut zat

amilum atau dekstrin. Sedangkan polisakarida dalam makanan hewani dapat

dicerna dan disebut glikogen. Kabohidrat merupakan sumber energi yang paling

murah (Parh, 2004).

Hidrolisis adalah suatu proses antara reaktan dengan H2O agar

suatu senyawa pecah dan terurai. Beberapa cara hidrolisis selulosa yaitu

hidrolisis enzimatis, hidrolisis asam encer dan hidrolisis asam pekat.

Hidrolisis enzimatis adalah hidrolisis yang menggunakan enzim.

Hidrolisis asam encer menggunakan konsentrasi asam yang rendah dan

suhu yang tinggi. Sedangkan hidrolisis asam pekat menggunakan

konsentrasi asam yang tinggi seperti HCl 40 wt %, H2SO4 60 wt % atau

HF 90 wt% (Artati, 2010).

Karbohidrat Penelitian menerbitkan laporan penelitian yang luar

biasa dan tepat waktu pada aspek molekul karbohidrat kimia dan

biokimia. Artikel yang dipublikasikan dalam jurnal penutup dan gula

turunannya, oligo-dan polisakarida, dan glycoconjugates. Bidang minat

tertentu adalah kimia dan sintesis enzimatik, Studi tentang struktur dan

stereokimia; Reaksi dan mekanisme mereka, Isolasi dan karakterisasi

Page 8: Laporan Analisa Pangan Acara 5 Kabohidrat

struktural novel dan polisakarida molekul lain yang mengandung

karbohidrat, studi fisikokimia, dinamika makromolekul; Kimia analitik,

biokimia (biosintesis, metabolisme, degradasi, struktural dan fungsional

biokimia, mekanisme enzim, glycosidases dan transferases glycosyl, dll);

Aksi enzim karbohidrat-pengolahan; Immunochemistry, Glycomics,

Glycoinformatics; Glycobiology; Glyconanoparticles (Thomzon, 2012).

Pentingnya karbohidrat untuk latihan performance

Mance telah diakui sejak klasik pernapasan tory pertukaran studi

Christensen dan Hansen di akhir 1930-an dan studi biopsi Bergstrom

dan rekan yang glikogen otot diukur selama berbagai makanan dan

intervensi latihan. Sejak itu, cukup perhatian telah difokuskan pada

strategi nutrisi untuk memaksimalkan toko karbohidrat endogen (hati dan

glikogen otot), sehingga meminimalkan potensi Efek ergolytic penipisan

karbohidra. Dalam ulasan ini, perhatian akan fokus pada karbohidrat

makanan selama pelatihan pada hari-hari (1 - 7) mengarah ke kompetisi

dan karbohidrat dan konsumsi lemak pada jam segera sebelum latihan dan

pengaruhnya terhadap metabolisme latihan dan kinerja (Bergstrom, 1967).

Atau,karena konsentrasi glikogen hati secara substansialberkurang

setelah puasa semalam, konsumsi karbohidrat DRATE dapat

meningkatkan cadangan ini dan berkontribusi,bersama dengan penyerapan

berkelanjutan dari tertelankarbohidrat, untuk pemeliharaan glukosa

darahkonsentrasi dan peningkatan kinerja selamaLatihan berikutnya

(Casey, 2000).

Memang, Nasional Research Council belum ditetapkan

Recommended Dietary Allowance (RDA) untuk karbohidrat, mungkin

karena manusia tubuh dapat beradaptasi dengan diet karbohidrat-bebas

dan memproduksi glukosa yang dibutuhkan. Namun demikian, beberapa

ahli gizi berpendapat bahwa karbohidrat merupakan nutrisi penting. Untuk

Page 9: Laporan Analisa Pangan Acara 5 Kabohidrat

Misalnya, Mcdonald mengklaim bahwa sehat, dewasa cukup aktif

membutuhkan setidaknya 200 g karbohidrat setiap hari untuk

mempertahankan otak normal metabolisme dan fungsi otot

17 Namun, penulis tidak memberikan bukti yang mendukung rekomendasi

ini. Diet rendah karbohidrat telah dihindari karena sifat tinggi lemak diet

dan yang "diprediksi" terkait hiperkolesterolemia. Namun, lipid serum

umumnya membaik dengan rendah karbohidrat diet, terutama trigliserida

dan HDL pengukuran. Dalam kontras yang tajam, tinggi- diet karbohidrat,

yang mengurangi high-density lipoprotein (HDL) kolesterol (Maninnen,

2004).

C. Metodelogi

1. Alat dan Bahan

a. Alat

a. Neraca analitik

b. Pipet ukur 1 ml dan 10 ml

c. Beker gelas 500 ml

d. Spektofotometer

b. Bahan

Page 10: Laporan Analisa Pangan Acara 5 Kabohidrat

a. Larutan aquadest

b. 1 ml reagensia nelson

c. air

d. 1 ml nelson arsenomolib

2. Cara Kerja

a. Peparasi Sampel

b. Larutan standart

Disiapkan tabung 6

Ditambahkan 1 ml reagensia nelson dan dipanaskan 20 menit

Didinginkan tabung dan direndam air dingin hingga suhu 25 derajat C

Ditambahkan 1 ml reagensia arsenomolibdat tiap tabung

diisi 1 ml

larutan glukos

a standa

rt

Ditambahkan larutan

aquadesst 1 ml

Ditambah

kan 7 ml

aquadest

dan

divortex

Dibuat larutan sampel 10 gr telah dihaluskan

Disaring , filtrate dipeoleh jika sebelum jernih di sentrifug sampai jernih

Dilrutkan mejadi 250 ml dengan

aquadest

Page 11: Laporan Analisa Pangan Acara 5 Kabohidrat

c. Penentuan Kadar Gula Reduksi Sampel

D. Hasil dan Pembahasan

1. Hasil Pengamatan

Table 5.1 Absorbansi Larutan Glukosa 1,2 mg/5 ml Glukosa

Ml larutan glukosa standar

Ml aquadest Mg gula reduksi terlarut

Ǻ

0 0 0 0.0400.2 0.2 0.048 0.4390.4 0.4 0.096 0.8270.6 0.6 0.144 1.0630.8 0.8 0.192 1.3021 0 0.24 20357

Sumber laporan : Laporan Sementara.

Table 5.2 Kadar Gula Reduksi

kelompok Sempel Ǻ Gula Reduksi Kadar Gula

Ditera absorbansinya pada lamda 540 nm dengan spktofotometer

Dibuat kueva standar hubungan absorbansinya dengan kosentrasi

Ditentukan persamanaannya kurva standart.

Diambil 1 ml larutan sampel

jernih

Dilakukan prosedur sama dengan pembuatan kurva standar mulai dari no 3 sampai 6

Ditentukan kadar gula reduksi dengan menggunakan persamaan kurva standar

Page 12: Laporan Analisa Pangan Acara 5 Kabohidrat

Terlarut Reduksi (%)

7 Kacang tanah 0.628 0.0761 0.761012 0.929 0.1112 1.11208 Kacang hijau 0.676 0.0817 0.817013 0.703 0.0848 0.84809 Kacang merah 1.38 0.1589 1.589014 1.255 0.1992 1.495010 Kacang kedelai 1.984 0.2342 2.342015 1.922 0.2269 2.269011 Kacang jagung 1.367 0.1622 1.622016 1.351 0.1604 1.6040

Sumber laporan: Laporan Sementara.

Karbohidrat yaitu senyawa organik terdiri dari unsur karbon,

hidrogen, dan oksigen. Terdiri atas unsur C, H, O dengan perbandingan 1

atom C, 2 atom H, 1 atom O. Karbohidrat banyak terdapat pada tumbuhan

dan binatang yang berperan struktural dan metabolik. Pada tumbuhan

untuk sintesis CO2 + H2O yang akan menghasilkan amilum / selulosa,

melalui proses fotosintesis, sedangkan binatang tidak dapat menghasilkan

karbohidrat sehingga tergantung tumbuhan. sehingga tergantung dari

tumbuhan. karbohidrat merupakan sumber energi dan cadangan energi,

yang melalui proses metabolisme.

Banyak sekali makanan yang kita makan sehari hari adalah sumber

karbohidrat seperti nasi/ beras,singkung, umbi-umbian, gandum, sagu,

jagung, kentang, dan beberapa buah-buahan lainnya. Rumus umum

karbohidrat yaitu Cn(H2O)m, sedangkan yang paling banyak kita kenal

yaitu glukosa C6H12O6, sukrosa C12H22O11, sellulosa (C6H10O5)n.

Gula reduksi adalah gula yang mempunyai kemampuan untuk

mereduksi. Hal ini dikarenakan adanya gugus aldehid atau keton bebas.

Senyawa-senyawa yang mengoksidasi atau bersifat reduktor adalah

logam-logam oksidator seperti Cu (II). Contoh gula yang termasuk gula

Page 13: Laporan Analisa Pangan Acara 5 Kabohidrat

reduksi adalah glukosa, manosa, fruktosa, laktosa, maltosa, dan lain-lain.

Sifat pereduksi dari suatu gula ditentukan oleh ada tidaknya gugus

hidroksil bebas yang reaktif. Prinsip analisanya berdasarkan pada

monosakarida yang memiliki kemampuan untuk mereduksi suatu senyawa

(Baedhowie, 1982).

Pada praktikum kali ini dilakukan penetapan karbohidrat melalui

penetapan kadar gula reduksi dengan metode Nelson Somogyi. Penentuan

gula reduksi dengan ditentukan bukan kuprooksidanya yang mengendap

tetapi dengan menentukan kuprooksida dalam larutan sebelum direaksikan

dengan gula reduksi sesudah reaksi dengan sample gula reduksi yang

dititrasi dengan Na-Thiosulfat. Kadar gula reduks adala reaksi yang terjadi

selama penentuan karbohidrat adalah mula-mula kuprooksida yang ada

dalam reagen akan membebaskan Iod dari garam KI. Jumlah besar iod

dapat diketahui dengan titrasi menggunakan Na-Thiosulfat. Untuk

mengetahui bahwa titrasi sudah cukup maka diperlukan indicator amilum.

Apabila larutan berubah warna dari biru menjadi putih berarti titrasi sudah

selesai. Selisih dari jumlah besar titrasi Na-Thiosulfat dengan banyaknya

gula reduksi. Analisa karbohidrat dapat dilakukan terhadap kandungan

total karbohidrat, kandungan total gula, kandungan pati, serat kasar, serat

pangan, dan senyawa pektin. Semua senyawa karbohidrat tersebut dapat

menentukan nilai gizi pangan bahan sumber karbohidrat.

Prinsip gula reduksi akan mereduksi kuprioksida menjadi

kuprooksida. Kupro yang terbentuk direaksikan dengan arsenomolobdat

diukur dengan pengukuran absorbsansi menggunakan spektofotometer

pada panjang gelombang 510-600 nm.

Cara mamba reagen nelson A dan B demean cara yang pertama Ca

12,5 g Na2CO3 + 12,5 gr Rochelle K-Na-tartrat + 10 dalam 350 ml

aquadest. Encerkan sampai 500 ml maka akan terbentuk reagensia A.

Page 14: Laporan Analisa Pangan Acara 5 Kabohidrat

Sedangkan reagensia B dengan 7,5 gr Cu SO4.5H2O dalam 50 ml aquadest

+ 1 tetes H2SO4 pekat.

Perubahan warna menjadi biru tua pekat yang artinya mengadndung

gula reduksi mengapa karena adanya larutan neson dan arsenomolibdat

mengandung kupro oksida terbentuk dan direaksikan dengan

arsenpomolibdat maka akan berwarna molybdenum atau biru.

Adanya penggunaan kurva standart untuk mencari regensianya atau

pengukuran dan perubahan yang terjadi sampai seberapakah larutan

tersebut terjadi perubahan, tidak hanya itu pembuatan kurva gunanya

untuk sebagai permudah perhitungan persamaan regresinya.

Pada table 5.1 dan 5.2 x merupakan ml gula reduksi terlarut

sedangkan y merukan Ǻ. X dapat dicari dengan cara 1,2 dibagi 5 ml lalu

dikalikan ml gula larutan glukosa standart. Sedangkan y merupakan

pencocokan data dari kelompok sifth 1.dengan adanya x dan y

mempermudah perhitungan regresi yaitu dengan persamaan y = A + Bx,

sedangkan kadar gula reduksi % diambil dari x dikali fp lalu dibagi mg

sample dan dikalikan 100%. Y merupakan konsentrasi dari larutan

tersebut dan x nya merupakan letak absorbansinya.

Pada sample kelompok 12 (saya), menggunakan kacang tanah

dengan absorbansinya sebesar 0,929 dan gula reduksi sebesar 0,112 dan

kadarnya sebesar 1,1120 %. Menunjukkan bahwa gula yang terkandung

dalam kacang tanah sebesar 1,1120 % sangat sedikit namun nilai nutrisi

lainnya sangat banyak. Tetapi kandungan minyak dalam kacang tanah

cukup banyak disbanding kadar gulanya. Dibandingkan dengan sample

kelompok lain kacang tanah termasuk sedikit namun lbeih sedikit ada

yaitu kacang hijau dan kacang tanah, sedangkan tertinggi yaitu kacang

merah karena memiliki nilai kadar yang tinggi tidak hanya kadar gula

namun protein dan lainnya.

E. Kesimpulan

Page 15: Laporan Analisa Pangan Acara 5 Kabohidrat

Kesimpulan dari pembahasan diatas adalah sebagai berikut :

a. Persamaan yang telah didapat yaitu y = Bx + A atau 0.0929 = 8,5774x –

0,0246.

b. Kadar gula reduksi glukosa yang terbentuk merupakan tanda

absorbansinya.

c. Prinsip gula reduksi adalah mereduksi kuprioksida menjadi kuprooksida.

Kupro yang terbentuk direaksikan dengan arsenomolobdat diukur dengan

pengukuran absorbsansi menggunakan spektofotometer pada panjang

gelombang 510-600 nm.

d. Gula reduksi glukosa mengandung warna biru tua dari larutan nelson

dan

asenomolibdat.

LAMPIRAN

Analisis Perhitungan :

Untuk table 5.1 Absorbansi

1. GRT = 1,2/5 x 0 = 0 mg

2. GRT = 1,2/5 x 0.2 = 0,048

3.GRT = 1,2/5 x 0.4= 0,096

4.GRT = 1,2/5 x 0.6= 0,144

5. GRT = 1,2/5 x 0.8= 0,192

Page 16: Laporan Analisa Pangan Acara 5 Kabohidrat

6. GRT = 1,2/5 x 1 = 0,24

Untuk table 5.2 Kadar Air Gula Reduksi

12 0.929 0.1112 1.1120

Untuk kelompok saya ( )

Persamaan regresi y = A + Bx

y = Bx + A

y = 8,5774x – 0.0246

0,929 = 8,5774x – 0.0246 = 0.1112 mg

kadar gula reduksi % = x. fp / mg sample x 100%

= 0,1112 x 100/ 1000 x 100%

= 1,1120 %

DAFTAR PUSTAKA

Dra. Kus Sri Martini., 2011., Kimia Bahan Makanan., UPT Penrbitan dan

Percetakan UNS Press : Srakarta.

Dewi Chandra., dkk., 2004. Produksi Gula Reduksi oleh Rhizopus Oryzae

dari Subtrat Bekatul., Bioteknologi : FMIPA UNS

Surakarta.

Endah Wulandari.,dkk., 2012., Limbah Molas : Pemanfaatan sebagai

Sumber Karbohidrat untuk Perkembangbiakan

Page 17: Laporan Analisa Pangan Acara 5 Kabohidrat

Mikroorganisme., Biokimia PSPD FKIK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta Lembaga Kimia Terapan LIPI

Serpong : Jakarta.

Nasution Hakim Andi., 1993., Present Knowledge in Nutrition., PT

Gramedia : Jakarta.

M. Anwar Irawan., 2007., Kabohidrat., Sport Science brief : Jakarta.

Paath Francin Erna.,dk., 2004., Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi., Penerbit

Buku Kedikteran : Jakarta.

Razak Abd. Rahman., dkk., 2012., Optimalisasi Hidrolisis sukrosa

Menggunakan Resin Penukara Kation Tipe Sulfonat.,

Jurnal Natural Science : Palu.

Andi Hakim.,dkk., 1987., Energi dan Zat-zat gizi., Gramedia : Jakarta.

Buckle.K. A., et al. 1985. Ilmu Pangan. Penervit Universitas Indonesia (UI-

Press) : Australia.