7
MAKALAH ILMU AKHLAK UNSUR - UNSUR JASMANIYAH DAN ROHANIYAH Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah : Ilmu Akhlak Dosen Pengampu : Drs.H.Ismail.M Ag DisusunOleh: Nurul Sakinah Nim :20213130 Mustajabul Hakim Nim :2021313030

Makalah ilmu akhlak

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Makalah ilmu akhlak

MAKALAH ILMU AKHLAK

UNSUR - UNSUR JASMANIYAH DAN ROHANIYAH

Disusun Untuk Memenuhi Tugas

Mata Kuliah : Ilmu Akhlak

Dosen Pengampu : Drs.H.Ismail.M Ag

DisusunOleh:

Nurul Sakinah Nim :20213130

Mustajabul Hakim Nim :2021313030

Nani Ernawati Nim :20213130

Mega Laksmana B S Nim :2021313032

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

STAIN PEKALONGAN 2013

Page 2: Makalah ilmu akhlak

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, shalawat dan salam semoga dilimpahkan atas Nabi besar

Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat dan sekalian umatnya yang bertaqwa.

Atas berkat rahmat dan hidayah Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan makalah yang

berjudul“Kekhilafahan Abbasiyah“ini dengan lancar tanpa halangan suatu apapun.

Selain itu, dalam proses penulisan makalah ini penulis merasa berhutang budi kepada

berbagai pihak terutama kepada Dosen Pembimbing ELI MUFIDAH, yang telah memberikan

bimbingan dan arahan dengan penuh sabar dan tulus ikhlas.

Atas segala bantuan tersebut, penulis tidak dapat membalas berupa apapun kecuali

mengucapkan terima kasih seraya mengharapkan limpahan rahmat dari Allah SWT sehingga

segala kebaikan itu mendapatkan pahala dari Allah SWT.

Akhirnya penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini tentu disana sini masih terdapat

kelemahan atau pun kekurangan, maka penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif

dari pihak manapun demi perbaikan selanjutnya, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita

semua. Amin

Page 3: Makalah ilmu akhlak

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Ajaran akhlak dalam Islam bersumber dari wahyu Illahi yang termasuk dalam Al-

qu’ran dan sunnah. Akhlak dalam Islam bukanlah moral yang kondisional dan situasional,

tetapi akhlak yang benar-benar memiliki nilai yang mutlak untuk memperoleh kebahagian

di dunia ini dan di akhirat kelak. Dalam keseluruhan ajaran Islam, akhlak menempati

kedudukan yang istimewa dan sangat penting.

Di dalam Alquran saja banyak ayat-ayat yang membicarakan masalah akhlak . belum

lagi dengan hadits-hadits Nabi, baik perkataan maupun perbuatan, yang memberikan

pedoman akhlak yang mulia dalam keseluruhan aspek kehidupan. Akhlak dalam Islam

bukanlah moral yang harus disesuaikan dengan suatu kondisi dan situasi, tetapi akhlak yang

benar-benar memiliki nilai yang mutlak, nilai-nilai baik dan buruk, terpuji dan tercela berlaku

kapan saja, dimana saja dalam segala aspek kehidupan tidak di batasi oleh ruang dan waktu.

Ajaran akhlak dalam Islam sesuai dengan fitrah manusia. Manusia akan mendapatkan

kebahagiaan hakiki bukan semu bila mengikuti nilai-nilai kebaikan yang di ajarkan oleh

Alquran dan Sunnah, dua sumber akhlak dalam Islam. Akhlak Islam benar-benar memelikhara

eksistensi manusia sebagai makhluk terhormay sesuai dengan fitrahnya itu. Hati nurani /

fitrah dalam bahasa A lquran memang dapat menjadi ukuran baik dan buruk karena manusia

diciptakan oleh Allah SWT memiliki fitrah bertauhid, mengakui keesaanNya. (QS Ar-

Rum :30)

Karena fitrah itulah manusia kepada kesucian dan selalu cenderung kepada kebenaran.

Hati nuraninya selalu mendambakan dan merindukan kebenaran, ingin mengikuti ajaran-

ajaran Tuhan, karena kebesaran itu tidak akan di dapat kecuali dengan Allah sebagai sumber

kebenaran mutlak. Namun fitrah manusia tidak selalu terjamin dapat berfungsi dengan

baik karena pengaruh dari luar, misalnya pengaruh pendidikan dan lingkungan. Fitrah

hanyalah merupakan potensi dasar yang perlu dipelihara dan dikembangkan.

Banyak manusia yang fitrahnya tertutup sehingga hati nuraninya tidak dapat lagi

melihat kebenaran, oleh sebab itu ukuran baik dan buruk tidak di serahkan sepenuhnya

Page 4: Makalah ilmu akhlak

hanya kepada hati nurani / fitrah manusia semata, harus dikembalikan kepada penilaian

syara’ yaitu Alquran dan Hadits. Semua keputusan syara’ tidak akan bertentangan dengan

hati nurani manusia, karena kedua-duanya berasal dari sumber yang sama yaitu Allah

SWT.

Demikian juga halnya dengan akal pikiran. Ia hanya lah salah satu kekuatan yang

dimiliki manusia untuk mencari kebaikan / keburukan . Dan keputusannya bermula dari

pengalaman empiris kemudian diolah menurut kemampuan pengetahuannya, oleh karena

itu keputusan yang diberikan akal hanya bersifat spekulatif dan subjektif. Demikanlah

tentang hati nurani dan akal pikiran.

Kata akhlak berasal dari bahasa Arab, jamak dari kata khuluq yang artinya budi

pekerti. Pengertian akhlak menurut istilah di ungkapkan oleh Imam Al-Ghazali , Ibrahim

Anis, dan Abdul Karim Zaidan. Menurut Al-Ghazali akhlak adalah suatu bentuk (naluri

asli) dalam jiwa seseorang manusia yang dapat melahirkan suatu tindakan dan kelakuan

dengan mudah dan spontan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.

Sedangkan menurut Ibrahim Anis akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa

yang dengannya lahirlah macam-macam perbuatan baik / buruk tanpa membutuhkan

pemikiran dan pertimbangan. Dan menurut Abdul Karim Zaidan adalah nilai-nilai dan

sifat-sifat yang tertanam dalam jiwa yang dengan sorotan dan pertimbangan seseorang

dapat menilai perbuatannya baik / buruk untuk kemudian memilih melakukan /

meninggalkannnya.

Ketiga defenisi di atas kita bisa menyatakan bahwa akhlak / khuluq itu adalah sifat

yang tertanam dalam jiwa manusia. Sehingga dia muncul secara spontan bilamana

diperlukan, tanpa memerlukan pemikiran /pertimbangan lebih dahulu, serta tidak

memerlukan dorongan dari luar. Berarti akhlak itu haruslah bersifat konstan dan spontan

tidak memerlukan pertimbangan serta dorongan dari luar.

Sedangkan pembagian akhlak terbagi menjadi dua macam yaitu akhlakul karimah

yaitu akhlak yang terpuji (yang mulia). Akhlak yang baik itu dilahirkan oleh sifat-sifat

yang baik pula yaitu sesuai dengan ajaran Allah SWT dan RasulNya, misalnya bertaqwa

kepada Allah, berbuat baik kepada kedua orang tua, suka menolong orang yang lemah.

Karena akhlak yang baik akan memberatkan timbangan kebaikan seseorang nanti pada

hari kiamat. Rasulullah juga bersabda bahwa tidak ada satu pun yang akan lebih

Page 5: Makalah ilmu akhlak

memberatkan timbangan (kebaikan) seorang hamba mukmin nanti pada hari kiamat selain

dari akhlak yang baik.

Selain akhlakul karimah juga ada akhlakul madzmumah yaitu akhlak yang tercela /

akhlak yang tidak terpuji. Akhlakul madzmumah ialah akhlak yang lahir dari sifat-sifat yang

tidak sesuai dengan ajaran Allah SWT dan rasulNya, seperti musryik, pergaulan bebas (zina) dan

minum minuman keras.