32
MAKALAH Kewarganegaraan Geopolitik Indonesia adalah Wawasan Nusantara Disusun Oleh : Anna Rahmadianty 3315133609 Dewi Fitriyani 3315133626 Ikrimah Desta 3315136388 Mohamad Faik Setiadi 3315133595 Nurul Febi Safitri 3315130948 Mata Kuliah: Kewarganegaraan JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

Makalah kelompok 5

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Makalah kelompok 5

MAKALAH

Kewarganegaraan

Geopolitik Indonesia adalah Wawasan Nusantara

Disusun Oleh:

Anna Rahmadianty 3315133609

Dewi Fitriyani 3315133626

Ikrimah Desta 3315136388

Mohamad Faik Setiadi 3315133595

Nurul Febi Safitri 3315130948

Mata Kuliah:

Kewarganegaraan

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

Page 2: Makalah kelompok 5

i

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,

kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan

rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat

menyelesaikan makalah Kewarganegaraan dengan judul Geopolitik Indonesia

adalah Wawasan Nusantara.

Adapun makalah ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan

tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar

pembuatan makalah ini. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan bayak terima

kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah

ini khususnya untuk Ibu Nurul Febrianti selaku Dosen Kewarganegaraan.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari

sempurna, baik dari segi penyusunan, bahasan, ataupun penulisannya. Oleh

karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun, guna

menjadi acuan dalam bekal pengalaman bagi kami untuk lebih baik pada

kessempatan yang akan datang.

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih. Dan besar harapan kami agar

makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca, terutama penulis sendiri

sebagai salah satu upaya perbaikan dalam proses pembelajaran yang berdampak

pada peningkatan mutu pendidikan dan kehidupan masyarakat.

Jakarta, November 2014

Penyusun

Page 3: Makalah kelompok 5

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1

1.1. Latar Belakang.............................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah ........................................................................................1

1.3. Tujuan.........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................3

2.1. Pengertian Geopolitik ...................................................................................3

2.2. Latar Belakang Wawasan Nusantara..............................................................6

2.3. Kedudukan, Fungsi, dan Tujuan ....................................................................8

2.4. Wawasan Nusantara sebagai Wawasan Wilayah........................................... 10

2.5. Praktek Negara-Negara............................................................................... 16

2.6. Wawasan Nusantara sebagai Wawasan dalam Mencapai Tujuan Pembangunan

Nasional ............................................................................................................... 21

2.7. Unsur Dasar Wawasan Nusantara................................................................ 22

2.8. Sasaran Implementasi Wawasan Nusantara dalam Kehidupan Nasional ......... 23

2.9. Sosialisasi Wawasan Nusantara................................................................... 25

BAB III PENUTUP .................................................................................................. 28

3.1. Kesimpulan ............................................................................................... 28

3.2. Saran ......................................................................................................... 28

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 29

Page 4: Makalah kelompok 5

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Geopolitik merupakan permasalahan yang sangat penting pada dua abad

terakhir ini. Permasalahan ini menjadi penting karena manusia yang telah

berbangsa membutuhkan wilayah sebagai tempat tinggalnya yang kemudian di

kenal dengan Negara. Dalam perkembangannya pengertian tidak saja diartikan

sebagai intuisi yang secara minimal meliputi unsur wilayah, rakyat, dan

pemerintah yang berkuasa.

Seperti yang dikatakan Ir. Soekarno pada 1 Juni 1945 dihadapan sidang

BPUPKI bahwa orang dan tempat tak dapat dipisahkan atau rakyat tak dapat

dipisahkan dari bumi yang ada dibawah kakinya. Oleh karena itu, setelah

membangsa orang menyatakan tempat tinggal sebagai negara. Dalam

perkembangan selanjutnya pengertian negara tidak hanya tempat tinggal, tetapi

diartikan lebih luas lagi yang meliputi institusi, yaitu pemerintah, rakyat,

kedaulatan, dan lain-lain.

Karena orang dan tempat tinggalnya tak dapat dipisahkan, ruang yang

menjadi hal yang menimbulkan konflik antar manusia, keluarga, masyarakat, dan

bangsa hingga kini, meskipun bentuknya dapat secara fisik maupun non fisik.

Untuk dapat mempertahankan ruang hidupnya, suatu bangsa harus mempunyai

kesatuan cara pandang yang dikenal sebagai wawasan nasional. Para ilmuan

politik dan militer menyebutnya sebagai geopolitik yang merupakan kepanjangan

dari geografi politik.

1.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah konsep dari geopolitik ?

2. Apa saja unsur dari geopolitik ?

3. Bagaimanakah perkembangan wilayah Indonesia?

4. Bagaimanakah implementasi dari geopolitik

Page 5: Makalah kelompok 5

2

1.3. Tujuan

Adapun tujuan dan kegunaan dari pembuatan makalah ini adalah agar pembaca

dapat mengetahui dan memahami konsep dan unsur dasar geopolitik,

perkembangan wilayah nusantara, serta implementasi dari geopolitik Indonesia.

Page 6: Makalah kelompok 5

3

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Geopolitik

Geopolitik menjelaskan tentang dasar dari pertimbangan dalam

menentukan alternative kebijakan nasional dalam merealisasikan tujuan tertentu.

Prinsip prinsip dalam geopolitik kemudian berkembang dalam suatu wawasan

nasional. Geopolitik secara etimologi berasal dari kata geo dan politik. Geo yang

berarti bumi, sedangkan politik berasal dari kata polis yang berarti kesatuan

masyarakat yang berdiri sendiri dan teia yang berarti urusan. Kemudian geopolitik

di maknai sebagai ilmu penyelenggaraan Negara yang di tiap kebijakannya di

sangkut pautkan dengan masalah geografi wilayah atau tempat tinggal suatu

bangsa.

Istilah geopolitik diartikan oleh Frederich Ratzel sebagai ilmu bumi

politik (political geography), kemudian diperluas oleh Rudolf Kjellen menjadi

geographical politic dan disingkat geopolitik. Perbedaan dari keduanya ada pada

titik perhatian dan juga tekanannya, di bidang politik ataukah di bidang geografi.

Ilmu bumi politik mempelajari geografi dari sisi politik, sedang geopolitik

mempelajari politik dari sisi geografi. Didalam perkembangannya walaupun

geopolitik dipengaruhi oleh dua pendapat yang cukup berbeda namun pada

dasarnya sama yaitu pemikiran continental dan maritime. Pemikiran continental

mendasari Frederich dengan teori ruang hidupnya (lebensraum). Teori ini

kemudian dikembangkan oleh Karl Haushofer untuk membenarkan ekspansi ke

Negara lain. Hingga pada akhirnya timbul upaya untuk membuat boundary atau

perbatasan wilayah Negara. Adapun akibat lain dari teori ini adalah munculnya

daerah Frontiers. Frontiers adalah daerah asimilasi yang terbentuk karena

pengaruh penduduk sberang boundaries. Hal ini terjadi karena tidak cukupnya

perhatian dari pemerintah serta kurangnya sarana transportasi dan komunikasi.

Alfred Thayer Mahan juga memiliki sebuah pemikiran tentang maritime,

bahwa kekuatan Negara tidak hanya tergantung dari luas faktor daratan dengan

isinya namun juga faktor luasnya akses ke laut berikut bentuk pantainya. Mahan

berpendapat ada 4 faktor yang harus diperhatikan yaitu :

Page 7: Makalah kelompok 5

4

1. Situasi geografi, yaitu topomorfologi yang dikaitkan dengan ada tidaknya

akses ke laut dan penyebaran penduduk.

2. Kekayaan alam dan zona iklim, yaitu faktor yang mengkaitkan

kemampuan industri dengan kemandirian penyediaan pangan.

3. Konfigurasi wilayah Negara, yang sangat mempengaruhi karakter rakyat

dan orientasi wawasanya

4. Jumlah penduduk

Rudolf Kjellen menamakan pengetahuan geopolitik menjadi Science of

The State. Pengetahuan melahirkan doktrin yang berisikan ajaran untuk

mengantisipasi berlakunya hukum alamiah tentang organism pada Negara.

Kjellen berkata bahwa akan muncul beberapa Negara besar yang kemudian akan

menguasai Negara kecil.

Kemudian dapat disimpulkan bahwa geopolitik adalah pengembangan

geografi politik, yang memandang Negara sebagai organisasi hidup yang

berevolusi untuk memenuhi hidup warganya. Geopolitik menjadi prasyarat

doktrin dasar suatu Negara dan harus mengandung 4 unsur utama yaitu :

1. Konsepsi Ruang

Haushofer berpendapat bahwa ruang merupakan wadah dinamika

politik dan militer. Dengan ini maka geopolitik merupakan cabang ilmu

pengetahuan yang mengaitkan ruang dengan kekuatan fisik Negara,

kemudian teori ini dikenal sebagai teori kombinasi ruang dan kekuatan. Pada

kenyataannya politik selalu meminta ruang untuk kekuasaannya dan

penguasaan ruang pun akan memberi legitimasi kekuasaan politik. Maka dari

itu konsep ruang ini menjadi dasar bahwa sedikit ruang saja pun harus

dipertahankan. Konsep ini pun ternyata lebih dimanfaatkan untuk

menunjukan kewibawaan dan kedaulatan sebagai sebuah Negara yang kuat.

Pada masa modern ruang hidup tak harus memiliki fungsi sebagai

pemenuh kebutuhan Negara saja. Kebutuhan Negara dapat dibeli dan

dibayarkan dengan produksi dan jasa industry. Dengan ini nilai strategis

ruang menjadi bermakna bila di kaitkan dengan produktivitas penduduk.

Page 8: Makalah kelompok 5

5

Produktivitas penduduk dipengaruhi oleh karakter bangsa, tingkat

pengetahuan, ekonomi, industry, dan sebagainya.

2. Konsepsi Frontier

Bila boundary merupakan batas dari dua Negara, maka frontier

merupakan batas imajiner dari dua Negara. Frontier terjadi dikarenakan

pengaruh Negara di luar boundary. Bersifat dinamis dan berada di antara

masyarakat bangsa. Secara politis bahwa pengaruh dari pemerintah pusat

tidak lagi mencakup seluruh wilayah kedaulatan melainkan dikurangi luas

wilayah sampai batas frontier yang sudah dipengaruhi kekuasaan asing dari

seberang boundary. Pengaruh asing dapat masuk dari bidang apapun bila

penanganan atau tindakan dari pemerintah pusat kurang baik.

Indonesia pernah kehilangan Timor Timur karena kita masih belum

dapat menyerap budaya masyarakat Timor Timur kedalam budaya

masyarakat Nusa Tenggara Timur. Dari pengalaan tersebut seharusnya kita

mampu membangun frontier di luar boundary kita dengan lebih baik lagi.

Negara besar mencoba mewujudkan konsep ruangnya tak hanya dari

mekanisme politik dan militer, namun dari kekuatan ekonomi. Oleh karena

itu kerja sama bilateral saja tak cukup, namun harus dikembangkan pula kerja

sama regional dan internasional.

Kerjasama regional ini terjadi Karena strategi menghadapi Negara yang

lebih kuat sehingga Negara-negara ini memiliki posisi tawar yang yang lebih

kuat pada era perdagangan global. Pada kasus ini sebenarnya telah terjadi

posisi frontier politik. Namun jika kerjasama regional ini terbentuk karena

kesamaan budaya atau agama maka disebut sebagai frontier budaya.

3. Konsepsi Politik Kekuatan

Politik kekuatan adalah salah satu hal yang penting dalam konsep

geopolitik dan juga berkaitan dengan kepentingan nasional. Dan kepentingan

nasional wajib kita pertahankan demi tercapainya cita cita bangsa dan Negara.

Agar cita cita bangsa dan Negara kita dapat tercapai maka harus dilandasi

kekuatan politik dan atau kekuatan ekonomi dan atau kakuatan militer. Kita

ambil contoh yaitu Jepang, mereka menekankan kekuatannya di bidang

ekonomi. Eropa barat pun pada kekuatan politik dan kekuatan ekonominya.

Page 9: Makalah kelompok 5

6

Sedangkan AS pada ketiganya. Dalam perkembangan dinia yang semakin

terbuka, konflik bukan tidak mungkin terjadi karena dunia yang saat ini

semakin menciut serta jalannya sejarah yang terakselerasi. Dan dengan di

akuinya ZEE ( Zone Ekonomi Eksklusif )bagi Negara pantai pada Konvensi

Hukum Laut Internasional tahun 1982, maka hak berdaulat bagi Negara

pantai mejnadi lebih besar. Kemudian sebagai akibatnya, Negara-negara

besar menuntut dapat dibukanya Sea Lines of Comunication pada Negara

kepulauan.

4. Konsepsi Keamanan Negara dan Bangsa

Membahas geopolitik tentu tak lepas dari bahasan konespsi geostrategi.

Hal ini berkaitan karena konsepsi geopolitik sebenarnya ditujukan pula untuk

mengamankan pembangunan Negara agar dapat tercapai tujuan nasional

bangsa yaitu agar tetap ada dan sejahtera. Pada saat sekarang ini konsep

keamanan Negara yang dikembangkan pada umumnya adalah konsep

ketahanan nasional. Namun konsep ketahanan nasional saja sebagai wujud

geostrategi tidak cukup. Kini dikembangkan pula konsep daerah penyangga

yang dapat digunakan untuk mengulur waktu dalam menghadapi ancaman

fisik dari luar. Dalam upaya keamanan Negara dan bangsa, semangat

kesatuan kesatuan dan persatuan menjadi salah satu kekuatan untuk

menghambat datangnya ancaman dari luar negeri.

2.2. Latar Belakang Wawasan Nusantara

Menurut Hamidan Mansyur (2006: 64-78). Dalam memetukan, membina dan

mengembangkan Wawasan Nasionalnya Bangsa Indonesia menggali dan

mengembangkan diri dari kondisi nyata yang terdapat di lingkungan Indonesia

sendiri. Wawasan Nasional Indonesia dibentuk dan dijiwai oleh pemahaman

kekuasaan Bangsa Imdonesia yang berlandaskan Falsafah Pancasila dan oleh

pandangan Geopolitik Indonesia pemikiran kewilayahan dan kehidupan bangsa

Indonesia. Oleh Karena itu, pemahaman latar belakang filosofis sebagai

pemikiran dasar pemngembangan wawasan nasional Indonesia ditinjau dari :

1. Falsafah Pancasila

Page 10: Makalah kelompok 5

7

Nilai-nilai pancasila mendasari pengembangan wawasan nasional antara

lain member kesempatan menjalankan ibadah sesuai agama masing-

masing sebagai wujud nyata penerapan hak asasi manusia.

Mengedepankan kepentingan masyarakat yang lebih luas harus lebih

diutamakan, tanpa mematikan kepentingan kelompok atau golongan.

Pengambilan keputusan yang menyangkut kepentingan bersama

diusahakan melalui musyawarah. Kemakmuran yang hendak dicapai oleh

masing-masing warganya tidak merugikan orang lain. Sikap tersebut

mewarnai wawasan nasional yang dianut dan dikembangkan bangsa

Indonesia.

2. Aspek Kewilayahan

Kondisi objektif geografi yang terdiri atas ribuan pulau. Namun memiliki

karakteristik yang berbeda dengan Negara lain. Pengaruh Geografi

merupakan suatu fenomena yang mutlak diperhitungkan karena

mengandung beranekaragam kekayaan alam dan jumlah penduduk yang

besar. Dengan demikian secara kontekstual kondisi geograi Indonesia

mengandung keunggulan sekaligus kelemahan/kerawanan. Kondisi ini

perlu dipearhitungkan dan dicermati dalam perumusan Geopolitikal

Indonesia.

3. Aspek social budaya

Menurut ahli antropologi, tidak mungkin ada masyarakat kalau tidak

kebudayaan dan sebaliknya. Kebudayaan hanya mungkin ada didalam

masyarakat. Indonesia terdiri atas ratusan suku bangsa yang masing-

masing memiliki adat istiadat, bahasa, agama, dan kepercayaan. Oleh

karena itu tata kehidupan nasional yang berhubungan dengan interksi antar

golongan masyarakat mengandung potensi konflik yang besar, terlebih

lagi kesadaran nasional masyarakat masih relative rendah dan jumlah

masyarakat yang terdidik relative terbatas.

4. Aspek Historis

Perjuangan suatu bangsa dalam meraih cita-cita pada umumnya tumbuh

dan berkembang daari latar belakang sejarahnya. Dengan semangat

kebangsaan yang menghasilkan Proklamasi Kemerdekaan17 Agustus 1945

Page 11: Makalah kelompok 5

8

dimana Indonesi amulai merdeka, maka semangat ini harus tetap

dipertahankan dengan semangat persatuan yang esesninya adalah

mempertahankan persatuan bangsa dan menjaga wilayah Kesatuan

Indonesia. Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan

wawasan nasional Indonesia diwarnnai oleh pengalaman sejarah yang

tidak menghendaki terulangnya perpecahan dalam lingkungan bangsa dan

Negara Indonesia.

2.3. Kedudukan, Fungsi, dan Tujuan

1. Kedudukan Wawasan Nusantara

Wawasan nusantara berkedudukan sebagai visi bangsa. Visi adalah keadaan

umum mengenai keadaan yang diinginkan. Wawasan nasional merupakan visi

bangsa yang bersangkutan dalam menuju masa depan. Visi bangsa Indonesia

sesuai dengan konsep Wawasan Nusantara adalah menjadi Bangsa yang satu

dengan wilayah yang satu dan utuh pula.

Selanjutnya Wawasan Nusantara dalam paradigma nasional menurut

Rahman HI ( 2008 : 145 – 146 ) dapat dilihat dari spesifikasinya sebagai berikut :

1. Pancasila sebagai falsafah, ideologis bangsa, dan dasar negara

berkedudukan sebagai landasan idiil.

2. Undang – Undang Dasar ( UUD 1945 ) sebagai konstitusi negara,

berkedudukan sebagai landasan konstitusional.

3. Wawasan Nusantara sebagai visi nasional, berkedudukan sebagai

landasan konsepsional.

4. Ketahanan Nasional sebagai konsepsi nasional berkedudukan sebagai

landasan konsepsional.

5. Dokumen Rencana Pembangunan sebagai kebijakan nasional,

berkedudukan sebagai landasan operasional.

PARADIGMA KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA

Page 12: Makalah kelompok 5

9

2. Fungsi Wawasan Nusantara

Wawasan Nusantara berfungsi sebagai pedoman, motivasi, dorongan, serta

rambu – rambu dalam menentukan segala kebijakan, keputusan, tindakan, dan

perbuatan bagi penyelenggara negara di tingkat pusat dan daerah, maupun bagi

seluruh rakyat Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan

bernegara.

3. Tujuan Wawasan Nusantara

Dasar pemikiran disusunnya Wawasan Nusantara sebagai ccara pandang

Bangsa Indonesia tentang diri dan llingkungannya berdasarkan Pancasila adalah

dalam rangka mencapai tujuan nasional. Oleh karena itu tujuan Wawasan

Nusantara pun harus sejalan dengan tujuan nasional yaitu mewujudkan

masyarakat adil dan makmur. Dengan demikian, maka Wawasan Nusantara

memiliki tujuan kedalam untuk kepentingan nasional, dan tujuan keluar untuk ikut

serta dalam usaha penyelenggaraan dan membina kesejahteraan dan perdamaian

dunia.

Tujuan Wawasan Nusantara adalah

a. Kedalam, adalah untuk mewujudkan satu kesatuan segenap aspek

kehidupan nasional baik alamiah ( geografi, demografi, dan kekayaan

alam ) maupun aspek sosial yaittu ideologi, politik, ekonomi, sosial

budaya dan pertahanan dan keamanan.

b. Keluar, adalah ikut serta mewujudkan kebahagiaan, ketertiban dan

perdamaian bagi seluruh umat manusia.

Page 13: Makalah kelompok 5

10

2.4. Wawasan Nusantara sebagai Wawasan Wilayah

Bila kita meninjau latar belakang Wawasan Nusantara dengan pendekatan

sejarah dan yuridis, maka berarti bahwa kita akan meninjau perjuangan bangsa

Indonesia untuk mengembangkan dan mempertahankan Waasan Nusantara di

forum internasional.

Gagasan Wawasan Nusantara menurut Lemhannas (1997: 27-35)

berpangkal dari konsepsi negara kepulauan (archipelagic state concept).

Konsepsi negara kepulauan mula-mula dikemukakan pada tanggal 13

Desember 1957 dalam bentuk “Deklarasi Juanda” yang menyatakan:

1) Bahwa bentuk geografi Indonesia sebagai suatu negara kepulauan

mempunyai sifat dan corak tersendiri

2) Bahwa menurut sejarah sejak duu kala kepulauan Indonesia merupakan

suatu kesatuan

3) Bahwa batas laut teritorial yang termaktub dalam Teritoriale Zee en

Maritieme Kringen Ordonnatie 1939 memecah keutuhan teritorial

indonesia karena membagi wilayah daratan Indonesia dalam bagian-

bagian terpisah dengan teritorialnya sendiri-sendiri.

Dalam pada itu pemerintah Indonesia juga menyatakan bahwa lalu lintas

damai di perairan pedalaman bagi kapal asing dijamin dan bahwa pendirian

Indonesia akan ditemukan dalam konfersi internasional engenai hukum laut

internasional mengenai hukum laut internasional dan tata pergaulan internasional.

Dalam konfersi hukum laut internasional yang diselenggarakan dijenewa

pada tahun 1985, pendirian Indonesia diperdebatkan tetapi hasilnya masih kurang

menguntungkan bagi Indonesia. Keunikan Indonesia sebagai negara kepulauan

belum dapat dipahami oleh negara maritim yang berpengaruh, meskipun kelihatan

dengan nyata bahwa integritas teritorial Indonesia terganggu dengan adanya kapal

perang Belanda yang lalu lalang diperairan Nusantara mengganggu pelayaran

kapal-kapal Indonesia.

Kesukaran untuk meyakinkan kebenaran pendirian Indonesia, disebabkan

karena pada saat itu yang dienal baru rezim archipelago sedangkan rezim

archipelagic state belum dikenal.

Page 14: Makalah kelompok 5

11

Yurisprudensi Mahkamah Internasional dalam kasus Inggris lawan

Norwegia mengenai pengukuran wilayah dengan teori dan titik luar ke titik luar

berikutnya terbatas pada coastal archipelago sedangkan untuk mid-ocean

archipelago belum ada Yurisprudensinya.

Untuk memperkuat kedudukan hukumnya, Deklarasi Juanda dipertegas

dengan Peraturan Pemeritah Pengganti Undang-Undang (PERPU) No. 4 Tahun

1960 yang diikuti dengan praturan pelaksanaan mengenai lalu lintas damai

kendaraan laut asing dalam bentuk Peraturan Pemerintah (PP) No. 8 Tahun 1962.

Dengan berlakunya PERPU No. 4 Tahun1960 yang menyatakan bahwa laut

wilayah lebarnya 12 mil diukur dari garis pangkal lurus (straight base line) dan

bahwa semua kepulauan dan laut yang terletak diantaranya harus dianggap

sebagai satu kesatuan yang bulat maka luas wilayah Indonesia menjadi 5. 193.250

km2 dengan perincian luas daratan: 2.027.087 km2 dan luas perairan nasional

menjadi 3.166.163 km2 (terdiri atas laut teritorial dan laut nusantara).

Selama ini luas wilayah Indonesia yang tercatat hanya wilayah daratan saja,

sedangkan wilayah laut teritorial tidak pernah diukur karena berdasarkan

ordonantie tahun 1939, setiap pulau mempunyai laut wilayah sendiri-sendiri

sehingga tidak memungkinkan menghitung luas laut wilayah dari 17.508 pulau

yang ada.

Sementara itu pemerintah Indonesia menganggap perlu untuk mengamankan

sumber daya alam yang terdapat dalam wilayah laut nasionalnya mengingat

bahwa eksplorasi dan eksploitasi sumber daya alam dilandas kontinen sudah dapat

dilakukan berhubungan adanya kemajuan teknologi. Untuk itu pada tanggal 17

februari 1969, pemerintah Indonesia mengeluarkan Deklarasi tentang landas

kontinen dengan pertimbangan antara lain sebagai berikut:

1. Segala sumber mineral dan sumber kekayaan alam lainnya, termasuk

organisme-organisme hidup yang merupakan jenis sedentair yang terdapat

pada dasar laut dan tanah dibawahnya dilandasan kontinen, merupakan milik

indonesia dan merupakan berada dibawahnya dilandasan kontinen,

merupakan milik indonesia dan merupakan berada dibawah yuridikasinya

yang eksklusif.

Page 15: Makalah kelompok 5

12

2. Dalam hal landas kontine Indonesia, termasuk depressie-depressie (bagian

yang dalam) yang terdapat dalam landas kontinen atau kepulauan Indonesia

yang berbatasan dengan suatu negara lain, maka Pemerintah Republik

Indonesia bersedia untuk melalui perundingan dengan negara yang

bersangkutan menetapkan suatu garis batas sesuai dengan prinsip-prinsip

hukum dan keadilan.

3. Menjelang tercapainya persetujuan seperti dimaksud diatas, Pemerintah

Republik Indonesia akan mengeluarkan izin untuk mengadakan eksplorasi

serta memberikan izin untuk produksi minyak dan gas bumi dan untuk

eksploitasi sumber-sumber mineral ataupun kekayaan alam lainya, hanya

untuk daerah sebelah Indonesia dari garis tengah (median line) yang ditarik

dari pantai pantai daripada pulau-pulau Indonesia yang terluar.

4. Ketentuan-ketentuan tersebut diatas tidak akan mempengaruhi sifat serta

status daripada perairan diatas landas kontinen Indonesia sebagai laut lepas,

demikian pula ruang udara diatasnya.

Pengumuman Pemerintah Republik Indonesia tersebut sesuai dengan

kebiasaan praktek negara dan dibenarkan pula oleh hukum internasional bahwa

suatu negara pantai mempunyai penguasaan dan yuridikasi yang ekskusif atas

kekayaan mineral dan kekayan lainnya dalam dasar laut dan tanah di dalamnya di

landasan kontinen.

Selain itu Pemerintah Republik Indonesia merasa penting untuk

menyelesaikan oal-soal garis landasan kontinen, dengan negara tetangga sebelum

ditemukan deposit (endapan mineral) agar penyelesaiannya lebih mudah.

Perudingan segera diadakan dengan negara tetangga dan berkat semangat

kebijaksanaan bertetangga baik (god neighborhood policy) maka perjanjian segera

dapat ditandatangani pada tahun itu juga.

Perjanjian garis batas landas kontinen yang pertama berhasil diadakan

dengan Malaysia pada bulan Oktober tahun 1969, yang kemudian disusul oleh

penandatanganan perjanjian dengan negara tetangga lain sebagai berikut:

Page 16: Makalah kelompok 5

13

1) Perjanjian RI – Malaysia tentang Penetapan Garis Batas Landas Kontinen

Kedua Negara (Selat Malaka dan Laut Cina Selatan) ditandatangani pada

tanggal 27 Oktober 1969 mulai berlaku tanggal 7 November 1969.

2) Penjanjian RI – Thailand tentang Landas Kontinen Selat Malaka bagian Utara

dan Laut Andaman, ditandatangani tanggal 17 Desember 1971 dan berlaku

mulai tanggal 7 April 1972.

3) Persetujuan RI – Malaysia dan Thailand mengenai Landas Kontinen bagian

Utara tanggal 21 Desember 1971 dan berlaku tanggal 16 Juli 1973.

4) Persetujuan RI dengan Austrlia tentang penetapan atas batas dasar laut

tertentu (di Laut Arufu, didepan pantai selatan pulau Irian dan di depan pantai

utara Irian) tanggal 18 Mei 1971 dan berlaku mulai tanggal 19 November

1973.

5) Persetujuan RI dengan Australia tentan penetapan batas-batas dasar laut

tertentu di daerah Laut Timor dan Laut Arafuru sebagai tambahan pada

persetujuan tanggal 16 Mei 1971, tanggal 9 Oktober 1972.

6) Persetujuan RI dengan India tentang penetapan garis batas landas kontinen

antara kedua negara (batas antara Sumatra dan Nikobar) ditandatangani dan

mulai berlaku tanggal 8 Agustus 1974.

Persetujuan batas kontinen dengan negara tetangga diatas telah menguatkan

pendirian bahwa RI mempunyai kedaulatan atas kekayaan alam di landas kontinen

seluas ± 800.000 mil2 (± 2.720.000 km2). Indonesia mempunyai peguasaan penuh

dan hak eksklusif atas kekayaan alam di landas kontinen Indonesia, pemiliknya

ada pada negara Indonesia. Selanjutnya Pengumuman Pemerintah Pemerintah

tentang landas kntinen tahun 1969 telah dikukuhkan dengan Undang-Undang

No.1 tahun 1973 tentang andas Kontinen Indonesia.

Disamping persetujuan mengenai garis batas landas kontinen diatas,

Pemerintah Republik Indonesia telah mengadakan pula penjanjian garis batas laut

wilayah dan Perjanjian perbatasan (meliputi perbatasan darat dan laut) dengan

negara tetangga sebagai berikut:

Page 17: Makalah kelompok 5

14

1) Perjanjian antara Republik Indonesia dan Mlaysia tentang penetapan garis

batas laut wilayah kedua negara di selat Malaka ditandatangani pada tanggal

17 Maret 1970.

2) Perjanjian antara Republik Indonesia dengan Repulik Singapura tentang

penetapan Garis Batas Laut Wilayah kedua Negara di Selat Singapura

ditandatangani tanggal 25 Mei 1973.

3) Perjanjian antara Republik Indonesia dan Australiamengenai Garis-Garis

Batas Tertentu antara Papua New Geuinea, ditandatangani tanggal 12

Februari 1973.

Perjuangan untuk menegakkan wawasan Nusantara bidang wilayah di forum

negara tetangga yang telah menghasilkan persetujuan dan perjanjian tersebut

diatas dilanjutkan dengan perjuangan di konferensi Hukum Laut Internasional ke

III yang diselenggarakan oleh PBB atau united nation conference on the law of

the sea (UNCLOS).

Dalam konferensi Internasional itu, Indonesia dengan aktif

memperjuangkan “asas kepulauan” yang selama ini belum dikenal dalam rezim

hukum laut internasional. Dengan singkat dapat dikemukakan bahwa perjuangan

yang dilakukan sejak tahun 1957 baru berhasil setelah diterimanya hukum laut

internasional yang sesuai dengan konsep Nusantara pada tahun 1982 yang telah

ditandatangani hampir semua negara didunia.

Setelah itu, untuk membulatkan konsep kewilayahannya, pada tanggal 21

Maret 1980 Pemerintah Indonesia telah mengumumkan tentang Zona Ekonomi

Eksklusif Indonesia yang lebarnya 200 mil diukur dari garis pantai pangkal laut

wilayah Indonesia.

Pengumuman Pemerintah tersebut didorong oleh faktor sebagai berikut:

1) Semakin terbatasnya persediaan ikan

Dengan memperhitungkan peningkatan jumlah penduduk dunia, maka

berdasarkan studi FAO, tahun 2000 permintaan dunia akan ikan untuk bahan

makanan akan dua kali lipat dari permintaan dunia sekarang, yaitu 52 juta ton

per tahun. Sedangkan hasil perikanan dunia dari conventional species

menjelang tahun 2000 akan berada di di bawah tingkat permintaan dunia akan

Page 18: Makalah kelompok 5

15

ikan. Mengingat perhitugan tersebut tadi, sebagaimana negara-negara pantai

yang sedang berkembang lainnya, merasakan sangat mendesaknya kebutuhan

untuk melindungi sumber daya hayati yang berada dilaut di uar wilayah, agar

pemenuhan kebutuhan protein hewani untuk bahan makanan rakyat Indonesia

akan lebih terjamin. Perlindungan semacam itu hanya dapat diberikan secara

efektif dengan mengumumkan Zona Ekonomi Eksklusi Indonesia, yang

memberikan hak-hak berdaulat atas sumber-sumber daya hayati.

2) Pembangunan Nasional Indonesia

Pemerintah Indonesia pada waktu itu telah berada dalam kedua repelita yang

terdapat dilaut diluar batas laut wilayah sampai ke batas 200 mil dari garis

pangkal laut wilayah, dasar lautnya, dan tanah dibawahnya, harus pula dapat

dimanfaatkan bagi peningkatan kesejahteraan bangsa, sehingga seyogyanya

dilindungi dan dikelola dengan cara yang tepat, terarah dan bijaksana. Sumber

ini merupakan suatu modal dasar pembangunan guna mencapai kesejahteraan

seluruh rakyat Indonesia sesuai dengan UUD 1945.

3) Zona Ekonomi Eksklusif, sebagai rezim hukum Internasional.

Sampai saat ini telah ada sebanyak ± 90 negara yang telah mengeluarkan

pernyataan tentang Zona Ekonomi Eksklusif ataupun Zona Perikanan yang

lebarnya 200 mil. Kenyataan menunjukkan praktek negara yang konsisten

sehingga ada konvensi ataupun tidak ada konvensi hukum laut yang baru, Zona

Ekonomi Eksklusif telah menjadi bagian dari kebiasaan hukum Internasional.

Tanpa Zona Eksklusif, Indonesia dihadapkan pada tindakan unilateral

negara tetangga tersebut yang memperlemah posisi Indonesia. Hal ini antara lain

yang mendorong kapal-kapal ikan asin yang dibatasi ruang geraknya oleh Zona

Ekonomi/Perikanan negara tetangga kita akan berpindah ke laut yang berdekatan

dngan pantai Indonesia dan meningkatkan “pengurasan” sumberdaya ikan di situ.

Didalam pengumuman tersebut Indonesia menyatakan bahwa didalam Zona

Ekonomi Eksklusif, Indonesia mempunya dan melaksanakan:

a) Hak berdaulat untuk melakukan eksplorasi dan eksploitasi, pengelolahan dan

pelestarian sumberdaya hayati dan non hayati dan hak berdaulat lainnya

eksplorasi dan eksploitasi sumber tenaga dari air, arus, dan angin.

Page 19: Makalah kelompok 5

16

b) Hak yurisdiksi yang berhubungan dengan:

Pembuatan dan penggunaan pulau buatan, instalasi, dan bangunan lainnya

Penelitian ilmiah mengenai lau

Pelestarian lingkungan laut

Hal lain berdasarkan Hukum Internasional.

Di dalam Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia, kebebasan pelayaran dan

penerbangan internasional serta kebebasan pemasangan kabel dan pipa di bawah

permukaan laut dijamin sesuai dengan hukum internasional, Zona Ekonomi

Eksklusif Indonesia dikukuhkan dengan Undang-Undang No. 5 tahun 1983,

setahun setelah ditandatanganinya hukum laut internasional yang baru di Teluk

Montego, Jamaica, oleh hampir seluruh peserta Konferensi Hukum Laut

Internasional (kecuali Amerika dan 3 negara lainnya).

Akhirnya konsep wilayah yang menyeluruh, yang sesuai dengan Wawasan

Nusantara dilengkapi dengan wilayah kita diruang udara dimana Orbit Geo

Stasioner sejauh 36.000 km dinyatakan sebagai wilayah kita berdasarkan

penjelasan Pasal 30 Undang Undang No. 20 tahun 1982 tentang Ketentuan-

Ketentuan Pokok Pertahanan Keamanan Negara Republik Indonesia.

Yang menjadi persoalan utama dalam hukum laut Internasional adalah:

Apakah laut dapat dimiliki suatu negara atau tidak? Selama ini, sejarah hukum

laut internasional mengenal pertarungan antara 2 konsepsi pokok yakni:

1) Res nullius, yang menyatakan bahwa laut itu tidak ada yang mempunyainya

dan karena itu dapat diambil dan dimiliki oleh masing-masing negara.

2) Res communis, yang menyatakan bahwa laut itu adalah milik masyarakat

dunia, dan karena itu tidak dapat diambil atau dimiliki oleh masing-masing

negara.

2.5. Praktek Negara-Negara

Sejak dahulu kala telah terdapat dua konsepsi mengenai laut, yaitu: res

nullius dan res commanis.

1. Res nullius, berpendapat bahwa laut sebagai ranah tak bertuan, atau kawasa

yang tidak ada pemiliknya. Karena tidak ada pemiliknya, maka laut dapat

diambil atau dimiliki oleh masing-masing negara.

Page 20: Makalah kelompok 5

17

2. Res communis, berpendapat bahwa laut adalah milik masyarakat dunia,

karena itu tidak dapat diambil dan dimiliki secara individual oleh negara-

negara. Sebagai milik bersama, maka laut harus dipergunakan untuk

kepentingan semua negara, dan pemanfaatannya terbuka bagi semua

negara. Ini sesuai dengan pendapat Ulpian yang menyatakan bahwa “the

sea is open to everybody by nature”, dan Celcius yang menyatakan “ the sea

like the air, is common to all mankind”.

Dalam pelaksanaannya, kedua teori tersebut tak dapat diterapkan secara

kaku. Keduanya saling melengkapi, yakni dalam batas-batas tertentu dapat

dimiliki, tetapi dibatasi sampai jarak tertentu ini dapat dilihat dalam praktik

yang dianut negara-negara sejak dahulu sampai sekarang.

1. Zaman sebelum Romawi

Punisia kuno, sebuah kerajaan sebelum zaman Romawi menganggap

laut yang mereka kuasai sebagai milik negara mereka. Paham ini juga dianut

oleh bangsa Persia, Yunani dan Rhodia. Di zaman Rhodia, hukum laut telah

mulai berkembang, yang kemudian menjadi dasar bagi hukum Romawi

tentang laut.

2. Zaman Romawi

Setelah perang Punis III Romawi telah menjadi penguasa tunggal di

Laut Tengah. Laut Tengah kemudian dianggap oleh orang-orang Romawi

sebagai “danau” mereka. Dalam melaksanakan kekuasaannya di laut

tersebut banyak tanda yang menunjukkan bahwa dalam pandangan orang

Romawi laut bias dimiliki. Orang Romawi memandang laut sebagai “”

yakni sebagai milik Kerajaan Romawi. public property

3. Setelah Zaman Romawi

Setelah zaman Romawi terdapat banyak negara di sekitar Laut

Tengah yang merupakan pecahan dari Kerajaan Romawi. Negara-negara ini

menuntut laut yang berdekatan dengan pantai mereka sebagai wilayah

Page 21: Makalah kelompok 5

18

mereka. Karena itu masa ini dipandang sebagai awal dari berkembangnya

konsep laut wilayah.

Tuntutan atas kepemilikan laut ini misalnya dilakukan oleh: (a)

Venesia yang menuntut sebagian besar Laut Adriatik. Tuntutan ini diakui

oleh Alexander III pada Tahun 1117. Di kawasan ini Venesia memungut

kepada setiap kapal yang melewati kawasan laut Adriatik, (b) Genoa

menuntut Laut Liguarian dan sekitarnya, dan (c) Pysa menuntut dan

melaksanakan kedaulatannya atas laut Tyraania.

Tuntutan-tuntutan itu cenderung menimbulkan penyalahgunaan hak

oleh Negara-negara tersebut (misalnya memungut biaya pelayaran). Untuk

mengatasi hal ini, para penulis pada waktu itu membatasi tuntutan tersebut

sampai batas tertentu saja. Misalnya, Bartolus, Solorzan dan Cosaregis

membatasi laut Negara pantai itu sampai 100 mil Italia (pada waktu itu =

1480 m). Baldus, Bodin dan Targa membatasinya sampai 60 mil, Loccanius

membatasinya sampai batas yang diinginkan oleh Negara pantai tanpa

merugikan negara tetangganya.

4. Zaman Portugal dan Spanyol

Jatuhnya Constantinopel ke tangan Turki pada tahun 1443,

menyebabkan bangsa Portugis mencari jalan laut lain ke timur menuju

Indonesia melalui Samudera Hindia. Selain itu, Portugal juga menuntut Laut

Atlantik sebelah selatan Maroko sebagai wilayah mereka. Bersamaan

dengan ini, Spanyol sudah sampai di Maluku melalui Samudera Pasifik, dan

menuntut Samudera ini bersama dengan bagian Barat Samudera Atlantik

dan Teluk Mexico sebagai kepunyaan mereka.

Tuntutan kedua Negara ini diakui oleh Paus Alexander VI, yang

membagi dua lautan di dunia menjadi dua bagian dengan batas garis

meridian 100 leagues (lk. 400 mil laut) sebelah Barat Azores. Sebelah barat

dari meridian tersebut (Samudera Atlantik Barat, Teluk Mexico dan

Samudera Pasifik) menjadi miliki Spanyol, dan sebelah Timur (Atlantik

sebelah Selatan Maroko, dan Samudera Hindia) menjadi milik Portugal.

Pembagian ini kemudian diperkuat dengan perjanjian Tordissilias antara

Page 22: Makalah kelompok 5

19

Spanyol dan Portugis (1494) dengan memindahkan garis perbatasannya

menjadi 370 leagues sebelah Barat Pulau Cape Verde di pantai Barat Afrika.

Sementara itu, Swedia dan Denmark menuntut kedaulatan atas Laut

Baltik, dan Inggris atas Narrow Seas, dan Samudera Atlantik dari Cape

Utara sampai ke Cape Finnistere, atau laut di sekitar kepulauan Inggris

(Mare Anglicanum). dan untuk melaksanakan kedaulatannya atas laut-laut

tersebut, pada abad ke-17 Inggris memaksa orang-orang asing untuk

mendapat lisensi Inggris untuk melakukan penangkapan ikan di Laut Utara,

dan ketika dalam 1636 Belanda mencoba menangkap ikan, mereka diserang

dan dipaksa mebayar 30.000 found sebagai harga kegemaran (the price of

indulgence).

5. Belanda

Tuntutan kedaulatan atas Samudera Pasifik, Atlantik, dan Hindia

oleh Portugal dan Spanyol serta kedaulatan atas Mare Anglicanum oleh

Inggris dirasa sangat merugikan Belanda di bidang pelayaran dan perikanan.

Di bidang pelayaran, Belanda sudah sampai di Indonesia melalui Samudera

Hindia pada tahun 1596, dan mendirikan Verenigde Oost Indische

Compgnie (VOC) pada tahun 1602. Penerobosan melalui Samudera Hindia

ini langsung berbenturan dengan kepentingan dan tuntutan Portugal. Di

bidang perikanan orang-orang Belanda selama berabad-abad telah

menangkap ikan di sekitar perairan Mare Anglicanum, dan kegiatan ini telah

dijamin oleh berbagai perjanjian antara kedua Negara.

Untuk memperkuat dalil penentangannya atas kepemilikan laut,

Belanda berusaha mencari dasar-dasar hokum yang menyatakan laut adalah

bebas untuk semua bangsa. Untuk kepentingan ini Belanda menyewa Hugo

de Groot, seorang ahli hokum untuk menulis sebuah buku yang

membenarkan pendirian Belanda, shingga orang-orang Belanda dapat bebas

berlayar ke Indonesia. Hasilnya, Grotius menyusun sebuah buku dengan

judul “Mare Liberum”. Buku ini menguraikan teori kebebasan lautan dalam

arti bahwa laut bebas bagi setiap orang, dan tak dapat dimiliki oleh siapa

pun.

Page 23: Makalah kelompok 5

20

Teori Gratius mendapat tentangan dari banyak penulis

seangkatannya. Gentilis misalny, membela tuntutan Spanyol dan Inggris

dalam bukunya “Advocatio Hispanica” yang diterbitkan setelah ia

meninggal, tahun 1613. Pada tahun yang sama William Wellwood

membela tuntutan Inggris dalam bukunya “de Dominio Maris”.njohn Seldon

menulis Mare Clausum sive de Domino Marsnya pada tahun 1618 dan terbit

pada tahun 1635. Paolo Sarpi menerbitkan “Del Dominio del mare

Adriatico” 1676 untuk membela tuntutan Venesia atas laut lautan Adriatik.

Yang terpenting dari buku-buku yang membela kepentingan kepemilikan

atas laut adalaah Mare Clausum Shelden. Karya ini diperintahkan untuk

diterbitkan pada tahun 1635 pada masa raja Charles I, yang meminta agar

penulis Mare Liberium dihukum.

6. Inggris

Pada mulanya, sebelum tahun 604 Inggris menganut paham

kebebasan lautan. Paham ini dianut terutama untuk menghadapi tuntutan

Denmark atas kebebasan di laut Utara. Namun dalam tahun 1604 Charles I

memproklamirkan “King Chamber Area” yang meliputi 26 wilyayah di

sepanjang dan sekitar lautan Inggris (Mare Anglicanum) sebagai wilayah

kedaulatan Inggris. Di daerah-daerah ini, diantaranya ada yang melebihi 100

mil, Charles I melarang kapal-kapal nelayan asing menangkap ikan di

kawasan tersebut. Tuntutan ini ditentang oleh Belanda.

Dalam perkembangan selanjutnya, umum diterima bahwa negara-

negara dapat memiliki jalur-jalur laut yang terletak di sekitar atau di

sepanjang pantainya, dan di luar jalur-jalur tersebut dianggap bebas bagi

semua umat manusia. Beberapa jalur laut yang dapat dimiliki tidak sama

untuk semua negara, dan ini tergantung pada jenis dan fungsi jalur-jalur

tersebut. Lebar laut untuk kepentingan perikanan misalnya, tidak sama

dengan untuk kepentingan netralitas, pengawasan pabean dan kepentingan

yurisdiksi perdata, pidana dan lain-lain.

Page 24: Makalah kelompok 5

21

2.6. Wawasan Nusantara sebagai Wawasan dalam Mencapai Tujuan Pembangunan

Nasional

1. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Politik

Bangsa Indonesia bersama bangsa-bangsa lain ikut menciptakan ketertiban

dunia dan perdamaian abadi melalui politik luar negeri yang bebas aktif.

Implementasi wawasan nusantara dalam kehidupan politik akan menciptakan

iklim penyelenggaraan negara yang sehat dan dinamis. Hal tersebut tampak

dalam wujud pemerintahan yang kuat aspiratif dan terpercaya yang dibangun

sebagai penjelmaan kedaulatan rakyat.

2. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Ekonomi

Implementasi wawasan nusantara dalam kehidupan ekonomi akan

menciptakan tatanan ekonomi yang benar-benar menjamin pemenuhan dan

peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara adil dan merata. Di

samping itu, implementasi wawasan nusantara mencerminkan tanggung

jawab pengelolaa sumber daya alam yang memperhatikan kebutuhan

masyarakat antar daerah secara timbal balik serta kelestarian sumber daya

alam itu sendiri.

a. Kekayaan di wilayah nusantara, baik potensial maupun efektif, adalah

modal dan milik bersama bangsa untuk memenuhi kebutuhan di seluruh

wilayah Indonesia secara merata.

b.Tingkat perkembangan ekonomi harus seimbang dan serasi di seluruh

daerah tanpa mengabaikan ciri khas yang memiliki daerah masing-masing.

Kehidupan perekonomian di seluruh wilayah nusantara diselenggarakan

sebagai usaha bersama dengan asas kekeluargaan dalam sistem ekonomi

kerakyatan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.

3. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Sosial Budaya

Implementasi wawasan nusantara dalam kehidupan sosial budaya akan

menciptakan sikap batiniah dan lahiriah yang mengakui segala bentuk

perbedaan sebagai kenyataan hidup sekaligus karunia Tuhan. Implementasi

ini juga akan menciptakan kehidupan masyarakat dan bangsa yang rukun dan

bersatu tanpa membedakan suku, asal usul daerah, agama, atau

kepercayaan,serta golongan berdasarkan status sosialnya. Budaya Indonesia

Page 25: Makalah kelompok 5

22

pada hakikatnya adalah satu kesatuan dengan corak ragam budaya yang

menggambarkan kekayaan budaya bangsa. Budaya Indonesia tidak menolak

nilai-nilai budaya asing asalkan tidak bertentangan dengan nilai budaya

bangsa sendiri dan hasilnya dapat dinikmati.

4. Perwujudan Kepulauan Nusantara Sebagai Satu Kesatuan Pertahanan dan

keamanan

Implementasi wawasan nusantara dalam kehidupan pertahanan dan keamanan

akan menumbuhkan kesadaran cinta tanah air dan bangsa, yang lebih lanjut

akan membentuk sikap bela negara pada tiap warga negara Indonesia.

Kesadaran dan sikap cinta tanah air dan bangsa serta bela negara ini menjadi

modal utama yang akan mengerakkan partisipasi setiap warga negara

indonesia dalam menghadapi setiap bentuk ancaman antara lain :

a. Bahwa ancaman terhadap satu pulau atau satu daerah pada hakikatnya

adalah ancaman terhadap seluruh bangsa dan negara

b. Tiap-tiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban yang sama untuk

ikut serta dalam pertahanan dan keamanan Negara dalam rangka

pembelaan negara dan bangsa.

2.7. Unsur Dasar Wawasan Nusantara

Wawasan Nusantara sebagai cara pandang bangsa Indonesia tentang diri

dan lingkungannya merupakan fenomena (gejala social) yang dinamis, memiliki

tiga unsure dasar yaitu wadah, isi, dan tingkah laku. Unsur awdah dan isi

membentuk wawasanNusantara sengakan tata laku merupakan konsepsi

pelaksanaan mewujudkan Wawasan Nusantara. Ketiga unsure dasar tersebutakan

diuraikan sebagai berikut.

H.I Unsur Wadah.

Wadah sebagai unsurterbentuknya konsepsi Wawasan Nusantara adalah

tempat atau organisasi dimana bangsa Indonesia memandang diri dan

lingkungannya berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 yang berwujud sebagai satu

kesatuan wilayah yah utuh yang berupa Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Wilayah dari Negara KEsatuan Republik Indonesia merupakan satu kesatuan dari

wilayah perairan Republik Indonesia. Indonesia merupakan satu kesatuan dari

Page 26: Makalah kelompok 5

23

kesatuan wilayah perairan dan daratan sesuai Deklarasi Djuanda dan sejalan

dengan asaa archipelago. Kata archipelago beerasal dari bahasa Yunani archi

berarti penting, dan pelagos berarti lautan. Dengan demikian asas aechipelago

menganut bahwa, wilayah lautan jauh lebih penting atau lebih dominan dari

unsure daratan. Asas archipelago mengandung pengertian wilayah lautan dengan

kumpulan pulau-pulau didalamnya, dengan kata lain lautan yang diseraki pulau-

pulau.

Bagi bangsa Indonesiaarchipelago berarti satu-kesatuan wilayah dengan batas-

batasnya ditentukan oleh laut dan didalamnya terdapat pulau-pulau atau gugusan

pulau.

H.2 Unsur Inti

Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai wadah dan Wawasan

Nusantara baik sebagai wujud wilayah maupun morganisasi Negara perlu diisi

dengan kehendak atau aspirasi dari bangsa Indonesia dalam mewujudkan satu cara

pandang bangsa Indonesia yang meilhat Indonesia sebagai satu kesatuan yang

utuh dalam rangka mencapai tujuan Nasional.

Asppirasi bangsa Indonesia berupa cita-cita nasional berdasarkan

Pancasila dan UUD 1945.

H.3 Tata Laku

Tata laku sebagai unsur dari Wawasan Nusantaraadalah kegiatan atau

perilaku Bangsa Indonesia dalam melaksanakan aspirasi guna mewujudkan

Indonesia sebagai satu kesatuan yang utuh menyeluruh dalam mencapai tujuan

Nasional

Tata laku terdiri atas tata laku batiniyah dan tatacara lahiriah. Tata laku

batiniyah berwujud pengamalan Pancasila yang melahirkan sikap mental yang

bagus. Sedangkan tata laku lahiriah adalah berwujud pelaksanaana dari UUD

1945 oleh seluruh masyarakat maupun aparatur Negara

2.8. Sasaran Implementasi Wawasan Nusantara dalam Kehidupan Nasional

Sebagai cara pandang dan visi nasional Indonesia, Wawasan Nusantara

harus dijadikan arahan, pedoman, acuan, dan tuntunan bagi setiap indovidu

Page 27: Makalah kelompok 5

24

bangsa Indonesia dalam membangun dan memelihara tuntutan bangsa dan negara.

Karena itu, implementasi atau penerapan Wawasan Nusantara harus tercermin

pada pola pikir, pola sikap, dan pola tindak yang senantiasa mendahulukan

kepentingan bangsa dan negara daripada kepentingan pribadi atau kelompok

sendiri. Dengan kata lain, Wawasan Nusantara menjadi pola yang mendasari cara

berpikir, bersikap, dan bertindak dalam rangka, menghadapi, menyikapi, atau

menangani berbagai permasalahan menyangkut kehidupan bermasyarakat,

berbangsa, bernegara. Implementasi Wawasan Nusantara senantiasa berorientasi

pada kepentingan rakyat dan wilayah tanah air secara utuh dan menyeluruh

sebagai berikut :

1. Impelementasi Wawasan Nusantara dalam kehidupan politk akan

menciptakan iklim penyelenggaraan negara yang sehat dan dinamis. Hal

tersebut nampak dalam wujud pemerintahan yang kuat aspiratif dan

terpercaya yang dibangun sebagai penjelmaan kedaulatan rakyat.

2. Implementasi Wawasan Nusantara dalam kehidupan ekonomi akan

menciptakan tatanan ekonomi yang benar – benar menjamin pemenuhan

dan peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara merata

dan adil. Disamping itu, implementasi Wawasan Nusantara mencermikan

tanggung jawab pengelolaan sumber daya alam yang memperhatikan

kebutuhan masyarakat antar daerah secara timbal balik serta kelestarian

sumber daya alam itu sendiri.

3. Implementasi Wawasan Nusantara dalam kehidupan sosial budaya akan

menciptakan sikap batiniah dan lahiriah yang mengakui, menerima, dan

menghormati segala bentuk perbedaan atau kebhinekaan sebagai

kenyataan hidup sekaligus karunia sang pencipta. Implementasi ini juga

akan menciptakan kehidupan masyarakat dan bangsa yang rukun dan

bersatu tanpa membedabedakan suku, asal usul daerah. Agama atau

kepercayaan, serta golongan berdasarkan status sosialnya.

4. Implemenatasi Wawasan Nusantara dalam kehidupan hankam akan

menumbuh – kembangkan kesadaran cinta tanah air dan bangsa, yang

lebih lanjut akan membentuk sikap bela negara pada setiap warga negara

Indonesia. Kedsadaran dan sikap cinta tanah air dan bangsa serta bela

Page 28: Makalah kelompok 5

25

negara ini akan menjadi modal utama yang akan menggerakkan

partisipasi setiap warga negara Indonesia dalam menggapai setiap bentuk

ancaman, seberapa pun kecilnya dan dari mana pun datangnya, atau

setiap gejala yang membahayakan keselamatan bangsa dan kedaulatan

negara.

Dalam pembinaan seluruh aspek kehidupan nasional sebagaimana

dijelaskan di atas., implementasi Wawasan Nusantara harus menjadi nilai yang

menjiwai segenap peraturan perundang – undangan yang berlaku pada setiap

strata di seluruh wilayah negara. Disamping itu, Wawasan Nusantara dapat

diimplementasikan kedalam segenap pranata sosial yang berlaku di masyarakat

dalam nuansa kebhinekaan sehingga mendinamiskan kehidupan sosial yang akrab,

peduli, toleran, hormat, dan taat hukum. Semua itu menggambarkan sikap, paham,

dan semangat kebangsaan atau nasionalisme yang tinggi sebagai identitas atau jati

diri bangsa Indonesia.

2.9. Sosialisasi Wawasan Nusantara

Untuk mempercepat tercapainya tujuan Wawasan Nusantara, disamping

implementasi seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, perlu juga dilakukan

pemasyarakatan atau sosialisasi materi Wawasan Nusantara kepada seluruh

masyarakat Indonesia.

Menurut Martini, dkk dalam bukunya yang berjudul “Pendidikan

Kewarganegaraan” (2013: p.162) mengatakan bahwa sosialisasi wawasan

nusantara tersebut dapat dilakukan dengan cara berikut:

1. Menurut sifat/ atau cara penyampaian, yang dapat dilaksanakan sebagai

berikut

a. Langsung, yang terdiri dari ceramah, diskusi, dialog, tatap muka.

b. Tidak langsung, yang terdiri dari media elektronik dan media cetak.

2. Menurut metode penyampaian yang berupa :

a. Keteladanan.

Page 29: Makalah kelompok 5

26

Melalui metode penularan keteladanan dalam sikap perilaku

kehidupan sehari-hari kepada lingkungannya, terutama dengan

memberikan contoh-contoh berpikir, bersikap dan bertindak

mementingkan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan atau

golongan, sehingga timbul semangat kebangsaan yang selalu cinta tanah

air.

b. Edukasi

Melalui metode pendekatan formal dan informal. Pendidikan

formal ini dimulai dari tingkat taman kanak-kanak sampai perguruan

tinggi, pendidikan karier di semua strata dan bidang profesi, penataran

atau kursus-kursus, dan sebagainya. Sedangkan pendidikan non-formal

dapat dilaksanakan di lingkungan rumah/keluarga, pemukiman,

pekerjaan, dan organisasi kemasyarakatan.

c. Komunikasi

Tujuan yang ingin dicapai dari sosialisasi wawasan nusantara

melalui metode komunikasi adalah tercapainya hubungan komunikatif

secara baik yang akan mampu menciptakan iklim saling menghargai,

menghormati, mawas diri, dan tenggang rasa sehingga terciptanya

kesatuan bahasa dan tujuan tentang wawasan nusantara.

d. Integrasi

Tujuan yang ingin dicapai dari pemasyarakatan/sosialisasi

wawasan nusantara melalui metode ini adalah terjalinnya persatusan dan

kesatuan. Pengertian serta pemahaman tentang wawasan nusantara akan

membatasi sumber konflik di dalam tubuh bangsa Indonesia baik pada

saat ini maupun di masa mendatang dan akan memantapkan kesadaran

untuk mengutamakan kepentingan nasional dan cita-cita tujuan nasional.

Dalam melaksanakan pemasyarakatan, lingkup materi wawasan

nusantara yang disampaikan hendaknya disesuaikan dengan tingkat, jenis, serta

Page 30: Makalah kelompok 5

27

lingkungan pendidikan agar materi yang disampaikan tersebut dapat mengerti

dan dipahami.

Page 31: Makalah kelompok 5

28

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Keadaan geografis Indonesia yang unik menuntut sebuah konsep

geopolitik khusus yang dapat diterapkan dengan baik oleh bangsa Indonesia.

Konsep geopolitik tersebut adalah Wawasan Nusantara. Berbeda dengan

pemahaman geopolitik negara lain yang cenderung mengarah kepada tujuan

ekspansi wilayah, konsep geopolitik Indonesia, atau Wawasan Nusantara, justru

bertujuan untuk mempertahankan wilayah. Wawasan Nusantara merupakan

sebuah konsep geopolitik yang paling tepat untuk negara Indonesia yang memiliki

belasan ribu pulau yang tersebar sepanjang jutaan mil.

3.2. Saran

Konsep geopolitik ini hendaknya terus diterapkan dan dikembangkan agar

dapat mencapai tujuan-tujuan Wawasan Nusantara yang telah ditetapkan, yaitu

mewujudkan kesejahteraan, ketenteraman dan keamanan bagi Bangsa Indonesia,

dengan demikian ikut serta juga dalam membina kebahagiaan dan perdamaian

bagi seluruh umat manusia di dunia.

Page 32: Makalah kelompok 5

29

DAFTAR PUSTAKA

Kardiman, Yuyus, dkk. 2013. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Hartomo

Media Pustaka

Makarim,N.A. 2004. Geopolitik. Dikutip dari: http://www.kompas.com/kompas.

pada 26 November 2014 pukul 18.45

Mansyur, Hamdan. 2006. Pendidikan Kewarganegaraan. Gramedia. Jakarta:

Pustaka Utama

Martini, dkk. 2013. Pendidikan Kewarganegaraan. Hartomo Media Pustaka:

Jakarta.

Subhan, Iwan. 2011. Wawasan Nusantara. Dikutip dari iwansubhan.blogspot.com

pada 5 Oktober 2014 pukul 19.51

Sumarsono, S. 2001. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama.

Supardan. 2011. Hukum Laut Internasional dan Perkembangannya. [online]

tersedia di: file:///E:/hukum%20laut%20internasional.htm. Diakses pada:

11 Oktober 2014 pukul 09:00 WIB.