Upload
dinar-firda-rosa
View
185
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Model Penelitian dan Pengembangan
Bahan ajar yang dikembangkan dengan model Dick – Carey berupa desain
instruksional. Dalam pengembangan bahan ajar dengan model Dick-Carey
dilaksanakan dengan proses yang berurutan sehingga hasil yang dicapai sesuai
dengan tujuan instruksionalnya, namun, tanpa melakukan evaluasi sumatif.
Dick dan Carey menetapkan sepuluh langkah yang harus ditempuh yaitu:
1. Identifikasi Tujuan
2. Melakukan Analisis Instruksional
3. Mengidentifikasi Perilaku dan Karakteristik
4. Merumuskan tujuan performansi
5. Mengembangkan Kriteria Untuk Uji Produk
6. Mengembangkan Strategi Instruksional
7. Mengembangkan dan Menyeleksi Bahan Instruksional
8. Merancang dan Melaksanakan Penilaian Formatif
9. Revisi Instruksional
Metode pengembangan Dick and Carey dipilih karena sesuai untuk
mengembangkan modul ajar yang bersifat desain instruksional. Dengan begitu
modul ajar akan sesuai dengan kebergunaannya dalam pembelajaran.
28
29
B. Prosedur Penelitian dan Pengembangan
Sesuai dengan model pengembangan bahan ajar dalam penelitian ini, maka
prosedur penelitian dan pengembangan dilakukan dengan langkah yang ditetapkan
oleh Dick and Carey, tanpa melakukan langkah ke sepuluh.
1. Identifikasi Tujuan
Pada tahap ini, dilakukan identifikasi tujuan modul ajar yang akan
dikembangkan, yaitu terkait apa yang harus dicapai mahasiswa setelah
menyelesaikan pembelajaran. Yang termasuk dalam langkah ini adalah
menentukan tujuan tiap bab modul untuk selanjutnya digunakan dalam
pengembangan modul. Tujuan dapat dirumuskan berdasarkan kompetensi yang
ingin dicapai, yaitu:
Mengetahui, memahami, dan mampu mengimplementasikan HTML5, CSS3,
dan Javascript untuk membuat sebuah antarmuka aplikasi perangkat bergerak,
Mengetahui framework jQuery dan mampu menggunakan jQuery untuk
membuat animasi pada aplikasi perangkat bergerak
Mampu membuat aplikasi perangkat bergerak berbasis web yang dapat
dijalankan dan digunakan secara offline,
Mampu menganalisis, merancang, mengimplementasikan, dan membangun
aplikasi berbasis web pada perangkat bergerak
2. Melakukan Analisis Instruksional
Tahap kedua, dilakukan untuk menganalisis keterampilan yang harus
dipelajari dan langkah yang dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan pada tahap sebelumnya. Dari tujuan yang telah ditetapkan pada
langkah sebelumnya, dapat disimpulkan keterampilan yang harus dipelajari dan
30
langkah yang dilakukan untuk mencapai tujuan, yaitu keterampilan dalam
pengembangan mobile web yang dapat dicapai dengan pendekatan berbasis
proyek.
3. Mengidentifikasi Perilaku dan Karakteristik
Tahap ini dilakukan dengan melakukan identifikasi perilaku dan
karakteristik yang sesuai dengan keterampilan awal mahasiswa. Tahap ini
berhubungan dengan penentuan keterampilan dan langkah prosedural pada tahap
dua. Keterampilan awal mahasiswa yang dibutuhkan dalam pengembangan
mobile web, yaitu pemrograman berbasis web yang mengenal HTML5, CSS3,
dan Javascript.
4. Merumuskan Tujuan Performansi (Khusus)
Dalam tahapan ini ditentukan keterampilan utama yang harus dipelajari,
atau keterampilan yang akan dimiliki peserta didik setelah melakukan proses
pembelajaran yaitu kemampuan dalam pengembangan mobile web learning.
5. Mengembangkan Instrument Penilaian
Pada tahap kelima, langkah yang harus dilakukan adalah mengembangkan
instrument penilaian atau instrument evaluasi yang dapat mengukur performa
siswa dalam mencapai tujuan yang telah dirumuskan.
6. Mengembangkan Strategi Instruksional
Untuk melakukan tahap ini, didasari oleh langkah-langkah yang telah
dilakukan sebelumya. Dalam tahap ini dilakukan pengembangan modul sesuai
dengan desain yang telah ditentukan dalam tahap-tahap sebelumnya. Termasuk
didalamnya adalah strategi pembelajaran secara keseluruhan yang dikembangkan
dengan pendekatan berbasis proyek.
31
7. Mengembangkan dan Memilih Bahan Instruksional
Modul ajar akan dikembangkan pada tahap ini berdasarkan 3 kriteria, yaitu
jenis pembelajaran, ketersediaan bahan yang relevan, dan sumber daya yang
tersedia. Modul yang dikembangkan harus sesuai dengan pendekatan berbasis
proyek, sehingga harus sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran berbasis
proyek, yaitu menetapkan tema proyek, menetapkan konteks belajar,
merencanakan aktivitas-aktivitas, memproses aktivitas-aktivitas, dan penerapan
aktivitas-aktivitas untuk menyelesaikan proyek.
8. Merancang dan Melaksanakan Penilaian Formatif
Pada tahap ini dilakukan evaluasi formatif. Modul ajar yang dikembangkan
akan direview oleh ahli materi dan ahli media, yang merupakan Dosen Teknik
Elektro UM. Sedangakn uji coba akan dilakukan dengan 3 tahapan, yaitu
penilaian satu-satu, penilaian kelompok kecil, dan penilaian uji lapangan. Subyek
uji coba dalam pengembangan modul ini adalah mahasiswa S1 PTI UM angkatan
2011. Evaluasi yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui ketercapaian tujuan
pengembangan produk, kelayakan dan keefektifitasannya.
9. Revisi Instruksional
Tahap ini dilakukan dengan mengacu pada penilaian formatif yang
dilakukan untuk mengidentifikasi kesulitan-kesulitan yang ditemui mahasiswa
dalam mempelajari modul. Revisi dilakukan untuk meningkatkan nilai kelayakan
dan kefektifitasn modul ajar yang dikembangkan, sehingga dapat mencapai tujuan
dikembangkannya produk.
32
Secara garis besar, prosedur penelitian dan pengembangan akan dilakukan
sesuai dengan langkah-langkah dalam gambar berikut:
Gambar 3.1 Prosedur Penelitian dan Pengembangan Menurut Dick and Carey(Sumber: The Systematic Design of Instuction, 2001:3)
C. Modul Mobile Web
Materi yang terdapat dalam modul tersebut berdasarkan beberapa
kompetensi yang diharapkan, yaitu:
Mengetahui, memahami, dan mampu mengimplementasikan HTML5, CSS3,
dan Javascript untuk membuat sebuah antarmuka aplikasi perangkat bergerak,
Mengetahui framework jQuery dan mampu menggunakan jQuery untuk
membuat animasi pada aplikasi perangkat bergerak
Mampu membuat aplikasi perangkat bergerak berbasis web yang dapat
dijalankan dan digunakan secara offline,
Mampu menganalisis, merancang, mengimplementasikan, dan membangun
aplikasi berbasis web pada perangkat bergerak
Dalam modul tersebut akan terdapat 7 pokok bahasan, yaitu:
1. Pengenalan HTML 5 dan CSS3
2. Pengenalan Javascript dan JQuery Mobile
33
3. User Interface (Layout, Template, Sistem Grid)
4. User Interace (Tipografi, Tabel, Form, Button, Gambar)
5. User Interface (Menu, Nvigasi, Sidebar, Page Control)
6. Multimedia (Audio-Video, Animasi)
7. Content Interaktif
Secara garis besar modul akan dikembangkan berdasarkan kisi-kisi dalam
tabel berikut:
Tabel 3.1 Kisi-kisi Materi Modul Mobile Web
Urutan Bab Judul Bab Tujuan PembelajaranBab 1 Pengenalan HTML5 dan
CSS31. Mengetahui, memahami, dan mampu
mengimplementasikan HTML5.2. Mengetahui, memahami, dan mampu
mengimplementasikan CSS3.Bab 2 Pengenalan Javascript dan
jQuery Mobile1. Mengetahui, memahami, dan mampu
mengimplementasikan Javascript.2. Mengetahui, memahami, dan mampu
mengimplementasikan jQuery Mobile.Bab 3 User Interface (Layout,
Template, Sistem Grid)1. Mengetahui dan memahami
pengaturan user interface.2. Mengetahui dan memahami
pengaturan layout, template, dan sitem grid.
3. Mengimplementasikan pengetahuan tentang layout, template dan system grid untuk keperluan user interface.
Bab 4 User Interace (Tipografi, Tabel, Form, Button, Gambar)
1. Mengetahui dan memahami pengaturan user interface.
2. Mengetahui dan memahami pengaturan tipografi, pembuatan table, form, button, dan pengaturan gambar.
3. Mengimplementasikan pengetahuan tentang tipografi, table, form, button, gambar.
Bab 5 User Interface (Menu, Navigasi, Sidebar, Page Control)
1. Mengetahui dan memahami pengaturan user interface.
2. Mengetahui dan memahami pengaturan menu, navigasi, sidebar, dan page control.
3. Mengimplementasikan pengetahuan tentang menu, navigasi, sidebar, dan page control.
Bab 6 Multimedia (Audio-Video, 1. Mengetahui dan memahami jenis-
34
Animasi) jenis multimedia pembelajaran.2. Mengetahui dan memahami
pengaturan multimedia dalam halaman mobile web.
3. Mengimplementasikan multimedia dalam web learning.
Bab 7 Content Interaktif 1. Mengetahui dan memahami jenis-jenis konten interaktif.
2. Membuat konten interaktif.3. Mengimplementasikan konten
interaktif dalam halaman mobile web pembelajaran.
Modul dalam bentuk softfile (.pdf) akan didistribusikan melalui website
sederhana, yang dapat diakses dengan mudah oleh mahasiswa, sehingga
mahasiswa dapat belajar secara mandiri kapanpun dan dimanapun.
D. Tools yang Digunakan dalam Pengembangan
Dalam mengembangkan modul ini digunakan beberapa tools, yaitu:
1. NetBeans IDE
NetBeans IDE merupakan tool yang digunakan untuk mendevelop aplikasi
mobile web, sebagai text editor script HTML, CSS, Javascript, maupun jQuery
Mobile yang digunakan. NetBeans IDE dipilih karena mendukung berbagai
macam bahasa pengembangan, mudah dan efisien digunakan untuk membangun
mobile web yang terdiri dari beberapa script dan tergabung dalam satu proyek.
Selain itu, NetBeans IDE memiliki kemampuan Smart Code Editing, yaitu
kemampuan untuk menentukan indentasi, mencocokkan code dan brackets
(kurung), serta pemberian warna berbeda untuk setiap kata dalam script yang
memiliki perbedaan fungsi. Atas dasar tersebut, NetBeans IDE dipilih sebagai text
editor dalam pengembangan. Namun dimungkinkan untuk menggunakan text
editor lain seperti Notepad++ maupun Sublime.
35
2. Xampp
Xampp yang dikembangkan oleh Apache Friends merupakan aplikasi web
server yang digunakan agar web yang dikembangkan dapat diakses melalui
localhost laptop. Xampp dipilih karena mudah digunakan dan cross-platform.
Selain itu, xampp juga telah umum digunakan sebagai web server di laptop.
3. Web Browser (Chrome & Extension)
Web browser yang digunakan dalam pengembangan ini adalah Google
Chrome besutan Google. Selain kenyamanan dan kemudahan yang diberikan oleh
Chrome web browser ini juga dipilih karena memiliki extension khusus yang
dapat digunakan untuk melihat hasil pengembangan web ketika dibuka melalui
perangkat mobile. Extension yang dimaksud adalah Ripple. Meskipun masih
dalam versi Beta, Ripple dapat dengan mudah digunakan untuk mencoba sebuah
kompatibilitas halaman web ketika dibuka melalui perangkat mobile.
E. Uji Coba Produk
Dalam tahap uji coba produk dilakukan langkah pengumpulan data sebagai
dasar dalam menetapkan kelayakan dan efisiensi produk yang dihasilkan.
1. Desain Uji Coba
Review produk digunakan untuk mengumpulkan data sebagai dasar
penetuan tingkat kelayakan produk yang dikembangkan.
a. Desain Review
Review yang dilakukan bersifat deskriptif kualitatif. Review ini digunakan
untuk mengetahui kelayakan produk, baik dengan skala presentase, maupun kritik
dan saran yang diberikan penguji. Uji kelayakan dilakukan dengan memberikan
36
angket pada penguji untuk menilai kelayakan produk. Review yang dilakukan
mencakup kesesuaian dengan tujuan, spesifikasi modul, kelayakan isi,
kebahasaan, sajian, dan kegrafikan.
b. Subjek Review
1) Ahli media yaitu dosen Prodi S1 Pendidikan Teknik Informatika UM sebagai
Learning Specialist yang memiliki karakteristik berkompeten di bidang bahan
ajar.
2) Ahli Materi (Content Specialist) yaitu dosen pengajar mata kuliah Mobile
Learning S1 PTI UM.
2. Subyek Uji Coba
Subyek uji coba adalah mahasiswa S1 Pendidikan Teknik Informatika UM
angkatan 2011. Uji coba dilakukan dengan tiga tahap, yaitu:
a. Uji Coba Perseorangan
Pada uji coba kelompok kecil diambil 3 mahasiswa yang mengikuti
matakuliah Mobile Learning secara acak.
b. Uji Coba Kelompok Kecil
Pada uji coba kelompok kecil diambil 10 mahasiswa yang mengikuti
matakuliah Mobile Learning secara acak.
c. Uji Coba Lapangan
Pada uji coba lapangan diambil 25 orang mahasiswa yang mengikuti
matakuliah Mobile Learning secara acak.
37
3. Jenis Data
Data yang diperoleh dari uji coba yang dilakukan berupa data kuantitatif
dan data kualitatif. Data kuantitatif berupa penilaian bahan ajar dengan skor 1
sampai 4, yang diberikan oleh ahli media, ahli materi, dan mahasiswa PTI UM.
Data kualitatif berupa kritik dan saran yang diberikan validator terkait bahan ajar
yang dikembangkan. Kritik dan saran yang diberikan oleh penguji, akan dijadikan
acuan dalam pengembangan modul.
4. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen evaluasi yang akan digunakan dalam review pengembangan
bahan ajar ini, mencakup enam indikator, yaitu:
Tabel 3.2 Indikator Review Modul
Indikator KomponenKarakteristik Modul 1. Self Instructional
2. Self Contained3. Stand Alone4. Adaptif5. User Friedly
Project-based Learning 1. Menetapkan tema proyek2. Menetapkan konteks belajar3. Merencanakan aktivitas-aktivitas4. Memproses aktivitas-aktivitas5. penerapan aktivitas-aktivitas untuk menyelesaikan
proyekKelayakan Isi 1. Kesesuaian dengan SK, KD
2. Kesesuaian dengan kebutuhan bahan ajar3. Kebenaran substansi materi pembelajaran4. Manfaat untuk penambahan wawasan5. Kesesuaian dengan nilai moral, dan nilai-nilai sosial
Kebahasaan 1. Keterbacaan2. Kejelasan informasi3. Kesesuaian dengan kaidah Bahasa Indonesia yang
baik dan benar4. Pemanfaatan bahasa secara efektif dan efisien (jelas
dan singkat)Penyajian 1. Kejelasan tujuan (indikator) yang ingin dicapai
2. Urutan sajian3. Pemberian motivasi, daya tarik
38
4. Interaksi (pemberian stimulus dan respond)5. Kelengkapan informasi
Kegrafikan 1. Penggunaan font; jenis dan ukuran2. Lay out atau tata letak3. Ilustrasi, gambar, foto4. Desain tampilan
Jawaban instrument menggunakan skala Linkert dengan empat kategori
pilihan sebagai berikut :
1) Angka 4 berarti sangat baik/sangat layak/sangat menarik/sangat jelas/sangat
tepat/sangat sesuai.
2) Angka 3 berarti baik/layak/menarik/jelas/tepat/sesuai.
3) Angka 2 berarti cukup baik/cukup layak/cukup menarik/cukup jelas/cukup
tepat/cukup sesuai.
4) Angka 1 berarti kurang baik/kurang layak/kurang menarik/kurang
jelas/kurang tepat/kurang sesuai.
5. Teknik Analisis Data
Analisis data yang dilakukan bertujuan untuk mengukur kelayakan produk
melalui kritik dan saran dari penguji pada instrumen. Selain itu juga
direpresentasikan dengan data kuantitatif berupa persentase keempat komponen
dalam instrumen uji coba. Data berupa kritik dan saran dari penguji dijelaskan
dengan analisis deskriptif, sedangkan data berupa angka dari angket akan
dianalisis menggunakan rumus persentase menurut Arikunto (2009) sebagai
berikut.
Rumus untuk mengolah data tunggal per butir soal:
39
Keterangan:
P = Persentase
x = Jawaban reponden dalam satu butir soal
xi = Jumlah skor ideal dalam satu butir soal
i = Nomor soal
100% = Konstanta
Rumus untuk mengolah data secara keseluruhan:
Keterangan:
P = Persentase
∑ x = Jumlah keseluruhan jawaban responden dalam satu butir soal
∑xi = Jumlah keseluruhan skor ideal tiap satu butir soal
i = Nomor soal
100% = Konstanta
Sebagai dasar pengambilan keputusan untuk merevisi modul digunakan
kriteria kualifikasi penilaian berdasarkan pendapat Arikunto (2009) seperti
tampak pada Tabel berikut:
Tabel 3.3 Kriteria Validitas Analisis Persentase (Sumber: Arikunto, 2009)
Persentase (%) Tingkat kelayakan Keterangan
76-100
51-75
26-50
<26
Valid
Cukup Valid
Kurang Valid
Tidak Valid
Layak / Tidak perlu revisi
Cukup Layak / Tidak perlu revisi
Kurang Layak / Revisi sebagian
Tidak Layak / Revisi Total
40
Penjelasan dari Tabel Kriteria Validitas Analisis Persentase adalah sebagai
berikut:
(1) Apabila modul yang diuji cobakan tersebut mencapai tingkat persentase 76 %
sampai 100 %, maka modul tersebut tergolong kualifikasi sangat valid atau
layak serta tidak perlu direvisi.
(2) Apabila modul yang diuji cobakan tersebut mencapai tingkat persentase 51 %
sampai 75,99 %, maka modul tersebut tergolong kualifikasi valid atau layak
serta tidak perlu direvisi.
(3) Apabila modul yang diuji cobakan tersebut mencapai tingkat persentase 26 %
sampai 50,99 %, maka modul tersebut tergolong kualifikasi cukup valid atau
cukup layak serta tidak perlu direvisi.
(4) Apabila modul yang diuji cobakan tersebut mencapai tingkat persentase 25 %
maka modul tersebut tergolong kualifikasi tidak valid atau tidak layak serta
perlu direvisi total.
Dengan kriteria kelayakan media yang telah dipaparkan, maka modul yang
dikembangkan dapat dikategorikan layak jika mencapai skor minimal 76%.