Upload
rhati-alfajra
View
789
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Latar Belakang Pembaharuan Islam di Mesir
Mesir Sebelum Datangnya Napoleon
Ekspedisi Napoleon ke
Mesir
Tujuan Ekspedisi Napoleon dan
Hasilnya
Mesir Sebelum Datangnya Napoleon Mesir adalah satu wilayah subur yang menjadi rebutan
para penguasa di jaman itu. Letak setrategis Mesir tepatnya di daerah Bulan sabit, yang menjadi daerah perlintasan san dagang Hindia dan Eropa melalui Laut Merah. Lintas dagang ke Italia melalui Laut Tengah yang berdekatan dengan Bizantium. Bila ditinjau dari peta politik, Mesir merupakan daerah Strategis yang berdekatan dengan wilayah-wilayah ternama sebagai pusat pemerintahen Raja-raja (Khalifah ), seperti Kota Syam, Palestina, Hizaj, juga berdekatan dengan Mekkah dan Madinah serta Damaskus dan Baghdad.
Pada abad ke- 17 M. kekuasaan kesultanan dan kerajaan mulai memudar, karena sebahagian besar negara dikuasai oleh Barat.
Kemunduran berlanjut pada masa Sultan Salim II tahun (1566-1573 M), pada dekade ini tercatat kekalahan Usmani dari angkatan laut yang di pimpim Don Joan dari Spanyol, sehingga Usmani kehilangan Tunisia.
Dari uraian di atas dapatlah digambarkan bagaimana kelemahan Mesir kala itu, sehingga Napoleon dengan mudah dapat masuk ke Mesir.
Ekspedisi Napoleon ke Mesir Mesir yang pada masa itu dikuasai oleh kerajaan
Usmani dapat dikuasai oleh Napoleon dengan alasan Ekspedisi. Niat Napoleon untuk menjajah Mesir terbaca oleh para pemikir bangsa itu, untuk kemudian mereka mengadakan pendekatan kepada Napoleon sehingga akhirnya kedatangan Napoleon amat berarti bagi Masyarakat Mesir, sebagai titik awal dari perkembanagan pemikiran untuk memperoleh kemajuan di berbagai bidang kehidupan yang sebelumnya telah dilupakan.
Ekspansi Eropa pada abad ke-17 merupakan suatu bentuk baru yang dimulai dengan perundingan Eropa dan pemerintahan Usmani, guna membentuk aliansi menghadapi Inggris. Kecerdikan politik seperti ini berjalan dengan baik. Aliansi ini akhirnya berubah menjadi suatu fakta perdagangan yang memberikan hak-hak istimewa kepada orang Eropa terutama Perancis untuk berniaga di daerah kekuasaan Usmani Orang-orang Perancis dilindungi keselamatan jiwanya dan hartanya juga kebebasan agamanya.
Penguasaan terhadap Mesir ini merupakan usaha Napoleon untuk memutuskan komunikasi antara Inggris di barat dan India di Timur, disamping itu Perancis perlu memasarkan industri mereka.
Penetrasi Perancis ini telah berkembang dengan cepat. Napoleon ke Mesir bukan hanya untuk membawa tentera. Dalam rombongan ini terdapat 500 kaum sipil dan 500 wanita, diantara mereka itu terdapat 16 ahli dalam berbagai bidang ilmu pengethuan.
Di samping kemajuan materi ini, Napoleon juga membawa ide-ide baru yang sangat berpengaruh, bahkan dapat merubah pola pikir orang-orang Mesir pada waktu itu. Ide-ide tersebut antara lain,
Sistem pemerintahan republik
Persamaan
Kebangsaan
Menjelang abad ke-18 tampak tanda-tanda kebangkitan kebudayaan Mesir secara spontanitas. Kebangkitan ini merupakan gerakan internal yang muncul dari dala negeri.
Tokoh pembaruan islam di mesir
Muhammad Ali Pasha
Al-Tahtawi
Jamaluddin al-Afghani
Muhammad Abduh
Muhammad Rasyid Ridla
Muhammad Ali Pasha Sejarah Mesir di buat oleh Muhammad Ali yang lahir bulan
Januari 1976 di Kavala-Albania dekat pantai Macedonia. Dialah pendiri dinasti Mesir yang keturunannya memerintah Mesir sampai tahun 1952. dia muncul di Mesir tahun 1799 sebagai salah seorang diantara 300 orang anggota pasukan yang dikirim Albania atas perintah Sultan Utsmani untuk mengusir Perancis. Setelah berhasil mengusir Napoleon dari Mesir, ia di angkat menjadi jendral tahun 1801. pada bulan Nopember 1805 ia menjadi penguasa di Mesir dan bulan April 1806 ia di angkat menjadi Wali Negara Mesir dengan gelar Pasya. Muhammad Ali pada tahun 1807 berhasil mengusir Inggris sari Rosetta.
Muhammad Ali Pasha Dalam bidang Militer
Setelah perancis dapat diusir Inggris tahun 1802 M, Muhammad Ali Pasha mengundang Save seorang perwira tinggi perancis dapat diusir untuk melatih tentara Mesir. Untuk keperluan itu mendirikan Sekolah Militer tahun 1815 M dan mengirim pelajar untuk belajar kemiliteran di Perancis.
Dalam bidang Pendidikan
pada tahun 1815 M mendirikan Sekolah Militer, Sekolah Teknik tahun 1816 M, Sekolah Pertambangan tahun 1834 M dan Sekolah Penerjemahan tahun 1836. selain itu, ia juga banyak mengirim pelajar ke Perancis untuk belajar pengetahuan berapa sains dan teknologi Barat di Perancis.
Dalam bidang Ekonomi
Pengambilalihan pemilikan tanah oleh negara dan hasilnya dipergunakan untuk kepentingan pembangunan negara. Dan untuk menjaga kesuburan tanah Mesir, ia membangun sistem irigasi, sehingga hasil pertanian menjadi lebih baik.
Al-Tahtawi Tahtawi adalah bagian dari program perbaikan ekonomi-
militer Mesir yang dicanangkan Muhammad Ali. Pada tahun 1826, ia ditunjuk menjadi pemimpin (imam) delegasi pelajar-tentara Mesir yang dikirim ke Paris, Perancis. Saat itu, Thahthawi sebetulnya sedang menikmati masa-masa indahnya belajar di al-Azhar. Ia mendapatkan guru yang baik, di antaranya Syeikh Hassan al-Attar, guru dan pembimbing yang juga merupakan teman diskusinya yang mengasyikkan. Ia mengerti betapa luhurnya tugas tentara. Karenanya, ia tak menolak ketika gurunya merekomendasikannya menjadi imam delegasi pelajar-tentara yang dikirim Muhammad Ali.
Al-Tahtawi Ide-idenya:
Ajaran Islam bukan hanya mementingkan soal akhirat semata, tetapi juga soal hidup di dunia. Umat Islam juga memperhatikan kehidupan di dunia ini.
Kekuasaan absolut raja harus dibatasi oleh syariat, dan raja harus bermusyawarah dengan ulama dan kaum intelektual.
Syariat harus diartikan sesuai dengan perkembangan modern. Kaum ulama harus mempelajari filsafat, dan ilmu-ilmu
pengetahuan modern agar dapat menyesuaikan syariat dengan kebutuhan masyarakat modern.
Pendidikan harus bersifat iniversal. Wanita harus memperoleh pendidikan yang sama dengan kaum
pria. Istri harus menjadi teman dalam kehidupan intelektual dan sosial. Umat Islam harus dinamis dan meningkatkan sifat statis.
Jamaluddin Al-Afgani Mula-mula ke India, lalu ke Mesir memberi kuliah di
hadapan kaum intelektual di Al-Azhar. Di antara muridnya yang terkenal adalah Muhammad Abduh dan Saad Zaglul.Karena persoalan politik di Mesir, Jamaludin pergi ke Paris. Di kota ini ia mendirikan sebuah organisasi bernama Al-Urwatul Wutsqa yang beranggotakan muslim militan dari India, Mesir, Syria, dan Afrika Utara, yang bertujuan memperkuat persaudaraan Islam, membela dan mendorong umat Islam untuk mencapai kemajuan
Jamaluddin al-Afghani Ide-idenya:
Untuk mengembalikan kejayaan umat Islam di masa lalu dan sekaligus menghadapi dunia modern, umat Islam harus kembali kepada ajaran Islam yang murni dan memahami Islam harus dengan resiko dan kebebasan.
Corak pemerintahan otokrasi dan absolut harus diganti dengan pemerintahan demokratis.
Kepala negara harus bermusyawarah dengan pemuka masyarakat yang berpengalaman.
Kepala Negara harus tunduk kepada Undang-Undang. Kemunduran umat Islam dalam bidang politik disebabkan karena
terjadinya perpecahan dalam umat Islam itu sendiri. Tidak ada pemisahan antara agama dan politik. Pan-Islamisme atau rasa solidaritas antara umat Islam harus
dihidupkan.
Muhammad Abduh Akibat ketidaksenangan dan perlawanannya terhadap
penguasa, ia dan Jamaludin diusir dari ke Paris. Di kota ini mereka mendirikan majalah al-Urwatul Wutsqa. Setelah selama satu tahun di Perancis, ia di izinkan kembali ke Mesir dan kemudian di angkat menjadi rektor Al-Azhar, Kairo.Sebagai rektor Al-Azhar, ia memasukkan kurikulum fislsafat dalam pendidikan di Al-Azhar. Upaya itu dilakukan untuk mengubah cara berfikir orang-orang Al-Azhar. Usahanya ini mendapat tantangan keras dari para Syeikh Al-Azhar lainnya yang masih berpikiran kolot. Oleh karena itu, usaha pembaharuan yang dilakukannya lewat pendidikan di Al-Azhar tidak berhasil.
Muhammad Abduh Ide-idenya: Penghapusan faham Jumud yang berkembang di dunia
Islam saat itu. Pembukaan pintu ijtihad, karena ijtihad merupakan dasar
yang penting dalam menginterpretasikan kembali ajaran Islam.
Penghargaan terhadap akal. Abduh mengatakan bahwa Islam adalah agama rasional yang sejalan dengan akal. Sebab akallah Ilmu pengetahuan maju.
Kekuasaan negara harus dibatasi oleh konstitusi yang telah dibuat oleh negara bersangkutan
Memodernisasikan sistem pendidikan Islam di Al-Azhar. Islammaju harus melalui pendidikan.
Muhammad Rasyid Ridla Ia melanjutkan pendidikan tingginya di Al-Azhar
tahun 1898 M dan berguru kepada Muhammad Abduh. Bersama-sama Abduh, Rasyid Ridla menerbitkan majalah al Manar yang memiliki tujuan sama dengan al-Urwatul Wutsqa. Di antaranya adalah pembaharuan dalam bidang agama, sosial, ekonomi, memberantas khurafat dan bid’ah, menghilangkan faham fatalisme, serta faham-faham yang dibawa tarekat. Ia juga mendesak gurunya, Muhammad Abduh untuk menuliskan Al-Qur’an secara modern, yang kemudian dikenal dengan tafsir al-Manar.
Muhammad Rasyid Ridla Ide-idenya:
Menumbuhkan sikap aktif dan dinamis di kalangan umat. Umat Islam harus meninggalkan sikap fatalisme (jabariyah) Akal dapat dipergunakan untuk menafsirkan ayat maupun hadits
dengan tidak meninggalkan prinsip umum. Umat Islam harus menguasai sains dan teknologi jika ingin maju. Kemunduran umat Islam disebabkan karena banyaknya unsur
bid’ah dan khurafat yang masuk kedalam ajaran Islam. Kebahagiaan di dunia da akhirat dperoleh melalui huum alam yang
diciptakan Allah. Perlunya menghidupkan kembali sistem pemerintahan khalifah Khalifah haruslah seorang mujtahid besar yang dengan bantuan
para ulama dalam menerapkan prinsip-prinsip hukum Islam sesuai dengan tuntutan zaman.
Kesimpulan Kebangkitan gerakan dan pemikiran modernisasi Islam di
Mesir dilatarbelakangi oleh kesadaran akan adanya intervensi bahkan penindasan terhadap bangsa Mesir yang dilakukan oleh pihak Eropa, terutama pimpinan Napoleon Bonaparte.
bangkitnya gerakan dan pemikiran modernisasi di Mesir diawali oleh munculnya kekuatan baru yang dimotori Muhammad Ali Pasya dari keturunan Turki.
Dalam dekade selanjutnya gerakan dan pemikiran modernisasi Islam di Mesir menampakkan perkembangan yang pesat dengan munculnya berbagai gagasan dan gerakan yang berbeda dengan sebelumnya dalam berbagai bidang