ARTIKEL KELOMPOK 3OLEH :

JULION ALI RISQIKO 140422602001LUCKY MAHARANI SAFITRI 140422606628

MAULIDA ISNAINI 140422604880M. WAHYUDIANTO 140422603818

IDENTITAS ARTIKEL

• JUDUL : THE EFFECT OF PROFESSIONAL CONTEXT ON ACCOUNTING STUDENTS’ MORAL REASONING ( PENGARUH KONTEKS PROFESIONAL PADA PIKIRAN MORAL SISWA AKUNTANSI )

• PENGARANG : DAMON M. FLEMING, ROBIN N. ROMANUS, AND SHARON M. LIGHTNER

• DIMUAT DI JURNAL : ISSUES IN ACCOUNTING EDUCATION VOL. 24, NO. 1 FEBRUARY 2009 PP. 13–30

LATAR BELAKANG

• YANG MELATARBELAKANGI PEMBUATAN ARTIKEL INI ADALAH TENTANG PENEMUAN BAHWA PARA AKUNTAN PROFESIONAL YANG SUDAH BEKERJA BANYAK MELAKUKAN PELANGGARAN TERHADAP PERILAKU ETIK AKUNTAN SEPERTI MELAKUKAN KORUPSI DAN SEBAGAINYA.

• DENGAN ADANYA KEJADIAN TERSEBUT PENULIS MELAKUKAN PENELITIAN AKAN PENTINGNYA PENDIDIKAN MORAL PERILAKU AKUNTAN DI LINGKUNGAN SISWA.

RUMUSAN MASALAH

BAGAIMANA RESPON SISWA TERHADAP PENILAIAN PERILAKU, PENALARAN MORAL YANG BERTUJUAN UNTUK MENGETAHUI TANGGAPAN SISWA KETIKA DITEMPATKAN SEBAGAI AKUNTAN DAN AUDITOR?

PENELITIAN TERDAHULU

MISIEWICZ (2007) MELAPORKAN BAHWA 39 NEGARA MENGHARUSKAN CALON CPALULUS UJIAN ETIKA SEBAGAI SYARAT LISENSI DAN 24 NEGARA MEMERLUKAN MELANJUTKAN PROFESIONALPENDIDIKAN DIBIDANG ETIKA (MESKIPUN JUMLAH JAM DAN FREKUENSI BERVARIASI OLEH NEGARA)UNTUK MEMPERTAHANKAN LISENSI CPA. ETIKA JUGA SECARA EKSPLISIT TERTANAM DALAM MANAJEMEN BERSERTIFIKATAKUNTAN (CMA) UJIAN DIKELOLA OLEH INSTITUT MANAJEMEN BERSERTIFIKAT AKUN-SEMUT (ICMA 2007) DAN DUA JAM PELATIHAN BERKELANJUTAN DALAM ETIKA SETIAP TAHUNDIPERLUKAN UNTUK MEMPERTAHANKAN SERTIFIKASI (ICMA 2006). SECARA KOLEKTIF, PERSYARATAN ETIKABAGI PARA PRAKTISI DALAM MENDUKUNG AKUNTANSI BAIK PUBLIK DAN PERUSAHAAN PERLUNYA ETIKA EDU-KATION DI TINGKAT UNIVERSITAS YANG MELAMPAUI KONTEKSAKUNTANSI DAN MEMPERSIAPKAN SISWA UNTUKKARIR DALAM PROFESI AKUNTANSI BERAGAM.

HIPOTESIS

1. PENDIDIKAN MORAL AKUNTAN TERHADAP SISWA SANGAT BERPENGARUH TERHADAP PERILAKU SISWA DI MASA MENDATANG KETIKA MEREKA BEKERJA DIBIDANG AKUNTAN.2. KAMI BERHIPOTESIS BAHWA MAHASISWA AKUNTANSI AKAN MENUNJUKKAN PENALARAN MORAL YANG LEBIH TINGGI KETIKA MENYELESAIKAN DILEMA ETIKA-AUDIT TERTENTU DARI PERUSAHAAN-SPESIFIK AKUNTANSI DILEMA ETIKA KARENA KONTEKS MENGAKTIFKAN STRUKTUR PENGETAHUAN ETIKA BERBASIS AUDIT SISWA YANG MUNGKIN TIDAK MUDAH MENTRANSFER KE MASALAH ETIKA DALAM KONTEKS AKUNTANSI PERUSAHAAN

VARIABEL INDEPENDEN DAN DEPENDEN

• VARIABLE DEPENDEN1. PENILAIAN ETIKA2. PENALARAN MORAL3. KONTEKS PROFESIONAL.

• VARIABLE INDEPENDEN1. RESPONS SISWA TERHADAP KETIGA FAKTOR TERSEBUT.

SAMPEL DAN POPULASI

• SAMPEL ADALAH 101 MAHASISWA AKUNTANSI DARI PUBLIK YANG BESAR AACSB – TERAKREDITASI UNIVERSITAS DI AS

• POPULASI ADALAH SELURUH MAHASISWA AKUNTANSI DARI AACSB UNIVERSITAS AS

UJI STATISTIK YANG DIGUNAKAN

• UJI STATISTIK YANG DIGUNAKAN IALAH T-TEST

• PADA DASARNYA T- TEST TIDAK LAIN ADALAH Z–SCORE

FUNGSI T–TEST

SEBAGAI UJI KOMPARASI ANTAR 2 SAMPEL BEBAS (INDEPENDENT). TES INI DITERAPKAN JIKA ANALIS DATA BERTUJUAN UNTUK MENGETAHUI APAKAH 2 KELOMPOK SAMPEL BERBEDA DALAM VARIABEL TERTENTU

HASIL

KESIMPULAN

• DARI HASIL PENELITIAN INI DIKETAHUI BAHWA PERILAKU AKUNTAN DIPENGARUHI OLEH AKUNTAN. BAIK AKUNTANSI AKADEMISI DAN PRAKTISI BAHWA PENEKANAN BERBASIS AUDIT TRADISIONAL TENTANG ETIKA DALAM KURIKULUM AKUNTANSI MUNGKIN TIDAK MEMADAI UNTUK MENGEMBANGKAN MAHASISWA AKUNTANSI DENGAN ETIKA PENGAMBILAN KEPUTUSAN KOMPETENSI YANG DIBUTUHKAN OLEH SEGMEN BERAGAM PROFESI AKUNTANSI. DAN JUGA MENDORONG PENDIDIK AKUNTANSI UNTUK TERUS MENCARI PENDEKATAN BARU UNTUK INSTRUKSI ETIKA YANG MEMBANTU UNTUK MENGEMBANGKAN "PIKIRAN ETIS" DARI MAHASISWA AKUNTANSI SECARA LUAS DIANGGAP SEBAGAI LINGKUNGAN ETIKA DI MANA BISNIS GLOBAL TERJADI DAN SAMA-SAMA TERBIASA DENGAN IMPLIKASI ETIS DARI KEPUTUSAN AUDIT DAN KONTEKS AKUNTANSI PERUSAHAAN.