19
ORIENTASI KURIKULUM PAI (KERANGKA DASAR DAN PRINSIP PENYUSUNAN PAI) Makalah Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah : Pengembangan kurikulum PAI Dosen Pengampu: Mualimul Huda, M. Pd.I Disusun oleh kelompok 2: 1. Anis Maghfiroh (1410110040) 2. Rois Mansur (1410110042) 3. Laili Fitriyatul Ula (1410110053) SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS JURUSAN TARBIYAH

pengembangan kurikulum pai

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: pengembangan kurikulum pai

ORIENTASI KURIKULUM PAI

(KERANGKA DASAR DAN PRINSIP PENYUSUNAN PAI)Makalah

Disusun Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah : Pengembangan kurikulum PAI

Dosen Pengampu: Mualimul Huda, M. Pd.I

Disusun oleh kelompok 2:

1. Anis Maghfiroh (1410110040)

2. Rois Mansur (1410110042)

3. Laili Fitriyatul Ula (1410110053)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

TAHUN 2015

Page 2: pengembangan kurikulum pai

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kurikulum pendidikan amatlah penting di suatu negara, meskipun di

setiap negara mempunyai kurikulum yang berbeda-beda namun mempunyaai

tujuan yang sama yakni agar mempunyai arah yang jelas mau di kemankan

lulusan muda generasi penerus bangsa yang akan datang, khususnya di tanah air

kita sendiri yakni Indonesia.

Namun tidak bisa kita pungkiri berdirinya dan terbentuknya kurikulum

itu tidak lepas dari banyaknya proses yakni biasa disebut orientasi kurikulum

pendidikan khususnya pendidikan agama islam, suatu kurikulum tidak akan

mampu berdiri kokoh jikalau tidak mempunyai kerangka dasar yang mampu

menjadikan pondasi suatu kurikulum tersebut, karna yang menentekun baik

buruknya suatu kurikulum itu tergantung pada kekuatan kerangka dasarnya.

Tetapi kurikulum tidak bisa dikatakan sempurna jikalau tidak di barengi

dengan prinsi-prinsip penyusunan yang sistematis dan terarah, oleh karna itu

adanya kurikulum pasti di dalamnya terdapat kerangka dan prinsip-prinsip

penyusunannya, dari ke dua komponen itulah yang menentukan akan jadi baik

atau burukkah arah kurikulum tersebut.

Namun lebih lanjutnya pemakalah akan mengupas lebih dalam tentang

orientasi kurikulum PAI (apa saja kerangka dsar PAI dan apa saja yang termasuk

kedalam prinsip-prinsip kurikulum PAI.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari orientasi kurikulum PAI?

2. Bagaimana kerangka dasar kurikulum PAI?

3. Bagaimana prinsip kurikulum PAI?

Page 3: pengembangan kurikulum pai

C. Tujuan

1. Untuk memahami orientasi kurikulum PAI

2. Untuk memahami kerangka dasar kurikulum PAI

3. Untuk memahami prinsip kurikulum PAI

Page 4: pengembangan kurikulum pai

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Orientasi

Orientasi secara umum adalah peninjauan untuk menentukan sikap

(arah, tempat, dsb) yg tepat dan benar. Orientasi kurikulum pendidikan

agama islam menurut Mahmud bahawa orientasi kurikulum pendidikan

agama islam mencakup tiga hal yaitu orientasi pada perkembangan peserta

didik, orientasi pada lingkungan sosial dan orientasi pada perkembangan

ilmu pengetahuan dan teknologi.

1. Orientasi perkembangan pada peserta didik

Konsep perkembangan kurikulum yang berorientasi pada peserta didik akan

berdampak pada bahwa kurikulum harus dikembangkan dengan

memperhatikan tiga kecerdasan peserta didik . sebagaimana dikatakan oleh

Blloom dalam Ahmad Tafsir mencakup tiga domain yaitu domain kognitif,

domain afektif dan domain psekomotor. Ketiga hal ni mesti berkembang

secara sseimbang.

a. Domain Kognitif, berkenaan dengan prilaku yang berhubungan dengan

hubungan berfikir, mengetahui dn memecahkan masalah. Atau dengan

kata lain domain kognitif mencakup kemampuan-kemampuan intlektual

yang terdiri atas enam kemampuan yang disususn secara hirarki, mulai

dari tingkatan yang rendah sampai tingkatan yang tinggi. Keenam

tingkatan tersebut terdiri atas:

1. Knowledge (Pengetahuan), kemampuan yang berhubungan dengan

mengingat pada bahan yang sudah di pelajari sebelumnya atau di

sebut dengan recall (konsep-konsep yang khusus dan umum).

2. Comprehension (Pemahamman), kemampuan memahami arti suatu

bahan pelajaran, seperti menafsirkan, menjelaskan atau

meringkas/merangkum pengertian.

Page 5: pengembangan kurikulum pai

3. Application (Penerapan),kemampuan menggunakan atau menafsirkan

suatu bahan yang sudah di pelajari kedalam situasi baru atau situasi

yang konkrit, seperti kemampuan menerapkan metode, konsep,

prinsip, dalil atau teori.

4. Analysis (Analisis), kemampuan menguraikan atau menjabarkan

sesuatu ke dalam bagian-bagian, sehingga susunannya dapat

dimengerti.

5. Syenthesis (Sintesis), kemampuan menunjukkan kepada upaya

menghimpun bagian kedalam suatu keseluruhan. Seperti

merumuskan tema rencana atau melihat hubungan abstrak dan

berbagai informasi atau fakta.

6. Evaluation (Evaluasi), kemampuan yang berkenaan dengan

kemampuan membuat penilaian terhadap sesuatu berdasarkan pada

maksud atau kriteria tertentu, baik yang bersifat intern maupun

ekstern.

b. Domain Afektif , mencakup kemampuan emosional dalamm mengalami

dan menghayati sesuatu hal. Kemampuan ini menurut Bloom mencakup

lima kemampuan yang disusun secara hirarki mulai dari yang tidak

mengikat pribadinya hingga yang mengikat pribadinya. Kelima

kemapuan itu mencakup:

1. Kesadaran, yaitu kemampun untuk memperhatikan sesuatu.

2. Partisipasi, yaitu kemampuan untuk turut serta dalam suatu hal.

3. Penghayatan nilai, yaitu kemampuan menerima nilai dan mengikat

dirinya pada nilai.

4. Mengorganisasikan nilai, yaitu kemampuan untuk memiliki system

nilai dalam dirinya.

5. Karakterisasi diri, yaitu kemampuan untuk memiliki pola hidup,

yaitu system nilai yang terbentuk dalam dirinya yang mampu

mengawasi tingkah lakunya.

Page 6: pengembangan kurikulum pai

c. Domain Psikomotor, mencakup enam kemampuan sebagai berikut:

1. Gerakan reflex, yaitu kemampuan untuk melakukan tindakan-

tindakan yang terjadi secara tidak sengaja dalam merespon sesuatu.

2. Gerakan dasar, yaitu kemampuan melakukan pola-pola gerakan yang

bersifat pembawaan yang tebentuk kombinasi dari gerakan reflex.

3. Kemampuan perceptual, yaitu kemampuan menerjemahkan

perangsang yang diterima melaluui alat indra menjadi gerakan yang

tepat.

4. Kemampuan jasmani, yaitu kemampuan dan gerakan-gerakan dasar

yang merupakan inti untuk memperkembangkan gerakan-gerakan

yang terlatih.

5. Gerakan terlatih, yaitu gerakan yang mantap dan efesien.

6. Komunikasi non-deskursi, yaitu kemampuan melakukan komunikasi

dengan isyarat gerak badan.

Selain ketiga hal diatas, pengembangan kurikulum pendidikan islam

hendaknya diorientasikan pada pengembangan kecerdasan peserta didik, bukan

haannya kecerdasan intlektual, tetapi juga kecerdasan emosional dan

kecerdasan spiritual. Ketiga kecerdasan ini perlu dikembaangkan sehingga

tidak hanya menghadirkan peserta didik yang pintar secara intlektual, tetapi

juga pintar secara emosional dan pintar secara spiritual.

Pengembangan ketiga kecerdaasan dalam kurikulum pendidikan islam

ini mengikis pendapat sementara orang yang beranggapan bahwa IQ

merupakan penentu kesuksesan belajar dan hidup seseorang. Seperti adanya

anggapan bahwa jika peserta didik IQnya tinggi maka ia akan sukses dalam

kehidupan nyata. Namun anggapan itu kini mulai terkikis. Sebab betapa banyak

orang yang IQnya tinggi tetapi gagal dalm kehidupannya, maka disadari bahwa

meskipun IQnya tinggi namun bukan segala-galanya. Perlu disadari pula

dengan penemuan SQ dan EQ maka perlu beriringan IQ, EQ dan SQ agar

seseorang berhasil.

Page 7: pengembangan kurikulum pai

2. Orientasi Pada Lingkungan Sosial

Kurikulum pendidikan islam pada dasarnya merupakan jawaban atas

berbagai kebutuhan dan tuntutan masyarakat terhadap pendidikan. Dengan

demikian, output dari lembaga pendidikan islam mampu menjawab dan

menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi oleh masyarakat.

Terkait dengan orientasi pada lingkungan sosial masyarakat ini, para

pengembang kurikulum hendaknya memperhatikan hal-hal sebagaimana

dikatakan oleh Mahmud sebagai berikut:

a. Memusatkan tujuan pendidikan pada perhatian dan kebutuhan

masyarakat

b. Menggunakan buku-buku dan sumber-sumber dari masyarakat sebanyak-

banyaknya.

c. Mempraktikkan dan menghargai paham demokrasi.

d. Menyusun dan mendisain kurikulum berdasarkan kehidupan manusia.

e. Memupuk jiwa pemimpin dalam lapangan keidupan masyarakat.

f. Mendorong peserta didik untuk aktif kerjasama dan saling mengenal arti

sesama.

Dengan demikian, kurikulum pendidikan Islam hendaknya

dikembangkan dengan memperhatikan kebutuhan masyarakat. Tidak hanya

berorientaasi duniawi yang bersifat sementara, tetapi juga harus berorientaasi

pada akhirat yang bersifat abadi. Dengan mengacu pada orientasi tersebut

maka kurikulum pendidikan Islam akaan lebih menyeimbangkan antara

kedua kebutuhan tersebut.

3. Orientasi Pada Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Pengembangan kurikukum pendidikan Islam harus lebih fleksibel dan

adaptable dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan

merupakan warisan umat anusia yang ditumpuk selama berabad-abad dan

masih terus dikembangkan selama manusia hidup diatas muka bumi ini.

Mempelajari ilmu pengetahuan juga berarti melaksanakan perinyah-Nya,

Page 8: pengembangan kurikulum pai

karena dalam banyak ayat Allah telah menyuruh kita untuk mempelajari

ilmu tiada henti. Selain itu, mempelajari ilmu pengetahuan berarti turut

menikmati harta kekayaan manusia sambil meningkatkan intelektual. 1

B. KERANGKA DASAR KURIKULUM

Kerangka Dasar Kurikulum berisi landasan filosofis, sosiologis,

psikopedagogis, dan yuridis sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan yang

berfungsi sebagai acuan pengembangan Struktur Kurikulum  pada tingkat

nasional dan pengembangan muatan lokal pada tingkat daerah serta pedoman

pengembangan kurikulum pada Satuan Pendidikan.

Kerangka dasar kurikulum adalah rambu-rambu yang dijadikan pedoman

dalam penyusunan kurikulum KTSP dan silabusnya pada setiap suatu

pendidikan. Kerangka dasar kurikulum merupakan pedoman dan penyusunan

kurikulum yang terdiri dari kelompok mata pelajaran, prinsip-prinsip

pengembangan kurikulum dan prinsip-prinsip pelaksanaan kurikulum.

Kerangka dasar dan struktur kurikulum merupakan bagian dari Standar

Isi yang merupakan salah satu bagian dari delapan (8) standar nasional

pendidikan sebagaimana tertuang dalam Bab II pasal 2 (1) Peraturan

Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

Secara keseluruhan komponen standar nsional pendidikan tersebut meliputi

standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan

tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan,

standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.

Mata pelajaran PAI termasuk dalam kelompok mata pelajaran agama dan

akhlak mulia dan dimasukkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia

yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak

mulia.cakupan materi pelajaran PAI meliputi etika, budi pekerti, atau moral

1 Heri Gunawan, Kurikulum dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Bandung: Alfabeta, 2012, hal. 23-29.

Page 9: pengembangan kurikulum pai

sebagai perwujudan dari pendidikan agama. Guna mewujudkan harapan

tersebut kurikulum disusun oleh sekolah dan komite sekolah dengan

berpedoman pada SI-SKL-SK-KD, serta panduan penyusunan kurikulum yang

disusun oleh badan standar nasional pendidikan dengan mengacu pada prinsip-

prinsip pengembangan kurikulum. Kurikulum PAI telah dikembangkan di

sekolah selanjutnya dilaksanakan oleh guru PAI pada setiap satuan pendidikan

dengan menggunakan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik.2

Di dalam al-Qur’an dan Hadits ditemukan kerangka dasar dan dapat

dijadikan sebagai pedoman dan penyusunan kurikulum pendidikan Islam.

Kerangka dasar tersebut adalah sebagai berikut :

1. Sesuai dengan al-Qur’an bahwa yang menjadi kurikulum ini (intra

curiculer) pendidikan Islam adalah “Tauhid” dan harus dimantapkan

sebagai unsur pokok yang tidak dapat dirubah. Pemantapan kalimat

tauhid sudah dimulai semenjak bayi dilahirkan dengan

memperdengarkan adzan dan iqomah terhadap bayi yang dilahirkan.

2. Kurikulum inti (Intra Curiculer) selanjutnya adalah perintah ‘Membaca’

ayat-ayat Allah yang meliputi 3 macam ayat yaitu : (1) ayat Allah yang

berdasarkan wahyu. (2) ayat Allah yang ada pada diri manusia, dan (3)

ayat Allah yang terdapat di dalam alam semesta di luar diri manusia.

Firman Allah SWT:

Artinya : “Bacalah! Dengan menyebut nama Tuhanmu yang

menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah! Dan Tuhanmulah yang

maha Pemurah yang mengajarkan (manusia) dengan perantara kalam. Dia

mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya”. (Q.S. al-Alaq : 1-5).

2 Rahmat Raharjo, Inovasi Kurikulum Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Magnum, 2010), hal. 35-74

Page 10: pengembangan kurikulum pai

Kelima ayat tersebut pada dasarnya telah mencakup kerangka kurikulum

pendidikan Islam yang wajib dijabarkan sebagai berikut :

1. Bacalah! Dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan.

Tekanan yang terkandung dalam ayat ini adalah kemampuan membaca

yang dihubungkan dengan nama Tuhan sebagai Pencipta. Hal ini erat

hubungannya dengan ilmu naqli (perennial knowledge).

2. Dia menciptakan manusia dari segumpal darah. Ayat tersebut

mendorong manusia untuk mengintropeksi menyelidiki tentang dirinya

dimulai dari proses kejadian dirinya. Manusia ditantang dan dirangsang

untuk mengungkapkan hal itu mulai imaginasi maupun pengalamannya

(acquired knowledge).

3. Bacalah! Dan Tuhanmulah yang paling pemurah, yang mengajarkan

manusia dengan perantara kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa

yang tidak diketahuinya. Motifasi yang terkandung dalam ayat ini

adalah agar manusia terdorong untuk mengadakan eksplorasi alam dan

sekitarnya dengan kemampuan membaca dan menulisnya.3

C. Prinsip Dasar Penyusunan Kurikulum Pendidikan Islam

Tentang prinsip-prinsip umum yang menjadi dasar penyusunan

kurikulum pendidikan Islam, diantaranya:4

1. Prinsip relevansi adalah adanya kesesuaian pendidikan dengan

lingkungan hidup murid, relevansi dengan kehidupan masa sekarang dan

akan datang, dan relevansi dengan tuntutan pekerjaan.

2. Prinsip efektifitas adalah agar kurikulum dapat menunjang efektifitas

guru yang mengajar dan peserta didik yang belajar.

3. Prinsip efisiensi adalah agar kurikulum dapat mendayagunakan waktu,

tenaga,dana, dan sumber lain secara cermat, tepat, memadai dan dapat

memenuhi harapan.

3 Eneng Muslihah, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : PT. Diadit Media, 2010, Hlm. 80-81.

4 Sudiyono.H.M. Drs; Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Rineka Cipta, 2009, Hlm. 67

Page 11: pengembangan kurikulum pai

4. Prinsip kesinambungan adalah saling hubungan dan jalin menjalin antara

berbagai tingkat dan jenis program pendidikan.

5. Prinsip fleksibilitas artinya ada semacam ruang gerak yang memberikan

sedikit kebebasan di dalam bertindak yang meliputi fleksibilitas dalam

memilih program pendidikan, mengembangkan program pengajaran,

serta tahap-tahap pengembangan kurikulum.

6. Prinsip integritas antara mata pelajaran, pengalaman-pengalaman, dan

aktivitas yang terkandung di dalam kurikulum, begitu pula dengan

pertautan antara kandungan kurikulum dengan kebutuhan murid dan

masyarakat.

Selanjutnya menurut Prof. H. M. Arifin, MEd., bahwa prinsip-prinsip

yang harus diperhatikan pada waktu menyusun kurikulum mencakup 4

macam, yaitu:5

1. Kurikulum pendidikan yang sejalan dengan identitas Islam.

2. Berfungsi sebagai alat yang efektif mencapai tujuan tersebut.

3. Kurikulum yang bercirikan Islam.

4.  Antara kurikulum, metode dan tujuan pendidikan Islam harus saling

berkaitan dan saling menjiwai dalam proses mencapai produk yang

bercita-citakan menurut ajaran Islam.

Al-Ghazali merinci lagi menjadi 4, yaitu:

1. Ilmu-ilmu Al Qur’an dan ilmu agama seperti Fiqih, Hadis dan Tafsir.

2. Ilmu bahasa, seperti nahwu saraf, makhraj, dan lafal-lafalnya yang

membantu ilmu agama.

3. Ilmu-ilmu yang fardu kifayah, terdiri dari berbagai ilmu yang

memudahkan urusan kehidupan duniawi.

4. Ilmu kebudayaan, seperti syair, sejarah, dan beberapa cabang filsafat.

5 Uhbiyati Nur .Hj.Dra ; Ilmu Pendidikan Islam, Bandung: CV Pustaka Setia , 2005, Hlm. 23

Page 12: pengembangan kurikulum pai

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Orientasi secara umum adalah peninjauan untuk menentukan sikap

(arah, tempat, dsb) yg tepat dan benar. Orientasi kurikulum pendidikan agama

islam menurut Mahmud bahawa orientasi kurikulum pendidikan agama islam

mencakup tiga hal yaitu orientasi pada perkembangan peserta didik, orientasi

pada lingkungan sosial dan orientasi pada perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi.

Di dalam al-Qur’an dan Hadits ditemukan kerangka dasar dan dapat

dijadikan sebagai pedoman dan penyusunan kurikulum pendidikan Islam.

Kerangka dasar kurikulum adalah rambu-rambu yang dijadikan pedoman

dalam penyusunan kurikulum KTSP dan silabusnya pada setiap suatu

pendidikan. Kerangka dasar dan struktur kurikulum merupakan bagian dari

Standar Isi yang merupakan salah satu bagian dari delapan (8) standar nasional

pendidikan sebagaimana tertuang dalam Bab II pasal 2 (1) Peraturan

Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

Secara keseluruhan komponen standar nsional pendidikan tersebut meliputi

standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan

tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan,

standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.

Tentang prinsip-prinsip umum yang menjadi dasar penyusunan

kurikulum pendidikan Islam, diantaranya: Prinsip relevansi, Prinsip efektifitas,

Prinsip efisiensi, Prinsip kesinambungan, Prinsip fleksibilitas, Prinsip integritas

antara mata pelajaran.

Page 13: pengembangan kurikulum pai

B. Saran

Demikianlah pemaparan makalah tentang “orientasi kurikulum (kerangka

dasar dan prinsip penyusunan kurikulum PAI)” . kami berharap semoga masih

ada sedikit banyaknya memberkan manfaan kepada kita semua kami

menyadari dan meminta maaf bahwa masih banyak kekurangan dan kesalahan

dalam penulisannya.