66
PERTUMBUHAN EKONOMI

Pertumbuhan ekonomi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pertumbuhan ekonomi

PERTUMBUHAN EKONOMI

Page 2: Pertumbuhan ekonomi

DEFINISI PERTUMBUHAN EKONOMISuatu ukuran kuantitatif yang menggambarkan perkembangan suatu perekonomian dalam suatu tahun tertentu apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya dan dinyatakan dalam bentuk persentase yang membandingkan produk domestik bruto tahun ini dengan PDB tahun sebelumnya..

Page 3: Pertumbuhan ekonomi

PERTUMBUHAN EKONOMI

Page 4: Pertumbuhan ekonomi

DEFINISI PEMBANGUNAN EKONOMI Pembangunan ekonomi adalah

pertumbuhan ekonomi ditambah dengan perkembangan.

Tidak hanya diukur oleh kenaikan produksi barang dan jasa selama satu tahun, tetapi juga perubahan yang terjadi pada aspek-aspek lain seperti yang tertera pada slide selanjutnya

Page 5: Pertumbuhan ekonomi

PEMBANGUNAN EKONOMI

Perkembangan aspek pendidikan

Perkembangan teknologi

Peningkatan kesehatan

Peningkatan infrastruktur

Peningkatan pendapatan dan kemakmuran masyarakat.

Page 6: Pertumbuhan ekonomi

PRODUK DOMESTIK BRUTO (GDP)DAN PRODUK NASIONAL BRUTO (GNP) GDP adalah nilai barang dan jasa

yang dihasilkan dalam suatu negara pada suatu periode.

GNP adalah nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara (nasional) selama satu tahun.

Page 7: Pertumbuhan ekonomi

Produk Nasional Neto (Net National Product) adalah GNP dikurangi depresiasi atau penyusutan barang modal (sering pula disebut replacement).

Page 8: Pertumbuhan ekonomi

PENDAPATAN NASIONAL

Pendapatan nasional adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh seluruh rumah tangga keluarga (RTK) di suatu negara dari penyerahan faktor-faktor produksi dalam satu periode,biasanya selama satu tahun.

Page 9: Pertumbuhan ekonomi

RUMUS PERTUMBUHAN EKONOMI g = [(GDP1 – GDP 0) / GDP 0] X 100%

g = Persentase pertumbuhan ekonomi

GDP1 = Produk domestik bruto suatu periode

GDP0 = Produk domestik bruto periode

sebelumnya

Page 10: Pertumbuhan ekonomi

PERBANDINGAN PERIODE PERTUMBUHAN EKONOMI

Year on year (yoy) adalah perbandingan pertumbuhan ekonomi antar tahun.

Quarter on quarter (qoq) adalah perbandingan pertumbuhan ekonomi antar quarter (triwulan).

Cemester to cemester (coc) adalah perbandingan pertumbuhan ekonomi antar semester ( 6 bulan).

Page 11: Pertumbuhan ekonomi

TAHAP-TAHAP PERTUMBUHAN EKONOMI Salah satu teori pembangunan dan

pertumbuhan ekonomi yang paling banyak mendapat perhatian adalah teori Rostow

Analisis Rostow didasarkan pada keyakinan bahwa pertumbuhan ekonomi tercipta sebagai akibat dari perubahan yang fundamental dalam corak kegiatan ekonomi, kehidupan politik dan hubungan sosial masyarakat.

Page 12: Pertumbuhan ekonomi

TAHAP-TAHAP PERTUMBUHAN EKONOMI Salah satu teori pembangunan dan

pertumbuhan ekonomi yang paling banyak mendapat perhatian adalah teori Rostow

Analisis Rostow didasarkan pada keyakinan bahwa pertumbuhan ekonomi tercipta sebagai akibat dari perubahan yang fundamental dalam corak kegiatan ekonomi, kehidupan politik dan hubungan sosial masyarakat.

Page 13: Pertumbuhan ekonomi

TEORI ROSTOW

Menurut Rostow setiap negara di dunia dapat digolongkan ke dalam salah satu dari lima tahap pertumbuhan ekonomi.

Page 14: Pertumbuhan ekonomi

TAHAP PERTUMBUHAN EKONOMI MENURUT ROSTOW Masyarakat tradisional (traditional

society)

Prasyarat untuk lepas landas (the preconditions for take-off)

Lepas landas (the take-off)

Gerakan ke arah kedewasaan (the drive to maturity)

Masa konsumsi tinggi (the age of high massconsumption)

Page 15: Pertumbuhan ekonomi

MASYARAKAT TRADISIONAL

Suatu masyarakat yang strukturnya berkembang di dalam fungsi produksi yang terbatas (termasuk teknologi,ilmu pengetahuan dan sikap masyarakat).

Sikap masyarakat tradisional adalah seperti sikap masyarakat sebelum masa Newton.

Page 16: Pertumbuhan ekonomi

SIKAP MASYARAKAT SEBELUM MASA NEWTON Cara berproduksi relatif primitif

Dipengaruhi oleh nilai-nilai yang tidak rasional

Dipengaruhi kebiasaan yang telah berlaku secara turun-temurun

Page 17: Pertumbuhan ekonomi

MASYARAKAT TRADISIONAL

Tingkat produksi per kapita dan tingkat produktivitas per pekerja masih sangat terbatas.

Sumber daya masyarakat sebagian besar digunakan untuk sektor pertanian.

Mobilitas struktur sosial secara vertikal kemungkinannya kecil.

Page 18: Pertumbuhan ekonomi

MASYARAKAT TRADISIONAL

Walaupun terdapat sentralisasi pemerintahan, kekuasaan politik di daerah-daerah berada di tangan tuan tanah.

Kebijakan politik ditentukan oleh pandangan tuan tanah di daerah-daerah tersebut.

Page 19: Pertumbuhan ekonomi

PRASYARAT LEPAS LANDAS

Suatu masa transisi ketika suatu masyarakat telah mempersiapkan dirinya atau dipersiapkan dari luar untuk mencapai pertumbuhan yang memiliki kekuatan untuk terus berkembang atau self-sustained growth).

Menurut Rostow setelah melalui tahap ini pertumbuhan ekonomi akan berlangsung secara otomatis.

Page 20: Pertumbuhan ekonomi

DUA JENIS PRASYARAT LEPAS LANDAS Prasyarat lepas landas yang dicapai

oleh negara-negara Eropa,Asia,Timur Tengah dan Afrika, dilakukan dengan merombak masyarakat tradisional yang sudah lama ada.

Page 21: Pertumbuhan ekonomi

DUA JENIS PRASYARAT LEPAS LANDAS Prasyarat lepas landas yang dicapai

oleh negara-negara yang dinamakan oleh Rostow sebagai born free, yaitu Amerika Serikat, Kanada, Australia dan Selandia Baru, mencapai prasyarat lepas landas tanpa merombak masyarakat tradisional karena masyarakat negara-negara tersebut merupakan imigran yang telah mempunyai sifat-sifat yang diperlukan oleh tahap prasyarat lepas landas.

Page 22: Pertumbuhan ekonomi

PRASYARAT LEPAS LANDAS

Terjadi perkembangan disektor pertanian dan pertambangan, selain itu dilakukan juga pembangunan prasarana.

Page 23: Pertumbuhan ekonomi

TAHAP LEPAS LANDAS

Dalam tahap lepas landas pertumbuhan merupakan peristiwa yang selalu terjadi.

Biasaya diawali dengan perubahan yang sangat drastis dalam masyarakat seperti revolusi politik, inovasi dan terciptanya pasar baru.

Page 24: Pertumbuhan ekonomi

TIGA CIRI TAHAP LEPAS LANDAS Peningkatan penanaman modal.

Terjadi laju perkembangan yang tinggi pada satu atau beberapa sektor industri.

Adanya platform politik,sosial dan institusional baru yang menjamin berlangsungnya perluasan pasar eksternal untuk memasarkan potensi ekonomi.

Page 25: Pertumbuhan ekonomi

THE DRIVE TO MATURITY

Masa dimana masyarakat sudah efektif menggunakan teknologi modern pada sebagian besar faktor produksi dan kekayaan alamnya.

Munculnya pelopor sektor ekonomi baru, menggantikan pelopor lama yang sudah mengalami kemunduran.

Page 26: Pertumbuhan ekonomi

TAHAP KONSUMSI TINGGI

Tahap terakhir dari teori Rostow.

Suatu masa dimana masyarakat tak lagi memfokuskan perhatian terhadap masalah produksi tetapi lebih menekankan kepada masalah-masalah konsumsi dan kesejahteraan.

Page 27: Pertumbuhan ekonomi

TAHAP KONSUMSI TINGGI

Tiga tujuan masyarakat pada tahap ini :

Memperbesar kekuasaan dan pengaruh negara ke luar negeri.

Menciptakan welfare state (negara kesejahteraan) untuk pemerataan pendapatan.

Mempertinggi tingkat konsumsi masyarakat diatas konsumsi keperluan utama yang sederhana seperti makanan,pakaian dan perumahan.

Page 28: Pertumbuhan ekonomi

PANDANGAN ROSTOW TERHADAP PEMBANGUNAN NEGARA BERKEMBANG Kondisi negara maju ketika menuju

tahap lepas landas memiliki banyak persamaan sekaligus banyak perbedaan dengan yang dialami negara berkembang.

Page 29: Pertumbuhan ekonomi

PERSAMAAN

Usaha-usaha pembangunan tetap ditekankan pada kegiatan penanaman modal di bidang prasarana, pertanian dan ekspor.

Tetap mengupayakan peningkatan pembentukan modal.

Tetap berusaha menciptakan tabungan yang lebih banyak untuk biaya pembangunan.

Page 30: Pertumbuhan ekonomi

PERSAMAAN

Kegiatan pengusaha menjadi lebih produktif.

Perombakan kondisi politik dan sosial.

Page 31: Pertumbuhan ekonomi

PERBEDAAN

Pertambahan penduduk sangat pesat di negara berkembang.

Pertentangan paham politik di negara berkembang akan membuat proses pertumbuhan mencapai lepas landas menjadi lebih rumit.

Page 32: Pertumbuhan ekonomi

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPERCEPAT TERCAPAINYA PROSES LEPAS LANDAS DI

NEGARA BERKEMBANG

Tersedianya teknologi modern.

Bantuan teknik, pinjaman bersyarat ringan dan grant dari negara maju.

Page 33: Pertumbuhan ekonomi

PERTUMBUHAN MENURUT TEORI KLASIK Tingkat perkembangan suatu

masyarakat tergantung dari empat faktor :

Jumlah penduduk

Stok barang modal

Luas tanah

Tingkat teknologi yang dicapai

Page 34: Pertumbuhan ekonomi

JOHN STUART MILL

Spesialisasi pekerjaan akan meningkatkan produktivitas.

Spesialisasi dibatasi oleh luasnya pasar.

Pertambahan penduduk terus-menerus akan menyebabkan pembangunan ekonomi mengalami kemunduran.

Page 35: Pertumbuhan ekonomi

JOHN STUART MILL

Terdapat faktor-faktor non ekonomi yang mempengaruhi pembangunan :

Kebiasaan berpikir

Kepercayaan masyarakat

Adat istiadat

Corak institusi

Page 36: Pertumbuhan ekonomi

JOHN STUART MILL

Pembangunan ekonomi tergantung pada dua jenis perbaikan :

Perbaikan tingkat pengetahuan masyarakat.

Perbaikan upaya penghapusan hambatan pembangunan yang diciptakan manusia.

Page 37: Pertumbuhan ekonomi

TEORI SCHUMPETER PERANAN PENGUSAHA DALAM

PEMBANGUNAN Sistem kapitalisme paling efisien

dalam mempercepat pembangunan ekonomi.

Pada akhirnya sistem kapitalisme akan mengalami stagnasi atau berhenti berkembang.

Pertumbuhan ekonomi tidak selalu lancar dan harmonis. Di tengah kemajuan akan mengalami kemunduran.

Page 38: Pertumbuhan ekonomi

TEORI SCHUMPETER PERANAN PENGUSAHA DALAM PEMBANGUNAN

Pembangunan ekonomi diciptakan oleh inisiatif golongan enterpreneur.

Pengusaha menciptakan pembaharuan dengan cara :

Memperkenalkan suatu produk baru

Penggunaan cara baru dalam berproduksi

Memperluas pasar

Pengembangan bahan mentah

Reorganisasi perusahaan atau industri

Page 39: Pertumbuhan ekonomi

TEORI SCHUMPETER PERANAN PENGUSAHA DALAM PEMBANGUNAN

Pembaruan yang dilakukan pengusaha meningkatkan pendapatan masyarakat dan menaikkan konsumsi.

Kenaikan konsumsi mendorong perusahaan lain untuk memperbesar tingkat produksi dan mengadakan penanaman modal baru.

Page 40: Pertumbuhan ekonomi

TEORI SCHUMPETER PERANAN PENGUSAHA DALAM PEMBANGUNAN

Sesudah proses perkembangan, pada masa berikutnya akan muncul kekuatan-kekuatan yang akan menimbulkan depresi dalam perekonomian.

Page 41: Pertumbuhan ekonomi

TEORI SCHUMPETER PERANAN PENGUSAHA DALAM PEMBANGUNAN

Kekuatan-kekuatan tersebut antara lain :

Kegagalan pengusaha lama untuk bersaing dengan perusahaan yang melakukan pembaruan.

Pertambahan produksi akan menimbulkan deflasi.

Sulitnya memprediksi sukses tidaknya penanaman modal

Jika hal-hal tersebut terus berlanjut akan terjadi resesi ekonomi.

Page 42: Pertumbuhan ekonomi

TEORI SCHUMPETER PERANAN PENGUSAHA DALAM PEMBANGUNAN

Stagnansi dalam perekonomian terjadi karena:

Tidak terbukanya kesempatan menanam modal yang menguntungkan sebagai akibat lambatnya pertambahan jumlah penduduk.

Makin terbatasnya frontier spirit, keinginan untuk mengembangkan daerah dan kekayaan alam baru.

Berkembangnya pembaruan-pembaruan yang sifatnya menghemat modal.

Page 43: Pertumbuhan ekonomi

TEORI SCHUMPETER PERANAN PENGUSAHA DALAM PEMBANGUNAN

Kemajuan yang dicapai oleh kapitalisme akan menciptakan keadaan yang menghancurkan sistem tersebut dan menyebabkan munculnya sosialisme.

Pada sistem kapitalisme tercipta persatuan-persatuan buruh yang menjadi rekan kaum cendikiawan untuk mengkritik dan menghancurkan kapitalisme.

Page 44: Pertumbuhan ekonomi

TEORI SCHUMPETER PERANAN PENGUSAHA DALAM PEMBANGUNAN

Anggota keluarga semakin sedikit dan mengurangi keinginan untuk menciptakan dinasti keluarga

Akibatnya keinginan mengumpulkan harta menjadi lemah dan mengurangi keinginan pengusaha untuk menciptakan inovasi/pembaruan.

Page 45: Pertumbuhan ekonomi

TEORI HARROD-DOMAR

Evsey Domar dan R.F. Harrod menganalisis pertanyaan berikut :

Syarat apakah yang harus dipenuhi dalam perekonomian untuk menjamin pertambahan produktivitas secara terus-menerus setiap tahun sebagai akibat dari penanaman modal pada tahun sebelumnya?

Page 46: Pertumbuhan ekonomi

TEORI HARROD-DOMAR

Pembentukan modal merupakan :

Pengeluaran yang menambah produktivitas suatu perekonomian.

Pengeluaran yang akan menambah permintaan masyarakat.

Walaupun kapasitas produksi bertambah, pendapatan nasional dan pertumbuhan ekonomi, baru akan meningkat jika pengeluaran masyarakat mengalami kenaikan.

Page 47: Pertumbuhan ekonomi

ASUMSI Harrod Domar

Pada taraf permulaan perekonomian telah tercipta penggunaan kesempatan kerja dan barang modal secara penuh.

Perekonomian terdiri dari 2 sektor saja yaitu rumah tangga dan perusahaan.

Besar tabungan proporsional dengan besar pendapatan nasional.

Page 48: Pertumbuhan ekonomi

ASUMSI HARROD-DOMAR

Kecondongan menabung besarnya tetap dan tidak ada perubahan dalam rasio antara modal dengan jumlah produksi.

Page 49: Pertumbuhan ekonomi

SYARAT MENCAPAI STEADY GROWTH

Untuk mewujudkan kenaikan pendapatan nasional dan menciptakan pembangunan ekonomi,permintaan masyarakat secara keseluruhan harus bertambah.

Pengeluaran rumah tangga akan bertambah jika pendapatan nasional bertambah.

Semakin besar kecondongan menabung dan pertambahan penanaman modal, pendapatan nasional semakin besar.

Page 50: Pertumbuhan ekonomi

STEADY GROWTH TIDAK MUNGKIN DICAPAI

Banyak ahli yang berpendapat bahwa steady growth atau pertumbuhan ekonomi secara terus-menerus tidak mungkin dapat dicapai karena negara-negara industri pada suatu titik akan mengalami stagnasi (seperti yang dikemukakan Schumpeter).

Page 51: Pertumbuhan ekonomi

TEORI NEO KLASIK

Perkembangan perekonomian tergantung pada :

Pertambahan faktor produksi

Kemajuan teknologi

Apabila modal yang digunakan besar semakin kecil tenaga kerja yang diperlukan, demikian juga sebaliknya

Penggunaan modal dan tenaga kerja dipengaruhi oleh perubahan tingkat produksi.

Page 52: Pertumbuhan ekonomi

TEORI NEO KLASIK Tingkat produksi ditentukan oleh

teknologi, capital stock dan tenaga kerja.

Abramovits (1956) dan Solow (1957) menemukan bahwa 80%-90% pertambahan pendapatan per kapita yang terjadi di amerika pada pertengahan abad 19 hingga pertengahan abad 20 tidak disebabkan oleh kenaikan modal saham. Tetapi oleh perkembangan teknologi dan perbaikan kemampuan tenaga kerja.

Page 53: Pertumbuhan ekonomi

TEORI NEO KLASIK

Hal ini sangat mencengangkan karena teori klasik selalu berpendapat bahwa pembentukan modal adalah sumber utama pertumbuhan ekonomi.

Ahli-ahli neo klasik berpendapat bahwa peranan pembentukan modal dalam pembangunan ekonomi negara maju tidaklah sepenting seperti yang disangka sebelumnya

Page 54: Pertumbuhan ekonomi

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA

Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diukur berdasarkan kenaikan Produk Domestik Bruto (PDB) pada triwulan II-2012 mencapai 2,8 persen dibanding triwulan I-2012 (q-to-q) dan apabila dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun 2011 mengalami pertumbuhan 6,4 persen (y-on-y).

Secara kumulatif, pertumbuhan ekonomi Indonesia semester I-2012 dibandingkan dengan semester I-2011 tumbuh sebesar 6,3 persen.

Page 55: Pertumbuhan ekonomi

DIMENSI SEKTORAL

Dilihat dari sisi produksi,pertumbuhan ekonomi Indonesia terutama digerakkan oleh :

sektor industri pengolahan non migas.

Sektor pertanian (mencakup juga peternakan,perikanan dan kehutanan )

Sektor perdagangan hotel dan restoran.

Page 56: Pertumbuhan ekonomi

DIMENSI SEKTORAL

Pertambangan dan penggalian

Jasa

Page 57: Pertumbuhan ekonomi

DIMENSI SEKTORAL

Sumbangan sektor industri terhadap PDB jauh lebih tinggi daripada sektor pertanian.

Dari kurun waktu 2001-2006 pertumbuhan sektor industri sempat menurun menjadi -0,04% tetapi selanjutnya naik sebesar 3,6%.

Sebelum krisis ekonomi 1997 rata-rata pertumbuhan sektor manufaktur adalah sebesar 11% tetapi setelah 1997, hanya berkisar 3,5% -7,7%.

Page 58: Pertumbuhan ekonomi

Tiga sektor yang mengalami pertumbuhan tertinggi (q-to-q) adalah Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran 5,2 persen; Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih 4,6 persen; dan Sektor Konstruksi 4,4 persen. Sementara untuk pertumbuhan (y-on-y) Sektor Pengangkutan dan Komunikasi tumbuh 10,1 persen; Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran 8,9 persen; dan Sektor Konstruksi 7,3 persen.

Page 59: Pertumbuhan ekonomi

Struktur PDB triwulan II-2012 didominasi oleh Sektor Industri Pengolahan, Sektor Pertanian, dan Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran masing-masing memberikan kontribusi sebesar 23,5 persen, 14,8 persen, dan 13,8 persen.

Page 60: Pertumbuhan ekonomi

DIMENSI PENGELUARAN

Pengeluaran :

Konsumsi rumah tangga

Konsumsi pemerintah

Pembentukan modal

Ekspor barang dan jasa

Impor barang dan jasa

Page 61: Pertumbuhan ekonomi

DIMENSI PENGELUARAN

Konsumsi mendominasi diikuti ekspor-impor dan pembentukan modal.

Pengeluaran masih bersifat consumption driven growth bukan investment-led growth.

10 perusahaan terbaik di Indonesia adalah penghasil produk otomotif, makanan, minuman ringan (teh botol), rokok, layanan telepon seluler dan televisi.

Page 62: Pertumbuhan ekonomi

DIMENSI PENGELUARAN

Hal ini mencerminkan perilaku konsumsi rakyat Indonesia pasca krisis yaitu tetap beli mobil/sepeda motor, makan mi instan,merokok, menenteng ponsel kemana-mana dan nonton TV sambil minum teh botol.

(Kuncoro,2009)

Page 63: Pertumbuhan ekonomi

Dibandingkan dengan triwulan II-2011 (y-on-y), pertumbuhan ekonomi tumbuh 6,4 persen didukung pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga yang meningkat 5,0 persen; Pengeluaran Konsumsi Pemerintah naik 7,0 persen; Pembentukan Modal Tetap Bruto 12,3 persen; Ekspor Barang dan Jasa sebesar 1,9 persen; serta Impor Barang dan Jasa 10,9 persen.

Page 64: Pertumbuhan ekonomi

DIMENSI SPASIAL

Pada tahun 2007 pulau jawa menjadi penyumbang terbesar PDB Indonesia (60,2%).

Didominasi secara berurutan oleh sektor industri pengolahan,perdagangan-hotel-restoran dan sektor pertanian.

Terjadi ketimpangan pada PDRB per kapita. PDRB per kapita besar didominasi oleh provinsi yang kaya SDA seperti kaltim,riau dan NAD serta daerah ibukota.

Page 65: Pertumbuhan ekonomi

DIMENSI SPASIAL

Dominasi sebagain besar aktivitas industri merupakan manufaktur modern, terutama perusahaan skala besar dan sedang di Jawa dan Sumatera.

Pulau Jawa dan Sumatera menyerap lebih dari 93% tenaga kerja pada sektor industri.

Page 66: Pertumbuhan ekonomi

DIMENSI SPASIAL

Struktur perekonomian Indonesia secara spasial pada triwulan II-2012 masih didominasi oleh kelompok provinsi di Pulau Jawa yang memberikan kontribusi terhadap PDB sebesar 57,5 persen, kemudian diikuti oleh Pulau Sumatera sebesar 23,6 persen, Pulau Kalimantan 9,5 persen, Pulau Sulawesi 4,8 persen, dan sisanya 4,6 persen di pulau-pulau lainnya.