9
PENGELUARAN BARANG

Pungutan negara dalam rangka impor

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pungutan negara dalam rangka impor

PENGELUARAN BARANG

Page 2: Pungutan negara dalam rangka impor

PUNGUTAN NEGARA DALAM RANGKA IMPOR

J PE UN NI GS U T A N

Cukai (Tarif X HPE/Nilai Pabean)

PPN ImporTarif X (Nilai Pabean + BM + Cukai)

PPh Impor (pasal 22)Tarif X (Nilai Pabean + BM + Cukai)

Bea Masuk (BM)(Tarif X Nilai Pabean)

PPnBMTarif X (Nilai Pabean + BM + Cukai)

Page 3: Pungutan negara dalam rangka impor

PPN = % PPN x (nilai pabean + BM + cukai)PPnBM = % PPnBM x (nilai pabean + BM + cukai)PPh = % PPh x (nilai pabean + BM + cukai)

Penghitungan Bea Masuk, Cukai, dan PDRI

Cara Penghitungan BM,Cukai, dan PDRI

Tarif advalorum:BM = nilai pabean X NDPBM X pembebanan BMTarif spesifik :BM = jumlah satuan barang X pembebanan BM

Cara Penghitungan PPN, PPnBM, dan PPh

BM dibayar, ditangguhkan dan/atau ditanggung pemerintah

Page 4: Pungutan negara dalam rangka impor

Pembulatan BM, Cukai & PDRI

BM, Cukai, & PDRI dihitung untuk setiap jenis barang

BM, Cukai, & PDRI dibulatkan dalam ribuan Rupiah

penuh untuk satu PIB

Page 5: Pungutan negara dalam rangka impor

PUNGUTAN NEGARA DALAM RANGKA IMPOR

TA RIF

BM

Tarif Advalorem( Bea Masuk dipungut berdasarkan prosentase

tertentu dari harga barang)

Tarif Spesifik( Bea Masuk dipungut berdasarkan satuan

tertentu dari jenis barang yang diimpor, misalnya per kilogram, per meter dsb)

Page 6: Pungutan negara dalam rangka impor

PUNGUTAN NEGARA DALAM RANGKA IMPOR

N PI AL BA EI A N

Dinyatakan dalam rupiah sebagai hasil perkalian antara Nilai Dasar Penetapan Bea Masuk (NDPBM)

dengan Nilai Cost, Insurance dan Freight (CIF)( NDPBM X CIF )

Nilai pabean barang impor ditetapkan berdasarkan metode-metode harga yang tela ditetapkan

(Metode I s.d. VI secara hirarki)

Page 7: Pungutan negara dalam rangka impor

NDPBM1. Nilai tukar adalah harga mata uang rupiah terhadap mata uang asing.

2. Nilai Dasar Penghitungan Bea Masuk yang selanjutnya disingkat NDPBM adalah nilai

tukar yang dipergunakan sebagai dasar penghitungan bea masuk.

3. Bea masuk harus dibayar dalam mata uang rupiah.

4. Untuk melakukan penghitungan bea masuk digunakan nilai tukar. Nilai tukar

sebagaimana dimaksud ditetapkan secara berkala dengan Keputusan Menteri.

5. Nilai tukar berlaku pada saat:

a. dilakukannya pembayaran dan/atau diserahkannya jaminan bea masuk; atau

b. pendaftaran pemberitahuan pabean di kantor pelayanan bea dan cukai, dalam hal

mendapatkan pembebasan bea

masuk atau pembayaran berkala.

6. Dalam hal nilai tukar dari mata uang asing tidak tercantum dalam Keputusan Menteri

sebagaimana dimaksud, maka nilai tukar yang digunakan sebagai NDPBM adalah nilai

tukar spot harian valuta asing yang bersangkutan di pasar internasional terhadap dolar

Amerika Serikat yang berlaku pada penutupan hari kerja sebelumnya.

Page 8: Pungutan negara dalam rangka impor

BIAYA TRANSPORTASI (FREIGHT)1. Bahwa dalam hal importasi dilakukan dengan terminologi penyerahan (incoterm) Free On Board (FOB).

2. Biaya transportasi (freight) yang digunakan dalam penghitungan nilai pabean adalah biaya transportasi yang sebenarnya dibayar atau seharusnya dibayar yang pada umumnya tercantum pada dokumen pengangkutanseperti B/L atau AWB dari barang yang bersangkutan yaitu House BfL atau House AWB.

3. Bahwa dalam hal pada House B/L atau House AWB tidak secara tegas dinyatakan besarnya nilai freight, maka importir harus dapat menyampaikan data yang obyektif dan terukur mengenai besarnya nilai freight yang sebenarnya dibayar atau seharusnya dibayar.

4. Bahwa dalam hal tidak tersedia data yang obyektif dan terukur sebagaimana butir 3 di atas, maka nilai freight ditetapkan berdasarkan data yang tersedia di Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.

Page 9: Pungutan negara dalam rangka impor

POLIS ASURANSI

POLIS ASURANSI (INSURANCE CERTIFICATE) YANG DAPAT DITERIMA UNTUK PENGAMANAN TRANSAKSI PERDAGANGAN INTERNASIONAL SEBAGAI KOMPONEN NILAI PABEAN UNTUK PENGHITUNGAN BEA MASUK ADALAH YANG MEMENUHI KRITERIA SEBAGAI BERIKUT :

a. diterbitkan oleh perusahaan asuransi atau underwriter-nya (perusahaan yang menjamin perusahaan asuransi bersangkutan);

b. memuat saat berlakunya pertanggungan; dan

c. ditutup selambat-lambatnya pada tanggal dimuatnya barang kedalam kapal atau ke tempat penyimpanan pengangkut.

d.Polis asuransi yang tidak memenuhi kriteria sebagaimana disebutkan diatas dianggap tidak menjamin pengamanan pengangkutan dimaksud.