24
Perang Padri dan Perang Aceh Nama Kelompok : 1.Hanifah Mubarakah (14) 2.Nur Puji Rohmawati (21) 3.Putri Nur Ashidiqi (22) 4.Safa Hanna Ruslan (27) 5.Susiana Bella Febrianti (29) SMA NEGERI 3 KLATEN

Sejarah padri aceh

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Sejarah padri aceh

Perang Padri dan Perang Aceh

Nama Kelompok :1. Hanifah Mubarakah (14)2. Nur Puji Rohmawati (21)3. Putri Nur Ashidiqi (22)4. Safa Hanna Ruslan (27)5. Susiana Bella Febrianti (29)

SMA NEGERI 3 KLATEN

Page 2: Sejarah padri aceh

Perang PadriPerang Padri adalah peperangan yang berlangsung di Sumatera Barat dan sekitarnya terutama di kawasan Kerajaan Pagaruyung dari tahun 1803 - 1838.

Page 3: Sejarah padri aceh

Latar Belakang Perang Padri

Perang ini merupakan peperangan yang pada awalnya akibat pertentangan dalam masalah agama sebelum berubah menjadi peperangan melawan penjajahan

Page 4: Sejarah padri aceh

Kronologi Perang Padri• Pada abad ke-9 tiga orang ulama Minangkabau kembali dari tanah suci (Haji Miskin, Haji Piabang , dan Haji Sumanik) • Mereka mempelajari dan mengembangkan aliran Wahabi (gerakan yang menghendaki agama islam dilaksanakan secara murni sesuai dengan Al Quran dan alhadist).

Page 5: Sejarah padri aceh

Lanjutan• Gerakan mereka disebut gerakan Padri

( Artinya tokoh tokoh agama/ ulama). Tujuan gerakan ini adalah memperbaiki masyarakat Minangkabau dan mengembalikan mereka pada jalan yang sesuai dengan ajaran ajaran islam yang benar.

Page 6: Sejarah padri aceh

Sebab sebab perang Padri

1. Adanya perselisihan antara kaum adat dan kaum padri sebagai akibat dari usaha yang dilakukan kaum padri untuk memurnikan ajaran Islam dengan menghapus adat kebiasaan yang tidak sesuai dengan ajaran islam.

Page 7: Sejarah padri aceh

Lanjutan

2.Campur tangan belanda

dengan membantu kaum adat ( Pertempuran pertama terjadi dikota lawas kemudian meluas ke daerah daerah lain ).

Page 8: Sejarah padri aceh

Tokoh Perang Padri

Page 9: Sejarah padri aceh

Lanjutan

• Akibatnya muncul pemimpin yang mendukung gerakan kaum padri (Datuk Bandaro, Datuk Malim Basa (Imam Bonjol), Tuanku pasaman, Tuanku Nan Rencek, Tuanku Nan. cerdik, dan Tuanku Nan Gapuk.)

Page 10: Sejarah padri aceh

Proses peperangan Tahap 1 (1821-1825)

• Peperangan terjadi antara kaum adat dan kaum padri karena masalah agama.

• Berkobar sebelum perang diponegora.• Dari kota lawas pertempuran meluas ke Alahan panjang dan Tanah

datar.• Kaum adat meminta bantuan kepada inggris namun ditolak karena

inggris sudah didak mempunyai kekuasaan lagi di Indonesia.• Kaum adat meminta bantuan kepada belanda tahun 1821 sehingga

kaum padri menyerang pos pos belanda di Semawang , soli air dan Lintau

• Belanda mendirikan benteng Fort Van Capellen di Batusangkar dan Fort De Kock di Bukit tinggi untuk menggempur kaum padri. Upaya ini gagal sehingga Belanda mundur menuju ke Pagar Ruyung.

Page 11: Sejarah padri aceh

Lanjutan• Tahun 1822 terjadi pertempuran di Baso dipimpin oleh Tuanku

Nan Rencek. Di Bonio kaum padri berhasil menyerang pos belanda yang di pimpin oleh Letnan Maartius dan kapten Brusse.

• 24 September 1822 pasukan paderi menyerang Belanda di Agama.

• Tahun 1825 posisi belanda semakin sulit apalagi dijawa sedang berlangsung perang Diponegoro, sehingga belanda mengajak kaum padri untuk melaksanakan perundingan. Maka diadakanlah kontrak Perdamaian pada tanggal 19 Oktober 1825 di Padang.

Page 12: Sejarah padri aceh

Proses Peperangan Tahap II

• Merupakan perang antara masyarakat Minangkabau melawan belanda untuk mempertahankan wilayah mereka dari belanda.

• Perang ini berkobar setelah perang Diponegoro.

• Tahun 1831 serangan kaum padri mulai gencar perang berkobar di muara palam.

Page 13: Sejarah padri aceh

Lanjutan• Tahun 1832 tuanku nan cerdik bergabung Dengan tuanku imam bonjol menyerang

pos pos belanda di Mangapo. Belanda menerapkan tak tik adu domba dengan cara mengirim pasukan pimpinan sentot prawirodirjo (salah seorang pemimpin perang diponegoro yang menyerah). Ternyata sentot membantu kaum padri melawan belanda sehingga ia ditangkap dan diasingkan di Cianjur jawa barat. Tahun 1833 pertempuran meletus di daerah Agam. Kaum padri mulai mengalami kekalahan karena menyerahnya beberapa pemimpin perlawanan seperti Tuanku Nan Cerdik

• Akhir tahun1834 Belanda memusatkan pasukannya untuk menduduki daerah sekitar bonjol dengan sasaran utamanya menguasai bonjol. Belanda menutup jalan jalan yang menghubungkan Bonjol dengan daerah lain. Pasukan paderi pantang menyerah mempertahankan bonjol dengan membuat parit parit sehingga Belanda kesulitan masuk bonjol. Maka Belanda menyerang Bonjol dengan meriam.

Page 14: Sejarah padri aceh

Lanjutan

• Bulan Oktober 1835 Bonjol dikepung dan tembakan dilancarkan kearah Benteng Bonjol. Akhirnya benteng bonjol jatuh ketangan belanda setelah selama 2 tahun dipertahankan mati-matian oleh kaum Padri.

• Tanggal 15 Oktober 1837 Tuanku Imam Bonjol menyerah sehingga perlawanan rakyat Minangkabau melemah dan dianggap sudah tidak ada artinya lagi oleh pasukan Belanda.

Page 15: Sejarah padri aceh

Lanjutan

• Tanggal 8 februari 1835 Tuanku Imam Bonjol Bersedia mengadakan gencatan senjata belanda memaksanya menyerah. Ia bersedia dengan syarat pasukan Belanda ditarik dari Alahan panjang. Belanda menolak sehingga kembali terjadi pertempuran.

• Bulan agustus 1835 Tuanku Imam Bonjol bersedia berunding kembali tetapi belanda menolak dengan alasan kaum paderi akan menggunakan kesempatan ini untuk menyusun siasat . Pertempuran akhirnya meletus kembali.

• Bulan Oktober 1835 Bonjol dikepung dan tembakan dilancarkan kearah Benteng Bonjol .Akhirnya benteng bonjol jatuh ketangan belanda setelah selama 2 tahun dipertahankan mati-matian oleh kaum Padri.

• Tanggal 15 Oktober 1837 Tuanku Imam Bonjol menyerah sehingga perlawanan rakyat Minangkabau melemah dan dianggap sudah tidak ada artinya lagi oleh pasukan Belanda

Page 16: Sejarah padri aceh

Akhir Perang Padri

• Pada tahun 1837 benteng bonjol di kuasai Belanda.Tuanku imam bonjol ditangkap, tetapi peperangan ini masih berlanjut. Sampai benteng tambusai yang di pimpin Tuanku tambusai jatuh pada 28 desember 1838.

•Hancurnya benteng tersebut memaksa Tuanku Tambusai mundur, bersama sisa pejuangnya pindah ke negeri sembilan semenanjung malaya dan akhirnya peperangan ini dianggap selesai karena sudah tidak ada perlawanan yang berarti.

Page 17: Sejarah padri aceh

Agar lebih jelas simak video berikut ini….

Page 18: Sejarah padri aceh

Perang Rakyat Aceh

Isi Traktat Sumatra :Pada tanggal 2 November 1871 Belanda mengadakan perjanjian dengan Inggris yang kemudian menghasilkan Traktat Sumatra.

Traktat tersebut berisi bahwa pihak Belanda diberi kebebasan memperluas daerah kekuasaannya di Aceh. Sedang Inggris mendapat kebebasan berdagang di daerah siak.

Page 19: Sejarah padri aceh

Latar Belakang

Penandatanganan Traktat Sumatra antara Inggris dan Belanda pada tahun 1871 membuka kesempatan kepada Belanda untuk mulai melakukan intervensi ke Kerajaan Aceh.

Belanda menyatakan perang terhadap Kerajaan Aceh karena Kerajaan Aceh menolak dengan keras untuk mengakui kedaulatan Belanda.

Kontak pertama terjadi antara pasukan Aceh dengan sebagian tentara Belanda yang mulai mendarat. Pertempuran itu memaksa pasukan Aceh mengundurkan diri ke kawasan Masjid Raya.

Pasukan Aceh tidak semata-mata mundur tapi juga sempat memberi perlawanan sehingga Mayor Jenderal Kohler sendiri tewas. Dengan demikian, Masjid Raya dapat direbut kembali oleh pasukan Aceh.

Page 20: Sejarah padri aceh

Tokoh Perlawanan Aceh

Page 21: Sejarah padri aceh

Jalannya Perang

Belanda mendahului menyerang Aceh pada tahun 1873 yang dipimpin Mayor Jenderal Kohler dalam insiden tersebut Belanda berhasil dipukul mundul, bahkan Kohler diketahui tewas. Pada akhir 1873 Belanda melakukan serangan lagi yang dipimpin oleh Mayor Jenderal Van Swieten.

Page 22: Sejarah padri aceh

Lanjutan• Untuk menghadapi perlawanan pasukan Aceh, Belanda menggunakan teknik Konsentrasi stelsel (garis pemusatan)

• Yaitu dengan menempatkan tentara-tentara Belanda pada benteng pemusatan. Namun ternyata Teuku Umar berhasil menyergap benteng-benteng tersebut sehingga sistem pemusatan dinilai gagal.

• Akhirnya Belanda menggunakan cara lain, yaitu dengan siasat adu domba oleh Dr. Snouck Hurgronje dalam bukunya De Acehers yang diterapkan oleh Van Heutsz dengan membentuk pasukan gerak cepat,

Page 23: Sejarah padri aceh

Akhir Perang• Jenderal Van Heutsz berhasil mendesak perlawan Aceh. Teuku Umar terdesak ke Meulaboh dan akhirnya gugur pada tahun 1899• panglima Polim menyerah pada tahun 1903 demikian pula dengan Sultan Muhamad Daudsyah, sementara Cik Di Tiro sudah meninggal • Cut Nyak Dien tertangkap pada tahun 1906 lalu dibuang ke Sumedang.Meninggal pada bulan November 1908.Jenazahnya di makamkan di Cadas Panneran dekat Sumedang.• Pada tahun 1904 perang Aceh dianggap selasai .

Page 24: Sejarah padri aceh