Upload
abdul-mufti-putra
View
10.116
Download
10
Embed Size (px)
Citation preview
1
LAPORAN PRAKTIKUM
DASAR AGROTEKNOLOGI
ACARA III
“TEKNIK PENGUKURAN LUAS DAUN TANAMAN”
Oleh :
Abdul Mufti Putra
13011037
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
2014
2
I. JUDUL ACARA
“TEKNIK PENGUKURAN LUAS DAUN TANAMAN KEDELAI”
II. TUJUAN PRAKTIKUM
Secara umum, tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Agar mahasiswa dapat menentukan luas daun tanaman kedelai dengan
metode milimeter block dan gravimetri.
2. Agar mahasiswa dapat membuat rumus regresi untuk menghitung luas daun
tanaman kedelai.
3. Agar mahasiswa dapat menentukan luas daun tanaman kedelai dengan rumus
persamaan regresi yang telah dibuat.
III. LANDASAN TEORI
Kedelai (Glycine max) merupakan terna dikotil semusim dengan
percabangan sedikit, sistem perakaran akar tunggang, dan batang berkambium.
Kedelai dapat berubah penampilan menjadi tumbuhan setengah merambat dalam
keadaan pencahayaan rendah. Kedelai, khususnya kedelai putih dari daerah
subtropik, juga merupakan tanaman hari-pendek dengan waktu kritis rata-rata 13
jam. Ia akan segera berbunga apabila pada masa siap berbunga panjang hari
kurang dari 13 jam. Ini menjelaskan rendahnya produksi di daerah tropika, karena
tanaman terlalu dini berbunga.
Tanaman kedelai mempunyai dua bentuk daun yang dominan, yaitu stadia
kotiledon pada buku (nodus) pertama tanaman yang tumbuh dari biji terbentuk
sepasang daun tunggal. Selanjutnya, pada semua buku di atasnya terbentuk daun
majemuk selalu dengan tiga helai. Helai daun tunggal memiliki tangkai pendek
dan daun bertiga mempunyai tangkai agak panjang. Masing-masing daun
berbentuk oval, tipis, dan berwarna hijau. Permukaan daun berbulu halus
(trichoma) pada kedua sisi. Tunas atau bunga akan muncul pada ketiak tangkai
daun majemuk. Setelah tua, daun menguning dan gugur, mulai dari daun yang
menempel di bagian bawah batang.
Daun merupakan organ fotosintesis utama dalam tubuh tanaman, yang
merupakan tempat terjadinya proses perubahan energi cahaya menjadi energy
kimia dan tempat produksi karbohidrat (glukosa) yang diwujudkan dalam bentuk
bahan kering. Dalam analisis pertumbuhan tanaman, perkembangan daun menjadi
3
perhatian utama. Berbagai ukuran dapat digunakan, seperti pengukuran indeks
luas daun (ILD), nisbah luas daun (NLD) dan nisbah berat daun (NBD) pada
waktu tertentu. Perubahan-perubahan selama pertumbuhan mencerminkan
perubahan bagian yang aktif berfotosintesis (Sumarsono, 2005)
Faktor yang penting untuk diperhatikan dalam mengukur luas daun adalah
ketepatan hasil pengukuran dan kecepatan pengukuran. Masing-masing faktor
tersebut memiliki kepentingan sendiri dalam penggunaannya, seperti pada
pengukuran laju fotosintesis dan proses metabolismelain tentunya ketepatan
pengukuran yang diperlukan. Untuk pengukuran indek luas dauntentunya
kecepatan pengukuran yang diperlukan. Namun demikian ketepatan dan
kecepatan pengukuran sangat tergantung pada alat dan cara atau teknik
pengukuran (Bambang dan Haryadi, 2008).
Pengukuran luas daun dapat dilakukan dengan memetik daun maupun tanpa
memetik daun. Bilamana pengukuran harus dilakukan dengan cara memetik daun
bersangkutan, maka tanaman mengalami kerusakan daun. Daun-daun tersebut
kemudian diukur dengan menggunakan alat Leaf Area Meter (LAM) ataupun
Metode Timbang. Sebaliknya pengukuran dengan tanpa memetik daun, maka
tanaman akan tetap tumbuh baik karena daun-daun tidak berkurang atau bahkan
habis terpetik.
Pengukuran daun dengan tidak memetik daun dapat dilakukan dengan
menggunakan persamaan atau rumus. Pengukuran luas daun dengan tidak harus
memetik daun merupakan teknik pengukuran yang lebih baik karena tanaman
tidak rusak dan pengukuran cepat serta tidak mensyaratkan peralatan yang
mungkin sulit tersedianya. Pada beberapa tanaman pangan seperti jagung dan
kedelai digunakan faktor koreksi terhadap luas daun yang diperoleh dari
pengukuran panjang dan lebar daun (Pearce et.al., 1988). Selain itu, dapat
menggunakan metode milimeter block dan gravimetri.
Metode milimeter block menggunakan kertas milimeter dan peralatan
menggambar untuk mengukur luas daun. Metode ini dapat diterapkan cukup
efektif pada daun dengan bentuk daun relatif sederhana dan teratur. Pada
dasarnya, daun digambar pada kertas milimeter yang dapat dengan mudah
dikerjakan dengan meletakkan daun diatas kertas milimeter dan pola daun diikuti.
Luas daun ditaksir berdasarkan jumlah kotak yang terdapat dalam pola daun.
Sekalipun metode ini cukup sederhana, waktu yang dibutuhkan untuk mengukur
4
suatu luasan daun relatif lama, sehingga ini tidak cukup praktis diterapkan apabila
jumlah sampel banyak (Jumin, 2005).
Pada prinsipnya luas daun ditaksir melalui perbandingan berat (gravimetri)
dilakukan dengan menggambar daun yang akan ditaksir luasnya pada sehelai
kertas, yang menghasilkan replika (tiruan) daun. Replika daun kemudian
digunting dari kertas yang berat dan luasnya sudah diketahui. Luas daun
kemudian ditaksir berdasarkan perbandingan berat replika daun dengan berat total
kertas dikalikan dengan luas kertas konversi (Jumin, 2005).
Pada tanaman kedelai terlihat perkembangan indeks Luas Daun setelah awal
pertumbuhan, terjadi peningkatan yang cepat yang mendekati linier sampai fase
pembungaan, saat dicapai ILD 5 – 8. Setelah mencapai maksimum kemudian
menurun dengan cepat karena daun-daun bawah luruh. Selama fase pengisian biji
sampai fase masak fisiologis, nilai ILD berkisar antara 4 – 6 (Shibbles, Anderson
dan Gibson, 1975).
Blad dan Baker mengemukakan hubungan ILD selama pertumbuhan tanaman
kedelai berdasarkan hasil penelitian pada varietas Chippena 64 dan Hank,
diperoleh bahwa setelah awal pertumbuhan tanaman kedelai, terlihat peningkatan
sesuai bertambahnya umur tanaman, kemudian turun dan ILD maksimum dicapai
pada saat jumlah daun dan ukuran daun maksimum.
IV. METODE PELAKSANAAN
a. Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 19 Desember 2013 di
Laboratorium Agronomi Universitas Mercu Buana Yogyakarta.
b. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini antara lain :
1. Lima sampel tanaman kedelai
2. Kertas milimeter block
3. Alat tulis
4. Penggaris
5. Gunting
6. Timbangan analitik
5
c. Cara Kerja
Metode Milimeter Block
1. Mengambil masing-masing 3 daun (atas,tengah,bawah) dari tiap
tanaman sampel
2. Menggambar daun-daun tersebut pada kertas milimeter sehingga
terbentuk pola, lalu menggunting pola tersebut.
3. Menghitung jumlah kotak yang ada pada pola tersebut untuk
mengetahui luas daun.
Metode Gravimetri
1. Menggunakan pola-pola daun yang ada pada metode milimeter
2. Menimbang masing-masing pola daun tersebut dengan menggunakan
timbangan analitik
3. Membuat potongan kertas milimeter 10 x 10 cm, lalu menimbangnya
4. Menghitung luas daun dengan menggunakan rumus :
x 100cm
2
Metode Regresi
1. Menghitung panjang dan lebar daun pada masing-masing sampel
2. Menggunakan data dari metode gravimetri
3. Membuat persamaan model regresi linear Y= a + bX dengan a dan b
diperoleh dari rumus :
∑ ∑ ∑
∑ ∑
∑ ∑
4. Menghitung standar error dengan rumus :
√∑ ∑ ∑
Semakin tinggi nilai Se menggambarkan semakin rendah tingkat
prakiraan persamaan regresi tersebut.
5. Menghitung luas daun dengan persamaan regresi linear yang telah
diperoleh
6
V. HASIL PENGAMATAN
Dari praktikum yang telah dilaksanakan didapatkan hasil pengamatan sebagai
berikut :
Tanaman Panjang
(cm)
Lebar
(cm)
Berat Pola
Daun (gr)
Luas Pola
Daun (cm2) Sampel Daun
1
Atas 4 2,8 0,11 30
Tengah 11 8 0,71 123,75
Bawah 5,3 3,7 0,11 25,5
2
Atas 5,7 2,7 0,12 21,75
Tengah 11,3 6,8 0,7 121,5
Bawah 8,5 5,5 0,32 72
3
Atas 7,3 4,2 0,25 34,5
Tengah 10,7 7,5 0,59 122,25
Bawah 7,7 4,7 0,22 39,75
4
Atas 7,5 4,3 0,23 46,5
Tengah 10,5 7,5 0,59 115,5
Bawah 4,7 3,1 0,12 17,25
5
Atas 8,1 5,1 0,27 58,5
Tengah 11,2 8,3 0,73 191,25
Bawah 8 5,8 0,24 45,75
VI. ANALISIS HASIL
Dari hasil pengamatan yang telah diperoleh, didapatkan analisis sebagai
berikut :
1. Metode Milimeter Block
Tanaman Luas Pola
Daun (cm2) Sampel Daun
1
Atas 30
Tengah 123,75
Bawah 25,5
2
Atas 21,75
Tengah 121,5
Bawah 72
3
Atas 34,5
Tengah 122,25
Bawah 39,75
4
Atas 46,5
Tengah 115,5
Bawah 17,25
5
Atas 58,5
Tengah 191,25
Bawah 45,75
7
Luas daun sama dengan luas pola daun pada milimeter block dengan
menghitung jumlah kotak yang ada pada milimeter tersebut.
2. Metode gravimetri
- Diketahui data sebagai berikut :
Tanaman Berat Pola
Daun (gr) Sampel Daun
1
Atas 0,11
Tengah 0,71
Bawah 0,11
2
Atas 0,12
Tengah 0,70
Bawah 0,32
3
Atas 0,25
Tengah 0,59
Bawah 0,22
4
Atas 0,23
Tengah 0,59
Bawah 0,12
5
Atas 0,27
Tengah 0,73
Bawah 0,24
- Berat kertas milimeter block 10 x 10 cm = 0,5gr
a. Tanaman sampel 1
- Luas Daun Atas =
x 100cm
2
Luas Daun Ata =
x 100cm
2
Luas Daun Atas = 22 cm2
- Luas Daun Tengah =
x 100cm
2
Luas Daun Tengah =
x 100cm
2
Luas Daun Tengah = 142 cm2
- Luas Daun Bawah =
x 100cm
2
Luas Daun Bawah =
x 100cm
2
Luas Daun Bawah = 22 cm2
8
b. Tanaman sampel 2
- Luas Daun Atas =
x 100cm
2
Luas Daun Ata =
x 100cm
2
Luas Daun Atas = 24 cm2
- Luas Daun Tengah =
x 100cm
2
Luas Daun Tengah =
x 100cm
2
Luas Daun Tengah = 140 cm2
- Luas Daun Bawah =
x 100cm
2
Luas Daun Bawah =
x 100cm
2
Luas Daun Bawah = 64 cm2
c. Tanaman sampel 3
- Luas Daun Atas =
x 100cm
2
Luas Daun Ata =
x 100cm
2
Luas Daun Atas = 50 cm2
- Luas Daun Tengah =
x 100cm
2
Luas Daun Tengah =
x 100cm
2
Luas Daun Tengah = 118 cm2
- Luas Daun Bawah =
x 100cm
2
Luas Daun Bawah =
x 100cm
2
Luas Daun Bawah = 44 cm2
d. Tanaman sampel 4
- Luas Daun Atas =
x 100cm
2
Luas Daun Ata =
x 100cm
2
Luas Daun Atas = 46 cm2
9
- Luas Daun Tengah =
x 100cm
2
Luas Daun Tengah =
x 100cm
2
Luas Daun Tengah = 118 cm2
- Luas Daun Bawah =
x 100cm
2
Luas Daun Bawah =
x 100cm
2
Luas Daun Bawah = 24 cm2
e. Tanaman sampel 5
- Luas Daun Atas =
x 100cm
2
Luas Daun Ata =
x 100cm
2
Luas Daun Atas = 54 cm2
- Luas Daun Tengah =
x 100cm
2
Luas Daun Tengah =
x 100cm
2
Luas Daun Tengah = 146 cm2
- Luas Daun Bawah =
x 100cm
2
Luas Daun Bawah =
x 100cm
2
Luas Daun Bawah = 48 cm2
10
3. Metode Regresi
- Diketahui data sebagai berikut :
Tanaman X
(p x l)
Y
(Gravimetri) X
2 Y
2 XY
Sampel Daun
1
Atas 11,2 22 125,4 484 246,4
Tengah 88 142 7744,0 20164 12496
Bawah 19,61 22 384,6 484 431,42
2
Atas 15,39 24 236,9 576 369,36
Tengah 76,84 140 5904,4 19600 10757,6
Bawah 46,75 64 2185,6 4096 2992
3
Atas 30,66 50 940,0 2500 1533
Tengah 80,25 118 6440,1 13924 9469,5
Bawah 36,19 44 1309,7 1936 1592,36
4
Atas 32,25 46 1040,1 2116 1483,5
Tengah 78,75 118 6201,6 13924 9292,5
Bawah 14,57 24 212,3 576 349,68
5
Atas 41,31 54 1706,5 2916 2230,74
Tengah 92,96 146 8641,6 21316 13572,16
Bawah 46,4 48 2153,0 2304 2227,2
Total (∑) 711,13 1062,00 45225,55 106916,00 69043,42
- ∑X = 711,13
∑Y = 1062
∑X2 = 45225,55
∑Y2 = 106916
∑XY = 69043,42
- Banyak data (n) = 15
- Persamaan model regresi linear Y = a + bX dengan a dan b diperoleh
dari rumus:
∑ ∑ ∑
∑ ∑
∑ ∑
- Rumus standar error :
√∑ ∑ ∑
11
b = ∑ ∑ ∑
∑ ∑
b =
b =
b =
b = 1,62
= ∑ ∑
=
=
=
= - 6
Se = √∑ ∑ ∑
Se = √
Se = √
Se = √
Se = √
Se = √
Se = 10,52
Jadi, persamaan regresi linearnya adalah Y = (-6) + 1,62X
12
Dengan menggunakan rumus persamaan Y = (-6) + 1,62X maka didapatkan luas
daun sebagai berikut :
Tanaman X
(p x l) Y
[Y= (-6) + 1,62X] Sampel Daun
1
Atas 11,2 12,14
Tengah 88 136,56
Bawah 19,61 25,77
2
Atas 15,39 18,93
Tengah 76,84 118,48
Bawah 46,75 69,74
3
Atas 30,66 43,67
Tengah 80,25 124,01
Bawah 36,19 52,63
4
Atas 32,25 46,25
Tengah 78,75 121,58
Bawah 14,57 17,60
5
Atas 41,31 60,92
Tengah 92,96 144,60
Bawah 46,4 69,17
VII. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini mahasiswa diajarkan teknik pengukuran luas daun
dengan berbagai metode seperti metode milimeter block, gravimetri, dan
persamaan regresi. Sebenarnya pengukuran luas daun dapat menggunakan alat
yang bernama Leaf Area Meter, namun dilaboratoriun agronomi alat tersebut
sedang mengalami masalah, apabila digunakan data yang diperoleh jauh dari
keakuratan. Dengan Leaf Area Meter hasil pengukuran luas daun yang didapatkan
lebih akurat. Pengukuran luas daun ini sebagai parameter pertumbuhan tanaman.
Asumsinya daun merupakan tempat dilakukan proses fotosintesis sehingga luas
daun dan banyaknya daun akan berpengaruh terhadap hasil suatu tanaman.
Metode milimeter block ini menggunakan kertas milimeter dan peralatan
menggambar untuk mengukur luas daun. Metode ini dapat diterapkan cukup
efektif pada daun dengan bentuk daun relatif sederhana dan teratur. Pada
dasarnya, daun digambar pada kertas milimeter yang dapat dengan mudah
dikerjakan dengan meletakkan daun diatas kertas milimeter dan pola daun diikuti.
Luas daun ditaksir berdasarkan jumlah kotak yang terdapat dalam pola daun.
Sekalipun metode ini cukup sederhana, waktu yang dibutuhkan untuk mengukur
13
suatu luasan daun relatif lama, sehingga ini tidak cukup praktis diterapkan apabila
jumlah sampel banyak.
Mengukur luas daun dengan metode gravimetri dilakukan dengan cara
membandingkan berat replika/pola daun yang digunakan pada metode milimeter
block dengan berat kertas konversi milimeter dengan ukuran 10 x 10 cm dikalikan
luas kertas konversi itu sendiri.
Selanjutnya pengukuran luas daun dilakukan dengan metode persamaan
regresi. Dengan metode ini pengukuran luas daun dengan harus memetik daun
merupakan teknik pengukuran yang lebih baik karena tanaman tidak rusak dan
pengukuran cepat serta tidak mensyaratkan peralatan yang mungkin sulit
tersedianya. Metode ini menggunakan faktor koreksi terhadap luas daun yang
diperoleh dari pengukuran panjang dan lebar daun serta hasil dari metode
gravimetri.
Hasil pengukuran luas daun menunjukkan bahwa luas helai daun tanaman
kedelai bervariasi. Ukuran daun saat fase bibit berbeda dengan daun saat tanaman
telah dewasa, yaitu ukuran daun pada saat fase bibit relatif lebih kecil
dibandingkan dengan daun pada saat tanaman dewasa. Helaian daun saat fase
bibit nampak lebih tipis dibandingkan daun pada tanaman dewasa.Ukuran helaian
daun saat fase bibit lebih seragam dibandingkan ukuran helaian daun dari
tanaman dewasa. Pada tanaman dewasa ukuran helaian daun bervariasi dari yang
berukuran kecil, berukuran sedang hingga berukuran besar. Ukuran daun yang
lebih kecil biasanya diperoleh pada percabangan yang terletak di bawah. Daun-
daun yang berada ditengah biasanya lebih besar, dan kemudian berukuran kecil
lagi pada bagian ujung percabangan (Finkedey, 2005).
Dengan menggunakan berbagai metode, hasil yang didapatkan berbeda
pula, namun hal sama yang dapat diperoleh adalah daun tengah memiliki luas
daun yang paling besar, ini disebabkan oleh perbedaan tingkat perkembangan dan
pertumbuhan tanaman itu sendiri.
Dari keempat jenis metode yang digunakan untuk menghitung luas daun
dapat diketahui bahwa metode rumus merupakan metode yang efektif dan efisien
karena dengan metode ini kita bisa menghitung luas daun dalam luasan
pertanaman yang besar tanpa memetik daun sehingga tanaman tidak terganggu
aktivitasnya dalam berfotosintesis akibat daun yang di petik. Persamaan rumus
regresi yang didapatkan berdasarkan perhitungan yaitu Y = (-6) + 1,62X. Untuk
14
metode milimeter kita harus memetik daun untuk mengetahui berapa luas daun
dari tanaman tersebut karena harus membuat pola terlebih dahulu kemudian
menghitung luasan kotak yang ada dalam kertas milimeter tersebut. Selain itu,
metode milimeter juga membutuhkan kecermatan karena kotak-kotaknya terlalu
kecil dan akan membutuhkan waktu yang lama juga. Untuk metode gravimetri
mempunyai kekurangan kita harus memetik daun terlebih dahulu dan itu akan
merusak pertanaman.
VIII. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, didapatkan kesimpulan
sebagai berikut :
1. Metode yang paling efektif dan efisien untuk mengukur luas daun adalah
metode regresi.
2. Persamaan rumus regresi yang didapatkan berdasarkan perhitungan yaitu
Y = (-6) + 1,62X.
3. Luas daun yang didapatkan dengan menggunakan metode milimeter block
sama dengan jumah kotak-kotak yang ada pada pola daun. Luas daun atas,
tengah, dan bawah pada sampel 1 berturut-turut adalah 30 cm2, 123,75 cm
2,
dan 25,5 cm2.
4. Luas daun atas, tengah, dan bawah pada sampel 1 dengan menggunakan
metode gravimetri berturut-turut adalah 22 cm2, 142 cm
2 dan 22 cm
2.
5. Luas daun atas, tengah, dan bawah pada sampel 1 dengan menggunakan
persamaan rumus regresi berturut-turut adalah 12,4 cm2, 136,56 cm
2 dan 25,77
cm2.
6. Pengukuran luas daun dengan berbagai metode mendapatkan hasil yang
berbeda
7. Daun tengah pada tanaman kedelai memiliki luasan yang paling besar
15
DAFTAR PUSTAKA
Adisarwanto. 2006. Budidaya Dengan Pemupukan Yang Efektif dan Pengoptimalan
Peran Bintil Akar Kedelai. Penebar Swadaya. Jakarta.
BALITKABI. 2005. Deskripsi Varietas Unggul Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian.
Malang.
Bey, A. & I. Las. 1991. Strategi Pendekatan Iklim dalam Usaha Tani. Kapita Selekta
dalam Agrometeorologi. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta.
Gardner, F. P ; R. B. Pearce dan R. L. Mitchell., 2007. Fisiologi Tanaman. PT
Gramedia. Jakarta.
Harjadi, S. S. M. M. 1991. Pengantar Agronomi. PT Gramedia. Jakarta.
Jumin, H. B. 2005. Dasar-Dasar Agronomi. Edisi Revisi. P. T. Raja Grafindo Persada.
Jakarta.
Suhaeni, N. 2007. Petunjuk Praktis Menanam Kedelai. NUANSA. Bandung.
Suprapto. 1985. Bertanam Kedelai. Penebar Swadaya. Jakarta.
Tjitrosoepomo, G. 1989. Morfologi Tumbuhan. Gadjah Mada Press University