12
Dosen: Dra. Elni Yakub, MS PAPER “Teori Belajar Gestalt” Oleh Yosi Srinita (1205135729) Program Studi Pendidikan Matematika Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau Pekanbaru 2013

Teori Belajar Gestalt (Gestalt)

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Teori Belajar Gestalt (Gestalt)

Dosen: Dra. Elni Yakub, MS

PAPER“Teori Belajar Gestalt”

Oleh

Yosi Srinita (1205135729)

Program Studi Pendidikan Matematika

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Riau

Pekanbaru

2013

Page 2: Teori Belajar Gestalt (Gestalt)

Teori Belajar Gestalt

Kata “Gestalt” berasal dari bahasa Jerman yang mempunyai padanan arti sebagai  

“bentuk atau konfigurasi”. Dasar teori gestalt adalah bahwa subjek itu mereaksi pada

“keseluruhan yang bermakna. Teori ini dibangun oleh tiga orang, Max Wertheimer, Kurt

Koffka, Wolfgang kohler. Teori ini bepandangan bahwa keseluruhan lebih penting dari

bagian-bagian atau unsur.

Menurut teori gestalt, belajar adalah proses mengembangkan insight. Insight adalah

pemahaman terhadap hubungan antar bagian di dalam suatu situasi permasalahan. Teori ini

berbeda dengan teori belajar behaviouristik yang menganggap belajar atau tingkah laku itu

bersifat mekanistis sehingga mengabaikan atau mengingkari peranan insight(Wina sanjaya,

2010:242).

Dalam belajar yang paling penting adalah adanya penyesuaian pertama yaitu

memperoleh response yang tepat untuk memecahkan problem yang dihadapi. Belajar yang

penting bukan mengulangi hal-hal yang harus dipelajari, tetapi mengerti atau memperoleh

insight(Slameto, 1995:9).

Eksperimen Kohler

Untuk mendukung teorinya, Wolfgang Kohler melakukan eksperimen pada Simpanse.

Eksperimen tersebut dilakukan di Pulau Canary tahun 1913 – 1920. Berikut ini adalah

eksperimen yang dilakukannya.

Eksperimen I

Wolfgang Kohler membuat sebuah sangkar yang didalamnya

telah disediakan sebuah tongkat. Simpanse kemudian dimasukkan

dalam sangkar tersebut, dan di atas sangkar diberi buah pisang.

Melihat buah pisang yang tergelantung tersebut, Simpanse

berusaha untuk mengambilnya namun selalu mengalami

kegagalan.

Dengan demikian Simpanse mengalami sebuah problem

yaitu bagaimana bisa mendapatkan buah pisang agar dapat

Page 3: Teori Belajar Gestalt (Gestalt)

dimakan. Karena didekatnya ada sebuah tongkat maka timbullah pengertian bahwa untuk

meraih sebuah pisang harus menggunakan tongkat tersebut.

Eksperimen II

Pada eksperimen yang kedua masalah yang dihadapi

oleh Simpanse masih sama yaitu bagaimana cara mengambil

buah pisang. Namun di dalam sangkar tersebut diberi dua

tongkat. Simpanse mengambil pisang dengan satu tongkat,

namun selalu mengalami kegagalan karena buah pisang

diletakkan semakin jauh di atas sangkar. Tiba-tiba muncul

insight (pemahaman) dalam diri Simpanse untuk

menyambung kedua tongkat tersebut.

Dengan kedua tongkat yang disambung itu, Simpanse menggunakannya untuk

mengambil buah pisang yang berada di luar sangkar. Ternyata usaha yang dilakukan oleh

Simpanse ini berhasil.

Eksperimen III

Dalam eksperimen yang ketiga Wolfgang Kohler masih

menggunakan sangkar, Simpanse, dan buah pisang. Namun

dalam eksperimen ini di dalam sangkar diberi beberapa buah

kotak yang kuat untuk bisa dinaiki oleh Simpanse. Pada

awalnya Simpanse berusaha meraih pisang yang digantung di

atas sangkar, tetapi ia selalu gagal. Semula Simpanse hanya

menggunakan kotak satu untuk meraih pisang, tetapi gagal.

Simpanse melihat ada satu kotak lagi di dalam sangkar dan ia

menghubungkan kotak tersebut dengan pisang dan kotak yang satunya lagi.

Dengan pemahaman tersebut, Simpanse menyusun kotak-kotak itu dan ia berdiri di

atas susunan kotak-kotak dan akhirnya dapat meraih pisang di atas sangkar dengan

tangannya, maka timbullah insight (pemahaman) dalam diri Simpanse yakni mengambil

kotak tersebut untuk ditaruh tepat dibawah pisang dan menyusunnya. Selanjutnya,

Simpanse menaiki kotak dan akhirnya ia dapat meraih pisang tersebut.

Page 4: Teori Belajar Gestalt (Gestalt)

Eksperimen IV

Eksperimen yang keempat masih sama dengan eksperimen yang

ketiga, yaitu buah pisang yang diletakkan di atas sangkar dengan cara

agak ditinggikan, sementara di dalam sangkar diberi beberapa buah

kotak dan tongkat. Semula Simpanse hanya menggunakan satu kotak

untuk meraih pisang, tetapi gagal. Simpanse melihat ada satu kotak

lagi di dalam sangkar dan ia menghubungkan kotak tersebut dengan

pisang dan kotak yang satunya lagi. Tetapi masih gagal, hingga

akhirnya simpanse tersebut berusaha untuk menjangkau pisang dengan menggunakan kotak

dan tongkat.

Dari eksperimen-eksperimen tersebut, Kohler menjelaskan bahwa Simpanse yang

dipakai untuk percobaan harus dapat membentuk persepsi tentang situasi total dan saling

menghubungkan antara semua hal yang relevan dengan problem yang dihadapinya sebelum

muncul insight. Dari percobaan-percobaan tersebut menunjukkan Simpanse dapat

memecahkan problemnya dengan insight-nya, dan ia akan mentransfer insight tersebut untuk

memecahkan problem lain yang dihadapinya. Inilah hakikat belajar. Belajar terjadi karena

kemampuan menangkap makna dan keterhubungan antara komponen yang ada

dilingkungannnya.

Sifat- sifat belajar dengan insight ialah :

a. Insight tergantung dari kemampuan dasar

b. Insight tergantung dari pengalaman masa lampau yang relevan.

c. Insight hanya timbul apabila situasi hanya timbul apabila situasi belajar diatur

sedemikian rupa, sehingga segala aspek yang perlu dapat diamati.

d. Insight adalah hal yang harus dicari, tidak dapat jatuh dari langit.

e. Belajar dengan insight dapat diulangi

f. Insight dapat sekali digunakan untuk menghadapi situasi-situasi yang baru.

Teori psikologi Gestalt sangat berpengaruh terhadap tafsiran tentang belajar. Beberapa

prinsip yang perlu mendapat perhatian, adalah sebagai berikut.

1) Tingkah laku terjadi berkat interaksi antara individu dan lingkungannya, faktor

herediter (natural endowment) lebih berpengaruh.

Page 5: Teori Belajar Gestalt (Gestalt)

2) Bahwa individu berada dalam keadaan keseimbangan yang dinamis, adanya gangguan

terhadap keseimbangan itu akan mendorong terjadinya tingkah laku.

3) Belajar mengutamakan aspek pemahaman (insight) terhadap situasi problematis.

4) Belajar menitikberatkan pada situasi sekarang, dalam situasi tersebut menemukan

dirinya.

5) Belajar dimulai dari keseluruhan dan bagian-bagian hanya bermakna dalam

keseluruhan itu.

Prinsip belajar menurut teori Gestalt :

a. Belajar Berdasarkan Keseluruhan

Orang berusaha menghubungkan suatu pelajaran dengan pelajaran yang lain

sebanyak mungkin. Mata pelajaran yang bulat lebih mudah dimengerti daripada

bagian-bagiannya.

b. Belajar adalah suatu proses perkembangan

Anak-anak baru dapat mempelajari dan merencakan bila ia telah matang untuk

menerima bahan pelajaran itu. Manusia sebagai suatu organisme yang berkembang,

kesediaan mempelajari sesuatu tidak hanya ditentukan oleh kematangan jiwa batiniah

tetapi juga perkembangan karena lingkungan dan pengalaman.

c. Siswa sebagai organisme keseluruhan

Siswa tak hanya mempelajari intelektualnya saja, tetapi juga emosional dan

jasmaniahnya.

d. Terjadi transfer

Belajar pada pokoknya yang terpenting pada penyesuaian pertama ialah

memperoleh response yang tepat.

e. Belajar adalah reorganisasi pengalaman

Pengalaman adalah suatu interaksi antara seseorang dengan lingkungannya.

Anak kena api – kejadian ini menjadi pengalaman bagi anak.

f. Belajar harus dengan insight

Insight adalah suatu saat dalam proses belajar dimana seseorang melihat

pengertian tentang sangkut-paut dan hubungan-hubungan tertentu dalam unsur yang

mengandung suatu problem.

g. Belajar lebih berhasil bila berhubungan dengan minat, keinginan dan tujuan siswa.

Page 6: Teori Belajar Gestalt (Gestalt)

h. Belajar berlangsung terus-menerus

Siswa memperoleh pengetahuan tak hanya disekolah tetapi juga diluar

sekolah, dalam pergaulan, memperoleh pengalaman sendiri-sendiri karena itu sekolah

harus bekerja sama dengan orang tua dirumah dan masyarakat.

Belajar menurut ilmu jiwa Gestalt, juga sangat menguntungkan untuk kegiatan belajar

memecahkan masalah. Hal ini nampaknya juga relevan dengan konsep teori belajar yang

diawali dengan suatu pengamatan. Belajar memecahkan masalah diperlukan juga suatu

pengamatan secara cermat dan lengkap. Kemudian bagaimana seseorang itu dapat

memecahkan masalah(Sardiman, 2001:32).

Menurut J.Dewey ada lima langkah dalam upaya pemecahan,yakni:

Realisasi adanya masalah. Jadi harus memahami apa masalah nya dan juga harus

dapat merumuskanya

Mengajukan hipotesa, sebagai suatu jalan yang mungkin memberi arah pemecahan

masalah.

Mengumpulkan data atau informasi dengan bacaan atau sumber-sumber lain.

Menilai dan mencobakan usaha pembuktian hipotesa dengan keterangan –keterangan

yang diperoleh

Mengambil kesimpulan, membuat laporan atau berbuat sesuatu dengan hasil

pemecahan soal itu.

Penggunaan Teori Gestal

Menurut gestalt, problem merupakan stimulus sampai didapat suatu pemecahannya.

Organisme atau individu akan selalu berpikir tentang suatu bahan agar dapat memecahkan

masalah yang dihadapinya sebagai bentuk respons dari stimulus yang berupa masalah tadi.

Contoh Penerapan teori gestalt yaitu :

1. Penerapan pada kurikulum yang sekarang digunakan di dunia pendidikan. Hal pokok

diajarkan secara garis besar. Di tingkat yang lebih lanjut, kesatuan itu diberikan lagi

dengan muatan yang lebih detail yang mengarah ke bagian-bagian yang telah diberikan

di tingkat dasar. Begitu secara berkelanjutan di setiap jenjangnya.

2. Teori gestalt telah banyak dijadikan dasar dalam penggunaan metode pembelajaran.

pembelajaran dengan menggunakan concept map (peta konsep) merupakan salah satu

metode pembelajaran yang didasarkan pada teori gestalt. Pembelajaran melalui concept

map, guru sebelum menyampaikan materi secara rinci, guru menyampaikan peta konsep

Page 7: Teori Belajar Gestalt (Gestalt)

yang menunjukkan hubungan antar pokok materi yang satu dengan lainnya, sehingga

hubungan antar pokok materi tersebut membentuk sebuah satu kesatuan.

3. Teori Gestalt dengan metode globalnya juga sangat berpengaruh dalam metode

membaca dan menulis. Metode yang resmi digunakan dengan mengacu teori ini dikenal

dengan istilah S.A.S (Struktural, Analitis, dan Sintesis) atau metode global, guru

menyampaikan pokok-pokok materi secara umum terlebih dahulu, kemudian baru

diterangkan bagian-bagian secara rinci dan mendalam.

Metode ini dirintis oleh Dr. Ovide De Croly. Proses mengajarnya adalah sebagai

berikut:

a. Pada permulaan sekali, anak dihadapkan pada cerita pendek yang telah dikenal anak

dalam kehidupan keluarga. Cerita ini jelas merupakan satu kesatuan yang telah

dikenal anak. Karena itu, dengan mudah anak akan segera dapat membaca seluruhnya

dengan menghafal. Biarkan murid membaca sambil menunjuk kalimat yang tidak

cocok dengan yang diucapkan.

b. Menguraikan cerita pendek tersebut menjadi kalimat-kalimat. Pendidik secara

alamiah menunjukkan bahwa cerita pendek itu terdiri dari kalimat-kalimat.

Antarkalimat diberi warna yang berbeda, dan antarkalimat diberi jarak yang cukup

renggang.

c. Memisahkan kalimat-kalimat menjadi kata-kata. Tiap kata ditulis dengan warna yang

berbeda, terpisah, dan ditulis agak berjauhan. Susunan tiap kata ditulis semakin

menurun dan dibaca pelan-pelan sambil menunjuk tiap kata.

d. Memisahkan kata menjadi suku kata.

e. Memisahkan suku kata menjadi huruf, dan tiap hurufnya ditulis dengan warna yang

berbeda.

f. Setelah mengenal huruf, peserta didik diajarkan menyusun suku kata; suku kata

menjadi; dan kata menjadi kalimat.

Kesenjangan aplikasi teori terhadap kenyataan

Kebaikan metode ini adalah peserta didik bisa belajar secara alamiah, sesuai dengan

prinsip persepsi gestalt. Pelajaran itu menarik, tidak menjemukan, karena dimulai dengan

cerita dan kalimat-kalimat yang mengandung arti. Metode ini sesuai dengan tingkat

perkembangan anak, tidak mengganggu, serta tergantung pada proses persepsinya masing-

Page 8: Teori Belajar Gestalt (Gestalt)

masing. Peserta didik membaca dengan memahami isinya dan akhirnya murid lebih cepat

menguasai pembacaan yang sebenarnya.

Oleh karena itu , guru hendaknya dapat membantu peserta didik untuk menguasai prinsip-

prinsip pokok dari materi yang diajarkannya. Menurut pandangan teori Gestalt, seseorang

memperoleh pengetahuannya melalui pemahaman terhadap sensasi atau informasi yaitu

dengan melihat strukturnya secara menyeluruh kemudian menyusun kembali struktur itu ke

dalam bentuk struktur yang lebih sederhana sehingga sensasi atau informasi itu dapat lebih

mudah dipahami .

Penerapan terori Gestalt dalam pembelajaran matematika siswa harus dimulai dengan

belajar pengertian atau pemahaman. Guru-guru matematika harus menyusun materi pelajaran

dan mendesain proses pembelajaran matematika sedemikian rupa sehingga siswa dapat

mengerti dan memahami yang dimaksud. Kegiatan belajar latihan hafal masih tetap

dipandang penting, namun harus direncanakan secara ketat dan didahului dengan belajar

pengertian atau pemahaman .

Page 9: Teori Belajar Gestalt (Gestalt)

Daftar Pustaka

Sanjaya, Wina. 2010. Kurikulum dan pembelajaran. Jakarta : Kencana Prenada Media Group

Hamalik, Oemar. 2007. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara

Sardiman. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Raja Grafindo Persada

Slameto. 1995. Belajar dan Faktor – Faktor yang mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta

Thohir, Muhammad. 2012. Teori Belajar Gestalt. http://thohir.sunan-ampel.ac.id