17
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kerangka ialah gambaran ringkas yang menunjukan ciri pembeda dari benda atau orang. Dasar ialah alas suatu benda geometris. Kerangka dasar juga dapat diartika garis besar suatu pembicaraan atau rute perjalanan yang akan ditempuh atau bagian-bagian pokok yang menyangga suatu bangunan. Ajaran Islam adalah sekumpulan pesan ketuhanan yang dterima oleh Nabi Muhmmad SAW untuk disampaikan kepada manusia sebagai petunjuk perjalanan hidupnya semenjak lahir sampai mati. Dengan demikian pengertian kerangka dasar ajaran Islam ialah gambaran asli, garis besar, tute perjalanan, atau bagian pokok dari pesan ketuhanan yang disampaikan Nabi Muhammad SAW kepada manusia. Bagian-bagian pokok ajaran islam adalah aqidah yang isinya percaya kepada hal gaib,syari’ah yang isinya perbuatan sebagai bukti percaya kepada hal gaib,dan akhlak yang isinya dorongan hati untuk berbuat sebaik- baiknya meskipun tanpa pengawasan pihak lain,larena percaya tuhan maha melihat dan maha mengetahui. BAB II PEMBAHASAN A. Aqidah 1. Pengertian Menurut bahasa, kata aqidah berasal dari bahasa Arab yaitu [ ً دْ قَ ع- ُ د ِ قْ عَ ي- َ دَ قَ ع] artinya adalah mengikat atau mengadakan perjanjian. Sedangkan Aqidah menurut istilah adalah urusan-urusan yang harus dibenarkan oleh hati dan diterima dengan rasa puas serta terhujam kuat dalam lubuk jiwa yang tidak dapat digoncangkan oleh badai subhat (keragu- raguan). Dalam definisi yang lain disebutkan bahwa aqidah dalam islam berisi tentang perjanjian manusia dengan

Tugas agama

Embed Size (px)

DESCRIPTION

sdf

Citation preview

Page 1: Tugas agama

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar BelakangKerangka ialah gambaran ringkas yang menunjukan ciri pembeda dari benda atau orang. Dasar ialah alas suatu benda geometris. Kerangka dasar juga dapat diartika garis besar suatu pembicaraan atau rute perjalanan yang akan ditempuh atau bagian-bagian pokok yang menyangga suatu bangunan.Ajaran Islam adalah sekumpulan pesan ketuhanan yang dterima oleh Nabi Muhmmad SAW untuk disampaikan kepada manusia sebagai petunjuk perjalanan hidupnya semenjak lahir sampai mati. Dengan demikian pengertian kerangka dasar ajaran Islam ialah gambaran asli, garis besar, tute perjalanan, atau bagian pokok dari pesan ketuhanan yang disampaikan Nabi Muhammad SAW kepada manusia.Bagian-bagian pokok ajaran islam adalah aqidah yang isinya percaya kepada hal gaib,syari’ah yang isinya perbuatan sebagai bukti percaya kepada hal gaib,dan akhlak yang isinya dorongan hati untuk berbuat sebaik-baiknya meskipun tanpa pengawasan pihak lain,larena percaya tuhan maha melihat dan maha mengetahui.

BAB II PEMBAHASAN

A. Aqidah1. Pengertian

Menurut bahasa, kata aqidah berasal dari bahasa Arab yaitu [ - ع�ق�د�- �ع�ق�د� ي artinya [ع�ق�د�adalah mengikat atau mengadakan perjanjian. Sedangkan Aqidah menurut istilah adalah urusan-urusan yang harus dibenarkan oleh hati dan diterima dengan rasa puas serta terhujam kuat dalam lubuk jiwa yang tidak dapat digoncangkan oleh badai subhat (keragu-raguan). Dalam definisi yang lain disebutkan bahwa aqidah dalam islam berisi tentang perjanjian manusia dengan Tuhanya atau kesediaan untuk tunduk dan patuh secara sukarela pada kehendak Allah SWT.

Aqidah dalam Al-Quran berarti sumpahsetia diantara manusia(Qs, an-Nisa 4:33; al-maidah, 5:1&89). Misalnya dalam hal pembagian harta waris, orang yang terikatsumpah setia dengan orang yang meninggal dunia tersebut berhak menerima harta waris. Apabila sumpah dilanggar maka harus menggantinya dengan Kifarat. Kifarat sendiri adalah memberi makan/pakaian kepada 10 orang miskin, atau membebaskan seorang manusia dari status perbudakan, atau puasa 3 hari.

2. Dalil

Page 2: Tugas agama

Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, (Al Quran Al Kariim Surah Ali Imran ayat 103)

Allah berfirman: “Turunlah kamu berdua dari surga bersama-sama, sebagian kamu menjadi musuh bagi sebagian yang lain. Maka jika datang kepadamu petunjuk daripada-Ku, lalu barangsiapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka. (Al

Quran Al Kariim Surah Thahaa ayat 123)

3. Contoha. Aqidah dalam individu

Implementasi aqidah dalam individu berupa perwujudan enam rukun iman dalam kehidupan manusia. Contoh penerapannya adalah melaksanakan perintah Allah dan menjauhi semua larangan-Nya. Contohnya, merenungkan kekuasaan Allah swt, berbuat kebaikan karena tiap gerakan kita diawasi Allah dan malaikat, mengamalkan ayat- ayat Al Quran, menjalani risalah nabi, dan bertindak penuh perhitungan agar tidak terjadi kesalahan, serta berikhtiar sebelum bertawakal. Kemampuan beraqidah pada diri sendiri akan membuat hubungan kita dengan Allah dan manusia lain menjadi lebih baik.

b. Aqidah dalam keluarga

Aqidah dalam berkeluarga mengajarkan kita untuk saling menghormati dan saling menyayangi sesuai dengan ajaran islam.

Contoh implementasi aqidah dalam keluarga adalah shalat berjamaah yang dipimpin oleh ayah, dan berdoa sebelum melakukan sesuatu.

c. Aqidah dalam kehidupan bermasyarakat

Aqidah sangat penting dalam hidup bermasyarakat karena dapat menjaga hubungan dengan manusia lain. Hal ini bisa diwujudkan dengan berbagai cara, antara lain  dengan saling menghargai satu sama lain sehingga tercipta suatu masyarakat yang tentram dan harmonis.Contoh implementasi aqidah dalam kehidupan bermasyarakat adalah tolong menolong, toleransi, musyawarah, bersikap adil, menyadari bahwa derajat manusia itu sama di depan Allah swt dan pembedanya adalah nilai ketakwaannya.

d. Aqidah dalam kehidupan bernegara

Setelah tercipta aqidah suatu masyarakat, maka akan muncul kehidupan bernegara yang lebih baik dengan masyarakatnya yang baik pada negara itu sendiri. Tak perlu lagi

Page 3: Tugas agama

menjual tenaga rakyat ke negara lain karena rakyatnya sudah memiliki SDM yang tinggi berkat penerapan aqidah yang benar. Apabila hal ini terlaksana dengan baik, maka negara tersebut akan memperoleh kehidupan yang baik pula dan semua warganya akan hidup layak dan sejahtera.

e. Aqidah dalam pemerintahan

Implementasi aqidah yang terakhir adalah implementasi aqidah terhadap pemerintahan yang dapat membuahkan hasil yang bagus untuk rakyat dan negaranya. Contohnya saat menyelesaikan sebuah masalah pemerintahan. Dalam menyelesaikan masalah pemerintahan, semuanya disandarkan pada ketetapan Al-qur’an dan hadist. Apabila permasalahan tersebut tidak memiliki penyelesaian yang pasti dalam Al-qur’an dan hadist, maka akan dibuat keputusan bersama yang berasaskan kedua sumber ajaran tersebut. Segala keputusan yang didasarkan pada Al-Quran dan Hadist adalah benar dan diridhoi Allah. Dengan begitu, nantinya akan dihasilkan suatu kehidupan berbangsa dan bernegara yang insyaallah juga akan diridhoi Allah SWT.

B. Syari’ah1. Pengertian

Dalam arti luas “al-syari’ah” berarti seluruh ajaran Islam yang berupa norma-norma ilahiyah, baik yang mengatur tingkah laku batin (sistem kepercayaan/doktrinal) maupun tingkah laku konkrit (legal-formal) yang individual dan kolektif. 

Dalam arti ini,  al-syariah identik dengan din, yang berarti meliputi seluruh cabang pengetahuan keagamaan Islam, seperti kalam, tasawuf, tafsir, hadis, fikih, usul fikih, dan seterusnya. (Akidah, Akhlak dan Fikih)

Sedang dalam arti sempit al-syari’ah berarti norma-norma yang mengatur sistem tingkah laku individual maupun tingkah laku kolektif. Berdasarkan pengertian ini, al-syari’ah dibatasi hanya meliputi ilmu fikih dan usul fikih.

Sementara syari'ah dalam arti sempit (fikih) itu sendiri dapat dibagi menjadi empat bidang: (1) ‘ibadah, (2) mu’amalah, (3) ‘uqubah dan (4) lainnya. 

Ibn Jaza al-Maliki, seorang ulama dari mazhab Maliki mengelompokkan fikih  menjadi dua, yakni: (1) ‘ibadah, dan (2) mu’amalah. Adapun cakupan mu’amalah adalah: (a) perkawinan dan perceraian, (b) pidana (uqubah), yang mencakup hudud, qisas dan ta‟zir, (c) jual beli (buyu’), (d) bagi hasil (qirad), (e) gadai (alrahn), (f) perkongsian pepohonan (al-musaqah), (g) perkongsian pertanian (almuzara’ah), (h) upah dan sewa (al-ijarah), (i) pemindahan utang (al-hiwalah), (j)  hak prioritas pemilik lama/tetangga (al-shuf’ah), (k) perwakilan dalam melakukan  akad (al-wakalah), (l) pinjam meminjam (al-‘ariyah), (m) barang titipan (alwadi’ah), (n) al-gasb, (o) barang temuan (luqathah), (p) jaminan (al-kafalah), (q) sayembara (al-ji’alah), (r) perseroan (syirkah wa mudlorabah), (s) peradilan (alqadla’), (t) wakaf (al-waqf  atau  al-habs), (u) hibah, (v) penahanan dan  pemeliharaan (al-hajr), (w) wasiat, (x) pembagian harta pusaka (fara’id).

Page 4: Tugas agama

Secara normatif, syari’ah merupakan hukum Tuhan yang dengan prinsip-prinsipnya mengatur semua aspek hubungan antar manusia, dari ekonomi sampai politik, serta dari kehidupan batin sampai pertalian suami dan istri. Hukum Tuhan ini juga disertai prinsip adanya keyakinan akan Tuhan yang hadir di mana-mana dan Dia juga mengetahui apa yang tidak diketahui manusia. Dalam hal ini, syari’ah adalah jalan menuju sumber kehidupan selama dua puluh empat jam agar manusia senantiasa dekat dan dilindungi penciptanya.2. Dalil

Allah Ta’ala berfirman dalam Kitab-Nya yang mulia:�ا �ن د�ي �م� ال �س� �إل ا �م� �ك ل �ت� ض�ي و�ر� �ي �ع�م�ت ن �م� �ك �ي ع�ل �م�م�ت� �ت أ و� �م� �ك �ن د�ي �م� �ك ل �م�ل�ت� ك

� أ �و�م� �ي �ل ا“Pada hari ini, Aku sempurnakan bagi kamu agama kamu, dan Aku cukupkan ni’mat-Ku kepadamu, dan Aku ridla Islam jadi agamamu..”(QS. Al Maidah 3)

Ibnu Katsir rahimahullahu Ta’ala mengatakan:”Ini adalah ni’mat Allah Ta’ala paling besar terhadap ummat ini, di mana Allah Ta’ala telah menyempurnakan agama mereka, sehingga tidak lagi membutuhkan agama yang lain, dan tidak pula memerlukan Nabi selain Nabi mereka Muhammad shallallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wa sallam. Karena itulah Allah Ta’ala mengutus beliau sebagai penutup para Nabi dan mengutusnya kepada seluruh manusia dan jin. Tidak ada sesuatu yang halal kecuali apa yang dihalalkannya. Tidak ada perkara yang haram melainkan apa yang diharamkannya. Dan tidak ada agama (yang benar) kecuali apa yang disyari’atkannya.

Semua berita yang disampaikannya adalah benar dan pasti. Bukan dusta dan pertentangan. (Ibnu Katsir 2/13)

Firman Allah Ta’ala:�ئ; ي ش� م�ن� �اب� �ك�ت ال ف�ي �ا ط�ن Cف�ر مCا

“Tidaklah ada yang Kami lewatkan dalam Kitab ini sedikitpun….”(QS. Al An’am 38)

Firman Allah Ta’ala:�ن� �م�ي ل �م�س� �ل ل ى ر� �ش� و�ب ح�م�ة� و�ر� و�ه�د�ى �ئ; ي ش� Oل� Oك ل �ا �ان �ي �ب ت �اب� �ك�ت ال �ك� �ي ع�ل �ا �ن ل Cز� و�ن

“Dan telah Kami turunkan kepadamu sebuah Kitab sebagai penjelas segala sesuatu, petunjuk, rahmat dan berita gembira bagi kaum muslimin..”( QS. An Nahl 89)

Firman Allah Ta’ala: � �ال �ف�ص�ي ت �ه� �ن ف�صCل �ئ; ي ش� Cل� و�ك

“Dan segala sesuatu telah Kami terangkan secara terperinci..”( QS. Al Isra` 12)

Diriwayatkan oleh Ibnu Majah (1/16), Ahmad (4/126), Al Hakim (1/175), Ath Thabrani dalam Mu’jamul Kabir (18/247), dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam takhrij As Sunnah karya Ibnu Abi ‘Ashim (hal 19) dari hadits ‘Irbadl bin Sariyah radliyallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wa sallam bersabda:

Zلك� ه�ا C �ال إ �ع�د�ي ب �ه�ا ع�ن �غ� �ز�ي ي � ال �ه�ار�ه�ا �ن ك �ه�ا �ل �ي ل �ض�اء� �ي الب ع�ل�ى �م� �ك �ت ك �ر� ت ق�د�“Sungguh, aku tinggalkan kalian di atas yang putih bersih, malamnya seperti

siangnya. Tidak akan menyimpang daripadanya sepeninggalku kecuali orang yang celaka.”

Page 5: Tugas agama

Diriwayatkan oleh Imam Muslim (3/1472, 1844), An Nasai dalam Al Kubra (4/431), Ibnu Majah (2/2956), dan Al Baihaqi (8/169), dari hadits ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash radliyallahu ‘anhuma dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wa sallam, beliau bersabda:

dر ش� ه�م� �ذ�ر� �ن ي و� �ه�م� ل �م�ه� �ع�ل ي م�ا �ر; ي خ� ع�ل�ى �ه� مCت� أ Cد�ل� ي �ن� أ �ه� �ي ع�ل ح�ق�ا �ان� ك C �ال إ �ل�ي ق�ب iي� �ب ن �ن� �ك ي �م� ل Cه� �ن إ�ه�م� ل �م�ه� �ع�ل ي م�ا

“Sesungguhnya tidak seorangpun dari Nabi yang datang sebelumku melainkan wajib atasnya menunjukkan ummatnya kebaikan yang diketahuinya dan memperingatkan

mereka dari kejahatan yang diketahuinya.”

Diriwayatkan oleh Imam Ahmad (5/152), Ath Thabrani (2/354) dari Abu Dzar radliyallahu ‘anhu, katanya:

م�اء� الس� ف�ي �ه� ي �اح� ن ج� �ق�لOب� ي Zر� ط�ائ و�م�ا وسلم آله وعلى عليه الله صلى الله� و�ل� س� ر� �و�فOي� ت �ق�د� ل Zم� ل ع� �ه� م�ن �ا �ن ل �ر� ذ�ك C �ال إ

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wa sallam telah wafat. Dan tidak ada seekor burungpun yang mengepakkan sayapnya di angkasa melainkan telah beliau

terangkan kepada kami ilmunya.” (Al Haitsami mengatakan rawi-rawi Thabrani rawi yang shahih kecuali Muhammad bin ‘Abdullah bin Yazid Al Muqri, dia tsiqah

(terpercaya), sedangkan dalam musnad Ahmad ada rawi yang tidak disebutkan namanya. (Majma’uz Zawaid 8/264).)

Diriwayatkan oleh Imam Muslim (1/223,262), At Tirmidzi (1/16,24), An Nasai (1/40, 72), Abu Daud (1/3,7), Ibnu Majah (1/15,115) dari Salman Al Farisi radliyallahu ‘anhu, katanya:

: ح�تCى �ئ; ي ش� Cل� ك �م� Oم�ك �ع�ل ي �م� �ك ب ص�اح� ر�ى� أل� Oي �ن إ �ه� ب �ه�ز�ئ� ت �س� ي و�ه�م� �ن� �ي ر�ك �م�ش� ال �ع�ض� ب �ه� ل ق�ال�

, و�ال : (( �ة� �ل �ق�ب ال �ل� �ق�ب ت �س� ن � ال �ن� أ ع�ل�ى وسلم وآله عليه الله صلى �ا ن م�ر�� أ �ج�ل� أ ف�ق�ال� ؟ اء�ة� �خ�ر� ال

Zع� ي ر�ج� � و�ال Zع�ظ�م �ه�ا ف�ي �س� �ي ل ار; �ح�ج� أ �ث� �ال ث �د�و�ن� ب �ف�ي� �ك ت �س� ن � و�ال �ا �ن �م�ان ي� �أ ب �ج�ي� تن �س� ن � و�ال ه�ا �ر� �د�ب ت �س� �ن

“Seorang musyrik berkata kepadanya sambil mengejek:”Sungguh, saya lihat Shahabat kalian ini (Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wa sallam) mengajarkan segala-galanya kepada kalian sampai urusan buang air besar?” Salman mengatakan:”Betul.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wa sallam memerintahkan kami agar tidak menghadap kiblat (Ka’bah) atau memunggunginya ketika buang air besar, dan agar kami jangan istinja` (cebok) dengan tangan kanan, serta agar kami mencukupkan

dengan tiga buah batu (istijmar) tidak dengan tulang dan kotoran hewan yang kering.” (Redaksi hadits dari Ibnu Majah)

Diriwayatkan oleh Al Baghawi (Syarhus Sunnah 14/303-305), dari Zaid Al Yami dan ‘Abdul Malik bin ‘Umair dari Ibnu Mas’ud radliyallahu ‘anhu, katanya:”Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wa sallam bersabda:

�ه� , �ن و�إ �ه� ب �م� �ك ت م�ر�� أ ق�د� C �ال إ Cار� �ن ال م�ن� �م� �اع�د�ك �ب و�ي Cة� ن �ج� ال م�ن� �م� �ك �ق�ر�ب ي ي�ء; ش� م�ن� �ي�س� ل �ه� �ن إ Cاس �ن ال �ه�ا ي

� أ�ه� ع�ن �م� �ك �ت �ه�ي ن ق�د� C �ال إ Cة� ن �ج� ال ع�ن� �م� �اع�د�ك �ب و�ي Cار� �ن ال م�ن� �م� �ك �ق�ر�ب ي ي�ء; ش� �ي�س� ل

“Wahai manusia, tidak ada satupun yang mendekatkan kalian kepada surga dan menjauhkan kalian dari neraka melainkan telah aku perintahkan kepada kalian. Dan tidak ada satupun yang mendekatkan kalian kepada neraka dan menjauhkan kalian

dari surga melainkan telah aku larang kalian daripadanya..”

Diriwayatkan oleh Imam Bukhari (Al Fath 6/2739), dari Masruq dari ‘Aisyah radliyallahu ‘anha, katanya:”Siapa yang mengatakan kepadamu bahwa Muhammad

Page 6: Tugas agama

shallallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wa sallam menyembunyikan sesuatu dari wahyu Allah Ta’ala, maka janganlah kamu percayai, karena sesungguhnya Allah Ta’ala berfirman:

�ه� �ت ال ر�س� �غ�ت� �ل ب ف�م�ا �ف�ع�ل� ت �م� ل �ن� إ و� �ك� ب Cر م�ن� �ك� �ي �ل إ �ز�ل� ن� أ م�ا Oغ� �ل ب و�ل� س� �ر� ال �ه�ا ي

� أ �ا ي“Wahai Rasul. Sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Rabbmu. Kalau

tidak kamu kerjakan, berarti kamu tidak menyampaikan risalah-Nya..”( Al Maidah 67)

Diriwayatkan oleh Imam Muslim (1/160), dari ‘Aisyah, katanya:”Seandainya Muhammad shallallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wa sallam menyembunyikan sesuatu yang diturunkan oleh Allah kepadanya, tentunya akan dia sembunyikan ayat ini:

ف�ي �خ�ف�ي و�ت الله� Cق� و�ات و�ج�ك� ز� �ك� �ي ع�ل م�س�ك�� أ �ه� �ي ع�ل �ع�م�ت� �ن و�أ �ه� �ي ع�ل الله� �ع�م� �ن أ Cذ�ي� �ل ل �ق�و�ل� ت �ذ� و�إ

اه� �خ�ش� ت �ن� أ �ح�ق� أ و�الله� Cاس� �ن ال ى �خ�ش� و�ت �د�يه� م�ب الله� م�ا �ف�س�ك� ن“Dan ingatlah ketika kamu mengatakan kepada orang yang telah Allah melimpahkan

keni’matan kepadanya dan kamu (juga) memberi ni’mat kepadanya: “Tahanlah isterimu, dan bertakwalah kepada Allah.” Kamu sembunyikan dalam dirimu apa yang Allah akan menampakkannya. Kamu takut kepada (omongan) manusia, padahal Allah

yang lebih berhak kamu takut kepada-Nya.”( Al Ahzab 37)

3. Contoh

a. Syari’at sebagai Aturan hidup

Sebagian Muslim Indonesia meyakini bahwa syari’at adalah tuntunan hidup yang bersifat baku dan abadi. Oleh karena itu, jika kita ingin memperoleh jalan keselamatan, haruslah mematuhi tuntunan syari’at Islam yang termaktub dalam Al-Qur’an dan Hadist. Dalam pemahaman seperti ini, menegakkan syari’at Islam dalam semua lini kehidupan adalah kewajiban yang tidak bisa ditawar lagi. Dan mereka yang menentangnya dengan sendirinya mengingkari ajaran Islam.

b. Syari’ah: Suatu Penjelasan Umum

Syari’ah berasal dari kata syari’a, berarti mengambil jalan yang memberikan akses pada sumber. Istilah syari’ah juga berarti jalan hidup atau cara hidup. Akar kata syari’ah dan turunannya dalam pengertian yang umum digunakan hanya dalam lima ayat al-Qur’an (QS. 5:48, 7:163, 42:13, 42:31, dan 45:18). Secara umum, syari’ah berarti “cara hidup Islam yang ditetapkan berdasarkan wahyu Ilahi”. Jadi, ia tidak hanya mencakup persoalan-persoalan legal dan jurisprudensial, tapi juga praktik-praktik ibadah ritual, teologi, etik dan juga kesehatan personal dan tatakrama yang baik.

C. Akhlaq

1. Pengertian

Pengertian Akhlak Secara Etimologi, Menurut pendekatan etimologi, perkataan “akhlak” berasal dari bahasa Arab jama’ dari bentuk mufradnya “Khuluqun” yang menurut logat diartikan: budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. Kalimat tersebut mengandung segi-segi persesuain dengan perkataan “khalkun” yang berarti kejadian, serta erat hubungan ” Khaliq” yang berarti Pencipta dan “Makhluk” yang berarti yang diciptakan.

Page 7: Tugas agama

Pengertian akhlak adalah kebiasaan kehendak itu bila membiasakan sesuatu maka kebiasaannya itu disebut akhlak .Jadi pemahaman akhlak adalah seseorang yang mengeri benar akan kebiasaan perilaku yang diamalkan dalam pergaulan semata – mata taat kepada Allah dan tunduk kepada-Nya. Oleh karena itu seseorang yang sudah memahami akhlak maka dalam bertingkah laku akan timbul dari hasil perpaduan antara hati nurani, pikiran, perasaan, bawaan dan kebiasaan dan yang menyatu, membentuk suatu kesatuan tindakan akhlak yang dihayati dalam kenyataan hidup keseharian.

Dengan demikian memahami akhlak adalah masalah fundamental dalam Islam. Namun sebaliknya tegaknya aktifitas keislaman dalam hidup dan kehidupan seseorang itulah yang dapat menerangkan bahwa orang itu memiliki akhlak. Jika seseorang sudah memahami akhlak dan menghasilkan kebiasaan hidup dengan baik, yakni pembuatan itu selalu diulang – ulang dengan kecenderungan hati (sadar)2 .Akhlak merupakan kelakuan yang timbul dari hasil perpaduan antara hati nurani, pikiran, perasaan, bawaan dan kebiasaan dan yang menyatu, membentuk suatu kesatuan tindakan akhlak yang dihayati dalam kenyataan hidup keseharian. Semua yang telah dilakukan itu akan melahirkan perasaan moral yang terdapat di dalam diri manusia itu sendiri sebagai fitrah, sehingga ia mampu membedakan mana yang baik dan mana yang jahat, mana yang bermanfaat dan mana yang tidak berguna, mana yang cantik dan mana yang buruk.

2. Dalil

Firman Allah subhanahu wa ta’ala : ; ع�ظ�يم ل�ق; خ� �ع�لى ل Cك� �ن و�إ

Dan sesungguhnya kamu benar-benar berakhlak yang agung. ( QS. Al-Qalam : 4 )

Firman Allah Subhanahu wa ta’ala :الدCار� ى �ر� ذ�ك ال�ص�ة; �خ� ب �اه�م ل�ص�ن �خ� أ Cا �ن إ

Sesungguhnya Kami telah mensucikan mereka dengan (menganugerahkan kepada mereka) akhlak yang tinggi yaitu selalu mengingatkan (manusia) kepada

negeri akhirat.(QS.Shaad : 46 )

Hadits dari Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam :

الترمذي �ن�: ١٩٤١سنن ب Cان� ب ح� �ا �ن ح�دCث �غ�د�اد�ي� �ب ال اش; خ�ر� �ن� ب �ح�س�ن� ال �ن� ب �ح�م�د� أ �ا �ن دCث ح� ع�ن� �د�ر� �ك �م�ن ال �ن� ب م�ح�مCد� ع�ن� ع�يد; س� �ن� ب Oه� ب ر� �د� ع�ب �ي �ن ح�دCث �ة� ف�ض�ال �ن� ب ك� �ار� م�ب �ا �ن ح�دCث ل; ه�ال�

�ر; اب ج�ا ل�س� م�ج� Oي م�ن �م� �ك ب �ق�ر� و�أ Cي� �ل إ �م� Oك ب �ح� أ م�ن� Cن� إ ق�ال� Cم� ل و�س� �ه� �ي ع�ل Cه� الل ص�لCى Cه� الل س�ول� ر� Cن� أ�ام�ة� �ق�ي ال �و�م� ي ا ل�س� م�ج� Oي م�ن �م� �ع�د�ك �ب و�أ Cي� �ل إ �م� �غ�ض�ك �ب أ Cن� و�إ ق�ا �خ�ال� أ �م� �ك ن �ح�اس� أ �ام�ة� �ق�ي ال �و�م� ي

ون� �ار� ث Cر� الث �ا �م�ن ع�ل ق�د� Cه� الل س�ول� ر� �ا ي �وا ق�ال �ه�ق�ون� �ف�ي �م�ت و�ال دOق�ون� �ش� �م�ت و�ال ون� �ار� ث Cر� الثون� Oر� �ب �ك �م�ت ال ق�ال� �ه�ق�ون� �ف�ي �م�ت ال ف�م�ا دOق�ون� �ش� �م�ت و�ال

�و�ج�ه� ال ه�ذ�ا م�ن� Zغ�ر�يب Zح�س�ن Zح�د�يث و�ه�ذ�ا ة� �ر� ي ه�ر� �ي ب� أ ع�ن� �اب �ب ال و�ف�ي ع�يس�ى �و �ب أ ق�ال�

�ر; اب ج� ع�ن� �د�ر� �ك �م�ن ال �ن� ب م�ح�مCد� ع�ن� �ة� ف�ض�ال �ن� ب ك� �ار� �م�ب ال ع�ن� �ح�د�يث� ال ه�ذ�ا �ع�ض�ه�م� ب و�ى و�ر�ص�ح�

� أ و�ه�ذ�ا ع�يد; س� �ن� ب Oه� ب ر� �د� ع�ب ع�ن� ف�يه� �ر� �ذ�ك ي �م� و�ل Cم� ل و�س� �ه� �ي ع�ل Cه� الل ص�لCى Oي� Cب الن ع�ن��ذ�و �ب و�ي � م �ال� �ك ال ف�ي Cاس� الن ع�ل�ى �ط�او�ل� �ت ي Cذ�ي ال دOق� �ش� �م�ت و�ال � م �ال� �ك ال �ير� �ث �ك ال ه�و� �ار� ث Cر� و�الث

Page 8: Tugas agama

�ه�م� �ي ع�لSunan Tirmidzi 1941: dari Jabir bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam

bersabda: "Sesungguhnya di antara orang yang paling aku cintai dan yang tempat duduknya lebih dekat kepadaku pada hari kiamat ialah orang yang

akhlaknya paling bagus. Dan sesungguhnya orang yang paling aku benci dan paling jauh tempat duduknya dariku pada hari kiamat ialah orang yang paling banyak bicara (kata-kata tidak bermanfaat dan memperolok manusia)." Para shahabat bertanya, "Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling banyak

bicara itu?" Nabi menjawab: "Yaitu orang-orang yang sombong."Hadits dari Ibnu Abu Mulaikah :

الترمذي �وب�: ١٨٩٦سنن �ي أ ع�ن� م�ع�م�ر; ع�ن� اق� Cز Cالر �د� ع�ب �ا �ن ح�دCث م�وس�ى �ن� ب �ى ي �ح� ي �ا �ن ح�دCث �ت� ق�ال ة� �ش� ع�ائ ع�ن� �ة� �ك �ي م�ل �ي ب

� أ �ن� اب ع�ن��ان� ك �ق�د� و�ل �ذ�ب� �ك ال م�ن� Cم� ل و�س� �ه� �ي ع�ل Cه� الل ص�لCى Cه� الل س�ول� ر� �ل�ى إ �غ�ض� �ب أ Zل�ق خ� �ان� ك م�ا

�م� �ع�ل ي Cى ح�ت ه� �ف�س� ن ف�ي ال� �ز� ي ف�م�ا �ة� �ك�ذ�ب �ال ب Cم� ل و�س� �ه� �ي ع�ل Cه� الل ص�لCى Oي� Cب الن �د� ن ع� �ح�دOث� ي ج�ل� Cالر �ة� �و�ب ت �ه�ا م�ن �ح�د�ث� أ ق�د� Cه� ن

� أ Zن ح�س� Zح�د�يث ه�ذ�ا ع�يس�ى �و �ب أ ق�ال�

Sunan Tirmidzi 1896: dari Ibnu Abu Mulaikah dari Aisyah ia berkata; Tidak ada akhlak yang paling dibenci Allah melebihi sifat dusta.

Hadits yang diriwayatkan Imam Tirmidzi rahimahulaah :

الترمذي �ا: ١٩١٠سنن �ن دCث ح� م�ه�د�ي© �ن� ب ح�م�ن� Cالر �د� ع�ب �ا �ن دCث ح� ار; Cش� ب �ن� ب م�ح�مCد� �ا �ن ح�دCث ق�ال� ذ�ر© �ي ب

� أ ع�ن� �يب; ب ش� �ي ب� أ �ن� ب �م�ون� م�ي ع�ن� �ت; �اب ث �ي ب

� أ �ن� ب �يب� ب ح� ع�ن� �ان� ف�ي س��ة� ن �ح�س� ال �ة� Oئ ي Cالس �ع� �ب ت

� و�أ �ت� �ن ك �م�ا �ث ي ح� Cه� الل Cق� ات Cم� ل و�س� �ه� �ي ع�ل Cه� الل ص�لCى Cه� الل س�ول� ر� ل�ي ق�ال�ن; ح�س� ل�ق; �خ� ب Cاس� الن �ق� ال و�خ� �م�ح�ه�ا ت

م�ح�م�ود� �ا �ن دCث ح� Zص�ح�يح Zح�س�ن Zح�د�يث ه�ذ�ا ع�يس�ى �و �ب أ ق�ال� ة� �ر� ي ه�ر� �ي ب� أ ع�ن� �اب �ب ال و�ف�ي ق�ال�

ق�ال� �ح�و�ه� ن �اد� ن �س� اإل� �ه�ذ�ا ب �يب; ب ح� ع�ن� �ان� ف�ي س� ع�ن� ; �م �ع�ي ن �و �ب و�أ �ح�م�د� أ �و �ب أ �ا �ن ح�دCث ن� �ال� غ�ي �ن� بع�ن� �يب; ب ش� �ي ب

� أ �ن� ب �م�ون� م�ي ع�ن� �ت; �اب ث �ي ب� أ �ن� ب �يب� ب ح� ع�ن� �ان� ف�ي س� ع�ن� Zيع� و�ك �ا �ن دCث ح� Zم�ح�م�ود

ب�ي � أ ح�د�يث� و�الصCح�يح� Zم�ح�م�ود ق�ال� �ح�و�ه� ن Cم� ل و�س� �ه� �ي ع�ل Cه� الل ص�لCى Oي� Cب الن ع�ن� �ل; ب ج� �ن� ب م�ع�اذ�

ذ�ر©

Sunan Tirmidzi 1910: dari Abu Dzar ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah bersabda kepadaku: "Bertakwalah kamu kepada Allah dimana

saja kamu berada dan ikutilah setiap keburukan dengan kebaikan yang dapat menghapuskannya, serta pergauilah manusia dengan akhlak yang baik."

Di hadits lain diririwayatkan pula :

الترمذي �ن�: ١٩٢٥سنن اب ع�ن� �ار; د�ين �ن� ب و ع�م�ر� �ا �ن ح�دCث �ان� ف�ي س� �ا �ن ح�دCث ع�م�ر� �ي ب� أ �ن� اب �ا �ن دCث ح�

د�اء� الدCر� �ي ب� أ ع�ن� د�اء� الدCر� Oم� أ ع�ن� م�م�ل�ك; �ن� ب �ع�ل�ى ي ع�ن� �ة� �ك �ي م�ل �ي ب

� أ�ام�ة� �ق�ي ال �و�م� ي �م�ؤ�م�ن� ال ان� م�يز� ف�ي �ق�ل� �ث أ Zي�ء ش� م�ا ق�ال� Cم� ل و�س� �ه� �ي ع�ل Cه� الل ص�لCى Cي� Cب الن Cن� أ

�ذ�يء� �ب ال �ف�اح�ش� ال �غ�ض� �ب �ي ل Cه� الل Cن� و�إ ح�س�ن; ل�ق; خ� م�ن�و�ه�ذ�ا ر�يك; ش� �ن� ب ام�ة� س�

� و�أ �س; �ن و�أ ة� �ر� ي ه�ر� �ي ب� و�أ ة� �ش� ع�ائ ع�ن� �اب �ب ال و�ف�ي ع�يس�ى �و �ب أ ق�ال�

Zص�ح�يح Zح�س�ن Zح�د�يث

Sunan Tirmidzi 1925: dari Abu Darda` bahwasanya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidak sesuatu yang lebih berat dalam timbangan seorang mukmin kelak pada hari kiamat daripada akhlak yang baik. Sesungguhnya Allah

amatlah murka terhadap seorang yang keji lagi jahat."

Page 9: Tugas agama

Sungguh bahwa akhlak yang buruk itu sangat tidak disukai sehingga Rasulullahshalallahu’alaihi wa sallam sendiri berlindung dari akhlah yang buruk

sebagaimana diriwayatkan dalam hadits sebagai berikut:

الترمذي ع�ن�: ٣٥١٥سنن ام�ة� س�� أ �و �ب و�أ ير; �ش� ب �ن� ب �ح�م�د� أ �ا �ن ح�دCث �يع; و�ك �ن� ب �ان� ف�ي س� �ا �ن ح�دCث

ق�ال� ع�مOه� ع�ن� ق�ة� ع�ال� �ن� ب �اد� ز�ي ع�ن� ع�ر; م�س�ق� �خ�ال� األ� ات� �ر� �ك م�ن م�ن� �ك� ب �ع�وذ� أ Oي �ن إ Cه�مC الل �ق�ول� ي Cم� ل و�س� �ه� �ي ع�ل Cه� الل ص�لCى �ي� Cب الن �ان� ك

�ه�و�اء� و�األ� �ع�م�ال� و�األ��ك; م�ال �ن� ب �ة� ق�ط�ب ه�و� ق�ة� ع�ال� �ن� ب �اد� ز�ي و�ع�م� Zغ�ر�يب Zح�س�ن Zح�د�يث ه�ذ�ا ع�يس�ى �و �ب أ ق�ال�

Cم� ل و�س� �ه� �ي ع�ل Cه� الل ص�لCى Oي� Cب الن ص�اح�ب�Sunan Tirmidzi 3515: dari Mis'ar dari Ziyad bin 'Ilaqah dari pamannya dia berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengucapkan: "ALAAHUMMA

INNII A'UUDZU BIKA MIN MUNKARAATIL AKHLAAQ WAL A'MAALI WAL AHWAAAI" (Ya Allah! Aku berlindung kepada-Mu dari berbagai kemungkaran

akhlak, amal maupun hawa nafsu)."Diriwayatkan bahwa sesuatu yang paling berat dalam timbangan seorang

mukmin pada hari kiamat adalah akhlak yang baik, sebagaimana disebutkan dalam hadits Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam :

الترمذي �ن�: ١٩٢٥سنن اب ع�ن� �ار; د�ين �ن� ب و ع�م�ر� �ا �ن ح�دCث �ان� ف�ي س� �ا �ن ح�دCث ع�م�ر� �ي ب� أ �ن� اب �ا �ن دCث ح�

د�اء� الدCر� �ي ب� أ ع�ن� د�اء� الدCر� Oم� أ ع�ن� م�م�ل�ك; �ن� ب �ع�ل�ى ي ع�ن� �ة� �ك �ي م�ل �ي ب

� أ�ام�ة� �ق�ي ال �و�م� ي �م�ؤ�م�ن� ال ان� م�يز� ف�ي �ق�ل� �ث أ Zي�ء ش� م�ا ق�ال� Cم� ل و�س� �ه� �ي ع�ل Cه� الل ص�لCى Cي� Cب الن Cن� أ

�ذ�يء� �ب ال �ف�اح�ش� ال �غ�ض� �ب �ي ل Cه� الل Cن� و�إ ح�س�ن; ل�ق; خ� م�ن�و�ه�ذ�ا ر�يك; ش� �ن� ب ام�ة� س�

� و�أ �س; �ن و�أ ة� �ر� ي ه�ر� �ي ب� و�أ ة� �ش� ع�ائ ع�ن� �اب �ب ال و�ف�ي ع�يس�ى �و �ب أ ق�ال�

Zص�ح�يح Zح�س�ن Zح�د�يثSunan Tirmidzi 1925: dari Abu Darda` bahwasanya Nabi shallallahu 'alaihi

wasallam bersabda: "Tidak sesuatu yang lebih berat dalam timbangan seorang mukmin kelak pada hari kiamat daripada akhlak yang baik. Sesungguhnya Allah

amatlah murka terhadap seorang yang keji lagi jahat."

Hadits yang menyebutkan bahwa yang paling banyak memasukkan orang-orang kedalam surga adalah akhlak yang mulia sebagaimana hadits sebagai berikut :

الترمذي �د�ر�يس�: ١٩٢٧سنن إ �ن� ب Cه� الل �د� ع�ب �ا �ن دCث ح� ء� �ع�ال� ال �ن� ب م�ح�مCد� �ب; ي �ر� ك �و �ب أ �ا �ن ح�دCث ق�ال� ة� �ر� ي ه�ر� �ي ب

� أ ع�ن� ج�دOي ع�ن� �ي ب� أ �ي �ن ح�دCث

�ق�و�ى ت ف�ق�ال� Cة� ن �ج� ال Cاس� الن �د�خ�ل� ي م�ا �ر� �ث ك� أ ع�ن� Cم� ل و�س� �ه� �ي ع�ل Cه� الل ص�لCى Cه� الل س�ول� ر� �ل� ئ س�

ج� �ف�ر� و�ال �ف�م� ال ف�ق�ال� Cار� الن Cاس� الن �د�خ�ل� ي م�ا �ر� �ث ك� أ ع�ن� �ل� ئ و�س� ل�ق� �خ� ال و�ح�س�ن� Cه� الل

�د� ع�ب �ن� ب �ز�يد� ي �ن� اب ه�و� �د�ر�يس� إ �ن� ب Cه� الل �د� و�ع�ب Zغ�ر�يب Zص�ح�يح Zح�د�يث ه�ذ�ا ع�يس�ى �و �ب أ ق�ال�و�د�ي�

� األ� ح�م�ن� CالرSunan Tirmidzi 1927: dari Abu Hurairah ia berkata; Rasulullah shallallahu

'alaihi wasallam pernah ditanya tentang sesuatu yang paling banyak memasukkan seseorang ke dalam surga, maka beliau pun menjawab: "Takwa

kepada Allah dan akhlak yang mulia." Dan beliau juga ditanya tentang sesuatu yang paling banyak memasukkan orang ke dalam neraka, maka beliau

menjawab: "Mulut dan kemaluan."

3. Contoh

Page 10: Tugas agama

a. Akhlaq terpuji(Akhlakul karimah)

a.1. Akhlakul karimah(sifat-sifat terpuji) ini banyak macamnya,diantaranya adalah husnuzzan,gigih,berinisiatif,rela berkorban,tata karma terhadap makhluk Allah,adil,ridho,amal shaleh,sabar,tawakal,qona’ah,bijaksana,percaya diri,dan masih banyak lagi.

a.2. Husnuzzan adalah berprasangka baik atau disebut juga positive thinking.Lawan dari kata ini adalah su’uzzan yang artinya berprasangka buruk ataup negative thinking.

a.3. Gigih atau kerja keras serta optimis termasuk diantara akhlak mulia yakni percaya akan hasil positif dalam segala usaha.

a.4. Berinisiatif adalah perilaku yang terpuji karena sifat tersebut berarti mampu berprakarsa melakukan kegiatan yang positif serta menhindarkan sikap terburu-buru bertindak kedalam situasi sulit,bertindak dengan kesadaran sendiri tanpa menunggu perintah,dan selalu menggunakan nalar ketika bertindak di dalam berbagai situasi guna kepentingan masyarakat.

a.5. Rela berkorban artinya rela mengorbankan apa yang kita miliki demi sesuatu atau demi seseorang.Semua ini apabila dengan maksud atau dilandasi niat dan tujuan yang baik.

a.6. Tata karma terhadap sesama makhluk Allah SWT  ini sangat dianjurkan kepada makhluk Allah karena ini adalah salah satu anjuran Allah kepada kaumnya.

a.7. Adil dalam bahasa arab dikelompokkan menjadi dua yaitu kata al-‘adl dan al-‘idl.Al-‘adl adalah keadilan yang ukurannya didasarkan kalbu atau rasio,sedangkan al-‘idl adalah keadilan yang dapat diukur secara fisik dan dapat dirasakan oleh pancaindera seperti hitungan atau timbangan.

a.8. Ridho adalah suka,rela,dan senang.Konsep ridho kepada Allah mengajarkan manusia untuk menerima secara suka rela terhadap sesuatu yang terjadi pada diri kita.

a.9. Amal Shaleh adalah perbuatan lahir maupun batin yang berakibat pada hal positif atau bermanfaat.

a.10. Sabar adalah tahan terdapat setiap penderitaan atau yang tidak disenangi dengan sikap ridho dan menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah SWT.

a.11. Tawakal adalah berserah diri sepenuhnya kepada Allah dalam menghadapi atau menunggu hasil dari suatu pekerjaan.

a.12. Qona’ah adalah merasa cukup dengan apa yang dimiliki dan menjauhkan diri dari sifat ketidakpuasan atau kekurangan..

a.13. Bijaksana adalah suatu sikap dan perbuatan seseorang yang dilakukan dengan cara hati-hati dan penuh kearifan terhadap suatu permasalahan yang terjadi,baik itu terjadi pada dirinya sendiri ataupun pada orang lain.

Page 11: Tugas agama

a.14. Percaya diri adalah keadaan yang memastikan akan kemampuan seseorang dalam melakukan suatu pekerjaan karena ia merasa memiliki kelebihan baik itu kelebihan postur tubuh,keturunan,status social,pekerjaan ataupun pendidikan.

b. Akhlaq Terccela

b.1. Penyakit syubhat.

Penyakit ini menimpa wilayah akal manusia, dimana kebenaran tidak menjadi jelas (samar) dan bercampur dengan kebatilan (talbis). Penyakit ini menghilangkan kemampuan dasar manusia memahami secara baik dan memilih secara tepat.

b.2. Penyakit syahwat.

Penyakit ini menimpa wilayah hati dan insting manusia, dimana dorongan kekuatan kejahatan dalam hatinya mengalahkan dorongan kekuatan kebaikan. Penyakit ini menghilangkan kemampuan dasar manusia untuk mengendalikan diri dan bertekad secara kuat.

Page 12: Tugas agama

MAKALAHAQIDAH,SYARI’AH, dan AKHLAQ