Upload
alfiandiandhy
View
216
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
HHJ
Citation preview
BAB IIPEMBAHASAN
A. Ruang Lingup Syariah IslamSecara garis besar peraturan Allah yang diberikan kepada
manusia terbagi menjadi dua yaitu pertama, peraturan yang bertalian
dengan perbuatan manusia guna mendekatkan diri kepada Allah,
mengingat ingat ke-Agungan-Nya dan berterimakasih atas karunia
yang diberikan-Nya kepada manusia.Bagian ini sering disebut ibadat,
seperti shalat, zakat, puasa dan haji. Kedua, peraturan yang bertalian
dengan kegiatan manusia guna menemukan kebaikan bersama dan
mengurangi kedzaliman atas manusia lain pada umumnya. Bagian
kedua ini sering disebut mu’amalat, seperti pernikahan, pembagian
harta waris, penggunaan barang atau jasa orang lain, hak hak dasar
mencapai kemaslahatan umum.
Ruang lingkup syariah mencakup peraturan-peraturan
sebagai berikut :
1. Ibadah Khusus ( Ibadah Makhdah ) yaitu peraturan-peraturan
yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya, meliputi
Rukun Islam.
2. Ibadah Umum ( Mu’amalah dalam arti luas ) yaitu peraturan-
peraturan yang mengatur hubungan manusia dengan sesamanya
dan hubungan manusia dengan alam lainnya, meliputi mu’amalah
dalam arti khusus, munakahat, jinayat, siyasah dan peraturan-
peraturan lain yang seperti makanan, minuman, berburu dan lain-
lain.
B. Pengertian IbadahIbadat atau Ibadah adalah sebuah kata yang diambil
dari bahasa arab. Dalam terminologi bahasa Indonesia sebagaimana
yang terdapat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata ini
meimiliki arti:
1. Perbuatan terhadap Allah yang didasari oleh peraturan agama.
2. Segala usaha lahir dan batin yang sesuai perintah agama yang
harus dituruti pemeluknya.
3. Upacara yang berhubungan dengan agama.
4. Definisi menurut bahasa Ibadah secara bahasa berarti perendahan
diri, ketundukan dan kepatuhan.
C. Tujuan IbadahIbadah yang dilakukan oleh seorang hamba, pada dasarnya
memiliki tujuan :
Pertama, untuk memperlihatkan perasaan hina di hadapan
Allah SWT, sehingga diharapkan muncul dalam dirinya sebuah
prinsip, bahwa Allah lah satu-satunya Dzat Yang Maha Mulia. Dan
seorang hamba tidak dibenarkan untuk bersikap sombong; karena
pada dasrnya, tidak ada seorang hambapun yang paling mulia
dihadapan Allah SWT, apapun bangsanya, warna kulitnya, ataupun
kedudukannya, semuanya tidak akan menjadikannya mulia di
hadapan Allah SWT, kecuali dibarengi dengan kualitas ketakwaan
yang sesungguhnya (melaksanakan perintah Allah SWT dan menjauhi
segala larangan-Nya).
Kedua, memperlihatkan rasa cinta yang sesungguhnya
kepada Allah SWT. Rasa cinta merupakan anugerah dari Allah SWT,
oleh karenanya, harus senantiasa disyukuri dan diarahkan atau
diporsikan sesuai dengan kehendak Dzat Yang Memberikannya.
Ketiga, memperlihatkan rasa takut kepada Allah SWT (dari
adzab-Nya), dan memperlihatkan pengharapan yang seutuhnya
kepada rahmat-Nya. Dalam kehidupan sehari-hari, hamba Allah SWT
selalu dibarengi dengan dua perasaan, yaitu perasaan takut dan
berharap. Namun demikian, bagi seorang hamba yang selalu
istiqamah untuk melakukan ibadah kepada Allah SWT, tentunya rasa
takut tersebut akan dapat dihindarkan, ia akan selalu memiliki
keyakinan bahwa tidak ada yang perlu ditakuti dalam hidup ini, kecuali
terjerembabnya diri ke dalam kemaksiatan; karena ketika itu terjadi,
berarti adzab Allah lah yang akan menimpa dirinya.
Keempat, memperlihatkan rasa syukur yang mendalam
terhadap semua ni’mat Allah SWT yang telah diberikan. Pengakuan
dan kesadaran akan ni’mat Allah SWT dalam kehidupan, akan
mendorong seorang hamba untuk mengakui kelemahan dan
kebutuhannya kepada Allah SWT yang telah memberikan semua
ni’mat-Nya, karena seorang hamba tidak akan bisa terlepas dari
ni’mat tersebut. Ini berarti bahwa seorang hamba akan selalu
membutuhkan Allah SWT, karena Dialah yang maha pemberi ni’mat.
D. Kedudukan Ibadah1) Al-yaqdzoh (dalam keadaan sadar)
Dalam ibadah diharuskan untuk menghadirkan hati
agar jangan sampai lalai.Allah berfirman (Qs. Saba’ 46).”Maka
makna berdiri shalat untuk Allah adalah dengan sadar tidak
dalam keadaan lalai dan dalam keadaan berdiri.Karena Allah
telah mencela di dalam kitab-Nya orang-orang yang lalai dari
ibadahnya”. Allah berfirman: (Qss. Al-Kahfi 57). “Maka
hendaknya orang yang pernah lalai dalam shalatnya ia
bertaubat dengan diiringi ilmu dan amal dan diiringi pula dengan
rasa menyesal serta selalu minta ampun kepada Allah, serta
meminta untuk ditamhis yaitu membersihkan imannya dari
berbagai hal yang mengotorinya baik dari perbuatan syirik
ataupun yang lainnya, karena seseorang tidak akan masuk
surga hingga imannya menjadi baik dan bersih. Allah berfirman:
(Qs. Az-Zumar 73).Adapun upaya melakukan tamhis ketika
berada didunia adalah dengan melakukan empat hal:
Pertama dengan taubat.
Keduaistighfar (meminta ampun kepada Allah).
Ketiga berbuat amal kebaikan untuk menghapus dosa
yang pernah ia lakukan.
Keempat sabar ketika menghadapi musibah maka apabila
keempat hal ini belum terpenuhi maka belum dikatakan
bertaubat nashuha.
2) Bertafakur
Yaitu memusatkan hati pada suatu segi yang dapat
direnungi, adapun bertafakur itu sendiri terbagi menjadi dua
macam yaitu yang berhubungan dengan ilmu dan ma’rifah dan
fikroh yang berhubungan dengan permintaan dan keinginan.
Adapun yang berkenaan dengan ilmu dan ma’rifah yaitu
fikiran yang dapat membedakan antara yang hak dan yang
bathil dan mana yang harus ditetapkan dan
dinafikkan.Sedangkan yang berhubungan dengan permintaan
dan keinginan adalah pemikiran yang dapat membedakan
antara yang bermanfaat dan mendatangkan mala petaka.
3) Bashirah (cahaya didalam hati)
Bashirah adalah cahaya yang terdapat didalam hati yang
dengannya dapat melihat mana janji dan mana ancaman, mana
surga dan mana neraka, dan apa yang Allah janjikan kepada
para wali-Nya dan apa yang Allah ancamkan kepada para
musuh-musuh-Nya.
Dan ada pula yang mengatakan bahwa bashirah adalah
cahaya hati yang dapat melihat apa yang telah Rasulullah
kabarkan sebagaimana ia menyaksikannya dengan kedua
matanya. Bashirah mempunyai tiga tingkatan, barang siapa
yang telah sempurna ketiganya maka telah sempurnalah
bashirahnya. Ketiga tingkatan tersebut adalah:
Bashirah terhadap asma’ dan sifat.Yaitu imannya tidak
tercampuri oleh syubhat yang bertentangan dengan
sifat yang telah Allah sifatkan bagi diri-Nya dan yang telah
rasul sifatkan untuk-Nya, terlebih syubhat keragu-raguan
akan keberadaan Allah, hal ini lebih bahaya.
Bashirah terhadap perintah dan larangan, maka didalam
hatinya hendaknya tidak ada syubhat yang bertentangan
terhadap ilmu tentang perintah Allah dan larangan-Nya dan
tidak mengikuti syahwat yang menghalangi untuk
melaksankan perintah tersebut dan menjauhi larangan Allah
serta tidak taklid akan tetapi hendaknya ia mencurahkan
kemampuannya untuk mengetahui dasar-dasar yang ia
amalkan;
. Bashirah pada hal janji dan ancaman, yaitu dengan
menyakini bahwa Allah akan memberi balasan kepada
setiap jiwa sesuai dengan apa yang telah dilakukan baik dari
amalan baik maupun jelek, baik balasantersebut
disegerakan ataupun diakhirkan.
4) Azam
Azam adalah tujuan yang sudah pasti berhubungan
dengan pekerjaan.Dan ada juga sebagian ulama yang
mendefinisikan sebagai suatu kumupulan keinginan yang kuat
untuk melakukan sesuatu.Dan azam itu sendiri terbagi menjadi
dua bagian yaitu Pertama berazam ketika ingin melakukan
amal Kedua Berazam ketika sedang melakukan amal.
E. Hikmah ibadahPada dasarnya ibadah membawa seseorang untuk
memenuhi perintah Allah, bersyukur atas nikmat yang diberikan
Allah dan melaksanakan hak sesama manusia. Ibadah merupakan
pengujian terhadap manusia dalam menyembah Allah. Mengenai
hikmah melaksanakan ibadah ini, al-Ghazali mengungkapkan
bahwa ibadah bertujuan untuk:
Menyembuhkan hati manusia, sebagaimana obat untuk
menyembuhkan badan yang sakit. Sebagai contoh ibadah
dapat menyembuhkan hati manusia, misalnya seseorang yang
sedang resah dan gelisah, keresahan dan kegelisahannya
dapat disembuhkan dengan shalat.
Ibadah juga dapat menyembuhkan badan yang sakit, misalnya
saja orang yang mempunyai penyakit reumatik atau pegal-
pegal pada persendian tubuhnya, hal itu insya Allah dapat
disembuhkan apabila orang tersebut rajin melaksanakan shalat,
karena gerakan gerakan yang dilakukan dalam shalat
menyerupai gerakan olahraga yang dapat menyehatkan dan
melenturkan sendi pada tubuh manusia.
Di antara keutamaan ibadah bahwasanya ibadah mensucikan
jiwa dan membersihkannya, dan mengangkatnya ke derajat
tertinggi menuju kesempurnaan manusiawi.
Ibadah merupakan sebab utama untuk meraih keridhaan Allah
yang merupakan jalan masuk Surga dan selamat dari siksa
Neraka.
F. Macam-Macam Ibadah1) Shalat
Shalat merupakan salah satu ibadah yang menegakkan
sendi agama Islam. Shalat dalam agama Islam memiliki
kedudukan yang sangat penting bagi manusia yang bertaqwa
kepada Allah SWT.Sasaran pokok Shalat, adalah agar manusia
yang melakukannya selalu ingat setiap waktu kepada Allah
SWT. Sehingga manusia selalu waspada terhadap segala
perbuatan keji dan mungkar yang akan menjerumuskan ke
lembah kesengsaraan dunia dan akhirat.
a) Tinjauan dari segi moralShalat merupakan benteng hidup kita agar jangan
sampai terjerumus ke dalam perbuatan keji dan munkar. Hal
ini tampak jelas dalam firman Allah SWT :
"Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-
perbuatan) keji dan munkar" (QS. Al Ankabut 45)
Shalat yang khusu’ mewujudkan suatu ibadah yang
benar-benar ikhlas, pasrah terhadap zat Yang Maha Suci
dan Maha Mulia.Di dalam shalat tersebut kita meminta
segala sesuatu dari-Nya, memohon petunjuk untuk
mendapatkan jalan yang lurus, mendapat limpahan rahmat,
rizki, barokah dan pahala dari-Nya. Dengan kata lain segala
sesuatu yang dilakukan hanyalah karena Allah dan hanya
untuk mendapatkan ridlo’ dari Allah. Maka pantaslah jika
Allah berfirman :
"Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang
beriman (yaitu) orang-orang yang khusu’ dalam
sembahyangnya" (QS. Al Mu’minuun 1-2)
Disamping itu shalat juga membersihkan jiwa dari
sifat-sifat yang buruk, khususnya cara-cara hidup yang
materialis yang menjadikan urusan duniawi lebih penting dari
segala-galanya termasuk ibadah kepada Allah. Kebersihan
dan kesucian jiwa ini digambarkan dalam sebuah hadits :
"Jikalau di pintu seseorang diantara kamu ada sebuah
sungai dimana ia mandi lima kali, maka apakah akan tinggal
lagi kotorannya (yang melekat pada tubuhnya) ? Bersabda
Rasulullah saw : ‘Yang demikian itu serupa dengan shalat
lima waktu yang (mana) Allah dengannya (shalat itu)
dihapuskan semua kesalahan’."
Apabila kita mendapat suatu musibah maupun
kesulitan, maka kita harus memohon pertolongan kepada
Allah dengan mengerjakan shalat dan bersabar serta
tawakal.
"Jadikanlah sabar dan shalat sebagai
penolongmu.Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh
berat, kecuali bagi orang-orang yang khusu’."(QS. Al
Baqarah 45)
"Hai orang-orang beriman, jadikanlah sabar dan
shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta
orang-orang yang sabar."(QS. Al Baqarah 153)
Di dalam salah satu firman-Nya Allah juga
menegaskan nilai positif dari shalat :
"(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka
menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah hanya
dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram"(QS. Ar
Ra’d 28)
Disamping hal-hal diatas, shalat juga membina rasa
persatuan dan persaudaraan antara sesama umat Islam. Hal
ini sesuai dengan sabda Rasulullah saw :
"Shalat berjamaah lebih utama (pahalanya) dua puluh
derajat" (HR. Bukhary & Muslim dari Ibnu Umar)
b) Tinjauan dari segi fisik (kesehatan)Shalat disamping mengandung hikmah secara moral
seperti diuraikan diatas, juga mengandung hikmah secara
fisik terutama yang menyangkut masalah kesehatan.
Hikmah shalat menurut tinjauan kesehatan ini
dijelaskan oleh DR.A.SABOE yang mengemukakan
pendapat ahli-ahli (sarjana) kedokteran yang termasyhur
terutama di barat. Mereka berpendapat sebagai berikut :
Bersedekap, meletakkan telapak tangan kanan diatas
pergelangan tangan kiri merupakan istirahat yang paling
sempurna bagi kedua tangan sebab sendi-sendi, otot-
otot kedua tangan berada dalam posisi istirahat penuh.
Sikap seperti ini akan memudahkan aliran darah
mengalir kembali ke jantung , serta memproduksi getah
bening dan air jaringan dari kedua persendian tangan
akan menjadi lebih baik sehingga gerakan di dalam
persendian akan menjadi lebih lancar. Hal ini akan
menghindari timbulnya bermacam-macam penyakit
persendian seperti rheumatic.
Ruku’, yaitu membungkukkan badan dan meletakkan
telapak tangan diatas lutut sehingga punggung sejajar
merupakan suatu garis lurus. Sikap yang demikian ini
akan mencegah timbulnya penyakit yang berhubungan
dengan ruas tulang belakang, ruas tulang pungung, ruas
tulang leher, ruas tulang pinggang, dsb.
Sujud, sikap ini menyebabkan semua otot-otot bagian
atas akan bergerak. Hal ini bukan saja menyebabkan
otot-otot menjadi besar dan kuat, tetapi peredaran urat-
urat darah sebagai pembuluh nadi dan pembuluh darah
serta limpa akan menjadi lancar di tubuh kita. Dengan
sikap sujud ini maka dinding dari urat-urat nadi yang
berada di otak dapat dilatih dengan membiasakan untuk
menerima aliran darah yang lebih banyak dari biasanya,
karena otak (kepala) kita pada waktu itu terletak di
bawah. Latihan semacam ini akan dapat menghindarkan
kita mati mendadak dengan sebab tekanan darah yang
menyebabkan pecahnya urat nadi bagian otak
dikarenakan amarah, emosi yang berlebihan, terkejut
dan sebagainya yang sekonyong-konyong lebih banyak
darah yang di pompakan ke urat-urat nadi otak yang
dapat menyebabkan pecahnya urat-urat nadi otak,
terutama bila dinding urat-urat nadi tersebut telah
menjadi sempit, keras, dan rapuh karena dimakan usia.
Duduk Iftrasy (duduk antara dua sujud & tahiyat awal), posisi duduk seperti ini menyebabkan tumit
menekan otot-otot pangkal paha , hal ini mengakibatkan
pangkal paha terpijit. Pijitan tersebut dapat
menghindarkan atau menyembuhkan penyakit saraf
pangkal paha (neuralgia) yang menyebabkan tidak dapat
berjalan.Disamping itu urat nadi dan pembuluh darah
balik di sekitar pangkal paha dapat terurut dan tirpijit
sehingga aliran darah terutama yang mengalir kembali
ke jantung dapat mengalir dengan lancar.Hal ini dapat
menghindarkan dari pengakit bawasir.
Duduk tawaruk (tahiyat akhir), duduk seperti ini dapat
menghindarkan penyakit bawasir yang sering dialami
wanita yang hamil. Kemudian duduk tawaruk ini juga
dapat untuk mempermudah buang air kecil.
Salam, diakhiri dengan menoleh ke kanan dan ke kiri.
Hal ini sangat berguna untuk memperkuat otot-otot leher
dan kuduk, selain itu dapat pula untuk menghindarkan
penyakit kepala dan kuduk kaku.
2) PuasaPuasa dalam pengertian terminologi agama adalah
menahan diri dari makan, minum dan semua perkara yang
membatalkan puasa sejak terbitnya fajar sampai terbenamnya
matahari, dengan syarat-syarat tertentu. Sebagian ulama
mendefinisikannya sebagai: "penahanan diri dari syahwat perut
dan syahwat kelamin sepanjang hari disertai niat sebelum fajar
selain waktu haid, nifas, dan hari-hari raya".
Pelaksanaan puasa dimulai saat fajar Shubuh terbit dan
berakhir ketika matahari terbenam menurut kesepakatan para
ulama.
Allah Subhânahu wa Ta’âlâ menyatakan,
من األبيض الخيط لكم يتبين حتى واشربوا وكلواإلى يام الص أتموا ثم الفجر من األسود الخيط
الليل“Dan makan dan minumlah kalian hingga tampak, bagi kalian,
benang putih terhadap benang hitam, yaitu fajar, kemudian
sempurnakanlah puasa itu sampai malam.” [Al-Baqarah: 187].
Hikmah PuasaSebagian hikmah puasa bisa dilihat dalam firman
Allah yang artinya: "agar kamu bertakwa." Di antara hikmah
dan faedah puasa selain untuk menjadi orang yang bertakwa
adalah sebagai berikut:
Untuk pendidikan/latihan rohani
Mendidik jiwa agar dapat menguasai diri
Mendidik nafsu agar tidak senantiasa dimanjakan dan
dituruti
Mendidik jiwa untuk dapat memegang amanat
dengan sebaik-baiknya
Mendidik kesabaran dan ketabahan
Untuk perbaikan pergaulan
Orang yang berpuasa akan merasakan segala
kesusahan fakir miskin yang banyak menderita kelaparan
dan kekurangan. Dengan demikian akan timbul rasa suka
menolong kepada orang-orang yang menderita.
· Untuk kesehatanPerlu diingat ibadah puasa akan membawa faedah
bagi kesehatan rohani dan jasmani jika pelaksanaannya
sesuai dengan panduan yang telah ditetapkan, jika tidak
maka hasilnya tidaklah seberapa, malah mungkin ibadah
puasa kita sia-sia saja.
Allah berfirman dalam surat [Al-A'Raaf] ayat 31:
"Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di
setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan
janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan"
Nabi S.A.W.juga bersabda:
"Kita ini adalah kaum yang makan bila lapar, dan makan
tidak kenyang."
Sebagai rasa syukur atas segala nikmat Allah
3) ZakatZakat merupakan ibadah yang memiliki dimensi ganda,
trasendental dan horizontal.Oleh sebab itu zakat memiliki
banyak arti dalam kehidupan ummat manusia, terutama Islam.
a) Pelaksanaan ZakatTata cara Pelaksanaan Zakat Fitrah adalah sebagai berikut:
Pada malam hari raya 'Idul Fitri, setiap orang Islam
mempersiapkan diri untuk membayar zakat fitrah baik
untuk dirinya sendiri maupun untuk orang-orang yang
menjadi tanggungjawabnya.
Zakat fitrah yang wajib dibayarkan oleh setiap orang
adalah bahan makanan pokok sebanyak 2,5 kg.
Masyarakat yang makanan pokoknya beras, maka
wajib membayar zakat fitrah berupa beras.
Beras (bahan makanan pokok) yang dipergunakan
untuk membayar zakat fitrah harus sama atau lebih
baik kualitasnya dengan beras yang dimakan sehari-
hari oleh orang yang membayar zakat fitrah.
Zakat fitrah harus sudah diserahkan kepada fakir
miskin yang berhak menerimanya paling akhir pada
pagi Hari Raya 'Idul Fitri sebelum pelaksanaan shalat
'Idul Fitri. Jika diserahkan setelah pelaksanaan shalat
'Idul Fitri, maka tidak lagi berfungsi sebagai Zakat
fltrah, melainkan shodaqoh biasa.
Jika zakat fitrah diserahkan melalui Panitia
Pengumpulan dan Pembagian Zakat Fitrah, maka
Panitia harus bertanggung jawab mengantarkan Zakat
Fitrah langsung ke rumah para mustahiq sebelum
pelaksanaan Shalat Idul Fitri.
b) Hikmah ZakatHikmah zakat antara lain :
Menolong, membantu, membina dan membangun kaum
dhuafa yang lemah dengan materi sekedar untuk
memenuhi kebutuhan pokok hidupnya.Dengan kondisi
tersebut mereka akan mampu melaksanakan
kewajibannya terhadap Allah SWT.
Memberantas penyakit iri hati, rasa benci dan dengki dari
diri orang-orang di sekitarnya berkehidupan cukup,
apalagi mewah.
Dapat mensucikan diri (pribadi) dari kotoran dosa,
emurnikan jiwa (menumbuhkan akhlaq mulia menjadi
murah hati, peka terhadap rasa kemanusiaan) dan
mengikis sifat bakhil (kikir) serta serakah.
Dapat menunjang terwujudnya sistem kemasyarakatan
Islam yang berdiri atas prinsip-prinsip: Ummatn Wahidan
(umat yang satu), Musawah (persamaan derajat, dan
dan kewajiban), Ukhuwah Islamiyah (persaudaraan
Islam) dan Takaful Ijti’ma (tanggung jawab bersama)
Mewujudkan tatanan masyarakat yang sejahtera dimana
hubungan seseorang dengan yang lainnya menjadi
rukun, damai dan harmonis yang akhirnya dapat
menciptakan situasi yang tentram, aman lahir bathin.
4) Hajia) Pelaksanaan Haji
Berikut ini tata cara pelaksanaan ibadah haji yang
baik dan benar sesuai dengan syariat Islam.
Melakukan ihram dari miqatIhram dapat dilakukan sejak awal bulan syawal dengan
cara melaksanakan mandi sunnah, berwudhu seperti
berwudhu untuk shalat dan memakai pakaian ihram.
Wukuf di ArrafahPelaksanaan wukuf adalah pada tanggal 9 Zulhijah,
waktunya dimulai setelah matahari tergelincir sampai
terbit fajar pada tanggal 10 Zulhijah.
Mabit di Muzdalifah, MekahAmbilah batu kerikil untuk melaksanakan jumrah di Mina,
jumlahnya bisa 49 sampai 70 batu. Waktu perjalanan ke
Mina, Anda bisa singgah di Muzdalifah untuk berzikir dan
memperbanyak berdo'a kepada Allah SWT.
Melontar jumrah ‘aqabahMelontar jumroh dilakukan di bukit Aqabah sehingga
dinamakan jumroh Aqabah. pelaksanaannya adalah
pada tanggal 10 Dzulhijah. Jumlah batu yang dilempar
adalah 7 buah batu kerikil.
TahalulTahalul dilaksanakan setelah melaksanakan jumroh
aqobah. Tahalul adalah memotong atau mencukur
rambut sekurang-kurangnya tiga helai. Setelah
bertahalul, Anda bisa melepas pakaian ihram dan
memakai pakaian biasa.
Mabit di MinaMabit di Mina dilaksanakan pada hari tasyrik. Pada hari-
hari tasyrik itu Anda bisa melontar jumrah ûlâ, wustâ,
dan ‘aqabah, masing-masing 7 kali.
Tawaf ifadahAnda bisa melaksanakan tawaf wada' sebelum
meninggalkan Mekah untuk kembali pulang ke tanah air.
b) Hikmah HajiIbadah haji adalah rukun islam yang kelima sekaligus
yang terakhir, dan ibadah ini di lakukan di tanah suci atau
bisa di bilang di mekkah. Di bawah ini 7 hikmah dari ibadah
haji :
Menjadi tetamu AllahKaabah atau Baitullah itu dikatakan juga sebagai
'Rumah Allah'.Walau bagaimana pun haruslah difahami
bahawa bukanlah Allah itu bertempat atau tinggal
disitu.Sesungguhnya Allah itu ada dimana mana.
Mendapat tarbiah langsung daripada AllahDi kalangan mereka yang pernah mengerjakan
haji, mereka mengatakan bahawa Ibadah Haji adalah
kemuncak ujian daripada Allah s.w.t. Ini disebabkan
jumlah orang yang sama-sama mengerjakan ibadah
tersebut adalah terlalu ramai hingga menjangkau angka
jutaan orang.
Membersihkan dosaMengerjakan Ibadah Haji merupakan kesempatan
untuk bertaubat dan meminta ampun kepada
Allah.Terdapat beberapa tempat dalam mengerjakan
ibadah haji itu merupakan tempat yang mustajab untuk
berdoa dan bertaubat. Malah ibadah haji itu sendiri jika
dikerjakan dengan sempurna tidak dicampuri dengan
perbuatan-perbuatan keji maka Allah akan
mengampunkan dosa-dosanya sehingga ia suci bersih
seperti baru lahir ke dunia ini.
Memperteguhkan imanIbadah Haji secara tidak langsung telah
menghimpunkan manusia Islam dari seluruh pelusuk
dunia.Mereka terdiri dari berbagai bangsa, warna kulit
dan bahasa pertuturan.
Iktibar dari pada peristiwa orang-orang solehTanah suci Mekah adalah merupakan lembah
yang menyimpan banyak rentetan peristiwa-peristiwa
bersejarah.
Merasa bayangan Padang MahsyarBagi orang yang belum mengerjakan haji tentunya
belum pernah melihat dan mengikuti perhimpunan
ratusan ribu manusia yang berkeadaan sama tiada beda.
Syiar perpaduan umat IslamIbadah Haji adalah merupakan syiar perpaduan
umat Islam.Ini kerana mereka yang pergi ke Tanah Suci
Makkah itu hanya mempunyai satu tujuan dan matlamat
iaitu menunaikan perintah Allah atau kewajipan Rukun
Islam yang kelima. Dalam memenuhi tujuan tersebut
mereka melakukan perbuatan yang sama,memakai
pakaian yang sama, mengikut tertib yang sama malah
boleh dikatakan semuanya sama.