23
HALAMAN PENGESAHAN Laporan Lengkap Praktikum Biologi Dasar dengan judul Kebakaanyang disusun oleh: Nama : Serly NIM : 1516041010 Kelas : Pendidikan IPA Reguler Kelompok : I (Satu) Telah diperiksa oleh Asisten dan Koordinator Asisten maka dinyatakan diterima. Makassar, Desember 2015 Koordinator Asisten Asisten Mangngemba Dg Paropo Muh. Yusran Nur Arief, S.Pd NIM :1114040057 Mengetahui, Dosen Penanggung jawab Drs. H.Hamka L,M.Si NIP.19621231 198702 1 005

Unit 7 kebakaan

Embed Size (px)

Citation preview

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Lengkap Praktikum Biologi Dasar dengan judul “Kebakaan”

yang disusun oleh:

Nama : Serly

NIM : 1516041010

Kelas : Pendidikan IPA Reguler

Kelompok : I (Satu)

Telah diperiksa oleh Asisten dan Koordinator Asisten maka dinyatakan diterima.

Makassar, Desember 2015

Koordinator Asisten Asisten

Mangngemba Dg Paropo Muh. Yusran Nur Arief, S.Pd

NIM :1114040057

Mengetahui,

Dosen Penanggung jawab

Drs. H.Hamka L,M.Si

NIP.19621231 198702 1 005

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keragamanan genetik menyebabkan setiap organisme tidak ada yang

sama. Misalnya orang yang kembar tidaklah sama hanya identik karena orang

yang kembar memiliki beberapa perbedaan yang membedakanya dengan

saudara kembarnya. Begitupun dengan sifat atau kepribadian mereka, tentu

terdapat perbedaan.

Genetika telah banyak diperbincangkan sejak zaman dahulu. Bahkan

orang-orang selama tahun 1800-an menganut hipotesis “pencampuran”,

gagasan bahwa materi genetik yang disumbangkan oleh kedua orang tua seperti

bercampurnya cat biru dan kuning yang menghasilkan warna hijau. Hipotesis

ini memprediksi bahwa selama beberapa generasi, populasi yang kawin acak

akan memunculkan populasi individu yang seragam. Namun hipotesis ini gagal

menjelaskan berbagai fenomena lain dari pewarisan sifat, misalnya sifat yang

muncul kembali setelah melompati satu generasi.

Kebakaan atau genetika adalah cabang ilmu biologi tentang sifat-sifat yang

menurun dan variasinya. Genetika merupakan ilmu pengetahuan dasar bagi

ilmu terapan, misalnya pemuliaan tanaman dan hewan, masalah penyakit dan

kelainan pada tubuh manusia.Keturunan adalah lewat sifat-sifat keturunan (dari

orang tua atau leluhur). Ini adalah proses di mana sebuah sel atau organisme

keturunan mengakuisisi atau cenderung menjadi karakteristik induknya sel atau

organisme.

Hingga genetika modern lahir di kebun biara, tempat seorang biarawan

bernama Gregor Mendel mendokumentasikan mekanisme partikulat untuk

pewarisan sifat. mendel mengembangkan teori pewarisan sifatnya beberapa

dasawarsa sebelum kromosom terlihat dengan mikroskop.

Teori mendel inilah yang akan dibuktikan dengan melakukan percobaan

yang berjudul “Kebakaan”, sehingga kita memahami perbandingan fenotipe

dan genotipe hukum mendel dengan mengambil data pribadi, data kelompok

dan data kelas.

B. Tujuan

Membuktikan perbandingan fenotipe dan genotipe dari dari hukum mendel

dan dasar genotipe beberapa sifat baka pada manusia.

C. Manfaat

Setelah melakukan praktikum ini, mahasiswa dapat memahami

perbandingan fenotife dan genotife beberapa sifat baka pada manusia.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Di abad ke-20, ahli genetika meluaskan prinsip-prinsip mendelian tidak

hanya untuk beraneka ragam organisme melainkan juga untuk pola-pola

pewarisan sifat yang lebih kompleks daripada yang dijelaskan oleh Mendel. Untuk

penelitian yang membimbingnya pada dua hukum pewarisan sifat, mendel,

memilih karakter-karakter tanaman ercis yang ternyata memiliki dasar genetik

yang relatif sederhana. Setiap karakter ditentukan oleh satu gen, yang masing-

masing hanya tersiri atas dua alel, yang satu sepenuhnya dominan sedangkan yang

satu lagi sepenuhnya resesif. Akan tetapi, kondisi-kondisi ini tidak dipenuhi oleh

semua karakter yang terwariskan, dan hubungan antara fenotipe dan genotipe

jarang sedemikian sederhana. Mendel sendiri menyadari bahwa ia tidak dapat

menjelaskan pola-pola yang lebih kompleks daripada yang dia amati dalam

persilangan yang melibatkan karakter-karakter lain ercis atau spesies tanaman

lain. Akan tetapi, ini tidak mengurangi kegunaan genetika mendelian, karena

prinsip-prinsip dasar segregasi dan pemilahan bebas juga diterapkan untuk pola-

pola pewarisan sifat yang lebih rumit (Campbell, 2008).

Mengingat semua hal yang dapat terjadi dalam jalur dari genotipe sampai

fenotipe , memang mengesankan bahwa mendel dapat menyingkapkan prinsip-

prinsip fundamental yang mengatur transmisi gen-gen individual dari kedua induk

ke keturunan. Kedua hukum mendel. Segregasi dan pemilahan bebas, menjelaskan

variasi- variasi terwariskan dari sisi bentuk alternatif gen-gen (partikel-partikel

herediter, sekarang dikenal sebagai alel-alel gen), yang diwariskan dari generasi

ke generasi, berdasarkan aturan-aturan probabilitas sederhana. Teori pewarisan

sifat ini sama validnya untuk ercis, lalat, ikan, burung, dan manusia-bahkan untuk

organisme apapun yang memiliki siklus hidup seksual. Terlebih lagi dengan

meluaskan prinsip-prinsip segregasi dan pemililahan bebas untuk membantu

menjelaskan pola-pola pewarisan sifat seperti epistatis dan karakter-karakter

kuantitatif (Campbell, 2008).

Genetika berasal dari bahasa latin GENOS yang berarti suku bangsa atau

asal-usul. Dengan demikian genetika berarti ilmu yang mempelajari bagaimana

sifat keturunan (Hereditas) yang diwariskan kepada anak cucu, serta variasi yang

mungkin timbul di dalamnya. Menurut sumber lainnya, genetika berasal dari

bahasa yunani GENNO yang berarti melahirkan. Dengan demikian genetika

adalah ilmu yang mempelajari berbagai aspek yang menyangkut pewarisan sifat

dan variasi sifat pada organisme maupun suborganisme ( seperti virus dan prion)

(Elvita, 2008).

Genetika adalah ilmu tentang keturunan yang mempelajari berbagai

problematika manusia seperti kesehatan, cacat lahirnya jasmani dan maupun

mental, pewarisan ciri-ciri dan kelainan bawaan, bahkan sampai merekayasanya.

Semua orang ingin punya keturunan yang baik , sempurna jasmani dan rohani,

sehingga bila seorang anak lahir, yang pertama yang mereka tanyakan adalah laki-

laki atau perempuan, setelah itu cacat atau tidaknya. Ada beberapa penyakit yang

memang diwariskan seperti thalasemia, polidaktili, dan kemampuan mengecap

(nontaster) serta beberapa penyakit menurun lainnya (Nugraha, 2008).

Dimaklumi bahwa suatu individu suatu organisme memiliki berbagai

macam karakter atau sifat. Bagian dari kromosom yang secara kimiawi

merupakan sequen DNA yang mengendalikan penampilan suatu karakter biasa

disebut gen. Dengan demikian secara kasar dapat dimaklumi bahwa kromosom

merupakan untaian/kumpulan gen. Dalam perspektif ini setiap gen biasa juga

dikenal sebagai lokus atau tempat gen. Mengingat bahwa setiap individu

mewarisi kromosom dari kedua tetuanya (jantan dan betina) maka setiap

karakter (fenotipe) merupakan resultante dari aksi kedua gen yang

bersangkutan. Dalam konteks pasangan seperti ini. maka masing-masing gen

penyusun pasangan disebut alel dari pasangannya. Sebagai contoh misalnya

karakter warna bunga pada tanaman bunga pukul empat dikendaiikan oleh lokus

A, maka genotipe suatu individu tanaman bunga pukul empat bisa berupa AA,

Aa dan aa. Gen A merupakan alel dari a dan sebaliknya a merupakan alel

dari A (Supriyanta, 2004).

Gen yang bersifat resesif dinyatakan dengan huruf kecil, misalnya gen

yang menentukan sifat tubuh yang pendek ditulis dengan huruf “t”, dan

sebaliknya tubuh pendek resesif terhadap tubuh tinggi. Pada manusia dan hewan

vertebrata, penyatuan sperma dan ovum yang masing-masing bersifat haploid (n)

akan membentuk zigot. Zigot tumbuh dan berkembang menjadi individu yang

bersifat diploid (2n), sehingga individu yang memiliki sifat tersebut dinyatakan

dengan dua huruf (Hamka, 2015).

BAB III

METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Hari/ Tanggal : Senin, 21 Desember 2015

Waktu : 10.00 - 12.10 WITA

Tempat : Laboratorium Biologi Lantai III Timur FMIPA UNM

B. Alat dan bahan

1. Daftar fenotif

C. Prosedur kerja

1. Memeriksa fenotif dari setiap sifat baka yang ada pada daftar fenotif pada

diri sendiri. Mencatat hasil dalam bentuk tabel.

2. Bila mempunyai fenotif yang dominan maka diberi tanda (-) untuk gen

kedua.

3. Mencatat dan data dari teman-teman kelompok dan menghitung

persentasenya.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Tabel 1. Pengamatan Sifat Baka Diri Sendiri

Ciri/Sifat Baka (fenotif) Genotif Saya

a. Ada lesung dagu (D), tidak ada (d)

dd

b. Anak daun telinga menggantung (E),

menempel (e)

ee

c. Ibu jari tangan kiri di atas (F) di bawah

(f) FF

d. Ruas jari kelingking terujung menyerong

ke dalam (B), tidak menyerong (b) BB

e. Rambut dahi menjorok (W), tidak

menjorok (w) WW

f. Rambut pada jari (M), tidak ada rambut

(m) MM

g. Lesung pipi (P), tidak ada (p)

pp

h. Lidah dapat digulung memanjang (L),

tidak dapat digulung memanjang (l) LL

i. Gigi seri atas bercelah (G), gigi seri tidak

bercela (g) GG

Tabel 2. Pengamatan Sifat Baka Kelompok

Nama Siswandi Ilham Indawati Hajariah Arfeni Serly

A DD

dd Dd dd Dd dd dd dd

B EE EE EE EE EE

ee ee ee

C FF FF FF FF

ff ff ff ff

D BB BB BB BB BB BB

bb Bb

E WW WW WW WW

ww Ww Ww ww

F MM MM MM MM MM MM MM

mm

G PP PP PP

pp pp Pp pp Pp

H LL LL LL LL LL

ll ll ll

I GG GG GG

gg Gg gg gg gg

Tabel 3. Pengamatan Sifat Baka Kelas Pendidikan Ipa Reguler

Nama I II III IV V Jumlah

Jumlah/kelompok 6 6 7 7 6 32

A DD - 1 - - - 1

dd 6 5 7 7 6 31

B EE 4 5 5 5 3 22

ee 2 1 2 2 3 10

C FF 3 5 4 3 3 18

ff 3 1 3 4 3 14

D BB 5 6 4 4 6 25

bb 1 - 3 3 - 7

E WW 3 2 4 7 3 19

ww 3 4 3 - 3 13

F MM 6 6 7 7 5 31

mm - - - - 1 1

G PP 2 - 1 1 - 4

pp 4 6 6 6 6 28

H LL 4 4 4 6 4 22

ll 2 2 3 1 2 10

I GG 2 1 4 4 2 13

gg 4 5 3 3 4 19

Analisis Data

1. Analisis Data Kelompok

a. Ada lesung dagu (D), tidak ada (d)

Gen dominan = ∑ 𝑔𝑒𝑛 𝑑𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑛

∑ 𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘𝑎𝑛 × 100 %

= 0

6 × 100 %

= 0 %

Gen resesif = ∑ 𝑔𝑒𝑛 𝑟𝑒𝑠𝑒𝑠𝑖𝑓

∑ 𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘𝑎𝑛× 100 %

= 6

6 × 100 %

= 100 %

b. Anak daun telinga menggantung (E), menempel (e)

Gen dominan = ∑ 𝑔𝑒𝑛 𝑑𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑛

∑ 𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘𝑎𝑛 × 100 %

= 4

6 × 100 %

= 66,67 %

Gen resesif = ∑ 𝑔𝑒𝑛 𝑟𝑒𝑠𝑒𝑠𝑖𝑓

∑ 𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘𝑎𝑛× 100 %

= 2

6 × 100 %

= 33,33 %

c. Ibu jari tangan kiri di atas (F), di bawah (f)

Gen dominan = ∑ 𝑔𝑒𝑛 𝑑𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑛

∑ 𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘𝑎𝑛 × 100 %

= 3

6 × 100 %

= 50 %

Gen resesif = ∑ 𝑔𝑒𝑛 𝑟𝑒𝑠𝑒𝑠𝑖𝑓

∑ 𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘𝑎𝑛× 100 %

= 3

6 × 100 %

= 50 %

d. Ruas jari kelingking terujung menyerong ke dalam (B), tidak menyerong

(b)

Gen dominan = ∑ 𝑔𝑒𝑛 𝑑𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑛

∑ 𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘𝑎𝑛 × 100 %

= 5

6 × 100 %

= 83,33 %

Gen resesif = ∑ 𝑔𝑒𝑛 𝑟𝑒𝑠𝑒𝑠𝑖𝑓

∑ 𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘𝑎𝑛× 100 %

= 1

6 × 100 %

= 16,67 %

e. Rambut dahi menjorok (W), tidak menjorok (w)

Gen dominan = ∑ 𝑔𝑒𝑛 𝑑𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑛

∑ 𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘𝑎𝑛 × 100 %

= 3

6 × 100 %

= 50 %

Gen resesif = ∑ 𝑔𝑒𝑛 𝑟𝑒𝑠𝑒𝑠𝑖𝑓

∑ 𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘𝑎𝑛× 100 %

= 3

6 × 100 %

= 50 %

f. Rambut pada jari (M), tidak ada rambut (m)

Gen dominan = ∑𝑔𝑒𝑛 𝑑𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑛

∑ 𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘𝑎𝑛 × 100 %

= 6

6 × 100 %

= 100 %

Gen resesif = ∑ 𝑔𝑒𝑛 𝑟𝑒𝑠𝑒𝑠𝑖𝑓

∑ 𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘𝑎𝑛× 100 %

= 0

6 × 100 %

= 0 %

g. Lesung pipi (P), tidak ada (p)

Gen dominan = ∑ 𝑔𝑒𝑛 𝑑𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑛

∑ 𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘𝑎𝑛 × 100 %

= 2

6 × 100 %

= 33,33 %

Gen resesif = ∑ 𝑔𝑒𝑛 𝑟𝑒𝑠𝑒𝑠𝑖𝑓

∑ 𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘𝑎𝑛× 100 %

= 4

6 × 100 %

= 66,67 %

h. Lidah dapat digulung memanjang (L), tidak dapat digulung memanjang

(l)

Gen dominan = ∑ 𝑔𝑒𝑛 𝑑𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑛

∑ 𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘𝑎𝑛 × 100 %

= 4

6 × 100 %

= 66,67 %

Gen resesif = ∑ 𝑔𝑒𝑛 𝑟𝑒𝑠𝑒𝑠𝑖𝑓

∑ 𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘𝑎𝑛× 100 %

= 2

6 × 100 %

= 33,33 %

i. Gigi seri atas bercelah (G), tidak bercelah (g)

Gen dominan = ∑ 𝑔𝑒𝑛 𝑑𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑛

∑ 𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘𝑎𝑛 × 100 %

= 2

4 × 100 %

= 33,33 %

Gen resesif = ∑ 𝑔𝑒𝑛 𝑟𝑒𝑠𝑒𝑠𝑖𝑓

∑ 𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘𝑎𝑛× 100 %

= 4

6 × 100 %

= 66,67 %

2. Analisis Data Kelas

a. Ada lesung dagu (D), tidak ada (d)

Gen dominan = ∑ 𝑔𝑒𝑛 𝑑𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑛

∑ 𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘𝑎𝑛 × 100 %

= 1

32 × 100 %

= 3,125 %

Gen resesif = ∑ 𝑔𝑒𝑛 𝑟𝑒𝑠𝑒𝑠𝑖𝑓

∑ 𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘𝑎𝑛× 100 %

= 31

32 × 100 %

= 96,875 %

b. Anak daun telinga menggantung (E), menempel (e)

Gen dominan = ∑ 𝑔𝑒𝑛 𝑑𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑛

∑ 𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘𝑎𝑛 × 100 %

= 22

32 × 100 %

= 68,75 %

Gen resesif = ∑ 𝑔𝑒𝑛 𝑟𝑒𝑠𝑒𝑠𝑖𝑓

∑ 𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘𝑎𝑛× 100 %

= 10

32 × 100 %

= 31,25 %

c. Ibu jari tangan kiri di atas (F), di bawah (f)

Gen dominan = ∑ 𝑔𝑒𝑛 𝑑𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑛

∑ 𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘𝑎𝑛 × 100 %

= 18

32 × 100 %

= 56,25 %

Gen resesif = ∑ 𝑔𝑒𝑛 𝑟𝑒𝑠𝑒𝑠𝑖𝑓

∑ 𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘𝑎𝑛× 100 %

= 14

32 × 100 %

= 43,75 %

d. Ruas jari kelingking terujung menyerong ke dalam (B), tidak menyerong

(b)

Gen dominan = ∑ 𝑔𝑒𝑛 𝑑𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑛

∑ 𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘𝑎𝑛 × 100 %

= 25

32 × 100 %

= 78,125 %

Gen resesif = ∑ 𝑔𝑒𝑛 𝑟𝑒𝑠𝑒𝑠𝑖𝑓

∑ 𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘𝑎𝑛× 100 %

= 7

32 × 100 %

= 21,875 %

e. Rambut dahi menjorok (W), tidak menjorok (w)

Gen dominan = ∑ 𝑔𝑒𝑛 𝑑𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑛

∑ 𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘𝑎𝑛 × 100 %

= 19

32 × 100 %

= 59,375 %

Gen resesif = ∑ 𝑔𝑒𝑛 𝑟𝑒𝑠𝑒𝑠𝑖𝑓

∑ 𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘𝑎𝑛× 100 %

= 13

32 × 100 %

= 40,625 %

f. Rambut pada jari (M), tidak ada rambut (m)

Gen dominan = ∑ 𝑔𝑒𝑛 𝑑𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑛

∑ 𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘𝑎𝑛 × 100 %

= 31

32 × 100 %

= 96,875 %

Gen resesif = ∑ 𝑔𝑒𝑛 𝑟𝑒𝑠𝑒𝑠𝑖𝑓

∑ 𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘𝑎𝑛× 100 %

= 1

32 × 100 %

= 3,125 %

g. Lesung pipi (P), tidak ada (p)

Gen dominan = ∑ 𝑔𝑒𝑛 𝑑𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑛

∑ 𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘𝑎𝑛 × 100 %

= 4

32 × 100 %

= 12,5 %

Gen resesif = ∑ 𝑔𝑒𝑛 𝑟𝑒𝑠𝑒𝑠𝑖𝑓

∑ 𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘𝑎𝑛× 100 %

= 28

32 × 100 %

= 87,5 %

h. Lidah dapat digulung memanjang (L), tidak dapat digulung memanjang

(l)

Gen dominan = ∑ 𝑔𝑒𝑛 𝑑𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑛

∑ 𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘𝑎𝑛 × 100 %

= 22

32 × 100 %

= 68,75 %

Gen resesif = ∑ 𝑔𝑒𝑛 𝑟𝑒𝑠𝑒𝑠𝑖𝑓

∑ 𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘𝑎𝑛× 100 %

= 10

32 × 100 %

= 31,25 %

i. Gigi seri atas bercelah (G), tidak bercelah (g)

Gen dominan = ∑ 𝑔𝑒𝑛 𝑑𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑛

∑ 𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘𝑎𝑛 × 100 %

= 13

32 × 100 %

= 40,625 %

Gen resesif = ∑ 𝑔𝑒𝑛 𝑟𝑒𝑠𝑒𝑠𝑖𝑓

∑ 𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘𝑎𝑛× 100 %

= 19

32 × 100 %

= 59,375 %

B. Pembahasan

Fenotipe merupakan sifat yang tampak atau bisa d iamati, berbeda

dengan genotipe yang tidak diketahui tanpa melalui tes DNA, genotipe

dilambangkan dengan huruf-huruf.

1. Sifat Baka Pribadi

ge notipe untuk saya pribadi adalah saya tidak memiliki lesung dagu

(dd), anak daun telinga tidak menggantung (ee), ibu jari tangan kiri diatas

tangan kanan (FF), ruas jari kelingking terujung menyerong ke dalam

(BB), rambut dahi menjorok (WW), terdapat rambut pada jari (MM),

tidak memiliki lesung pipi (pp), lidah dapat menggulung (LL), dan gigi

seri atas bercelah (GG). Berdasarkan sifat baka yang diamati dan data

yang diperoleh, saya memiliki sifat dominan yang hampir sebanding

dengan sifat resesif yaitu dengan perbandingan 6:3. Setiap fenotipe yang

dominan diberi lambang misalnya LL karena kita tidapat menentukan

genotipe yang sesungguhnya.

2. Sifat Baka Kelompok

Jumlah anggota kelompok saya adalah 6 orang. Berdasarkan

analisis data, diperoleh presentase pada masing-masing sifat baka yang

diamati. Sifat pada lesung dagu, sifat dominan adalah 0 % dan sifat

resesif adalah 100 %. Hal ini menunjukkan bahwa praktikan dalam

kelompok saya tidak ada yang memiliki sifat dominan lesung dagu. untuk

sifat anak daun telinga, sifat dominan adalah 66,67 % dan sifat resesif

adalah 33,33 %, untuk sifat ibu jari tangan, sifat dominan adalah 50 %

dan sifat resesif adalah 50 %, untuk sifat ruas jari kelingking, sifat

dominan adalah 83,33 % dan sifat resesif adalah 16,67 %; untuk sifat

rambut dahi, sifat dominan adalah 50 % dan sifat resesif adalah 50 %,

untuk sifat rambut pada jari, sifat dominan adalah 100 % dan sifat resesif

adalah 0 %, untuk sifat lesung pipi, sifat dominan adalah 33,33 % dan

sifat resesif adalah 66,67 %, untuk sifat lidah, sifat dominan adalah 66,67

% dan sifat resesif adalah 33,33 %, untuk sifat gigi seri atas, sifat

dominan adalah 33,33 % dan sifat resesif adalah 66,67 %.

Berdasarkan data yang diperoleh, sifat resesif terkadang memiliki

presentase fenotipe yang lebih besar daripada sifat dominan. Sepert i

pada sifat lesung dagu, pada kenyataannya rata-rata orang tidak memiliki

lesung dagu.

3. Sifat Baka Kelas

Jumlah orang dalam 1 kelas yaitu 32 orang dengan hasil analisis

data sebagai berikut. Untuk sifat lesung dagu, sifat dominan adalah 3,125

% dan sifat resesif adalah 96,875 %. Untuk sifat ujung daun telinga, sifat

dominan adalah 68,75 % dan sifat resesif adalah 31,25 %. Untuk sifat ibu

jari tangan, sifat dominan adalah 56,25 % dan sifat resesif adalah 43,75

%. Untuk sifat ruas jari kelingking, sifat dominan adalah 78,125 % dan

sifat resesif adalah 21,875 %. Untuk sifat rambut dahi, sifat dominan

adalah 59,375 % dan sifat resesif adalah 40,625 %. Untuk sifat rambut

pada jari, sifat dominan adalah 96,875 % dan sifat resesif adalah 3,125 %.

Untuk sifat lesung pipi, sifat dominan adalah 12,5 % dan sifat resesif

adalah 87,5 %. Untuk sifat lidah, sifat dominan adalah 68,75 % dan sifat

resesif adalah 31,25 %. Untuk sifat gigi seri atas, sifat dominan adalah

40,625 % dan sifat resesif adalah 59,375 %.

Berdasarkan analisis data yang diperoleh, sifat dominan lebih

banyak dimiliki daripada sifat resesif. Sifat resesif lebih banyak daripada

sifat dominan hanya pada sifat lesung dagu, sifat pada lesung pipi, dan

sifat gigi seri atas yang bercelah. Selebihnya semua sifat yang diamati

menunjukkan lebih banyak dominan yang dimiliki.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa perbandingan fenotipe dan genotipe akan berbeda-beda

pada setiap sampel. Meskipun ada sifat baka yang resesif misalnya saja lesung

pada dagu, akan tetapi dalam populasi tersebut telah terbentuk galur murni dan

terjadi perkawinan antara parental dominan dengan resesif sehingga yang

terjadi adalah sifat dominanlah yang paling banyak dijumpai.

B. Saran

1. Adapun saran untuk praktikan atau mahasiswa adalah lebih teliti lagi dalam

mengerjakan analisis data sehingga tidak terjadi kesalahan dalam

perhitungan.

2. Kepada asisten, diharapkan apabila memberikan tugas kepada praktikan,

kiranya tugas tersebut diapresiasi, dan sekiranya ketika mendampingi

praktikan dalam praktikum di laboratorium, juga menggunakan baju lab.

3. Kepada laboratorium, sudah bagus dalam menyediakan alat dan semoga

kedepannya lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Campbell. 2008. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 1 (Terjemahan). Jakarta: Erlangga. Elvita, Azmi. 2008. Genetika Dasar. Pekanbaru: Faculty of Medicine

Universitas Riau.

Nugraha, Zaenuri Sabta. 2008. Genetika Dasar. Jakarta: Kedokteran UII. Supriyanta. 2004. Bahan Ajar Dasar-Dasar Genetika. Yogyakarta: Jurusan

Budidaya Pertanian FP UGM.

Hamka, 2015. Penuntun Praktikum Biologi Umum. Makassar: Jurusan Biologi FMIPA UNM.

LAMPIRAN

JURNAL 1

JURNAL 2

LAMPIRAN

PERTANYAAN

Berapa nilai frekuensi gen dominan dan resesif dalam kelas Anda?

Jawab :

Untuk sifat lesung dagu, sifat dominan adalah 3,125 % dan sifat resesif

adalah 96,875 %. Untuk sifat ujung daun telinga, sifat dominan adalah 68,75 %

dan sifat resesif adalah 31,25 %. Untuk sifat ibu jari tangan, sifat dominan adalah

56,25 % dan sifat resesif adalah 43,75 %. Untuk sifat ruas jari kelingking, sifat

dominan adalah 78,125 % dan sifat resesif adalah 21,875 %. Untuk sifat rambut

dahi, sifat dominan adalah 59,375 % dan sifat resesif adalah 40,625 %. Untuk sifat

rambut pada jari, sifat dominan adalah 96,875 % dan sifat resesif adalah 3,125 %.

Untuk sifat lesung pipi, sifat dominan adalah 12,5 % dan sifat resesif adalah 87,5

%. Untuk sifat lidah, sifat dominan adalah 68,75 % dan sifat resesif adalah 31,25

%. Untuk sifat gigi seri atas, sifat dominan adalah 40,625 % dan sifat resesif

adalah 59,375 %.

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan lengkap praktikum Biologi Dasar dengan judul “Pengamatan

Mikroskopis”, yang disusun oleh:

Nama : Serly

NIM : 1516041010

Kelas : Pendidikan IPA reguler

Kelompok : I (Satu)

Telah diperiksa oleh asisten dan koordinator asisten, maka laporan ini dinyatakan

diterima.

Makassar, Desember 2015

Koordinator Asisten, Asisten,

Mangngemba Dg Paropo Muh. Yusran Nur Arief, S.Pd

NIM: 1114040057

Mengetahui,

Dosen Penanggung Jawab

Drs. H. Hamka L, MSi

NIP: 19621231 198702 1 005