Upload
nurul-angreliany
View
327
Download
4
Embed Size (px)
Citation preview
MANAJEMEN REKAYASA
Manajemen Konstruksi
Materi ke 2
By Iin Arianti
Pendahulauan
Pemahaman tentang konstruksi dapat dibagi
menjadi dua kelompok, yaitu teknologi
konstruksi (construction technology) dan
manajemen konstruksi (construction
management). Kedua hal itu saling terkait dan
bersinergi sehingga akan meningkatkan
efektifitas dan efisiensi dalam pengelolaan
proyek.
Teknologi konstruksi (construction technology)
mempelajari metode atau teknik yang
digunakan untuk mewujudkan bangunan fisik
dalam lokasi proyek.
Technology berasal dari kata techno dan logic
yang diartikan sebagai urutan dari setiap
langkah kegiatan (prosedur) sedangkan techno
adalah cara yang harus digunakan secara logic
Manajemen konstruksi adalah bagaimana
sumberdaya yang terlibat dalam proyek
konstruksi dapat diaplikasikan oleh manejer
proyek secara tepat. Sumberdaya dalam proyek
konstruksi meliputi 5M.
TUJUAN MANAJEMEN REKAYASA
Tujuan manajemen rekayasa pada umumnya
dipandang sebagai pencapaian suatu sasaran
tunggal dan yang terdefinisikan dengan jelas.
Dalam rekayasa sipil, pencapaian sasaran itu
saja tidak cukup, karena banyak sasaran
penting lain yang juga harus dicapai. Sasaran
ini dikenal sebagai sasaran sekunder dan
bersifat kendala (constraint).
Kendala-kendala yang selalu terlibat dalam
proyek-proyek rekayasa sipil biasanya
berhubungan dengan persyaratan kinerja,
waktu penyelesaian, batasan biaya, mutu dan
kualitas pekerjaan, dan keselamatan kerja.
Pelaksana proyek konstruksi berorientasi padapenyelesaian proyek sedemikian rupa, sehinggajumlah sumber daya yang digunakan dalampelaksanaan proyek ada pada posisi minimum.
Aspek penting ini dapat dicapai melaluipenggunaan teknik manajemen yang baik, yangmencakup:
Pembentukan situasi, di mana keputusan yangmantap dapat diambil pada tingkat manajemenyang paling rendah dan didelegasikan kepadamereka yang mampu.
Memotivasi orang-orang untuk memberikan yangterbaik dalam batas kemampuannya denganmenerapkan hubungan manusiawi.
Pembentukan semangat kerjasama kelompok
dalam organisasi sehingga fungsi organisasi
dapat berjalan secara utuh.
Penyediaan fasilitas yang memungkinkan
orang-orang yang terlibat dalam proyek
meningkatkan kemampuannya dan cakupan
kemampuannya.
FUNGSI MANAJEMEN REKAYASAMenurut Ervianto (2002), Manajemen pengelolaan setiap proyek rekayasasipil meliputi delapan fungsi dasar manajemen, Setiap fungsi merupakantahap yang harus dipenuhi, jadi tidak mungkin salah satu dari fungsitersebut ditinggalkan. Pengelolaan proyek akan berhasil baik jika semuafungsi manajemen dijalankan secara efektif. Hal ini dicapai dengan caramenyediakan sumber daya yang dibutuhkan dan menyediakan kondisi yangtepat sehingga memungkinkan orang-orang melaksanakan tugasnyamasing-masing. Adapun delapan fungsi dasar manajemen tersebut adalahsebagai berikut:
Penetapan tujuan (goal setting)
Perencanaan (planning)
Pengorganisasian (organizing)
Pengisian staf (staffing)
Pengarahan (directing)
Pengawasan (supervising)
Pengendalian (controlling)
Koordinasi (coordinating).
Delapan fungsi dasar manajemen tersebut dapatdikelompokkan lagi menjadi tiga kelompok kegiatan:
Kegiatan Perencanaan:
Penetapan tujuan (goal setting)
Perencanaan (planning)
Pengorganisasian (organizing).
Kegiatan Pelaksanaan:
Pengisian staf (staffing)
Pengarahan (directing).
Kegiatan Pengendalian:
Pengawasan (supervising)
Pengendalian (controlling)
Koordinasi (coordinating).
PENETAPAN TUJUAN (GOAL SETTING)
Tahap yang harus ditentukan terlebih dahuluadalah menetapkan tujuan utama yang akandicapai. Dalam menetapkan tujuan utama ituharus diingat beberapa hal sebagai berikut:
Tujuan yang ditetapkan harus realistis, artinyabahwa tujuan tersebut memungkinkan untukdicapai.
Tujuan yang ditetapkan harus spesifik, artinyatujuannya jelas.
Tujuan yang ditetapkan harus terukur, artinyatujuan tersebut memiliki ukuran keberhasilan.
Tujuan yang ditetapkan terbatas waktu artinyauntuk mencapai tujuan ada durasi pencapaiannya
PERENCANAAN (PLANNING)
Setiap proyek konstruksi selalu dimulai denganproses perencanaan. Agar proses ini berjalandengan baik, maka harus ditentukan dahulusasaran utamanya.
Perencanaan sebaiknya mencakup penentuanberbagai cara yang memungkinkan. Setelahitu, baru menentukan salah satu cara yangtepat dengan mempertimbangkan semuakendala yang mungkin timbul.
Perkiraan jenis dan jumlah sumber daya yang
dibutuhkan dalam suatu proyek konstruksi
menjadi sangat penting untuk mencapai keber-
hasilan proyek sesuai dengan tujuannya.
Kontribusi sumber daya dalam perencanaan
memungkinkan perumusan suatu rencana
atau beberapa rencana yang akan memberi
gambaran secara menyeluruh tentang metode
konstruksi yang digunakan dalam mencapai
tujuan.
Teknik-teknik perencanaan yang tersedia, yang
memungkinkan untuk membantu para
perencana mengelola kegiatannya, antara lain
ialah perencanaan jalur kritis (Crithical Path
Method). Sering kali penggunaan teknik-teknik
ini dapat membantu perencana untuk
melakukan fungsi berikutnya seperti fungsi
pengendalian (control).
Perencanaan dapat didefinisikan sebagai
peramalan masa yang akan datang dan
perumusan kegiatan-kegiatan yang akan
dilakukan untuk mencapai tujuan yang
ditetapkan berdasarkan peramalan tersebut.
Bentuk dari perencanaan dapat berupa:
perencanaan prosedur, perencanaan metode
kerja, perencanaan standar pengukuran hasil,
perencanaan anggaran biaya, perencanaan
program (rencana kegiatan beserta jadwal).
PENGORGANISASIAN (ORGANIZING)
Kegiatan ini bertujuan melakukan pengaturan
dan pengelompokan kegiatan proyek
konstruksi agar kinerja yang dihasilkan sesuai
dengan yang diharapkan.
Tahap ini menjadi sangat penting karena jika
terjadi ketidaktepatan pengaturan dan
pengelompokan kegiatan, bisa berakibat
langsung terhadap tujuan proyek.
Pengelompokan kegiatan dapat dilakukan
dengan cara menyusun jenis kegiatan dari
yang terbesar hingga yang terkecil
Penyusunan ini disebut dengan Work
Breakdown Structure (WBS). Kemudian
dilanjutkan dengan menetapkan pihak yang
nantinya bertanggung jawab terhadap
pelaksanaan pekerjaan tersebut. Proses ini
disebut Organization Breakdown Structure
(OBS).
PENGISIAN STAF (STAFFING)
Tahap ini merupakan tahap awal dalamperencanaan personel yang akan ditunjuksebagai pengelola pelaksanaan proyek.
Sukses tidaknya proyek sangat ditentukan olehkecermatan dan ketepatan dalammemposisikan seseorang pada keahliannya.Ketepatan personel pada posisinya bukanberarti menjamin suksesnya sebuah proyek,karena harus dipertimbangkan dahuluketepatan waktu dari personel untukmenduduki jabatan sesuai keahliannya.
Definisi dari pengisian staf adalah pengerahan,
penempatan, pelatihan, dan pengembangan
tenaga kerja dengan tujuan dihasilkan kondisi
personel yang tepat (right people), tepat posisi
(right position) dan waktu yang tepat (right
time).
PENGARAHAN (DIRECTING)
Tahap pengarahan dapat didefinisikan sebagai
kegiatan mobilisasi sumber-sumber daya yang
dimiliki agar dapat bergerak secara satu-
kesatuan sesuai rencana yang telah dibuat;
termasuk di dalamnya melakukan motivasi dan
koordinasi terhadap seluruh stafhya.
Tahap ini merupakan tindak lanjut dari tahapsebelumnya. Jika tahap penempatan staf telahdilakukan dengan tepat, maka tim harus diberitanda-tanda atau penjelasan tentang lingkuppekerjaan serta kapan pekerjaan itu harus dimulaidan harus diselesaikan. Ibarat mesin mobil, seluruhrangkaian telah tersusun sesuai dengan tempatnya,namun kerja dari rnesin tersebut tetap tergantungpada sopir, kapan ia menginjak kopling, memindahgigi persneling, menginjak gas, menginjak rem, danseterusnya. Dalam organisasi proyek, kepala proyekdapat diibaratkan sebagai sopir.
Tugas utama kepala proyek adalah memberikanperintah kepada stafhya untuk melakukan kegiatantertentu yang dapat dilakukan dalam waktuberurutan atau bersamaan.
PENGAWASAN (SUPERVISING)
Pengawasan dapat didefinisikan sebagaiinteraksi langsung antara individu-individudalam organisasi untuk mencapai kinerjadalam tujuan organisasi.
Proses ini berlangsung secara kontinu dariwaktu ke waktu guna mendapatkan keyakinanbahwa pelaksanaan kegiatan sesuai denganprosedur yang ditetapkan untuk mencapai hasilyang diinginkan.
Dalam kenyataannya, kegiatan ini dilakukan olehpihak pelaksana konstruksi dan pihak pemilikproyek. Pengawasan yang dilakukan olehpelaksana konstruksi bertujuan untukmendapatkan hasil yang telah ditetapkan olehpemilik proyek sedangkan pengawasan olehpemilik bertujuan untuk memperoleh keyakinanbahwa apa yang akan diterimanya sesuai denganapa yang dikehendaki. Parameter hasilpelaksanaan kegiatan dituangkan dalamspesifikasi.
PENGENDALIAN (CONTROLLING)
Pengendalian adalah proses penetapan apayang telah dicapai, evaluasi kinerja, danlangkah perbaikan bila diperlukan.
Proses ini dapat dilakukan jika sebelumnyatelah ada kegiatan perencanaan, karenaesensi pengendalian adalah membandingkanapa yang seharusnya terjadi dengan apa yangtelah terjadi. Variansi dari kedua kegiatan itumencerminkan potret diri dari proyek tersebut.
Instrumen pengendalian yang biasa digunakandalam proyek konstruksi adalah dibentuknyadiagram batang beserta kurva "S".
Pembuatan kurva "S" dilakukan pada tahapawal sebelum proyek dimulai denganmenerapkan asumsi-asumsi sehinggadihasilkan rencana kegiatan yang rasional dansewajar mungkin. Instrumen ini nantinyadigunakan sebagai pedoman apa yangseharusnya terjadi dalam proyek konstruksi.
Pemantauan kegiatan yang telah terjadi dilapangan harus dilakukan dari waktu ke waktu.Selanjutnya dilakukan pembandingan antara apayang seharusnya terjadi dengan apa yang telahterjadi. Jika realisasi prestasi kegiatan melebihidari prestasi rencana, maka dikatakan bahwaproyek dalam keadaan lebih cepat (up-schedule)atau maju . Akan tetapi, apabila terjadi hal yangsebaliknya, maka dikatakan bahwa proyekterlambat (behind schedule) atau mundur. Yangdiharapkan dari pengelola proyek konstruksitentunya proyek selesai lebih cepat.
KOORDINASI (COORDINATING)
Pemantauan prestasi kegiatan pengendalianakan digunakan sebagai bahan untukmelakukan langkah perbaikan, baik proyekdalam kedaan terlambat atau lebih cepat.Semua permasalahan dalam proyek harusdiselesaikan bersama antara pihak-pihak yangterlibat dalam proyek konstruksi sehinggadiperlukan agenda acara yangmempertemukan semua unsur. Kegiatan inidinamakan langkah koordinasi.
Koordinasi dilakukan pada waktu tertentu, umumnya satuminggu sekali. Akan tetapi, tidak menutup kemungkinanuntuk dilakukan lebih sering (tergantung dari urgensinya).Koordinasi dapat dilakukan secara internal maupuneksternal.
Koordinasi internal dilakukan untuk mengevaluasi diriterhadap kinerja yang telah dilakukan, terutama kinerjastaf dalam organisasi itu sendiri, sedangkan koordinasieksternal adalah proses evaluasi kinerja pihak-pihak yangterlibat dalam proyek konstruksi (kontraktor, konsultan,dan pemilik proyek).
Koordinasi eksternal umumnya digunakan untukmenyelesaikan masalah-masalah yang timbul selamaproses konstruksi terjadi, hal ini menjadi sangat pentingkarena kelancaran pelaksanaan kegiatan sangattergantung dari pemilik proyek terutama dalampengambilan keputusan yang sifatnya mendesak.
SUMBER-SUMBER MANAJEMEN
Dalam manajemen sumber daya 5 M yangmerupakan input dalam proses konstruksi yakni:
a. Man Sumber Daya Manusia
b. Money /Uang
c. Material Bahan Bangunan
d. Machine / Mesin (Peralatan)
e. Method/ Metode
Kelima hal diatas diolah melalui manajemen yaknidirencanakan, diorganisasikan, dilaksanakan dandikontrol dengan suatu sistem. Setiap manajerlapangan atau (site manajer) harus mendasarkanpola menjalankan tugasnya.
1. MAN SUMBER DAYA MANUSIA
Adalah semua jasa manusia yang bekerja
untuk organisasi. Mulai dari tenaga manusia
sebagai pemimpin, staf pelaksana sampai
tenaga pembantu. Manusia merupakan aset
yang penting dalam suatu manajemen untuk
mencapai tujuannya. Untuk mencapai tujuan
ini manusia melakukan berbagai cara, salah
satunya membuat organisasi untuk
mempermudah dalam penanganan proyek.
2. MONEY /UANG
Bahan, peralatan serta tenaga kerja dapat jugadinilai dengan uang. Adanya sumber dana inilahyang mengakibatkan kegiatan manjemen dapatdilakukan sesuai dengan perencanaan, makapendanaan yang akan dianggarkan harus di aturpenggunaannya, salah satu caranya adalahdengan melakukan pembukuan aliran dana, untukmengontrol uang perlu ditangani oleh seorangsehingga pertanggungjawaban nantinya dapatdicari apabila suatu hal terjadi kejanggalan padakeuangan proyek.
B. MATERIAL / BAHAN BANGUNAN
Material merupakan bahan bangunan yangdibutuhkan dalam semua tahapan pelaksanaanpekerjaan konstruksi. Perencanaan material dandistribusi logistik seperti rencana awal harus diperiksaoleh manajemen proyek secara periodik setiap tigabulan. Hal demikian perlu untuk meyakinkan apakahsemua material yang tersedia cukup bagi pekerjaansesuai dengan rencana untuk bulan yangbersangkutan. Semua material yang diperlukan harusdisiapkan dan didatangkan tepat pada waktunya,karena keterlambatan penyediaan material dapatberpengaruh pada proses kelancaran konstruksi.Dengan demikian sudah dapat diketahui dua bulansebelumnya apabila tidak tersedia material tersebut.
C. MACHINE/PERALATAN
Pemberian tugas ada juga meyediakan ataumengadakan sedikit dari sebagian besarperalatan konstruksi. Pengendalian dalampenggunaannya, menyewakan kepada kontraktor,catatan pembukuan, servis dan pemeliharaan,merupakan kegiatan dibawah koordinasimanajemen konstruksi
Untuk menyusun perencanaan peralatan, stafperencanaan kantor pusat harus mempelajari alatberat yang dipakai pada saat perencanaankonstruksi
Sekaligus cara pemasangannya, pengunaanalat ini diarahkan untuk dapat menghasilkanproduk seoptimal mungkin. Kegiatan-kegiatanmengenai peralatan, yaitu :
1) Pemeliharaan dan Perbaikan
a) Tersedianya suku cadang yang siap pakai.
b) Dipenuhinya jadwal-jadwal pemeliharaan yangsudah ditetapkan.
c) Adanya kesadaran bahwa pemeliharaanyang baik akan memperpanjang umurperalatan.
2) Pengoperasian
a) Adanya peralatan yang tepat untuk jenis
pekerjaan.
b) Jangan dipaksakan melakukan pekerjaan
dengan alat yang bukan untuknya.
c) Adanya kompetensi alat (jumlah, tipe dan
kapasitas )
d) Kondisi peralatan yang baik menjamin
produktifitas yang diinginkan serta mutu
produk yang ditetapkan.
5. METHOD /METODE
Metode adalah cara atau sistematis kerja yang digunakandalam setiap proses manajemen untuk melakukan kegiatan-kegiatan dalam mewujudkan seluruh perencanaan menjadisuatu bangunan fisik.
Perencanaan suatu kegiatan konstruksi tidak lepas darikelima unsur manajemen diatas. Apabila salah satu darilima unsur tersebut tidak berjalan dengan baik, maka unsur-unsur yang lain akan ikut terganggu, karena unsur yang satutergantung dengan unsur yang lainnya.
Dalam mendapatkan atau mencapai suatu hasil yangoptimal harus diperlukan proses pemikiran-pemikiran yangberdasarkan perkiraan dan perhitungan yang matang dalammemamfaatkan sumber daya.
SEKIAN