27
Perencanaan Access dan Core Jaringan EVDO Zaki Abdurrasyid / Teknik Telekomunikasi

Perencanaan Jaringan Akses dan Core

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Perencanaan Jaringan Akses dan Core

Perencanaan Access dan Core

Jaringan EVDOZaki Abdurrasyid / Teknik Telekomunikasi

Page 2: Perencanaan Jaringan Akses dan Core

Tujuan Perancangan Jaringan

• Menjamin seluruh area terjangkau sinyalCoverage

• Menjamin daya sinyal mampu menembus bangunan dan kendaraan

Building/Vehicle Penetration

• Menjamin seluruh Kebutuhan bandwidth pelanggan tercukupiTraffic/Capacity

• Melakukan pengaturan waktu dan logistik hingga jaringan siap digunakanSchedule

• Menjamin kualitas layanan jaringan sehingga terhindar dari drop call dllPerformance

• Memastikan ROI (Return of Investment) yang baik kepada investorEconomics

Page 3: Perencanaan Jaringan Akses dan Core

Tahapan Perancangan Jaringan

Tahap Kasar

Meliputi penentuan jumlah BTS berdasarkan coverage dan

capacity, dilakukan

untuk menilai kelayakan

bisnis

Tahap Menengah

Apabila bisnis dinilai layak dan feasible,

dilakukan perencanaan

time frame yang

diperlukan sampai

jaringan siap dioperasikan

Tahap Detil

Meliputi perencanaan teknis seperti

penentuan tinggi antena, daya pancar

dsb

Page 4: Perencanaan Jaringan Akses dan Core

Perancangan Jaringan Akses (1)

• Output utama dari perancangan ini adalah

penentuan jumlah BS dan penempatannya

• Dalam melakukan perancangan jaringan

akses, dilakukan 2 buah metoda

dimensioning, yakni dengan

memperhitungkan coverage BS dan

kapasitas BS

Page 5: Perencanaan Jaringan Akses dan Core

Perancangan Jaringan Akses (2)

No Metoda Input Meliputi Output

1 Coverage BS

Data Wilayah (Urban,

SubUrban, Open Area)Luas, Ketinggian, Obstacle

Jumlah

BS

Link Budget

Model Propagasi, Parameter

Sistem Pemancar, Penerima,

dan Kanal

2 Kapasitas BS

Bandwidth total yang

dibutuhkan

Jumlah Penduduk Potensial

(Urban, Sub-Urban), Peak

Hour, Jatah Bandwidth/User

Kapasitas 1 BSTotal kapasitas yang mampu

ditangani oleh sebuah BS

Page 6: Perencanaan Jaringan Akses dan Core

Contoh-Contoh Model Propagasi

Sui Model

• Digunakan untuk frekuensi diatas 1900 MHz

• Terdapat 3 area berbeda; Terrain A,B ,dan C

Okumura-Hatta Model

• Frekuensi Hingga 2000 MHz

• Pembagian wilayah urban dan sub urban

Walfisch-Ikegami Model

• Frekuensi diatas 2000 MHz

Ericsson Model

• Digunakan untuk frekeunsi hingga 1900 Mhz

Page 7: Perencanaan Jaringan Akses dan Core

Dimensioning Coverage

Pada metoda ini, area akan dibagi menjadi 3 bagian; yaitu rural, urban, dan sub urban

Selanjutnya, dengan menggunakan link budget dan analisa model propagasi

didapatkan Coverage sel. Selanjutnya dengan menggunakan persamaan

diatas, akan diperoleh jumlah BS yang dibutuhkan untuk mengcover area tersebut.

Luas _ WilayahJumlah _ BS

Coverage _1_ BS

Contoh pembagian area

Page 8: Perencanaan Jaringan Akses dan Core

Dimensioning Kapasitas BS: Pendekatan Trafik

Volume

• Jam sibuk diasumsikanmembawa 15% trafik harian

• Rata2 beban pada Busy hour sebesar 50%.

• Hasil kalkulasi menunjukkantotal site throughput perbulanadalah 4600 GB.

• Untuk menawarkan layanandengan volume 5 GB per pelanggan per bulan, jumlahpelanggan persite yang terlayani adalah 920.

Page 9: Perencanaan Jaringan Akses dan Core

Dimensioning Kapasitas BS: Pendekatan Data

Rate

• Target : 1 Mbps per pelanggan

• Karena hanya adabeberapa pelanggan sajayang melakukan download secara bersamaan, makakita dapat menggunakansuatu overbooking factor (OBF) . Sebagai contohOBF : 20.

• Artinya bahwa pada kondisijam sibuk, laju data per pelanggan adalah 50 kbps.

• Jumlah pelanggan per site 1050.

Page 10: Perencanaan Jaringan Akses dan Core

Perancangan Jaringan Core (Inti)

• Output utama dari perancangan jaringan

ini adalah Pemilihan topologi backhaul,

teknologi transport network dan

Penempatan Simpul Core Network.

Page 11: Perencanaan Jaringan Akses dan Core

Topologi Jaringan

Ring

• Simple, cheap, high reliability

• Biggest delay

Star

• Simple, cheap, centralized, delay less than Ring

• Hub down, network cannot work

Fully Mesh

• Smallest delay

• Very expensive

Page 12: Perencanaan Jaringan Akses dan Core

Teknologi Transport Network

• Alternatif teknologi transport yang bisa

digunakan untuk penyediaan konektivitas pada

simpul core network pada lapis fisik dan data

link adalah sbb :

– Dedicated Private Line

– ATM virtual circuit

– Frame relayed PVC

– VPN

– MPLS

– Carrier Ethernet

Page 13: Perencanaan Jaringan Akses dan Core

Analisis Tekno-Ekonomi (2)

CAPEX

• CAPEX terdiri dari biaya yang dikeluarkan untuk perangkat, instalasi, property dan lainnyayang diperlukan untuk mendirikanjaringan serta mempunya manfaatyang lebih dari satu periodeakutansi.

Revenue

• Revenue adalah pendapatan yang diterima oleh perusahaan daripengguna layanan.

OPEX

• Biaya OPEX adalah biaya yang dikeluarkan rutin dalam satuperiode.

Cashflow

• Cashflow adalah perhitunganpemasukan dan pengeluaran padasetiap tahunnya berdasarkanCAPEX, OPEX

Page 14: Perencanaan Jaringan Akses dan Core

Analisis Tekno-Ekonomi (2)

Setelah memperhitungkan keempat hal diatas, dapat ditentukan kapan bisnis ini

mencapai BEP (Break Event Point) dengan persamaan NPV (Nett Present Value)

Selanjutnya dapat dicari IRR (Internal Rate of Return) untuk menentukan kelayakan

bisnis dengan persamaan

Apabila IRR<0 maka bisnis tidak layak dilakukan, dan sebaliknya jika IRR>0 maka

bisnis layak dilakukan

Page 15: Perencanaan Jaringan Akses dan Core

Contoh Perancangan Jaringan: Perancangan

Jaringan LTE Kota Jakarta

Akan dilakukan perancangan jaringan

LTE di kota Jakarta dengan data

sebagai berikut;

WIlayah Luas

Urban 358,41 km2

Sub Urban 286,91 km2

Jumlah Penduduk 9.583.247 Jiwa

Peta Area Jakarta

Page 16: Perencanaan Jaringan Akses dan Core

Dimensioning dengan Coverage BS (1)

Contoh Parameter Link Budget yang Digunakan

Urban Sub-Urban

Page 17: Perencanaan Jaringan Akses dan Core

Dimensioning Coverage BS (2)

Selanjutnya dengan memasukan parameter link budget pada slide sebelumnya ke

model propagasi yang dipilih (dalam Hal ini okumura-hatta dan Erceg) diperoleh;

Hasil Perhitungan coverage sel

Urban

Sub-Urban

Page 18: Perencanaan Jaringan Akses dan Core

Dimensioning Coverage BS (3)

Dengan hasil yang diperoleh pada slide sebelumnya, diperoleh;

Page 19: Perencanaan Jaringan Akses dan Core

Dimensioning Kapasitas (1)

Page 20: Perencanaan Jaringan Akses dan Core

Dimensioning Kapasitas (2)

Page 21: Perencanaan Jaringan Akses dan Core

Dimensioning Kapasitas (3)

Page 22: Perencanaan Jaringan Akses dan Core

Dimensioning Kapasitas (4)

Page 23: Perencanaan Jaringan Akses dan Core

Perancangan Jaringan LTE Kota Jakarta

Selanjutnya karena kebutuhan BS dari

dimensioning kapasitas lebih besar

dibanding

coverage, maka jumlah BS yang dipilih

adalah jumlah BS dari dimensioning

kapasitas yakni sebesar 450 BS untuk

area urban, dan 124 BS untuk sub

urban. Gambar di samping adalah

rancangan penempatan BS sesuai

dengan perhitungan yang diperoleh

pada dimensioning kapasitas.

Penempatan BS area Jakarta

Page 24: Perencanaan Jaringan Akses dan Core

Perancangan Jaringan LTE Kota Jakarta

Berikutnya, dilakukan penempatan

jaringan backhaul yang akan

menghubungkan BS-BS dengan EPC di

area Jakarta.

Penempatan jaringan backhaul area Jakarta

Page 25: Perencanaan Jaringan Akses dan Core

Perancangan Jaringan LTE Kota Jakarta

Selanjutnya dihitung EPC yang

dibutuhkan dengan persamaan berikut;

Penempatan jaringan backhaul area Jakarta

Dengan penempatan

Page 26: Perencanaan Jaringan Akses dan Core

Analisis Tekno-Ekonomi

Contoh Grafik dan Tabel NPV

Berdasarkan grafik di samping, dapat

diamati bahwa bisnis ini akan

mencapai BEP saat tahun ke 3.

Nilai IRR yang diperoleh pun >0

sehingga dapat dikatakan bisnis ini

layak untuk dilakukan

Page 27: Perencanaan Jaringan Akses dan Core

Daftar Pustaka

• Joko S. “Network Planning and Dimensioning”.

Slide Presentasi. Bandung.

• EVDO Engineering and Planning Bakrie Telecom

Training Center. “Perencanaan Akses dan Core

Jaringan EVDO”. Slide Presentasi. Jakarta.

• Aginsa, Bagus F.“Perancangan Jaringan LTE di

DKI Jakarta dengan Menggunakan DUAL BAND:

2,6 GHz &700 MHz”. Bandung. 2013

• Noman Shabbir, Comparison of Propagation

Models for LTE Network, IJNGN, 2011